Minggu, 31 Oktober 2010

merapi dan Solo

Kawah Baru Merapi Volumenya 1,6 Juta Meter Kubik
Kamis, 11 November 2010 | 04:06 WIB


TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Yogayakarta - Gunung Merapi sudah membentuk kawah baru dengan volume 1,6 juta meter kubik. Kecepatan pertumbuhan kawah di Merapi tersebut sebesar 48 meter kubik per detik. Sementara kandungan gas S02 (sulfur dioksida) juga masih sangat tinggi yakni 180 kilo ton perhari.

Dua data ini diperoleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMB) Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono, dari beberapa tenaga ahli asal Perancis dan Inggis yang datang ke Indonesia untuk memantau Gunung Merapi. Lantaran alat pemantau tidak berfungsi karena tertutup mendung, maka Surono meminta agar Merapi difoto satelit.

Hasil ini rupanya mengejutkan seorang ahli dari Inggris. Pertumbuhan kawah yang begitu cepat dan kandungan gas yang tinggi dinilai membahayakan. “Itu yang membuat takut kawan saya dari Cambrigde, SO2-nya kok begini naiknya dari 40, 80, sampai 180 kilo ton perhari. Itu bahaya,” kata Surono usai jumpa pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Rabu malam, (10/11).

Surono mengakui, kandungan SO2 pada tanggal 1 November lalu, masih dibawah angka 100. Dengan demikian, jika hasilnya 180 kilo liter perhari, maka jumlahnya besar. Jika kandungan gas masih tinggi, maka praktis letusan yang akan dihasilkan lebih hebat. Itu pula yang terjadi pada letusan Merapi pada 26 Oktober dan 4 November lalu.

Surono tak menampik jika gas ini juga akan mempengaruhi tekanan magma yang membuat letusan besar. “Mudah-mudahan, tidak kebumpet lagi, dan lancar. Kalau dampak gempa tektonik quisera sera kita lihat saja nanti,” ujarnya.

Data melalui satelit itu rupanya membuat takut ahli dari Inggris itu. Meski sudah meyakinkan bahwa letusan aman dalam radius 20 kilometer, rupanya si ahli tetap mengungsi ke Semarang. “Ia ngumpet dulu ke Semarang. Kalau rasa aman saya nggak punya, kalau aman saya punya di kantor ini. Tetapi ternyata dia masih deg-degan,” ujar Surono sembari tertawa lebar. Si ahli mengatakan akan ke Yogyakarta lagi jika kandungan SO2 turun di angka yang normal. Meski begitu, mereka tetap memberikan informasi hari per hari melalui telepon.



BERNADA RURIT

Senin, 08/11/2010 18:40 WIB
Merapi Meletus
Kiprah Marinir, dari Mengevakuasi Korban, Memasak hingga Mengasuh Anak foto
Parwito - detikNews


Magelang - Bencana letusan Gunung Merapi menyatukan banyak pihak untuk saling membantu. Tak terkecuali para prajurit Marinir TNI AL. Mereka turut berjibaku memberikan bantuan. Mulai dari mengevakusi korban dari wilayah rawan bencana, memasak hingga mengasuh anak-anak di tenda-tenda pengungsian.

Setidaknya hal itu terlihat di barak pengungsian Lapangan Tembak Akademi Militer (Akmil), Desa Plempungan, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di tempat itu ratusan anggota pasukan elit TNI AL itu sigap dengan tugasnya masing-masing.

Ada yang sibuk hilir mudik melakukan penjemputan atau evakuasi korban dari berbagai tempat berbahaya. Mereka membawa korban selamat ke pengungsian. Bagi korban luka atau meninggal dibawa ke tempat khusus lainnya.

Sementara yang lainnya, sibuk memasak di dapur umum. Mereka meracik sejumlah bahan makanan menjadi makanan siap saji bagi para ribuan pengungsi.

"Wah baru tahu saya, ternyata tentara bisa masak," ujar Siti Umairoh (40), salah satu pengungsi dari Desa Keiren, Kecamatan Srumbung kepada detikcom. Sudah tiga hari ini dia berada di barak pengungsian itu.

Di bagian lainnya, para anggota Marinir terlihat asyik bercanda dengan sejumlah bocah. Ada saja ulah dan perkataan mereka yang membuat anak-anak itu tertawa. Kesan tegas atau garang seorang prajurit militer serasa tidak berbekas.

"Aku senang banget main bola sama bapak tentara," ujar Andri Sulistiyo (11), asal Desa Ngargosuko, Kecamatan Dukun.

Pakai Hati dan Kemanusiaan

Wakil Komandan (Wadan) Satgas Penanggulangan Bencana Merapi Korps Marinir TNI-AL, Mayor Marinir Idha Muhamad Basri menyatakan, pihaknya menerjunkan 450 personel untuk membantu para korban letusan Merapi. Mereka yang ditugaskan memang diminta untuk mengedepankan hati nurani dan perasaan kemanusiaan dalam menjalankan tugas.

"Terbaik untuk rakyat adalah terbaik untuk kita. Dan itu semua harus dilakukan dari hati ke hati," ungkap Basri.

450 Personel Marinir itu diterjunkan di wilayah Magelang dan Klaten. Mereka bertugas mengendalikan penduduk, mencari korban, serta melakukan kegiatan sosial lainnya, seperti pengadaan barak pengungsi, pengobatan pengungsi, distribusi logistik, serta penyiapan dapur umum.

"Pesan saya kepada anggota, rebutlah hati rakyatmu yang sedang kesusahan dengan hatimu sendiri yang juga sebagai rakyat," tutur Basri.

(djo/djo)
Awan Panas Merapi Masih Keluar Beruntun
Letusan Merapi yang diiringi gemuruh masih terjadi dan terlihat asap setinggi 3-4 km.
Senin, 8 November 2010, 08:23 WIB
Arry Anggadha
MERAPI MELETUS LAGI (AP Photo/Gembong Nusantara)


VIVAnews - Gunung Merapi masih menunjukkan aktivitasnya sejak meletus hebat pekan lalu. Pagi ini, Merapi masih mengeluarkan awan panas dan guguran lava pijar secara beruntun.

Berdasarkan laporan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak Senin 8 November 2010, pukul 00.00-06.00 WIB guguran dan awan panas itu terus terjadi secara beruntun.

Sementara itu, letusan juga kerap terjadi. Pengamat Gunung Merapi dari Ketep melaporkan, terlihat asap setinggi 1 kilometer dan menimbulkan suara gemuruh keras. Di Ketep terjadi hujan abu dengan arah angin ke barat dan barat laut.

Pengamat dari Klaten melaporkan, terlihat kolom setinggi 3-4 km, tekanan kuat, warna abu-abu muda dengan arah condong ke barat daya, diiringi suara gemuruh yang keras. Aliran awan panas teramati mengalir ke Kali Gendol dan Kali Woro.

Badan ini juga melaporkan, hingga saat ini berdasarkan hasil pemantauan instrumentasi dan visual menunjukkan aktivitas Gunung Merapi pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya Gunung Merapi dapat berupa awan panas dan lahar. Wilayah yang aman bagi para pengungsi adalah di luar radius 20 km dari puncak Merapi.

Saat ini, endapan material hasil erupsi di sepanjang alur sungai yang berhulu di puncak Merapi semakin besar. Endapan tersebut berpotensi menjadi lahar, apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. (art)
• VIVAnews

Warga Tak Resah Soal Ramalan 1 Kliwon
Senin, 8 November 2010 - 05:10 wib

Misbahol Munir - Okezone


YOGYAKARTA - Prediksi akan terjadinya letusan Gunung Merapi yang lebih dahsyat, santer dibicarakan oleh sebagian warga Yogyakarta.

Letusan tersebut diprediksi akan tejadi pada tanggal 8 November 2010 atau bertepatan dengan tanggal 1 Kliwon penanggalan Jawa. Sebagaimana diketahui ramalan ini sempat ramai menjadi gunjingan pembicaraan masyarakat.

Apalagi isu tersebut juga ramai disiarkan oleh beberapa stasiun televisi. Namun, hingga kini masyarakat tidak terlalu panik dengan ramalan tersebut. Menurut salah satu warga Banguntapan, Bantul, Edwin Ristianto, warga sempat panik dengan menyebarnya pesan singkat (SMS) dan siaran telivisi yang menyebutkan akan terjadi letusan yang lebih dahsyat.

"Warga sempat panik dengan siaran TV dan SMS yang menyebar, bahwa bakal terjadi letusan lebih besar," ungkap Edwin kepada Okezone, Senin, (8/11/2010).

Kata Edwin, ramalan tersebut bisa saja terjadi. Menurut ramalan itu, akan terjadi letusan lebih besar bertepatan dengan 1 Kliwon atau pada malam bulan purnama. Sebab dalam teori ilmiah terjadinya ombak besar atau badai laut pada tanggal 1 Kliwon atau bulan purnama dikarenakan medan magnet bumi tersebut tersedot oleh medan magnet bulan.

"Tanggal 8 November yang bertepatan dengan satu Kliwon atau bulan baru atau lebih tepatnya bulan purnama. Ketika purnama, kalau prediksi ilmiahnya ada kemungkinan Merapi kesedot oleh magnet bulan," kata dia.

Kendati demikian, warga saat ini sudah mulai kondusif dan tidak mengalami kepanikan. "Warga tidak begitu panik akibat pemberitaan di sejumlah media TV dan pesan singkat yang menyebar luas di kalangan masyarakat," kisahnya.

Edwin mengakui, sebagian besar warga memang masih percaya dengan ramalan tersebut. "Sebagian warga masih percaya dengan hal tersebut dan warga masih ramai membicarakannya. Namun, tidak menunjukkan keresahan," pungkasnya.(ram)
Relawan Merapi, Pengabdian hingga Akhir Hayat
Headline
inilah.com/Wirasatria
Oleh: Irfan Fikri
Nasional - Senin, 8 November 2010 | 04:13 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Lima orang tim relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) tewas diterjang awan panas. Mereka bertahan sampai detik terakhir menjaga rumah warga dan gudang logistik dari penjarahan.

Slamet Ngatiran relawan pertama yang tewas saat Merapi pertama kali 26 Oktober 2010. Slamet relawan terlatih warga asli Glagaharjo, Cangkringan Sleman dan masih kerabat dengan mbah Maridjan.

Slamet meninggalkan seorang istri dan satu orang anak.Andi Hanindito Komandan Tagana bercerita, kalau istri slamet nampak tegar saat mendengar suaminya meninggal saat tugas. "Anaknya juga harus tahu. Kalau bapaknya meninggal saat menunaikan tugas mulia," ucap Andi.

Empat orang lainnya tewas saat merapi erupsi pada Jumat (6/11/2010). Supriyadi dan Jupriyanto belum ditemukan jenazahnya. Sedangkan Ariyanto, Samiyo sudah dimakamkan Minggu siang.

"Sebetulnya saya sudah melarang, karena kondisi lapangan yang tidak terprediksi. Namun rasa solidaritas mereka sangat tinggi, akhirnya mereka tetap ke atas," kata Andi seperti dilansir dari siaran tvOne, Minggu petang kemarin.

Alasan mereka ke atas adalah untuk menjaga gudang logistik warga. Serta menjaga rumah warga sekaligus mengevakuasi warga yang masih terjebak di atas. Mengingat saat itu erupsi Merapi terjadi tengah malam secara tiba-tiba.

Empat orang ini memang sangat mengerti kondisi Merapi, karena tumbuh dan besar di kaki gunung Merapi di Cangkringan, Sleman. Mereka terlatih menjadi relawan sejak Merapi "batuk" pada 2006 silam.

Namun tiba-tiba awan panas datang menerjang. Tak dikira kecepatan awan langsung megarah ke lokasi meraka. Dua orang terjebak di dalam gudang logisik, dua orang lainnya tidak ketahuan, karena sedang keliling mencari korban Merapi.

Diduga kedua korban ini tertimbun debu vulkanik. Namun teman-teman mereka tak putus asa untuk mencari dua jenazah. "Kita akan terus berusaha. Siapa tahu dengan mukjizat tuhan, siapa tahu mereka selamat," harap Andi.

Andi mengatakan, saat ini ada sekitar 1.800 relawan yang tersebar di Boyolali, Sleman, Magelang untuk membantu korban Merapi. Tak terkikis sehelai pun semangat mereka meski lima rekan mereka tewas. Tetap semangat Kawan! [hid]

Minggu, 07/11/2010 22:42 WIB
Detik-detik Saat 4 Relawan Tagana Tewas Terkena Wedhus Gembel
Irwan Nugroho - detikNews
Jakarta - "Keempat orang ini anak-anak Glagaharjo. Mereka mempunyai motivasi yang sama
untuk menyelamatkan para pengungsi di desanya. Kinerjanya bagus sekali. Tapi
Tuhan berkehendak lain. Kami merasa sangat kehilangan."

Itulah kesan yang disampaikan oleh Komandan relawan Taruna Siaga Bencana
(Tagana) Andi Anindito, terhadap 4 relawan Tagana yang gugur saat bertugas di Gunung Merapi. Dua jenazah, Ariatno dan Samiyo, kini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta. Sedangkan dua lainnya, Supriyadi dan Supriyanto, masih terkubur material panas Gunung Merapi sedalam 3 meter.

"Keluarga sudah meminta agar segera ditemukan. Tapi bagaimana lagi. Jenazah
tertimbun 3 meter oleh material merapi. Lagi pula material itu masih sangat
panas," kata Andi ketika dihubungi detikcom, Minggu (7/11/2010).

Andi menceritakan, pada saat terjadi letusan terdahsyat Merapi pada Kamis 4 November 2010 hingga Jumat keesokan harinya, keempat relawan itu berjaga di dusunnya, Glagaharjo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Lokasi itu berjarak sekitar 12 Km dari puncak Merapi.

Supriyadi dan Supriyanto menjaga gudang logistik bantuan. Sementara Ariatno dan Samiyo berjaga di tempat lain, namun masih berada di wilayah Glagaharjo.

Ketika Merapi menunjukkan tanda-tanda memburuk pada Jumat pukul 01.00 WIB,
Supriyadi dan Supriyanto mendengar adanya sejumlah penduduk yang terancam oleh awan panas. Di sisi lain, keduanya harus menjaga logistik pengungsi.

"Namun, mereka tetap mendekati para pengungsi dan membujuk turun. Akhirnya malah nggak selamat," ucapnya.

Sebelum wedhus gembel turun menggulung, menurut Andi, Supriyadi dan Supriyanto sempat menelepon posko yang berada di bawah. Komandan lapangan saat itu meminta agar keduanya segera turun dan menyelamatkan diri. Namun, mereka memilih untuk menjemput para pengungsi.

Begitu pula dengan Ariatno dan Samiyo. Kedua relawan ini tetap bertahan untuk mengevakuasi warga meski wedhus gembel kian dekat. Mereka sebenarnya menunggu kendaraan susulan yang akan melarikannya ke tempat aman, namun terlambat.

Menurut Andi, keempat relawan yang meninggal itu adalah orang-orang terakhir
yang berada di zona bahaya ketika Merapi meletus. Sebagai warga setempat, mereka mempunyai tingkat emosional dan rasa pengorbanan yang besar bagi para warga Glagaharjo.

Sebagai relawan, mereka tidak hanya mengenal peta Gunung Merapi secara detil. Mereka memiliki kompetensi untuk penanggulangan bencana. Setiap anggota tim Tagana juga dibekali dengan latihan, rencana aksi, dan kemampuan untuk tanggap darurat.

"Tapi situasi seperti kemarin memang tidak kita duga sebelumnya. Sangat cepat. Semua orang tidak mengira," tutupnya.

(irw/nwk)
Relawan Tagana yang Hilang Sempat Miscall
Headline
inilah.com/Wirasatria
Oleh: Irfan Fikri
Nasional - Senin, 8 November 2010 | 00:47 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Dua orang relawan yang hilang dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) sampai saat ini belum ditemukan. Diduga keduanya tertimbum debu vulkanik setinggi 3 meter dan sempat mengirim miscall.

Komandan tim Tagana Andi Hanindito menjelaskan, sampai saat ini pihaknya masih mencari dua anggotanya yang hilang, yaitu Supriyadi dan Jupriyanto yang bertugas menjaga gudang logistik di Glagaharjo, Cangkringan Sleman.

"Salah satu dari mereka sempat miscall ke teman-teman yang ada di bawah. Namun seperskian detik ketika akan ditelepon kembali langsung tidak aktif," ujar Andi, seperti dilansir dari siaran tvOne Minggu petang. Diduga keduanya langsung diterjang wedhus gembel dengan cepat sekali dan di luar perkiraan.

Kejadian ini terjadi pada Jumat (5/11/2010). Setelah salat jumat tim penyelamat mengirim empat relawan untuk menjaga logistik di gudang. Mereka adalah Ariyanto, Samiyo, Supriyadi Juprianto.

Keempat orang adalah warga asli Glagaharjo Cangkringan, Sleman. Terlatih menjadi tim relawan dan sangat mengerti medan Merapi, terutama sejak Merapi erupsi pada 2006 lalu. "Dua orang bertugas di dalam gudang ditemukan jenazahnya. Namun dua orang menyisir lokasi sulit. Kabarnya mereka sempat lari dan menyelamatkan diri, namun diduga tidak mencapai titik aman," ucap Andi. Tim Tegana Senin hari ini akan tetap mencari dua rekannya yang hilang.

Andi menjelaskan, sebelumnya ada relawan yang tewas, yaitu Slamet Ngatiran. Dia adalah korban pertama saat letusan 26 Oktober 2010 lalu. Berbarengan dengan Mbah Maridjan meninggal, Slamet juga masih kerabat dari mbah Maridjan. [hid]
Jumat, 05/11/2010 20:09 WIB
Mbah Rono: Mbah Maridjan Meninggal Bukan karena Awan Panas
Febrina Ayu Scottiati - detikNews




Jakarta - Banyak yang meyakini kalau Mbah Maridjan juru kunci Gunung Merapi meninggal dunia karena terkena awan panas. Tapi Kepala Mitigasi Bencana dan Vulkanologi Surono atau akrab disapa Mbah Rono punya penilaian lain.

"Mbah Maridjan enggak langsung kena awan panas," kata Mbah Rono di RS Sardjito, Yogyakarta, Jumat (5/11/2010).

Dia menjelaskan, Mbah Maridjan hanya terkena pinggiran awan panas, meski demikian panasnya mencapai 300 derajat celcius.

"Cuma pinggiran udara panas, awan panas waktu itu 800 derajat. Mbah Maridjan kena pinggiran suhunya 300 derajat," terangnya.

Dia melanjutkan, tentu bila melihat suhu setinggi itu, makhluk hidup pun tidak akan mungkin bertahan, termasuk Mbah Maridjan.

"Siapa yang bisa hidup sama suhu 300 derajat. Jadi sebelum awan panas datang ya menyingkir dahulu," tutupnya.

Mbah Maridjan ditemukan dengan luka bakar sambil bersujud menghadap ke selatan di dapur rumahnya di Kinahrejo, Cangkringan pada 26 Oktober pagi. Rumah Mbah Maridjan hanya berjarak 4 Km dari Merapi.

(ndr/gah)
*
01 November 2010
Sujud Terakhir Gareng Kinahrejo

Selasa, 17.02
Pusat Vulkanologi mencatat: Merapi mengeluarkan awan panas 9 menit.

Di Kinahrejo: Mbah Maridjan bercengkerama dengan keluarganya di rumah.

Mbah Maridjan telah bertekad tak akan pergi, apa pun kondisi Gunung Merapi. Ia tak mau mengecewakan tamu yang datang ke rumahnya di Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. "Lha, saya di sini kerasan," kata juru kunci Merapi itu kepada Tempo, yang bertamu Senin pekan lalu.

Jumat pekan sebelumnya, Maridjan pergi ke Bandung. Besannya, mertua anak nomor empat, meninggal di sana. Ditinggal tiga hari hingga Ahad, tetamu terus datang. Rumahnya memang selalu ramai, terutama oleh para pendaki gunung.

17.18
Merapi menyemburkan awan panas 4 menit.

Empat mobil, satu di antaranya bertulisan "Perusahaan Listrik Negara", tiba di rumah Mbah Maridjan. Agus Wiyarto, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bantul, datang. Ia tiba bersama Tutur Priyanto, relawan Palang Merah Indonesia, dan wartawan Yuniawan Wahyu Nugroho.

Kepada Tempo, sehari sebelumnya, Maridjan menggambarkan pribadinya. "Kulo niki Gareng, wong cacat. Yen ngomong clemang-clemong, wong cilik tur goblok," katanya. Ia mengibaratkan dirinya Gareng, salah satu punakawan dalam pewayangan, yang digambarkan cacat dan suka bicara ceplas-ceplos. Pria 83 tahun ini ditunjuk Keraton Yogyakarta menjadi juru kunci Merapi pada 1982, ia bergelar Mas Penewu Surakso Hargo. Ketika ditemui, ia bercelana pendek hitam, berkemeja batik hijau, berpeci hitam. Ia banyak berkelakar.

Selasa sore itu, Merapi semakin bergejolak. Mbah Maridjan tak beranjak.

17.23
Merapi menghamburkan lagi awan panas 5 menit.

Mbah Maridjan masih menerima tamu. Langit di ufuk barat merah bara.

17.30
Merapi memuntahkan awan panas 2 menit.

Asih, putra Mbah Maridjan, menyerukan azan magrib lewat pengeras suara masjid di samping rumah.

17.37:
Merapi mengeluarkan awan panas 2 menit.

Asih memimpin salat. Baru mengancik rakaat pertama, sirene meraung-raung. Tamu Mbah Maridjan dan keluarganya dievakuasi dengan dua mobil ke Umbulharjo, sekitar dua kilometer dari Kinahrejo. Maridjan bertahan.

17.42
Merapi mengeluarkan awan panas besar 33 menit.

Tutur Priyanto dan Yuniawan balik lagi buat menjemput Mbah Maridjan.

18.00
Merapi menggemuruh hingga 45 menit.

Tak ada kabar dari Kinahrejo. Dari pos Umbulharjo, Agus Wiyarto menelepon Tutur tapi tak dijawab.

18.16
Merapi menyemburkan awan panas 38 menit.

Tetap tak ada kabar dari Kinahrejo.

18.54
Awan panas Merapi reda.

Mbah Maridjan belum diketahui nasibnya.

Cemas menyergap. Anggota tim penyelamat yang kebanyakan mengenal Mbah Maridjan khawatir pada keselamatannya.�Setelah aksi Merapi mereda, 20 anggota tim berangkat menuju Kinahrejo. Sekitar 800 meter dari tujuan, rombongan tak bisa masuk. Banyak pohon tumbang melintang. Mereka meminta bantuan posko SAR di Gondang, satu kilometer dari situ, untuk membawakan gergaji mesin. "Setelah jalan terbuka, kami bergerak," kata Ferry Ardyanto, anggota tim SAR.

Baru jalan beberapa meter, tim menemukan satu jenazah pria. Tim bergerak lagi dan menemukan dua orang selamat. Satu di antaranya mereka kenali: Udi Sutrisno, adik Mbah Maridjan. Ia akhirnya meninggal di rumah sakit karena luka bakar parah. Bergerak beberapa meter lagi, mereka menemukan pria renta selamat. Tim terus bergerak di jalan menanjak. Di perempatan jalan sebelum rumah Mbah Maridjan, mereka menemukan tiga mayat.

Mereka naik. Di situ bertemu dua orang yang masih hidup. Dari tempat itu, terdengar suara, "Tulung..., tulung...." Ternyata seorang perempuan yang seluruh bajunya terbakar, kulitnya melepuh. Mereka terus bergerak. Di satu rumah yang hancur, tim menjumpai, ya Tuhan..., jasad seorang ibu muda dalam posisi menyusui bayi yang baru berusia 35 hari. Dua makhluk tak bernyawa. Kelabu oleh debu. Di rumah itu, tim juga menemukan suami wanita itu ikut tewas. Juga orang tua dan kakek si perempuan.

Di depan pekarangan rumah Mbah Maridjan, anggota tim SAR, Martono Arbi Wibisono, mengucap salam dengan histeris. "Assalamualaikum," teriaknya berulang-ulang. Martono menangis. Ia terenyuh menyaksikan rumah si Mbah hancur. Pria 46 tahun ini mengenal sang juru kunci sejak remaja, ketika menjadi pencinta alam. "Hati saya bicara, Mbah sudah wafat," katanya. Tapi ia segera bisa menguasai diri.

Sebelum turun ke rumah Mbah Maridjan, yang lebih rendah dari jalan, tim dibagi jadi dua kelompok. Satu kelompok dipimpin Capung Indrawan, bertugas menyisir masjid di depan rumah. Mereka ingat letusan 2006, Mbah sedang di masjid. Ternyata ia tak ditemukan di sana. Perpustakaan masjid juga kosong.

Mereka menemukan jenazah Sarno Utomo, yang biasa menyerukan azan, dan Slamet Adi, adiknya. Mereka tinggal tak jauh dari masjid. Menurut Asih, anak Mbah Maridjan, Sarno dan Slamet, menjadi anggota jemaahnya pada petang itu. "Mereka tak terangkut karena mobil sudah penuh," katanya.

Satu kelompok lagi dipimpin Martono menyisir rumah. Tiba di halaman, mereka menemukan mayat di belakang mobil Suzuki APV. Mesin mobil tetap hidup, semua pintunya terbuka. Mayat ini langsung mereka kenali sebagai Yuniawan, sang wartawan. Di sebelah jenazah ada tas, di dalamnya tiket pesawat Sriwijaya Air Jakarta-Yogya atas namanya. Dalam tiket tertera, ia tiba dari Jakarta pukul 13.30 siang harinya.

Menurut Agus Wiyarto, sebelum terbang ke Yogya, Yuniawan menghubunginya. Wartawan itu minta tumpangan untuk berangkat bareng ke Kinahrejo. Rupanya, pesawat Yuniawan telat. Baru sekitar pukul empat sore tiba. Agus dan Yuniawan bertemu di Jalan Kaliurang, Yogyakarta, utara kampus Universitas Gadjah Mada. Agus, Tutur, dan Yuniawan berangkat bersama ke Kinahrejo.

Tim menemukan lagi dua mayat di dalam rumah Mbah Maridjan. Satu di antaranya Tutur, relawan PMI. Tutur punya pengalaman menjadi relawan ketika tsunami Aceh, gempa Yogya, dan gempa Padang. Ketika tim sedang berusaha keras mencari Mbah Maridjan, Asih tiba. Ia tak kuasa menahan tangis melihat rumah yang ia tinggali bersama ayah, ibu, juga anak dan istrinya sudah tak berbentuk. Mbah Maridjan belum diketahui nasibnya.

Asih mengatakan Selasa malam itu sebenarnya ingin menyampaikan titipan Keraton Yogyakarta agar Mbah Maridjan menyembelih kambing hitam. Buat melengkapi sesaji, ia diminta menyediakan kelapa, pisang, dan bunga tiga warna. Hingga di depan rumah, Asih kelu. Ia berpikir, ayahnya sudah meninggal.

Larut malam, tim menghentikan pencarian. Mereka bekerja lagi Rabu subuh. Rumah Mbah Maridjan ditelusuri kembali. Sebagian anggota tim melakukan penyisiran di sekitar rumah. Tiba-tiba Martono berteriak. Ia memanggil semua anggota tim mendekat. Ia berdiri dekat kamar 5 x 3 meter di belakang dapur. Menurut Asih, kamar ini dibangun beberapa tahun lalu, agar jika anak-cucu berkumpul tak kekurangan ruang tidur.

Di kamar itu jenazah dalam posisi sujud, menghadap selatan-arah pusat Kota Yogyakarta. Jenazahnya tertutup rangka rumah dan batang pinus yang menimpa tembok kamar. Pecahan asbes dan abu membuat badannya memutih. Pintu kamar masih berdiri. Martono mengenalinya sebagai Mbah Maridjan dari tengkuk dan kepalanya. Setelah semua penghalang disingkirkan, tim membersihkan abu yang menempel di jenazah. Syahadat, salawat, dan tahlil digumamkan. Setelah bersih, jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta. "Saya lihat telapak tangannya masih halus utuh karena menempel ke lantai," kata Martono.

Keganasan awan panas Merapi malam itu merenggut 36 nyawa, termasuk Mbah Maridjan. Awan panas 600 derajat Celsius membakar tubuh mereka. Petaka pada Selasa malam itu juga membuat sejumlah dusun yang semula rimbun menjadi mirip padang pasir, tandus terbakar. Awan panas-penduduk sekitar menyebutnya wedhus gembel atau domba-merusak Desa Umbulharjo dan Kepuharjo. Belum ada identifikasi pasti jumlah rumah rusak, hewan ternak mati, dan harta benda lain yang ludes.

Sabtu dinihari pekan lalu, gunung yang tingginya hampir 3.000 meter ini masih beraksi. Gunung teraktif di dunia itu menyemburkan awan panas, abu, dan menimbulkan suara gemuruh. Kota Yogyakarta dan sekitarnya dilanda hujan abu.

Sehari sebelumnya, awan panas menyembur kembali hingga tiga kali. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandrio mengatakan bahwa krisis baru berakhir jika sudah terbentuk kubah baru disertai muntahnya lava pijar. "Ancaman Merapi masih serius," katanya.

Merapi mulai menggeliat sejak September lalu. Gemuruh dari perutnya makin kerap terdengar. Status awas atau "kritis hampir meletus" ditetapkan tiga hari sebelum semburan yang menewaskan Mbah Maridjan dan 35 orang lainnya.

Kini Mbah Maridjan menghuni "rumah" barunya di pemakaman Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Sang Gareng dikuburkan, Kamis pekan lalu, persis di sebelah barat pusara kakeknya. "Nyuwun donganipun, mugi Mbah dipun tampi Gusti Allah, nggih," kata Ponirah, istrinya.

Sunudyantoro, M. Syaifullah, Pito Agustin Rudiana (Yogyakarta)


Solo Hujan Abu
Laporan wartawan KOMPAS.com Kristianto Purnomo
Minggu, 31 Oktober 2010 | 19:45 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO



KLATEN, KOMPAS.com - Erupsi Gunung Merapi yang terjadi sore ini (Minggu, 31/10/2010) mengakibatkan hujan abu yang bisa dirasakan hingga di Kota Solo. Hal ini dipantau dari komunikasi handy talkie pos pemantauan visual Gunung Merapi, Balerante, Klaten, Jawa Tengah.

Menurut relawan pemantauan visual Gunung Merapi Balerante, Agus, munculnya awan panas skala besar dipicu longsornya dua kubah lava di kepundan Gunung Merapi.

Pasca letusan hebat Gunung Merapi listrik di kawasan Kaliurang pun padam.
Surono, si Penjaga "Asli" Merapi
Kamis, 04 November 2010 | 12:45 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta - Suaranya bariton. Pembawannya tenang. Gaya bicara lugas. Rambutnya beruban. Itulah Surono. Sosok yang sepekan terakhir ini identik dengan Gunung Merapi.

Pernyataannya selalu menjadi rujukan siapapun. Keakuratan informasi yang diberikan ini membuat dia menjadi buruan para wartawan. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat mengunjungi pengungsi Rabu (03/11), tak mau meramalkan sampai kapan pengungsi harus bertahan di barak pengungsian.

“Kalau saya ditanya, kapan masyarakat bisa pulang, saya bilang kalau yang menentukan adalah Pak Surono (Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana),” kata SBY di posko utama Pakem usai menerima paparan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Hamengku Buwono X dan Surono, Rabu (3/11).“Saya pun patuh dan tunduk pada Pak Surono.”

Surono memang menjadi figur central dikala gunung berapi bergejolak. Surono bukan Maridjan. Surono selalu memegang data-data ilmiah sedangkan Maridjan hanya mempercayai pada "kepercayaan". Surono ditunjuk pemerintah, Maridjan pilihan keraton.

Karenanya, sejak status Merapi dinyatakan awas, Surono memang tak pernah bisa tidur nyenyak. Sama seperti Merapi yang terus meletup-letup.

Kepada Tempo ia bercerita, lima hari sebelum Merapi meluncurkan wedhus gembel saat itu dirinya berada di Menado. "Pada tanggal 21 Oktober itu saya langsung meluncur ke Yogya," ujarnya.

Saat itulah detik demi detik ia amati sendiri gejolak yang terjadi di Gunung Merapi. "Apa berani menyuruh orang lain mengetik?" katanya, Kamis (04/11). "Untuk status awas semuanya saya ketik dewe (sendiri), saya telepon sendiri bupatinya."

Siapa Surono? Lahir di Cilacap, 8 Juli 1955 pria ini menyelesaikan S1-nya dari Institut Teknologi Bandung (1982). Pada 1989 ia kemudian melanjutkan S2 Bidang Geofisika di Universitas Grenoble, Prancis dan melanjutkan S3 Bidang Geofisika di universitas yang sama pada 1992.

Sebelum mencapai posisi puncak di dunia Vulkanologi, bapak dua anak ini, memang merintis karir di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Departemen ESDM.

Di Kementerian ESDM, awalnya Surono menjadi staf Divisi Pengamatan Gunung Api di PVMBG sejak 1982 hingga akhirnya dipercaya menjadi Kepala PVMBG mulai 2006.

Keahliannya tentang kegunungapian dikontonginya dari berbagai lembaga dunia. Seperti dari Unesco (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan USGS (sebuah lembaga Survei Geologi AS). Begitu pun tulisan-tulisannya tentang kegunungapian.

BERNADA RURIT | FAJAR WH | EVAN

Biodata:
Nama: Surono
Lahir: Cilacap, Jawa Tengah, 8 Juli 1955
Istri: Sri Surahmani (46)
Anak:
1. Amy Rahmawati (28)
2. Bestri Aprilia (21)
Pendidikan:
- S-1 Institut Teknologi Bandung,
Jurusan Fisika (1982)
- S-2 dan S-3 Université Joseph Furier, Gronable, Perancis, Programe Mechanique Mileux Geophysique et Enveronment
(1986-1992)
Pekerjaan:
- Bekerja di lingkungan PVMBG (dulu Direktorat Vulkanologi) Departemen ESDM sejak 1982.
- Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana Geologi (2003)- Kepala PVMBG (2006)

Arti Posisi Sujud sebagai Pesan Mbah Maridjan
Headline
beritajatim.com
Oleh: Irvan Ali Fauzi
Nasional - Rabu, 27 Oktober 2010 | 16:01 WIB


INLAH.COM, Jakarta- Menurut mantan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi, posisi sujud Mbah Maridjan saat wafat mengandung pesan terakhir Mbah Maridjan.

"Mbah Maridjan menyerahkan diri kepada Allah dalam keadaan sujud, seakan memberitahu kita bahwa hanya sujud kepada Allah yang bisa dan harus kita siapkan menghadapi segalanya, karena tak mungkin melalui rekayasa kita," ujar Hasyim kepada INILAH.COM, Rabu (27/10/2010).

Dengan wafatnya Mbah Maridjan yang juga pengurus NU itu, Hasyim teringat pesan juru kunci Gunung Merapi itu saat ditemui pada 2006 yang dia sampaikan dalam bahasa Jawa. "Panjenengan sak konco poro piageng, kedah 'temen lan sak temene' mugi ndonyane tenterem. (Anda dan para pembesar harus benar dan bertindak sebenarnya agar alam tenteram)," kata Hasyim mengenang.

Hasyim kemudian mengenang sewaktu Mbah Maridjan mengucapkan itu saat Hasyim berkunjung ke rumahnya. "Beliau sangat sederhana. Karena beliau Ketua Ranting NU desa setempat, saya memberi beliau jaket bertuliskan NU, serta seperangkat alat salat dan beliau sangat gembira," kenang Hasyim lagi.

Mbah Maridjan memang dikenal sebagai orang yang sangat sederhana. "Bahkan rumahnya pun baru diperbaiki setelah beliau jadi bintang iklan jamu kuku bima dan itupun digunakan membangun masjid," kata Hasyim yang juga pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok itu.[nic]

Minggu, 24 Oktober 2010

mahasiswa dan BUKAN mahasiswa

Rivalitas Mahasiswa Usai Datangi Istana

inilah.com/Agung Rajasa
Oleh : Ahluwalia
Nasional - Minggu, 24 Oktober 2010 | 21:13 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Rivalitas politik antar mahasiswa BEM Nusantara versus BEM Seluruh Indonesia (SI) mencuat usai demo 20 Oktober. Sejumlah elit mahasiswa telah bertemu Presiden SBY di Istana. Isyarat kompromisme, dekadensi politik ataukah pragmatisme sesaat?

Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara menduga ada oknum atas nama gerakan mahasiswa yang melakukan deal melalui pertemuan antara mahasiswa dengan Presiden SBY kemarin.

Memang, santer kabar beredar bahwa di tengah memanasnya tensi politik nasional memperingati satu tahun Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, beberapa aktivis mahasiswa justru menghadap Presiden SBY. Padahal, kekuatan mahasiswa adalah kekuatan moral, bukan political power untuk deal dan transaksi.

"Deal deal kalangan elite BEM SI lakukan di Istana dan sudah jelas mereka tidak merepresentasikan BEM Nusantara karena hanya hadir dua ketua BEM sedangkan yang tiga lainnya bukan Ketua BEM serta demisioner atau tidak menjabat lagi," beber Koordinator Nasional Fernando di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, kemarin.

Para analis dan cendekiawan menyayangkan pemerintah tidak tanggap melihat kejanggalan ini. BEM Nusantara, menganggap bahwa pemerintah telah melakukan 'grand design' untuk mengadu domba dalam ranah konflik horizontal yang berarti memecah belah gerakan mahasiswa.

Realitas ini jelas sungsang dan tipikal perselingkuhan politik selain tentu saja sangat bertentangan dengan moralitas mahasiswa. "BEM Nusantara masih mempunyai perasaan sebagai agent of change dan konsisten dalam menjalankan fungsi sosial kontrol," kata Fernando.

Presiden menerima para aktivis mahasiswa BEM SI itu Jumat (22/10) sekitar pukul 17.00 WIB, didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan Menpora Andi Mallarangeng.

Mereka adalah Presiden Mahasiswa Trisakti Atma Winata, Mantan Presma UKI Tomohon Sulut Albert Hama, Ketua BEM Universitas Cendrawasih Papua Thomas Warijo dan Ketua BEM FISIP Universitas Cendrawasih Alberto Mansawan.

Para aktivis mahasiswa itu diterima langsung dan menjabat tangan presiden secara bergantian. Sesaat kemudian, mahasiswa dari beberapa universitas dipersilakan masuk ruang pertemuan.

"Pertemuan mahasiswa dan SBY di istana itu menjadi sarat politis karena demo 20 Oktober belum mengendap sepenuhnya bahkan ada mahasiswa yang tertembak polisi," timpal pengamat politik Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti. [mdr]

Kamis, 21 Oktober 2010

pengurangan pajak @sumbangan wajib keagamaan

Jumat, 22/10/2010 12:04 WIB
Zakat Akhirnya Jadi Pengurang Pajak
Wahyu Daniel - detikFinance


Jakarta -
Pemerintah akhirnya mengeluarkan peraturan yang mengatur zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib, dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak.

Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2010 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 20 Agustus 2010 lalu.

Dalam salinan PP yang dikutip detikFinance, Jumat (22/10/2010), aturan tersebut mulai berlaku sejak 23 Agustus 2010.

Pada aturan tersebut, zakat atau sumbangan keagamaan yang bisa menjadi pengurang pajak adalah zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam. Zakat tersebut harus dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah.

Atau, sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama selain agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama Islam, yang diakui di Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.

Aturan ini menyebutkan, zakat yang dibayarkan ke badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang tidak dibentuk dan disahkan oleh pemerintah, tidak bisa menjadi faktor pengurang penghasilan kena pajak.

Pelaksanaan aturan ini berlaku surut untuk zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib sejak 1 Januari 2009.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan keberatannya mengenai usulan zakat sebagai salah satu unsur pengurang perhitungan pendapatan kena pajak.
(dnl/qom)

Rabu, 20 Oktober 2010

turut BERDUKA

Briptu Hadi Dikenal Tak Pernah Mengeluh
Sabtu, 30 Oktober 2010 - 15:30 wib

Hasan Kurniawan - Okezone

JAKARTA - Briptu Hadi Riyanto, salah seorang polisi yang tewas dalam insiden jatuhnya pesawat milik Polri jenis Skytruck di Nabire, Papua Barat, dikenal sebagai pria yang tak pernah mengeluh.

“Dia orangnya baik dan pendiam. Dia sangat sayang kepada keluarga. Selama menjadi Polisi Udara, dia tidak pernah mengeluh. Semua dijalaninya dengan sabar,” kata Murtini, Ibu Briptu Hadi saat ditemui di Bandara Pondok Cabe, Sabtu (30/10/2010).

Hadi merupakan satu dari lima anggota polisi udara yang tewas saat menyerahkan bantuan Wasior, Papua. Sementara itu, keempat rekannya saat ini juga dimakamkan hari ini di tempat berbeda.

AKP Irwan, Pilot pesawat Skytruck itu langsung bawa pihak keluarga untuk segera dimakamkan di Taman Makam Polisi Berjasa Cikeas, Bogor. Iptu Bayu Dwi dimakamkan di Madiun, Jawa Timur.

Ipda M Amri di Makassar, Sulawesi Selatan. Briptu Hadi Rianto dimakamkan di Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, dan Briptu Syaiful Bahri, dimakamkan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.(kem)

Aksi Heroik Briptu Ade Berakhir Tragis

IST
Oleh :
Jabar - Rabu, 20 Oktober 2010 | 14:34 WIB

INILAH.COM, Cirebon- Malang nian nasib Briptu Ade Suharto Sindu. Aksi heroiknya mengamankan pencuri dari amukan massa berakhir tragis untuknya. Anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Kapetakan Kabupaten Cirebon itu tewas, menjadi tumbal amukan massa yang kesal pada pencuri motor itu.

Peristiwa itu terjadi Selasa (19/10/2010) malam di Desa Grogol, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Ketika itu Ade hendak mengamankan pencuri motor yang tertangkap warga. Ia sempat mengamankan pencuri itu di rumah warga sambil menanti mobil polisi tiba.

Ketika mobil datang, pencuri itupun digiring ke mobil. Namun, saat itu massa mengamuk dan hendak menghakimi pencuri itu. Naluri polisinya langsung tergugah, ia memasang badan agar pencuri itu tidak jadi bulan-bulanan. Ia bahkan merangkul pencuri itu dan melindungi dengan badannya. Warga tetap saja merangsek, memukul pencuri itu, bahkan ada pula yang melempar batu.

Lemparan batu dan pukulan itu rupanya ada mengenai kepala Ade. Akibat luka-luka yang dideritanya, nyawa Ade tidak tertolong walaupun ia sempat dibawa di RS Pertamina Klayan. Pencuri yang belakangan diketahui bernama Ridwan itu juga tewas dihakimi warga. Ia ditenggelamkan di sungai yang ada di dekat tempat kejadian perkara.

Ade kemudian dimakamkan di TPU Ciawi, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Rabu (20/10) pagi. Kepala Polres Cirebon, AKBP Edy Mardianto menyatakan tindakan Ade patut menjadi teladan. Atas jasanya, Edy berjanji akan mengusulkan agar Ade memperoleh penghargaan anumerta berupa kenaikan pangkat satu tingkat. [TJ]
Demo Setahun SBY-Boediono Memakan Korban Jiwa
Kamis, 21 Oktober 2010 - 10:41 wib

K. Yudha Wirakusuma - Okezone

LAMONGAN – Aksi demonstrasi memperingati satu tahun pemerintahan SBY-Boediono menimbulkan korban jiwa. Seorang perwira polisi di Lamongan, Jawa Timur, meninggal dunia karena aksi demo.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, polisi tersebut bernama AKP Slamet Riyadi (51). Dia tewas usai menjaga aksi demonstrasi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Patung Adipura Pantura, Lamongan, Rabu kemarin.

Saat itu, Slamet yang menjabat sebagai Kasubbag Program Anggaran Polres Lamongan kedapatan bersitegang dengan beberapa mahasiswa. Saat itu pula, Slamet mengalami sesak di dadanya.

Melihat kondisi tersebut, Slamet langsung dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah. Sayang, nyawa Slamet tidak bisa tertolong. Perwira itu pun pergi untuk selamanya.

“Dia meninggal,” singkat Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komjen Pol Timur Pradopo saat dikonfirmasi. Namun, dia enggan berbicara lebih jauh soal kasus ini. “Saya kira nanti disampaikan Kadiv Humas,” pungkasnya.
(teb)
Sabtu, 30/10/2010 09:21 WIB
Anggota Kopassus Digigit Pengungsi Merapi
Febrina Ayu Scottiati - detikNews




Sleman - Seorang bintara Kopassus, Serda Dwi Andi, digigit salah seorang pengungsi Gunung Merapi. Padahal Andi berusaha menyelamatkan nyawa pengungsi itu. Bagaimana ceritanya?

"Kemarin jam 12.00 malam, terdengar ledakan dahsyat. Saat itu saya di Pos Telemsari. Saya lari ke bawah sambil menyisir warga," ujar Andi saat ditemui detikcom di Posko Umbulharjo, Sabtu (30/10/2010).

Andi bisa merasakan saat tejadi letusan Merapi, ada sesuatu yang panas terasa di punggungnya. Namun dia terus berlari ke Posko Umbulharjo. Sampai di sana, ternyata ada kabar 2 orang warga masih terjebak di Tengokrejo. Mereka adalah seorang Nenek bernama Widi dan seorang pria bernama Gandung.

"Jadi saya dan beberapa orang lain naik ke atas. Ada juga beberapa alat berat untuk membantu membuka jalan yang tertimpa pohon tumbang," kisahnya.

Sampai di rumah Mbah Widi, Dwi mencoba membujuk nenek itu agar mau turun. Namun wanita berusia 60 tahun itu ngotot tidak mau turun.

"Demi keselamatan saya gendong saja. Tahunya Mbah Widi malah menggigit lengan kiri saya," ujar anggota Grup II Kopassus ini.

Selama dievakuasi dari Tengokrejo ke Posko Umbulharjo, Widi terus menggigit anggota Korp Baret Merah ini. Padahal waktu tempuhnya selama 1 jam. Demi keselamatan sang mbah, Andi mengaku hanya bisa pasrah.

"Ya, demi keselamatan tidak apa-apa," akunya.

(rdf/rdf)

Selasa, 19 Oktober 2010

suli diSe(U)L(I)amatkan

ICW Desak Satgas Selidiki Kasus Sumalindo
JUM'AT, 22 OKTOBER 2010 | 06:26 WIB

PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. TEMPO/Firman Hidayat

TEMPO Interaktif, Jakarta -Indonesia Corruption Watch mendesak Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum memeriksa kembali kasus PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. "Kasus ini merupakan ujian bagi Satgas dalam menyelesaikan kasus yang disebut-sebut terkait dengan kerabat Istana," kata Wakil Koordinator ICW Emerson Yuntho kepada Tempo kemarin.

Polisi menuduh Sumalindo menjadi penadah 3.000 meter kubik kayu hasil pembalakan liar di Kalimantan Timur. Kepolisian menahan Presiden Direktur Sumalindo Amir Sunarko dan wakilnya, David, pada Mei lalu. Tapi kejaksaan kemudian menangguhkan penahanan Amir dan David pada 17 September.

Penelusuran majalah Tempo menemukan adanya keterlibatan kakak ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wijiasih Cahyasasi alias Wiwiek, dalam upaya penangguhan penahanan kedua tersangka. Wiwiek menemui sejumlah pejabat untuk menanyakan penahanan Amir. Kakak sulung Ani Yudhoyono ini mengaku pernah mendatangi Kepala Kepolisian Daerah Inspektur Jenderal Mathius Salempang dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Secara resmi PT Sumalindo juga mengirimkan surat kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan serta Menteri Kehutanan. Bahkan Kantor Menteri Koordinator Politik menggelar rapat koordinasi terbatas pada 8 September lalu. Rapat ini antara lain menyimpulkan penahanan dua bos Sumalindo itu berdampak buruk terhadap iklim investasi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto menyatakan pihaknya tidak pernah memberikan surat jaminan kepada kejaksaan agar menangguhkan penahanan Amir dan David. "Bukan surat jaminan, tapi surat keterangan kinerja Sumalindo," ujar Hadi kepada Tempo kemarin.

Berkaitan dengan surat lain Kementerian Kehutanan Nomor S.921/Vi-SET/2010 kepada Sumalindo, menurut Hadi, surat ini justru menegaskan agar perusahaan itulah yang seharusnya memberikan jaminan penangguhan penahanan, dan bukan Kementerian Kehutanan.

Kendati begitu, Emerson Yuntho menyayangkan langkah Kementerian mengeluarkan surat
kinerja Sumalindo. "Saat itu proses hukum masih berjalan. Apakah Kementerian melakukan hal serupa untuk kasus lain?" ujar dia.

DANANG WIBOWO | EVANA DEWI
18 OKTOBER 2010
Lobi Kayu Lingkar Istana


TAMU itu datang menjelang petang, beberapa hari sebelum bulan puasa lalu. Inspektur Jenderal Mathius Salempang menerimanya di rumah dinas Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, Jalan Sudirman, Balikpapan. "Ia mengenalkan diri sebagai Basuki," kata orang dekat Mathius kepada Tempo.

Mathius biasa menerima tamu di rumah dinasnya. Tapi tamu sore itu sungguh istimewa. Sang tamu mengaku membawa pesan dari lingkaran dekat Istana: dialah Wijiasih Cahyasasi alias Wiwiek, kakak ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kepada Mathius, menurut sumber itu, Basuki meminta "bantuan" agar kasus dugaan pembalakan liar yang menjerat petinggi PT Sumalindo Lestari Jaya "diselesaikan".

Sekitar tiga bulan sebelumnya, Kepolisian Sektor Sebulu, Kutai Kartanegara, menangkap empat pemasok kayu buat Sumalindo. Mereka dituduh mengalirkan kayu ilegal sekitar 3.000 batang di Sungai Mahakam ke penampungan perusahaan itu. Karena pengiriman kayu didasarkan atas perjanjian yang diteken Presiden Direktur Amir Sunarko dan wakilnya, David, dua orang itu pun terseret. Pada Juni lalu, polisi menahan mereka (lihat "Terantuk Meranti di Bawah Air").

Kepada orang-orang dekatnya, Mathius menceritakan, sore itu ia segera berdiri dan mengajak tamunya bersalaman-mengusir secara halus. Ia mengatakan, "Terima kasih, saya akan membicarakannya dengan Kepala Polri." Tamunya menyorongkan kartu nama dan segera berpamitan.

Dua pekan lebih melacak identitas Basuki, Tempo menemukan titik terang, pekan lalu. Ia bukan "pembawa pesan" sembarangan. Pernah menjadi Wakil Presiden A1 Grand Prix Indonesia-balap mobil yang dibuat untuk menyaingi Formula 1-ia kini menjadi perwakilan Syekh Maktoum, juragan tajir asal Uni Emirat Arab. "Saya dari dulu membantu Ibu Wiwiek," kata Basuki, yang menemui Tempo di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Senin pekan lalu.

Basuki mengaku menemui Salempang sekitar 10 menit. Ia menyangkal telah "diusir". Menurut dia, ia buru-buru pulang karena mengejar penerbangan terakhir menuju Jakarta. "Saya mengajukan permohonan penangguhan penahanan Amir dan David kepada Kepala Polda," katanya. "Mereka diperlukan ribuan karyawan karena saat itu menjelang Lebaran."

Menerima Tempo di kantor Sumalindo, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu pekan lalu, Wijiasih pun membenarkan ketika itu memerintahkan Basuki buat menemui Salempang. "Saya ingin tahu duduk masalah yang sebenarnya agar tidak salah persepsi," katanya.

Dimintai konfirmasi, Mathius Salempang mengatakan mendukung penuh langkah anak buahnya. Soal adanya utusan kerabat Istana yang menemui untuk meminta penangguhan penahanan, Mathius tidak membantah. "Memang ada yang datang dan meminta itu," katanya.

Polisi tak menggubris kedatangan utusan Wijiasih. Amir dan David tetap dalam status tahanan. Sumalindo pun menggunakan jalur formal. Oto Hasibuan, kuasa hukum perusahaan itu, mengajukan penangguhan ke Kepolisian Resor Kutai. Kepala Kepolisian Resor Kutai Ajun Komisaris Besar Fadjar Abdillah mengatakan dua kali penasihat hukum Amir dan David mengajukan penangguhan penahanan. "Kami tolak karena kebijakan Polri untuk tidak memberikan penangguhan pada kasus illegal logging," ujarnya.

Angin berubah setelah Kepolisian Kutai Kartanegara menyerahkan berkas perkara ke kejaksaan Negeri Tenggarong, 17 September lalu. Pada hari proses penyerahan, Kejaksaan menyatakan tidak menahan Amir dan David dengan alasan sakit. "Ini alasan kemanusiaan," kata Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Tenggarong, Suroto. Amir dan David pun melenggang.

Empat hari setelah itu, Sumalindo menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa di Hotel Manhattan, Jakarta. Rapat tetap mendudukkan Amir dan David di posisi semula. Presiden Komisaris Ambran Sunarko mengundurkan diri. Lalu muncullah tokoh yang dianggap banyak membantu pembebasan Amir: Wijiasih Cahyasasi alias Wiwiek.
Lobi Kayu Lingkar Istana (2)


DUA pekan sebelum mengirim utusan menemui Mathius Salempang, Wiwiek sendiri yang mendatangi Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Pertemuan dilakukan di rumah dinas Kepala Kepolisian, Jalan Pattimura, Jakarta Selatan. "Ibu protes ke Kepala Polri, mengapa kasus kecil ini dipersoalkan sedemikian rupa," kata orang dekat Wiwiek.

Dalam pertemuan itu, menurut sumber yang lain, Bambang berjanji meminta keterangan lebih jauh tentang kasus Sumalindo. Wiwiek meminta bisa bertemu Salempang. Namun Bambang mengatakan tidak perlu dan berjanji membicarakannya dengan anak buahnya itu. Tapi tak pernah ada kabar dari Jenderal Bambang. Karena itu, Wiwiek mengutus Basuki ke Balikpapan buat menemui Salempang.

Sumber lain mengisahkan Salempang sebenarnya telah dipanggil Bambang untuk menjelaskan soal ini. Namun Salempang meyakinkan Kepala Kepolisian bahwa kasus Sumalindo sangat kuat. "Orang-orang yang membawa kayu sedikit saja ditangkap, masak yang ini mau dibebaskan," kata Salempang, seperti ditirukan sumber Tempo. "Nanti apa kata rakyat?"

Menurut sumber itu, Bambang, yang masa dinasnya menjelang akhir, memberikan lampu hijau kepada Salempang. Ia justru meminta berkas kasus ini segera diserahkan ke kejaksaan. "Agar kalau ditanya Bu Wiwiek lagi, dia bisa menjawab: kasusnya sekarang bukan di polisi lagi," kata sumber itu.

Wiwiek menolak memberikan konfirmasi tentang pertemuannya dengan Jenderal Bambang. "Silakan tanyakan ke Pak Bambang Hendarso Danuri. Terserah beliau akan menjawab apa," katanya. Bambang Hendarso belum bisa dimintai komentar. Adapun Wakil Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Brigadir Jenderal Ketut Yoga Ana mengaku tidak tahu soal itu. "Kasus itu sepenuhnya wewenang Polda Kalimantan Timur," katanya.

"Gerakan pembebasan" Amir dan David dilakukan simultan. Pada 27 Agustus 2010, Sumalindo mengirim surat ke Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, serta Kejaksaan Agung dan Kementerian Kehutanan. Lembaga-lembaga itu bergerak cepat. Pada 7 September, Sekretaris Menteri Koordinator Politik Hotma Mangaradja Panjaitan mengirim undangan ke sejumlah lembaga, termasuk Badan Intelijen Negara. Surat yang salinannya diperoleh Tempo itu mengundang pejabat lembaga itu buat rapat "Membahas Pengaduan Masyarakat Tentang Illegal Logging di Provinsi Kalimantan Timur dan Papua", esok harinya.

Rapat itu dihadiri Direktur Jenderal Administrasi Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, serta Direktur V Tindak Pidana Tertentu Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Selain itu, datang Deputi II Badan Intelijen Negara dan Wakil Asisten Teritorial Panglima Tentara Nasional Indonesia.

Sumber Tempo mengatakan, kendati tak khusus mencantumkan kasus Sumalindo, sepanjang rapat dibahas langkah hukum polisi terhadap perusahaan itu serta penahanan Amir dan David. Semua peserta rapat diberi kesempatan menyampaikan pendapat.

Opini para pejabat tercatat dalam notulensi yang sempat dibaca Tempo. Pertemuan itu menghasilkan kesimpulan, antara lain penahanan dua bos Sumalindo dinilai berdampak buruk terhadap iklim investasi. "Itu karena Sumalindo perusahaan terbuka," ujar sumber tadi.

Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Hadi Daryanto yang hadir dalam pertemuan itu membenarkan peserta rapat menyoroti penahanan dua petinggi Sumalindo. Apalagi, kata dia, penahanan dilakukan sebelum tuduhan perusahaan menampung kayu gelap dibuktikan. "Bagi kami clear, tidak ada pelanggaran yang dilakukan Sumalindo," katanya.

Lobi Kayu Lingkar Istana (3)


Direktur V Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Suhardi Aliyus, yang juga hadir dalam rapat itu, menolak berkomentar. "Kasus itu sepenuhnya ditangani Polda Kalimantan Timur. Tanya mereka saja," katanya.

Menteri Djoko membantah ada perlakuan khusus dalam rapat koordinasi terbatas itu. Menurut dia, kasus Sumalindo terkait dengan masalah hukum, sehingga dinilai perlu ada sinkronisasi antarlembaga. Tujuannya, agar semua cepat mendapat kepastian dan keadilan. "Tidak spesifik membahas kasus per kasus," katanya. "Rapat itu insidental dan biasa dilakukan."

Beberapa hari setelah rapat koordinasi, Direktorat V Tindak Pidana Tertentu Badan Reserse Kriminal melakukan gelar perkara kasus Sumalindo. Sejumlah saksi ahli dari Kementerian Kehutanan diundang. "Hasil gelar perkara itu dinyatakan tidak ada pelanggaran pidana dalam kasus itu," kata sumber.

Ito, yang dihubungi Tempo pada Jumat pekan lalu, mengakui gelar perkara Sumalindo. Menurut dia, sejumlah saksi ahli dimintai pendapat tentang posisi hukum kasus tersebut. "Tapi saya tidak bisa buka kesimpulan rapat itu," ujarnya.

Wiwiek juga tidak tinggal diam. Ia menemui Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di kantornya. Ini bukan perkara sulit. Sebab, David bukan orang asing bagi Pak Menteri. "Dia itu anggota tim ahli saya," kata Zulkifli kepada Tempo.

Zulkifli pun dengan cepat memberikan surat jaminan kepada Kejaksaan Negeri Tenggarong agar penangguhan penahanan kedua petinggi Sumalindo bisa dilakukan. "Jaminan itu diberikan atas nama institusi Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan," kata Hadi Daryanto.

Menteri Zulkifli mengulang pendahulunya, Malem Sambat Kaban, yang juga pasang badan ketika dua raksasa bubur kertas-PT Riau Andalan Pulp and Paper dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk-berseteru dengan Kepolisian Daerah Riau. Ketika itu dua perusahaan tersebut dituduh merusak hutan alam dan menampung kayu ilegal. Tapi Kaban menyatakan dua perusahaan itu tak bersalah.

Surat jaminan yang diberikan Kementerian Kehutanan terbukti manjur. Ketika berkas tersangka Amir Sunarko dan David diputuskan lengkap oleh Kejaksaan Negeri Tenggarong pada 17 September lalu, mereka langsung menghirup udara bebas. Amir Sunarko tak perlu lagi bermalam di sel seperti saat menjalani proses penyidikan di kepolisian.

Sekretaris perusahaan Sumalindo, Hasnawiyah Kono, membantah permintaan penangguhan penahanan dua anggota direksi perusahaannya bermasalah. Menurut dia, pertemuan yang dilakukan Wijiasih dan para pejabat pemerintah "resmi dan terbuka". "Kami melakukan hal itu untuk menuntut keadilan," katanya.

WIWIEK bukan orang baru bagi keluarga Amir Sunarko. Tak mengherankan bila ia begitu bersemangat berusaha membebaskan Amir-juga David-dari tahanan.

Ayah Amir, Hasan Sunarko, adalah kongsi Sunarti, ibunda Wiwiek. Pada Februari 1995, Sunarti mendirikan PT Wanatirta Edhie Wibowo, yang menggarap bisnis perdagangan, pertambangan, dan perkebunan. Dalam akta pendirian perusahaan, Sunarti-istri Sarwo Edhie, yang kini dipanggil sebagai "Ibu Ageng"-menjadi salah satu pendiri yang menyetorkan modal Rp 100 juta. Ia menjadi direktur utama dan Wiwiek menjadi komisaris perusahaan. Perusahaan ini memperoleh konsesi lahan 206 ribu hektare di Kabupaten Mappi, Papua.

Hasan adalah nakhoda Grup Hasko, yang dikenal sebagai raja kayu lapis. Ia kemudian memasang putranya, Amir Sunarko, menjadi komisaris Wanatirta. Ketika keluarga Sunarko kemudian masuk ke PT Sumalindo, Wiwiek pun masuk perusahaan ini. Tapi ia tetap berada di belakang layar. Ia baru tampil setelah menjadi presiden komisaris perusahaan itu.

Ia masuk di tengah konflik keluarga Sunarko. Menurut sumber, Amir bersengketa dengan Deddy Hartawan Djamin, adik iparnya. Lingkaran Amir menuduh Deddy berada di balik huru-hara Sumalindo. Ia dianggap hendak mendongkel Amir dari posisi puncak perusahaan.

Pertikaian itu tampak dalam rapat umum pemegang saham luar biasa Sumalindo di Ruang Indiana, Hotel Manhattan, Jakarta, 21 September lalu. Rapat digelar buat membahas antara lain pembentukan tim ahli independen untuk meneliti keterlibatan Amir dan David dalam pembelian kayu hasil pembalakan liar serta perubahan susunan direksi dan komisaris.

Agustinus Dawarja, kuasa hukum yang ditunjuk Deddy Hartawan, pemilik 11,3 persen saham Sumalindo, mengakui kliennya mendesak pergantian Amir Sunarko dan David. Deddy pula yang menuntut pembentukan tim independen. "Di tangan mereka kinerja perseroan tak kunjung membaik," katanya. "Sumalindo merugi tapi induk usaha mereka di Singapura terus untung."

Agustinus membantah bahwa tuntutan itu berkaitan dengan konflik keluarga. Toh, sampai rapat usai, dua tuntutan Deddy tak dipenuhi peserta rapat.

Wijiasih juga menjadi Presiden Komisaris Sumalindo di tengah keuangan perusahaan yang tak cemerlang. Putra tertua Sarwo Edhie itu menganggapnya sebagai tantangan. Ia mengatakan, "Menjadi salah satu target saya untuk memperbaiki."

Budi Setyarso/Setri Yasra, Wahyu Dhyatmika (Jakarta), Firman Hidayat (Samarinda)

Raksasa Kayu dari Kalimantan


SUMALINDO Lestari Jaya bukan perusahaan sembarangan. Sampai tahun ini, perusahaan terbuka ini tercatat sebagai salah satu pemilik hutan tanaman industri dan pemegang hak pengusahaan hutan terbesar di negeri ini. Total mereka menguasai lebih dari 840 ribu hektare hutan alam dan 73 ribu hektare hutan tanaman industri (HTI).

Kapasitas produksi Sumalindo juga tak main-main. Mereka bisa memproduksi kayu lapis 1,1 juta meter kubik per tahun. Produknya menguasai lebih dari 30 persen pasar Indonesia. Di tingkat dunia, perusahaan ini bahkan termasuk lima besar produsen kayu. Jejaring bisnis mereka menggurita dari hulu sampai hilir.

Sayangnya, dalam tiga tahun terakhir, Sumalindo terus-menerus merugi. Krisis finansial global memaksa industri properti bertekuk lutut dan mendorong bisnis kayu lapis ke tubir jurang. Meski sudah menjual anak perusahaannya, Sumalindo Hutani Jaya, dan memperoleh pinjaman, belitan utang makin menggila. Pada Maret lalu, Sumalindo memutuskan kembali melakukan penawaran saham untuk meraup dana segar lebih dari Rp 120 miliar dari pasar modal.

Ada satu hal yang membuat Sumalindo tetap diincar meski dililit utang dan harga sahamnya terjun bebas dari Rp 4.800 pada 2007 menjadi sekitar Rp 150 saat ini. Sejumlah sumber Tempo menyebutkan ada kandungan batu bara berkalori tinggi di bawah lahan hutan yang dikuasai Sumalindo.

Pemilik Sumalindo adalah kongsi dua konglomerat: keluarga Sampoerna dan keluarga Sunarko. Sejak 1980-an, keluarga Sunarko sudah malang-melintang di bisnis kayu dengan bendera Hasko Group dan PT Buana Semesta Alam. Sedangkan Sampoerna baru masuk ke industri hutan tiga tahun lalu, lewat pembelian saham Samko Timber di bursa Singapura.

Belakangan baru ketahuan bahwa Sumalindo juga memiliki hubungan dengan salah satu kerabat keluarga Nyonya Ani Yudhoyono. Kakak tertua Ani, Wijiasih Cahyasasi, mewarisi kepemilikan saham orang tuanya di bisnis kayu ini. Pada September lalu, ia diangkat menjadi presiden komisaris perusahaan itu.

Wahyu Dhyatmika (Jakarta), Firman Hidayat (Kutai Kartanegara)

Terantuk Meranti di Bawah Air


SENJA baru beranjak gelap ketika telepon kantor penampungan kayu PT Sumalindo Lestari Jaya di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, berdering. Jam pada Selasa, 11 Mei 2010, menunjuk pukul 19.00. Ahmad Abdul Gani, karyawan bagian penerimaan kayu, sedang berjaga. Dari ujung telepon, terdengar suara Sriyanto, kepala seksi legal perusahaan. "Kayu yang di dermaga jangan dibongkar dulu ya," penelepon memerintah. "Mau diperiksa dulu oleh Kapolsek."

Ahmad mengiyakan. Kepada polisi, seperti dikutip sumber Tempo, ia menyatakan meminta anak buahnya menghentikan pengangkatan kayu bulat dari dermaga pelabuhan kayu Sumalindo ke lapangan penampungan kayu perusahaannya. Ketika itu, sekitar 50 batang kayu telah berpindah tempat.

Ribuan batang kayu itu sudah mengapung di tepi Sungai Mahakam, masuk area dermaga Sumalindo, sejak sepekan sebelumnya. Dermaga itu-biasa disebut log pond-ada di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Yang tidak diketahui orang Sumalindo, polisi sudah lama mengintai kayu mereka. Sehari sebelumnya, Kepala Kepolisian Sektor Sebulu, Ajun Komisaris Dedy Anung Kurniawan, bahkan datang ke dermaga. Ia meminta dokumen surat keterangan asal-usul kayu dari pegawai Sumalindo. "Ada ketidakcocokan," katanya kepada penyidik kepolisian yang menangani kasus ini.

Jika merujuk pada dokumen asal-usul kayu yang dipegang Sumalindo, tumpukan kayu bulat yang diikat jadi empat rakit itu seharusnya hanya berupa kayu hasil kebun seperti kayu pete, jambon, asam kendis, sengon, dan ketapang. Jumlah totalnya pun seharusnya hanya 2.000 batang.

Temuan polisi di lapangan jauh berbeda. Di bawah susunan kayu sengon, penyidik menyatakan menemukan 3.000-an batang kayu meranti dan kayu rimba lain-jenis kayu yang dilarang diperjualbelikan. Semuanya tanpa dokumen resmi.

Polisi bertindak cepat. Sehari setelah meminta Sumalindo menghentikan pengangkutan kayu dari sungai, aparat keamanan menyita semua kayu di sana. Tempat penampungan dan dermaga pun langsung dipasangi garis polisi. Satu demi satu, karyawan yang mengurusi penerimaan kayu digiring ke kantor polisi untuk diperiksa.

Sepekan kemudian, pada akhir Mei, Dinas Kehutanan setempat diundang polisi untuk memeriksa ulang semua kayu yang dipesan Sumalindo. Hasil pemeriksaan mereka menguatkan tuduhan awal aparat keamanan: tak semua kayu yang dipesan Sumalindo adalah hasil kebun. Sebagian besar justru kayu meranti dan kayu rimba jenis lain.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Dinas Kehutanan itulah, polisi menuding Sumalindo menjadi penadah kayu hasil pembalakan liar. Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, petinggi Sumalindo terancam hukuman 10 tahun penjara.

Sebulan kemudian, pada 20 Juni, Polres Kutai Kartanegara mengirim tim untuk menjemput Presiden Direktur Sumalindo, Amir Sunarko, dan wakilnya, David, di Jakarta. Keduanya diundang ke Samarinda sebagai saksi. Namun status keduanya berubah dalam semalam.

"Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas, jika ada masalah hukum, pimpinan perusahaan harus bertanggung jawab," kata Kepala Kepolisian Resor Kutai Ajun Komisaris Besar Fadjar Abdillah kepada Tempo, dua pekan lalu. Dinyatakan sebagai tersangka, keduanya langsung ditahan.

Terantuk Meranti di Bawah Air (2)


Fadjar yakin polisi memiliki bukti dan saksi yang cukup untuk memenangkan kasus ini di meja hijau. "Kami siap menghadirkan ahli hukum pidana, ahli hukum kehutanan, dan ahli hukum perseroan sebagai saksi ahli nanti di persidangan," katanya.

Bukti adanya kayu meranti dan kayu rimba lain-semuanya tanpa dokumen sah-yang disembunyikan di antara ribuan batang kayu bulat yang dipesan Sumalindo, menurut Fadjar, sulit dipatahkan.

Sumalindo menolak mentah-mentah tudingan polisi itu. "Kami sama sekali tidak berbuat kesalahan," kata Hasnawiyah Kono, Sekretaris Korporasi Sumalindo, pekan lalu. Alasannya, ribuan kayu bermasalah itu belum diserahterimakan ke perusahaan. "Transaksi belum terjadi," katanya.

Dalam keterangannya kepada penyidik, sejumlah karyawan Sumalindo mengaku tidak tahu-menahu soal keberadaan kayu meranti ilegal di balik kayu sengon yang mereka pesan. "Ketika itu kayu belum sempat dinaikkan semua. Jadi kami tidak tahu," kata Ahmad Yani, petugas penerimaan kayu Sumalindo, kepada penyidik.

Ketika kiriman kayu datang, kata Ahmad, hal pertama yang seharusnya dilakukan staf Sumalindo adalah memeriksa dokumen legalitas kayu bersama petugas Dinas Kehutanan. Setelah semua dokumen dinyatakan legal, barulah kayu-kayu bulat itu diangkat dari sungai dan dipindahkan ke lapangan penampungan untuk pemeriksaan fisik. Jika semua kayu dinyatakan tak bermasalah oleh petugas Dinas Kehutanan, barulah Sumalindo membuat berita acara serah-terima kayu.

Nah, dalam kasus ini, Sumalindo menuding polisi bertindak terlalu dini. Belum tuntas kayu diperiksa, polisi sudah menggerebek. "Karena itu, kami tidak bisa dipersalahkan terkait adanya kayu meranti itu," kata Hasnawiyah Kono.

Hasnawiyah juga berulang kali menegaskan bahwa penyalur kayulah yang bertanggung jawab memastikan legalitas kayu. "Dalam dokumen surat perjanjian jual-beli kayu bulat yang dibuat Sumalindo, ada klausul itu," katanya.

Ketika diperiksa polisi, Presiden Direktur Sumalindo Amir Sunarko menolak bertanggung jawab atas kiriman kayu meranti ilegal ini. Apalagi perjanjian jual-beli kayu antara Sumalindo dan pengirim kayu meranti itu sudah berakhir pada Maret 2010. Artinya, ketika pengiriman dilakukan pada awal Mei, perjanjian itu sudah kedaluwarsa. "Seharusnya kayu itu ditolak masuk," katanya.

Pengirim kayu yang dimaksud adalah Soni Iwan Purboyo. Dia pemain baru dalam bisnis pengiriman kayu di Kutai. Sebelumnya, Soni tinggal di Semarang. Dia baru pindah ke Samarinda pada Januari 2010 dan langsung mendapat kontrak pengiriman kayu 3.000 meter kubik ke Sumalindo. "Sampai Maret, saya tidak dapat kayu, padahal Sumalindo menagih terus," katanya kepada polisi.

Soni mengaku juga tertipu. "Saya tidak tahu kalau ada kayu meranti," katanya. Ia mengatakan membeli semua kayu pesanan Sumalindo dari dua pengusaha kayu lokal bernama Zulkifli dan Saiful Bahri. "Saya tidak memeriksa lagi, apakah semuanya sengon atau ada kayu lain," katanya.

Walhasil, kini semua pihak saling menuding.

Pertanyaannya: siapa sumber informasi polisi yang memastikan ada kiriman kayu meranti ilegal untuk Sumalindo? Sumber Tempo menyebutkan, pembisik polisi adalah seorang aktivis lembaga swadaya masyarakat lokal bernama Ujang S. Sudarno. Lembaganya bernama Pusat Pengamat Umum, Sosial, dan Hak Asasi Manusia, disingkat Puspaham.

Ketika dihubungi, Ujang membenarkan. "Ketika rakit kayu itu bergerak di Sungai Mahakam, saya langsung memberi tahu Kapolri, Kapolda, dan Kapolres," katanya. Tapi, dari mana dia tahu ada kiriman kayu liar untuk Sumalindo? "Saya punya jaringan intelijen yang luas," katanya. Ketika dimintai konfirmasi, Ajun Komisaris Besar Fadjar Abdillah tak mau berkomentar banyak. "Info awalnya dari laporan masyarakat," katanya.

Kalangan dalam Sumalindo menduga, info awal polisi justru berasal dari dalam perusahaan sendiri. Indikasinya, tiga bulan setelah kasus ini, sebagian pemegang saham Sumalindo mendesak diadakan rapat umum pemegang saham luar biasa. Agendanya, mengganti pucuk pimpinan perusahaan.

Wahyu Dhyatmika, Firman Hidayat (Kutai Kartanegara)

Pucuk Bisnis Anak Papi


TARI pendet disuguhkan di hadapan tetamu di Namsan Hill, Seoul, Korea Selatan. Dua gadis berambut panjang menarikannya. Mereka adalah Kristiani Herrawati-kini istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-dan adiknya, Mastuti Rahayu, yang kini istri mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Oetomo.

Keduanya menari di resepsi pernikahan kakak sulung mereka, Wijiasih Cahyasasi, dengan Chairil Irwan Siregar. Sarwo Edhie Wibowo, ayah mereka, adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan ketika itu. Nyonya Ani Yudhoyono menceritakan hajatan 36 tahun lalu itu di buku Kepak Sayap Putri Prajurit. "Papi tidak bisa cuti, jadi akhirnya bersepakat dengan keluarga calon suami menggelar pernikahan di Seoul," kata Ani dalam bukunya yang diluncurkan pada Juli lalu itu.

Mbak Wiwiek, begitu perempuan kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 60 tahun lalu ini biasa disapa adik-adiknya. Anak tertua pasangan Sarwo Edhie dan Sunarti Sri Hadiyah ini sempat jadi tumpuan adik-adiknya. Dialah yang mengantar mereka sekolah sebelum berangkat ke kampusnya di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat.

Pada banyak momen saat keluarga Sarwo Edhie bicara kepada publik, Wiwiek didapuk jadi juru bicara. Itu yang terjadi ketika mereka berziarah ke makam Sarwo Edhie di Purworejo, Jawa Tengah, tak lama setelah kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilihan presiden 2004. Kepada pers ketika itu, Wiwiek mengatakan, "Keluarga ikut jadi tim sukses, tapi setelah menang tidak ada komitmen khusus SBY untuk keluarga."

Sementara adik dan iparnya banyak berkecimpung di dunia militer dan politik, Wiwiek dan suaminya memilih berbisnis. Beberapa sumber Tempo mengatakan, Wiwiek bahkan dijadikan komandan bisnis keluarga Sarwo Edhie. "Saya memang satu-satunya di keluarga yang masuk bisnis," kata Wiwiek kepada Tempo.

Pada Februari 1995, keluarga ini mendirikan PT Wanatirta Edhie Wibowo, yang menggarap bisnis perdagangan, pertambangan, dan perkebunan. Dalam akta pendirian perusahaan, Sunarti menjadi salah satu pendiri yang menyetorkan modal Rp 100 juta. Sunarti menjadi direktur utama, sementara Wiwiek jadi komisaris perusahaan. Perusahaan ini memperoleh konsesi lahan 206 ribu hektare di Kabupaten Mappi, Papua.

Seseorang di lingkaran Sumalindo mengatakan, melalui perusahaan inilah Wiwiek mulai dekat dengan keluarga Sunarko. "Perusahaan Wanatirta itu kongsi Sunarti dengan Hasan Sunarko," ujarnya. Hasan adalah nakhoda Grup Hasko, yang dikenal sebagai raja kayu lapis. Sejak 1995, Hasan memasang putranya, Amir Sunarko, menjadi komisaris di Wanatirta.

Pada 2008, Wanatirta disemprit Menteri Kehutanan Malem Sambat Kaban. Tiga kali disurati karena tak kunjung melayangkan rencana kerja tahunan, Kaban mencabut hak pengusahaan hutan Wanatirta di Mappi. Selain berbisnis kayu, Wiwiek punya usaha di sektor energi. "Namanya sering disebut kalau ada tender di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral," kata seorang politikus di Dewan Perwakilan Rakyat.

Sang suami, Irwan Siregar, juga melebarkan sayap bisnis keluarga ke usaha tambang batu bara. Tiga tahun lalu, Irwan diberitakan menemui Bupati Tapanuli Tengah Tuani Lumbantobing buat menjajaki penambangan batu bara lewat bendera CV Arjuna. Perusahaan ini rencananya jadi pemasok untuk pembangkit listrik tenaga air milik PT Bukaka milik keluarga mantan wakil presiden Jusuf Kalla.

Irwan juga tercantum sebagai Komisaris Utama PT Sentra Artha Utama. Perusahaan investasi ini menyeret bekas Bupati Situbondo Ismunarso, yang dituduh melakukan korupsi. Duit Rp 50 miliar dari kas daerah ditanamkan Ismunarso ke Sentra Artha dan ia menyimpan sendiri keuntungan investasi yang mencapai Rp 1,1 miliar.

Menurut Direktur Regional Sentra Artha Halim Sunaryadi saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, nama Irwan dipakai untuk meyakinkan calon nasabah seperti Ismunarso. "Waktu pertemuan dengan nasabah dibilang Pak Chairil adalah keluarga dekat RI-1," ujarnya. Ismunarso dan Direktur Utama Sentra Artha Nursetyadi Pamungkas dibui, sedangkan Irwan tidak. "Bapak sudah dimintai keterangan oleh polisi tapi tidak terbukti terlibat," kata Wiwiek.

Gagal di Papua, Wiwiek tak kapok berbinis kayu dengan Amir Sunarko. Ketika keluarga Sunarko masuk ke PT Sumalindo Lestari Jaya, Wiwiek pun bergabung. Bursa Efek Indonesia mencatat Wiwiek punya saham 1,21 persen di perusahaan itu. Meski pemilik saham minor, akhir September lalu Wiwiek terpilih dengan suara mayoritas untuk menjadi Presiden Komisaris Sumalindo. "Karena saya nilai itu baik, saya bersedia," katanya.

Oktamandjaya Wiguna

Wijiasih Cahyasasi: Saya Tak Melakukan Intervensi


BISNIS kayu sedang lesu, Wijiasih Cahyasasi justru tampil menjadi Presiden Komisaris PT Sumalindo Lestari Jaya. Perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan terluas ini tak sedang moncer. Neraca keuangan hampir selalu minus pada lima tahun terakhir. Masalah semakin besar setelah Presiden Direktur Amir Sunarko dan wakilnya, David, ditahan polisi sejak Juni lalu.

Kakak tertua Nyonya Ani Yudhoyono itu menggunakan aneka jalur buat membebaskan keduanya. Ia mengirim utusan buat menemui Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur. Ia pun menemui Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Lalu Sumalindo menyurati Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan serta Kejaksaan Agung buat memohon "perlindungan hukum".

Sabtu pagi pekan lalu, perempuan 60 tahun yang sering dipanggil Wiwiek itu menerima Budi Setyarso, Setri Yasra, dan Oktamandjaya Wiguna dari Tempo untuk wawancara. Ia didampingi antara lain oleh David dan Basuki Wijaya Kusuma, utusan yang dikirim ke Kepala Polda Kalimantan Timur.



Sumalindo dituduh polisi menjadi penadah kayu ilegal....
Sumalindo, sebagai perusahaan terbuka, tak akan mau mengambil kayu yang tak sah. Dalam kasus ini, kayu belum kami terima, transaksi belum terjadi. Lagi pula, perjanjian dengan pemasok sudah kedaluwarsa. Bagaimana bisa disebut penadah? Saya melihat ada hal yang janggal.



Apa kejanggalan itu?
Kayu seharusnya diperiksa Dinas Kehutanan. Setelah dinyatakan tidak bermasalah, baru Sumalindo boleh membeli. Dalam kasus ini kayu belum diperiksa. Baru diangkat sebagian, tahu-tahu sudah dipasang police line. Makanya saya tergerak untuk membantu.



Kenapa Anda perlu turun tangan?
Kami sudah berkawan lama. Saya sudah lama bersama-sama dengan keluarga Hasan Sunarko, ayah Amir. Sejak 1995, kami melakukan kerja sama mengelola hak pengusahaan hutan di Irian Jaya. Saat Pak Amir ditahan, perusahaan harus memberikan tunjangan hari raya buat ribuan karyawan.



Benarkah Anda menemui Kepala Kepolisian Jenderal Bambang Hendarso Danuri?
Silakan tanyakan ke Pak Bambang Hendarso Danuri. Terserah beliau akan menjawab apa.



Anda mengirim utusan menemui Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur?
Sumalindo sudah mengajukan permohonan penangguhan penahanan. Tapi saya ingin mengetahui kejadian sesungguhnya agar tidak ada salah persepsi. Pak Basuki membantu saya dalam segala keperluan. Dia bukan orang Sumalindo. Dia ke sana untuk saya, supaya saya punya kejelasan.



Anda mengintervensi kasus ini?
Kalau saya intervensi, pasti Pak Amir sudah bebas dalam satu-dua hari. Saya tidak melakukan intervensi. Semuanya sesuai jalur hukum.



Polisi bisa saja terintimidasi oleh Anda yang masih kerabat Presiden Yudhoyono?
Pak Basuki hanya menanyakan bagaimana kemungkinannya. Secara proporsional. Tidak boleh lebih dari itu, tidak boleh ada intervensi. Masak kepolisian bisa diintervensi oleh Basuki, saya pikir itu tidak masuk akal. Dalam proses mencari kebenaran, apakah saya salah melakukan itu? Saya pikir itu hal yang wajar.



Anda menyurati Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan?
Sumalindo yang mengirim surat, bukan saya.



Kementerian segera menggelar rapat untuk membahas kasus ini....
Saya pikir tidak mungkin mereka melakukan itu hanya karena saya. Mereka melihat ada ketidakbenaran. Tidak mungkin tertekan oleh saya.



Anda juga menemui Menteri Zulkifli Hasan?
Saya memang bertemu Zulkifli Hasan tapi sebatas diskusi. Kami tanya Kementerian Kehutanan soal kasus ini-prosesnya benar atau tidak, salah atau tidak. Saya harus tahu itu.



Anda juga menyurati Kejaksaan Agung?
Iya, tetap memohon perlindungan hukum.



Setelah Kejaksaan membebaskan Amir Sunarko dan David, Anda mendadak jadi Presiden Komisaris Sumalindo?
Saya terpilih berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa. Saya diajukan pemegang saham sebuah perusahaan di Singapura dan mendapat suara mayoritas. Menang mutlak 99 persen lebih. Itu voting terbuka.



Pemegang saham mana yang Anda wakili?
Saya diajukan pemegang saham kemudian voting dan saya menang. Itu saja. Jadi saya tidak tahu pemegang sahamnya siapa saja karena ini perusahaan terbuka.



Apakah Anda diusulkan keluarga Sampoerna yang juga pemegang saham?
Tidak. Saya belum ada hubungan bisnis dengan Sampoerna, hanya sebatas sama-sama pemilik saham di Sumalindo.



Anda menjadi komisaris karena kerabat Presiden?
Saya kan dari dulu berbisnis. Kebetulan saya di keluarga itu satu-satunya yang berbisnis. Dari dulu saya memang begini, saya heran kalau dikait-kaitkan.



Performa Sumalindo akhir-akhir ini kurang bagus. Pendapat Anda?
Mungkin direksi yang lebih tepat menjawab itu. Ya, mungkin itu jadi salah satu target untuk saya perbaiki.

Sabtu, 16 Oktober 2010

nkri adalah NEGARA kebangsaan (kebanggaan) REPUBLIK INDONESIA

ROMO FRANZ MAGNIS-SUSENO SJ
Indikasi Kehancuran Indonesia
Minggu, 17 Oktober 2010 | 03:47 WIB



JAKARTA, KOMPAS.com - Romo Franz Magnis-Suseno SJ, rohaniwan dan cendikiawan sosial, mengatakan jika rasa kebangsaan itu mati, bangsa dan negara Indonesia akan hancur.
"Soalnya, yang mempersatukan ratusan etnik, suku dan komunitas, penganut beberapa agama, yang hidup di atas ribuan pulau kita, hanyalah kebangsaan Indonesia. Tak ada yang lain," katanya ketika menjadi pembicara pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Partai Golkar (PG), di Jakarta, Sabtu (16/10/2010) malam.

Seminar bertajuk "Penataan Sistem Politik untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Demokrasi Indonesia" ini digelar guna menyemarakkan HUT ke-46 partai berlambang pohon beringin tersebut, yang berlangsung di Aula DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Di hadapan lebih 200 peserta dari berbagai latar, baik itu kalangan muda maupun politisi senior, Romo Franz Magnis-Suseno mengawali pemaparannya berjudul "Indonesia dan Nasionalismenya" dengan mengulas Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945.

"Di sana Bung Karno menempatkan ’nasionalisme’ di nomor satu dari deretan lima nilai Pancasila. Soekarno tahu mengapa," ujarnya. Yakni, lanjutnya, hanya karena kesadaran "kita ini satu bangsa, yakni bangsa Indoensia", sehingga masyarakat sedemikian aneka ragam yang hidup di Kepulauan Nusantara, antara Asia dan Australia atau Oseania, bisa menjadi satu Indonesia.

"Tegasnya, bagi Bung Karno, Nasionalisme adalah cinta sepenuh hati kepada Indonesia, dan rasa bangga bahwa ’kita orang Indonesia". Inilah suatu rasa persatuan di antara orang-orang yang sedemikian berbeda, yang terbangun dalam sebuah sejarah penderitaan karena penjajahan dan perjuangan pembebasan bersama selama ratusan tahun," ujarnya.

Sekarang, menurutnya, setelah 65 tahun kemudian, banyak orang bertanya: Apakah kebangsaan Indonesia masih berarti sesuatu bagi bangsa kita? "Lebih dari itu, muncul juga pertanyaan, apakah kenyataan bahwa kita ini Orang Indonesia masih dapat menggerakkan sesuatu dalam hati kita? Padahal, bagi Soekarno, kebangsaan merupakan sila paling inti, paling berharga dalam Pancasila," katanya.

Dan bagi Romo Franz Magnis-Suseno, "hanya karena kebangsaan inilah, sehingga bangsa Indonesia ada".

Selain Romo Franz Magnis-Suseno, juga tampil antara lain cendikiawan muslim Azyumardi Azra (dengan makalahnya "Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Indonesia: Dinamika Hubungan Antar Masyarakat dan Negara"), Letjen TNI Pur Agus Widjojo (dengan makalah "Masalah Pertahanan dalam Era Nasionalisme Modern"), Ketua Program Pascasarjana Ilmu Politik FISIP UI, Dr Valina Singka Subekti, MSi ("Aspek-aspek Perbaikan Sistem Politik Indonesia") dan Dr Pratikno dari UGM ("Memperdalam Demokrsi, Mengefektifkan Pemerintahan").

"Kegiatan ini merupakan salah satu agenda utama HUT, selain Rapimnas Pertama," kata Wakil Ketua Umum DPP PG, Theo L Sambuaga, usai mendampingi Ketua Umum DPP PG, Aburizal Bakrie membuka resmi rangkaian perayaan hari jadi partai Golkar.
Editor: Jimmy Hitipeuw | Sumber :antara

Jumat, 15 Oktober 2010

kritik itu PERLU SEH (2)

Demonstran 20/10 Tak Gentar Hadapi Protap Polri

IST
Oleh : Santi Andriani
Nasional - Sabtu, 16 Oktober 2010 | 09:04 WIB

INILAH.COM, Jakarta- Dibayang-bayangi protap Polri yang baru dalam penindakan aksi anarkisme massa, Petisi 28 mengaku tidak terpengaruh apalagi takut untuk melakukan gerakan massa pada 20 Oktober mendatang memperingati satu tahun pemerintahan Presiden SBY yang dinilainya gagal.

"Itu bukan sebuah ancaman. Kami tidak akan terpengaruh apalagi takut, tindakan represif seperti itu sudah biasa kami peroleh sebagai aktivis sejak jaman orde baru dulu," ujar anggota Petisi 28, Haris Rusli ketika berbincang dengan INILAH,COM, Sabtu(16/10/2010) pagi.

Seperti sudah ramai diberitakan sekelompok organisasi pemuda dan masyarakat akan melakukan aksi besar-besaran memperingati satu tahun kepemimpinan SBY-Boediono pada 20 Oktober mendatang.

Mereka antara lain Petisi 28, Gerakan Indonesia Bersih, Bendera dan lainnya setidaknya akan menyampaikan empat pernyataan sikap sekaligus tuntutan yaitu menyatakan bahwa rezim pemeritahan SBY gagal, turunkan harga, tangkap dan sita harta koruptor, tegakkan demokrasi dan berpihak pada rakyat serta usir para penjajah asing yaitu para pengusaha asing dan neokapitalisme.

Kepolisian bahkan menyatakan akan memberlakukan aturan protap pengananan aksi anarkisme yang baru bila dalam aksi tersebut terjadi aksi-aksi kekerasan yang membahayakan keamanan dan ketertiban secara luas.

Menanggapi itu, Haris berpendapat, aksi massa juga akan dipengaruhi dari luar bukan hanya dari internal massa itu sendiri bahkan termasuk dari petugas keamanan sendiri.

"Provokasi kan datangnya bukan hanya dari internal pendemo sendiri tapi juga dari faktor luar seperti juga dari perlakukan petugas keamanan. Apakah mereka terlalu represif atau bagiamana," ujar dia. Lalu apakah aksi pada tanggal 20 mendatang akan bebas dari aksi anarkis, Haris tidak bisa menjamin, "semua sangat tergantung bagaimana kondisi di lapangan," katanya.

Namun yang pasti katanya, apa yang akan dilakukan aparat Kepolisian termasuk memberlakukan protap baru itu ditegaskan Haris tidak akan menghalangi apalagi membatalkan aksi gerakan massa yang menurut Haris akan dilakukan secara berkesinambungan hingga Januari 2011 mendatang.

"Apakah dengan protap tembak ditempat atau lebih keras apapun tidak bisa hentikan kemarahan masyarakat yang jauh lebih besar karena kebijakan pemerintahnya yang tidak memihak masyarakat. Tindakan keras aparat justru akan membuat lebih banyak masyarakat yang bergabung," ujar Haris memperingatkan. [mah]

Sabtu, 09 Oktober 2010

pemimpin, pemimpi, dan PENGIKUT

Ada Klenik dalam Politik SBY
Minggu, 10 Oktober 2010 | 04:26 WIB


ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO Interaktif, Jakarta -Namanya Rumekso Jawadi dan Rumekso Yuwono. Kedua abdi dalem Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat itu bertugas sebagai pawang hujan saat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat berkampanye di Yogyakarta, 4 April 2009. Kedua pawang itu tentu saja tak langsung mendapat tugas dari SBY, tapi dari Ketua Partai Demokrat Yogyakarta.

Entah berkat jasa Jawadi dan Yuwono atau cuma kebetulan saja, mendung yang lama menggantung baru berubah menjadi hujan lebat hanya beberapa menit setelah SBY berpidato.

Itulah satu dari 123 cerita yang terhimpun dalam buku Pak Beye dan Politiknya, yang ditulis Wisnu Nugroho. Cerita dengan judul "Kemenyan di Panggung Pak Beye" itu termuat dalam bab ketujuh: Klenik. Meski begitu, pada tulisan-tulisan lainnya sebetulnya Wisnu tak secara vulgar menyebutkan bahwa SBY gemar melakukan klenik atau mempercayai klenik.

Ia misalnya mengutak-atik angka sembilan yang seolah identik dengan sosok SBY. Tanggal lahirnya, yakni 9 September 1949, kemudian dijadikan nomor kotak pos dan SMS di Istana: 9949. Tak cuma itu, Partai Demokrat juga didirikan SBY pada 9 September. Dan pada Pemilu 2009, ada satu operasi pemenangan yang digerakkan oleh tim sembilan. Masih banyak lagi contoh yang diceritakan Wisnu berkaitan dengan angka sembilan dan SBY. Boleh jadi semua itu cuma kebetulan. Tapi kok ya kebetulan itu berulang.

Buku ini merupakan lanjutan dari kumpulan tulisan Wisnu, wartawan Kompas, yang lima tahun meliput di lingkungan Istana. Buku pertamanya diberi judul Pak Beye dan Istananya, dan dua buku lagi masih dalam proses untuk diterbitkan (menjadi Tetralogi Sisi Lain SBY).

Dengan semboyan mengabarkan yang tak penting agar yang penting tetap penting, melalui blog Kompasiana, Wisnu menuliskan cerita-cerita yang tak termuat di Kompas. Jumlahnya mencapai 442 tulisan.

Selain soal klenik, buku keduanya ini antara lain mengulas perjalanan panjang kampanye SBY merengkuh kursi kepresidenan. Dari situ tergambar betapa SBY melaksanakan kampanye dengan koordinasi yang sangat rapi. Betapa pelaksanaan kampanye dan demokrasi "selalu dahaga akan dana". Perkara dari mana sumber dana yang mahabesar itu? Entahlah.

Pada buku yang pertama, kita mendapat kesan bahwa Istana tak sepenuhnya merupakan tempat sakral dan tertutup. Buktinya, selama lima tahun bertugas di Istana, Wisnu dengan mudah keluar-masuk menggali informasi dan foto-foto yang eksklusif.

Di buku itu, ada 62 cerita, yang dibagi dalam enam bab. Di situ lulusan Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya (2000) itu tak cuma bercerita tentang sosok SBY dan keluarga atau para anggota kabinetnya. Tapi juga tentang orang-orang kecil yang sebetulnya berperan besar bagi kelancaran Presiden menunaikan tugasnya. Ada sosok Apiauw, tukang pijat Presiden, dan Ibu Budi, kepala koki Istana. Juga Iwan dan kawan-kawan, yang bertugas memindahkan podium tempat Presiden berpidato dari satu daerah ke daerah lain.

Empati dan kepekaan sosialnya yang tinggi memungkinkan Wisnu menemukan sudut pandang berbeda. Dengan ketajaman jurnalistiknya, hal-hal yang remeh-temeh diolahnya sedemikian rupa menjadi cerita menarik. Juga penting? Soal cerita itu penting atau tidak bagi publik, itu relatif. Wisnu menyiasati hal itu dengan memberi konteks. Di balik penampilannya yang terkesan pendiam, ternyata Wisnu adalah wartawan yang cerdas, jenaka, sekaligus usil.

Boleh dibilang tulisan-tulisan Wisnu dalam kedua buku tersebut memberikan perspektif lain, untuk tidak menyebutnya bertolak belakang dengan isi buku Harus Bisa! Seni Memimpin ala SBY, yang ditulis Dino Patti Djalal. Juru bicara Presiden yang kini menjadi Duta Besar RI di Amerika Serikat itu misalnya menulis, "Yang lain bisa saja berpolitik kotor: SBY tidak. Yang lain bisa menyebarkan isu bohong melalui SMS atau fitnah keji melalui media: SBY tidak. Yang lain bisa bermain politik uang: SBY tidak. Yang lain bisa kampanye hitam: SBY tidak. Yang lain bisa melancarkan politik penghancuran: SBY tidak. Yang lain bisa menyebarkan selebaran gelap: SBY tidak. Yang lain bisa menghalalkan segala cara untuk kekuasaan: SBY tidak." (halaman 178).

Melalui buku yang diterbitkan pada 2008 itu, Dino mencitrakan SBY nyaris bak dewa tanpa cela, termasuk dalam berpolitik. Tapi, lewat kedua bukunya ini, Wisnu memberi kabar kepada kita bahwa kesempurnaan yang tampak itu sebagian merupakan produk pengemasan sedemikian rupa.

AKBAR TRI KURNIAWAN | SUDRAJAT

Judul: Pak Beye dan Istananya
Cetakan: Juli 2010
Tebal: xi + 256 halaman

Judul: Pak Beye dan Politiknya
Edisi: September 2010
Tebal: xxviii + 432 halaman

Penulis: Wisnu Nugroho
Penerbit: Penerbit Buku Kompas

Hati-hati, Makna Negatif Angka 10-10-10
Minggu, 10 Oktober 2010 | 07:21 WIB
AP PHOTO
Ilustrasi

BEIJING, KOMPAS.com — Bunga, pakaian pengantin, dan ranjang milik ribuan pasangan calon pengantin China akan menandai 10 Oktober sebagai jam baik, tanggal baik, bulan baik, dan tahun baik bagi pernikahan.

Akibatnya, pada Minggu (10/10/2010), kantor pencatat perkawinan akan membuka pendaftaran sejak dini hari di seantero negeri. Tanggal 10 Oktober 2010 (10/10/10) dalam bahasa China disebut shi quan shi mei atau sempurna dalam semua sisi.

Karena shi juga bermakna 10, maka umumnya pasangan calon pengantin itu mengharapkan banyak keuntungan menyertai kehidupan mereka di masa datang.

Kantor-kantor catatan sipil di Beijing, Shenzhen, Hangzhou, dan kota-kota besar lainnya akan memulai kerja lebih awal dari hari biasanya untuk menerima pendaftaran para pasangan calon pengantin, kendati tanggal tersebut merupakan hari pertama liburan setelah berakhirnya sepekan peringatan Hari Jadi Nasional.

Lebih dari 1.200 pasangan telah mengambil nomor antrean pendaftaran di kantor Biro Urusan Sipil di Distrik Haidian, yang merupakan hari paling sibuk di kantor itu sepanjang tahun ini.

Gao Jie (27), staf satu perusahaan konsultan di Beijing, bersama teman wanitanya, telah memesan waktu untuk pendaftaran sejak awal September.

"Memesan waktu pendaftaran lebih awal sangat penting karena ratusan pasangan calon pengantin pada hari Minggu tersebut akan berjubel untuk mendaftar. Tidak seorang pun akan dapat mendaftarkan perkawinan pada hari itu tanpa memesan waktu terlebih dahulu," kata Gao.

Gao, yang berasal dari provinsi Shaanxin, mengatakan, mereka memilih hari istimewa tersebut karena ia dan teman gadisnya telah berpacaran sejak 10 tahun lalu saat mereka sekelas di sekolah menengah atas.

"Kami harus hati-hati. Sebabnya, tanggal 10 Oktober 2010 merupakan hari istimewa bagi kami. Dipastikan banyak yang menikah, saya takut jika tidak sempat dicatat pada waktunya," kata Gao.

Selain sisi positif, makna angka 10-10-10 juga memiliki sisi negatif, utamanya berhubungan dengan air.

Saat ini China memang sedang dilanda bencana banjir bandang dan tanah longsor akibat hujan badai. Bagi masyarakat yang percaya, ada hubungannya dengan sisi negatif angka 10-10-10.

Namun, banyak masyarakat China untuk sementara melupakan bencana dan lebih berkonsentrasi mengurus pernikahan.

Di kabupaten Tianjing, yang berpenduduk sekitar 12 juta jiwa, tercatat lebih dari 5.000 pasangan calon pengantin akan mendaftarkan perkawinan pada Minggu.

Cui Weixi, manajer I Love Weddings—perusahaan pengelola acara pernikahan—yang bermarkas di Tianjin terpaksa harus lembur. "Kami mengerahkan 40 karyawan bekerja lembur dalam beberapa hari terakhir untuk menyelenggarakan pernikahan 20 pasangan pada Minggu (10/10/2010)," katanya.

Sementara itu, tanggal-tanggal istimewa tahun sebelumnya seperti terjadi pada 9/9/2009 dan 8/8/2008. Angka 8 dimaknai kekayaan dan angka 9 dimaknai keabadian.

Pada 9 September tahun lalu, tercatat 10.132 pasangan melangsungkan pernikahan di Beijing, pada 8 Agustus 2008, menurut Biro Urusan Sipil Beijing, tercatat 6.732 pasangan menikah.

Jumat, 08 Oktober 2010

sayang bukan Munir

Jumat, 08/10/2010 17:28 WIB
Aktivis HAM China Liu Xiaobo Raih Penghargaan Nobel Perdamaian
Rita Uli Hutapea - detikNews

Oslo - Aktivis prodemokrasi China yang mendekam di penjara, Liu Xiaobo diumumkan meraih penghargaan Nobel Perdamaian tahun ini. Padahal sebelumnya pemerintah China telah mengingatkan panitia Nobel untuk tidak memberikan penghargaan bergengsi tersebut pada Liu.

Namun Komite Nobel Norwegia memuji Liu atas "perjuangannya yang panjang dan tanpa kekerasan untuk hak-hak asasi manusia di China."

"Komite telah lama percaya bahwa ada hubungan erat antara HAM dan perdamaian," demikian Komite Nobel seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (8/10/2010).

Liu mulai dipenjara sejak Desember 2009 lalu atas dakwaan subversi terhadap kekuasaan negara. Pembela HAM itu divonis penjara 11 tahun. Liu ditangkap karena dirinya merupakan penulis utama Charter 08, manifesto yang dikeluarkan para intelektual dan aktivis China yang menyerukan adanya kebebasan berbicara dan pemilihan multipartai.

Liu mulai dikenal sebagai pemimpin aksi demonstrasi ketika terjadi aksi protes di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989 silam. Pria itu kemudian dipenjara selama 20 bulan, juga pernah berbulan-bulan menjalani tahanan rumah.

Sebelumnya dalam kunjungan ke Oslo belum lama ini, Wakil Menteri Luar Negeri China Fu Ying telah mengingatkan kepala Institut Nobel untuk tidak memberikan penghargaan bergengsi tersebut kepada Liu.

Alasannya, itu akan merusak hubungan antara China dan Norwegia, apalagi saat ini kedua negara itu merundingkan kesepakatan perdagangan bilateral.

Bulan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan, tindakan-tindakan Liu "secara diametris bertentangan dengan tujuan penghargaan Nobel".

Pemerintah Beijing juga pernah mengecam keras pemerintah Norwegia setelah pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama meraih Nobel Perdamaian pada tahun 1989.

Pemerintah Norwegia telah menyatakan, Komite Nobel sepenuhnya merupakan badan independen. Komite tersebut dipilih oleh parlemen dan terdiri dari para mantan politikus.

(ita/nrl)

Selasa, 05 Oktober 2010

dai sejuta titik titik titik

Sebelum Wafat, Zainuddin MZ Mengeluh Capek
Selasa, 5 Juli 2011 - 18:15 wib
Johan Sompotan - Okezone


JAKARTA - Ternyata sebelum menghembuskan napas terakhir, Zainuddin MZ sering mengeluhkan capek. Hal itu diungkapkan Ustad Jefri Al Bukhori,

"Belum lama ini saya dan almarhum memberikan ceramah di daerah Cipinang. Terus almarhum bilang 'Ayah sudah capek nih, sering bolak-balik ke rumah sakit'," ungkap ustad Jefri di kediaman Zainuddin MZ di Jalan H Aom, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2011).

Ustad yang akrab disapa Uje itu berharap akan ada regenerasi setelah kepergian Zainuddin. "Ya, harapan saya insya Allah ada dai sejuta umat lagi," harapnya.

Meskipun pernah diguncang isu tak sedap memperkosa Aida Saskia, dalam pandangan Uje, Zainuddin adalah sosok yang sanggup bertahan di segala macam masalah.

"Di mata saya, beliau yang saya kenal itu sanggup bertahan segala macam masalah dan gonjang-ganjingnya," paparnya.

Zainuddin MZ meninggal dunia, Selasa, 5 Juli 2011, pukul 09.20 WIB di RS Pertamina Jakarta karena sakit jantung dan diabetes. Almarhum dikebumikan di halaman Masjid Fajrul Islam, tepat di depan rumahnya.(ang)

Aida Saskia: Zainuddin MZ Sudah Mengaku
Selasa, 5 Juli 2011 - 14:00 wib
Elang Riki Yanuar - Okezone

JAKARTA - Aida Saskia mencoba melupakan perseteruan dengan Zainuddin MZ setelah kematian dai sejuta umat itu. Aida bersyukur Zainuddin sempat meminta maaf dan mengakui perbuatannya sebelum ajal datang.

"Aku sudah coba melupakannya. Apalagi, kita sudah buat surat perdamaian. Dia sudah mengaku dan meminta maaf di depan aku waktu itu, walau tidak di depan teman-teman media," ungkap Aida saat berbincang dengan okezone, Selasa (5/7/2011).

Meski begitu, penyanyi asal Bogor ini tetap menyampaikan rasa duka mendalam atas kematian Zainuddin.

"Aku ikut berduka cita ya. Aku sudah memaafkan dan mengikhlaskan. Allah saja mau memaafkan hamba-Nya, apalagi aku," tegasnya.

Zainuddin pernah menjadi buruan media massa gara-gara Aida menguak kisah kelam hidupnya. Kata Aida, ketika masih berumur 16 tahun, dia diperkosa Zainuddin di sebuah vila di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Setelah diperkosa, Aida tidak menceritakan aib itu kepada siapapun, termasuk orangtuanya. Pedangdut yang melejit lewat hits Ayam Jago ini baru buka mulut kepada orangtuanya, tiga tahun lalu. Kala itu, Zainuddin mengaku khilaf dan meminta maaf kepada orangtua Aida.

Zainuddin sendiri hingga ajal menjemput tidak mengakui pernah memperkosa Aida. Almarhum juga tak pernah menyampaikan permintaan maaf di publik sebagaimana permintaan Aida.

Seperti diketahui, Zainuddin MZ meninggal dunia, Selasa, 5 Juli 2011, sekira pukul 09.20 WIB di RS Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, karena sakit jantung.(rik)

Sabtu, 25/12/2010 11:00 WIB
Aida Saskia Terus Desak Zainuddin untuk Islah
Pebriansyah Ariefana - detikhot

Jakarta Kapan Zainuddin berdamai dan minta maaf ke Aida Saskia? Rencana islah antara mereka belum terwujud hingga saat ini, namun yang pasti Aida terus mendesak dai sejuta umat itu.

Penyanyi berusia 25 tahun itu pun sudah menanyakan kepada pengacaranya Alamsyah untuk soal islahnya dengan Zainuddin. Tetapi hingga saat ini belum ada titik terang.

"Aku terus minta Pak Alamsyah mengejar Zainuddin terus untuk menanyakan kapan islah yang dia janjikan akan dilaksanakan," kata Aida yang dihubungi waratawan belum lama ini.

Aida sebenarnya sudah ingin sekali hidup tenang dengan berdamai dengan Zainuddin MZ. Pelantun 'Korban Selingkuh' itu ingin masalahnya dengan pendiri Partai Bintang Reformasi itu berakhir.

"Karena sebelumnya itu semua perkiraan (soal tanggal islah) Zainuddin salah (gagal)," papar Aida.

(ebi/ich)
Kamis, 25/11/2010 12:30 WIB
Ini Dia Surat Perdamaian Aida Saskia - Zainuddin MZ
Rachman Haryanto - detikhot

Gambar
Aida Saskia (dok.pribadi)
Jakarta Perdamaian antara Zainuddin MZ dan Aida Saskia tinggal selangkah lagi. Meskipun sampai sekarang keduanya belum juga bertemu, namun draft surat perdamaian sudah ada. Surat itu bahkan dibuka ke media.

Surat tersebut diedarkan kepada pewarta, Kamis (25/11/2010). Dalam surat juga dituliskan seharusnya keduanya berdamai pada 2 November 2010. Namun rencana tersebut gagal karena Zainuddin sakit dan harus istirahat.

Ada enam poin yang disampaikan dalam surat. Berikut enam poin tersebut:

1. Bahwa kami ucapkan terima kasih atas kehadiran teman2 pers/media baik cetak maupun elektronik yg telah hadir disini berpartisipasi yang sangat tinggi untuk mengetahui perkebangan kasus antara nona Aida Saskia dengan sdr KH Zainudin MZ

2. Bahwa untuk diketahui oleh semua pihak (masyarakat umum), saya Alamsyah Hanafiah selaku kuasa hukum dari Aida Saskia/dengan nama lengkap Ida Farida MEMBERITAHUKAN dan MENGUMUMKAN bahwa pada hari selasa tanggal 2 november 2010 telah dibuat SURAT PENYATAAN PERDAMAIAN antara nona Aida Saskia dengan sdr KH Zainudin MZ untuk mengakhiri sengketa diantara para pihak tersebut

3. Bahwa kedua belah pihak telah sepakat menutup persoalan ini dan keduanya telah saling memaafkan atas segala kesalahan, kekeliruan, dan kekhilafan yg terjadi selama ini, baik yg menyangkut ucapan, pernyataan dan perbuatan serta tindakan;

4. Bahwa kesepakatan untuk melakukan 'ISLAH' ini bukan karena adanya kompensasi tertentu dari pihak sdr. KH Zainudin MZ, melainkan semata-mata karena berdasarkan asas kekeluargaan dan keimanan serta adanya dorongan/imbauan dari sejumlah TOKOH, PARA ULAMA dan agar secepatnya dilaksanakan 'ISLAH';

5. Maka saya Alamsyah Hanafiah selaku kuasa hukum dari nona Aida Saskia memohon maaf kepada masyarakat Indonesia atas berita yang tidak mengenakan didengar dalam kasus persengketaan antara sdri. Aida Saskia dgn sdr. KH Zainudin MZ, akan tetapi hal ini harus saya sampaikan dan dipublikasikan walaupun pahit, karena pada saat itu mereka berdua masih dalam keadaan bersengketa dan pada hari ini mereka berdua berdasarkan kesepakatan telah mengakhiri sengketa tersebut, sehingga tidak ada lagi pemberitaan mengenai sengketa kedua belah pihak tersebut di kemudian hari;

6. Bahwa dengan di tanda tanganinya akta perdamaian oleh sdri Aida Saskia dan sdr KH. Zainudin MZ, maka telah berakhir sengketa antara kedua belah pihak, dan para pihak menyatakan tidak saling menuntut lagi secara PIDANA maupun PERDATA;

Surat tersebut rencananya akan ditandatangani Zainuddin, Aida juga pengacaranya Alamsyah Hanafiah. Zainuddin juga telah berencana untuk mengadakan islah (perdamaian secara islam) secepatnya.

(yla/mmu)
Aida Saskia dan Zainuddin MZ Sepakat Damai
Rabu, 03 November 2010 | 19:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perseturuan antara Aida Saskia dengan Kiai Haji Zainuddin MZ memasuki babak akhir. Kedua pihak sepakat berdamai terkait dugaan perbuatan asusila yang dituduhkan Aida ke dai kondang tersebut

Menurut pengacara Aida, Alamsyah Hanafiah, kesepakatan tersebut tertuang di atas draft perjanjian yang ditandatangi oleh Aida Saskia dan Zainuddin MZ. Di dalamnya memuat empat item perjanjian.

Namun, Alamsyah menolak membocorkan isi kesepakatan tersebut. Alasannya, Aida ingin memberi kejutan ke masyarakat.

"Nggak bisa saya bacakan sekarang. Selasa depan baru akan kita bacakan deklarasi damai itu," kilah Alamsyah di kantornya, Cempaka Mas, Jakarta Pusat, Rabu (3/11).

Alamsyah mengatakan Zainuddin MZ akan hadir di acara deklarasi damai tersebut. Deklarasi akan digelar di sebuah hotel.

Menurut Alamsyah kesepakatan damai terjadi Selasa (2/11) sore di rumah makan Sari Kuring. Aida diwakilkan pengacaranya, sedangkan Zainuddin MZ ditemani sejawatnya. "Pihak Zainudin yang mengatur pertemuan. Ini pertemuan ketiga," jelas Alamsyah.

Alamsyah menegaskan, tidak ada motif tuntutan materi di perjanjian islah atau damai. Ia kembali mengatakan, Aida hanya menuntut permintaan Zainuddin di depan publik. "Ini bicara harkat dan martabat wanita," ujar Alamsyah.

Aida sendiri mengaku bahagia dengan hasil akhir yang hendak dicapai dirinya. Ia mengatakan pengakuan Zainuddin MZ sudah cukup mengobati sakit hati yang dipendam selama sembilan tahun. "Sejak awal hanya permintaan maaf yang Aida kejar. Bukan materi," tutur Aida.

Di tempat lain, dari pihak Zainuddin MZ tidak bisa dikonfirmasi kebenaran rencana islah tersebut. Sahabat Zainuddin MZ, Habib Madi mengatakan baru mengetahui kabar islah setelah dihubungi Tempo. "Coba tanyakan ke pak haji langsung. Saya tidak bisa berkomentar. Itu sudah menjadi urusan pak haji dengan Aida," katanya.

Perseturuan Aida Zaskia dengan Zainuddin MZ mencuat pada 7 Oktober lalu. Aida menuduh Zainuddin telah memperkosa dirinya. Namun, tuduhan tersebut dibantah Zainuddin MZ melalui juru bicara Forum Solidaritas Ulama.

MUSTHOLIH
Sahabat Zainuddin MZ Sayangkan Ulama Hujat Aida
Jum'at, 15 Oktober 2010 - 14:25 wib
Elang Riki Yanuar - Okezone

JAKARTA - Ulah M Hafiz Syahnara, perwakilan Forum Solidaritas Ulama (FSU), mempublikasi hasil investigasi ulama terhadap Aida Saskia, disayangkan sahabat Zainuddin MZ. Apalagi, isi investigasi itu terdengar seperti menghujat Aida.

"Saya heran kenapa isi hasil investigasi itu malah disiarkan ke publik. Padahal, hasil investigasi itu hanya untuk masukan saja. Bukan untuk dipublikasikan kepada media," jelas sahabat Zainuddin MZ, Habib Mahdi, yang dikonfirmasi okezone, Jumat (15/10/2010).

Langkah Hafiz mempublikasi temuan tim investigasi itu dianggap malah semakin memperkeruh situasi dan membuat konflik semakin panas.

"Sebagai ulama, kita tentu mengedepankan proses perdamaian antara Aida dan Zainuddin MZ. Masalah ini kan seperti bola panas. Kalau banyak yang menendang, akan banyak juga yang tersakiti. Makanya, kita heran kenapa Hafiz bicara di depan media," sesalnya.

Klaim Hafiz yang menyebut dirinya sebagai perwakilan dari FSU ketika mempublikasi temuan tim investigasi, juga membuat Habib Mahdi terheran-heran.

"Saya memang tergabung di FSU. Tapi saya tidak tahu kenapa Hafiz malah bicara sebagai perwakilan forum ulama itu. Saya sendiri kurang mengenal Hafiz. Bahkan, nama saya saja salah ketik dalam siaran pers yang dia tulis," bebernya.

Seperti diketahui, Forum Solidaritas Ulama (FSU) yang diwakili M Hafiz Syahnara yang juga kerabat dekat Zainuddin MZ, menggelar jumpa pers pada Rabu, 13 Oktober. Dia memaparkan bahwa telah dibentuk tim investigasi guna melacak siapa sebenarnya Aida.

Dibeberkan Hafiz, dalam tim investigasi itu ada KH Soleh Mahmud, Habib Mahdi Bin Syech Al Attas, KH Zuhri Yacob, KH Yusuf Mansyur. Sejumlah nama ulama kondang juga masuk dalam barisan FSU ini. Sebut saja Ustad Jefri Al Bukhori, Ustad Yusuf Mansyur dan Habib Selon yang juga ketua FPI Jakarta.

Hasil investigasi yang dipublikasi di depan wartawan itu di antaranya menyatakan kalau Aida merupakan pelaku kumpul kebo, pernah keguguran pada 2007, suka memberikan hadiah kepada lelaki yang disukainya, dan pemakai zat adiktif.

Perihal jumpa pers yang digelar Hafiz itu, kata Habib Mahdi, dilakukan tanpa koordinasi dengan FSU.

"Bagi saya, sikap Hafiz itu bukan dari FSU. Dan tindakan dia itu di luar koordinasi FSU. Karena kami dari forum ulama tidak pernah merencanakan akan menggelar jumpa pers kemarin," tandasnya.(ang)

Kamis, 14/10/2010 18:52 WIB
Aida Saskia Dihujat Ulama, Yusuf Mansyur Angkat Bicara
Nugraha Rodiana - detikhot
Jakarta Di tengah pengakuan Aida Saskia yang memojokkan Zainuddin MZ, mendadak muncul pernyataan pers dari sebuah tim yang menamakan diri sebagai Forum Solidaritas Ulama. Menyebut pernyataannya sebagai hasil investigasi, forum tersebut membeberkan sederet aib Aida.

Nama Yusuf Mansur memang tertera dalam pernyataan pers Forum Solidaritas Ulama yang dibagikan kepada wartawan. Namun, tidak ada tanda tangan yang bersangkutan di situ. Oleh karenanya, Yusuf keberatan. "Saya meragukan statement yang keluar pagi ini. Itu pasti bukan dari forum ulama. Dan saya juga jangan dikasih titel: Forum Ulama. Sebab saya lihat pemberitaan, seolah-olah kami-kami mewakili para ulama yang mengeluarkan statement itu."

Kegelisahan Yusuf Mansur itu dituangkan dalam pesan pendek yang dikirimkam kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/10/2010). Yusuf bahkan tak ragu menyebut pernyataan Forum Solidaritas Ulama itu sebagai 'statement buruk'. "Ulama itu gak menghujat, gak mencaci, gak membuka aib orang, gak menjelekkan orang, tapi lebih memaafkan, menerima dengan lapang dada, dan kemudian mendoakan," papar dia.

Isi SMS Yusuf Mansur selanjutnya sebagai berikut: "Kami-kami malah mendoakan Aida, dan mengajak masyarakat untuk husnudzan kepada keduanya: kepada Aida, terlebih lagi kepada Kiai Zainuddin MZ."

Yusuf juga meragukan Ustad Haafidz yang berbicara mewakili Forum Solidaritas Ulama tersebut. "Saya akan konfirmasi ke kawan-kawan ulama yang lebih tahu dan lebih dekat ke Kiai Zainuddin. Setahu saya, Kiai legowo, sabar, dan memaafkan. Dan tentang penamaan forum solidaritas ulama, saya gak paham," tutur dia.

Forum Solidaritas Ulama mengeluerkan hasil investigasi yang menyebutkan bahwa Aida saksia perempuan yang sering berganti pasangan, pernah mengalami keguguran, pernah melakukan hubungan kumpul kebo, royal pada laki-laki yang disukainya, dan pernah memakai narkoba serta sering ke klub malam.
(ebi/mmu)

KH Zainuddin MZ Bersumpah Demi Allah Tidak Perkosa Aida

Oleh : Supriyanto
Artis - Kamis, 14 Oktober 2010 | 06:30 WIB

INILAH.COM, Jakarta - KH Zainudin MZ bersumpah atas nama Allah tidak melakukan tindakan cabul atau memperkosa Aida Saskia, seperti yang dituduhkan Aida.

Disebut-sebut sebagai pelaku pelecehan seksual yang menimpa Aida Sazkia, Kyai H. Zainudin MZ membantah keras. Ia menyatakannya melalui Forum Solidaritas Ulama.

"Tapi saat pertama kali mendengar kabar itu, pak haji sempat bersumpah demi Allah kalau tidak pernah melakukan itu," ujar HM Hafiz Syahnara wakil anggota Forum Solidaritas Ulama yang juga orang dekat KH Zainuddin MZ, saat jumpa pers, di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (13/10).

"Tuduhan Aida tidak benar," tambahnya.

Sebagaimana diberitakan, Aida Saskia, kelahiran Bogor, 6 Juli 1985 sempat terkenal lewat lagu dangdut Ayam Jago sekitar sembilan tahun silam. Namun kepopuleran Aida rupanya hanya sekilas. Setelah menelurkan album Ayam Jago, nama Aida pun tenggelam.

Nama Aida kembali mencuat sekitar satu tahun kemudian. Namun kali ini bukan karena prestasi, melainkan isu hubungannya dengan da'i kondang, KH Zainuddin MZ. Namun ketika dikonfirmasi mengenai kedekatannya, Aida tak pernah mau mengakuinya.

Setelah sembilan tahun berbohong dan menutupi hubungannya dengan Zainuddin MZ, pada Selasa (5/10), di hadapan beberapa media, Aida membeberkan hubungannya dengan Zainuddin MZ, bahkan mengaku diperkosa. [aji]

Uje Komentari Isu Zainuddin MZ-Aida Saskia
Minggu, 10 Oktober 2010 - 15:54 wib
Elang Riki Yanuar - Okezone

JAKARTA - Isu hubungan terlarang yang pernah terjalin antara Aida Saskia dengan Zainuddin MZ membuat Ustad Jefri Al Bukhori (Uje) prihatin. Menurut Uje, tak cuma ustad atau kiai saja, manusia wajib menjaga perilaku.

"Saya pikir setiap manusia harus seperti itu. Harus menjaga perilaku juga. Kalau kita tidak menjaga, itu terlalu bodoh. Jadi, itu kewajiban semua orang," ujar Uje yang ditemui di komplek Kemendiknas, Jakarta, Minggu (10/10/2010).

Uje enggan memberikan komentar spesifik tentang isu panas yang menimpa Zainuddin. Dia justru mengingatkan agar media massa berhati-hati dalam membuat pemberitaan.

"Begini ya, ketika kita bicara menurut Qur'an, ketika kita mendapatkan suatu kabar, suatu berita, maka wajib buat kita mencari kebenarannya. Apakah berita ini benar? Karena kalau kita membicarakan, lalu ketika itu tidak benar maka menjadi fitnah. Tapi ketika benar, itu jadi gibah kecuali yang sifatnya untuk memperbaiki," bebernya.

Uje mengaku, hanya mendengar selentingan kabar saja soal isu Zainuddin dan Aida.

"Kemarin, kebetulan kita sama-sama satu panggung meresmikan organisasi baru di Kalimalang, Bekasi. Saya hanya mendengar bahwa sesuatu perlu diklarifikasi dan dilihat. Saya secara pribadi tidak tahu dan tidak mengerti bagaimana. Saya tidak bisa komentar apapun," ucap Uje bijak.

Aida Saskia mengaku pernah menjalin hubungan terlarang dengan Zainuddin MZ sekira sembilan tahun silam. Saat itu, Aida masih duduk di bangku SMA. Meski menolak lamaran Zainuddin, Aida mengaku sering menemani Zainuddin menginap di luar kota.(ang)

Senin, 11/10/2010 16:09 WIB
Mengapa Baru Sekarang Aida Melaporkan Zainuddin MZ ke Polisi?
Eny Kartikawati - detikhot


Aida (Dok. Pribadi) Jakarta Pedangdut Aida Saskia yang mengaku keperawanannya direnggut oleh Zainuddin MZ akan melaporkan dai sejuta umat itu ke polisi. Aida berencana lapor setelah kejadian itu berlalu 9 tahun. Kenapa baru sekarang?

Aida menuturkan, dirinya sempat memendam sendiri mengenai peristiwa yang dialaminya bersama Zainuddin itu. Stres pun melandanya sampai ia ingin bunuh diri.

Orangtua Aida yang curiga pada perilaku putri mereka mencoba menguak apa yang dialami oleh pelantun 'Ayam Jago' itu. Akhirnya Aida pun mengungkapkan kalau Zainuddin MZ telah merenggut keperawanannya di sebuah villa di Puncak, Bogor. Saat itu usianya baru 16 tahun.

Aida baru berani bicara kepada kedua orangtuanya mengenai peristiwa tersebut tiga tahun lalu. Saat itu ayah Aida langsung menghubungi dai asal Jakarta itu.

"Papa menghubungi tangan kanan Zainuddin. Akhirnya meminta kita ketemu di suatu tempat. Mediatornya namanya Yudha, tapi sekarang sudah meninggal," kisah Aida saat berbincang dengan detikhot melalui telepon, Senin (11/10/2010).

Dalam pertemuan itu, Zainuddin sempat mengajak Aida menikah. Namun saat itu perempuan 25 tahun itu menolak.

"Saya ini punya keluarga, ayah, ibu dan adik-adik. Saya memikirkan bagaimana perasaan mereka kalau papa saya diambil sama perempuan lain. Saya tidak mau merebut suami orang. Apa iya saya mau menyerahkan diri ke orang setua dia," tutur Aida berapi-api.

Dalam pertemuan dengan orangtua Aida itu, Zainuddin juga sempat minta maaf dan mengakui dirinya khilaf. Ia pun berjanji sebagai bentuk tanggung jawabnya akan memberikan Aida rumah, mobil dan sebuah usaha.

"Untuk masalah keperawanan, dia sempat mengajak saya operasi keperawanan. Katanya dia punya kenalan dokter," beber Aida lagi.

Saat itu Aida pun menunggu janji dai 59 tahun itu. Zainuddin pun berjanji akan minta maaf ke keluarga besarnya.

Tiga tahun berlalu pasca permintaan maafnya pada orangtua Aida, Zainuddin tidak kunjung merealisasikan janjinya. Aida pun merasa telah dipermainkan. Apalagi akhir-akhir ini dai yang pernah aktif di Partai Bintang Reformasi itu kembali muncul di televisi.

"Perasaan dan batin saya yang tidak bisa terima bahwa dia selalu ceramah tentang perzinahan dan dia juga pernah berceramah tentang perkosaan anak di bawah umur. Kok bisa yah dia ceramah tentang apa yang sudah dia lakukan dan aku rasa itu tidak pantas didengar oleh seluruh umat dia," urainya.

Makanya kini Aida mau buka suara soal apa yang dialaminya bersama Zainuddin. Ia pun minta pada dai yang pernah kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah itu agar mengakui perbuatannya dan meminta maaf.

Cukupkah pengakuan dan permintaan maaf Zainuddin itu untuk Aida? "Dengan pemberitaan ini saja dia sudah hancur. Sebagai sesama umat Islam, apa salahnya memaafkan dan dia harus memenuhi janjinya," tandasnya.(eny/mmu)


Perkosa Aida, Zainuddin MZ Akui Khilaf
Senin, 11 Oktober 2010 - 15:14 wib
Johan Sompotan - Okezone

JAKARTA - Zainuddin MZ, kata Aida Saskia pernah mengaku di depan orangtuanya tentang perbuatan terlarang yang mereka lakukan.

Menurut kuasa hukum Aida, Alamsyah Hanafiah, yang ditemui di Grand Hyatt, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (10/10/2010), setelah diperkosa Zainuddin MZ, Aida kecewa dan sempat mencoba bunuh diri lima kali.

"Dari situ orangtua Aida curiga. Barulah Aida buka semuanya di depan orangtuanya, tiga tahun lalu. Akhirnya, bapak Aida mengundang Zainuddin. Bertemulah Zainuddin dengan bapaknya Aida. Di situ Zainuddin mengakui dan mengatakan dia mengaku khilaf," beber Alamsyah.

Aida mengaku diperkosa Zainuddin di sebuah vila di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, ketika masih duduk di kelas 1 SMA. Ketika itu, usianya baru 16 tahun.

Setelah akhirnya Zainuddin mengaku di depan orangtuanya, Aida mengaku tidak mendapatkan apa-apa dari dai sejuta umat itu.

"Enggak pernah menerima apa-apa. Pada saat setelah kejadian itu, dia masih sering main ke rumah, kayaknya dia mengecek apakah Aida sudah buka mulut apa belum, sudah ke publik apa belum. Itu satu trauma besar buat saya," kata Aida.(ang)
06/10/2010
Aida Lima Kali Coba Bunuh Diri Gara-gara KH Zainuddin MZ
Ferry Noviandi




inilah.com/Ferry Noviandi
INILAH.COM, Jakarta - Aida Saskia mengaku hubungannya dengan KH. Zainuddin MZ adalah cobaan yang teramat berat. Pelantun lagu Ayam Jago ini pun mengaku sempat lima kali mencoba bunuh diri.

"Selama ini, saya tertekan. Saya pergi dari rumah sampai saya lima kali mencoba bunuh diri," kata Aida saat ditemui di Menteng, Jakarta, Selasa (5/10).

Namun, Aida membantah kalau hubungannya dengan Zainuddin sampai ke jenjang pernikahan. Namun ia tak menampik sempat berpacaran dengan da'i sejuta umat itu.

"Mengapa saya bicara di sini, saya ingin Pak Zainuddin mau jujur. Terserah orang mau menilai bagaimana hubungan kami. Tapi saya tak mau bicara soal itu sekarang. Kalau nanti saya hanya cari sensasi, saya sudah siapkan dua orang saksi, orang tua saya sendiri," tutur Aida.

Aida mengaku mempunyai hubungan spesial dengan KH Zainuddin MZ sembilan tahun lalu, saat usianya baru berusia 16. Aida mengaku dirayu dan diajak menikah oleh da'i kondang tersebut. Meski begitu, Aida mengaku tidak pernah menikah dengan Zainuddin. [aji/mor]