Sabtu, 06 Maret 2010

multiwajah TERORISME

Besar Kecil Normal
Teroris di Aceh, Diduga Kelompok Noor Din M. Top
SABTU, 06 MARET 2010 | 20:27 WIB
Besar Kecil Normal
Noor Din M. Top

TEMPO Interaktif, Jakarta -Jaringan teroris di Aceh Besar, diduga kelompok Noor Din M. Top. Pengamat terorisme Dyno Cressbon mengatakan mereka bukan anggota Gerakan Aceh Merdeka.

Kelompok ini merupakan peleburan dari Republik Islam Aceh yang berdiri pada 1970 dengan Negara Islam Indonesia (NII) nonteritorial yang berbasis di Filipina Selatan. Kedua kelompok ini bersatu di Aceh pada 1995.

Sebelumnya, kelompok ini merupakan pengikut Hambali, mantan pemimpin militer Jemaah Islamiyah. Namun sejak Hambali ditangkap di Thailand pada 2003 lalu, mereka bergabung dengan Noordin M Top. Tapi poros yang mereka ikuti adalah Imam Samudra.

Menurut Dyno, yang mengindikasikan kelompok teroris ini merupakan pengikut Imam Samudra adalah pimpinan mereka, ajengan Jaja yang berasal dari Banten, “Sama seperti Imam Samudra,” kata Dyno saat dihubungi, Minggu (6/3).

Kelompok ini merupakan buruan lama polisi. Meski mereka berdiri di Aceh, mereka sempat melakukan latihan militer di beberpa tempat, seperti di Ambon pada 2002, Poso pada 2002, Riau, Medan, Jawa Tengah, Pandeglang, dan di Pulau Seram, Maluku pada 2004. “Untuk di Aceh sendiri, kelompok ini sudah mengadakan empat kali pelatihan. Total lulusannya sekitar 200 orang yang tersebar di Aceh, Medan, dan Riau,” kata Dyno.

Teroris di Aceh Besar ini juga pernah terlibat kasus peledakan bom Natal pada tahun 2000, bom Bali II pada 2005, dan bom di Kedutaan Besar Australia pada 2004. Menurut dia, mereka mendapat pasokan senjata dari Filipina Selatan dan Thailand Selatan. “Akses senjata ini didapat karena pemimpin mereka, ajengan Jaja tinggal di Kepulauan Zolo, Filipina Selatan,” ujarnya.

Saat ini, mereka melakukan kegiatannya tidak seperti pola yang dilakukan Noordin yang menggunakan bom bunuh diri. Melainkan mengadopsi cara-cara yang dilakukan Abu Sayaf, yakni melakukan kekerasan dengan penculikan, perampokan, atau pun perompakan seperti di Cina Selatan.

Pengungkapan jaringan teroris Aceh besar ini terjadi pada 23 Februari lalu lalu saat Kepolisian Resor Aceh Besar terlibat kontak tembak dengan satu kelompok bersenjata di Pegunungan Jalin, sekitar 20 kilometer dari Jantho, Aceh Besar. Sejak saat itu, terjadi satu kali lagi baku tembak di Desa Bayu, Kecamatan Seulimum, Aceh Besar. Pada baku tembak di Kecamatan Seulimum, sepuluh orang polisi tertembak. Satu orang, Brigadir Satu Boas Woasiri tewas dalam baku tembak itu.

CORNILA DESYANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar