tag:blogger.com,1999:blog-62308569447277305122024-03-20T06:27:43.042-07:00Sebuah Gereja Sebuah Keyakinan di IndonesiaChristy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.comBlogger233125tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-59000521307766632232022-10-27T02:00:00.001-07:002022-10-27T02:00:08.903-07:00Daur Sospolek: 2018-2020, tahun tanda tanya kondisi KEAMANAN kita1908: Budi Utomo didirikan<br />
1928: Sumpah Pemuda digemakan<br />
1945: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia<br />
1955: Pemilu Demokratis Pertama<br />
1965: Kejatuhan Rezim Orde Lama<br />
1974: Demo Antiinvestasi Asing<br />
1998: Kejatuhan Rezim Orde Baru<br />
2018: Jaman HOAK$<br />
2019: MEI : Pertarungan antara yang Puas n Tak Puas @ Pilpres (<a href="https://seruni.id/peristiwa-bandung-lautan-api/">firesea is not the option</a>)<br />
2020: Maret-April : Darurat kesehatan pandemi covid-19<div><a href="https://www.beritasatu.com/news/994077/7-mantan-kapolri-turun-gunung-temui-listyo-sigit-prabowo">KAPOLRI: tantangan dahsyat</a><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
🐙</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
<div><a href="https://covid19.go.id/p/berita/belajar-dari-flu-spanyol-1918-pemahaman-literasi-dan-perubahan-perilaku-menjadi-kunci-penanganan-pandemi">Belajar Dari Flu Spanyol 1918, Pemahaman Literasi dan Perubahan Perilaku Menjadi Kunci Penanganan Pandemi</a><br /></div><div><a href="https://mediaindonesia.com/humaniora/332909/belajar-dari-sejarah-pandemi-flu-spanyol-1918">Belajar dari Sejarah Pandemi Flu Spanyol 1918 Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/332909/belajar-dari-sejarah-pandemi-flu-spanyol-1918</a><br /></div><div><a href="https://kabar24.bisnis.com/read/20210521/15/1396394/jutaan-data-wni-bocor-kemendagri-ungkap-pelakunya">Kebocoran Data Pribadi</a><br /></div><div style="color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;"><strong style="box-sizing: border-box;"><span face=""pt sans" , sans-serif" style="color: #212529; font-weight: 400;"><br /></span></strong></div><div style="color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
<strong style="box-sizing: border-box;"><span face=""pt sans" , sans-serif" style="color: #212529; font-weight: 400;">tirto.id - Fachri Hafiez masih sesekali ke lapangan untuk mencari berita. Media tempatnya bekerja sudah mulai menerapkan kebijakan kerja dari rumah sebagaimana anjuran pemerintah sejak 18 Maret 2020. "Cuma beberapa kali memang harus ke lapangan. Kayak liputan wajib kantor dan persidangan yang enggak menyediakan live streaming," ujarnya kepada Tirto, Sabtu (4/4/2020). Reporter yang biasa menggarap isu pidana khusus ini merasakan khawatir setiap kali harus ke lapangan dalam kondisi pandemik COVID-19. Lantaran ia tak tahu, apakah area liputannya cukup steril dari virus yang sudah menjangkiti 2.092 masyarakat Indonesia (data 5 April 2020). Tempat Fachri bekerja hanya memberi semacam vaksin influenza. Selebihnya ia bergantung pada diri sendiri dengan rutin mengonsumsi suplemen vitamin 3 kali sehari setiap harus meliput keluar rumah. "Yang paling utama masker dan hand sanitizer. Setelah sampai rumah langsung bersih-bersih. Semua baju, jaket, dan celana langsung cuci," ujarnya. Jika Fachri masih harus meliput ke lapangan saat pandemik, ada pula pegawai media lain yang gajinya dibayar telat dan harus tetap bekerja. Setyo A. Saputro, Ketua Serikat Pekerja di jaringan media daring tempatnya bekerja, mengatakan seharusnya para pegawai mendapatkan hak upah pada tanggal 29 setiap bulan. Namun hingga 2 April 2020, para pegawai belum mendapatkan gaji bulan Maret. "Pengumuman pertama dari pihak manajemen yang disampaikan pada 26 Maret 2020. Di situ, dikabarkan bahwa gaji untuk bulan Maret akan dibayarkan antara tanggal 31 Maret atau 1 April karena alasan pandemi COVID-19, sehingga dana dari pihak ketiga terlambat masuk," ujar Setyo. Setyo mendapatkan kabar bahwa perusahaan berjanji mampu membayar gaji pegawai pada 7 April 2020. Kabar itu membikin para pegawai putar otak untuk menghidupi diri dan keluarga di rumah. Namun, kondisi memprihatinkan itu tidak membuat profesionalisme para pegawai surut. Menurut Setyo, pegawai tetap bekerja seperti biasa meski untuk kebutuhan internet saja terpaksa berutang. "Kalau kondisinya begini, bagaimana kami bisa bekerja di rumah dengan tenang?" katanya. "Kami ini ingin kerja, kok malah dikerjain?" "Di tengah pandemi seperti ini, kami butuh uang buat memenuhi kebutuhan pokok atau vitamin. Belum lagi banyak kawan-kawan yang masih punya bayi yang harus dijaga gizi dan kesehatannya," tambah Setyo. Dilindungi, tapi Masalah Belum Selesai Apa yang dialami Fachri maupun Setyo hanya satu dari beberapa kisah wartawan selama pandemi COVID-19. Sebut saja kisah WD, wartawan yang meninggal akibat ditolak rumah sakit rujukan pemerintah dan terlambat dalam penanganan medis. Sebagaimana diberitakan BBC Indonesia, WD ditolak di dua rumah sakit rujukan, yakni RSPAD Gatot Subroto dan RSPI Sulianti Saroso. WD diterima di RSUD Kabupaten Tangerang, tetapi ditelantarkan selama 5 jam. WD kemudian mengembuskan napas terakhir saat ditangani di RS Eka, Tangerang Selatan. Selain itu, beberapa wartawan sempat ditelantarkan dalam penanganan medis akibat berinteraksi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Puluhan wartawan ditelantarkan saat mereka berusaha memeriksakan diri positif atau tidak di beberapa rumah sakit. Ketua Aliansi Jurnalis Independen Abdul Manan berpendapat insiden kematian jurnalis merupakan "lonceng" bagi pemerintah yang lambat menangani COVID-19. "Saya kira ini salah satu kritik penting terhadap pemerintah yang memang dari awal terkesan meremehkan wabah ini. Ketika wabah mulai ramai di Wuhan, kita terlalu percaya diri dengan mengatakan Indonesia bebas corona," kata Manan. Manan berkata data lengkap hasil pengaduan mengenai masalah wartawan selama pandemi COVID-19 baru direkapitulasi AJI pada Senin hari ini (6/4). Ia berkata ada kabar perusahaan pers lain juga menggantungkan nasib wartawannya serupa seperti media tempat Setyo bekerja. "Selain itu, kami dengar dari Semarang, tapi laporannya belum masuk," katanya. Manan berkata AJI sudah menerbitkan protokol peliputan selama COVID-19. AJI mendorong agar para wartawan untuk work from home. Kemudian, AJI meminta perusahaan pers menyiapkan perlengkapan pelindung diri bagi wartawan seperti hand sanitizer maupun masker. AJI juga mendorong agar perusahaan pers tidak menugaskan wartawan ke daerah berisiko, selain mendorong pemerintah untuk memberikan informasi secara daring. AJI mengkritik keras ketika peliputan tidak menerapkan protokol COVID-19 saat konferensi pers Kemenko Maritim beberapa waktu lalu. Peliputan itu tidak menerapkan social distancing dan membahayakan wartawan. Manan berkata terkadang protokol tidak bisa dipenuhi bagi beberapa jurnalis, terutama jurnalis televisi. Alasannya, "di momen tertentu harus mengirimkan orang karena memang kehadiran secara fisik tidak terhindarkan, [karena itu] kewajiban utama perusahaan pers memastikan dia memiliki perlengkapan sangat baik dan pengetahuan sangat baik untuk meliput secara aman," kata Manan. Manan meminta perusahaan pers memenuhi kewajiban kepada pekerja selama pandemi. Sebab, wartawan menjadi garda terdepan kedua setelah tenaga medis dalam memberitakan COVID-19 maupun memberikan informasi kritis tentang kebijakan pemerintah tentang COVID-19. "Kami berharap hendaknya perusahaan media memenuhi kewajibannya kepada pekerjanya dan harus berusaha menghindari pengurangan kesejahteraan, misalnya mengurangi gaji atau PHK. Itu seharusnya dihindari saat situasi sulit begini," kata Manan. Sementara Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Yadi Hendriana mengatakan jurnalis televisi sudah menerapkan protokol dalam proses peliputan. Mereka menggelar kerja sama untuk pelaksanaan peliputan. "Kami melakukan kerja sama proses gathering dengan semua stasiun televisi dan berjalan dengan baik," kata Yadi. Yadi mencontohkan wartawan yang bertugas di Istana adalah MNC Group; BNPB menjadi tugas TVRI dan CNN; sementara Wisma Atlet untuk Kompas TV dan Emtek Group; Balaikota untuk TV One. Masing-masing TV pool bertugas mengirimkan materi konferensi pers ke seluruh media via SNG dan berlangsung selama dua minggu. Mereka mendorong visual gathering untuk proses konferensi pers. Sementara ini IJTI belum menerima laporan permasalahan untuk wartawan yang positif COVID-19 maupun berstatus PDP. Berdasarkan laporan yang diterima IJTI, baru satu jurnalis televisi yang positif COVID-19, yakni reporter CNN dan sudah diumumkan oleh perusahaan. Puluhan berstatus ODP dan PDP. Dan, perusahaan media mengakomodasi pembiayaan. IJTI berusaha membantu pembiayaan bila ada yang tidak mampu membiayai. "Sejauh ini, perusahaan masing-masing membiayai test swab," kata Yadi. Saat ini IJTI masih berfokus pada permasalahan perlindungan jurnalis. Ia mengimbau agar perusahaan pers bisa mengakomodasi kebutuhan pelindung diri bagi wartawan selama liputan. Selain itu, mereka khawatir untuk masalah pendapatan bagi kontributor daerah. "Yang belum tersentuh secara keseluruhan adalah kawan-kawan jurnalis di daerah; mereka kesulitan mendapatkan masker dan hand sanitizer. Kami sedang usahakan untuk mencarikan kebutuhan tersebut. Mudah-mudahan kami bisa mengatasi problemnya," kata Yadi.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #212529; font-family: "PT Sans", sans-serif; font-weight: 400;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #212529; font-family: "PT Sans", sans-serif; font-weight: 400;" /><span face=""pt sans" , sans-serif" style="color: #212529; font-weight: 400;">Baca selengkapnya di artikel "Jurnalis Selama Corona: Upah Telat, Meninggal Tanpa Perlindungan", </span><a href="https://tirto.id/eK8i" style="box-sizing: border-box; color: #0098da; font-family: "PT Sans", sans-serif; font-weight: 400; text-decoration-line: none; touch-action: manipulation;">https://tirto.id/eK8i</a></strong></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span face="sans-serif" style="color: #585858; font-weight: 700;">🐅</span></div>
<strong style="box-sizing: border-box; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;"><br /></strong>
<strong style="box-sizing: border-box; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">JawaPos.com</strong><span face="sans-serif" style="color: #585858;"> – Sebanyak delapan perempuan diduga istri dari prajurit TNI mengunggah tulisan di media sosial (medsos) terkait penusukan Menko Polhukam Wiranto yang terjadi pada Kamis 10 Oktober 2019 di Pandeglang, Banten. Kapuspen TNI, Mayjen Sisriadi mengatakan, akan mengecek terkait hal tersebut bersama Badan Intelijen Strategis (BAIS) militer terlebih dahulu.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
”Nanti kami akan koordinasi (BAIS). TNI mengedepankan etika,” ujar Sisriadi kepada <em style="box-sizing: border-box;">JawaPos.com</em>, Sabtu (12/10) malam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Sisriadi mengatakan, saat ini TNI tengah mencari sejumlah fakta. Sehingga, nantinya bisa diambil tindakan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Sisriadi belum bisa memberikan informasi sanksi apa yang diberikan prajurit TNI yang melanggar etik. Namun, bukan tidak mungkin sanksi berat akan diberikan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
“Bersalah diberikan tindakan pencopotan atau yang lain,” katanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Sejauh ini ada delapan perempuan diduga istri prajurit TNI yang terjerat masalah gara-gara <em style="box-sizing: border-box;">posting</em>-an di medsosnya. Pertama, seorang perempuan berinisial FS, diduga istri prajurit TNI, sudah diamankan di Polresta Sidoarjo, Sabtu (12/10) dini hari.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Ia diduga melanggar UU Nomor 19/2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11/2008 terkait Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sanksi belum diketahui.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Kedua, perempuan berinisial IB, juga diduga istri dari seorang prajurit TNI AD. IB mengunggah tulisan melalui akun Facebook-nya sebagai berikut: ‘Udah pada nonton trailer film baru??? Judulnya Wiranto Ditusuk (Tapi Bohong)’.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Ketiga, perempuan berinisial WB, diduga istri seorang prajurit TNI AD. Diduga WB mengunggah gambar yang bertuliskan: ‘Harusnya pisau yang buat nusuk kasih racun ular berbisa dulu, biar nanti koidnya juga kagak <em style="box-sizing: border-box;">setting</em>-an. mau ikut-ikutan drama Korea ya?’ tulis WB sambil diakhiri dua jempol ke bawah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Keempat, perempuan berinisial IH, diduga istri dari seorang prajurit TNI AU. Melalui akun Facebook-nya, IH menuliskan: ‘Mau tanya … Beli perban yang udah lengkap dengan darahnya di mana ya?? Buat nyoba nge-<em style="box-sizing: border-box;">prank</em> yang masih setengah belum sadar’ tulis IH ditutup <em style="box-sizing: border-box;">emoticon</em> senyum menjulurkan lidah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Kelima, perempuan berinisial IO, diduga istri dari seseorang di institusi AD. Di Facebook ia menuliskan: ‘Kaya adegan sinetron.. ditusuk tapi nggak ada muka sakit sama sekali.. hmm..’</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Keenam, perempuan berinisial LA, belum diketahui jelas identitasnya. LA diduga mengunggah tulisan berikut: ‘Cuma sama pisau aja kok belum dibakar kaya dokter di Wamena, nggak kaya mahasiswa yang meninggal kepalanya retak gara-gara dipukul benda tumpul, nggak kaya anak-anak yang meninggal gara-gara asap di Riau sama Jambi. So nggak usah lebay lah’.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Sebelumnya, ada dua perempuan yang berkasus serupa. Sanksi untuk suami mereka pun sudah dijatuhkan. Pertama, perempuan berinisial IZN, yang merupakan istri Komandan Kodim Kendari, Kolonel HS. HS telah dicopot dari tugasnya sebagai Komantan Kodim.</div>
<div style="color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
<strong style="box-sizing: border-box;"></strong><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Kedua, perempuan berinisial LZ, istri dari sersan dua Z. Akibat tindakan LZ tersebut, Z juga diganjar sanksi. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa mengatakan, kedua anggota TNI AD tersebut mendapat sanksi akibat unggahan istri mereka, yang dinilai melangggar UU nomor 19/2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.</div>
<div style="color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; text-align: center;">
<strong style="box-sizing: border-box;">🐏</strong></div>
<div style="color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
<strong style="box-sizing: border-box;"><br /></strong>
<strong style="box-sizing: border-box;">JawaPos.com</strong> – Perebutan kursi ketua MPR RI Periode 2019-2024 makin memanas. Tidak Hanya Golkar dan PKB. Gerindra pun mulai mengincar posisi yang saat ini diduduki oleh Zulkifli Hasan.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Menjelang pergantian pimpinan lembaga tinggi negara Oktober mendatang, bangsa Indonesia harus mampu menghadirkan pimpinan yang tepat. Di antaranya adalah sosok ketua MPR RI periode 2019-2024.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Lalu, seperti apa figur yang pantas untuk menjadi ketua MPR selama lima tahun kedepan? Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Lili Romli, saat ini Indonesia menghadapi dua tantangan, yaitu menguatnya radikalisasi agama dan deideologisasi pancasila.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Karena itu, MPR yang salah satu tugasnya menyosialisasikan empat pilar kebangsaan, wajib untuk memerangi radikalisme di negeri ini.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
“Persoalan kita itu ya radikalisasi agama dan deideologisasi pancasila. Itu harus dilawan bersama-sama,” kata Lili Romli dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/7).</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Menurut Lili Romli, saat ini radikalisasi agama semakin menguat, kelompok-kelompok yang ingin mengganti pancasila masih terus bergerak. Di sisi lain, terjadi pendangkalan pemahaman ideologi pancasila di kalangan nasionalis sendiri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Oleh sebab itu, pimpinan MPR ke depan sebaiknya dari kalangan santri nasionalis, sebab dari typical sosok ini, diyakini mampu mengurai dua masalah di atas. Harapanya figur itu mampu mengurai akar-akar radikalisasi agama dan mampu memperkuat pemahaman ideologi pancasila.</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
“Kalangan santri nasionalis ini bisa diwakili oleh Muhaimin Iskandar. Dia mampu memimpin MPR, dia santri dan juga nasionalis. Apalagi saat ini sudah menjadi wakil ketua MPR,” imbuhnya</div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
Lebih lanjut, menurut Lili Romli, dua permasalahan di atas tidak bisa dianggap enteng. Sebab, radikalisme menjadi salah satu penyakit bangsa ini. Tentunya, MPR sebagai lembaga tinggi mempunyai peran dan tanggung jawab penting dalam menangani masalah ini.</div>
<div style="color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; clear: both; color: #585858; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px;">
“Dalam posisi ini MPR harus bisa berperan lebih banyak,” pungkasnya.</div>
<div style="color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🐎</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Bisnis.com</span>, JAKARTA – Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mengemukakan pendapatnya dalam diskusi tentang dalang demo aksi 22 Mei lalu yang diselenggarakan di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat pada Rabu (29/5/2019).</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Alih-alih berbicara tentang pihak yang diduganya sebagai sumber kerusuhan ini, penggiat HAM tersebut mengapresiasi proses politik demokrasi Indonesia yang semakin membaik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
“Dua puluh tahun Indonesia mengalami proses demokrasi ada satu capaian yang luar biasa. Ada dua indikator, sebuah negara demokrasinya bisa dikatakan<b> stabil</b> kalau 19 tahun menyelenggarakan pemilihan umum tanpa diinterupsi oleh dua hal yang besar, pertama kudeta militer dan (kedua) perang bersaudara,” ungkapnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Dari dua indikator tersebut, menurut Usman, Indonesia memiliki ketahanan politik yang luar biasa terlebih masyarakat sipilnya juga memiliki ketahanan demokrasi sehingga bisa bertahan berkali-kali melakukan pemilihan umum tanpa ada interupsi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
“Tentu saja dalam beberapa tahun terakhir kita memiliki tantangan. Memang ada kemunduran di tahun 2017 yaitu dengan pemenjaraan Ahok karena identitas agama, ras dan etnis. Momen ini adalah momen Indonesia paling disoroti kebebasan demokrasinya,” terangnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Namun begitu, pemilihan umum yang dilakukan tahun ini berujung pulih situasi politiknya, sehingga menurutnya di tahun-tahun berikutnya kondisi politik Indonesia akan semakin membaik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Ia juga menitikberatkan pada penemuan keterlibatan eks anggota militer dalam kasus ini yang pada sejarahnya tidak pernah ada kasus yang melibatkan eks militer yang mampu diselesaikan secara tuntas karena mereka memiliki kekebalan hukum sendiri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
“Saya kira kalau kepolisian mau membongkar ini semua secara tuntas antara mau membawa ini ke pengadilan umum atau menggabungkan investigasi dengan sebuah tim investigasi independen sehingga masyarakat biasa mau memberikan kesaksian secara terbuka,” sambungnya.</div>
<div style="font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: sans-serif; font-size: 18px; height: auto; letter-spacing: normal; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Terakhir, ia memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian yang mampu menerima kritik dari masyarakat yang dianggapnya sama sekali tidak merendahkan namun agar menjadi pertanggungjawaban kredibilitas pihak kepolisian itu sendiri.</div>
<div style="font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🐃</span></div>
<div style="font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta, Beritasatu.com -</span> Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Fajar Nursahid mengatakan, Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang berhasil menerapkan standar tinggi dalam konteks politik dan demokrasi liberal di Indonesia.</div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Meski pemilu pertama yang digelar di Indonesia, Fajar menilai, Pemilu 1955 merupakan pemilu paling ideal.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Tahun 1955, Pemilu pertama dicangkokkan, tapi berhasil membuat benchmark yang cukup tinggi. Saya memandang 1955 ideal dalam konteks pemilu dan demokrasi," kata Fajar dalam diskusi 'Perbandingan dan Praktek Demokrasi Liberal 1955 dan 2019' yang digelar LP3ES di Jakarta, Selasa (28/5/2019).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Menurut Fajar, situasi politik pada Pemilu 1955 tak jauh berbeda dengan yang terjadi pada Pemilu 2019. Peserta pemilu yang multi-partai, serta terjadinya keterbelahan di masyarakat. Namun, terdapat sejumlah perbedaan antara Pemilu 1955 dan Pemilu 2019. Dalam konteks media massa misalnya, meskipun memiliki kecenderungan politik, pada Pemilu 1955 media massa mampu mengelola konflik dengan baik.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Kompetisinya ketat, tapi bisa nyambung dialog politiknya. Ini yang seharusnya kita belajar dalam konteks sekarang ini," katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Selain itu, kata Fajar, kultur siap menang dan siap kalah dipraktikkan dengan baik oleh elite politik era 1950-an. Saat itu, sirkulasi kepemimpinan politik berjalan dengan sangat cepat. Figur politik silih berganti mengisi Kabinet dan menjadi hal yang biasa.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Poin saya adalah, ada kultur siap menang dan kalah yang tinggi di sana. Orang berganti itu biasa saja. Sekarang sudah dinyatakan berkali-kali kalah masih ngotot. Itu jadi soal menurut saya dalam konteks sekarang. Dengan demikian spirit ini yang harus diwarisi generasi politik sekarang. Siap menang dan siap kalah merupakan bagian dari kultur politik dan etika politik yang harus dibangun berkaca dari tahun 50-an," katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Lebih jauh, Fajar juga menyoroti tokoh-tokoh yang muncul pada era 1950-an. Menurutnya, tokoh-tokoh politik saat itu berhasil menjadi <em style="box-sizing: border-box;">role model</em> atau panutan yang baik dan dewasa.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Fajar mencontohkan meskipum pendiri Masyumi M. Natsir kerap berdebat keras dengan tokoh PKI DN Aidit atau dengan Soekarno, tetapi mereka masih tetap berkawan di luar politik. Menurutnya, <em style="box-sizing: border-box;">role model</em> semacam itu yang tidak terlihat ditunjukkan oleh tokoh-tokoh politik saat ini.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Ada <em style="box-sizing: border-box;">role model</em> tokoh-tokoh politik yang sangat baik dan sangat dewasa. Mereka tajam berpolitik. Berbedanya luar biasa tajam, tapi mereka bisa berkawan dengan baik. Cerita Natsir dengan Soekarno, Natsir dengan Aidit itu kan di sidang luar biasa tajam tapi bisa berkawan baik di luar. Ini yang juga kemudian tidak ada dalam konteks politik sekarang. Bagaimana elite bisa kendalikan konflik dan bangun konsensus," katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Untuk itu, Fajar berharap elite politik saat ini meneladani tokoh politik era 1950-an dalam mengendalikan konflik dan membangun konsensus. Tanpa adanya kedewasaan berpolitik ini, Fajar mengaku khawatir situasi politik yang saat ini terjadi tidak menemukan jalan untuk membangun konsensus.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Ketika Juni nanti MK sudah putuskan, apakah masih ada peluang konsensus yang bisa dibangun? Ini yang kemudian kita harus belajar dari konteks 50an. Bagaimana orang bisa kagum pada berbagai<em style="box-sizing: border-box;"> role model</em>politik yang tumbuh dan sangat bisa memberikan teladan politik," katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Lebih jauh, terdapat perbedaan penting antara partai politik saat ini dan era 1950-an. Menurutnya, saat itu, ideologi partai politik dibangun dengan kuat dan matang. Dengan demikian, meski ideologi berbeda dan bahkan saling bertentangan, partai politik tidak khawatir kehilangan konstituen. Kondisi tersebut berbeda dengan partai politik saat ini, di mana setiap partai tidak memiliki ideologi yang jelas dan bahkan seragam.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Identifikasi sangat gamblang. Bagaimana proses ideologisasi ini tidak jalan. Tidak ada segmentasi khusus. Hanya pragmatis dan berorientasi kekuasaan," tegasnya.</div>
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px;" />
<br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Sumber: Suara Pembaruan</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box;">🐑</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
JAKARTA (Reuters) - Incumbent President Joko Widodo won last month's Indonesian election with 55.5% of votes against 44.5% for his challenger, retired General Prabowo Subianto, the election commission's official count said early on Tuesday.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
The official result released by the General Election Commission (KPU) confirms unofficial counts by private pollsters of the April 17 election, giving Widodo a comfortable victory, though it could trigger a legal challenge and potential street protests after Prabowo claimed widespread cheating.</div>
<div class="advertising advertising--no-label js-adzone advertising--outstream advertising--called advertising--rendered" data-google-query-id="CN6qnOfqq-ICFdGBcAodvZwIhg" id="adzone-outstream" style="background-image: none; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 0px 0.625rem; padding: 0px; text-align: center;">
<div id="google_ads_iframe_/6458/euronews_new/programs-news/_4__container__" style="background-repeat: no-repeat; border: 0pt none; box-sizing: inherit; margin: 0px auto; max-width: 100%; padding: 0px;">
<iframe data-google-container-id="9" data-integralas-id-73c58ba7-a9f2-0215-e2bb-9140cbe5daf5="" data-load-complete="true" en_id="21633130571$4877510060$138252755890" frameborder="0" height="2" id="google_ads_iframe_/6458/euronews_new/programs-news/_4" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/6458/euronews_new/programs-news/_4" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: inherit; margin: 0px auto; max-width: 100%; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div class="teads-adCall" style="background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Widodo won with over 85 million of the total 154 million votes cast in the world's third-largest democracy. There was no immediate reaction from him or his campaign team.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
An election supervisory agency earlier on Monday dismissed claims of systematic cheating because of a lack of evidence and independent observers and analysts have said the poll was free and fair.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
But a witness for Prabowo's campaign team and the leading opposition party refused to sign and validate the official results, which were announced more than a day earlier than expected after the KPU worked into the early hours of Tuesday to finish the vote count.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
"We won't give up in the face of this injustice, cheating, lies, and these actions against democracy," said Azis Subekti, a witness from Prabowo's campaign team.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
It was not immediately clear if Prabowo would mount a legal challenge to the official result.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Authorities have tightened security in anticipation of potential civil unrest and have detained dozens of militant Islamists suspected of planning attacks to create mayhem during demonstrations.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Police rolled out barbed wire and readied armoured trucks and water cannons around the KPU. They have also prevented people from across Indonesia travelling to Jakarta en masse to join protests.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Prabowo has said the situation could trigger "people power"-style protests, while the government and police have urged protesters to keep the peace and vowed action against anyone stirring unrest.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
National police, who report directly to Widodo, have also held or interrogated at least three leading opposition figures for suspected treason.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
The streets outside the KPU were quiet immediately after the announcement.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Last week, police said they had detained about 30 suspected militants with ties to Jemaah Ansharut Daulah (JAD), Indonesia's largest group linked to Islamic State.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
The losing party can lodge a legal challenge at the constitutional court. Otherwise, the commission will officially declare the winner by May 28.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Prabowo has not yet confirmed if he intends to go to court, but his challenge to his 2014 defeat by Widodo was rejected.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: black; font-family: "Open Sans", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.55rem; margin-bottom: 1.2rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
(Reporting by Agustinus Beo Da Costa; Writing by Ed Davies; Editing by Kanupriya Kapoor and Angus MacSwan)</div>
<div style="text-align: center;">
🐇</div>
<br />
JAKARTA republika -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengimbau kepada warga Muhamadiyah agar tidak ikut aksi 22 Mei 2019. Abdul Mu'ti berharap anggota Muhammadiyah justru bisa menjadi contoh dalam berdemokrasi.</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
</div>
<div class="picked-article" style="background-color: white; color: #191919; display: inline-block; font-family: Hind, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; margin: 1em 0px; vertical-align: top; width: 694px;">
<div class="title" style="border-bottom: 4px solid rgba(0, 0, 0, 0.1); padding: 0.5em 1em 0px;">
<span style="color: black; font-weight: 900; letter-spacing: 0px;"><b>Baca Juga</b></span></div>
<ul style="background: rgb(243, 243, 243); list-style-type: none; margin: 0px; padding: 1em 0px 0px;">
<li style="border-right: 1px solid rgb(121, 121, 121); display: inline-block; height: 60px; margin: 0px; padding: 0px 1em; vertical-align: top; width: 195px;"><a href="https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/prp6p4320/jelang-22-mei-mui-tekankan-urgensi-persatuan-bangsa" style="color: black; font-weight: 600; line-height: 1.35em; text-decoration-line: none;">Jelang 22 Mei, MUI Tekankan Urgensi Persatuan Bangsa</a></li>
<li style="border-right: 1px solid rgb(121, 121, 121); display: inline-block; height: 60px; margin: 0px; padding: 0px 1em; vertical-align: top; width: 195px;"><a href="https://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/prp0zo430/tanggapi-22-mei-gp-ansor-komitmen-kawal-ulama-dan-nkri" style="color: black; font-weight: 600; line-height: 1.35em; text-decoration-line: none;">Tanggapi 22 Mei, GP Ansor Komitmen Kawal Ulama dan NKRI</a></li>
<li style="border-right: 0px; display: inline-block; height: 60px; margin: 0px; padding: 0px 1em 1em; vertical-align: top; width: 195px;"><a href="https://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/prp2q1409/bpn-respons-potensi-aksi-22-mei-ditunggangi-teroris" style="color: black; font-weight: 600; line-height: 1.35em; text-decoration-line: none;">BPN Respons Potensi Aksi 22 Mei Ditunggangi Teroris</a></li>
</ul>
</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
</div>
<div class="ads detail_text" data-google-query-id="COyDusvXpeICFZWgaAodl6UKfQ" id="div-gpt-ad-1557805406423-0" style="background-color: white; color: #191919; display: inline-block; font-family: Hind, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: auto; letter-spacing: normal; margin: 0px auto; text-align: center; vertical-align: top; width: 694px;">
<div id="google_ads_iframe_/12890435/desktop_news_detail_text_0__container__" style="border: 0pt none; display: inline-block; height: 250px; width: 300px;">
<iframe data-google-container-id="7" data-is-safeframe="true" data-load-complete="true" frameborder="0" height="250" id="google_ads_iframe_/12890435/desktop_news_detail_text_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="" sandbox="allow-forms allow-pointer-lock allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-same-origin allow-scripts allow-top-navigation-by-user-activation" scrolling="no" src="https://tpc.googlesyndication.com/safeframe/1-0-33/html/container.html" style="border-style: initial; border-width: 0px; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="300"></iframe></div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
"Muhammadiyah menghimbau kepada anggotanya untuk tidak turut serta dalam aksi 22 Mei. Warga Muhammadiyah hendaknya menjaga khittah dan kepribadian dengan menjadi teladan dalam berpolitik dan berdemokrasi," kata Abdul Mu'ti dalam pesan tertulis kepada <em>Republika</em> pada Sabtu (18/5).</div>
Selain itu, pemilihan Presiden adalah proses seleksi kepemimpinan yang biasa dilakukan Indonesia. Proses pemilihan Presiden, jelas Mu'ti, berlangsung secara konstitusional, terbuka, jujur, dan adil.</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
Penyelenggara pemilu pun, menurut Mu'ti, juga telah bekerja profesional, netral, dan transparan. Bahkan, mereka juga kooperatif menerima masukan, segala kesalahan telah diperbaiki, dan dugaan adanya kecurangan sudah dilakukan pemilihan ulang kembali.</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
"Karena itu semua pihak hendaknya menerima hasil-hasil Pemilu secara dewasa, legawa, arif, dan bijaksana," kata dia.</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
Jika ada keberatan terhadap hasil pemilu, Mu'ti menyarankan, hendaknya diselesaikan secara hukum. Pengerahan massa dalam bentuk apapun dan oleh siapapun hendaknya dihindari.</div>
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
</div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span face=""hind" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="background-color: white; color: #191919; font-size: 16px; letter-spacing: normal;"></span></span><br />
<div style="background-color: white; color: #191919; font-family: "Open Sans", Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; line-height: 1.65em;">
"Muhammadiyah juga menghimbau aparatur keamanan untuk tidak represif. Pendekatan persuasif melalui komunikasi personal dan institusional harus dilakukan. Pendekatan yang militeristik dan pre-emptive berpotensi menimbulkan benturan antara aparat dan rakyat," kata Abdul Mu'ti.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">🐆</span></div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Kedua tangannya tak lagi berbentuk sempurna, dua daun telinganya rusak, bekas luka bakar terlihat jelas di hampir seluruh bagian tubuhnya. "Saya nyaris dibakar hidup-hidup," kata Iwan Firman salah satu korban selamat <a href="https://www.tempo.co/tag/kerusuhan-mei-1998" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">kerusuhan Mei 1998</a> mengenang kembali peristiwa nahas itu dalam peringatan "21 Tahun Tragedi Mei 98" pada Senin, 13 Mei 2019.
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Baca: </span><span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/1180281/tantangan-sumpah-pocong-wiranto-dianggap-tak-selesaikan-kasus-ham" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Tantangan Sumpah Pocong Wiranto Dianggap Tak Selesaikan Kasus HAM</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Pria 60 tahun ini bercerita ia dibakar hidup-hidup oleh 20 orang tanpa sebab. Beberapa di antaranya berperawakan tegap dan berambut cepak. Peristiwa nahas itu berlangsung saat ia mau pulang ke rumahnya di Jalan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Pagi tadi, seperti tahun-tahun sebelumnya, Iwan datang ke depan Citra Plaza, Klender. Bersama sejumlah penyintas dan keluarga korban, mereka berdoa dan mengenang korban tewas akibat dibakar hidup-hidup di pusat perbelanjaan yang dulu bernama Yogya Plaza itu. Mereka mendesak pemerintah mengungkap dalang kerusuhan yang menewaskan ribuan orang di Jakarta dan daerah lain di Indonesia.</span></div>
<div data-google-query-id="CIqbm6vrmeICFQMvjgodWIMGqg" id="inarticle" style="border: 0px; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_edsus_inarticle_0__container__" style="border: 0pt none; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<iframe data-google-container-id="1" data-load-complete="true" frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_edsus_inarticle_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_edsus_inarticle_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">"Kalau aku ketemu Jokowi, aku beberin semua. Aku mau cerita selama ini jadi kebelangsak kehidupanku ini," kata Iwan sambil meratapi kondisi kedua tangannya yang rusak itu.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Baca: </span><span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/1180040/kontras-usul-wiranto-prabowo-dan-kivlan-zen-beri-kesaksian" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">KontraS Usul Wiranto, Prabowo, dan Kivlan Zen Beri Kesaksian</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Sementara itu, Maria Sanu terus mendekap foto mendiang anaknya, Stevanus Sanu, dalam peringatan tragedi Mei 1998 itu. Stevanus, kata dia, ikut terpanggang hidup-hidup di Yogya Plaza.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Maria meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mau menuntaskan kasus ini. Ia mengaku mendukung Jokowi kembali menjadi presiden agar bisa menemukan keadilan bagi almarhum anaknya. "Supaya dia mau buka hati, mata, dan peduli kepada keluarga korban pelanggaran HAM," ucapnya.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), dalam laporannya, menyatakan peristiwa kerusuhan 13-15 Mei 1998 berkaitan dengan dinamika sosial politik masyarakat Indonesia waktu itu. Kerusuhan ini juga berkaitan dengan sejumlah peristiwa penting sebelumnya seperti Pemilu 1997, penculikan aktivis, krisis ekonomi, hingga penembakan mahasiswa Universitas Trisakti.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Simak: </span><span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/1179867/kivlan-zen-ajak-wiranto-berdebat-soal-dalang-kerusuhan-1998" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Kivlan Zen Ajak Wiranto Berdebat soal Dalang Kerusuhan 1998</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Pemilu 1997 berakhir dengan kemenangan Partai Golongan Karya (Golkar) dan terpilihnya kembali Presiden Soeharto untuk yang keenam kalinya. Rezim orde baru saat itu membatasi ruang masyarakat untuk berekspresi.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Sejumlah aktivis yang berani menentang Soeharto hilang dan tak diketahui rimbanya hingga kini. TGPF menilai Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat waktu itu, Prabowo Subianto bertanggung jawab atas penghilangan sejumlah aktivis.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Dalam wawancara dengan Majalah Tempo pada Oktober 2013, Prabowo Subianto menjawab tudingan soal keterlibatan dia di kerusuhan Mei 98 itu. 28 Oktober 2013. "Kadang dalam pemerintahan, kita sebagai alat pemerintah menjalankan misi yang dianggap benar. Begitu ada pergantian pemerintah, pemerintah baru menganggapnya tidak benar. Saya, kan, hanya petugas saat itu," kata Prabowo.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Simak: </span><span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/1179714/wiranto-saya-kasihan-kepada-saudara-kivlan-yang-ngawur" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Wiranto: Saya Kasihan kepada Saudara Kivlan yang Ngawur</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Menurut Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini, dia telah mempertanggungjawabkan perbuatan yang menjadi porsinya. "Saya tidak ke mana-mana, saya bertanggung jawab, saya tidak ngumpet," kata dia.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Sementara itu, masih menurut analisa TGPF, krisis moneter mengakibatkan membesarnya kesenjangan ekonomi dan menciptakan dislokasi sosial yang luas yang amat rentan terhadap konflik vertikal (antar kelas) dan horizontal (antar golongan).</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Pergumulan kondisi sosial politik masyarakat Indonesia waktu itu akhirnya pecah setelah insiden penembakan mahasiswa Universitas Trisakti. TGPF menilai penembakan ini sebagai pemicu kerusuhan berskala nasional.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Baca juga: </span><span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/1179705/dituduh-dalang-kerusuhan-1998-wiranto-tantang-prabowo-dan-kivlan" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Dituduh Dalang Kerusuhan 1998, Wiranto Tantang Prabowo dan Kivlan</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">TGPF mencatat sulit menemukan angka pasti jumlah korban dan kerugian dalam </span>kerusuhan1998. Untuk Jakarta, TGPF menemukan variasi jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka yang berbeda. Tim relawan menyebut 1.190 orang tewas akibat terbakar atau dibakar, 27 orang tewas akibat senjata, dan 91 orang luka-luka. Sementara itu, data Polda menunjukkan 451 orang meninggal, korban</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">luka-luka tidak tercatat. Sedangkan data Pemda DKI yang meninggal dunia 288 orang dan luka-luka 101 orang.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Simak kembali: <a href="https://bit.ly/2JtnjAw" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Soal 1998, Wiranto Sumpang Pocong, Kivlan Zen Sumpah Prajurit</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Menurut TGPF, ada kesamaan waktu pecahnya kerusuhan bahkan kesamaan </span>pola kejadian. Sementara pola kerusuhan bervariasi, mulai dari spontan, lokal, sporadis, hingga yang terorganisir. "Para pelakunya pun beragam, mulai dari massa ikutan yang mula-mula pasif tetapi kemudian menjadi pelaku aktif kerusuhan, provokator, termasuk ditemukannya anggota aparat keamanan," tulis laporan TGPF itu.</div>
<div id="amg-in-article-wrapper" style="border-bottom-color: rgb(243, 243, 243); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: rgb(243, 243, 243); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px -1px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div data-google-query-id="CP-4nKvrmeICFUxijgodH-QMyA" id="div-gpt-ad-amg-in-article" style="border: 0px; font: inherit; margin: 0px auto 20px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Manajer Kampanye Amnesty International Indonesia, Puri Kencana Putri mengatakan, peringatan 21 tahun reformasi kali ini bertepatan dengan pemilihan umum 2019. Sebabnya ia mendesak pemerintah yang baru bisa segera menyelesaikan kasus ini.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Simak: </span><span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/1131175/penghilangan-paksa-1997-98-jokowi-diminta-penuhi-2-tuntutan-ini" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Penghilangan Paksa 1997-98, Jokowi Diminta Penuhi 2 Tuntutan Ini</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">"Pemerintah dan parlemen terpilih punya pekerjaan rumah bagaimana semua yang sudah dikumpulkan oleh Komnas HAM harus ditindaklanjuti oleh Jaksa Agung," kata Puri saat dihubungi Tempo.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Seperti diketahui, Kejaksaan Agung berkali-kali mengembalikan berkas-berkas kasus pelanggaran HAM berat ke Komnas HAM. Berkas perkara yang dikembalikan adalah berkas peristiwa 1965-1966, peristiwa Talangsari, Lampung 1998, peristiwa penembakan misterius 1982-1985, peristiwa Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II, peristiwa Kerusuhan Mei 1998, peristiwa Penghilangan Orang Secara Paksa 1997-1998, peristiwa Wasior dan Wamena.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Menurut Puri, penyelesaian kasus 1998 penting karena jika berhasil membongkarnya akan bermanfaat untuk kasus pelanggaran HAM lainnya. "Jejaknya akan mengarah ke siapa, pelakunya, skemanya, mekanismenya, prosedurnya, operasinya, akan mengarah ke jejak yang lebih luas lagi," ucapnya.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Baca: </span><span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;"><a href="https://metro.tempo.co/read/1089250/20-tahun-reformasi-mereka-yang-menyingkir-dari-jakarta" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">20 Tahun Reformasi, Mereka yang Menyingkir dari Jakarta</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">Selain itu, Puri menjelaskan negara wajib memenuhi hak-hak para korban Mei 1998. Para korban, kata dia, berhak mendapatkan hak keadilan, hak kebenaran, dan rehabilitasi dari negara. "Mereka berhak mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM sejak masa lalu yang menimpa mereka atau keluarga mereka sendiri," ujarnya.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: center; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">🐈</span></div>
<br />
ASIA TIMES : The West Papua National Liberation Army (TPNPB), the armed wing of the separatist Free Papua Movement (OPM), now appears to be specifically targeting the construction of the Trans-Papua Highway, one of President Joko Widodo’s flagship infrastructure projects.<br />
<br />
In the latest incident last week, rebels killed three government soldiers, all members of the elite Indonesian Special Forces (Kopassus), in a firefight that went on for more than five hours in Papua’s Central Highlands district of Nduga.<br />
<br />
Military spokesmen claimed seven to 10 rebels also died in the attack on a 25-man patrol, but only one body was reportedly recovered. Local TNPB commander Egianus Kogoya insisted on the movement’s website that his 50-strong force suffered no losses.<br />
<br />
<br />
The March 7 shooting took place not far from the bridge where TPNPB fighters massacred 19 road workers last December in the bloodiest single incident since the controversial United Nations-administered 1969 Act of Free Choice made the former Dutch-controlled territory part of Indonesia.<br />
<br />
The government has responded by sending in 600 troops from a South Sulawesi-based infantry battalion and a combat engineering unit which it says will take over construction of 20 bridges that have still to be built between Nduga and Wamena, the quasi highland capital.<br />
<br />
<br />
<br />
The rebels first signaled their intentions when they killed a road worker in December 2017. Three months later, four workers died in an attack on a section of the highway in Nduga’s neighboring district of Puncak Jaya, 120 kilometers northwest of Wamena.<br />
<br />
Pin-prick attacks continued through June 2018 local elections, when gunmen also opened fire on a small transport plane which had brought Police Mobile Brigade reinforcements into the Nduga district capital of Kenyam to guard ballot boxes.<br />
<br />
The way the poorly armed rebels were able to sustain the latest contact for so long suggests they have either found a new source of ammunition or, as is more likely, they have developed a better appreciation of fire discipline.<br />
<br />
But it also shows that they are determined to slow construction of the road on its path from the coastal city of Sorong in the western Bird’s Head region across the rugged mountain chain to Merauke on the southeast coast bordering Papua New Guinea.<br />
<br />
<br />
The targeting of the highway is reminiscent of the efforts by Communist Party of Thailand (CPT) insurgents to stop construction on a border road in northern Nan province in the 1970s which threatened to cut off infiltration routes from neighboring Laos.<br />
<br />
More than 200 soldiers and road workers died before the work was finished in 1981, about the same time as the CPT started to fall apart as a result of internal disputes and a falling out between the communist parties of China and Vietnam.<br />
<br />
<br />
The 4,320-kilometer Trans-Papua Highway promises to bring important economic benefits, including lower costs for basic necessities, but Papuan leaders have long worried about the social impact of a project that will open up the Central Highlands for the first time to new settlers.<br />
<br />
They say nothing has prepared the tribes for an influx of migrants from Sulawesi and other parts of eastern Indonesia who now outnumber indigenous Papuans by as much as 60-40 across the once-roadless territory.<br />
<br />
More importantly, the rebels are well aware that the road will allow security forces easier access to areas that once could only be reached by helicopter or after days of slogging through difficult mountainous terrain.<br />
<br />
While the TPNPB is only a shadow of the CPT and will never enjoy any level of outside support, it can tie up government security forces by making use of its local knowledge of the terrain and focusing its armed struggle on a single objective.<br />
<br />
<br />
Previously, that objective had been Freeport McMoRan’s giant Grasberg copper and gold mine, 130 kilometers to the southwest, which still experiences pin-prick attacks despite being guarded by a police and military task force since the late 1990s.<br />
<br />
The government has sought to play down the recent attacks, but presidential chief of staff General Moeldoko, a former armed forces commander, has objected to the TPNPB being referred to in official statements as an “armed criminal group.”<br />
<br />
Moeldoko said last week that the rebels should be called separatists, a term that justifies military involvement, and not likened to a protection racket at Jakarta’s Tanah Abang textile market, which falls under the purview of the national police.<br />
<br />
In TPNPB propaganda videos, the fighters appear to confine themselves to only one or two shots a minute, something they only can do by picking the time and place of their engagements.<br />
<br />
Younger and more militant, Kogoya’s followers are part of a faction previously led by former OPM military commander Kelly Kwalik, who was killed in 2009 by the Detachment 88 counterterrorism unit then led by Tito Karnavian, the current national police chief.<br />
<br />
It is believed the 200-strong group is armed with an assortment of 50 military-grade assault rifles, an estimate largely based on the number of weapons lost by the military and police in engagements over the past few years.<br />
<br />
But their ammunition is still extremely limited, judging by recent engagements, and without external support they will likely never pose a serious military threat beyond stalling road construction projects designed to open their once-safe remote sanctuaries<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
🍒</div>
<br />
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
<strong>KONTAN.CO.ID - JAKARTA. </strong>Pemilihan legislatif (Pileg) 2019 ditengarai akan menjadi kuburan massal partai politik. Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris menengarai pemilihan legislatif 2019 akan menjadi kuburan massal partai politik.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Dari 16 parpol yang berpartisipasi, ucap Syamsuddin, ditengarai hanya 8 parpol yang akan lolos ambang batas parlemen.</div>
<br style="font-family: Knowledge-Light;" />
<div class="tmpt-baca-juga" style="background-color: #f1f1f1; font-family: Knowledge-Light; padding: 15px 10px;">
<div class="fs16 hrf-gede font-red ff-knowledge-m" style="color: #c00000; font-family: Knowledge-Medium, sans-serif; font-size: 16px; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<div class="bacajuga-listdesk-new">
<ul style="list-style: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-left: 0px;">
<li style="background-image: url("../../assets/images/bullet-merah.png"); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat; display: inline-block; list-style: none; margin-left: 0px; min-height: 36px; padding-bottom: 1px; padding-left: 24px; vertical-align: text-top; width: 260px;"><h1 class="fs15 ff-knowledge-m linkto-black" style="color: #3f3f3f; font-family: Knowledge-Medium, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="https://nasional.kontan.co.id/news/mendagri-imbau-kepala-daerah-dan-dprd-tidak-ke-luar-negeri-sepanjang-bulan-april" style="color: #3f3f3f; text-decoration-line: none;">Mendagri imbau kepala daerah dan DPRD tidak ke luar negeri sepanjang bulan April</a></h1>
</li>
<li style="background-image: url("../../assets/images/bullet-merah.png"); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat; display: inline-block; list-style: none; margin-left: 0px; min-height: 36px; padding-bottom: 1px; padding-left: 24px; vertical-align: text-top; width: 260px;"><h1 class="fs15 ff-knowledge-m linkto-black" style="color: #3f3f3f; font-family: Knowledge-Medium, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="https://nasional.kontan.co.id/news/ketua-kpu-minta-panelis-siapkan-lima-pertanyaan-per-tema-di-debat-ketiga" style="color: #3f3f3f; text-decoration-line: none;">Ketua KPU minta panelis siapkan lima pertanyaan per tema di debat ketiga</a></h1>
</li>
<li style="background-image: url("../../assets/images/bullet-merah.png"); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat; display: inline-block; list-style: none; margin-left: 0px; min-height: 36px; padding-bottom: 1px; padding-left: 24px; vertical-align: text-top; width: 260px;"><h1 class="fs15 ff-knowledge-m linkto-black" style="color: #3f3f3f; font-family: Knowledge-Medium, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="https://nasional.kontan.co.id/news/ada-upaya-sistematis-medeligitimasi-kpu-dengan-tuduhan-yang-tidak-benar" style="color: #3f3f3f; text-decoration-line: none;">Ada upaya sistematis medeligitimasi KPU dengan tuduhan yang tidak benar</a></h1>
</li>
<li style="background-image: url("../../assets/images/bullet-merah.png"); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat; display: inline-block; list-style: none; margin-left: 0px; min-height: 36px; padding-bottom: 1px; padding-left: 24px; vertical-align: text-top; width: 260px;"><h1 class="fs15 ff-knowledge-m linkto-black" style="color: #3f3f3f; font-family: Knowledge-Medium, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="https://nasional.kontan.co.id/news/maruf-amin-striker-tebu-ireng-yang-gemar-nonton-film" style="color: #3f3f3f; text-decoration-line: none;">Ma'ruf Amin: Striker Tebu Ireng yang gemar nonton film</a></h1>
</li>
</ul>
</div>
</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
"Hasil pileg yang akan datang diduga kuat akan menjadi kuburan massal partai politik," ujar Syamsuddin di Millenium Hotel, Tanahabang, Jakarta Pusat, Rabu (13/3).</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Disampaikan Syamsuddin saat menjadi satu di antara narasumber dalam rilis lembaga survei Konsep Indonesia (Konsepindo). Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat Pileg 2019 menjadi kuburan massal parpol.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Pertama, lantaran ambang batas parlemen di Pileg 2019 meningkat menjadi 4%. Sedangkan, dalam Pemilu sebelumnya hanya 3,5%. Faktor kedua, tak semua parpol mendapatkan efek ekor jas dari pasangan calon presiden.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
"Dengan Pemilu serentak tidak semua partai menikmati insentif elektoral dari Pilpres," tutur Syamsuddin.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Menilik dari hasil sigi survei Konsepindo, ucap Syamsuddin, hanya delapan parpol diyakini akan lolos dari ambang batas parlemen. Di antaranya, PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, PAN, dan NasDem.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
"Parpol baru PSI, Berkarya, Garuda, Perindo, dari hasil survei Konsepindo jauh sekali dapat mencapai ambang batas parlemen," katanya.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Direktur Konsepindo Veri Muhlis Arifuzzaman berujar, berdasarkan hasil sigi lembaganya terdapat empat parpol yang telah melebihi ambang batas parlemen. Berikut di data lengkap berdasarkan hasil sigi Konsepindo:</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
<b>1. PDI Perjuangan 26%<br />2. Gerindra 12,8%<br />3. Golkar 9,3%<br />4. PKB 6,2%</b><br />
5. Demokrat 3,9%<br />
6. PAN 3,8%<br />
7. NasDem 3,2%<br />
8. PKS 2,8%<br />
9. PPP 2,2%<br />
10. Hanura 1,2%<br />
11. Perindo 1,2%<br />
12. Berkarya 0,4%<br />
13. PSI 0,2%<br />
14. Garuda 0,2%<br />
15. PBB 0,1%<br />
16. PKPI 0,1%</div>
<div style="text-align: center;">
🐈</div>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br /></b></span>
<br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta, <a class="vglnk" href="http://beritasatu.com/" rel="nofollow" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #1a74ca; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s ease 0s;"><span style="box-sizing: border-box;">Beritasatu</span><span style="box-sizing: border-box;">.</span><span style="box-sizing: border-box;">com</span></a> –</span> Sebanyak tujuh relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden (paslon) 01 Joko Widodo-Maruf Amin (Jokowi-Maruf) menjadi korban ledakan petasan di parkir timur Senayan, Jakarta, Minggu (17/2). Para korban kini tengah dalam perawatan di sejumlah rumah sakit.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
“Saat ini saya berada di rumah sakit, melihat langsung kondisi kawan-kawan yang tadi terkena dampak dari ledakan,” ungkap Wakil Kepala Rumah Aspirasi Rakyat 01, Michael Umbas kepada <a class="vglnk" href="http://beritasatu.com/" rel="nofollow" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #1a74ca; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s ease 0s;"><span style="box-sizing: border-box;">Beritasatu</span><span style="box-sizing: border-box;">.</span><span style="box-sizing: border-box;">com</span></a>. Dua orang korban berada di RS Mintoharjo, dan lima lainnya di RS Pelni kawasan Petamburan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Umbas menjelaskan, terdapat satu relawan yang gendang telinganya pecah. Selain itu, ada juga yang langsung terkena serangan jantung akibat mendengar bunyi keras ledakan. Seperti diketahui, tak jauh dari lokasi ledakan, pendukung Jokowi-Maruf mengadakan nonton bersama debat. Ledakan sontak membuat terkejut para relawan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
“Saat sesi pertama debat sudah terjadi ledakan. Kami saat itu berpikir positif, yang terjadi letusan ban mobil. Ternyata setelah ada informasi lanjutan, ternyata ada ledakan yang mengakibatkan korban relawan-relawan Pak Jokowi,” ujar Umbas. Pihaknya menyayangkan dan menaruh keprihatinan atas ledakan yang terjadi.</div>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"></b></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Menurut Umbas, aparat penegak hukum sepatutnya menelusuri motif pelemparan petasan. “Ini bentuk teror kepada relawan Pak Jokowi. Ini ancaman terhadap demokrasi. Ini upaya menghancurkan semangat dan militansi kita untuk memenangkan Pak Jokowi. Kami tidak akan pernah gentar. Kami yakin kepolisian juga usut ini,” tegas Umbas.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">🐍</b></span></div>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br /></b></span>
<br />
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
<strong>KONTAN.CO.ID - JAKARTA.</strong> Kepala Staf TNI Angkatan Darat ( KSAD) Jenderal Andika Perkasa tidak mempersoalkan jika ada pihak-pihak yang mengait-ngaitkan dirinya dengan peristiwa pembunuhan aktivis HAM asal Papua, Theys Eluay. Hal itu dikatakan Andika seusai dilantik sebagai KSAD menggantikan Jenderal Mulyono, Kamis (22/11), di Istana Negara, Jakarta.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
"Monggo, enggak ada alasan bagi saya untuk melarang itu," ujar Andika di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11). Ia juga mempersilakan jika ada aktivis HAM yang mau kembali menginvestigasi apakah dirinya benar-benar terlibat dengan pembunuhan Theys atau tidak.</div>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br style="color: black; font-family: Knowledge-Light; font-size: medium; font-weight: 400;" /></b></span>
<br />
<div class="tmpt-baca-juga" style="background-color: #f1f1f1; font-family: Knowledge-Light; padding: 15px 10px;">
<div class="fs16 hrf-gede font-red ff-knowledge-m" style="color: #c00000; font-family: Knowledge-Medium, sans-serif; font-size: 16px; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<div class="bacajuga-listdesk-new">
<ul style="list-style: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-left: 0px;">
<li style="background-image: url("../../assets/images/bullet-merah.png"); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat; display: inline-block; list-style: none; margin-left: 0px; min-height: 36px; padding-bottom: 1px; padding-left: 24px; vertical-align: text-top; width: 260px;"><h1 class="fs15 ff-knowledge-m linkto-black" style="color: #3f3f3f; font-family: Knowledge-Medium, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 0px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="https://nasional.kontan.co.id/news/presiden-jokowi-lantik-andika-perkasa-sebagai-ksad-ini-alasannya" style="color: #3f3f3f; text-decoration-line: none;">Presiden Jokowi lantik Andika Perkasa sebagai KSAD, ini alasannya</a></h1>
</li>
<li style="background-image: url("../../assets/images/bullet-merah.png"); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat; display: inline-block; list-style: none; margin-left: 0px; min-height: 36px; padding-bottom: 1px; padding-left: 24px; vertical-align: text-top; width: 260px;"><div id="div-Berita_terkait-Nasional">
</div>
</li>
</ul>
</div>
</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
"Kalau mereka mau menelusuri itu juga silahkan. Kan enggak ada yang perlu saya khawatirkan," ujar dia.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Selain soal itu, Andika mengakui, muncul nada miring mengenai dilantiknya ia menjadi KSAD lantaran merupakan menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono. Ia juga tidak mempersoalkan pendapat itu.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
"Itu juga monggo ya, mau ngomong apa juga, saya begini saja kok dari dulu. Enggak ada yang akan saya komentari lagi. Terserah," ujar Andika.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Sebelumnya, Andika dilantik Presiden Joko Widodo sebagai KSAD, Kamis pagi. Ia menggantikan Jenderal Mulyono yang akan memasuki masa persiapan pensiun pada Januari 2019 yang akan datang.</div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Pengangkatan Andika tersebut berdasarkan surat Keputusan Presiden Nomor 97 TNI Tahun 218 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat.</div>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"></b></span><br />
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
Selain itu, berdasarkan surat Keputusan Presiden nomor 98 TNI Tahun 2018 tentang Kenaikan Pangkat dalam Perwira Tinggi TNI, Presiden Jokowi juga menaikkan pangkat Andika dari bintang tiga atau Letnan Jenderal menjadi bintang empat atau Jenderal TNI. (Fabian Januarius Kuwado)<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br /></b></span></div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5;">
<br /></div>
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; font-size: 18px; line-height: 1.5; text-align: center;">
🐌</div>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> detik- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melantik Letjen Andika Perkasa menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (<b>KSAD</b>) yang baru. Andika menggantikan Jenderal Mulyono, yang masuk masa pensiun pada Januari 2019.</span><br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Pelantikan Andika akan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada hari ini, Kamis (22/11/2018), pukul 09.00 WIB.</span><br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Andika (KSAD yang baru) insyaallah jam 9 nanti (dilantik Presiden Jokowi), mudah-mudahan tidak ada halangan melintang," ujar Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin saat dihubungi, Kamis (22/11).</span><br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Nama Andika sebelumnya sudah santer disebut-sebut bakal menggantikan Mulyono sebagai KSAD. Andika saat ini menjabat Pangkostrad. Sebelumnya, Andika pernah menjabat Dankodiklatad, Panglima Kodam XII/Tanjungpura, dan pernah menjadi Komandan Paspampres pada Oktober 2014, sesaat setelah Jokowi dilantik sebagai Presiden RI.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">🍓</span></div>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Jakarta, CNN Indonesia -- Koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari sejumlah organisasi nonpemerintah menilai rencana pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme sebagai gejala lanjutan dari militer yang ingin kembali ke pelbagai sendi kehidupan sipil. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Direktur LBH Jakarta Al Ghiffari Aqsa melihat upaya militer tersebut terjadi di sejumlah sektor dan terus meluas sejak reformasi berhasil menempatkan mereka kembali sebagai alat pertahanan negara. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">"Terlibat dalam penggusuran, urusan keamanan, kereta juga jadi pembantu petugas, terlibat dalam penyuluhan pertanian, di kampus, bahkan sempat mau dilibatkan dalam pendidikan dasar," kata Al Ghiffari dalam sebuah diskusi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/8). </span><br />
<br />
<center style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;">
</center>
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<table class="linksisip" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; width: 650px;"><tbody style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;">
<tr style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;"><td style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;"><div class="lihatjg" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: rgb(236, 239, 241); border: 1px solid rgb(221, 227, 230); box-sizing: border-box; font-family: CNNSansW04-Medium; margin: 0px 0px 20px; padding: 10px;">
<h5 style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #cc0000; display: inline-block; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px;">
Lihat juga:</h5>
<a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180723101145-20-316189/fokus-pencegahan-tni-tetap-angkat-senjata-perangi-terorisme/" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: transparent; box-sizing: border-box; color: #444444; text-decoration-line: none; transition: all 200ms linear 0s;">Fokus Pencegahan, TNI Tetap Angkat Senjata Perangi Terorisme</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Bagi Al Ghiffari segala keterlibatan militer pada kehidupan sipil menandakan kemunduran semangat reformasi. Ia melihat tingkat kepercayaan publik yang tinggi kepada militer saat ini mungkin jadi penyebab keinginan militer merangsek ke banyak bidang, termasuk dalam pemberantasan terorisme. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf berkata militer sejatinya tidak dilarang berkegiatan dalam lingkup sipil, hanya saja dibuat seminimal mungkin. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">"Boleh jika dan kalau unsur dari Pasal 7 ayat 2 dan 3 UU TNI terpenuhi," kata Al Araf. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Demi mengantisipasi terorisme, menurut Araf tak masalah menyertakan TNI apabila ancaman yang ditimbulkan sampai ke taraf membahayakan negara. </span><br />
<br />
<table class="linksisip" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; width: 650px;"><tbody style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;">
<tr style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;"><td style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;"><div class="lihatjg" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: rgb(236, 239, 241); border: 1px solid rgb(221, 227, 230); box-sizing: border-box; font-family: CNNSansW04-Medium; margin: 0px 0px 20px; padding: 10px;">
<h5 style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #cc0000; display: inline-block; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px;">
Lihat juga:</h5>
<a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180727190423-12-317571/polisi-gelar-latihan-antisipasi-teror-bom-saat-asian-games/" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: transparent; box-sizing: border-box; color: #444444; text-decoration-line: none; transition: all 200ms linear 0s;">Polisi Gelar Latihan Antisipasi Teror Bom saat Asian Games</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Namun jika tidak, dia menilai kepolisian masih bisa mengatasinya seperti yang selama ini terjadi. Ia mencontohkan seperti serangan teroris di Marawi, Filipina atau serangan ISIS di Suriah dan Irak. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">"Jamaah Islamiyah kan bisa ditangani, pasca-bom Surabaya kan banyak penangkapan juga jadi penegakan hukum sudah bisa menangani," imbuh Araf. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Latar belakang tersebut membuat Araf dan Ghiffari serta organisasi lain seperti KontraS, YLBHI, Setara Institute, Elsam, ICJR, dan beberapa lainnya mendesak pemerintah tak membuat Peraturan Presiden yang mengatur teknis pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">Mereka berpendapat pelibatan militer belum diperlukan. Salah merumuskan, mereka justru khawatir wewenang yang dapat dipegang oleh militer tersebut bisa menimbulkan efek samping yang tak diinginkan. </span><br />
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px;" />
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px;">"Kalau salah, saya khawatir ini bisa merusak sistem negara hukum, tata demokrasi, dan HAM yang menimbulkan pertanyaan pada akuntabilitas," kata Ghiffari menutup.</span><br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> -detiknews</span><br />
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Sebanyak 34 dokumen rahasia Amerika Serikat mengungkap rentetan laporan pada masa prareformasi, salah satunya bahwa Prabowo Subianto disebut memerintahkan Kopassus untuk menghilangkan paksa sejumlah aktivis pada 1998 dan adanya perpecahan di tubuh militer.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Dokumen-dokumen yang dirilis ke publik oleh lembaga Arsip Keamanan Nasional (NSA) ini mengemukakan berbagai jenis laporan pada periode Agustus 1997 sampai Mei 1999.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Sebagian merupakan percakapan staf Kedutaan AS di Jakarta dengan pejabat-pejabat Indonesia, lainnya adalah laporan para diplomat mengenai situasi di Indonesia.</div>
<ul style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; list-style-type: none; margin-bottom: 14px; margin-top: 14px; padding: 0px 0px 0px 25px;">
<li style="padding: 5px 0px;"><a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41649232" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Dokumen rahasia Amerika: AS mengetahui skala pembantaian tragedi 1965</a></li>
<li style="padding: 5px 0px;"><a href="https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41632433" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Dokumen rahasia AS soal Peristiwa 1965 diungkap, TNI 'tak akan ubah sejarah'</a></li>
<li style="padding: 5px 0px;"><a href="https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140507_komnasham" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Komnas HAM Didesak Panggil Prabowo dan Kivlan</a></li>
<li style="padding: 5px 0px;"><a href="https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160728_indonesia_menolak_wiranto" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Wiranto diminta menjelaskan 'bantahannya' di Komnas HAM</a></li>
</ul>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Prabowo: Era Suharto akan berakhir</span><br />
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Salah satu dokumen merupakan telegram berisi percakapan antara Asisten Menteri Luar Negeri AS, Stanley Roth, dengan Komandan Kopassus, Mayor Jenderal Prabowo Subianto.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Dalam pertemuan selama satu jam pada 6 November 1997 itu, keduanya membahas situasi Indonesia.<br />
<br /></div>
<table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="background-color: white; color: #929292; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 580px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="line-height: 14.4px; margin-bottom: 25px; width: 574.375px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: auto;">
<img alt="Dokumen Rahasia AS: Prabowo Perintahkan Penghilangan Aktivis 1998" src="https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/07/25/718f1783-aacc-47a7-9ac5-03aafa285a11.jpeg?a=1" style="display: block; height: auto; margin-bottom: 5px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%; overflow: hidden; vertical-align: middle;" />Foto: NSA via BBC</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
</div>
<table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="background-color: white; color: #929292; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 580px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="line-height: 14.4px; margin-bottom: 25px; width: 574.375px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: auto;">
<img alt="Dokumen Rahasia AS: Prabowo Perintahkan Penghilangan Aktivis 1998" src="https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/07/25/9c663b4d-2232-4029-bfab-c24b1d813d24.jpeg?a=1" style="display: block; height: auto; margin-bottom: 5px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%; overflow: hidden; vertical-align: middle;" />Foto: NSA via BBC</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
<br /></div>
<center style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">
</center>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Prabowo mengatakan mertuanya, Presiden Suharto, tidak pernah mendapat pelatihan di luar negeri dan pendidikan formalnya pun sedikit. Namun, menurutnya, Suharto sangat pintar dan punya daya ingat tajam.</span><br />
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Bagaimanapun, urai Prabowo, mertuanya tidak selalu bisa memahami persoalan dan tekanan dunia.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Akan lebih baik jika Suharto mundur pada Maret 1998 dan negara ini bisa melalui proses transisi kekuasaan secara damai", sebut Prabowo dalam dokumen itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Apakah itu terjadi pada Maret atau perlu beberapa tahun lagi, era Suharto akan segera berakhir," sambungnya.</div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Siapa di balik penghilangan para aktivis?</span><br />
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Arsip tertanggal 7 Mei 1998 ini mengungkap catatan staf Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai nasib para aktivis yang tiba-tiba menghilang.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Catatan itu memuat bahwa para aktivis yang menghilang boleh jadi ditahan di fasilitas Kopassus di jalan lama yang menghubungkan Jakarta dan Bogor.<br />
<br /></div>
<table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="background-color: white; color: #929292; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 580px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="line-height: 14.4px; margin-bottom: 25px; width: 574.375px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: auto;">
<img alt="Dokumen Rahasia AS: Prabowo Perintahkan Penghilangan Aktivis 1998" src="https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/07/25/0b1b269b-7a3e-4b83-a104-39afc17cbeeb.jpeg?a=1" style="display: block; height: auto; margin-bottom: 5px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%; overflow: hidden; vertical-align: middle;" />Foto: NSA via BBC</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
<br /></div>
<table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="background-color: white; color: #929292; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 580px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="line-height: 14.4px; margin-bottom: 25px; width: 574.375px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: auto;">
<img alt="Dokumen Rahasia AS: Prabowo Perintahkan Penghilangan Aktivis 1998" src="https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/07/25/16f802a7-a4c2-4fb2-80b6-5544fdd2c929_169.jpeg?w=620" style="display: block; height: auto; margin-bottom: 5px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%; overflow: hidden; vertical-align: middle;" />Foto: NSA via BBC</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Namun, siapa di balik aksi penghilangan itu?</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Hasil percakapan seorang staf politik Kedutaan Besar AS di Jakarta dengan seorang pemimpin organisasi mahasiswa memunculkan nama Prabowo Subianto.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Narasumber tersebut mengaku mendapat informasi dari Kopassus bahwa penghilangan paksa dilakukan Grup 4 Kopassus. Informasi itu juga menyebutkan bahwa terjadi konflik di antara divisi Kopassus bahwa Grup 4 masih dikendalikan Prabowo.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Penghilangan itu diperintahkan Prabowo yang mengikuti perintah dari Presiden Soeharto," sebut dokumen tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Pada masa kampanye pemilihan presiden 2014, <a href="https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2014/06/140626_lapsus_pilpres_profil_prabowo" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Prabowo berulangkali menekankan dirinya tidak bersalah</a> ketika rangkaian peristiwa 1998 terjadi dan mengatakan dia hanya menjalankan perintah atasan.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Sebagai seorang prajurit, kami melakukan tugas kami sebaik-baiknya," kata dia dalam debat capres pertama. "Itu merupakan perintah atasan saya.</div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Perpecahan di tubuh militer</span><br />
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Arsip yang dibuat pada 8 Mei 1998 ini melaporkan adanya perpecahan di tubuh militer Indonesia mengenai cara menghadapi para demonstran.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Laporan ini menyebutkan Wiranto yang saat itu menjabat Panglima TNI diperintahkan bersikap tegas terhadap para demonstran.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Dia kemudian memperingatkan para mahasiswa agar tidak menggelar demonstrasi di jalan-jalan, namun pada saat yang sama mengatakan kepada mereka bahwa militer tidak bermusuhan.<br />
<br /></div>
<table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="background-color: white; color: #929292; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 580px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="line-height: 14.4px; margin-bottom: 25px; width: 574.375px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: auto;">
<img alt="Dokumen Rahasia AS: Prabowo Perintahkan Penghilangan Aktivis 1998" src="https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/07/25/b256f2a1-5ca1-45fa-877e-2db639f9e59e.jpeg?a=1" style="display: block; height: auto; margin-bottom: 5px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%; overflow: hidden; vertical-align: middle;" />Foto: NSA via BBC</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Susilo Bambang Yudhoyono, yang saat itu menjadi bawahan Wiranto, melontarkan ide untuk mengumpulkan semua anggota MPR demi menentukan masa depan negara (diduga menggantikan Suharto).</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Jika benar, ini mengindikasikan niatan 'Kubu Wiranto'," sebut dokumen itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Di sisi lain, Prabowo berupaya mencegah demonstrasi semakin ganas di Jakarta.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Prabowo terlibat perebutan kekuasaan dengan Wiranto," tulis arsip tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Dokumen-dokumen ini diungkap Arsip Keamanan Nasional dengan memanfaatkan Undang-Undang Kebebasan Informasi yang mengharuskan arsip rahasia diungkap setelah beberapa tahun.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Arsip Keamanan Nasional sendiri merupakan sebuah lembaga yang bermarkas di Universitas George Washington dan didirikan secara swadaya oleh sejumlah akademisi dan jurnalis pada 1985.<br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
<strong style="box-sizing: border-box;">MerahPutih.com</strong> - Dokumen Rahasia Amerika Serikat mengungkapkan adanya pertemuan antara Ketua Umum Gerindra <strong style="box-sizing: border-box;">Prabowo Subianto</strong> yang kala itu menjabat Danjen Kopassus membahas tentang pelengseran Presiden <strong style="box-sizing: border-box;">Soeharto</strong> dengan petinggi negeri Paman Sam pada Maret 1998, atau dua bulan sebelum Presiden RI ke-2 itu berhenti dari jabatan pada 21 Mei 20 tahun silam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Fakta ini terungkap dalam 34 dokumen rahasia Amerika Serikat tentang rentetan peristiwa di Indonesia sebelum dan sesudah Reformasi Mei 1998 mulai dari periode Agustus 1997 sampai Mei 1999.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Dokumen-dokumen ini diungkap Arsip Keamanan Nasional (NSA) dengan memanfaatkan Undang-Undang Kebebasan Informasi yang mengharuskan arsip rahasia diungkap setelah beberapa tahun.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
NSA sendiri merupakan sebuah lembaga yang bermarkas di Universitas George Washington dan didirikan secara swadaya oleh sejumlah akademisi dan jurnalis pada 1985.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Montserrat, sans-serif, "Open Sans"; font-size: 14px; margin: 0px;"><figcaption style="box-sizing: border-box; font-family: Georgia; font-size: 12px; font-style: italic; text-align: center;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Dilansir dari NSA, satu dokumen merupakan telegram berisi percakapan antara Asisten Menteri Luar Negeri AS, <strong style="box-sizing: border-box;">Stanley Roth</strong>, dengan Komandan Kopassus, Mayor Jenderal Prabowo Subianto. Dalam pertemuan selama satu jam pada 6 November 1997 itu, keduanya membahas situasi Indonesia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Dokumen rahasia dengan nomor telegram 006622 itu menuliskan, Prabowo mengatakan mertuanya, Presiden Soeharto, tidak pernah mendapat pelatihan di luar negeri dan pendidikan formalnya pun sedikit. Namun, menurutnya, Soeharto sangat pintar dan punya daya ingat tajam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Masih dalam dokumen itu, Prabowo menambahkan bagaimanapun mertuanya itu tidak selalu bisa memahami persoalan dan tekanan dunia. "Akan lebih baik jika Soeharto mundur pada Maret 1998 dan negara ini bisa melalui proses transisi kekuasaan secara damai," kata Prabowo kepada Stanley Roth, dikutip dari dokumen, Rabu (25/7).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
"Apakah itu terjadi pada Maret atau perlu beberapa tahun lagi, era Soeharto akan segera berakhir," tegas Ketum Gerindra itu lagi tertulis dalam dokumen yang sama.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Montserrat, sans-serif, "Open Sans"; font-size: 14px; margin: 0px;"><img alt="Dokumen NSA" src="https://merahputih.com/media/d3/e4/fc/d3e4fcd8e04c24602837e49f2922e36d.jpg" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; filter: brightness(100%); margin: auto; max-height: 100%; max-width: 85%; vertical-align: middle;" /><figcaption style="box-sizing: border-box; font-family: Georgia; font-size: 12px; font-style: italic; text-align: center;">Dokumen Rahasia AS yang dirilis NSA.</figcaption></figure><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Untuk diketahui, Pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto mulai goyang sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada media 1998. Saat itu, mahasiswa dan rakyat bersatu menggelar aksi unjuk rasa yang berujung tuntutan Soeharto mundur dipicu aksi penembakan mahasiswa Trisakti dan kerusuhan di sejumlah kota kala itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Desakan ini akhirnya memaksa Soeharto melepas jabatannya sebagai presiden setelah berkuasa selama 32 tahun. Pria berjulukan 'Smilling General' itu menyampaikan pidato di Istana Negara pada 21 Mei pukul 09.00 WIB.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
"Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis, 21 Mei 1998," ujar Soeharto saat membacakan surat pengunduran dirinya sebagai presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #474747; font-family: "Open Sans"; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 5px;">
Wakil Presiden B.J. Habibie langsung disumpah sebagai presiden saat itu juga. upacara serah terima jabatan pun berlangsung singkat. Usai berpidato, Soeharto berdiri sejenak menunggu Ketua Mahkamah Agung mengambil sumpah BJ Habibie. Sejak hari ini, Indonesia memasuki era Reformasi. <strong style="box-sizing: border-box;">(*)</strong></div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px; text-align: center;">
🐒</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menilai terpilihnya <a href="https://www.tempo.co/tag/indonesia" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; font: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Indonesia</a> menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan momentum untuk memaksimalkan peran Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
"Dengan terpilihnya Indonesia sebagai DK PBB, Indonesia dapat memaksimalkan perannya, salah satunya memperjuangkan kemerdekaan Palestina, dan perdamaian dunia pada umumnya," kata Taufik di Jakarta pada Sabtu, 9 Juni 2018.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Baca: <a href="https://dunia.tempo.co/read/1096790/indonesia-terpilih-jadi-anggota-tidak-tetap-dewan-keamanan-pbb" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; font: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Indonesia Terpilih Jadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Taufik mengatakan dukungan Indonesia pada kemerdekaan Palestina yang selama ini diperjuangkan di berbagai forum pun dapat diberikan secara maksimal. "Indonesia juga dapat memaksimalkan perannya dalam berbagai isu konflik dunia, salah satunya penanganan krisis Rohingya, Myanmar," kata dia. Isu lainnya yang bisa dipantau Indonesia adalah terorisme, intoleransi, maupun isu-isu lain yang berdampak pada perdamaian dan keamanan dunia.</div>
<div id="inarticle" style="border: 0px; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Menurut Taufik, hal lain yang harus menjadi perhatian Indonesia adalah rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, yang akan digelar dalam waktu dekat di Singapura. Hal itu, kata dia, karena pertemuan kedua pemimpin negara itu berpengaruh pada keamanan dan perdamaian dunia.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Baca: <a href="https://dunia.tempo.co/read/1096849/jadi-anggota-tidak-tetap-pbb-indonesia-perjuangkan-palestina" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; font: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Jadi Anggota Tidak Tetap PBB, Indonesia Perjuangkan Palestina</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Taufik mengatakan peran Indonesia terhadap perdamaian dunia juga dapat semakin berpengaruh setelah terpilih sebagai Anggota DK PBB ini. "Hal ini juga sesuai dengan amanat UUD 1945 kita, yang mengamanatkan Indonesia berperan dalam menciptakan perdamaian dunia. Semoga selama 2 tahun mendatang, Indonesia semakin memberikan pengaruh pada perdamaian dunia," ujarnya.</div>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Indonesia terpilih untuk keempat kalinya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dalam pemungutan suara yang digelar di Majelis Umum PBB di New York pada Jumat, 8 Juni 2018. <a href="https://www.tempo.co/tag/indonesia" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; font: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Indonesia </a>akan menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk Periode 2019-2020. Perolehan suara Indonesia sebanyak 144 dari 190 negara anggota Majelis Ulama PBB.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">🍈</span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Kabar24.com, CANBERRA - Para Indonesianis menggelar Konferensi Indonesia Update 2017 di Australian National University, Canberra, Australia membahas situasi politik dan ekonomi terkini di Indonesia.
</span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="font-size: large;">Dihadiri ratusan peserta, konferensi yang mengusung tema “Indonesia in the New World: Globalisation, Nationalism and Sovereignity” tersebut diadakan pada Jumat dan Sabtu, 15 – 16 September 2017.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="font-size: large;">Sejumlah pengamat Indonesia—dikenal dengan sebutan Indonesianis—berkumpul pada perhelatan tahunan ini. Di antaranya sejarawan Anthony Reid dan Robert Cribb, ahli politik Marcus Meitzner dan Edward Aspinall, ekonom Hall Hill, dan ahli geografi Jeffrey Neilson.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: large;">Dalam konferensi ini, para Indonesianis menyoroti munculnya kekuatan oligarki yang mengendalikan konservatisme Islam dan hiper-nasionalisme dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="font-size: large;">Fenomena ini terlihat dari terbentuknya kompetisi antar elite oligarki, melalui kekuasaan dan sumber daya yang melibatkan politik identitas.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="font-size: large;">“Fenomena ini terlihat dari politik identitas yang semakin meningkat dan menjadi instrumen penting dari kompetisi tersebut,” kata Vedi Hadiz, Deputi Direktur Asia Institute di Universitas Melbourne, pada hari pertama Konferensi Indonesia Update 2017 di Australian National University, Canberra, Australia.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: large;">Menurut Vedi, meningkatnya politik indentitas di Indonesia melibatkan arus utama dari nilai-nilai konservatisme Islam. Tidak hanya karena mudah memperoleh dukungan banyak orang, nilai-nilai tersebut juga memiliki kapasitas untuk membawa gerakan ini bersama-sama agar segala sesuatu bisa dijalankan berdasarkan ajaran Islam.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="font-size: large;">Vedi mengamati, pemerintahan Presiden Joko Widodo merespons fenomena itu dengan hiper-nasionalisme, yang ditandai dengan kembalinya diskursus gaya Orde Baru melalui Pancasila dan negara terintegrasi. “Respons yang diberikan sama-sama sebuah kemunduran,” kata dia.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: large;">Dua hal tersebut, kata dia, memperdalam karakteristik demokrasi liberal yang sebenarnya sudah terjadi. Itu sebabnya, demokrasi di Indonesia saat ini menjadi lebih ekslusif. “Pemilihan umum membantu elit oligarki mengamankan dominasi sosial dalam berkompetisi,” ucap Vedi.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="font-size: large;">Pada saat yang sama, perlindungan terhadap hak-hak sipil, terutama kelompok marginal, berada di bawah bayang-bayang kompetisi antar elite oligarki. Itu sebabnya kaum marginal, seperti LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender), agama minoritas, eks tahanan politik, juga hak perempuan, masih berada di bawah ancaman meski berada di era demokrasi.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: large;">Kompetisi antar elite oligarki juga terlihat pada penggembosan kekuatan Komisi Pemberantasan Korupsi yang terjadi akhir-akhir ini melalui pembentukan Panitia Khusus KPK di Dewan Perwakilan Rakyat.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: large;">Tekanan terhadap KPK, menurut Vedi, mengindikasikan kepentingan “para pemangsa” mendominasi partai-partai politik dan institusi negara seperti parlemen. Padahal, KPK merupakan simbol utama kesuksesan reformasi. (<a href="https://m.tempo.co/read/news/2017/09/17/078909817/para-indonesianis-berkumpul-di-australia-bahas-politik-indonesia" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; text-decoration-line: none;" target="_blank">Tempo</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<div style="color: black; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: normal;">
<span style="font-size: large;">Sumber : Tempo.co</span></div>
<div style="color: black; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: black; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; text-align: center;">
👊<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">WAKIL Presiden M Jusuf Kalla menegaskan dirinya tidak akan maju lagi dalam kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden pada tahun 2019.</span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""raleway" , sans-serif">"Saya tidak akan maju lagi (Pilpres 2019) karena dua alasan, pertama karena umur dan kedua karena ketentun Undang-Undang dasar 1945," kata Wapres M Jusuf Kalla saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Kedaulatan Bangsa Menuju Satu Abad Kemerdekaan 2045 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, hari ini.</span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""raleway" , sans-serif">Lebih lanjut JK menjelaskan bahwa dalam UUD 45 tegas menyatakan seseorang hanya boleh menjabat presiden atau wapres dua kali. Setelah itu tidak boleh lagi.</span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""raleway" , sans-serif">"Jadi jelas hanya dua kali. Disitu tidak ada kata berturut-turut, tapi dua kali. Jadi saya sudag dua kali. Kalaupun disitu ada kata berturut-turut, maka saya juga tidak akan maju lagi," ujar Wapres yang disambut tepuk tangan.</span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""raleway" , sans-serif">Dalam kesempatan itu, Wapres juga menjelaskan dirinya merupakan juara Indonesia dalam hal pilpres. "Saya ini juara Indonesia. Tiga kali ikut pilpres dan dua kali menang satu kali kalah. Mana ada yang seperti saya," kata JK yang disambut tawa meriah. (OL-7)</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
🍦</div>
<span face=""raleway" , sans-serif"></span>
<span face=""raleway" , sans-serif">Merdeka.com - Presiden Joko Widodo merasa terganggu dengan polemik pembelian 5.000 senjata api secara ilegal. Isu ini pertama kali dilontarkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Saat memberi sambutan di Sidang Kabinet Paripurna, Jokowi mengingatkan bawahannya agar menjaga stabilitas politik nasional. Dia tak ingin pejabat negara berbicara sesuatu yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai pernyataan Kepala Negara menunjukkan sikapnya sebagai panglima tertinggi yang membawahi institusi TNI dan Polri. Menurutnya, tidak bisa prajurit sekali pun jenderal berbicara tanpa ada kontrol pemerintah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Itu adalah tamparan keras buat Panglima Gatot," kata Yunarto saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (2/10) malam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Dia menilai terlepas benar atau tidaknya yang disampaikan Gatot, namun secara etika kenegaraan sudah melangkahi Presiden. Sikap mantan kepala staf angkatan darat itu juga melanggar kode etik seorang prajurit. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Bagaimana kode etik harus dijaga. Panglima tugasnya terkait dengan situasi pertahanan dan keamanan negara. Jokowi tegaskan dia tidak diam," tuturnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Menurut Yunarto, penegasan Jokowi menjadi batasan ke depan untuk pejabat tinggi negara agar tak sembarangan buka suara. Yunarto menangkap pesan agar panglima tidak bersikap hanya sebagai atasan, tetapi dia juga merupakan bawahan presiden. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Ini sebuah peringatan yang akan jadi kontrol sikap Gatot ke depan," tuturnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Gatot sendiri mengaku telah mengantongi data intelijen yang akurat soal pembelian senjata api tersebut. Akan tetapi, informasi itu hanya boleh disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Semuanya informasi hanya boleh saya sampaikan kepada atasan saya Presiden. Menko Polhukam pun tidak, Menhan pun tidak," tegasnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Sebelumnya, Jokowi mengingatkan jika terjadi perselisihan di antara kementerian dan lembaga agar diselesaikan di tingkat Menko. Apabila tidak selesai di tingkat Menko, maka perlu diselesaikan di tataran Wakil Presiden. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Masih belum selesai (di tingkat Wapres), bisa ke saya," tegasnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Dia juga menegaskan, dirinya adalah Panglima tertinggi Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). Jokowi meminta agar menteri dan pimpinan lembaga terus bekerja sama, bersinergi dalam mewujudkan pembangunan nasional.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Sebagai kepala pemerintahan, kepala negara, sebagai panglima tertinggi Angkatan Darat, Laut dan Udara, saya perintahkan kepada bapak ibu dan saudara-saudara sekalian, fokus pada tugas masing-masing!" ucapnya saat memberikan sambutan di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/10).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Jokowi kembali mengingatkan, 2018 adalah tahun politik karena akan ada momentum Pilkada, Pileg, dan jelang Pilpres. Karena itu, dia meminta, menteri dan pimpinan lembaga menghindari kegaduhan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Sekali lagi, jangan melakukan hal-hal yang menimbulkan kegaduhan, kontroversi. Kita bekerja saja, sudah. Kalau ragu-ragu agar diangkat ke ratas," tegasnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Jokowi sudah memanggil Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dan Gatot ke Istana, 27 September lalu. Sebelumnya, Jokowi juga sudah mendapat klarifikasi dari Gatot saat bertemu di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (26/9) malam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">Hari ini, Wiranto akan memanggil kembali Panglima TNI, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Badan Inteligen Negara Budi Gunawan untuk menyelesaikan isu pengadaan 5.000 pucuk senjata. Ini dilakukannya setelah Jokowi menginstruksikan perselisihan diselesaikan di tingkat Menko.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif">"Semua saya undang BIN, Kapolri, Panglima TNI, kemudian dari Menteri Pertahanan, dari Pindad, Bea Cukai, dan sebagainya," ungkap Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/10). [did]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face=""raleway" , sans-serif"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span face=""raleway" , sans-serif">💂</span></div>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
<h1 style="border-top: 1px solid rgb(211, 207, 202); color: #3e3e3e; font-family: georgia, times, serif; font-size: 35px; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: 40px; margin: 0px 20px 0px 0px; padding: 20px 0px; text-align: justify;">
Politik Putus Asa dan Jahat: Ancaman Diulangnya Tragedi Mei 98</h1>
<div class="intro" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 17px; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Tragedi Mei 98 tidak terjadi secara spontan, kerusuhan terjadi secara sistematis, terencana dan terbuka. Tragedi Mei 98 tidak boleh terulang lagi dan haram dijadikan barang dagangan politik. Ulasan Tunggal Pawestri.</div>
</div>
<div class="picBox full" style="clear: both; float: none; font-family: Times; font-size: medium; margin: 7px 0px 10px; padding: 7px 20px 10px 0px; text-align: start; width: 700px;">
<div style="color: #888888; font-family: georgia, times, serif; font-size: 13px; font-stretch: normal; line-height: 20px; padding: 4px 0px; text-align: justify; width: 720px;">
</div>
</div>
<div class="group" style="font-family: Times; font-size: medium; margin-bottom: 30px; text-align: start;">
<div class="longText" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; color: #3e3e3e; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 15px; font-stretch: normal; line-height: 25px;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Ratusan nisan tak bernama berjejer rapi. Di tengahnya, sebuah batu sederhana menyerupai bentuk lembaran kain yang sedang dijahit jarum raksasa, dengan benang kawat merah berdiri tegak. Jahitannya belum selesai. Tidak sulit menemukan makam massal korban tragedi 98 di TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur. Di papan penunjuk jalan terbaca lokasi persis tempat itu, Blad 27 Blok AAI.</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Tahun lalu, setelah lobi intensif yang dilakukan Komnas Perempuan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama akhirnya meresmikan pembuatan prasasti Tragedi Mei '98 di TPU Pondok Ranggon. Menurutnya, prasasti ini dibangun sebagai salah satu bentuk tanggung jawab negara untuk memberikan rasa keadilan, terutama bagi keluarga korban. Tiap tahun, selalu ada upacara kecil dilakukan oleh keluarga korban dan para pegiat kemanusiaan di TPU ini.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Mengingat apa yang pernah terjadi pada tanggal 13-15 Mei 1998, rasanya sulit percaya bahwa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah. Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta Tragedi (TGPF) Mei 98 yang dibentuk pemerintah telah dengan rinci memberikan kisaran jumlah korban dan kerugian dari berbagai sumber.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Tim Relawan Untuk Kemanusiaan mencatat 1.217 korban meninggal dengan cara mengerikan. Korban luka berjumlah ratusan. Selain itu, ratusan keluarga kehilangan rumahnya karena dibakar dan lainnya kehilangan harta benda karena dijarah. Hal terburuk, sekitar 85 perempuan yang mayoritas beretnis Cina menjadi korban kekerasan seksual.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Hasil temuan terpenting dari TGPF adalah, tragedi Mei 98 tidak terjadi secara spontan, kerusuhan terjadi secara sistematis, terencana dan terbuka. Hingga saat ini, kelompok masyarakat sipil yang bekerja untuk isu hak asasi manusia masih terus berupaya memerjuangkan agenda penegakan hukum atas apa yang terjadi pada tahun itu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
<span style="color: black; font-size: 17px; font-stretch: normal; line-height: 25px;">Politik putus asa</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Bukan hanya sekali dua kali saja kita mendengar ocehan jahat dari orang-orang yang dianggap tokoh dan memiliki pengaruh publik lumayan besar. Pertarungan kekuasaan menyebabkan mudahnya para politisi, tokoh dan pendukungnya mengeluarkan pernyataan provokatif dengan semangat untuk melemahkan lawan politiknya. Propaganda politik adalah hal lumrah dalam perebutan kekuasaan, namun apa yang saat ini sedang terjadi di Indonesia, menjadi sangat menguatirkan.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, sudah beberapa kali kita dengar serangan-serangan pernyataan berbau rasis dan agama yang ditujukan kepada salah satu kandidat bakal calon gubernur yang berasal dari etnis dan agama minoritas di Indonesia. Meski berdasarkan UU Pilkada 8/2015, pernyataan serangan berbasis SARA tidak dapat dibenarkan dan diancam hukuman pidana, namun banyak orang yang tak ragu melakukannya. Beberapa di antaranya melakukan dengan dalih mengikuti ajaran agama.</div>
<div class="picBox" style="float: left; margin: 0px; padding: 7px 20px 10px 0px; width: 220px;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; color: #888888; font-size: 13px; font-stretch: normal; line-height: 20px; padding: 4px 0px;">
Penulis: Tunggal Pawestri, feminis dan aktivis HAM</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Bagi saya pernyataan paling jahat dan terdengar putus asa adalah pernyataan para tokoh yang mulai menggunakan tragedi Mei 98 untuk mengintimidasi lawan politik. Entah apa yang merasuki isi kepala para tokoh saat beberapa di antara mereka mulai dengan enteng menebar ancaman akan terulangnya tragedi Mei 1998 jika salah satu bakal calon gubernur yang beretnis Cina dan beragama Kristen terpilih. Pernyataan para tokoh ini seolah membuktikan satu hal, tragedi Mei 98 adalah tragedi yang bisa diatur dan direncanakan. Mengerikan.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Dalam <i>power threat theory</i>, Hubert Blalock (1967) menjelaskan bahwa kelompok mayoritas akan selalu berupaya memproteksi status dominannya dengan berlaku diskriminatif terhadap kelompok minoritas. Kelompok minoritas akan dianggap sebagai ancaman, terlebih jika ada kompetisi ekonomi dan soal politik atau soal ekonomi politik. Tak heran jika lawan politik yang mewakili kelompok mayoritas akan menggunakan seluruh upaya untuk menekan pihak lawan yang dianggapnya representasi kelompok minoritas.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 17px; font-stretch: normal; line-height: 25px;">Hargai perbedaan, bersikaplah terbuka</span></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Namun sebagai bangsa, apakah kita mau masuk dalam politik macam ini? Politik penyingkiran satu kelompok lainnya hanya karena perbedaan suku, agama, ras, orientasi seksual, identitas gender atau etniknya? Bukankah kita tak boleh berlaku diskriminatif atas dasar apapun? Bukankah kita harus menghargai perbedaan dan bersikap terbuka?</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, di bulan Mei ini, para tokoh atau politisi frustasi sebaiknya berefleksi, membuka mata hati. Tragedi Mei 98 tidak boleh terulang lagi, tragedi ini semestinya haram untuk jadi barang dagangan politik apalagi dipakai untuk mengintimidasi. Indonesia harus jadi bangsa yang beradab, bukan bangsa yang biadab.</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Penulis:</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Tunggal Pawestri adalah feminis yang aktif bekerja untuk isu-isu perempuan, seksualitas, keragaman dan HAM. Selain aktif bekerja untuk isu-isu kemanusiaan, saat ini Tunggal Pawestri juga mulai berkiprah sebagai produser film.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
@tunggalp</div>
</div>
</div>
<span style="color: #3e3e3e; font-family: "georgia" , "times" , serif; font-size: 15px;">*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.</span><br />
<br />
😎</div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<b style="box-sizing: border-box;"><br /></b>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Jakarta, CNN Indonesia -- Kerusuhan pada Mei 1998 merupakan hasil kulminasi dari malapetaka ekonomi yang memukul Asia dan krisis politik. Emosi negatif masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi mencapai titik didihnya. </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Kerusuhan berupa penjarahan di kawasan pertokoan meletup di berbagai wilayah. Bersamaan dengan itu, ribuan mahasiswa yang jengkel dengan rezim Orde Baru beserta kroninya, juga turun ke jalan untuk berdemonstrasi. </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Paparan itu disampaikan sejarawan sosial ekonomi Asia Tenggara dari Universitas Amsterdam, Gerry van Klinken dalam tulisannya yang ia beri judul 'Kerusuhan Mei.' </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br /></div>
<div id="beacon_aa8ae39403" style="backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 14px; left: 0px; letter-spacing: normal; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newrevive.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=1548&loc=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Fnasional%2F20170513121250-20-214520%2Fmengingat-kerusuhan-mei-1998-mencegah-berulang%2F&referer=https%3A%2F%2Fwww.google.co.id%2F&cb=aa8ae39403" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; border: 0px; box-sizing: border-box; height: 0px; vertical-align: middle; width: 0px;" width="0" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<table align="left" class="topiksisip" style="backface-visibility: hidden; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: normal; width: 650px;"><tbody style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;">
<tr style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;"><td style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box;"><div class="topik2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: rgb(236, 239, 241); border: 1px solid rgb(221, 227, 230); box-sizing: border-box; float: left; margin: 0px 20px 15px 0px; padding: 0px 15px 10px; width: 648px;">
<div class="title" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; font-family: CNNSansW04-Medium; font-size: 15px; line-height: 1.25; margin: 0px 0px 15px; padding: 10px 0px; position: relative; text-transform: uppercase;">
PILIHAN REDAKSI</div>
<ul style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; margin-bottom: 14px; margin-top: 14px; padding: 0px 0px 0px 25px;">
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; padding: 5px 0px;"><h5 style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; font-family: CNNSansW04-Medium; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px;">
<a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160523141454-20-132790/kisah-lie-si-dokter-gila-bersetia-pada-korban-tragedi-1998/" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: transparent; box-sizing: border-box; color: #444444; text-decoration-line: none; transition: all 300ms linear 0s;">Kisah Lie si Dokter Gila Bersetia pada Korban Tragedi 1998</a></h5>
</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; padding: 5px 0px;"><h5 style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; font-family: CNNSansW04-Medium; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px;">
<a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160528182329-20-134048/keluarga-korban-tragedi-98-tagih-janji-jokowi-lewat-kerajinan/" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: transparent; box-sizing: border-box; color: #444444; text-decoration-line: none; transition: all 300ms linear 0s;">Keluarga Korban Tragedi 98 Tagih Janji Jokowi Lewat Kerajinan</a></h5>
</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; padding: 5px 0px;"><h5 style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; font-family: CNNSansW04-Medium; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px;">
<a href="https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170513114918-20-214518/kenangan-kusmiyati-akan-anaknya-yang-hangus-saat-kerusuhan-98/" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; background: transparent; box-sizing: border-box; color: #444444; text-decoration-line: none; transition: all 300ms linear 0s;">Kenangan Kusmiyati akan Anaknya yang Hangus saat Kerusuhan 98</a></h5>
</li>
</ul>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Menurutnya, sejak 1997, krisis ekonomi di Asia memukul Indonesia jauh lebih keras dibandingkan negara-negara lain, misalnya Thailand, Filipina, dan Korea Selatan. Nilai tukar rupiah merosot tajam dengan cepat.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Depresiasi nilai tukar tersebut membuat ratusan perusahaan bangkrut dan harus memutus hubungan kerja pegawai-pegawainya. Harga-harga kebutuhan pokok pun merangkak naik dengan pesat.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Rakyat yang lapar menjadi mudah tersulut emosi, hingga melampiaskannya kepada kalangan yang lebih mapan. Dalam hal ini, etnis Cina yang paling banyak menjadi korban.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Penjarahan massal dengan cepat menjalar di berbagai tempat di Jakarta. Pada tanggal 13 Mei 1998, massa mulai melakukan penjarahan di wilayah Cengkareng dan Glodok. Bagaikan virus, hampir seluruh pertokoan di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat dijarah dan dibakar oleh massa.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Petugas dari kepolisian yang berusaha menghentikan penjarahan tidak berdaya menghadapi massa yang kalap. Pos polisi dibakar. Mereka lalu berlarian bagai rusa yang diburu kawanan singa. </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Tulisan "Milik Pribumi" juga mulai banyak terpampang di toko-toko yang tidak ingin menjadi sasaran penjarahan. </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Pada 14 Mei 1998, kawasan pertokoan Mangga Dua menjadi korban selanjutnya. Sejak pagi, massa sudah mengerubungi kawasan tersebut demi mendapat barang-barang yang berharga. Dari Mangga Dua, massa lalu menyerbu wilayah Jakarta Tua yang banyak dihuni oleh etnis tionhoa.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Pada hari itu, di wilayah jakarta Selatan mulai meletup kerusuhan, tepatnya di daerah Pasar Minggu. Titik kerusuhan lalu menyebar ke daerah Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, dan Cipete dengan sangat cepat.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Di Jakarta Timur pun kerusuhan sudah terjadi. Penjarahan dan pertokoan menjadi pemandangan lazim di sana. Paling parah terjadi Di Yogya Plaza Klender Jakarta Timur, dimana 488 orang mati dalam kerusuhan. </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Dari Klender, letupan amarah massa merembet ke Cempaka Putih, Pulo Gadung, hingga Matraman. Sore harinya giliran langit daerah Kramat Jati yang menjadi hitam karena bumbungan asap kerusuhan.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Para penjarah umumnya terdiri dari penduduk miskin perkotaan yang tidak terwakili dalam panggung politik. Mereka tidak memiliki pemimpin panutan, dan hanya mendapat nutrisi dari khutbah agitatif di masjid-masjid kecil. </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">"Mereka kemudian melampiaskan (emosi) kepada simbol-simbol yang tidak terjangkau, seperti bank, mesin ATM, supermarket, showroom mobil dan sepeda motor milik orang-orang China," kata Gerry.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Kerusuhan berangsur berhenti pada tanggal 15 Mei 1998. Kala itu, pos polisi di Pulomas, Jakarta Timur yang dibakar massa menjadi penanda suasana menjadi lebih dingin. Kemudian terjadi beberapa penjarahan susulan yang dilakukan pemulung, namun tidak sampai seperti di dua hari sebelumnya.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<strong style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Medium; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Demonstrasi Mahasiswa</strong></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Selain kerusuhan yang terjadi akibat krisis ekonomi, massa yang tidak tahan dengan krisis politik juga melakukan aksi yang tak kalah besarnya. Umumnya, mereka adalah mahasiswa dari berbagai daerah yang menuntut agar Soeharto turun dari jabatan.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Pada tanggal 12 Mei, mahasiswa universitas Trisakti, Jakarta berkumpul di kampus merencanakan demonstrasi untuk merong-rong rezim otoritarian tua. Pukul 12.30, sekitar 6.000 mahasiswa bergerak menuju gedung parlemen di Senayan. Namun, pihak aparat tidak memperkenankan.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Mahasiswa tidak ingin kembali ke kampus seperti yang dianjurkan aparat. Mereka tetap bertahan di jalan seraya menyanyikan lagu-lagu nasional.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Sore harinya, pada pukul 16.45, aparat meminta agar mahasiwa harus bersih dari jalan raya dan kembali masuk ke wilayah kampus. Suasana menjadi panas. Ratusan mahasiswa, yang sebagian dari mereka membawa bunga, berhadap-hadapan dengan barisan petugas dengan wajah garang. </span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Tak lama, seorang petugas menembakkan senjatanya ke udara. Aparat lalu menyerbu, menembakkan gas airm mata, dan memukul ke arahnmahasiswa. Mahasiswa lalu berhamburan mencari tempat berlindung. Ada yang bersembunyi di dalam gedung, kios, juga berlari menuju kampus Trisakti.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Hingga pukul 18.00, peluru aparat telah menggugurkan empat mahasiswa, antara lain Hafidin, Roiyan, Hery Hartanto, Hendriawan, dan elang Mulya Lesmana.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Kematian empat mahasiswa membuat suasana menjadi semakiin mendidih. mahasiswa dari berbagai daerah mulai mendatangi Jakarta. Mereka ingin ikut serta berperan dalam menamatkan riwayat Orde Baru yang telah berkuasa 32 tahun lamanya.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased; backface-visibility: hidden; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: CNNSansW04-Regular, Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 14px; letter-spacing: normal;" /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">Jumlah mahasiswa yang berdemontrasi semakin hari semakin melejit jumlahnya. Hingga pada tanggal 18 Mei 1998, demonstran berhasil menduduki gedung DPR/MPR. Kemudian pada tanggal 21 Mei, Soeharto membacakan pidato pengunduran dirinya yang disiarkan oleh televisi.</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;"><br /></span>
</div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px; text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;">👴</span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<span style="color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 14px; letter-spacing: normal;"><br /></span>
<b style="box-sizing: border-box;">RMOL.</b> Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) meminta agar semua pihak yang berada di lingkaran Istana Negara untuk tidak berkhianat terhadap Presiden Joko Widodo.</div>
<div class="newsAds" style="box-sizing: border-box; color: #252525; float: left; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px; width: 385px;">
<div class="widget-tabs newsRelated" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px 20px 0px 0px;">
<div class="title-default" style="box-shadow: rgb(228, 228, 228) 0px -3px 0px inset; box-sizing: border-box;">
<a class="active" href="http://politik.rmol.co/read/2017/05/16/291516/Adian-Napitupulu-Ancam-Jusuf-Kalla-Dan-Menteri-Pengkhianat-Di-Kabinet-Kerja-#" style="background: transparent; box-shadow: rgb(237, 28, 36) 0px -3px 0px inset; box-sizing: border-box; color: #ed1c24; display: inline-block; font-weight: 900; line-height: 15px; margin: 0px 25px 0px 0px; padding: 0px 0px 10px; text-decoration-line: none; text-transform: uppercase;">BERITA TERKAIT</a></div>
<div class="itemsx archivesx" style="box-sizing: border-box;">
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://politik.rmol.co/read/2017/05/16/291515/Pena-98:-JK-Jangan-Coba-coba-Khianati-Jokowi!-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration-line: none;">Pena 98: JK Jangan Coba-coba Khianati Jokowi<i style="box-sizing: border-box;">!</i></a></div>
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://politik.rmol.co/read/2017/03/17/284201/Adian-Napitupulu:-Istana-Semakin-Jauh-Dari-Rakyat!-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration-line: none;">Adian Napitupulu: Istana Semakin Jauh Dari Rakyat<i style="box-sizing: border-box;">!</i></a></div>
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://politik.rmol.co/read/2016/08/19/257581/Inilah-Bukti-@gendovara-Gemar-Caci-Maki-Orang-Versi-Pospera-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration-line: none;">Inilah Bukti @gendovara Gemar Caci Maki Orang Versi Pospera</a></div>
</div>
</div>
<span class="hidden-xs" style="box-sizing: border-box;"><table align="right" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px 14px 8px 6px; max-width: 100%; width: 385px;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; padding: 10px;"></td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Pasalnya, PENA 98 mensinyalir, ada sejumlah elit dan menteri yang berpotensi mengkhianati Presiden.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Kalau mereka mengkhianati (Jokowi), kita akan mancatat namanya satu per satu. Siapa pun itu," kata Sekjen PENA 98, Adian Napitupulu dalam acara "Refleksi Gerakan Mahasiswa 98 Melawan Kebangkitan Orde Baru" di Graha Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (15/5) malam.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Politisi PDIP ini menegaskan, pihaknya telah mencatat sejumlah menteri yang berpotensi mengkhianati presiden dan pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh rakyat.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Kalau misalnya kemudian Wakil Presiden juga mau mencoba-coba (khianati Jokowi), kita akan mencatat namanya. Dan kami harap, kerakusan-kerakusan untuk berkuasa tidak mengorbankan rakyat kita," tegas Adian.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Adian menekankan, jika ada orang atau kelompok yang pernah menjadi bagian dari Orde Baru ingin kembali berkuasa terhadap republik ini. Ia menyarankan, mereka untuk beristirahat dan menyerahkan kepada generasi yang lebih muda untuk memimpin republik ini.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Berikan kita kepercayaan untuk memperbaiki bangsa yang kalian hancurkan selama 32 tahun. Kalian sudah menghancurkan bangsa ini 32 tahun dan kami tidak mau berjudi menyerahkan bangsa ini kepada kalian. Menjadi Presiden mungkin menarik buat beberapa orang. Berkuasa tidak salah di republik ini, yang menjadi persoalan adalah untuk berkuasa mengorbankan banyak orang, bahkan mengorbankan bangsanya sendiri. Saya tidak rela kalau itu terjadi," demikian Adian.</span><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">[san]</b></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"><br /></b>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">👮</b></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -</strong> Sebagian pengusaha memutuskan tidak jadi membawa pulang hartanya ke Indonesia atau <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> melalui program tax amnesty.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Wakil Ketua Industri Keuangan Non Bank Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sidhi Widyapratama mengatakan, banyak di antara pengusaha yang sudah membawa hartanya ke Tanah Air menyesal telah melakukan <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a>.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Hal ini disebabkan kondisi sosiopolitik di Indonesia yang tengah berdinamika.</div>
<div id="AdAsia" style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; margin: 0px; padding-bottom: 25px !important; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; padding: 0px 0px 25px;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
“Tentu sosiopolitik harus dijaga karena sangat mempengaruhi. Pengusaha banyak wait and see. Banyak yang menyesal telah <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a>,” katanya pada sebuah seminar di Kwik Kian Gie School of Business, Jakarta, Rabu (10/5/2017).</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan mencatat, hingga batas waktu untuk merealisasikan <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> atau akhir Maret 2017, dana yang sudah masuk ke dalam negeri dalam rangka <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> senilai Rp 128,3 triliun.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Sementara, komitmen dana <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> pada program tax amnesty sebesar Rp 146,6 triliun.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Dengan demikian masih ada Rp 18 triliun dana <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> dari <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/wajib-pajak" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="wajib pajak">wajib pajak</a> (WP) yang telah menyampaikan, tetapi belum masuk laporan realisasi <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a>nya</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Apindo sudah mengimbau para pengusaha yang mau merepatriasi harta untuk segara merealisasikan komitmennya.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Namun mereka berpikir ulang. Sebagian dari mereka mengkonversi menjadi deklarasi. “Maka dari itu, ada komitmen yang cukup besar, tetapi realisasinya masih sedikit,” kata Sidhi.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Direktur Eksekutif Center of Indonesian Tax Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, minimnya <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> berkaitan dengan gonjang-ganjing politik di Tanah Air.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Menurutnya, pada periode September hingga Desember ada sejulah pengusaha yang mengubah rencananya untuk <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> harta.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
“Repatriasi seharusnya bisa lebih besar. Informasi dari private banker di Singapura, satu bank di Singapura kelola sekitar Rp 2.000 triliun uang WNI,” kata Yustinus.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Lanjut Yustinus, suhu panas politik juga bisa menekan investment ratingIndonesia.</div>
<div id="AdAsia" style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; margin: 0px; padding-bottom: 25px !important; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; padding: 0px 0px 25px;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Terlebih, apa yang terjadi di Tanah Air saat ini sudah mendapatkan perhatian kalangan internasional. Khususnya soal pasal-pasal yang sifatnyauncertain.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
“Di Indonesia, orang yang punya jabatan dan power saja bisa kena ketidakpastian (dalam pasal-pasal tertentu), Bagaimana investor? Pesan ini akan mempengaruhi bisnis, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> dan lain-lain akan terganggu, jelas terganggu,” ucapnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Ia melanjutkan, masih belum semua komitmen <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> dibawa pulang.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Bila kondisi di dalam negeri dianggap tidak kondusif, komitmen tersebut bisa saja dibatalkan meski dengan ongkos yang lebih mahal karena kena penalti.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
“Begitu dana <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/repatriasi" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="repatriasi">repatriasi</a> masuk sistem perbankan, beberapa layer sudah tidak bisa diawasi. Itu malah akan jadi pendorong melakukannya (pembatalan). Penyelesaiannya ya politik. Dan ini buruk,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Kegagalan pemerintah menjaga kondisi politik menurut Yustinus akan berdampak pada kepercayaan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
“Pajak akan terganggu apabila politik gaduh. Reformasinya mungkin akan lebih lama stepnya. Bahkan insentif yang dulunya menarik, ketika ditawarkan sekarang tidak menarik lagi,” ungkapnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Reporter: Ghina Ghaliya Quddus</em></div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
<span style="background-color: transparent;">👮</span></div>
<div style="background-color: white; padding: 0px 0px 25px;">
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">kompas.com: Sabtu pagi yang cerah, 9 Mei 1998, pukul 07.45 waktu Jakarta, Presiden (waktu itu) Soeharto tiba di ruang VVIP Halim Perdanakusuma, Jakarta.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Setengah jam sebelumnya, Menteri Sosial (kala itu) Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, juga lewat ruang itu untuk terbang ke Kalimantan Timur dalam rangka kunjungan kerja. Tutut tidak ikut Soeharto ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara Nonblok yang disebut G-15. </span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Sebelum terbang dengan pesawat khusus MD-11 Garuda, di ruang VVIP Bandara, Soeharto sempat melontarkan kritik kepada para wartawan media massa yang dinilainya ikut memperkeruh krisis saat itu. Soeharto menuduh pers hanya menonjolkan "kebebasan" tidak memperhatikan "tanggung jawab".</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Sementara itu, penjual donat di teras bandara untuk penumpang umum sempat nyeletuk kepada saya yang ikut rombongan Soeharto ke Mesir.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">"Apakah Pak Harto masih bisa pulang ke Indonesia?" tanya penjual donat itu.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Sedangkan para wartawan yang tidak ikut ke Mesir tetapi hadir di bandara berseloroh tentang para wartawan yang ikut rombongan Soeharto. "Nah, ini dia para calon menteri penerangan pemerintah Indonesia di pengasingan."</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Sekitar pukul 08.05 waktu setempat, Soeharto terbang ke Mesir. Kali ini Soeharto tidak berkeliling ke seluruh ruang di pesawat untu menyalami sat per satu rombongan. Ini tidak seperti biasanya bila Soeharto terbang ke luar negeri. </span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Sekitar pukul 15.30 waktu setempat, atau pukul 19.30 waktu Jakarta, Soeharto tiba di Kairo, Mesir. Soeharto menginap Hotel Sheraton Heliopolis di kamar suite 2006 sampai nomor 2012.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Rombongan lainnya berjumlah 46 orang juga menginap di hotel itu. Mereka langsung istirahat karena pertemuan puncak G-15 baru dimulai pada Senin 11 Mei dan berakhir pada 15 Mei 1998.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Para wartawan diundang Kedubes RI di Kairo untuk nonton tari perut di kapal pesiar dan restauran di Sungai Nil. Saya dan wartawan kantor berita Antara tidak ikut, ditinggal di hotel karena ketiduran.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Ketika makan malam di restauran hotel, beberapa wartawan dari Jepang mendekati saya dan wartawan Antara. Salah satu dari para wartawan Jepang itu bertanya kepada kami.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">"Kami dengar Soeharto itu termasuk orang terkaya di dunia, tapi kekayaannya disimpan di luar negeri."</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">"Mungkin juga," jawab wartawan Antara, sambil tertawa.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Usai pertemuan puncak G-15, Rabu malam, 13 Mei 1998, waktu Kairo, Soeharto bicara panjang lebar kepada masyarakat Indonesia di gedung Kedubes RI di Kairo.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Dari pertemuan itu, saya mengirimkan berita lewat telepon dari pos keamanan kedutaan. Bunyi berita itu begini:</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">"Presiden mengatakan kalau memang rakyat tidak lagi menghendaki dirinya sebagai presiden, ia tidak akanmempertahankan kedudukannya dengan senjata. Ia akan mengundurkan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan dengan keluarga, anak anak dan cucu-cucu. Soeharto juga membantah dirinya orang terkaya sedunia setelah Ratu Inggris Elizabeth, Raja Arab Saudi Fahd, dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">"Itu fitnah," kata Soeharto.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Teman-teman wartawan tidak mengirim berita karena waktunya sudah lewat dari deadline. Berita saya itu jadi headline.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Kamis pagi, 14 Mei 1998, waktu Kairo, juru foto istana, Saidi, minta para wartawan datang ke kamar Soeharto dengan membawa rekaman ucapan Soeharto seperti yang diberitakan Kompas.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Tapi pertemuan wartawan dan Soeharto ini batal karena Soeharto mempercepat waktu pulang ke Jakarta.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Jumat subuh, 15 Mei 1998, pesawat rombongan Soeharto tiba di langit di atas Jakarta. Tampak sebagian Jakarta masih ada yang terbakar.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Jelang sore, 21 Mei 1998, di Istana Merdeka, Jakarta, Soeharto mengumumkan lengser di tengah maraknya tuduhan Pemerintahan Orde Baru yang KKN, korupsi, kolusi dan nepotisme.</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">Selamat merenungkan Mei '98...</span></span><br />
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;">👲</span></span></div>
<span face=""open sans" , "arial" , sans-serif" style="color: #323233;"><span style="font-size: 17px;"><br /></span></span>
<br />
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span style="background-color: transparent;">Political Driven Budget Cycle in Indonesia: Can the Voters be Influenced ?
Vid Adrison
Institute for Economic and Social Research, Faculty of Economics University of Indonesia (LPEM FEUI)</span></div>
</div>
<br />
I.
Introduction Background
Some literatures of public finance argues that public service delivery will improve if fiscal decentralization is followed by political decentralization. The Government of Indonesia is considered to have this view, indicated by the introduction of direct election of district head in Law No.32/2004 on Regional government when it replaced the former law (22/1999). It seemed to be a good progress, however there are problems surrounding local district head elections. Some of the problems can be attributed to huge amount of resources required to enter local political stage. In 2011, the Indonesian Minister of Home Affair stated the estimated resources spent for district head election per each candidate is around IDR 50 billion (approximately USD 4.8 million)<br />
<br />
<br />
The absence of total campaign funding limit - either in law or government regulation - may contribute to this huge amount of campaign cost. Given that the campaign funding comes neither from the state nor the political party, the candidates must find the financing sources themselves. For the incumbent, he/she has several ways to increase the probability of reelected. Among others include providing good visible public good such as road infrastructure (Kuncoro, et al, 2013), increase campaign expenditure and changing budget allocation for political purpose. The use of government budget to increase the probability of re-elected has been long studied in both theoretical and empirical literature. However, to author’s knowledge, empirical studies for Indonesiancase are very scant. Sjahrir et al (2013) found the existence of political budget cycle at the district level. Sjahrir et al (2014) conclude that lack of political accountability contributes to excess spending on administrative, and the introduction of direct head election did not curtail the waste. However, there have been no empirical studies that investigate the impact of political budget cycle on the probability of re-elected. Thus, this study aimed at investigating the impact of political budget cycle on the probability of re-elected.
<br />
<br />
Policy Significance
The data from Indonesian’ Anti-Corruption Clearing House shows that 38 out of 316 cases handled by Anti-Corruption Agency (KPK) is related to budgetary cases. Out of 369 corruption suspects, 33 are district heads and 9 are governors. As changing budget allocation prior to election years does not necessarily imply corruption, politicians can use local budget as the mean to achieve their objective of reelection. This means that public resources are spent based on more on the incumbent political benefit rather than society’s benefit.
Thus, observing changes in spending pattern before election may provide an initial indication that public resources are misused for bureaucrat political purpose.
<br />
<br />
Organization of the Paper
<br />
<br />
This article is organized as the following. In section 2, we will review the existing literatures on political budget cycle, both from theoretical and empirical categories. In section 3, we will discuss the data, empirical methodology and analysis. Finally, conclusion will be presented in section 4.
<br />
<br />
II.Previous Studies
(this questionnaire was sent to BPS in each district. I thank Windhi Putranto for designing and sharing the filled questionnaire.)
<br />
<br />
The use of government budget to increase the probability of incumbent has been studied in both theoretical and empirical literature. Among theoretical studies include Nordhaus (1975), Hibbs (1977), Alesina (1987) and Rogoff (1990). While for empirical category, the support for politically-driven budget cycle is mixed. The empirical studies in 1970s and 1990s generally do not find regular statistically significant political budget cycle (See Alesina, 1997 and Drazen, 2001). Other studies confirmed the existence of politically-driven budget cycle (Remmer, 1993; Schukcecht, 1996; Shi and Svensson, 2006; Brender and Drazen, 2006). These studies find that before elections, public spending increases, while revenues fall. Study by Vergne (2009) decomposes expenditure into current and capital expenditure.
The finding is consistent with Rogoff’s (1990) prediction that public spending toward visible/routine expenditure, away from capital expenditure. For Indonesian case, recent study by Sjahrir et al (2013) confirmed the existence of political budget cycle at district level, especially when direct election was introduced. They found that prior to local election, the incumbent spend more on discretionary fund directed toward religious group or society/sport group, which are budgeted as donation or social assistance, and subcategorized under “others” spending. In another study, Sjahrir et al (2014) identified the contributing factors to administrative overspending. They found that the degree of political competition increases administrative spending (which is categorized under “other”
spending), and the introduction of direct head election failed to reduce the degree of overspending. Although there are evidences from previous studies on the existence of political budget cycle in Indonesia, to author’s knowledge, there has not been any study that attempt to investigate the effect on the incumbent probability of winning an election. Thus, it is the objective of this study to fill such gap by investigating the effect of change in local government spending prior to election on the election result.
<br />
<br />
III.
Data, Methodology and Analysis Data
In order to answer the research question, we use secondary data from resources two sources, INDO DAPOER dataset of World Bank for the explanatory variables and filled questionnaire sent to BPS in each district
1
.
1
<br />
<br />
As there is no pooled information on district head election results in the National General Election Committee (KPU) nor in the Ministry of Home Affairs, a small questionnaire was developed to gather the necessary information to construct the dependent variable (i.e., whether or not the incumbent win the second term election)
<br />
<br />
The dependent variable is a dummy variable, which takes value 1 if the district head is re-elected, and zero otherwise. The period that we use is the district head election between 2006 and 2013. If the local district head election does not qualify for running in the election (for instance, the district head has been elected twice), the observation is dropped. A systematic change of spending composition prior to election year may indicate the presence of political budget cycle. Thus, the change in the share of spending in the one and two years prior to local district head election is used as the measure of politically-driven budget cycle. As the data on local government spending by function is mostly incomplete in INDO DAPOER, we use the share of spending for capital expenditure, goods and services expenditure, personnel expenditure and other expenditures. As control variables, we use proxies for development outcomes to reflect the overall achievement of the incumbent during the first period (such as average growth rate and the change in the unemployment rate in the past 2 and 3 years). We expect that the higher the growth rate, the higher is the probability of the incumbent to be re-elected. For unemployment rate, we expect negative relationship. Another control variable is poverty rate, which we consider as a measure of potential share of population that may be benefited from political budget cycle. And lastly, we also use dummy variable which equals to 1 if it is a city, and zero if it is a kabupaten.
<br />
<br />
The descriptive statistics is as depicted in the following table.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXd1-lN4LJCve41aiBHnZ02fFVun8OkdW081ua6EDqTOJHWRzLtc8Tj_mWxHD9Vq0w1_eqFoVPIZRyy2JO7_NTV1mDgCrAl5QYV0hZEJa4EfLUZbn93uRaXAusr3Q99fqBFQEpDMm9Scc/s1600/metode+stat+sospolek+2018.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXd1-lN4LJCve41aiBHnZ02fFVun8OkdW081ua6EDqTOJHWRzLtc8Tj_mWxHD9Vq0w1_eqFoVPIZRyy2JO7_NTV1mDgCrAl5QYV0hZEJa4EfLUZbn93uRaXAusr3Q99fqBFQEpDMm9Scc/s320/metode+stat+sospolek+2018.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga2Cl2khzfs0aZ9637w3To1rNJZ-NFu4M1IHp4-ToqQ5t3HCVBBw4AXfg7nKiQRdHUVjCdwtPBCvNJyC7Iunu1BqdMjxPw_LATXderdRNmi9UQjEUKIEgIpBO2Cy5c8p_wxPfOulBtPNg/s1600/metod+stat+sospolek+2018c.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="311" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga2Cl2khzfs0aZ9637w3To1rNJZ-NFu4M1IHp4-ToqQ5t3HCVBBw4AXfg7nKiQRdHUVjCdwtPBCvNJyC7Iunu1BqdMjxPw_LATXderdRNmi9UQjEUKIEgIpBO2Cy5c8p_wxPfOulBtPNg/s320/metod+stat+sospolek+2018c.png" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Empirical Results
In order to test whether or not change in spending composition prior to election year, we run a simple logit regression. The results are presented in Table 2, when we use the change in the share of spending in the past year. In order to take into account the possibility that the budget cycle took place 2 year prior to election, we also calculate the change in share of spending in the election year compared to 2 year before, and the results are presented in Table 3.
<br />
<br />
From the results in table 2 and 3, we can see that the increase in share of spending on capital one and two years prior to election increase the incumbent’s probability of winning an election. The channel of capital spending on the probability of winning an election is most likely indirect. Increased share of spending on capital is expected to increase the quality of public infrastructure, thus increase the utility of voters such that they are willing to vote for the incumbent. Kuncoro et al (2013) found statistical evidence on the positive impact of good road quality on the incumbent’s probability of reelected of 50 districts in Java island.
<br />
<br />
The change in share of other spending (last 1 year) is found to have positive impact on the incumbent probability of winning an election. However, the effect is no longer significant if we use the change in share of other spending in last two years. On the other hand, the development outcome (measured by the average GDP growth in the last 2 years) is not statistically significant in affecting the incumbent’s probability of winning an election. Sadly to say, this may reflect that the voters can be influenced to support the incumbents through discretionary spending and forget about the economic achievement of the incumbent. Thus, the public should be more aware of the misuse of public budget for incumbent’s benefit.
<br />
<br />
IV. Preliminary Conclusion
<br />
Previous empirical studies in Indonesia have found the existence of political budget cycle at district level. The preliminary finding of this study suggests that the incentive to use budget for political purpose (i.e., “financing” incumbent political campaign through budget allocation) is very lucrative, because it increases the chance of winning an election for the incumbent. Adding insult to injury, voters seemed to less care about development outcome, indicated by insignificant impact of GDP growth on probability of re-elected. This provides even further incentive for the incumbent to spend more on discretionary spending to boost the probability of winning. Currently, huge resources required to enter political arena in Indonesia has drawn a public debate over whether or not a maximum limit for political financing should be put in national legislation. If the maximum limit will be in place, there is a possibility that the incumbent will turn to use budget to “finance” their campaign.<br />
<div style="text-align: center;">
👮<br />
<br />
<br />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">Ulama kondang KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) memprotes video kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat. Video yang diberi judul "Beragam Itu Basuki Djarot", diungggah di akun sosial media pasangan calon nomor urut dua itu dan juga tim pemenangan mereka pada Minggu (9/4/2017).</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">Aa Gym memprotes adegan di mana sekelompok orang mengenakan sorban dan peci terlihat sedang melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa spanduk 'ganyang Cina'.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">"Pa AHOK saya PROTES KERAS video kampanye yang sangat menyudutkan umat Islam , ini fitnah yang sangat kotor dan keji," kata Aa Gym lewat akun Twitter-nya, Senin (10/4/2017).</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">"Tak pernah kami mengatakan ganyang Cina sekalipun berjuta umat Islam berkumpul, bahkan kami menghormati,,, mengapa membuat video Fitnah ini?," ujarnya.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">Namun sayang, pernyataan Aa Gym ini langsung dimentahkan oleh warganet (netizen) dengan menunjukan bukti video dan foto saat sejumlah ormas Islam melakukan aksi unjuk rasa pada (4/11/2017) lalu. Saat itu Aa Gym juga turut hadir dan berorasi di aksi 411 tersebut, yang menuntut penegakan hukum atas Ahok, karena diduga melakukan penistaan agama.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">Dalam video dan gambar yang beredar luas di dunia maya, menunjukan bahwa massa aksi 411 membawa spanduk yang menuliskan 'Ganyang Cina, penjarakan Ahok'.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">"@aagym mungkin AA terlalu sibuk urusan keluarga, jd ga sempat nonton. Padahal kejadian ini di aksi 4-11 yg anda ikut terlibat di dalamnya," tulis warganet pemilik akun Takvir, yang disertakan dengan video aksi 411.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">"@aagym ...dan perkuat cari data ndak asal provokasi, islam tttp damai koq, cuma anda saja hatinya tdk damai," ujar @kangdede78 yang juga menunjukan video aksi 411.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">"@aagym Maaf aa'..maksudnya umat muslim yg mana? FPI, FUI, HTI ya? kalo NU jelas gak mungkin. Krn NU adl Islam yg sebenarnya. Beda sama yg laen..," tulis @MahesaPanji1.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<span face=""roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif" style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-size: 14px;">"@aagym Pak Yai. Ini lho ada gambar dan video nya.... kok mentionku tidak dibalas? @aagym #adaAqua," ujar @nirwanoo.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start;" />
<a href="http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/67949/pernyataan.aa.gym.soal.video.ahok.djarot.dimentahkan.warganet" style="background: 0px 0px rgb(250, 250, 250); box-sizing: border-box; color: #0073b9; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-align: start; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sumur Bor</a><br />
<br />
👳</div>
<div class="Section0">
<div class="MsoNormal">
<span style="height: 1121px; left: 0px; margin-left: 0px; margin-top: 0px; position: absolute; width: 794px; z-index: -1;"><img height="1121" src="file:///C:\Users\INGRID~1\AppData\Local\Temp\ksohtml\wpsF11C.tmp.png" width="794" /></span><span style="font-size: 10.5pt;">Power Shifting and Racial Violence: Anti-Chinese Riots in Indonesian Modern</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">History</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Tsung-Rong Edwin Yang</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Introduction</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Ladies and Gentlemen, I am pleased to have the opportunity to do this presentation.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Today I am going to talk about an unpleasant and difficult issue. It’s riots. . Riots is</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">an unpleasant topic because of the nature of violence. It is a difficult because topic</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">because of the lack of documentation in most cases. Particularly in Indonesian</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">modern history, riots have a very violent history, and one of poor documentation.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">My topic for today’s presentation is “Power Shifting and Racial Violence: Anti-</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Chinese Riots in Indonesian Modern History “. I will address the questions: “Why</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">do so many anti-Chinese riots happen in Indonesia? What is the nature of anti-</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Chinese riots? Can we get an overall picture of Indonesian riots by researching the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">history of riots in this country?”</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Please look at this handout. The first page of the handout is the outline. The</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">following pages are tables of riots in different periods of time. Page 6 is a glossary,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">which contains Indonesian terminology.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman bold"; font-size: 10.5pt;">The Jakarta May Riot, 1998</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Let me begin with 'Jakarta May Riot' of 1998, in which women of ethnic Chinese</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">origin were targeted for gang-rape. I understand that many people in Hong Kong</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">were very concerned about this issue. But this matter remains a mystery. So far we</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">don’t know what was going on and what was behind the scenes.</span><span style="font-size: 4.5pt;">1 </span><span style="font-size: 10.5pt;">We cannot really</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">know what happened before new evidence is released. However, we may attempt to</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">identify the causes of the ‘Jakarta May Riot’.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">1</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;"> The widespread report of involvement of Kopasus, Indonesian Special Force, has not been</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">confirmed. The commander in charge was Prabowa Subianto. He denied his involvement and went</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">into exile to Jordan for a while to avoid further inquiry. Now he has come back to Indonesia and</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">continues to deny anything related to rioting. No one was arrested or charged in this case. For the time</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">being there is no any further inquiry on this case. It perhaps involves military or other political groups.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">1</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-family: "times new roman bold"; font-size: 12.5pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section1">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman bold"; font-size: 12.5pt;">Theories to explain anti-Chinese Riots</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">There are two kinds of explanations available in the popular reports. The first theory</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">treats ‘anti-Chinese sentiment’ as the main reason for anti-Chinese riots; the second</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">theory sees ‘economic inequalities’ as leading to anti-Chinese riots. Many popular</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">discourses combine these two theories. The first theory emphasizes racial difference.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Here the difference could be skin colour, culture and custom or religion. I would call</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">it as theory of ethnicity. The second theory emphasizes class difference. I would call</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">it as theory of class. Both are very powerful theory. [this is nice and clear]</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">I will refer here to ‘the testament of Vivian’. The was the very first article to report</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">this case on the Internet in Indonesian language. I treat it as a historical document,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">and published it in a newsletter in </span><span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 10.5pt;">Academia Sinica </span><span style="font-size: 10.5pt;">and translated it into Chinese.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">You can also find its English translation from the Internet.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">One point in this article is shown on page 2 of the handout. The article states that</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">“All rapists started the action by shouting, 'Allahu Akbar.' (Arabic word: God the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">greatest)”. If we use the theory of ethnicity, it is a Muslim element involved. We</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">may think that there are anti-Chinese sentiments among Muslim. They use this</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">chance to hit out at the Chinese community.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">But I don’t consider this is evidence that Muslim groups targeted ethnic Chinese. We</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">should consider that if this theory were true, Muslim groups may show this kind of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">sentiment. On the contrary, most Muslim leaders condemned the rape soon after the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">news was released. The Indonesian President Habibie commented on this matter in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">this way: “This is the most humiliating event in Indonesian history.” This would be</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the strongest statement which a President can make. Habibie was the leader of a</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Muslim group, ICMI.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">It is unusual for Muslims to do this kind of thing. Rape, even of the enemy, for</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Muslims is a matter of sin. Let me give you more examples to think about. If we</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">consider the racial conflict between Malay Muslims and ethnic Chinese in Malaysia,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">2</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 10.5pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section2">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">gang-rape never became a common form of violence. Another example is the serious</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">unrest between Muslims and Christians in Ambon in the last two years. The killings</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">were very fierce but never turned to gang-rape. This kind of violence is not common</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">practice for Muslims. In this case, the theory of ethnicity is not good enough.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The theory of ethnicity is not good enough. If we look very carefully, we will find that</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the rioters and the people who came out to help ethnic Chinese in most cases of riots</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">in the 1990s were pribumi. The anti-Chinese theory cannot provide a good</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">explanation and leads to misunderstanding about the ethnic relationship between</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Chinese and pribumi.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">This theory easily mixes different kinds of riots. For example, the riots in the 1940s</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">and the 1990s are different in term of issues involved, social structure and ethnic</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">relationship. This theory would treat them as having the same cause.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The theory of class is not good enough to explain this single case. If this theory</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">applies, then the big businessmen may be attacked during this period. The real</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">situation was that the anti-Chinese rape only happened in relatively poor areas in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Jakarta, in Northern and Western areas, like Pancolan, Mitra Bahari, and Tanggerang.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Even many areas in which urban middle class Chinese gather were not the targets in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">that riot. It is difficult to explain this matter only by the theory of class.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The class theory also oversimplifies the issues of anti-Chinese riots. Many reports on</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">anti-Chinese riots would add one sentence in the end, “Chinese in Indonesia only</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">consist of 3 percent of the population but control 70 percent of national wealth.” This</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">kind of report implies that economic inequality is the main reason for anti-Chinese</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">riots. The problem is that the main victims in most cases were small shop owners in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">small towns or countryside. The real rich people and urban middle classes, were</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">rarely attacked. So the theory fails to explain why anti-Chinese riots happened in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">such ways. Furthermore, the theory became a myth in local discourse to legitimise</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">anti-Chinese riots. We should not continue to reinforce this kind of discourse.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Another way to consider this matter is an historical approach toward anti-Chinese</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">riots in Indonesia. If we look at all kinds of anti-Chinese riots in Indonesia which</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">3</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 10.5pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section3">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">were shown in the handout, we will find that it is rare to have gang-rape. It shows</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">that the May Riot is a special case. It is very possible, as some reports suggested, that</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">there may be a political conspiracy behind this matter. But I don’t want to go too far</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">unless we get some more evidence. This analysis of the May Riot shows that we</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">cannot understand one individual case well without having a whole picture of riot</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">history. An historical approach would be helpful to consider the social factors of anti-</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Chinese riots since the nation has experienced frequent riots in modern history. The</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">social aspect may not help us to explain every single case. But it can help us to</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">understand the nature of riots in Indonesia and to get a deeper explanation.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman bold"; font-size: 12.5pt;">The definition of riots and other terms</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">As a general term,‘riot’ falls somewhere between crime and war. Riot is not crime.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">If one person loots a shop, it is crime. If many person organised to loot a shop, it is</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">still crime. But if many unorganised people suddenly loot every shop in a place, it</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">becomes a riot. There must be some reasons which mobilize common people to</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">become rioters. Riots only last a short time. Otherwise, they could become war. If</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">you can continuely mobilize ordinary people to fight, for example, by ideology or by</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">racial hatred, it’s war, for example, the violence in Palestine. Riots, in this sense,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">need always explanations from social factors.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The riots that have taken place in Indonesia have their own, uniquely complicated,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">socio-economic and political dynamic which needs to be understood. The Indonesian</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">terms for ‘riot’ in English were kerusuhan or huru-hara. They all contain meanings</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">of unrest, chaos, and vandalism. In this context, riots mean that in a period of time,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">one group of people were mobilized by issues or characteristics of the group to take</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">collective action of violence on the life or property of another group. Riots can be</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">raised among unorganised people to join collective actions of violence, so riots</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">always have underlying social causes.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Riots can be classified by immediate causes, like hunger, poverty, inflation,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">discrimination or revenge. Riots can also be grouped by the nature of the rioters –</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">soldiers, peasants, workers or minorities. In this paper, I take all kinds of riots into</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">4</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section4">
<div class="MsoNormal">
<span style="height: 1121px; left: 0px; margin-left: 0px; margin-top: 0px; position: absolute; width: 794px; z-index: -1;"><img height="1121" src="file:///C:\Users\INGRID~1\AppData\Local\Temp\ksohtml\wpsF12D.tmp.png" width="794" /></span><span style="font-size: 10.5pt;">account. Riots can also be grouped by results, such as property destruction, deaths,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">or overthrown rulers. If any riots contain ‘anti-Chinese’ elements in causes or results,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">even at a superficial level, I will treat them as anti-Chinese riots in this paper.</span><span style="font-size: 4.5pt;">2</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman bold"; font-size: 12.5pt;">The Study of Riots in Indonesia</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">In a country like Indonesia, riots of all kinds happened frequently in the modern era.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">We may ask why there is so little research done on this issue.</span><span style="font-size: 4.5pt;">3</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Because the mainstream concern of Indonesian studies has been dominated by major</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">political change, like decolonization, nationalism, cold war, or authoritarianism and so</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">on, there is no room for the study of anti-Chinese riots in academic circles. For a long</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">time, the anti-Chinese riots were given the label of so-called ‘Chinese problem’</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">(masalah Cina) in Indonesia. It has traditionally been seen as a question of national</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">integration. The Chinese are seen as unintegrated and so they caused the problem and,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">by extension, the riots.</span><span style="font-size: 4.5pt;">4 </span><span style="font-size: 10.5pt;">At the same time, because this issue touches on so many</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">sensitive issues, including ethnic relations, the study of anti-Chinese riots has</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">remained untouchable to Indonesian scholars and been avoided by foreigners.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">I argue that although the particular causes or incidents behind anti-Chinese violence</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">have undeniably varied from location to location, there does seem to be an overall</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">pattern throughout modern Indonesian history. The ethnic Chinese easily become</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">scapegoats as they are seen to represent the old regime in times of power struggle.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">There have been four major periods of political change in Indonesia: the Japanese</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">occupation (1942), revolution and independence (1945-1949), the September 30</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Incident and the fall of Sukarno (1965-1967) and the end of Soeharto's New Order</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">(1998). A series of anti-Chinese riots appeared in the archipelago during the process</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">2</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;"> Some may be religious or anti-governmental at heart and really have nothing at all to do with</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">race. If the result affects Chinese in loss of life or property-destruction, these riots may have profound</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">consequences for ethnic relations. We should take them into account.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">3</span><span style="font-size: 8.5pt;">The study of riots is very important for historical inquiry. Historians have long recognized</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">that the study of riots is essential. Riots reflect significant social contradictions and even people’s</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">perception. The ones that occurred during the French Revolution, in Tokugawa Japan, or as part of the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">American civil rights struggle are widely regarded as turning points in the history of those countries.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">4</span><span style="font-size: 8.5pt;">W. D. Sukisman, </span><span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 8.5pt;">Masalah Cina di Indonesia</span><span style="font-size: 8.5pt;">. (Jakarta: Yayasan Penilitian Masalah Asia,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">1975), Z. M. Hidayat, </span><span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 8.5pt;">Masalah Cina di Indonesia</span><span style="font-size: 8.5pt;">. (Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">Pedjadjaran, 1976), A. B. Tangdililing, “Tinjauan Empiris Integrasi Nasional Sumatra dan</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">Kalimantan.” </span><span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 8.5pt;">Intetasi Nasional: Teori, Masalah dan Strategi</span><span style="font-size: 8.5pt;">. (1987)</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">5</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section5">
<div class="MsoNormal">
<span style="height: 1121px; left: 0px; margin-left: 0px; margin-top: 0px; position: absolute; width: 794px; z-index: -1;"><img height="1121" src="file:///C:\Users\INGRID~1\AppData\Local\Temp\ksohtml\wpsF13D.tmp.png" width="794" /></span><span style="font-size: 10.5pt;">of a power shift each time. The four major periods of ethnic unrest will be discussed</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">in order. What is important to note at the outset is that all four waves involved</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">periods of power transition. I will examine the 'contagious riots' in each period and</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the main theme for the power struggle.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Because so many riots have happened in Indonesia, I may not have time to go through</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">all of them. I personally think each case needs a detailed investigation. I have done</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">one book, several academic papers, and more than twenty commentaries in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">newspapers or magazines on this topic. If you are interested in any single case, I can</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">tell you more detailed information in question time.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman bold"; font-size: 12.5pt;">The Origin of ‘Contagious Riots’</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Some studies have noted riots that happened earlier than 1942.</span><span style="font-size: 4.5pt;">5 </span><span style="font-size: 10.5pt;">However, I would</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">argue that those events were highly localized, involving religious and economic</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">conflict particularly. They were not contagious at the sense we use here and involved</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">isolated cases.</span><span style="font-size: 4.5pt;">6 </span><span style="font-size: 10.5pt;">When would be the beginning of ‘contagious riots’?</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.5pt;">Decolonialization and Middlemen, (Japanese Era, 1942-1945)</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The anti-Chinese riots of March 1942 happened after Dutch administrators were</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">evacuated, just after Japanese soldiers had landed but before they were in full control.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The riots were quite widespread on Sumatra and Java at a time during the power</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">vacuum. Many Chinese shops and factories were looted. In some cases, the looting</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">were actually initiated by fleeing Dutch soldiers. In other cases, the doors of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">warehouses and factories were initially broken opened by Japanese soldiers. In either</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">case, Chinese property became an easy target for thieves. The loss was estimated at</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">least 100 million East Indies dollars while the total casualty list remains unknown.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">5</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;"> For example, Leo Suryadinata reported the outbursts of violence in Solo and Surabaya in 1912</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">and Kahin reported riots in Koedoes in 1918. Leo Suryadinata, </span><span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 8.5pt;">Paranakan Chinese Politics in Java,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 8.5pt;">1917-1942. </span><span style="font-size: 8.5pt;">George Mcturnan Kahin, </span><span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 8.5pt;">Nationalism and Revolution in Indonesia. </span><span style="font-size: 8.5pt;">(Ithaca, N. Y.: Cornell</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">University, 1952), p. 66.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">6</span><span style="font-size: 8.5pt;">For example, the Koedoes Incident in 1918, which resulted in 11 Chinese businessmen killed</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">and many houses burnt, resulted from a conflict between Chinese and Muslim merchants. The violence</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">seems not to have spread further. It was only an isolated case.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">6</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 10.5pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section6">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">In material published after the Japanese occupation, Chinese leaders said how</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">surprised they were and that such violence toward Chinese had been unprecedented</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">under the Dutch. There was no sign of anti-Chinese sentiment among pribumi in Java</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">before the Japanese arrived. A story in Tan Kah Kee’s memoir also showed this was</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">a new relationship between Chinese and pribumi.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The Japanese changed their policy after they controlled the situation and soon set firm</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">rules with severe punishments by kenpeitai, a move welcomed by Chinese residents.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The Japanese army established law and order after they controlled the whole island of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Java. But the events of March 1942 introduced large-scale anti-Chinese rioting to</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">modern Indonesia. Although their duration was very short, the effects have proven to</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">be long lasting. Since then Chinese property was targeted in the scorched-earth</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">policy during the struggle for politic power.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial bold"; font-size: 12.5pt;">Nationalism and Scorched Earth Policy, (Indonesian</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial bold"; font-size: 12.5pt;">Revolution, 1945-1949)</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">A series of violent events occurred during the struggle for independence, 1945-1949.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Most cases took place in areas of Java and Sumatra. They were actively contested by</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Dutch and Indonesian forces. These major anti-Chinese violence are shown in page 3</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">of the handout.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Although all of the events can be related to the independence struggle, they do not</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">seem to have been part of a deliberate policy. Rather, they were carried out by</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">pribumi in areas where Dutch authority was weak or absent and, later, in the context</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">of various police actions, when there were few republican elements around. Perhaps</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">it was their intention to cause maximum disruption. But given the context of the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">times, the force of anti-colonial sentiments, and all of the international complications,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">it is difficult to say to what extent the violence or property destruction was</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">specifically anti-Chinese. Although Chinese-language sources naturally emphasize</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">7</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 10.5pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section7">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the racial character of the riots, it must be acknowledged that pribumi undoubtedly</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">suffered more, per capita, in the revolution.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial bold"; font-size: 12.5pt;">Cold War and Massacre, (Gestapu, 1965-1967)</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Gestapu is a Indonesian term, literally meaning the Incident of 30 September or the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">movement of 30 September. It was an attempt at a coup by a few mid-level military</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">officers in 30 September 1965. Because they were members of the PKI, the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Indonesian Communist Party, a large-scale massacre of Communists and leftists by</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the military and by ordinary people in rural areas followed. The precise number of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">people killed, is still uncertain. Common estimates for the total dead range are from</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">500,000 to 1,000,000. Some recent reports repeatedly mentioned ethnic Chinese were</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the main victims in this massacre. It is not true. There is no question that some</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Chinese died, although their percentage of the total has long been exaggerated. Most</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">of the killing took place at the village level where leftists or those perceived to be pro-</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Communist were rounded up and killed.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Again, riots soon took on a more overtly ‘anti-Chinese’ character, spreading from</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Java and Sumatra to the outer islands, because many reports in Indonesia indicated</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">that the Chinese Communist Party gave an instruction to the Indonesian Communist</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Party to conduct this attempt coup. Anti-Chinese rioting mainly caused by large-scale</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">demonstrations in major urban areas against the Chinese consul of the People’s</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Republic of China. But Chinese were confronted mainly by demonstrations, not</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">massacre.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The massacre mainly happened in rural areas. All this time very few Chinese lived in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">rural areas because the 1959 Presidential Decree no. 10 banned Chinese traders from</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">rural areas. This ban was actually a discrimination against Indonesian citizens of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">ethnic Chinese origin, but in the end saved Chinese lives. The main target was the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">PKI. At that time, PKI was the biggest Communist party in the world, with a very</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">small number of ethnic Chinese members. Many Chinese people managed to leave</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the country to seek shelter. Many of them are actually in Hong Kong now. Chinese</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">language sources estimated that, from October 1965 through the change of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">8</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section8">
<div class="MsoNormal">
<span style="height: 1121px; left: 0px; margin-left: 0px; margin-top: 0px; position: absolute; width: 794px; z-index: -1;"><img height="1121" src="file:///C:\Users\INGRID~1\AppData\Local\Temp\ksohtml\wpsF14E.tmp.png" width="794" /></span><span style="font-size: 10.5pt;">government in 1967, the period of greatest political instability, as many as 100,000</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Chinese perished. They had been largely the victims of factors beyond their control,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">caught as they were between communism and pribumi nationalism, the People’s</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Republic of China and the Indonesian military.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">There was two cases in this period that ethnic Chinese became main victims. They</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">were the violence in West Kalimantan in 1967 by local indigenous people, Dayaks,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">and members of Baperki were targeted in Jakarta.</span><span style="font-size: 4.5pt;">7 </span><span style="font-size: 10.5pt;">They were both involved in the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">issue of Communist party.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial bold"; font-size: 12.5pt;">Economic Crisis and Anti-Governance of Orde Baru, (1994-</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "arial bold"; font-size: 12.5pt;">1998)</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Now we move to the recent anti-Chinese violence in the 1990s. There are four waves.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">It began in Medan in 1994, a workers’ protest turned to riots. The shops which was</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">destroyed were mainly owned by ethnic Chinese. Moreover, there was an obvious</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">connection between economic grieveance and ethnic scapegoating.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">By the end of the year, Chinese property was under attack in many locations because</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">of price rises and the rapidly collapsing Indonesian economy. Before long, the entire</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">country was experiencing various degrees of unrest which culminated in the student</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">demonstrations of May 1998 and large-scale outrages against the Chinese community.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman bold"; font-size: 12.5pt;">Conclusion: Power Shifting and Racial Violence</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">In this paper, I suggest that the anti-Chinese riots in Indonesia cannot be understood</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">only from aspects of current ethnic relations or class structure. These two kinds of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">theories would easily turn to ‘Victim-Blaming’. Much previous research on this issue</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">only applies these two powerful theories. It implies that if ethnicity causes problems,</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">7</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;"> Both were involving other factors. The violence in West Kalimantan in 1967 had strong</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">military elements behind the scene because of communist guerrilla in Sarawak. Some leaders of</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">Baperki supported PKI. The ‘New Order’ government quickly closed Chinese schools and newspapers</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">and took a strong assimilation policy towards ethnic Chinese by giving the impression that</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">‘Chineseness’ was an evil to be eliminated. Charles A. Coppel, </span><span style="font-family: "times new roman italic"; font-size: 8.5pt;">Indonesian Chinese in Crisis</span><span style="font-size: 8.5pt;">. (Kuala</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">Lumpur: OUP, 1983)</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">9</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="Section9">
<div class="MsoNormal">
<span style="height: 1121px; left: 0px; margin-left: 0px; margin-top: 0px; position: absolute; width: 794px; z-index: -1;"><img height="1121" src="file:///C:\Users\INGRID~1\AppData\Local\Temp\ksohtml\wpsF15E.tmp.png" width="794" /></span><span style="font-size: 10.5pt;">then to downplay the ethnic feature would be a solution. This resulted in the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">assimilation policy applied to ethnic Chinese after Suharto took power. If economic</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">inequality causes problems, then to push Chinese people to donate money would be</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">the answer to reduce the tension. It was the usual practice and led to a corrupt system</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">during the New Order regime.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">My conclusion is that the historical approach offers us better understanding of anti-</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Chinese riots in Indonesia. The four periods of riots have some common</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">characteristics. First, every period when there was persistent and widespread rioting</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">coincided with a time of political transformation. From the early stages of the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Japanese occupation to Soeharto’s resignation, political change has been accompanied</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">by violence that has affected the Chinese community.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Second, ethnic Chinese were placed in a vulnerable or disadvantageous position in</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">each period of political uncertainty. They were seen as affiliated with the old regime.</span><span style="font-size: 4.5pt;">8</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">The Chinese have, time after time, found themselves on the losing side. It should go</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">without saying that the Chinese easily become scapegoats in times of social turmoil.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Third, although there has unfortunately been considerable loss of life, the main losses</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">in anti-Chinese roits have been largely property. Chinese casualties are not really</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">disproportionate when compared with pribumi Indonesians in similar crisis situations.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Thus, it is hard to conclude that rioting is a racially-motivated phenomenon or that</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">there is a deep hatred of the Chinese.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">Fourth, ethnic relations have changed over time, and the socio-political context has</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">been different in each period. The basic characteristics of the political system are the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">same. The transfer of power has been complicated by invasion, by revolution, by</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">anti-communist champions, and by Democratization. The new power would always</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">accuse ethnic Chinese of supporting the old regime before the new power won the</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">political struggle. However, after they win, the new regime would try to be close to</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">ethnic Chinese. The reasons are obvious. Ethnic Chinese have no political power but</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 4.5pt;">8</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;"> They were viewed as pro-Dutch during the Japanese occupation and independence struggle.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">In the 1960s they were seen as associated with communist party. In the 1990s, Chinese was seen as</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.5pt;">affiliated to Orde Baru regime.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">10</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-size: 10.5pt;"><br clear="all" style="break-before: page; mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" /></span>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">have access to resources. The nature of modern Indonesian politics is winner-take-all.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">No political power would let ethnic Chinese support other groups. Chinese often pay</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">money to the authorities to reinforce their affiliation with the regime in power. Then</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">all kinds of grievances are released against ethnic Chinese because of their affiliation</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">with the old regime during a transfer of power. It is why Chinese were always</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;"><span style="font-size: 10.5pt;">victimized over different periods of time. </span><span style="color: red; font-size: large;"><b>It seems to be a cycle in Indonesian history.</b></span></span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;"><span style="font-size: 10.5pt;">The anti-Chinese outbreaks should not be seen as a minority problem but as</span><span style="color: magenta; font-size: large;"><b> a major</b></span></span><span style="color: magenta; font-size: large;"><b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;"><span style="color: magenta; font-size: large;"><b>problem for the nation.</b></span><span style="font-size: 10.5pt;"> The so-called ‘Chinese problem’ really is an Indonesian</span></span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">problem. In Indonesian terms, Kambing Hitam means scapegoat. Kambing means</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">goat or sheep. Hitam means black. Chinese are ‘black sheep’. Black sheep are easy</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">to be blame because their colour is different. But the real matter is not colour. We</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 10.5pt;">should expect a better system, not to concern people’s colour. Thank you.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com37tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-38817270223848249892021-05-18T16:59:00.001-07:002021-05-18T16:59:30.574-07:00BUAH KEMISKINAN: BEgAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgWAf-qlE0j9rJEsYiktq-p9L57Gia4x-11BLRoZVOE3zfS8Jho6I-G787OVJ6V8NmR89QY952vuuaEVnjXF0F1dGH7oAsqgQOMNDtiQ_ZOfqjsDvEnhVcFaPfqk3jjn4w6aDdFyPyguo/s1600/2143253625_5487017f28.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgWAf-qlE0j9rJEsYiktq-p9L57Gia4x-11BLRoZVOE3zfS8Jho6I-G787OVJ6V8NmR89QY952vuuaEVnjXF0F1dGH7oAsqgQOMNDtiQ_ZOfqjsDvEnhVcFaPfqk3jjn4w6aDdFyPyguo/s1600/2143253625_5487017f28.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<a href="https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/breaking-news-polsek-candipuro-lampung-selatan-dibakar-massa-dua-kanit-lari-tunggang-langgang/ar-BB1gSuaL?ocid=msedgdhp">BREAKING NEWS: Polsek Candipuro Lampung Selatan Dibakar Massa, Dua Kanit Lari Tunggang Langgang</a><br />
<br />
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="363" style="box-sizing: border-box;"><span data-offset-key="363:0" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-mark="true" style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">Jayapura, BUMIPAPUA.CO –</span></span></span><span data-offset-key="363:1" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;"> Dua warga Mbua, Endis Tabuni, seorang mantri Puskesmas Yigi; dan Ekira Lokbere, salah satu pekerja PT Istaka Karya, harus bertaruh nyawa menyelamatkan beberapa orang saat kejadian pembantaian para pekerja PT Istaka Karya oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Yigi, Distrik Mbua, Kabupaten Nduga pada 1-2 Desember 2018.</span></span></span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="366" style="box-sizing: border-box;">Saat kejadian, Endis Tabuni sambil menggendong anaknya yang masih balita bernama Martina Tabuni, berusaha menyelamatkan dua pekerja proyek pembangunan rumah dokter di daerah itu. Bersama dengannya yakni Ekira Lokbere, menyelamatkan lima pekerja PT Istaka Karya, salah satu pimpinannya bernama Jhoni Arung.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="370" style="box-sizing: border-box;">“Mereka melindungi para pekerja ini dengan segala macam cara. Bahkan ada yang mengatakan kepada KKB, jika kamu sentuh dia (para pekerja), bunuh dulu saya,” kata Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Inf. Aidi, menirukan salah satu warga asli setempat yang harus bertaruh nyawa lari masuk ke hutan mencari tempat aman bagi pekerja yang mereka selamatkan. </span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="373" style="box-sizing: border-box;"><span data-offset-key="373:0" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">Aidi menceritakan, pada tanggal 1 Desember itu, KKB selain menculik para pekerja PT Istaka Karya di </span></span><span data-offset-key="373:1" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><em data-slate-mark="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">camp</span></em></span><span data-offset-key="373:2" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">, rupanya ada sebagian yang melakukan penyisiran di rumah-rumah warga yang ada di sekitar </span></span><span data-offset-key="373:3" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><em data-slate-mark="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">camp </span></em></span><span data-offset-key="373:4" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">pekerja.</span></span></span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="376" style="box-sizing: border-box;">Aidi menyebutkan para KKB ini selain mencari warga pendatang mereka juga mencari warga yang bukan Suku Yigi (suku asli setempat) untuk dibantai. Salah satu rumah yang didatangi saat itu, rumah Endis Tabuni, ia diketahui menyimpan dua orang pekerja yang sedang mengerjakan proyek pembangunan rumah untuk dokter.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="379" style="box-sizing: border-box;">“Endis Tabuni adalah warga asli Papua sekaligus seorang mantri di Yigi, dia juga diberi tanggung jawab untuk memantau pekerjaan proyek rumah dokter,” kata Aidi, Kamis (6/12).</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="382" style="box-sizing: border-box;">Menurut kesaksian Endis Tabuni, saat itu sekitar pukul 16.30 WIT, KKB berjumlah lima orang mendatangi rumahnya dan menodongkan senjata di kepala dan badannya. Saat itu, dia diminta untuk menyerahkan dua orang pekerja yang ditampung.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="385" style="box-sizing: border-box;">“Endis Tabuni saat itu mengatakan bahwa dua orang pekerja sudah tidak ada di rumahnya dan lari ke dalam hutan. Ternyata, dua orang itu disembunyikan di rumahnya ditutup dengan menggunakan bahan seadanya baik itu kain atau daun,” ujarnya.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="388" style="box-sizing: border-box;">Kemudian pukul 09.00 WIT, Endis Tabuni mengendap keliling kampung tanpa penerangan untuk mengecek situasi kedudukan KKB, setelah dinyatakan aman, Endis Tabuni kembali menjemput dua pakerja untuk menyelamatkan diri.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="391" style="box-sizing: border-box;">Lalu sekitar pukul 12.00 WIT, Endis Tabuni bersama dua pekerja menuju hutan ke arah Mbua, sebab Mbua yang dirasa paling aman. Sambil menggendong anaknya yang berusia tiga tahun, dia mengawal dua pekerja masuk ke hutan jalan kaki tanpa penerangan.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="394" style="box-sizing: border-box;">“Saat berada di dalam hutan, dengan rasa takut dan tanpa penerangan Endis Tabuni berjalan dengan cepat, sekitar satu jam berlalu mereka terpisah. Tetapi besok paginya mereka bertemu di Pos TNI Mbua dengan beberapa warga lain yang memiliki cerita masing-masing untuk menyelamatkan diri,” kata Aidi.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="397" style="box-sizing: border-box;"><span data-offset-key="397:0" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">Kemudian, Ekira Lokbere merupakan warga asli Mbua yang berdomisili di Yigi, merupakan salah satu karyawan PT Istaka Karya yang memiliki rumah di Yigi sehingga dirinya tak tidur di </span></span><span data-offset-key="397:1" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><em data-slate-mark="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">camp</span></em></span><span data-offset-key="397:2" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">. Ekira Lokbere menampung beberapa pekerja PT Istaka Karya, termasuk bosnya.</span></span></span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="400" style="box-sizing: border-box;">“Saat itu KKB juga mendatangi mereka dan dimintai uang untuk keperluan upacara 1 Desember, semua yang ada dalam rumahnya dimintai uang, baik itu uang pribadi ataupun uang PT Istaka Karya. Setelah itu, KKSB minta para pekerja termasuk bosnya, tetapi Ekira Lokbere justru mengatakan jika kau ingin ambil mereka, bunuh saya dulu,” katanya.</span></span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 18px; white-space: pre-wrap;">
</div>
<span class="components__TextParagraph-s1de2sbe-0 SXPvF Textweb__StyledText-sc-2upo8d-0 dABVaj" color="regular" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; box-sizing: border-box; display: block; font-family: "PT Serif", Georgia, serif; font-size: 1.6rem; margin: 0px; padding-bottom: 15px; white-space: pre-wrap; width: 640px;"><span data-key="403" style="box-sizing: border-box;"><span data-offset-key="403:0" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">Aidi menyampaikan, sampai saat ini proses evakuasi masih berlangsung diwarnai kontak senjata dengan KKB. Sebagian warga selamat dan korban meninggal sudah dievakuasi ke Kabupaten Mimika. </span></span><span data-offset-key="403:1" data-slate-leaf="true" style="box-sizing: border-box;"><span data-slate-mark="true" style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"><span data-slate-content="true" style="box-sizing: border-box;">(Liza)</span></span></span></span></span><br />
<div style="text-align: center;">
🍅</div>
<br />
Liputan6.com, Jakarta - Sastrawan Hamsad Rangkuti menghembuskan napas terakhir, Minggu (26/8/2018). Kabar itu disampaikan langsung istri almarhum, Nurwindasari.<br />
<br />
"Telah berpulang ke rahmatullah bang Hamsad Rangkuti Minggu pukul 6.00 pagi 26 Agustus 2018. Mohon doa tulus dan maaf," katanya dalam pesan yang diterima Liputan6.com.<br />
<br />
Hamsad dikenal sebagai sastrawan yang total mengabdikan hidupnya untuk sastra. Ia melahirkan beberapa karya kanon sastra.<br />
<br />
Salah satu karyanya yang paling menarik adalah novel Ketika Lampu Berwarna Merah. Novel tersebut mencerminkan paradoks pembangunan yang dilakukan pemerintah.<br />
<br />
Ketika Kampu Berwarna Merah memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 1980. Karya ini merefleksikan kehidupan para gelandangan dan kaum yang tergusur di Jakarta.<br />
<br />
"Novel itu ingin mengatakan, di satu sisi berdiri bangunan raksasa yang megah dan kokoh dengan para penghuninya yang bergelimang kemewahan, dan di pihak lain, sekelompok besar masyarakat tergusur tak lepas dari penjara kemiskinan," kata Maman S Mahayana, kritikus dan akademisi Universitas Indonesia, saat dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Liputan6.com.<br />
<br />
Lewat karyanya itu, menurut Maman, Hamsad memotret kehidupan keseharian kaum marjinal. Mereka terkukung kemiskinan dan kelaparan.<br />
<br />
Kelompok seperti ini ada dan nyata. Maman menjelaskan, kemiskinan dan kebodohan seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dilepaskan. Kemiskinan hari-hari ini menjadi sangat struktural, kultural, dan spiritual menjadi satu kesatuan.<br />
<br />
"Hamsad Rangkuti coba mengingatkan pembaca, di sekitar kita, di tengah glamor kehidupan perkotaan, masih terlalu banyak warga bangsa ini yang sehari-harinya hidup hanya berkutat dengan urusan makan," ungkap Maman.<br />
<br />
Ia berpendapat, pada dasarnya sastrawan bergerak atas dasar pembelaan terhadap kemanusiaan. Hamsad Rangkuti di mata Maman Mahayana telah menunaikan tugas itu.<br />
<br />
"Karya Hamsad Rangkuti ibarat potret tentang perubahan sosial yang terjadi pada zamannya. Jakarta misalnya, bagi dia, adalah kota yang penuh paradoks," kata Maman.<br />
<br />
Sejumlah penghargaan pernah diraih Hamsad. Selain Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta, ada pula pengakuan dalam bentuk Southeast Asian Writers Award (2008) dan Khatulistiwa Literary Award (2003).<br />
<br />
Hamsad juga pernah mengabdi sebagai pemimpin redaksi majalah sastra Horison.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
1 dari 2 halaman<br />
Kesehatan Merosot<br />
Sejak pertengahan 2017 lalu, Hamsad terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Jawa Barat.Penulis novel Ketika Lampu Berwarna Merah itu sudah tak mampu lagi bergerak.<br />
<br />
Pada 2012, Hamsad pernah operasi by pass jantung. Sastrawan kebanggaan tanah air kelahiran Medan, 7 Mei 1943 itu juga harus membuat saluran pembuangan air kecil di perutnya.<br />
<br />
"Bapak juga dua hari sekali mesti tambah oksigen. Makannya cuma bisa satu merek, namanya Proten," ujar Nurwindasari, istri Hamsad Rangkuti saat dihubungi Liputan6.com pertengahan tahun lalu<br />
<br />
Menurut Nur, dalam satu bulan suaminya butuh 9-10 boks Proten. Sementara harga satu boks Proten sekitar Rp 256 ribu.<br />
<br />
Di akhir masa hidupnya, Hamsad tinggal di rumah petak berukuran 3,5 x 5 meter di Bilangan Depok. Bersama istri, ia mendirikan rumah sederhana tersebut di kebun miliknya.<br />
<br />
Rumah lama yang Hamsad tak bisa ditinggali, karena tergusur pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS).<br />
<div style="text-align: center;">
🍊</div>
<br />
HomePolitikPolitik
Selasa, 10 Maret 2015 | 05:48 WIB
Rekrutmen Begal Terjadi Secara Alamiah di Lampung
Rekrutmen Begal Terjadi Secara Alamiah di Lampung
Ilustrasi Razia pengendara motor/antisipasi begal. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Topik
#Begal Motor
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO , Lampung – Kepala Desa Tebing, Melinting, Lampung Timur, Bukhori, mengakui soal banyaknya pemuda kampung itu yang berprofesi sebagai begal. Menurut dia, faktor kemiskinan dan tak adanya lapangan pekerjaan menjadikan rekrutmen begal dari generasi ke generasi terus terjadi. “Kalau soal perut, siapa yang tidak nekat?” ujarnya, ketika ditemui Tempo di kediamannya, Jumat tiga pekan lalu.
Selain Jabung, Kecamatan Melinting adalah daerah yang kerap menjadi incaran polisi ketika tindak kriminalitas meningkat. Direktur Kriminal Umum Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Purwo Cahyoko mengatakan bahwa tiap tahunnya, dari sekitar 1000-an kasus pencurian bermotor dan pencurian dengan kekerasan di Provinsi Lampung, 50% pelakunya pasti berasal dari Lampung Timur. “Kami juga heran kenapa masyarakat di sana tidak kapok-kapok. Padahal, sudah banyak warganya yang meninggal karena tertembak polisi dan dihakimi masyarakat,” ujarnya.
Para pelaku dari Desa Tebing memang seperti patah tumbuh hilang berganti. Minak Radin, mantan begal yang Tempo temui, mengatakan regenerasi begal di kampung ini berjalan secara alamiah. Biasanya para pemain baru yang berumur belasan tahun diajak oleh seniornya yang sudah berpengalaman. Tak jarang juga para pemuda itu yang berinisiatif untuk ikut belajar menjadi begal. “Rata-rata mereka lulus SMA, kan, tidak ada kerjaan,” ujarnya.
Seorang pelaku lainnya yang enggan disebutkan namanya mengatakan newbie biasanya belajar dengan berperan sebagai "pilot", sebutan untuk pengendara motor yang membawa motor ketika beraksi, terlebih dahulu. Hal ini untuk mengasah nyali dan kemampuan si anak bawang melihat kondisi dan lokasi yang aman untuk beraksi.
Setelah memiliki nyali dan insting yang mumpuni, si anak bawang akan naik tingkat menjadi pemetik. Bekal ilmu untuk membuka kunci kendaraan dengan letter-T pun diberikan oleh seniornya itu. Untuk mempraktekkan ilmu barunya itu, para pembegal pemula ini biasanya beroperasi hanya di sekitar kampung atau paling jauh beraksi di Kota Bandar Lampung. “Kalau sudah jago, baru main ke Jawa,” katanya. Waktu satu dua tahun cukup membuat mereka mahir dalam dunia begal membegal. Para begal Lampung Timur yang beraksi di sekitar Jabodetabek saat ini sudah masuk level tinggi meski baru berusia belasan tahun.
Soal pola rekrutmen ini diakui oleh Purwo. Menurut dia, para tersangka yang terjaring di Lampung umumnya baru berusia belasan tahun. Nama mereka juga baru terdengar dalam dunia perbegalan. Lain halnya dengan buruan Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, dan kepolisian daerah lainnya yang biasanya sudah memiliki catatan kriminal cukup panjang. “Kami sering juga membantu polda lain memburu para pembegal di Melinting,” ujarnya.
TIM INVESTIGASI TEMPO
TEMPO.CO, Jakarta - Para begal motor kini semakin sadis kepada para korbannya. Mereka tega menyakiti, bahkan membunuh, bila ketahuan atau korbannya melawan. Kasus terakhir, Acam Mulyadi, sopir taksi Blue Bird yang tewas ditembak begal di rumahnya Jalan Bintara Jaya, Kota Bekasi, Sabtu dini hari, 7 Maret 2015.
Ismail alias Minak Radin, 43 tahun, seorang mantan jawara begal dari Lampung Timur, menjelaskan, saat ini para begal merasa harus lebih waspada. Polisi dan masyarakat saat ini lebih tega dan kejam. “Kalau tertangkap, risikonya bisa dipukuli dan dibakar masyarakat sampai mati, atau ditembak polisi,” ujar Ismail kepada Tempo tiga pekan lalu dengan mimik serius.
Itu sebabnya para begal selalu membekali diri dengan senjata. Misalnya samurai, parang, dan senjata api. Awalnya senjata-senjata ini hanya dibuat untuk menakut- nakuti korbannya. Tapi sekarang malah digunakan untuk membela diri para begal. “Prinsipnya sekarang, dari pada aku yang mati, lebih korbannya atau polisi yang mati,” ujar Minak sambil meninggikan suaranya.
Seorang begal kakap dari Lampung Timur mengaku selalu menenteng pistol rakitan tiap beraksi. Bentuknya mirip revolver, dengan kemampuan bisa menembakkan hingga empat kali tanpa harus mengokang pelatuk. Ia membeli pistol itu dari temannya seharga Rp 3,5 juta. “Supaya menaikkan kepercayaan diri saat beraksi,” kata pria berusia 27 tahun itu.
Ia mengaku berusaha menghindari kontak dengan para korbannya. Itu sebabnya ia lebih suka membegal sepeda motor yang parkir di jalan atau rumah. Namun ia tak segan menyakiti korbannya bila melawan atau ketahuan. “Berkelahi juga pernah,” katanya. Ia tak mau menyebutkan sudah berapa kali ia meletuskan senjata itu dan berapa korbannya. Ia berhenti membegal karena teman -teman dekatnya sudah habis ditembak mati polisi.
Polisi sampai bingung mengapa begal-begal itu semakin sadis tiap harinya. “Selain bingung, kami juga kesal,” kata Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Purwo Cahyoko kepada Tempo. Tiap begal yang ditangkap hanya divonis ringan, tak sampai setahun penjara. Padahal, anak buahnya mempertaruhkan nyawa saat menangkap mereka.
TIM INVESTIGASI TEMPO<br />
<br />
Selasa, 10 Maret 2015
VIVA.co.id - Jajaran kepolisian daerah (Polda) Lampung merilis beberapa titik rawan pembegalan sepeda motor di wilayah provinsi Lampung. Data di Polda Lampung menunjukkan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Utara dan Kota Bandarlampung merupakan tiga daerah paling rawanbegal.
Direktur Kriminal Umum Polda Lampung, Kombes Pol Purwo Cahyoko, mengatakan untuk di wilayah Kabupaten Lampung Timur yang paling rawan begal yakni di daerah Jabung dan melinting. Sedangkan di Kabupaten Lampung Utara, yakni di Abung Timur dan Selatan.
Sementara di Kota Bandar Lampung ada di daerah Tanjungkarang Barat dan Sukarame. “Seluruh wilayah yang menjadi titik rawan ini karena kondisinya sepi dari pemukiman penduduk dan minim penerangan jalan,” ujar Purwo.
Menurut Purwo, polisi mengalami kesulitan dalam mengungkap jaringan komplotan begal. Pasalnya, jika ada yang tertangkap satu pelaku, banyak yang bungkam dan enggan menyebutkan rekan-rekannya.
Para pelaku begal ini setiap menjalankan aksinya mempunyai ciri khas sendiri-sendiri, seperti menggunakan senjata api dan senjata tajam. ”Seperti yang ditangkap di wilayah Jakarta, ciri khas Lampung adalah pelaku begal pakai senjata api,” kata Purwo.
Purwo mengaku akan bertindak tegas dalam menangani para pelaku begal ini. Berdasarkan hasil yang diungkap polisi di jajaran Polda Lampung, rata-rata para pelaku begal berumur kisaran antara 20-25 tahun.
Para pelaku yang masih remaja ini kerap ikut-ikutan rekannya dan mencoba untuk melakukan aksi kejahatan pembegalan sepeda motor. “Dalam tiap penggerebekan, kami tidak segan-segan melumpuhkan para pelaku yang berusaha melawan dan kabur dengan timah panas,” tegasnya.
(Pujiansyah / Lampung)
Liputan6.com, Semarang - Bila Anda ke Semarang, Jawa Tengah, terutama di kawasan pinggiran kota, Anda akan mudah menemui spanduk berisi kecaman terhadap begal.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (7/3/2015), begitulah cara warga Semarang mengekspresikan keresahan dan kemarahan kepada para begal dan penjahat jalanan lain.
Sejumlah daerah pinggiran contohnya Muktiharjo yang membatasi Semarang dengan Demak memang rawan kriminalitas, terutama perampasan sepeda motor yang belakangan bahkan makin marak.
Lokasi kejahatan terutama di jalan raya yang sepi dan gelap kebanyakan berlangsung pada malam hari. Oleh karena itu, tak hanya mengecam begal, spanduk-spanduk juga berisi dukungan pada polisi untuk bertindak tegas termasuk menembak mati para penjahat.
Para warga sudah sepakat untuk melakukan pengamanan wilayah dengan siskamling jika permintaan tembak di tempat tak direspon.
Para warga juga mengancam akan mengambil tindakan sendiri termasuk dengan menghakimi pelaku begal yang tertangkap. (Vra/Ein)
JAKARTA,<br />
<br />
<br />
Dulu, pada dekade 1960 -1970-an, istilah begal populer sebagai
”peringatan” sekaligus cermin kerawanan wilayah-wilayah tertentu. Alas
Roban di pantai utara barat, hutan karet dan jati di Bangsri, Jepara,
dan kawasan lain yang masih sepi dari mobilitas warga masyarakat, yang
umumnya didominasi oleh kawasan hutan. Mirip dengan legenda-legenda
begal di Alas Tambakbaya, Alas Mentaok di daerah selatan pedalaman Jawa
Tengah pada masa lalu.<br />
Istilah itu kini kembali mengemuka setelah deret peristiwa berdarah
terjadi di Jakarta, Depok, Tangerang, Bintaro, dan Banten; juga di
daerah-daerah lain yang merembet sebagai fenomena begal. Sejumlah momen
ketika pelaku teradang oleh massa kemudian dihakimi menjadi bagian dari
fenomena yang mengikuti. Masyarakat marah karena rasa aman mereka di
jalanan terampas. Pengendara motor kini selalu diliputi perasaan waswas.<br />
Kejahatan terhadap pengendara motor dengan motif perampasan, yang
juga banyak terjadi di Jawa Tengah, memperlihatkan kebrutalan yang makin
mengerikan. Rasa aman warga masyarakat bukan hanya terkait dengan
perampasan harta miliknya, tetapi lebih meresahkan lagi adalah
keterancaman nyawa. Persepsi tentang ketidakamanan masyarakat inilah
yang seharusnya dipulihkan oleh aparat kepolisian dengan pencegahan dan
pengungkapan.<br />
Tak sedikit analisis yang merefleksikan fenomena begal itu sebagai
”jagat kecil” yang merupakan pantulan dari ”jagat besar” lingkaran
perbegalan yang berlangsung di elite kekuasaan. Kasus-kasus korupsi
anggaran negara, seperti yang sekarang dilaporkan oleh Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, tentu sama saja dengan perilaku membuat
tidak aman. Tentu dalam perspektif yang bertali-temali dengan
kepentingan rakyat.<br />
Kepolisian mendapat tantangan untuk mengurai persepsi tentang rasa
keterancaman masyarakat pengguna kendaraan bermotor. Fenomena begal ini
seperti mengingatkan polisi, betapa tugas-tugas polisional untuk memberi
jaminan rasa aman kepada masyarakat akan lebih berharga ketimbang
aksi-aksi yang berkecenderungan terpersepsi sebagai tindakan politik
untuk mengkriminalisasi para pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.<br />
Tidakan main hakim sendiri masyarakat jelas tidak bisa dibenarkan,
namun kita bisa melihat pilihan sikap itu sebagai ikhtiar mempertahankan
diri ketika merasa keamanan mereka terancam. Kita pahami berkembang
kegeraman karena sudah banyak korban yang jatuh. Maka kerja sama antara
polisi dan masyarakat untuk memulihkan kondisi-kondisi mencekam karena
pembegalan kini harus dimobilisasi. Jangan beri peluang para begal untuk
beraksi.<br />
KOMPAS.com — Tim Anti Pencurian Motor (curas) Polsek Tambora melumpuhkan satu pelaku kejahatan pencurian motor dengan kekerasan atau yang lebih dikenal dengan istilah begal.
Kapolsek Tambora Komisaris Dedy Tabrany mengatakan, awal tertangkapnya pelaku ketika sedang beraksi di sekitar Bandengan, Jakarta Barat, pada Senin (9/3/2015) sekitar pukul 02.30 WIB.
Saat itu, tim anti curas Polsek Tambora yang sedang berpatroli di wilayah tersebut mendengar teriakan maling dari korban. Polisi pun terpaksa menghadiahi Dede dengan timah panas karena berusaha kabur.
Dede adalah salah satu anggota kawanan begal asal Pendeglang. Kepada penyelidik, Dede mengaku sudah melakukan aksi kejahatan tersebut sejak tahun 2005. Itu berarti, pelaku yang saat ini baru berusia 23 tahuh sudah menjalani aksi kejahatan ini semenjak berusia 13 tahun.
"Dede sudah melakukan kejahatan ini sejak 2005. Dia dan tiga pelaku lainnya merupakan buronan Polda Banten," kata Dedy saat ditemui di Polsek Tambora, Selasa (10/3/2015) malam.
Dede mengaku baru satu kali mencuri motor di Jakarta. Sebelumnya, ia beroperasi di daerah Banten. "Ini baru pertama kali. Itu pun diajak sama teman," kata Dede.
Dede adalah seorang penganggur. Sehari-hari ia hanya membantu orangtua di rumah. Dalam melakukan aksinya itu, Dede tak sendiri. Dede ditemani tiga kawannya yang lain, yakni Adi Saputra, Ues, dan Ompong.
Polisi terpaksa menembak mati Adi lantara pelaku mencoba kabur dan berusaha melepaskan tembakan ke arah polisi. [Baca: Satu Begal di Tambora Ditembak Mati]
"Polisi sudah melepaskan tembakan peringatan. Tetapi, pelaku berusaha kabur. Lalu kita tembak lagi, dia malah mau menembak ke petugas. Terpaksa kita tembak punggungnya," ucap Dedy.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Adi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati. Sayangnya, pelaku kehabisan darah saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Adapun dua anggota kawanan tersebut, yakni UES dan Ompong, melarikan diri. Keduanya kini dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang.<br />
<br />
<b>Merdeka.com - </b>Ulah begal motor kian hari kian meresahkan warga.
Aksi main hakim sendiri pun tak jarang dilakukan oleh warga karena
saking kesalnya dengan aksi kejahatan jalan ini. Pelaku yang tertangkap
dipukuli bahkan sampai ada yang dibakar massa.<br />
<br />
Kasus teranyar
terjadi di Jalan Bambu Kampung Buaran, RT 03/03, Kelurahan Pondok Karya,
Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Seorang begal tewas
setelah dibakar oleh warga yang geram, Selasa (24/2) dini hari. Pelaku
sebelumnya sedang beraksi dengan melukai korbannya dengan menggunakan
pedang samurai.<br />
<br />
Beruntung warga ada yang melihat aksi itu dan
bersama massa lain menangkap pelaku. Pelaku kemudian dihajar hingga
babak belur. Tak puas, pelaku kemudian disiram bensin dan dibakar hingga
tewas. Pelaku sebelumnya sempat melarikan diri dengan menaiki genteng
salah satu warga di lokasi kejadian.<br />
<br />
"Pas ketangkep ditelanjangin
bener sama warga baru dibawa ke depan jalan raya terus dimasukin ban
kepalanya dan dibakar," kata Matalih (60) RT 02/04 Kelurahan Jurang
Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (23/2),
saat ditemui merdeka.com di kediamannya.<br />
<br />
Lalu bagaimana cerita lengkap begal motor dibakar massa tersebut? Berikut kisahnya:<br />
<b>Merdeka.com - </b>Wahyu Hidayat dan Sri Tiani sepasang kekasih yang
menjadi korban begal motor di Jalan Bambu Kampung Buaran, RT 03 RW 03,
Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, menderita
luka-luka setelah disabet samurai pelaku.<br />
<br />
"Wahyu yang memberanikan diri untuk melawan," ujar Sri kepada wartawan. Tangerang Selatan, Selasa (24/2).<br />
<br />
Wahyu
berhasil menjatuhkan salah seorang pelaku hingga akhirnya korban Sri
berteriak minta tolong. Sontak warga yang mendengar langsung menghakimi
pelaku yang tertangkap dan membakarnya hidup-hidup.<br />
<br />
Tiga orang
dari komplotan begal ini berhasil melarikan diri. Warga membakar pelaku
dengan cara menyiram bensin. Pelaku pembegalan akhirnya tewas hangus
terbakar.<br />
<b>Merdeka.com - </b>Sebelum dibakar massa, pelaku begal motor sadis di
Jalan Bambu Kampung Buaran, RT 03/03, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan
Pondok Aren, Kota Tangsel, Selasa (23/2) dini hari sempat berusaha
melarikan diri dari kejaran massa. Pelaku tersebut sempat melarikan diri
dengan menaiki genteng salah satu warga di lokasi kejadian.<br />
<br />
"Pas
ketangkep ditelanjangin bener sama warga baru dibawa ke depan jalan
raya terus dimasukin ban kepalanya dan dibakar," kata Matalih (60) RT
02/04 Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang
Selatan, Selasa (23/2), menirukan keterangan pelaku saat ditemui <b>merdeka.com</b> di kediamannya.<br />
<br />
Matalih
mengatakan massa yang sudah geram dengan aksinya akhirnya memukuli dan
menelanjangi pelaku lalu menyeretnya ke jalan raya dan dibakar. Selain
itu kejadian serupa yang pernah terjadi di daerahnya membuat warga
semakin beringas main hakim sendiri saat kejadian.<br />
<br />
"Kalau massa mah kan sewot begini, udah motornya mau diambil orangnya juga dilukain. Jadi gregetan," imbuhnya.<br />
<br />
Seperti
diketahui, seorang pelaku begal sadis di Pondok Aren tewas dibakar
warga yang geram, Selasa (24/2) dini hari. Pelaku sebelumnya sedang
beraksi dengan melukai korbannya.<br />
<br />
Beruntung warga ada yang
melihat aksi itu dan bersama massa lain menangkap pelaku. Pelaku
kemudian dihajar hingga babak belur. Tak puas, pelaku kemudian dibakar
hingga tewas.<br />
<b>Merdeka.com - </b>Seorang pelaku begal motor yang tewas setelah
dibakar massa saat menjalankan aksinya di Jalan Raya Pondok Karya,
Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan,
Selasa (23/2) dini hari rupanya tak sendiri menjalankan aksinya. Dari
keterangan pelaku yang sempat diinterogasi warga, saat itu ia
menjalankan aksinya berlima orang rekannya.<br />
<br />
"Kalau dari
informasinya berlima," kisah Matalih (60, RT O2/O4, Kelurahan Jurang
Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (23/2),
saat ditemui merdeka.com di kediamannya.<br />
<br />
Matalih mengatakan, dari
keterangan pelaku yang naas tersebut, dalam aksinya dia membagi peran
masing-masing terhadap empat rekannya. Menurut Matalih, pelaku tersebut
mengaku dibonceng dengan dua rekannya dalam satu motor, sementara dua
rekan lainnya berboncengan hanya satu motor.<br />
<br />
"Dua motor. Yang kena ketangkep naik motor dinaikin bertiga," kata Matalih mengingat keterangan pelaku.<br />
<br />
Menurut
Matalih, saat ditangkap warga tak ditemukan identitas satu pun dari
pelaku. Hanya saja dari pengakuannya kepada warga pelaku merupakan warga
Lampung.<br />
<br />
"Ngakunya dari Lampung," katanya.<br />
<b>Merdeka.com - </b>Seorang pelaku begal sadis di Jalan Pondok Betung,
Pondok Aren, Tangerang Selatan tewas setelah dibakar oleh warga yang
geram, Selasa (24/2) dini hari. Sebelum ketangkap dan dibakar, pelaku
sempat berusaha kabur dengan naik genteng rumah salah satu warga sekitar
lokasi.<br />
<br />
"Habis diteriakin gitu sempet kabur. Yang boncengan
berdua kabur duluan, nah yang boncengan bertiga ini salah satunya jatuh.
Soalnya ada tanggul banyak di jalan ini jadi jatuh kali. Ya udah
temannya ninggalin berdua," kata salah satu saksi, Manan (62) Jurang
Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, saat ditemui
merdeka.com di kediamannya, Selasa (24/2).<br />
<br />
Menurut Manan, sama
warga pemilik warung makanan tersebut dibangunkan guna meminta kunci
tokonya karena warga melihat pelaku jatuh di bangunan tersebut. Alhasil
setelah dibukakan pintunya, pelaku ditemukan sedang ngumpet di kamar
mandi dan langsung digebukin warga.<br />
<br />
"Dia (pelaku) sempet lari ke
warung terus manjat tembok mau ke genteng rumah tapi pas di atas warteg
jatuh nginjek asbes, yaudah sama warga dibuka wartegnya tahu-tahu lagi
ngumpet di kamar mandi," kenangnya.<br />
<br />
Pelaku yang diketahui masih
remaja tersebut sempat diinterogasi warga sebelum dibakar. Namun
sayangnya setelah dicek tak ditemukan identitas apapun dari saku celana
pelaku.<br />
<br />
"Ya masih mudalah, palingan lulusan SMP. Ngakunya sih
dari Lampung. Kata dia (pelaku) dari daerahnya sekitar 500 tapi
nyebar-nyebar," katanya.<br />
<br />
<br />
<div class="timestamp">
September 2, 1986</div>
<h1>
THE ROOTS OF TERRORISM ARE FOUND IN BRUTALITY OF SHATTERED CHILDHOOD</h1>
<div class="byline">
By DANIEL GOLEMAN</div>
<span itemid="http://www.nytimes.com" itemprop="copyrightHolder provider sourceOrganization" itemscope="" itemtype="http://schema.org/Organization">
</span>
<br />
<div itemprop="articleBody">
THE route of the terrorist from childhood to a
specific violent act is emerging in rich detail from new research.
Researchers have found the making of a terrorist involves a unique
interplay between the beliefs and dynamic of the terrorist group and the
psychological makeup of its members. </div>
<div itemprop="articleBody">
The most important new data come from detailed
interviews with and psychological tests of more than 500 members of
terrorist organizations who are still at large, and with more than 100
who have been imprisoned for terrorist attacks in this country and
abroad. Many of those studied were first interviewed in a study of
children growing up in an atmosphere of violence, as in Northern
Ireland. </div>
<div itemprop="articleBody">
Those studied range from terrorist factions of the
Irish Republican Army and the Palestine Liberation Organization, to the
lone survivor of the attack on Lod airport in Israel. Most recently,
researchers have been studying ''Comrades,'' the black youths in South
Africa who attack and kill other blacks they accuse of aiding the
Pretoria Government. </div>
<div itemprop="articleBody">
The research was a major a topic at a meeting of the
American Psychological Association in Washington last week. While there
are many factors that give rise to terrorism, psychological
researchers, naturally enough, focus on the emotional factors that lead
one person rather than another to become a terrorist. </div>
<div itemprop="articleBody">
Of course, no generalization will fit every
terrorist. What seems the essence of terrorism to one person may seem
embodiment of patriotism to another. But, in general, the experts
consider terrorists to be people who, in the name of what they consider a
lofty moral cause, engage in indiscriminate acts of violence that
victimize or instill terror in innocent people. </div>
<div itemprop="articleBody">
It is the cold-bloodedness of terrorists, their
aloofness from the pain they cause their victims, that makes them seem a
breed apart from normal people. But the research shows that most
terrorists are not suffering from any particular psychological disorder.
The experts say terrorists must be understood not just in terms of
their individual psychology, but also in terms of the larger forces
influencing their lives. </div>
<div itemprop="articleBody">
''There is a meeting of personal and historical
forces at work'' in breeding the fanaticism that leads to terrorism,
said Robert Jay Lifton, a psychiatrist at the John Jay College of
Criminal Justice, who has studied many kinds of extremists. ''Fanaticism
breeds on social upheavals, such as the loss of traditional ways or
devastating war, that leave people feeling dislocated, as though they
and their world were falling apart. </div>
<div itemprop="articleBody">
''The loss of traditions that give meaning to life
leaves people prey to extreme ideologies,'' he said. ''Clinging to some
absolute truth brings a sense of stability and relief.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
''The hallmark of the fanatic's ideology is an
apocalyptic vision that divides the world into good and evil,'' said
Mortimer Ostow, a psychoanalyst on the faculty of the Jewish Theological
Seminary. </div>
<div itemprop="articleBody">
This vision of the world, according to Dr. Ostow and
others, is espoused in the doctrines of virtually all terrorist groups,
including those as diverse as the Baader-Meinhof Gang in West Germany,
Pol Pot's Khmer Rouge in Cambodia and the Ayatollah Khomeini's Party of
God in Iran. </div>
<div itemprop="articleBody">
This view of a world split into good and bad joins
with a strong sense of hopelessness felt by those who become terrorists,
research shows. For many children who later join terrorist groups, the
sense of hopelessness turns into burning rage, according to data
collected by Rona Fields, a clinical psychologist in Alexandria, Va.,
who has tested more than 200 children, mainly in Northern Ireland,
Palestinian refugee camps and the Israeli-occupied West Bank. </div>
<div itemprop="articleBody">
Dr. Fields, who has spent 20 years interviewing and
administering psychological tests to terrorists and children around the
world, said she has later met many of the children she tested after they
have joined terrorist groups. </div>
<div itemprop="articleBody">
In one test, in which children are shown pictures
and make up stories about them, these children were unable to conjure
hope even in imagination, she said. ''In their fantasy stories, terrible
things happen to children, and there is nobody, including their mother
and father, who can help,'' Dr. Fields said. ''In the stories of most
healthy children, the same sorts of predicaments almost always end with a
happy rescue.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
''These children fixate on an infantile sense of
impotent rage, a rage which stays with them as they grow to adulthood,''
Dr. Fields said. ''Along with that rage they have neither the
expectation nor hope of being anything other than powerless for the rest
of their lives.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
But terrorist groups offer a way of looking at the
world that both explains the present feelings of hopelessness and offers
a way out. </div>
<div itemprop="articleBody">
''They describe a current or imminent conflict
between the forces of good and evil, in which, though the forces of evil
will prevail at first, they will ultimately be defeated by the forces
of good,'' Dr. Ostow said. ''That victory will mark the end of the
present era, and the initiation of a new era of peace, harmony and
general exaltation.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
What sets these visions apart from similar religious
beliefs is the idea that terrorists must act to bring this new era
about and that any kind of action is justified. The terrorist's action
will make the crucial difference. This, for example, is the view that
impels Shiites in Lebanon to engage in suicide bombings. </div>
<div itemprop="articleBody">
When terrorists are led to brutality in the service
of their cause, they see themselves as acting to save the world, some
experts say. This, plus the rage that fuels their beliefs, leads to a
callous attitude toward their victims, whom they sees as enemies in a
vast drama of good and evil, the experts say. </div>
<div itemprop="articleBody">
''The coldly calculating bomb-planter or assassin is
impervious to the restraint of ordinary emotions, like empathy or
compassion,'' said William Dember, a psychologist at the University of
Cincinnati. ''His ideology deadens his emotions.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
For many of the children who later become
terrorists, the only adults who seem able to control their destiny and
who offer positive models are those who belong to the terrorist groups,
Dr. Fields said. In this respect, the new recruit finds solace in
joining the group. The group and its leaders play the psychological role
of a strong, protective parent. </div>
<div itemprop="articleBody">
''The fanatic needs a strong identification with a
leader who offers him psychological strength he lacks,'' said Marvin
Zonis, a political scientist and psychoanalyst at the University of
Chicago. ''It provides a sense of wholeness he does not have on his own.
Khomeini played upon his followers' sense of being victimized and
rootless.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
Another finding emerging from the studies is that an
unusually high proportion of those who have actually performed
terrorist acts had, as young children, suffered a severe illness that
brought them to the verge of death. </div>
<div itemprop="articleBody">
''Of the convicted terrorists we studied, close to
half had a history of life-threatening illness,'' said Dr. Louis J.
West, a psychiatrist at the University of California at Los Angeles, who
studied terrorists from Europe and the United States. In those areas of
the world, he said, only about 5 percent of most adults had survived
such close brushes with death. </div>
<div itemprop="articleBody">
With his colleague, the late Jeanne Knudson, Dr.
West analyzed in-depth interviews and psychological assessments of more
than 100 convicted terrorists. </div>
<div itemprop="articleBody">
Psychologists have long observed, Dr. West said,
that ''being so close to death at an early age, and spending so long
immobilized in bed, is terrifying for a child.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
''The effect frequently is for the child to grow to
adulthood with a denial of the risk of death,'' he said. ''Having come
so close to it, he needs to prove to himself that he is not at risk of
dying. Unconsciously, that can lead him to put himself in high-risk
situations, like a hijacking, to prove he'll survive.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
While a bleak and angry outlook is typical of those
who grow up in circumstances of oppression, many more people share such
feelings than ever join the terrorist groups. The difference for those
who do join, Dr. Fields said, is a critical incident that propels a
person to take the next step. </div>
<div itemprop="articleBody">
For many of those who Dr. Fields first interviewed
as children and who later joined terrorist groups, the key moment came
when they were arrested in a broad police sweep and were tortured or
brutalized in prison. In other cases, the brutality was directed at
someone close to them. </div>
<div itemprop="articleBody">
''For boys, their treatment in prison almost
invariably included threats of emasculation and genital torture,'' Dr.
Fields said. ''The experience is a terrible blow to their identity as
men, one which they redeem by joining these groups.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
For others, the immediate psychological motive to
join seemed to be a combination of guilt and the wish for revenge. Dr.
Fields examined Palestinian children who survived the 1982 massacres by
Christian militiamen at the Sabra and Shatila refugee camps in Lebanon, a
month after the event. When she had tested boys there before the
massacre, she found that they resented the military training they were
forced to take from the age of eight, and that they were particularly
antagonistic toward the members of the Palestine Liberation Organization
who gave them the training. </div>
<div itemprop="articleBody">
''After the massacre, the boys felt both grief and
intense guilt about their earlier feelings of resentment,'' Dr. Fields
said. ''Psychologically, they somehow felt responsible for what had
happened, and felt the only way they could make amends was by taking the
place of those who had been killed. They were left with a monomaniacal
obsession with revenge.'' Many of these children, she said, have since
become recruits for terrorist units within the Palestinian movement.
</div>
<div itemprop="articleBody">
Not all those who seek to become terrorists are
accepted for that role, Dr. Fields said. Along with a burning anger, a
terrorist needs to be able to keep his impulses under control until the
right moment. </div>
<div itemprop="articleBody">
''The leaders of terrorist groups ''do not want the
hotheads,'' said Dr. West. ''A terrorist needs self-control.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
Those who train terrorists, Dr. West said, seek
recruits who are more emotionally stable than others in the group, and
who are willing to follow rules and able to develop strong bonds with
their comrades. Under the stress of a terrorist act, such as a
hijacking, those bonds within a small unit of terrorists are more
crucial than the initial commitment to the movement's ideals, according
to Dr. West. </div>
<div itemprop="articleBody">
That is why terrorist groups tend to form into small
cells of from 8 to 12 members who form ''family-like'' bonds. ''Before
the group goes on a terrorist mission, they see only their own group
members. They are isolated from everyone else, especially their own
families, so they can focus 100 percent on the mission,'' Dr. West said.
</div>
<div itemprop="articleBody">
Terrorist groups often borrow techniques used in
more conventional military training. ''The training for these missions
is intensely stressful, so that when it comes to desperate
circumstances, even if the terrorists have second thoughts about the
ideology, the bonds with their fellows will carry them through,'' Dr.
West said. ''At that point, they feel they could not face life if they
let down their comrades.'' </div>
<div itemprop="articleBody">
The organizational style of terrorist groups varies
greatly, from the anarchic to the highly structured, according to Dr.
Fields. The more experienced a group and the more politically
sophisticated its leadership, the more it tends to engage only in
carefully planned and well-targeted missions, such as many of those
carried out by the Vietcong. </div>
<div itemprop="articleBody">
The young terrorists in South Africa's black
townships exhibit the most naive level of political understanding,
according to some experts. The terrorists there do not belong to any
central organization, but arise among groups of friends in the
townships, who act simply from their sense of rage, without any clear
political agenda. </div>
<div itemprop="articleBody">
''They have an anarchic, childish political view
that sees power and violence as the same,'' said Dr. Fields. ''If they
understood politics better, they would see that they have other options,
like organizing the community, that might be more effective.''<br />
<br />
<br />
The normal ups and downs of life mean that
everyone feels sad or has "the blues" from time to time. But if
emptiness and despair have taken hold of your life and won't go away,
you may have depression. Depression makes it tough to function and enjoy
life like you once did. Just getting through the day can be
overwhelming. But no matter how hopeless you feel, you can get better.
Understanding the signs, symptoms, causes, and treatment of depression
is the first step to overcoming the problem.<br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="what"></a>
<br />
<h2>
What is depression?</h2>
Sadness or downswings in mood are normal
reactions to life’s struggles, setbacks, and disappointments. Many
people use the word “depression” to explain these kinds of feelings, but
depression is much more than just sadness.<br />
Some people describe depression as “living in
a black hole” or having a feeling of impending doom. However, some
depressed people don't feel sad at all—they may feel lifeless, empty,
and apathetic, or men in particular may even feel angry, aggressive, and
restless.<br />
Whatever the symptoms, depression is
different from normal sadness in that it engulfs your day-to-day life,
interfering with your ability to work, study, eat, sleep, and have fun.
The feelings of helplessness, hopelessness, and worthlessness are
intense and unrelenting, with little, if any, relief.<br />
<div class="advisory-box">
<h3>
Are you depressed?</h3>
If you identify with several of the
following signs and symptoms, and they just won’t go away, you may be
suffering from clinical depression.<br />
<ul>
<li>you can’t sleep or you sleep too much</li>
<li>you can’t concentrate or find that previously easy tasks are now difficult</li>
<li>you feel hopeless and helpless</li>
<li>you can’t control your negative thoughts, no matter how much you try</li>
<li>you have lost your appetite or you can’t stop eating</li>
<li>you are much more irritable, short-tempered, or aggressive than usual</li>
<li>you’re consuming more alcohol than normal or engaging in other reckless behavior</li>
<li>you have thoughts that life is not worth living (seek help
<i>immediately</i> if this is the case)</li>
</ul>
</div>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="signs"></a>
<br />
<h2>
What are the signs and symptoms of depression?</h2>
Depression varies from person to person, but
there are some common signs and symptoms. It’s important to remember
that these symptoms can be part of life’s normal lows. But the more
symptoms you have, the stronger they are, and the longer they’ve
lasted—the more likely it is that you’re dealing with depression. When
these symptoms are overwhelming and disabling, that's when it's time to
seek help.<br />
<h3>
Signs and symptoms of depression include:</h3>
<ul>
<li>
<b>Feelings of helplessness and hopelessness.</b> A bleak outlook—nothing will ever get better and there’s nothing you can do to improve your situation.
<b></b>
</li>
<li>
<b>Loss of interest in daily activities.</b>
<b></b> No interest in former hobbies, pastimes, social activities, or sex. You’ve lost your ability to feel joy and pleasure.</li>
<li>
<b>Appetite or weight changes.</b> Significant weight loss or weight gain—a change of more than 5% of body weight in a month.</li>
<li>
<b>Sleep changes.</b> Either insomnia, especially waking in the early hours of the morning, or oversleeping (also known as hypersomnia).</li>
<li>
<b>Anger or irritability.</b>
Feeling agitated, restless, or even violent. Your tolerance level is
low, your temper short, and everything and everyone gets on your nerves.</li>
<li>
<b>Loss of energy.</b> Feeling
fatigued, sluggish, and physically drained. Your whole body may feel
heavy, and even small tasks are exhausting or take longer to complete.</li>
<li>
<b>Self-loathing.</b> Strong feelings of worthlessness or guilt. You harshly criticize yourself for perceived faults and mistakes.</li>
<li>
<b>Reckless behavior.</b> You engage in escapist behavior such as substance abuse, compulsive gambling, reckless driving, or dangerous sports.</li>
<li>
<b>Concentration problems.</b> Trouble focusing, making decisions, or remembering things.</li>
<li>
<b>Unexplained aches and pains.</b> An increase in physical complaints such as headaches, back pain, aching muscles, and stomach pain.</li>
</ul>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="suicide"></a>
<br />
<h2>
Depression and suicide risk</h2>
Depression is a major risk factor for
suicide. The deep despair and hopelessness that goes along with
depression can make suicide feel like the only way to escape the pain.
If you have a loved one with depression, take any suicidal talk or
behavior seriously and learn to recognize the warning signs. <br />
<h3>
Warning signs of suicide include:</h3>
<div class="two-col-list">
<div class="col">
<ul>
<li>Talking about killing or harming one’s self</li>
<li>Expressing strong feelings of hopelessness or being trapped</li>
<li>An unusual preoccupation with death or dying</li>
<li>Acting recklessly, as if they have a death wish (e.g. speeding through red lights)</li>
</ul>
</div>
<div class="col">
<ul>
<li>Calling or visiting people to say goodbye</li>
<li>Getting affairs in order (giving away prized possessions, tying up loose ends)</li>
<li>Saying things like “Everyone would be better off without me” or “I want out”</li>
<li>A sudden switch from being extremely depressed to acting calm and happy</li>
</ul>
</div>
</div>
<div class="warning" style="clear: both;">
<h3>
If You Are Feeling Suicidal...</h3>
When you’re feeling extremely depressed
or suicidal, your problems don’t seem temporary—they seem overwhelming
and permanent. But with time, you will feel better, especially if you
reach out for help. If you are feeling suicidal, know that there are
many people who want to support you during this difficult time, so
please reach out for help!<br />
<b>Read</b> <a href="http://www.helpguide.org/articles/suicide-prevention/suicide-help-dealing-with-your-suicidal-thoughts-and-feelings.htm">Suicide Help</a> or call
<b>1-800-273-TALK </b> in the U.S. or visit <a href="http://www.iasp.info/resources/Crisis_Centres/" target="_blank">IASP</a> or <a href="http://www.suicide.org/international-suicide-hotlines.html" target="_blank">Suicide.org</a> to find a helpline in your country.<br />
<h3>
If Someone You Love is Suicidal...</h3>
If you think a friend or family member
is considering suicide, express your concern and seek professional help
immediately. Talking openly about suicidal thoughts and feelings can
save a life!<br />
<b>Read</b> <a href="http://www.helpguide.org/articles/suicide-prevention/suicide-prevention-helping-someone-who-is-suicidal.htm">Suicide Prevention</a>. </div>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="faces"></a>
<br />
<h2>
The different faces of depression</h2>
Depression often looks different in men and
women, and in young people and older adults. An awareness of these
differences helps ensure that the problem is recognized and treated.<br />
<h3>
Depression in men</h3>
Depression is a loaded word in our culture.
Many associate it, however wrongly, with a sign of weakness and
excessive emotion. This is especially true with men. Depressed men are
less likely than women to acknowledge feelings of self-loathing and
hopelessness. Instead, they tend to complain about fatigue,
irritability, sleep problems, and loss of interest in work and hobbies.
Other signs and symptoms of depression in men include anger, aggression,
violence, reckless behavior, and substance abuse. Even though
depression rates for women are twice as high as those in men, men are a
higher suicide risk, especially older men. <a href="http://www.helpguide.org/articles/depression/depression-in-men.htm">Learn more.</a>
<br />
<h3>
Depression in women</h3>
Rates of depression in women are twice as
high as they are in men. This is due in part to hormonal factors,
particularly when it comes to premenstrual syndrome (PMS), premenstrual
dysphoric disorder (PMDD), postpartum depression, and perimenopausal
depression. As for signs and symptoms, women are more likely than men to
experience pronounced feelings of guilt, sleep excessively, overeat,
and gain weight. Women are also more likely to suffer from seasonal
affective disorder. <a href="http://www.helpguide.org/articles/depression/depression-in-women.htm">Learn more.</a>
<br />
<h3>
Depression in teens</h3>
While some depressed teens appear sad, others
do not. In fact, irritability—rather than depression—is frequently the
predominant symptom in depressed adolescents and teens. A depressed
teenager may be hostile, grumpy, or easily lose his or her temper.
Unexplained aches and pains are also common symptoms of depression in
young people.<br />
Left untreated, teen depression can lead to
problems at home and school, drug abuse, self-loathing—even irreversible
tragedy such as homicidal violence or suicide. But with help, teenage
depression is highly treatable. <a href="http://www.helpguide.org/articles/depression/teenagers-guide-to-depression.htm">Learn more.</a>
<br />
<h3>
Depression in older adults</h3>
The difficult changes that many older adults
face—such as bereavement, loss of independence, and health problems—can
lead to depression, especially in those without a strong support system.
However, depression is not a normal part of aging. Older adults tend to
complain more about the physical rather than the emotional signs and
symptoms of depression, and so the problem often goes unrecognized.
Depression in older adults is associated with poor health, a high
mortality rate, and an increased risk of suicide, so diagnosis and
treatment are extremely important. <a href="http://www.helpguide.org/articles/depression/depression-in-older-adults-and-the-elderly.htm">Learn more.</a>
<br />
<h3>
Postpartum depression</h3>
Many new mothers suffer from some fleeting
form of the “baby blues.” Postpartum depression, in contrast, is a
longer lasting and more serious depression triggered, in part, by
hormonal changes associated with having a baby. Postpartum depression
usually develops soon after delivery, but any depression that occurs
within six months of childbirth may be postpartum depression. <a href="http://www.helpguide.org/articles/depression/postpartum-depression-and-the-baby-blues.htm">Learn more.</a>
<br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="types"></a>
<br />
<h2>
What are the types of depression?</h2>
Depression comes in many shapes and forms.
The different types of depression have unique symptoms, causes, and
effects. Knowing what type of depression you have can help you manage
your symptoms and get the most effective treatment.<br />
<h3>
Major depression</h3>
Major depression is characterized by the
inability to enjoy life and experience pleasure. The symptoms are
constant, ranging from moderate to severe. Left untreated, major
depression typically lasts for about six months. Some people experience
just a single depressive episode in their lifetime, but more commonly,
major depression is a recurring disorder. However, there are many things
you can do to support your mood and reduce the risk of recurrence.<br />
<h3>
Dysthymia (recurrent, mild depression)</h3>
Dysthmia is a type of chronic “low-grade”
depression. More days than not, you feel mildly or moderately depressed,
although you may have brief periods of normal mood. The symptoms of
dysthymia are not as strong as the symptoms of major depression, but
they last a long time (at least two years). These chronic symptoms make
it very difficult to live life to the fullest or to remember better
times. Some people also experience major depressive episodes on top of
dysthymia, a condition known as “double depression.” If you suffer from
dysthymia, you may feel like you’ve always been depressed. Or you may
think that your continuous low mood is “just the way you are.” However,
dysthymia can be treated, even if your symptoms have gone unrecognized
or untreated for years.<br />
<h3>
<b>Bipolar Disorder: When Depression is Just One Side of the Coin</b>
</h3>
<a href="http://www.helpguide.org/articles/bipolar-disorder/bipolar-disorder-signs-and-symptoms.htm">Bipolar disorder</a>, also known as manic depression, is characterized by cycling mood changes. Episodes of depression alternate with
<i>manic episodes</i>, which can include
impulsive behavior, hyperactivity, rapid speech, and little to no sleep.
Typically, the switch from one mood extreme to the other is gradual,
with each manic or depressive episode lasting for at least several
weeks. When depressed, a person with bipolar disorder exhibits the usual
symptoms of major depression. However, the treatments for bipolar
depression are very different. In fact, antidepressants can make bipolar
depression worse.<br />
<div class="harvard-box">
<h2>
Seasonal affective disorder: When winter brings the blues</h2>
Many people feel sad when summer wanes,
but some actually develop depression with the season’s change. Known as
seasonal affective disorder (SAD), this form of depression affects about
1% to 2% of the population, particularly women and young people. SAD
seems to be triggered by more limited exposure to daylight; typically it
comes on during the fall or winter months and subsides in the spring.<br />
To combat SAD, doctors suggest exercise,
particularly outdoor activities during daylight hours. Exposing yourself
to bright artificial light may also help. Light therapy, also called
phototherapy, usually involves sitting close to a special light source
that is far more intense than normal indoor light for 30 minutes every
morning. The light must enter through your eyes to be effective; skin
exposure has not been proven to work. Some people feel better after only
one light treatment, but most people require at least a few days of
treatment, and some need several weeks. You can buy boxes that emit the
proper light intensity (10,000 lux) with a minimal amount of ultraviolet
light without a prescription, but it is best to work with a
professional who can monitor your response.<br />
There are few side effects to light therapy, but you should be aware of the following potential problems:<br />
<ul>
<li>Mild anxiety, jitteriness, headaches, early awakening, or eyestrain can occur.</li>
<li>There is evidence that light therapy can trigger a manic episode in people who are vulnerable.</li>
<li>While there is no proof that light
therapy can aggravate an eye problem, you should still discuss any eye
disease with your doctor before starting light therapy. Likewise, since
rashes can result, let your doctor know about any skin conditions.</li>
<li>Some drugs or herbs (for example, St. John’s wort) can make you sensitive to light.</li>
</ul>
<div class="adapted">
Adapted with permission from
<i><a href="http://www.health.harvard.edu/special_health_reports/understanding-depression" target="_blank">Understanding Depression</a></i>, a special health report published by
<span class="harvard-health">Harvard Health Publications</span>.</div>
</div>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="causes"></a>
<br />
<h2>
Depression causes and risk factors</h2>
Some illnesses have a specific medical cause,
making treatment straightforward. If you have diabetes, you take
insulin. If you have appendicitis, you have surgery. Depression,
however, is more complicated. Depression is not just the result of a
chemical imbalance in the brain, and it’s not simply cured with
medication. Experts believe that depression is caused by a combination
of biological, psychological, and social factors. In other words, your
lifestyle choices, relationships, and coping skills matter just as
much—if not more so—than genetics. However, certain risk factors make
you more vulnerable to depression.<br />
<h3>
Causes and risk factors for depression</h3>
<ul>
<li>Loneliness</li>
<li>Lack of social support</li>
<li>Recent stressful life experiences</li>
<li>Family history of depression</li>
<li>Marital or relationship problems</li>
<li>Financial strain</li>
<li>Early childhood trauma or abuse</li>
<li>Alcohol or drug abuse</li>
<li>Unemployment or underemployment</li>
<li>Health problems or chronic pain</li>
</ul>
<div class="advisory-box">
<h3>
The cause of your depression helps determine the treatment</h3>
Understanding the underlying cause of
your depression may help you overcome the problem. For example, if you
are depressed because of a dead end job, the best treatment might be
finding a more satisfying career, not taking an antidepressant. If you
are new to an area and feeling lonely and sad, finding new friends at
work or through a hobby will probably give you more of a mood boost than
going to therapy. In such cases, the depression is remedied by changing
the situation.</div>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="recovery"></a>
<br />
<h2>
The road to depression recovery</h2>
Just as the symptoms and causes of depression
are different in different people, so are the ways to feel better. What
works for one person might not work for another, and no one treatment
is appropriate in all cases. If you recognize the signs of depression in
yourself or a loved one, take some time to <a href="http://www.helpguide.org/articles/depression/depression-treatment.htm">explore the many treatment options</a>.
In most cases, the best approach involves a combination of social
support, lifestyle changes, emotional skills building, and professional
help.<br />
<h3>
Ask for help and support</h3>
If even the thought of tackling your
depression seems overwhelming, don’t panic. Feeling helpless and
hopeless is a symptom of depression—not the reality of your situation.
It does <i>not</i> mean that you’re weak or you can’t change! The key to <a href="http://www.helpguide.org/articles/depression/dealing-with-depression.htm">depression recovery</a> is to start small and <i>ask for help</i>.
The simple act of talking to someone face to face about how you feel
can be an enormous help. The person you talk to doesn’t have to be able
to fix you; he or she just needs to be a good listener.<br />
Having a strong support system will speed
your recovery. Isolation fuels depression, so reach out to others, even
if you feel like being alone or don’t want to feel like a burden to
others. The truth is that most people will be happy that you chose to
confide in them; they’ll be flattered that you trust them enough to open
up. So, let your family and friends know what you’re going through and
how they can support you.<br />
<h3>
Make healthy lifestyle changes</h3>
Lifestyle changes are not always easy to
make, but they can have a big impact on depression. Lifestyle changes
that can be very effective include:<br />
<div class="two-col-list">
<div class="col">
<ul>
<li><a href="http://www.helpguide.org/articles/relationships/how-to-make-friends.htm">Cultivating supportive relationships</a>
</li>
<li>Getting regular exercise and sleep</li>
<li>Eating healthfully to naturally boost mood</li>
</ul>
</div>
<div class="col">
<ul>
<li><a href="http://www.helpguide.org/articles/stress/stress-management.htm">Managing stress</a>
</li>
<li><a href="http://www.helpguide.org/articles/stress/relaxation-techniques-for-stress-relief.htm">Practicing relaxation techniques</a>
</li>
<li>Challenging negative thought patterns</li>
</ul>
</div>
</div>
<h3>
Build emotional skills</h3>
Many people lack the skills needed to manage
stress and balance emotions. Building emotional skills can give you the
ability to cope and bounce back from adversity, trauma, and loss. In
other words, learning how to recognize and express your emotions can
make you more resilient.<br />
<h3>
Seek professional help</h3>
If support from family and friends, positive lifestyle changes, and emotional skills building aren’t enough, <a href="http://www.helpguide.org/articles/emotional-health/finding-a-therapist-who-can-help-you-heal.htm">seek help from a mental health professional</a>.
There are many effective treatments for depression, including therapy,
medication, and alternative treatments. Learning about your options will
help you decide what measures are most likely to work best for your
particular situation and needs.<br />
<div class="advisory-box">
<h3>
Are antidepressants right for you?</h3>
Medication can help relieve the symptoms
of depression in some people, but they aren’t a cure and they come with
drawbacks of their own. Learning the facts about antidepressants and
weighing the benefits against the risks can help you make an informed
and personal decision about whether medication is right for you.</div>
Effective treatment for depression often
includes some form of therapy. Therapy gives you tools to treat
depression from a variety of angles. Also, what you learn in therapy
gives you skills and insight to prevent depression from coming back.<br />
Some types of therapy teach you practical
techniques on how to reframe negative thinking and employ behavioral
skills in combating depression. Therapy can also help you work through
the root of your depression, helping you understand why you feel a
certain way, what your triggers are for depression, and what you can do
to stay healthy.</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-86229025138537044942021-04-02T15:34:00.001-07:002021-04-02T15:34:48.843-07:00Indonesia yang Plural itu WAJIB, & halal!<div style="background-color: white; box-sizing: inherit;">
<div class="newsContentOne" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMG5PP1wjB_zMFKrvf2-Na87D8-_x1pFvsdiQNEW01w14e-F5uxCOWjnezNol-mUacetN-bA-HSD0RQSNI8Tirt2oGehmhTAW8dAUORyctj86_SIvG4saNC1NOc78olneajEhTWnOSaQ/s1600/pilkada+toleran+2017feb.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMG5PP1wjB_zMFKrvf2-Na87D8-_x1pFvsdiQNEW01w14e-F5uxCOWjnezNol-mUacetN-bA-HSD0RQSNI8Tirt2oGehmhTAW8dAUORyctj86_SIvG4saNC1NOc78olneajEhTWnOSaQ/s320/pilkada+toleran+2017feb.png" width="320" /></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><a href="https://sophialover.wordpress.com/2010/02/06/pancasila-sebagai-jalan-keluar-tantangan-multikulturalisme-di-indonesia/">Pancasila menghadapai tantangan dalam multikulturalisme</a></span></div><div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;"><span style="color: #333333;"><a href="https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/03/085500065/salatiga-disebut-sebagai-kota-paling-toleran-di-indonesia-apa-indikatornya">Salatiga Disebut sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia, Apa Indikatornya?</a></span></div><div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;"><span style="color: #333333;"><a href="https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/03/085500065/salatiga-disebut-sebagai-kota-paling-toleran-di-indonesia-apa-indikatornya"></a><a href="https://poskota.co.id/2021/04/02/potret-toleransi-antarumat-beragama-di-ciputat-tangsel-satu-keluarga-muslim-tinggal-di-lingkungan-gereja">Potret Toleransi Antarumat Beragama di Ciputat Tangsel, Satu Keluarga Muslim Tinggal di Lingkungan Gereja</a><br /></span><span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Indonesia adalah negara multikultural dengan beragam suku, agama, adat istiadat, tradisi, dan ras. Keberagaman tersebut merupakan keunikan atau kekayaan kita sebagai bangsa, namun sekaligus dapat menjadi ancaman bagi kesatuan negara dan bangsa Indonesia. Perbedaan suku, budaya, ras, agama, dan adat istiadat sangat berpotensi memunculkan pertentangan antarkomponen. Konflik dan kekerasan yang bernuansa agama, ras, dan etnis terjadi di berbagai wilayah tertentu di Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua. Krisis sosial budaya yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia akhir-akhir ini juga dipicu oleh krisis ekonomi, moneter, dan euforia kebebasan paskaambruk-nya Rezim Soeharto –yang dinamai reformasi. Di era orde baru, Soeharto memaksakan ideologi monokulturalisme dengan dalih demi stabilitas negara dan bangsa. Hal ini menekan ekspresi kebudayaan masyarakat Indonesia yang sejatinya majemuk. Tekanan itu akhirnya meledak pada saat reformasi didengungkan. Ini semacam momen atau kesempatan untuk mengekspresikan segala macam bentuk kebebasan. Eforia kebebasan paska Orde Baru menjadi tak terkendali.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Masalah yang dihadapi berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang multikultural sangat rumit. Dalam bentuk multikulturalisme ini, masyarakat Indonesia harus memiliki kebudayaan yang berlaku umum yang coraknya seperti sebuah mosaik (Anwar Efendi, 2008). Sedangkan, Azyumardi Azra (2007) memakai istilah “peradaban Indonesia” atau “kebudayaan Indonesia”. Selanjutnya ia mengatakan, bagaimana bentuk dan wujud dari “kebudayaan Indonesia” itu? Konsep multikulturalisme tidak dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan (Parsudi Suparlan, 2002). Konsep tentang multikulturalisme sendiri sebetulnya juga bukan hal baru di Indonesia. Kesadaran multikultur sudah muncul sejak benih Indonesia mulai tumbuh pada masa Kebangkitan Nasional. Perkembangan-perkembangan pokok pada masa ini adalah munculnya ide-ide baru mengenai organisasi serta dikenalnya definisi-definisi baru dan lebih canggih tentang identitas.[1]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Bagaimana merawat kemajemukan untuk terciptanya iklim yang aman, tanpa konflik? Sebagai bangsa yang majemuk, meminjam istilah Azyumardi Azra (2007), Indonesia memerlukan common platform yang dapat menyatukan segala macam perbedaan yang ada. Selama ini unsur pemersatu Bangsa Indonesia adalah negara dan Pancasila yang sekaligus merupakan titik puncak kebudayan dan peradaban Indonesia. Realitas sosial, budaya, dan politik Bangsa Indonesia sekarang mendorong untuk bertanya, Apakah Pancasila masih relevan untuk berperan sebagai common platform bagi Negara dan Bangsa Indonesia. Sekarang atau uatu saat nanti, apakah ada jawaban dari pertanyaan siapakah orang Indonesia? Pertanyaan itu secara implisit hendak meminta Berbagai bentuk disorientasi sedang terjadi di berbagai kalangan masyarakat, misalnya, menurunnya penghargaan terhadap suku dan kebudayaan orang lain, memojokkan kaum minoritas, kekerasan terhadap kelompok suku tertentu dan berbagai bentuk disorientasi lainnya.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Pemahaman tentang Multikulturalisme</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Akar kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan. Menurut Taylor, perkembangan multikulturalisme tidak hanya di bidang ilmu politik tetapi juga dalam bidang filsafat dan kebudayaan. Habermas kemudian menanggapi Taylor demikian, perlindungan yang sama dibawah hukum saja belum cukup dalam suatu demokrasi konstitusional. Persamaan hak di bidang hukum harus disertai pula kemampuan untuk mengerti bahwa kita sendiri adalah penulis dari hukum-hukum tersebut yang mengikat kita. Ini hendak mengatakan bahwa sistem yang mengikat kita tidak menghapus kondisi sosial kita yang berbeda-beda, termasuk terhadap perbedaan budaya. Kemungkinan, akan terjadi konflik dari diskursus mengenai perbedaan-perbedaan tersebut dan juga pemecahan demokratisnya. Habermas menganjurkan, negara dipersatukan oleh “mutual respect” terhadap hak-hak orang lain.[2]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Dalam kehidupan politik saat ini, ada keinginan untuk diakui (recognized) terhadap hak hidup kelompok dalam masyarakat dengan kebudayaannya yang khas. Kebutuhan ini merupakan pendorong yang sangat kuat di belakang gerakan nasionalisme dalam politik. Gerakan ini muncul dalam kehidupan politik dalam bentuk tuntutan kelompok-kelompok minoritas, kelompok-kelompok subaltern, kelompok feminis, dan politik multikulturalisme.[3] Perkembangan kebutuhan untuk diakui berasal dari filsuf Rousseau. Dia mengritik tajam sistem kehormarmatan hirarkis yang disebutnya preferences. Bagi Rousseau preferences tersebut merupakan akar dari korupsi dan ketidakadilan, karena orang memberikan penghargaan kepada sesuatu yang preferensial. Sedangkan, dalam masyarakat Republik setiap orang mempunyai hak yang sama sehingga pandangan preferensial tersebut tidak akan muncul. Setiap orang perlu diakui akan keunikan dan identitasnya.[4] Setiap manusia memiliki martabat yang sama. Maka dari itu, saling menghargai dan menghormati satu sama lain harus ada dalam kemerdekaan manusia.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Multikulturalisme berasal dari dua kata, yaitu “Multi” dan “kulturalisme”. “Multi” berarti beraneka-ragam, sedangkan “kulturalisme” mengandung unsur kultur atau budaya.[5] Sebagai sebuah ideologi multikulturalisme merasuk ke dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia, yakni sosial, ekonomi dan bisnis, politik, dan lain sebagainya. Maka, pluralisme berkaitan pula dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pluralisme berkaitan dengan hak hidup kelompok-kelompok masyarakat yang ada dalam suatu komunitas yang memiliki budaya khas. Menurut Montesquieu, perbedaan budaya adalah bagian tak terpisahkan dari seluruh kenyataan kehidupan manusia. Tidak ada dua masyarakat yang sama persis. Setiap kelompok masyarakat memiliki perbedaan adat, cara hidup, tata krama, sistem hukum, struktur keluarga, bentuk pemerintahan, dan masing-masing mengusung semangat yang berbeda, nilai-nilai moral, dan bentuk kesempurnaan serta konsep hidup yang baik.[6]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Pengertian multikulturalisme dapat dibedakan ke dalam dua periode. Pengertian tradisional multikulturalisme merupakan babak pertama aliran multikulturalisme dan memiliki dua ciri: 1) kebutuhan terhadap pengakuan dan 2) Legitimasi keragaman budaya atau pluralisme budaya. Sedangkan, tahap perkembangan selanjutnya paham multikulturalisme menampung berbagai macam pemikiran baru:[7]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Pertama, pengaruh studi kultural. Studi kultural melihat secara kritis masalah-masalah esensial di dalam kebudayaan kontemporer seperti identitas kelompok, distribusi kekuasaan di dalam masyakarat yang diskriminatif, peranan kelompok-kelompok masyarakat yang termarjinalisasi, feminisme, dan masalah-masalah toleransi antrakelompok dan agama.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Kedua, poskolonialisme. Pemikiran poskolonialisme melihat kembali hubungan antara eks penjajah dan daerah jajahannya yang telah meninggalkan banyak stigma. Stigma yang muncul biasanya mengenai perendahan terhadap masyarakat terjajah. Pandangan poskolonialisme mengungkit kembali nilai-nilai indigenous dalam budaya sendiri dan membangkitkan kebanggaan terhadap budaya asing. Pemikiran poskolinialisme kadangkala melihat berbagai kekurangan bangsanya sendiri sebagai akibat penjajahan.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Ketiga, globalisasi. Globalisasi melahirkan budaya global yang memiskinkan potensi-potensi budaya asli. Ada upaya untuk menentang globalisasi dengan melihat kembali peranan budaya-budaya yang beraneka-ragam di masyarakat. Revitalisasi budaya lokal merupakan upaya untuk menentang globalisasi yang mengarah ke monokulutural budaya dunia.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Keempat, teori ekonomi politik neo-Marxisme. Teori ini memfokuskan kepada struktur kekuasaan di dalam suatu masyarakat yang didominasi oleh kelompok yang kuat. Teori neo-Marxis dari Antonio Gramcsi mengemukakan mengenai hegemoni yang dapat dijalankan tanpa revolusi dalam memperhatikan kelompok-kelompok yang termarjinali-sasi.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Multikulturalisme di Indonesia dan Permasalahannya Dewasa Ini</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Bangsa Indonesia secara keseluruhan terdiri atas berbagai pemeluk agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu), etnis (suku), jenis kelamin (gender), dan status sosial. Perumusan konsep nasionalisme harus secara demokratis mengakomodir sekaligus menghargai semua kelompok dengan prinsip keadilan. Prinsip nasionalisme yang relevan dalam konteks keindonesiaan ialah nasionalisme-multikultural, yaitu konsep nasionalisme yang meliputi perbedaan latarbelakang, baik perbedaan agama, etnis, jenis kelamin, status sosial, dan lain-lain.[8]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Indonesia memiliki sejarah panjang mengenai konsep multikulturalisme. Konsep ini sebenarnya sudah ada benihnya sejak sebelum Indonesia merdeka. Konsep multikuluralisme benihnya sudah ditanam dalam gerakan kebangkitan nasional pada awal abad ke-20. Memang semangat multikulturalisme di sini sama sekali tidak terlihat. Gerakan awal kebangkitan nasional itu mula-mula masih didasarkan atas rasa solidaritas atau hubungan setia kawan yang terbatas pada ruang lingkup tertentu. Seperti Budi Utomo, pada dasarnya tetap merupakan suatu organisasi priyayi Jawa. Organisasi ini secara resmi menetapkan bahwa bidang perhatiannya meliputi penduduk Jawa dan Madura.[9] Kemudian, muncul organisasi Sarekat Islam yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islamiyah. Ini adalah organisasi para pedagang Indonesia yang didirikan di Batavia pada 1909. Istilah islam pada namanya sekarang banyak mencerminkan adanya kesadaran umum bahwa anggota-anggotanya yang berkebangsaan Indonesia adalah kaum muslim, sedangkan orang-orang Cina dan Belanda adalah bukan muslim. SI berkembang ke daerah-daerah luar Jawa, tetapi Jawa tetap menjadi pusatnya.[10] Pada masa sesudah 1909, di Indonesia banyak bermunculan organisasi-organisasi baru di kalangan elite terpelajar, yang sebagian besar didasarkan atas identitas-identitas kesukuan (Tri Koro Dharmo, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, dll). Memang, era pertama kebangkitan nasional tersebut tidak mencerminkan sama sekali ideologi multikulturalisme secara gamblang. Pola yang sudah nampak menunjukkan pola penting bahwa sebagai suatu pergerakan dapat dilihat adanya semangat untuk membentuk organisasi. Namun, semangat berorganisasi tersebut masih didasari atas indentitas kesukuan yang sangat kuat sehingga meningkatkan rasa perpecahan di kalangan rakyat Indonesia.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Soekarno bersama Tjipto Mangungkusumo dan Douwes Dekker mempimpin Indische Partij (IP) yang radikal dan merupakan satu-satunya partai yang lebih banyak berpikir dalam kerangka nasionalisme daripada kerangka islam, Marxisme, atau ukuran-ukuran suku bangsa yang sempit. Kemudian Soekarno membentuk PNI (Partai Nasional Indonesia). Melalui PNI Soekarno mendengungkan nasionalisme dan bertujuan memerdekakan seluruh Kepulauan Indonesia. PNI adalah satu-satunya partai politik penting pertama yang beranggotakan etnis Indonesia.[11]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Jika sudah memahami konsep nasionalisme Indonesia dalam bingkai multikulturalisme, sejarah berdirinya Budi Oetomo (20 Mei 1908) atau kelahiran R.A. Kartini (21 April 1879) tampaknya memang kurang relevan dijadikan sebagai titik tonggak sejarah kebangkitan nasional. Dua momentum bersejarah ini memang memiliki andil yang cukup besar dalam rangka membangun kesadaran nasionalisme pribumi. Akan tetapi, dengan memahami konsep bangsa Indonesia yang multikultural, kedua momentum tersebut kurang dapat mengatakan secara gamblang soal kebangkitan secara nasional. Di awal subbab ini juga sudah dikatakan bahwa multikulturalisme pada masa ini sedang ditaburkan benihnya. Yang penting untuk dicatat bahwa sudah mulai ada gerakan dari para pemuda terpelajar untuk mendirikan suatu organisasi dan mulai berpikir mengenai doktrin anti-penjajahan yang dapat dianut. Di antara kelompok itu akhirnya saling mengingatkan secara jelas akan kepentingan-kepentingan yang memisahkan mereka. Kelompok yang masih berbau identitas kesukuan itu sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yakni semangat untuk melawan penjajah.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Menurut sejarawan Ben Anderson (1988), konsep nasionalisme Indonesia mulai diperkenalkan secara jelas pada tahun-tahun terakhir zaman penjajahan Belanda. Ini adalah perkembangan selanjutnya dari gerakan kebangkitan nasional yang sudah dirintis oleh Budi Utomo. Dari sekelompok pemuda terdidik seperti Ir. Soekarno dan kawan-kawan yang pada tahun 1926, didirikan Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Tetapi, gagasan nasionalisme Indonesia pada waktu itu belum bisa dijadikan sebagai representasi kekuatan politik bangsa karena pembentukan PNI sebagai partai nasionalis belum mampu mengakomodasi seluruh kepentingan bangsa yang multikultural. Baru pada tanggal 26-28 Oktober 1928, nasionalisme Indonesia menjadi kekuatan politik yang telah mengikat seluruh elemen bangsa ini.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Sejarawan Ahmad Syafii Ma’arif berpendapat bahwa momentum Sumpah Pemuda merupakan titik tonggak kebangkitan nasional Indonesia. Momentum Sumpah Pemuda yang terdiri dari seluruh elemen bangsa telah mengikat diri dalam ikrar bersama. Seluruh elemen bangsa menyatakan ikrar bersama: bertanah air satu (tanah air Indonesia), berbangsa satu (bangsa Indonesia) dan berbahasa satu (bahasa Indonesia). Dalam hal ini, momentum Sumpah Pemuda semakin memperjelas atau menegaskan konsep nasionalisme-multikultural.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Problematikanya saat ini adalah pada kenyataannya, meski sudah ada konsep dan perwujudan mengenai multikulturalisme sejak lama, serta memiliki sebuah common platform, yakni Pancasila, yang mengandung cita-cita untuk mempersatukan keberagaman Indonesia, persoalan konflik antar suku, pertikaian antar agama, dan merosotnya penghargaan terhadap budaya orang lain masih terjadi di Indonesia. Persoalannya ada pada rezim orde baru yang merepresi segala bentuk ekspresi kesadaran atas keberagaman budaya yang dimiliki setiap masyarakat. Kesadaran multikultur dipendam atas nama kesatuan dan persatuan Negara Indonesia (stabilitas nasional). Orde Baru dalam pada ini menerapkan ideologi monokulturalisme. Penyeragaman budaya oleh rezim Soeharto ini sangat nampak sekali salah satunya dalam membuat sistem pemerintahan terstruktural dan terlembaga dari tingkat paling bawah sampai pusat.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Seluruh Indonesia diterapkan sistem pemerintahan yang sekarang ini saya sebut dengan istilah sistem RT/RW. Sistem ini dipakai untuk melakukan kontrol terhadap warga dan pertama kali dipikirkan oleh mantan Presiden Soeharto. Ia mengadopsi sistem Tonarigumi yang dikembangkan oleh pemerintah fasisme Jepang.[12] Yang salah dari sistem ini adalah para pejabat di tingkat atas sampai bawah semuanya berada di bawah garis komando Soeharto dan rakyat tidak memiliki otonomi untuk ikut mengatur sistem tersebut. Padahal, di suku-suku pedalaman yang masih sangat tradisional, sistem terlembaga demikian itu tidak mampu dipahami dengan baik oleh mereka yang masih menganut kebudayaan tradisional. Di daerah pedalaman Papua yang masih akrab dengan kehidupan di alam tentu akan kesulitan dan tidak memahami jika harus mengikuti prosedur pemerintahan tersebut, misalnya, mengurus akta kelahiran, perkawinan, dan pembuatan KTP. Lagipula, mereka yang di pedalaman masih meyakini otoritas kepala suku yang mereka pilih dengan cara atau adat istiadat mereka sendiri, dan bukan dipilihkan dari pemerintahan tingkat atasnya.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Di samping itu, problem masa kini bagi multikulturalisme Indonesia dewasa ini adalah globalisasi. Disorientasi dan krisis sosial budaya yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia juga semakin bertambah akibat meningkatnya proses ekspansi dan penetrasi budaya barat, khususnya Amerika sebagai akibat dari globalisasi yang tak terbendung. Banyak ekspresi sosial budaya yang bisa diamati pada anak-anak muda (juga orang tua) mencerminkan tidak adanya fondasi dan preseden kulturalnya. Masyarakat semakin banyak menganut gaya hidup yang tidak selalu positif dan kondusif bagi konstelasi sosial budaya negara Indonesia. Kita melihatnya secara nyata lewat kecenderungan masyarakat kita yang mulai doyan dengan budaya serba instant, makanan cepat saji (McDonald, KFC, TEXAS Chicken, Dunkin Donuts, dll); permisifisme; kekerasan; hedonisme; konsumerisme; prom’s night di kalangan remaja; dan budaya MTV.[13] Globalasasi di sini menjadi semacam imperialisme baru terhadap kebudayaan Indonesia yang statusnya sejajar dengan paham “orientalisme” yang berlaku pada masa kolonial.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Kemajuan ilmu dan teknologi yang sangat pesat tidak mampu membendung arus informasi yang datang dari negara-negara lain. Arus informasi begitu cepat sekali dan sangat efektif memberi pengaruh bagi masyarakat Indonesia. Memang tidak boleh dipungkiri bahwa globasisai (yang ditandai dengan percepatan teknologi informasi) membawa efek positif pula bagi dunia. Namun, sisi negatif yang diakibatkan juga tidak lebih kecil.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Globalisasi telah melahirkan kapital internasional dari korporasi-korporasi besar yang ternyata hanya menguntungkan negara-negara besar yang memiliki modal, dan sedikit konglomerat dunia. Di pihak lain, kemiskinan di seluruh dunia bukan berkurang, melainkan semakin drastis meningkat. Perubahan radikal yang terjadi menimbulkan shock bagi masyarakat, tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga sosial dan kebudayaan. Masyarakat lokal yang mulai terjerat dengan kemiskinan mulai tergiur dengan tawaran-tawaran untuk memperoleh taraf kehidupan yang layak dengan macam-macam cara, mulai dari pergi ke kota untuk menjadi buruh di sebuah pabrik multinasional tertentu atau dengan menjual tanah ulayat yang masih perawan semata-mata untuk kepentingan uang.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Pancasila Jalan Keluar yang Masih Problematis</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Di masa sekarang, era reformasi, ada gejala untuk acuh tak acuh terhadap Pancasila yang terjadi secara pelan tetapi masif. Gejala untuk meninggalkan pancasila ini tidak tampak memang secara jelas di permukaan. Yang dapat dicermati adalah UU no. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik Pasal 2 ayat 2b yang disahkan pada zaman Presiden B.J. Habibie. Dalam pasal itu tertulis, “asas atau ciri, aspirasi dan program Partai Politik tidak bertentangan dengan Pancasila”. Ayat ini menjadi problematis karena di situ tidak ditegaskan bahwa asas partai harus Pancasila, namun hanya diberi keterangan asal tidak bertentangan dengan pancasila. Hal ini memiliki potensi bahwa asas suatu partai boleh di luar pancasila yang sudah menjadi common platform bagi kesatuan seluruh Indonesia. Ditakutkan bahwa kurang adanya sikap tegas dari pemerintah untuk menuntut pancasila dijadikan asas setiap partai politik akan membawa Indonesia kembali pada pengalaman di masa awal kebangkitan nasional yang belum terbentuk nasionalismenya, dengan kata lain masih terpecah belah. Bangsa Indonesia belum merupakan suatu kesatuan semua keragaman yang ada, tetapi masih berada dalam kotak-kotak yang terbagi atas identitas-identitas suku atau kelompok agama tertentu (Syariat Islam). Ketakutan lain adalah multikulturalisme yang merupakan cita-cita bersama menjadi utopia semata.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Sekarang ini banyak orang menjadi pesimis memandang pancasila sebagai nilai yang memendam cita-cita kesatuan seluruh Indonesia. Masyarakat mengalami trauma atas rezim Orde Baru (Orba) yang memperlakukan Pancasila sebagai sarana legitimasi ideologis dalam membenarkan segala keputusan dan sepak terjangnya. Pengalaman pada masa Orba mematrikan suatu pemikirian bagi masyarakat bahwa melawan pemerintahan Orba adalah “anti pancasila”. Pancasila ikut terkena imbasnya setelah Orba ambruk. Pancasila akhirnya ikut dianggap sebagai penyebab kehancuran negara. Orang tidak mau membicarakan Pancasila karena tidak ingin kembali ke masa lalu.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Sekarang adalah saatnya untuk kembali kepada Pancasila tanpa menjadikan Pancasila sebagai sarana indoktrinasi untuk melegitimasi segala macam upaya dan keputusan yang dibuat selama dua rezim sebelumnya, otoritarianisme Orde Lama dan Orde Baru. Beberapa istilah baru diperkenalkan untuk melihat kembali Pancasila. Kuntowijoyo memberikan pemahaman baru yang dinamakan radikalisasi Pancasila (Kompas, 20 Februari 2001). Azyumardi Azra menggunakan istilah rejuvenasi Pancasila</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">(Kompas, 17 Juni 2004). Koento Wibisono mengatakan perlunya reposisi dan reorientasi Pancasila (Makalah Pelatihan Nasional Dosen Pancasila, 2004). Simposium Hari Lahir Pancasila di Kampus FISIP UI Depok tanggal 31 Mei 2006 menggunakan istilah restorasi Pancasila. Ada pula yang menggunakan istilah “dekontruksi” Pancasila (Santoso, 2003). Diskursus yang membahas kembali persoalan pancasila menjadi bukti bahwa memang seharusnya Pancasila tidak pantas untuk ikut dipersalahkan. Di era Reformasi ini Pancasila mendapatkan pemaknaan ulang dan bagaimana harus diterapkan ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Dalam diskurus soal Pancasila banyak interpretasi atau pemaknaan baru yang keluar, namun pada gilirannya untuk diaplikasikan ke dalam pelaksanaan kehidupan bernegara, tidaka ada perwujudannya. Penyelesaian masih berhenti dalam taraf merusmuskan pemaknaan baru, belum sampai pada praktis pelaksanaan yang justru sangat krusial untuk pencapaian cita-cita kebangsaan Indonesia. Menanggapi hal ini, Saafroedin Bahar (2007) mengakui bahwa tidaklah mudah menjabarkan serta menindaklanjuti Pancasila. Menurutnya ada tiga hal yang menyebabkan kesukaran penjabaran Pancasila itu.[14]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Pertama, oleh karena selama ini elaborasi tentang Pancasila itu bukan saja cenderung dibawa ke hulu, yaitu ke tataran filsafat, bahkan ke tataran metafisika dan agama yang lumayan abstrak dan sukar dicarikan titik temunya. Ini dapat kita telusuri pada pengalaman Orde Baru dalam memaknai Pancasila. Telah terjadi proses ideologisasi terhadap Pancasila selama masa Orde Baru. Pancasila yang pada mulanya adalah sebuah kesepakatan politik atau platform demokratis bagi semua golongan di Indonesia berubah menjadi ideologi yang benar-benar komprehensif integral yang khas yang berbeda dengan ideologi lain (Nasution, 1993). Dalam masa Orde Baru terjadi mistifikasi Pancasila (Somantri, 2006), atau Pancasila dipahami sebagai sebuah mitos (Santoso, 2003).</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Kedua, oleh karena terdapat kesimpangsiuran serta kebingungan tentang apa sesungguhnya core value dari lima sila Pancasila itu. Dengan dijadikannya Pancasila sebagai wacana publik maka pemaknaan Pancasila itu sendiri menjadi amat terbuka lengkap dengan argumentasi akademiknya masing-masing. Pancasila bagi para ahli filsafat misal Notonagoro, Abdulkadir Besar, dan Driyakarya dikatakan sebagai konsepsi filsafatnya bangsa Indonesia. Pemaknaan ini yang digunakan selama masa Orde Baru. Pancasila telah dilepaskan dari sejarah kelahirannya serta keterikatannya dengan bangunan kenegaraaan Indonesia</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Ketiga, justru oleh karena memang tidak demikian banyak perhatian diberikan kepada bagaimana cara melaksanakan Pancasila sebagai Dasar Negara tersebut secara fungsional ke arah yaitu ke dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. benar adanya bahwa banyak sekali wacana publik terutama akademik yang berbicara tentang Pancasila akhir-akhir ini, namun sayang sekali pembicaraan mereka tidak banyak memberi perhatian tentang bagaimana cara melaksanakan Pancasila itu. Pembicaraan hanya berkutat pada masalah isi makna Pancasila, keprihatinan akan Pancasila, atau perlunya Pancasila dalam kehidupan bernegara.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Sosialiasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Negara</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Pancasila merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan. Namun sebelumnya perlu diperhatikan bahwa di sini hendaknya diperhatikan untuk tidak mencampuradukkan Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai ideologi atau pandangan dunia (Weltanschauung). Maka dari itu, sifat asasi itu harus dicari dalam kehidupaan negara pula. Hidup kenegaraan adalah salah satu aspek dari seluruh hidup kita yang sangat rumit dan simultan. Aspek kenegaraan tidak boleh dipisahkan dari aspek lain (moral, agama, kebudayaan, dan sebagainya). Pancasila harus dicantumkan sebagai dasar negara (bukan dasar hidup pada umumnya). Pancasila harus pertama-tama dipandang dalam hubungannya dengan negara.[15]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Idea-idea yang berasal dari Pancasila adalah idea-idea asasi hidup kenegaraan. Menegara berarti mengadakan tata-tertib umum, menciptakan kemakmuran bersama. Negara adalah sebuah aktivitas yang ditentukan oleh subjek yang melakukan; subjek yang menentukan ditentukan oleh demokrasi. Maka, demokrasi menentukan aktivitas besar yang disebut negara. Demokrasi adalah menjadikan masyarakat (yang terdiri dari orang banyak) menjadi satu subjek dengan cara sesuai dengan martabat manusia: artinya cara untuk membuat manusia-manusia sebagai subjek banyak menjadi subjek satu. Dalam cara ini keluhuran dan kedaulatan manusia diakui. Demokrasi adalah suatu hal yang fundamental sebab menentukan sifat dan bentuk negara.[16]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Keadilan sosial adalah tujuan karya raksasa bersama dalam menegara. Demokrasi adalah caranya membentuk subjek yang melakukan karya itu. Subjek yang melakukan adalah bangsa Indonesia yang tidak homogen, dari Sabang sampai Merauke. Bangsa Indonesia adalah masyarakat Tunggal-Bhineka. Ketunggalan itu belum sempurna; dan juga tidak ada maksud untuk membuat kesatuan yang sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi kebhinekaan. Meskipun demikian, adanya kesatuan tidak bisa dipungkiri, meski prosesnya belum selesai hingga kini.[17]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Lantas bagaimana menyampaikan idea-idea Pancasila itu kepada masyarakat agar idea-idea kebangsaan terpahami oleh masyarakat untuk membangun bangsa Indonesia yang multikultural?</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Sosialisasi lewat pendidikan Pancasila adalah jalur penyelesaian yang patut untuk dibuat. Perlu disusun reaktualisasi akan bentuk pendidikan Pancasila dengan beberapa pembatasan. Reaktualisasi pendidikan Pancasila ini akan berhasil dengan melalui tiga jalur pendekatan pengembangan yaitu pendekatan pengembangan pendidikan pembelajaran (psyco-paedagogic development), pengembangan sosial budaya (socio-cultural development) dan pengembangan yang dipengaruhi oleh kekuasaan (socio- political intervention).[18]</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Pertama, Pengembangan Pendidikan Pembelajaran (Psyco-Paedagogic</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Development) Psyco paedagogic development adalah pendekatan yang berasumsikan bahwa pengembangan nilai akan berhasil apabila nilai tersebut diinternalisasikan, ditanamkan atau dididikkan pada diri peserta didik. Sosialisasi nilai tersebut berlangsung dalam proses yang disengaja, direncanakan, dan sistematis. Pendekatan ini umumnya dilakukan pada lingkup dan jalur pendidikan formal seperti sekolah, madrasah dan perguruan tinggi. Namun demikian keberhasilan sosialisasi melalui 10 pendekatan ini masih tergantung pada faktor-faktor lain seperti materi, metode pembelajarannya dan kualitas pemberi dan penerima sosialisasi.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Kedua, Pengembangan Sosial Budaya (Socio-Cultural Development)</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Socio-Cultural Development adalah pendekatan yang berpandangan bahwa sosialisasi nilai akan berhasil bila didukung oleh lingkungan sosial budaya yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu perlu diciptakan lingkungan sosial budaya yang kondusif bagi sosialisasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Penciptaan lingkungan sosial budaya tersebut mencakup penciptaan pola interaksi, kelembagaan maupun wadah sosial budaya di masyarakat. Dukungan yang ada di lingkungan tersebut amat berpengaruh bagi keberhasilan sosialisasi nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian sosialisasi Pancasila tidak semata-mata melalui pendekatan pendidikan (psyco paedagogic development) tetapi juga harus ditunjang socio-cultural development.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Ketiga, Pengaruh Sosial Politik dari Kekuasaan (Socio- Political Intervention)</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Socio-Political Intervention berasumsi bahwa sosialisasi nilai-nilai Pancasila dalam batas- batas tertentu membutuhkan peran negara untuk mempengaruhi upaya tersebut. Dalam batas tertentu mengandung maksud bahwa di era demokrasi sekarang ini peran negara diupayakan minimal sedang peran masyarakat yang diperbesar. Dalam negara demokrasi, perlu dihindari keterlibatan negara secara penuh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Jadi peran negara demokrasi adalah memfasilitasi, menyediakan sarana, kebijakan, program dan anggaran bagi sosialisasi nilai-nilai Pancasila untuk selanjutnya menawarkan kerjasama dengan masyarakat untuk menjalankan sosialisasi tersebut.</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Daftar Pustaka</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Azra, Azyumardi, Keragaman Indonesia: Pancasila dan Multikulturalisme, 2007,</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Makalah Seminar, disampaikan pada Semiloka Nasional</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Driyarkara, Karya Lengkap Driyarkara, 2006, Jakarta: Gramedia</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Gutmann, Amy (Ed.), Multiculturalism. Examining The Politics of Recognition, 1994,</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">New Jersey: Princeton University Press</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Parekh, Bhiku, Rethinking Multiculturalism. Cultural Diversity and Political Theory,</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">2000, New York: Palgrave</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, 2008, Jakarta: SERAMBI</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Tilaar, H.A.R., Multikulturalisme. Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Transformasi Pendidikan Nasional, 2004, Jakarta: Grasindo</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Sumber Internet</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Winarno, Melaksanakan Pancasila di Orde Reformasi , dalam</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/07/melaks-pancasila2.pdf, diakses</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">pada 13 November 2009</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Adopsi Fasisme di Negeri Demokrasi, Sinar Harapan, 01 November 2004, dalam</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">http://www.averroes.or.id/book-review/adopsi-fasisme-di-negeri-demokrasi.html,</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">diakses pada 13 November 2009</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">Mendialogkan Kembali Sejarah Kebangkitan Nasional, dalam</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">http://www.berpolitik.com/static/myposting/2008/05/myposting_12499.html, diakses pada 13 November 2009</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[1] Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta: SERAMBI, 2008, hlm. 353</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[2] Tilaar, H.A.R., Multikulturalisme. Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional, Jakarta: Grasindo, 2004, hlm. 79</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[3] Lih. Gutmann, Amy (Ed.), Multiculturalism. Examining The Politics of Recognition, New Jersey: Princeton University Press, 1994, hlm. 25</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[4] Lih. Tilaar, H.A.R., Multikulturalisme , hlm. 80</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[5] Lih. Tilaar, H.A.R., hlm. 82</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[6] Lih. Parekh, Bhiku, Rethinking Multiculturalism. Cultural Diversity and Political Theory, New York: Palgrave, 2000, hlm. 56</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[7] Lih. Tilaar, H.A.R., hlm. 83</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[8] Mendialogkan Kembali Sejarah Kebangkitan Nasional, dalam http://www.berpolitik.com/static/myposting/2008/05/myposting_12499.html, diakses pada 13 November 2009</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[9] Ricklefs, M.C., hlm. 355</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[10] Ibid., hlm. 359</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;">[11] Ibid., 393</span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMG5PP1wjB_zMFKrvf2-Na87D8-_x1pFvsdiQNEW01w14e-F5uxCOWjnezNol-mUacetN-bA-HSD0RQSNI8Tirt2oGehmhTAW8dAUORyctj86_SIvG4saNC1NOc78olneajEhTWnOSaQ/s1600/pilkada+toleran+2017feb.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMG5PP1wjB_zMFKrvf2-Na87D8-_x1pFvsdiQNEW01w14e-F5uxCOWjnezNol-mUacetN-bA-HSD0RQSNI8Tirt2oGehmhTAW8dAUORyctj86_SIvG4saNC1NOc78olneajEhTWnOSaQ/s320/pilkada+toleran+2017feb.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Kabar24.com</span>, JAKARTA — Mahkamah Konstitusi (MK) melegitimasi kewenangan pemerintah mencabut izin organisasi kemasyarakatan dalam UU No. 16/2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan atau UU <a href="https://www.bisnis.com/topic/1884/ormas" rel="noopener" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #337ab7; text-decoration-line: none;" target="_blank">Ormas</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Asas <em style="box-sizing: border-box;">contrarius actus</em> yang menjadi landasan UU Ormas dinilai MK tidak bertentangan dengan prinsip negara hukum. Pasalnya, pencabutan izin ormas dalam beleid tersebut tetap melibatkan pengadilan.</div>
<div class="baca-juga" style="box-sizing: border-box; color: #ce2329; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 20px; margin-bottom: 15px;">
Baca juga: <a href="https://kabar24.bisnis.com/read/20190521/15/925241/mendadak-prabowo-kumpulkan-petinggi-bpn-dan-koalisi-adil-makmur-di-kertanegara" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; text-decoration-line: none;" target="_blank">Mendadak, Prabowo Kumpulkan Petinggi BPN dan Koalisi Adil-Makmur di Kertanegara</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Dalam UU No. 17/2013, pencabutan izin ormas dilakukan melalui pengadilan berdasarkan permohonan pemerintah. Namun, ketika beleid itu diubah dengan UU No. 16/2017, pencabutan izin <a href="https://www.bisnis.com/topic/1884/ormas" rel="noopener" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #337ab7; text-decoration-line: none;" target="_blank">ormas</a> dilakukan oleh pemerintah yang kemudian dapat digugat ke pengadilan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
"Bedanya sebelumnya peran pengadilan di awal, sedangkan saat ini di bagian akhir," kata Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih saat membacakan pertimbangan Putusan MK No. 2/PUU-XVI/2018 di Jakarta, Selasa (21/5/2019).</div>
<div class="baca-juga" style="box-sizing: border-box; color: #ce2329; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 20px; margin-bottom: 15px;">
Baca juga: <a href="https://kabar24.bisnis.com/read/20190521/15/925228/tercepat-dan-akurat-fadli-zon-sudah-prediksi-jokowi-menang-sejak-2018" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; text-decoration-line: none;" target="_blank">Akurat, Fadli Zon Sudah Prediksi Jokowi Menang Sejak 2018</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Enny membantah mekanisme pencabutan izin ormas dalam UU Ormas semata-mata menggunakan alasan sepihak pemerintah. Jika pun didasari subjektivitas, dia mengatakan <a href="https://www.bisnis.com/topic/1884/ormas" rel="noopener" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #337ab7; text-decoration-line: none;" target="_blank">ormas</a> dapat menguji landasan pencabutan izin lewat pengadilan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna menambahkan Pasal 62 ayat (3) UU Ormas yang mengatur kewenangan pencabutan itu tidak bisa dilepaskan dari serangkaian sanksi administratif yang bermuara pada pencabutan badan hukum atau surat keterangan terdaftar ormas. Pencabutan itu, tambah dia, harus diawali dengan peringatan tertulis dan penghentian kegiatan berdasarkan indikasi pelanggaran.</div>
<div class="baca-juga" style="box-sizing: border-box; color: #ce2329; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 20px; margin-bottom: 15px;">
Baca juga: <a href="https://kabar24.bisnis.com/read/20190521/16/925224/bpn-tepis-kabar-prabowo-tersangka-makar-" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #222222; text-decoration-line: none;" target="_blank">BPN Tepis Kabar Prabowo Tersangka Makar</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
"Jenis pelanggaran sanksi administratif juga ditentukan secara jelas dan dirumuskan secara proporsional," ujarnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Dengan demikian, MK tetap mempertahankan Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A mengenai pencabutan status badan hukum ormas sekaligus dinyatakan bubar, Pasal 82A yang mencantumkan ketentuan pidana bagi anggota ormas, serta Penjelasan Pasal 59 ayat (4) huruf c tentang larangan penyebaran 'paham lain' yang bertentangan dengan Pancasila.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
"Mengadili, menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya," kata Ketua Majelis Hakim Konstitusi Anwar Usman saat membacakan amar putusan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
Permohonan uji materi tersebut diajukan oleh sejumlah ormas Islam yakni Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Yayasan Forum Silaturahmi Antar Pengajian Indonesia, Perkumpulan Pemuda Muslimin Indonesia, Perkumpulan Hidayatullah, dan <a href="https://www.bisnis.com/topic/21131/fpi" rel="noopener" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #337ab7; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sekretaris Jenderal DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman.</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: center;">
🐍</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
<div style="border: 0px; font-stretch: inherit; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="line-height: 31px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;">JAKARTA ID</strong><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto menyebutkan tingkat partisipasi pemilih pada pemungutan suara Pemilu 2019 mencapai 80,90%.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">"Partisipasi pemilih mencapai 80,90%, telah melampaui target RPJMN 2015-2019 sebesar 77,5%," kata Wiranto di Jakarta, Kamis.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Besarnya partisipasi pemilih itu, kata dia, menunjukkan bahwa siapapun presiden yang terpilih akan memiliki legitimasi yang tinggi.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Hal tersebut disampaikannya usai memimpin rapat koordinasi khusus tingkat menteri tentang "Pengamanan Pemilu Pasca Pencoblosan" di Kantor Kemenko Pulhukam, Jakarta.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Wiranto menyampaikan apresiasi pemerintah terhadap seluruh pihak, baik peserta pemilu, penyelenggara pemilu, aparat keamanan, dan seluruh masyarakat Indonesia.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">"Tahapan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu Serentak 2019 telah berjalan aman, tertib, dan lancar, serta damai," katanya.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Berkenaan dengan itu, kata dia, dilakukan rakor yang dihadiri segenap unsur pimpinan TNI dan Polri, serta institusi penegak hukum nasional untuk membahas situasi nasional pasca pemilu.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Hasil dari rakor itu, yakni pertama bahwa TNI dan Polri merupakan institusi negara yang dalam hal pemilu ditempatkan pada posisi yang netral.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">"Tidak masuk dalam kontestasi pemilu dan tidak berpihak kepada siapapun," tegasnya.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Kedua, sebagai alat negara TNI dan Polri yang telah disumpah menjaga keutuhan bangsa dan negara akan bersatu padu menghadapi kemungkinan berbagai ancaman yang dapat mengganggu keamanan nasional dan persatuan bangsa.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Ketiga, Wiranto mengimbau seluruh pihak untuk menghargai ajakan para calon presiden untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan memelihara perdamaian.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Serta, kata dia, melarang para pendukungnya untuk melakukan aksi-aksi provokasi yang akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">"Menghormati proses finalisasi hasil pemilu yang sedang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)," katanya.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Keempat, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan anarkis yang melanggar hukum serta perundangan yang berlaku, sambil menunggu hasil resmi perhitungan suara oleh KPU.</span><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal; list-style: outside none none; margin: 0px; padding: 0px;" /><span face="sans-serif , "arial"" style="font-size: 13.3333px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">"TNI dan Polri akan bertindak tegas untuk menindak dan menetralisir berbagai aksi yang nyata-nyata akan mengganggu ketertiban.dan keamanan nasional, serta keutuhan bangsa dan negara," kata Wiranto. (ant/gor)</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🐏</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta, Beritasatu.com</span> – Kategorisasi partai politik (parpol) di Indonesia terbagi tiga yaitu nasionalis, Islam atau religius, dan kekaryaan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasdem, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan partai nasionalis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
“Menjadi partai nasionalis berarti mencirikan diri sebagai bagian dari perwujudan agenda-agenda kemerdekaan nasional, mendukung nasionalisme,” kata Direktur Eksekutif Indomedia Poll David Krisna Alka dalam keterangan seperti diterima <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Beritasatu.com</span>, Rabu (27/3/2019).</div>
<div class="google-auto-placed ap_container" style="box-sizing: border-box; clear: none; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px; height: auto; text-align: center; width: 689px;">
<ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-5223553402293534" data-ad-format="auto" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; display: block; margin: auto;"><ins id="aswift_1_expand" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; display: inline-table; height: 173px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 689px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; display: block; height: 173px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 689px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" frameborder="0" height="173" hspace="0" id="aswift_1" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_1" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; height: 173px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 689px;" vspace="0" width="689"></iframe><span style="font-family: "montserrat"; letter-spacing: 0.2px;">Menurut David, partai nasionalis bukan sekadar jargon melainkan secara progresif, menawarkan gagasan yang merespons setiap tantangan hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu juga diperkuat oleh otentisitas dan konsistensi ketua umum PDIP, Nasdem, dan PSI, khususnya dalam menyuarakan serta berjuang pada visi-visi kebangsaan.</span></ins></ins></ins></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
David juga mengungkap, pertarungan antar calon anggota legislatif (caleg) nasionalis PDIP, PSI, dan Nasdem sudah dikenal dan populer terjadi di beberapa daerah pemilihan (dapil).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Keunggulan dan karakteristik masing-masing caleg, lanjut David, memudahkan pemilih dalam menentukan pilihan. Dengan waktu tersisa menjelang Pemilu pada 17 April 2019, dibutuhkan informasi profil dan visi kebangsaan dari caleg-caleg nasionalis kepada publik.</div>
<div class="google-auto-placed ap_container" style="box-sizing: border-box; clear: none; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px; height: auto; text-align: center; width: 689px;">
<ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-5223553402293534" data-ad-format="auto" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; display: block; margin: auto;"><ins id="aswift_2_expand" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; display: inline-table; height: 173px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 689px;"><ins id="aswift_2_anchor" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; display: block; height: 173px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 689px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" frameborder="0" height="173" hspace="0" id="aswift_2" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_2" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; height: 173px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 689px;" vspace="0" width="689"></iframe><span style="font-family: "montserrat"; letter-spacing: 0.2px;">“Inilah yang mendasari Indomedia Poll melakukan penelitian kualitatif secara mendalam. Kami melihat masih minimnya informasi caleg-caleg nasionalis yang sampai pada publik, sehingga patut menjadi perhatian banyak pihak,” ucap David.</span></ins></ins></ins></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
David juga menyebut, “Selengkapnya untuk melihat pertarungan caleg nasionalis PDIP, PSI, dan Nasdem di 80 dapil bisa dilihat lewat www.indomediapoll.com Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan dan referensi bagi pemilih nasionalis dalam menentukan pilihan di bilik suara 17 April nanti.”</div>
<div class="google-auto-placed ap_container" style="box-sizing: border-box; clear: none; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px; height: auto; text-align: center; width: 689px;">
<ins class="adsbygoogle adsbygoogle-noablate" data-ad-client="ca-pub-5223553402293534" data-ad-format="auto" data-adsbygoogle-status="done" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; display: block; margin: auto;"><ins id="aswift_3_expand" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; display: inline-table; height: 173px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 689px;"><ins id="aswift_3_anchor" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; display: block; height: 173px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 689px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" frameborder="0" height="173" hspace="0" id="aswift_3" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_3" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; height: 173px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 689px;" vspace="0" width="689"></iframe><span style="font-family: "montserrat"; letter-spacing: 0.2px;">David mengatakan, riwayat hidup caleg dan kiprah serta kerja-kerja nyata yang bersentuhan langsung dengan masalah kebangsaan akan memiliki pengaruh besar bagi pemilih. Sejauh ini, tidak banyak caleg yang bersuara dan berani tampil ke publik dengan tawaran-tawaran program maupun visi kebangsaan.</span></ins></ins></ins></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Sumber: Suara Pembaruan</span></div>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">🐢</span></span></div>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Words like kafir, or infidel (non-believer), have always flowed easily off the lips of Indonesia’s Islamic militants and other hardliners whose hateful racist attitudes towards foreigners are matched by their undisguised loathing of their own religious minorities and fellow Indonesians.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Now, in the lead up to national elections set for April 17, influential kyais (Islamic teachers) in Nahdlatul Ulama, the world’s largest mass Muslim organization, have deemed use of the word offensive and have formally called on members to refer to non-Muslim Indonesians as muwathin, or citizen, instead.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Religious hate speech has become a worrying aspect of Indonesia’s political discourse in recent years, reaching a peak in 2017 with the mass demonstrations that brought down ethnic Chinese Jakarta governor Basuki Purnama, an ally of President Joko Widodo.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Widodo has since often been branded as un-Islamic by conservative Muslim elements, who have thrown their support behind presidential rival Prabowo Subianto, even though he is not considered to be religiously devout either.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">What’s in a word? In the Koranic context, kafir is historically considered what one devotee calls a “polite, proper and soft” expression for those who don’t belong to the Islamic faith. Its core definition is “those who have closed themselves.”</span></span><br />
<br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Even kafirs have been historically divided into categories, such as dhimmi, or a non-Muslim permanently residing in a Muslim land, and mu’ahad, musta’man and harbi, all of which refer to non-Muslims living temporarily in Muslim countries.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">In Indonesia, kafir was not in common usage 20 years ago. That has changed since the end of president Suharto’s authoritarian rule and the birth of democracy opened the way for a Muslim revival. But with that opening the word has taken on a derogatory connotation, in line with a rise in Islamic extremism.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">The NU’s recent annual conference sought to address that, with a statement on the 45 million-strong organization’s website saying it is consistent with the long-held view that Indonesia as a nation state is a shared home for all religions.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Established in the mid-1920s to institutionalize religious traditions, NU supported a small change in the wording of the 1945 Jakarta Charter, which effectively recognized the pluralist state ideology Pancasila as the basis of the Indonesian nation state.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">The February 28 statement discussed the differences in the rights and obligations of each community, depending on a nation’s status as secular or non-secular. “With the nation state model, all community groups have the same rights,” it says. “So it concerns someone’s position as a citizen, not as something theological.”</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Conference chairman Abdul Moqsith Ghazali called the use of kafir “theological violence,” explaining that while NU was not seeking to erase the term from the Koran, it was attempting to stop it being employed by certain groups as a weapon of discrimination.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">The statement acknowledged, for example, that the distinction between Muslims and infidels was necessary for those fighting for a religious state. “They use religious arguments with their own interpretations in accordance with their ideology,” it noted.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Sheikh Bilai Mahmud Afifi Ghanim, a visiting lecturer from Egypt’s Al-Azhar University, supported the recommendation, saying it was “in the context of interaction among fellow humans to respect and preserve their feelings towards each other.”</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Banjar, a city of mixed political loyalties in the battleground province of West Java, the country’s most populous province, was an interesting choice of venue for the NU conference, coming only five weeks before the April 17 legislative and presidential elections.</span></span><br />
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;"><br /></span></span>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #191919;"><span style="font-size: 19px;">Lying on the West-Central Java border, Banjar gave Widodo 46.6% of the vote in the 2014 presidential election, one of his best results in a province where he suffered his most painful defeat and which he desperately wants to reverse this time around.</span></span><br />
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; text-align: center;">
🐴</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal;">
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Umum Pimpinan Pusat Nahdlatul Wathan TGB M Zainul Majdi angkat bicara terkait polemik rekomendasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2019 tentang penggunaan istilah <em>kafir</em> dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. </div>
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
Menurut TGB, begitu dia akrab disapa, para ulama sepakat bahwa istilah <em>kafir</em> berlaku untuk siapa pun yang tidak percaya dan ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya serta pokok-pokok syariat. “Ini dari sisi akidah," tulisnya dalam akun <em>Instragram</em> resminya dan telah dikonfirmasi<strong><em> Republika.co.id</em></strong> di Jakarta, Selasa (5/3). </div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div id="AdAsia" style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div class="picked-article" data-gtm-vis-first-on-screen-10010102_61="9837" data-gtm-vis-has-fired-10010102_61="1" data-gtm-vis-recent-on-screen-10010102_61="9836" data-gtm-vis-total-visible-time-10010102_61="100" style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
<div class="title">
<span style="color: black; letter-spacing: 1px;"><b>Baca Juga</b></span></div>
<ul>
<li><a href="https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/pnw9zo320/dunia-islam/islam-nusantara/19/03/05/pnw2m0320-tanggapi-istilah-kafir-umat-hindu-sejuk-sangat-sejuk" style="color: #00acee;">Tanggapi Istilah Kafir, Umat Hindu: Sejuk, Sangat Sejuk</a></li>
<li><a href="https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/pnw9zo320/dunia-islam/islam-nusantara/19/03/05/pnw25m458-din-ada-yang-lebih-penting-daripada-polemik-istilah-kafir" style="color: #00acee;">Din: Ada yang Lebih Penting daripada Polemik Istilah</a></li>
<li><a href="https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/pnw9zo320/nasional/news-analysis/19/03/05/pnvdqg409-mari-hargai-keputusan-nu-dan-hentikan-polemik-istilah-kafir" style="color: #00acee;">Mari Hargai Keputusan NU dan Hentikan Polemik Istilah Kafir</a></li>
</ul>
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
Namun, dalam muamalah, menurut TGB, Rasulullah SAW yang mulia mengajarkan umatnya untuk membangun hubungan saling menghormati dengan siapa pun. Maka, saat hijrah, Rasul menyepakati piagam bernegara bersama seluruh komponen di Madinah. </div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
Menurut TGB, dalam piagam itu ada hak dan kewajiban yang sama. Kata <em>kafir</em> tidak digunakan dalam piagam itu untuk menyebut kelompok-kelompok Yahudi yang ikut dalam kesepakatan itu karena Piagam Madinah bukan tentang prinsip akidah, melainkan tentang membangun ruang bersama untuk semua. </div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
“Sekarang kita hidup di negara-bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan salah satu bentuk persaudaraan yang wajib dijaga dengan sesungguh hati dan sekuat-kuatnya adalah persaudaraan sebangsa, ukhuwah wathaniyah,” tulis dia. </div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
Menurut TGB, penyebutan kepada saudara sebangsa harus berpijak pada semangat persatuan dan persaudaraan. Maka menyebut orang yang beragama lain dengan sebutan non-Muslim tidak keliru dan bahkan lebih sesuai dengan semangat kita berbangsa. </div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
“Itu sebabnya, dalam beragam acara publik, saat seorang Muslim memimpin doa, dia mengawali dengan ucapan, ‘izinkan saya membaca doa secara Islam dan bagi saudara yang non-Muslim agar menyesuaikan.’ Kalau kata non-Muslim diganti kafir, tentu sangat tidak nyaman untuk saudara-saudara yang beragama selain Islam.”</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
</div>
<div style="color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; letter-spacing: 0.16px;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br /></div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px;">
Dalam statusnya tersebut, TGB menyertakan foto penanda saat akan memasuki tanah suci Kota Makkah. Dalam rambu-rambu tersebut tertulis "non-Muslim" <em>(li ghair al-Muslimin)</em> dan bukan "orang-orang kafir" (<em>li al-kafirin</em>) dan tertulis pula "<em>for</em> <em>non muslims"</em>, bukan "<em>for disbelievers"</em> atau "<em>for kafir"</em>. “Bahkan di Arab Saudi pun, sebutan non-Muslim dipakai,” tulis dia dalam statusnya tersebut. </div>
<div style="color: #191919; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 31px; text-align: center;">
🍒</div>
<div style="color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; letter-spacing: 0.16px;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Calon wakil presiden nomor urut 01, <a href="https://www.tempo.co/tag/maruf-amin" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Ma'ruf Amin</a> menanggapi hasil pembahasan Bahtsul Masail Maudluiyah Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang memutuskan untuk tidak menggunakan kata kafir untuk menyebut nonmuslim di Indonesia. Menurut penilaian Ma'ruf, rekomendasi tersebut dikeluarkan untuk menjaga keutuhan bangsa.</div>
</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1180643/nu-usul-sebutan-kafir-ke-nonmuslim-indonesia-dihapus" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">NU Usul Sebutan Kafir ke Nonmuslim Indonesia Dihapus</a></span></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Ya ini supaya kita menjaga keutuhan. Sehingga tidak menggunakan kata-kata yang seperti menjauhkan, diskriminasi," ujar Ma'ruf lewat keterangan tertulis pada Sabtu, 2 Maret 2019.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ma'ruf mengaku tidak mengikuti langsung Bahtsul Masail tersebut lantaran saat itu tengah melakukan safari politik ke beberapa daerah di Jawa Barat untuk menyerap aspirasi masyarakat. "Saya sendiri tidak ikut sidangnya karena terus <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 2px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">muter-muter</em>," ujar Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.</div>
<div id="inarticle" style="border: 0px; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun, menurut dia, ketika para ulama telah sepakat untuk tidak menggunakan istilah kafir bagi nonmuslim di Indonesia berarti hal itu memang diperlukan untuk menjaga keutuhan bangsa.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1181081/5-hasil-munas-alim-ulama-nu-soal-sebutan-kafir-sampai-bisnis-mlm" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">5 Hasil Munas Alim Ulama NU: Soal Sebutan Kafir sampai Bisnis MLM</a></span></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kalau itu sudah disepakati ulama berarti ada hal yang diperlukan pada saat tertentu untuk menjaga keutuhan bangsa, istilah-istilah yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan itu untuk dihindari," kata Ketua Umum MUI ini.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menyebutkan beberapa hasil Bahtsul Masail yang dinilai penting untuk diketahui masyarakat, terutama bagi warga Nahdliyin. Pertama, perihal istilah kafir.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Said mengatakan, berdasarkan hasil Bahtsul Matsail istilah kafir tak dikenal dalam sistem kewarganegaraan pada suatu negara bangsa. Sebab itu, tak ada istilah kafir bagi warga negara non-Muslim. Dan sebab itu pula, setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di mata konstitusi.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca: <a href="https://pilpres.tempo.co/read/1180835/tausiyah-kebangsaan-di-cilacap-maruf-amin-sebutkan-dua-tugas-nu" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Tausiyah Kebangsaan di Cilacap Ma'ruf Amin Sebutkan Dua Tugas NU</a></span></div>
<div style="font-family: montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal;"></b></span><br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: montserrat; font-size: medium; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Istilah kafir berlaku ketika Nabi Muhammad di Makkah untuk menyebut orang-orang penyembah berhala yang tidak memiliki kitab suci, yang tidak memiliki agama yang benar. Tapi, setelah Nabi Muhammad hijrah ke Kota Madinah, tak ada istilah kafir untuk warga negara Madinah yang nonmuslim,” ujar Said pada Jumat, 1 Maret 2019.</div>
<div style="font-family: montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">🐑</b></span></div>
<div style="font-family: montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal;"><br /></b></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">Jakarta</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;"> - Lima orang pendiri </span><a href="https://detik.com/tag/pan" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal; text-decoration-line: none;">PAN</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;"> mendesak Ketua Dewan Kehormatan PAN </span><a href="https://detik.com/tag/amien-rais" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal; text-decoration-line: none;">Amien Rais</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;"> mengundurkan diri. Amien dianggap telah melanggar prinsip-prinsip dasar pendirian partai. Lima orang pendiri PAN tersebut adalah Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Saran itu disampaikan melalui surat terbuka tertanggal 26 Desember 2018. Goenawan Mohamad membenarkan surat tersebut ditulis dan ditandatangani oleh kelima pendiri dan penggagas PAN tersebut.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">"Iya benar. Yang menulis Pak Abdillah Toha. Kami semua menandatangani," ujar Goenawan saat dimintai konfirmasi, Rabu (26/12/2018).</span></span></div>
<center style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">
</center>
<table class="linksisip" style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal; width: 470.909px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/12/26/094418/4358811/10/pan-pecah-pendiri-pan-tulis-surat-terbuka-desak-amien-rais-mundur" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;">PAN Pecah! Pendiri PAN Tulis Surat Terbuka Desak Amien Rais Mundur</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Dalam surat yang diterima </span><strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal;">detikcom </strong><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">itu, kelima pendiri PAN itu mengatakan surat dibuat pasca memerhatikan perkembangan kehidupan politik di Indonesia. Khususnya, kiprah Amien Rais bersama PAN maupun secara personal. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">"Untuk itu barangkali sudah saatnya Saudara (Amien Rais) mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus, dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita," demikian tulis surat terbuka tersebut. </span></span></div>
<table class="linksisip" style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal; width: 470.909px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/12/25/191910/4358431/10/bendum-pan-saya-mundur-karena-tak-cocok-dengan-manajemen-dpp-pan" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;">Bendum PAN: Saya Mundur karena Tak Cocok dengan Manajemen DPP PAN</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px;">
<span style="box-sizing: border-box;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 700; letter-spacing: normal;">Berikut isi surat terbuka tersebut:</strong><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;"> </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Surat Terbuka untuk Amien Rais</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Saudara Amien Rais yang kami hormati,</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Setelah memerhatikan perkembangan kehidupan politik di negeri kita Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, khususnya kiprah Saudara sendirian ataupun bersama Partai Amanat Nasional (PAN), kami sebagai bagian dari penggagas dan pendiri PAN merasa bertanggung jawab dan berkewajiban membuat pernyataan bersama dibawah ini demi mengingatkan akan komitmen bersama kita pada saat awal pendirian partai sebagai berikut:</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">1. PAN adalah partai reformasi yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan menegakkan demokrasi setelah 32 tahun di bawah kekuasaan absolut orde baru yang korup dan otoriter. </em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">2. PAN adalah partai yang berazaskan Pancasila dengan landasan nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">3. PAN adalah sebuah partai modern yang bersih dari noda-noda orde baru dan bertujuan menciptakan kemajuan bagi bangsa.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">4. PAN adalah partai terbuka dan inklusif yang memelihara kemajemukan bangsa dan tidak memosisikan diri sebagai wakil golongan tertentu.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">5. PAN adalah partai yang percaya dan mendukung bahwa setiap warga negara berstatus kedudukan yang sama di depan hukum dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, tidak mengenal pengertian mayoritas atau minoritas.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Dengan menggunakan kacamata prinsip-prinsip PAN tersebut diatas, kami mendapatkan kesan kuat bahwa Saudara Amien Rais (AR) sejak mengundurkan diri sebagai ketua umum PAN sampai sekarang, baik secara pribadi maupun mengatasnamakan PAN, seringkali melakukan kiprah dan manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip itu.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">- Saudara makin lama makin cenderung eksklusif, </em><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; letter-spacing: normal;"><b>tidak menumbuhkan kerukunan bangsa </b></em><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">dalam berbagai pernyataan dan sikap politik saidara..</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">- Saudara sebagai tokoh reformasi yang ikut berperan dalam mengakhiri kekuasaan orde baru, telah bersimpati, mendukung, dan bergabung dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan orde baru ke kancah politik Indonesia</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">- Saudara telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">- Saudara sebagai ilmuwan ilmu politik telah gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dalam menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan PKI di negeri kita.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">- Saudara sebagai orang yang berada di luar struktur utama PAN terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus menerus melakukan manuver politik yang destruktif bagi masa depan partai. </em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Atas dasar pertimbangan semua itu, kami sebagai bagian dari pendiri PAN yang bersama saudara saat itu meyakini prinsip-prinsip yang akan kita perjuangkan bersama, menyampaikan surat terbuka ini sebagai pengingat dari sesama kawan.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Untuk itu barangkali sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus, dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Salam hormat dari kami semua,</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Jakarta, 26 Desember 2018</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Abdillah Toha</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Albert Hasibuan</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Goenawan Mohammad</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Toeti Heraty</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: 400; letter-spacing: normal;">Zumrotin</em></span></div>
<div style="font-family: montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🍄</span></div>
<div style="font-family: montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta</span> - Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan politik identitas bakal tidak laku di Pemilu 2019. Menurut Arya, baik di pileg maupun Pilpres nanti, politik identitas tidak akan berpengaruh banyak untuk mendongkrak elektabilitas caleg atau pasangan calon presiden dan wakil presiden.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Politik identitas ini diprediksikan tidak akan bakal banyak berpengaruh secara elektoral di pemilu 2019," ujar Arya Fernandes di acara diskusi "Darurat Pemilu 2019" di Kontor CSIS, Jakarta, Kamis (27/9).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Di Pileg 2019, kata Arya, politik identitas tidak terlalu banyak digunakan karena beberapa faktor, antara lain komposisi caleg yang beragam, tingkat kontestasi yang ketat baik di internal maupun eksternal partai, dan fragmentasi politik di tingkat lokal.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Selain itu, migrasi suara pemilih saat pileg juga tidak terlalu ekstrem, misalnya dari partai agama menjadi partai nasional," ungkap dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Sementara untuk Pilpres 2019, lanjut Arya, isu kontestasi antara kandidat sepertinya mulai bergeser menjadi isu ekonomi. Menurut Arya, isu ekonomi seperti harga sembako, kemiskinan dan lapangan kerja menjadi perhatian utama pemilih di Pilpres 2019.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Isu Pilpres 2019 sudah bergeser ke isu ekonomi, politik identitas tidak laku lagi. Pemilih cenderung memilih pemimpin yang dianggap jujur atau anti-korupsi, sederhana dan mampu membawa perubahan dibandingkan pemimpin yang taat beragama," ungkap dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Arya menilai jika isu politik identitas efektif dan benar-benar bekerja, seharusnya berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara calon presiden. Menurut dia, seharusnya dalam tiga tahun terakhir, ada calon mendapat kenaikan suara yang signifikan dan ada calon yang suaranya turun drastis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Tetapi nyatanya kan tidak. Dalam tiga tahun terakhir suara Jokowi relatif mengalami kenaikan namun sangat landai. Sementara suara Prabowo Subianto mengalami stagnasi. Sejak tahun 2015 hingga 2017, suara Jokowi berada pada kisaran 35-50 persen dan suara Prabowo 25-30 persen," terang dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Dalam survei CSIS, memang terlihat perolehan suara Jokowi dari 36,1 persen di tahun 2015, 41,9 persen di tahun 2016 menjadi 50,9 persen di tahun 2017. Sementara perolehan suara Prabowo di tahun 2015 berada di angka 28 persen, turun di tahun 2016 pada angka 24,3 persen dan kembali naik pada tahun 2017 di angka 25,8 persen.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Fakta lain yang menunjukkan jika politik identitas tidak efektif di Pemilu 2019 adalah preferensi pilihan massa aksi 212 yang justru terdistribusi ke banyak partai dan kedua capres. Suara dari massa aksi 212, kata dia, sebanyak sekitar 6 persen dari 5 provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Dukungan massa aksi 212 kepada Jokowi berada di Provinsi Jatim, Jateng dan Sulsel. Sementara dukungan massa aksi 212 yang preferensi politiknya ke Prabowo dari Jabar dan Sumut," pungkas dia.</div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><br style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px;" /></span>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Sumber: <a class="vglnk" href="http://beritasatu.com/" rel="nofollow" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #1a74ca; text-decoration-line: none; transition: all 0.5s ease 0s;"><span style="box-sizing: border-box;">BeritaSatu</span><span style="box-sizing: border-box;">.</span><span style="box-sizing: border-box;">com</span></a></span></div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>🍓</b></span></div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>TRIBUNNEWS.COM, JAWA BARAT - Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri, menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Megawati meraih gelar doktor di bidang politik. Rektor IPDN Ermaya Suradinata menjelaskan pemberian gelar kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu dengan beberapa pertimbangan.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"IPDN memberikan gelar doktor kehormatan sebagai pengakuan kenegarawanan Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Ermaya di kampus IPDN, Jatinagor, Jawa Barat, Rabu (8/3).</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Megawati dianggap layak mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa bidang politik pemerintahan.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Beliau sosok yang berpengetahuan luas mengenai politik dan pemerintahan serta konsisten menegakkan demokrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Emraya melanjutkan, Megawati saat menjabat sebagai Presiden telah meletakkan dasar kebijakan desentralisasi yang berkesinambungan untuk Indonesia.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Ibu Megawati kokoh dalam prinsip, bersikap tegas, dan selama memimpin, seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong bekerja dengan tenang," ujarnya.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Megawati juga dinilai tegas mengambil tanggung jawab terhadap berbagai persoalan penting, namun pada saat bersamaan tetap menampilkan kepemimpinan perempuan yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Beliau juga sangat respek terhadap lingkungan dan kebudayaan," ujar Ermaya.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Sebelumnya, Megawati juga sudah menerima 6 Gelar Doktor Honoris Causa. Yakni dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang (2001). Gelar dari Moscow State Institute of International Relation, Rusia (2003).</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korsel (2015). Kemudian Universitas Padjadjaran (2016), Universitas Negeri Padang (2017); dan Mokpo National University, Mokpo, Korsel (2017).</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Penghargaan doktor honoris causa di bidang politik yang diberikan IPDN ini adalah gambaran bagaimana sosok dan perjuangan Ibu Megawati dalam membangun demokrasi di bangsa ini," ujarnya.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Para kader PDI Perjuangan menyadari betul,apa yang diterima Megawati itu merupakan buah dari dedikasinya untuk bangsa dan negara yang telah dilakukan secara ikhlas dan konsisten," ungkap Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Barat, Waras Warsito.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Doktor Honoris Causa Ketujuh Untuk Megawati, http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/08/doktor-honoris-causa-ketujuh-untuk-megawati.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Penulis: Dennis Destryawan<span style="white-space: pre;"> </span></b></span><br />
<b><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"></span></b><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Editor: Johnson Simanjuntak</b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>🌹</b></span></div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>detik X: “Aku anak perempuan kedua Bupati Jepara…. Almarhum kakekku adalah bupati pertama di Jawa Tengah yang membukakan pintunya untuk tamu dari jauh seberang lautan,” Raden Ajeng Kartini membuka isi suratnya kepada Estell ‘Stella’ Zeehandelaar, sahabat pena dari negeri Belanda yang tak pernah ditemuinya.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Dalam surat bertarikh 25 Mei 1899 itu, Kartini menceritakan kondisinya sebagai seorang perempuan keturunan bangsawan Jawa. “Kami anak-anak perempuan yang masih terbelenggu oleh adat istiadat lama, hanya boleh memanfaatkan sedikit saja dari kemajuan di bidang pendidikan…. Ketika berumur 12 tahun, aku harus masuk ‘sangkar’.” Di dalam ‘sangkar emas’-nya, Kartini hanya tinggal menunggu jodoh yang dipilihkan orang tua.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Ya, saat itu, Kartini menulis kepada Stella pada 23 Agustus 1900, jalan hidup seorang perempuan Jawa sudah ditentukan di luar kuasanya. “Satu-satunya yang boleh kami mimpikan adalah hari ini atau besok menjadi istri yang kesekian bagi seorang lelaki.” Lebih dari seabad silam Kartini menulis soal poligami, isu yang tak pernah mati sampai hari ini.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>“… tidak setiap orang Islam mempunyai empat orang istri, tetapi dalam dunia kami, setiap perempuan yang sudah kawin mengetahui bahwa dia bukan satu-satunya istri suaminya. Dan hari ini atau besok, suami tercinta dapat saja membawa pulang seorang perempuan untuk menjadi temannya, yang memiliki hak sama atas suaminya…. Hampir semua perempuan yang aku kenal di sini mengutuk hak laki-laki itu,” Kartini menulis panjang-lebar. Sebagai anak yang lahir di keluarga poligami, Kartini paham betul rasanya diduakan. Apalagi kemudian Kartini dinikahkan dengan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat sebagai istri keempat. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Seperempat abad setelah Kartini menulis soal poligami itu, pada 25 November 1925, utusan dari sejumlah organisasi pemuda di Hindia Belanda, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Roekoen, berkumpul di Hotel Lux Orientis, Jakarta. Mereka bersepakat menggelar Kongres Pemuda untuk “menggugah semangat kerja sama di antara bermacam-macam organisasi pemuda di Tanah Air”. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Peserta persamuhan itu menunjuk Mohammad Tabrani dari Jong Java sebagai ketua panitia, dengan sekretaris Djamaluddin dari Jong Sumatranen Bond, dan bendahara Soewarso dari Jong Java. Meski tak ada perempuan dalam daftar panitia, Tabrani dan teman-temannya menjadikan isu perempuan sebagai salah satu isu penting. Bahkan dalam Kongres Pemuda I selama tiga hari pada 30 April hingga 2 Mei 1926, ada satu hari, yakni hari kedua, khusus membahas ‘kedudukan wanita Indonesia’. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Ada tiga orang jadi pembicara pada malam itu di Vrijmetselaarsloge (sekarang Gedung Kimia Farma, Jl Budi Utomo, Jakarta), yakni Bahder Djohan, Stientje Ticoalu Adam, dan RT Djaksodipoero. Nona Stientje dari Minahasa membawakan pidato bertajuk Kedudukan Wanita, sementara RT Soenardi Djaksodipoero dari Jong Java berpidato soal Rapak Lumuh, hak perempuan mengadu kepada hakim jika permintaannya untuk bercerai ditolak sang suami. Bahder, pemuda Minang yang mewakili Jong Sumatranen Bond, berpidato dengan judul Kedudukan Wanita dalam Masyarakat Indonesia.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Pemecahan masalah-masalah perempuan di negeri ini, Bahder berpidato dalam bahasa Belanda, sama pentingnya dengan pemenuhan cita-cita ekonomi maupun politik bangsa Indonesia. “Perempuan mestinya berdiri di samping laki-laki, bagi Tanah Air dan bangsa,” kata Bahder. Bukan di depan, bukan pula di belakang laki-laki. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Dalam rumah tangga, menurut Bahder, perempuan tak cuma ibu bagi anak-anak, tapi juga teman dalam suka maupun duka untuk suaminya. “Kedudukannya tak boleh lebih tinggi, juga tak boleh lebih rendah,” pemuda Minang itu berpidato. Perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga punya posisi setara. Persamaan derajat ini, dia menekankan, merupakan fondasi bagi kebahagiaan rumah tangga. “Apabila kepada perempuan diberikan apa yang jadi haknya itu, dengan sendirinya poligami akan tersingkir.” </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Bahder, seperti dikutip Daniel Dhakidae dalam bukunya, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru, tak sepakat dengan rupa-rupa dalih berpoligami, baik lantaran pertimbangan agama maupun sosial, seperti kelebihan jumlah perempuan dibanding laki-laki dalam masyarakat. Bahder juga mengkritik alasan ‘naluri poligami’ yang sering pula jadi alasan laki-laki menikahi beberapa perempuan. Menurut dia, ”Kalau naluri itu memang ada, harus dikendalikan oleh kesadaran moral yang lebih tinggi.”</b></span><br />
<br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Kongres Pemuda Pertama ini memang tak menghasilkan satu kesimpulan ‘final’. Tapi para peserta, laki-laki maupun perempuan (selain nona Stientje, ada beberapa perempuan lain yang hadir di Kongres Pemuda Pertama, di antaranya Emma Poeradiredja, Ketua Jong Islamieten Bond Cabang Bandung), bersepakat untuk mengusahakan kesatuan Indonesia dan mempererat hubungan antar-organisasi pemuda. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Dorongan meninggalkan semangat kedaerahan makin kuat. Pertemuan demi pertemuan berujung pada pembentukan panitia Kongres Pemuda II pada Juni 1928. Sugondo Djojopuspito, mahasiswa sekolah hukum dari Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), ditunjuk menjadi ketuanya. Mohammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond jadi sekretaris, sementara Amir Sjarifuddin dari Jong Bataks Bond dipilih menjadi bendahara.</b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Di bawah pengamanan sangat ketat polisi dan intel-intel pemerintah Hindia Belanda, ada sekitar 750 pemuda dari pelbagai daerah, dari banyak organisasi, datang ke Jakarta mengikuti Kongres Pemuda II. Tapi hanya 72 orang di antaranya yang tercatat menjadi peserta Kongres, di antaranya SM Kartosoewirjo, AK Gani, Bahder Djohan, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, WR Supratman, dan Mohammad Tabrani. Terselip di antara mereka, enam nama perempuan: Emma Poeradiredja, Siti Soendari, Dien Pantow, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, dan Poernamawoelan. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Kongres hari pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), Jakarta, dibuka dengan pidato ketua panitia, Sugondo Djojopuspito. “Perangilah pengaruh bercerai-berai dan majulah menuju cita-cita Indonesia bersatu yang kita cintai,” Sugondo menutup pidatonya, dikutip Sagimun MD dalam bukunya, Peranan Pemuda: Dari Sumpah Pemuda sampai Proklamasi. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Di rapat kedua pada Minggu pagi di Gedung Bioskop Oost Java, Poernamawoelan mendapatkan kesempatan berpidato. Dia berpidato soal peran pendidikan dalam keluarga. Hingga Kongres ditutup, hanya tiga perempuan yang mendapatkan kesempatan berbicara, yakni Poernamawoelan, Siti Soendari, dan Emma Poeradiredja. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Kongres Pemuda Kedua ini ditutup pada malam itu juga di Gedung Indonesisch Clubhuis, kini di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta. Ratusan orang berdesakan menyimak pembacaan putusan Kongres. Putusan Kongres Pemuda Kedua pada 1928 inilah yang di kemudian hari dikenal sebagai Sumpah Pemuda. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Tak banyak masalah perempuan dibicarakan di Kongres Pemuda Kedua. Tapi sedikit-banyak, apa yang terjadi dalam Kongres Pemuda II ini mempengaruhi pula semangat Kongres Perempuan I di Yogyakarta dua bulan kemudian. Salah satu pembicara yang suaranya sangat galak pada Kongres Perempuan Pertama itu adalah Siti Soendari. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Dengan bahasa Indonesia yang masih terpatah-patah, Soendari mengecam perlakuan diskriminatif terhadap perempuan. “Tak akan selamat negara ini jika hanya separuh bangsa ini yang memperoleh perhatian dan menikmati kemajuan, sedangkan separuhnya lagi ditinggalkan dalam kebodohan,” Soendari berpidato. </b></span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>🌸</b></span></div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong>Jakarta -</strong> Aktivis sekaligus calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli terjun ke dunia politik karena ingin melanjutkan perjuangan para pembela kebinekaan dan keragaman di Indonesia.</div>
</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Dalam diskusi di sela acara Patungan Rakyat Akbar PSI di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (30/9), Guntur mengaku merasa sakit saat Basuki Tjahaja Purnama kalah di pemilihan gubernur Jakarta. Itu rasa sakitnya kedua setelah sebelumnya melihat jatuhnya Abdurrahman 'Gus Dur' Wahid dari kursi kepresidenan.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Padahal Gus Dur lah yang berjuang untuk keberagaman dan antidiskriminasi. Dulu orang lihat barongsai sudah disebut komunis dan PKI. Di jaman Gus Dur diperbolehkan. Beliau membebaskan itu, tapi beliau dijautuhkan sebelum selesai (menjabat)," kata Guntur.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Indonesia memang mempunyai UUD 1945 dan Pancasila yang menjamin keberagaman, namun dalam realita politik aliran justru masih sangat kuat di Indonesia, khususnya terkait agama.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Menurut dia, sejarah politik Indonesia mencatat ada dua kekuatan Islam di Indonesia. Yakni kelompok Islam Nasionalis yang berwujud dalam organisasi seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Kata Guntur, organisasi demikian selalu berusaha membangun dan setia dengan Indonesia.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Satunya lagi adalah kelompok Islam Fundamentalis, karena sejarah Indonesia mencatat adanya gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), yang pernah berusaha mengganti bentuk negara. Kelompok inilah yang selalu diasosiasikan dengan kelompok radikal.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Di pilkada kemarin di Jakarta, ada kekuatan yang mengatasnamakan mayoritas, tapi tak dibawa pada patriotisme dan nasionalisme, melainkan pada isu SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan) dan kebencian," kata Guntur.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Bagi dia, jika Islam jatuh pada kondisi kebencian dan bermain isu SARA, maka Indonesia akan mengulangi lagi sejarah DI/TII. Selain itu muncul potensi konflik seperti yang terjadi di Irak, Yaman, dan Suriah.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Pada titik itu, Indonesia memiliki sejumlah partai politik beraliran nasionalis, sekaligus yang berlatar belakang agama. Karena agama adalah isu yang paling mudah dipantik, peran mereka sangat substansial dalam menghentikan upaya itu.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Tapi kalau kita lihat partai nasionalis sekarang, tak mampu menarik kelompok Islam mayoritas nasionalis, karena mereka tak percaya diri. Padahal kita perlu dukungan dan menyampaikan aspirasi dari kelompok Islam nasionalis untuk menjaga republik," kata Guntur.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Jangan sampai Indonesia jatuh ke orang yang ingin mengubah apa yang dibuat oleh Pendiri Bangsa."</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;" /></div>
<div id="AdAsia" style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div id="sas_intextContainer_7132861" style="clear: both;">
</div>
</div>
<div id="sas_44269" style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;" /></div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f; font-size: 16px;">Sumber: BeritaSatu.com</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f; font-size: 16px;">👪</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b><span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Gereja Kristus Rohani Indonesia (GKRI) di Dusun Karangjengkol Desa Cilongkrang Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap roboh, pada Selasa (26/9) pukul 7.30 WIB. Ambruknya seluruh atap dan sebagian tembok Gereja tersebut terdampak Gempa Tasik berkekuatan 5 Skala ritcher pada Senin (25/9).</span></div>
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Barang-barang yang berada di dalam ruangan gereja sebagian tertutup puing. Kebersamaan mengevakuasi barang-barang gereja dan membersihkan gereja jadi sisi lain tentang tunjuk ajar perilaku, rasa merasa, yang ketika bencana melanda melahirkan cara bertindak terhadap sesama untuk mengetengahkan solidaritas dan sosialitas.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Di wilayah sekitar Gereja tersebut, rasa toleransi kental terasa. Tak membedakan keyakinan, mayoritas masyarakat sekitar yang beragama muslim, bergotong royong mengevakuasi barang yang bisa diselamatkan dan membersihkan tempat ibadah tersebut.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Bahkan, dari sekitar 20-an orang yang bergotong royong, hanya dua orang yang beragama nasrani jemaat GKRI. Lainnya, warga muslim dari dua RT, yakni RT 01/1 dan RT 01/6.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Pendeta GKRI, Diah Rusdiana mengatakan gempa Tasik di pukul 05.06 WIB Senin kemarin sangat terasa di daerahnya. Gempa itu menyebabkan sebagian tembok gereja yang dibangun tahun 1992 retak. Tembok retak itu diduga menyebabkan atap kerangka bangunan patah dan ambruk menimpa seluruh barang yang ada di ruangan gereja.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Sebelum gempa, hujan deras juga terjadi di desa Cilongkrang. Diduga genteng bangunan itu menyerap air sehingga lebih berat dan kerangka atap tak kuat menahan beban.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Selain gempa, bangunan gereja memang tak stabil lantaran sisi tebing sungai sempat longsor pada musim penghujan tahun ini. Tebing yang longsor itu sebenarnya sudah diuruk dan dibangun talud. Tetapi, tanah bagian pondasi jadi labil.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">"Lantaran membahayakan, tembok gereja itu rencananya akan dirobohkan untuk dibangun ulang. Peristiwa ini sudah kami laporkan ke Pusat GKRI di Bekasi, Jawa Barat," katanya, Selasa (26/9) sore.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Sementara waktu, kata Diah, 25 jemaat GKRI akan beribadah di rumahnya yang memang berjejeran dengan gereja.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">Hal paling meneduhkan di tengah bencana ini, toleransi antar umat beragama di Cilongkrang sangat mengesankan. Menurut Diah, yang paling cepat datang untuk membantu mengevakuasi dan membersihkan gereja adalah warga muslim.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span face=""noto sans" , sans-serif" style="font-size: 16px;">"Toleransi ini sudah terpupuk lama. Kebanyakan yang bergotong royong warga muslim, warga sini. Justru yang lebih tahu warga sini, kalau ini (warga non muslim) kan rumahnya agak jauh di sana rumahnya," ujar Diah. </span><strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[rzk]</strong><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br /></strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">💏</strong></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, mengatakan hampir seluruh masyarakat bangga menjadi warga negara Indonesia (WNI). Hal tersebut ditujukan dalam survei yang dilakukan lembaganya sejak 14-20 Mei 2017. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saiful menuturkan 62,5 persen sangat bangga menjadi WNI dan 36,5 persen merasa cukup bangga. Sedangkan yang merasa kurang bangga dan tidak bangga jumlahnya tidak mencapai satu persen.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Baca juga: Survei: Kaum Muda Menolak Kekerasan atas Nama Agama</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Selain itu, 57,4 persen warga tidak setuju bila NKRI melemah dan terancam bubar. Sedangkan ada sekitar 12,6 persen masyarakat yang beranggapan Indonesia dapat bubar. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
"Mereka yang cemas Indonesia akan bubar belum tentu menolak NKRI. Dia hanya khawatir dan sangat kritis dengan situasi saat ini dengan melihat berbagai pengalaman di dunia," kata Saiful saat menyampaikan hasil surveinya di Jalan Cisadane Nomor 8, Cikini, Jakarta, Ahad, 4 Juni 2017.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Masyarakat yang khawatir dan setuju bahwa NKRI melemah, umumnya beranggapan ancaman itu datang dari paham-paham agama tertentu. Selain itu, mereka juga beropini birokrasi dan pemerintahan yang buruk turut menjadi faktor yang dapat melemahkan NKRI.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Simak juga: Para Santri Diminta Menjaga NKRI</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saiful menuturkan, warga yang sangat bangga menjadi WNI ada 57,6 persennya bersedia menjadi relawan penjaga keutuhan NKRI. "Dan 26,9 persennya sangat bersedia," ucapnya. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Metode yang dilakukan SMRC dalam surveinya itu dengan mewawancarai 1500 responden. Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error 2,7 persen.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
AHMAD FAIZ</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
👪<br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<div style="font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: start;">
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; text-align: left;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Jakarta - Setara Institute menilai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan UU 17/2013 tentang Ormas tidak melanggar konstitusi. Setara berharap Perppu harus dibaca sebagai kewenangan pemerintah atau negara dalam merespon suatu keadaan yang tidak normal dan mendesak.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Karena itu putusan yang diambil adalah dengan kesegeraan agar situasi itu bisa normal kembali. Perppu itu adalah sesuatu yang diatur dalam sistem ketatanegaraan kita. Perppu ini konstitusional," ujar Ketua Setara Institute Hendardi di Jakarta, Senin (17/7).</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Dalam konteks pembubaran Ormas, kata Hendardi meskipun mekanisme bertahap dan berjenjang dihilangkan dari UU 17/2013, sesungguhnya pembubaran dengan mekanisme seperti dalam Perppu tetap merupakan obyek yang bisa dipersoalkan di peradilan tata usaha Negara (PTUN).</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Hanya saja pada UU Ormas, putusan pembubaran dilakukan setelah melalui proses pengadilan. Sementara pada Perppu, putusan pembubaran oleh negara, tetapi kemudian pihak yang dibubarkan bisa melakukan pembelaan diri ke pengadilan," jelas dia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Dia mengakui bahwa pembelaan diri ke pengadilan tidak disebutkan secara eksplisit dalam Perppu. Pasalnya mekanisme keberatan ini tunduk pada rezim peradilan TUN.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Bahkan Perppu ini tetap menjalankan prinsip check and balances dengan membuka ruang bagi judicial review di MK dan pengujian melalui DPR," ungkap dia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Lebih lanjut, Hendardi berharap pemerintah menjalankan Perppi Ormas ini secara transparan dan akuntabel sehingga bisa menjawab pro dan kontra di tengah masyarakat, terutama potensi bahaya yang ditimbulkan terhadap demokrasi dan HAM.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Apalagi, kata dia sebagai produk yang dibentuk atas dasar kegentingan yang memaksa, pemerintah hingga 1 minggu setelah Perppu terbit belum melakukan tindakan apapun terhadap obyek yang dianggap membahayakan bagi sendi-sendi kehidupan bernegara.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Implementasi Perppu ini harus transparan, akuntabel dan presisi pada obyek yang sungguh-sungguh melakukan pelanggaran dan mengancam ideologi Pancasila. Pemerintah, kepolisian, dan kejaksaan adalah institusi kunci yang harus memastikan Perppu ini tidak dijalankan secara sewenang-wenang," terang dia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Pada dimensi HAM, kata dia perlu disampaikan bahwa dewasa ini munculnya radikalisme berbasis agama dan ekstremisme dengan kekerasan serta fenomena failed state di Timur Tengah dan Afrika. Pasalnya, konflik komunal dan kekerasan membuat sejumlah pakar hak asasi mempertanyakan apakah konsep negara dalam perspektif HAM tradisional yang menekankan pada penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi individu masih relevan.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Perspektif HAM tradisional menekankan kewajiban negara atau state duties untuk pemenuhan hak warga negara," tandas dia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Perspektif HAM tradisional, kata Hendardi mengandaikan negara demokratis dan negara bisa menjalankan fungsi dan kapasitasnya secara normal. Menurut dia, tidak pernah atau jarang dipikirkan bagaimana kalau negara mengalami kesulitan dan krisis sehingga tidak mampu dan berkapasitas menjalankan kewajibannya dalam pemenuhan hak warga negara.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Karena itu, perspektif HAM harus melihat konteks atau kontekstual, tidak saja memenuhi hak warganegara tapi juga membuat negara tetap bisa menjalankan fungsi dan kapasitasnya," tutur dia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Perppu, lanjutnya adalah exercise formula keseimbangan yang mencoba merumuskan margin of appreciation baru hak asasi manusia di tengah situasi radikalisme dan ekstremisme yang terus membesar di Republik Indonesia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>"Sebagai sebuah kebijakan pembatasan, maka kekhawatiran atas abuse of power atas kuasa negara untuk membubarkan ormas dan pemidanaan subyek-subyek hukum yang melanggar, adalah sesuatu yang dapat dipahami. Karena itu, Perppu perlu dijalankan secara transparan dan akuntabel," pungkas dia.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b><br /></b></span></div>
<span style="text-align: left;"><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><b>Sumber: Suara Pembaruan</b></span></span><br />
<strong style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">👍</strong><br />
<strong style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;"><br /></strong>
<strong style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">Jakarta</strong><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"> - Menko Polhukam Wiranto, Rabu (12/7), mengumumkan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).</span></div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Menurut Wiranto, perppu itu diterbitkan sebagai upaya pemerintah bertindak cepat untuk mencegah meluasnya ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Salah satu poin perppu adalah lembaga yang menerbitkan izin pendirian ormas juga berhak mencabut izin tersebut.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"UU yang ada saat ini tidak memadai untuk mencegah meluasnya ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga pemerintah menerbitkan perppu," katanya. </div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Saat ini, katanya, terdapat 344.039 ormas yang beraktivitas di tingkat nasional dan daerah. Dari jumlah tersebut, ternyata masih ada kegiatan ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, serta menjadi ancaman nyata eksistensi bangsa dan menimbulkan konflik di masyarakat. </div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Pada kesempatan itu, Wiranto berharap masyarakat tak perlu khawatir atas penerbitan Perppu tentang Ormas.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Masyarakat tidak perlu khawatir. (Penerbitan perppu) bukan kesewenang-wenangan pemerintah dan tidak mengancam kebebasan ormas," tegas Wiranto.</div>
<div style="font-size: 16px; text-align: left;">
<br style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;" />
<br style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;" /></div>
<div id="AdAsia" style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div id="sas_44269">
</div>
</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px auto; max-height: 0px; max-width: 640px; min-width: 300px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; transition: all 600ms ease-out 0s; width: 640px;">
<div style="color: #cccccc; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; letter-spacing: 0.05em; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
</div>
<div id="aadasia_video_57908" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0.3); color: white; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; height: 32px; letter-spacing: 0.05em; line-height: 32px; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; text-align: center; top: 24px; width: 170px;">
</div>
<div style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0.8); color: white; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; height: 32px; letter-spacing: 0.05em; line-height: 32px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; width: 640px;">
</div>
</div>
<div style="font-size: 16px; text-align: left;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;">Sumber: Suara Pembaruan</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-size: 16px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit_9TU13tcgDpKpgYY-lxoptvqLErDqlzfmPj8vJZsz2M_mcU6Z6tc4ZTNBbjgIKYK4fefPEQA-E1j1fpKRMATws1Jg3hZdf3yunlxuwzt2AuqX_42T-RdE5yKvHUqJr4-7nlojY5W1xs/s1600/merah+putih.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="100" data-original-width="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit_9TU13tcgDpKpgYY-lxoptvqLErDqlzfmPj8vJZsz2M_mcU6Z6tc4ZTNBbjgIKYK4fefPEQA-E1j1fpKRMATws1Jg3hZdf3yunlxuwzt2AuqX_42T-RdE5yKvHUqJr4-7nlojY5W1xs/s1600/merah+putih.gif" /></a></div>
<div style="font-size: 16px; text-align: center;">
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #3f3f3f;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Bisnis.com</span>, JAKARTA - Budayawan Franz Magnis Suseno mengatakan syarat persatuan nasional dalam kemajemukan ialah bersedia saling menerima, menghormati, dan mengakui dalam identitas.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
"Satu syarat suatu kemajukan mau besatu secara positif tanpa paksaan, bahwa mereka semua bersedia saling menerima, menghormati, mengakui dalam identitas. Di tingkat persatuan nasional, bagi saya yang menentukan adalah saling penerimaan dalam perbedaan dan identitas," katanya dalam dikusi kebangsaan di Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas di Jakarta, Rabu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Menurut dia, hal itulah makna dari Pancasila yang menyatukan berbagai perbedaan suku, bangsa, dan agama yang ada di Indonesia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Franz Magnis yang juga biasa dipanggil Romo Magnis itu, mengingatkan pada peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi 28 Oktober 1928 di mana orang-orang yang berasal dari daerah, suku, dan agama yang berbeda-beda beramai-ramai datang ke Jakarta untuk menegaskan tekad demi memperjuangkan satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa persatuan, Indonesia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
"Mereka tidak ada sponsor, tidak ada oportunitas politik sama sekali, keluar dari hati nurani. Orang yang berbeda-beda, Jong Java, Jong Madura, Jong Ambon, mereka terima semua. Bangsa Indonesia pada prinsipnya bersedia semua sepenuhnya sebagai pemilik negara Indonesia," kata dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Namun, dia menyebutkan persatuan itu sekarang terancam oleh politik identitas yang sudah menjadi suatu gelombang di seluruh dunia dan berbahaya bagi persatuan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
"Itu berbahaya karena berakar dari perasaan negatif, aku dirugikan, aku tidak mendapat apa yang seharusnya aku dapat, dan mereka itu musuh saya," kata Magnis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Franz Magnis berpendapat hal tersebut terus menerus menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dan tugas bagi seluruh rakyat Indonesia untuk belajar menerima keadaan dalam perbedaan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Magnis juga mengakui bahwa sikap saling menerima dalam perbedaan bangsa Indonesia masih bagus dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Sumber : ANTARA</div>
<div>
👄</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
kompasiana : <span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #151b28; font-size: 12px;">Bahaudin Abdullah</span></div>
<br style="box-sizing: border-box; color: #151b28; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 12px; text-align: start;" />
<div style="text-align: left;">
<span face=""open sans" , sans-serif" style="color: #151b28; font-size: 12px;">Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.kompasiana_bahaudin.com/agama-dan-negara-tiga-aliran-besar-tentang-hubungan-islam-dan-politik_552aac786ea8343714552d2c</span></div>
<div style="text-align: left;">
Elektabilitas partai dan tokoh Islam berada dalam titik nadir. Pada pemilu tahun 2014, dipastikan partai dan tokoh Islam hanya menjadi penggembira dalam pesta demokrasi terbesar lima tahunan di tanah air. Pemilu tahun 2014 hanya akan diikuti oleh tiga pasang kandidat, semuanya berasal dari partai berhaluan nasionalis. Sedangkan partai dengan haluan Islam, masih terpuruk karena mengalami krisis kepemimpinan yang luar biasa. Demikian salah satu kesimpulan hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pertengahan Maret tahun 2013. Pemikir politik Islam, Fachry Ali pernah memperediksi bahwa pemilu tahun 2014 adalah pemilu terakhir yang akan diikuti oleh partai Islam. Keterbatasan materi, finansial, jejaring sosial, serta penguasan atas media merupakan problematika penting yang dihadapi oleh umat Islam. Lantas, apa solusi bagi partai Islam untuk tetap bertahan? Fachry Ali mengusulkan, sebaiknya partai Islam harus secepat mungkin melakukan fusi (penggabungan) partai. “Fusi partai Islam merupakan jawaban atas kebuntuan masalah yang dihadapi partai dan tokoh Islam, “ Ujar Fachry Ali di Jakarta, Senin, (18/3/2013). Saat ini, lanjut Fachry, partai dengan kategori Islam berjumlah empat partai (PKS, PAN, PPP dan PKB). Ke-empat partai Islam ini, jika difusi menjadi satu partai tunggal, tentu akan mempunyai posisi tawar (bargaining position) yang cukup tinggi. Jika dikalkulasi secara prosentase, angka yang keluar dari fusi partai Islam sebanyak 24,15%, setara dengan 164 kursi, atau berjumlah 25. 140. 871 pemilih. Kalkukasi ini diperoleh dari hasil pemilu tahun 2009, dengan jumlah partai yang lolos ke parlemen sebanyak Sembilan partai, empat partai bernafas Islam, sisanya partai-partai dengan corak nasionalisme. Sementara, cendikiawan muslim Komaruddin Hidayat menerangkan, fusi partai Islam sangat sulit terjadi. Dirinya menjelaskan perbedaan pandangan perjuangan ditengarai menjadi jurang penghalang bagi bersatunya partai Islam. Menurutnya definisi “partai Islam “ adalah istilah yang kurang tepat. Islam, menurutnya adalah agama dengan sifatnya sacral dan berorientasi ganda, dunia-akhirat. Sedangkan partai sifatnya profan (duniawi). Partai merupakan wadah perjuangan yang bersifat temporer, tidak kekal dan rawan kepentingan. Terlebih dalam merebut kekuasaan alasan teologis sering dijadikan argumentasi dalam dunia politis. 👫<br />
“Sebetulnya istilah partai Islam, sudah diterangkan oleh Cak Nur pada tahun 1970-an dengan slogan terkenalnya Islam Yes dan Partai Islam No, “ tutur Komaruddin dalam dialog bertajuk ‘penegakan hukum versus kepentingan politik, islam dan militer’, bertempat dirumah kebangsaan, jl. Purnawarman II, Jakarta Selatan, Jum’at malam (22/3). 💑<br />
Selain itu, Komar juga mempertanyakan bagaimana mekanisme penyatuan partai Islam. Kemudian siapa yang akan menjadi pemimpin tertinggi dari barisan Hijau tersebut. Islam, menurutnya tidak hanya dipahami dalam pengertian simbol-simbol duniawi seperti partai, sorban, dan sebagainya. Menyatukan gerakan Islam dalam satu wadah, sama saja mengerdilkan gerakan Islam.👳<br />
Terlebih definisi ‘partai Islam’ masih mengalami kerancuan. Hingga kini, masih terjadi perdebatan yang tidak kunjung usai. Diskursus Islam dan Politik Diskursus tentang relasi Islam dan Negara, lanjutnya dalam konteks Indonesia tidak pernah selesai tuntas. Antara keduanya selalu ada tautan, terlebih dari aspek historis Islam mempunyai peranan penting dalam membangun fondasi awal berdirinya negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh26UDO_7nwpeTnCkm08t5Jw5gMb1o-U6qXqh1ohAg6p79702U4cJPhJWjEWRgkWGq2ShujgArktgupCvS3pFGnS1uw6yCgZz_fF3gtIg-Aq32p38p003uLXVNPAK8MFL3QJrExZxnXZqU/s1600/merah+putih.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="100" data-original-width="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh26UDO_7nwpeTnCkm08t5Jw5gMb1o-U6qXqh1ohAg6p79702U4cJPhJWjEWRgkWGq2ShujgArktgupCvS3pFGnS1uw6yCgZz_fF3gtIg-Aq32p38p003uLXVNPAK8MFL3QJrExZxnXZqU/s1600/merah+putih.gif" /></a></div>
Peranan Sarekat Islam (SI) serta Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) merupakan catatan sejarah yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Meskipun tidak berlangsung lama, namun partai dan tokoh Islam pernah berhimpun dalam satu wadah tunggal.<br />
Namun, dalam konteks sejarah terjadi perbedaan pemahaman dalam memandang Islam hubungan Islam dan Negara. 💘<br />
Pandangan pertama, lanjutnya diwakili oleh Ali Abdur Raziq (mantan rector al- Azhar, Kairo, Mesir). Abd Roziq pernah menulis sebuah risalah yang berjudul, al- Islam wa usulul hukmi . Dalam buku tersebut dijelaskan pemisahan secara tegas antara agama dan negara, agama adalah urusan kehidupan dan kepercayaan terhadap Tuhan sebagai pencipta dengan sifatnya yang suci. Sedangkan negara, adalah urusan keduniawian yang sifatnya fana, atau tidak kekal. Menyejajarkan Islam dengan kehidupan dunia, termasuk didalamnya dalam urusan politik, berarti merendahkan Islam sebagai agama yang turun dari kalam Ilahi. Paham inilah yang disebut dengan istila sekuler. Yakni pemisahan demarkasi jelas antara agama dan Negara. 💋<br />
Kemudian, Paham kedua. Islam bukanlah semata-mata agama yang dalam pengertian barat. Namun, Islam dianggap sebagai agama paripurna yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, termasuk mekanisme dan tata cara bernegara didalamnya. Sistem tatanegara atau politik Islam yang harus dipahami dan dijadikan suri tauladan adalah sistem yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasidin. Pandangan integral ini disokong oleh pemikir-pemikir semisal Sayyid Qutb, Hassan al_ Bannad, Rasyid Ridha dan sebagainya. 💏<br />
Sementara pandangan terakhir adalah, pandangan yang menolak bahwa Islam sebagai agama paripurna dan bahwa Islam juga mengatur hubungan dengan negara. Namun, aliran ini juga menolak agama dalam pengertian barat, yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dalam artian agama adalah urusan privat. Aliran ini berpendapat, bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan berbegara.💖 Aliran terakhir ini didukung oleh Muhammad Husein Haikal. Dalam konteks Indonesia, lanjut Komar. Pola pandangan terakhir inilah yang banyak diadopsi. Islam, tidak serta merta diformalisasikan dalam bentuk undang-undang. Namun, semangat dan ajaran Islam tercermin dalam undang-undang di negara Indonesia.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9inQ5T6Fhx-7QYXjhtkmbiQoPDyIVfFBMXIo_UM0tu7rrggWF_R5hAvEs4_88tVOeHIRv4jsFPGgD3K6TEIaHUW55ynnuOtlJudfihATJmxAMOZ6I7_6LpjzstYUgP3Fumxhp6fHYvQQ/s1600/merah+putih.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="100" data-original-width="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9inQ5T6Fhx-7QYXjhtkmbiQoPDyIVfFBMXIo_UM0tu7rrggWF_R5hAvEs4_88tVOeHIRv4jsFPGgD3K6TEIaHUW55ynnuOtlJudfihATJmxAMOZ6I7_6LpjzstYUgP3Fumxhp6fHYvQQ/s1600/merah+putih.gif" /></a></div>
“Formalisasi Islam dalam Undang-Undang, sama saja mengerdilkan ajaran dan nilai luhur dari agama Islam, “imbuhnya. Pancasila, terangya merupakan lima prinsip pandangan hidup bangsa Indonesia, yang benyak diilhami dari ajaran Islam. Bahkan, tokoh Masyumi terkemuka, Muhammad Natsir pada tanggal 2 April 1952 pernah berpidato di Pakistan. Menurut Natsir, meskipun bangsa Indonesia mayoritas beragama Islam, namun tidak serta merta Islam diformalisasikan dalam bentuk aturan tetap. Bangsa Indonesia menempatkan kepercayaan terhadap Tuham YME sebagai sila pertama dari Pancasila yang dianut sebagai pandangan rohani, moral dan etika. Penerapan ajaran Islam dalam Pancasila, lanjut Komar adalah prestasi yang luar biasa. Hal tersebut menurutnya merupakan bentuk pengakuan aparatur negara atas sumbangsih Islam yang demikian besar bagi Negara. Umat beragam diberikan jaminan rasa aman untuk memilih dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing. “Ini adalah esensi dari ajaran Islam, saling menghormati dan menghargai,” ujarnya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.kompasiana_bahaudin.com/agama-dan-negara-tiga-aliran-besar-tentang-hubungan-islam-dan-politik_552aac786ea8343714552d2c</div>
<div style="text-align: center;">
👳</div>
</div>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><a href="http://www.huffingtonpost.com/usaama-alazami/multiculturalism-and-muslim-belonging-in-the-west_b_8987956.html">Multiculturalism & Islam</a></b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>The question of how Muslims fit into Western societies has been an uncomfortable one for many, especially in the years after 9/11. Considering the centuries-long well-documented history of Western suspicion towards Islam, constant chaos in the present-day Middle East does nothing to encourage level-headed discourse on how Muslim citizens are a part of increasingly diverse Western societies.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Yet, in light of research that suggests that many of the young Western Muslims being lured into the arms of groups like ISIS are often drawn to such groups due to a lack of a sense of belonging in society, understanding how to promote a real sense of belonging is of considerable importance.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Furthermore, as Olivier Roy has noted in his research into radicalization, though few radicals are religious Muslims, a misguided focus on Islam through the exclusive lens of counter-terrorism ironically serves only to “validate the narrative of persecution and revenge that feeds the process of radicalisation.”</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Most Muslims in Britain do seem to feel at home here — after all they’ve been here for several generations in many cases, often building vibrant British-Muslim communities, and have nowhere else to call home. There are, however, significant factors that could make them feel disenfranchised from wider society.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>It does not help, for example, that the news media provides an unending narrative of war between Western nations and groups that claim to be Islamic. Given the stakes involved today, we must ask: why is it that some young Muslims feel so alienated from mainstream society, and indeed, their own well-integrated communities? Put another way, how can a greater sense of belonging for Muslims in the West be engendered?</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>One compelling answer I have come across for this latter question is to be found in the admittedly theoretical writings of Tariq Modood, founding Director of the University of Bristol’s Research Centre for the Study of Ethnicity and Citizenship. His 2013 work, Multiculturalism: A Civic Idea, is perhaps the most concise yet comprehensive articulation of the doctrine of multiculturalism by one of its leading proponents. Much of the work is a corrective to the narratives in recent years of the so-called ‘failure’ or ‘death’ of multiculturalism as an idea.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Modood covers a raft of issues, all connected to the place of Muslims in Western societies. Among other topics, he considers various forms of racisms, which he divides into “color” as well as “cultural” racisms (p. 41).</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>On reflecting on the concept of equality, he notes that people who identify with a certain group, be it on the basis of race or religion, may find that others conceive of and treat such people “as inferior, less rational and culturally backward” (p. 47). This is frequently the case for many Muslims in Western countries today, at least in the way they feel they are often represented in much of the media and political discourse.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Modood’s work is, however, much more nuanced and wide-ranging than this brief remark suggests: he by no means wishes to reduce the identity of Muslims to its religious component. His policy suggestions are noteworthy because they point up the importance of religious identity to many Muslims which a secular society is generally inclined to ignore. Ignoring this component can contribute to the alienation of many Muslims, the majority of whom simply want to be accepted into society, rather than viewed as not belonging to diverse Western societies as full citizens. In making this argument, Modood advocates a “moderate” as opposed to “radical” or “ideological” secularism in Western societies, that does not simply reject religion out of hand (Chapter 4).</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Modood notes the argument, “commonly found in the op-ed pages of the broadsheets,” that the demands to recognize Muslims’ religious identity is different from other historically marginalized groups, in that being Muslim is a matter of choice (p. 65). Whereas a black person can never change his or her skin color, a Muslim chooses his or her religion, and hence, doesn’t need special protections from the law.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>According to this view, secular laws must remain neutral between different religions. Modood calls this view “naive (and a political con).” He cogently points out that people do not choose to be born into Muslim families, or into a society in which “looking like a Muslim or to be a Muslim creates suspicion, hostility, or a failure to get the job you applied for.” Once again, this is merely a snippet of a very thoughtful treatment of a challenging but important subject.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Multiculturalism has been (mis-)characterized by some as even contributing to terrorism in the West (p. 10). However, as Modood argues, this is only a caricature of the ideas that he and other leading theorists promote. Multiculturalism is rather more about the inclusion of diverse views in the public conversation so that the various viewpoints found in our diverse societies can enrich each other.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>I would argue that this is crucial to achieving a stronger sense of British identity for young Muslims; and as a consequence, it would lessen the appeal of such groups as ISIS, that prey on the alienated and disenfranchised.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Ultimately, the antidote to bad ideas and unsound thinking, whether of the ISIS variety, or of Fox News, is to critique them in reasoned public discourse. Modood provides us and our governments with clear proposals as to the direction we ought to be going; and although he wrote his work before the rise of ISIS, in many ways it is more relevant today, than when it was first published.</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b><br /></b></span>
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Follow Usaama al-Azami on Twitter: www.twitter.com/Usaama01</b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>Usaama al-Azami </b></span><br />
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>PhD Candidate in Near Eastern Studies, Princeton University</b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span face=""acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #333333;"><b>👄</b></span></div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Nama <a href="https://m.liputan6.com/news/read/2959213/cerita-afi-nihaya-diancam-dibunuh-karena-tulisan-di-facebook" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Afi Nihaya">Afi Nihaya </a>(18) belakangan jadi perbincangan netizen setelah akunnya ditangguhkan Facebook. Siswa SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, ini kerap membuat tulisan di Facebook yang akhirnya viral.</div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Terakhir, ia membuat sebuah tulisan mengenai keresahannya pada perselisihan antaragama di Indonesia yang berjudul "Warisan". </div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Afi banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama (NU) Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Dalam sebuah kesempatan, GP Ansor mendatangi kediaman Afi di Banyuwagi untuk menyampaikan dukungan kepadanya. </div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Bapak-bapak dari Ansor kemarin, Jumat 26 Mei datang ke rumah saya untuk memberi dukungan," ucap <a href="https://m.liputan6.com/news/read/2959213/cerita-afi-nihaya-diancam-dibunuh-karena-tulisan-di-facebook" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Afi">Afi </a>saat dihubungi <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com</span>, Sabtu (27/5/2017). </div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Kepada para pemimpin Ansor dan Banser yang menemuinya, Afi bercerita kerap mendapat teror, baik melalui media sosial maupun melalui sambungan telepon dari pihak-pihak yang tidak suka dengan tulisannya di Facebook. </div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Mendengar curhatan Afi, rombongan GP Ansor yang dipimpin Ketua GP Ansor Kabupaten Banyuwangi, M Syukron mengaku siap membela Afi bila ada pihak yang mengancam atau menyudutkan dirinya.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<a href="https://m.liputan6.com/citizen6/read/2957200/addie-ms-sampai-bupati-banyuwangi-banjir-simpati-buat-afi-nihaya" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="GP Ansor">GP Ansor</a> juga memberi semangat kepada Afi untuk tetap berkarya dan tidak berhenti menulis.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Pesan dari Ansor pokoknya jangan takut bila ada pihak yang suka mengancam. Mereka bilang diabaikan saja, jangan ditanggapi. Mereka intinya mendukung apa saya suarakan saat ini," kata dia.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Afi mengaku selama ini cukup senang karena apa yang dituliskannya di Facebook banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2966860::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; width: 1237px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/regional/read/2962063/afi-si-penulis-warisan-dapat-tawaran-beasiswa-kuliah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Afi Si Penulis Warisan Dapat Tawaran Beasiswa Kuliah</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/citizen6/read/2961685/lelah-dicemooh-afi-nihaya-minta-remaja-lain-tak-seperti-dirinya" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Lelah Dicemooh, Afi Nihaya Minta Remaja Lain Tak Seperti Dirinya</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2960937/top-3-news-hari-ini-ancaman-pembunuhan-bagi-si-penulis-warisan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Top 3 News Hari Ini: Ancaman Pembunuhan Bagi si Penulis Warisan</a></li>
</ul>
</div>
<div class="INARTICLE" data-google-query-id="CKG2kaaNj9QCFcOgaAodKZcEPw" id="NEWS-INARTICLE" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: 0px;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; position: relative;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
"Saya merasa senang mendapat banyak apresiasi. Semoga ini bisa menginspirasi banyak orang," Afi menandaskan.</div>
<div style="text-align: center;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>👪</b></span></span></div>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Bisnis.com, DEPOK - Komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan ideologi Pancasila sudah final sehingga tidak perlu lagi mengubahnya dengan ideologi lain.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Hal tersebut terangkum dalam Diskusi Buku yang berjudul "Ilusi Negara Islam" yang digelar oleh Paguyuban Bhineka Nusantara dan Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Budaya (Iluni FIB) Universitas Indonesia di Depok, Kamis (17/5/2017).</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Hadir dalam pembicara adalah Anis Hamim (Wahid Foundation), Nurruzaman (GP Ansor), Erwien Kusuma Sejarahwan UI sekaligus Pemerhati Sejarah lslam Indonesia, dan Achmad Imam Mujahid Rais (Ma'arif Institute).</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>"Lupakan negara Islam dan masukan pemikiran-pemikiran yang Islami," kata Anis Hamim ketika menyampaikan paparannya di Auditorium FIB UI Depok.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Anis menegaskan bahwa masyarakat Indonesia harus bangga menjadi bangsa beragama yang disatukan bukan karena agama tetapi sebagai warga negara yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>"Islam itu kompatibel dengan perdamaian dunia dan keadilan dunia," katanya.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Sementara itu Nurruzaman mengatakan bangsa Indonesia perlu membangun peradaban dunia yang bisa menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Untuk itu perlu menjaga NKRI agar tetap terjaga.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Ansor, lanjut dia, terus menjaga NKRI dengan melakukan kaderisasi anggotanya untuk menangkal paham radikalisme yang berkembang. "Mencintai negara itu bagian dari iman. Untuk itu perlu menjaga NKRI sampai akhir hayat," katanya.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Sedangkan Erwien Kusuma menyatakan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamaddiyah dalam menerima Pancasila tentunya juga melalui proses sehingga kini bisa hidup berbangsa dan bernegara.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Dalam mengambil kebijakan, kata Erwien, NU dan Muhammadiyah selalu melihat untuk kepentingan kemaslahatan umat tentunya mempunyai cara yang berbeda-beda. Sehingga sebagai warga negara saat ini bisa mengekpresikan agama masing-masing.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Erwien khawatir dengan keadaan yang berkembang akhir-akhir ini dengan munculnya kelompok intoleran. "Berpikir boleh saja tetapi ketika ada tindakan baru bisa diambil tindakan hukum yang berlaku," katanya.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Achmad Imam Mujahid Rais dari Ma'arif Institute mengatakan Pancasila juga cerminan dari Islam, walaupun ada kekurangan tetapi tugas kita sebagai anak bangsa untuk memperbaikinya.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Ia menilai aspek keadilan dari NKRI masih ada yang belum diterima oleh seluruh warga. Untuk itu perlu terus dilakukan musyawarah.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Muhammadiyah, katanya, dalam meredam aksi radikalisme terus melakukan dakwah ke berbagai komunitas yang ada di masyarakat.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Untuk itu, ia berharap agar pemerintah bisa bertindak tegas kepada kelompok-kelompok intoleran. "Kalau aspek hukum salah ya harus dihukum. Jangan kalau masuk ranah politik pemerintah jadi gamang," katanya.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Sumber : ANTARA</b></span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>💂</b></span></span></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<b style="box-sizing: border-box;"><br /></b></div>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, keputusan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bukan serta-merta. "Keputusan ini telah melalui proses yang panjang lewat pengamatan dan mempelajari nilai-nilai yang mereka anut," kata Wiranto, seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 15 Mei 2017.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Wiranto menuturkan, keberadaan HTI dirasa semakin meresahkan. "Ada laporan dari Markas Besar Kepolisian bahwa banyak penolakan di berbagai daerah bahkan ada yang sampai memicu konflik horizontal. Kalau ini dibiarkan, bisa meluas," ujarnya.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Baca: HTI Dibubarkan, Komnas HAM Sebut Pemerintah Berpotensi Otoriter</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Wiranto tidak menyangkal bahwa kegiatan HTI yang didirikan pada 1982 itu selama ini adalah berdakwah. Namun, kenyataannya apa yang dilakukan di lapangan, gerakan dan dakwah yang disampaikan tujuannya masuk wilayah politik. "Ini mengancam kedaulatan politik negara," kata Wiranto.</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Wiranto juga menjelaskan alasan dasar pemerintah membubarkan HTI. Ideologi khilafah yang diusung HTI bersifat transnasional dan meniadakan konsep nation state (negara kebangsaan). Menurut Wiranto, HTI ingin mendirikan negara Islam dalam konteks luas sehingga negara dan bangsa menjadi absurd. Termasuk di Indonesia yang berbasis Pancasila dan UUD 1945. </b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Baca: HTI: NKRI Bukan Negara Islam, Tugas HTI Sebarkan Gagasan Khilafah</b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>Menurut Wiranto, khilafah yang diusung HTI juga telah dilarang di 20 negara, termasuk yang mayoritas penduduknya muslim, seperti Arab Saudi, Pakistan, Mesir, Yordania, Malaysia, dan Turki. "Sebab, mereka sadar, jika pemahaman khilafah diizinkan, keberadaannya akan mengancam nation state." </b></span></span><br />
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b><br /></b></span></span>
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525;"><span style="font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"><b>TIM TEMPO</b></span></span><br />
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<br /></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px; text-align: center;">
<b style="box-sizing: border-box;">💥</b></div>
<div style="color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">
<b style="box-sizing: border-box;">RMOL.</b> Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila seharusnya kembali dimasukan ke dalam kurikulum sekolah. Hal itu dirasa perlu untuk mengajarkan ideologi Pancasila sejak dini.</div>
</div>
</div>
<div class="newsAds" style="box-sizing: border-box; color: #252525; float: left; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px; width: 385px;">
<div class="widget-tabs newsRelated" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px 20px 0px 0px;">
<div class="itemsx archivesx" style="box-sizing: border-box;">
</div>
</div>
<span class="hidden-xs" style="box-sizing: border-box;"><table align="right" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px 14px 8px 6px; max-width: 100%; width: 385px;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; padding: 10px;"></td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Tapi sifatnya tidak indoktrinasi, karena pikiran orang itu tidak boleh diambil. Kebebasan berpikir merupakan bentuk demokrasi di Indonesia," ucap pengamat politik, Fadjroel Rachman usai diskusi Peringatan Tragedi 98 di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Minggu (14/5).</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Pendekatan ideologi Pancasila sejak masa sekolah juga dinilai dapat menjadi solusi untuk meminimalisir dampak dari pengaruh nilai-nilai atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. </span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Menurut mantan aktivis tahun 90'an itu, pemerintah Joko Widodo memang sudah terlambat menyadari adanya ancaman ideologi yang bertentangan dengan pancasila. Termasuk ideologi transnasional yang beberapa waktu lalu sempat ramai dibicarakan. </span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Proses internalisasi ideologi Pancasila tidak terlaksana. Akibatnya ruang tersebut diambil alih oleh ideologi transnasional itu," papar Fadjroel</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Walaupun terlambat, Komisaris Utama Adhi Karya ini menilai pemerintahan Joko Widodo telah mampu bersikap tegas dalam menangani ancaman ideologi anti Pancasila tersebut. Salah satunya dalam pembubaran organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Kesadarannya memang telat, tapi (pemerintah) sekarang tegas. Dan pemerintah Jokowi yang menyadari adanya ancaman ideologis itu. Menurut saya internalisasi ideologi (Pancasila) menjadi sangat penting," ungkap Fadjroel.</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Fadjroel menuturkan, ketika masih menjadi aktivis, ia tidak pernah memperkirakan akan ada ancaman ideologi di luar Pancasila. Setelah pencabutan asas tunggal dan pasca reformasi, ia mengira Pancasila akan diterima oleh kalangan mana pun sebagai ideologi Indonesia.</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span face=""raleway" , sans-serif" style="color: #252525; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Tapi ternyata tidak. Kami baru menyadari saat ini, ternyata ada kekuatan yang ingin menghabisi Pancasila. Tetapi sekarang kami bisa bertindak lewat jalur hukum dengan UU 17/2013 tentang ormas," demikian Fadjroel.</span><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">[san]</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMG5PP1wjB_zMFKrvf2-Na87D8-_x1pFvsdiQNEW01w14e-F5uxCOWjnezNol-mUacetN-bA-HSD0RQSNI8Tirt2oGehmhTAW8dAUORyctj86_SIvG4saNC1NOc78olneajEhTWnOSaQ/s1600/pilkada+toleran+2017feb.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMG5PP1wjB_zMFKrvf2-Na87D8-_x1pFvsdiQNEW01w14e-F5uxCOWjnezNol-mUacetN-bA-HSD0RQSNI8Tirt2oGehmhTAW8dAUORyctj86_SIvG4saNC1NOc78olneajEhTWnOSaQ/s320/pilkada+toleran+2017feb.png" width="320" /></a></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"><br /></b>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
MI: BEBERAPA waktu lalu, para duta besar negara-negara Eropa menggelar pertemuan dengan Anies Baswedan-Sadiaga Uno sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih. Ikut hadir dalam pertemuan itu ialah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.</div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Berikut petikan wawancara wartawan <em style="box-sizing: inherit;">Media Indonesia </em><strong style="box-sizing: inherit;">Thomas Harming Suwarta </strong>dengan Duta Besar Uni Eropa <strong style="box-sizing: inherit;">Vincent Guerend</strong>, di Jakarta, pada Jumat (12/5).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Siapa yang menginisiasi pertemuan dengan Anies-Sandi tersebut?</strong><br />
Uni Eropa dan negara-negara anggotanya berinteraksi dengan para pemuka masyarakat dan perwakilan lembaga-lembaga demokratis penting, termasuk partai-partai politik secara regular di Indonesia dan di belahan dunia lainnya. Khusus mengenai pertemuan pada tanggal 10 Mei, ini merupakan inisiatif Partai Gerindra dan ketuanya, Bapak Prabowo Subianto dan telah dipersiapkan beberapa minggu sebelumnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Apakah akan ada agenda pertemuan lanjutan?</strong><br />
Para duta besar dari Uni Eropa akan terus melanjutkan pertemuan-pertemuan dengan para pimpinan politik lainnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Mengapa merasa perlu bertemu Prabowo?</strong><br />
Uni Eropa secara terus-menerus berupaya untuk lebih memperdalam kemitraan dengan Indonesia. Hal ini menuntut adanya interaksi secara regular dengan pemerintah, masyarakat madani dan lembaga-lembaga demokratis. Oleh karena itu, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya berinteraksi dengan pimpinan dan para anggota dari semua partai politik yang terwakili di DPR.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Apa saja yang dibicarakan?</strong><br />
Diskusi mencakup berbagai topik, termasuk tentang kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa seperti perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang tengah berlangsung, tentang perkembangan politik seperti pilkada Jakarta, serta tentang pentingnya mempertahankan toleransi dan pluralisme.</div>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 14px;">- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/104729/wawancara-vincent-guerend-indonesia-harus-pertahankan-pluralisme/2017-05-15#sthash.ep2URqUo.dpuf</span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Benarkah dalam pertemuan itu Uni Eropa meminta komitmen Prabowo, Anies, dan Sandi untuk menjaga pluralisme?</strong><br />
Sebagaimana disebutkan dalam pernyataan Delegasi Uni Eropa tentang kebebasan beragama dan kepercayaan dan kebebasan berekspresi yang diterbitkan pada tanggal 9 Mei, kami mengimbau agar pemerintah Indonesia, lembaga-lembaga dan warga Indonesia untuk senantiasa mempertahankan tradisi toleransi dan pluralisme.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Hanya kepada mereka?</strong><br />
Menurut kami, ini termasuk juga partai-partai politik serta pemerintah daerah. Substansi dari pernyataan itu kami sampaikan dan diskusikan dengan yang menjadi tuan rumah acara pertemuan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Bagaimana respons Anies-Sandi soal imbauan menjaga komitmen terhadap tradisi toleransi dan pluralisme?</strong><br />
Kalau soal itu lebih baik ditanya kan langsung saja kepada mereka.(P-1)</div>
<span face=""open sans" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 14px;">- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/104729/wawancara-vincent-guerend-indonesia-harus-pertahankan-pluralisme/2017-05-15#sthash.ep2URqUo.dpuf</span>Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-10506466701598676702021-03-10T09:21:00.001-08:002021-03-10T09:21:28.942-08:00bwat yang mo baca gurita cikeas n makin mengGURITA (3)<div style="color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; text-align: justify;">
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: cyan; font-size: x-large;">RIP</span></strong></div><div style="color: #535353; font-family: arial; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: center;"><strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: cyan; font-size: x-large;">vendetta from the cemetery: https://news.detik.com/berita/d-5482445/klb-demokrat-tetapkan-moeldoko-ketum-marzuki-alie-ketua-dewan-pembina <a href="https://news.detik.com/berita/d-5482445/klb-demokrat-tetapkan-moeldoko-ketum-marzuki-alie-ketua-dewan-pembina">KLB Demokrat Tetapkan Moeldoko Ketum, Marzuki Alie Ketua Dewan Pembina</a> </span></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;"><strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><a href="https://inilah.com/news/2590473/pengamat-nilai-kepemimpinan-ahy-seperti-bom-waktu">Pengamat Nilai Kepemimpinan AHY Seperti Bom Waktu</a><br /></strong></div><div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;"><a href="https://inilah.com/news/2590432/pengurus-pd-hasil-klb-berpeluang-dikukuhkan">Pengurus PD Hasil KLB Berpeluang Dikukuhkan</a><br /></div><div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta beritasatu</strong> - George Junus Aditjondro aktivis dan penulis buku kontroversial "Membongkar Gurita Cikeas" meninggal dunia pada usia 70 tahun di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu pagi (10/12) pukul 04.45 WIB atau 05.45 WITA.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Andreas Harsono, jurnalis dan peneliti <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Human Right Watch</em> (HRW) Indonesia, yang juga menjadi rekan sekaligus mantan murid George Junus Aditjondro mendapatkan kabar duka tersebut pada pukul 05.00 WIB dari salah satu asisten almarhum.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Meninggal pagi ini waktu Palu. Dia dua hari lalu bangun pagi muntah, lantas dibawa ke rumah sakit di Palu dan hari ini meninggal. George memang sudah kena stroke cukup lama, dia masuk rumah sakit di Yogyakarta dan sempat koma," kata Andreas Harsono saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu pagi.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Andreas mengatakan kepergian George yang pernah menjadi wartawan Tempo itu sangat mengejutkan karena mereka masih melakukan kontak pada Jumat (9/12) untuk membicarakan acara seminar yang akan dihadiri Andreas pada pertengahan bulan ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Terakhir kontak kemarin, dia susah ngomong jadi bicara lewat asisten yang meminta saya datang ke Palu pada tanggal 19 Desember. Dia memang tidak ngomong langsung, bisa bicara tapi agak sulit, jadi bicara lewat Ferry (asistennya), intinya dia senang saya mau datang seminar. Saya juga tak menyangka dia meninggal hari ini," ujar Andreas.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Andreas mengutarakan bahwa Indonesia kehilangan seorang tokoh cendekiawan yang rajin menulis tentang Indonesia. Menurut Andreas, George juga sosok kritis dan berani karena mengritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari 1995 hingga 2002. Ia dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Dia cendekiawan dan penulis yang rajin. Dia aktivis yang mendirikan lebih dari 20 organisasi di seluruh Indonesia dari Pulau Jawa hingga Papua," ucapnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
George di mata Andreas seorang intelektual istimewa yang pernah menulis berbagai macam daerah di Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<br style="font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="background-color: white; font-size: 15px;">
<br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;" /></div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
/WBP</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
ANTARA<br />
<br />
<div style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="font-weight: 700;">TEMPO.CO</span>, <span style="font-weight: 700;">Palu</span> - George Junus Aditjondro di mata rekan-rekannya sesama aktivis di Indonesia adalah sosok aktivis dan sosiolog yang terdidik, cerdik, pandai, rendah hati, dan mudah bergaul dengan siapa pun. Dalam kehidupan sehari-harinya, baik di kampung, kota, maupun kampus, George memiliki sikap yang sama hormatnya, kepada orang tua maupun anak muda.<br />
<br />
"Tapi, beliau tidak pernah hormat terhadap kekuasaan pemerintah yang menindas," kata Chalid Muhammad, seorang aktivis, saat di tempat duka kepada <em>Tempo</em>, Sabtu, 10 Desember 2016.<br />
<br />
Chalid yang juga Penasihat Senior Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu mengatakan karakter George, sejak zaman Soeharto, yang dikenalnya adalah sosok pemberani. “Saya mengenal beliau, ketika saat itu beliau terpaksa meninggalkan Indonesia pergi ke Australia karena terkena pasal makar yang tidak beliau lakukan,” katanya.<br />
<br />
Beberapa aktivis di Jakarta, saat itu harus menjemput George di bandara untuk mau balik ke Jakarta. Menurut dia, George adalah sosok yang mempunyai insting investigatif yang sangat kuat.</div>
<div id="div-gpt-ad-1466758682693-7" style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; text-align: start;">
</div>
<br style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; text-align: start;" />
<br />
<div style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
Menurut Chalid, George adalah orang yang mudah sekali merangkai fakta yang satu dengan fakta yang lain menjadi <em>puzzle</em> atau gambar yang lengkap. Hasilnya adalah sejumlah tulisan dengan hasil yang kuat.<br />
<br />
Tulisan-tulisan George, selain kuat dengan data dan analisis, tidak provokatif. Chalid menuturkan, investigasi korupsi yang merupakan kekuatan dari George, mengharuskan gaya tulisan seperti itu, sehingga mudah dimengerti banyak orang.<br />
<br />
“Saya kira itulah kesan yang terkuat dari George. Kekuatan investigasi George itu bahkan bisa menginspirasi orang lain, seperti dalam konteks Lore Lindu yang pernah menjadi tulisannya. Saya kira, sebelum aktivis menulis tentang Lore Lindu, di Poso itu, George sudah memulainya. Kadang-kadang investigasinya itu selangka di depan dari yang lainnya,” kata Chalid.<br />
<br />
George juga pernah menetap di wilayah Papua, dengan teman-teman YPMD untuk Papua. Di zaman Soeharto, ia juga pernah membicarakan masalah transmigrasi. Padahal saat itu orang takut berkomentar tentang transmigrasi. "Namun George, bisa dengan tajam menulis komentar-komentar soal analis tentang transmigrasi," ujar Chalid.<br />
<br />
George, telah menerima kalpataru dari pemerintah karena konsistensi perjuangannya. Namun ketika dia melihat ada kritik yang kuat terhadap kementerian dan pemerintah pada waktu itu, penghargaan kalpataru tersebut dia kembalikan.<br />
<br />
Kini, George, telah tiada. George Junus Aditjondro meninggal pada Sabtu, 10 Desember, pukul 05.45 Wita, di Rumah Sakit Bala Keselamatan, di Jalan Woodward, Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, di usia 70 tahun. Selamat jalan kawan, perjuanganmu akan selalu kami kenang.<br />
<br />
<span style="font-weight: 700;">AMAR BURASE</span></div>
</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
🙏</div>
<div style="background-color: white; font-size: 15px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">A scandal-plagued Indonesian bank, now in the hands of a controversial Japanese company, was sold to its new owners for virtually nothing, adding another layer of intrigue to the long saga of what was once the notorious Bank Century. It is now doing business as PT Bank J Trust Indonesia TBK. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The result, since Century’s founding in 1989, is the disappearance of the equivalent of more than US$1 billion from Indonesia’s treasury – including the equivalent of US$245.2 million paid and forgiven to J Trust to take over the bank, with the potential for criminal action against officials all the way up to the top of the government.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Bank Century virtually collapsed almost nine years ago, its demise and bailout ensnaring cabinet ministers, with hundreds of millions of dollars stolen and moved overseas, and leading to questions of impropriety directed against the government and President Susilo Bambang udhoyono.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">Clouds over the operation</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">When it became Bank Mutiara in 2009, the clouds didn’t lift. By then it was under the administration of the Indonesian Bank Insurance Corporation, a quasi-autonomous government organization more widely known by its Indonesian acronym LPS. Indonesian sources say concern was growing among Yudhoyono’s allies about the rat’s nest that would be found inside Bank Mutiara once a new administration came into office, and they were determined to get it off the books of the agency before President Joko Widodo took office.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The LPS went in search of buyers in 2014. Although it was offered to 18 would-be purchasers, it found few takers and the bank was eventually sold Tokyo-based J Trust Co. in a transaction that appears to have been anything but arms-length. The sale in fact appeared to be structured so that J Trust was the only bidder, with preferential, predetermined terms. The Japanese concern renamed it Bank J Trust after supposedly agreeing to pay US$368.0 million in cash under Indonesian Financial Services Authority law.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">But the records make it look like J Trust actually paid only 6.8 percent of that amount, or US$24.14 million upfront, and that was 33 days after the alleged sale date. According to an exhaustive examination of both J Trust’s books and LPS records, it appears that the LPS, Bank Sentral Republik Indonesia – the central bank – and several other government agencies were complicit in the transaction. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">CEO with a checkered past</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">J Trust Group is a Japanese financial services provider headed by Nobuyoshi Fujisawa, who, among other things, had been an executive with various subsidiaries of Livedoor, a Japanese Internet service provider that went belly-up spectacularly in 2006 amid charges of market manipulation, securities fraud and false accounting procedures.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">According to records in Japan, Fujisawa was the President of Livedoor Credit Co Ltd, Livedoor Services Co, Livedoor Factoring Co Ltd and Kazaka Services, now Partir Services Ltd. J Trust purportedly specialized in buying up distressed bankrupt concerns like Takefuji Corp., another consumer lending company that went under in 2010 with the equivalent of US$5.1 billion in liabilities. J Trust has emerged as a rebranded Southeast Asian vulture fund.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The Tokyo-based group shares a bewildering pretzel palace of cross shareholdings with APF Financial, Showa Holdings Ltd, Wedge Holdings Co., Ltd, Group Lease PCL, PT Bank J Trust Indonesia TBK and the Thailand-based Group Lease. Mitsujo Konoshita, the chairman and chief executive of Group Lease was recently fined the astonishing equivalent of US$37.1 million by Japan’s financial regulator for stock manipulation of Wedge Holding shares in 2013.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">US Commerce chief among shareholders</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Other major shareholders include Taiyo Pacific Funds, Invesco, the California Public Employees Retirement System (CalPERS), Saikyo Bank and WL Ross CG Partners. The W L Ross is Wilbur Ross, the secretary of commerce in the Trump administration.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">As <a href="http://www.asiasentinel.com/econ-business/indonesia-rogue-bank/" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0.3); box-sizing: border-box; color: red; text-decoration-line: none;">Asia Sentinel reported on April 10</a>, it was publicly announced by the Indonesian government that J Trust had bought Bank Mutiara and paid the equivalent of US$368 million for 99.996 percent of it. But no mention of cash payment of that amount has appeared in any of J Trust’s financial statements over the past three years. Under Financial Services Authority and LPS law, J Trust was required to pay the US$368 million in cash in full at the time of purchase. However, LPS records show that J Trust paid only the equivalent of US$24.14 million down with a promise to cover future losses for a set period of time.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Bank Indonesia then arranged for a sharia loan promissory note through the Deposit Insurance Corporation for the remainder. In 2016, according to LPS records, the insurance corporation wrote down Rp3.065 trillion (US$230.65 million) on the sharia promissory note. That means the note was never paid and J Trust was virtually given Bank Mutiara in exchange for covering the flailing bank’s losses from Nov. 20, 2014 onward, up to a capped amount within three to five years. Those losses amounted to US$151.8 million as of December 31, 2016.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">No record of the payment</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">There is no record, either in J Trust’s annual reports, or in the LPS’s records, that the sharia loan or the upfront US$368 Conditional Share Purchase Agreement (“CPSA”) purchase price proceeds have ever been paid by J Trust in cash. Over a period of weeks, Asia Sentinel has asked the LPS in a series of emails for the details of the sale, without ever receiving an adequate explanation of what happened. After a series of emails that produced no substantive responses, the editors of Asia Sentinel decided to go ahead with the story. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Asia Sentinel has also repeatedly sought to get J Trust to provide details of its payment for the bank. After three emails to J Trust’s international public relations representative Keiko Nishihara, J Trust’s lawyers Nishimura and Asahi of Tokyo delivered an unusual response:</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">“Your inquiries in your said emails are pertaining to matters that may relate to the pending disputes in which J Trust has been involved; therefore, J Trust has no intention to answer your inquiries regarding any details.”</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">That was followed up on May 26 with a letter from J Trust’s Hong Kong-based lawyers Linklaters threatening libel action.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Subsequent emails to Linklaters as well as, Nishimura, Asahi and the LPS have been met with silence. There has also been no response from J Trust or the LPS on when the Conditional Share Purchase Agreement with J Trust expires. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">In the meantime, J Trust Group has been hemorrhaging cash flow, pouring US$217 million into what is now Bank J Trust Indonesia, continuing into March 2017. That is after allegedly agreeing on paper to pay what was said to be the highest multiple on a book value basis in Southeast Asian history for a bank in a non-competitive and non-transparent and seemingly fraudulent LPS sale process.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">Major paper loss</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The cumulative book value write-down for J Trust indicates a 65.2 percent paper loss on investment so far. That raises questions why J Trust bought the Bank in the first place. The silence by the group and Fujisawa leaves no answers to that or a long string of other questions.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">For instance, in its March 31, 2017 Annual Report, J Trust says that in October 2016, the board of directors passed a resolution to acquire the shares of DH Savings Bank, based in Busan, South Korea.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">“After six months since we entered into a share acquisition agreement, the (sic. South Korean) Financial Authority was still not ready to accept the company’s application for becoming a major shareholder. The company accordingly cancelled the agreement and aborted the share acquisition plan.”</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">No record of Korean acquisition attempt</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">However, as <a href="http://www.asiasentinel.com/econ-business/j-trust-group-mystery/" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0.3); box-sizing: border-box; color: red; text-decoration-line: none;">Asia Sentinel reported on May 4,</a> a spokeswoman for South Korea’s financial authority said the agency had no record of an application to take over DH Savings, and DH Savings refused any comment. That raises the question whether the whole DH Savings exercise was merely an attempt at window-dressing to inflate J Trust’s less than impressive earnings and operating losses from FY2014 through FY2017.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Then there is the matter of J Trust’s accounting standards. In the same report announcing the mysterious cancellation of the DH Savings transaction, J Trust announced it was switching from the Japan Generally Accepted Accounting Principles, or J-GAAP, to International Financial Standards, or IFRS, which is generally looked upon as a sensible move because it standardizes J Trust’s accounting with a single set of standards developed and maintained by the International Accounting Standards Board on a globally consistent basis.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">But fortuitously for J Trust, switching over to IFRS eliminated the three-month timing difference in account closing for its two Indonesian subsidies, Bank JTrust Indonesia and J Trust Investments, reflecting 15 months of operating revenue rather than 12 months and increasing operating revenue by 25 percent. It has also substantiated J Trust’s attempts to write off massive goodwill numbers over an extended period. Shades of Takefuji resound.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">According to its adjusted Fiscal Year 2017 reports, J Trust lost the equivalent of another US$13 million on its Thailand-based Group Lease motorcycle lending operation after a US$11.5 million gain on the sale of shares of the Indonesia-based Bank Mayapada. Along with previous losses, Group Lease has an implied total stock price loss of 38.4 percent on J Trust’s US$220 million investment in Group Lease since May of 2015.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">Accounting legerdemain documents profit</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"> Nonetheless, through a series of accounting adjustments, Group Lease managed to document US$ 28.98 million in net income for 2016, or did until the global accounting firm, E&Y, qualified its FY2016 accounts, causing its market capitalization on the Stock Exchange of Thailand to nosedive by US$2.2. billion in 90 days, from THB69.75 per share to THB12.40, a decline of 82.22 percent. In its own non-audited reports, J Trust said the qualifications “are not material” but its share price along with Wedge Holdings, Showa Holdings and APF Holdings has plummeted since February 14 in a Japanese version of a Valentine’s Day massacre.</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">None of this has managed to bolster J Trust’s stock price on the Tokyo Stock Exchange, falling from ¥14000 on Feb.16 to ¥809 on June 9, a 42.2 percent drop and the biggest including 2013, when the shares fell by 53.8 percent after J Trust’s ¥97 billion rights offering. The J Trust saga continues through today as Fujisawa’s accountants continue to adjust book losses.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🐆</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F23%2F09251321%2Fanas.urbaningrum.pemimpin.yang.harusnya.jadi.tuntunan.malah.jadi.tontonan.rakyat&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 79px; position: absolute; top: -44px;"><br /></div>
— Kicauan akun Twitter mantan Ketua Umum <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Partai%20Demokrat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Partai Demokrat</a> Anas Urbaningrum, @anasurbaningrum, mendadak ramai ditanggapi <em style="box-sizing: border-box;">netizen</em>.<br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Dengan tanda bintang bertuliskan admin, pengelola akun tersebut mengunggah foto tulisan tangan Anas. Tulisan berbahasa Jawa itu berisikan tujuh poin falsafah Jawa, yakni:</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">1. Ya Allah</em>,<em style="box-sizing: border-box;"> bimbing para pemimpin kami untuk 'ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani'</em>."</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Kalimat tersebut merupakan falsafah Jawa yang artinya memohon bimbingan agar pemimpin jika di depan memberi suri teladan, jika di tengah pemimpin membaur dengan rakyatnya untuk menyemangati, dan jika di belakang pemimpin memberi dorongan motivasi yang kuat kepada rakyatnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2017/01/22/16073711/tanggapi.kicauan.sby.jokowi.kita.harus.bangun.budaya.sopan.dan.santun" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Tanggapi Kicauan SBY, Jokowi: Kita Harus Bangun Budaya Sopan dan Santun</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">2. Ya Allah, jangan sampai terjadi 'mestine dadi tuntunan malah dadi tontonan'</em>."</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Artinya, jangan sampai yang mestinya menjadi tuntunan malah jadi tontonan rakyat karena perbuatan yang tak semestinya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">3. Ya Allah, jauhkan kami dari pekerti 'ono ngarep ewuh-ewuhi, ono mburi ngegol-egoli'</em>."</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Artinya di depan menghalangi, di belakang malah menjadi beban.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">4. Ya Allah, ingatkan kami bahwa 'ajining diri ono ing lathi, ajining diri ono ing cuitan'.</em>"</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Artinya, harga diri itu ada di ucapan, harga diri itu ada di kicauan.</div>
<div class="SandboxRoot is-touch env-bp-350" data-twitter-event-id="0" style="background: 0px 0px; color: #1c2022; direction: ltr; font-family: Helvetica, Roboto, "Segoe UI", Calibri, sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: normal; line-height: 1.4; position: relative; text-align: left; white-space: initial;">
<div class="EmbeddedTweet EmbeddedTweet--mediaForward media-forward js-clickToOpenTarget js-tweetIdInfo" data-click-to-open-target="https://twitter.com/anasurbaningrum/status/822980728665370624" data-dt-abbr="%{number}%{symbol}" data-dt-am="AM" data-dt-full="%{hours12}:%{minutes} %{amPm} - %{day} %{month} %{year}" data-dt-h="h" data-dt-hour="hour" data-dt-hours="hours" data-dt-long="%{day} %{month} %{year}" data-dt-m="m" data-dt-minute="minute" data-dt-minutes="minutes" data-dt-months="Jan|Feb|Mar|Apr|May|Jun|Jul|Aug|Sep|Oct|Nov|Dec" data-dt-now="now" data-dt-pm="PM" data-dt-s="s" data-dt-second="second" data-dt-seconds="seconds" data-dt-short="%{day} %{month}" data-iframe-title="Twitter Tweet" data-scribe="page:tweet" data-tweet-id="822980728665370624" data-twitter-event-id="1" id="twitter-widget-0" lang="en" style="border-radius: 4px; border: 0px; cursor: pointer; max-width: 520px; overflow: hidden;">
<br />
<article class="MediaCard MediaCard--mediaForward customisable-border" data-scribe="component:card" dir="ltr"><div class="MediaCard-media" style="background-color: #f5f8fa; overflow: hidden; position: relative; width: 500px;">
<span class="u-hiddenVisually" style="border: 0px; clip: rect(1px, 1px, 1px, 1px); height: 1px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; width: 1px;">View image on Twitter</span></div>
</article><br />
<div class="EmbeddedTweet-tweet" style="border-color: rgb(225, 232, 237); border-image: initial; border-radius: 0px 0px 4px 4px; border-style: solid; border-width: 0px 1px 1px; padding: 14.4px 20px 11.6px;">
<blockquote cite="https://twitter.com/anasurbaningrum/status/822980728665370624" class="Tweet h-entry js-tweetIdInfo subject expanded is-deciderHtmlWhitespace" data-scribe="section:subject" data-tweet-id="822980728665370624" style="border: none; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="Tweet-header u-cf" style="padding-left: 45px; position: relative; white-space: nowrap;">
<div class="TweetAuthor" data-scribe="component:author" style="line-height: 0; margin-top: 2px; max-width: 100%; overflow-wrap: normal; overflow: hidden; text-overflow: ellipsis; word-wrap: normal !important;">
<br /></div>
</div>
<div class="Tweet-body e-entry-content" data-scribe="component:tweet" style="margin-top: 14px;">
<ul aria-label="Tweet actions" class="Tweet-actions" data-scribe="component:actions" role="menu" style="border: none; list-style: none; margin: 8.4px 0px 0px; padding: 0px;">
<li class="Tweet-action" style="display: inline-block; margin-left: 14px;"></li>
</ul>
</div>
</blockquote>
</div>
</div>
<div class="resize-sensor" style="bottom: 0px; inset: 0px; left: 0px; overflow: hidden; position: absolute; right: 0px; top: 0px; visibility: hidden; z-index: -1;">
<div class="resize-sensor-expand" style="bottom: 0px; inset: 0px; left: 0px; overflow: hidden; position: absolute; right: 0px; top: 0px; visibility: hidden; z-index: -1;">
<div style="height: 564px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; transition: all 0s ease 0s; width: 510px;">
</div>
</div>
<div class="resize-sensor-shrink" style="bottom: 0px; inset: 0px; left: 0px; overflow: hidden; position: absolute; right: 0px; top: 0px; visibility: hidden; z-index: -1;">
<div style="height: 1107.13px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; transition: all 0s ease 0s; width: 1000px;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">5. Ya Allah, jauhkan para pemimpin kami dari 'JARKONI biso ngajar ora biso nglakoni'.</em>"</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Artinya, bisa mengajari, tetapi tak bisa melakukan apa yang diajarkan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">6. Ya Allah, jangan lupakan kami dari petuah leluhur 'ojo metani alaning liyan'</em>."</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Artinya, jangan mencari keburukan orang lain.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">7. Ya Allah, jangan ubah 'lengser keprabon madeg pandhito</em><em style="box-sizing: border-box;">menjadi lengser keprabon madeg CAKIL'.</em>"</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Artinya, setelah berkuasa berubah menjadi orang yang terhormat, setelah berkuasa menjadi orang yang buruk.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2017/01/20/15333981/akun.twitter.sby.ya.allah.negara.kok.jadi.begini." style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Akun Twitter SBY: Ya Allah, Negara Kok Jadi Begini...</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Menanggapi hal itu, I Gede Pasek Suardika selaku politisi yang dekat dengan Anas mengaku tak mengetahui siapa yang disasar Anas melalui tulisan berisikan tujuh falsafah Jawa tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Pasek mengatakan, biasanya, Anas memang menyampaikan sesuatu kepada pengelola akun Twitter-nya untuk mengeluarkan kicauan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Kicauan Anas, kata Pasek, biasanya juga menanggapi hal yang ramai terjadi di Twitter sebelumnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Saat ditanya apakah kicauan Anas itu mengarah kepada Presiden keenam RI <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Susilo%20Bambang%20Yudhoyono" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a> (SBY) yang baru saja kicauannya soal <em style="box-sizing: border-box;">hoax</em> ramai ditanggapi <em style="box-sizing: border-box;">netizen</em>, Pasek hanya tertawa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"Kalau itu saya tidak tahu, tetapi bisa jadi beliau (Mas Anas), kicauannya, merespons isu yang tengah hangat di Twitter," kata Pasek, saat dihubungi, Senin (23/1/2017) pagi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"Isinya bagus juga, tentang falsafah Jawa. Pastinya bisa dimaknai orang yang membacanya," ujar Pasek.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Akun resmi Presiden keenam RI <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Susilo%20Bambang%20Yudhoyono" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a>, @SBYudhoyono, mengunggah <em style="box-sizing: border-box;">tweet</em> curhat kepada Tuhan, Jumat (20/1/2017). Curhat itu terkait fitnah yang dianggapnya merajalela belakangan ini.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Pada akhir <em style="box-sizing: border-box;">tweet</em> tertulis *SBY* atau tanda bahwa <em style="box-sizing: border-box;">tweet</em> ditulis langsung oleh SBY.</div>
<twitterwidget class="twitter-tweet twitter-tweet-rendered" data-tweet-id="822980728665370624" id="twitter-widget-0" style="box-sizing: border-box; display: block; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; max-width: 100%; min-width: 220px; position: static; text-align: start; transform: rotate(0deg); visibility: visible; width: 500px;"></twitterwidget><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*</em>," demikian <em style="box-sizing: border-box;">tweet</em> tersebut.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-size: 15px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">👀</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Bareskrim Polri memeriksa mantan Kepala Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka DKI Jakarta <a href="http://news.liputan6.com/read/2832490/bareskrim-polri-pemanggilan-sylviana-murni-untuk-klarifikasi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Sylviana Murni">Sylviana Murni</a> terkait dugaan korupsi dana bantuan sosial. Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Agus Yudhoyono itu diperiksa selama sekitar 7 jam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Wanita yang akrab disapa Sylvi itu hadir sekitar pukul 07.53 WiB dan selesai pemeriksaan pukul 15.29 WIB. Dalam kesempatan itu, dia sempat menjelaskan ikhwal pemanggilannya.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2832857::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; text-align: start; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://photo.liputan6.com/news/diperiksa-7-jam-sylviana-murni-pasang-wajah-datar-di-bareskrim-2832822" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Diperiksa 7 Jam, Sylviana Murni Pasang Wajah Datar di Bareskrim</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2832533/sylvi-diperiksa-masinton-pdip-sebut-komentar-ahy-kekanak-kanakan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Sylvi Diperiksa, Masinton PDIP Sebut Komentar AHY Kekanak-kanakan</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2832490/bareskrim-polri-pemanggilan-sylviana-murni-untuk-klarifikasi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Bareskrim Polri: Pemanggilan Sylviana Murni untuk Klarifikasi</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
"Saya jelaskan, saya sampaikan dalam surat ini ada nama saya, tapi di sini ada kekeliruan yaitu tentang pengelolaan <a href="http://news.liputan6.com/read/2832490/bareskrim-polri-pemanggilan-sylviana-murni-untuk-klarifikasi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="dana bansos">dana bansos</a> Pemrov DKI Jakarta. Padahal itu bukan dana bansos, tetapi ini adalah dana hibah," ucap Sylvi, di gedung Ombudsman, Jakarta, Jumat (20/1/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Setelah itu, ia tidak mau menjawab pertanyaan awak media. Mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu memilih bungkam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Sylviana Murni diperiksa terkait dugaan korupsi dana bantuan sosial saat dirinya menjabat sebagai Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka DKI Jakarta 2014. Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Erwanto Kurniadi membenarkan pihaknya mengeluarkan surat panggilan terhadap Sylviana.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Surat pemanggilannya tersebut bernomor: 8/PK-86/I/2017/Tipikor tanggal 18 Januari 2017 dan ditandatangani oleh Direktur Tindak Pidana <a href="http://news.liputan6.com/read/2832490/bareskrim-polri-pemanggilan-sylviana-murni-untuk-klarifikasi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Korupsi">Korupsi</a> Polri Brigjen Akhmad Wiyagus. Pemanggilan mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan Nomor: Sprin.lidik/04/I/2017/Tipidkor tanggal 6 Januari 2017 sesuai Laporan Informasi Nomor: LI/46/XI/2016/Tipidkor tanggal 24 November 2016.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
💣</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-size: 15px;">
<strong><br /></strong>
<strong><br /></strong>
<strong>DEPOK jpnn</strong> - Meski telah menghirup udara bebas sejak 10 November lalu, status Mantan Ketua KPK Antasari Azhar sejatinya masih narapidana. Jika salah melangkah, terpidana kasus pembunuhan berencana itu bisa dengan mudah kembali masuk bui.</div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Peringatan tersebut disampaikan Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin ketika diwawancara wartawan di Balai Sidang, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/11).</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Amir mengatakan, untuk menjaga status bebas bersyarat, Antasari mesti menjauhi hal-hal yang berpotensi menggangu posisinya.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
"Saran saya mudah-mudahan beliau bisa menikmati posisinya napi yang bebas bersyarat, dan kalau bisa menjauhi hal-hal, ucapan-ucapan atau pernyataan-pernyataan yang kemudian bisa menggangu posisinya sebagai narapidana bebas bersyarat," ujar Amir.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat itu menjelaskan, status Antasari bergantung pada penilaian balai pemasyarakatan atas perilakunya. Jika ada perbuatannya yang dianggap melanggar ketentuan, status bebas bersyarat bisa dicabut.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Karena itu, Amir menyarankan Antasari berhati-hati untuk tidak melontarkan pernyataan yang bisa membuat orang lain merasa dirugikan. </div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Pasalnya, orang tersebut bisa saja melaporkan dia ke balai pemasyarakatan.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
"Mudah-mudahan tidak ada orang yang terusik. Karena kalau ada orang yang terusik dia berhak mengadukan masalah itu kepada balai pemasyarakatan. Saya sangat mendoakan beliau sukses menjalankan statusnya dan jangan terganggu sehingga balai pemasyarakatan melalukan penilaian yang akan merugikan dirinya," demikian Amir.<br />
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif;">
Lebih lanjut Amir menilai, pembebasan bersyarat diberikan pemerintah tak ada hubungannya dengan kasus yang pernah dipegang Antasari saat di KPK.</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif;">
Menurut Amir, jika aparat hukum tetap ingin menindaklanjuti kasus yang pernah dipegang Antasari, kejaksaan, KPK maupun kepolisian harus memiliki bukti dan bukan hanya sekedar spekulasi semata. </div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif;">
"Apalagi kalau dalam proses penyelidikan nantinya malah mendeskreditkan pihak tertentu," pungkasnya.<strong> (rmol/dil/jpnn)</strong></div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; text-align: center;">
<strong>💣</strong><br />
<div style="text-align: left;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
JAKARTA (Pos Kota) – Calon gubernur Agus Yudhoyono, membantah dirinya mengumbar janji menghambur-hamburkan APBD. Program dana bantuan yang dijanjikan diberikan untuk warga Jakarta dan akan tepat sasaran.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
“Program bantuan yang saya tawarkan ada yang bersifat temporer, membantu masyarakat yang makan saja sulit,” kata Agus, usai melakukan gerilya di kawasan Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (29/12/2016). Pernyataan Agus ini sekaligus menjawab sindiran calon lain mengenai tema kampanye pasangan calon gubernur DKI nomor urut satu ini</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Agus mengungkapkan, ia ingin warga dibekali dengan berbagai keterampilan agar dapat mandiri menghidupi keluarganya. “Dengan keterampilan mereka akan berdikari untuk keluarga. Di samping itu, kita ingin mengurangi pengangguran dan memberi bantuan modal,” ujarnya.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
Untuk mekanisme penyalurannya, Agus memastikan semua melalui bantuan dana bergulir. Hal itu dilakukan agar dana yang nantinya diberikan ke masyarakat tidak diselewengkan.</div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-size: 16px;"><strong style="box-sizing: border-box;"></strong></span><br />
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
“Semuanya harus tepat sasaran, akuntabel dan dilakukan pendampingan agar dimanfaatkan untuk usaha dan bukan untuk hal lain,” imbuhnya. (julian/us)</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-align: center; text-rendering: optimizelegibility;">
👺</div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-size: 16px;"><strong style="box-sizing: border-box;"><br /></strong></span>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-size: 16px;"><strong style="box-sizing: border-box;">TEMPO.CO</strong></span><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #414141; font-size: 16px;">, </span><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-size: 16px;"><strong style="box-sizing: border-box;">Jakarta</strong></span><span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #414141; font-size: 16px;"> -Badan Pengawas Pemilu Jakarta menemukan sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Ketua Bawaslu Jakarta Mimah Susanti mengatakan pelanggaran terbanyak dilakukan oleh pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. "Ada 134 totalnya," kata Mimah, kemarin.</span><br />
<br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #414141; font-size: 16px;">Sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat melakukan pelanggaran sebanyak 58 kali dan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno 56 pelanggaran.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;" />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #414141; font-size: 16px;">Mimah mengatakan pelanggaran yang dilakukan beragam mulai dari kampanye membawa anak kecil, penggunaan fasilitas negara hingga kampanye di tempat ibadah. Bawaslu juga menemukan adanya dugaan politik uang yang dilakukan oleh pasangan Agus-Sylviana.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;" />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #414141; font-size: 16px;">Dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan nomor urut satu ini ditemukan oleh panitia pengawas pemilu Jakarta Utara pada pertengahan bulan lalu. Pada saat Agus sedang kampanye tertutup di GOR Jakarta Utara, 13 November lalu, anak dari mantan presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini menjanjikan Rp 1 miliar per RW jika terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta. Agus menyatakan bakal mengalokasi dana yang bersumber dari APBD itu untuk memberdayakan komunitas RT/RW.</span><br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #414141; font-size: 16px;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe5VTtpFvqfyohG8LxRcN3_dtU0JV0sUO16QMXFWcy4K02oaxIEggN_1Z-cmfwbisCllC3XkEw2ZQ7n9j5v9sOqZMllVU3ovm-kfHkvyxbtzwxyDqVa3RrYJy-vgFbq0nnepFBCtc4ziM/s1600/Rat-icon.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe5VTtpFvqfyohG8LxRcN3_dtU0JV0sUO16QMXFWcy4K02oaxIEggN_1Z-cmfwbisCllC3XkEw2ZQ7n9j5v9sOqZMllVU3ovm-kfHkvyxbtzwxyDqVa3RrYJy-vgFbq0nnepFBCtc4ziM/s1600/Rat-icon.png" /></a></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM</strong> - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta menyatakan, program Rp 1 miliar per RW yang dicanangkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, sebagai politik uang.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Oleh karena itu, program tersebut dianggap sebagai salah satu pelanggaran kampanye.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti menjelaskan, rencana program Rp 1 miliar per RW dikategorikan sebagai politik uang karena program tersebut tidak tercantum dalam visi dan misi yang dilaporkan Agus-Sylvi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Apa yang disampaikan Pak Agus saat itu tidak tercatat dalam visi misi," kata Mimah di Hotel Grand Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Meski dinyatakan sebagai politik uang, Mimah menyatakan tidak ada unsur tindak pidana dalam program Rp 1 miliar per RW yang dijanjikan Agus-Sylvi.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Oleh karena itu, pelanggaran tersebut dilaporkan ke KPU DKI sebagai pelanggaran administrasi.</div>
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #414141; font-size: 16px;"></span><br />
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Kami (Bawaslu) duga ada dugaan pelanggaran administrasinya. Maka, dugaan itu kami teruskan pada KPUD. Sanksinya kami serahkan pada KPUD," kata Mimah. <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">(Kompas.com/ Alsadad Rudi)</strong></div>
</div>
</div>
</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-68414849808980322412021-03-02T22:20:00.001-08:002021-03-02T22:20:32.004-08:00keyakinan TINGGI lawan kepicikan TINGGI<div class="ingress">
<div class="special-story-byline" style="box-sizing: border-box; line-height: 30px; margin: 40px auto 0px; max-width: 800px; padding: 0px; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;"><a href="https://news.detik.com/berita/d-5399807/ketua-pansus-banjir-sebut-anies-terbelenggu-janji-politik?tag_from=wp_hl_terkait">Ketua Pansus Banjir Sebut Anies Terbelenggu Janji Politik</a></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;"><a href="https://www.kompas.tv/article/149119/giring-normalisasi-era-ahok-dihapus-tapi-naturalisasi-malah-tak-dikerjakan-anies">Giring: Normalisasi Era Ahok Dihapus, tapi Naturalisasi Malah Tak Dikerjakan Anies</a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;"><a href="https://news.detik.com/berita/d-5399789/sindiran-filosofi-penanganan-banjir-dari-djarot-ke-anies-baswedan?tag_from=news_mostpop">Sindiran Filosofi Penanganan Banjir dari Djarot ke Anies Baswed</a></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;"><a href="https://news.detik.com/berita/d-5392842/ini-saran-ahok-biar-jakarta-nggak-banjir?tag_from=news_mostcomment">Ini Saran Ahok Biar Jakarta Nggak Banjir</a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;"><a href="https://news.detik.com/foto-news/d-5396194/kampung-pulo-yang-kini-bebas-banjir-berkat-tanggul-era-ahok">Kampung Pulo yang Kini Bebas Banjir Berkat Tanggul Era Ahok</a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;"><a href="https://www.kompas.tv/article/148969/hasto-ungkap-menteri-pu-marah-marah-karena-susah-kerja-sama-dengan-anies-tangani-banjir-jakarta"><b><span style="font-size: large;">Hasto Ungkap, Menteri PU Marah-Marah karena Susah Kerja Sama dengan Anies Tangani Banjir Jakarta</span></b></a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: left;"><a href="https://m.merdeka.com/jakarta/ray-rangkuti-interpelasi-terhadap-anies-agar-warga-jakarta-tahu-apa-masalah-banjir.html">Ray Rangkuti: Interpelasi Terhadap Anies Agar Warga Jakarta Tahu Apa Masalah Banjir</a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: left;"><a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/20/11395271/anies-200-rt-di-jakarta-terdampak-banjir">Anies : 200 RT di Jakarta Terdampak Banjir </a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: left;"><a href="https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/03/13044721/kasus-di-jakarta-masih-tinggi-setelah-setahun-covid-19-epidemiolog-anies">Kasus di Jakarta Masih Tinggi Setelah Setahun Covid-19, Epidemiolog: Anies Lebih Sibuk Berpolemik dengan Pusat </a><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="box-sizing: border-box; color: #151515; font-family: "helvetica neue bold", helvetica, sans-serif; font-weight: 400; line-height: 1.1; margin: 0px 0px 35px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "miller display bold" , "georgia" , serif; font-size: x-small; margin: 0px; padding: 0px 10px;">By Ben Geier</span><span style="font-size: x-small;"><br /></span><span style="box-sizing: border-box; font-family: "miller display italic" , "georgia" , serif; font-size: x-small; margin: 0px; padding: 0px;">fortune: The racial fears and economic frustration surrounding Trump’s political momentum do not form in a vacuum. Here’s h<span class="s1" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">ow the angry white tornado formed, and where it goes next.</span></span><span style="font-size: x-small;">When the 2016 election is over—when the months of debates, nonsensical Tweets, and bizarre news appearances have faded into the annals of history—many will try to pinpoint the moment that best summarized the mood of the country in 2015 and 2016; the one event that encapsulated the emotions that have enveloped the American electorate as they watched nearly two dozen people try to succeed Barack Obama as president of the United States.</span><span style="font-size: x-small;">Here’s one contender. During a Fox Business Network Republican debate in South Carolina in January, just a few weeks before the Iowa caucuses, moderators asked Donald Trump about South Carolina Governor Nikki Haley’s response to President Obama’s State of the Union, where she cautioned voters from being drawn like moths to “the angriest voices.” Amid Trump’s usual bluster was a potent message that has resonated with his supporters:</span><span style="font-size: x-small;">“I’m very angry because our country is being run horribly and I will gladly accept the mantle of anger. Our military is a disaster. Our healthcare is a horror show. Obamacare, we’re going to repeal it and replace it. We have no borders. Our vets are being treated horribly. Illegal immigration is beyond belief. Our country is being run by incompetent people. And yes, I am angry. And I won’t be angry when we fix it, but until we fix it, I’m very, very angry. And I say that to Nikki. So when Nikki said that, I wasn’t offended. She said the truth. One of your colleagues interviewed me. And said, well, she said you were angry and I said to myself, huh, she’s right. I’m not fighting that. I didn’t find it offensive at all. I’m angry because our country is a mess.”</span><span style="font-size: x-small;">If anything, Donald Trump’s diverse range of backers are united by their anger. They’re angry at big companies for moving overseas and taking jobs with them. They’re angry at banks for offering predatory loans and not being there to help clean up the mess. They’re angry that they can’t seem to lead the middle class lives their parents and grandparents enjoyed.</span><span style="font-size: x-small;">Trump has offered voters a simple way to channel that rage. He provides a litany of targets—immigrants, Muslims, refugees, Democrats—and he tells these people that their anger is okay, that it’s understandable, and that even if no one else with power is going to feel that anger alongside them, he will.</span><span style="font-size: x-small;">We’ve seen this before, notes sociologist Michael Kimmel, who is the author of <span style="box-sizing: border-box; font-family: "miller display italic" , "georgia" , serif; margin: 0px; padding: 0px;">Angry White Men</span>, which traces the paths of marginalized men who turn to racism, misogyny, and homophobia. Kimmel notes that Trump “represents a long tradition” of populist politicians using race and national identity to win supporters, from William Jennings Bryan to Huey Long. Trump also invokes the nostalgia that populism thrives on, the idea that things were much better “back then.”</span><span style="font-size: x-small;">But this kind of anger doesn’t form in a vacuum. Here is how we got there.</span><span style="font-size: x-small;">
America’s Face Is Changing</span><span style="font-size: x-small;">In Trump’s first address as a political candidate—the one where he rode majestically down his golden elevator at Trump Tower in New York City and announced that he was running for President—the real estate mogul took aim at illegal immigrants from Mexico, stating plainly that those new arrivals brought crime with them and that many of them were rapists. Later, in the wake of terrorist attacks in Paris and San Bernadino, Calif., Trump issued a press release advocating for a ban on Muslim entry to the United States.</span><br />
<hr style="border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 35px; padding: 0px;" />
<hr style="border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 35px; padding: 0px;" />
<span style="font-size: x-small;">“I’m watching this circus unfold on the Republican side and [seeing] the amount of permission that people are feeling finally to express the deep and abiding racism and rage,” Kimmel says.</span><span style="font-size: x-small;">Trump’s focus on race has won him support from white supremacists, or “race realists,” as they refer to themselves. He got attention in the weeks leading up to his second place finish in the Iowa Caucuses when he retweeted a supporter with the handle “WhiteGenocideTM.” (“White genocide” is a term far-right Internet denizens use to describe the trend of increased immigration and multiculturalism in both Europe and the U.S.)</span><br />
<span style="font-size: x-small;">The Trump campaign did not respond to an e-mailed request for comment on this story.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Despite taking flack for the move, Trump didn’t delete the tweet.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Jarred Taylor, the founder and editor of American Renaissance and a dedicated white supremacist, recorded a robocall urging Iowa voters to support Trump in the caucuses. Taylor says that while he’s voted for Republicans in the past, Trump is the first one he’s actively campaigned for. Taylor is plain in his conviction that Trump is good for white Americans. “It’s his approach to immigration. That’s his No. 1 thing,” he says. “I’m sure that’s what is the central aspect of his appeal to most people who support him.”</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Taylor maintains that most people like to live near others who are like them. “We are supposed to be rejoicing at demographic change,” he says, but he and others like him don’t feel the joy.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">But America’s racial identity is changing, no matter how anyone feels about it. The share of America’s Hispanic population is expected to increase by 2030 in much of the country. And by the mid-2040s, white people will no longer constitute a majority in the country (but they will still be a plurality, and by a fairly healthy margin.) This is the result of several factors, including higher birth rates among minority communities and the expectation that immigration will continue apace in the U.S.</span><br />
<span class="s1" style="box-sizing: border-box; font-size: x-small; margin: 0px; padding: 0px;"><iframe class="responsive-iframe" frameborder="0" height="400" id="fortune-iframe-embed-93a42f3d18dbf6c0b8711dc1c5cee17eda5c9e8c" scrolling="no" src="https://datawrapper.dwcdn.net/D5V2i/1/?iframe_id=fortune-iframe-embed-93a42f3d18dbf6c0b8711dc1c5cee17eda5c9e8c" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 0px -25px; padding: 0px;" width="100%"></iframe></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Doug Holtz-Eakin, the president of the American Action Forum and the former director of the Congressional Budget Office, notes that often in the wake of a wave of immigration to the U.S., there is an equal and opposite move toward nativism. “We had a big wave of Hispanic immigration,” he said. “Sadly, in politics, nothing works better than fear and anger, and Trump is just out there stoking it.”</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Trump likes to claim he created this issue, but resentment and angst about demographic shifts were simmering before he entered the presidential race. Karlyn Bowman, a public opinion analyst and a fellow at the conservative American Enterprise Institute, notes that white parents have much greater fears for their children’s futures than black and Hispanic parents. This trend, she says, has persisted for around a decade. And in a 2014 Reuters/Ispos poll, 70% of Americans and 80% of Republicans expressed a belief that undocumented immigrants “threaten traditional U.S. beliefs and customs.”</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Trump is channeling these fears for his own electoral gains. Matthew Heimbach, a self-described white nationalist who recently formed his own “Traditional Workers” party, points out that while other political candidates like Pat Buchanan have used dog whistle tactics to court these voters, “Trump uses a bullhorn.”</span><br />
<span style="font-size: x-small;">In a July poll from the Washington Post and ABC News, 42% of whites said they viewed Trump favorably, compared with 17% of non-whites who said the same.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">This is not an exclusively American phenomenon. In the 2015 Israeli elections, Likud Party candidate and sitting Prime Minister Benjamin Netanyahu publicly appealed to his supporters to get to the polls to offset an increased voting bloc of Israeli-Arabs. And in France, Marine Le Pen and her National Front party seem to have a real chance of winning national elections. The Danish People’s Party and Golden Dawn in Greece have also seized on a nationalist, anti-immigrant sentiment to gain power.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">
This Thing Isn’t Working</span><br />
<span style="font-size: x-small;">The racial anxiety that Trump has capitalized on has an economic sibling. That fear rests on the notion that large swathes of the American working population have no place in the post-recession U.S. economy. Trump conveniently directs that fear toward easy targets like immigrants and Muslims.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">While the Obama administration has enjoyed several months of steady job creation in the U.S., with the unemployment rate falling below 5% in January 2016, there’s another side to this tale. Many people have simply dropped out of the workforce. The national labor force participation rate is currently at 62.7%. In the fall of 2000, at the end of the late-Clinton years boom, that rate was at an all-time high of 67.3%. For white men, it has gone from 75.9% in 1994 to 69.8% in 2014. And it is expected to dip to 66.5% by 2024.</span><span class="caption" face=""helvetica neue bold" , "helvetica" , sans-serif" style="box-sizing: border-box; display: block; margin: 20px 0px 10px; padding: 0px;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span><span style="font-size: x-small;">Unlike the unemployment rate, the labor force participation rate includes people who aren’t looking for a job, either because they’re a student, a stay-at home parent, or because they’ve simply given up on the job search.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">For young people, the situation is almost as bleak. In 1994, 83.1% of people between 20 and 24 were part of the U.S. labor force. In 2014, it was 73.9%.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">At the same time, the long-held belief that a college degree can open doors to a bright economic future has come under attack. According to data from the National Center for Education Statistics, the number of Americans enrolled at degree-granting institutions rose by 15% between 1992 and 2002, and by 24% between 2002 and 2012. At the same time, the job market for college grads has been challenging, with many graduates accepting positions that once would have gone to people with a high school diploma alone.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">A 2014 survey from CareerBuilder found that 51% of college grads were employed in jobs that didn’t require a degree. This has pushed those with a high school diploma alone further into America’s economic periphery. The seasonally adjusted rate of employment for people under 25 with only high school diplomas in January 2016 was 54.7%. For college graduates, it was 72.5%.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">A 2014 survey from the Pew Institute found that the median college-educated person made $17,500 more than those with a high school diploma. In 1965, the difference was closer to $7,500, and in 1986 it was $14,245. (Numbers adjusted for inflation and expressed in 2012 dollars.)</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Making matters even more depressing, wages in the U.S. have been more or less stagnant since 1979, according to a study from the left-leaning Economic Policy Institute. “I think that’s the preeminent issue of our time,” said EPI President Larry Mishel.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Donald Trump’s message has resonated with these voters, the ones who feel that the economy does not have a place for them. In an ABC News-Washington Post national poll of registered Republicans and Republican-leaning voters taken in July 2015, Donald Trump received 32% support among people without a college degree, giving the candidate the largest portion of support from that group. Meanwhile, he received just 8% support from degree-holders.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">
Who’s Got Your Back?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">On top of that, there’s another declining force in American politics that, once upon a time, would have provided a helping hand to at least some unemployed and underemployed workers—the union. In 1983, 20.1% of workers belonged to a union, according to the Bureau of Labor Statistics. In 2015, that figure was just 11.1%. Unions, for much of the 20<span style="box-sizing: border-box; line-height: 0; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">th</span> century, functioned as an equalizer for working-class Americans. Even if big companies and the nation’s wealthiest held more power than any worker individually, with a union working Americans had a collective voice to advocate for increased benefits, higher pay, and safer working conditions. But the jobs that the American economy is creating—in retail and health, for instance—do not always offer such support.</span><br />
<span class="s1" style="box-sizing: border-box; font-size: x-small; margin: 0px; padding: 0px;"><iframe class="responsive-iframe" frameborder="0" height="400" id="fortune-iframe-embed-a047c0b4a4501c4b47a71835428390ecb33a1a05" scrolling="no" src="https://datawrapper.dwcdn.net/S8atP/1/?iframe_id=fortune-iframe-embed-a047c0b4a4501c4b47a71835428390ecb33a1a05" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 0px -25px; padding: 0px;" width="100%"></iframe></span><br />
<hr style="border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 35px; padding: 0px;" />
<hr style="border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 35px; padding: 0px;" />
<span style="font-size: x-small;">So, where exactly are people to turn? Increasingly, it isn’t to political parties. A 2015 poll from the Pew Research Center showed that 24% of Americans have a negative view of both Republicans and Democrats. So, people start looking for a third way, and some have found that in Donald Trump.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">
Recession PTSD</span><br />
<span style="font-size: x-small;">America’s current case of anxiety and anger stems in part from the unhealed scars of the financial crisis, Bowman says. The fear that the American financial system was going to collapse, that the economy was on the brink of an irreversible meltdown—are still there. And with indicators pointing towards another possible recession, those anxieties are being reawakened.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Bowman likens the current economic mood to the events of 1979 and 1980, when America was contending with a struggling economy and embarrassment abroad with the Iran crisis. And what happened in 1980? Voters turned to Ronald Reagan. Reagan, to be sure, is not quite the same as Trump — he’d been a governor before he ran for president. But he was a Washington outsider, someone who promised to come in and fix the problems that career politicians had created. His campaign slogan? “Let’s Make America Great Again.” Sound familiar?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">
The Other Side of the Same Coin</span><br />
<span style="font-size: x-small;">But Trump is not the only populist in the 2016 presidential race. Vermont Senator Bernie Sanders, the insurgent democratic socialist who recently won the New Hampshire primary, has given Hillary Clinton a much tougher fight for the nomination than anyone thought likely.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">At a basic level, Sanders’ message to voters is similar to Trump’s: You’ve been screwed over. You worked hard but you can’t make ends meet. And it isn’t your fault.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Sanders claims that it’s the nation’s biggest banks, the wealthiest 1%, and the crony capitalists (like, for instance, Donald Trump) who’ve taken your money, shipped your job overseas, and given you an unfair mortgage just to sell off the bad debt and eventually receive a bailout.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Heimbach, for his part, praises Sanders for taking on big banks. The problem for him and others in his camp, though, is that Sanders thinks globally. He encourages immigration and the extension of social benefits to those new arrivals.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Heimbach says that while Sanders is a “global socialist,” Trump is a “national socialist”—yes, a national socialist.</span><span style="font-size: x-small; line-height: 1.1;">Democratic presidential candidate Sen. Bernie Sanders, raises his fist after he finishes speaking during a campaign stop at the Claremont Opera House on February 2, 2016, in Claremont, N.H.</span><span class="credit" face=""helvetica neue medium" , "helvetica" , sans-serif" style="box-sizing: border-box; color: #828282; display: block; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;"><span style="font-size: x-small;">Photograph by John Minchillo — AP</span></span><span style="font-size: x-small;">If Sanders represents the classic Marxist line of thought that people are united more by class than race, Trump is the exact opposite. He wants to make <span style="box-sizing: border-box; font-family: "miller display italic" , "georgia" , serif; margin: 0px; padding: 0px;">America —</span> and, implicitly, that means <span style="box-sizing: border-box; font-family: "miller display italic" , "georgia" , serif; margin: 0px; padding: 0px;">white</span> America — great again. Everyone else be damned.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">
What’s Next</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Donald Trump won the Republican Primary in New Hampshire this week. Bernie Sanders won the Democratic primary. It is possible neither will win their party’s nomination, though. If so, what happens next to their many supporters who feel disenfranchised and marginalized?</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Michael Kimmel argues that, if Hillary Clinton makes it to the White House, the anger and bile may turn towards feminists—a shift that can already be seen online from groups like Men’s Rights Activists and #GamerGate. Such groups draw support from both sides of the political aisle.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">To counter this anger, Holtz-Eakin says, the next president—assuming it isn’t Donald Trump—will have to have an “aggressive focus” on growing the economy, encouraging wage growth and job creation. At the same time, while that may have been enough to douse the flames Trump has lit the enormous potential for anger via social media may keep this fire alive and well. The establishments of both parties will try to restore the status quo—they may not be able to</span></blockquote>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO, Jakarta</span> - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan penghargaan Adikarya Dirgantara Adhirajasa kepada 18 kru penerbangan <a href="https://www.tempo.co/tag/batik-air" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Batik Air</a> yang mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, Cina. Penghargaan tersebut diserahkan di kantor Kementerian Perhubungan pada Senin petang, 17 Februari 2020. </div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
"Saya selaku Menteri Perhubungan memberikan penghargaan kepada perseorangan dan lembaga atas kerja keras menjalankan misi kemanusiaan," ujar Budi Karya di kantornya saat menyampaikan apresiasi tersebut.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Budi Karya menjelaskan, penghargaan itu layak diterima oleh kru penerbangan lantaran mereka telah berani mengambil risiko terbang ke lokasi virus 2019-nCoV atau virus corona mewabah. Menurut Budi Karya, keberanian kru penerbangan itu dapat menjadi contoh bagi awak pesawat lainnya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Tak hanya kepada kru, Budi Karya juga menyerahkan penghargaan kepada perusahaan Lion Air Group. Ihwal penugasan Batik Air untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, Budi Karya menyatakan pemerintah memiliki alasan khusus.</div>
<div id="inarticle" style="border: 0px; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Menurut dia, Lion Air Group merupakan satu-satunya maskapai yang memiliki rute penerbangan langsung ke Wuhan. Alasan lainnya, maskapai full service milik Lion Air Group itu memiliki armada berbadan lebar atau wide body yang mampu mengangkut lebih dari 200 penumpang.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Adapun total jumlah WNI yang diangkut dari Wuhan ke Indonesia ialah 245 orang. WNI itu dijemput pada 2 Februari 2020.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Bos Lion Air Group, Rusdi Kirana, mengatakan pemberian penghargaan dari pemerintah merupakan kejutan bagi perseroan. "Karena apa yang kami lakukan adalah bagian dari bela negara. Meski kami dari swasta, kami wajib terlibat," tuturnya kala ditemui di tempat yang sama.</div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;"><span face=""roboto" , sans-serif"></span></span></b></b><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Selain kru penerbangan, penghargaan Adikarya Dirgantara Adhirajasa turut diberikan kepada tujuh kementerian dan lembaga lainnya. Di antaranya Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, TNI Angkatan Udara, Pemerintah Kota Batam, Pemerintah Kabupaten Natuna, dan Otoritas Bandara Batam.</div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;"><span face=""roboto" , sans-serif"><br /></span></span></b></b>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;"><span face=""roboto" , sans-serif"><br /></span></span></b></b>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;"><span face=""roboto" , sans-serif">JAKARTA, KOMPAS.com - Pilot Batik Air yang turut dalam evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China ke Indonesia, Destyo Usodo rupanya sudah beberapa kali melakukan misi kemanusiaan. Namun, Destyo mengaku misi kemanusiaan virus corona inilah yang paling berkesan dalam hidupnya. "Jadi sudah beberapa kali, tapi ini yang berkesan," kata Destyo Usodo di Jakarta, Sabtu (15/2/2020). Baca juga: Kru Batik Air Sempat Kaget karena Harus Ikut Masa Observasi 14 Hari di Natuna Destyo bercerita, setidaknya dia sudah 3 kali melakukan misi kemanusiaan selain mengevakuasi WNI dari Wuhan, China akibat virus corona. Dua misi kemanusiaan lainnya adalah misi kemanusiaan di Timor Leste hingga misi kemanusiaan saat kerusuhan 1998-1999 di Banjarmasin Balikpapan dan Ambon. "Sudah beberapa kali sebelumnya. Di perusahaan saya dulu pernah ikut misi kemanusiaan WNI di Timor Leste. Saya join di Lion Grup dari 2003, saya pindah-pindah perusahaan di Lion Grup dan masuk Batik lagi November 2019, ini pertama di Lion Grup," cerita Destyo. Destyo mengaku bangga karena dia dan belasan awak kabin lainnya ditunjuk oleh perusahaan misi kemanusiaan ini, meski tidak ada jadwal penerbangan ke Wuhan. Selain itu, dia merasa WNI di Wuhan merupakan saudara-saudara warga Indonesia sehingga perlu diperhatikan pula. "18 orang ini terus terang bangga, 18 orang ini orang yang dipilih perusahaan menjalankan misi kemanusiaan ini, kami salah satu yang beruntung. Tentunya kita bekerja sesuai SOP ataupun manual yang ditetapkan perusahaan," ungkapnya. </span></span></b></b><br />
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;"><span face=""roboto" , sans-serif">Sebagai informasi, WNI yang telah dievakuasi dari Wuhan, China telah kembali ke Jakarta pada Sabtu (15/2/2020). WNI berserta awak pesawat yang turut serta dalam evakuasi tersebut dipulangkan usai melangsungkan masa observasi di Natuna selama 14 hari. </span></span></b></b><br />
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;"><span face=""roboto" , sans-serif">Sebelum pemulangan, mereka telah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan terakhir pada Sabtu pagi. Hasilnya, para WNI dan awak pesawat dinyatakan sehat.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif;" /><span face=""roboto" , sans-serif">Artikel ini telah tayang di </span><a href="http://kompas.com/" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; outline: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease 0s; vertical-align: baseline;">Kompas.com</a><span face=""roboto" , sans-serif"> dengan judul "Pilot Batik Air yang Jalankan "Misi Corona" Kerap Lakukan Misi Kemanusiaan ", </span><a href="https://money.kompas.com/read/2020/02/15/220000126/pilot-batik-air-yang-jalankan-misi-corona-kerap-lakukan-misi-kemanusiaan-" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; outline: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease 0s; vertical-align: baseline;">https://money.kompas.com/read/2020/02/15/220000126/pilot-batik-air-yang-jalankan-misi-corona-kerap-lakukan-misi-kemanusiaan-</a><span face=""roboto" , sans-serif">.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif;" /><span face=""roboto" , sans-serif">Penulis : Fika Nurul Ulya</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif;" /><span face=""roboto" , sans-serif">Editor : Bambang P. Jatmiko</span></span></b></b><br />
<div style="text-align: center;">
🐄</div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;">JAKARTA, KOMPAS.com — Mahkamah Konstitusi (MK) mengingatkan seluruh peserta pemilu, baik pilpres maupun pileg, untuk mengumpullkan bukti permohonan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang berkualitas dan signifikan. "Jadi memang berperkara di MK itu bukan banyak-banyakan berkas, banyak-banyakan bukti, melainkan bagaimana bukti itu secara berkualitas memiliki nilai hukum yang kuat," ujar Juru Bicara MK Fajar Laksono di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019). Fajar menjelaskan, berkaca dari pengalaman perselisihan hasil Pemilu 2014, tepatnya pada gugatan perkara pilpres, salah satu paslon masih menitikberatkan jumlah bukti yang banyak dibandingkan signifikansinya. Baca juga: MK Siap Layani Peserta Pemilu yang Ajukan Gugatan Padahal, bukti yang banyak secara kuantitas tidak selalu selaras dengan pembuktiannya. Kala itu, lanjut Fajar, MK sempat dituding tidak bekerja maksimal oleh kelompok tertentu karena menganggap banyak bukti kecurangan pilpres yang tidak tertangani dengan baik. "Waktu 2014 sempat ada tudingan ke MK kalau tidak bekerja maksimal. Ada yang berkontainer bukti yang diajukan, tapi tidak diperiksa. Kami ingatkan lagi, di MK bukan banyak-banyakan bukti," ucap Fajar. "Buktinya cukup satu atau dua, tapi yang menggunggat bisa membuktikan ya lebih baik daripada buktinya setumpuk tetapi tidak relevan. Terbaca kok oleh hakim kalau buktinya enggak relevan," lanjut dia. Baca juga: Mantan Ketua MK Sebut Pembuktian Kecurangan Pilpres 2019 Sangat Sulit Adapun MK menyediakan waktu tiga hari untuk menerima pendaftaran gugatan sengketa hasil Pemilu 2019 dari Selasa (21/5/2019) hingga Jumat (24/5/2019) dini hari. Pelayanan di MK berlangsung 24 jam. Proses pendaftaran gugatan hasil pemilu di MK dimulai setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 pada Selasa (21/5/2019) dini hari. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;">Artikel ini telah tayang di </span><a href="http://kompas.com/" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; outline: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease 0s; vertical-align: top;">Kompas.com</a><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;"> dengan judul "MK Ingatkan Peserta Pemilu untuk Kumpulkan Bukti yang Kuat dan Berkualitas", </span><a href="https://nasional.kompas.com/read/2019/05/21/11183121/mk-ingatkan-peserta-pemilu-untuk-kumpulkan-bukti-yang-kuat-dan-berkualitas" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; outline: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease 0s; vertical-align: top;">https://nasional.kompas.com/read/2019/05/21/11183121/mk-ingatkan-peserta-pemilu-untuk-kumpulkan-bukti-yang-kuat-dan-berkualitas</a><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;">. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;">Penulis : Christoforus Ristianto</span><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><span face=""roboto" , sans-serif" style="color: #2a2a2a; font-size: 14px; font-weight: 400;">Editor : Inggried Dwi Wedhaswary</span></b></b><br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;">🐅</b></b></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><br /></b></b>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;">Jakarta</b><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;"> detik- Politikus senior Partai PAN, </span><a href="https://www.detik.com/tag/amien-rais" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;">Amien Rais</a><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">, menyerukan akan melakukan people power jika ada kecurangan di Pilpres 2019 ketimbang mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Apa tanggapan MK?</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Membawa atau tidak membawa perkara sengketa hasil pemilu, termasuk di dalamnya dugaan kecurangan pemilu ke MK, itu hak peserta pemilu, digunakan atau tidak hak itu, terserah saja. Yang pasti, menurut konstitusi, sengketa hasil pemilu sudah disediakan mekanismenya dan MK merupakan lembaga negara yang berwenang memutus sengketa hasil pemilu, termasuk jika ada dalil kecurangan yg mencederai demokrasi pemilu," ucap Jubir MK, Fajar Laksono, saat diwawancara </span><strong style="font-family: Helvetica, Arial;">detikcom</strong><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">, Senin (1/4/2019).</span></b><br />
<table class="linksisip" style="background-color: white; color: #2d2d2d; display: block; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin: 15px 0px; padding: 0px; width: 561.656px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2019/04/01/065059/4491724/10/eks-ketua-mk-anggap-ancaman-amien-rais-soal-people-power-tak-bijak" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;">Eks Ketua MK Anggap Ancaman Amien Rais Soal People Power Tak Bijak</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /></b>
<br />
<center style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">
</center>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">Namun, Fajar menyayangkan ancaman pengerahan massal itu diucapkan dari mulut Amien Rais yang notabenenya ikut membidani MK. Dia heran mengapa Amien Rais bertolak belakang ketika menjabat sebagai Ketua MPR dulu yang turut mengesahkan pembentukan MK.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Publik semua tahu, Pak Amin Rais merupakan pelaku sejarah, bahkan memimpin MPR tatkala melakukan perubahan UUD 1945, termasuk turut menggagas dan mengesahkan pembentukan MK dengan segenap kewenangannya yang salah satunya kewenangan memutus sengketa hasil pemilu. Ini yang membuat kita sulit mengerti logika berpikirnya dan tentu saja menyesalkan pernyataan tersebut," ujarnya.</span></b><br />
<table class="linksisip" style="background-color: white; color: #2d2d2d; display: block; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin: 15px 0px; padding: 0px; width: 561.656px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2019/03/31/170235/4491330/10/amien-rais-serukan-people-power-ini-hasil-prabowo-jokowi-di-mk-2014" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;">Amien Rais Serukan People Power, Ini Hasil Prabowo-Jokowi di MK 2014</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">Dia juga menyesalkan ucapan Amien yang mengatakan tak gunanya membawa perkara kecurangan ke MK. Fajar menilai ucapan itu sama saja dengan penghinaan terhadap lembaga peradilan alias contemp of court.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Akan tetapi, dgn mengatakan membawa perkara kecurangan Pemilu ke MK tak ada gunanya, ini yg patut disesalkan. Pernyataan itu, selain dapat dikategorikan sebagai contempt of court terhadap MK sebagai lembaga peradilan, juga telah menafikkan kerja keras seluruh komponen MK selama ini untuk menguatkan public trust terhadap MK," paparnya.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">Sebelumnya, Amien mengatakan Apel Siaga Umat 313 digelar untuk mencegah kecurangan pemilu. Ketua Dewan Kehormatan PAN mengancam akan menggerakkan massa bila terjadi kecurangan. Amien mengatakan akan menggerakkan masa secara demokratis. Dia menjamin tidak ada kekerasan bila nantinya massa memprotes keputusan KPU.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Kalau nanti terjadi kecurangan, kita nggak akan ke MK (Mahkamah Konstitusi). Nggak ada gunannya, tapi kita people power, people power sah," kata Amien di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/3).</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><strong style="font-family: Helvetica, Arial;">(rvk/asp)</strong></b><br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">🐞</b></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><br /></b>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> - Tingginya curah hujan di hulu menyebabkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta terendam banjir. Di </span><span style="background-color: #cfe2f3; color: red; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Selatan</span><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> dan </span><span style="background-color: #d0e0e3; color: red; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Timur</span><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">, 11.825 warga mengungsi akibat banjir.</span></div>
<div style="background-color: white;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";">🐙</span></div>
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Hingga saat ini, terdapat 55 lokasi pengungsian di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, dengan total pengungsi 11.824 jiwa dari 4.084 kartu keluarga," kata Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2018).</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Saefullah memaparkan wilayah Jakarta Selatan yang terdampak banjir meliputi 3 kecamatan, 5 kelurahan, 11 RW, dan 24 RT. Sedangkan wilayah Jakarta Timur meliputi 3 kecamatan, 6 kelurahan, 25 RW, dan 115 RT.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<br />
<div id="beacon_295b598a7f" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
</div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Kita di sini untuk monitor banjir pukul 07.00 WIB. Jadi tiap pagi kita pukul 07.00 WIB kumpul SKPD terkait, terus sorenya kita evaluasi jika teman-teman membutuhkan info mengenai banjir sampai tanggal 16 Februari, tujuannya untuk kita membuat</span><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"> list</em><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> apa yang dibutuhkan warga hari itu," paparnya.</span></div>
<table class="linksisip" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; width: 441px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/02/07/163448/3855214/10/pemprov-dki-akan-bangun-perumahan-untuk-warga-kampung-arus" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank"><span style="color: blue;">Pemprov DKI akan Bangun Perumahan untuk Warga Kampung Arus</span></a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /></div>
<table class="linksisip" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; width: 441px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://tv.detik.com/readvideo/2018/02/06/130243/180206024/160106442/penampakan-dari-langit-kampung-pulo-yang-dikepung-banjir" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank"><span style="color: blue;">Penampakan dari Langit Kampung Pulo yang Dikepung Banjir</span></a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Hingga pukul 14.50 WIB, lanjut Saefullah, sejumlah pintu air telah berada di status Siaga 3 dan Siaga 1. Pintu air yang berstatus Siaga 1 adalah pintu air Jembatan Merah dengan ketinggian air 226 cm.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Pintu air yang Siaga 3 di pintu air Manggarai, tinggi airnya 771 cm," katanya.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Selanjutnya, pintu air lainnya yang berstatus Siaga 3 adalah pintu air Karet dengan ketinggian debit air 493 cm, pintu air Istiqlal dengan 273 cm, dan pintu air Hek dengan 192 cm.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Sekarang Dinas SDA sudah </span><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">siapin</em><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> 423 rumah pompa dan 133 mobil pompa," ujarnya. </span><br />
<strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">(idn/rvk)</strong></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> - Sejumlah lembaga survei sudah merilis hasil hitung cepat untuk putaran kedua Pilgub DKI 2017. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno unggul dalam sejumlah quick count.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Pada putaran pertama, Anies-Sandi berada di posisi kedua di bawah pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Namun pada putaran kedua, suara Anies-Sandi melesat.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Tentu saja ada perubahan peta basis suara dari kedua pasangan calon. Sejumlah lembaga survei merilis perolehan suara masing-masing pasangan calon di tiap wilayah dalam hitung cepat atau quick count mereka. </span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<div id="beacon_7a5de61675" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
</div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Pada hasil quick count yang dari Median seperti dikutip detikcom, Kamis (20/4/2017), Anies-Sandi tampak unggul hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta. Begitu pula dengan hasil quick count milik LSI.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Sementara itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga telah mengeluarkan data sistem penghitungan (situng) atau real count. Sementara ini data yang masuk sudah 54,40% dengan perolehan suara Ahok-Djarot 43,59% dan Anies-Sandi 56,41%.</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Lalu, bagaimana perolehan suara mereka berdasarkan wilayah di DKI Jakarta? Berikut datanya menurut lembaga survei dan KPU:</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">1. Median</strong><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Barat</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 48,05%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 51,05%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Pusat</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 44,31%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 55,59%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Selatan</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 39,23%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 60,77%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Timur</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 37,45%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 62,55%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Utara</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 42,39%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 57,61%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Kepulauan Seribu</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 54,13%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 45,87%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Total</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 41,99%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 58,01%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">2. LSI Denny JA</strong><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Barat</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 49,61%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 50,39%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Pusat</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 43,97%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 56,03%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Selatan</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 39,57%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 60,43%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Timur</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 41,52%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 58,48%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Utara</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 50,02%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 49,98%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Total</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 44,59%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 55,41%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">3.KPU (data masuk 54,40%)</strong><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Barat</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 46,6%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 53,4%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Pusat</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 42,3%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 57,7%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="background-color: #cfe2f3; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Selatan</span></b></div>
<b style="background-color: #cfe2f3;"></b><br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: #cfe2f3;"><b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 39,3%</span></b></b></div>
<b style="background-color: #cfe2f3;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"></span></b>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: #cfe2f3;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"><b>Anies-Sandi: 60,7%</b></span></b></div>
<b style="background-color: #cfe2f3;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">
</span></b>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="background-color: #d9ead3; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Timur</span></b></div>
<b style="background-color: white;"></b><br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white;"><b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 38,1%</span></b></b></div>
<b style="background-color: white;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"></span></b>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"><b>Anies-Sandi: 61,9%</b></span></b></div>
<b style="background-color: white;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">
</span></b>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Jakarta Utara</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 50,9%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 49,1%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Kepulauan Seribu</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 35,7%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 64,3%</span><br />
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Total</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Ahok-Djarot: 43,59%</span><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Anies-Sandi: 56,41% </span><br />
<div style="background-color: white;">
<strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">(bag/imk)</strong></div>
<div style="background-color: white; text-align: center;">
<b style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">🐊</b></div>
<div style="background-color: white;">
<b style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Masyarakat untuk Demokrasi (Gema Demokrasi) menilai pemerintahan Presiden Jokowi sudah melecehkan demokrasi dan keadilan lewat rentetan peristiwa yang terjadi belakangan ini. Pemerintahan Joko Widodo dianggap tunduk pada kekerasan dan tekanan massa dalam menegakkan hukum. </b></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>“Saat negara tidak lagi tunduk dan taat pada prinsip rule of law pada saat yang sama negara sedang menghancurkan bangunan demokrasi yang ada,” ujar salah satu aktivis Gema Demokrasi, Pratiwi Febry, dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 Mei 2017.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Baca juga: </b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Soal Vonis Ahok, Jokowi Minta Masyarakat Hormati Putusan Hakim</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Gerakan yang diikuti lebih dari 80 organisasi masyarakat ini mengecam tiga tindakan yang dianggap melecehkan demokrasi dan bentuk ketidakadilan. Pertama terkait penjatuhan vonis terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kedua tentang pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI, dan ketiga soal pembubaran pameran seni karya Andreas Iswinarto.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Dalam kasus Basuki alias Ahok, Gema Demokrasi menilai bahwa pasal penistaan agama yang digunakan hakim adalah pasal anti-demokrasi yang tidak lagi kontekstual untuk diimplementasikan pada negara demokrasi seperti Indonesia. Mereka beralasan pasal 156 a KUHP ini lahir di masa demokrasi terpimpin yang anti-demokrasi dan dianggap pasal karet yang tidak memenuhi asas lex certa dan lex scripta dalam asas legalitas pada hukum pidana. </b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Baca pula:</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Tanggapan Jokowi Soal Ormas yang Dianggap Penentang Pancasila</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>“Hal tersebut mengakibatkan penafsiran terhadap pemenuhan unsur-unsur pasal sangat subyektif dan akhirnya melahirkan ketidakpastian hukum bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Pasal penodaan agama kerap dijadikan alat represi kelompok mayoritas kepada minoritas. Pola yang sama kerap terjadi sejak aturan itu berlaku yaitu berupa tekanan massa pada setiap penggunaan pasal penodaan agama. “Sehingga putusan peradilan tidak lagi mengacu pada hukum yang objektif dan imparsial melainkan tunduk pada tekanan massa (rule by mob/mobokrasi),” tuturnya.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Silakan baca:</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Persekutuan Gereja Kirim Surat ke Jokowi Soal Suhu Politik, Isinya..</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Gema Demokrasi juga mengganggap pembubaran sepihak terhadap HTI adalah wajah terburuk dari demokrasi lantaran bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi itu sendiri. Pembatasan ormas dapat dibenarkan, namun seharusnya menjadi langkah paling akhir yang dilakukan pemerintah sebagai bagian dari penegakkan hukum.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Pembubaran itu juga seharusnya didasari dengan undang-undang dan alasan yang jelas atas pelanggaran yang dilakukan oleh sebuah ormas. “Tidak bisa hanya berdasarkan ujaran semata melainkan harus dibuktikan melalui proses peradilan yang adil, yang sebelumnya harus didahului dengan serangkaian tindakan administratif yang diatur oleh UU,” ujar Pratiwi.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Baca: </b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Jokowi Sebut Praktek Demokrasi Sudah Kebablasan </b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Allan Nairn: Beranikah Jokowi Usut Tuntas Pembunuhan Munir?</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Bila pembubaran itu karena ormas tersebut terindikasi melanggar hukum yang mengganggu ketertiban serta keamanan masyarakat, maka seharusnya dilakuan dengan memproses hukum ormas-ormas yang terbukti melakukan aksi kekerasan. “Bukan memberangus atas dasar perbedaan gagasan,” katanya.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Gema Demokrasi mengutuk pula pembubaran pameran karya Andreas Iswinarto yang berjudul "Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa" di Pusham UII Yogyakarta dan di Gedung Sarikat Islam Semarang. Tudingan berbau komunis dan pembubaran yang dilakukan oleh organisasi masyarakat berbalut Pancasila dan Islam ini seharusnya bisa ditindak oleh pemerintah karena melanggar kebebasan berekspresi dan termasuk menyebarkan berita bohong. </b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Simak: </b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Jokowi Bahagia Sekali Peringati Isra Miraj di Pesantren</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>“Kami mengecam aparat dan intel dari pihak Kepolisian yang hanya diam dan tidak melakukan tindakan apa pun serta merestui tindakan main hakim dari ormas-ormas vigilante tersebut, alih-alih melindungi lembaga yang menyelenggarakan acara pameran seni tersebut,” ucapnya.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Gema Demokrasi menegaskan Indonesia adalah negara demokrasi yang menjunjung penegakkan hukum yang adil dan hak asasi manusia. Prinsip-prinsip itu seharusnya berlaku kepada siapa saja yang ada di Indonesia tanpa terkecuali.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>“Indonesia adalah negara hukum (rech stat) bukan negara kekuasaan (mach staat) yang seharusnya Pemerintahan Jokowi tidak tunduk pada pendapat segerombolan massa yang menekan hukum ataupun pemerintah,” ujar Pratiwi.</b></span></span></div>
<div style="background-color: white;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>AHMAD FAIZ</b></span></span></div>
<div style="background-color: white; text-align: center;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>👹</b></span></span></div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong> - Dinamika Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta dinilai mirip dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Kemiripan itu adalah ketika salah satu pasangan merasa sudah menang, sehingga bakal terjadi drama "gubernur-gubernuran".</div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Salah satu penyebabnya adalah perbedaan hasil elektabilitas dari sejumlah lembaga survei. Sangat memungkinkan terdapat pasangan calon yang bersikap seperti sudah pasti memenangkan Pilgub DKI Jakarta.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Drama 'gubernur-gubernuran' sangat mungkin terjadi. Lembaga survei memiliki hasil berbeda, sehingga memunculkan respon berbeda juga. Belum lagi ketika hasil <em style="margin: 0px; padding: 0px;">quick count</em> (hitung cepat) nanti munculnya," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti di Jakarta, Minggu (16/4).</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Seperti diketahui, pada Pilpres 2014, kubu pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Radjasa sempat menggelar acara syukuran, seolah sudah terpilih. Padahal, belum ada keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil penghitungan suara.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sejumlah kalangan menyebut hal tersebut sebagai drama 'presiden-presidenan'. Peristiwa ini dipicu oleh sejumlah perbedaan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sementara, saat ini, Pilgub DKI baru digelar 19 April nanti, namun program, visi, dan misi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sudah dijalankan dengan kondisi seolah telah memenangkan Pilgub DKI. "Ini bagian dari strategi menguatkan dukungan dan meningkatkan kepercayaan diri di akhir masa kampanye," ucap Ray.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Menurutnya, situasi demikian berkaitan erat hubungannya dengan psikologi internal tim Anies-Sandi. Menurut Ray, tampak muncul upaya untuk membangkitkan semangat yang mulai kendur. Pasalnya, sejumlah hasil survei menggambarkan kecenderungan tren naik pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Drama gubernur-gubernuran, masih kata Ray, sangat mungkin berlanjut, khususnya ketika menyikapi hasil hitung cepat nanti. "Sebaiknya, memang tak perlu ada drama seperti itu. Tunggu saja hasil resminya. Kalah dengan lapang dada itu jauh lebih bijaksana dan dewasa," tandasnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">
<br style="font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div id="AdAsia" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Carlos KY Paath/AO</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
BeritaSatu.com</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
👦👦</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Padang Sidempuan -</strong> Amelia Nasution, 18, siswi Kelas 12 SMK Negeri 3 Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara (Sumut), yang meminum racun rumput karena merasa terintimidasi setelah mengungkap kecurangan ujian nasional berskala komputer (UNBK), akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah sembilan hari menjalani perawatan, Senin (10/4).</div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Amelia meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Sidempuan. Jenazahnya langsung dibawa keluarga untuk disemayamkan di rumah orangtuanya di Desa Bahal, Kecamatan Batunadua, Kota Padang Sidempuan. Selain keluarga, rekan sekolah Amelia juga kehilangan mendengar rekannya itu akhirnya meninggal dunia.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kepala Ombidsman Sumut Abyadi Siregar melalui akun Facebook membenarkan kabar tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Abyadi menulis bahwa Amelia yang sempat diinterogasi tiga guru diduga merasa terintimidasi sehingga berusaha bunuh diri dengan minum racun, dan akhirnya meninggal dunia.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Yanwar Nasution, 49, ayah Amelia, merasa sangat terpukul atas musibah yang menimpa anaknya tersebut. Apalagi, sebelum korban meninghal dunia dan saat menjalani perawatan di rumah sakit, dirinya mendengar pengakuan mengejutkan dari puteri kesayangannya tersebut. Amelia minum racun rumput setelah terintimidasi.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Aksi nekatnya diduga karena intinmidasi gurunya berinisial E yang mengancam akan memenjarakan dirinya dan mendenda Rp 750 juta. Intimidasi itu dilakukan oknum guru karena Amelia bersama rekannya, Idda Annur dan Rini Afrianti, memprotes guru E yang diduga membocorkan kunci jawaban UNBK kepada anaknya berinisial Y.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Aksi protes itu muncul melalui media sosial. Berbagai tudingan diungkapkan korban dan rekan-rekannya. Merasa tidak senang, guru E memanggil Amelia dan rekan-rekannya itu ke sekolah. Mereka langsung diintimidasi dan diancam akan dilaporkan. Amelia pun ketakutan dan setelah pulang langsung ke belakang rumah.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Amelia langsung meminum racun rumput. Orangtuanya melihat dia dalam kondisi mulut berbuih dan langsung melarikannya ke rumah sakit. Berdasarkan keterangan dari Amelia saat dirawat, dan dikuatkan pengakuan rekan-rekan korban, terungkap bahwa percobaan bunuh diri itu dilakukan korban karena terintimidasi sehingga mengalami depresi dan kemudian nekat untuk bunuh diri.</div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br /></div>
<div id="AdAsia" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Arnold H Sianturi/HA</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
😖</div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<strong style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;">KOMPAS METRO - </strong><span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">PKS merupakan partai yang sangat getol menyuarakan bahwa memilih pemimpin non-Muslim adalah haram. Bahkan Partai ini kerap menggunakan ayat-ayat al-Qur’an sebagai argumentasi teologis untuk mendukung kebenaran pendapatnya.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Ternyata seruan PKS ini hanya berlaku di Ibu Kota. Faktanya, dalam Pilkada serentak 2017, PKS mendukung 22 Calon Kepala Daerah non-Muslim di berbagai daerah di Indonesia. Realita ini menegaskan bahwa PKS membolehkan pemimpin non-Muslim.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br /></div>
<div class="inner-post-ads" style="background-color: white; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 14px; margin: 20px 0px 5px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word;">
</div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px; font-weight: 700; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word;">Pembodohan Publik</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Di Jakarta, kader-kader PKS secara terang-terangan menolak Ahok karena beragama Kristen dan beretnis Thionghoa. Bahkan mereka kerap medoakan Ahok di depan publik agar tidak terpilih menjadi Gubernur DKI 2017.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br /></div>
<div class="inner-post-ads-2" style="background-color: white; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word;">
<center style="overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;">
</center>
</div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">kompas metro: Begitu juga dengan kelompok-kelompok fundamentalis-radikalis seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang juga sangat getol menolak pemimpin non-Muslim dan melontarkan ayat-ayat al-Qur’an agar publik tidak memilih Ahok.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Tentu, sikap seperti ini adalah pembodohan publik. Jika ingin konsisten menggunakan al-Maidah 51 semestinya jangan setengah-setengah. PKS dan kalangan fundamentalis-radikalis semestinya juga mengharamkan pemimpin-pemimpin non-muslim di berbagai daerah di negeri ini. Seperti di Bali, Papua, Maluku, dan daerah-daerah lainnya.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Atas konsekuensi menggunakan al-Maidah 51, mereka juga semestinya konsisten menolak para pejabat publik di negeri ini yang beragama non-Islam. Seperti bupati, gubernur, menteri dan semua pemimpin negara yang non-muslim.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya, mereka tidak menolak pemimpin non-Muslim. Mereka secara terang-terangan mengusung pemimpin non-Muslim sebagai kepala daerah. Begitu juga dengan partai-partai berbasis Islam lain juga memberikan dukungan terhadap calon kepala daerah non-Muslim.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Ini semua menunjukkan bahwa sebenarnya PKS tidak memandang agama dalam mencalonkan kepala daerah, namun lebih pada track record dan kinerja. Sebagaimana menurut Toha al-Hamid, seorang kader PKS Papua, bahwa adalah wajar jika PKS tidak selalu mengusung figur Muslim.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Keliru besar jika menganggap PKS selalu mendukung calon muslim. Menurut Toha al-Hamid, PKS mempunyai semangat Pancasila. Bahkan di Kabupaten Tolikara dan Lanny Jaya, PKS memiliki wakil di DPRD yang non-muslim.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px; font-weight: 700; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word;">Kepentingan</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Pertanyaannya, mengapa PKS menolak mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) namun mendukung banyak calon non-muslim di daerah lain? Apakah ayat dan dalil haramnya non-muslim hanya berlaku untuk Ahok ?</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Maka jawabannya bisa banyak kemungkinan. Bisa jadi karena memiliki sentimen pribadi dengan Ahok , atau secara kalkulasi politik tidak menguntungkan partai, atau ingin memperoleh legitimasi publik Jakarta agar PKS dianggap partai paling islami.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Atau bahkan hanya atas dasar pertimbangan ekonomi dan bisnis semata. Namun itu semua tak lain bermuara pada faktor kepentingan. PKS yang sangat yang gencar berkampanye agar memilih kepala daerah Muslim hanya akal-akalannya saja. Faktanya mereka membolehkan pemimpin non-muslim.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Menurut Mardani, salah satu tokoh PKS, meskipun PKS adalah partai Islam, namun memberi peluang bagi siapapun orang Indonesia, apapun latar belakang nya baik agama, suku dan golongan yang berbeda untuk menjadi pemimpin. Hal ini karena Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku dan keyakinan keagamaan yang berbeda.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Dari realita ini, semestinya PKS dan berbagai ormas radikal jangan membohongi publik. Ini sama artinya menjual ayat-ayat agama untuk kepentingan politik sesaat. Dan tentu saja Islam mengecam perilaku memperjual belikan ayat-ayat suci.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Di permukaan, PKS seakan-akan konsisten mengusung pemimpin muslim atas dasar Q.S. Al-Maidah 51. Namun faktanya sudah sejak dulu Parpol berlabel Islam ini kerap mengusung/mencalonkan beberapa Paslon non-Muslim.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">PKS yang berlatar belakang Islam perlu “Muhasabah” atau berbenah diri dan jangan membodohi publik karena publik sudah paham atas politisasi agama ini. Jika tidak, cepat atau lambat PKS akan ditinggalkan oleh pendukungnya sendiri.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Jangan sekali-kali menggunakan Surat al-Maidah sebagai senjata politik “pamungkas” untuk membungkam posisi Ahok sebagai petahana. Karena ini mencoreng nilai-nilai luhur ajaran agama.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; overflow-wrap: break-word; word-wrap: break-word !important;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Oleh: Ahmad Hifni</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">Sumber: Qureeta.com</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;">
<span face=""roboto" , sans-serif" style="background-color: white; color: black; font-size: 14px;">👅</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<strong style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.5px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Suara.com</strong><span face=""arial" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;"> - Politikus Partai Gerindra Desmond J. Mahesa mempertanyakan model pertanyaan yang dibuat lembaga riset Indikator Politik Indonesia dalam survei terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Sebab, mereka membandingkan program pasangan petahana, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, dengan kandidat yang belum berkuasa. </span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""arial" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;">"Kalau menurut saya, kok yang disurvei antara petahana yang telah berkuasa dan yang belum berkuasa?" ujar Burhanudin di Kantor Indikator Politik Indonesia, jalan Cikini V, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""arial" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;">Desmond kemudian membandingkan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia Denny JA yang menyebutkan elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni sebesar 30,9 persen dan elektabilitas Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 31,9 persen, sementara Ahok dan Djarot hanya 10,6 persen.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""arial" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;">Sementara hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebut elektabilitas Anies -Sandiaga sebesar 24,5 persen, pasangan Agus - Sylviana sebesar 30,4 persen, dan Ahok-Djarot sebesar 26,2 persen.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""arial" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;">"Pertanyaan ini lebih terlihat seperti campaign, jadi kesan saya siapa yang abal-abal surveinya? LSI Denny JA atau Indikator?" kata dia.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""arial" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;">Itu sebabnya, anggota Komisi III DPR menilai hasil survei Indikator Politik Indonesia tidak bisa digunakan untuk mengukur kekuatan pasangan nomor urut tiga, Anies-Sandiaga, yang diusung Gerindra dan PKS.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;" /></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<span face=""arial" , sans-serif" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 15px; letter-spacing: 0.5px;">"Bagi kami ini tidak bisa jadi, kenapa? Mana mungkin Anies-Sandi tidak terlihat programnya, yang lebih luar biasa (pertanyaan kepada responden) tidak lihat produk Agus, tetapi supaya Agus lebih baik dari Ahok," kata Desmond seraya meninggalkan ruangan.</span></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;">
<strong style="color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">✌</strong></div>
<div style="color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif;">
<strong style="color: #4b4b4b; font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">JAKARTA jpnn -</strong><span face=""arial" , "helvetica neue" , "helvetica" , "tahoma" , "nimbus sans l" , sans-serif" style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-size: 15px; text-align: justify;"> </span><span face=""arial" , "helvetica neue" , "helvetica" , "tahoma" , "nimbus sans l" , sans-serif" style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-size: 15px; text-align: justify;">Forum Rektor Indonesia (FRI) juga mengeluarkan pernyataan terkait aksi demonstrasi 4 November.</span></div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Ketua FRI Rochmat Wahab menuturkan seluruh pimpinan perguruan tinggi diminta untuk tetap mengendalikan kegiatan akademik dan no akademik di kampus masing-masing.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Jangan sampai ada aktivitas yang menyimpang dari tridharma perguruan tinggi.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
FRI menyampaikan masukan kepada kepolisian terkait tudingan penistaan atau pencemaran agama.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Dia mengatakan penegak hukum harus bisa bersikap tegas terhadap pelanggaran hukum.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
’’Tentunya dengan berpedoman pada undang-undang yang berlaku,’’ jelasnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Rochmat berharap penegak hukum bekerja sesuai kaidah hukum tanpa terpengaruh tekanan massa. <strong>(byu/mia/jun/idr/wan)</strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #151515; font-family: "miller display roman", georgia, serif; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #4b4b4b; font-family: arial, "helvetica neue", helvetica, tahoma, "nimbus sans l", sans-serif; font-size: 15px; text-align: center;">
<strong><br /></strong></div>
<blockquote class="tr_bq" style="box-sizing: border-box; color: #151515; font-family: "helvetica neue bold", helvetica, sans-serif; font-weight: 400; line-height: 1.1; margin: 0px 0px 35px; padding: 0px 0px 0px 10px;">
<span style="font-family: "miller display roman" , "georgia" , serif; line-height: 30px;">BBC NEWS Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir
mengatakan mendukung gerakan pembentukan negara Islam oleh kelompok
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).Pernyataan dukungan Ba'asyir, yang disebut-sebut
sebagai pemimpin spiritual jaringan ekstremis, disampaikan di penjara
Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.</span></blockquote>
</div>
</div>
Ba’asyir juga meminta kepada para pengikutnya untuk mendukung ISIS, kata ketua Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Mochammad Achwan.<br />
JAT adalah organisasi yang didirikan oleh
Ba'asyir setelah keluar dari Jemaah Islamiah, yang dinyatakan berada di
belakang bom Bali 2002 dan beberapa kasus terorisme.<br />
"Ba'asyir mengatakan kepada kami untuk mendukung
perjuangan ISIS karena tiga hal. Ada pemimpinnya, bisa melaksanakan
syariat, dan dideklarasikan. Tapi Pak Ba'asyir belum berbaiat
(menyatakan sumpah setia)," kata Achwan kepada Sri Lestari dari BBC
Indonesia.<br />
"Pak Ba'asyir baru sebatas mendukung," katanya.<br />
<h2>
Peran individu</h2>
<div class="module">
<div class="image img-w624">
<div class="caption">
ISIS menyerukan orang-orang Islam untuk datang ke Irak dan Suriah guna mendirikan negara Islam. </div>
</div>
</div>
Ia enggan menjelaskan secara rinci bentuk
dukungan kepada ISIS tapi mengatakan sejumlah anggota JAT telah pergi ke
Suriah dan bergabung dengan ISIS dan Jabhat al-Nusra (JN).<br />
JN merupakan sebuah organisasi jihadis di Suriah yang memiliki kaitan dengan al-Qaida.<br />
Pengamat terorisme Taufik Andrie mengatakan
dukungan yang diberikan oleh Ba’asyir bisa berpengaruh kepada para
pengikutnya, tapi secara umum peran kepemimpinan dalam kelompok jihad
tidak terlalu banyak berperan.<br />
"Dinamika jihad global itu membutuhkan keputusan
yang sifatnya segera dan individu memungkinan untuk mengambil peran di
sini. Tanpa keputusan amir (pemimpin) pun mereka dapat mengambil
keputusan secara individu karena ada ruangnya yaitu di Suriah dan Irak,"
jelas Taufik.<br />
Selain Abu Bakar Ba’asyir, terpidana terorisme
yang mendukung ISIS adalah Aman Abdurrahman, yang divonis sembilan tahun
penjara karena kasus pelatihan terorisme di Aceh.<br />
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
menyatakan anggota kelompok militan dari Indonesia bergabung dengan ISIS
di Suriah dan Irak, tapi tidak dapat memastikan jumlah mereka. <br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" /></div>
<br />
The Jihad Against the Jihadis<br />
How moderate Muslim leaders waged war on extremists—and won.<br />
By Fareed Zakaria | NEWSWEEK <br />
Published Feb 12, 2010<br />
From the magazine issue dated Feb 22, 2010<br />
September 11, 2001, was gruesome enough on its own terms, but for many of us, the real fear was of what might follow. Not only had Al Qaeda shown it was capable of sophisticated and ruthless attacks, but a far greater concern was that the group had or could establish a powerful hold on the hearts and minds of Muslims. And if Muslims sympathized with Al Qaeda's cause, we were in for a herculean struggle. There are more than 1.5 billion Muslims living in more than 150 countries across the world. If jihadist ideology became attractive to a significant part of this population, the West faced a clash of civilizations without end, one marked by blood and tears.<br />
These fears were well founded. The 9/11 attacks opened the curtain on a world of radical and violent Islam that had been festering in the Arab lands and had been exported across the globe, from London to Jakarta. Polls all over the Muslim world revealed deep anger against America and the West and a surprising degree of support for Osama bin Laden. Governments in most of these countries were ambivalent about this phenomenon, assuming that the Islamists' wrath would focus on the United States and not themselves. Large, important countries like Saudi Arabia and Indonesia seemed vulnerable.<br />
<br />
More than eight eventful years have passed, but in some ways it still feels like 2001. Republicans have clearly decided that fanning the public's fears of rampant jihadism continues to be a winning strategy. Commentators furnish examples of backwardness and brutality from various parts of the Muslim world—and there are many—to highlight the grave threat we face.<br />
But, in fact, the entire terrain of the war on terror has evolved dramatically. Put simply, the moderates are fighting back and the tide is turning. We no long-er fear the possibility of a major country succumbing to jihadist ideology. In most Muslim nations, mainstream rulers have stabilized their regimes and their societies, and extremists have been isolated. This has not led to the flowering of Jeffersonian democracy or liberalism. But modern, somewhat secular forces are clearly in control and widely supported across the Muslim world. Polls, elections, and in-depth studies all confirm this trend.<br />
The focus of our concern now is not a broad political movement but a handful of fanatics scattered across the globe. Yet Washington's vast nation-building machinery continues to spend tens of billions of dollars in Iraq and Afghanistan, and there are calls to do more in Yemen and Somalia. What we have to ask ourselves is whether any of that really will deter these small bands of extremists. Some of them come out of the established democracies of the West, hardly places where nation building will help. We have to understand the changes in the landscape of Islam if we are going to effectively fight the enemy on the ground, rather than the enemy in our minds.<br />
Once, no country was more worrying than bin Laden's homeland. The Kingdom of Saudi Arabia, steward of the holy cities of Mecca and Medina, had surpassed Egypt as the de facto leader of the Arab world because of the vast sums of money it doled out to Islamic causes—usually those consonant with its puritanical Wahhabi doctrines. Since 1979 the Saudi regime had openly appeased its homegrown Islamists, handing over key ministries and funds to reactionary mullahs. Visitors to Saudi Arabia after 9/11 were shocked by what they heard there. Educated Saudis—including senior members of the government—publicly endorsed wild conspiracy theories and denied that any Saudis had been involved in the 9/11 attacks. Even those who accepted reality argued that the fury of some Arabs was inevitable, given America's one-sided foreign policy on the Arab-Israeli issue.<br />
America's initial reaction to 9/11 was to focus on Al Qaeda. The group was driven out of its base in Afghanistan and was pursued wherever it went. Its money was tracked and blocked, its fighters arrested and killed. Many other nations joined in, from France to Malaysia. After all, no government wanted to let terrorists run loose in its land.<br />
But a broader conversation also began, one that asked, "Why is this happening, and what can we do about it?" The most influential statement on Islam to come out of the post-9/11 era was not a presidential speech or an intellectual's essay. It was, believe it or not, a United Nations report. In 2002 the U.N. Development Program published a detailed study of the Arab world. The paper made plain that in an era of globalization, openness, diversity, and tolerance, the Arabs were the world's great laggards. Using hard data, the report painted a picture of political, social, and intellectual stagnation in countries from the Maghreb to the Gulf. And it was written by a team of Arab scholars. This was not paternalism or imperialism. It was truth.<br />
The report, and many essays and speeches by political figures and intellectuals in the West, launched a process of reflection in the Arab world. The debate did not take the form that many in the West wanted—no one said, "You're right, we are backward." But still, leaders in Arab countries were forced to advocate modernity and moderation openly rather than hoping that they could quietly reap its fruits by day while palling around with the mullahs at night. The Bush administration launched a series of programs across the Muslim world to strengthen moderates, shore up civil society, and build forces of tolerance and pluralism. All this has had an effect. From Dubai to Amman to Cairo, in some form or another, authorities have begun opening up economic and political systems that had been tightly closed. The changes have sometimes been small, but the arrows are finally moving in the right direction.<br />
Ultimately, the catalyst for change was something more lethal than a report. After 9/11, Al Qaeda was full of bluster: recall the videotapes of bin Laden and his deputy, Ayman al-Zawahiri, boasting of their plans. Yet they confronted a far less permissive environment. Moving money, people, and materials had all become much more difficult. So they, and local groups inspired by them, began attacking where they could—striking local targets rather than global ones, including a nightclub and hotel in Indonesia, a wedding party in Jordan, cafés in Casablanca and Istanbul, and resorts in Egypt. They threatened the regimes that, either by accident or design, had allowed them to live and breathe.<br />
Over the course of 2003 and 2004, Saudi Arabia was rocked by a series of such terrorist attacks, some directed against foreigners, but others at the heart of the Saudi regime—the Ministry of the Interior and compounds within the oil industry. The monarchy recognized that it had spawned dark forces that were now endangering its very existence. In 2005 a man of wisdom and moderation, King Abdullah, formally ascended to the throne and inaugurated a large-scale political and intellectual effort aimed at discrediting the ideology of jihadism. Mullahs were ordered to denounce suicide bombings, and violence more generally. Education was pried out of the hands of the clerics. Terrorists and terror suspects were "rehabilitated" through extensive programs of education, job training, and counseling. Central Command chief Gen. David Petraeus said to me, "The Saudi role in taking on Al Qaeda, both by force but also using political, social, religious, and educational tools, is one of the most important, least reported positive developments in the war on terror."<br />
Perhaps the most successful country to combat jihadism has been the world's most populous Muslim nation, Indonesia. In 2002 that country seemed destined for a long and painful struggle with the forces of radical Islam. The nation was rocked by terror attacks, and a local Qaeda affiliate, Jemaah Islamiah, appeared to be gaining strength. But eight years later, JI has been marginalized and main-stream political parties have gained ground, all while a young democracy has flowered after the collapse of the Suharto dictatorship.<br />
Magnus Ranstorp of Stockholm's Center for Asymmetric Threat Studies recently published a careful study examining Indonesia's success in beating back extremism. The main lesson, he writes, is to involve not just government but civil society as a whole, including media and cultural figures who can act as counterforces to terrorism. (That approach obviously has greater potential in regions and countries with open and vibrant political systems—Southeast Asia, Turkey, and India—than in the Arab world.)<br />
Iraq occupies an odd place in this narrative. While the invasion of Iraq inflamed the Muslim world and the series of blunders during the initial occupation period created dangerous chaos at the heart of the Middle East, Iraq also became a stage on which Al Qaeda played a deadly hand, and lost. As Al Qaeda in Iraq gained militarily, it began losing politically. It turned from its broader global ideology to focus on a narrow sectarian agenda, killing Shias and fueling a Sunni-Shia civil war. In doing so, the group also employed a level of brutality and violence that shocked most Iraqis. Where the group gained control, even pious people were repulsed by its reactionary behavior. In Anbar province, the heart of the Sunni insurgency, Al Qaeda in Iraq would routinely cut off the fingers of smokers. Even those Sunnis who feared the new Iraq began to prefer Shia rule to such medievalism.<br />
Since 9/11, Western commentators have been calling on moderate Muslim leaders to condemn jihadist ideology, issue fatwas against suicide bombing, and denounce Al Qaeda. Since about 2006, they've begun to do so in significant numbers. In 2007 one of bin Laden's most prominent Saudi mentors, the preacher and scholar Salman al-Odah, wrote an open letter criticizing him for "fostering a culture of suicide bombings that has caused bloodshed and suffering, and brought ruin to entire Muslim communities and families." That same year Abdulaziz al ash-Sheikh, the grand mufti of Saudi Arabia, issued a fatwa prohibiting Saudis from engaging in jihad abroad and accused both bin Laden and Arab regimes of "transforming our youth into walking bombs to accomplish their own political and military aims." One of Al Qaeda's own top theorists, Abdul-Aziz el-Sherif, re-nounced its extremism, including the killing of civilians and the choosing of targets based on religion and nationality. Sherif—a longtime associate of Zawahiri who crafted what became known as Al Qaeda's guide to jihad—has called on militants to desist from terrorism, and authored a rebuttal of his former cohorts.<br />
Al-Azhar University in Cairo, the oldest and most prestigious school of Islamic learning, now routinely condemns jihadism. The Darul Uloom Deoband movement in India, home to the original radicalism that influenced Al Qaeda, has inveighed against suicide bombing since 2008. None of these groups or people have become pro-American or liberal, but they have become anti-jihadist.<br />
This might seem like an esoteric debate. But consider: the most important moderates to denounce militants have been the families of radicals. In the case of both the five young American Muslims from Virginia arrested in Pakistan last year and Christmas bomber Umar Farouk Abdulmutallab, parents were the ones to report their worries about their own children to the U.S. government—an act so stunning that it requires far more examination, and praise, than it has gotten. This is where soft power becomes critical. Were the fathers of these boys convinced that the United States would torture, maim, and execute their children without any sense of justice, they would not have come forward. I doubt that any Chechen father has turned his child over to Vladimir Putin's regime.<br />
The data on public opinion in the Muslim world are now overwhelming. London School of Economics professor Fawaz Gerges has analyzed polls from dozens of Muslim countries over the past few years. He notes that in a range of places—Jordan, Pakistan, Indonesia, Lebanon, and Bangladesh—there have been substantial declines in the number of people who say suicide bombing and other forms of violence against civilian targets can be justified to defend Islam. Wide majorities say such attacks are, at most, rarely acceptable.<br />
The shift has been especially dramatic in Jordan, where only 12 percent of Jordanians view suicide attacks as "often or sometimes justified" (down from 57 percent in 2005). In Indonesia, 85 percent of respondents agree that terrorist attacks are "rarely/never justified" (in 2002, by contrast, only 70 percent opposed such attacks). In Pakistan, that figure is 90 percent, up from 43 percent in 2002. Gerges points out that, by comparison, only 46 percent of Americans say that "bombing and other attacks intentionally aimed at civilians" are "never justified," while 24 percent believe these attacks are "often or sometimes justified."<br />
This shift does not reflect a turn away from religiosity or even from a backward conception of Islam. That ideological struggle persists and will take decades, not years, to resolve itself. But the battle against jihadism has fared much better, much sooner, than anyone could have imagined.<br />
The exceptions to this picture readily spring to mind—Afghanistan, Pakistan, Yemen. But consider the conditions in those countries. In Afghanistan, jihadist ideology has wrapped itself around a genuine ethnic struggle in which Pashtuns feel that they are being dispossessed by rival groups. In Pakistan, the regime is still where Saudi Arabia was in 2003 and 2004: slowly coming to realize that the extremism it had fostered has now become a threat to its own survival. In Yemen, the state simply lacks the basic capacity to fight back. So the rule might simply be that in those places where a government lacks the desire, will, or capacity to fight jihadism, Al Qaeda can continue to thrive.<br />
But the nature of the enemy is now quite different. It is not a movement capable of winning over the Arab street. Its political appeal does not make rulers tremble. The video messages of bin Laden and Zawahiri once unsettled moderate regimes. Now they are mostly dismissed as almost comical attempts to find popular causes to latch onto. (After the financial crash, bin Laden tried his hand at bashing greedy bankers.)<br />
This is not an argument to relax our efforts to hunt down militants. Al Qaeda remains a group of relentless, ruthless killers who are trying to recruit other fanatics to carry out hideous attacks that would do terrible damage to civilized society. But the group's aura is gone, its political influence limited. Its few remaining fighters are spread thinly throughout the world and face hostile environments almost everywhere.<br />
America is no longer engaged in a civilizational struggle throughout the Muslim world, but a military and intelligence campaign in a set of discrete places. Now, that latter struggle might well require politics, diplomacy, and development assistance—in the manner that good foreign policy always does (Petraeus calls this a "whole-of-government strategy"). We have allies; we need to support them. But the target is only a handful of extremist organizations that have found a small group of fanatics to carry out their plans. To put it another way, even if the United States pursues a broad and successful effort at nation building in Afghanistan and Yemen, does anyone really think that will deter the next Nigerian misfit—or fanatic from Detroit—from getting on a plane with chemicals in his underwear? Such people cannot be won over. They cannot be reasoned with; they can only be captured or killed.<br />
The enemy is not vast; the swamp is being drained. Al Qaeda has already lost in the realm of ideology. What remains is the battle to defeat it in the nooks, crannies, and crevices of the real world.<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" /></div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-19287043453430988532019-10-15T03:00:00.000-07:002019-10-15T04:10:48.183-07:00cikal bakal INTOLERANISTIK (2)<div style="text-align: right;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaJeXtGjHYWbgb0tafTJXlMxjI9S6jDRD5X2hnjsXE55kkMwzbcBJQ12d80s3r_4r4WPqmMMcOqOlpX2rNojTjEdCX9G8drvPuOpiucuE4IN5h_KGpsOIWNmtsGcED67O_BECC5w_R0JU/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="35" data-original-width="33" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaJeXtGjHYWbgb0tafTJXlMxjI9S6jDRD5X2hnjsXE55kkMwzbcBJQ12d80s3r_4r4WPqmMMcOqOlpX2rNojTjEdCX9G8drvPuOpiucuE4IN5h_KGpsOIWNmtsGcED67O_BECC5w_R0JU/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="background-color: white; color: black; font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; letter-spacing: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 4px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: robotomedium; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 0px;">JAKARTA okezone</span> – Sebanyak tujuh orang prajurit TNI Angkatan Darat (AD) telah diganjar sanksi akibat unggahan di media sosial terkait insiden penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
Enam orang prajurit diberikan hukuman disiplin militer karena tidak menjaga keluarganya sesuai perintah TNI untuk bijak bermedia sosial. Sementara satu orang prajurit dihukum karena dirinya sendiri yang menyalahgunakan medsos.</div>
<div class="flying_carpet_div" style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">
<div data-google-query-id="CLjpo_mPnuUCFToccgodNNkPZg" id="div-gpt-ad-1510661249458-0" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">
<div id="google_ads_iframe_/7108725/Desktop-Detail-Parallax_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/7108725/Desktop-Detail-Parallax_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/7108725/Desktop-Detail-Parallax_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom; width: 545px;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan hukuman ini murni diberikan karena unggahan medsos yang tak patut terkait penusukan Wiranto, bukan karena terpapar radikalisme.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
"Dari awal saya tidak pernah menyebut atau membicarakan radikalisme. Tindakan kami murni karena mereka tidak bisa menjaga bagaimana bersosial media sehingga terjadilah penyalahgunaan," katanya di Markas Besar Angkata Darat (AD), Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).</div>
<div id="lastread" style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
"Penyalahgunaan ini sehubungan dengan insiden percobaan pembunuhan yang dilakukan terhadap Menko Polhukam. Maka kami sudah cukup menilai bahwa mereka harus berhenti," ucapnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
Andika menjelaskan, peristiwa penusukan Wiranto semestinya tidak boleh dianggap main-main. Pasalnya, kejadian itu hampir merenggut nyawa Mantan Panglima ABRI tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: robotomedium; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 0px;"><br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: robotomedium; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 0px;">Baca Juga : <a href="https://nasional.okezone.com/read/2019/10/15/337/2117162/nyinyir-penusukan-wiranto-di-medsos-7-prajurit-tni-kena-sanksi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;"><span style="box-sizing: border-box; color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">Nyinyir Penusukan Wiranto di Medsos, 7 Prajurit TNI Kena Sanksi</span></a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
"Jadi harus ada karena memang tidak bisa, tidak boleh dianggap main-main ini peristiwa yang hampir merenggut nyawa seseorang. Enggak usah kita ngomong pejabat atau bukan pejabat, ini menyangkut nilai kemanusiaan, seseorang yang hampir kehilangan nyawa kemudian dipermainkan, itu saja," tuturnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: robotomedium; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 0px;"><br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: robotomedium; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 0px;">Baca Juga : <a href="https://nasional.okezone.com/read/2019/10/15/337/2116937/mahfud-md-yang-mengatakan-penusukan-wiranto-settingan-sadis-dan-kejam" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;"><span style="box-sizing: border-box; color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">Mahfud MD : Yang Mengatakan Penusukan Wiranto Settingan, Sadis dan Kejam</span></a></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: roboto300; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: robotomedium; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 0px;">(erh)</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🐙</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta, Beritasatu.com</span> - Sejumlah perguruan tinggi (PT) di Indonesia mulai melakukan penerimaan mahasiswa baru. Sayangnya, ajang penerimaan dan pendataan mahasiswa tersebut disinyalir masih disalahgunakan beberapa oknum yang berniat menanamkan paham radikalisme.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Keluhan ini disampaikan sejumlah alumni PT dan orang tua mahasiswa di Jakarta, akhir pekan lalu. Indikasi tersebut terlihat dari form pendataan terhadap calon mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Fenomena yang sama juga pernah terjadi beberapa waktu lalu terhadap calon mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Anton Soedarwo yang juga alumni senior dari IPB mengatakan dirinya mendengarkan banyak keluhan dari para orang tua mahasiswa karena model pendataan untuk kepentingan agama tertentu. Hal itu patut diduga bahwa pendataan tersebut untuk kaderisasi dalam gerakan radikalisme kampus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Untuk itu, Anton yang pernah menangani program pembinaan kebangsaan dari Kementerian Dalam Negeri ini menuliskan surat terbuka kepada Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
<a href="https://www.beritasatu.com/nasional/551727/cegah-radikalisme-kampus-belum-tindak-lanjut-permenristekdikti-552018http://" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #1a74ca; text-decoration-line: none;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca : Cegah Radikalisme, Kampus Belum Tindak Lanjut Permenristekdikti 55/2018</span></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Dalam surat terbukanya, Anton meminta Menristekdikti Mohamad Nasir untuk menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo bahwa kampus IPB dan UI digunakan oleh paham Islam garis keras. Pemerintah seharusnya mendorong kampus untuk lebih mengoptimalkan Tri Dharma PT.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
“Selamat Pagi Mas Menteri. Mohon kalau ada waktu informal disampaikan ke Presiden terkait IPB dan UI yang semakin terang2an "dipakai" Islam "garis" keras sbg tempat berkembangnya faham mereka. Banyak keluhan teman2 alumni IPB dan UI terkait hal itu. Menurut saya Pemerintah harus segera merumuskan langkah mengembalikan kampus sbg pengemban Tri Dharma PT dan menghabisi anasir2 yang tidak Pancasilais. <em style="box-sizing: border-box;">Nuwun</em>, salam hormat saya,” demikian surat yang disebar melalui sejumlah media sosial pada Sabtu (4/5).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan UI Arman Nefi memberikan klarifikasi mengenai form data mahasiswa baru. Dalam suratnya tertanggal 30 April 2019 lalu, disebutkan bahwa kegiatan registrasi mahasiswa baru secara resmi dilakukan Direktorat Pendidikan UI antara lain berupa pengisian data mahasiswa secara online dalam form pra-registrasi. Selain itu, form pengisian data daring untuk mahasiswa baru yang telah beredar dilakukan oleh lembaga kemahasiswaan yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Salam UI.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
“Direktur Kemahasiswaan telah meminta kepada seluruh lembaga kemahasiswaan di lingkungan UI untuk tidak membuat form isian data daring mahasiswa baru yang bersifat pribadi untuk menghindari penyalahgunaan,” kata Arman.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Sayangnya, ujar Anton, klarifikasi tersebut dinilai belum tegas melarang aktivitas pendataan yang dilakukan beberapa kelompok yang diduga kuat berafiliasi dengan faham radikalisme.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Seperti diketahui, UI pernah menyatakan sikap akan menindak dengan tegas jika ada mahasiswa dan dosen yang terlibat radikalisme dan organisasi terlarang.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia Rifelly Dewi Astuti pernah mengatakan, UI selalu rutin melakukan pengawasan atas aktivitas sivitas akademika UI. UI juga secara intens menjalankan skema pencegahan untuk mencegah penyebaran paham radikalisme yang dimulai dari masa orientasi mahasiswa baru.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
<a href="https://www.beritasatu.com/nasional/495476/ui-akan-tindak-mahasiswa-dan-dosen-yang-terlibat-radikalismehttp://" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #1a74ca; text-decoration-line: none;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca : UI Akan Tindak Mahasiswa dan Dosen yang Terlibat Radikalisme</span></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
"Kami melalui mata kuliah terpadu juga memasukkan topik-topik terkait bela negara dan kebangsaan terus ditanamkan bagi mahasiswa UI. UI melalui para dosen agama dan dosen pembimbing seluruh organisasi keagamaan (Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha) juga telah mengimbau para mahasiswa untuk dapat bersatu padu menjaga keharmonisan dan menjunjung tinggi sikap toleransi di dalam bersosialisasi," ujar Rifelly beberapa waktu lalu ketika menanggapi sinyalemen dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).</div>
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;"><br style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 400; text-align: start;" /></strong>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box;">Sumber: Suara Pembaruan</span></div>
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;">🐙</strong></div>
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;">JAKARTA ID</strong>- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mencermati daerah-daerah dengan perolehan suara yang cukup rendah bagi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
"Ya kalau kita lihat dari daerah yang kering, itu relatif basisnya Islam, muslimnya kuat seperti Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, terus juga NTB (Nusa Tenggara Barat)," kata Moeldoko di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Kamis.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
Moeldoko yang juga wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) ini menilai bahwa ada isu yang kuat dihembuskan bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
"Kenapa begitu terpengaruh? Karena hembusan isu yang dari awal sudah diwapadai itu, itu memang luar biasa kuat. Waduh semburannya luar biasa. Kalau sudah berkaitan dengan keyakinan, agama, saya dapat pesan dari teman-teman di Aceh, Lu ngomong program sampai mampus juga tidak akan didengarkan karena urusannya sudah agama," ungkap Moeldoko.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul di mayoritas provinsi Sumatera, Jawa Barat, Banten dan Nusa Tenggara Barat.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
Misalnya berdasarkan hasil hitung cepat CSIS dan Cyrus, Jokowi-Ma'ruf Amin hanya mendapat 16,17 % di Sumatera Barat dibandingkan Prabowo-Sandiaga Uno yang memperoleh 83,83% di provinsi tersebut.</div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br />
<div style="background-color: white; color: black; font-family: sans-serif, Arial; font-size: 13.3333px; letter-spacing: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 4px; padding: 0px; text-align: start;">
Begitu pula di Aceh perbandingannya 22,02%- 77,98%, NTB 33,1%- 66,9%, Jawa Barat 38,97%- 61,03%, dan Banten 44,65 %- 55,35%.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
Artinya faktor Ma'ruf Amin maupun mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang belum dapat memenangkan suara di provinsi-provinsi asal mereka.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
"(Kehadiran para tokoh itu) masih belum bisa mengubah situasi, karena apa ya, menyentuh emosi, ya, tapi mudah-mudahan, nanti kita sudah tidak lagi bicara di arah itu semuanya sudah fokus pada upaya membangun negara," ungkap Moeldoko.<br />
<br style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;" />
Namun ia mengaku hasil hitung cepat itu akan menjadi bahan evaluasi TKN selanjutnya. (ant/gor)</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">🐅</span></div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DI <a href="https://www.tempo.co/tag/yogyakarta" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Yogyakarta</a> turut menyoroti peristiwa penolakan warga pendatang non-muslim yang hendak mengontrak di Dusun Karet, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul Yogyakarta.</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Baca juga: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1191743/pelukis-di-yogyakarta-ditolak-ngontrak-karena-menganut-katolik" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Pelukis di Yogyakarta Ditolak Ngontrak karena Menganut Katolik</a></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DIY, Nur Sigit Nugroho menyesalkan terjadinya penolakan warga dusun itu terhadap Slamet Jumiarto, seorang pelukis hanya karena beragama non muslim (Katolik) untuk mengontrak rumah di dusun itu. Aturan yang membolehkan hanya warga muslim yang bisa tinggal atau membeli tanah di daerah itu sendiri dibuat sesuai kesepakatan warga di wilayah itu medio 2015 silam.</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
“Dasar penolakan warga (terhadap Slamet) tersebut adalah inkonstitusional,” ujar Sigit melalui keterangan pers Selasa 2 April 2019.</div>
</div>
<div data-google-query-id="CNnvkebqsuECFUKkjgodv0UKUA" id="inarticle" style="border: 0px; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0__container__" style="border: 0pt none; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; letter-spacing: 0.16px;">Sigit menuturkan aturan yang membolehkan warga muslim tinggal di dusun itu hanyalah berdasarkan aturan internal yang dibuat Kelompok Kegiatan (Pokgiat) Dusun Karet.</span></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Meskipun aturan itu diklaim sebagai kesepakatan warga namun Sigit menilai hal itu bertentangan dengan hukum positif di atasnya, yaitu pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945, UU No.1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Sigit menuturkan penolakan warga non-muslim sebagai pengontrak rumah di dusun itu juga jelas bertentangan dengan hak-hak warga negara sesuai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Yang mengatur setiap warga negara Indonesia (WNI) berhak memeluk agama sesuai keyakinan, hak atas pekerjaan, penghidupan, kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan kepastian hukum yang adil.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Selain itu, Sigit menilai proses mediasi yang dilakukan Slamet dan pengurus dusun yang dilakukan tanggal 1 April 2019 di pendopo Dusun Karet bukanlah proses mediasi yang sebenarnya. Karena bersifat sepihak dan tidak memberikan pilihan lain kepada yang bersangkutan selain pergi dari rumah yang sudah dikontrak.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Atas temuan itu, PSI pun meminta instansi berwenang, termasuk Dinas Kependudukan, Kesbanglinmas (Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat), dan Kementerian Dalam Negeri melakukan pengawasan dan sosialisasi terhadap aturan-aturan internal di kampung-kampung lain di Indonesia.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Baca juga: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1157047/kevikepan-yogya-ada-dua-peristiwa-sebelum-pemotongan-nisan-salib" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Kevikepan Yogya: Ada Dua Peristiwa Sebelum Pemotongan Nisan Salib</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Khususnya, kata dia, yang bersifat diskriminatif terhadap warga beragama/suku tertentu, karena bertentangan dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
Sigit berharap peristiwa diskriminasi berdasarkan SARA tidak lagi terjadi di Daerah Istimewa <a href="https://nasional.tempo.co/read/1191776/pelukis-ditolak-ngontrak-di-yogyakarta-tokoh-kearifan-lokal" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Yogyakarta</a> yang memiliki sejarah panjang kerukunan hidup antar umat beragama, suku dan golongan.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizespeed; vertical-align: baseline;">
"PSI DIY siap memberikan bantuan pendampingan dan mediasi jika dibutuhkan," ujarnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
<div style="color: #313132; font-family: Knowledge-Light; line-height: 1.5; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.tribunnews.com/section/2019/04/02/survei-terbaru-roy-morgan-jelang-pilpres-2019-jokowi-565-persen-prabowo-435-persen?page=all" style="color: #ff9900;">,</a>🐍</div>
</div>
</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Bisnis.com</span>, JAKARTA - Sebanyak 10 hoax terkait calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo diperbincangkan sebanyak 1,9 juta kali di media sosial dan Internet selama periode 28 Januari-4 Februari 2019, ujar Lembaga survei PoliticaWave.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
Yose Rizal, Founder PoliticaWave, mengatakan lembaganya memantau 10 isu hoaks dengan jumlah percakapan terbesar, yaitu isu Ratna Sarumpaet, Utang Pemerintah, Kontainer Surat Suara, e-Toll dari utang China, e-KTP Palsu dari China, Jokowi dituduh PKI, Konsultan Asing, Ijazah SMA Jokowi palsu, 10 juta TKA China, dan Ma'ruf Amin diganti Ahok.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
"Terlihat bahwa 10 isu hoaks terbesar ditujukan untuk menyerang Jokowi. Sejak Pilpres 2014 sampai 2019 terlihat bahwa Jokowi adalah korban hoaks politik," kata Yose Rizal , saat memaparkan hasil survei soal Capres Pilihan Netizen, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2019) seperti dilaporkan <em style="box-sizing: border-box;">Antara</em>.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
Menurut dia, dalam penelitian tersebut PoliticaWave memperoleh sebanyak 1.899.881 (sekitar 1,9 juta kali) total percakapan terkait kedua kandidat yang dilakukan oleh 267.059 akun selama periode penelitian 28 Januari hingga 4 Februari 2019.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
PoliticaWave melakukan pengumpulan data secara realtime dari berbagai media sosial yang ada di Indonesia, termasuk Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, online forum dan news portal. PoliticaWave sudah melakukan filter dan mengeluarkan akun bot dari data dan analisa.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
"Seharusnya bantahan dilakukan secepatnya sebelum berita hoaks menyebar ke publik. Akibatnya, sekarang sulit diatasi," lanjut Yose.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
Menurut dia, pencegahan hoaks merupakan tugas bersama seluruh komponen rakyat Indonesia. Rakyat tidak boleh tertipu oleh isu hoaks dalam mengambil keputusan memilih pemimpinnya.<br />
"Isu hoaks juga sangat berbahaya dan dapat memecah belah persatuan bangsa. Isu hoaks juga dapat mengganggu fokus pemerintahan terpilih dalam melaksanakan tugasnya," kata Yose pula.<br />
Menurut PoliticaWave, Presiden Joko Widodo menjadi korban hoaks politik mulai Pilpres 2014 hingga Pilpres 2019 yang didasari hasil pemantauan di media sosial.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
"Pada Pilpres 2014 pasangan Jokowi-JK mendapat serangan hoaks 7 kali lebih besar daripada pasangan Prabowo-Hatta," tutur Yose.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
Sumber : Antara</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: start;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 18px; height: auto; margin-bottom: 25px; max-width: 100%; text-align: center;">
🐗</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="c-rte--article" data-css="c-rte" style="border: 0px; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 32px 0px 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
JAKARTA: Dozens of Indonesian mosques that cater to government workers are spreading radicalism and calling for violence against non-Muslims, the country's intelligence agency said Monday (Nov 19).</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Its findings come six months after Indonesia's second-biggest city Surabaya was rocked by a wave of suicide bombings at several churches during Sunday services, killing a dozen people.</div>
<div style="border: 0px; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
They were the deadliest terror attacks in about a decade and once again put religious tolerance in the world's biggest Muslim majority in the spotlight.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The Indonesian State Intelligence Agency said Monday it has probed about one thousand mosques across the Southeast Asian archipelago since July and found that imams at some 41 places of worship in one Jakarta neighbourhood alone were preaching extremism to worshippers - mostly civil servants who work at nearby government ministries.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The Agency found about 17 clerics expressed support or sympathy for Islamic State and encouraged parishioners to fight for the militant group in Syria and Marawi, the Philippine city overrun by foreign IS fighters last year.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Some clerics also called on the faithful to commit violence on behalf of IS - which claimed the May bombing attacks in Surabaya - and spread hatred or vilify Indonesia's minority religions, which include Christianity, Buddhism and Hinduism.</div>
<div style="border: 0px; font: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"The majority of people who go to these mosques are government workers so that's why this is alarming," intelligence agency spokesman Wawan Purwanto told AFP.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"These are people who are running the country."</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The agency did not release details about what it found at hundreds of other mosques covered by its probe.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
But it said that it also found worrying signs of radicalism at seven university campuses among several hundred it spot checked as part of the probe.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The spy agency's investigation was sparked by an independent anti-terrorism expert's report last year that found imams at dozens of mosques across Indonesia were expressing intolerance and support for IS.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"We have to avoid this because we don't want people in Indonesia fighting against each other - that will lead to (bad) things," Purwanto said.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Indonesia has beefed up its anti-terror law to give authorities more power to arrest suspects in the wake of the Surabaya attacks.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
But Purwanto said the agency would take a soft approach to dealing with radical imams by trying to convince them to spread a more peaceful message.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jakarta-based terrorism expert Sidney Jones said the agency should go beyond just talking with clerics about their sermons.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; margin-bottom: 25px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Generally it's not enough to talk to the preacher - you have to get to the mosque development committee and look at (who is behind) the financing," she said.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Merriweather, serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0px; line-height: 1.75; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"And you have to understand why there is support from the local community."</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><span class="article__source" style="border: 0px; color: black; font-family: "lato" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: 400; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Source: AFP/zl</span><span style="border: 0px; color: black; font-family: "lato" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: 400; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Read more at https://www.channelnewsasia.com/news/asia/indonesia-mosques-spreading-radicalism-to-government-workers-10947064</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="background-color: white;"><b>🐕</b></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></b></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta SP -</span> Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafii Maarif menegaskan Peraturan Daerah (Perda) yang berlandaskan agama, baik bernuansa syariah maupun lainnya hanya berorientasi pada kekuasaan dan jangka pendek. Pembentukan perda-perda semacam itu, kata Buya Syafii, sapaan Syafii Maarif, hanya bertujuan untuk menjaga dan mendapat konstituen.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
"Itu (Perda) lebih berorientasi pada kekuasaan sebenarnya. Jangka pendek, untuk menjaga dan mendapat konstituen," kata Buya Syafii usai peluncuran buku 'Merawat Kewarasan Publik: Refleksi Kritis Intelektual Muda dan pembukaan Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan yang digelar Maarif Institute di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (23/11).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Buya Syafii menyatakan kehadiran perda-perda berbasiskan agama menjadi problematik saat ini. Kehadiran Perda-perda tersebut tidak hanya didukung oleh partai-partai berbasiskan agama, tetapi juga oleh partai lainnya. Padahal, Buya Syafii melihat kehadiran perda-perda ini dapat menjadi duri dalam daging dalam pelaksanaan hukum positif di Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
"Itu daging kalau ada durinya ya sakit sekali. Artinya mengganggu pelaksanaan hukum di Indonesia ini. Dan itu bisa menimbulkan perpecahan," tegasnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Buya Syafii menyatakan, Perda bernuansa syariah misalnya bukan untuk mencapai syariah. Dikatakan, syariah dapat tercapai jika keadilan bersama dapat tercapai.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
"Syariah itu sebetulnya tegaknya keadilan kebersamaan. Ini kan sekedar politik," katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Perda syariah, Buya Syafii menganalogikan sekadar politik gincu, tampak di bibir, tapi tak terasa. Padahal, kata Buya, berpolitik maupun menjalankan ajaran agama semestinya menerapkan falsafah garam, tak tampak di bibir, tapi terasa.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
"Kalau mau menegakkan ajaran Islam harus berpedoman pada falsafah garam. Terasa tapi tak tampak, jangan politik gincu," ungkapnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
Untuk itu, Buya Syafii meminta perda-perda berbasis agama sebaiknya ditinjau kembali. Termasuk dilakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) jika bertentangan dengan Undang-undang Dasar.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Montserrat; font-size: 18px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-align: start;">
"Menurut saya itu harus ditinjau kembali, kalau ternyata berlawananan dengan UUD ya ke MK saja," tegasnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><br style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 400;" /></b></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Montserrat, Arial, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box;">Sumber: Suara Pembaruan</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">🍁</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">Medan</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"> detik- Universitas Sumatera Utara (USU) mendukung Polda Sumut mengusut tuntas kasus Himma Dewiyana Lubis alias Himma yang menyebut bom Surabaya pengalihan isu. Himma juga dicopot sementara dari jabatan kepala arsip.</span></div>
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Kita tegas. Artinya itu kan masih dalam pemeriksaan, tapi walaupun dalam pemeriksaan, kebetulan karena yang bersangkutan ini ada tugas tambahan yang kita berikan dia sebagai kepala arsip, saya sudah sampaikan kemarin ke sekretaris universitas untuk segera menerbitkan surat pemberhentian sementara dari kepala arsip itu," kata Rektor USU Runtung Sitepu saat dihubungi detikcom, Minggu (20/5/2018). </span><br />
<table class="linksisip" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; width: 540px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/05/20/133415/4029449/10/dosennya-sebut-bom-surabaya-pengalihan-isu-ini-respons-rektor-usu" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Dosennya Sebut Bom Surabaya Pengalihan Isu, Ini Respons Rektor USU</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" /></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Runtung menuturkan kinerja Himma sebagai kepala arsip, bagus. Himma juga masuk dalam pengurus komunitas arsip tingkat nasional.</span><br />
<center style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">
</center>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Kalau kinerjanya dia menangani kepala arsip ini, bagus kerjanya. Bahkan dia juga ikut salah satu pengurus, ada istilahnya komunitas arsip tingkat nasional, dia ikut di dalam itu. Dan menyusun arsip kita juga tertib semua, maka saya terkejut dengan berita itu," ucapnya.</span></div>
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Terkait status dosen Himma, Runtung mengatakan pihaknya masih menunggu putusan pengadilan terkait kasus ini. Namun, dia memastikan ada sanksi jika kasus ini terbukti.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Kalau untuk statusnya sebagai dosen, kita harus menunggu putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Kalau sudah berkekuatan hukum tetap baru kita menjatuhkan sanksi administrasi sesuai peraturan yang berlaku pada aparatur sipil negara gitu, ada kesalahan berat, sedang dan ringan. Tapi kalau terbukti di pengadilan apa yang disangkakan sekarang ini, saya kira itu sudah sanksi berat. Cuma kita menunggu," ujarnya.</span><br />
<table class="linksisip" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; width: 540px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/05/20/120217/4029371/10/sebut-bom-surabaya-pengalihan-isu-dosen-usu-mengaku-terbawa-emosi" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sebut Bom Surabaya Pengalihan Isu, Dosen USU Mengaku Terbawa Emosi</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" /></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Pihak USU menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada proses hukum. Runtung menegaskan tidak akan melindungi dosennya jika memang terbukti bersalah.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Kita gini aja, artinya tentu kan polisi yang memahami unsur-unsur dari kasusnya ini, artinya kita mendukung sepenuhnya yang dilakukan kepolisian menangkap yang bersangkutan dan memeriksa dan tentu bukan hanya itu, untuk diajukan ke pengadilan kalau memang unsurnya terpenuhi dan berikan hukuman yang setimpal kepada yang bersangkutan. Tidak pernah melindungi orang yang seperti itu, sama sekali tidak," tuturnya.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Himma ditangkap di rumahnya di Jalan Melinjo II Komp Johor Permai, Kota Medan, pada Sabtu (19/5) sekitar pukul 16.00 WIB kemarin. Penangkapan ini karena ada laporan warga terkait status Facebook Himma soal bom di tiga gereja Surabaya.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Skenario pengalihan yg sempurna... #2019GantiPresiden" tulis akun facebook Himma Dewiyana.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">🐈</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
IMPARSIAL JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Imparsial Al Araf mengatakan, negara tidak boleh meremehkan keberadaan ujaran kebencian dan hoaks yang beredar di kalangan masyarakat. Ia mengungkapkan, diperlukan perlawanan terhadap narasi kebencian dengan narasi yang menyejukkan, seputar perdamaian dan keberagaman. ” Ujaran kebencian menjadi sesuatu yang nampak dan digunakan dalam kontestasi politik. Sehingga, upaya melawan ujaran kebencian menjadi tanggung jawab bersama,” kata Al Araf dalam diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (28/3/2018). Al Araf mengungkapkan, konflik sosial seringkali terjadi karena isu identitas terkait suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
Di sisi lain, tingginya kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat semakin memperparah konflik tersebut. “Kita melihat bahwa dalam ujaran kebencian di dekade kekinian, di tahun politik ini, kebencian terhadap SARA itu sepertinya potensial digunakan sebagai strategi politik pemenangan kekuasaan. Karena, secara empiris pada tahun 2014 kita mengalami ujaran kebencian dan hoaks yang disebarkan secara masif dan sistematis,” papar Al Araf. Al Araf melihat kecenderungan ini kian mengkhawatirkan jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Sebab, ruang-ruang publik kerap kali dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarkan ujaran kebencian dan hoaks, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Kita malah melihat dinamika politik itu tidak menampilkan pola membangun kualitas proses politik, melainkan kebencian dan konflik,” kata dia. Selain itu, Al Araf juga mengingatkan agar seluruh pihak mewaspadai kelompok-kelompok penyebar ujaran kebencian yang sengaja memancing konflik hanya demi kepentingan ekonomi.
Dua strategi Peneliti Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Irfan Abubakar mengungkapkan, ada dua strategi yang bisa dilakukan dalam memerangi ujaran kebencian dan hoaks. Dua strategi itu adalah penindakan hukum yang berimbang dan peranan masyarakat sipil jelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 “Pertama, penanganan ujaran kebencian melibatkan aparat penegakkan hukum karena mereka sebagai pihak netral dalam konteks pertarungan politik. Polri harus adil dan berimbang dalam penindakan hukumnya,” kata Irfan. Ia juga menekankan pentingnya peranan kalangan masyarakat sipil.
Irfan mencontohkan, peranan organisasi masyarakat keagamaan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah mampu melakukan perlawanan narasi-narasi kebencian yang bisa menimbulkan polarisasi di masyarakat. “Apa yang ingin saya katakan adalah kalangan moderat bisa menghindari polarisasi. Indonesia diuntungkan dengan pluratias keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, dan organisasi variasi lainnya,” kata dia. Irfan mengingatkan, kontestasi politik melibatkan pertarungan perebutan kekuasaan sekaligus penyebaran wacana tertentu yang tak hanya melibatkan segelintir elit politik, tetapi juga masyarakat di akar rumput. Seluruh pihak, baik masyarakat, akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga media massa harus mewaspadai mobilisasi politik menggunakan kesamaan identitas agama, suku, ras dan antar golongan yang menciptakan polarisasi.
DYLAN APRIALDO RACHMAN Kompas.com – 28/03/2018, 19:11 WIB
<br />
<div style="text-align: center;">
🍚</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; float: left; font-family: "lato" , sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px; margin-right: 4px;"><strong style="box-sizing: border-box;"><a class="text-red" href="https://www.wartaekonomi.co.id/dateline1/jakarta.html" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease-in-out;">Warta Ekonomi.co.id, Jakarta</a></strong> -</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Pasca serangan bom yang terjadi di Surabaya pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5) di area Mapolrestabes Surabaya, beberapa politisi manfaatkan insiden tersebut untuk menyerang Presiden Joko Widodo.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Wakil Ketua Komisi VI DPR, Inas N Zubir mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di beberapa titik di Surabaya. Namun dia merasa kecewa terhadap politisi yang berkomentar seolah-olah mengutuk teroris, namun secara implisit malah membela para teroris tersebut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Lanjutnya, Ia merasa heran, tidak ada statemen apapun terhadap peristiwa keji tersebut baik dari Prabowo, Gatot Nurmantyo, AHY maupun Anies Baswedan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
"Padahal mereka sedang menggadang-gadang diri mereka untuk mencalonkan diri dalam pilpres 2019. Selain itu, ada apa dengan Amien Rais? yang selama ini lantang menyerang Jokowi tapi tidak bersuara terhadap peristiwa keji di Surabaya tersebut," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (16/5/2018).</div>
<div class="dable_placeholder" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; margin: 0px auto; padding: 10px 0px; text-align: start; width: 769px;">
<div data-widget_id="M7Nx2eXb" id="dablewidget_M7Nx2eXb" style="box-sizing: border-box; height: auto; overflow: visible;">
<iframe frameborder="0" height="165" name="dableframe-0.471844295714239" scrolling="no" src="https://api.dable.io/widgets/id/M7Nx2eXb/users/85059398.1520344035843?from=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fread181113%2Fpasca-bom-surabaya-inas-kemana-prabowo-gatot-ahy-anies-dan-amien-rais.html&url=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fread181113%2Fpasca-bom-surabaya-inas-kemana-prabowo-gatot-ahy-anies-dan-amien-rais.html&ref=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2F&cid=85059398.1520344035843&uid=85059398.1520344035843&site=wartaekonomi.co.id&id=dablewidget_M7Nx2eXb&category1=Kabar%20Indonesia&category2=Politik&item_id=181113&pixel_ratio=1&client_width=769&network=non-wifi&lang=en&pre_expose=1&inarticle_init=1" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box;" title="Baca Juga" width="100%"></iframe></div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Inas Menegaskan, sebagai bangsa yang bernurani dimana Islam sebagai agama terbesar di Indonesia, tidak ada alasan apapun untuk melakukan pembenaran dan pembelaan terhadap perbuatan biadab tersebut, bahkan harus menjadi kewajiban bagi politisi-politisi serta bakal calon-calon presiden 2019 untuk menyuarakan perlawanan mereka kepada terorisme dan memberikan empati kepada para korban dan keluarganya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
"Kita sangat ingin agar tindakan terorisme ini dapat semakin diminimalisir bahkan dimusnahkan di bumi Nusantara ini, karena itu, seluruh fraksi di DPR-RI yang mendukung pemberantasan terorisme, harus segera mendorong diparipurnakan-nya RUU Pemberantasan Terorisme," pungkas dia. </div>
<div style="text-align: center;">
🍇</div>
<br />
<br />
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Tetangga atau warga sekitar rumah keluarga teroris itu kebanyakan kaget bukan main.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Pasalnya, mereka tak menyangka ada keluarga teroris di lingkungan tempat tinggal mereka.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Ternyata para teroris ini memiliki buku panduan kamuflase agar bisa membaur dengan masyarakat sekitar.</div>
<div id="div-Inside-MediumRectangle" style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: auto; padding: 0px; text-align: center;">
</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Hal itu diungkap setelah barang bukti ditemukan ketika proses penyidikan dan penggeledahan olah TKP.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera mengungkapkan buku panduan ini digunakan pelaku untuk berkamuflase.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Artinya, buku tersebut menjadi tutorial agar pelaku bisa berinteraksi dengan masyarakat tanpa menimbulkan kecurigaan.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
"Buku panduan mereka sudah kita dapatkan," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera saat di Media Center Polda Jatim, Selasa (15/5/2018).</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
"Buku panduan dalam kamuflase itu juga berisikan cara menghadapi masyarakat," lanjutnya.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Sehingga, tak heran baginya melihat pola dari aksi pengeboman beberapa waktu lalu berbeda dengan aksi teroris di Indonesia sebelumnya.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
Bila yang sebelumnya lebih bersifat tertutup, maka dengan pola baru ini pelaku justru mencoba lebih aktif dan akrab dengan masyarakat.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; padding: 0px; text-align: start;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Artikel ini telah tayang di <a href="http://www.tribunnews.com/" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">Tribunnews.com</a> dengan judul Polisi Temukan Buku Panduan Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya, Ini Isinya, <a href="http://www.tribunnews.com/regional/2018/05/16/polisi-temukan-buku-panduan-pelaku-bom-bunuh-diri-di-surabaya-ini-isinya?page=3" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">http://www.tribunnews.com/regional/2018/05/16/polisi-temukan-buku-panduan-pelaku-bom-bunuh-diri-di-surabaya-ini-isinya?page=3</a>.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Editor: Hasanudin Aco</div>
<div style="text-align: center;">
🌵</div>
<br />
TEMPO.CO</div>
, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Depok</span> -Dosen Filsafat Universitas Indonesia, <a href="https://www.tempo.co/tag/rocky-gerung" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Rocky Gerung</a> mendapatkan kejutan akibat ungkapannya dalam acara diskusi Indonesia Lawyers Club yang diselenggarakan sebuah stasiun televisi swasta nasional pada Selasa, 10 April 2018. Kejutan berupa laporan polisi dari Ketua Cyber Indonesia, Permadi atas pernyataannya dalam acara tersebut.
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Apa yang menyebabkan <a href="https://metro.tempo.co/read/1078458/dosen-ui-rocky-gerung-dituding-sebar-ujaran-kebencian-sara" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Rocky Gerung</a> dilaporkan? Dalam rekaman berdurasi 11 menit yang berhasil didapat Tempo, Rocky Gerung mendapatkan kesempatan berbicara soal topik diskusi. Rocky menyampaikan pendapatnya soal arti kata fiksi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
“Saya mulai pelan –pelan ya buat cari cara itu, asal usul masalah ini adalah soal fiksi atau fakta, dan itu sebetulnya permulaan yang buruk, karena waktu kita sebut fiksi, di kepala kita adalah fiktif,” kata Rocky Gerung membuka pendapatnya.<br />
<br />
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Baca : <a href="https://nasional.tempo.co/read/771798/rocky-gerung-berangus-buku-kiri-cermin-rezim-norak" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Rocky Gerung: Berangus Buku Kiri Cermin Rezim Norak</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Dikatakan Rocky, fiction atau fiksi itu merupakan kata benda, namun karena dia diucapkan dalam satu forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk. “Fiksi itu sangat bagus, dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi itu,” lanjut Rocky.</div>
<div id="inarticle" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Dan kita hidup dalam dunia fiksi, kata Rocky, lebih banyak fiksi daripada dalam dunia realitas. Ia juga menyatakan fiksi lawannya realitas bukan fakta. “Jadi kalau anda bilang itu fiksi lalu kata itu jadi peyoratif (menghina), itu artinya kita menginginkan anak anak kita tidak lagi membaca fiksi, karena sudah dua bulan ini kata fiksi itu menjadi kata yang buruk,” tutur Rocky.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Rocky melanjutkan dengan memberikan contoh fiksi dalam kitab suci, “Kitab suci fiksi atau bukan? Siapa yang berani jawab,” kata Rocky dengan diiringi ketawa penonton. “Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi. Karena belum selesai, belum tiba itu,” katanya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<small style="border: 0px; color: grey; font-family: inherit; font-size: 11px; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 0em; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rocky Gerung. [TEMPO/Muradi]</small></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Rocky melanjutkan, dengan perbandingan lain yakni Babad Tanah Jawi yang merupakan salah satu bentuk fiksi, “Jadi ada fungsi dari fiksi untuk mengaktifkan imajinasi, menuntun kita untuk berfikir lebih imajinatif. Sekarang dia (fiksi) dibunuh, dibunuh oleh politisi,” kata dia.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Rocky Gerung juga menjelaskan, fiksi dapat dijadikan sebagai prediksi bahkan lebih dari itu, bahkan untuk destinasi. “Anda percaya, pada fiksi dan anda dituntun oleh kepercayaan itu, bisa tiba, nggak bisa tiba. Gimana caranya, itu fungsi kitab suci. Anda percaya kitab suci? Kenapa anda abaikan sifat fiksional dari kitab suci, kan itu bukan faktual, belum terjadi. Dan anda dituntun oleh dalil dalil oleh kitab suci. Bukan sekedar prediksi tuh,” beber dia setelah mendapatkan pertanyaan dari salah satu peserta diskusi yakni bisa nggak fiksi itu menjadi hal yang tumpuan prediksi.<br />
<br />
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Simak juga : <a href="https://metro.tempo.co/read/1078201/pengacara-ahmad-dhani-dan-mulan-jameela-pulang-dari-israel-ahad" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Pengacara: Ahmad Dhani dan Mulan Jameela Pulang dari Israel Ahad</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Pernyataan Rocky Gerung tersebut lantas banyak menuai kontrofersi pada peserta diskusi yang turut dihadiri Wakil Ketua Umum Demokrat, Roy Suryo, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon, Ketua DPP Partai Golkar, Ac Hasan, Politisi PDIP, Arya Bima, Anggota DPR RI PDIP, Dwi Ria Latifah, Pengamat Komunikasi Politik Efendi Gozali dan budayawan Sujiwo Tedjo tersebut.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Rupanya kontroversi tidak hanya berakhir di ruang diskusi, Ketua Cyber Indonesia, Permadi merasa pernyataan Rocky Gerung bermasalah hingga dirinya melaporkan dosen bergelar Profesor tersebut ke Kepolisian Daerah Metro Jaya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Permadi melaporkan <a href="https://grafis.tempo.co/read/1068/kasus-hukum-ahmad-dhani-dari-dul-sampai-makar?utm_source=Post&utm_medium=BacaJuga&utm_campaign=Grafis_Moerat" rel="noopener" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Rocky Gerung</a> dengan mengajukan saksi yaitu Sekretaris Jenderal Cyber Indonesia Jack Boyd Lapian. "Kitab suci itu fiksi dan masih ada lagi narasinya," kata Jack Lapian mencontohkan salah satu ucapan Rocky ketika dihubungi di Jakarta hari ini, Rabu, 11 April 2018.</div>
<div style="text-align: center;">
🍨</div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br /></strong></span>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">JAKARTA okezone</strong> - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap enam orang yang merupakan admin dari The Family MCA (Muslim Cyber Army) yang dimana merupakan sebuah kelompok penyebar ujaran kebencian.</span>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div class="recomendationnews" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-image-outset: 0; border-image-repeat: stretch; border-image-slice: 100%; border-image-source: none; border-image-width: 1; border-left-color: rgb(238, 238, 238); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(238, 238, 238); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(238, 238, 238); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 20px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 18px; padding-right: 18px; padding-top: 20px; position: relative; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<div class="top" style="border-top-color: rgb(194, 45, 47); border-top-style: solid; border-top-width: 15px; box-sizing: border-box; left: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; position: absolute; right: 0px; top: 0px;">
</div>
<div class="title" style="box-sizing: border-box; color: #c22d2f; font-family: Overpass; font-size: 18px; font-style: normal; font-weight: 700; line-height: 40px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">BERITA TERKAIT<span style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span><span style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> <a href="https://news.okezone.com/topic/33305/berita-bohong-atau-hoax" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #c22d2f; float: right; font-size: 22px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"> + </a> </span></span></div>
<ul style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="box-sizing: border-box;">
<li style="box-sizing: border-box; list-style-image: none; list-style-position: outside; list-style-type: none; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="https://news.okezone.com/read/2018/02/28/337/1865980/polisi-tangkap-6-admin-the-family-mca" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black; display: block; font-size: 17px; font-style: normal; font-weight: 400; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Polisi Tangkap 6 Admin The Family MCA">Polisi Tangkap 6 Admin The Family MCA</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; list-style-image: none; list-style-position: outside; list-style-type: none; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="https://news.okezone.com/read/2018/02/28/337/1865880/polri-akan-beberkan-pengungkapan-kasus-the-family-mca" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black; display: block; font-size: 17px; font-style: normal; font-weight: 400; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Polri Akan Beberkan Pengungkapan Kasus The Family MCA">Polri Akan Beberkan Pengungkapan Kasus The Family MCA</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; list-style-image: none; list-style-position: outside; list-style-type: none; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="https://news.okezone.com/read/2018/02/28/337/1865745/polisi-sudah-punya-alat-deteksi-ujaran-kebencian" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: black; display: block; font-size: 17px; font-style: normal; font-weight: 400; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Polisi Sudah Punya Alat Deteksi Ujaran Kebencian">Polisi Sudah Punya Alat Deteksi Ujaran Kebencian</a></li>
</span></ul>
</div>
<span style="box-sizing: border-box;">
<span style="background-color: transparent; color: #434343; display: inline; float: none; font-family: "overpass"; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"> </span><br />
</span><br />
<div class="flying_carpet_div" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
</div>
<span style="box-sizing: border-box;">
<span style="background-color: transparent; color: #434343; display: inline; float: none; font-family: "overpass"; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
</span><br />
</span><br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran menuturkan salah seorang tersangka bernama Tara Arsih Wijayani yang berperan sebagai penyebar konten ujaran kebencian berprofesi sebagai dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">"Salah satunya Dosen di UII Yogyakarta, dosen bahasa Inggris ia menyebarkan konten kebencian ini melalui medsos,” ujar Fadil di Bareskrim Tipidsiber, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/208).</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div id="lastread" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
</div>
<span style="box-sizing: border-box;">
<span style="background-color: transparent; color: #434343; display: inline; float: none; font-family: "overpass"; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
</span><br />
</span><br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;"> (Baca juga:<span style="box-sizing: border-box; color: blue; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </span><a class="gabreaking" href="https://news.okezone.com/read/2018/02/28/337/1865980/polisi-tangkap-6-admin-the-family-mca" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Polisi Tangkap 6 Admin The Family MCA"><span style="box-sizing: border-box; color: blue; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Polisi Tangkap 6 Admin The Family MCA</strong></span>)</a>
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Lalu, lanjut Fadil juga menjelaskan peran dari pelaku lainnya. Dimana Ronny Sutrisno ini bertugas mencari akun lawan yang akan di takedown, lalu Yuspiadin, Ramdani Saputra , Riski Surya Darma dan Muhammad Luth menyebarkan akun-akun anonim di medsos itu dengan identitas palsu.
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">“Mereka ini dalam berokomunikasi menggunakan aplikasi cello, semacam HT tapi di handphone, telegram dan FB secara tertutup dalam melancarkan aksi,”papar Fadil.
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
</div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;"> (Baca juga:<a class="gabreaking" href="https://news.okezone.com/read/2018/02/28/337/1865727/pengamat-medsos-stop-ujaran-kebencian-di-media-sosial" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Pengamat Medsos: Stop Ujaran Kebencian di Media Sosial"> <strong style="box-sizing: border-box; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pengamat Medsos: Stop Ujaran Kebencian di Media Sosial</strong>)</a>
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Selain itu, Fadli juga menyatakan bahwa pihaknya saat ini masih mendalami mengenai aksi dari kelompok The Family MCA guna mengetahui apakah ada yang mengordernya.
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">“Ini kami dalami, siapa yang order, adakah kaitannya dengan ormas atau organisasi apapun, kami kasih waktu,” jelas Fadil.
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Sekedar informasi, atas perbuatannya Polisi telah menjerat para pelaku dengan Pasal 45A Ayat (2) Jo Pasal 28 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan/atau pasal Jo pasal 4 huruf b angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau pasal 33 UU ITE. </span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #434343; font-family: Overpass; font-size: 17px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: 0px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(wal)</strong></span></div>
<span style="box-sizing: border-box;">
</span>
<br />
<div align="center">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><i>🐓</i></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">TANGERANG, KOMPAS.com</span> - Tidak semua warga mengetahui adanya surat edaran tentang pengaturan ketentuan bagi kegiatan warga non-Muslim di Perumahan Bumi Anugerah Sejahtera, Rajeg, Kabupaten Tangerang.
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Nasution misalnya, pria asal Mandailing, Sumatera Utara itu terkejut ketika diinformasikan oleh temannya bahwa ada surat edaran tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
"Enggak semua warga tahu soal itu. Enggak ada voting, enggak ada apa, tiba-tiba muncul itu surat edaran," kata Nasution saat ditemui di rumahnya, Kamis (7/12/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Nasution menjelaskan, surat edaran tersebut bukan berasal dari musyawarah antara pengurus RT dan RW dengan para warga yang ada di Perumahan Bumi Anugerah Sejahtera.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Dia mengakui, memang di lingkungan perumahan tersebut ada kegiatan kebaktian yang dilakukan setiap Minggu. Namun, kegiatan itu tidak selalu terjadi di satu rumah saja.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
"Di sini enggak ada itu satu rumah yang dijadikan gereja. Memang ada kebaktian seminggu sekali, tapi itu beda-beda rumah. Kayak kita (Muslim) saja pas bikin pengajian, ya <em style="box-sizing: border-box;">kayak</em> arisan <em style="box-sizing: border-box;">gitu</em>, beda-beda setiap minggunya," ujar dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Baca juga : <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/07/16171611/surat-edaran-untuk-warga-non-muslim-di-desa-rajeg-batal-diberlakukan" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Surat Edaran untuk Warga Non-Muslim di Desa Rajeg Batal Diberlakukan</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
</div>
<div class="photo" id="5a28f3a8ce61d07b8553b182" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 20px; max-width: 100%; position: relative; width: 750px;">
<div class="photo__wrap" style="box-sizing: border-box; position: relative;">
</div>
<div class="photo__caption" style="box-sizing: border-box; color: #999999; font-size: 14px; padding: 10px 0px;">
<br /></div>
</div>
<span style="font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">Nasution yang menetap di Perumahan Bumi Anugerah Sejahtera selama 2 tahun itu memastikan tak pernah ada konflik antarumat beragama di lingkungannya.</span><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Dia mengaku heran mengapa surat edaran itu bisa muncul dan viral di media sosial. Dia juga mengaku miris membaca isi surat edaran tersebut.</div>
<div class="flying_desktop" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
<div data-google-query-id="CLWSqPKf-dcCFQsRaAodG9MPLg" id="div-gpt-ad-210346665559669319-411" style="box-sizing: border-box;">
<div id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_8__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_8" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_8" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; max-width: 100%; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-top: -17px;">
<div class="clearfix" style="box-sizing: border-box;">
<div class="paralax-artikel paralax-artikel--kanal" style="box-sizing: border-box;">
<div class="paralax-ad" style="box-sizing: border-box; height: 300px; margin: 20px auto; position: relative; width: 560.547px;">
<div class="inner-paralax-ad" style="box-sizing: border-box; clip: rect(auto auto auto auto); height: 300px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 560.547px;">
<div class="img-paralax-ad" style="box-sizing: border-box; height: 659px; margin: 0px auto; position: fixed; text-align: center; top: 50px; transform: translateZ(0px); width: 560px;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
"Sebagai warga negara, saya enggak setuju itu. Di mana toleransi antarwarga? Saya juga baca itu poin nomor 3 paling sadis, karena harus memakamkan jenazah 1x24 jam itu bagaimana? Di sini kan rata-rata pendatang semua, keluarganya jauh-jauh," katanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Baca juga : <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/07/15573421/muasal-keluarnya-edaran-bagi-non-muslim-di-desa-rajeg" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Muasal Keluarnya Edaran bagi Non-Muslim di Desa Rajeg</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Sebuah surat edaran dengan kop surat Rukun Warga (RW) 06, Perumahan Bumi Anugerah Sejahtera, <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Desa-Rajeg" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Desa Rajeg</a>, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang menjadi pembicaraan di media sosial.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
</div>
<div class="photo" id="5a28f303ce61d01947457639" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; margin-bottom: 20px; max-width: 100%; position: relative; width: 300px;">
<div class="photo__wrap" style="box-sizing: border-box; position: relative;">
</div>
<div class="photo__caption" style="box-sizing: border-box; color: #999999; font-size: 14px; padding: 10px 0px;">
<br /></div>
</div>
<span style="font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">Surat edaran itu berisikan aturan dan ketentuan penyelenggaraan kegiatan bagi warga non-Muslim di sana. Setidaknya ada 4 aturan dan ketentuan yang tercantum dalam surat edaran tersebut.</span><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Pertama, warga non-Muslim dilarang mengalihfungsikan rumah menjadi tempat ibadah. Kedua, kegiatan tersebut boleh dilakukan dengan catatan tidak mengundang tamu dari luar perumahan, kemudian tidak boleh menggunakan pengeras suara, dan tidak membawa pemuka agama.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Baca juga : <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/07/15052771/viral-edaran-untuk-warga-non-muslim-di-desa-rajeg-pengurus-desa" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Viral Edaran untuk Warga Non-Muslim di Desa Rajeg, Pengurus Desa Dikumpulkan</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Ketiga, dalam hal duka, keluarga diimbau untuk menguburkan jenazah dalam waktu 1x24 jam dan yang keempat seluruh warga Perumahan Bumi Anugerah Sejahtera diwajibkan melaporkan seluruh kegiatan kepada pengurus RT atau RW minimal tiga hari sebelum dilaksanakan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
Surat itu kemudian ditandatangani oleh Ketua RW 06 dan seluruh ketua RT yang ada di perumahan tersebut. Belakangan, Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif menegaskan, surat edaran tersebut sudah tidak berlaku.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; letter-spacing: normal; text-align: center;">
🍢</div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO, Jakarta</span> - Hasil survei Alvara Research Center dan Mata Air Foundation menunjukkan sejumlah mahasiswa dan pelajar sepakat dengan diterapkannya sistem negara Islam. Hasil ini diikuti dengan pernyataan kesiapan berjihad demi tegaknya Negara Islam atau <a href="https://www.tempo.co/tag/jihad" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">khilafah</a>.
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
"Kami menanyakan ideologi negara dengan pernyataan ‘Negara Islam perlu diperjuangkan untuk penerapan ajaran Islam yang lebih kafah’. Hasilnya, 23,5 persen mahasiswa setuju, sedangkan pelajar yang setuju jumlahnya mencapai 16,3 persen," kata CEO Alvara, Hasanuddin Ali, di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, pada Selasa, 31 Oktober 2017.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/841234/survei-alvara-95-persen-muslim-indonesia-religius" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Survei Alvara, 95 Persen Muslim Indonesia Religius</a></span><br />
Hasan merinci pertanyaan survei lain yang berusaha mengetahui persepsi tentang relasi antara agama dan negara. Hasil survei mencatat 18,6 persen mahasiswa dan 16,8 persen pelajar memilih ideologi Islam lebih tepat untuk Indonesia.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Selanjutnya, sebanyak 17,8 persen mahasiswa dan 18,3 persen pelajar menyatakan setuju khilafah sebagai bentuk negara. Adapun mahasiswa yang menyatakan siap berjihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah sebesar 23,4 persen dan pelajar sebesar 23,3 persen.</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px auto; max-width: 640px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="aniBox" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0; overflow: hidden; padding: 0px; transition: height 1s ease; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="aniplayer_aniviewJS576517829" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: -100000px; vertical-align: baseline;">
<div id="aniplayer_aniviewJS576517829gui" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class=" desktop hide-controls" id="av-container" style="background: black; border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="av-inner" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="slot" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.1) 0px 0px 0px 1px inset; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="imgpreloader" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div id="preloader" style="border: 0px; bottom: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 0px; left: 0px; line-height: inherit; margin: auto; outline: none; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;">
<svg class="icon" version="1.1" viewbox="0 0 30 30" x="0px" xml:space="preserve" xmlns:xlink="http://www.w3.org/1999/xlink" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" y="0px"><g><path d="M23.3,14.9c0-0.4-0.3-0.9-0.8-1.2l-10-6.4c-1.1-0.7-2-0.1-2,1.3v7.5C15.8,13.7,23.1,14.9,23.3,14.9z M23.3,15 c-7.9,0.6-11.4,3.5-12.8,5.7v0.8c0,1.4,0.9,2,2,1.3l10-6.4C23.1,16,23.4,15.5,23.3,15z"></path></g></svg><svg class="circle" height="70" version="1.1" width="70" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg"><circle cx="35" cy="35" r="32"></circle></svg><svg class="circle active" height="70" version="1.1" width="70" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg"><circle cx="35" cy="35" r="32"></circle></svg></div>
<div class="loaded" id="videoslot" style="animation: fade-in 0.5s ease; border: 0px; bottom: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; object-fit: initial; opacity: 1; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; top: 180px; transform: translateY(-50%); vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="AVplayer0" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 640px; z-index: 1;">
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<iframe scrolling="no" src="about:blank" style="border-style: none; border-width: initial; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 1; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;"></iframe><br />
<div id="gui" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div class=" hide-controls desktop" id="av-container" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="av-inner" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="slot" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.1) 0px 0px 0px 1px inset; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="imgpreloader" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div id="preloader" style="border: 0px; bottom: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 0px; left: 0px; line-height: inherit; margin: auto; outline: none; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;">
<svg class="icon" version="1.1" viewbox="0 0 30 30" x="0px" xml:space="preserve" xmlns:xlink="http://www.w3.org/1999/xlink" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" y="0px"><g><path d="M23.3,14.9c0-0.4-0.3-0.9-0.8-1.2l-10-6.4c-1.1-0.7-2-0.1-2,1.3v7.5C15.8,13.7,23.1,14.9,23.3,14.9z M23.3,15 c-7.9,0.6-11.4,3.5-12.8,5.7v0.8c0,1.4,0.9,2,2,1.3l10-6.4C23.1,16,23.4,15.5,23.3,15z"></path></g></svg><svg class="circle" height="70" version="1.1" width="70" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg"><circle cx="35" cy="35" r="32"></circle></svg><svg class="circle active" height="70" version="1.1" width="70" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg"><circle cx="35" cy="35" r="32"></circle></svg></div>
<div class="loaded" id="videoslot" style="animation: fade-in 0.5s ease; border: 0px; bottom: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; object-fit: initial; opacity: 1; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; top: 180px; transform: translateY(-50%); vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div id="AVplayer1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 640px; z-index: 1;">
<div class="bfm-ad-slot" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: Lato, Arial, sans-serif !important; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<iframe scrolling="no" src="about:blank" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box !important; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 1; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;"></iframe><br />
<div class="bfm-ad-poster" style="border: 0px; bottom: 0px; box-sizing: border-box !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; top: 0px; vertical-align: baseline; z-index: 1;">
</div>
<div class="bfm-ima-slot" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box !important; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 360px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px; z-index: 1;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline;">
<iframe allowfullscreen="" src="https://imasdk.googleapis.com/js/core/bridge3.182.1_en.html#goog_1953958841" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 150px; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 300px;"></iframe></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div id="gui" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="aniview-credit" style="border: 0px; color: white; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, fallback, sans-serif; font-size: 11px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 24px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; right: 2px; top: 2px; vertical-align: baseline;">
Ads by <span style="background-repeat: no-repeat; background-size: cover; border: 0px; display: inline-block; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 24px; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: top; width: 24px;"></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div id="anibid" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div id="gui" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="close-btn" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0.4); background-image: url("data:image/svg+xml,%3Csvg%20xmlns%3D%22http%3A%2F%2Fwww.w3.org%2F2000%2Fsvg%22%20xmlns%3Axlink%3D%22http%3A%2F%2Fwww.w3.org%2F1999%2Fxlink%22%20id%3D%22close-Layer_1%22%20xml%3Aspace%3D%22preserve%22%20height%3D%2223%22%20viewBox%3D%220%200%2022.677%2022.677%22%20width%3D%2223%22%20version%3D%221.1%22%20y%3D%220px%22%20x%3D%220px%22%20enable-background%3D%22new%200%200%2022.677%2022.677%22%3E%09%09%3Cpolygon%20fill%3D%22white%22%20points%3D%2219.346%205.421%2017.256%203.332%2011.338%209.25%205.42%203.332%203.332%205.421%209.25%2011.338%203.332%2017.257%205.42%2019.345%2011.338%2013.427%2017.256%2019.345%2019.346%2017.257%2013.428%2011.338%22%20clip-rule%3D%22evenodd%22%20fill-rule%3D%22evenodd%22%2F%3E%3C%2Fsvg%3E"); background-position: center center; background-repeat: no-repeat; background-size: 60%; border-color: white; border-image: initial; border-style: solid; border-width: 0px 1px 1px 0px; display: inline; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 28px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; transition: all 0.15s ease-in-out; vertical-align: baseline; width: 28px;">
</div>
<div id="aniview-credit" style="border: 0px; color: white; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, fallback, sans-serif; font-size: 11px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 24px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; right: 2px; top: 2px; vertical-align: baseline;">
<span style="background-image: url("https://play.aniview.com/58fcbed1073ef420086c9d08/5942ae55073ef42ccf4fae29/selectmedia-logo56x10.png"); background-repeat: no-repeat; background-size: cover; border: 0px; display: inline-block; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 11px; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: top; width: 60px;"></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div id="anibid" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
<div data-google-query-id="COPA087VmtcCFYiVaAodnBAPuQ" id="inarticle" style="border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0__container__" style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1029410/survei-yusuf-mansur-ulama-terpopuler-di-kalangan-mahasiswa" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Survei: Yusuf Mansur Ulama Terpopuler di Kalangan Mahasiswa</a></span><br />
Survei tersebut didahului dengan dua pertanyaan awal, yakni persepsi terhadap pemimpin nonmuslim dan penerapan peraturan daerah syariah. "Persentase mahasiswa dan pelajar yang tidak mendukung pemimpin nonmuslim cukup besar, secara berturut-turut 29,5 persen dan 29,7 persen," ucap Hasan.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Terkait dengan Perda Syariah, jumlah pelajar yang sepakat peraturan itu diterapkan untuk mengakomodasi penganut agama mayoritas di Indonesia lebih besar daripada persentase mahasiswa, yakni masing-masing 21,9 persen dan 19,6 persen.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Survei ini dilakukan terhadap 2.400 pelajar dan 1.800 mahasiswa. Responden mahasiswa berasal dari 25 perguruan tinggi favorit di Indonesia dengan jurusan tertentu. Jurusan yang diambil adalah yang menyuplai pasar tenaga kerja di tujuh sektor, yaitu sektor pertahanan dan keamanan, keuangan, energi dan pangan, telekomunikasi dan logistik, kesehatan, pendidikan, serta manufaktur dan infrastruktur. Sedangkan responden pelajar diambil dari lima sekolah menengah atas negeri unggulan atau favorit di setiap kabupaten dan kota di Pulau Jawa serta beberapa kota besar di luar Pulau Jawa.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Survei dilakukan pada 1 September-5 Oktober 2017 dengan <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">margin of error</span> 2,35 persen untuk survei mahasiswa dan 2 persen untuk survei pelajar.</div>
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Read more at https://nasional.tempo.co/read/1029476/survei-alvara-20-persen-pelajar-dan-mahasiswa-rela-berjihad#F2p3sdCbkVTjPLxm.99</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">🍺</span></div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Sekretaris Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fajar Riza Ul Haq mengomentari masuknya <a href="https://www.tempo.co/tag/rizieq-syihab" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Rizieq Syihab</a> sebagai salah satu ulama panutan merujuk survei oleh Alvara Research Center.
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
"Tampilnya Rizieq sebagai salah satu tokoh panutan di kalangan kelas menengah Muslim merefleksikan corak keberagamaan yang berpengaruh hari ini yang didominasi konservatisme dan eksklusivisme," kata Fajar di Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Komentar Fajar itu dikatakannya saat menjadi penanggap paparan riset bertema "Sikap dan Pandangan Kelas Menengah (PNS, Pegawai BUMN dan Profesional) tentang Radikalisasi Agama, Khilafah, Jihad dan Negara Islam di Indonesia".</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
BACA:<a href="https://nasional.tempo.co/read/1027311/survei-ini-sebut-rizieq-syihab-jadi-ulama-panutan-kelas-menengah" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Survei Ini Sebut Rizieq Syihab Jadi Ulama Panutan Kelas Menengah</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Hasil penelitian Alvara Research Center terhadap sejumlah sampel menunjukkan tiga ulama panutan responden Muslim di antaranya Mama Dedeh dengan prosentase 25,3 persen dan KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym (23,4 persen) dan Rizieq (13,9 persen).</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Menurut CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan Rizieq terbantu popularitasnya karena kerap muncul ke media konvensional, media daring dan media sosial. Ia mengalahkan ulama lain meski secara keilmuan tergolong sangat bagus.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Infografik: <a href="https://goo.gl/JLZnz2" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Kasus-Kasus Rizieq Syihab, dari Palu Arit sampai Otak Hansip</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Sementara itu, Fajar mengatakan tiga nama yang disebut ulama panutan itu mengalahkan popularitas tokoh dari ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Kendati begitu, Fajar mengatakan hasil survei itu harus menjadi gambaran menyikapi kenyataan bahwa kalangan profesional baik itu dari kalangan PNS, BUMN dan swasta mulai menempatkan Rizieq sebagai sosok yang berpengaruh.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Dia khawatir dengan <a href="https://www.tempo.co/tag/rizieq-syihab" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Rizieq </a>yang menjadi panutan itu dapat menggiring pada pikiran dan perilaku kalangan profesional Muslim menuju konservatisme dan ekslusivisme. Rizieq membawa bendera "NKRI Bersyariah" yang jelas tidak sejalan dengan konsensus nasional yang menyepakati Pancasila.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca Juga:</span> <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="https://goo.gl/tbq3uu" rel="noopener" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Gatot Nurmantyo dan Lima Perwira TNI yang Ditolak Masuk ke AS</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Menurut Fajar, responden survei saat ini merupakan kalangan PNS, BUMN dan swasta yang masih menjabat di tingkatan menengah. Dalam 5-10 tahun ke depan bisa saja mereka merupakan pemimpin-pemimpin di suatu divisi atau pos-pos yang mempengaruhi kebijakan publik.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
"Mereka kelas menengah yang 5-10 tahun lagi mereka bisa menjadi 'top leader' di bisnis, BUMN dan jabatan publik. Artinya mereka akan menjadi kunci yang menelurkan kebijakan bepengaruh terhadap masa depan bangsa. Temuan tidak bisa dianggap remeh maka harus bisa menjadi salah satu alarm kita dalam kontestasi di tengah masyarakat. Itu bisa berujung pada implikasi politik yang mempengaruhi konsensus kebangsaan kita," kata dia.</div>
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-size: small; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><br /></span><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-size: small; letter-spacing: 0.16px; text-align: left;">Read more at https://nasional.tempo.co/read/1027314/ketika-rizieq-jadi-ulama-panutan-kelas-menengah-pertanda#5UpU4QvuPPDXrDmq.99</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🐊</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span> - Pengusaha muda yang juga pendukung Anies-Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta, Sam Aliano meminta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dicabut.
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Pagi ini, Selasa (24/10/2017), Sam bersama rombongan sebuah majelis taklim mendatangi kantor Bareskrim Polri, membawa dokumen dan bukti-bukti dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pengakuan <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/pribumi" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">pribumi</a> sebagai hak asasi manusia (HAM).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
"Ada surat dari kami, bahwa kami menolak UU 40/2008. Kami harap dicabut karena melanggar HAM," kata Sam kepada wartawan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/read/2017/10/20/06293201/kata-pribumi-dari-anies-baswedan-juga-dibahas-di-luar-negeri" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Kata "Pribumi" dari Anies Baswedan Juga Dibahas di Luar Negeri</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Dokumen PBB tersebut ia tunjukkan kepada Bareskrim Polri untuk mengklarifikasi laporan terhadap <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Anies-Baswedan" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Anies Baswedan</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Pekan lalu, Inisiator Gerakan Pancasila Jack Boyd Lapian melaporkan Anies dengan dugaan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis sebagaimana diatur dalam UU 40/2008.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Pidato Anies yang menggunakan istilah pribumi dianggap bertujuan diskriminatif.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Menurut Sam, istilah pribumi dalam pidato Anies mengingatkan warga akan semangat pribumi dalam melawan penjajah pada zaman itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2017/10/18/09115361/sehari-jadi-gubernur-dki-anies-baswedan-dilaporkan-ke-polisi-karena-kata" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Sehari Jadi Gubernur DKI, Anies Baswedan Dilaporkan ke Polisi karena Kata "Pribumi"</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Oleh karenanya, pada saat ini warga diharapkan tidak kalah semangat dalam melawan kemiskinan, kebodohan, dan kesusahan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Untuk diketahui, penghentian penggunaan kata "pribumi" diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis. </div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Larangan itu juga diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 26 tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/pribumi" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Pribumi</a> dan Nonpribumi dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Program, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Pidato Anies Baswedan</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Pada saat menyampaikan pidato politik, Senin (16/10/2017) malam, Anies menceritakan sejarah panjang Republik Indonesia yang terjadi di Jakarta, seperti Sumpah Pemuda, perumusan garis besar Republik Indonesia, hingga proklamasi kemerdekaan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Anies mengatakan, setiap sudut di Jakarta menyimpan sejarah, sejak era Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga Jakarta yang merupakan kisah pergerakan peradaban manusia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Menurut Anies, berakhirnya penjajahan yang pernah terjadi di Jakarta selama ratusan tahun harus dijadikan momentum bagi pribumi melakukan pembangunan dan menjadi tuan rumah yang baik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
"Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan (dijajah). Kini telah merdeka, saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Anies.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Kemerdekaan Indonesia, kata Anies, direbut dengan usaha sangat keras sehingga alam kemerdekaan harus dirasakan semua warga.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Imbas pernyataannya itu, Anies dilaporkan Bareskrim Mabes Polri oleh beberapa orang.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: start;">
Anies dilaporkan dengan dugaan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf B ke-1 dan 2 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; text-align: center;">
🐛</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span> - Sekelompok orang peserta <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/aksi-299" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">aksi 299</a> di depan komplek gedung MPR/ <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/DPR" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">DPR</a> bersama-sama mengangkat bendera raksasa lalu membawanya mengelilingi kumpulan peserta aksi, Jumat (29/9/2017) siang.
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Sembari membawa dua bendera raksasa yang masing-masing berwarna putih dan hitam itu, mereka menyerukan kata khilafah berkali-kali.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Khilafah, khilafah!" seru mereka.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Berdasarkan pantauan <em style="box-sizing: border-box;">Kompas.com</em> di lokasi, para pembawa bendera beberapa kali mengelilingi area <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/unjuk-rasa" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">unjuk rasa</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2017/09/29/15441961/pimpinan-dpr-terima-perwakilan-peserta-aksi-299" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Pimpinan DPR Terima Perwakilan Peserta Aksi 299</a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Bendera tersebut berkibar hingga menutupi kumpulan massa yang lain untuk beberapa saat.</div>
<div class="flying_desktop" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<div data-google-query-id="CLeuuO6ty9YCFVeGaAod3ZELFg" id="div-gpt-ad-210346665559669319-411" style="box-sizing: border-box;">
<div id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_8__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_8" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_8" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; max-width: 100%; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Sebelumnya, orator di atas mobil komando membandingkan organisasi masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Hal itu diungkapkan sebagai bagian dari protes terhadap indikasi kebangkitan PKI yang menurut mereka semakin terlihat belakangan ini.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Pernah enggak orang HTI bunuh-bunuh jenderal? Itu semua dari PKI!" kata orator tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Selain memprotes kebangkitan PKI, massa yang menamakan diri mereka sebagai Presidium Alumni 212 juga mendesak DPR menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/29/14044321/massa-aksi-299-penuhi-jalan-gatot-subroto-di-depan-kompleks-mprdpr" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Massa Aksi 299 Penuhi Jalan Gatot Subroto di Depan Kompleks MPR/DPR</a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
☺</div>
<b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; text-align: left;">Jakarta</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;"> detik- Kuasa hukum Ismail Yusanto, Yusril Ihza Mahendra, mempertanyakan keputusan majelis hakim memberi izin video muktamar HTI ditayangkan di sidang Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut ketua majelis yang juga Ketua MK, Arief Hidayat, hal tersebut dilakukan karena video merupakan bagian dari keterangan pemerintah.</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Mahkamah melihat bahwa itu bagian dari keterangan yang akan disampaikan oleh Pemerintah. Silakan saja. Nanti di dalam kesimpulan bahwa ada keberatan dari Anda tidak setuju mengenai apa yang disampaikan ya, di dalam kesimpulannya," kata Arief dalam sidang di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2017).</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Yusril di akhir persidangan melakukan protes dengan mempertanyakan motif dan relevansi pada Mendagri Tjahjo Kumolo yang menayangkan video muktamar HTI di Gelora Bung Karno. Bahkan, Yusril menuduh Tjahjo melakukan propaganda di ruang sidang.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div id="beacon_61e144f0fb" style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; left: 0px; position: absolute; text-align: left; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newrevive.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=4033&campaignid=1187&zoneid=642&loc=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-3622135%2Fketua-mk-soal-video-muktamar-hti-itu-bagian-dari-keterangan&referer=http%3A%2F%2Fnews.detik.com%2F%3F_ga%3D2.77253907.748772371.1504086334-1761471194.1504086334&cb=61e144f0fb" style="height: 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle; width: 0px;" width="0" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Saudara Mendagri, apa motif dan relevansi Anda menayangkan muktamar HTI di sidang ini. Kita tahu ini sidang pengujian UU, bukan sidang pidana. Kalu mau mengajukan bukti, ada tempatnya nanti. Tapi kenapa harus menayangkan sebelum sidang. Apa mau propaganda sesuatu yang tidak disenangi pemerintah atau apa," cecar Yusril di ruang sidang.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Dalam cuplikan video berdurasi 2 menit tersebut, terlihat orasi pengurus HTI, yang menyerukan:</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Prinsip kedaulatan rakyat menjadi kedaulatan di tangan Allah. Takbir! Allahu Akbar! </em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Istiadah kulli syar'i, Artinya adalah tinggalkan seluruh hukum dan sistem jahiliyah, dan tegakkan hanya syairat Islam saja. Takbir! Allahu Akbar!</em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Yang kedua, saudara-saudara sekalian, perubahan yang harus kita lakukan adalah ubah kekuasaan yang saat sekarang ini berada di tangan pemilik modal, menjadi murni di tangan kita, di tangan umat. Inilah arah perubahan kedua, saudara-saudara. Takbir! Allahu Akbar!</em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Arah perubahan yang ketiga adalah hancurkan sekat-sekat nasionalisme. Takbir! Allahu Akbar! Yang telah memecah belah kita semua. Takbir! Allahu Akbar! </em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Angkat satu orang khalifah untuk menyatukan umat karena itu maka umat akan betul-betul menjadi ummah wahidah. Itulah arah yang ketiga.</em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Dan yang keempat adalah jadikan hak tabanni berada di tangan khalifah. Tinggalkan proses penentuan hukum perundang-undangan buatan manusia melalui voting. Tinggalkan. Berikan kewenangan kepada khalifah untuk mengambil salah satu pendapat hukum terkuat di antara pendapat para mujtahid yang telah digali dari sumber-sumber hukum Islam. Inilah empat perubahan yang harus kita lakukan dan inilah empat</em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>pilar khilafah. </em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Oleh karena itu, perubahan yang harus kita lakukan adalah perubahan untuk menegakkan khilafah! </em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></em><br />
<div style="text-align: justify;">
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><em>Khilafah! Khilafah! Khilafah!</em></em></div>
<em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</em>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Atas pemutaran video itu, Yusril keberatan dan protes keras.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Video ketika diadakan kegiatan HTI di Senayan dan kegiatan itu tahun 2013. Andai kata tadi diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdebat saya kira akan panjang sekali debat hari ini, tapi sayang sekali hakim cepat-cepat mengakhiri sidang," kata Yusril. </span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="font-size: 16px; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; text-align: left;">(bis/asp)</strong></span></div>
<div style="font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Kabar24.com,</span> JAKARTA - Sehari-hari, Jasriadi, warga Pekanbaru, Riau, itu berprofesi sebagai wirausaha. Polisi menangkap pria 33 tahun ini pada 7 Agustus lalu, karena mengunggah ujaran kebencian lewat media sosial</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Belakangan, Jasriadi yang sehari-hari memiliki usaha rental mobil itu terlibat dalam sebuah sindikat penyedia jasa ujaran kebencian bernama Saracen, bahkan dia menjadi ketuanya.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Polisi juga menangkap dua pelaku lain, yaitu Faizal Muhammad Tonong sebagai ketua bidang media informasi dan Sri Rahayu Ningsih sebagai koordinator grup Saracen di wilayah. Polisi menyebut, jaringan grup Saracen ini memiliki lebih dari 800 ribu akun.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Mereka yang tergabung dalam kelompok Saracen ini kerap menyebarkan ujaran kebencian melalui media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Mereka juga memiliki media <em style="box-sizing: border-box;">online</em>, yaitu <em style="box-sizing: border-box;">Saracennews.com</em>.</div>
<div class="liat-juga" style="background-color: white; border: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: #333333; float: left; font-family: OpenSans-Light; font-size: 13px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 20px 25px; text-align: start; width: 320px;">
<h2 style="border-bottom: 1px solid rgb(85, 85, 85); box-sizing: border-box; color: #0a9bd6; display: inline-block; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 18px; font-weight: 500; line-height: 1.1; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
BACA JUGA :</h2>
<ul style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 23px 0px 12px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170829/15/685064/alasan-menteri-rudiantara-belum-tutup-akun-saracen" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Alasan Menteri Rudiantara Belum Tutup Akun Saracen">Alasan Menteri Rudiantara Belum Tutup Akun Saracen</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://jakarta.bisnis.com/read/20170829/384/685058/transaksi-nontunai-bank-dki-gandeng-7-pemerintah-provinsi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng 7 Pemerintah Provinsi">Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng 7 Pemerintah Provinsi</a></li>
<li style="border-bottom: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://market.bisnis.com/read/20170829/94/685063/imbas-dari-badai-harvey-wti-melemah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Imbas Badai Harvey, WTI Melemah">Imbas Badai Harvey, WTI Melemah</a></li>
</ul>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Situs tersebut masih belum diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Jasriadi mengatakan Saracen terbentuk pada 2015, saat diadakan silaturahmi akbar di sebuah masjid di Jakarta Utara soal memilih pemimpin.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
"Ketika itu ada kawan yang minta agar <em style="box-sizing: border-box;">Saracennews</em> menjadi media Saracen untuk kampanye," kata dia.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Menurut Jasriadi, <em style="box-sizing: border-box;">Saracennews</em> sendiri dibuat untuk portal berita, yang awal pendiriannya, ia mengutip berita dari sejumlah situs. Ia mengaku bisa membuat portal berita karena pernah belajar jurnalistik.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
"Rencananya akan rekrut wartawan dulu. Tapi belum kesampaian," kata Jasriadi.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Jasriadi mengaku, Saracen melesat setelah dia membajak banyak akun. Namun, dia menampik Saracen memiliki 800 ribu akun seperti yang disebut polisi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Jasriadi mengaku hanya memiliki 150 akun, itu pun digunakan untuk promosi usahanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
"Kebanyakan itu, kami hanya seratusan saja," kata Jasriadi sambil menceritakan dia belajar membajak akun Facebook secara otodidak.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
<br /></div>
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"></b><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Sumber : Tempo</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👀</div>
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">berita oleh pihak yang mendukung IS n AQ: </b>
<br />
<div style="text-align: right;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br /></b></div>
<br />
<div style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; text-align: right;">
<strong>AFRIN, SURIAH (voa-islam.com)</strong> - Afiliasi organisasi teroris (catatan: istilah versi VOI) Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Suriah, PYD, telah secara paksa menutup 64 masjid bagi para jamaah di Afrin, Suriah, mengganggu para jamaah masjid dengan mengklaim bahwa mereka mendukung Islamic State (IS) dan Al-Qaidah.</div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Dua puluh empat masjid ditutup oleh teroris PYD di pusat Afrin, yang berada di bawah pendudukan mereka sejak tahun 2012, dan 40 lainnya ditutup secara paksa di pedesaannya.</span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Teroris PYD juga melarang kursus Al-Qur'an musim panas bagi anak-anak di daerah-daerah yang berada di bawah kontrol mereka. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 8pt;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 8pt;"><strong style="font-size: 8pt;">Mengganggu jamaah</strong></span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 8pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Warga Afrin, Mahdi Rasheed, yang berbicara dengan Yeni Şafak, melaporkan bahwa kepolisian PYD memperlakukan para jamaah masjid sebagai pendukung IS dan Al-Qaidah menambahkan bahwa "organisasi teror PKK memantau dan menangkap mereka yang mengunjungi masjid secara teratur untuk diinterogasi." </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Dia juga menambahkan: "Mereka mengolok-olok masjid, shalat dan kepercayaan suci umat Muslim . Mereka mencoba menyebarkan ide-ide sosialis anti-Islam mereka dengan kedok 'kesadaran publik.' </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 8pt;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 8pt;"><strong style="font-size: 8pt;">Teroris PKK ikut campur dalam khotbah Jum'at</strong><span style="font-size: 8pt;"> </span></span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 8pt;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Penduduk Afrin, Abu Ahmed, yang telah menjadi imam wilayah tersebut selama 18 tahun, mengatakan bahwa "organisasi teror PKK mendorong agendanya dengan mencampuri khotbah Jum'at dan memaksa kami untuk menyebarkan propaganda mereka. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">"Ada kalanya mereka bahkan memaksa para imam untuk membaca sentimen anti Turki dan jurnal melawan oposisi Suriah selama khotbah tersebut. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Selama tahun lalu, tekanan teehadap para imam telah mencapai tingkat yang tak tertahankan, dan dalam delapan bulan terakhir saja, empat imam masjid dibunuh. Kami pikir itu adalah tindakan organisasi teroris," pungkas Abu Ahmed. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<strong style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"></strong><br />
<div style="text-align: right;">
<strong style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><strong><span style="font-size: 8pt;">Bahasa Kurdi wajib, bahasa Arab dilarang</span> </strong></strong></div>
<strong style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">
</strong>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Juli lalu, dewan pimpinan PYD mengeluarkan sebuah resolusi yang membuat bahasa Kurdi menjadi bahasa pendidikan. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Orang-orang di wilayah ini, yang sekarang belajar bahasa Arab hanya dua jam seminggu di sekolah PKK, percaya bahwa tindakan ini adalah "jebakan untuk menyingkirkan populasi dari Al-Qura'n dan Islam." </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Buku sekolah di Afrin, yang 65 persen penduduknya adalah orang Arab, termasuk diantaranya pidato pemimpin teroris PKK Abdullah Öcalan dan mempromosikan ideologi Komunis. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">PKK telah melakukan pemberontakan bersenjata di bagian tenggara Turki sejak tahun 1984. </span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Lebih dari 40.000 orang, sebagian besar warga sipil, telah terbunuh dalam konflik tiga dasawarsa ini. (st/ys)</span></div>
<span style="font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">
</span>
<br />
<div style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; text-align: right;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">
<br /></div>
<div style="font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; text-align: center;">
😠</div>
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b><span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Membuat basis di Asia Tenggara dari Poso sampai Filipina, ISIS semakin menajamkan ideologi radikal di berbagai kawasan. Bahkan saat ini tidak ada satu tempat di kabupaten kota di Indonesia yang benar-benar steril dari radikalisme maupun terorisme.</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius mengatakan, sasaran penyebaran radikalisme masuk ke berbagai golongan. Ia bercerita di Bekasi dan Bandung ada fenomena perempuan mau meledakkan diri. Di Jawa Timur didapati praktik intimidasi ke mahasiswa untuk mengikuti aliran tertentu dengan ancaman nilai. Sampai ada pula, anak PAUD usia 5 tahun yang tidak mau masuk mal karena menganggap perilaku kafir karena doktrin guru.</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Tidak ada satu tempat di kabupaten kota di Indonesia steril dari terorisme," kata Suhardi mengisi kuliah umum mahasiswa baru Unsoed di Auditorium Graha Widyatama, Selasa (22/8).</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Dari pengamatan BNPT sendiri, pembawa radikalisme tersebut memiliki sejumlah ciri-ciri tertentu, yakni intoleran dan eksklusif. Mereka juga terbagi dalam empat kategorisasi yakni inti, militan, suporter dan simpatisan.</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Mereka bisa bergerak cepat kalau dibangkitkan," ujarnya.</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Suhardi mencontohkan karakteristik sosok radikal tersebut pada Ali Imron, aktor Bom Bali I. Ali yang memiliki keahlian membuat bom pernah berkata hanya butuh waktu dua jam untuk mendoktrin seseorang untuk melakukan bom bunuh diri. Terkait militansi terlihat dari pelaku bom bunuh diri di J.W Marriot yang sempat membuat video bahwa fardhu ain meledakkan diri.</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Di pola rekrutmen dulu secara kekeluargaan, pertemanan, ketokohan, lembaga keagamaan. Sekarang era teknologi komunikasi dilakukan terbuka melalui media sosial," ungkap Suhardi.</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Karena itu mengingat radikalisme merasuk ke berbagai arah, Suhardi mengimbau mesti bijak membagi informasi. Apalagi di Indonesia ada 139 juta pengguna internet. Mayoritas dengan tingkat pendidikan sebagian besar dari SMA.</span><br />
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="background-color: white; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Siapa yang disalahkan, teknologi berkembang cepat, tapi tergantung kita memfilter. Kita semua bertanggung jawab dan kita tidak bisa menghindar. Harus kita sendiri dengan bijak memilah informasi", ujar Suhardi. </span><strong style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[cob]</strong>Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-16997235703337864192019-05-02T00:00:00.000-07:002019-05-01T17:41:19.814-07:00radkalisme MAYA<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta, Beritasatu.com</span> - Ketua TKN Erick Thohir mengapresiasi kerja Tim Media Sosial (Medsos) yang telah bekerja keras membersihkan berbagai <em style="box-sizing: border-box;">hoax</em> dan fitnah terhadap pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) di dunia maya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Alhamdulilah hasilnya maksimal," kata Erick Thohir kepada wartawan di sela syukuran tim medsos TKN di Kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Selasa (30/4/2019/2019).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Kata Erick, memang awalnya paslon 01 kalah di media sosial. Proses pembentukannya sendiri membutuhkan proses konsolidasi. Namun, proses itu bisa dijalani dengan baik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
"Akhirnya dengan semua konsolidasi itu, terbukti sosmed kita positif," imbuh Erick.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 1.6; margin-bottom: 25px; padding: 0px;">
Untuk diketahui, Oleh TKN, pembentukan tim sosmed diberikan tanggung jawabnya kepada Bendahara TKN Sakti Wahyu Trenggono. Nama terakhir ini lalu mengajak Juru Bicara sekaligus Direktur Info Publik Arya Sinulingga untuk membentuk dan menjalankan roda tim media sosial itu</div>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><br style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px;" /></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box;">Sumber: BeritaSatu.com</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>🍓</b></span></div>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Merdeka.com - Slogan "Ini Bukan Kita" kini tengah berkumandang di seantero Selandia Baru selepas peristiwa serangan teroris di dua masjid di Christchurch dua pekan lalu. Pemerintah juga memberlakukan aturan baru tentang kepemilikan senjata sebagai respons atas peristiwa memilukan dalam sejarah Selandia Baru itu.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Namun di tengah mengalirnya dukungan bagi warga muslim di Negeri Kiwi, banyak pihak masih mempertanyakan, bagaimana pelaku, Brenton Tarrant, pria 28 tahun asal Australia bisa tidak terlacak dalam radar intelijen.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dilansir dari laman Aljazeera, Senin (25/3), sejumlah pengamat mengatakan jawaban untuk pertanyaan itu ada kaitannya dengan radikalisasi melalui dunia maya. Selain itu peristiwa ini juga menunjukkan kegagalan aparat keamanan dalam mengantisipasi ancaman dari kaum supremasi kulit putih semacam Tarrant. Tak hanya itu, sejumlah kalangan juga menyebut pandangan atau pemahaman para politisi anti-imigran serta adanya rasa takut terhadap Islam atau Islamofobia yang menyebar melalui media di seluruh dunia, termasuk Selandia Baru, juga menjadi faktor terjadinya serangan itu.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Perdana Menteri Jacinda Ardern dua hari lalu mengumumkan Komisi Tinggi akan menyelidiki kasus Christchurch ini.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Penyelidikan ini akan melihat apa yang bisa dilakukan dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah serangan serupa," kata Ardern. "Segala aspek akan diselidiki."</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Sejauh ini relatif hanya ada sedikit informasi tentang siapa Tarrant sebenarnya. Dalam surat panjang atau manifesto yang dia tulis, dia mengaku terinspirasi melakukan pembunuhan massal setelah menyaksikan "invasi" imigran di Prancis pada 2017 dan menyerukan Museum Hagia sophia di Turki dibersihkan dari segala menara masjid yang ada.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Yang jelas, Tarrant selama ini sudah terjerumus ke dalam jaringan kelompok ekstrem kanan seperti jejak digital yang menunjukkan dia kerap berselancar di situs 8chan, laman yang berisi berbagai pesan anonim penuh bahasa kasar dan ancaman.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Kelompok ekstrem kanan ini terdiri dari orang-orang dengan pandangan politik dari mulai konservatif sayap kanan arus utama hingga ke supremasi kulit putih yang pro-kekerasan.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Inti dari kelompok ini adalah menyampaikan pesan ancaman anti-imigran, Islamofobia, dan keyakinan nasionalis kulit putih. Ketiga unsur itu banyak termuat dalam manifesto yang ditulis dan dipublikasikan Tarrant beberapa menit sebelum dia melancarkan serangan di Christchurch.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Pengamat mengatakan alasan mengapa aktivitas Tarrant tidak dipandang sebagai ancaman berbahaya adalah karena diketahui aktivitas dia terbatas hanya di situs semacam 8chan.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Menurut Jarrod Gilbert, pengajar senior bidang kriminal di Universitas Canterbury, kasus Tarrant yang menganut paham supremasi kulit putih dan penuh narasi kekerasan, dipandang tidak lagi berupa ancaman fisik karena aktivitas mereka terbatas hanya di ruang privat di dalam rumah.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Dengan kelompok ekstrem kanan dan komunitas dunia maya, kita tidak tahu seberapa besar sebetulnya mereka ini," kata Gilbert kepada Aljazeera.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Mereka berbeda dengan kaum skinhead di masa lalu. Mereka eksis di kamar tidur dan di dunia internet dan saling terhubung lewat kebencian," kata dia.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Presiden Asosiasi Polisi Selandia Baru Chris Cahill mengatakan memantau aktivitas hanya satu orang saja di dunia maya adalah pekerjaan yang "cukup sulit", apalagi keseluruhan aktivias kelompok ekstrem kanan yang kemungkinan memiliki jutaan pengikut di seluruh dunia.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Sangat mudah bagi orang untuk jadi semacam pahlawan jari di dunia maya dan menyampaikan berbagai narasi kebencian tapi tidak pernah melakukan tindakan nyata di luar kamar mereka."</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><span style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"></span></b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Saya yakin polisi dan intelijen memantau tapi media sosial adalah dunia yang sangat luas dan ada banyak tempat untuk bersembunyi," kata dia. "Untuk memahami kombinasi ancaman semacam ini sungguh sulit." [pan]</b></span><br />
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">🐖</b></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br /></b></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b>Tidak ada justifikasi apapun untuk tindakan terorisme, apapun dalih yang diajukan para teroris, termasuk pelaku penembakan di masjid Selandia Baru, Jumat 15 Maret 2019.</div>
</div>
<div id="section_terkait" style="background: rgb(241, 241, 241); border: 1px solid rgb(225, 225, 225); box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 40px 0px; outline: none 0px; padding: 0px 15px 15px; text-size-adjust: 100%;">
<div class="title-section_terkait" style="background: rgb(205, 32, 39); border-radius: 3px; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: white; font-family: Oswald, sans-serif; height: 30px; line-height: 1.2em; margin: -14px 0px 0px; outline: none 0px; padding: 6px 0px; text-align: center; text-size-adjust: 100%; vertical-align: middle; width: 120px;">
BERITA TERKAIT</div>
<ul id="list-section_terkait" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
<li style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; list-style: none; margin: 15px 0px 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/foto/dunia/melihat-pembangkit-listrik-tenaga-surya-mengapung-pertama-di-dunia.html" style="background: none 0px 0px / 9px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: rgb(0, 0, 0) !important; display: block; line-height: 1.5em !important; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px 0px 0px 19px; position: relative; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%; z-index: 1;" target="_blank" title="Melihat Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mengapung Pertama di Dunia">Melihat Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mengapung Pertama di Dunia</a></li>
<li style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; list-style: none; margin: 15px 0px 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/dunia/ini-identitas-1-wni-masih-dicari-usai-penembakan-teroris-di-masjid-selandia-baru.html" style="background: none 0px 0px / 9px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: rgb(0, 0, 0) !important; display: block; line-height: 1.5em !important; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px 0px 0px 19px; position: relative; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%; z-index: 1;" target="_blank" title="Ini Identitas 1 WNI Masih Dicari Usai Penembakan Teroris di Masjid Selandia Baru">Ini Identitas 1 WNI Masih Dicari Usai Penembakan Teroris di Masjid Selandia Baru</a></li>
<li style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; list-style: none; margin: 15px 0px 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/foto/dunia/ini-senjata-yang-dipakai-pelaku-penembakan-brutal-di-masjid-selandia-baru.html" style="background: none 0px 0px / 9px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: rgb(0, 0, 0) !important; display: block; line-height: 1.5em !important; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px 0px 0px 19px; position: relative; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%; z-index: 1;" target="_blank" title="Ini Senjata yang Dipakai Pelaku Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru">Ini Senjata yang Dipakai Pelaku Penembakan Brutal di Masjid Selandia Baru</a></li>
</ul>
</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Aksi penembakan di dua masjid di Selandia Baru tersebut telah merenggut nyawa 49 orang dan 48 lainnya dirawat di sejumlah rumah sakit.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Brenton Tarrant, salah seorang pelaku penembakan masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, mengungkapkan alasannya melakukan tindakan keji itu -- dari supremasi kulit putih, anti-imigran, hingga balas dendam -- dalam manifestonya.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Ia menyebut banyak nama dalam pernyataan sikap itu. Salah satunya Ebba Akerlund. Tarrant berdalih penembakan sadisnya adalah 'balas dendam' atas kematiannya.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Brenton Tarrant sudah adalah salah satu pelaku penembakan yang telah ditangkap oleh <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/polri/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;" target="_blank">polisi</a></b>. Ia diidentifikasi sebagai warga negara Selandia Baru kelahiran Australia, seorang ekstremis sayap kanan yang tidak termasuk dalam daftar teroris yang dimiliki oleh pemerintah.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
<b>Siapa Ebba Akerlund yang ia sebutkan dalam manifesto?</b></div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Nama Ebba Akerlund merujuk pada gadis kecil berusia 11 tahun yang meninggal pada April 2017.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Mengutip BBC News, Akerlund adalah korban termuda dalam serangan teror di Drottninggatan, Kota Stockholm, Swedia. Ia seharusnya merayakan ulang tahun beberapa hari setelah serangan yang menewaskannya terjadi.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Saat kejadian, Akerlund tengah berjalan dari rumahnya ke sekolah, ketika sebuah truk menabraknya dengan tiba-tiba. Kendaraan itu dibajak oleh pelaku tindakan teror, Rakhmat Akilov, yang berlatar belakang imigran ilegal.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Akilov mengendarai truk dengan serampangan, menabrak kerumunan dan masuk ke dalam tempat perbelanjaan bernama Ahlens. Selain Akerlund, empat orang lain juga tewas dalam serangan itu.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Orangtua Akerlund sempat memasang iklan orang hilang di internet, namun kemudian polisi mengabarkan bahwa anaknya telah meninggal sebagai korban serangan terorisme.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Sang ayah, Stefan, mengatakan kepada tabloid Expressen bahwa dirinya merasa hancur karena anaknya tidak sempat merayakan hari paling membahagiakan dalam hidupnya.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Sejumlah warga Swedia memberikan dukungan terhadap keluarga Akerlund. Teman-teman sekelas mengadakan kegiatan doa bersama untuk mengenang gadis kecil itu.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
"Sepenuh hati kami mengucapkan terima kasih untuk kehangatan dan cinta yang kalian telah berikan kepada kami di masa sulit ini," kata keluarga Akerlund.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
"Sekarang kami butuh kedamaian dan ketenangan untuk menghadapi kesedihan ini," lanjut pernyataan itu.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Negara kemudian dikabarkan memberikan santunan duka senilai 60.000 kronor (sekira Rp 92.000.000). Meskipun demikian, kepergian Akerlund tetap menjadi hal besar yang tidak mudah dilupakan oleh keluarga.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Belakangan, makam Akerlund dikabarkan dirusak oleh sejumlah orang, lebih dari 30 kali.</div>
<div style="text-align: center;">
🐯</div>
<br />
Extremist websites booming, but hard to police<br />
7:58am EDT<br />
By Michael Holden<br />
LONDON (Reuters Life!) - Western authorities say the number of extremist websites is skyrocketing but taking action to remove them remains difficult and the head of a specialist British police unit said engagement was needed as well as enforcement.<br />
Increasingly in recent years, politicians and global law enforcement agencies have spoken of their fears that militant groups were using the internet to radicalize and recruit people to their cause.<br />
The failed bombing attempt on a U.S. commercial jet on Christmas Day in 2009 and the Army major who shot 13 people last year at Fort Hood in Texas were both linked to a U.S.-born Muslim cleric who uses the Web to spread pro-al Qaeda views.<br />
"To a considerable extent we are faced by a technology arms race with terrorists," British Security Minister Pauline Neville-Jones said in a speech in July.<br />
"The communications revolution has made it easier for terrorist groups to reach out to vulnerable individuals with their violent extremist ideology and propaganda."<br />
Just last week (Sept 21) Ronald Noble, secretary general of international police agency Interpol, told a conference of senior officers in Paris that the number of extremist sites was "skyrocketing," expanding from 12 in 1998 to 4,500 in 2006.<br />
"The threat is global; it is virtual; and it is on our doorsteps," he said.<br />
So what are countries doing?<br />
One response from Britain, one of the most vociferous countries calling for action particularly after the deadly July 2005 London suicide bombings, has been to set up a specialist unit, the Counter Terrorism Internet Referral Unit (CTIRU).<br />
Launched as a pilot earlier this year, the seven-person unit relies on the public or other police agencies to refer websites that they are concerned about.<br />
These are assessed and, if necessary, action can be taken under terrorism laws to force websites to remove material or bring prosecutions against those responsible.<br />
HOSTILE ENVIRONMENT<br />
The aim was "to try to make the internet ... a more hostile environment for terrorists and violent extremists to operate," the CTIRU's head Detective Chief Inspector Jayne Snelgrove told Reuters in her first interview since the unit's launch.<br />
However she said there was a disconnect between what people thought was offensive and what was actually criminal.<br />
"The majority of sites that we will see will actually be moderate, or certainly won't be breaching UK law. Even very extreme sites don't breach UK legislation," she said.<br />
"I would certainly suggest what a member of the public might consider unpalatable is a significant way off what would be breaching UK legislation."<br />
She had no detailed figures for the number of referrals they had received, or how many sites had been taken down, saying the unit was still in its infancy.<br />
"We have got a number of investigations taking place but it's too early to start giving details," she said.<br />
"It's not just about removal and prosecution, it's also about understanding what's out there. We are not policing the internet."<br />
Most of the sites referred to the CTIRU relate to radicalization, with a smaller number involving practical matters such as how to make a bomb or suicide vest.<br />
The referrals have included sites linked to dissident Irish republican militants, although Snelgrove could not say whether such groups were actively recruiting via the web.<br />
DIFFICULT<br />
Although industry has been helpful, she said, the unit only has authority over UK-hosted or administered sites and most offending material is based outside Britain, requiring the cooperation of overseas police forces.<br />
"The internet has made policing in general more difficult. Offences that occur over the internet are jurisdictionally difficult to respond to," she said.<br />
"The fact it's difficult doesn't mean we shouldn't try."<br />
Snelgrove is also conscious that they are not seen to be censoring the internet. Indeed, she says for sites that are not flagrantly breaching the law, she would rather see the use of "counter messaging" or engagement by moderate individuals, rather than a reliance on enforcement action.<br />
"Personally I feel if there's a discussion going on, whether it be foreign policy or issues around UK legislation or policing, that actually we engage in that debate and we have a discussion as opposed to trying to remove content," she said.<br />
"The only content we would remove is that which is unlawful and the threshold for that unlawfulness is very high. Material should only be removed when we are sure, otherwise we would be regarded as censoring material and that's not we are here for."<br />
Interpol's Noble said only international police networks could prevent radicalization and Snelgrove agreed that such cooperation was key.<br />
"It will have to be governments overseas and the UK government who need to work together to combat this issue over time," she said. "I'm sure there is an appetite to do so."<br />
(Editing by Steve Addison)Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-18854036722882409712019-03-04T03:30:00.000-08:002019-03-04T00:34:43.977-08:00bwat yang mo baca gurita cikeas (4)<div class="kcm-read-text" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; padding-bottom: 10px;">
<center style="box-sizing: border-box; text-align: justify;">
<b style="box-sizing: border-box;"><div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Politikus Partai Demokrat <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/andi-arief" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">Andi Arief</a> dikabarkan ditangkap di sebuah hotel di Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; padding: 0px; text-align: start;">
Wasekjen Partai Demokrat ini ditangkap karena diduga mengkonsumsi <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/narkoba" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">narkoba</a>.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; padding: 0px; text-align: start;">
Sumber di kepolisian yang dihubungi Tribunnews hanya menjawab singkat ketika dimintai komentarnya. " Iya nanti dirilis.</div>
<div class="baca" style="background-color: #fbfbfb; border-bottom: 1px solid rgb(239, 239, 239); border-radius: 5px; border-top: 1px solid rgb(239, 239, 239); color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; margin-bottom: 25px; padding: 10px 0px 10px 30px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Baca: <a href="http://www.tribunnews.com/nasional/2019/03/04/breaking-news-petinggi-parpol-dikabarkan-ditangkap-karena-narkoba" style="color: #016fba; font-style: italic; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="BREAKING NEWS: Petinggi Parpol Dikabarkan Ditangkap karena Narkoba">BREAKING NEWS: Petinggi Parpol Dikabarkan Ditangkap karena Narkoba</a></strong></div>
<div id="div-Inside-MediumRectangle" style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; margin: auto; padding: 0px; text-align: center;">
</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; padding: 0px; text-align: start;">
Informasi yang didapat Tribunnews menyebutkan, pada hari Minggu, 3 Maret 2019 telah diamankan seorang pria yang diduga politikus Partai Demokrat an <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/andi-arief" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">Andi Arief</a> bersama dengan seorang wanita oleh Tim NIC Dittipidnarkoba Bareskrim Polri.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; padding: 0px; text-align: start;">
Andi diduga baru menggunakan shabu yang sesaat sebelum penggerebakan sabu beserta bong dibuang di kloset.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; padding: 0px; text-align: start;">
Berdasarkan info yang didapat Tribunnews, saat ini Andi Arief berada di Mabes Polri.</div>
<div style="background-color: #ebebeb; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 400; padding: 0px; text-align: start;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Artikel ini telah tayang di <a href="http://www.tribunnews.com/" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">Tribunnews.com</a> dengan judul BREAKING NEWS: Elite Partai Demokrat Andi Arief Ditangkap karena Narkoba, <a href="http://www.tribunnews.com/nasional/2019/03/04/breaking-news-elite-partai-demokrat-andi-arief-ditangkap-karena-narkoba" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">http://www.tribunnews.com/nasional/2019/03/04/breaking-news-elite-partai-demokrat-andi-arief-ditangkap-karena-narkoba</a>.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Penulis: Malvyandie Haryadi </div>
</b></center>
<center style="box-sizing: border-box;">
<b style="box-sizing: border-box;"><br /></b></center>
<center style="box-sizing: border-box;">
<b style="box-sizing: border-box;">🐛</b></center>
<center style="box-sizing: border-box;">
<b style="box-sizing: border-box;">Oleh: Ervan Hardoko<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Finternasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F23%2F06190061%2Famerika.serikat.indonesia.dan.post-power.syndrome.&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: -84.5px; position: absolute; top: -47px;">
<span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f26d5dbda137124" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FWFAdUidhDBg.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df10ddc6bec449f4%26domain%3Dinternasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Finternasional.kompas.com%252Fff9f788fada0fc%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Finternasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F23%2F06190061%2Famerika.serikat.indonesia.dan.post-power.syndrome.&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></div>
</b></center>
<br style="box-sizing: border-box;" />
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">KOMPAS.com</span> — Lengser dari tampuk kekuasaan, apalagi dari jabatan yang begitu mentereng seperti presiden <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Amerika%20Serikat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Amerika Serikat</a>, mungkin akan menimbulkan <em style="box-sizing: border-box;">post-power syndrome</em> berkepanjangan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Jawabannya bisa benar bisa juga tidak, tergantung bagaimana sang mantan pemimpin mengelola dirinya. Kita ambil beberapa contoh beberapa mantan presiden AS.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
George W Bush, presiden ke-43 AS, meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2009 setelah menjabat dua periode.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dalam wawancaranya kepada <em style="box-sizing: border-box;">Texas Monthly</em>, Bush mengungkapkan apa yang dirasakannya pada hari pertama bangun pagi di kediamannya sendiri sebagai warga biasa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Saat bangun pagi, Bush <em style="box-sizing: border-box;">ngopi</em> sambil membaca koran, dan saat itu dia langsung merasa sangat bahagia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dia merasa bahagia karena masalah-masalah besar yang selama delapan tahun menjadi bebannya kini menjadi pekerjaan orang lain.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Jadi, saya kemudian mengumpulkan anjing saya, Barney dan Beazley, naik ke atas truk pikap, berangkat ke kantor saya, dan mulai menulis anekdot untuk buku saya," ujar pendahulu <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Barack%20Obama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Barack Obama</a> itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Bahkan setelah tak menjadi presiden, Bush sama sekali tak tertarik dengan dunia politik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hal itu diungkapkan James Glassman, mantan Direktur Institut George W Bush, saat hadir dalam acara makan malam di kediaman sang mantan presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Saat itu, kenang Glassman, para tamu, di antaranya Condoleeza Rice, masih membicarakan masalah politik. Namun, Bush sama sekali tidak.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Sangat mengejutkan melihat bagaimana minimnya perhatian Bush terhadap dunia politik," kata Glassman.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kegiatan Bush saat ini tak jauh-jauh dari kediamannya, terutama aktivitas yang banyak dilakukannya sebelum menjadi presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dia kini sering menggelar pesta barbeku bersama tetangga, main golf, dan mengendarai sepeda gunungnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sesekali dia pergi ke Afrika tempat yayasan yang dia dirikan untuk merenovasi rumah sakit dan mengembangkan program dalam memerangi kanker serviks.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pendek kata, Bush tak mengalami apa yang disebut sebagai <em style="box-sizing: border-box;">post-power syndrome</em> setelah kembali menjadi warga biasa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Justru dengan predikat mantan presiden AS, Bush bisa menjual dirinya dan membangun "karier" baru yang lebih berguna dan mulia dibanding saat menjadi presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
****</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hal yang sama juga dilakukan Jimmy Carter setelah kalah telak dari Ronald Reagan dalam pemilihan presiden tahun 1980. Dengan hanya memerintah satu masa jabatan, Carter saat itu pasti terpukul.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Terlebih lagi, setelah pulang ke kampung halamannya di Plains, Georgia, Carter mendapati bisnis perkebunan kacang milik keluarganya terlilit utang hingga 1 juta dollar AS.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Selain itu, kediaman pribadinya yang ditinggalkan selama empat tahun benar-benar tak terurus dan butuh renovasi total.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Oleh karena itu, beberapa pekan pertama setelah tak menjadi presiden, Carter menghabiskan waktunya untuk memperbaiki rumahnya agar layak dihuni kembali.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
</div>
<div class="photo" id="485341" style="box-sizing: border-box; color: #9a9a9a; font-size: 12px; line-height: 1.3; margin: 0px 0px 20px; max-width: 100%; position: relative !important; width: 780px;">
<span class="pb_10 author" style="box-sizing: border-box; color: #666666; display: block; font-size: 0.833em; font-weight: 700; text-align: right; width: 520px;"><br /></span>
<br />
<div class="media-action-overlay" style="background: rgba(42, 42, 42, 0.498039); border-radius: 22px; box-sizing: border-box; color: white; cursor: pointer; font-size: 21px; opacity: 0; padding: 7px; position: absolute; right: 10px; top: 10px; z-index: 5;">
<i class="icon icon-zoom-in colorbox cboxElement" href="http://assets.kompas.com/data/photo/2014/07/14/2000198Camp-David780x390.jpg" rel="colorbox" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 20px; width: 20px;"></i></div>
</div>
Saat lengser dari kursi kepresidenan, Carter baru berusia 56 tahun, dan saat itu dia yakin masih bisa hidup hingga seperempat abad ke depan.<br />
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Dia ingin hidupnya produktif dan mencoba terus mencari sesuatu untuk dia kerjakan," kata Phil Wise, Wakil Direktur Carter Center.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Salah satu cita-cita Carter, seorang penganut Kristen Baptis yang taat, setelah tak menjadi presiden, sangat sederhana.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Dia ingin menjadi misionaris," kata Walter Mondale, wakil presiden pada masa Jimmy Carter, suatu ketika.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Nah, salah satu keberhasilan Carter pada masa pemerintahannya adalah kesepakatan damai Mesir dan Israel yang disponsorinya, dikenal sebagai perjanjian Camp David.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Bermodalkan prestasi itu, dia kemudian mendirikan Carter Center, sebuah institusi yang membuatnya menjadi diplomat "<em style="box-sizing: border-box;">freelance</em>".</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Selama 30 tahun terakhir, Carter Center memantau lebih dari 100 pemilihan umum di dunia dan terlibat dalam pemberantasan penyakit <em style="box-sizing: border-box;">guinea worm</em> di Afrika.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Carter sangat sukses mendefinisikan kehidupan pasca-kepresidenan. Dia mengubah hidupnya menjadi sebuah petualangan kemanusiaan dan filantropis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
****</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Gambia adalah sebuah negara kecil di Afrika Barat yang seluruh perbatasan daratnya dikelilingi Senegal.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Negeri terkecil di Afrika ini nyaris tak pernah terdengar warga dunia hingga pemilihan presiden yang digelar pada Desember lalu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Petahana, Yahya Jammeh, sudah berkuasa di negeri mungil itu lebih dari dua dekade. Dalam pemilu, dia menghadapi kandidat oposisi Adama Barrow.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
</div>
<div class="photo" id="708285" style="box-sizing: border-box; color: #9a9a9a; font-size: 12px; line-height: 1.3; margin: 0px 0px 20px; max-width: 100%; position: relative !important; width: 780px;">
<span class="pb_10 author" style="box-sizing: border-box; color: #666666; display: block; font-size: 0.833em; font-weight: 700; text-align: right; width: 520px;"><br /></span>
<br />
<div class="media-action-overlay" style="background: rgba(42, 42, 42, 0.498039); border-radius: 22px; box-sizing: border-box; color: white; cursor: pointer; font-size: 21px; opacity: 0; padding: 7px; position: absolute; right: 10px; top: 10px; z-index: 5;">
<i class="icon icon-zoom-in colorbox cboxElement" href="http://assets.kompas.com/data/photo/2017/01/18/1954079Jammeh780x390.jpg" rel="colorbox" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 20px; width: 20px;"></i></div>
</div>
Tak disangka, Jammeh kalah dalam pemilihan presiden karena rakyat Gambia ingin "penyegaran" sehingga memutuskan untuk memenangi sang pesaing.<br />
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, Jammeh tak mau mengakui kekalahannya dan enggan lengser dari kursi empuk di istana presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Alhasil, sang presiden terpilih kabur ke Senegal karena merasa nyawanya terancam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kisruh politik di negeri kecil itu akhirnya memicu negara-negara Afrika Barat bertindak dan bahkan mengancam akan melengserkan Jammeh dengan paksa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ribuan prajurit disiapkan lima negara Afrika Barat, sementara para pemimpin dari Mauritania dan Guinea membujuk Jammeh untuk mau turun takhta.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mengapa Jammeh tak mau mengaku kalah? Kemungkinan besar dia mengalami <em style="box-sizing: border-box;">post-power syndrome</em>. Dia tak tahu harus melakukan apa setelah tak menjadi presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Jabatan kepala negara, meski di negeri kecil dan miskin seperti Gambia, tetaplah merupakan pekerjaan idaman.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mulai dari gaji yang besar, fasilitas nomor wahid yang disediakan negara, tinggal di istana yang mewah, pengawalan 24 jam, dan belum lagi kemungkinan mendapatkan keuntungan pribadi dari jabatan tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mungkin di benak Yahya Jammeh, hidup sebagai warga biasa yang tak lagi memiliki kekuasaan sangat mengerikan dan sulit untuk dijalani.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Jammeh, yang mungkin merasa belum berbuat banyak untuk rakyatnya selama berkuasa dua dekade, agaknya takut untuk menjadi warga biasa karena khawatir pembalasan dari rakyat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Bahkan, beberapa negara Afrika harus membahas tempat pengasingan bagi Jammeh demi membujuk dia untuk mau menyerahkan kekuasaannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
****</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Indonesia, meski tak setua <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Amerika%20Serikat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Amerika Serikat</a> dan bukan negara yang secara politik kisruh macam Gambia, sudah memiliki beberapa mantan presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sejak Soeharto terguling pada 1998, negeri ini sudah memiliki empat mantan presiden, yaitu BJ Habibie, almarhum <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Abdurrahman%20Wahid" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Abdurrahman Wahid</a>, <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Megawati%20Soekarnoputri" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Megawati Soekarnoputri</a>, dan <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Susilo%20Bambang%20Yudhoyono" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
</div>
<div class="photo" id="594647" style="box-sizing: border-box; color: #9a9a9a; font-size: 12px; line-height: 1.3; margin: 0px 0px 20px; max-width: 100%; position: relative !important; width: 780px;">
<span class="pb_10 author" style="box-sizing: border-box; color: #666666; display: block; font-size: 0.833em; font-weight: 700; text-align: right; width: 520px;"><br /></span>
<br />
<div class="media-action-overlay" style="background: rgba(42, 42, 42, 0.498039); border-radius: 22px; box-sizing: border-box; color: white; cursor: pointer; font-size: 21px; opacity: 0; padding: 7px; position: absolute; right: 10px; top: 10px; z-index: 5;">
<i class="icon icon-zoom-in colorbox cboxElement" href="http://assets.kompas.com/data/photo/2015/12/29/144544720151229HER071780x390.JPG" rel="colorbox" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 20px; width: 20px;"></i></div>
</div>
Keempat mantan presiden ini harus diakui memiliki kapasitas, kapabilitas, dan pengalaman yang sangat luas yang tentu sangat bermanfaat bagi bangsa ini jika digunakan dengan semestinya.<br />
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Memang dunia politik Indonesia belum seperti AS yang sudah hampir 250 tahun merdeka. Pengalaman manis dan pahit membuat AS memiliki sistem politik, yang meski tidak sempurna, setidaknya sangat stabil.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Nyaris tak ada mantan presiden AS yang mengecam kebijakan penerusnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Carter memang berbeda pendapat soal Korea Utara dengan pemerintahan Bill Clinton, atau juga soal perang Irak yang dikobarkan George W Bush.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, Carter tak mengecam kebijakan pemerintah AS. Dia, dengan kemampuan dan jaringannya, melakukan lobi untuk menunjukkan dan memperjuangkan pendapat politiknya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Donald%20Trump" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Donald Trump</a>, pada hari pertamanya menjadi presiden, sudah berupaya untuk menyingkirkan program layanan kesehatan bagi rakyat miskin, Obamacare.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hingga saat ini, belum ada kabar bahwa Obama kemudian berkomentar atau <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Partai%20Demokrat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Partai Demokrat</a> yang mengecam kebijakan presiden baru, meski mungkin saja kebijakan itu tak disukai.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Meski toh unjuk rasa menentang Trump kini masih digelar di AS, sejauh ini para politisi mereka, khususnya Obama, tak mengeluarkan pernyataan yang semakin memanaskan situasi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mungkin para politisi di AS, khususnya Obama yang baru saja menjadi mantan, menyadari betapa berbahayanya menyiram api menggunakan bensin sehingga mereka memercayakan semuanya kepada sistem yang sudah tersusun.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Seperti dikatakan David Maranniss, penulis biografi <a class="inner-link" href="http://internasional.kompas.com/tag/Barack%20Obama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Barack Obama</a> dan Bill Clinton, yang terpenting bagi Obama saat ini adalah keluarganya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pada usia paruh bayanya, Obama akan menghadapi masalah yang lebih besar yang harus dipusingkan selain <em style="box-sizing: border-box;">post-power syndrome</em>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kedua putrinya sudah beranjak dewasa dan tak lama lagi mereka akan lebih memilih berkumpul bersama teman-teman ketimbang menonton bioskop bersama ayahnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Hal itu membuat saya sedih," kata Obama suatu ketika.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sejumlah teman dekat Obama mengatakan, potensi "kehilangan" kedua putrinya yang beranjak remaja lebih membuat Obama sedih ketimbang meninggalkan Gedung Putih.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Jadi, para mantan pemimpin di negara mana pun seharusnya bisa memilih apakah mereka ingin seperti para mantan presiden AS yang bisa memberdayakan diri dan berguna bagi umat manusia, atau menjadi seperti pemimpin Gambia yang enggan lengser dan sibuk mencari suaka politik pasca-berkuasa.</div>
</div>
<div class="kcm-read-copy mt2" style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin-top: 20px; width: 520px;">
<table class="grey" style="box-sizing: border-box; color: #8c8c8c; font-family: opensans, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="box-sizing: border-box;">Editor</td><td style="box-sizing: border-box;">: Wisnubrata</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
👄</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<span style="box-sizing: border-box; color: #333333; float: left; font-family: "lato" , sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px; margin-right: 4px;"><strong style="box-sizing: border-box;"><a class="text-red" href="https://www.wartaekonomi.co.id/dateline1/jakarta.html" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease-in-out 0s;">Warta Ekonomi.co.id, Jakarta</a></strong> -</span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Penjelasan Presiden Joko Widodo terkait pertemuan IMF-World Bank yang digelar Bali telah membuat Politisi Demokrat Andi Arief 'mati kutu'. Mungkin malu atau dugaan lain karena merasa bersalah, Andi pun mencabut kritikannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
"Saya tarik semua kritik saya soal Pertemuan IMF Bali setelah saya dengar Pak Jokowi bilang bahwa IMF dan Bank Dunia yang membiayai pertemuan itu. Saya bener-bener kaget, sekali lagi kaget," kata Andi Arief yang juga anak buah SBY itu dalam cuitannya di akun twitternya @AndiArief__ , Selasa (10/10/2018).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Dalam pemberitaan sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan dipakai antara lain untuk memperluas "apron" di Bandara Bali dan membuat terowongan di persimpangan yang ada di Bali agar tidak macet.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
"Artinya, setelah ini akan dipergunakan terus, terowongan juga dipergunakan terus, kemudian apron untuk bandaranya dipakai terus, bukan sesuatu yang hilang. Mereka (tamu undangan) membiayai sendiri kok, hotelnya bayar sendiri, makan juga bayar sendiri," ungkap Jokowi setelah melakukan orasi ilmiah di Universitas Sumatera Utara, Medan, Senin (8/10).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Hitung-hitungan biaya dan manfaat yang dikumpulkan dari berbagai sumber mengungkapkan bahwa anggaran yang tersedia sebesar Rp810 miliar, atas arahan Jokowi, telah dihemat dan hanya dipakai Rp566 miliar untuk pelaksanaan acara IMF-Bank Dunia selama tujuh hari. Pemerintah hanya sekadar menanggung persiapan untuk para tamu yang hadir, bukan membayar keperluan tamu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Untuk pemasukan jangka pendek, yakni pengeluaran pengunjung (delegasi dan nondelegasi) yang berasal dari mancanegara maupun domestik mencapai Rp1,1 triliun (sumber: Bappenas, 2018). Hitungan tersebut merupakan rata-rata pengeluaran peserta 150 dolar per hari selama tujuh hari menginap perkiraan awal jumlah delagasi 18.000 dan saat ini telah mencapai 34.000 delegasi.</div>
<div class="dable_placeholder" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; margin: 0px auto; padding: 10px 0px; text-align: start; width: 769px;">
<div data-widget_id="M7Nx2eXb" id="dablewidget_M7Nx2eXb" style="box-sizing: border-box; height: auto; overflow: visible;">
<iframe data-ready="1" frameborder="0" height="146" name="dableframe-0.5463037771689845" scrolling="no" src="https://api.dable.io/widgets/id/M7Nx2eXb/users/85059398.1520344035843?from=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fread198497%2Fpenjelasan-jokowi-sukses-bikin-malu-anak-buah-sby.html&url=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fread198497%2Fpenjelasan-jokowi-sukses-bikin-malu-anak-buah-sby.html&ref=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fdateline1%2Fjakarta.html&cid=85059398.1520344035843&uid=85059398.1520344035843&site=wartaekonomi.co.id&id=dablewidget_M7Nx2eXb&category1=Kabar%20Indonesia&category2=Nasional&item_id=198497&pixel_ratio=1&client_width=769&network=non-wifi&lang=en&is_top_win=true&top_win_accessible=1&inarticle_init=1" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box;" title="Baca Juga" width="100%"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Perkiraan rincian hitungan tersebut dari hotel dan penyelenggaraan IMF-Bank Dunia sebesar Rp943,5 miliar, makanan dan minuman Rp146 miliar, transportasi sebesar Rp74 miliar, belanja Rp5 miliar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Sementara dari penyelenggaraan "Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions" (MICE), "Indonesia Pavilion, Exhibition, Food festival, Art and craft expo, Infrastructure expo, Tourism booth, Indonesia gourmet and Food festival" mampu menyumbang devisa hingga sebesar 43,2 juta dolar AS atau setara dengan Rp639,36 miliar. Dengan demikian, total Pemasukan diperkirakan Rp1,1 triliun ditambah Rp639,36 miliar, sehingga mencapai Rp1,7 triliun.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px; text-align: start;">
Dengan total pengeluaran pemerintah Rp566 miliar, maka untung penyelenggaran IMF-WB ini Rp1,13 triliun atau dua kali lipat dari biaya yang dikeluarkan.</div>
<div style="text-align: center;">
🐜</div>
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Laman berita Asia Sentinel menurunkan artikel berdasar hasil investigasi tentang patgulipat di balik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara yang akhirnya jatuh ke tangan J Trust. Berdasar artikel yang ditulis langsung oleh pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, terungkap adanya konspirasi mencuri uang negara hingga USD 12 miliar dan mencucinya melalui perbankan internasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berthelsen mendasarkan tulisannya pada laporan hasil investigasi setebal 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius pekan lalu. Artikel berjudul Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracyitu mengungkap 30 pejabat Indonesia yang terlibat skema pencurian uang dan mencucinya di bank-bank mancanegara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan hasil investigasi itu memang tak bisa dianggap main-main karena merujuk pada analisis forensik atas berbagai bukti yang kemudian dikompilasi oleh satuan tugas khusus investigator dan pengacara dari Indonesia, Inggris, Thailand, Singapura, Jepang serta negara-negara lainnya. Laporan itu dilengkapi 80 halaman afidavit atau keterangan di bawah sumpah yang menyeret keterlibatan lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (UOB) Singapura dan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merujuk artikel itu maka Bank Century menjadi pintu untuk merampok uang negara. Ada rekayasa untuk menetapkan Century sebagai bank gagal pada 2008.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjadi Presiden Indonesia, melakukan inspeksi pasukan saat berkunjung ke Australia pada 9 Maret 2010 di Canberra, Australia.</div>
<div style="text-align: justify;">
© Graham Denholm/Getty Images Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjadi Presiden Indonesia, melakukan inspeksi pasukan saat berkunjung ke Australia pada 9 Maret 2010 di Canberra, Australia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan, Asia Sentinel menyebut Bank Century sebagai ‘Bank SBY’ karena lembaga keuangan hasil merger tiga bank itu menyimpan dana gelap terkait Partai Demokrat (PD) pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Presiden RI kala itu. Bank Century lantas disuntik modal pada 2008 dan berubah nama menjadi Bank Mutiara setelah diakuisisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan kejahatan terkini yang terungkap adalah misteri dana yang ditawarkan J Trust senilai USD 989,1 juta atau sekitar Rp 14 triliun pada 2013 untuk membeli Bank Mutiara. Hanya saja sumber dana untuk penawaran J -Trust tak pernah teridentifikasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun demikian, J Trust tetap mengakuisisi Bank Mutiara pada 2014. Berdasar laporan investigasi itu pula para pejabat Indonesia menyetujui J Trust sebagai pihak yang pas dan tepat untuk pembeli Bank Mutiara, meski lembaga keuangan asal Jepang itu tak mengelolanya sebagaimana bank komersial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya saja, tak ada bukti bahwa J Trust membayar USD 366,67 juta untuk membeli Bank Mutiara. Catatan LPS mengindikasikan J Trust hanya membayar 6,8 persen dari total kesepakatan atau USD 24,14 juta di muka, itu pun dalam waktu 33 hari setelah tanggal penjualan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan sisanya ditutup dengan promisorry note Bank Indonesia melalui LPS. Berdasar catatan LPS pada 2015, sebuah perusahaan asuransi menuliskan angka Rp 3,06 triliun pada promissory note syariah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam skema itu pula muncul nama bankir top Kartika Wirjoatmodjo yang kini menjadi direktur utama Bank Mandiri. Kartika merupakan kepala eksekutif LPS saat kesepakatan pembelian Bank Mutiara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Weston Capital International dalam gugatannya menyebut kesepakatan pembelian Bank Mutiara yang dirancang Kartika beserta pihak lain justru sarat konspirasi, ilegal dan tidak transparan guna menjarah aset LPS dalam jumlah USD 1,05 miliar selama 10 tahun. “Dalam rangka memperkaya para kleptokrat dengan mengakali Indonesia serta kreditur prioritas, yakni para penggugat,” demikian tertulis di artikel laman berita yang berbasis di Hong Kong itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Weston memang telah melancarkan kampanye hukum melalui berbagai pengadilan di berbagai negara selama lima tahun ini untuk mengembalikan uangnya sebesar USD 620 juta yang dicuri dalam kurun waktu 2008-2015. Perusahaan yang berbasis di Mauritius itu merasa dicurangi melalui penjualan Bank Mutiara oleh LPS yang tak transparan, disertai penggelapan dan pencucian uang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Total jenderal jumlah gugatan Weston beserta anak perusahannya atas kasus itu mencapai USD 1,24 miliar. Atau sekitar Rp 18,3 triliun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk kasus pengucuran dana talangan ke Bank Century memang telah menjadi fokus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus itu telah membuat mantan Deputi Gubernur BI Budi Mulya menjadi pesakitan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber Asia Sentinel mengungkap adanya penyelidikan KPK terhadap LPS dan Kartika. Namun, sumber itu meragukan keberanian KPK untuk menggarap SBY.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya saja, Boediono bisa menjadi cerita lain. Wakil presiden pendamping SBY pada kurun waktu 2009-2014 itu merupakan gubernur Bank Indonesia saat kasus Century mengemuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyatanya, laporan investigatif itu menunjukkan ada kejahatan yang jauh lebih besat dari yang digambarkan sebelumnya. Asia Sentinel menyebut rekayasa itu sudah dimulai sejak awal pemerintahan SBY pada 2004 dengan pembentukan Bank Century sebagau hasi merger Bank Bank Pikko, Bank Danpac dan Bank CIC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya, Bank Century menjadi gudang penyimpanan jutaan dolar uang yang dikendalikan SBY dan Partai Demokrat. Padahal, SBY yang meraih kursi kekuasaan di era reformasi dikenal sebagai figur yang kapabel dan lebih jujur ketimbang pendahulunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, sebagaimana pemberitaan Asia Sentinel, sebuah kelompok gabungan 30 pejabat teras di pemerintah Indonesia telah bekerja sama selama 15 tahun untuk mencuri, melakukan pencucian uang dan menyembunyikannya hingga mencapai lebih dari USD 6 miliar. Kejahatan itu dilakukan atas dasar perintah Presiden SBY dan Boediono.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada 2008 atau saat krisis finansial melanda berbagai negara, Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) yang kala itu beranggotakan Boediono selaku gubernur BI menetapkan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Selanjutnya ada suntikan dana untuk fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) BI sebesar Rp 689 miliar untuk Bank Century.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi angkanya membengkak hingga total mencapai Rp 6,7 triliun. Kucuran dana selanjutnya melalui skema penyertaan modal sementara (PMS) dari LPS.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, berdasar audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bertanggal 23 Desember 2011, ada dana sebesar USD 290 juta yang dicuri dari Bank Century dicuci melalui BCA, JP Morgan, Bank Danamon dan Bank Mandiri. Audit BPK juga mengungkap Robert Tantular selaku pemilik Century membuat lebih dari 2.000 rekening palsu di banknya sendiri untuk menggelembungkan portofolio pinjaman sekaligus demi menyiasati syarat rasio kecukupan modal (CAR) yang ditetapkan BI.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Faktanya, Bank Century dan Robert Tantular sengaja dipilih untuk menyimpan dana kampanye ilegal. Robert lantas mencuri USD 500 juta dari banknya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya, tim dari BI, LPS, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Hukum dan HAM dikerahkan untuk membersihkan kekacauan itu, serta mengembalikan dana kampanye ilegal yang disimpan di rekening pengusaha kondang Budi Sampoerna. Sebagai kambing hitamnya adalah mitra Robert, yakni Rafat Ali Rizvi dan Hesham Al Warraq.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kisah konspirasi LPS/Bank Indonesia untuk menipu kreditur Bank Century hingga lebih dari USD 6 miliar dari 2004 hingga 2018 berasal di sini,” tulis laporan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini, Weston melakukan gugatan di berbagai negara untuk menarik dananya yang telah dicuri dan dicuci di berbagai lembaga keuangan kakap seperti Wells Fargo, Wachovia Bank, HSBC, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Central Asia , ANZ Bank, National Australia Bank (NAB), Citibank Indonesia, serta bank yang lebih kecil dan broker di New York and Hong Kong.(jpnn)</div>
🌼<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jakarta Utara mengusut kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (<a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2854482/kata-timses-soal-beredarnya-kartu-prioritas-menangkan-agus-sylvi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="SBY">SBY</a>) ke Pademangan, Jakarta Utara. Balusukan yang dilakukan ayah dari Cagub DKI nomor urut 1 Agus Yudhoyono itu dilakukan saat masa tenang Pilkada DKI Jakarta, Minggu 12 Februari.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
"Ini kita lagi penelusuran. Ya kita dapat laporan siang kemarin. Petugas sudah mengkroscek ke lapangan. Kejadiannya itu Minggu kemarin. Iya kita dalami," kata Ketua Panwaslu Jakarta Utara Ahmad Halim saat dihubungi <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com</span> di Jakarta Utara, Selasa (14/2/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2855489::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; text-align: start; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2854173/aktivis-muhammadiyah-khataman-alquran-untuk-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Aktivis Muhammadiyah Khataman Alquran untuk Ahok</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2854594/beredar-foto-ulama-di-pesawat-kelas-bisnis-saat-umrah-bareng-ahy" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Beredar Foto Ulama di Pesawat Kelas Bisnis saat Umrah Bareng AHY</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2436435/ini-101-daerah-yang-gelar-pilkada-serentak-2017" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Ini 101 Daerah yang Gelar Pilkada Serentak 2017</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Ahmad melanjutkan, saat ini petugas Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) dan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pademangan juga sudah meninjau langsung lokasi yang didatangi <a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2854278/umrah-di-masa-tenang-agus-yudhoyono-didoakan-ulama-mekah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="SBY">SBY</a>, yang diduga berada di wilayah RT 05 RW 04, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Petugas sudah mendapatkan bukti-bukti berupa foto di lokasi dan kesaksian beberapa warga.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
"Kita lihat nanti. Kalau itu posko pemenangan memang tidak apa-apa. Tapi kita pastikan dulu itu posko atau bukan ya kalau bukan jelas itu pelanggaran," ujar Ahmad.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Dia menyebutkan, pelanggaran muncul bukan hanya karena itu posko atau bukan tapi bagaimana cara SBY tiba di lokasi dan siapa-siapa saja yang hadir dalam pertemuan itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
"Ya kita lihat, persoalannya kan itu masuk masa minggu tenang. Kita telusuri juga kan ramai itu kalau dilihat di foto. Apakah itu hanya tim posko atau ada warga. Kalau ada pengumpulan terus pengerahan warga itu pelanggaran. Ya kita lihat juga apakah waktu tiba di sana itu langsung ke posko atau jalan kaki sambil berkampanye. Jadi masih kita dalami," beber Ahmad.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Untuk itu, sambung Ahmad, pihak Panwaslu tengah mencari tahu apakah posko tersebut termasuk posko terdaftar. Sebab kedatangan presiden ke-6 itu diduga sebuah pelanggaran bila datang ke posko yang tidak terdaftar di KPU.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Kalau dilihat lokasinya itu posko paslon nomor 1 karena ada spanduknya. Tapi kita cek posko itu terdaftar enggak. Kalau bukan posko terdaftar, itu sebuah pelanggaran," Ahmad menandaskan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Tanggapan Demokrat</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan mengatakan kedatangan SBY ke Pademangan, Jakarta Utara Minggu 12 Februari kemarin merupakan kegiatan internal.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Dia pun menegaskan saat itu SBY hanya mendatangi posko kemenangan paslon nomor 1 yang ada di Pademangan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
"Itu kegiatan internal kami. Jadi memang ada kegiatan tapi itu internal meninjau posko kemenangan AHY," kata Syarief.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Ia juga tidak menampik jika ada warga sekitar yang bukan tim pemenangan hadir di lokasi. Yang jelas, kedatangan <a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2854278/umrah-di-masa-tenang-agus-yudhoyono-didoakan-ulama-mekah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="SBY">SBY</a> saat itu bukan untuk berkampanye di masa tenang.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
"Kalau ada masyarakat di situ kan masa kami larang. (masa tenang saat itu) ya kan internal kegiatannya," tutup Syarief.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta</span> Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan membantah calon Gubernur DKI Jakarta <a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2854594/beredar-foto-ulama-di-pesawat-kelas-bisnis-saat-umrah-bareng-ahy" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Agus Yudhoyono">Agus Yudhoyono</a> (AHY) membiayai umrah sejumlah ulama ke Tanah Suci.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
"Terbalik. Itu berangkatnya biaya sendiri-sendiri, dan setahu saya para ulama yang justru mengajak Agus. Jadi memang para ulama punya jadwal, terus ngajak <a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2854278/umrah-di-masa-tenang-agus-yudhoyono-didoakan-ulama-mekah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Agus">Agus</a>," ucap Syarif di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2855632::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; text-align: start; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2855623/cuit-anas-untuk-sby-jelang-pencoblosan-pilkada-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Cuit Anas untuk SBY Jelang Pencoblosan Pilkada DKI</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2855581/pks-dukung-cagub-nonmuslim-di-papua-barat-ini-alasannya" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">PKS Dukung Cagub Nonmuslim di Papua Barat, Ini Alasannya</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2855489/panwaslu-jakut-usut-blusukan-sby-ke-pademangan-di-masa-tenang" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Panwaslu Jakut Usut Blusukan SBY ke Pademangan di Masa Tenang</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Anggota Komisi I DPR ini menjelaskan, umrah antara Agus Yudhoyono dan beberapa ulama sudah direncanakan pada saat acara dengan Jaringan Santri Indonesia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
"Tapi yang jelas ide itu pada saat jaringan santri Indonesia. Pada saat sosialisasi mereka mendukung Agus, dan di situ banyak habaib-habaib dan Ketua Jaringan Santri Indonesia itu mengatakan, 'kami akan umrah dan kalau bisa mas Agus ikut'. Dengan biaya sendiri-sendiri," kata dia.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menunaikan ibadah umrah pada masa tenang Pilkada DKI 2017. Agus umrah bersama Ustaz Al Habsyi, Ustaz Hasan Jafar Assegaf, dan beberapa ustaz lainnya. Dalam rombongan umrah itu, <a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2853741/masa-tenang-pilkada-agus-yudhoyono-umrah-bareng-istri" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Agus Yudhoyono">Agus Yudhoyono</a> didampingi sang istri, Annisa Pohan.</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">💋</strong></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta -</strong> Cuitan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa rumah barunya "digrudug" ratusan orang dan aduannya kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri Tito Karnavian soal itu ternyata mendapat sambutan luar biasa di laman media sosial Senin (6/2) malam hingga Selasa pagi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Twitter Indonesia mencatat dari 10 topik yang paling banyak dibicarakan, tiga di antaranya terkait cuitan SBY tersebut.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Paling atas adalah topik dengan tanda pagar #SayaBertanya, kemudian kalimat "Bapak Presiden & Kapolri" yang disebutkan dalam 33.200 cuitan sampai berita ini dibuat, dan kalimat "Pak Beye" dalam 3.200 cuitan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Tanggapan memang terus bermunculan sejak SBY membuat kultwit ada agitasi untuk menangkap dia dan demonstrasi di depan rumah mewahnya di Kuningan, yang belum lama ini dihadiahkan oleh negara sebagai imbalan terhadap tugasnya sebagai presiden.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Ada yang menanggapi dalam tanda pagar #SayaBertanya, atau langsung di laman Twitter resmi @SBYudhoyono.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Yang paling banyak ditanggapi adalah cuitan SBY berikut: "<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri,dgn hak asasi yg saya miliki?</em>"</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Cuitan ini mendapat 3.200 tanggapan, 4.900 retweet, dan 4.400 tanda suka sampai pukul 05.00 WIB.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: right;">
✌💃</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri ...</strong><br />
Beragam tanggapan muncul, tapi yang paling banyak adalah meneruskan kalimat "Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri ..." Dari sini, kemungkinan variasinya memang tak terhingga. Ada yang lucu, ada yang serius, ada yang asal saja.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Berikut kutipan-kutipan sebagian tanggapan di Twitter dan Facebook yang dihimpun redaksi:</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya Kepada bpk Presiden dan Kapolri, kenapa setiap kali ada tukang parkir indomaret saat mau keluar? saat dateng mereka tidak ada (@fathyle)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Bapak Presiden & Kapolri, kenapa kalau makan nasi padang dibungkus nasinya lebih banyak daripada makan di restorannya (@papi ardi)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya mengapa agus begitu takut dengan najwa SHIHAB? padahal sama rizieq SHIHAB temenan..?? (@martendoank)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Bapak Presiden & Kapolri, kenapa gerobak sate bentuknya seperti perahu</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya Kepada Bpk Presiden dan Kapolri, kenapa pacar saya semalam bilangnya mau tidur padahal di whatsapp statusnya masih online? (@habibthink)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya Kepada bpk Presiden dan Kapolri, kenapa mi dibikinin lebih enak daripada bikin sendiri? (@yeahmahasiswa)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Bapak Presiden & Kapolri apakah saya salah mencintai teman pacar saya? Apakah melanggar hak asasi? (@tzarasusfa)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya Saya bertanya kpd bpk Presiden dan Kapolri, kenapa mantan2 malah tambah dekil setelah meninggalkan saya pak? (@fiorenza_nad)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Bapak Presiden dan Kapolri,apakah saya boleh ikut kuis hadiah sepeda?? (@deasymaria9)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada bapak Presiden dan Kapolri, kapan saya lulus?</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Presiden dan Kapolri mengapa hari senin ke minggu jaraknya 6 hari, minggu ke senin 1 hari saja? (@septie_)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kpd bapak presiden dan kapolri.. Liverpool kenapa paaakkk???? Mau berapa lama lagi begini???? (@bessoYNWA)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya pada pak presiden dan kapolri dimana jualan Pampers bayi yang seukuran Kebo bengkak... (@TrisnoPutro1)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, knp bapaknya amel selingkuh sama gurunya amel lwt surat ? (@dipa_wahyu)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kpd bpk presiden dan kapolri kenapa diindomart jual celana dalam tp tidak ada kamar pasnya? (@Rashatrymetil)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kpd Bapak Presiden dan Kapolri, kenapa mantan bisa jadi lebih cantik daripada pas jadi pacar kita? (@divisianbu)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Bapak Presiden & Kapolri, Kenapa Candi Hambalang tidak masuk dalam 7 keajaiban dunia ? (@Ajiepakubumi)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada bapak presiden & kapolri kenapa minuman namanya susu beruang isinya susu sapi tapi iklannya naga (@ginansinuraya)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Bapak Presiden & Kapolri, kak Ema itu sebenarnya siapa sih? (@lfairdie)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri kenapa disebut mie goreng padahal masaknya di rebus (@samsul_ayu)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada bapak presiden dan kapolri, baiknya sy ngantor ga hari ini pak? Tolong dijawab pak (@antonisade)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya jadi dilamar dan menikah 2018 (@suryati_effendi)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada bapak presiden dan kapolri mengapa klo malem minggu para jomblo berkumpul berdoa meminta hujan? (@IndaraKA)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada Bapak Presiden dan Bapak Kapolri, knp yg minta UANG MUKA kecil, masih juga mengeluhkan ANGSURAN yang tinggi? (@Budimaryono)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada "Bapak Presiden & Kapolri" saya cuma tau 4 nama ikan saja, Apakah saya boleh ngambil sepedanya? (@Agoenk_basterds)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya kepada bapak presiden & kapolri manakah yang keluar duluan telur atau ayam? (@danangyudhito)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<em style="margin: 0px; padding: 0px;">#SayaBertanya Kepada Bapak Presiden & Kapolri,kenapa lagu2 Ebit G Ade hanya diputar ketika Indonesia mengalami bencana? (@salma_anjaka)</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<br /></div>
<blockquote class="twitter-tweet twitter-tweet-error" data-twitter-extracted-i1486451556324233367="true" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">
<div dir="ltr" lang="in" style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Siapa yang dimaksud meme ini? <a href="https://twitter.com/hashtag/SayaBertanya?src=hash" style="color: rgb(17, 112, 160) !important; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">#SayaBertanya</a> Bapak Presiden dan Kapolri, barangkali ada yang kura-kura dalam perahu</div>
</blockquote>
<span style="color: #666666;"><br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;" /></span>
<br />
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">
<div id="sas_intextContainer_6397864" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
Heru Andriyanto/HA</div>
<span style="color: #666666;"></span><br />
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
BeritaSatu.com</div>
<span style="color: #666666;"><strong><br /></strong></span>
<span style="color: #666666;"><strong>TEMPO.CO</strong></span>, <span style="color: #666666;"><strong>Jakarta</strong></span> - Cuitan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal aksi unjuk rasa di depan rumahnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, menuai respons dari netizen. Respons netizen ini ditulis dengan tagar #SayaBertanya yang juga menjadi topik terpopuler obrolan di twitter.<br />
<br />
SBY menuliskan tentang sejumlah orang yang dikabarkan datang ke depan rumahnya sambil berteriak-terak. SBY mencuit, "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*.” Cuitan tersebut dituliskan sekitar pukul 15.05, Senin, 6 Februari 2017.<br />
<br />
Ketua Umum Partai Demokrat ini merasa tidak mendapatkan keadilan di negaranya sendiri. SBY juga sempat mempertanyakan haknya itu kepada Presiden dan Kapolri. "Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri, dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*," tulisnya. Inilah yang mendapat respons dari netizen.<br />
<br />
<strong>Baca: </strong><br />
<strong><a href="https://m.tempo.co/read/news/2017/02/06/078843524/rumah-digrudug-ratusan-orang-sby-curhat-di-twitter" style="color: #2981c4; text-decoration: none;">Rumah `Digrudug`Ratusan Orang, SBY Curhat di Twitter </a></strong><a href="https://m.tempo.co/read/news/2017/02/05/078843134/kicauan-sby-di-twitter-ini-undang-pro-dan-kontra-netizen" style="color: #2981c4; text-decoration: none;"><strong>Kicauan SBY di Twitter Ini Undang Pro dan Kontra Netizen</strong></a></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; text-align: start;" /></strong>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: start;">
Seperti yang dicuit oleh Tanya Zahrasusfa melalui akunnya @tzahrasusfa, “#SayaBertanya kepada Bapak Presiden & Kapolri apakah saya salah mencintai teman pacar saya? Apakah melanggar hak asasi?”.<br />
<br />
Karinta Zulkarnain melalui akun @karintazuls bahkan merespons dengan bertanya cara menagih utang. ”#Sayabertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, bagaimana menagih hutang kpd teman sendiri, saat kita lagi butuh2nya uang?” cuit Karinta.<br />
<br />
Daud Setiarso melalui akun @petersetiarso meniru cuitan SBY dengan pertanyaan mengenai jodoh. “Bapak presiden & kapolri #saya bertanya kemana jodoh saya sampe sekarang kok belom ketemu,” cuit Daud. Akun el diablo dalam @digembok melontarkan cuitan kritis. “Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya ini pengecut? masa udah dikawal 60 paspampres masih aja lebay *SBY*,” cuitnya.<br />
<br />
Sejumlah tokoh juga merespons cuitan SBY ini. Seperti Sutradara Joko Anwar melalui akun @jokoanwar. “Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, kenapa saya gendut terus walaupun makannya dikit?” cuit Joko.<br />
<br />
Putri Presiden keempat Abdurrahman Wahid, Yenny Zannuba Wahid, melalui akunnya @yennywahid juga menuliskan,”#SayaBertanya, kalau saya nggak hafal nama2 ikan apakah saya masih boleh ikutan kuis berhadiah sepeda?”<br />
<br />
Tagar #SayaBertanya dan cuitan SBY tampaknyajuga menjadi hiburan. Seperti dilontarkan artis Maudy Koesnaedi lewat akun @mpokmod, “Setelah hari yg panjang dan lelah ini.. #SayaBertanya berhasil menghibur lahir batin.... Love Banged,” tulisnya sambil membubuhkan emoji hati.<br />
<br />
Artis Cathy Sharon juga berkomentar lewat @cathysharon, “#SayaBertanya kepada Presiden dan Kapolri, kenapa ini orang yang tadinya gue ngefans banget skrg malah bikin gue ilfil bangettt ...,” tulis Cathy. Hingga pukul 01.10, tagar ini bercokol di puncak topik terpopuler.<br />
<br />
<strong>ARKHELAUS W.</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Laporan Wartawan TribunStyle.com, Triroessita Intan Pertiwi</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM</strong> - Minggu, (6/2/2017), Baim Wong kembali mengocok perut para follower Instagramnya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Mantan Marshanda ini memposting meme dengan tulisan "saya mau bertanya kepada Presiden dan Kapolri, kenapa saya belum juga nikah?"</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Baim terlihat sedang duduk berpose merokok dengan pandangan seolah bertanya-tanya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Dengan back ground hitam, foto tersebut seolah menambah kegarangan Baim.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Usia Baim Wong yang sudah cukup matang (35 tahun) ini tentu membuat banyak orang penasaran kenapa ia tetap belum menikah.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Dan ternyata pertanyaan yang sama juga muncul di kapala Baim.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Kenapa Baim Wong belum menikah?</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="op-interactive" style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; line-height: 0px; margin: 0px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;"><br /></figure><br />
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Para netter yang melihat postingan Baim kali ini pun kemudian mencoba menjawab teanda tanya Baim.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Sebagaian dari mereka mengatakan bahwa Baim merupakan tipe pemilih.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="image" style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; line-height: 0px; margin: 0px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;"><figcaption style="border-bottom: 1px solid rgb(238, 238, 238); color: #757575; font-size: 15.3px; line-height: 19.89px; margin: 0px; padding: 5px 0px;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"KARENA BAIM WONG ORANGNYA PILIH PILIH" tulis akun @fitrianmarconi.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"Baim mau tau knp blm jg nikah#krn baim itu trlalu milih-manusia gk ad yg semprna@smpai kiamat gk kan ktm klm baim trs milih@elfiraloy itu wanita sholeha tp baim gk milih dia-kebanyakn artis gonta ganti pcr-tp elfira milih jomlo@brrti dia wanita sholeha.duuuhh baim nyari yg gimana lg bro@baimwong" tulis akun @suryani_cici80.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"Mungkin kak @baimwong bnyk milih" komentar akun @s.istikomah.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"Baim bnyk milih seeeee....sama anak ku aja mau yah" tulis akun @dewi_yofiko.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
💋</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta beritasatu</strong> – Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, tidak pernah membagi-bagikan suvenir berupa jam tangan kepada masyarakat. Seperti diketahui, foto jam tangan dengan kotak berlogo Agus-Sylvi ramai diperbincangkan di media sosial (medsos).</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
“Tidak ada bagi-bagi. Tidak pernah ada kami bikin begitu. Kami cuma bikin kaos, stiker, paling tinggi payung sesuai instruksi KPU DKI,” kata Juru Bicara Tim Agus-Sylvi, Imeldasari, Senin (6/2).</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Dia menegaskan, pihaknya mempunyai bukti tidak pernah membagikan jam tangan. “Boleh dicek. Kita setiap kampanye tidak pernah bagi-bagi begitu,” tegasnya.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Dia mengungkapkan, di posko pemenangan Agus-Sylvi memang pernah ada masyarakat yang menjual jam tangan tersebut. “Setahuku, ada masyarakat yang jualan di posko. Masak kita larang orang mau jualan, kasihan pedagang usaha kecil,” ungkapnya.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Sebelumnya, Agus juga mengaku tidak mengetahui adanya suvenir jam tangan. “Jam tangan mewah punya siapa? Saya saja hanya memakai gelang saja ini. Saya enggak tahu masalah itu,” kata Agus di Jakarta, Minggu (5/2).</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;"></span>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Juru Bicara Agus-Sylvi, Rico Rustombi menyatakan, jam tangan Agus-Sylvi yang viral di medsos merupakan bentuk kampanye hitam. “Ada jam tangan dengan berlogo Agus-Sylvi, apakah itu <em style="margin: 0px; padding: 0px;">black campaign</em> (kampanye hitam)? Yes (iya),” kata Rico.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: center;">
💪</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<br />
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/JAKARTA" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">JAKARTA</a></span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F02%2F02%2F11581201%2Fada.hubungan.saudara.antara.sylvi.dan.gubernur.tandingan.fpi&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 152px; position: absolute; top: -43px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/JAKARTA" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 46px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f1a45b9ad253d84" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FSh-3BhStODe.js%3Fversion%3D42%23cb%3Dffd30a12569bf%26domain%3Dmegapolitan.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fmegapolitan.kompas.com%252Ff2864f7dc2f1d88%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F02%2F02%2F11581201%2Fada.hubungan.saudara.antara.sylvi.dan.gubernur.tandingan.fpi&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 46px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></a></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">, KOMPAS.com</span> — Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/sylviana.murni" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Sylviana Murni</a>, masih mempunyai hubungan saudara dengan Fahrurrozi Ishaq, orang yang diangkat <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/front.pembela.islam" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Front Pembela Islam</a> (FPI) sebagai gubernur tandingan pada akhir 2014.</span></div>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
FPI mengangkat Fahrurrozi sebagai gubernur tandingan saat Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama naik jabatan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2017/02/02/07152071/kenapa.elektabilitas.agus-sylviana.turun.signifikan." style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Kenapa Elektabilitas Agus-Sylviana Turun Signifikan?</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Saat itu, Ahok naik jabatan karena gubernur sebelumnya, <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Joko Widodo</a>, terpilih sebagai Presiden RI.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Pada Kamis (2/2/2017) pagi ini, Sylviana menghadiri acara yang digelar Majelis Taklim Arrohmah di rumah Fahrurrozi di Jalan Masjid, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Saat ditemui <em style="box-sizing: border-box;">Kompas.com</em> seusai acara, Fahrurrozi mengatakan bahwa ia mempunyai hubungan saudara dengan Sylvi. "(Kenal) dari kecil,<em style="box-sizing: border-box;"> saudaraan, </em>sepupu jauh," kata Fahrurrozi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Sylvi. "<em style="box-sizing: border-box;">Saudaraan</em>," kata Sylvi dengan singkat. </div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;"></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2017/02/01/18354161/sylviana.murni.berharap.tak.lagi.diperiksa.polisi." style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Sylviana Murni Berharap Tak Lagi Diperiksa Polisi</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
👀</div>
</div>
</div>
<div class="kcm-read-copy mt2" style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 20px !important; width: 520px;">
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
tempo.co: Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sangat berbahaya jika menjadi Gubernur DKI Jakarta karena tidak mempunyai solusi masalah di ibu kota.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
"Kan kelihatan sekali dalam debat kemarin, pengertiannya dangkal sekali, pikirannya tidak kompleks dan tidak sistemik," kata Guru Besar Ilmu Politik UI, Arbi Sabit.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Menurut Arbi Sanit, dalam debat tersebut, konsep yang ditawarkan seperti bantuan langsung tunai bersifat sementara justru menjadikan rakyat Jakarta malas dan tidak mendidik.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Selain itu, Arbi tak menampik jika kehadiran Agus meramaikan perebutan kursi nomor satu DKI Jakarta tidak lepas dari keinginan sang ayah (SBY).</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
"Dia (Agus) ini kan calon nekat, tiba-tiba langsung mau jadi 'raja'. Bukannya sekolah raja dulu? Ini kan nggak masuk akal," ujarnya.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Maksud Arbi bahwa harus ada sekolah "raja" terlebih dahulu yakni Agus harusnya memperdalam ilmu politik lebih dulu sekurang-kurangnya lima tahun.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Salah satu caranya dengan menjadi anggota DPR, misalnya. Bahkan, menurut Arbi, akan lebih baik jika Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sang adik yang diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
"Dia (Ibas) jauh lebih baik, karena lebih mengerti persoalan," katanya.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Arbi pun mengkritik konsep rumah apung yang ditawarkan Agus karena sangat tidak manusiawi. "Itu menyesatkan dengan alasan itulah kemanusiaan," ujarnya.</div>
<div style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<a href="http://www.harnas.co/2017/01/16/jika-agus-jadi-gubernur-ini-yang-dikhawatirkan" style="color: #2981c4; text-decoration: none;">SUMBER</a></div>
</div>
<div class="kcm-read-copy mt2" style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 20px !important; width: 520px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">👮</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F29%2F15093141%2Fmahfud.md.sby.setengah.memaksakan.patrialis.jadi.hakim.mk&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 155px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f3d236793f63074" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FSh-3BhStODe.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df1548c240d630d4%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff6556c9e03a094%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F29%2F15093141%2Fmahfud.md.sby.setengah.memaksakan.patrialis.jadi.hakim.mk&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
- Mantan Ketua <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Mahkamah%20Konstitusi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Mahkamah Konstitusi</a><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Mahfud%20MD" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Mahfud MD</a> menilai tertangkapnya hakim MK <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Patrialis%20Akbar" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Patrialis Akbar</a> tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab moral Presiden kelima RI <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Susilo%20Bambang%20Yudhoyono" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a> (SBY).<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sebab, pada saat itu, SBY-lah yang menunjuk Patrialis sebagai hakim MK. Bahkan, penunjukan Patrialis saat itu terkesan dipaksakan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"SBY punya tanggung jawab moral sebab dialah yang setengah memaksakan Patrialis menjadi Hakim MK," kata Mahfud saat dihubungi, Minggu (29/1/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pada Agustus 2013, tanpa seleksi yang transparan dan melibatkan publik, SBY mengangkat Patrialis menjadi hakim MK. Proses pemilihan Patrialis dianggap tidak transparan dan tidak membuka peluang bagi masyarakat untuk turut menyumbangkan pendapat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Padahal, berdasarkan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Mahkamah%20Konstitusi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Mahkamah Konstitusi</a> diatur mengenai pencalonan hakim konstitusi secara transparan dan partisipatif.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Keputusan Presiden No 87/P Tahun 2013 tentang pengangkatan Patrialis juga digugat dan akhirnya dibatalkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya ketika itu sudah menulis artikel khusus di <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Harian%20Kompas" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Harian Kompas</a> agar SBY menggunakan keluarnya vonis PTUN itu sebagai momentum untuk mengoreksi kesalahannya. Saya sarankan agar SBY tak usah naik banding. Tetapi SBY tak peduli dan tetap naik banding," cerita Mahfud.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ternyata, banding SBY dimenangkan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan dikuatkan kembali di tingkat Mahkamah Agung.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Tentu saja kita curiga ada unsur politik saat itu. Tetapi tak ada gunanya karena tak punya bukti yang bisa ditunjukkan. Melengganglah Patrialis di MK karena keberhasilan ngototnya SBY itu," kata Mahfud.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mahfud mengakui, secara hukum, SBY memang tak bisa diminta tanggungj jawab apa pun atas penangkapan Patrialis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Tetapi perlu ditekankan, SBY tak bisa lepas dari tanggung jawab moral. Dialah yang mengangkat Patrialis dan kemudian ngotot mempertahankannya, sehingga menimbulkan musibah bagi bangsa ini," ucap Mahfud.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Patrialis ditangkap setelah diduga menerima suap senilai 20.000 Dollar AS dan 200.000 Dollar Singapura, atau senilai Rp 2,15 miliar. Pemberian dari pengusaha impor daging Basuki Hariman tersebut diduga agar Patrialis membantu mengabulkan gugatan uji materi yang sedang diproses di MK.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Perkara gugatan yang dimaksud yakni, uji materi nomor 129/puu/XII/2015 terkait Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Uji materi itu kini memasuki tahap akhir. Basuki Hariman mengakui, ia memberi uang ke Kamaludin, orang dekat Patrialis. Uang itu diberikan karena Kamaludin membantu mempertemukannya dengan Patrialis. Namun, Basuki mengaku yakin uang tersebut tidak sampai ke Patrialis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sementara, Patrialis membantah menerima suap. Ia justru merasa dizalimi oleh <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/KPK" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">KPK</a>. Baik Patrialis, Basuki Hariman, dan Kamaludin saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/KPK" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">KPK</a> dan ditahan.</div>
</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-47716620709040821682018-11-19T16:43:00.000-08:002018-11-19T16:43:11.231-08:00orang MISKIN butuh BANTUAN KEUANGAN, bukan LEMBAGA bwat ORANG MISKIN<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
bloomberg: Former New York City mayor Michael Bloomberg’s <a class="icon none" href="https://www.marketwatch.com/story/michael-bloomberg-donates-record-18-billion-to-johns-hopkins-2018-11-18" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">$1.8 billion donation to Johns Hopkins University</a> has made headlines for its sheer size — it’s the biggest gift ever to a single institution.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The money, to be used for financial aid, will let the school open its doors to qualified students who otherwise couldn’t afford to attend. But to some the donation is a symptom of a troubling trend in American philanthropy.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Charitable giving is becoming increasingly top-heavy, with megadonations like Bloomberg’s and <a class="icon none" href="https://www.marketwatch.com/story/jeff-bezos-2-billion-charity-pledge-isnt-necessarily-great-news-for-america-2018-09-18" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">the $2 billion</a> that Amazon <span class="quote bgQuote down" data-bgformat="" data-channel="/quotes/zigman/63011/composite" style="background: 0px 0px; border: 0px; box-sizing: inherit; display: inline-block; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a class="qt-chip trackable" data-fancyid="XNASStockAMZN" data-track-mod="MW_story_quote" href="https://www.marketwatch.com/investing/stock/amzn?mod=MW_story_quote" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #bc4550; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">AMZN, <span class="bgPercentChange" style="background: 0px 0px; border: 0px; box-sizing: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">-0.68%</span></a></span> founder and CEO Jeff Bezos recently announced to fight homelessness and improve early education becoming more frequent, and increasingly setting the agenda for America’s nonprofits.</div>
<blockquote class="shareable" data-share-hover="true" data-share-modprefix="mw_pullquote_" data-share-text="‘It’s almost like a dangerous distraction to keep thinking that the billionaires are going to solve our problems.’ " style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border-color: rgb(213, 213, 213); border-image: initial; border-style: solid; border-width: 1px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 22px; font-style: italic; line-height: 27px; margin: 20px auto; max-width: 630px; outline: 0px; padding: 30px 0px 10px; position: relative; quotes: none; text-align: center; vertical-align: baseline;">
‘It’s almost like a dangerous distraction to keep thinking that the billionaires are going to solve our problems.’<footer style="background: 0px 0px; border: 0px; box-sizing: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><cite style="background: 0px 0px; border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-size: 15px; font-style: normal; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Chuck Collins, Institute for Policy Studies</cite><div class="share-icons dark-matter" style="background: 0px 0px; border: 0px; box-sizing: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<button class="social-coin facebook fa fa-facebook trackable" data-track-click="social_blockquote_facebook" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #3b5999; border-color: initial; border-style: none; border-width: initial; box-sizing: inherit; color: white; font-family: FontAwesome; font-size: 16px; line-height: 1; margin: 0px; outline: 0px;"></button><button class="social-coin twitter fa fa-twitter trackable" data-track-click="social_blockquote_twitter" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #00b0ed; border-color: initial; border-style: none; border-width: initial; box-sizing: inherit; color: white; font-family: FontAwesome; font-size: 16px; line-height: 1; margin: 0px; outline: 0px;"></button><button class="social-coin linkedin fa fa-linkedin trackable" data-track-click="social_image_linkedin" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #0977b5; border-color: initial; border-style: none; border-width: initial; box-sizing: inherit; color: white; font-family: FontAwesome; font-size: 16px; line-height: 1; margin: 0px; outline: 0px;"></button></div>
</footer></blockquote>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Those donations are, of course, a good thing on their face — more money going to worthy causes — but to many observers they’re the latest examples of a how income inequality has affected charitable giving. Even though Americans <a class="icon none" href="https://www.marketwatch.com/story/americans-give-more-to-charitybut-recent-donations-show-widening-gap-between-rich-and-poor-2018-06-16" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">gave a record amount</a> of money to charity last year ($410.2 billion, up 5.2% on the year before) that giving was lopsided, according to <a class="icon " href="https://ips-dc.org/gilded-giving-2018-top-heavy-philanthropy-and-its-risks-to-the-independent-sector/" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_new">a report released Monday</a> by the Institute for Policy Studies, a progressive Washington, D.C., think tank.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“These giant megagifts mask the fundamental, underlying problem, which is that donations by low- and middle-income givers are steadily going down, and almost all the growth in giving is at the very top,” said Chuck Collins, a co-author of the IPS report.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
In the early 2000s, households earning $200,000 or more made up only 30% of all charitable-giving tax deductions. In 2017, those households accounted for 52%, IPS found.</div>
<div id="inline-video-ad" style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Here’s why it matters that a lower percentage of middle-income people are giving to charity:</div>
<h6 style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 19.8px; line-height: 1.5; margin: 0px 0px 0.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Different priorities</h6>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Why would a record amount of money flowing to charities be seen as a bad thing? Because the priorities of these ultrawealthy donors are markedly different from those of the public at large, Collins said. Less well-off households tend to focus their charity donations on local efforts to alleviate poverty, improve social welfare and community mental health, and youth programs like Boys and Girls Clubs. The ultrawealthy tend to be more interested in high-profile gifts to higher education and cultural groups that come with news coverage and, sometimes, their names on buildings, Collins said.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
In fact, despite the record amounts of money being donated to charities, there’s not a correspondingly large amount of money going to help the neediest among us. Last year, the two biggest categories of charitable giving were religion (which got 31% of all charitable dollars) and education (14%). In third place (12%) was “human services,” the category that includes food banks, homeless shelters, poverty relief and other front-line assistance, according to the 2018 Giving USA report.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background: 0px 0px; border: 0px; box-sizing: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">See also: </strong><a class="icon none" href="https://www.marketwatch.com/story/catholics-skip-the-collection-plate-amid-moral-catastrophe-of-pennsylvanias-sex-abuse-cover-up-2018-08-20" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Catholics lash out at church leaders with their wallets</a></div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Though Americans typically think of charitable donations in keeping with the historical meaning of charity — alms giving to assist the poor — that’s not the reality, said Stanford University political science professor Rob Reich. “In the U.S., most charity doesn’t go to assist the poor, and the more money you have, the less likely you are to give to the poor or disadvantaged,” he said.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Reich’s new book <a class="icon " href="https://press.princeton.edu/titles/14186.html" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_new">“Just Giving: Why Philanthropy is Failing Democracy and How it Can Do Better”</a> is one of several recent works to cast a critical eye on the outsized influence the ultrawealthy exert in American philanthropy, while doing relatively little to address the underlying conditions of income inequality.</div>
<h6 style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 19.8px; line-height: 1.5; margin: 0px 0px 0.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Billionaires can’t save us</h6>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Of course, Bloomberg’s gift will open doors to an elite education for thousands of students. And through his foundation, Bloomberg Philanthropies, the former mayor has allocated millions toward addressing economic mobility, climate change and public health issues.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
But as Bloomberg noted when he announced the Johns Hopkins gift, he attended the Baltimore university in part because he received a taxpayer-funded National Defense student loan — a reminder of a time when public investments in higher education were more common, Collins said. Collins said he worries that Americans could get too used to billionaires stepping in to solve problems that government once did.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“It’s almost like a dangerous distraction to keep thinking that the billionaires are going to solve our problems,” Collins said.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bloomberg identified a pressing problem in announcing his donation, writing this in a New York Times opinion piece: “No qualified high school student should ever be barred entrance to a college based on his or her family’s bank account.” For Johns Hopkins applicants, that problem is solved, but bringing that benefit to a wider swath of Americans will require policy changes, Reich said. “His gift might make that less likely because it can signal to institutions of higher education or legislatures, we don’t need to solve this problem, we’ll let philanthropists take care of it,” Reich said.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bloomberg Philanthropies did not respond immediately to a request for comment.</div>
<h6 style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 19.8px; line-height: 1.5; margin: 0px 0px 0.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Taxpayers lose out</h6>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Charitable donations are generally tax-deductible and will cost the U.S. government $750 billion in lost revenue over the next 10 years, IPS found, citing U.S. Treasury estimates. “We forget that this level of philanthropy is subsidized by we, the taxpayers,” Collins said. “You and I chip in <a class="icon " href="https://nonprofitquarterly.org/2018/07/25/three-simple-steps-to-protect-charities-and-american-taxpayers-from-the-rise-of-donor-advised-funds/" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_new">37 cents to 57 cents</a> of every dollar that a billionaire gives in the form of lost tax revenue.”</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
One tax-friendly giving vehicle called donor-advised funds has been growing in popularity in recent years, especially among wealthier taxpayers. Contributions to donor-advised funds shot up 66% between 2012 and 2016, swelling from just under $14 billion in 2012 to $23 billion in 2016, IPS found.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Donor-advised funds, also known as DAFs, allow people to set aside a chunk of money for charity — and take that amount off their taxable income — without specifying exactly which nonprofit it will go to or when they’ll get the money. That means <a class="icon " href="https://www.nytimes.com/2018/08/03/business/donor-advised-funds-tech-tax.html" style="background: 0px 0px; box-sizing: inherit; color: #648c94; font-weight: 600; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_new">wealthy individuals can claim a tax break </a>when they put money into a DAF, but charitable groups may wait indefinitely to actually get the money.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“While huge amounts of wealth are transferring to the charitable sector, that money is not trickling down to solve problems,” Collins said.</div>
<div style="background: 0px 0px rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 18px; margin-bottom: 1.8em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
IPS is recommending that Congress tweak the tax code to put in place deadlines for when money allocated to donor-advised funds must actually reach charities.</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-12287920488099692042018-11-12T03:30:00.000-08:002018-11-11T16:44:05.397-08:00sejarah KETIONGHOAAN INDONESIA (kutipan)<a href="https://nangryo.wordpress.com/2013/06/23/sejarah-dan-peranan-tionghoa-di-indonesia/">sumber posting : sejarah KETIONGHOAAN INDONESIA</a><br />
<a href="http://www.idsejarah.net/2016/01/organisasi-budi-utomo.html">BOEDI OETOMO, awal Kebangkitan NASIONAL Indonesia</a><br />
<br />
Sejarah dan Peranan Tionghoa di Indonesia<br />
June 23, 2013<br />
Dalam perjalanan sejarah, beberapa kali etnis Tionghoa menjadi sasaran pembunuhan massal atau penjarahan seperti pembantaian di Batavia 1740, pembantaian Tionghoa masa perang Jawa 1825-1830, pembunuhan massal etnis Tionghoa di Jawa 1946-1948, peristiwa rasialis 10 Mei 1963, 5 Agustus 1973, Malari 1974 dan Kerusuhan Mei 1998.<br />
<br />
Pembantaian etnis Tionghoa di Batavia <b><span style="color: red;">1740</span></b> [2][3][2], melahirkan gerakan perlawanan dari etnis Tionghoa yang bergerak di beberapa kota di Jawa Tengah yang dibantu pula oleh etnis Jawa. Pada gilirannya ini mengakibatkan pecahnya kerajaan Mataram.<br />
<br />
Kebangkitan nasionalisme di Hindia Belanda tidak terlepas dari perkembangan yang terjadi pada komunitas Tionghoa. Tanggal 17 Maret <b><span style="color: red;">1900 </span></b>terbentuk di Batavia Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) yang mendirikan sekolah-sekolah (jumlahnya 54 buah tahun<b><span style="color: red;"> 1908</span></b> dan mencapai 450 sekolah tahun <b><span style="color: red;">1934</span></b>). Inisiatif ini diikuti oleh etnis lain, seperti keturunan Arab yang mendirikan Djamiat-ul Chair meniru model THHK. Pada gilirannya hal ini menyadarkan priyayi Jawa tentang pentingnya pendidikan bagi generasi muda sehingga dibentuklah Budi Utomo.<br />
<br />
Tahun <b><span style="color: red;">1909</span></b> di Buitenzorg (Bogor) Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh RA Tirtoadisuryo mengikuti model Siang Hwee (kamar dagang orang Tionghoa) yang dibentuk tahun<b><span style="color: red;"> 1906</span></b> di Batavia. Bahkan pembentukan Sarekat Islam (SI) di Surakarta tidak terlepas dari pengaruh asosiasi yang lebih dulu dibuat oleh warga Tionghoa.<span style="color: magenta;"><b> Pendiri SI, Haji Samanhudi, pada mulanya adalah anggota Kong Sing, organisasi paguyuban tolong-menolong orang Tionghoa di Surakarta</b></span>. Samanhudi juga kemudian membentuk Rekso Rumekso yaitu Kong Sing-nya orang Jawa.<br />
<br />
Pemerintah kolonial Belanda makin kuatir karena Sun Yat Sen memproklamasikan Republik China, Januari<b><span style="color: red;"> 1912.</span></b> Organisasi Tionghoa yang pada mulanya berkecimpung dalam bidang sosial-budaya mulai mengarah kepada politik. <span style="color: magenta;"><b>Tujuannya menghapuskan perlakukan diskriminatif terhadap orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda dalam bidang pendidikan, hukum/peradilan, status sipil, beban pajak, hambatan bergerak dan bertempat tinggal</b></span>. Dalam rangka pelaksanaan Politik Etis, pemerintah kolonial berusaha memajukan pendidikan, namun warga Tionghoa tidak diikutkan dalam program tersebut. Padahal orang Tionghoa membayar pajak ganda (pajak penghasilan dan pajak kekayaan). Pajak penghasilan diwajibkan kepada warga pribumi yang bukan petani. Pajak kekayaan (rumah, kuda, kereta, kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga) dikenakan hanya bagi Orang Eropa dan Timur Asing (termasuk orang etnis Tionghoa). Hambatan untuk bergerak dikenakan bagi warga Tionghoa dengan adanya <i>passenstelsel</i>. Sejak pembantaian Tionghoa di Batavia tahun 1740, orang Tionghoa tidak dibolehkan bermukim di sembarang tempat. Aturan <i>Wijkenstelsel</i> ini menciptakan pemukiman etnis Tionghoa atau pecinan di sejumlah kota besar di Hindia Belanda.<br />
<br />
Target pemerintah kolonial untuk mencegah interaksi pribumi dengan etnis Tionghoa melalui aturan passenstelsel dan Wijkenstelsel itu ternyata ada hikmahnya itu menciptakan konsentrasi kegiatan ekonomi orang Tionghoa di perkotaan. Ketika perekonomian dunia beralih ke sektor industri, orang-orang Tionghoa ini yang paling siap dengan spesialisasi usaha makanan-minuman, jamu, peralatan rumah tangga, bahan bangunan, pemintalan, batik, kretek dan transportasi.<br />
<br />
Beberapa orang kapiten Tionghoa yang diangkat Belanda sebagai pemimpin komunitas ternyata juga telah berjasa bagi masyarakat. So Beng Kong dan Phoa Beng Gan membangun kanal di Batavia. Di Yogyakarta, Kapten Tionghoa Tan Djin Sing sempat menjadi Bupati Yogyakarta.<br />
<br />
Sebetulnya pada era kolonial kelompok Tionghoa ini juga pernah berjuang, baik sendiri maupun bersama etnis lain, <span style="color: magenta;"><b>melawan Belanda</b></span> di Jawa dan di Kalimantan. Bersama etnis Jawa, kelompok ini berperang melawan VOC tahun<b> 1740-1743</b>. Di Kalimantan Barat, komunitas Tionghoa yang tergabung dalam “Republik” Lanfong berperang dengan pasukan Belanda pada abad <b>XIX.</b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Golongan Tionghoa turut memfasilitasi terjadinya Sumpah Pemuda, dengan dihibahkannya gedung Sumpah Pemuda oleh Sie Kong Liong, dan ada beberapa nama dari kelompok Tionghoa sempat duduk dalam kepanitiaannya itu, antara lain Kwee Tiam Hong dan tiga pemuda Tionghoa lainnya.</span></b><br />
<br />
Sin Po sebagai koran Melayu Tionghoa juga sangat banyak memberikan sumbangan dalam menyebarkan informasi yang bersifat<b> nasionalis</b>. <span style="color: magenta;"><b>Lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R. Supratman pertama kali dipublikasikan oleh Koran Sin Po</b></span>. Sebelumnya, Pada <b>1920-an</b> harian Sin Po memelopori penggunaan kata Indonesia bumiputera sebagai pengganti kata Belanda inlander di semua penerbitannya. Langkah ini kemudian diikuti oleh banyak harian lain. Sebagai balas budi, semua pers lokal kemudian mengganti kata “Tjina” dengan kata Tionghoa. Pada 1931 Liem Koen Hian mendirikan PTI, Partai Tionghoa Indonesia dan bukan Partai Tjina Indonesia.<br />
<br />
Pada masa revolusi tahun 1945-an kita menyaksikan perjuangan Mayor John Lie yang menyelundupkan barang-barang ke Singapura untuk kepentingan pembiayaan Republik. Selain itu ada pula tokoh lain seperti Djiaw Kie Siong memperkenankan rumahnya di pakai untuk rapat mempersiapkan kemerdekaan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945. Di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang merumuskan UUD’45 terdapat 5 orang Tionghoa yaitu; Liem Koen Hian, Tan Eng Hoa, Oey Tiang Tjoe, Oey Tjong Hauw, dan Drs.Yap Tjwan Bing. Liem Koen Hian meninggal dalam status sebagai warganegara asing, padahal ia ikut merancang UUD 1945. Dalam perjuangan fisik sebenarnya banyak pahlawan dari Tionghoa yang terjun namun sayangnya tidak banyak dicatat dan diberitakan. Tony Wen adalah orang yang terlibat dalam penurunan bendera Belanda di Hotel Oranye Surabaya.<br />
<br />
[sunting] Pasca kemerdekaan<br />
Sejarah politik diskriminatif terhadap etnis Tionghoa terus berlangsung pada era Orde Lama dan Orde Baru. Pada Orde Lama keluar Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1959 yang melarang WNA Tionghoa untuk berdagang eceran di daerah di luar ibukota provinsi dan kabupaten. Hal ini menimbulkan dampak yang luas terhadap distribusi barang dan pada akhirnya menjadi salah satu sebab keterpurukan ekonomi menjelang tahun 1965.<br />
<br />
Selama Orde Baru juga terdapat penerapan ketentuan tentang Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia, atau yang lebih populer disebut SBKRI, yang utamanya ditujukan kepada warga negara Indonesia (WNI) etnis Tionghoa beserta keturunan-keturunannya. Walaupun ketentuan ini bersifat administratif, secara esensi penerapan SBKRI sama artinya dengan upaya yang menempatkan WNI Tionghoa pada posisi status hukum WNI yang “masih dipertanyakan”.<br />
<br />
[sunting] Peran ekonomi Tionghoa<br />
Bagian ini masih merupakan sebuah rintisan. Anda dapat turut serta mengembangkannya.<br />
<br />
[sunting] Peran sosial budaya Tionghoa<br />
Didirikannya sekolah-sekolah Tionghoa oleh organisasi Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) sejak 1900, mendorong berkembangnya pers dan sastra Melayu Tionghoa. Maka dalam waktu 70 tahun telah dihasilkan sekitar 3000 buku, suatu prestasi yang luar biasa bila dibandingkan dengan sastra yang dihasilkan oleh angkatan pujangga baru, angkatan 45, 66 dan pasca 66 yang tidak seproduktif itu. Dengan demikian komunitas ini telah berjasa dalam membentuk satu awal perkembangan bahasa Indonesia.<br />
<br />
Di Medan dikenal kedermawanan Tjong A Fie, rasa hormatnya terhadap Sultan Deli Makmun Al Rasyid diwujudkannya pengusaha Tionghoa ini dengan menyumbang sepertiga dari pembangunan Mesjid Raya Medan<br />
<br />
Peran politik etnis Tionghoa di Indonesia.<br />
<br />
Ketika pada tahun 1293 kaisar Kubilai Khan dari dinasti Yuan (1280-1367)<br />
memerintahkan pasukannya untuk menyerbu pulau Jawa dan memberi pelajaran<br />
kepada raja Kartanegara dari kerajaan Singosari yang dianggap membangkang,<br />
ternyata di sepanjang pesisir utara pulau Jawa telah ditemukan koloni-koloni pemukiman etnis Tionghoa. Orang-orang Tionghoa ini yang berasal dari propinsi Hokkian di daratan Tiongkok, pada umumnya adalah para pedagang perantara, petani dan tukang-tukang kerajinan yang hidup dengan damai bersama penduduk setempat. Kemudian sebagian prajurit pasukan Kubilai Khan yang terdiri dari orang-orang Tionghoa yang direkrut dari propinsi Hokkian tidak mau kembali ke daratan Tiongkok. Mereka takut menghadapi ancaman hukuman, karena pasukannya tertipu masuk perangkap Raden Wijaya dan berhasil dihancurkan. Sebelumnya Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Kubilai Khan berhasil mengalahkan pasukan Singosari dan setelah itu ia mendirikan kerajaan Majapahit. Selain itu banyak anggota pasukan Kubilai Khan yang takut menghadapi pelayaran kembali ke daratan Tiongkok yang penuh bahaya alam dan perompak. Akhirnya mereka memilih untuk menetap di pesisir utara pulau Jawa dan menikah dengan<br />
perempuan-perempuan setempat. Merekalah yang mengajarkan cara-cara membuat bata, genting, gerabah dan membangun galangan kapal perang serta teknologi mesiu dan meriam-meriam berukuran besar dan panjang.<br />
<br />
Pada abad ke-15 di masa dinasti Ming (1368-1643), orang-orang Tionghoa dari<br />
Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau<br />
Jawa. Tak dapat disangkal bahwa Laksamana Cheng Ho alias Sam Po Kong pada<br />
tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai<br />
Simongan, Semarang. Selain menjadi utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi<br />
Raja Majapahit, ia juga bertujuan menyebarkan agama Islam. Selain Laksamana<br />
Cheng Ho, sebagian besar dari wali songo yang berjasa menyebarkan agama<br />
Islam di pesisir pulau Jawa dan mendirikan kerajaan Islam pertama di Demak<br />
berasal dari etnis Tionghoa. Para wali tersebut antara lain Sunan Bonang<br />
(Bong Ang), Sunan Kalijaga (Gan Si Cang), Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo),<br />
Sunan Gunung Jati (Toh A Bo) dllnya konon berasal dari Champa<br />
(Kamboja/Vietnam), Manila dan Tiongkok. Demikian juga Raden Patah alias Jin<br />
Bun (Cek Ko Po), sultan pertama kerajaan Islam Demak, adalah putera Kung Ta<br />
Bu Mi (Kertabumi), raja Majapahit (Brawijaya V) yang menikah dengan puteri<br />
Cina, anak pedagang Tionghoa bernama Ban Hong (Babah Bantong).<br />
Ketika pada tanggal 23 Juni 1596 armada Belanda di bawah pimpinan Cornelis<br />
Houtman berhasil mendarat di pelabuhan Banten, ia tercengang karena<br />
menjumpai koloni Tionghoa yang mempunyai hubungan yang harmonis dengan<br />
penduduk dan penguasa setempat. Selain di Banten, orang-orang Belanda dan<br />
kemudian orang-orang Inggris juga menjumpai koloni-koloni Tionghoa di<br />
kebanyakan bandar-bandar Asia Tenggara seperti di Hoi An, Patani, Phnom<br />
Penh dan Manila. Pada tahun 1642 di Hoi An terdapat empat-lima ribu orang<br />
Tionghoa dan di Banten pada tahun 1600 terdapat tiga ribu orang Tionghoa.<br />
<br />
Pada tahun 1611 Jan Pieterszoon Coen diutus Gubernur Jenderal VOC Pieter<br />
Both untuk membeli hasil bumi, terutama lada di Banten, ternyata ia harus<br />
berurusan dengan seorang pedagang Tionghoa kepercayaan Sultan yang bernama<br />
Souw Beng Kong (Bencon). Souw Beng Kong adalah seorang pedagang Tionghoa<br />
yang sangat berpengaruh dan mempunyai perkebunan lada yang luas sekali. Ia<br />
sangat dihormati dan dipercaya penuh oleh Sultan dan para petani Banten.<br />
Setiap pedagang asing seperti Portugis, Inggris dan Belanda yang ingin<br />
membeli hasil bumi dari petani Banten harus melakukan negosiasi harga dan<br />
lain-lainnya dengan Souw Beng Kong. Kemudian Souw Beng Kong coba<br />
dipengaruhi Jan Piterszoon Coen, tetapi tidak berhasil karena ia merasa<br />
Coen terlampau menekannya. Sebaliknya sultan Banten merasa puas dengan<br />
keberadaan Souw Beng Kong dan orang-orang Tionghoa lainnya, karena<br />
orang-orang Tionghoa inilah yang banyak mengajarkan teknologi baru, terutama di bidang pertanian. Mereka mengajarkan cara menanam padi di sawah yang berpetak-petak dengan mempergunakan pematang dan membajak serta<br />
mengairinya, karena sebelumnya mereka hanya menanam padi di ladang yang<br />
sudah tentu hasilnya kurang memuaskan. Namun ketika Coen pada tahun 1619<br />
berhasil merebut Jayakarta dan berniat membangunnya menjadi Batavia, sebuah<br />
bandar yang ramai untuk menyaingi Banten, ia berhasil membujuk Souw Beng<br />
Kong untuk membawa orang-orang Tionghoa hijrah ke Batavia. Ia kemudian<br />
diberi gelar kapitein (titulair) Tionghoa pertama agar dapat memimpin dan<br />
mengarahkan orang-orang Tionghoa di Batavia serta memindahkan pendaratan<br />
jung-jung yang membawa barang dagangan dari Tiongkok ke Batavia. Berkat<br />
bantuan Souw Beng Kong dan orang-orang Tionghoa lah, Batavia berhasil<br />
dibangun menjadi Bandar yang ramai dan menjadi pusat perdagangan yang<br />
penting di Asia Tenggara. Perlu dicatat juga jasa Phoa Beng Gan (Binggam)<br />
yang atas gagasan dan prakarsanya serta dukungan dana masyarakat Tionghoa<br />
Batavia, berhasil dibangun kanal yang membelah daerah Molenvliet (sekarang<br />
Jl.Gajah Mada dan Hayam Wuruk). Pembangunan kanal tersebut kemudian<br />
dilanjutkan untuk disambungkan dengan kali Ciliwung dengan membelah daerah<br />
tersebut menjadi Noordwijk (Jl.Djuanda) dan Rijswijk (Jl.Veteran), untuk<br />
menghindari banjir yang selalu menimpa kota Batavia.<br />
<br />
Pada masa itu pulalah orang-orang Tionghoa yang berdiam di luar tembok kota<br />
Batavia mulai mengembangkan perkebunan tebu dan industri gula. Penggilingan<br />
tebu dilakukan dengan cara sangat sederhana yaitu dengan menaruh dua tabung<br />
kayu yang diputar oleh seekor sapi dengan perantaraan sebuah sistim roda<br />
gigi serta sebuah poros sepanjang 4.5 meter. Kedua tabung tersebut tegak<br />
lurus, kemudian batang tebu dimasukkan ke dalamnya dan diperas dua kali<br />
untuk mendapatkan sebanyak mungkin sarinya. Sari tebu tersebut kemudian<br />
dipanaskan untuk dijadikan gula. Karena kekurangan bahan bakar untuk<br />
tungku, maka sejak tahun 1815 industri gula tersebut dipindahkan ke Jawa<br />
Tengah dan Jawa Timur.<br />
<br />
Pada tahun 1740 di Batavia terjadi pembunuhan massal orang-orang Tionghoa<br />
yang dilakukan tentara VOC di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Adriaan<br />
Valckenier. Lebih dari 10.000 orang Tionghoa menjadi korban pembantaian<br />
yang di luar peri kemanusiaan. Sebagai kelanjutan dari peristiwa tersebut,<br />
terjadi pemberontakan orang-orang Tionghoa yang bersekutu dengan<br />
orang-orang Jawa melawan pasukan VOC di Jawa Tengah (1740-1743). Kalau saja<br />
tidak terjadi pengkhianatan Sunan Paku Buwono II dari Mataram dan bantuan<br />
Pangeran Adipati Cakraningrat IV dari Madura, pasukan VOC yang sudah<br />
terdesak dan terkurung di kota Semarang berhasil diusir dari Jawa Tengah<br />
dan besar kemungkinan dari seluruh pulau Jawa.<br />
<br />
Pada akhir November 1810 terjadi pemberontakan Raden Rongga, menantu Sultan<br />
Hamengku Buwono II yang mempunyai hubungan yang erat dengan<br />
kelompok-kelompok masyarakat Tionghoa di Jawa Timur. Ia menyatakan dirinya<br />
sebagai “pelindung” semua orang Jawa dan orang-orang Tionghoa yang telah<br />
diperlakukan semena-mena oleh pemerintah Hindia Belanda (ingkang<br />
kasiya-kasiya ing Gupernemen). Ia kemudian mendesak agar orang-orang<br />
Tionghoa bekerja sama mengakhiri (anyirnakna) semua pegawai Belanda yang<br />
telah merugikan kesejahteraan dan kemakmuran di Jawa. Oleh karena itu ia<br />
menyerukan agar orang-orang Tionghoa di pesisir utara menguasai<br />
kantor-kantor serta pos-pos Belanda yang telah diusir untuk menjaga dan<br />
mempertahankannya dari serangan balasan. Dalam pemberontakan itu ia<br />
mendapatkan bantuan dari orang-orang Tionghoa, terbukti ketika pasukan<br />
Raden Rongga terkepung dan dihancurkan di Sekaran yang terletak di tepi<br />
bengawan Solo, terdapat dua belas orang Tionghoa di antara seratus orang<br />
anggota pasukan yang tetap setia kepadanya.<br />
<br />
Untuk membalas jasanya membantu Pangeran Suroyo (Sultan Hamengku Buwono<br />
III) merebut kembali tahtanya, seorang pengusaha dan kapitein Tionghoa,<br />
Tan Djin Sing pada tanggal 18 September 1813 dilantik menjadi bupati<br />
Yogyakarta dan diberi gelar Raden Tumenggung Secodiningrat. Ia juga<br />
mendapat piagam yang berisi pemberian tanah seluas 800 cacah yang meliputi<br />
14 desa di daerah Bagelen dan Yogyakarta, termasuk Mrisi yang terletak di<br />
selatan Yogyakarta. Jumlah penduduk di 14 desa tersebut kurang lebih seribu<br />
orang. Ketika berlangsung Perang Jawa (1825-1830) ia aktif membantu<br />
Pangeran Diponegoro dengan melatih silat para pemimpin pasukannya. Ia juga<br />
membantu Pangeran Diponegoro dengan dananya untuk membantu pangeran<br />
tersebut melakukan perang gerilya melawan pasukan Belanda. Malahan kuda<br />
kesayangannya turut diberikan untuk menjadi tunggangan sang pangeran.<br />
Pada masa itu banyak orang-orang peranakan Tionghoa yang membantu pasukan<br />
Pangeran Diponegoro, ikut berjuang bersama-sama terutama dalam menyediakan<br />
kebutuhan mereka akan uang perak,senjata, candu dan lain-lainnya. Malahan<br />
banyak orang-orang peranakan Tionghoa yang ikut bertempur, bahu-membahu<br />
melawan Belanda, seperti ketika terjadi pertempuran yang dilancarkan Raden<br />
Tumenggung Sasradilaga, ipar Pangeran Diponegoro di daerah Lasem, pantai<br />
utara Jawa Tengah tahun 1827-1828. Orang-orang Tionghoa setempat yang<br />
kebanyakan telah memeluk agama Islam dan telah lama bermukim di Jawa,<br />
secara aktif bergabung dan membantu pasukan Sasradilaga. Pasukan<br />
Sasradilaga yang dibantu orang-orang Tionghoa muslim ini bertempur dengan<br />
sengit di daerah pesisir utara pulau Jawa, sekitar Rembang, Lasem dan<br />
Bojonegoro. Akibatnya ketika pasukan Sasradilaga berhasil dikalahkan,<br />
mereka menjadi korban pembalasan dendam pasukan Belanda yang membantai<br />
mereka secara kejam dan tanpa mengenal belas kasihan.<br />
<br />
Sementara itu pada tahun 1772 di Borneo (Kalimantan) Barat, Lo Fong-phak<br />
bersama seratus orang anggota keluarganya mendirikan “Kongsi Lanfong”.<br />
Orang-orang Tionghoa yang berasal dari suku Hakka, Mei Hsien, Kwangtung<br />
mulai berdatangan ke Borneo Barat sejak tahun 1760-an karena tertarik akan<br />
tambang-tambang emas. Ternyata oleh Sultan Sambas mereka kebanyakan<br />
dipekerjakan sebagai pekerja-pekerja tambang emas yang diperlakukan secara<br />
kejam yang kemudian menimbulkan pemberontakan. Setelah pemberontakan itu<br />
Sultan memperlakukan mereka dengan lebih baik, namun karena takut akhirnya<br />
ia memberikan sebagian dari tambang-tambang emas tersebut kepada<br />
orang-orang Tionghoa dengan keharusan membayar upeti (konsesi). Kongsi<br />
Tionghoa yang didirikan di Borneo Barat adalah sebuah komunitas demokratis<br />
yang dibangun dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan mengeskploitasi<br />
tambang emas dan intan. Komunitas tersebut yang dibentuk berdasarkan tempat<br />
asal mereka di di daratan Tiongkok, dikelola sebagaimana layaknya sebuah<br />
negara lengkap dengan sebuah dewan pemerintahan, pengadilan, penjara dan<br />
pasukan bersenjata, sehingga sering dikatakan bahwa kongsi Lanfong adalah<br />
sebuah “Republik”<br />
<br />
Pada tahun 1816 Belanda memperoleh kembali seluruh tanah jajahannya di<br />
Hindia Timur dari Inggris dan segera berusaha kembali menguasai Borneo.<br />
Pemerintah Hindia Belanda sangat tertarik dengan pertambangan emas yang<br />
dikelola orang Tionghoa. Dengan bantuan Sultan Sambas yang telah di bayar<br />
$ 50.000.- Belanda mengirim pasukannya untuk mengambil alih tambang-tambang<br />
orang Tionghoa. Tetapi penyerbuan ke tempat pemukiman orang Tionghoa<br />
tersebut pada awalnya dapat digagalkan karena mendapatkan perlawanan<br />
bersenjata orang-orang Tionghoa dan taktik lainnya, antara lain dengan<br />
meracuni sumur-sumur dan sungai-sungai sehingga prajurit Belanda banyak<br />
yang meninggal dunia dan mengalami kesulitan air minum. Pasukan Tionghoa<br />
juga berhasil memotong jalur supply pasukan Belanda yang akhirnya memaksa<br />
mereka meninggalkan daerah tersebut. Karena pasukan Belanda harus<br />
menghadapi Perang Jawa, sejak tahun 1826 untuk jangka waktu yang cukup lama<br />
pertempuran tersebut berhenti. Namun pada tahun 1854 Belanda yang telah<br />
menguasai lautan berhasil mengalahkan pasukan Tionghoa dan kongsi-kongsi<br />
dibubarkan.<br />
<br />
Demikianlah sekilas catatan sejarah yang menunjukkan betapa dekatnya etnis<br />
Tionghoa pada masa itu dengan penduduk setempat. Orang-orang Tionghoa yang<br />
datang bermukim di Nusantara jauh dari keinginan untuk menjajah dan<br />
menguasai daerah yang ditempatinya.<br />
<br />
Malahan armada Laksamana Cheng Ho yang demikian besar dan kuat<br />
persenjataannya, jauh melebihi armada negara-negara Eropa manapun pada masa<br />
itu, ternyata hanya bermaksud mengadakan kunjungan persahabatan,<br />
perdagangan, menarik upeti dari daerah-daerah protektoratnya dan<br />
menyebarkan agama Islam. Orang-orang Tionghoa hidup dengan damai dan<br />
membaur dengan penduduk setempat. Karena mereka tidak membawa istri, mereka menikah dengan perempuan-perempuan setempat yang keturunannya disebut peranakan Tionghoa (babah). Memang mereka membawa kebudayaan, tradisi dan teknologi yang kemudian berakulturasi dan menghasilkan kebudayaan sendiri yang disebut kebudayaan peranakan atau babah. Mereka juga bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa atau dialek setempat.<br />
<br />
Di samping itu orang-orang Tionghoa telah berjasa menemukan teknik baru<br />
pengolahan padi, antara lain pada tahun 1750 memperkenalkan alat penyosoh<br />
padi yang dengan menggunakan dua-tiga ekor sapi dapat mengolah sampai 500<br />
ton padi per hari, menggantikan sistim tumbuk tradisional memakai lesung<br />
yang hanya menghasilkan 100 ton per hari. Selain itu orang-orang Tionghoa<br />
juga memperkenalkan pompa berpedal, pemeras kelapa dan bajak serta teknik<br />
pembuatan garam. Berkat orang-orang Tionghoa lah orang-orang di Nusantara<br />
mengenal jarum jahit, bahkan pakaian yang dijahit pun berasal mula dari<br />
Tiongkok. Mereka juga mengembangkan budi daya tanaman kacang tanah, kacang<br />
hijau, kacang kedelai, semangka dan nila atau tarum yang dijadikan bahan<br />
pewarna. Sejak tahun 1611 mereka mengembangkan penyulingan arak yang<br />
dibuat dari beras yang difermentasi, tetes tebu dan nira. Dari kacang hijau<br />
dan kedelai mereka menghasilkan taoge, tahu, tauco dan kecap.<br />
<br />
Melihat kenyataan ini pemerintah Hindia Belanda kemudian mulai melakukan<br />
politik pecah belah atau segregasi dengan memaksa orang-orang Tionghoa<br />
bermukim di tempat-tempat tertentu (wijkenstelsel) untuk memisahkan<br />
orang-orang Tionghoa dari penduduk setempat. Untuk keluar dari permukiman<br />
tersebut orang-orang Tionghoa harus dibekali surat ijin tertentu (passenstelsel). Bagi yang melanggar akan diadili oleh politie roll, sebuah pengadilan tanpa hak membela diri. Orang-orang Tionghoa juga dilarang memakai pakaian orang-orang bumiputera atau pakaian barat sehingga mudah dikenali. Puncak politik segregasi Belanda adalah dengan membagi-bagi kedudukan hukum penduduk Hindia Belanda menjadi tiga kelompok, yaitu yang pertama kelompok orang Eropa termasuk di dalamnya orang Indo Eropa, Yang kedua kelompok Vreemde Oosterlingen atau Orang Timur Asing yang terdiri dari orang Tionghoa, Arab dan orang Asia lainnya. Yang ketiga adalah kelompok Inlander atau bumiputera. Ordonansi yang dikeluarkan pada tahun 1854 tersebut membuat ketiga kelompok itu tunduk kepada sejumlah buku undang-undang yang berbeda-beda. Tetapi khusus untuk perdagangan sejak awal VOC, bagi orang Tionghoa diberlakukan Hukum Dagang Belanda, sepanjang hukum itu masih dapat diterapkan. Namun untuk masalah<br />
kriminal, status orang Tionghoa disamakan dengan golongan inlander dan perkaranya diadili di landraad atau politie roll.<br />
<br />
Pada tanggal 17 Maret 1900, di Batavia berdiri Tiong Hoa Hwe Koan di bawah<br />
pimpinan Phoa Keng Hek, sebuah organisasi peranakan Tionghoa yang bertujuan<br />
untuk memajukan kembali budaya Tionghoa dan agama Khonghucu serta mendidik<br />
orang-orang Tionghoa agar menghentikan kebiasaan buruk berjudi dan<br />
menghambur-hamburkan uang dalam melakukan upacara kematian. Setahun<br />
kemudian tepatnya pada tahun 1901, THHK membuka sekolah di Jl.Patekoan<br />
N0.19 (Jl.Perniagaan) bagi anak-anak Tionghoa, karena selama ini pemerintah<br />
Hindia Belanda tidak pernah menaruh perhatian kepada pendidikan anak-anak<br />
Tionghoa. Ternyata berdirinya sekolah THHK ini yang sudah tentu<br />
berorientasi ke daratan Tiongkok, mendapatkan sambutan luas dan dalam<br />
waktu singkat diikuti oleh kota-kota lainnya. Melihat perkembangan ini<br />
pemerintah Hindia Belanda merasa kuatir,lalu membuka sekolah-sekolah khusus<br />
untuk anak-anak Tionghoa dengan bahasa pengantar bahasa Belanda (HCS).<br />
Dengan dibukanya HCS dan sekolah-sekolah berbahasa Belanda lainnya (Mulo,<br />
HBS, Kweekschool dll.) pemerintah Hindia Belanda berhasil memecah-belah<br />
orang-orang peranakan Tionghoa menjadi yang berpandangan politik pro<br />
Tiongkok (kelompok Sin Po) dan yang pro Belanda (kelompok Chung Hwa Hui).<br />
Berdirinya THHK yang menumbuhkan semangat nasionalisme Tiongkok di kalangan<br />
peranakan Tionghoa, ternyata juga berpengaruh kepada kalangan bumiputera.<br />
Suksesnya THHK sebagai organisasi modern pertama di Hindia Belanda telah<br />
mendorong lahirnya Boedi Oetomo, Sarekat Dagang Islam (kemudian menjadi<br />
Sarekat Islam), Moehammadijah dan organisasi-organisasi lainnya. Melihat<br />
keadaan yang semakin tidak menguntungkan, kembali pemerintah kolonial<br />
Hindia Belanda melakukan politik segregasi, bukan saja untuk memisahkan<br />
orang-orang peranakan Tionghoa dengan orang-orang bumiputera, tetapi juga<br />
dengan golongan totok. Pada tahun 1910 pemerintah Hindia Belanda<br />
mengeluarkan peraturan Wet op het Nederlandsch Onderdaanschap (WNO) yang<br />
menyatakan orang-orang Tionghoa yang lahir di Hindia Belanda adalah kawula<br />
Belanda, tetapi bukan warga Negara Belanda.<br />
<br />
Sejak akhir abad ke-19 orang-orang peranakan Tionghoa juga telah aktif<br />
mendirikan percetakan-percetakan dan menerbitkan buku-buku ceritera dalam<br />
bahasa Melayu Tionghoa atau Melayu pasar (Betawi). Demikian juga mereka<br />
menerbitkan koran-koran yang tumbuh dengan subur. Masa inilah yang disebut<br />
masa tumbuhnya kesastraan Melayu-Tionghoa dan pers Melayu-Tionghoa. Sastra<br />
Melayu Tionghoa telah mulai berkembang jauh sebelum didirikannya Balai<br />
Pustaka pada tahun 1918 untuk menampung hasil karya sastrawan-sastrawan<br />
pujangga lama. Harian-harian atau mingguan Melayu Tionghoa berkembang<br />
dengan pesat dan tumbuh menjadi media yang ampuh dan kuat seperti<br />
mingguan/harian Sin Po dan Keng Po yang bertahan sampai beberapa dekade<br />
lamanya.<br />
<br />
Pada tanggal 28 Oktober 1928, ditengah-tengah acara Sumpah Pemuda untuk<br />
menyatakan kebulatan tekad para pemuda menjadi satu bangsa, satu bahasa<br />
dan satu tanah air Indonesia, untuk pertama kalinya dikumandangkan lagu<br />
kebangsaan Indonesia Raya. Ternyata acara sumpah pemuda tersebut diikuti<br />
juga oleh beberapa orang pemuda etnis Tionghoa. Hal ini membuktikan bahwa<br />
sejak awal tumbuhnya gerakan kebangsaan dan kemerdekaan, sekelompok etnis<br />
Tionghoa telah turut berpartisipasi dan peduli akan hari depan bangsa<br />
Indonesia. Untuk membalas jasa koran-koran Melayu Tionghoa yang banyak<br />
memuat tulisan-tulisan para pemimpin pergerakan dan untuk menghormati serta<br />
menarik simpati kalangan etnis Tionghoa, pada tahun 1928 para pemimpin<br />
pergerakan tersebut bersepakat bahwa mulai saat itu, mereka hanya akan<br />
menggunakan sebutan Tionghoa sebagai pengganti pejoratif Cina yang mengacu<br />
kepada “Cina kunciran”.<br />
<br />
Pada tahun 1932 ditengah-tengah terpecahnya pandangan politik etnis<br />
Tionghoa yang pro gerakan nasionalis Tiongkok dan yang pro Hindia Belanda,<br />
di Surabaya berdiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI) di bawah pimpinan Liem<br />
Koen Hian yang mempunyai visi dan misi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Hal ini kembali membuktikan bahwa di kalangan<br />
etnis Tionghoa juga telah tumbuh kesadaran politik dan rasa nasionalisme<br />
yang tinggi, untuk bersama-sama komponen bangsa lainnya berjuang<br />
membebaskan diri dari pemerintah kolonial Hindia Belanda.<br />
<br />
Pada awal masa pendudukan Jepang di mana para pemimpin Indonesia, Soekarno<br />
dan Hatta berkoloborasi dengan penguasa Jepang, sekelompok etnis Tionghoa<br />
aktif melakukan gerakan bawah tanah untuk melakukan sabotase. Organisasi<br />
bawah tanah tersebut di antaranya adalah Organisasi Rahasia Chungking atau<br />
nama lengkapnya Chung Yang Hai Wei Ting Chin yang bermarkas di kota Malang<br />
di bawah pimpinan Yap Bo Chin. Anggota organisasi ini yang tersebar di<br />
seluruh pulau Jawa dan Madura berjumlah 8000 orang, termasuk 400 orang<br />
Indonesia. Organisasi rahasia ini juga mempunyai dua pemancar radio yang<br />
digunakan untuk berhubungan dengan pemerintah Tiongkok di Chungking. Banyak<br />
aksi sabotase yang berhasil dilakukan organisasi ini, antara lain<br />
pembongkaran rel kereta api dan pemutusan jaringan telpon di lapangan<br />
terbang serta informasi-informasi lainnya yang berhasil disampaikan kepada<br />
pemerintah Tiongkok di Chungking. Organisasi ini akhirnya berhasil<br />
dibongkar pihak intelijen Jepang dan kedua pemancar radionya berhasil<br />
disita, tetapi pemimpinnya Yap Bo Chin berhasil meloloskan diri.<br />
<br />
Di samping organisasi Chungking yang banyak menggunakan tenaga-tenaga<br />
orang-orang Tionghoa totok, masih banyak lagi gerakan-gerakan bawah tanah<br />
yang dilakukan orang-orang peranakan Tionghoa untuk menentang Jepang,<br />
terutama yang dilakukan bersama orang-orang Belanda pada awal masa<br />
pendudukan Jepang. Di Surabaya ada gerakan bawah tanah yang dilakukan<br />
kelompok Dr.Colijn dan Oei Tjong Ie. Di Malang ada kelompok Tjoa Boen Tek<br />
yang bekerja sama dengan organisasi Chungking. Di Bogor dan Jakarta ada<br />
organisasi ” Piet van Dam” yang terdiri dari Wernick-Tjoa Tek Swat-Lie Beng<br />
Giok. Tugas organisasi ini adalah mengumpulkan segala informasi penting<br />
seperti gerakan tentara Jepang, penjagaan, transportasi, pemindahan<br />
orang-orang interniran, gerakan kapal dllnya untuk disampaikan melalui<br />
pemancar radio mereka ke markas sekutu di Australia. Di samping itu mereka<br />
juga bertugas untuk menyediakan dan mengantar senjata, suku cadang radio,<br />
pemancar dan surat-surat keterangan. Di Jakarta organisasi ini bermarkas di<br />
toko Beng, di jalan Pecenongan dan di Bogor di toko Peng.<br />
<br />
Karena kurang berpengalaman, pada akhir Desember 1942, organisasi ini<br />
berhasil digulung Kenpeitai Jepang. Wernick, Lie Beng Giok dan Tjoa Tek<br />
Swat ditangkap dan mengalami siksaan yang luar biasa dari Kenpeitai Jepang.<br />
Tjoa Tek Swat kemudian dihukum penggal kepala diAncol.<br />
<br />
Bersambung ke Bag. 2/3<br />
<br />
ETNIS TIONGHOA ADALAH BAGIAN INTEGRAL BANGSA INDONESIA bag. 2/3<br />
(Disampaikan pada Diskusi Akbar yang diselenggarakan Perhimpunan INTI<br />
Jakarta pada tanggal 27 April 2002, bertempat di Hotel Mercure<br />
Rekso,Jakarta.)<br />
Oleh : Benny G.Setiono<br />
————————————————————————————————–<br />
<br />
Pada tahun 1945, empat orang etnis Tionghoa turut serta merancang UUD RI<br />
dan menjadi anggota Dokuritu Zunbi Tyoosa Kai atau Badan Penyelidik<br />
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan seorang menjadi<br />
anggota Dokuritu Zunbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia<br />
(PPKI).<br />
<br />
Pada masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan kemedekaan, tidak<br />
boleh dilupakan peranan etnis Tionghoa, antara lain dalam membantu supplai<br />
bahan-bahan makanan dan menyelundupkan senjata dari Singapore untuk<br />
keperluan para gerilyawan.<br />
<br />
Dalam pertempuran Surabaya melawan pasukan Inggris pada bulan November<br />
1945, tidak sedikit peranan pemuda-pemuda Tionghoa. Wartawan “Merah Putih”<br />
yang terbit di Jakarta menyatakan di Surakarta mengenai kunjungannya ke<br />
medan pertempuran Surabaya antara lain, seorang pemimpin Tionghoa telah<br />
berpidato di depan corong Radio Surabaya tentang kekejaman yang dilakukan<br />
tentara Inggris terhadap rakyat Surabaya. Pidato tersebut ditujukan kepada<br />
pemerintah Tiongkok di Chungking, dan sebagai jawabannya Radio Chungking<br />
menyerukan kepada para pemuda Tionghoa agar bahu membahu bersama rakyat<br />
Indonesia melawan keganasan tentara Inggris. Seruan ini akibat pemboman<br />
pasukan Inggris yang mengakibatkan lebih dari seribu orang Tionghoa<br />
menderita luka-luka dan meninggal dunia. Menyambut seruan tersebut<br />
pemuda-pemuda Tionghoa mengorganisasikan diri ke dalam pasukan bela diri di<br />
bawah bendera Tiongkok. Mereka merebut senjata dan berangkat ke front<br />
pertempuran untuk melawan pasukan Inggris.<br />
<br />
Berkenaan dengan pertempuran Surabaya, pada tanggal 12 November 1945, Bung<br />
Karno mengucapkan pidato antara lain : “Ratusan orang Tionghoa dan Arab<br />
yang tidak bersalah dan suka damai, yang datang di negeri ini untuk<br />
berdagang, terbunuh dan luka-luka berat. Kurban di pihak Indonesia lebih<br />
banyak lagi. Saya protes keras terhadap pemakaian senjata modern, yang<br />
ditujukan kepada penduduk kota yang tidak sanggup mempertahankan diri untuk<br />
melawan”.<br />
<br />
Demikian juga perlu dicatat peranan etnis Tionghoa dalam perjuangan politik<br />
untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada kabinet Sjahrir ke-2, Mr.Tan Po Gwan<br />
diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Tionghoa. Ketika Amir Sjarifoeddin<br />
membentuk kabinetnya, Siauw Giok Tjhan diangkat menjadi Menteri Negara yang<br />
mewakili etnis Tionghoa dan Dr.Ong Eng Die dari PNI sebagai Wakil Menteri<br />
Keuangan. Dalam perundingan di kapal USS- Renville di Teluk Jakarta,<br />
Dr.Tjoa Siek In ditunjuk menjadi anggota delegasi, demikian juga dalam<br />
Konperensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Dr.Sim Kie Ay diikut sertakan<br />
oleh Drs.Moh.Hatta sebagai anggota dan penasihat delegasi RI.<br />
<br />
Sebagai hasil KMB dibentuk pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS)<br />
dan pada tanggal 15 Pebruari 1950 dibentuk parlemen. Enam orang di antara<br />
anggota parlemen RIS adalah peranakan Tionghoa. Dua orang mewakili<br />
pemerintah Republik yaitu Siauw Giok Tjhan dan Drs.Yap Tjwan Bing, seorang<br />
mewakili Negara Indonesia Timur yaitu Mr.Tan Tjin Leng, dua orang mewakili<br />
Negara Jawa Timur yaitu Ir.Tan Boen Aan dan Mr.Tjoa Sie Hwie dan Tjoeng Lin<br />
Sen mewakili Negara Kalimantan Barat.<br />
<br />
Di masa Demokrasi Parlementer (1950-1959), delapan orang etnis Tionghoa<br />
menjadi anggota DPRS yaitu : Siauw Giok Tjhan, Tan Boen Aan, Tan Po Gwan,<br />
Teng Tjin Leng, Tjoa Sie Hwie, Tjoeng Lin Sen (pada bulan Agustus 1954<br />
diganti Tio Kang Soen), Tjung Tin Jan dan Yap Tjwan Bing (pada bulan<br />
Agustus 1954 diganti Tony Wen alias Boen Kim To).`<br />
<br />
Di dalam kabinet Ali Satroamidjojo I Dr.Ong Eng Die ditunjuk menjadi<br />
Menteri Keuangan dan Lie Kiat Teng menjadi Menteri Kesehatan. Dalam DPR<br />
hasil Pemilihan Umum tahun 1955 terpilih beberapa orang etnis Tionghoa<br />
yaitu Oei Tjeng Hien (Masjumi), Tan Oen Hong dan Tan Kim Liong (NU), Tjung<br />
Tin Jan (Partai Katholik), Lie Po Joe (PNI), Tjoo Tik Tjoen (PKI) dan Ang<br />
Tjiang Liat (Baperki). Sedangkan di Konstituante terpilih sebagai anggota<br />
antara lain Siauw Giok Tjhan, Oei Tjoe Tat, Yap Thiam Hien, Go Gien Tjwan,<br />
Liem Koen Seng, Oei Poo Djiang-kesemuanya dari Baperki, Tony Wen dari PNI,<br />
Oei Hay Djoen dan Tan Ling Djie dari PKI.<br />
<br />
Di masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965), Siauw Giok Tjhan ditunjuk menjadi<br />
anggota DPR-GR mewakili golongan fungsional. Kemudian dalam Kabinet Kerja<br />
ke-IV, Kabinet Dwikora dan Kabinet Dwikora yang disempurnakan, Oei Tjoe Tat<br />
diangkat menjadi Menteri Negara diperbantukan kepada Presiden RI dan David<br />
Gee Cheng diangkat menjadi Menteri Ciptakarya & Konstruksi dalam Kabinet<br />
Dwikora yang disempurnakan.<br />
<br />
Setelah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1950 dan<br />
berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, etnis Tionghoa di<br />
Indonesia terpecah menjadi yang memilih warga Negara Indonesia dan yang<br />
memilih warga Negara RRT. Yang memilih warga negara Indonesia kebanyakan<br />
golongan peranakan, dan yang memilih warga negara RRT golongan totok. Namun<br />
di kalangan totok juga terjadi perpecahan antara yang pro Kungchangtang/<br />
RRT dan yang pro Kuomintang/Taiwan. Yang pro Taiwan kebanyakan memilih<br />
menjadi stateless. Perpecahan ini juga tercermin dari media massa<br />
masing-masing pihak yaitu harian Sin Po edisi bahasa Tionghoa dan “Shen<br />
Hua Pao” yang sejak awal penerbitannya pada awal penyerahan kedaulatan<br />
selalu mengambil sikap pro RI. Sedangkan yang pro Taiwan adalah harian<br />
“Thian Sheng Yit Pao” yang telah terbit sejak jaman Belanda dan diasuh oleh<br />
tokoh-tokoh Kuomintang di Indonesia. Karena Taiwan terilbat dalam<br />
pemberontakan PRRI/Permesta, Kuomintang dilarang di Indonesia dan<br />
sekolah-sekolahnya ditutup.<br />
<br />
Di masa Demokrasi Parlementer (1950-1959) dan Demokrasi Terpimpin<br />
(1959-1965) perlu dicatat peranan Baperki (berdiri tahun 1954) sebagai<br />
ormas terbesar yang mewakili etnis Tionghoa dalam memperjuangkan hak-hak<br />
dan kepentingan etnis Tionghoa, dan melawan setiap bentuk diskriminasi.<br />
Baperki secara aktif membantu orang-orang Tionghoa yang ingin memilih warga<br />
negara Indonesia. Demikian juga Baperki mendirikan sekolah-sekolah dan<br />
universitas untuk menampung anak-anak Tionghoa yang membutuhkan pendidikan<br />
terutama anak-anak Tionghoa warga negara Indonesia yang harus meninggalkan<br />
sekolah-sekolah berbahasa pengantar Tionghoa sesuai peraturan yang berlaku.<br />
Dalam menyelesaikan “masalah minoritas Tionghoa”, Baperki di bawah pimpinan<br />
Siauw Giok Tjhan, Go Gien Tjwan, Oei Tjoe Tat dllnya mengembangkan doktrin<br />
nation building dan integrasi, yaitu sebuah doktrin yang ingin membangun<br />
sebuah nation atau bangsa yang bersih dari diskriminasi rasial serta adanya<br />
kesamaan hak dan kewajiban warga negaranya tanpa mempermasalahkan<br />
asal-usulnya dan mengintegrasikan etnis Tionghoa secara utuh ke dalam<br />
haribaan bangsa Indonesia. Doktrin integrasi meyakini kebenaran konsep<br />
kemajemukan atau pluralisme bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan para<br />
founding fathers bangsa Indonesia dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.<br />
<br />
Adalah suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam<br />
suku,etnis, ras dan agama dengan budayanya masing-masing. Selanjutnya ia<br />
berpendapat nation yang bersih dari diskriminasi rasial hanya dapat<br />
terwujud di dalam masyarakat sosialis yang bersih dari penghisapan manusia<br />
atas manusia atau golongan mayoritas terhadap golongan minoritas dan<br />
sebaliknya.<br />
<br />
Dalam perkembangannya, di era perang dingin Baperki ternyata harus<br />
menghadapi situasi tarik-menarik antara kekuatan-kekuatan politik kiri dan<br />
kanan. Untuk mengatasinya Baperki dengan doktrin integrasinya tidak<br />
mempunyai pilihan lain, selain berdiri di belakang Presiden Soekarno yang<br />
sedang dengan gencar melaksanakan konsep Manipol/Usdek dan persatuan<br />
Nasakom. Karena mendukung politik Presiden Soekarno, dengan otomatis<br />
Baperki berada dalam satu barisan bersama seluruh “kekuatan revolusi” pada<br />
masa itu, seperti PNI, PKI, Partindo, Perti, Partai Katholik, NU, PSII<br />
dsbnya dalam perjuangan mewujudkan masyarakat sosialis Indonesia yang<br />
bersih dari penghisapan manusia atas manusia. Situasi ini menyebabkan<br />
Baperki lebih dekat dengan PKI, Partindo, PNI dan kekuatan-kekuatan<br />
pendukung Bung Karno lainnya.<br />
<br />
Terutama dengan PKI yang selalu mendukung Baperki dalam perjuangannya<br />
menentang diskriminasi rasial, baik di DPR maupun di forum-forum lainnya<br />
dan di media massa Harian Rakyat, atau di lapangan seperti apa yang<br />
dilakukan PKI dalam menentang Peristiwa Rasialis 10 Mei 1963 di Bandung dan<br />
kota-kota lainnya di Jawa Barat. Hal ini menyebabkan banyaknya etnis<br />
Tionghoa, khususnya anggota dan simpatisan Baperki yang bersimpati kepada<br />
PKI, Partindo dan ormas-ormasnya, kemudian ikut bergabung di dalamnya.<br />
Namun ketika terjadi Peristiwa G30S seperti banyak organisasi-organisasi<br />
dan partai-partai politik lainnya, Baperki menjadi korban keganasan rejim<br />
militer Jenderal Soeharto.<br />
<br />
Sementara itu sekelompok peranakan Tionghoa yang kebanyakan berpendidikan<br />
Belanda eks Chung Hwa Hui yang tidak setuju dengan doktrin integrasi,<br />
mengembangkan doktrin asimilasi total. Untuk itu pada tanggal 24 Maret 1960<br />
di Jakarta dikeluarkan “Statement Asimilasi” yang dengan tegas berpendirian<br />
bahwa masalah minoritet hanya dapat diselesaikan dengan jalan asimilasi<br />
dalam segala lapangan secara aktip dam bebas. Para penanda tangan statement<br />
tersebut adalah sepuluh orang tokoh peranakan Tionghoa yang beberapa orang<br />
di antaranya malah ikut mendirikan Baperki, namun telah meninggalkannya<br />
pada tahun 1955. Di antara penanda tangan tersebut antara lain Mr.Tjung Tin<br />
Jan, Injo Beng Goat, Drs.Lo Siang Hien, Ong Hok Ham, Drs.Lauwchuantho<br />
(H.Junus Jahya) dan Mr.Auwjong Peng Koen (P.K.Ojong). Kemudian pada tanggal<br />
13-15 Januari 1961, di Bandungan (Ambarawa) diselenggarakan Seminar<br />
Kesadaran Nasional yang menghasilkan “Piagam Asimilasi”. Di antara 30<br />
penanda tangan piagam tersebut adalah Ong Hok Ham, Lauwchuantho dan Kwik<br />
Hway Gwan (ayah Drs.Kwik Kian Gie).<br />
<br />
Untuk melaksanakan doktrin asimilasi total dan menandingi serta menghambat<br />
pengaruh Baperki, maka oleh para pendukungnya pada tahun 1963 dibentuk<br />
sebuah organisasi bernama Lembaga Pembina Kesatuan Bangsa (LPKB) dengan<br />
ketuanya Ong Tjong Hai SH. alias Kristoforus Sindhunatha, seorang Letnan<br />
Angkatan Laut dan mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan Angkatan Darat<br />
dan tokoh-tokoh politik seperti Letkol Harsono, Mayor Ismail Hambali,<br />
Prof.Sunario SH., Drs. Radius Prawiro, Drs.Frans Seda, Roeslan Abdulgani,<br />
Harry Tjan, Djoko Sukarjo dllnya. Salah satu program LPKB adalah<br />
pelaksanaan asimilasi di segala bidang kehidupan secara serentak dengan<br />
titik berat pada asimilasi sosial. Asimilasi setidak-tidaknya dilaksanakan<br />
dalam lima bidang kehidupan sebagai berikut : asimilasi politik, asimilasi<br />
kulturil, asimilasi ekonomi, asimilasi sosial/campur gaul dan asimilasi<br />
kekeluargaan (pernikahan). Kelima-limanya harus dilaksanakan dengan<br />
serentak (sinkron) dengan mempertimbangkan timing dan irama yang<br />
sebaik-baiknya. Setelah meletusnya Peristiwa G30S, LPKB memainkan peranan<br />
penting dalam mengeliminasi budaya, tradisi, agama dan bahasa Tionghoa<br />
seperti yang dituangkan dalam berbagai kebijaksanaan dan peraturan rejim<br />
Orde Baru.<br />
<br />
Selama tiga puluh dua tahun pemerintahan Orde Baru, etnis Tionghoa<br />
diisolasi dari kegiatan politik. Penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan<br />
massal terhadap orang-orang yang berindikasi G30S/PKI termasuk<br />
tokoh,anggota dan simpatisan Baperki dan organisasi-organisasi Tionghoa<br />
lainnya, telah menimbulkan trauma yang berkepanjangan di kalangan<br />
masyarakat Tionghoa. Baperki dijadikan stigma untuk menakut-nakuti etnis<br />
Tionghoa agar menjauhi wilayah politik. Setelah menghancurkan harga diri<br />
etnis Tionghoa dengan mengganti sebutan Tionghoa menjadi Cina, melarang<br />
perayaan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina secara terbuka,<br />
melarang penggunaan bahasa dan cetakan dalam bahasa Cina dan anjuran agar<br />
mengganti nama yang berbau Cina, etnis Tionghoa hanya diberi ruang untuk<br />
melakukan bisnis semata. Kalaupun ada segelintir etnis Tionghoa yang<br />
terjun dalam politik praktis, mereka hanya dijadikan bendahara atau mesin<br />
penghasil uang saja. Memang ada beberapa orang etnis Tionghoa yang aktif<br />
terjun dalam aksi-aksi melengserkan Presiden Soekarno seperti dua<br />
bersaudara Liem Bian Kie dan Liem Bian Koen, Harry Tjan dan Soe Hok Gie.<br />
<br />
Namun dalam perkembangannya Soe Hok Gie yang merasa kecewa kepada<br />
pemerintahan otoriter Jenderal Soeharto malahan menjadi oposisi dan<br />
meninggal dalam usia muda karena kecelakaan, menghirup gas beracun di<br />
gunung Semeru. Sementara itu kedua saudara Liem dan Harry Tjan ikut<br />
mendirikan CSIS yang pada dekade pertama dan kedua pemerintahan Orde Baru,<br />
di masa jayanya Jenderal Ali Moertopo dan Jenderal Soedjono Hoemardani,<br />
memainkan peranan penting dalam menentukan kebijaksanaan pemerintahan Orde<br />
Baru. Liem Bian Koen sendiri akhirnya beralih profesi menjadi pengusaha<br />
(konglomerat) dan menjadi juru bicara pengusaha-pengusaha yang tergabung<br />
dalam Yayasan Prasetya Mulia. Sebaliknya beberapa tahun sebelum lengsernya<br />
Presiden Soeharto, secara mengejutkan Drs.Kwik Kian Gie meninggalkan<br />
Yayasan Prasetya Mulia dan menggabungkan diri dengan PDI, selanjutnya<br />
dalam konflik internal partai, ia berpihak kepada Megawati Soekarnoputeri<br />
yang mendapatkan tekanan keras dari rejim yang berkuasa.<br />
<br />
Aksi-aksi anarkis dan politik dikriminasi rasial anti Tionghoa.<br />
<br />
Dari catatan sejarah kita mengetahui bahwa sebelum kedatangan orang-orang<br />
Belanda yang mendirikan VOC dan kemudian pemerintahan Hindia Belanda,<br />
orang-orang Tionghoa selama ratusan tahun telah bermukim dengan tenang,<br />
damai dan berbaur dengan penduduk di berbagai tempat di Nusantara, terutama<br />
di pesisir utara pulau Jawa dan di pesisir timur Sumatera Selatan. Demi<br />
kepentingan perdagangannya, dengan mengeluarkan berbagai peraturan<br />
pemerintah Hindia Belanda telah melakukan politik segregasi untuk<br />
memisahkan orang-orang Tionghoa dari penduduk setempat (bumiputera),<br />
Aksi kejahatan anti Tionghoa yang pertama di Nusantara adalah pembunuhan<br />
orang-orang Tionghoa pada tahun 1740 di Batavia. Lebih dari 10.000 orang<br />
Tionghoa dibantai dengan kejam oleh pasukan VOC dan ratusan rumah dijarah<br />
dan dibakar dengan semena-mena. Darah dan mayat korban pembunuhan tersebut<br />
memenuhi sebuah sungai yang sampai sekarang dinamakan kali Angke. Kejadian<br />
kedua adalah pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Pangeran Adipati<br />
Cakraningrat IV di pesisir utara Jawa Tengah/Jawa Timur, mulai dari Tuban,<br />
Gresik sampai ke Surabaya, saat berlangsung perang antara orang-orang<br />
Tionghoa dan sekutunya orang-orang Jawa melawan VOC. Kemudian pada tanggal<br />
23 September 1825, pada awal Perang Jawa, di Ngawi, sebuah kota kecil di<br />
perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur, terjadi pembantaian terhadap<br />
orang-orang Tionghoa yang dilakukan pasukan berkuda yang dipimpin Raden Ayu<br />
Yudakusuma, puteri Sultan Hamengku Buwono I. Puluhan mayat orang Tionghoa<br />
bergelimpangan di muka pintu, di jalan-jalan dan di rumah-rumah yang penuh<br />
lumuran darah. Pembantaian di Ngawi ternyata bukan satu-satunya kejadian<br />
pada masa permulaan Perang Jawa. Di seluruh Jawa Tengah dan di sepanjang<br />
Bengawan Solo, pembantaian orang-orang Tionghoa terjadi berulang-ulang,<br />
pada saat mereka dalam keadaan terisolir diserang oleh pasukan pemberontak.<br />
<br />
Setelah berakhirnya Perang Jawa, pemerintah Hindia Belanda telah sepenuhnya<br />
menguasai pulau Jawa dan daerah-daerah lainnya di Indonesia kecuali Aceh.<br />
Pemerintah Hindia Belanda melakukan tindakan keras terhadap setiap usaha<br />
yang bertujuan untuk melawan pemerintah atau melakukan pemberontakan.<br />
Raja-raja Jawa telah dibuat mandul dan menjadi pengikut yang jinak dan<br />
setia. Seluruh konsentrasi di lakukan untuk menjamin keamanan pelaksanaan<br />
cultuurstelsel (tanam paksa) yang sangat menguntungkan pemerintah Kerajaan<br />
Belanda. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja murah, trampil dan rajin,<br />
selama beberapa dekade pemerintah Hindia Belanda mendatangkan ratusan ribu<br />
orang Tionghoa dari bagian selatan daratan Tiongkok untuk di jadikan buruh<br />
perkebunan di Sumatera Utara (orang-orang Hokkian) dan buruh tambang timah<br />
di pulau Bangka dan Bilitung (orang-orang Hakka). Di samping itu karena<br />
tidak tahan menghadapi bencana alam (banjir) dan perang saudara yang terus<br />
berlangsung di daratan Tiongkok, banyak juga orang-orang Tionghoa yang atas<br />
kemauannya sendiri berdatangan ke Indonesia untuk mencari kehidupan baru.<br />
Migrasi besar-besaran orang-orang Tionghoa ini baru berakhir menjelang<br />
berlangsungnya Perang Dunia II. Nah, keturunan orang-orang inilah yang<br />
sekarang disebut orang-orang Tionghoa totok.<br />
<br />
Walaupun dilahirkan di Indonesia, namun karena mereka dibesarkan di<br />
lingkungan yang terisolir dari penduduk setempat, mereka masih kental<br />
memelihara budaya Tionghoa dan setiap hari menggunakan bahasa Tionghoa atau<br />
dialek asal kampungnya di daratan Tiongkok. Karena kendala bahasa, mereka<br />
sulit membaurkan diri dengan penduduk di sekelilingnya. Ini terjadi dengan<br />
komunitas Tionghoa yang berasal dari Sumatera Utara, Jambi, Riau,<br />
Bangka-Bilitung dan Kalimantan Barat.<br />
<br />
Walaupun terjadi gesekan-gesekan kecil antara pedagang-pedagang Tionghoa<br />
dengan pedagang-pedagang pribumi dan Arab, selama beberapa dekade tidak ada kejadian aksi-aksi rasialis anti Tionghoa yang menonjol. Baru pada tanggal<br />
31 Oktober 1918 rumah-rumah dan toko-toko milik orang Tionghoa di kota<br />
Kudus habis dijarah dan dibakar oleh ribuan massa Sarekat Islam yang datang<br />
dari Mayong, Jepara, Pati, Demak dan daerah-daerah sekitarnya. Korban<br />
meninggal dunia enam belas orang yang terdiri dari orang-orang Tionghoa dan<br />
para perusuh, yang luka-luka ratusan orang,<br />
<br />
Berdirinya Sarekat Dagang Islam yang diprakarsai Tirto Adhi Soerjo<br />
sebenarnya bukan bertujuan untuk melawan para pedagang Tionghoa yang<br />
dianggap menjadi pesaing utama para pedagang Islam. SDI kemudian berubah<br />
menjadi Sarekat Islam dan berkembang dengan pesat sehingga anggotanya<br />
mencapai setengah juta orang. Dalam perkembangannya SI menjadi organisasi<br />
yang militan pada masa itu dalam berjuang melawan penjajahan Belanda.<br />
<br />
Untuk mengalihkan konflik, pemerintah kolonial Hindia Belanda melakukan<br />
politik adu domba dan berusaha membenturkan kepentingan-kepentingan<br />
pedagang-pedagang Islam yang dipelopori pedagang-pedagang Arab dengan<br />
pedagang-pedagang Tionghoa yang menjadi saingan utamanya. Persaingan antara<br />
pedagang-pedagang batik dan rokok kretek Arab dengan pedagang-pedagang<br />
Tionghoa sengaja dihembus-hembuskan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan<br />
para penasihatnya dari Biro Urusan Bumiputera, Terjadi bentrokan-bentrokan<br />
kecil antara kedua kelompok pedagang tersebut yang mencapai puncaknya pada<br />
“Peroesoehan di Koedoes”.<br />
<br />
Aksi penjarahan baru terjadi kembali pada saat bala tentara Jepang mendarat<br />
di Jawa. Tentara Belanda yang mengundurkan diri dari kota-kota besar<br />
mendobrak dan menjarah toko-toko P&D yang ditinggalkan pemiliknya untuk<br />
mengungsi. Perbuatan tersebut telah mendorong rakyat yang hidup serba<br />
kekurangan untuk meniru tindakan anggota-anggota militer Belanda tersebut.<br />
Maka terjadilah perampokan-perampokan dan penjarahan-penjarahan toko-toko<br />
dan rumah-rumah orang Tionghoa yang ditinggalkan pemiliknya untuk<br />
mengungsi. Kerugian paling banyak dialami orang-orang Tionghoa di Jawa<br />
Barat dan Jawa Tengah. Ratusan pabrik milik orang Tionghoa dihancurkan<br />
pasukan Belanda yang sedang mengundurkan diri.<br />
<br />
Tetapi puncak dari aksi-aksi anti Tionghoa adalah pada masa sebelum dan<br />
sesudah Agresi Belanda. Pada bulan Mei 1946, sebanyak 635 orang Tionghoa,<br />
termasuk 136 orang perempuan dan anak-anak di daerah Tangerang dan<br />
sekitarnya telah menjadi korban pembunuhan. 1.268 rumah etnis Tionghoa<br />
habis dibakar dan 236 lainnya dirusak. Diperkirakan ada 25.000 orang<br />
pengungsi di Jakarta yang datang dari daerah tersebut. Selanjutnya terjadi<br />
pembantaian, pembakaran dan pejarahan rumah-rumah dan harta benda milik<br />
orang Tionghoa di Bagan Siapi-Api, Kuningan, Majalengka, Indramayu,<br />
Pekalongan, Tegal, Puwokerto,Purbalingga, Bobotsari, Gombong, Lumajang,<br />
Jember, Malang, Lawang, Singosari dllnya. Ratusan orang Tionghoa menjadi<br />
korban pembantain dan ribuan toko, pabrik, kendaraan, dllnya habis dibakar<br />
atau dijarah.<br />
<br />
Sebenarnya aksi-aksi kekerasan ini diprovokasi pihak NICA (Nederlandsch<br />
Indie Civil Administration) yang ingin menjatuhkan reputasi Republik<br />
Indonesia di dunia internasional dan sayangnya sebagian rakyat Indonesia<br />
tidak waspada dan masuk dalam perangkap tersebut. Akibat pembantaian dan<br />
perampokan serta penjarahan tersebut, sekelompok etnis Tionghoa mendirikan<br />
sebuah organisasi untuk membela diri dan menjaga keamanan. Organisasi<br />
tersebut bernama “Pao An Tui” yang artinya barisan penjaga keamanan. Namun<br />
dalam perkembangannya sebagian dari anggota Pao An Tui yang merasa sakit<br />
hati dan dendam karena keluarganya menjadi korban, berhasil dibujuk dan<br />
dipersenjatai Belanda untuk digunakan menghadapi pasukan Indonesia. Hal<br />
inilah yang kemudian menjadi stigma negatif pertama bagi etnis Tionghoa<br />
yang selama puluhan tahun ditiup-tiupkan sementara golongan untuk<br />
mendiskreditkan etnis Tionghoa, seolah-olah seluruh etnis Tionghoa<br />
reaksioner, pro NICA dan menentang Republik.<br />
<br />
Sejak pemerintahan RIS dan penyerahan kedaulatan serta terbentuknya Negara<br />
Kesatuan Republik Indonesia dengan Demokrasi Parlementernya ada usaha-usaha<br />
dari pihak tertentu dalam pemerintahan untuk menjalankan kebijaksanaan yang<br />
berbau rasis. Kebijaksanaan tersebut antara lain program “benteng” importir<br />
yang diprakarsai oleh Menteri Kesejahteraan Ir.Djuanda. Kebijaksanan yang<br />
hanya memberikan lisensi impor kepada golongan pribumi, melahirkan<br />
pengusaha-pengusaha atau importir-importir “aktentas”, yaitu pengusaha yang<br />
tidak bermodal dan tidak punya kantor, dengan membawa sebuah aktentas<br />
keluar masuk kantor instansi pemerintah untuk mendapatkan lisensi impor<br />
bermacam-macam barang. Dengan mengantungi lisensi ini mereka mendatangi<br />
pedagang-pedagang Tionghoa untuk menjual lisensi tersebut. Kerja sama<br />
inilah yang kemudian terkenal dengan sebutan sistim Ali-Baba.<br />
<br />
Walaupun dalam kabinet Ali Sastroamidjojo ke-1 terdapat dua orang menteri<br />
dari etnis Tionghoa, hal ini tidak menjamin bersihnya<br />
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berbau rasis. Dengan alasan untuk menjamin<br />
pengadaan dan stabilitas harga beras, pemerintah bermaksud menguasai<br />
perdagangan dan peredaran beras dan untuk itu dikeluarkan peraturan wajib<br />
giling padi pemerintah dan melarang penggilingan-penggilingan beras<br />
(huller) menggiling padi di luar pemerintah. Padahal 98 % penggilingan<br />
beras adalah milik etnis Tionghoa.<br />
<br />
Akibatnya banyak penggilingan padi yang menganggur dan munculnya<br />
centeng-centeng yang kebanyakan dari kalangan militer untuk melindungi<br />
penggilingan-penggilingan beras yang secara illegal menggiling padi rakyat.<br />
<br />
Bersambung ke Bag. 3/3<br />
<br />
ETNIS TIONGHOA ADALAH BAGIAN INTEGRAL BANGSA INDONESIA bag. 3/3-habis (Disampaikan pada Diskusi Akbar yang diselenggarakan Perhimpunan INTI Jakarta pada tanggal 27 April 2002, bertempat di Hotel Mercure<br />
Rekso,Jakarta.)<br />
<br />
Oleh : Benny G.Setiono<br />
————————————————————————————————–<br />
<br />
Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo ke-2, muncul “Gerakan Assaat”, suatu<br />
gerakan yang diprakarsai Mr.Assaat. Gerakan ini menuntut pembedaan<br />
perlakuan dan pemberian fasilitas kepada pengusaha-pengusaha “asli” dan<br />
“pribumi”. Mr.Assaat yang pada saat itu menjadi anggota parlemen yang dekat<br />
dengan Masjumi, mendesak pemerintah agar mengeluarkan peraturan untuk<br />
menghentikan keterlibatan orang-orang Tionghoa, baik warga negara Indonesia<br />
maupun asing, dari berbagai bidang usaha yang dianggap menguntungkan.<br />
Dengan terus terang ia menyatakan kesiapannya untuk menjalankan<br />
program-program anti Tionghoa. Menurut pandangannya, orang Tionghoa tidak<br />
bisa dipercaya dan tidak boleh dibiarkan menguasai ekonomi Indonesia. Ia<br />
juga menyerang orang Tionghoa sebagai golongan yang tidak loyal kepada<br />
negara, malahan menyatakan bahwa golongan keturunan Arab berbeda dengan<br />
orang Tionghoa dan harus dikatagorikan sebagai “asli”.<br />
<br />
Tanpa terduga sebelumnya, Presiden Soekarno pada bulan November 1959 dengan tiba-tiba menanda tangani Peraturan Pemerintah No.10 atau yang lebih<br />
terkenal dengan sebutan P.P.-10. Peraturan ini berisi larangan bagi<br />
orang-orang asing (terutama ditujukan kepada orang-orang Tionghoa) untuk<br />
berdagang eceran di daerah-daerah pedalaman, yaitu di luar ibu kota daerah<br />
swatantra tingkat I dan tingkat II yang mulai berlaku sejak tanggal 1Januari 1960. Sudah tentu peraturan yang sangat rasis ini sangat mengejutkan dan menggoncangkan sendi-sendi kehidupan orang Tionghoa di Indonesia. Karena pada masa itu Undang-undang Kewarganegaraan tahun 1958 belum dilaksanakan, sehingga terjadi kesimpang siuran dalam menentukan yang mana asing dan yang mana WNI. Para penguasa militer di daerah-daerah dengan seenaknya mengusir bukan saja orang-orang Tionghoa asing tetapi juga orang-orang Tionghoa yang berdasarkan UU Kewarganegaraan tahun 1946 telah menjadi warga negara Indonesia. Sebenarnya P.P.-10 merupakan kelanjutan dari Peraturan Menteri Perdagangan kabinet Djuanda, Rachmat Moeljomiseno pada bulan Mei 1959 yang berisi larangan bagi orang asing untuk tinggal dan berdagang di daerah pedalaman. Akibat P.P.-10 hubungan persahabatan antara pemerintah RI dan pemerintah RRT menjadi terganggu. Pemerintah RRT mengirim kapal-kapalnya untuk mengangkut<br />
orang-orang Tionghoa yang ingin meninggalkan Indonesia untuk berdiam di Tiongkok. Hal ini membuktikan pemerintah RI masuk ke dalam perangkap negara-negara imperialis Barat yang ingin merusak hubungan persahabatan Indonesia dengan Tiongkok.<br />
<br />
Aksi kekerasan anti Tionghoa baru muncul kembali pada tanggal 10 Mei 1963<br />
di kota Bandung dan sekitarnya. Aksi kerusuhan tersebut diawali dengan<br />
perkelahian di kampus ITB, antara seorang mahasiswa Tionghoa dengan seorang<br />
mahasiswa pribumi yang disebabkan terjadinya senggolan sepeda motor.<br />
Kemudian dipelopori oleh mahasiswa-mahasiswa ITB dan Universitas<br />
Padjadjaran, dimulailah aksi massa perusakan toko-toko, rumah tinggal dan<br />
kendaraan milik etnis Tionghoa di kota Bandung. Ratusan toko, rumah<br />
tinggal, pabrik, kendaraan bermotor habis di bakar atau di rusak serta<br />
dijarah massa. Kemudian aksi anarkis meluas ke kota-kota lainnya di Jawa<br />
Barat, antara lain Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi dllnya. Sangat<br />
ironis, Yap Tjwan Bing, salah seorang tokoh Angkatan 45 yang turut<br />
mendirikan Republik ini juga menjadi korban aksi anarkis tersebut. Kejadian<br />
ini sangat mengecewakan dirinya, sehingga dengan alasan mengobati penyakit<br />
puteranya, ia sekeluargasehingga dengan alasan mengobati penyakit<br />
puteranya, ia sekeluarga hijrah ke Amerika sampai menghembuskan nafas<br />
terakhirnya.<br />
<br />
Pada tahun 1967, dengan alasan menumpas Pasukan Gerilyawan Rakyat Serawak<br />
(PGRS), pasukan militer Indonesia telah berhasil memprovokasi suku Dayak di<br />
Kalimantan Barat yang mengakibatkan terjadinya aksi-aksi pembantaian dan<br />
kekerasan terhadap etnis TIonghoa di desa-desa pedalaman. Akibatnya puluhan<br />
ribu etnis Tionghoa menjadi pengungsi di Singkawang dan Pontianak yang<br />
kemudian menyebar ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya di pulau Jawa.<br />
<br />
Di masa Orde Baru setumpuk peraturan diskriminatif terhadap orang Tionghoa<br />
dikeluarkan oleh pemerintah rejim Soeharto tanpa mendapatkan protes atau<br />
peralawanan sedikitpun. Khusus untuk mengawasi gerak-gerik dan kegiatan<br />
etnis Tionghoa, dibentuk sebuah institusi di dalam tubuh BAKIN, yaitu Badan<br />
Koordinasi Masalah Cina (BKMC). Seperti nasib orang Yahudi di Jerman<br />
menjelang Perang Dunia II, etnis Tionghoa di Indonesia dibuat tidak berdaya<br />
sama sekali. Etnis Tionghoa dijadikan warga negara kelas dua yang selalu<br />
menjadi kambing hitam dalam setiap masalah yang dihadapi bangsa Indonesia.<br />
<br />
Herannya kelahiran seluruh peraturan tersebut didorong dan disponsori oleh<br />
sekelompok etnis Tionghoa sendiri (LPKB). Dalam suatu diskusi di kantor<br />
majalah Gamma pada bulan September 1999, K.Sindhunatha dengan tanpa<br />
ekspresi menyatakan bahwa konsep pelarangan perayaan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina berasal dari dirinya. Malahan ia menyatakan bahwa Pak<br />
Harto cukup bermurah hati dengan mengijinkan etnis Tionghoa melaksanakan<br />
dan merayakannya di dalam rumah, karena konsep yang disodorkan berisi<br />
larangan total. Ia juga mengakui bahwa penggantian sebutan kata Tionghoa<br />
menjadi Cina diputuskan olehnya, ketika ia diminta memilih antara kedua<br />
kata tersebut pada saat berlangsungnya Seminar Angkatan Darat II, tahun<br />
1966 di Bandung.<br />
<br />
Di samping itu di masa Orde Baru aksi-aksi kekerasan anti Tionghoa<br />
berlangsung tanpa henti-hentinya dan menyebar mulai dari Medan sampai ke<br />
Makassar. Aksi-aksi kekerasan tersebut terutama di pulau Jawa bukan saja<br />
secara “kuantitas” meningkat, tetapi juga secara “kualitas” yang<br />
tetapi juga secara “kualitas” yang mencapai puncaknya pada Tragedi 13-14 Mei 1998 di Jakarta. Anehnya walaupun pemerintah Orde Baru menerapkan kebijaksanaan politik anti RRT dan anti Tionghoa, tetapi dalam usaha membangun perekonomian di sektor riil, etnis Tionghoa di beri peran dan peluang yang sangat besar. Malahan segelintir etnis Tionghoa dijadikan kroni oleh pihak penguasa untuk melakukan KKN demi menumpuk kekayaan pribadinya. Lahirlah sejumlah kecil konglomerat-konglemerat jahat yang bersama para penguasa “merampok” kekayaan negara. Hal inilah yang kembali menjadi stigma buruk yang dilekatkan pada diri etnis Tionghoa, seolah-olah seluruh etnis Tionghoa adalah “binatang ekonomi” yang tidak bermoral. Jadi selama ini ada tiga stigma negatif yang selalu dilekatkan untuk memojokkan etnis Tionghoa. Yang pertama stigma “Pao An Tui”, yang kedua stigma “Baperki/komunis” dan yang ketiga stigma “binatang ekonomi” yang tidak bermoral. Di samping itu, apabila kita belajar dari sejarah, aksi-aksi anti TIonghoa sebagian besar terjadi di pulau Jawa. Padahal orang-orang Tionghoa di Jawa telah cukup membaur dibandingkan dengan di daerah-daerah lain di luar pulau Jawa. Ada yang mengatakan bahwa sejak jaman Diponegoro telah tumbuh “mitos” di masyarakat Jawa bahwa orang Tionghoa adalah pembawa sial yang perlu dijauhi. Mitos ini muncul setelah Pangeran Diponegoro melarang para komandannya melakukan hubungan yang akrab dengan orang-orang Tionghoa. Ia juga melarang mereka mengambil gadis-gadis peranakan Tionghoa menjadi gundiknya, karena ia berpendapat bahwa hubungan dengan gadis-gadis Tionghoa hanya akan membawa sial dan malapetaka. Sikap Pangeran Diponegoro ini disebabkan pengalamannya sendiri ketika menghadapi kekalahan pertempuran di Gowok, di luar Surakarta pada tanggal 15 Oktober 1826. Sesuai dengan apa yang ditulisnya sendiri dalam babad Dipanegara, ia telah terjebak dan dihancurkan oleh kecantikan seorang gadis Tionghoa yang tertangkap di daerah Panjang dan kemudian dijadikan tukang pijatnya. Demikian juga ia menyalahkan kekalahan iparnya Sasradilaga, dalam pertempuran di pesisir utara, di daerah Lasem karena melanggar perintahnya dengan menggauli seorang perempuan Tionghoa di Lasem. Kenyataan bahwa banyak dari komandan-komandan pasukannya yang menggauli gadis-gadis Tionghoa sebagai hiburan dan banyaknya penggunaan candu di antara prajuritnya, telah menimbulkan anggapan Pangeran Diponegoro bahwa kalahnya dia dalam pertempuran dengan Belanda disebabkan oleh orang-orang Tionghoa yang telah membawa sial dan malapetaka. Pandangannya yang keliru dan bersifat rasis inilah yang seolah-olah menjadi “mitos” bahwa orang-orang Tionghoa hanya pembawa sial, yang sampai sekarang masih dihembus-hembuskan oleh kalangan tertentu, dengan tujuan memojokkan etnis Tionghoa di Indonesia. Sejak jaman raja-raja Mataram, orang-orang Tionghoa telah dijadikan mitra untuk memungut pajak jalan, jembatan, pasar dsbnya. Pemungutan pajak ini dilakukan dengan sistim borongan, karena para raja dan bupati tidak mau berpusing-pusing melakukan pekerjaan yang tidak populer di mata rakyatnya. Oleh karena sistim pemungutan pajak ini memberikan keuntungan yang cukup menggiurkan, banyak kalangan etnis Tionghoa yang tertarik dan memberikan penawaran yang jauh lebih tinggi. Akibatnya untuk memenuhi target tersebut, pemungutan pajak dilakukan dengan lebih intensif dan hal ini menimbulkan antipati rakyat kepada etnis Tionghoa. Demikian juga hak mengelola rumah-rumah judi, pembuatan garam, pelacuran dan tempat penghisapan candu diborongkan kepada orang-orang Tionghoa dengan membayar pajak yang tinggi. Nah, hal-hal inilah yang sesungguhnya menimbulkan rasa kebencian dan antipati orang Jawa kepada etnis Tionghoa. Apalagi pemerintah kolonial Hindia Belanda juga melakukan kebijaksanaan yang sama dengan memberikan monopoli pach candu, pach judi dan pach pembuatan garam kepada etnis Tionghoa. Cara-cara ini ternyata dilanjutkan oleh pemerintah Orde Baru dengan memberikan monopoli kepada orang Tionghoa untuk membuka kasino baik legal maupun ilegal, demikian juga tempat-tempat pelacuran dan hiburan lainnya. Di samping memberikan hak-hak monopoli tertentu, pemerintah Hindia Belanda melakukan politik segregasi untuk memisahkan orang-orang Tionghoa dengan penduduk setempat. Wijkenstelsel dan Passenstelsen justeru dilaksanakan secara intensif di masa tanam paksa (pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20). Pedagang-pedagang Tionghoa dibenturkan kepentingannya dengan pedagang-pedagang Islam/Arab sehingga menimbulkan konflik-konflik kecil pada dekade kedua abad ke-20. Sistim pendidikan di jaman kolonial juga sengaja dikotak-kotak dan memisahkan orang-orang Tionghoa dari penduduk pribumi. Sistim pendidikan ini mengakibatkan munculnya sekelompok orang Tionghoa yang mempunyai pandangan politik pro Belanda (Chung Hwa Hui). Namun puncak politik anti Tionghoa berlangsung pada masa pemerintahan Orde Baru. Pertama yang dilakukan rejim Soeharto, selaras dengan kepentingan politik Amerika Serikat dan Inggris, adalah merusak hubungan persahabatan dan diplomatik antara pemerintah Indonesia dan RRT. Kedua dengan menuduh Baperki terlibat dalam Gerakan 30 September, seluruh etnis Tionghoa secara politik dibuat tidak berdaya dengan mengeluarkan setumpuk peraturan-peraturan yang sangat diskriminatif. Ketiga memprogram etnis Tionghoa agar menjauhi wilayah politik. Yang keempat menjadikan segelintir etnis Tionghoa menjadi kroni untuk melakukan KKN agar dapat dijadikan kambing hitam apabila pada suatu saat timbuil perlawanan dari rakyat Solusi “masalah Tionghoa”. Setelah dari berbagai perspektif sejarah kita memahami akar “masalah Tionghoa” yang dihadapi bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mencari solusinya. Solusi masalah Tionghoa harus berangkat dari keinginan untuk menyatukan seluruh komponen bangsa demi kemajuan bangsa dan negara kita, tanpa prasangka sedikitpun. Adalah kenyataan sejarah bahwa etnis Tionghoa merupakan bagian integral bangsa kita, bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. Etnis Tionghoa mempunyai akar sejarah yang sangat panjang di bumi Indonesia, hampir seribu tahun lamanya. Bandingkan dengan sejarah bangsa Amerika dan Australia yang hanya beberapa ratus tahun lamanya. Budaya Tionghoa telah mengisi khasanah budaya Indonesia, baik dalam bahasa, kesenian, makanan dsbnya. Oleh karenanya seluruh bangsa Indonesia tanpa terkecuali dengan lapang dada harus menerima keberadaan etnis Tionghoa secara utuh, apa adanya. Demikian juga seluruh etnis Tionghoa harus menempatkan dirinya tanpa reserve sebagai bagian integral bangsa Indonesia. Adalah tugas dan kewajiban seluruh etnis Tionghoa di Indonesia untuk membangun bangsa dan negara menuju masyarakat yang kita cita-citakan. Sebuah masyarakat yang adil dan makmur, demokratis, bersih dari KKN, menjunjung tinggi penegakan hukum dan HAM. Sebaliknya seluruh jajaran pemerintahan baik pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif harus memperlakukan etnis Tionghoa sama dengan komponen bangsa lainnya. Seluruh peraturan mulai dari UUD, Undang- undang, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, Gubernur dsbnya harus bersih dari hal-hal yang berbau diskriminasi. Peraturan mengenai SBKRI harus segera dicabut seperti juga BKMC harus dibubarkan. Pihak birokrat mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur dan seluruh jajarannya maupun para elit partai politik, tokoh agama, pengamat, tokoh-tokoh LSM dllnya harus menjauhkan diri dari prangsangka rasial. Tidak boleh lagi ada ucapan atau ungkapan seperti apa yang diucapkan Gubernur Sutiyoso ketika masalah villanya di kawasan Puncak dipermasalahkan para wartawan dengan mengatakan “Mengapa villa saya yang luasnya hanya seratus meter persegi dan terbuat dari kayu diributkan, mengapa villa Cina-Cina sipit tidak dipermasalahkan ?” Atau seperti yang diucapkan seorang anggota DPR dari fraksi PDI-P ketika berselisih dengan Alvin Lie, anggota DPR dari fraksi Reformasi yang kebetulan berasal dari etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa jangan hanya berkonsentrasi dalam bidang bisnis saja, tetapi harus mau memasuki segala jenis profesi, mulai dari guru, dosen, peneliti, tentara, polisi, jaksa, hakim, pengacara, artis, wartawan, sastrawan, pelaut sampai politikus. Etnis Tionghoa harus berusaha keluar dari isolasi yang selama ini mengkungkungnya. Politik bukan sesuatu yang menakutkan dan perlu dijauhi, sebaliknya perlu dipelajari dan dipahami. Etnis Tionghoa harus turut berpolitik praktis secara aktif dengan cara memasuki partai politik yang sesuai dengan pilihannya atau bersama-sama komponen bangsa lainnya mendirikan partai politik untuk dijadikan alat perjuangan untuk mencapai apa yang selama ini dicita-citakan. Etnis Tionghoa jangan mau hanya dijadikan mesin pengumpul uang saja seperti apa yang dilakukan rejim Orde Baru. Memang tragedi Mei 1998 membangkitkan kesadaran etnis Tionghoa bahwa selama ini mereka secara politis tidak berdaya sama sekali. Ini terbukti setelah jatuhnya rejim Soeharto, berbagai kelompok peranakan Tionghoa segera membentuk partai politik, paguyuban, perhimpunan, LSM dsbnya, antara lain Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Partai Bhinneka Tunggal Ika (PBI), Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI), Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Solidaritas Nusa Bangsa (SNB)<br />
<br />
merdeka.com:<br />
Merdeka.com - Warga etnis Tionghoa selama ini banyak dikenal sebagai pedagang alias pengusaha. Namun, sejarah juga mencatat etnis Tionghoa sangat literer atau menggeluti dunia tulis menulis.<br />
<br />
Dalam 'Sejarah Pers Awal dan Kebangkitan Kesadaran Ke-Indonesia-an' (2003), disebutkan warga Tionghoa merupakan pelanggan surat kabar sejak akhir abad ke<b> XIX. </b>Meski tidak sebanyak orang-orang Indo Eropa, sejumlah peranakan Tionghoa pun mulai menjadi pemimpin surat kabar berbahasa Melayu Rendah di Batavia.<br />
<br />
Seiring dengan perkembangan pendidikan di kalangan mereka, peranakan Tionghoa mulai banyak menerbitkan dan memimpin berbagai penerbitan dengan bahasa Melayu Rendah pada awal abad XX. Bahasa Melayu Rendah bisa diartikan sebagai bahasa pergaulan (Melayu-Pasar) yang banyak digunakan peranakan Tionghoa di Jawa karena tidak lagi menguasai bahasa leluhur mereka.<br />
<br />
Karena begitu besar sumbangan dan peranan orang-orang peranakan Tionghoa dalam pengembangan <b>bahasa Melayu Rendah,</b> bahasa ini akhirnya disebut sebagai Melayu-Tionghoa. Pada awal abad <b>XX</b>, sejumlah penerbitan pers berbahasa <b>Melayu Tionghoa </b>mulai bermunculan, seperti Sin Po, Keng Po, dan Perniagaan atau Siang Po di Batavia.<br />
<br />
Di Surabaya ada Suara Poeblik, Pewarta Soerabaya dan Sin Tit Po. Ada juga Warna Warta dan Djawa Tengah (Semarang), Sin Bin (Bandung), Li Po (Sukabumi), Tjin Po dan Pelita Andalas (Medan), Sinar Sumatera dan Radio (Padang), dan Han Po (Palembang).<br />
<br />
Surat kabar Sin Po memiliki catatan khusus dalam sejarah pergerakan Indonesia. Media itulah yang pertama kali menyebarluaskan syair '<span style="color: magenta; font-size: large;"><b>Indonesia Raya</b></span>' beserta partiturnya pada 10 November <b>1928, </b>atau dua pekan setelah dikumandangkan pertama kali secara instrumentalia oleh WR Supratman pada Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928.<br />
<br />
Di koran itu, WR Supratman menulis dengan jelas 'lagu kebangsaan' di bawah judul 'Indonesia'. Benny Setiono dalam 'Tionghoa Dalam Pusaran Politik' (2008) menulis, Sin Po yang berarti Surat Kabar Baru, mencetak 5.000 eksemplar teks lagu Indonesia Raya dan dihadiahkan kepada WR Supratman, yang bekerja sebagai reporter di mingguan itu sejak <b>1925. </b>Oleh WR Supratman, kemudian ribuan koran itu dijual.<br />
<br />
Sin Po, yang pertama kali terbit sebagai mingguan pada 1 Oktober<b> 1910</b>, juga merupakan surat kabar yang mempelopori penggunaan kata 'Indonesia' menggantikan 'Nederlandsch-Indie', 'Hindia-Nerderlandsch', atau 'Hindia Olanda'. Harian ini juga yang menghapus penggunaan kata 'inlander' dari semua penerbitannya karena dirasa sebagai penghinaan oleh rakyat Indonesia.<br />
<br />
Kemudian, sebagai balas budi, pers Indonesia mengganti sebutan 'Cina' dengan 'Tionghoa' dalam semua penerbitannya. Dalam percakapan sehari-hari, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tjipto Mangoenkoesoemo kemudian juga mengganti kata 'Cina' dengan kata 'Tionghoa'.<br />
<br />
Koran Sin Po saat itu memang memiliki pandangan politik yang pro-nasionalis Tiongkok. Namun karena alasan itu pulalah, yakni berdasar ajaran Dr Sun Yat Sen, Sin Po mendukung perjuangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan. Dalam San Min Chu I, Sun Yat Sen menulis perkembangan kemerdekaan Tiongkok tidak akan sempurna selama bangsa-bangsa di Asia belum merdeka.<br />
<br />
Gerakan pro-nasionalis Tiongkok yang didukung Sin Po akhirnya sirna seiring dengan kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945, yang juga banyak didukung tokoh-tokoh Tionghoa. Kemerdekaan itu kini sudah menjadi milik bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya keturunan Tionghoa.<br />
<div style="text-align: center;">
👪</div>
<br />
<a href="https://jakartagreater.com/pejuang-tionghoa-dalam-sejarah-perjuangan-indonesia/">sejarah HEROISME Tionghoa Indonesia</a><br />
<br />
Heroisme dan perjuangan orang China dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, banyak yang disembunyikan dari sejarah dan pelajaran sejarah Indonesia oleh Orde Baru. Bagi generasi yang sekolah tahun 1990 mungkin sudah tidak lagi mendapatkan hal tersebut, dalam pelajaran sejarah Indonesia. Suka atau tidak, mereka bersama-sama berjuang untuk KEMeRDEKAAN INDONESIA. ( batara kresna : July 12, 2015 ).<br />
<br />
<br />
Pejuang Tionghoa dalam Sejarah Perjuangan Indonesia<br />
Beberapa waktu lalu, sebagian dari saudara-saudara kita se-bangsa dan se-tanah air merayakan hari raya Imlek (Tahun baru Lunar). Walaupun saya bukan berasal dari etnis Tionghoa, namun saya pun larut dalam perayaan itu. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan kami saat masih tinggal di Papua.<br />
<br />
Di Papua, perayaan Imlek sangat samai, bahkan jauh lebih ramai dari pada perayaan Imlek di Jakarta. Mengapa? Karena di kota-kota di Papua yang ukurannya jauh lebih kecil dari pada Jakarta, Imlek dirayakan diseluruh penjuru kota oleh warga etnis Tionghoa yang juga ikut diramaikan oleh warga non-Tionghoa, bahkan masyarakat pribumi Papua sehingga kesannya jauh lebih ramai dari pada kota-kota besar di Jawa.<br />
<br />
Saya selalu tertarik mempelajari sejarah Tiongkok kuno, sehingga lama-kelamaan saya pun menjadi tertarik untuk mengetahui bagaimana orang-orang Tionghoa bisa sampai ke Indonesia. Banyak sekali versi mengenai hal itu yang selalu menarik untuk disimak.<br />
<br />
Banyak sekali cerita mereka yang membuat saya tergakum-kagum, dan kekaguman saya semakin bertambah setelah mengetahui bahwa rupanya banyak sekali masyarakat Tionghoa yang turut berjuang bagi Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan bangsa asing dan juga perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan Indonesia diawal-awal republik ini berdiri sebagai negara yang berdaulat.<br />
<br />
Inilah beberapa tokoh Tionghoa dan perjuangan mereka :<br />
<br />
1. <b>Soe Hok Gie</b><br />
<a href="http://yesussangmesiasnaif.blogspot.com/2010/12/sejarahwan-madiun-1948.html">sejarahwan @ peristiwa Madiun 1948</a><br />
<br />
Soe Hok Gie pantas ditempatkan pada urutan atas dalam daftar tokoh-tokoh Tionghoa dalam sejarah perjuangan Indonesia. Soe Hok Gie dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 17 Desember1942. Ia adalah seorang aktivis yang menentang kediktatoran Presiden Soekarno dan Soeharto. Ia warga Tionghoa yang beragama Katolik Roma. Leluhur Soe Hok Gie berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Tiongkok.<br />
<br />
Ayahnya bernama Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Soe Hok Gie anak keempat dari lima bersaudara di keluarganya. Kakaknya Arief Budiman yang seorang sosiolog dan dosen di Universitas Kristen Satya Wacana, juga cukup kritis dan vokal dalam politik Indonesia. Setelah tamat dari SMA <b>Kolese Kanisius</b>, Soe Hok Gie kuliah di Universitas Indonesia (1962-1969). Setelah menyelesaikan tamat, ia menjadi dosen di almamaternya hingga kematiannya.<br />
<br />
Soe Hok Gie merupakan pejuang melalui kata-kata, pemikiran, dan tulisannya. Selama menjadi mahasiswa ia aktif memprotes Presiden Sukarno dan PKI. Ia juga seorang penulis yang produktif, dengan berbagai artikel yang dipublikasikan di koran-koran seperti Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya.<br />
<br />
Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995). Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, diterbitkan Yayasan Bentang tahun 1999 dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan.<br />
<br />
Buku hariannya diterbitkan pada tahun 1983, dengan judul Catatan Seorang Demonstran yang berisi opini dan pengalamannya terhadap aksi demokrasi. Soe Hok Gie dalam tesis universitas-nya juga diterbitkan, dengan judul Di Bawah Lantera Merah. Soe Hok Gie juga merupakan subyek dari sebuah buku 1997, yang ditulis oleh Dr John Maxwell yang berjudul Soe Hok Gie : Diary of a Young Indonesian Intellectual.<br />
<br />
Buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2001, dan berjudul Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.<br />
<br />
Pada tahun 1965, Soe Hok Gie membantu mendirikan Mapala UI, organisasi lingkungan di kalangan mahasiswa. Dia menikmati kegiatan hiking. Hobinya ini justru menghantarkannya pada kematiannya karena menghirup gas beracun saat mendaki gunung Semeru. Soe Hok Gie meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969, satu hari sebelum ulang tahun ke 27.<br />
<br />
Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis, dan <b><span style="color: magenta; font-size: large;">dimakamkan di Museum Taman Prasasti di Jakarta Pusat.</span></b><br />
<br />
Soe pernah menulis dalam buku hariannya:<br />
<br />
“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”<br />
<br />
Aktor yang memerankan Soe Hok Gie<br />
Buku harian Soe Hok Gie menjadi inspirasi untuk film yang berjudul Gie (2005), yang disutradarai oleh Riri Riza. Soe Hok Gie diperankan dengan sangat baik oleh aktor fenomenal, Nicholas Saputra. Film ini menjadi salah satu film box office di Indonesia pada tahun 2005 dan menghantarkan Nicholas Saputra meraih Piala Citra sebagai aktor terbaik.<br />
<br />
Film ini juga meraih piala Citra untuk kategori Film Bioskop Terbaik dan Pengarah Sinematografi Terbaik, dan dinominasikan 8 kategori lainnya, juga dinominasikan dan meraih beberapa penghargaan di luar negeri. Film Gie juga termasuk dalam salah satu film Indonesia terbaik sepanjang masa. Film ini juga masuk dalam 50 besar Best Foreign Language Film yang dinominasikan di 78th Academy Award (Oscar).<br />
<br />
2.<b>John Lie</b><br />
<br />
Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie Tjeng Tjoan, atau yang lebih dikenal sebagai Jahja Daniel Dharma dilahirkan di Manado,Sulawesi Utara, 9 Maret 1911. Ia lahir dari pasangan suami isteri Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio. John Lie adalah salah seorang perwira tinggi di TNI Angkatan Laut dari etnis Tionghoa dan merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Ia dikenal dengan julukan “A Soldier with Bible”, karena dia selalu membawa Alkitab dan sangat relijius. Istri John Lie adalah Pdt.Margaretha Dharma Angkuw.<br />
Ayahnya (Lie Kae Tae) pemilik perusahaan pengangkutan Vetol (Veem en transport onderneming Lie Kay Thai). John Lie kabur ke Batavia karena ingin menjadi pelaut. Di kota ini, sembari menjadi buruh pelabuhan, ia mengikuti kursus navigasi. Setelah itu John Lie menjadi klerk mualim III pada kapal Koninklijk Paketvaart Maatschappij, perusahaan pelayaran Belanda. Pada 1942, John Lie bertugas di Khorramshahr, Iran, dan mendapatkan pendidikan militer.<br />
<br />
Ketika Perang Dunia II berakhir dan Indonesia merdeka, dia memutuskan bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) sebelum akhirnya diterima diAngkatan Laut RI. Semula ia bertugas di Cilacap, Jawa Tengah, dengan pangkat Kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor. Kemudian dia memimpin misi menembus blokade Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya. Daerah operasinya meliputi Singapura, Penang, Bangkok, Rangoon, Manila, dan New Delhi.<br />
<br />
Ia lalu ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Utoyo Ramelan.<br />
<br />
Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatera seperti BupatiRiau sebagai sarana perjuangan melawan Belanda.<br />
<br />
Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.<br />
<br />
Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan the Outlaw. Seperti dituturkan dalam buku yang disunting Kustiniyati Mochtar (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi “penyelundupan”. Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira Inggris. Di pengadilan di Singapura ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum.<br />
<br />
Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata semiotomatis dari Johor keSumatera, dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan, kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap yang tampaknya berasal dari Maluku, mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan the Outlaw tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.<br />
<br />
Setelah menyerahkan senjata kepada Bupati Usman Effendi dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapalthe Outlaw adalah milik Republik Indonesia dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya untuk mendirikan pangkalan AL yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
Pada awal 1950 ketika ada di Bangkok, ia dipanggil pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Rajawali. Pada masa berikut ia aktif dalam penumpasan RMS (Republik Maluku Selatan) di Maluku laluPRRI/Permesta. Ia mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada Desember1966 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda.<br />
<br />
Menurut kesaksian Jenderal Besar AH Nasution pada 1988, prestasi John Lie tiada taranya di Angkatan Laut” karena dia adalah ”panglima armada (TNI AL) pada puncak-puncak krisis eksistensi Republik”, yakni dalam operasi-operasi menumpas kelompok separatis Republik Maluku Selatan, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, dan Perjuangan Rakyat Semesta.<br />
<br />
Kesibukannya dalam perjuangan membuat ia baru menikah pada usia 45 tahun, dengan Pdt. Margaretha Dharma Angkuw. Pada 30 Agustus 1966 John Lie mengganti namanya dengan Jahja Daniel Dharma.<br />
<br />
<br />
Patung John Lie di Taman Mini Indonesia Indah (Anjungan Tionghoa)<br />
Ia meninggal dunia karena stroke diusia 77 tahun pada tanggal 27 Agustus1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. John Lie mendapat tempat yang istimewa dihati masyarakat Tionghoa Indonesia, dan juga menerima penghormatan yang tinggi dari masyarakat Tionghoa dan pemerintah Indonesia. Atas segala jasa dan pengabdiannya, ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soeharto pada 10 Nopember1995, Bintang Mahaputera Adipradana dan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November2009.<br />
<br />
Terdapat beberapa buku dan liputan mengenai John Lie, sebagai berikut:<br />
<br />
1. “Guns—And Bibles—Are Smuggled to Indonesia”, yang terbit pada 26 Oktober 1949, oleh Roy Rowan, wartawan majalah Life.<br />
<br />
2. “John Lie Penembus Blokade Kapal-kapal Kerajaan Belanda” yang terbit pada 1988, oleh Solichin Salam.<br />
<br />
3. “Dari Pelayaran Niaga ke Operasi Menembus Blokade Musuh Sebagaimana Pernah Diceritakannya Kepada Wartawan” yang dimuat dalam buku “Memoar Pejuang Republik Indonesia Seputar ‘Zaman Singapura’ 1945-1950” karya Kustiniyati Mochtar terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2002. “Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi: Biografi Laksamana Muda John Lie” (2008), yang diterbitkan Penerbit Ombak, Yogyakarta dan Yayasan Nabil, oleh M Nursam.<br />
<br />
3.<b>Siauw Giok Tjhan</b><br />
<br />
Siauw Giok Tjhan dilahirkan di Kapasan, Simokerto, Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 23 Maret1914. Ia adalah seorang politikus, pejuang, dan tokoh gerakan kemerdekaanIndonesia. Ayahnya bernama Siauw Gwan Swie, seorang peranakan Tionghoa, dan ibunya Kwan Tjian Nio. Siauw Giok Tjhan memiliki adik bernama Siauw Giok Bie.<br />
<br />
“Lahir di Indonesia, Besar di Indonesia menjadi Putra-Putri Indonesia” adalah semboyan yang untuk pertama-kalinya dikumandangkan Kwee Hing Tjiat melalui Harian MATAHARI di Semarang sejak tahun 1933-1934. Semboyan ini benar-benar menjadi keyakinan hidup Siauw Giok Tjhan sejak masa muda, berjuang menjadi putra ter-baik Indonesia yang tidak ada bedanya dengan putra-putra Indonesia bersuku lainnya dalam usaha dan memperjuangkan kemerdekaan dan kebahagiaan hidup bersama.<br />
<br />
Siauw Giok Tjhan memasuki kancah politik nasional Indonesia melalui proses pembentukan Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang dipelopori oleh Liem Koen Hian pada tahun 1932. Berusia 18 tahun, Siauw menjadi salah seorang pendiri PTI termuda.<br />
<br />
PTI berkembang sebagai aliran terbaru di dalam komunitas Tionghoa di zaman Hindia Belanda. Ia mendorong semua Tionghoa di kawasan Hindia Belanda, terutama yang lahir di sana, untuk menerima Indonesia sebagai tanah airnya. Argumentasinya, menurut perspektif masa kini, sangat masuk di akal.<br />
<br />
Orang Tionghoa pada umumnya lahir, hidup, dan meninggal di Indonesia. Setelah hidup bergenerasi, kaitan dengan Tiongkok semakin berkurang. PTI mendukung berdirinya GERINDO (Gerakan Rakyat Indonesia) pada tanggal 18 Mei 1937, yang berdasarkan keputusan Kongres di Palembang.<br />
<br />
Keteguhan dan kekerasan jiwa dalam memperjuangkan keadilan tumbuh dalam lingkungan hidup yang harus dihadapi. Terutama setelah kedua orang tuanya meninggal dalam usia muda, ia terpaksa melepaskan sekolah begitu selesai HBS, untuk mencari nafkah meneruskan hidupnya bersama adik tunggalnya, Siauw Giok Bie yang masih harus meneruskan sekolah itu. Siauw Giok Tjhan sejak kecil sudah mempunyai <b style="background-color: magenta;">watak perlawanan atas penghinaan dan ketidakadilan yang menimpa diri dan kelompok etnisnya.</b><br />
<br />
<br />
<br />
Kemahiran kung-fu yang dipelajari dari kakeknya memungkinkan Siauw Giok Tjhan untuk berkelahi melawan anak-anak Belanda, Indo, dan Ambon yang mengejek dirinya. Istilah “cina loleng” adalah salah satu penghinaan yang biasa dilontarkan untuk etnis Tionghoa. Begitu keras dan disiplinnya, ia tidak menggunakan milik umum untuk kepentingan diri sendiri dan keluarganya.<br />
<br />
Ketika istrinya, Tan Gien Hwa, berada di Malang pada September 1947 dan hendak melahirkan anak ke-4. Adik satu-satunya, Siauw Giok Bie hendak menggunakan mobil Palang Biru.<br />
<br />
Ia melarang Siauw Giok Bie untuk mengantar istrinya ke rumah sakit dengan menggunakan fasilitas umum. Palang Biru adalah organisasi Angkatan Muda Tionghoa untuk memberikan pertolongan pertama kepada prajurit-prajurit yang terluka di garis depan melawan agresi militer Belanda. Beruntung, sekalipun harus diantar dengan naik becak, istri bisa melahirkan Siauw Tiong Hian dalam keadaan selamat.<br />
<br />
Pada saat ia dilantik menjadi <b>menteri negara Urusan Minoritas</b> oleh Kabinet Amir Syarifudin, Siauw Giok Tjhan yang belum mendapatkan mobil menteri, hanya bisa naik andong (kereta kuda) untuk ke Istana. Tapi malang, ternyata andong dilarang memasuki halaman Istana, terpaksa ia turun dari andong dan dengan jalan kaki masuk Keraton Yogyakarta.<br />
<br />
Pada saat itu ia juga terbentur dengan masalah rumah tinggal. Ternyata tidak ada perumahan pemerintah yang bisa diberikan kepadanya sebagai menteri negara. Pada saat itu, menteri yang datang dari luar Yogyakarta, boleh tinggal di Hotel Merdeka. Tapi untuk <b>menghemat pengeluaran uang negara</b>, Siauw memilih tinggal di gedung kementerian negara, di Jalan Jetis, Yogya, dan harus tidur di atas meja tulis.<br />
<br />
Kesederhanaan hidup sehari-hari, sebagaimana biasa kemana-mana hanya mengenakan baju kemeja-tangan pendek, yang lebih sering terlihat hanya berwarna putih, celana-drill pantalon dan bersepatu sandalet saja itu, ia harus berkali-kali dianggap sebagai orang kere yang tidak perlu dilayani oleh noni-noni pejabat administrasi kenegaraan Indonesian pada saat ia harus menemui Menteri-Menteri atau Presiden-DirekturBank.<br />
<br />
Siauw Giok Tjhan pernah menjadi ketua umum Baperki, Menteri Negara, anggota BP KNIP, anggota parlemen RIS,parlemen RI sementara, anggota DPR hasil pemilu 1955/anggota Majelis Konstituante, anggota DPRGR/MPR-S, dan anggota DPA.<br />
<br />
Dalam menghadapi persoalan Tionghoa di Indonesia, Siauw Giok Tjhan menganut konsep <span style="color: magenta;"><b>Integrasi </b></span>yaitu konsep menjadi Warga Negara dan menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan budaya <span style="background-color: magenta;"><b>tanpa menghilangkan identitas budaya dan suku</b></span> dari masing masing komponen masyarakat termasuk masyarakat Tionghoa. Konsep Integrasi yang diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan ini sangat identik dengan teori “<span style="color: magenta;"><b>pluralisme</b></span>” atau “<span style="color: magenta;"><b>multikulturalisme</b></span>”. Menurut Siauw Giok Tjhan, Indonesian Race (Ras Indonesia) tidak ada, yang ada adalah “<span style="color: magenta;"><b>Nasion</b></span>” Indonesia, yang terdiri dari banyak suku bangsa.<br />
<br />
Berpijak di atas prinsip ini, Siauw mengemukakan bahwa setiap suku berhak tetap mempertahankan nama, bahasa dan kebudayaannya, dan juga bekerja sama dengan suku-suku lainnya dalam membangun Indonesia.<br />
<br />
Konsep ini kemudian diterima oleh Bung Karno pada tahun <span style="color: magenta;"><b>1963</b></span>, yang secara tegas menyatakan bahwa golongan Tionghoa adalah suku Tionghoa dan orang Tionghoa tidak perlu mengganti namanya, ataupun agamanya, atau menjalankan kawin campuran dengan suku non-Tionghoa untuk berbakti kepada Indonesia.<br />
<br />
Siauw Giok Tjhan menentang konsep asimilasi yang dikembangkan oleh Lembaga Pembina Kesatuan Bangsa (LPKB), dibawah kepemimpinan Kristoforus Sindhunata pada awal 1960-an yang bermaksud golongan Tionghoa menghilangkan ke-Tionghoa-annya dengan menanggalkan semua kebudayaan Tionghoa, mengganti nama-nama Tionghoa menjadi nama-nama Indonesia dan kawin campur antar ras.<br />
<br />
Siauw tidak menentang proses asimilasi yang berjalan secara suka-rela dan wajar, yang ia tentang adalah<span style="color: red;"> proses pemaksaan</span> untuk menghilangkan identitas sebuah golongan, karena menurutnya usaha ini bisa meluncur ke <span style="color: red;">genosida</span>, seperti yang dialami oleh golongan Yahudi pada masa Perang Dunia ke II.<br />
<br />
Sejarah membuktikan bahwa akibat dari itu semua akhirnya meledak pada Kerusuhan Mei 1998, dimana terjadi pembunuhan, penjarahan dan pemerkosaan terhadap kelompok minoritas Tionghoa.<br />
<br />
Siauw Giok Tjhan adalah ketua umum Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia (BAPERKI). Pada tahun 1958 Jajasan Pendidikan dan Kebudajaan Baperki mulai berpikir untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi. Rektor pertama Universitas Baperki ini adalah Ferdinand Lumban Tobing, seorang dokter yang pernah menjadi menteri dalam beberapa kabinet di masa demokrasi parlementer.<br />
<br />
Pada tahun itu dibuka Akademi Fisika dan Matematika, Kedokteran Gigi, dan Teknik. Pada 1962 dibuka Fakultas Kedokteran dan Sastra. Pada 1962, nama Universitas Baperki diubah menjadi Universitas <b>Res Publica</b> yang biasa disingkat sebagai URECA. Setelah peristiwa G30S, Universitas Res Publica ditutup, dan gedungnya diambil alih oleh pemerintah.<br />
<br />
<b>URECA</b> di Jakarta kemudian dibuka kembali dengan kepengurusan yang baru, dengan nama Universitas <b>Trisakti.</b> Setelah tragedi Gerakan 30 September 1965, Baperki dibubarkan oleh pemerintah Orde Baru karena dituduh sebagai onderbouw Partai Komunis Indonesia. Siauw Giok Tjhan dan Oei Tjoe Tat dijebloskan ke penjara <b><span style="color: magenta; font-size: x-large;">tanpa pernah diadili, </span></b>namun ia lalu bebas beberapa tahun kemudian. Siauw Giok Tjhan wafat di Belanda pada tanggal 20 November 1981 pada umur 67 tahun, beberapa menit sebelum memberikan ceramah di Universitas Leiden.<br />
<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Permusjawaratan_Kewarganegaraan_Indonesia">WIKIPEDIA @ Baperki, Siauw Giok Tjhan</a><br />
<br />
4.Sie Kien Lien<br />
Nama Ferry Sie King Lien memang tidak begitu dikenal, kisah hidupnya juga hampir tidak pernah dibahas. Namun saya ingin agar bangsa Indonesia tidak pernah melupakan seorang pemuda Tionghoa berusia 16 tahun yang mengorbankan dirinya hingga tewas diterjang rentetan peluru Belanda.<br />
Sie King Lien berasal dari keluarga yang mapan, dia merupakan kemenakan pemilik pabrik gelas di Kartodipuran. Meski hidup serba berkecukupan, namun Sie King Lien bersedia turut serta membela Indonesia dari penjajahan. Ia adalah Tentara Pelajar yang ditugasi menjalani misi perang urat saraf.<br />
<br />
Perang urat saraf ini sangat penting bagi perjuangan Indonesia, yakni menurunkan moril dan menangkis propaganda yang dilancarkan Belanda. Tak hanya itu, tindakan ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa pemerintah RI masih eksis di Kota Solo. Sie Kien Lien ditugasi bersama keempat rekannya, yakni Soehandi, Tjiptardjie, Salamoen, dan Semedi. Mereka memiliki misi khusus, yakni mencoret-coret tembok dan menyebarkan selebaran yang berisi perlawanan terhadap Belanda.<br />
<br />
Salah satu coretan yang paling mengena saat itu adalah eens kompt de dag dat Republik Indonesia zal herrijzen yang berarti ‘pada suatu hari Republik Indonesia akan muncul kembali’.<br />
<br />
Nahas, nasib anggota Tentara Pelajar Subwehrkreise 106 Arjuna ini berakhir ketika dia dan keempat temannya disergap Belanda. Meski membawa sebuah senapan mesin, namun mereka kalah jumlah. Apalagi, serdadu Belanda telah mengarahkan senjatanya ke arah mereka. Kontak tembak terjadi, sejumlah peluru mengenai tubuh Sie King Lien dan Soehandi. Keduanya tewas di tempat, namun ketiga rekannya berhasil lolos.<br />
<br />
Berkat perjuangannya, pemerintah Indonesia memutuskan memindahkan makamnya dari pemakaman umum ke Taman Makam Pahlawan Taman Bahagia, Solo.<br />
<br />
Kisah Ferry Sie King Lien ditulis dalam buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran: Sejak Nusantara Sampai Indonesia yang ditulis Iwan Sentosa dan diterbitkan Yayasan Nabil dan Kompas Gramedia terbitan 2014.<br />
<br />
5.Djiaw Kie Siong<br />
<br />
Nama Djiaw Kie Siong tidak begitu dikenal, sehingga tidak banyak orang yang tidak tahu bahwa dia adalah pemilik rumah diDusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, tempat Bung Karno dan Bung Hatta disembunyikan oleh para pemuda (Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni) yang menculik mereka dan menuntut agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan segera. Di rumah Djiaw Kie Siong pula naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dipersiapkan dan ditulis.<br />
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia bahkan rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis,16 Agustus1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong itu.<br />
<br />
Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka. Ketika naskah proklamasi akan dibacakan, tiba-tiba pada Kamis sore datanglah Ahmad Subardjo. Ia mengundang Bung Karno dkk. berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56.<br />
<br />
Selain kedua “Bapak Bangsa” itu, saat itu rumah itu ditinggali pula oleh Sukarni Yusuf Kunto, dr. Sutjipto, Ibu Fatmawati,Guntur Soekarnoputra, dan lainnya selama tiga hari, pada 14 – 16 Agustus1945.<br />
<br />
Djiaw Kie Siong adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa. Ia merelakan rumahnya ditempati oleh para tokoh pergerakan yang kelak menjadi “Bapak Bangsa”. Hingga kini rumahnya masih dihuni oleh keturunannya. Djiaw Kie Siong pernah berwasiat, keluarga yang menempati rumah bersejarah itu harus bersabar.<br />
<br />
Tak dibolehkan merengek minta-minta sesuatu kepada pihak mana pun. Bahkan, harus rela setiap hari menunggui rumah mereka demi memberi pelayanan terbaik kepada para tamu yang ingin mengetahui sejarah perjuangan bangsa.<br />
<br />
Djiaw Kie Siong meninggal dunia pada 1964. Namanya praktis hampir tidak dikenal ataupun tercatat dalam sejarah. Namun, Mayjen Ibrahim Adjie pada saat masih menjabat sebagai Pangdam Siliwangi, pernah memberikan penghargaan kepada Djiaw dalam bentuk selembar piagam nomor 08/TP/DS/tahun 1961.<br />
<br />
6.Lie Eng Hok<br />
Lie Eng Hok dilahirkan di Balaraja, Tangerang, Banten, pada tanggal 7 Februari1893. Ia adalah seorang Perintis KemerdekaanIndonesia. Ia adalah sahabat karib Wage Rudolf Supratman, temannya di surat kabar berbahasa Melayu-Tionghoa. Dari W.R.Supratman, ia belajar banyak tentang cita-cita kebangsaan. Semasa muda Lie aktif sebagai wartawan Surat Kabar Sin Po.<br />
<br />
Lie Eng Hok merupakan salah seorang tokoh di balik pemberontakan 1926 di Banten. Dalam peristiwa itu, massa pribumi bergerak melakukan perusakan jalan, jembatan, rel kereta api, instalasi listrik, air minum, rumah-rumah, dan kantor milik pemerintah kolonial Hindia Belanda.<br />
<br />
Pemberontakan ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan yang menindas. Lie Eng Hok yang berperan sebagai kurir kaum pergerakan, ditahan Pemerintah Kolonial Belanda dan dibuang keBoven Digoel (Tanah Merah), Papua, selama lima tahun (1927-1932). Selama di Boven Digoel, Lie Eng Hok menolak bekerja untuk pemerintah kolonial Belanda dan lebih memilih membuka kios tambal sepatu untuk memenuhi biaya hidupnya.<br />
<br />
Lie Eng Hok meninggal pada 27 Desember1961 di Semarang pada usia 68 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman umum diSemarang. Dua puluh lima tahun kemudian, kerangka Lie Eng Hok dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal,Semarang, melalui Surat Pangdam IV Diponegoro No.B/678/X/1986.<br />
<br />
Atas jasa-jasanya pada bangsa dan negara Indonesia, Lie Eng Hok diangkat sebagai Pahlawan Perintis KemerdekaanRIberdasarkan SK Menteri Sosial RI No. Pol. 111 PK tertanggal 22 Januari 1959.<br />
<br />
7.Oei Tjong Hauw<br />
Oei Tjong Hauw adalah putra dari konglomerat gula Oei Tiong Ham dan penerus usaha Kian-gwan Kongsi. Oei Tjong Hauw berhasil membawa Oei Tiong Ham Concern melewati masa-masa sulit, yaitu “malaise” atau Depresi Besar yang melanda dunia pada akhir dekade 1920-an sampai awal 1930-an, pendudukan Jepang (PD II) dan Perang Kemerdekaan (1945-1949). Berhasilnya Oei Tiong Ham Concern melewati masa-masa sulit, khususnya masa Perang Kemerdekaan/Revolusi ini, antara lain dikarenakan Oei Tjong Hauw (sebagai generasi kedua) tidak hanya berkutat di dunia bisnis saja, namun juga aktif di bidang politik.<br />
<br />
Ia diangkat menjadi ketua partai Chung Hwa Hui (CHH), partai kaum peranakan Tionghoa yang berpendidikan Belanda, yang dibentuk tahun 1928. Oei Tjong Hauw juga menjabat sebagai anggota BPUPKI pada tahun 1945, sebagai wakil dari golongan minoritas Tionghoa.<br />
<br />
Aktivitas Tjong Hauw di bidang politik ini membuatnya memiliki relasi yang cukup banyak dari berbagai kalangan, termasuk para tokoh politik Indonesia.<br />
<br />
Oei Tjong Hauw meninggal mendadak akibat serangan jantung pada tahun 1950.<br />
<br />
8.Yap Tjwan Bing<br />
Yap Tjwan Bing adalah seorang sarjana Farmasi dan apoteker yang juga dosen dan anggota Dewan Kurator ITB Bandung. Tahun 1945 terpilih menjadi salah satu anggota PPKI. Setelah kemerdekaan, ia bergabung dengan PNI.<br />
<br />
Namanya diabadikan menjadi salah satu ruas jalan di kota Surakarta menggantikan Jalan Jagalan yang diresmikan oleh Walikota Surakarta H. Ir Joko Widodo pada tanggal 22 Februari 2008 dalam rangka Imlek Bersama di kota Solo.<br />
<br />
9.Letnan Kolonel (Purn) Ong Tjong Bing<br />
Ong Tjong Bing atau Daya Sabdo Kasworo adalah seorang pejuang Tionghoa yang bertugas dibidang medis. Dia merupakan salah satu dokter yang merawat korban pertempuran 10 November 1945 yang dibawa ke Malang. Ong Tjong Bing lahir di Desa Kerebet.<br />
Beliau mengikuti pendidikan tekniker gigi dan dokter gigi, ia kemudian bergabung dengan militer pada 1953 sebagai pegawai sipil. Dia mulai menyandang pangkat militer sebagai kapten pada 1955 di bawah Resimen Infanteri RI-18 Jawa Timur.<br />
<br />
Dalam operasi anti PRII-Permesta, DI-TII hingga Operasi Mandala-Trikora, dia sempat dikepung gerombolan DI-TII di Jawa Barat. Ia juga diminta untuk menggalang masyarakat Tionghoa Pekanbaru saat operasi PRII-Permesta hingga akhirnya diminta mendirikan RS militer di Soekarnopura (Jayapura) dan RS sipil di kota tersebut. Dia adalah kepala Kesehatan Kodam (Kesdam) Cendrawasih pertama.<br />
<br />
Menpangad Jenderal Ahmad Yani beserta sejumlah asisten mengenalnya secara pribadi dan selalu mengabulkan permintaan Tjong Bing alias Kasworo. Dia pun turut dalam sejumlah patroli garis depan dan memegang senjata langsung termasuk menghadapi kelompok “Merah” (Komunis) seperti dalam tanggap bencana letusan Gunung Agung di Bali.<br />
<br />
Dia berharap generasi muda Tionghoa tidak trauma dengan peristiwa 1965 dan berperan di masyarakat dalam beragam sendi kehidupan dan tidak hanya terlibat di dunia perdagangan belaka. Dia pensiun di tahun 1976 dengan pangkat Letnan Kolonel.<br />
<br />
Keputusannya terjun dibidang militer tidak pernah disesali oleh pria yang kemudian menjadi ketua Kelenteng di Malang.<br />
<br />
10.Tan Ping Djiang<br />
Tan Ping Djiang adalah seorang dokter dan aktivis penentang Belanda, meskipun istrinya berkebangsaan Belanda. Ia dengan lantang memerintahkan seorang komandan Belanda untuk memberitahu HJ van Mook bahwa Indonesia dan Asia sudah merdeka. ”Kasih tahu Van Mook, Belanda silakan mundur dari Indonesia,” demikianlah ucapan Tan Ping Djiang. Ia tewas ditembak oleh tentara Belanda.<br />
11.Tan Bun Yin<br />
Tan Bun Yin adalah salah seorang pejuang kemerdekaan dari etnis Tionghoa. Ia diperintahkan untuk membalas dendam kepada seorang mayor Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) yang telah menembak mati dokter Tan Ping Djiang, republiken penentang Belanda saat Clash II pada 1949. Mayor Belanda yang memerintahkan eksekusi dokter Tan tersebut, ditembak dari jarak dekat di Restoran Baru di dalam Kota Tulung Agung sebelah barat alun-alun oleh oleh Tan Bun Yin.<br />
10.Oei Hok San<br />
Oei Hok San adalah mantan tentara pelajar di Kediri, Jawa Timur. Ia adalah putra dari Oei Djing Swan, seorang Tionghoa yang memerintahkan pejuang Tan Bun Yin untuk membunuh seorang komandan Belanda sebagai aksi balas dendam atas ditembaknya dokter Tan Ping Djian.<br />
<br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
<strong style="box-sizing: border-box;">Bisnis.com</strong>, MAKASSAR - Makam Anthonius Gunawan Agung, petugas ATC (Air Traffic Controller) Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu,dipindah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang Makassar hari ini, Minggu (11/11/2018).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memimpin pemakaman petugas Air Traffic Controller (ATC) Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Kota Palu yang akrab dipanggil Agung tersebut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Almarhum yang berusia 21 tahun merupakan pegawai Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, yang gugur saat melaksanakan tugas memberikan izin terbang pesawat Batik Air disaat bersamaan gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Selang empat hari kemudian, jenazah Agung dimakamkan di pekuburan Tionghoa di Jalan Antang Raya, Makassar, Sulawesi Selatan 2 Oktober 2018 </div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Kisah heroik petugas Anthonius Gunawan Agung masih meninggalkan banyak jejak. Masih membekas kisah petugas Air Travel Controller (ATC) yang meninggal setelah mengarahkan pesawat Batik Air lepas landas dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri saat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah akhir September lalu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Berkat keberanian dan tanggung jawabnya, Agung (panggilan akrab Anthonius Gunawan Agung)berhasil menyelamatkan ratusan nyawa penumpang Batik Air rute Palu-Makassar. Jumat (28/9) lalu, pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6231 terbang sesuai jadwal, yakni pukul 17.55 WITA menuju Makassar.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Meski gempa bermagnitudo 7,4 SR mulai mengguncang Palu, Anthonius masih tetap Setia menjalankan tugasnya mengarahkan sang pilot Batik Air hingga benar-benar lepas landas. Kejadian ini kemudian membawa Anthonius mendapat penghargaan Adikarya Dirgantara Pralapda.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Anthonius yang sebelumnya dimakamkan di Pemakaman Tionghoa, Kecamatan Manggala, Antang hari ini Minggu (11/11) dipindahkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang, Makassar. Upacara pemindahan makamnya dipimpin langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sehari setelah peringatan Hari Pahlawan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
"Almarhum adalah pahlawan transportasi khususnya udara. Ini membuktikan bahwa tugas sebagai seorang ATC sebagai elemen-elemen transportasi udara penuh dengan tanggung jawab," ungkap Budi, usai menjadi inspektur pada apel persada MInggu (11/11/2018).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Budi kembali menyampaikan belasungkawa atas kepergian putra bangsa yang sangat memegang teguh tanggung jawabnya. Ia mengaku salut dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya pada Anthonius.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Pemindahan pemakaman putra pasangan Yohanes dan Anastasia itu diikuti oleh seribu siswa transportasi di Makassar. Hal itu kata Budi, untuk menunjukkan bahwa bekerja di bidang transportasi bukanlah hal yang mudah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
"Transportasi memiliki filosofi yaitu keselamatan adalah utama. Saya berharap pengorbanan dari Antonius yang dimakamkan di TMP ini menjadi simbol bagi kami semuanya, bagi adik-adik yang masih sekolah bahwa kita harus memperhatikan safety," jelas Budi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Untuk diketahui, Anthonius baru lima bulan bertugas di Tower ATC AirNav Indonesia Cabang Palu. Di keluarganya pria kelahiran Papua 24 Oktober 1996 itu dikenal sebagai orang yang ramah dan hangat. Sejak berkuliah di Makassar, Anthonius tinggal bersama neneknya di Jalan Onta Baru.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Upacara pemindahan pemakaman Anthonius di TMP Panaikang tak hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat. Apel Persada itu juga dihadiri Dirjen Perhubungan Udara Indonesia, Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto, dan Kepala Dinas Sosial Sulsel Andi Ilham Gazaling.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
Sebelumya AirNav Indonesia juga telah memberikan penghargaan kepada Anthonius. Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan, penghargaan itu diberikan atas dedikasinya mewujudkan keselamatan penerbangan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px;">
"Kami memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan," ungkap Novie.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px; text-align: center;">
🍧</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-34536901695615627382018-09-16T00:30:00.000-07:002018-09-15T18:13:28.994-07:00buat yang mau baca gurita cikeas & makin mengGURITA<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 22px; font-weight: normal; margin: 0.75em 0px 0px; position: relative;">
<a href="http://yesussangmesiasnaif.blogspot.com/2009/12/buat-yang-mau-baca-gurita-cikeas.html" style="color: #888888; text-decoration: none;">buat yang mau baca gurita cikeas & makin mengGURITA</a></h3>
<div class="post-header" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.6; margin: 0px 0px 1.5em;">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-3453690169561562738" itemprop="description articleBody" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.4; position: relative; width: 570px;">
<br />
<div style="color: #818181; font-family: Arial; font-size: 16px; margin: 6px 0px; text-align: justify;">
02/05/2018 | 08:28am EDT</div>
<span style="color: #333333; font-family: "droid sans" , "arial" , "verdana" , sans-serif; line-height: 22px;"><span class="clearfix" itemprop="articleBody" style="color: #262626; font-family: Arial; font-size: 16px; overflow-wrap: break-word; text-align: justify; word-break: break-word; word-wrap: break-word;"></span></span><br />
<div id="grantexto">
A legal storm is brewing around several entities and individuals, based in various jurisdictions around the world, implicated in an alleged massive money-laundering case also related to the acquisition of an Indonesian bank four years ago, which is likely to engulf<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/cy">Cyprus</location>.<br />
A lawsuit filed by a group of companies affiliated to the<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/mu">Mauritius</location>-based<span> </span><org>Weston Capital Advisors</org>, a distressed-assets recovery specialist, concerns the acquisition of Indonesia’s Bank Mutiara by the<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LU/jp..tokyo">Tokyo</location>-based financial services company<span> </span><org idsrc="xmltag.org" value="Tokyo:8508">J Trust Co. Ltd</org>, a copy of the lawsuit filed in September with the<span> </span><org>Supreme Court of Mauritius</org><span> </span>and obtained by the Cyprus Business Mail shows.<br />
On<span> </span><chron>Friday February 2</chron>,<span> </span><org>J Trust</org><span> </span>announced the existence of the lawsuit against its affiliated companies and other defendants in a statement on its website. The Japanese company omits that it is also among the defendants.<br />
The plaintiffs seek several hundred million US-dollars in compensation from 21 defendants, which include, in addition to<span> </span><org>J Trust</org>, its affiliated units PT Bank JTrust Indonesia, as Mutiara is now known, Singapore’s<span> </span><org>J Trust Asia PTE Ltd</org>, PT J Trust Investments Indonesia and executives, including<span> </span><person value="APIN:1867981916">Nobuyoshi Fujisawa</person>, chief executive officer of<span> </span><org>J Trust</org>, who according to recent press reports, recently obtained the Cypriot citizenship.<br />
In 2016, Fujisawa and<span> </span><org idsrc="xmltag.org" value="Tokyo:8508">J Trust Co.</org><span> </span>attempted to acquire a Cypriot bank. A banking source said on condition of anonymity that following the submission of a letter of intent by Fujisawa, “there had been interest by JTrust but we did not consider it serious and therefore it was not followed up”.<br />
The ministry of interior declined to comment when asked to confirm an<span> </span><org>Asia Sentinel</org><chron>January 21</chron>, report about Fujisawa acquiring the Cypriot citizenship.<br />
According to a document obtained by the Cyprus Business Mail, in<span> </span><chron>May 2016</chron><org idsrc="xmltag.org" value="ACORN:1161363821">Bank of Cyprus</org><span> </span>issued a €3.3m bank guarantee for Fujisawa related to the acquisition of a property at<span> </span><org>Limassol Marina</org>. According to<span> </span><org>Forbes Magazine</org>, Fujisawa was the 40th richest person in<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/jp">Japan</location><span> </span>in 2013.<span> </span><org idsrc="xmltag.org" value="ACORN:1161363821">Bank of Cyprus</org><span> </span>did not respond to requests for comment.<br />
Also, among the defendants in the<span> </span><org>Weston Capital</org><span> </span>lawsuit, are the owners of the Tanzanian former lender<span> </span><org>FBME Bank Ltd</org>, the Lebanese brothers<span> </span><person>Ayoub-Farid Saab</person><span> </span>and<span> </span><person>Fadi Michel Saab</person>, the latter’s son<span> </span><person>Michael Norbert Saab</person>, the subsidiary FBME Card Services, the<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/ky">Cayman-Islands</location>-based holding company<span> </span><org>FBME Ltd</org>, the<span> </span><org>Saab Financial (Bermuda) Ltd</org><span> </span>-currently in liquidation-, and the Saab-owned<span> </span><org>Federal Bank of Lebanon SAL</org>.<br />
The defendants also include Indonesia’s<span> </span><org>Federal Deposits Insurance Corporation</org>, widely known as Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), which insures bank deposits, other former LPS executives, the document show.<br />
<org>The Central Bank of Cyprus</org>, the<span> </span><org>Cyprus Securities and Exchange Commission</org>(CySEC), the<span> </span><org idsrc="xmltag.org" value="ACORN:0746094848">US Department of Justice</org>, the US Treasury’s Financial Crime Enforcement Network (FinCEN), the<span> </span><org>US Securities and Exchange Commission</org><span> </span>(SEC), the UK’s<span> </span><org idsrc="xmltag.org" value="ACORN:1913488022">Financial Conduct Authority</org><span> </span>and Serious Fraud Office and other public or private entities are named third parties and were also served a copy of the lawsuit, according to the document.<br />
Thailand’s<span> </span><org>Group Lease Plc Co. Ltd</org><span> </span>and Singapore’s<span> </span><org>Group Lease Holdings PTE Ltd</org>, also associated with Japan’s<span> </span><org>J Trust</org><span> </span>and since October the subject of a probe by Thai authorities, are also named third parties in the lawsuit. The value of Group Lease’s shares on the<span> </span><org>Thai Stock Exchange</org><span> </span>subsequently plunged.<br />
<org>Weston Capital</org><span> </span>alleges it lost money and investment opportunities from the defendants’ actions. Tanzania’s<span> </span><org>FBME Bank</org>, which operated a branch in<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/cy">Cyprus</location>, lost both banking licences after FinCEN described it as a financial institution of primary money laundering concern in<span> </span><chron>July 2014</chron>.<br />
While the owners of the bank deny any wrongdoing, they lost a legal battle in the US last year against the FinCEN decision to ban FBME from transacting in US dollar.<br />
<org>J Trust</org><span> </span>said they continue to contest Weston Capital’s claims as they also did in the past as “unreasonable and against the fact, and as a result, in<span> </span><chron>October 2016</chron>, the<span> </span><org>Tokyo District Court</org><span> </span>rendered a declaratory judgment that the company (<org>J Trust</org>) had no obligations alleged by the Weston Entities” which in turn invoke a 2015 court ruling in<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/mu">Mauritius</location>.<br />
The Japanese court ruling became subsequently “final and binding,”<span> </span><org>J Trust</org><span> </span>added.<br />
<org>The District Court for the Southern District of New York</org><span> </span>also ordered<span> </span><org>Weston Capital Advisors</org><span> </span>to return €3.6m to<span> </span><org>Bank J Trust</org>, which the latter failed to do, prompting the US court to impose fines on<span> </span><org>Weston Capital</org><span> </span>affiliated companies, including the plaintiffs in the lawsuit and their representative<span> </span><person>John Liegey</person>, on the grounds that the latter were in contempt of court.<br />
JTrust Asia added that it “is of the view that the Mauritian court has no jurisdiction over any of the claims by the plaintiffs in the lawsuit,” a view reflecting a similar position expressed by a representative of the Saabs when contacted by the Cyprus Business Mail in December.<br />
“We believe that<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/mu">Mauritius</location><span> </span>is not the appropriate jurisdiction for this case,” the spokesperson of the Saabs said and alleged that Weston funded “legal and media smear campaigns” to profit from the acquisition of a security it “opportunistically” obtained for<span> </span><money>$1</money><span> </span>at a discount.<br />
“The allegations in<span> </span><location idsrc="xmltag.org" value="LC/mu">Mauritius</location>, which are without merit and denied, appear to be motivated by nothing other than a desire to cause all the Defendants as much embarrassment and inconvenience as possible,” the FBME spokesman added. “No allegations of money laundering have ever been proved against FBME” which was “always compliant” with anti-money laundering directives.<br />
<org idsrc="xmltag.org" value="Tokyo:8508">J Trust Co.</org><span> </span>added that its affiliated companies and individual defendants in the lawsuit, recognise that the claims by the plaintiffs in it “are unreasonable and groundless and that the allegations have no basis, as well”.<br />
“At present, the company considers that this matter has no impact on the financial results,” it said. “The company will disclose information regarding the lawsuit’s status and its impact on the financial results promptly, following occurrences that warrant disclosure”.<br />
The post Japanese company, FBME hit by multi-million fraud lawsuit appeared first on Cyprus Mail.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "droid sans" , "arial" , "verdana" , sans-serif; line-height: 22px;">🍊</span></div>
<span style="color: #333333; font-family: "droid sans" , "arial" , "verdana" , sans-serif; line-height: 22px;"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "droid sans" , "arial" , "verdana" , sans-serif; line-height: 22px;">THE JAK: Artis sekaligus presenter Nadya Mulya akan menyeret mantan Presiden SBY dalam kasus dugaan korupsi Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Tak hanya SBY, Nadya yang putri terpidana kasus Bank Century Budi Mulya juga akan menyeret mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani. “Dari buku Pak Misbakhun, jelas surat Sri Muliyani kepada Presiden (SBY saat itu), ‘seperti yang bapak tahu’. Artinya, di situ Presiden sudah tahu. Kenapa ayah saya yang dikorbankan?” kata Nadya, merujuk fakta yang diungkap dalam buku M. Misbakhun, politikus Partai Golkar. Menurut dia, Fakta-fakta baru yang dimunculkan dalam buku Misbakhun itu sangat mencengangkan. Bahkan, dalam buku itu, ayahnya hanya sekali ikut rapat dalam pengucuran dana bailout Century. “Saya sudah baca buku Pak Misbakhun, terutama surat dari Sri Mulyani kepada Presiden SBY saat itu. Saya kaget. Selama ini saya hanya dengar rumor ada salinan surat Sri Mulyani kepada Presiden,” ucapnya. Presenter salah satu TV swasta itu mengatakan bahwa dalam buku Misbakhun, Budi Mulya hanya sekali ikut rapat. Dari situ, lanjut dia, makin terlihat siapa saja yang terlibat dan aktor intelektual di balik kasus bank Century. Dalam kasus bank Century, kata Nadya, ayahnya harus diseret ke pengadilan lantaran menjabat sebagai pejabat Deputi Moneter dan Devisa Bank Indonesia dan tidak tahu-menahu atas kasus tersebut. “Dengan demikian, tak pantas ayah saya dihukum atas kasus itu. Komisi Pemberantasan Korupsi harus mengungkap dan mengusut kasus itu lebih lanjut agar semuanya terbuka. Jangan ayah saya dikorbankan,” tandas Nadya. KPK sebelumnya menyatakan akan mengembangkan kasus dugaan korupsi Bank Century ini. Namun, belum dapat dipastikan kapan babak baru kasus Century dimulai. Dalam kasus ini, mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya divonis hukuman 15 tahun penjara dan telah berkekuatan hukum tetap. KPK baru bisa mengembangkan kasus ini setelah menerima salinan putusan Mahkamah Agung. Sejak dinyatakan berkekuatan hukum tetap oleh MA pada April 2015 lalu, hingga kini KPK belum menerima salinan putusan tersebut. Namun hingga saat ini, Nadya mengaku, pihaknya belum menerima salin putusan dari MA. Padahal, kasus ini telah berkekuatan hukum tetap setelah Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi yang diajukan BM. “Sampai saat ini kami pihak keluarga belum menerima putusan penolakan kasasi Bapak (Budi Mulya). Padahal sudah empat bulan. MA memang lelet banget. Masa harus butuh waktu enam bulan untuk dapat salinan,” ujar Nadya. Ia mengapresiasi keberanian Misbakhun untuk meluncurkan kembali buku berjudul “Sejumlah Tanya Menolak Lupa” dengan sejumlah data-data yang belum diketahui publik. Namun, ia menolak mengomentari polemik yang timbul pascapeluncuran buku tersebut. Misbakhun Tuding SBY Dalang Century Upaya politikus Partai Golkar M Misbakhun mendesak penuntasan kasus dugaan korupsi dana talangan Bank Century. Bahkan Misbakhun menuding sang Ketua Umum Partai Demokrat SBY sebagai dalang skandal dari korupsi triliunan rupiah itu. Mantan anggota Panitia Khusus Kasus bail out Bank Century, Muhammad Misbakhun, meyakini, bukunya yang menyebut Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai dalang kasus Bank Century sudah dilengkapi data-data yang otentik. Jika SBY atau loyalisnya di Demokrat tak terima dengan buku itu, dia menantang mereka untuk menerbitkan buku bantahan. “Saya tantang untuk dibantah dengan buku juga kalau ada yang salah dari buku saya itu. Ini negeri demokrasi,” kata Misbakhun Misbakhun mengaku heran mengapa dia disalahkan saat mencoba kembali mengingatkan kasus yang selama tujuh tahun tak ada kejelasannya tersebut. “Sudah tujuh tahun kasus ini, tetapi sepertinya mandek di tangan penegak hukum. Lewat buku ini, saya coba mengingatkan kembali. Uang Rp 6,7 triliun bukanlah uang yang sedikit,” ucap politisi Partai Golkar ini. Kemudian, anggota Komisi XI DPR ini meminta pihak-pihak yang terganggu terkait isi dari bukunya itu untuk mengonfirmasi langsung ke Komisi Pemberantasan Korupsi terkait tiga surat Sri Mulyani kepada SBY soal Century. Ia meminta dihadapkan saja mereka berdua di hadapan penyidik KPK. “Karena selama kasus ini menggantung, sepanjang itu pula akan dikaitkan dengan Pak SBY. Jadi, saya dan publik akan memberikan aplaus bila Pak SBY mau menyatakan siap diri untuk memberikan keterangan ke KPK,” ujarnya. Sementara juru bicara Partai Demokrat Didi Irawadi, Misbakhun sebenarnya tidak layak berbicara mengenai kasus tersebut. Sebab, bekas kader PKS itu merupakan bagian dari masalah yang menyebabkan Bank Century ambruk. “Anda tahu Misbakhun itu siapa? Century aja anda bisa liat dia bagian dari yang bermasalah, kok bisa jadi isnisaitor. Kasus LC fiktif jawabannya siapa Misbakhun itu,” kata Didi. Didi mengatakan, meski Misbakhun sudah divonis tidak bersalah oleh pengadilan dalam kasus itu, tapi perusahan miliknya, PT Selalang Prima Internasional (SPI) tetap terbukti melakukan pemalsuan surat. Karenanya, dia menganggap Misbakhun sebagai bagian tak terpisahkan dari skandal Century. “Orang bermasalah lempar masalah. Kalau yang bicara integritasnya gak diragukan, tokoh yang bener seperti Buya Maarif kami hormat,” ujar putra mantan Menkumham Amir Syamsudin itu. Karena itu, lanjut Didi, Demokrat sebenarnya tidak menganggap serius ocehan Misbakhun. Untuk saat ini partainya juga belum punya rencana melaporkan anggota Komisi XI DPR itu ke polisi. “Kita lihat saja. Biar Misbakhun selesaikan masalah dulu, dia aja bermaslah, katanya ada yang ngajuin PK (kasus LC fiktif). Kita gak perlu lah buang energi yang tidak perlu,” pungkasnya.(BHR/DED)</span><br />
<br />
LONDON :</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-3453690169561562738" itemprop="description articleBody" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.4; position: relative; width: 570px;">
<a href="http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/06/1506009/RI.Minta.Inggris.Bekukan.Aset.Pembobol.Bank.Century">apa BALAS BUDImu BP n INGGRIS ...</a><br />
<a href="http://ikutyesusikutmesias.blogspot.com/2012/07/yth-alumni-itb.html">eks wamen esdm n kepala SKK Migas ditangkap pada periode 2012-2013</a>
<a href="http://www.rimanews.com/read/20130620/107403/sby-disadap-london-dpr-sesalkan-sikap-inggris-jika-tak-protes-hancurlah-wibawa" style="color: #888888; text-decoration: none;">April, September 2009</a><br />
<a href="http://www.thejakartapost.com/news/2009/04/01/sby-arrives-london-g20-meeting.html" style="color: #888888; text-decoration: none;">bertemu David Cameroon</a><br />
<a href="http://www.bisnis.com/sby-di-london-saat-bersama-ratu-elizabeth-di-kereta-kuda" style="color: #888888; text-decoration: none;">1 November 2012</a><br />
<a href="https://www.facebook.com/gasby2/posts/458824654159975" style="color: #888888; text-decoration: none;">tetap ke London</a><br />
<a href="http://finance.detik.com/read/2012/11/02/104238/2079514/1034/di-london-sby-restui-bp-lanjutkan-garap-gas-di-papua" style="color: #888888; text-decoration: none;">ladang gas BP di Papua</a><br />
<div>
<a href="http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5j-JoV9OWnaNnLn-fXTKumKt6uKUA?docId=CNG.cc66d94e22988b53c786d79196923ae9.351&hl=en" style="color: #888888; text-decoration: none;">DEALed</a></div>
<a href="http://www.solopos.com/2012/10/30/sby-ke-london-agus-dan-ibas-pun-ikut-343218" style="color: #888888; text-decoration: none;">2 ANAK tanpa mantu</a><br />
<div>
<a href="http://nasional.kontan.co.id/news/ratu-elizabeth-mengundang-sby-ke-london" style="color: #888888; text-decoration: none;">UNDANGAN RATU berbarengan dengan PENANDATANGAN</a></div>
<div>
<a href="http://www.bp.com/en/global/corporate/about-bp/bp-worldwide/bp-in-the-united-arab-emirates.html" style="color: #888888; text-decoration: none;">BP and UAE, the emirates</a></div>
<a href="http://www.arsenal.com/emirates-stadium" style="color: #888888; text-decoration: none;">markas Arsenal: the Emirates</a><br />
<div>
<a href="http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/11/02/mcu2s4-sby-dapat-dua-kaos-arsenal" style="color: #888888; text-decoration: none;">kaos Arsenal untuk Presiden</a></div>
<a href="http://blastfreak.blogspot.com/2013/07/4-beda-jersey-arsenal-jokowi-dan-sby.html" style="color: #888888; text-decoration: none;">kaos Arsenal buat 2 TOKOH, presiden dan bakal calon presiden</a><a href="http://ses.library.usyd.edu.au/bitstream/2123/7915/1/thesis%20final.pdf" style="color: #888888; text-decoration: none;">TULISAN ILMIAH soal BP di PAPUA</a><br />
<a href="http://www.mcclatchydc.com/2010/05/08/93779/bp-has-a-long-record-of-legal.html#.Ue_LotJ7L6c" style="color: #888888; text-decoration: none;">PELANGGARAN BP</a><br />
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative;">
</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative;">
Sepupu' SBY Kabur Usai Diperiksa KPK</h1>
<div class="grey bdr3 pb10 pt10" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); border-bottom-color: rgba(0, 0, 0, 0.0666667); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; color: #999999; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; margin: 0px; padding: 10px 0px;">
Selasa, 28 Mei 2013 19:48 WIB</div>
<div class="mb10 mt10" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; margin: 10px 0px; padding: 0px;">
<div class="fl" style="float: left; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="fb-like fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" data-layout="button_count" data-send="false" data-show-faces="false" data-width="100" fb-xfbml-state="rendered" style="display: inline-block; margin: 0px; padding: 0px; position: relative;">
<span style="display: inline-block; height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; text-align: justify; width: 74px;"><iframe class="fb_ltr" id="f1e331f39c" name="f140059a54" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/like.php?api_key=114488588566911&locale=en_US&sdk=joey&channel_url=http://static.ak.facebook.com/connect/xd_arbiter.php?version%3D24%23cb%3Df1727e2684%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fwww.tribunnews.com%252Ff1b0e855f4%26domain%3Dwww.tribunnews.com%26relation%3Dparent.parent&href=http://www.tribunnews.com/2013/05/28/sepupu-sby-kabur-usai-diperiksa-kpk&node_type=link&width=100&layout=button_count&colorscheme=light&show_faces=false&send=false&extended_social_context=false" style="border-style: none; height: 20px; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; width: 74px;" title="Like this content on Facebook."></iframe></span></div>
</div>
<div class="fl ml20" style="float: left; margin: 0px 0px 0px 20px; padding: 0px;">
<iframe allowtransparency="true" class="twitter-share-button twitter-count-horizontal" data-twttr-rendered="true" frameborder="0" scrolling="no" src="https://platform.twitter.com/widgets/tweet_button.1368146021.html#_=1369754110682&count=horizontal&id=twitter-widget-0&lang=en&original_referer=http%3A%2F%2Fwww.tribunnews.com%2F2013%2F05%2F28%2Fsepupu-sby-kabur-usai-diperiksa-kpk&size=m&text='Sepupu'%20SBY%20Kabur%20Usai%20Diperiksa%20KPK%20-%20Tribunnews.com&url=http%3A%2F%2Fwww.tribunnews.com%2F2013%2F05%2F28%2Fsepupu-sby-kabur-usai-diperiksa-kpk&via=tribunnews" style="height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 110px;" title="Twitter Tweet Button"></iframe></div>
<div class="fl" style="float: left; margin: 0px; padding: 0px;">
<div id="___plusone_0" style="background-color: transparent; border-style: none; display: inline-block; float: none; font-size: 1px; height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 90px;">
<iframe allowtransparency="true" data-gapiattached="true" frameborder="0" hspace="0" id="I0_1369754104933" marginheight="0" marginwidth="0" name="I0_1369754104933" scrolling="no" src="https://plusone.google.com/_/+1/fastbutton?bsv&size=medium&annotation=bubble&hl=id&origin=http%3A%2F%2Fwww.tribunnews.com&url=http%3A%2F%2Fwww.tribunnews.com%2F2013%2F05%2F28%2Fsepupu-sby-kabur-usai-diperiksa-kpk&jsh=m%3B%2F_%2Fscs%2Fapps-static%2F_%2Fjs%2Fk%3Doz.gapi.id.AK6KW7Pkckg.O%2Fm%3D__features__%2Fam%3DEQ%2Frt%3Dj%2Fd%3D1%2Frs%3DAItRSTOcNvrBWW16M9zpTQ2xy3JkdJqstQ#_methods=onPlusOne%2C_ready%2C_close%2C_open%2C_resizeMe%2C_renderstart%2Concircled%2Conload&id=I0_1369754104933&parent=http%3A%2F%2Fwww.tribunnews.com&rpctoken=19229339" style="border-style: none; height: 20px; left: 0px; margin: 0px; padding: 0px; position: static; top: 0px; visibility: visible; width: 90px;" tabindex="0" title="+1" vspace="0" width="100%"></iframe></div>
</div>
<div class="fl mt2 ml10" style="float: left; margin: 2px 0px 0px 10px; padding: 0px;">
<a class="button2 f11" href="http://www.tribunnews.com/2013/05/28/sepupu-sby-kabur-usai-diperiksa-kpk#" style="-webkit-box-shadow: rgb(255, 255, 255) 0px 0px 2px inset; -webkit-transition: 0.5s; background-image: linear-gradient(rgb(255, 255, 255), rgb(234, 234, 234)); border-bottom-left-radius: 3px; border-bottom-right-radius: 3px; border-color: rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) rgb(170, 170, 170); border-style: solid; border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border-width: 1px; box-shadow: rgb(255, 255, 255) 0px 0px 2px inset; color: #666666; cursor: pointer; font-size: 11px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none; padding: 1px 10px 2px; text-decoration: none; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 0px 0px 2px; transition: 0.5s;">Share</a></div>
<div class="cl2" style="clear: both !important; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="cl2 mr20 fl cright w160 mb20" id="articleright" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); clear: right; color: #323233; float: left; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; margin: 0px 15px 20px 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<div id="div-gpt-ad-1368817939275-0" style="height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<strong style="font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; margin: 0px; padding: 0px;"><br />TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --</strong><span style="font-family: "arial" , "sans serif"; font-size: 16px; line-height: 25px;"> </span><span style="font-family: "arial" , "sans serif"; font-size: 16px; line-height: 25px;">Widodo Wisnu Sayoko, saksi kasus dugaan korupsi Hambalang, yang diduga merupakan sepupu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kabur usai menjalani pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (28/5/2013) malam.</span><iframe frameborder="0" height="600" id="google_ads_iframe_/56646742/Tribunnews.Article.Left.WideSkyscraper_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/56646742/Tribunnews.Article.Left.WideSkyscraper_0" scrolling="no" style="border-width: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" width="160"></iframe></div>
<div class="pt20" style="margin: 0px; padding: 20px 0px 0px;">
<div align="center" class="pb10" style="margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
<div align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div align="center" class="pa5 f12 fbo" style="font-size: 12px; font-weight: bold !important; margin: 0px; padding: 5px;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="txt-article mb20" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; margin: 0px 0px 20px 180px; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Terpantau Tribun, Widodo yang mengenakan kemeja berwarna merah muda keluar pukul 19.10 WIB. Saat ditanya Widodo membantah dirinya diperiksa KPK. "Saya nganterin ibu saya," ujar Wisnu, saat dipergoki wartawan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (28/5/2013).</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Wisnu, bahkan sempat membantah kalau dirinya merupakan kerabat presiden SBY. "Bukan," kata dia, sambil kembali memasuki daerah steril KPK.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Meski begitu, dalam daftar pemeriksaan KPK, nama Wisnu tercantum sebagai salah satu saksi yang bakal diperiksa KPK. Wisnu sendiri, sempat menunggu lama didalam lobby gedung KPK, lantaran keberadaannya mulai terdeteksi wartawan.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Namun, setelah memiliki kesempatan, Wisnu langsung menyelinap berbarengan dengan tersangka yang akan memasuki mobil tahanan. Wisnu terus mengikuti tersangka itu, sampai berpisah di depan mobil tahanan.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Wartawan yang mengetahui pergerakan Wisnu itu, lantas mulai mengejarnya, tak ayal Wisnu langsung mengambil langkah seribu. Tak peduli kendaraan yang melaju kencang, Wisnu main menerobos jalan hingga melewati jalur cepat.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Langkah Wisnu terus berlanjut hingga disebrang jalan. Dengan wajah kesal, Wisnu langsung loncat ke salah satu ojek.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Sekitar 20 menit berselang, Silvia Soleha alias Ibu Pur, yang juga disebut-sebut sebagai kerabat dekat Ani Yudhoyono, merampungkan pemeriksaan sebagai saksi Hambalang. Saat dicecar wartawan, dirinya enggan berkomentar, bahkan hanya sibuk menutup wajahnya dari sorotan kamera, seraya masuk ke dalam sebuah taxi di halaman kantor KPK.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Saat dikonfirmasi, Juru Bicara KPK, Johan Budi mengatakan bahwa keduanya diperiksa dalam kapasitas saksi, untuk melengkapi berkas para tersangka Hambalang.</div>
<div style="padding: 0px;">
"Keduanya hadir sebagai saksi," kata Johan.</div>
</div>
KORUPSI HAMBALANG Diduga Kerabat SBY, Saksi KPK Ngibrit Kabur dari Wartawan Selasa, 28 Mei 2013 , 20:30:00 WIB Laporan: Samrut Lellolsima RMOL. Salah seorang saksi dalam perkara korupsi Hambalang, Widodo Wisnu Sayoko, diduga kerabat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, dia menegaskan dirinya bukan kerabat Cikeas kepada wartawan ketika dia baru keluar dari pemeriksaan KPK beberapa waktu lalu, sekitar pukul 18.10 WIB. Dia mengaku datang ke kantor KPK untuk menemani ibunya, Sylvia Soleha alias Ibu Pur. Padahal, nama Wisnu jelas-jelas tertera dalam jadwal pemeriksaan yang dirilis hari ini oleh Humas KPK. "Saya cuma nganterin Ibu saya. Saya nggak diperiksa. Saya bukan (kerabat SBY)," kilah dia di kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Senin sore (28/5). Karena ketahuan oleh awak media, dia tidak jadi pulang. Dia kembali masuk ke dalam lobi utama KPK. Selang setengah jam, dia memutuskan untuk keluar. Pria yang mengenakan kemeja putih dan celana bahan hitam itu terbirit-birit saat keluar dari teras KPK. Dia langsung lari dan berusaha menghindar dari kerumunan awak media. Pria itu nekat. Dia menyeberang jalur lambat dan cepat depan KPK tanpa menghiraukan laju kendaraan yang melintas. Awak media lantas beramai-ramai mengejarnya. Pria itu terus lari melewati bawah tangga penyeberangan busway. Salah seorang penumpang busway bahkan meneriakinya. "Kalau bukan tersangka, kenapa lari diwawancarai," kata salah seorang penumpang dari kerumunan di halte busway Kuningan depan kantor KPK. Namun, aksi kejar-kejaran itu akhirnya berhenti setelah Wisnu berhasil melarikan diri dengan menggunakan ojek di arah jalan sebaliknya. Sementara itu, Sylvia Soleha sendiri keluar selang 20 menit setelah kepergian Wisnu atau tepatnya sekitar pukul 19.15 WIB. Ditemani seorang pria, perempuan itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Dia lalu memasuki taksi yang telah menunggu di teras markas Abraham Samad Cs tersebut. Sylvia dan Ibu Pur hari ini dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi untuk tiga tersangka Hambalang, Andi Alifian Mallarangeng, Deddy Kusdinar, dan Teuku Bagus Mokhamad Noor. Sampai saat berita ini diturunkan, KPK belum mau menjelaskan apa urgensi dan sebagai apa kedua orang itu diperiksa penyidik Hambalang. [ald]<br />
<h2 class="date-header" style="background-color: #c0a154; color: #997755; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.5em; min-height: 0px; position: relative;">
7 Jun 2011</h2>
<div class="date-posts" style="background-color: #c0a154; color: #333333;">
<div class="post-outer" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 0px 0px 0px; background-attachment: scroll; background-color: transparent; background-image: url(https://www.blogblog.com/1kt/watermark/post_background_birds.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat repeat; border: 1px dotted rgb(204, 187, 153); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 0px 0px 0px; margin: 0px 0px 25px; padding: 15px 20px;">
<div class="post hentry" itemprop="blogPost" itemscope="itemscope" itemtype="http://schema.org/BlogPosting" style="margin: 0px 0px 25px; min-height: 0px; position: relative;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" name="4569379371690176955" style="color: #888888; text-decoration: none;"></a><br />
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif; font-size: 30px; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 0px; position: relative;">
Lingkaran Skandal Korupsi Istana, Dalam Waktu Dekat Jaksa Agung Bakal Periksa Stafsus Presiden</h3>
<div class="post-header" style="color: #997755; font-size: 12px; line-height: 1.6; margin: 0px 0px 1em;">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-4569379371690176955" itemprop="description articleBody" style="font-size: 14px; line-height: 1.5; position: relative; width: 618px;">
<div style="color: #ff9900; font-size: 14pt;">
<a href="http://giripost.blogspot.com/2011/06/lingkaran-skandal-korupsi-istana-dalam.html" style="color: #888888; text-decoration: none;">http://giripost.blogspot.com/2011/06/lingkaran-skandal-korupsi-istana-dalam.html</a></div>
<br />
<strong>Jakarta, (GP).</strong> Skandal Dugaan Korupsi Terus Melingkari Istana Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan beberapa anggota Partai Demokrat sedang dirudung petaka korupsi. Satu persatu mulai terbongkar berbagai skandal korupsi lainnya.<br />
<div class="MsoNormal">
Lihatlah bagaimana skandal dugaan mark up pengadaan pesawat MA-60 untuk PT Merpati Nusantara yang melibatkan Staf Khusus Presiden Ketehanan Pangan dan Energi, Jusuf Wangkar. Dalam waktu dekat ini Jaksa Agung Basrief Arief akan memeriksa Jusuf Wangkar.</div>
<div class="MsoNormal">
Sinyal memeriksa Stafsus SBY itu diperlihatkan Basrief saat ditanya wartawan soal kemungkinan memeriksa Jusuf Wangkar, sebelum mengikuti peringatan pidato Bung Karno di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6).<br />
<br />
"Belum-belum, nanti," singkatnya kepada wartawan.<br />
<br />
Jusuf Wangkar (JW) disebut-sebut ikut terlibat pengadaan pesawat MA-60 untuk PT Merpati Nusantara dan masih aktif di lingkungan Istana. Jusuf sendiri sudah membantah terlibat dalam pengadaan pesawat yang diduga mengandung mark up sebesar 40 juta dollar AS.<br />
<br />
Sebelumnya, Koordinator Indonesia Development Monitoring, Munatsir, menyebutkan perusahaan yang bukan profesional di bidangnya, PT Pelangi Golf yang dipimpin Mulyadi, telah menjadi broker pembelian pesawat. Untuk memuluskan proyek pengadaan pesawat Merpati itu, PT Pelangi Golf dibantu oleh staf khusus Presiden SBY yaitu, Jusuf Wangkar.(dar)</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
<h2 class="entry-title" style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(255, 255, 255); border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-top-color: rgb(255, 255, 255); clear: both; color: #bc0404; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 1.2em; line-height: normal; margin: 0px 0px 1em; position: relative;">
Orang Ketiga dari Pluit</h2>
<div class="entry-content" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<img alt="" src="https://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/lg.php?bannerid=440&campaignid=112&zoneid=1&loc=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/05/30/EB/mbm.20110530.EB136852.id.html&referer=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/05/30/EB/&cb=d302111a83" height="0" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 1px 1px 5px; border: 1px solid rgb(238, 238, 238); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 1px 1px 5px; margin: 5px auto; padding: 5px;" width="0"><a href="http://okefarid.wordpress.com/2011/06/06/orang-ketiga-dari-pluit/" style="color: #888888; text-decoration: none;">http://okefarid.wordpress.com/2011/06/06/orang-ketiga-dari-pluit/</a></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<ul style="line-height: 1.4; margin: 0.5em 0px; padding: 0px 2.5em;">
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px;">PERTEMUAN di kantor PT Mega Guna Ganda Semesta, Kompleks Pergudangan Pluit, Jakarta Utara, Rabu akhir Januari lalu, awalnya berlangsung hangat. Sahibulbait, Muljadi Senjaya, Direktur Mega Guna, menyambut hangat tiga tamunya. Secangkir air putih dan teh hangat menemani perbincangan pagi itu.Muljadi dan salah satu tamunya, seorang pengusaha, serius membicarakan kelanjutan proyek properti di Ibu Kota. Pembicaraan ngalor-ngidul sampai akhirnya ke topik lain, pengadaan pesawat MA-60 dari Xi’an Aircraft Industry Group. Rupanya, Muljadi ikut membantu pengadaan pesawat dari Cina itu.<br />Mendengar ada pembicaraan MA-60, Ketua Forum Pegawai PT Merpati Nusantara Airlines F.X. Arief Poyuono, yang menemani pengusaha tadi, terkesiap. Arief memprotes Muljadi karena harga jual pesawat dari Negeri Tirai Bambu itu kemahalan. Merpati pun menderita. Pertemuan mendadak panas karena Muljadi baru menyadari Arief pegawai Merpati. �Dia (Muljadi) bilang, ‘kenapa orang Merpati ikut’.” kata Arief menirukan ucapan Muljadi kepada Tempo di Jakarta, Selasa pekan lalu.<span id="more-4032"></span><br />Arief terus nyerocos mempersoalkan tingginya harga jual MA-60. Merasa disudutkan, Muljadi gerah juga. Muljadi balik menyemprot Arief karena dianggap tak tahu apa pun tentang pengadaan pesawat berkapasitas 60 penumpang itu. Pertemuan bisnis berubah jadi pertengkaran kecil. �Muljadi bilang tak takut meski pengadaan MA-60 dipersoalkan,” ujar Arief. “Dia menyebut banyak tokoh, termasuk Jusuf, staf khusus di Istana Presiden.”<br />Nama Jusuf ini memang agak samar. Ada yang menyebut Jusuf Wangkar, staf ahli Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bidang pangan dan energi. Sumber lain menyebut Jusuf Jangkar. Ini merujuk kepada perusahaan keluarganya PT Jangkar Nusantara, pemasok ransum buat Tentara Nasional Indonesia (TNI). �Memang ada Jusuf. Tapi saya tak tahu apakah ia yang dimaksud,” kata Heru Lelono, staf khusus presiden bidang komunikasi, kepada Tempo pekan lalu. Namun, menurut Heru, tak ada staf khusus Presiden, termasuk Jusuf, terlibat pengadaan MA-60 itu. �Bagaimana mungkin kami mempengaruhi kementerian. Presiden akan marah kalau ada yang begitu.”<br />Jusuf belum bisa dimintai konfirmasi. Pertanyaan Tempo lewat staf terdekatnya belum direspons. Staf Jusuf yang meminta tak disebutkan identitasnya ini menyatakan. “Pak Jusuf tak ada kaitannya dengan pengadaan MA-60. Informasi yang muncul tidak benar.”<br />Muljadi lewat kuasa hukumnya, Adi Warman dari Law Office Adi Warman and Partners, tak menampik pertemuan tadi. Namun, menurut Adi, Muljadi tidak bertengkar dengan Arief. �Cuma berbeda pendapat biasa,” ujarnya kepada Tempo di Jakarta, Kamis pekan lalu.<br />Toh, meski bantahan datang dari segala penjuru, Arief tetap mencium ada yang tak beres pada pengadaan MA-60. Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu telah melaporkan dugaan penggelembungan harga beli pesawat itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi.<br />Pengadaan pesawat berbaling-baling ganda ini sedari awal memang sarat masalah dan berliku-liku. Publik mempersoalkan pengadaan MA-60 lagi setelah pesawat itu jatuh ke laut dekat Bandar Udara Utarung, Kaimana, Papua Barat, Sabtu akhir April lalu. Pengadaan MA-60 bermula dari kontrak jual-beli pesawat antara Merpati dan Xi’an. Merpati setuju membeli 15 unit MA-60 senilai US$ 232,4 juta (sekitar Rp 2 triliun) pada 7 Juni 2006.<br />Awalnya, transaksi akan dilakukan secara bisnis (business to business) antara Merpati dan Xi’an. Tapi, lantaran Merpati tak punya uang, skema diubah menjadi perjanjian antarpemerintah (government to government). Skema perjanjian antarpemerintah itu terwujud setelah Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto, mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani, menandatangani perjanjian pinjaman (government concession loan agreement) dengan Bank Exim Cina (The Export-Import Bank of China) pada 5 Agustus 2008.<br />Justru di sinilah, kata Arief, salah satu keanehan lain dari pengadaan MA-60. Skema transaksinya perjanjian antarpemerintah (G to G), tapi tetap saja melibatkan orang ketiga. “Tak wajar, transaksi antarpemerintah melibatkan orang ketiga. Adanya pihak lain ini diduga membuat harga jadi mahal,” ujar Arief. Telunjuk Arief pun mengarah ke Muljadi Senjaya. Dalam versi Arief, Merpati membeli satu unit MA-60 dengan harga US$ 14,5 jutaan dari harga wajarnya US$ 11 jutaan.<br />Peran Muljadi dalam pengadaan MA-60 bukan isapan jempol. Sedikitnya tiga sumber Tempo membenarkan sepak terjang penggemar golf tersebut. Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo pernah beberapa kali bertemu dengan Muljadi untuk membicarakan MA-60. Salah satunya di Pacific Place Jakarta, Maret lalu. “Saya bertemu karena kami (Merpati) menganggap dia (Muljadi) perwakilan Xi’an,” ujar Jhony kepada Tempo di Jakarta.<br />Adi Warman membenarkan pernyataan Jhony. Menurut Adi Warman, Muljadi dan Mega Guna memang perwakilan resmi Xi’an di Indonesia. “Agen resmi dan sales promotion Xi’an dalam pengadaan MA-60 di Indonesia,” ujarnya. “Mega Guna agen resmi sampai 30 Oktober 2006.” Toh, argumen Muljadi tetap saja terasa aneh karena Mega Guna, perusahaan pengadaan barang impor dan properti, mengklaim baru menjadi agen Xi’an lagi pada Juni 2010. “Selama 2006 hingga Juni 2010, kami tak ikut negosiasi apa pun. Baru diminta membantu lagi setelah Juni 2010,” kata Adi.<br />Dengan status agen, Muljadi juga menolak disebut calo atawa makelar MA-60. “Mega Guna juga tidak menerima komisi, tetapi jasa keagenan pengganti biaya dan ongkos promosi,” kata Adi Warman.<br />l l lBEIJING 23 Agustus 2008. Waktu telah menunjukkan pukul 16.00. Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah berada di Hotel Millennium. Kalla, didampingi sejumlah menteri, seperti Agum Gumelar (Menteri Perhubungan) dan Mari Elka Pangestu (Menteri Perdagangan), bertemu dengan Presiden dan Chairman Xi’an Aircraft Gao Dacheng. Tepat di belakang Kalla, duduk Adi Harsono, salah satu pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).<br />Dalam pertemuan itu, Dacheng menyinggung pengadaan 15 unit MA-60 dan meminta Merpati segera merealisasikan transaksi karena pesawatnya sudah tersedia di hanggar, siap diambil. Berbasi-basi dulu mengucap terima kasih, Kalla dengan bahasa diplomatis menyatakan bahwa Merpati memang sudah menggunakan dua MA-60 dengan pengadaan secara business to business lewat leasing (sewa). Kalla meminta sisa 13 pesawat juga dilakukan secara leasing. �Biar risiko bisnisnya tak ditanggung Merpati,” ujar Kalla kepada Tempo di Jakarta.<br />Secara halus juga Dacheng mengisyaratkan penolakan pengadaan MA-60 dengan skema sewa. Alasannya, pinjaman dari Bank Exim Cina sudah ada dalam buku biru Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Lagi pula, kata dia, perjanjian pinjaman antara Bank Exim Cina dan Kementerian Keuangan sudah diteken pada 5 Agustus 2008. Kalla terkaget-kaget mengetahui perjanjian pinjaman dengan Bank Exim sudah diteken Rahmat Waluyanto. “Saat itu saya kaget sekali, kok sudah ada kontrak,” kata Kalla.<br />Menurut Kalla, pada saat itu tidak mungkin membantah secara langsung, tapi dengan bahasa halus. “Saya katakan ke dia (Dacheng), �oke, kalau skema pinjaman, kita meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dulu’,” ujarnya.<br />Sumber Tempo menyebutkan, sejatinya agenda utama Kalla ke Beijing membicarakan masalah energi dengan PetroChina dan Guardian Corporation. Belakangan agenda dengan petinggi Xi’an dimasukkan. “Agenda MA-60 bisa masuk berkat Duta Besar Cina untuk Indonesia di Jakarta dan Adi Harsono,” ujarnya. Adi Harsono tak lain suami Menteri Perdagangan Mari Pangestu. Kalla tak membantah. Adi Harsono, kata Kalla, mengingatkan ada agenda pertemuan dengan petinggi Xi’an. “Saya bilang �ya…, ya’.”<br />Adi Harsono membantah ceritera ini. Adi juga membantah berperan dalam pengadaan MA-60 dan ikut membujuk Kalla agar bertemu dengan manajemen Xi’an. “Saya hanya diminta menjadi penerjemah oleh Duta Besar Indonesia di Cina (Sudrajat),” kata Adi kepada Tempo pekan lalu. Adi menegaskan, acara pertemuan Kalla dengan Dacheng diatur Kedutaan Besar Indonesia di Negeri Panda. “Sebelum pertemuan, saya tak tahu siapa yang akan hadir karena memang tak terlibat dalam urusan pemerintah.”<br />Sumber Tempo mengatakan, percaloan atau makelar dalam bisnis senjata atau pengadaan pesawat sudah biasa. Dalam perjanjian dengan Bank Exim Cina, pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar 1,8 miliar renminbi atau US$ 232,4 juta. Bila dibagi dengan 15 unit MA-60, berarti harganya US$ 15,5 juta. Anehnya, Merpati membayar dengan harga US$ 11,2 juta per buah, atau US$ 168 juta. Pelatihan pilot, suku cadang, dan simulator itu seharusnya gratis dan bagian dari pelayanan Xi’an. “Jadinya sisanya lebih dari US$ 50 juta ke mana? Buat apa?”<br />Rahmat Waluyanto enggan berkomentar. “Nanti suatu saat saya jelaskan,” katanya. Penjelasan datang dari Jhony. Menurut dia, pinjaman Merpati kepada pemerintah Indonesia benar senilai US$ 232,4 juta. Rinciannya harga per unit MA-60 sekitar US$ 14,1 juta plus suku cadang US$ 20 juta. “Itu sesuai dengan perjanjian Juni 2006,” ujarnya. Harga itu seolah-olah tinggi. Tapi, bila memperhitungkan pemberian pelatihan 140 orang pilot dan 150 teknisi, simulator, dan suku cadang lain, harga per unit MA-60 sebenarnya hanya US$ 11,206 juta. “Di mana penggelembungannya?”<br /><div align="right">
<strong>Padjar Iswara</strong></div>
</li>
</ul>
</div>
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<hgroup><h1 style="margin: 0px; position: relative;">
<div class="detail_hd" style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<div class="judul_kbh" style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 36px; font-weight: 700; line-height: 1em; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Inilah Jusuf Wangkar, Staf Khusus SBY yang Mundur</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="boxsharetop" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 30px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="p5" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline;">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style " style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pl10 w600" style="border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="pt10" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="f14 c3 lh_berita" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAH.COM, Jakarta- Kabar mengejutkan datang dari Istana Kepresidenan. Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengungkapkan Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi Jusuf Gunawan Wangkar mengundurkan diri. Alasannya, ingin berkonsentrasi pada pekerjaan awalnya.</strong></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mengejutkan? Tentu saja karena sebelumnya beredar nama Jusuf yang dikait-kaitkan dengan impor sapi atau impor bawang. Belum lagi ia juga disebut-sebut terlibat dalam proyek pengadaan pesawat Merpati (MA-60). Dalam proyek pesawat MA-60 ini, terjadi penggelembungan dana hingga US$40 juta.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tentu saja, pihak Istana membantah pengunduran diri itu akibat keterkaitannya dengan pengadaan MA-60. Juru bicara presiden Julian Aldrin Pasha juga membantahnya. Dipo Alam hanya menyebutkan Jusuf ingin fokus ke pekerjaan awalnya.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Siapa Jusuf Gunawan Wangkar? Sebelum menjadi staf khusus Presiden SBY bidang Bidang Pangan dan Energi, Jusuf dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan SBY dan tentara. Bersama adiknya, Kasan Gunawan, Jusuf menjalankan perusahaan PT Jangkar Nusantara Megah, perusahaan yang memproduksi ransum tentara. Inilah perusahaan pemasok ransum untuk tentara.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jusuf menggandeng Laksamana (Purn.) Widodo A.S sebagai komisaris di perusahaan tersebut. Widodo kemudian diangkat menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kedekatannya dengan tentara ini menjadikan Jusuf sebagai pemasok keperluan militer. Tidak hanya di dalam negeri, ketika TNI menerjunkan kontingen Garuda di bawah bendera PBB ke Bosnia, Jusuf dan perusahaannya juga ikut terbang. Tentu saja, Jusuf memasok ransum untuk mereka, yakni makanan halal untuk personel Garuda.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Siapa komandan pasukan Garuda di Bosnia ketika. Tentu saja, SBY. Ia adalah komandannya yang ketika itu masih menyandang bintang satu, berpangkat Brigadir Jenderal. SBY dan Jusuf terus bersama-sama hingga kemudian SBY menjadi Presiden. Dan, sebagai pemasok ransum, Jusuf dipercaya menjadi staf khusus bidang pangan dan energi.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Keberadaan Jusuf di lingkaran SBY juga menyentuh aktivitas Ibu Ani Yudhoyono. Jusuf disebut-sebut banyak membantu program Indonesia Pintar, yang digagas Ani Yudhoyono.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Perjalanan Jusuf di Istana terbilang mulus, namun itu bukan berarti tidak ada ganjalan. Nama Jusuf kemudian santer disebut terlibat dari pengadaan MA-60 yang merugikan negara. Jusuf dianggap menjadi broker pengadaan pesawat yang dinilai banyak kalangan itu tidak layak untuk Merpati.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nama Jusuf Wangkar di kasus Merparti pertama kali disebut dalam sebuah siaran pers yang dikeluarkan sebuah serikat buruh. Selain itu, Ketua Indonesia Development Monitoring Munatsir, menyebutkan yang menjadi broker pengadaan pesawat ini adalah bukan perusahaan yang profesional di bidangnya, yakni PT Pelangi Golf yang dipimpin Mulyadi. Perusahaan ini berkantor di kompleks Pergudangan Pluit Blok A.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di sinilah Jusuf berperan. Menurut Munatsir, untuk memuluskan proyek pengadaan pesawat Merpati itu, PT Pelangi Golf dibantu oleh Jusuf Wangkar. Karena pengaruh itu, mereka bisa memenangkan pengadaan ini walaupun bisnis intinya sama sekali tidak berada di bidang penerbangan.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akibat kongkalikong dan <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mark up</em> harga tersebut, Merpati harus menanggung utang yang begitu besar, baik kepada pemerintah maupun kepada swasta. [tjs]</div>
</div>
</div>
</div>
</h1>
<h1 style="margin: 0px; position: relative;">
PD Jadi Partai Cikeas, Itu Resiko Besar</h1>
<h5>
Arief Setyadi - Okezone</h5>
<h6>
Senin, 01 April 2013 <span class="by">05:10 wib</span></h6>
</hgroup><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<article><div class="skycraper">
<ins style="border: none; display: inline-table; height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="border: none; display: block; height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"></ins></ins><div id="beacon_63a9114148" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" src="https://b.okezone.com/delivery/lg.php?bannerid=1108&campaignid=492&zoneid=1535&loc=1&referer=http://news.okezone.com/read/2013/04/01/339/784092/pd-jadi-partai-cikeas-itu-resiko-besar&cb=63a9114148" height="0" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 1px 1px 5px; border: 1px solid rgb(238, 238, 238); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 1px 1px 5px; height: 0px; padding: 5px; width: 0px;" width="0"></div>
</div>
<strong>JAKARTA</strong> - Hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) mengukuhkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum PD. Setelah itu, SBY akan merombak susunan jabatan dalam DPP PD. Namun, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dipastikan aman dalam posisinya sebagai Sekjen PD.<br /><br />Melihat hal itu, pengamat politik dari President University, Muhamad AS Hikam, menilai memang ini akan menimbulkan kesan publik bila partai ini merupakan partai Cikeas. Mengingat, Ibas diketahui merupakan putra bungsu SBY.<br /><br />"Bisa saja publik menanggap Partai Demokrat seperti itu (Partai Cikeas)," katanya saat berbincang dengan <strong>Okezone</strong>, Minggu (31/3/2013).<br /><br />Untuk itu, para fungsionaris PD harus segera memberikan justifikasi kepada SBY. Mengenai nama-nama yang memang seharusnya mengalami pergeseran jabatan di dalam partai pemenang pemilu itu. Sekaligus menerima saran SBY mengenai perombakan yang akan dilakukan tersebut. Meski nantinya, tetap publik yang akan menilai.<br /><br />"Tapi kalau publik tetap mengatakan Demokrat sebagai partai Cikeas. Itu merupakan resiko yang besar bagi partai Demokrat," pungkasnya.<br /><br />Seperti diketahui, dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang dihelat pada 30-31 Maret 2013 di Bali, SBY menunjuk tiga orang menjadi Ketua Umum Harian, Syarif Hasan, Ketua Dewan Pembina Harian, EE Mangindaan, dan Wakil Ketua Majelis Tinggi, Marzuki Alie. SBY juga akan melakukan perombakan jabatan fungsionaris DPP PD. Namun, SBY akan melakukan itu seusai pelaksanaan KLB dan akan diumumkan di Jakarta.<br /><br />Sebelumnya, EE Mangindaan juga mengatakan, bila posisi Ibas di PD tidak masuk dalam pembahasan mengenai perombakan tersebut.<br /><br /><h4 style="color: red; font-style: italic; margin: 0px; padding: 0px; position: relative;">
<a href="https://twitter.com/okezonenews" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">Berita Selengkapnya Klik di Sini</a></h4>
<br /><b>(hol)</b></article><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<hgroup><h1 style="margin: 0px; position: relative;">
Ini Kronologis Pencegatan Mobil Ani Yudhoyono</h1>
<h5>
Marieska Harya Virdhani - Okezone</h5>
<h6>
Minggu, 10 Februari 2013 <span class="by">00:36 wib</span></h6>
</hgroup><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<article><div class="skycraper">
<ins style="border: none; display: inline-table; height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="border: none; display: block; height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"></ins></ins><div id="beacon_c3dde299c2" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" src="https://b.okezone.com/delivery/lg.php?bannerid=1193&campaignid=492&zoneid=1535&loc=1&referer=http://news.okezone.com/read/2013/02/10/337/759428/ini-kronologis-pencegatan-mobil-ani-yudhoyono&cb=c3dde299c2" height="0" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 1px 1px 5px; border: 1px solid rgb(238, 238, 238); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 1px 1px 5px; height: 0px; padding: 5px; width: 0px;" width="0"></div>
</div>
<b>DEPOK</b>- Ramainya kasus pajak keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbuntut pada penangkapan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) di Polres Depok, Jawa Barat. Mereka diamankan lantaran mencegat mobil yang ditumpangi Ibu Negara Ani Yudhoyono saat hendak menghadiri wisuda menantunya, Anisa Pohan di Balairung UI.<br /><br />Berawal saat dua mahasiswa UI dari BEM dan Front Aksi Mahasiswa (FAM) berboncengan naik sepeda motor mencegat mobil Ani Yudhoyono di depan Fakultas Hukum UI. Mereka pun membentangkan spanduk yang bertuliskan 'Usut Tuntas Kasus Pajak Presiden SBY'.<br /><br />Akibat kejadian tersebut, mobil Ani Yudhoyono sempat berhenti sambil memperhatikan aksi mereka. Kedua mahasiswa bernama Yudi dan Fauzan akhirnya diamankan oleh polisi.<br /><br />"Sempat dibuka spanduknya, Yudi dari BEM, Fauzan dari FAM, masih menunggu hasil pemeriksaan," tukas mantan Ketua BEM UI, Faldo Maldini, di Polres Depok, Sabtu 9 Februari.<br /><br />Faldo menegaskan jika tak ada masalah pajak, keluarga Presiden SBY tidak perlu risih menanggapi isu tersebut. Menurutnya, BEM UI hanya memanfaatkan momen kedatangan ibu negara untuk menyampaikan aspirasi.<br /><br />"Ini jadi momentum Bu Ani datang, justru saya heran <i>kok</i> berani <i>banget</i> ke UI, ada momentum ya sekalian, ini momen yang tepat, sebelumnya <i>kan</i> mulai hilang karena tertutupi kasus Lutfi Hasan Ishaaq (LHI)," imbuhnya.<br /><b>(tbn)</b> </article><br />
<div class="submitted">
<br />
Senin, 11 Februari 2013 | 06:11 WIB</div>
<h1 class="title" style="margin: 0px; position: relative;">
Ratusan Pegawai Pajak Bisa Akses SPT Pajak SBY</h1>
<div class="zoom-font">
<a class="fontBesar" href="http://www.tempo.co/read/news/2013/02/11/090460444/Ratusan-Pegawai-Pajak-Bisa-Akses-SPT-Pajak-SBY#" style="color: #888888; text-decoration: none;" title="Perbesar huruf"></a><br /></div>
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span> - Presiden <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a> gerah ketika data pajaknya dan keluarga bocor ke publik. Di sela kunjungannya ke beberapa negara, dan singgah di Jeddah, Arab Saudi, sebelum melaksanakan ibadah umrah, <a href="http://www.tempo.co/read/news/2013/02/05/078459179/Diduga-Gelapkan-Pajak-Apa-Kata-SBY" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">Presiden SBY menyempatkan memberi tanggapan</a>.<br />
<br />
"Saya prihatin keluarga saya yang bekerja seperti ini, dengan harta yang bisa kami pertanggungjawabkan, dianggap tidak taat membayar pajak," kata <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">SBY</a>. "Ada yang (punya harta) triliunan, ratusan miliar, tidak beres bayar pajak, kadang-kadang luput dari perhatian. Ini ketidakadilan.”<br />
<br />
Dalam pemberitaan Harian The Jakarta Post disebut <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">SBY</a> menerima Rp 1,37 miliar (US$ 143 ribu) selama 2011, selain Rp 107 juta pendapatan lain dari royalti.<br />
<br />
Dari penghasilan itu, Presiden <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">SBY </a>menyetor pajak penghasilan pasal 21 sebanyak Rp 378,2 juta lebih. Lalu ada rekening bank senilai Rp 4,98 miliar dan US$ 589.188, yang dilaporkan sebagai perolehan pada tahun yang sama, tanpa penjelasan tentang asal-usulnya. Dari perincian itu, total aset Presiden <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">SBY </a>tertulis berjumlah Rp 7,367 miliar dan US$ 589.188.<br />
<br />
Sementara putra sulung <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">SBY</a>, perwira menengah di Angkatan Darat, <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/98/Susilo-Bambang-Yudhoyono--Pemilu" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">Agus Harimurti</a> dalam laporan itu ditulis memiliki pendapatan Rp 70,2 juta lebih pada 2011, dan membayar pajak penghasilan Rp 2,76 juta. Tapi ada lima rekening yang dilaporkan berjumlah Rp 1,643 miliar, yang seluruhnya disebut perolehan pada 2011 dan tak dijelaskan asal-usulnya.<br />
<br />
Adapun <a href="http://www2.tempo.co/topik/tokoh/81/Edhie-Baskoro-Yudhoyono--Ibas" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">Edhie 'Ibas' Baskoro</a> sebagai anggota DPR sejak 2009, mengaku memperoleh penghasilan Rp 183 juta pada 2010. Ia juga memiliki investasi senilai Rp 900 juta di PT Yastra Capital, setoran tunai sebesar Rp 1,59 miliar, dan setara kas sebesar Rp 1,57 miliar.<br />
<br />
<a href="http://www2.tempo.co/topik/tokoh/81/Edhie-Baskoro-Yudhoyono--Ibas" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">Ibas</a> tidak menyatakan setiap penghasilan tambahan, seperti pembayaran dividen, sumbangan, saham, atau hasil investasi. Tapi ia disebut memiliki total aset sebesar Rp 6 miliar lebih, termasuk sebuah mobil Audi Q5 SUV senilai Rp 1,16 miliar.<br />
<br />
Ihwal bocornya data SPT pajak Presiden <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">SBY</a> dan keluarga, di dalam Kantor Pajak keresahan menyebar. Sumber Tempo mengatakan pelacakan terhadap kemungkinan bocornya dokumen SPT itu digelar dengan cepat oleh Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan bersama Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur.<br />
<br />
Mereka menyisir jejak elektronik terkait dengan akses ke informasi rahasia di server komputer penyimpan dokumen. “Hasilnya mengejutkan mereka sendiri,” kata sumber itu seperti dimuat Majalah Tempo edisi 11 Februari 2013. “Ternyata ada seratus lebih karyawan yang mengakses SPT yang diberitakan.”<br />
<br />
Seratusan pengakses itu berasal dari kantor pusat ataupun karyawan di daerah yang masih memiliki kode login. “Kebanyakan pegawai level pelaksana, dan paling tinggi tingkat eselon III.”<br />
<br />
Si empunya cerita melanjutkan, semua pegawai yang mengakses itu sudah dihubungi dan ditanya apa kepentingan mereka melongok data pajak Presiden. Kebanyakan dari mereka menjawab “hanya karena penasaran dan ingin tahu”.<br />
<br />
Menurut dia, pegawai-pegawai itu tak bisa disalahkan karena mereka masuk ke sistem informasi dengan otorisasi resmi. “Jadi, yang bermasalah memang sistem dan manajemen pengamanannya.”<br />
<br />
Direktur Teknologi Informasi Perpajakan Yoyok Satiotomo tak bersedia menjelaskan ihwal penyelidikan itu. “Saya tidak bisa memberikan keterangan apa pun soal ini,” ucapnya. “Tapi saya pastikan bahwa sistem kami aman. Data wajib pajak terjaga dengan baik.” (Baca selengkapnya di<a href="http://majalah.tempo.co/" style="color: #888888; text-decoration: none;" target="_blank">Majalah Tempo</a>)<br />
<br />
<b>Y. TOMI ARYANTO | AYU PRIMA SANDI</b>YOGYAKARTA--MICOM: George Junus Aditjondro tidak takut menulis buku yang menyatakan kemenangan Partai Demokrat dan SBY dalam pemilu 2009 tidak sah. Hal tesebut saat peluncuran buku Cikeas Kian Menggurita di kantor Galang Pres, Yogyakarta, Kamis (7/7).<br />
<br />
"Itu risiko yang harus dihadapi," terangnya saat ditanya apakah dirinya tidak takut menulis buku ini.<br />
<br />
Menurutnya, pertanyaan tersebut malah mengindikasikan bahwa yang bertanya tidak percaya terhadap hukum di Indonesia.<br />
<br />
George sebelumnya pernah membuat gerah keluarga Cikeas lewat buku Gurita Cikeas. Ia pun sempat bersitegang dengan petinggi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan. (AT/OL-04)<br />
<br />
<br />
<br />
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/07/08/240189/284/1/George-tidak-Takut-Sebut-Kemenenangan-Demokrat-tidak-Sah<br />
<br />
Sumber : MEDIA INDONESIA<br />
Kamis, 07/07/2011 19:30 WIB<br />
Buku 'Cikeas Kian Menggurita' Menjadi Tantangan Penegak Hukum<br />
Bagus Kurniawan - detikNews<br />
<br />
<br />
<br />
Yogyakarta - George Junus Aditjondro kembali menulis buku yang menyentil Cikeas, tempat kediaman Presiden SBY. Buku ini tak hanya mengkritik berbagai kasus hukum yang tak pernah selesai, tapi juga memaparkan pelanggaran Pemilu 2009. Hasil investigasi George ini menjadi tantangan bagi para penegak hukum.<br />
<br />
"Buku ini menantang siapa saja yang akan menegakkan hukum. Buku ini juga kajian ilmiah," kata Wakil Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Hifdzil Alim saat acara peluncuran buku Cikeas Kian Menggurita di kantor Penerbit Galang Press di Jl Mawar Tengah Baciro, Yogyakarta, Kamis (7/7/2011).<br />
<br />
Menurut dia, berbagai kasus korupsi yang melibatkan sejumlah elit negeri ini tidak ada yang selesai secara tuntas. Meski semua mengandung kebenaran namun untuk masuk ke masalah hukum sangat sulit atau susah diselesaikan.<br />
<br />
"Contohnya kasus Bank Century itu, tidak ada political will yang jelas untuk membongkar kasus korupsi tersebut atau kasus lain seperti mafia pajak. SBY mau tidak membongkarnya," ungkap Hifdzil.<br />
<br />
Dia juga pesimis kasus korupsi di Kemenpora dengan tersangka mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin, akan selesai. Dia bahkan memperkirakan Nazaruddin tidak akan pulang ke tanah air.<br />
<br />
"Nazaruddin tak mau sendiri, dia tak akan pulang ke Indonesia atau diminta tidak pulang," katanya.<br />
<br />
Buku setebal 204 halaman tersebut terbagi dalam enam bab. Pada bab pertama George memulai tulisan berjudul "Terbukanya Kotak Pandora". Di bab ini George mengawali tulisannya dengan tsunami politik yang berbarengan dengan gempa 8,9 skala richter (SR) dan tsunami di Jepang 11 Maret 2011. Media Australia memberitakan SBY telah menyalahgunakan kekuasaannya, seperti dilansir The Age dan Sidney Morning Herald. Dikutip dari kawat-kawat diplomatik kementerian luar negeri Amerika Serikat, SBY terlibat dalam korupsi yang luar biasa serta menyalahguakan kekuasaan atau abused of power.<br />
<br />
Pada bab pertama itu George mengupas reaksi kroni-kroninya mulai dari kedekatan Tony Winata dengan SBY hingga merangkul Taufik Kiemas seperti yang diungkapkan oleh Wikileaks. Di Wikileaks, SBY ditulis mengintervensi Jaksa Agung terkait dugaan korupsi yang melibatkan Taufik Kiemas yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat. Kiemas dalam diduga terlibat terkait dugaan korupsi di sejumlah proyek seperti Jakarta Outer Ring Road (JORR), pengadaan rel kereta api ganda Merak-Banyuwangi dan lain-lain.<br />
<br />
Pada bab dua, dia menulis dengan judul bab, Oligarki ekonomi, jejaring (cabal) ekonomi politik. Bab ketiga, skandal Bailout Bank century. Bab keempat mengenai pelanggaran-pelanggaran pemilu. Bab kelima kesimpulan dan bab terakhir atau keenam diberi judul 'So What'. Yang menjadi andalan tulisan George adalah di bab empat yang membahas mengenai pelanggaran-pelanggaran pemilu.<br />
<br />
"Di bab empat ini yang jadi inti seluruh buku ini," kata George di tempat yang sama.<br />
<br />
<br />
(bgs/adi)<br />
<br />
<a href="http://strez.files.wordpress.com/2009/12/guritacikeas.pdf" style="color: #888888; text-decoration: none;">http://strez.files.wordpress.com/2009/12/guritacikeas.pdf</a> coba deh baca sendiri, sama ga isinya dengan buku aslinya ??? KITA TUNGGU TERBITNYA BUKU PUTIH PURI CIKEAS, SEMOGA TIDAK TERLALU BERLAMA-LAMA, dan SEMOGA JAUH LEBIH BERBOBOT DAN BENAR BERHASIL MENGHALAU SEMUA KEGALAUAN YANG TERJADI TERIMBAS TERBITNYA BUKU MEMBONGKAR SESUATU YANG TIDAK (minimal harus ada AUDIT INVESTIGASI LANJUTAN) JELAS ini.<br />
<br />
<br />
Berita utama<br />
Kamis, 22 Juli 2004<br />
Kalau SBY Terpilih, Tanah Di Puri Cikeas Akan Laris<br />
Puri Cikeas Indah, Komplek Kediaman SBY Dan Sejumlah Jenderal<br />
radar sulteng : <a href="http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=utama&id=32475" style="color: #888888; text-decoration: none;">http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=utama&id=32475</a><br />
Puri Cikeas Indah begitu akrab di telinga sejak SBY menjadi capres. Siapa saja tetangga SBY? Serta bagaimana penjagaan keamanannya?<br />
Laporan: August Susanto<br />
<br />
MATA awas memandang ketika mendekati gerbang Puri Cikeas Indah. Jangan harap langsung bisa masuk tanpa melaporkan kepada penjaga yang rata-rata berambut cepak dan berbadan tegap itu.<br />
<br />
Melapor pun belum tentu bisa diloloskan. Semua tamu harus menjelaskan tujuannya secara detail serta akan menemui siapa. Setelah meninggalkan kartu identitas, para penjaga yang selalu serius akan mengontak tuan rumah yang akan kita temui. Begitu pemilik rumah oke, baru diijinkan masuk. Itu pun dengan kawalan dari salah satu penjaga itu.<br />
<br />
Penjagaannya luar biasa ketat. Tak hanya pria cepak berbadan tegap yang memakai stelan safari itu. Sejumlah polisi berseragam juga ikut menjadi salah satu lapisan penjagaannya. Selain itu, masih ada lagi pos satpam di gerbang utama yang dihuni empat penjaganya.<br />
<br />
Berlapisnya penjagaan itu, tak lepas dari para penghuni rumah yang berada di kawasan Timur Jakarta itu. Selain Jenderal (pur) Susilo Bambang Yudhoyono, di situ juga tinggal mantan KSAD Jenderal (Pur) Soebagyo HS.<br />
<br />
Tepat di depan rumah SBY, bercokol rumah mantan Kasum TNI Letjen (Pur) Soeyono. Di sebelah kanan Soeyono, ditempati mantan perwira tinggi AU Marsma (Pur) Suratto. Di situ juga tinggal mantan Kaster Letjen (pur) Agus Widjojo. Persis di depan Agus Widjoyo, rumah Mayjen (pur) Djoko Besaman, mantan Pangdam Tanjung Pura.<br />
<br />
Masih dalam komplek itu, ada juga rumah milik Mayjen Bambang Soetejo yang berada satu blok dengan Jenderal Soebagyo HS. Sedangkan milik Letjen (pur) M. Makruf, mantan Kassospol ABRI yang kini menjadi ketua Tim Kampanye Nasional SBY-Kalla masih dalam bentuk kavling tanah.<br />
<br />
Lokasi Puri Cikeas Indah ini letaknya sangat terpencil, jauh dari hinggar bingar Jakarta yang panas. Untuk mencapainya lewat tol Jagorawi, arah Bogor. Keluar di gerbang tol Cibubur. Dari sini masih 8 kilometer arah Cileungsi. Bila datang dari Bumi Perkemahan Cibubur ke arah Cileungi, perumahan mewah ini di kanan jalan. Tepatnya di RW 5 Kelurahan Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Bogor.<br />
<br />
Untuk menandai perumahan ini, pengembang hanya menancapkan sebuah papan sederhana berukuran 1 x 2 meter di pulau jalan bertuliskan Puri Cikeas Indah.<br />
<br />
Pintu masuknya berupa gapura beton dengan sepasang burung elang di kiri kanan gapura tersebut. Sepintas, sepasang patung burung elang tersebut akan mengingatkan kita pada lambang burung garuda Swa Bhuana Paksa milik TNI-AU. "Mungkin karena saya ini pensiunan TNI-AU. Tapi patung itu tidak dimaksudkan untuk menyamai lambang TNI-AU tersebut," kata<b><span style="font-size: large;"><span style="color: purple;">Pengembang Puri Cikeas Indah, Marsma (pur) Suratto Siswomihardjo, yang juga tinggal di situ.</span></span></b><br />
<br />
Begitu masuk kompleks kita akan melihat sederetan bangunan besar dan mewah di kanan-kiri jalan. Sepanjang jalan, di sisi kiri dan kanan, terdapat pohon palem besar membuat suasana di kompleks tersebut sangat sejuk. Belum banyak rumah yang dibangun di kompleks perumahan seluas 50 hektar tersebut.<br />
<br />
Baru berdiri 8 rumah mewah saja. Rencananya, akan dibangun 50 rumah. Yang belum dibangun sudah dikavling-kavling. Setiap kavling paling kecil 1.500 meter persegi. Ada juga yang 5000 meter persegi.<br />
<br />
Setiap rumah dilengkapi dengan pagar-pagar beton yang tinggi. Halamannya begitu luas. Bayangkan, satu rumah luas tanahnya paling kecil 1500 meter. Halaman yang luas itu dipenuhi oleh beraneka jenis tanaman. Berapa harga rumahnya? Sulit dinilai, karena pengembang hanya menjual kavling. Satu meter persegi Rp 800 ribu.<br />
<br />
Kendati gerbang masuk penjagaannya sangat ketat, di setiap rumah juga masih ada gardu penjaga yang dihuni dua atau tiga satpam. Nah, mereka inilah yang terakhir memeriksa para tamu sebelum menemui tuan rumah.<br />
<br />
Tidak terkecuali, rumah SBY yang berdiri di atas tanah 5 ribu meter persegi itu. Rumah milik mantan Menko Polkam itu terdiri atas dua bangunan utama. Masing-masing sebuah rumah induk dan sebuah pendopo yang terletak di samping kiri rumah utama.<br />
<br />
"Sebagian besar penghuni kompleks ini mantan anggota TNI. Tapi ini bukan kompleks TNI, ada juga juga kok pengusaha dan pegawai swasta yang memiliki kavling disini," kata Suratto.<br />
<br />
Suratto juga menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah berniat membuat perumahannya eksklusif bagi purnawirawan perwira tinggi. "Mereka itu teman saya, jadi mereka beli kavling di sini begitu tahu saya membuat kompleks perumahan," kenangnya.<br />
<br />
Lebih jauh <b>mantan ketua Koperasi Primer TNI-AU itu,</b> menjelaskan masalah keamanan memang menjadi perhatian utama. Sebab, sebagaian penghuni kompleks tersebut dulunya merupakan pejabat TNI yang selalu dikawal dengan ketat. "Kami menyiagakan 8 satpam yang menjaga kompleks ini siang dan malam secara bergantian," jelasnya.<br />
<br />
Tidak hanya itu, Suratto juga menjelaskan pos pengamanan kompleks memiliki jaringan radio komunikasi dengan pos jaga di tiap-tiap rumah. "Jadi kalau ada apa-apa, satpam kompleks memanggil pos jaga di tiap-tiap rumah. Dan, mereka pasti datang membantu," katanya.<br />
<br />
Lantas bagaimana dengan kehidupan sosial komples perumahan mewah yang sebagaian besar dihuni pejabat tinggi itu. Suratto yang juga bertindak sebagai RT itu mengaku tidak ada kendala. "Meski mereka pangkatnya lebih tinggi dibanding saya, tapi merekalah yang menyuruh saya untuk menghidupkan kegiatan di RT," katanya.<br />
<br />
Mulai dari peringatan HUT kemerdekaan, kerja bakti sampai ronda malam semuanya berjalan dengan lancar di RT tersebut. "Mereka memang jarang keluar untuk jaga malam seperti itu, namun biasanya mereka mengirim utusan sebagai penggantinya," jelasnya.<br />
<br />
Demikian juga dengan rapat RT, jangan bayangkan para petinggi TNI ini akan kumpul seperti Rapat Koordinasi di Mabes TNI, Cilangkap. Sebab, untuk rapat RT ini kebanyakan para petinggi tersebut mengirim utusan. Biasanya utusan tersebut adalah staf protokol atau ajudan. "Namun saya selalu telepon mereka untuk memberitahukan hasil rapat RT tadi," kata pria berkulit putih ini.<br />
<br />
Suratto juga menjelaskan, kompleks yang dihuninya itu bahkan telah membangun sebuah masjid hasil gotong-royong dari penghuninya itu. "Masjid itu tidak hanya digunakan sholat oleh warga kompleks, tapi juga oleh warga Nagrak disekitar kompleks ini," ungkapnya.<br />
<br />
Pria yang tercatat sebagai <b>Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat</b> ini juga mengungkapkan bahwa keberadaan SBY di kompleksnya tersebut sangat menarik perhatian. Menurutnya sejak SBY masuk dalam bursa pilpres kian banyak orang yang berniat membeli tanah di kompleks perumahannya. "Apalagi kalau Pak SBY benar-benar jadi presiden, maka tanah disini bakalan laris," ujarnya dengan nada bergurau.<br />
<br />
Hanya saja, <b><span style="font-size: large;"><span style="color: blue;">Suratto mengaku terus terang bila nanti SBY keluar sebagai pemenang, maka harga tanah di kompleks tersebut akan dinaikkan. Bila sebelumnya tanah di kaplingan itu berharga Rp 800 ribu per meter persegi, nantinya akan dinaikkan menjadi Rp 1 juta permeter persegi. "Ini wajar, harga tanah disini Rp 1,2 juta permeter persegi," terangnya</span></span></b>.(**)<br />
<br />
Yang Kaya, yang Mengaku Miskin<br />
Susilo Bambang Yudhoyono mendapat tambahan fulus dari royalti lagu ciptaannya, Prabowo Subianto mengandalkan kerajaan bisnisnya di mancanegara. Komisi Antikorupsi tak menelisik jauh.<br />
RUMAH besar berdinding bata merah itu tampak megah di atas Bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Bogor. Dibangun di atas lahan 4,8 hektare, rumah jembar bergaya joglo itu menempel dengan sejumlah istal berisi belasan kuda. Di sebelahnya ada sebuah arena pelatihan kuda beralas pasir putih.<br />
<br />
Meski lokasinya sedikit terpencil, satu jam perjalanan dari pintu tol Sentul ke arah Babakan Madang, rumah itu dijaga ketat. Dua pos keamanan mengapit sisi depan dan belakang. Tak ketinggalan, kamera pengawas di sejumlah sudut. Para penjaga berkeliling dikawani anjing herder.<br />
<br />
Pertengahan Mei lalu, empat petugas Komisi Pemberantasan Korupsi berkunjung ke sana, untuk memeriksa kekayaan sang empunya rumah: calon wakil presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya, Letnan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto. Kepada Komisi, Prabowo mengaku memiliki harta senilai lebih dari 1,7 triliun. Dialah calon paling tajir yang ikut pemilihan presiden tahun ini.<br />
<br />
”Namanya bergerak di bidang usaha, kadang hari ini bisa bagus, besoknya bisa saja tidak bagus,” kata Prabowo, menjelaskan lonjakan kenaikan hartanya. Pada 2004, dia melaporkan kekayaannya sekitar Rp 10 miliar. Sayangnya, hari itu Prabowo enggan membuka pintu rumahnya untuk jurnalis. ”Jangan dilihat-lihat dulu, masih berantakan,” katanya kepada sejumlah wartawan yang minta izin masuk seusai pemeriksaan KPK. Dia memang baru tiga bulan menempati vila Hambalang itu. Renovasi baru saja rampung.<br />
<br />
Hasil lengkap penelusuran harta oleh komisi antikorupsi itu lalu diumumkan Komisi Pemilihan Umum, dua pekan kemudian, pada akhir Mei lalu. Di bawah Prabowo, ada calon presiden Partai Golkar, Jusuf Kalla (Rp 314 miliar), yang disusul calon presiden PDIP, Megawati Soekarnoputri (Rp 256,4 miliar), lalu Jenderal Purnawirawan Wiranto (Rp 84 miliar), dan Boediono (Rp 22 miliar). Di urutan buncit, ada calon presiden Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dengan total kekayaan senilai Rp 9,3 miliar (Rp 6,8 miliar plus US$ 246 ribu).<br />
<br />
Setelah diverifikasi, nilai kekayaan Prabowo turun sekitar Rp 200 miliar menjadi Rp 1,57 triliun. ”Penurunan ini karena ada deposito yang baru dicairkan,” kata Muhammad Sigit, Direktur Komisi.<br />
<br />
Villa di atas Bukit Hambalang plus sebuah rumah di Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, milik Prabowo bernilai Rp 24,1 miliar. Rumah lain yang digunakan Prabowo saat mencontreng pada pemilihan umum April lalu, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, tidak dilaporkan. ”Itu rumah adiknya, Hashim Djojohadikusumo,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, saat dimintai konfirmasi. ”Pak Prabowo memang punya kartu tanda penduduk yang beralamat di sana,” katanya.<br />
<br />
Selain rumah, harta lain yang dilaporkan Prabowo adalah delapan unit mobil dan satu sepeda motor 4 tak senilai Rp 1, 98 miliar. Mereknya beragam, dari Toyota Land Cruiser, Mitsubishi, sampai Honda Lexus. Mobil Prabowo yang terakhir, sebuah Honda CRV, adalah hadiah undian dari Bank Rakyat Indonesia pada 2007. Semula, dia bermaksud menolak karena merasa tidak pernah membuka rekening di BRI. ”Belakangan, dia baru ingat pernah punya rekening di BRI untuk menampung uang pensiun dari tentara,” kata Muzani sambil tertawa.<br />
<br />
Selain di BRI, Prabowo juga punya rekening di Bank Mandiri dan Bank Permata. Di luar negeri, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ini juga menyimpan fulus di sebuah bank di Malaysia. ”Untuk praktisnya saja, karena dia sering pergi ke sana,” kata Muzani. Total ada Rp 28,3 miliar harta Prabowo yang berupa kas dan giro. ”Di Bank Mandiri saja, ada tiga rekening,” katanya.<br />
<br />
Bagian terbesar dari kekayaan Prabowo berupa saham dan surat berharga. Total nilainya Rp 1,5 triliun dan US$ 7,5 juta. Sejak diberhentikan dari dinas militer pada 1998, Prabowo memang banting setir menjadi pengusaha. Ia kini menjadi presiden dan chief executive officer (CEO) dari sejumlah perusahaan, antara lain Nusantara Energy (minyak dan gas bumi, batu bara), Tidar Kerinci Agung (perkebunan kelapa sawit), dan Jaladri Nusantara (perikanan).<br />
<br />
Kantor PT Tidar adalah sebuah rumah besar bergaya klasik di Jalan Samudera 30, Padang. Tidak ada papan nama di depannya. Ketika Tempo berkunjung ke sana pada akhir April lalu, tiga mobil yang parkir di halaman depan seragam memasang stiker Partai Gerindra. Afrido Agus, Kepala Cabang PT Tidar, menjelaskan bahwa perusahaan produsen minyak sawit mentah ini memiliki lahan perkebunan 28 ribu hektare di Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan (Sumatera Barat), dan Kabupaten Bungo (Jambi). Produksinya mencapai 5-6 ribu ton minyak sawit mentah per bulan. Perusahaan yang didirikan oleh ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo, pada 1986 ini sekarang mempekerjakan lebih dari 4.000 karyawan.<br />
<br />
”Di setiap kebun, kami punya pabrik pengolahan tandan segar kelapa sawit menjadi minyak,” kata Afrido. Karena itulah, kinerja keuangan PT Tidar tetap kinclong meski harga sawit sempat jatuh. ”Tandan segar memang turun harganya, tapi harga minyak tetap,” katanya. Dia menolak menyebutkan nilai keuntungan perusahaan itu setiap tahunnya.<br />
<br />
Di luar negeri, Prabowo punya saham di sejumlah perusahaan di Prancis dan Argentina. Namun perusahaannya yang paling moncer di luar Indonesia adalah Karazanbasmunai, sebuah perusahaan migas yang berbasis di Kazakhstan, Eropa Tengah. Sejak perusahaan itu dibeli 12 tahun lalu, Prabowo berhasil menggenjot produksi minyaknya dari 12.500 barel menjadi 50.000 barel per hari. Cadangan minyak mentah ladang ini pun masih berlimpah: sekitar 340 juta barel.<br />
<br />
Yang unik, Prabowo juga mencantumkan 94 ekor kuda dan ratusan kambing ettawa dalam laporan harta kekayaannya. Total nilainya Rp 5 miliar. ”Kalau diambil rata-rata, total harga semua kudanya sekitar Rp 3 miliar,” kata Muzani. Sementara peternakan kambing adalah program yang dirintis Prabowo ketika menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. Di sana kambing ettawa asli dari kawasan Jamnapari, India, dikawinkan dengan kambing lokal. ”Semua kambing diberikan cuma-cuma kepada koperasi yang mau,” kata Muzani. ”Sementara susunya juga diambil gratis oleh penduduk sekitar,” katanya.<br />
<br />
Meski mengkilap, bukan berarti kerajaan bisnis Prabowo luput dari masalah. Desember tahun lalu, salah satu perusahaannya, PT Kiani Kertas—kini berganti nama menjadi Kertas Nusantara—digugat pailit di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Penggugatnya Allied Investment Ltd., sebuah perusahaan investasi dari Hong Kong, Cina. Allied menuding perusahaan produsen kertas itu lalai melunasi pinjamannya US$ 20 juta. Namun, pekan lalu, mendadak penggugat mencabut tuntutannya. ”Kami sedang dalam proses berdamai,” kata kuasa hukum Allied, Tisye Erlina Yusuf.<br />
<br />
<br />
TIDAK sembarang orang bisa memasuki kompleks perumahan Puri Cikeas Indah, di Desa Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Bogor. Petugas pengaman akan langsung mencegat mereka yang main selonong. Tanpa janji, jangan harap bisa melenggang.<br />
<br />
Kompleks perumahan seluas <b>25 hektare</b> yang awalnya dikembangkan oleh Marsekal Madya Purnawirawan Suratto Siswodihardjo pada 1994 ini memang kawasan perumahan elite. Sejumlah purnawirawan militer seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Letnan Jenderal Purnawirawan Agus Widjojo, Letnan Jenderal Purnawirawan Soeyono, dan Jenderal Purnawirawan Subagyo Hadi Siswoyo tinggal di situ.<br />
<br />
Karena itu, <b><span style="font-size: large;">banyak yang meragukan laporan harta kekayaan berupa tanah dan bangunan Yudhoyono yang ”hanya” Rp 2,4 miliar. Seorang staf pemasaran real estate yang dihubungi Tempo pekan lalu menaksir harga komersial tanah di Puri Cikeas sekarang Rp 1,5 hingga 2 juta per meter persegi. Jika benar rumah SBY berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi, nilai pasaran tanahnya saja sudah sekitar Rp 10 miliar.</span></b><br />
<br />
Subagyo Hadisiswoyo, yang dihubungi pekan lalu, membenarkan. Subagyo mengaku membeli kaveling tanah di Puri Cikeas Indah pada <b>1995 dengan harga Rp 35 ribu per meter persegi</b>. ”Waktu itu <b>jalan masuknya saja belum diaspal</b>,” katanya. Sekarang, dia yakin nilai tanahnya sudah naik berkali-kali lipat.<br />
<br />
Pengembang Puri Cikeas, Suratto Siswodihardjo, menjelaskan SBY membeli tanah di Cikeas sekitar 1995 dengan mencicil. ”Waktu itu dia masih kolonel,” katanya.<br />
<br />
Juru bicara kepresidenan, Andi Mallarangeng, menegaskan bahwa Yudhoyono mengisi laporan harta kekayaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ”Jadi, harga taksiran yang digunakan ya sesuai dengan permintaan KPK,” katanya.<br />
<br />
Kenaikan nilai harta Yudhoyono sebesar Rp 1,8 miliar dalam dua tahun, menurut Andi, wajar saja. ”Jumlah itu sesuai dengan pendapatannya,” kata Andi, Jumat pekan lalu. Sebagai presiden, pendapatan SBY adalah Rp 62,7 juta per bulan. Jika dana itu ditabung saja, selama lima tahun memerintah, terkumpul duit sekitar Rp 3,75 miliar. ”Selain itu, ada penghasilan tambahan dari royalti lagu ciptaan SBY sebesar Rp 40 juta,” katanya. Album lagu-lagu SBY berjudul Rinduku Padamu terjual 40 ribu keping di seluruh Indonesia.<br />
<br />
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Muhammad Jasin menerangkan bahwa patokan harga yang dipakai Komisi untuk menaksir harga tanah dan bangunan adalah nilai jual obyek pajak (NJOP). ”Banyak sekali kasus di mana NJOP terlambat mengikuti nilai pasar,” kata Jasin. NJOP untuk tanah di Cikeas adalah Rp 400 ribu/meter persegi.<br />
<br />
Jasin juga mengingatkan bahwa KPK tidak melakukan investigasi atas laporan kekayaan para calon presiden. ”Ini hanya data awal, yang kelak akan dibandingkan dengan harta kekayaan mereka di masa depan, jika terpilih,” katanya.<br />
<br />
Wahyu Dhyatmika, Ismi Wahid, Amandra Megarani, Cheta Nilawaty, Sutarto (Jakarta), Febriyanti (Padang), S.G. Wibisono (Balikpapan)<br />
Pengurus Yayasan Saling Lempar soal Dana Joko Tjandra<br />
Senin, 04 Januari 2010 | 07:39 WIB<br />
<br />
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengurus Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian saling lempar soal sumbangan dana Rp 9 miliar dari pengusaha Joko Sugiarto Tjandra, yang kini menjadi buron.<br />
<br />
Ketua Umum Yayasan Arwin Rasyid mengaku tidak mengetahui ada aliran dana dari kocek Joko Tjandra. "Sebagai ketua umum, saya hanya bertugas mengelola dana yang diamanatkan kepada saya."<br />
<br />
Menurut Arwin, selama ia memimpin yayasan, dana yang dihimpun sekitar Rp 100 miliar. Dana itu berasal dari banyak pengusaha. "Soal detailnya, yang tahu Ketua Dewan Pembina (Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto)," kata Arwin kepada Tempo, Rabu pekan lalu.<br />
<br />
Arwin menambahkan, dana yang dikumpulkan yayasan sudah disalurkan ke masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial di bidang kesehatan, kesenian, dan pendidikan.<br />
<br />
Dalam buku Membongkar Gurita Cikeas, George Junus Aditjondro menuding Yayasan Kesetiakawanan sebagai salah satu yayasan penyokong kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilihan presiden. Yayasan tersebut telah memobilisasi dukungan politik dan ekonomi untuk kemenangan Yudhoyono. Aditjondro antara lain mempersoalkan aliran dana Rp 1 miliar dari Joko Tjandra, buron kasus cessie Bank Bali, ke yayasan tersebut.<br />
<br />
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto membenarkan ada sumbangan Joko Tjandra ke Yayasan Kesetiakawanan. "Benar, memang ada aliran dana tersebut," ujar Djoko kepada Tempo melalui telepon, Senin pekan lalu.<br />
<br />
Namun, ia menyangkal anggapan bahwa dana tersebut dipakai untuk kampanye pemenangan pasangan Yudhoyono-Boediono dalam pemilihan presiden. "Omong kosong kalau itu terkait dengan dana kampanye," ujar Djoko.<br />
<br />
Djoko juga membenarkan bahwa yayasan yang ia dirikan bersama bekas Kepala Kepolisian RI Sutanto dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada Februari 2008 itu memang menerima sumbangan dari berbagai pihak. "Saat (yayasan) didirikan, saya meminta beberapa kawan untuk bergabung," ucapnya.<br />
<br />
Semua dana yang masuk ke rekening yayasan, menurut Djoko, kemudian dikelola oleh bendahara yayasan. "Sebagai dewan pembina yang mendirikan yayasan, saya tidak terlibat dalam operasional," ujarnya. "Tapi saya pastikan setiap tahun dana yang masuk diaudit."<br />
<br />
Khusus sumbangan Joko Tjandra, menurut Djoko, juga sudah dijelaskan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi ketika KPK menanyakan aliran dana tersebut kepada yayasan.<br />
<br />
Pada kesempatan terpisah, Djoko mengatakan bahwa juru bicara kepresidenan, Dino Patti Djalal, tengah mengurus pembuatan buku putih untuk jawaban tuduhan Aditjondro. Tapi kemarin Dino membantah jika disebut sedang menyusun buku putih. "Yang sedang saya siapkan adalah buku tentang nation building, tidak ada kaitannya dengan buku George," kata Dino melalui telepon.<br />
<br />
BOBBY CHANDRA | TITIS SETIANINGTYAS | BUNGA MANGIASIH | JAJANG</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-59515539312658431752018-09-13T03:30:00.000-07:002018-09-13T02:18:19.965-07:00buat yang mau baca gurita cikeas & makin mengGURITA (2)<div class="judul" style="border: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<h1 class="cleanprint-title" style="border-image-outset: initial; border-image-repeat: initial; border-image-slice: initial; border-image-source: initial; border-image-width: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="date pb5" style="padding-bottom: 5px;">
<div class="isiberita" style="line-height: 21px;">
<div style="background-color: white; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<div class="separator" style="clear: both; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span></div>
<div style="line-height: 21px;">
<center style="box-sizing: border-box; line-height: 24px; text-align: left;">
<span style="box-sizing: border-box;"><span style="line-height: 22.4px;"><div style="line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box;">
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="border: 0px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="kcm-read-text" style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; padding-bottom: 10px;">
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div class="dtlnews" id="contentx" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; width: 553px;">
<div style="box-sizing: border-box; display: inline-block; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<div style="font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sebuah artikel media asing yang menuding ada konspirasi kejahatan di era SBY memancing komentar Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Dilansir dari laman Twitternya, Andi Arief dengan tegas menyebut bahwa artikel tersebut adalah hoax.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Diberitakan sebelumnya, artikel dari media asing Asia Sentinel itu memaparkan soal adanya konspirasi keuangan di era kepemimpinan SBY.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Pembahasan dalam artikel itu pun diawali dengan membahas perihal kasus Bank Century.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Dalam artikel Asia Sentinel tersebut, Bank Century yang telah berganti nama menjadi Bank Mutiara itu disebut sebagai "Bank SBY," karena diyakini berisi dana gelap untuk menunjang Partai Demokrat, yang dipimpin oleh SBY.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Tak hanya itu, tulisan mengenai sumber dana Bank Century hingga adanya rekayasa laporan di era SBY juga diulas dalam artikel tersebut.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Karenanya, Andi Arief dengan segera menyebut bahwa artikel tersebut adalah hoax.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Andi Arief juga menyebut bahwa artikel tersebut telah menyudutkan SBY.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">• Lina Buka Suara Soal Foto dengan Pria Berkacamata, Hingga Bandingkan dengan Kelakuan Masa Lalu Sule</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Meski tak secara gamblang menjelaskan alasan stigma hoax yang tadi diungkapkannya, Andi Arief justru langsung meminta Sri Mulyani untuk buka suara.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Dilansir dari laman Twitternya, Andi Arief meminta kepada menteri keuangan Sri Mulyani agar menjelaskan kepada publik terkait tudingan terhadap SBY tersebut.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">"Tentang Artikel hoax yang menyudutkan SBY dan pemerintahannya di Asia Sentinel: kami berharap Ibu Sri Mulyani yang masih di dalam kekuasaan bisa menjelaskan ke publik. Sri Mulyani sudah gamblang jelaskan ini di Pansua DPR dan persidangan KPK," tulisnya.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Cuitan Andi Arief</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Cuitan Andi Arief (Twitter @andiarief__)</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Diberitakan sebelumnya, dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunWow.com tulisan John Berthelsen berdasarkan dari laporan hasil investigasi setebal 488 halaman.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Laporan investasi itu merupakan gugatan yang dilayangkan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius pekan lalu.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">• Di Samping Prabowo, AHY Bahas Soal Politik Dua Kaki Demokrat</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Laporan berupa analisis forensik atau barang bukti yang dikumpulkan oleh tim penyidik dan pengacara di Indonesia, London, Thailand, Singapura, Jepang dan negara-negara lain tersebut juga dilengkapi 80 halaman afidavit atau keterangan di bawah sumpah.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Laporan ini juga melibatkan serangkaian penyelidikan di lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapore) dan lain-lain.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Laporan itu menyebut banyak penipuan dan korupsi yang terjadi di pusaran PT Bank Century Tbk.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Bank Century pun kemudian direkapitalisasi pada tahun 2008 dan berganti nama menjadi Bank Mutiara.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Tak hanya menuding adanya banyak penipuan di pusaran Bank Century, artikel tersebut juga mengungkap hal lain.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Dalam artikel disebutkan bahwa Bank Mutiara juga disebut sebagai "Bank SBY," karena diyakini berisi dana gelap untuk menunjang Partai Demokrat, yang dipimpin oleh SBY.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">• Suaminya Dikabarkan Selingkuh dengan Lina, Istri Sah Bongkar Kecurigaan Sejak 2017: Pergi dari Rumah</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Penipuan tersebut melibatkan dana misterius sebesar ¥ 97.682 milyar (USD 989.1 juta) atau sekitar 14 triliun yang ditawarkan grup keuangan J Trust di Tokyo pada tahun 2013.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Sumber dana tak wajar ini disebut memberi J Trust sumber daya untuk membeli Bank Century, yang dulunya diambil alih oleh pemerintah, direkapitalisasi setelah ratusan jutaan dolar dicuri, dan berganti nama menjadi Bank Mutiara pada tahun 2009.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Namun ternyata sumber dana J Trust, di Bursa Saham Tokyo, tidak pernah diidentifikasi.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Menurut laporan tersebut, rekayasa itu sudah dimulai sejak awal pemerintahan SBY pada 2004 dengan pembentukan Bank Century sebagai merger Bank Pikko, Bank Danpac dan Bank CIC.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Selanjutnya, Bank Century menjadi gudang penyimpanan jutaan dolar uang yang dikendalikan SBY dan Partai Demokrat.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Sebagaimana pemberitaan Asia Sentinel, sebuah kelompok gabungan 30 pejabat di pemerintah Indonesia telah bekerja sama selama 15 tahun untuk mencuri, melakukan pencucian uang dan menyembunyikannya hingga mencapai lebih dari USD 6 miliar.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Kejahatan itu dilakukan atas dasar perintah Presiden SBY dan Boediono.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><br /></span></span>
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Media Asing Tuding Ada Konspirasi Kejahatan di Era SBY, Andi Arief Minta Sri Mulyani Buka Suara, http://bogor.tribunnews.com/2018/09/13/media-asing-tuding-ada-konspirasi-kejahatan-di-era-sby-andi-arief-minta-sri-mulyani-buka-suara?page=all.</span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Penulis: khairunnisa<span style="white-space: pre;"> </span></span></span><br />
<span style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><span style="box-sizing: border-box; font-family: open sans, sans-serif;"></span></span><br />
<span style="font-family: open sans, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: 400;">Editor: Vivi Febrianti</span></span><br />
<div style="font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div style="font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">🌺🌺🌺</span></div>
<div style="font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div style="font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The Indonesian government that left power in 2014 was a vast criminal conspiracy that stole as much as US$12 billion from taxpayers and laundered it through international banks, with as many as 30 officials in on the scheme, according to a massive 488-page investigation filed with the Mauritian Supreme Court last week.</span></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The report, a forensic analysis known as a testament in evidence, was compiled by a task force of investigators and lawyers in Indonesia, London, Thailand, Singapore, Japan and other countries, that was filed along with an 80-page affidavit containing the allegations. It also implicates a string of international financial institutions including Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapore) and others.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">Bank Century the Start</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Much of the fraud is alleged to revolve around the creation and subsequent failure of the notorious PT Bank Century Tbk, which capsized spectacularly in 2008 and which was colloquially known as “SBY’s bank,” a reference to then-President Susilo Bambang Yudhoyono because it was believed to contain slush funds tied to the Democratic Party, which Yudhoyono heads. The bank was recapitalized in 2008 and renamed Bank Mutiara.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The current fraud involves a mysterious ¥97.682 billion (US$989.1 million) rights offering by the J Trust financial group in Tokyo in 2013, which gave J Trust the resources to purchase Bank Century, which was taken over by the government, recapitalized after hundreds of millions of dollars were stolen, and renamed Bank Mutiara in 2009.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The sources of the J Trust rights offering, on the Tokyo Stock Exchange, have never been identified. The proceeds were supposed to be used by J Trust to purchase Bank Mutiara from the LPS in 2014.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The Mauritius-based Weston International Capital Ltd was a thwarted suitor in that auction along with several other banks. The 488-page analysis accuses Indonesian officials of rubberstamping the purchase and assessing J Trust officials as “fit and proper” to run the bank although they supposedly had never run a retail commercial bank and in fact had been involved in the huge Livedoor Credit scandal in 2005 in Tokyo.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">Did J Trust get it Free?</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">As <a href="https://www.asiasentinel.com/politics/japan-firm-got-almost-free-indonesia-bank/" rel="noopener" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0.3); box-sizing: border-box; color: red; text-decoration-line: none;" target="_blank">Asia Sentinel has reported</a>, there is no evidence that J Trust ever paid off the US$366.67 million to buy the bank. LPS records indicate that J Trust actually paid only 6.8 percent of that amount, or US$24.14 million upfront, and that was 33 days after the alleged sale date. The remainder was covered via Bank Indonesia by a sharia loan promissory note through the LPS for the remainder. In 2015, according to LPS records, the insurance corporation wrote down Rp3.065 trillion (US$230.65 million) on the sharia promissory note to zero.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The plaintiffs allege that the Bank Mutiara sale was “conspiratorially executed through an illegal, private, nontransparent share purchase agreement” designed by Kartika Wirjoatmodjo, Indonesia’s top banker, and others “with the real intention of plundering the LPS treasury and insurance reserves in amounts exceeding US$1.05 billion over 10 years “in order to unjustly enrich kleptocrats while defrauding the state of Indonesia and priority creditors, namely the plaintiffs.”</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-64610" height="169" src="https://d1clnn1l7s2lhf.cloudfront.net/wp-content/uploads/2018/09/berthelsen-weston-01.jpg" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; display: block; height: auto; margin: 0px auto 20px; max-width: 100%;" width="298" /></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 10pt;">Kartika Wirjoatmodjo</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Weston, which commissioned the report, has waged a bellicose five-year legal campaign in courts across the world to reclaim what it alleges is US$620 million stolen from it from 2008 to 2015. Weston alleges they were cheated through the fraudulent Mutiara sale ”prompting concealment, embezzlement and money laundering” led by Indonesia’s Bank Deposit Insurance Corporation and its former CEO, Kartika, now CEO of PT Bank Mandiri, Indonesia’s largest bank. Subsequent claims by Weston and its subsidiaries in a barrage of lawsuits have run their demands to more than US$1.24 billion.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">KPK on the trail</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Asia Sentinel’s three-year series of stories on the affair in 2017 triggered an ongoing investigation by the Indonesian Corruption Eradication Commission (KPK) into the activities of the Bank Deposit Insurance Corporation, an independent private-sector institution that insures depositor funds that is known by its Indonesian acronym LPS. A source told Asia Sentinel last week that the probe, involving officials including the highly respected Kartika, who is president of the Indonesian Bankers Association, and is still moving forward.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">It is extremely doubtful if not outright fanciful to think Yudhoyono would ever be prosecuted in Indonesia if indeed he were implicated, Indonesian sources say unanimously. However, Boediono, the former governor of Bank Indonesia, the country’s central bank may be another story as far as the KPK is concerned.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">In the current case filed by Weston units in Port-Louis, Indonesian authorities insist that the Mauritian courts have no jurisdiction over the matter. Weston has filed objections stating the Mauritian Supreme Court does have authority and the High Court of Singapore is said to be close to ruling on the point of law.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">US G-Men on the trail</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The alleged conspirators may face bigger trouble from the US Treasury and Justice Departments because of reports of laundering of funds through the US-dollar SWIFT electronic transfer system, through which almost all of the world’s financial transactions pass. The Treasury Department has initiated a wide-ranging campaign against money laundering across the globe, headed by Marshall Billingslea, Assistant Secretary for Terrorist Financing and Financial Crime, in an attempt to stop the flow of billions of dollars that wash through the financial system every day.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Sources say the US officials are now beginning to look at Indonesian transactions, especially those that passed through Standard Chartered Bank (Singapore), Wells Fargo (NY), United Overseas Bank (Singapore) and the Cyprus branch of FBME, the notorious Tanzanian bank that was shut in by the Financial Crimes Enforcement Network, or FinCEN, a unit of the Treasury Department in 2014.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">It was US investigators for the Justice Department who played the dominant role in compiling evidence against Prime Minister Najib Razak of Malaysia and other principals in the looting of the state-backed 1Malaysia Development Bhd. As with the 1MDB affair, large amounts of the Bank Century money are believed to have been invested in California real estate.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">In fact, the 488-page testimony in evidence report made available to Asia Sentinel outlines fraud many times bigger than has ever been described before. According to the report, the affair harkens back to the creation in 2004 of Bank Century. The bank is alleged to have been the repository of hundreds of millions of dollars controlled by Yudhoyono, known universally as SBY, and the Democratic Party, which he headed. Yudhoyono came to power on a <em style="box-sizing: border-box;">reformasi</em> platform and was regarded as a considerably more able and honest chief executive than his predecessors.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">A ”collective primary group of 30 Republic of Indonesia government executives” collaborated for more than 15 years “in an effort to steal, launder and conceal over US$6 billion of crimes under the orders of the previous President of Indonesia, and former Bank Indonesia Governor and ROI Vice President Boediono,” the report says. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Bank Indonesia and the LPS have allegedly acted as “concealers and co-conspirators” since 2003, operating as a “perfect organized criminal group as defined…under the United Nations Convention Against Corruption (“UNCAC”) and the United Nations Convention Against Transnational Organized Crime (“UNTOC”).</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">Five phases</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">In fact, the report states the theft took place over five different phases, beginning with Bank Indonesian regulatory malfeasance and failure to regulate, but then moved into consecutive stages, with the LPS, the central bank and the Financial Services Authority of Indonesia, among others, involved in “embezzlement, theft, fraud, bribery, concealment, statutory audit fraud and money laundering” of unprecedented proportions.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Although the Bank Century scandal has been covered exhaustively in both domestic and international media, the report raises new allegations, reporting that Bank Century was fraudulently created and licensed in the first place, with its assets inflated by worthless notes contributed from Nomura International PLC units as well as promissory notes from its then-bank president, Robert Tantular, and his associates.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">When the global financial system crashed in 2008, Indonesia’s Financial System Stability Committee (KSSP) led by Central Bank Governor Boediono and others increased US$75 million of emergency capital injections to the equivalent of US$732.66 million to try to save the bank. Immediately more than US$290 million of slush funds and illegal campaign bribes were laundered out of Bank Century and into Bank Central Asia, Bank J P Morgan, Bank Danaman and Bank Mandiri, according to an Indonesian State Audit Bureau Report dated Dec. 23, 2011.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">According to the report, accounts at Bank Century were allegedly forged to bear the name of Budi Sampoerna, the tobacco magnate and one of Indonesia’s richest men. In fact the accounts eventually totaling US245 million although Sampoerna allegedly maintained only Rp196.874 billion (US$13.12 million at current exchange rates) in the Bank. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">According to the Indonesian Audit Board, principal owner Tantular and other Bank Century officials created more than 2,000 fake accounts for Tantular alone to inflate Bank Century’s fraudulent loan portfolio using the phony Nomura securities to support capital adequacy ratios required by Bank Indonesia. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">In fact, the report alleges, “Bank Century and Robert Tantular were handpicked…to safeguard illegally allowed campaign funds and when it was discovered in 2008 that Tantular had stolen over US$500 million from Bank Century… a team of government kleptocrats led by Bank Indonesia, the LPS, Financial Services Authority and the Ministry of Law and Human Rights were sent into the bank to try to clean up the mess, return illicit campaign funds held in forged Budi Sampoerna accounts and lay all of the blame on Tantular’s partners, Rafat Ali Rizvi and Hesham Al Warraq, who to this day are falsely blamed for Tantular’s theft, embezzlement and money laundering of US$365 million.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-64611" height="294" sizes="(max-width: 510px) 100vw, 510px" src="https://d1clnn1l7s2lhf.cloudfront.net/wp-content/uploads/2018/09/berthelsen-weston-02.jpg" srcset="https://d1clnn1l7s2lhf.cloudfront.net/wp-content/uploads/2018/09/berthelsen-weston-02.jpg 510w, https://d1clnn1l7s2lhf.cloudfront.net/wp-content/uploads/2018/09/berthelsen-weston-02-300x173.jpg 300w" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; display: block; height: auto; margin: 0px auto 20px; max-width: 100%;" width="510" /></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 10pt;">Robert Tantular</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">“The story of the LPS/Bank Indonesia conspiracy to defraud the ROI and Bank Century creditors of more than US$6 billion from 2004 to 2018 begins here,” the report continues.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Despite the theft of an estimated US$36 billion by the country’s onetime leader Suharto, the report calls the subsequent events “the greatest kleptocratic theft in Indonesia’s history” and describes a conspiracy to loot and launder the bank deposit insurance unit’s treasury, including by “LPS Executives, Bank Indonesia Governors and Deputy Governors, Financial Authority/OJK Commissioners and Ministry of Law and Human Rights Ministers and Deputy Ministers in conjunction with Bank Century/Bank Mutiara/Bank JTrust Commissioners, Directors and Executives in partnership with Tantular and the Tantular family.”</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;"><strong style="box-sizing: border-box;">Huge House of Cards</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">The report describes a huge house of cards made up of valueless notes and commercial paper issued by Nomura Bank units, fraudulent promissory notes by Tantular and Nomura amounting to more than US$11 billion of allegedly worthless instruments between 2003 and 2008, all relying on inflated monthly Standard Chartered Bank (Singapore) Net Asset Values that were never verified by Bank Indonesia regulators including former Deputy Gov. Budi Mulya and Gov. Abdullah, both convicted of bribery, money laundering and embezzlement. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">First Global Funds Ltd, a Weston affiliate, claimed in a lawsuit filed in 2016 that Nomura Bank helped to defraud the system of US$732 million through the issuance of securities bearing no value from inception. Nomura executives to this day claim they had no knowledge of what backed the securities to Bank Century in exchange for tens of millions of US dollars of underwriting and placement fees. </span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">Weston, in suits filed in courts across the world, alleges that the Indonesians laundered the stolen money out in both US dollars and rupiah via the SWIFT system through US and UK banks including Wells Fargo, Wachovia Bank, HSBC, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank, Bank Raykat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Central Asia (Indonesia), ANZ Bank, National Australia Bank (NAB), Citibank Indonesia, New York and Hong Kong and multiple other smaller banking and brokerage institutions.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12pt;">In the meantime, Bank JTrust Indonesia appears to have turned into a money-losing machine of astonishing proportions. <strong style="box-sizing: border-box;"><em style="box-sizing: border-box;"> </em></strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; margin-bottom: 1em; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 10pt;"><strong style="box-sizing: border-box;"><em style="box-sizing: border-box;">John Berthelsen</em></strong><em style="box-sizing: border-box;"> is Asia Sentinel’s editor</em></span></div>
<div style="font-weight: bold; text-align: center;">
🌻</div>
<div style="font-weight: bold;">
<br /></div>
</div>
liputan 6: SBY menuding apa yang dilakukan oleh pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, dengan menyeret namanya ke dalam pusaran skandal e-KTP sebagai fitnah dan mencemarkan nama baiknya. Tidak terima dengan hal ini, SBY pun melaporkan Firman ke Bareskrim Polri pada Selasa 6 Februari 2018.<br />
<br />
Presiden ke-6 RI itu juga mempermasalahkan sikap Setya Novanto (SN) yang dinilai sengaja memperlihatkan buku hitamnya untuk menyudutkan dirinya.<br />
<br />
SBY pun menantang pihak Setnov untuk membuktikan keterlibatannya. Dia juga menyebut akan berjihad untuk mencari keadilan.<br />
<br />
"Biarlah ini saya selesaikan. Ini perang saya. This is my war. Perang untuk keadilan. Yang penting bantu saya dengan doa. Mohon pada Allah, mohon pada Allah, saya diberikan kekuatan dan pertolongan oleh Allah," kata SBY saat memberikan klarifikasi, Selasa 6 Februari 2018 di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat.<br />
<br />
<br />
Setya Novanto memang diketahui selalu membawa buku catatan dalam setiap persidangan. Buku catatan bersampul hitam, yang kemudian disebut 'buku hitam' itu terpantau dibawa sejak sidang yang mengagendakan pembacaan nota keberatan atau eksepsi.<br />
<br />
Apa sih isi buku itu? Benarkan di dalamnya ada informasi dan nama-nama yang diduga menerima bancakan proyek e-KTP, yang dihimpun Setnov untuk melanggengkan langkahnya menjadi justice collaborator?<br />
<br />
Saat dikonfirmasi, pengacara Setya Novanto, Maqdir Ismail mengatakan, buku itu berisi catatan persidangan.<br />
<br />
"Sepanjang yang saya tahu, buku catatan Pak SN itu berisi catatan Beliau atas keterangan saksi, terutama keterangan saksi di persidangan. Kalau ada yang bereaksi keras, menurut hemat saya, tidak sepatutnya sebelum ada klarifikasi," kata Maqdir kepada Liputan6.com, Rabu (7 /2/2018 ).<br />
<br />
Maqdir juga menegaskan bahwa apa yang terjadi dalam persidangan, yang memunculkan nama SBY, bukan lantaran sengaja menyeret orang lain dalam pusaran kasus e-KTP.<br />
<br />
"Saya tidak melihat adanya intensi dari kami, termasuk Pak Firman untuk menarik orang lain ikut tengggelam dalam perkara ini. Apalagi mau merusak harkat dan martabat Pak SBY," papar Maqdir.<br />
<br />
Sepanjang sidang, buku hitam di tangan Setya Novanto menerbitkan rasa penasaran. Mantan Ketua DPR itu beberapa kali terlihat menggoreskan beberapa catatan dalam buku itu saat mendengar tanya jawab saksi, baik dengan majelis hakim maupun dengan jaksa.<br />
<br />
Belakangan, pada sidang Senin 5 Februari 2018, awak media berhasil melihat sedikit dari isi buku hitam itu.<br />
<br />
<br />
<br />
1 of 4<br />
Nama Nazaruddin dan Ibas<br />
Edhie Baskoro Yudhoyono<br />
Edhie Baskoro Yudhoyono menghadiri konferensi pers Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2). (Liputan6.com/JohanTallo)<br />
Ketika terdakwa kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP itu membuka buku hitamnya, tak lama setelah tiba di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, terlihat ada nama mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.<br />
<br />
Menyadari awak media melihat catatannya, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu langsung menutup bukunya.<br />
<br />
"Enggak ada," kata Setya Novanto.<br />
<br />
Meski Setnov menutup rapat-rapat buku hitamnya, namun awak media terlanjur mengetahui isinya. Selain nama Nazaruddin, di dalam buku itu juga terlihat nama Ibas, putra bungsu SBY yang bernama lengkap Edhie Baskoro Yudhoyono.<br />
<br />
Apakah catatan dalam buku hitam itu akan digunakan Setnov untuk membongkar pelaku lain dalam kasus e-KTP, agar permohonannya menjadi justice collaborator (JC) dikabulkan KPK?<br />
<br />
"Tanyakan ke Pak Nov (Setya Novanto)," jawab Firman Wijaya saat ditemui di kantor YLBHI, Rabu (7/2/2018) malam.<br />
<br />
Sementara Maqdir mengatakan, KPK lebih mengetahui hal itu. "Kita sudah sampaikan ke KPK, sekarang tinggal KPK. KPK sudah tahu apa yang akan disampaikan oleh Setya Novanto, tinggal KPK saja," ucap Maqdir tanpa bersedia merinci lebih lanjut.<br />
<br />
Terkait itu, pengacara Yudhoyono, Ferdinand Hutahahean, mengatakan terlalu jauh jika mengaitkan proyek e-KTP dengan SBY dan Ibas.<br />
<br />
"Upaya mengaitkan Ibas di proyek e-KTP ini agak janggal, karena dari banyak saksi yang diperiksa, nama Ibas kan tidak pernah ada disebut. Memang kita mengakui ada beberapa nama dari Fraksi Demokrat dulu, tetapi nama Ibas enggak ada karena pada saat itu Ibas tidak ada di Komisi II," kata Ferdinand.<br />
<br />
"Ibas waktu itu bukan di Komisi II, jadi yang ditulis itu omong kosong saja dan itu bukan Mas Ibas," imbuh dia.<br />
<br />
Ferdinand berusaha meyakinkan bahwa apa yang dilihat di buku Setnov itu keliru.<br />
<br />
"Ah itu kan belum tentu Ibas, bisa saja namanya Abas kali, bukan Ibas. Belum tentu, masa tulisannya ditebel-tebelin?...Coba tanya Setya Novanto dulu, kalau dia bilang itu Ibas, nah baru kita mengambil langkah-langkah untuk itu," kata dia.<br />
<br />
Ferdinand menuding apa yang dilakukan Setnov itu hanya untuk mengejar niatnya menjadi justice collaborator KPK.<br />
<br />
<br />
<br />
2 of 4<br />
Buka-bukaan Atau....<br />
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)<br />
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan keterangan pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2). (Liputan6.com/JohanTallo)<br />
Setya Novanto disebut-sebut sebagai salah satu aktor utama kasus korupsi e-KTP, yang diduga merugikan negara Rp 2,3 triliun ini.<br />
<br />
Namun selama ini, Setya Novanto selalu bungkam dan mengaku tidak terlibat kasus tersebut.<br />
<br />
Dan tiba-tiba saja pada Januari 2018, Setnov mengungkapkan keinginannya untuk menjadi justice collaborator. Setnov bahkan telah mengajukan permohonan resmi kepada KPK. Hal ini diketahui dari Juru Bicara KPK Febri Diansyah.<br />
<br />
"Tadi saya cek (permohonan JC) sudah diajukan ke penyidik," ujar Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu 10 Januari 2018.<br />
<br />
Justice collaborator merupakan istilah untuk pelaku tindak pidana yang bekerja sama dengan penegak hukum.<br />
<br />
Dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower) dan Saksi Pelaku yang Bekerjasama (Justice Collaborators) di dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu ("SEMA 4/2011"), yang penyusunannya terinspirasi dari Pasal 37 Konvensi PBB Anti Korupsi, disebutkan ada tiga syarat yang harus dipenuhi.<br />
<br />
Ketiga syarat itu yakni pertama, mengakui kejahatan yang dilakukannya, kedua, bukan pelaku utama dalam kejahatan tersebut, dan ketiga, memberikan keterangan saksi dalam proses peradilan.<br />
<br />
Banyak pelaku tindak pidana yang mengajukan diri menjadi kolaborator agar mendapatkan keringanan hukuman. Dalam kasus korupsi e-KTP, terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong juga telah ditetapkan menjadi justice collaborator.<br />
<br />
Pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, mengatakan, kliennya mengajukan diri menjadi justice collaborator lantaran pengadaan e-KTP bukanlah proyek pribadi Setya Novanto. Proyek itu berada di bawah penanganan Kementerian Dalam Negeri pada masa pemerintahan SBY.<br />
<br />
Karena itu, Firman yakin, ada aktor yang lebih besar dari kliennya dalam kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.<br />
<br />
"Ya (ada) nama besar. Saya tidak tahu yang dimaksud punya status sosial atau pengaruh tertentu, kita lihat saja nanti," ujar Firman Wijaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis 11 Januari 2018.<br />
<br />
Firman menegaskan, peran Setya Novanto tidak menentukan dalam bancakan e-KTP. Sebab, penganggaran dan perencanaan proyek itu sudah dirancang jauh hari.<br />
<br />
"Dan itu ada lembaganya, ada instansinya. Kita lihat siapa inisiator proyek e-KTP ini," kata dia.<br />
<br />
Firman menyebut, salah satu pihak yang berperan dalam proyek e-KTP adalah mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Saat proyek e-KTP bergulir, kata dia, Gamawan berperan dalam meloloskan anggaran proyek e-KTP menggunakan APBN murni.<br />
<br />
"Pastinya jelas (peran Gamawan Fauzi), karena proyek itukan diusulkan dari Kemendagri," ucap Firman.<br />
<br />
Namun tuduhan ini telah dibantah Gamawan Fauzi. "Saya tidak pernah menerima uang satu rupiah pun dari proyek ini," ujar Gamawan saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Maret 2017.<br />
<br />
Pada sidang 25 Januari 2018, nama SBY juga muncul. Adalah mantan Wakil Ketua Banggar DPR Fraksi Demokrat Mirwan Amir yang memunculkan nama SBY.<br />
<br />
Awalnya, penasihat hukum Setnov, Firman Wijaya bertanya kepada Mirwan Amir yang kini menjadi Ketua DPP Hanura. Firman bertanya soal apakah proyek e-KTP ada kaitannya dengan pemenangan Pemilu 2009.<br />
<br />
"Memang itu program dari pemerintah," ujar Mirwan menjawab pertanyaan Firman di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2018).<br />
<br />
Inilah yang kemudian membuat SBY berang dan menyatakan perang.<br />
<br />
3 of 4<br />
Peluang Jadi Justice Collaborator<br />
Mirwan Amir Bersaksi Dalam Sidang Setya Novanto<br />
Politisi Partai Demokrat, Mirwan Amir memberi keterangan saat menjadi saksi dalam persidangan dugaan korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (24/1). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)<br />
Soal keinginan Setnov menjadi justice collaborator, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pihaknya menghargai keinginan mantan ketua DPR itu. Namun, kata Febri, hingga saat ini Setnov belum memberikan informasi baru kepada KPK.<br />
<br />
"Ada nama yang disebut. Tapi belum ada hal baru dan informasi yang signifikan," kata Febri kepada Liputan6.com, Rabu (7/2/2018).<br />
<br />
Febri juga mengatakan, KPK sudah memiliki data kuat untuk kasus e-KTP. Sehingga, "apapun isi buku (hitam) tersebut tidak akan memiliki kontribusi secara hukum jika tidak disampaikan pada penyidik atau persidangan. Karena siapapun bisa mencatat apapun," jelas Febri soal catatan di buku hitam Setnov.<br />
<br />
Dalam konteks justice collaborator, kata Febri, yang dihargai dan dipertimbangkan adalah apa yang disampaikan ke penyidik atau hakim dan jaksa penuntut umum di sidang.<br />
<br />
Febri juga membedakan antara kasus Nazaruddin yang kemudian menjadi kolaborator dengan Setnov.<br />
<br />
"Nazar tidak pernah diberikan status justice collaborator oleh KPK. Yang benar, Nazaruddin berkontribusi memberikan informasi dalam penanganan sejumlah kasus, seperti Hambalang dan e-KTP. Hal itu terjadi ketika Nazar sudah menjalani hukuman," papar Febri.<br />
<br />
Jika Setnov serius ingin menjadi kolaborator, ujar Febri, dia harus membuka semuanya di hadapan penyidik ataupun dalam proses persidangan.<br />
<br />
Menjawab tantangan ini, Maqdir Ismail menyatakan kliennya siap menjadi buka-bukaan soal e-KTP. Tapi, harus melibatkan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).<br />
<br />
"Pasti (menginginkan perlindungan), karena kemungkinan ada pembalasan, penyidik KPK yang dijaga saja disiram air keras," ujar Maqdir, Rabu (7/2/2018).<br />
<br />
Soal perlindungan, Febri menjamin itu adalah hak justice collaborator. Tapi, harus diputuskan terlebih dulu apakah Setnov memenuhi syarat atau tidak.<br />
<br />
"Kalau mau meminta perlindungan saksi silahkan diajukan nanti kita akan lihat seberapa nyata ancaman atau potensi ancaman tersebut. Kita harus mempertimbangkan apakah misalnya ada ancaman atau tidak, kalau tidak ada ancaman, tentu tidak relevan diberikan," kata Febri.<br />
<br />
Dimintai pendapatanya, ahli hukum pidana yang juga mantan pimpinan KPK Indriyanto Seno Adji mengatakan, jika posisi Setnov sebagai pelaku utama dalam kasus e-KTP, maka permohonan jadi justice collaborator itu sulit dikabulkan.<br />
<br />
"Dalam hal pendalaman kasus e-KTP, ternyata SN dapat membuka adanya dugaan tipikor sebaga bentuk kasus baru, maka dia bisa menjadi JC," kata Indriyanto saat dihubungi, Rabu (7/2/2018).<br />
<br />
Terkait nama SBY yang dibawa-bawa dalam kasus ini, Indriyanto mengatakan, SBY sebagai presiden saat itu hanyalah pemegang policy atau kebijakan negara yang tidak ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi e-KTP.<br />
<br />
"Proses tanya jawab dalam persidangan biasa dan wajar saja, tapi posisi SBY bukanlah sebagai peran yang lebih tinggi dalam tindak pidana korupsi e-KTP, jadi secara kasat mata saja, sangat prematur dan sama sekali tidak ada actus reus (tindakan kejahatan) apalagi mens rea (tanggung jawab dari tindak kejahatan) dari SBY untuk dikatakan sebagai pelaku," kata Indriyanto.<br />
<div style="text-align: center;">
🐒</div>
<div class="mdk-body-detail" style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; font-size: 16px; font-style: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">
<div class="mdk-body-paragpraph" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;"><br /></b>
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Merdeka.com - </b>Ketua Umum Partai Demokrat <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;"><a href="https://www.merdeka.com/susilo-bambang-yudhoyono/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Susilo Bambang Yudhoyono</a></b> (SBY) mengambil langkah hukum karena namanya dicatut dalam persidangan <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/k/kasus-korupsi/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">korupsi</a></b>proyek e-KTP. Dia pun bereaksi dengan munculnya nama Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
Nama Ibas jadi pembicaraan karena buku hitam yang selalu dibawa Setya Novanto tersingkap. Terlihat ada catatan tangan bertuliskan 'Ibas' dan 'Ketua Fraksi' di buku itu. Hal itu terjadi sebelum sidang e-KTP di Pengadilan Tipikor, kemarin.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
"Bagaimana dengan tuduhan terhadap Ibas yang secara ganjil menggelikan, ditunjukkan dalam catatan Setnov? Itu sebuah permainan. Dia akan gunakan sendiri hak hukumnya. Kita beri jalan Ibas mencari jalannya," kata SBY DPP Demokrat, Selasa (6/2).</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
SBY kemudian teringat ketika Setnov yang kini menjadi terdakwa kasus e-KTP di-bully. Dia mengaku meminta kepada para kader untuk menahan diri tidak ikut-ikutan.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
"Saat Setnov masuk ICU, kecelakaan, sehat lagi, kemudian luka banyak benjolan, saya larang ikut-ikutan, tidak baik. Tapi tampaknya air susu dibalas air tuba," tuturnya.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
Setelah jumpa pers, SBY langsung mendatangi Bareskrim Mabes Polri. Dia didampingi istrinya Ani Yudhoyono. SBY meminta para kader tidak emosi dengan munculnya fitnah tersebut.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
"Para kader sakit hati, marah, berpikir menghancurkan nama SBY dan keluarga ingin rusak nama baik AHY, barangkali Demokrat juga menjadi sasaran," tandasnya. <strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">[did]</strong></div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">🍟</strong></div>
</div>
</div>
<div style="font-weight: bold;">
<strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">JAKARTA</strong><span style="color: #333333; font-family: "futura_book"; font-size: 17px; font-weight: normal;"> - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengatakan, pihaknya sudah mengantongi sejumlah data terkait 34 proyek Perusahaan Listrik Negara (PLN) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mangkrak sampai saat ini.</span></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; display: inline-block; font-family: futura_book; font-size: 17px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Namun demikian, Agus menyebut masih membutuhkan data yang dimiliki pemerintah soal 34 proyek pembangkit listrik yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia itu. Terlebih, Presiden Joko Widodo sudah meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengauditnya.</div>
<div class="wrap-rekomen" style="background-color: #f2f2f2; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; font-weight: normal; margin: 0px 0px 10px; padding: 15px 15px 5px;">
<div class="title-rekomen" style="box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
BERITA REKOMENDASI</div>
<hr class="rekomen-line" style="border-bottom: 0px; border-image: initial; border-left: 0px; border-right: 0px; border-top-color: rgb(201, 201, 201) !important; border-top-style: solid !important; box-sizing: content-box; height: 0px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;" />
<ul style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;">
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2016/11/15/337/1542402/sepanjang-2016-kpk-tangani-137-tersangka-dari-122-perkara?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sepanjang 2016, KPK Tangani 137 Tersangka dari 122 Perkara">Sepanjang 2016, KPK Tangani 137 Tersangka dari 122 Perkara</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2016/11/15/337/1542025/ridwan-kamil-bandung-punya-aplikasi-lebih-canggih-dari-jaga-kpk?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Ridwan Kamil: Bandung Punya Aplikasi Lebih Canggih dari JAGA KPK">Ridwan Kamil: Bandung Punya Aplikasi Lebih Canggih dari JAGA KPK</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2016/11/15/337/1541834/tingkatkan-pelayanan-publik-kpk-kenalkan-aplikasi-jaga?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tingkatkan Pelayanan Publik, KPK Kenalkan Aplikasi JAGA">Tingkatkan Pelayanan Publik, KPK Kenalkan Aplikasi JAGA</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; display: inline-block; font-family: futura_book; font-size: 17px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kami belum menerima surat dari pemerintah (Istana Negara) mengenai 34 proyek itu. Tapi beberapa yang mangkrak, KPK sudah ada radarnya yang mangkrak. Namun kita perlu cocokkan 34 proyek itu dimana <em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">aja</em>," kata Agus di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; display: inline-block; font-family: futura_book; font-size: 17px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kasus proyek pembangkit listrik yang mangkrak ini mencuat saat Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (Ratas). Lantaran tak mendapat laporan yang memuaskan, Jokowi meminta BPKP untuk mengaudit hasil pengerjaan proyek yang sudah mangkrak lebih dari tujuh tahun itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; display: inline-block; font-family: futura_book; font-size: 17px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden, Johan Budi menjelaskan, pada saat Jokowi menggelar Ratas, dirinya meminta untuk melakukan proses audit dan evaluasi sejumlah proyek pembangkit listrik yang mangkrak. Alasannya, untuk memastikan apakah proyek yang terhenti tersebut diteruskan atau diberhentikan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; display: inline-block; font-family: futura_book; font-size: 17px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kalau tidak diteruskan apa langkah yang harus dilakukan, kemudian mangkraknya itu kenapa. Tidak diteruskan itu kenapa? Bahkan di dalam rapat terbatas seperti yang disampaikan presiden apakah memang mangkraknya itu karena faktor korupsi atau tidak. Kalau memang ada unsur itu nantinya akan dilakukan audit BPKP itu bisa saja diserahkan kepada KPK," kata Johan saat di Gedung KPK, Jumat 11 November 2016.</div>
</div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">(fas)</strong></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; text-align: center;">
<div style="font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">💙</strong></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="background: transparent; border: 0px; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;"><br /></span></strong></strong></span>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=5&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F29%2F17143391%2Fjokowi.rujuk.apa.yang.berantem.siapa.&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 68px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="fe7eff52c1d46c" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FfTmIQU3LxvB.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df87e89cdcff9e4%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff35d0eadae58d78%26relation%3Dparent.parent&container_width=5&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F29%2F17143391%2Fjokowi.rujuk.apa.yang.berantem.siapa.&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="background: transparent; border: 0px; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;"> — Presiden <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Joko Widodo</a> angkat bicarasoal usulan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan rujuknasional setelah aksi pada <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/2%20Desember" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">2 Desember</a> 2016.</span></span></strong></span><br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Jokowi</a> menilai, istilah rujuk nasional tersebut tidak tepat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Rujuk apa? Yang berantem siapa? Saya kira rujuk-rujuk itu, <em style="box-sizing: border-box;">la wong </em>kita enggak berantem, kok," kata <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Jokowi</a> seusai makan siang dengan Ketua Umum <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Partai%20Kebangkitan%20Bangsa" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Partai Kebangkitan Bangsa</a> <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Muhaimin%20Iskandar" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Muhaimin Iskandar</a> di teras Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/11/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Jokowi</a> menilai, kondisi bangsa saat ini baik-baik saja sehingga tak perlu ada rujuk nasional.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/11/29/10211161/jokowi.siapa.bilang.ada.demo.2.desember.yang.ada.doa.bersama" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Jokowi: Siapa Bilang Ada Demo 2 Desember? Yang Ada Doa Bersama</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ia menyinggung pertemuannya dengan berbagai ormas Islam seperti Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya kira kita ini baik-baik saja. Hanya perlu sekali lagi kita mengingatkan kepada semuanya tentang keberagaman itu, tentang pentingnya <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Pancasila" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Pancasila</a>, tentang pentingnya NKRI, tentang pentingnya Bhinneka Tunggal Ika, mengingatkan itu saja," ucap <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Jokowi</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/11/28/13360661/kapolri.minta.buruh.tak.ikut.demo.2.desember" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Kapolri Minta Buruh Tak Ikut Demo 2 Desember</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Usulan rujuk nasional disampaikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin seusai pertemuan antara Kapolri Jenderal (Pol) <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Tito%20Karnavian" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Tito Karnavian</a> dan pihak Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI di Kantor MUI, Jakarta, Senin (28/11/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ma'ruf menilai, pertemuan tersebut merupakan awal yang baik. Ia berharap ada tindak lanjut setelah acara <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/2%20Desember" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">2 Desember</a> mendatang.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Disepakati, GNPF akan menggelar doa bersama dan shalat Jumat berjemaah di Monas.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Mudah-mudahan sesudah itu ada tindak lanjut lagi, yaitu kami usulkan adanya dialog nasional dalam rangka merajut kembali kesatuan dan persatuan bangsa menuju rujuk nasional," ucap Ma'ruf.</div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="background: transparent; border: 0px; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;"></span></span></strong></span><a href="http://yesussangmesias.blogspot.com/2016/11/mau-adu-kuat-kuatan-lagi.html">urusan agama bukan urusan politik</a><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Kembalinya kita secara nasional untuk menjadi bangsa yang utuh, bangsa yang saling menghargai, menghormati, menolong dalam rangka membangun negeri yang kita cintai menjadi negeri yang damai, aman, sejahtera," katanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
💋</div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="background: transparent; border: 0px; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin mengaku tenang meski dibully oleh pengguna media sosial terkait pernikahannya beberapa tahun yang lalu dengan perempuan yang usianya relatif lebih muda.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">"Ada-ada saja. Itu memang bagian dari risiko memimpin MUI," kata Maruf dalam sambutannya di acara Rakernas II MUI periode 2015-2020 di Ancol, Jakarta, Rabu.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Menurut dia, sebagian unsur publik menjadi tidak proporsional membully karena MUI dianggap bermain politik dalam kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Dia mengatakan istrinya saat ini memang berusia lebih muda dari dirinya. Istrinya merupakan janda beranak dua. Hal tersebut, seharusnya tidak dipersoalkan.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Tindakan bully oleh netizen itu salah satunya dilakukan dengan mempublikasi foto pernikahan Maruf dengan perempuan yang relatif lebih muda.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Maruf mengatakan tindakan bully oleh netizen wajar terjadi seiring perundungan terhadap MUI yang dianggap tendensius terkait Ahok.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">"Ada usulan agar MUI direformasi. Bukan hanya MUI dibully, tapi juga saya," kata dia.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Menurut dia, persoalan sikap MUI terhadap dugaan penistaan agama oleh Ahok sudah jelas. Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu terbukti menistakan agama berdasarkan kajian tim internal MUI.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Dalan pernyataan sikap MUI, kata dia, Ahok harus diproses secara hukum. Desakan pemrosesan hukum itu tidak terkait dengan politik dan SARA tapi murni karena ada unsur penodaan agama. </span></strong></strong></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="background: transparent; border: 0px; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">💩</strong></strong></span></div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="background: transparent; border: 0px; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong></strong></span>
<br />
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong> - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Ahlussunnah Wal Jamaah (Laskar Aswaja) mendesak Komisaris LKBN <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Antara,</em> Boni Hargens, meminta maaf, karena dianggap telah menghina ulama. </div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ketua Umum Laskar Aswaja Adhi Thobing Permana mengatakan perilaku Boni Hargens yang mengunggah foto lama pernikahan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin di media sosial Twitter, Selasa (22/11), merupakan bentuk penghinaan terhadap ulama.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Boni tak hanya mengunggah foto di media sosial Twitter miliknya, tetapi juga membuat tulisan "Kami ucapkan selamat kepada Bapak Wakil Ketua MUI Ma'ruf Amin yang berusia 73 tahun. Hari ini menikahi wanita cantik Wury Estu Jandayani, yang berusia 30 tahunan semoga kedua mempelai berbahagia dan langgeng sampai akhir hayat. Amin Yra".</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Laskar Aswaja menilai perbuatan Boni sebagai upaya memojokkan ulama, khususnya KH Ma'ruf Amin yang notabene ketua MUI dan rois syuriah PBNU," kata Adhi di Jakarta, Rabu (23/11).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Adhi mengancam untuk menggeruduk kantor Boni apabila tidak segera meminta maaf secara terbuka dan tulus mengakui kesalahannya kepada umat Muslim secara umum dan kepada KH Ma'ruf Amin secara pribadi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"DPP Laskar Aswaja beserta ribuan anggotanya dari Banten dan Jawa Barat memastikan akan mendatangi kantor Boni Hargens apabila tidak melakukan hal tersebut," kata Adhi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Menurutnya, Boni telah menyerang ranah pribadi ketua MUI untuk tujuan politik, yakni mendiskreditkan MUI.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Permintaan maaf Boni melalui Twitter dengan berdalih kesalahan teknis belum cukup mengobati luka umat muslim terlebih para santrinya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Permintaan maaf Boni sebagai bentuk pembelaan diri saja dan bukan dari hati yang tulus. Terlalu bodoh Boni beralasan perbuatannya karena kesalahan teknis. Seharusnya Boni mengakui kesalahannya secara tulus dan meminta maaf agar masalah ini tidak semakin membuat kisruh kondisi bangsa ini," katanya.</div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="background: transparent; border: 0px; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /></span></strong></span>
<br />
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Hotman Siregar/AB</div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="background: transparent; border: 0px; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></strong></span><br />
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="background: transparent; border: 0px; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">👀</strong></strong></span></div>
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="background: transparent; border: 0px; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">VIVAnews </strong><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">- Presiden SBY pukul 14.00 WIB, Senin 25 Januari 2010 melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara. Nama sembilan anggota Wantimpres ini tak jauh berbeda dengan nama-nama yang beredar selama ini.</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">Kesembilan anggota yang diambil sumpahnya tersebut adalah sebagai berikut:</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">1. Prof Dr. Emils Salim SE</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">2.</span><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px;"> KH Maruf Amin</span></strong></span><br />
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><a href="http://yesussangmesias.blogspot.com/2016/11/mau-adu-kuat-kuatan-lagi.html">urusan agama, bukan urusan politik !!</a><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">3. Meutia Hatta</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">4. Ginanjar Kartasasmita</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">5. Widodo AS </span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">6. Hassan Wirajuda</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">7. Jimly Assihiddique</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">8. Ryas Rasyid</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">9. Siti Fadilah Supari</span><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden RI No 13/P/2010 yang ditetapkan di Jakarta pada 20 Januari 2010.</span></strong></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">REPUBLIKA.CO.ID,NASIONAL/ Ini Struktur Lengkap Kepengurusan MUI 2015- 2020 </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">SURABAYA—Musyawarah Nasional (Munas) IX Majelis Ulama Indonesia telah menghasilkan struktur kepengurusan MUI untuk masa khidmat 2015-2020.</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Berikut ini susunan lengkap struktur dan personalia organisasi MUI masa khidmat 2015-2020.</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dewan Pertimbangan</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ketua</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr HM Din Syamsuddin MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Wakil Ketua</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr Nasaruddin Umar MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr Azyumardi Azra MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Sekretaris </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr H Noor Ahmad MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Wakil Sekretaris</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Drs Natsir Zubaidi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr Bachtiar Nasir</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dewan Pimpinan MUI</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ketua Umum</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;">Dr KH Ma’ruf Amin</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Wakil Ketua</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr Yunahar Ilyas LC MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Drs KH Slamet Effendy Yusuf MSi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ketua Ketua</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Drs H Basri Bermanda MBA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr H Yusnar Yusuf MSi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr H Maman Abdurrahman</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr Hj Huzaemah T Yanggo</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr Hj Tuty Alawiyah AS</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">KH Muhyidin Junaidi MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">KH Abdullah Jaidi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Drs HM Ichwan Sam</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Drs H Zainut Tauhid Sa’adi MSi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ir H Lukmanul Hakim MSi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr KH Sodikun MSi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">KH Abdusomad Buchari</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Sekretaris Jenderal</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr H Anwar Abbas MM MAg</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Wakil Sekretaris Jenderal</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr KH Tengku Zulkarnain MA</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr Amirsyah Tambunan</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr H Zaitun Rasmin</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr Najamudin Ramli</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Drs H Sholahuddin Al Ayubi MSi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Rofiqul Umam SH MH</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr Hj Valina Subekti</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">H Misbahul Ulum MSi</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Bendahara Umum</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Prof Dr Hj Amani Lubis</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Bendahara </span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">dr Fahmi Darmawansyah MM</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Yusuf Muhamad</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Dr HM Nadratuzzaman Hosen</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Drs H Iing Solihin</span><br style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px; font-weight: normal;">Burhan Muhsin </span></strong></span></div>
</div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small; font-weight: normal;">INILAH.COM, Jakarta - Majelis Dzikir Nurussalam SBY muncul tahun 2000. Dalam buku Membongkar Gurita Cikeas yang ditulis George Aditjondro, yayasan ini disebut sebagai salah satu mesin politik dan mesin uang Tim Sukses SBY. Rabu (30/12/09), INILAH.COM mendatangi tempat itu. Inilah hasil liputan bagian-3.Meski menjabat sebagai Ketua Pembina, Presiden SBY menurut HM Utun Tarunadjaja tidak terlalu sering hadir dalam Majelis Dzikir. Setahun paling tidak hanya 3 atau 4 kali SBY hadir."Untuk kegiatan, Alhamdulillah kita ada kegiatan rutin setiap bulan. Tiga kali sebulan kita ada acara di Istana dan di masjid Cikeas," ujarnya. Menurutnya, jika hadir, Presiden SBY biasanya hanya memberikan arahan kepada anggota. "Ya, Bapak pasti memberikan arahan kepada anggota tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan ajaran Islam," ujarnya. HM Utun dan anggota yang lain bisa memaklumi ketidak hadiran SBY dalam acara-acara rutin Majelis ini. "Bapak sebagai presiden, pasti punya kesibukan yang lebih, kita pahami itu," ujarnya.Saat ditanya apakah selain acara rutin apakah SBY sering hadir dalam rapat-rapat pengurus di DPP Majelis Dzikir di Tebet, HMUtun mengatakan tidak juga. "Paling kalau rapat interen pengurus, Bapak mengundang pengurus saja. Tapi kalau soal kebijakan atau kebanyakan kegiatan Majelis Dzikir, bapak tidak terlalu ikut campur," tambah HM Utun.Tentang anggota Majelis Dzikir, juga tidak ada perlakuan istimewa. Yang dari luar kota kalau datang ke Jakarta juga tidak mendapatkan apa-apa. Mereka bisanya menginap di DPP atau mencari penginapan sendiri. Dan mereka datang dengan dana sendiri.Tentang struktur pengurus Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam inilah susunannya:Ketua Dewan Pembina: H DR Susilo Bambang YudhoyonoPembina:Ir M Hatta Rajasa, Sudi Silalahi, M Maftuh Basyuni SHPengawas:Drs H Kurdi Mustofa MM, Habib Abdul Rahman M Al HabsyiKetua Umum:H Harris ThahirSekretaris:H Edhie Baskoro Yudhoyono, HM Utun TarunadjajaBendahara:H Aziz Mochdar, H Hartanto Edhie WibowoKepala Sekretariat:HM Utun TarunadjajaImam Dzikir:Habib Abdul Rahman M Al Habsyi, Habib Ali bin Abdul Rahman Al Habsyi, Ustad Usman Syarif SangajiSeksi Sosial:H Yayat Priyatna, H Muhammad AndiSeksi Humas:H Dedi Afriadi SE, Kompol Heri GuritnoKoordinator Umum:KH Abdul Wahid, H Effen Rochendi, H Abbas Hilmi, H Ahmad Kosasih, Habib Ahmad Al AiditPelaksana Harian Kepala Sekretariat:HM Utun TarunadjajaStaf Sekretariat:Heri Cahyadi, Achmad Rifai, Wawan Kusnanda.[habis/ims] - See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/254601/struktur-majelis-dzikir-sby#sthash.K5MoAXp1.dpuf</span></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small; font-weight: normal;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #151b28; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal;">Kemenangan fenomenal SBY satu putaran pada pemilihan presiden 2009 lalu sudah diprediksi banyak kalangan. Tingkat popularitas dan keterpilihan tinggi ditambah belum adanya sosok yang menandinginya membuatnya mulus melangkah kembali ke Istana. Selain itu yang lebih penting lagi adalah dukungan luas dari seluruh komponen, komunitas masyarakat dibelakangnya turut andil dalam pemenangan itu. Partai politik yang mendukungnya juga hampir mayoritas merapat ke SBY. Diantara komunitas masyarakat yang mendukungnya adalah Majelis Dzikir Nurussalam (MDN). Sebuah kelompok pengajian yang dibentuk oleh orang dekat SBY memiliki peran yang juga signifikan. Kelompok pengajian itu hinga kini masih terus berdiri. Bahkan MDN dalam pilpres mendatang siap mendukung 'orang dalamnya' sendiri sebagai capres. Adalah Hatta Rajasa yang terdaftar sebagai salah satu Pembina MDN sudah bulat didukung unutk memimpin negeri ini. Relasi antara Hatta dan MDN sebenarnya bukan cerita baru. Saat pilpres lalu, Hatta ditunjuk oleh SBY sebagai Ketua Tim Sukses pasangan SBY-Boediono. Tugas dan tanggungjawab Hatta salah satunya adalah mengkoordinir seluruh sekoci, kelompok masyarakat dari berbagai bidang untuk bahu-membahu membawa SBY memenangi pilpres waktu itu. MDN adalah salah satu kelompok masyarakat pengajian yang termasuk tim sukses pemenangan. Bentuk dukungan dan pengawalan MDN untuk pemenangan Hatta terlihat saat meereka menggelar peringatan Isra Mi'raj di Monas akhir bulan lalu. Hatta diundang di acara tersebut karena dia masih menjadi anggota MDN. Dalam kesempatan itu, penceramah mendoakan mendoakan Hatta menjadi presiden Indonesia tahun 2014. Bahkan MDN menyatakan kebanggaannya kepada Hatta. "Kita beruntung punya Menteri Perekonomian seperti Hatta Rajasa, ekonomi kita berhasil, kita doakan sama-sama agar Hatta Rajasa selalu sehat dan jadi presiden 2014, setuju tidak semuanya?," tegas si penceramah yang langsung disambut teriakan setuju oleh jemaah pengajian. Bentuk dukungan MDN lainnya kepada Hatta adalah telah dipampangnya baliho besar bergambar Hatta didepan sekretariat MDN di bilangan Cipinang, Jakarta Timur. Sambil tersenyum lepas dan mengenakan baju koko putih serta berkopiah tampak jelas disitu tertulis "H.M. Hatta Rajasa, Pembina MDN calon presiden 2014". Ketua Umum MDN, H. Haris meyakini sosok Hatta laiak didukung karena mewakili aspirasi umat Islam. Selain itu ia juga seorang moderat, yang dibutuhkan di tengah virus intoleransi sekarang ini Hatta adalah tokoh moderat yang anti terhadap perbedaan-perbedaan diantara umat. Ia adalah sosok anak yang dididik oleh keluarga yang dekat dengan komunitas Muhammadiyah. Akan tetapi dalam perjalanan hidupnya dia sama sekali tidak mempertentangkan perbedaan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Kita tahu bahwa NU dan Muhammadiyah adalah dua ormas islam terbesar di negeri ini. Sudah pasti umat atau anggota yang ada didalam dua ormas itu besar sekali. Ciri orang moderat adalah tidak mempermasalahkan sama sekali darimana ia berasal dan keimanan apa yang dianutnya. Jika berbicara sebagai seorang muslim toh NU dengan Muhammadiyah sama saja mengabarkan, mensyiarkan kebaikan dan bekerja untuk umat. Karena memang tugas utama dari umat di muka bumi ialah membantu mensejahterakan rakyat dan umat. Apalagi jika seseorang itu diberikan amanah (seperti Hatta) untuk membawa rakyat sejahtera seperti Hatta yang diembani amanah sebagai seorang Menteri. Pernah suatu ketika penulis membaca sebuah cerita tentang gambaran nyata seorang Hatta yang moderat. Seperti ditulis oleh penulis diatas bahwa Hatta adalah seorang yang dibesarkan keluarganya yang dekat dengan Muhammadiyah. Bayangan kita pasti tertuju bagaimana ia dan kelauraganya 'mengamalkan' setiap ibadah yang diperintah Muhammadiyah. Ternyata kenyataannya tidak demikian. Orang tua Hatta dalam hal ini ibunya pernah berwasiat kepadanya agar suatu ketika ibunya meninggal, agar dilakukan ritual doa bersama selama minimal tujuh hari yang dinamakan dengan tahlil. Secara ajaran mungkin sulit seorang yang dekat dengan komunitas Muhammadiyah melakukan tahlilan. Sepanjang pengetahuan penulis rasanya Muhammadiyah tidak mengebal suatu bentuk mendoakan seseorang yang meninggal melalui tahlilan. Mungkin ada namun bukan tahlilan namanya. Tahlil dikenal hanya dilakukan oleh kalangan NU. Akan tetapi Hatta tidak mempunyai pilihan selain memenuhi wasiat ibunda. Salah satu bentuk anak soleh dan berbakti kepada orang tua ialah memenuhi wasiat sebelum orang tuanya meninggal. Disamping itu HR juga tidak memiliki alasan untuk menolaknya. Tahlil hanya sekedar budaya atau kebiasaan yang dilakukan oleh umat. Tidak ada larangan orang melakukannya atau tidak. Hukumnya sendiri dalam islam adalah sunnah. Artinya dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan pun tidak apa-apa atau tidak berdosa. Paling utama itu bagaimana seorang hamba Allah SWT selalu mengakui kebesaranNya dan senantiasa bersyukur atas segala nikmatNya dan tidak sama sekali keluar dari ajaran Allah. Jadi, tidak heran misalnya akhir pekan lalu sejumlah toko NU menyatakan dukungannya ke HR untuk menjadi capres 2014 mendatang. Konsolidasi yang dilakukan oleh seluruh tim HR untuk langkah ini sudah dimulai beberapa waktu lalu. Basis-basis NU pastinya akan terus diagarap oleh Hatta. Kesamaan pandangan antara Hatta dan NU dalam hal kemaslahatan umat menjadi dasar dari adanya dukungan NU kepada Hatta pada pilpres mendatang.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #151b28; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #151b28; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal;" /><span style="color: #151b28; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal;">Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rendrabanyusegara/majelis-dzikir-nurussalam-dan-hatta-rajasa_552e0f036ea8344d2e8b4574</span></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #151b28; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small; font-weight: normal;">💢</span></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com —</span></div>
</div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F04%2F13342531%2Fmelapor.ke.jokowi.pramono.sebut.34.proyek.mangkrak.era.sby.rugikan.negara.triliunan.rupiah&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; display: inline-block; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; left: -84.5px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f1f75cfdd5e2f6" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FfTmIQU3LxvB.js%3Fversion%3D42%23cb%3Dfa96e77c3f31dc%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff162c43abffb7c8%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F04%2F13342531%2Fmelapor.ke.jokowi.pramono.sebut.34.proyek.mangkrak.era.sby.rugikan.negara.triliunan.rupiah&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
Proyek pembangkit tenaga listrik pada era Presiden RI <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Susilo%20Bambang%20Yudhoyono" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a> diduga merugikan keuangan negara triliunan rupiah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dugaan kerugian negara ini muncul berdasarkan temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hal tersebut dilaporkan Menteri Sekretaris Negara <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Pratikno" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Pratikno</a> dan Sekretaris Kabinet <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Pramono%20Anung" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Pramono Anung</a> kepada Presiden <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Joko Widodo</a>, Jumat (4/11/2016) pagi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Proyek yang diduga merugikan keuangan negara itu adalah proyek pengadaan 7.000 megawatt yang didasari Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"PLN ditugaskan sekitar 7.000 megawatt listrik, tetapi sampai hari ini proyek itu tidak terselesaikan," ujar <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Pramono%20Anung" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Pramono Anung</a>, seusai melaporkan hal itu kepada Presiden, di Kantor Presiden, Jumat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/11/01/15331581/34.proyek.pembangkit.listrik.mangkrak.jokowi.ancam.lapor.kpk" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Jokowi Ancam Lapor KPK</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
BPKP, lanjut Pramono, juga menemukan penggunaan uang negara untuk pembayaran 34 proyek dari 7.000 megawatt itu, yakni sebesar Rp 4,94 triliun.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Dari 34 proyek tersebut, ada 12 proyek yang dapat dipastikan tidak dapat dilanjutkan sehingga terdapat potensi kerugian negara yang cukup besar dari nilai kontrak sebesar Rp 3,76 triliun," ujar Pramono.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ia enggan menyebut besar kerugian negara dari mangkraknya 12 proyek pada era SBY itu karena hal tersebut merupakan wewenang BPKP.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Selain itu, sebanyak 22 proyek listrik bisa dilanjutkan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, kelanjutan 22 proyek itu membutuhkan tambahan biaya baru sebesar Rp 4,68 triliun-Rp 7,25 triliun.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Penambahan biaya baru ini cukup besar sehingga kami laporkan ke Presiden. Mohon arahan Presiden agar bisa menindaklanjuti temuan BPKP ini dan tidak menjadi masalah pada kemudian hari," ujar Pramono.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/11/02/21060731/kpk.kumpulkan.bahan.terkait.mangkraknya.34.proyek.pembangkit.listrik" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">KPK Kumpulkan Bahan Terkait Mangkraknya 34 Proyek Pembangkit Listrik</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pramono mengatakan, Presiden telah memerintahkannya untuk berkoordinasi dengan PLN dan kementerian terkait untuk menindaklanjuti persoalan itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Presiden memberikan arahan kepada kami untuk segera menindaklanjuti ini dan dibahas dengan PLN, kementerian terkait, agar mengambil jalan keluar atas hal tersebut," ujar Pramono.</div>
</div>
<div class="kcm-read-copy mt2" style="box-sizing: border-box; color: #0e0e0e; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-top: 20px; width: 520px;">
<table class="grey" style="box-sizing: border-box; color: #8c8c8c; font-family: OpenSans, helvetica, sans-serif;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="box-sizing: border-box;">Penulis</td><td style="box-sizing: border-box;">: Fabian Januarius Kuwado</td></tr>
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="box-sizing: border-box;">Editor</td><td style="box-sizing: border-box;">: Inggried Dwi Wedhaswary</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<blockquote class="tr_bq" style="box-sizing: border-box; color: #0e0e0e; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-top: 20px; width: 520px;">
<div class="date-detail" style="color: #9d9d9d; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 12px; padding-top: 25px;">
Tuesday, 29 December 2009, 05:16 WIB</div>
</blockquote>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</span></span></center>
</div>
</div>
</div>
</div>
</h1>
<h2 style="font-family: Currents-Regular-Sans, sans-serif; font-size: 35px; line-height: 44px; margin: 0px; padding-bottom: 10px; padding-top: 10px;">
Buku Gurita Cikeas: Dari di Balik Century Hingga Kemenangan Fantastis Partai Demokrat</h2>
<h1 class="cleanprint-title" style="border-image-outset: initial; border-image-repeat: initial; border-image-slice: initial; border-image-source: initial; border-image-width: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="date pb5" style="padding-bottom: 5px;">
<div class="isiberita" style="line-height: 21px;">
<div style="background-color: white; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<center style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; text-align: left;">
<b style="box-sizing: border-box;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; line-height: 22.4px;"><div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<blockquote class="tr_bq" style="box-sizing: border-box; color: #0e0e0e; font-size: 14px; margin-top: 20px; width: 520px;">
<div class="wp-reset" style="color: black; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium;">
<div class="clear" style="clear: both;">
</div>
</div>
<div class="img-detail" style="color: black; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; max-height: 450px; overflow: hidden; padding-top: 20px; position: relative; width: 660px;">
<div class="cap-foto" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0.8); bottom: 0px; color: #b1b1b1; float: right; font-size: 10px; padding: 10px; position: absolute; right: 0px; width: auto;">
</div>
</div>
<div class="wp-cap" style="border-bottom: 1px solid rgb(238, 238, 238); color: black; float: left; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; margin-bottom: 19px; padding-bottom: 12px; padding-top: 12px; width: 660px;">
<div class="caption" style="color: #333333; float: left; font-size: 10px; width: 660px;">
</div>
</div>
<div class="detail-berita" style="color: black; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium;">
<div class="ads-160" style="background-color: #f2f2f2; float: right; height: 600px; margin-left: 20px; width: 120px;">
<div class="ads Left_120x600" id="div-gpt-ad-1443610279658-0" style="height: 600px; margin: 0px auto; width: 120px;">
</div>
</div>
<div class="content-detail" style="width: 520px;">
republika.com: Buku Gurita Cikeas: Dari di Balik Century Hingga Kemenangan Fantastis Partai Demokrat YOGYAKARTA - Buku ini mudah-mudahan tidak hanya menjawab rahasia di balik skandal Bank Century, melainkan juga berusaha menjawab rahasia di balik kemenangan fantastis Partai Demokrat yang suara pemilihnya naik tiga kali lipat dalam satu periode pemerintahan, dari sekitar tujuh persen menjadi sekitar 20 persen. Itulah salah satu kesimpulan dari buku "Membongkar Gurita Cikeas Di Balik Skandal Bank Century karya Geoge Junus Aditjondro dengan ukuran 15X23 centimeter sebanyak 183 halaman. Skandal Bank Century tak ayal menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi SBY. Ia harus bisa membuktikan janjinya sebagai panglima di garda depan untuk memerangi korupsi.''Katakan Tidak untuk Korupsi" itulah slogan yang didengungkan SBY, Kader-kader Demokrat dan keluarga Cikeas. Di dalam buku yang dipatok dengan harga Rp 36.000 ini, Aditjondro memaparkan tulisannya menjadi tujuh judul yaitu: Pertama, Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Skandal Bank Century;Kedua, Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas; Ketiga, Pemanfaatan PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center; Keempat, Yayasan-Yayasan yang Berafiliasi dengan SBY; Kelima, Kaitan dengan Bisnis Keluarga Cikeas; Keenam, Yayasan-yayasan yang Berafiliasi dengan Ny. Ani Yudhoyono; Ketujuh, Pelanggaran-pelanggaran UU Pemilu oleh Caleg-caleg Partai Demokrat. Di halaman awal tulisannya yang berjudul Membongkar Gurita Cikeas, Aditjondro mengutip Pernyataan Presiden SBY dalam pidatonya Senin malam, 23 November 2009 yang menanggapi rekomendasi Tim 8 yang telah dibentuk oleh Presiden sendiri untuk mengatasi krisis kepercayaan yang meledak di tanah air. ....Apakah pernyataan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7 triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya? Bahkan berkembang pula desas-desus, rumor atau tegasnya fitnah, yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY, fitnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan''. Menurut Aditjondro yang meraih gelar Doctor of Philosophy di Cornell University, Ithaca, New York, pernyataan SBY yang begitu defensif dalam menangkal adanya kaitan antara konflik KPK versus Polri dengan skandal Bank Century tersebut bagaikan membuka kotak Pandora yang sebelumnya agak tertutup oleh drama yang dalam bahasa awam populer dijuluki drama cicak melawan buaya. Selanjutnya dalam buku ini Aditjondro juga mengungkapkan bahwa selain melalui lebih dari selusin tim kampanye, penggalangan dukungan politis dan ekonomis bagi SBY dimonotori oleh yayasan-yayasan yang berafiliasi dengan SBY dan Ny. Ani Yudhoyono (Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam , Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian). Ketiga Yayasan tersebut tidak dipimpin oleh SBY sendiri tapi oleh orang-orang dari inner circl. Hasil audit ketiga yayasan itu oleh auditor publik yang betul-betul independen belum pernah dilaporkan ke parlemen dan media massa. Yayasan tersebut sejauh tidak menggunakan uang rakyat dan murni dibiayai oleh pengusaha swasta tidak masalah. Namun karena Sofyan Basir, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Puri Cikeas, maka keuangan yayasan ini perlu diaudit dan dilaporkan ke parlemen, mengingat BRI merupakan BUMN. Secara khusus para nasabah Bank Bukopin juga berkepentingan mengetahui laporan keuangan yayasan ini, sebab Dirut Bank Bukopin, Glen Glenardi, adalah Ketua Badan Pengawas Yayasan ini. Buku ini juga menyebutkan tentang berbagai pelanggaran-pelanggaran UU Pemilu oleh kader Partai Demokrat yang terjadi di berbagai daerah diantaranya di Samosir Sumatera Utara, kabupaten Ploso Sulawesi Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur.Penggalangan dana yang luar biasa serta besarnya pembelian suara oleh para kadernya, memainkan peranan yang besar dalam melonjaknya angka pemilih Partai Demokrat dan calon presidennya. Yang menarik dari buku ini, justru lampirannya lebih banyak daripada pemaparan isi buku. Untuk lampiran berjumlah 96 halaman dan pemaparan dari isi buku hanya 59 halaman. Isi lampiran antara lain: Tim-tim Kampanye Partai Demokrat dan Capres-Wapres SBY-Boediono, Susunan Dewan Pengurus Yayasan Puri Cikeas Periode 2006-2011, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, Aktivitas Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, Gara-gara Artalyta, Syamsul Nursalim tetap melenggang, Allure, meluncur di alur Yayasan Batik Indonesia, Susunan Pengurus dan Peneliti Brighten Institute. Di dalam buku ini Aditjondro mengemukakan guna mencegah kembalinya tradisi buruk yang dirintis mendiang Jenderal Soeharto, SBY perlu bersikap lebih tegas terhadap kerabat dan sahabatnya. Agar tidak mengambil jalan pintas mengembangkan bisnis dengan mncari order dari bankir-bankir pemerintah, serta birokrat-birokrat papan atas. SBY juga perlu mendorong kerabat dan sahabatnya untuk menolak pemberian kemudahan dalam penyediaan jasa jalan, listrik dan bahan bakar bersubsidi, bagi pengembangan pabrik yang baru berdiri kemarin sore. Sikap tegas terhadap keluarga dan sahabat merupakan dasar moral untuk mengambil sikap tegas terhadap semua pejabat yang melakukan komersialisasi jabatan. neni ridarineni/pur</div>
</div>
</blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
<strong style="box-sizing: border-box;"><br /></strong>
<br />
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAHCOM, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas membantah tudingan kalau ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai provokator kerusuhan Aksi Bela Islam II pada 4 November 2016.</span></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Pasca reformasi, penyampaian pendapat di Indonesia lebih baik, demokratis dan semakin dewasa," kata Ibas, Selasa (8/11/2016).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut dia, Ketua Umum Partai Demokrat SBY pimpin Republik Indonesia selama 10 tahun tidak sedikit masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa, protes atau demonstrasi. Karena, memang hal yang sangat wajar dan lumrah demonstrasi itu.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Sepanjang itu konstruktif dan dengan cara yang baik sesuai aturan yang berlaku," ujar Ibas.</div>
<div class="wb-468x60" style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; float: left; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; height: auto; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 2036.34px;">
<ins style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://zet.inilahindie.com/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=577__zoneid=218__cb=4012830a93__oadest=http%3A%2F%2Fslimmingfast.co%3Futm_campaign%3Dinilah" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank"><img alt="" border="0" height="50" src="https://zet.inilahindie.com/www/images/c51e35acb4f14a34a52cdc6ec162a780.gif" style="border: 0px; color: #a31712; font-family: inherit; font-size: 12px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="" width="320" /></a><br />
<div id="beacon_4012830a93" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
</div>
</ins></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia mengatakan demokrasi yang baik adalah yang bermartabat, beretika dab bermoral. Menurut dia, seharusnya pemerintah atau pihak lain mendukung dan menyambut baik masyarakat untuk berekspresi sepanjang tidak anarkis.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kami yakin menyampaikan aspirasi, pendapat saat ini lebih bagus dan itu sudah dimulai sejak reformasi bergulir. Kami minta tidak ada pihak yang menciderai kebebasan berekspresi dengan komentar yang membingungkan rakyat seolah-olah ada yang mengatur," jelas dia.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Untuk diketahui, setelah terjadi kerusuhan Aksi Bela Islam II pada 4 November beredar spanduk yang menuding bahwa mantan Presiden RI ke-6 yakni SBY sebagai provokatornya. [fad]</div>
<span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small;">- See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2337381/ibas-bantah-sby-provokator-kerusuhan-demo-411#sthash.IDye4fdK.dpuf</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiW7q-3Mu3fBPAwu70cOK2-aeZc5ZRi6HqYi5c1YmNWQ3-tEUodMFWa7bUkPDfXcCgPfYum46ofcWzV7esOLZ5NZiWCXg7VOH_xgTf5ORrWFtJMbqgj-hhKGRsVM8SZKi8KWk7gef_IXU/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiW7q-3Mu3fBPAwu70cOK2-aeZc5ZRi6HqYi5c1YmNWQ3-tEUodMFWa7bUkPDfXcCgPfYum46ofcWzV7esOLZ5NZiWCXg7VOH_xgTf5ORrWFtJMbqgj-hhKGRsVM8SZKi8KWk7gef_IXU/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small;"><br /></span></div>
<strong style="box-sizing: border-box;">Kabar24.com,</strong> JAKARTA - Pihak Polda Metro Jaya menyebutkan 350 orang terluka usai "Aksi Damai Bela Islam Tegakkan Keadilan melalui Supremasi Hukum" yang berujung ricuh pada Jumat (4/11/2016) malam.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Total terdapat 350 orang terluka akibat bentrokan aksi tersebut karena kelelahan, sesak nafas, luka terkena lemparan batu dan bambu," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono di Jakarta, Senin (7/11/2016).<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Awi menyebutkan jumlah total korban luka berdasarkan data dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Metro Jaya dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Disebutkan Awi, 160 korban luka yang dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, 90 orang pada beberapa rumah sakit lainnya dan 100 korban ditangani Biddokkes Polda Metro Jaya.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Korban yang ditangani Biddokkes terdiri dari 79 anggota Polri, lima anggota TNI, seorang petugas pemadam kebakaran dan 15 orang sipil.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Saat ini, korban yang masih menjalani rawat inap sebanyak 13 orang di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, RS Polri Kramatjati dan RS Pelni.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Selain terdapat korban luka, aksi yang digagas Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) itu mengakibatkan 21 kendaraan rusak akibat massa bertindak anarkis.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Sebelumnya, sejumlah organisasi masyarakat, keagamaan dan mahasiswa berunjuk rasa menolak penistaan agama di sekitar Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Jumat (4/11).<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Awalnya, aksi berjalan damai namun massa mulai anarkis selepas shalat Isya sehingga petugas melepaskan tembakan gas air untuk membubarkan konsentrasi pengunjuk rasa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Sumber : Antara</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7_hrajtSyV3_wEEXz6mZ-g13W0TzcrZIvRq3mhCnYkl3NPEZ5njqRUs19bc18fMHnnOt2H9RqUzVouLXKH06NTDrgJWguMkl2KWKzYVYfEFAgY0seayg-SnMyv6s_l3QMqoc-k4fdjKw/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7_hrajtSyV3_wEEXz6mZ-g13W0TzcrZIvRq3mhCnYkl3NPEZ5njqRUs19bc18fMHnnOt2H9RqUzVouLXKH06NTDrgJWguMkl2KWKzYVYfEFAgY0seayg-SnMyv6s_l3QMqoc-k4fdjKw/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Kabar24.com, JAKARTA - Mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono akhirnya berkomentar atas tuduhan yang bergulir bahwa suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono, berada di belakang aksi 4 November 2016.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono menilai tudingan yang menyebut suaminya adalah orang di belakang aksi 4 November 2016 adalah sebuah fitnah yang keji.</div>
<div class="photo-details" data-pswp-uid="1" itemscope="" itemtype="http://schema.org/ImageGallery" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Light; font-size: 13px;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure itemprop="associatedMedia" itemscope="" itemtype="http://schema.org/ImageObject" style="box-sizing: border-box; margin: 0px;"><figcaption itemprop="caption description" style="box-sizing: border-box; color: #999999; font-size: 12px; font-style: italic; margin: 10px 0px 30px; text-align: center;"><br /></figcaption></figure></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Hal itu disampaikan Ani saat merespons komentar masyarakat di instagram, Senin (7/11/2016), yang turut meyakini bahwa SBY bukan lah dalang di balik aksi massa 4 November 2016.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Ani menegaskan selama 30 tahun di TNI dan selanjutnya di pemerintahan, SBY telah mengabdi kepada bangsa dan negara, siap mempertahankan dan membela NKRI dengan mempertaruhkan nyawanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Dia menekankan Tuhan lah yang mengetahui segala hal yang sebenarnya tentang keluarganya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Berikut ini pernyataan Ani Yudhoyono ketika merespons dukungan masyarakat kepada keluarganya di instagram, sebagaimana dikutip di Jakarta, Senin: "Saya sangat menghargai pendapatmu. 10 tahun pak SBY memimpin negara, tidak ada DNA keluarga kami berbuat yang tidak-tidak. Jadi kalau ada tuduhan kepada pak SBY yang menggerakkan dan mendanai aksi damai 4 November lalu, itu bukan hanya fitnah yang keji, tetapi juga penghinaan yang luar biasa kepada pak SBY. Dalam perjalanan hidupnya selama 30 th di TNI dan selanjutnya di pemerintahan, pak SBY telah mengabdi kepada bangsa dan negara, siap mempertahankan dan membela NKRI dengan taruhan nyawanya. Sekali lagi tuduhan itu sangat kejam. Allah Maha Tahu apa yang kami lakukan selama ini."</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Sumber : Antara</div>
<ul class="list-news center-block" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Light; font-size: 13px; list-style: none; margin: 0px auto 0px 15px; padding: 30px 0px;">
<li class="no-margin" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px !important; margin-right: 0px !important; margin-top: 0px !important; width: 643.484px;"><div class="full gallery type3" style="border-bottom: 1px solid rgb(225, 225, 225); border-top: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; padding: 0px 0px 30px !important; width: 643.484px;">
<div style="text-align: center;">
</div>
</div>
</li>
</ul>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<br />
<br />
JAKARTA kontan. Ketua Umum Partai Demokrat <a href="http://www.kontan.co.id/tag/susilo-bambang-yudhoyono" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Susilo Bambang Yudhoyono</a> (SBY) memiliki gaya komunikasi yang khas, yakni jarang menyampaikan maksud secara lugas.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun pada konferensi pers Rabu (2/11), Presiden keenam RI itu, dinilai menunjukkan gaya yang berbeda.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana menilai gaya komunikasi SBY saat jumpa pers kemarin menyiratkan kemarahan.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Dari gaya komunikasi kemarin, SBY terganggu, kesal, marah, karena berseliweran informasi yang menuding SBY ada di belakang gerakan," kata Tjipta saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/11).</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tjipta mengatakan amarah SBY terlihat pula dari kalimat yang dipilih, salah satunya saat SBY mengatakan "fitnah lebih kejam dari pembunuhan".</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kata-kata "fitnah lebih kejam dari pembunuhan" itu pertama kali diucapkan A.H. Nasution saat TNI angkatan darat dituduh terlibat upaya penggulingan Presiden Soekarno," kata Tjipta.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia melanjutkan bahasa nonverbal yang ditunjukan SBY berupa mimik wajah yang tegang dan penuh amarah semakin menunjukan pembelaan dirinya atas tudingan keterlibatan pada aksi 4 November.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dengan adanya bahasa nonverbal yang jelas, menurut Tjipta, justru sangat memperkuat amarah yang ditampakan SBY.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebab, kata Tjipta, bahasa nonverbal lebih kuat ketimbang bahasa verbal untuk menampakan kesan kepada lawan bicara.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Selain itu Tjipta mengatakan dalam komunikasi dikenal bahasa berkonteks tinggi yang cenderung berputar-putar, dan juga bahasa berkonteks rendah yang cenderung lugas.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia menyatakan, SBY merupakan pemimpin yang cenderung menggunakan bahasa berkonteks tinggi.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun saat jumpa pers kemarin, yang digunakan SBY justru bahasa berkonteks rendah.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Beberapa pilihan kata seperti "fitnah lebih kejam dari pembunuhan," itu kan lugas. Pemilihan konteks rendah itu memang bukan kebiasaan SBY dan itu menunjukan kemarahan. Sengaja menggunakan konteks rendah agar maksudnya mudah tertangkap," lanjut Tijipta.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebelumnya SBY menggelar jumpa pers di Cikeas, Kabupaten Bogor, Rabu (2/11). Dalam jumpa pers itu, SBY menyatakan ada pihak yang menuding salah satu partai politik mendalangi sekaligus mendanai aksi 4 November.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Unjuk rasa yang digelar di depan Istana Kepresidenan itu menuntut polisi memproses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas tuduhan menista agama.</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
SBY juga bicara soal pembunuhan Munir, tudingan harta miliknya yang mencapai Rp 9 triliun dan rumah pemberian negara untuk dia sebagai mantan Presiden RI. (Rakhmat Nur Hakim)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div class="share share--lightweight show ghost-column" style="border: 0px; clear: both; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 32px 53.7656px 0px auto; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; zoom: 1;">
<div id="share-tools" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; color: #404040; font-family: Helmet, Freesans, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-numeric: inherit; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: inherit; margin: 0px; orphans: 2; padding: 0px; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
</div>
</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Wenny menyayangkan SBY yang meragukan kinerja intelijen dan merasa dituduh menjadi otak di balik gerakan besar-besaran besok. Terlebih, SBY mendasarkan tudingannya pada kabar yang beredar di media sosial (medsos). “Terlalu berlebihan,” ujarnya seperti dikutip JawaPos.Com, Kamis (3/11).</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Pensiunan polisi dengan pangkat terakhir brigadir jenderal itu merasa heran karena SBY justru yang tersinggung. Padahal, persoalannya adalah ada umat Islam yang tak terima oleh ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok.</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
"Harus dilihat dari awal, ini persoalan Ahok. Kenapa musti SBY merasa tersinggung? Saya pikir terlalu berlebihan," tegasnya.</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Mantan Direktur Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal (Direksus Bareskrim) Polri itu pun menegaskan bahwa kinerja intelijen negara tidak perlu diragukan. Sebab, lembaga intelijen pasti sudah memetakan dan menginvestigasi setiap hal terkait rencana demontrasi 4 November.</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
"Memang mereka udah kerja kok. Saya pernah tugas di intel, ini saya paham benaar. Jauh sebelum mereka diminta pimpinan, sudah memberikan bahan keterangan, ide-ide yang harus diambil, nggak perlu disuruh orang," tegas Wenny.</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Karenanya Wenny menegaskan, lembaga intelijen pun pasti keberatan dengan pernyataan SBY. "Coba saja tanya orang intel, mereka pasti protes dengan hal seperti itu," sebut dia.</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
Wenny lantas menilai, sikap SBY yang mengomentari kinerja intelijen dan juga kasus Ahok hanyalah untuk mencari perhatian saja. Anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu pun menyebut SBY sedang cari panggung.</div>
<div style="font-family: Arial, "Helvetica Neue", Helvetica, Tahoma, "Nimbus Sans L", sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
"Cuma sekarang kan semua tampil, dalam rangka ya pasang panggung lah. Semua punya kepentingan. Biarlah demo berjalan aman, damai," pungkas politikus Partai Gerindra itu.<strong>(dna/JPG)</strong></div>
<div class="story-body" style="border: 0px; color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="story-body__inner" property="articleBody" style="border: 0px; color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 53.7656px 0px auto; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="story-body__introduction" style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 28px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar pertemuan dengan wartawan, Rabu (02/11), menanggapi situasi terbaru terkait desakan penangkapan gubernur Jakarta dan rencana aksi unjuk rasa 4 November dan beberapa isu lain seperti aset kekayaan dan hibah rumah dan tanah dari negara.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun, tampaknya yang menjadi perhatian pengguna media sosial adalah hal yang sama sekali tak terkait.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media-landscape no-caption full-width" style="border: 0px; clear: both; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><img alt="lebaran kuda" class="responsive-image__img js-image-replace" data-highest-encountered-width="624" datasrc="http://ichef.bbci.co.uk/news/320/cpsprodpb/133C7/production/_92219787_kuda1.jpg" height="450" src="https://ichef.bbci.co.uk/news/624/cpsprodpb/133C7/production/_92219787_kuda1.jpg" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; transition: opacity 0.2s ease-in; user-select: none; vertical-align: baseline; width: 616.203px;" width="941" /><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span><span class="story-image-copyright" style="background: rgba(0 , 0 , 0 , 0.6); border: 0px; bottom: 0px; color: #ececec; font-family: inherit; font-size: 0.75rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: 0.25px; line-height: 1.33333; margin: 0px; padding: 3px 8px 1px; position: absolute; right: 0px; text-transform: uppercase; vertical-align: baseline;">TWITTER</span></span></figure><br />
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ya, Anda tak salah baca. 'Lebaran Kuda' menjadi topik populer di Twitter hari ini dengan lebih dari 10.000 kicauan. Ini diambil dari kutipan SBY yang menyebut, ''kalau tuntutannya (para pengunjuk rasa Jumat nanti) tidak didengar, sampai lebaran kuda bakal ada unjuk rasa.''</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Banyak media kemudian mengambil kutipan ini sebagai judul berita dan pengguna media sosial mulai membicarakannya. Sebagian menghubungkannya dengan aksi naik kuda Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Senin (31/10) lalu.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
''Pak SBY sebut-sebut lebaran kuda. Pasti sedih karena kemarin <i style="border: 0px; color: inherit; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">gak</i> diajak naik kuda,'' kata @naoimitobing di Twitter.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media-landscape has-caption full-width" style="background-color: #111111; border: 0px; clear: both; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span><span class="story-image-copyright" style="background: rgba(0 , 0 , 0 , 0.6); border: 0px; bottom: 0px; color: #ececec; font-family: inherit; font-size: 0.75rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: 0.25px; line-height: 1.33333; margin: 0px; padding: 3px 8px 1px; position: absolute; right: 0px; text-transform: uppercase; vertical-align: baseline;">REUTERS</span></span><figcaption class="media-caption" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px; vertical-align: baseline; visibility: visible;"><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image caption</span><span class="media-caption__text" style="border: 0px; color: #ececec; display: block; font-family: inherit; font-size: 0.8125rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.23077; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pertemuan Jokowi dan Prabowo awal pekan ini di Hambalang.</span></figcaption></figure><br />
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tapi ternyata bukan kali ini saja SBY menyebut istilah 'Lebaran kuda'. Seperti dikutip <a class="story-body__link-external" href="http://bola.antaranews.com/berita/442072/sby-dan-lebaran-kuda" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(17, 103, 168, 0.298039); border-bottom-color: rgb(220, 220, 220); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">antaranews.com</a>, SBY pernah mengungkapkan istilah itu ketika berkomentar tentang sepak bola Indonesia pada 2014 lalu. Pada 2011, SBY juga pernah menggunakan frasa 'Lebaran kuda' untuk mengomentari ekonomi Indonesia.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Ekonomi luar Jawa harus naik melalui investasi dan perdagangan. Kalau kita cuma menjalankan <i style="border: 0px; color: inherit; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">business as usual</i> atau begini-begini saja dan tak ada upaya, maka sampai lebaran kuda tak akan tercapai," katanya seperti dikutip detik.com.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Komentar-komentar lucu mengalir di Twitter. Pengamat politik Yunarto Wijaya mengusulkan 'Lebaran kuda' jadi libur nasional....</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media-landscape no-caption full-width" style="border: 0px; clear: both; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><img alt="twitter" class="responsive-image__img js-image-replace" data-highest-encountered-width="624" datasrc="http://ichef-1.bbci.co.uk/news/320/cpsprodpb/999A/production/_92222393_lebarankuda4.jpg" height="485" src="https://ichef-1.bbci.co.uk/news/624/cpsprodpb/999A/production/_92222393_lebarankuda4.jpg" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; transition: opacity 0.2s ease-in; user-select: none; vertical-align: baseline; width: 616.203px;" width="926" /><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span><span class="story-image-copyright" style="background: rgba(0 , 0 , 0 , 0.6); border: 0px; bottom: 0px; color: #ececec; font-family: inherit; font-size: 0.75rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: 0.25px; line-height: 1.33333; margin: 0px; padding: 3px 8px 1px; position: absolute; right: 0px; text-transform: uppercase; vertical-align: baseline;">TWITTER</span></span></figure><br />
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Beberapa merasa bingung, apakah itu salah satu judul lagu baru mantan presiden yang hobi bermusik ini?</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media-landscape no-caption full-width" style="border: 0px; clear: both; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><img alt="sby" class="responsive-image__img js-image-replace" data-highest-encountered-width="624" datasrc="http://ichef.bbci.co.uk/news/320/cpsprodpb/E7BA/production/_92222395_lebarankuda4.jpg" height="540" src="https://ichef.bbci.co.uk/news/624/cpsprodpb/E7BA/production/_92222395_lebarankuda4.jpg" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; transition: opacity 0.2s ease-in; user-select: none; vertical-align: baseline; width: 616.203px;" width="942" /><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span><span class="story-image-copyright" style="background: rgba(0 , 0 , 0 , 0.6); border: 0px; bottom: 0px; color: #ececec; font-family: inherit; font-size: 0.75rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: 0.25px; line-height: 1.33333; margin: 0px; padding: 3px 8px 1px; position: absolute; right: 0px; text-transform: uppercase; vertical-align: baseline;">TWITTER</span></span></figure><br />
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tentu ada banyak akun anonim yang kemudian meramaikan momen ini dengan membuat meme-meme dan menghubungkannya dengan isu penistaan agama. "Coba bayangkan jika istilah 'lebaran kuda' diucapkan oleh Ahok. Narasi jahat apa lagi yang akan dimainkan oleh mereka?" tulis akun @habibthink.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lainnya, mendudukan topik ini dengan pendekatan yang lain...</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media-landscape no-caption full-width" style="border: 0px; clear: both; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><img alt="lebaran kuda" class="responsive-image__img js-image-replace" data-highest-encountered-width="624" datasrc="http://ichef.bbci.co.uk/news/320/cpsprodpb/95BC/production/_92223383_capture.jpg" height="580" src="https://ichef.bbci.co.uk/news/624/cpsprodpb/95BC/production/_92223383_capture.jpg" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; transition: opacity 0.2s ease-in; user-select: none; vertical-align: baseline; width: 616.203px;" width="935" /><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span><span class="story-image-copyright" style="background: rgba(0 , 0 , 0 , 0.6); border: 0px; bottom: 0px; color: #ececec; font-family: inherit; font-size: 0.75rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: 0.25px; line-height: 1.33333; margin: 0px; padding: 3px 8px 1px; position: absolute; right: 0px; text-transform: uppercase; vertical-align: baseline;">TWITTER</span></span></figure><figure class="media-landscape no-caption full-width" style="border: 0px; clear: both; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><img alt="lebaran kuda" class="responsive-image__img js-image-replace" data-highest-encountered-width="624" datasrc="http://ichef.bbci.co.uk/news/320/cpsprodpb/E3DC/production/_92223385_lebarankuda6.jpg" height="549" src="https://ichef.bbci.co.uk/news/624/cpsprodpb/E3DC/production/_92223385_lebarankuda6.jpg" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; transition: opacity 0.2s ease-in; user-select: none; vertical-align: baseline; width: 616.203px;" width="976" /><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span><span class="story-image-copyright" style="background: rgba(0 , 0 , 0 , 0.6); border: 0px; bottom: 0px; color: #ececec; font-family: inherit; font-size: 0.75rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: 0.25px; line-height: 1.33333; margin: 0px; padding: 3px 8px 1px; position: absolute; right: 0px; text-transform: uppercase; vertical-align: baseline;">TWITTER</span></span></figure><br />
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Satu pertanyaan lagi yang tampaknya ditanyakan berkali-kali di Facebook dan Twitter adalah, "kalau Lebaran Kuda ada THR (Tunjangan Hari Raya) nggak sih?" kata banyak pengguna Facebook.</div>
</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">BOGOR, KOMPAS.com</span><br />
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f2f0c4acc3eeec" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FfTmIQU3LxvB.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df4034423fb9a8%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff170aae90ee4d88%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F02%2F13274811%2Fsby.proses.hukum.ahok.tak.boleh.dipengaruhi.pemerintah.dan.pendemo&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"> - Ketua Umum Partai <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Demokrat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Demokrat</a> <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Susilo%20Bambang%20Yudhoyono" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a> mengatakan, proses hukum terkait pernyataan <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Basuki%20Tjahaja%20Purnama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> alias Ahok yang dilaporkan atas penistaan agama tak boleh dipengaruhi oleh pihak manapun.</span><br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Proses hukum terhadap Ahok tak boleh dipengaruhi oleh Pemerintah dan para pengunjuk rasa yang akan melakukan aksinya di Istana Negara 4 November mendatang," kata SBY, saat jumpa pers di kediamannya, di Cikeas Kabupaten Bogor, Rabu (2/11/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ia menekankan, hukum merupakan proses yang harus terpisah dari tekanan politik dan ancaman massa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Oleh karena itu, SBY mengimbau agar polisi sebagai penegak hukum berlaku netral dan tegas.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/11/02/12384961/sby.apa.agus.harimurti.ancaman.keamanan.nasional." style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">SBY: Apa Agus Harimurti Ancaman Keamanan Nasional?</a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ia menambahkan, jangan hanya karena satu orang, proses hukum di Indonesia menjadi terganggu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sebab, dalam negara hukum, yang harus menjadi panglima ialah hukum itu sendiri, bukan yang lain.</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Kita ini negara hukum, jadikan hukum sebagai panglima, jangan karena satu orang akhirnya proses hukum terganggu," lanjut SBY.</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F02%2F10515631%2Fsby.sebut.fitnah.dan.menghina.jika.demo.4.november.digerakkan.parpol&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 49px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f24b8eddeeb27" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FfTmIQU3LxvB.js%3Fversion%3D42%23cb%3Dfcd0db3890deb%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff33caf78660d3e%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F02%2F10515631%2Fsby.sebut.fitnah.dan.menghina.jika.demo.4.november.digerakkan.parpol&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"> - Ketua Umum Partai <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Demokrat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Demokrat</a> Susilo Bambang Yudhoyono menganggap berbahaya jika ada informasi intelijen bahwa rencana aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11/2016), digerakkan atau didanai oleh pihak tertentu atau partai politik.</span><br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hal itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (2/11/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Jumpa pers tersebut menyikapi rencana unjuk rasa di depan Istana, Jakarta, mendesak proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Basuki%20Tjahaja%20Purnama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> alias Ahok yang dituduh menista agama.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol melakukan seperti itu," kata SBY.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dalam jumpa pers tersebut, SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, ia menganggap informasi tersebut fitnah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina, rakyat bukan kelompok bayaran," kata Presiden keenam RI itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Memfitnah atas nama analisis intelijen sekaligus menghina. Kita tahu <em style="box-sizing: border-box;">Arab Spring</em> mulai dari Mesir, Libia, Tunisia, Yaman itu tidak ada dikatakan penggeraknya. Yang komandoi sosial media. Itu lah era skarang ini. Jadi jangan tiba-tiba simpulkan ini yang menggerakkan, ini yang mendanai," ucap dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Meski tidak secara gamblang merasa dituduh, dalam jumpa pers tersebut, SBY mengaku sudah mengumpulkan informasi sebelum berbicara pada hari ini.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya bukan orang sekadar bicara. Saya kumpulkan keterangan, saya korek apa di dalam pikiran penyelenggara negara, jajaran pemerintahan. Baru saya bicara," ucapnya.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Sekali lagi, karena saya mengetahui, saya dengar dan saya kroscek benar adanya, mudah-mudahan yang saya dengar tidak benar, tidak seperti itu kalau ada analisis intelijen, termasuk sumber kepolisian bahwa ada pihak ini yang mendanai, pihak ini menggerakan, parpol ini yang punya kepentingan menggerakan unjuk rasa besar itu," tambah SBY.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Putra presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2609758/kegundahan-hati-agus-yudhoyono-sebelum-putuskan-maju-di-pilkada" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Agus Harimurti Yudhoyono">Agus Harimurti Yudhoyono</a>, akhirnya meninggalkan dunia militer demi terjun ke dunia politik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Jumat, 23 September dinihari, Agus diumumkan sebagai bakal cagub DKI Jakarta oleh partai yang dipimpin ayahandanya, Partai Demokrat. </div>
<div style="color: #535353; display: inline !important; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; display: inline !important; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Nama Agus sendiri muncul di detik-detik menjelang pendaftaran hari terakhir pasangan cagub dan cawagub DKI. Sebelumnya, nama Agus tidak terdengar sama sekali dalam bursa Pilgub DKI.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
<b style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; line-height: 22.4px;"></b></b><br />
Agus dipasangkan dengan Sylviana Murni untuk menjadi penantang pasangan bakal cagub dan cawagub Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) di Pilkada DKI Jakarta 2017.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Diumumkannya nama<a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2609703/haru-biru-pidato-perpisahan-agus-harimurti" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title=" Agus Yudhoyono"> Agus Yudhoyono</a> sebagai cagub DKI pun mendadak sontak mengagetkan publik. Pro-kontra pun langsung bermunculan. Banyak netizen menyayangkan keputusan tersebut, meski banyak juga yang mendukung. Bahkan, beredar isu yang menyebutkan bahwa pencalonan Agus karena keinginan orangtuanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
"Amat sangat kecewa Ibu n Bpk menghentikan karier sang Anak Sang Calon Jenderal Bintang 4 hnya demi POLITIK," tulis akun @janeivka di akun Instagramnya ibunda Agus, Ani Yudhoyono, @aniyudhoyono.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Akun @anangsaefudin menulis, "Ibu ani saya sangat menyayangkan dengan mas agus kenapa mesti jadi nyalon dki 1 padahal karier di militer begitu cemerlang."</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="read-page--photo-gallery--item" data-component="desktop:read-page:photo-gallery:item" data-copy-link-url="http://pilkada.liputan6.com/read/2609931/komentar-ani-yudhoyono-soal-tudingan-agus-dipaksa-jadi-cagub-dki" data-description="Ani Yudhoyono menjawab tudingan Agus dipaksa jadi cagub DKI. (Liputan6.com)" data-image="https://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1354775/big/073820100_1474697639-Instagram_Ani_soal_Agus_pix.jpg" data-share-url="http://pilkada.liputan6.com/read/2609931/komentar-ani-yudhoyono-soal-tudingan-agus-dipaksa-jadi-cagub-dki" data-thumb="https://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1354775/big/073820100_1474697639-Instagram_Ani_soal_Agus_pix.jpg" data-title="Ani Yudhoyono menjawab tudingan Agus dipaksa jadi cagub DKI. (Liputan6.com)" id="gallery-inline-image-0" style="box-sizing: border-box; clear: both; margin: 0px 0px 30px; padding: 0px;"><div class="read-page--photo-gallery--item__content js-gallery-content" style="background-color: #dddddd; box-sizing: border-box; overflow: hidden; position: relative;">
<div class="read-page--photo-gallery--item__social-share js-social-share" style="background: rgba(0, 0, 0, 0.6); box-sizing: border-box; opacity: 0; position: absolute; right: 0px; top: 0px; width: 40px;">
<a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-share-button" href="https://www.facebook.com/sharer/sharer.php?u=http://pilkada.liputan6.com/read/2609931/komentar-ani-yudhoyono-soal-tudingan-agus-dipaksa-jadi-cagub-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_facebook i-gallery-facebook" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a><a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-share-button" href="https://twitter.com/home?status=http://pilkada.liputan6.com/read/2609931/komentar-ani-yudhoyono-soal-tudingan-agus-dipaksa-jadi-cagub-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_twitter i-gallery-twitter" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a><a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-share-button" href="https://plus.google.com/share?url=http://pilkada.liputan6.com/read/2609931/komentar-ani-yudhoyono-soal-tudingan-agus-dipaksa-jadi-cagub-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_gplus i-gallery-gplus" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a><a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-email-button" href="mailto:?to=&subject=%5BLIPUTAN6%5D%20Ani%20Yudhoyono%20menjawab%20tudingan%20Agus%20dipaksa%20jadi%20cagub%20DKI.%20%28Liputan6.com%29&body=http%3A%2F%2Fpilkada.liputan6.com%2Fread%2F2609931%2Fkomentar-ani-yudhoyono-soal-tudingan-agus-dipaksa-jadi-cagub-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_email i-gallery-email" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a></div>
</div>
</figure><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Terkait tudingan ini, sang ibunda, Ani Yudhoyono, tampaknya tidak terima.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Melalui akun Instagramnya @aniyudhoyono, ibu negara ke-6 RI ini pun memberi klarifikasi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
"Pertanyaan mengapa Agus berhenti/ pensiun dini dari dinas militer, hanya Agus yang paling tepat untuk menjawabnya. Tuduhan kalau dipaksa oleh orangtua, sangat menyakitkan. Saya kira, tak satupun orangtua yang ingin mengorbankan anaknya. Pak SBY dan saya tak pernah menekan Agus dan Ibas sejak dulu. Keputusan dan pilihan Agus sepenuhnya diambil oleh Agus dengan segala resiko dan konsekuensinya. Pak SBY dan saya selalu mendukung cita2, niat baik dan tulus anak2 yang kami tahu untuk kepentingan rakyat. Terima kasih atas pengertiannya. Cinta kami untuk rakyat Jakarta dan Indonesia," tulis Ani Yudhoyono yang di-<em style="box-sizing: border-box;">posting</em> di Instagramnya, Sabtu (24/9/2016).</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></b></span></strong><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Pada Pilkada DKI 2017, Agus berpasangan dengan <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2609806/pasangan-agus-sylviana-dan-kacamata-hitam-di-rsal-mintohardjo" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Sylviana Murni">Sylviana Murni</a>. Pasangan ini tidak hanya diusung oleh Demokrat, tapi juga PPP, PKB, dan PAN. </div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></span></strong>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></span></strong></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Beritateratas.com - <span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Buronan kasus Bank Century Hartawan Aluwi yang ditangkap di Singapura telah dipulangkan ke Indonesia. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya akan terus memburu aset Hartawan yang belum disita.</span></b></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="color: #2d2d2d; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px;" /></span></strong><br />
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: red; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">"Sudah dilakukan pengejaran bahkan yang di Hong Kong itu sudah kami gugat dan dari pemerintah Indonesia menang. Enggak tahu nanti perkembangannya tapi dari proses peradilan itu sudah menang," kata Badrodin di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (22/4/2016).</span></span></b></span></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></strong>
<br />
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Badrodin menjelaskan tidak langsung semua aset Hartawan dapat disita. Namun, kata dia, akan diupayakan satu per satu. "Karena kalau aset yang sudah di luar (negeri) apalagi juga terkait dengan gabungan perusahaan dengan pihak lain tentu harus ada upaya hukum yang jelas sehingga bisa langsung eksekusi, tidak bisa serta merta kita eksekusi," ujar Kapolri.</span></span></strong><br />
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kalau yang terkait dengan ini (Century) masih ada dua (orang buron," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (22/4/2016).</span><br style="color: #2d2d2d; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="color: #2d2d2d; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px;" /><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: red; font-family: inherit; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">"Kan tetap kita lakukan, upaya-upaya-upaya polisi kan tidak gembar-gembor, tapi tetap kita bekerja untuk menangkap yang dua orang lagi," sambungnya saat ditanya upaya apa dilakukan untuk mengejar dua buronan itu.</span></span></b></span><br />
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: red; font-family: inherit; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px;" /></b></span><span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Badrodin menjelaskan, kendala yang dihadapi dalam menangkap buronan di luar negeri adalah, polisi tidak punya kewenangan untuk menangkap langsung di negara lain.</span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sebelumya buronan BLBI Samadikun Hartono ditangkap setelah 13 tahun dan kini sudah dipulangkan ke Indonesia.</b></span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: #2d2d2d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Samadikun (68) telah divonis bersalah dalam kasus penyalahgunaan dana talangan atau BLBI senilai sekitar Rp 2,5 triliun yang digelontorkan kepada Bank Modern menyusul krisis finansial 1998.</span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kerugian negara yang terjadi dalam kasus ini adalah sebesar Rp 169 miliar. Berdasarkan putusan Mahamah Agung tertanggal 28 Mei 2003, mantan Presiden Komisaris Bank PT Bank Modern Tbk itu dihukum empat tahun penjara.</span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sejak 2003, buronan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono berhasil lolos dari kejaran Tim Terpadu Pencari Tersangka dan Aset Terpidana. Lalu apa hubungannya dengan SBY?</span></span></div>
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sampai saat ini, skandal Bail -Out Bank Century masih dibayangi dugaan-dugaan dan banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan. Kemenangan pasangan SBY Boedioeno dalam Pilpres 2009 lalu, dicurigai banyak kalangan ada kaitannya dengan dana Penyertaan Modal Sementara (PMS) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk Bank Century. </b></span></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hal ini juga dipaparkan oleh George Junus Aditjondro dalam bukunya “Cikeas Kian Menggurita”. </span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dalam buku tersebut disebutkan bahwa asal uang Kampanye SBY-Boedioeno pada Pilpres 2009 berasal dari Bank Century, Bank Maspion, dan Bank Akita.</b></span></span></div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></b></span></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="background: rgb(240, 240, 240); border: 0px; font-family: inherit; font-size: 15.4px; font-stretch: inherit; font-style: italic; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 1.5em 2em; padding: 1em; quotes: none; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: red; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 27.2px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Inti yang ingin saya sampaikan dalam buku ini ada di BAB IV. Dalam pandangan saya, terbentuknya pemerintahan SBY-Boediono tidak jauh dari pelanggaran besar saat proses pemilihan umum. Kemenangan Partai Demokrat, SBY, juga Boediono tidak sah. Mereka juga menjalankan pemerintahan ilegal,” papar George.</b></span></span></span></blockquote>
</div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jadi dengan kata lain, keputusan untuk menyediakan dana PMS bagi Bank Century, bukan hanya dimotivasi untuk menyelamatkan Bank Century yang bermasalah, dan juga bukan demi menjaga stabilitas ekonomi nasional. Lebih tepatnya, rencana menyelamatkan Bank Century didorong motivasi untuk menyediakan dana kampanye. Namun kejanggalan-kejanggalan tersebut seolah dianggap kasat mata berlalu begitu saja.</span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br style="font-family: Arial, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; color: black; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-weight: inherit; line-height: normal; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Untuk kasus BLBI sendiri menyeret besan SBY, Aulia Pohan yang menjabat sebagai Deputi BI. Aulia pohan sendiri 'dijebloskan' oleh Antasari Azhar yang saat itu menjabat sebagai Ketua KPK yang kemudian Antasari Azhar 'dijatuhkan' dalam kasus pembunuhan Nazaruddin Syamsuddin. </span></span></span><br />
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hmm.... Sungguh indah bila semua bisa tersibak!</span></span></span><br />
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span></span><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pengucuran dana BLBI ini memang murni instruksi Soeharto. Dan pengakuan Gubernur BI yang bertanggung jawab atas mengucurnya dana 114 triliun, Soedrajat Djiwandono. </span></span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"></span><br style="font-family: Arial, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; color: black; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-weight: inherit; line-height: normal; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soedrajat Djiwandono sendiri merupakan kakak ipar Prabowo Subianto. Soedrajat sekarang menjadi dewan pembina Gerindra, dan anaknya menjadi bendahara umum Gerindra. Lalu apa hubungannya BLBI dengan Megawati ? </b></span></span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"></span><br style="font-family: Arial, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; color: black; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-weight: inherit; line-height: normal; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Padahal saat keluar Kepres 1998 dan instruksi Soeharto, saat itu Megawati merupakan Ketum partai oposisi. Lagi pula Gubernur BI adalah Soedrajat Djiwandono yang merupakan ipar Prabowo. Sementara Prabowo sendiri menantunya Soeharto. </span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"></span><br style="font-family: Arial, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; color: black; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-weight: inherit; line-height: normal; margin: 0px 0px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Yah dalam politik semua bisa saja dihubung - hubungkan walau tidak berhubungan. </span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"></span><br style="font-family: Arial, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-weight: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #535353; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Beijing, China dalam membangun jaringan informasi anti-korupsi dan memastikan tidak ada safe haven bagi para koruptor yang telah menjadi buronan di Asia Pasific idambut baik oleh Kejaksaan Agung.</span></span></span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"></span><br style="font-family: Arial, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px;" />
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #535353; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span style="border: 0px; color: #535353; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Tony Spontana mengatakan bahwa rencana Presiden Jokowi tersebut akan membuat tim pemburu koruptor yang diketuai oleh Wakil Jaksa Agung, Andhi Nirwanto semakin mudah untuk menangkap para koruptor yang telah menjadi buronan dan melarikan diri ke luar negeri untuk menyembunyikan harta hasil korupsinya. </span></span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #535353; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></span></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta -</strong> Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla (JK), menghadiri acara buka puasa bersama (bukber) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I dan II yang digelar di kediaman mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Gunung Puteri, Bogor, Senin (13/6).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Wapres beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan rombongan tiba di Puri Cikeas sekitar pukul 17.10 Wib. Kemudian, keduanya langsung masuk ke kediaman dan disambut oleh SBY yang terlihat mengenakan baju koko lengan panjang berwarna oranye.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Acara buka puasa pun dimulai dengan kata pembuka dari Ketua Paguyuban KIB yang juga mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Djoko Suyanto.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam kesempatan ini, sejumlah menteri yang tergabung dalam KIB jilid I dan II terlihat hadir dalam acara buka puasa bersama yang diinisiasi oleh SBY tersebut.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sejumlah mantan pejabat yang hadir di antaranya, Mantan Wakil Presiden Jilid II Boediono, Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Mantan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, Mantan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara yang melanjutkan Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Mantan Panglima TNI Moeldoko.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kemudian, hadir pula, Mantan Menteri Ginandjar Kartasasmita, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, Mantan Panglima TNI Agus Suhartono, Mantan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Hatta Rajasa.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Selain itu, acara ini juga dihadiri Mantan Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Mantan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Abu Rizal Bakrie, Mantan Menteri Pertanian Suswono, Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Mantan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dan Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Novi Setuningsih/FER</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 20px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
</b></b></center>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<center style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; text-align: center;">
<b style="box-sizing: border-box;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; line-height: 22.4px;"><br /></b></b></center>
<center style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; text-align: left;">
<b style="box-sizing: border-box;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; line-height: 22.4px;">Jakarta detik</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;"> - Berbagai gambar dan meme Ani Yudhoyono dengan tulisan 'Calon Presiden Partai Demokrat 2019' belakangan ramai tersebar di media sosial beberapa hari lalu. Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya angkat bicara terkait isu yang menyerang istrinya tersebut.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">"Saya lakukan klarifikasi karena kemarin dalam rangkaian safari kita, Tour de Java. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba dimunculan di sosial media, seolah-olah kita sudah punya capres dan kebetulan Ibu Ani ditulis di situ sebagai capres 2019," ungkap SBY.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">Hal tersebut disampaikannya saat membuka Rapat Konsolidasi PD di Harris Hotel, Jl Bangka, Gubeng, Surabaya, Minggu (20/3/2016). Isu soal Ibu Ani capres memang muncul saat SBY bersama rombongan PD tengah melakukan safari Tour De Java keliling Jawa.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">"Saya ingin klarifikasi, dengarkan ini baik-baik. Karena kita terganggu, tidak ada yang terpikir sama sekali, kita sedang siang malam melaksanakan safari tiba-tiba mendengar berita seperti itu," tegas SBY dengan nada sedikit kesal.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">SBY mengungkapkan, bahwa hingga saat ini PD belum memutuskan siapa capres yang akan dibawa maju untuk Pilpres 2019 nanti. Saat ini partai berlambang Mercy tersebut tengah mencari tokoh siapa yang paling tepat untuk dijadikan capres.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">"Allah mendengar ucapan saya ini, dan saya belajar konsisten dalam hidup, pada saatnya PD pasti punya calon presiden, dan calon wapres. Saat ini kita sedang meneropong kandidat-kandidat yang patut dinominasi oleh partai," jelasnya.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">Dalam menentukan capres, PD tidak akan sembarangan sebab harus melalui mekanisme sesuai aturan dan AD/ART partai. Tokoh yang akan dibawa dalam Pilpres juga harus mmiliki kriteria yang sesuai dengan harapan PD.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">"Boleh dikatakan normatif tetapi bagi kita riil, salah satu putera terbaik bangsa, yang punya integritas, kapabilitas, rekam jejak dan jangan lupa elektabilitasnya. Pada saatnya juga akan disampaikan secara resmi oleh PD," tutur SBY.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">Tokoh yang akan dibawa PD untuk menjadi capres bukan berarti harus populer dan hanya dilihat dari elaktabilitas. Namun kata SBY, ada kriteria penting lainnya dibanding dua unsur itu.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">"Meski elaktabilitas penting, tapi maunya kita, disamping popular dan elektabilitas tinggi, dia juga punya integritas, punya kapasitas yang bisa memimpin negara ini. Menjalankan pemerintahan, melakukan pembangunan. Itu yang kita terus lakukan, menjaring, meneropong, Insya Allah pada saatnya pun begitu," bebernya.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">SBY yakin bahwa PD mampu menemukan capres untuk Pemilu 2019 nanti karena memiliki pengalaman dua kali menang dalam Pilpres. Hanya pada 2014, ia mengakui bahwa PD mengalami kemunduran sehingga tidak bisa mengusung calon.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">"2014 kita tidak punya capres. Orang mengatakan itu karena PD korupsi banyak. Kalau soal korupsi kita sama dengan partai lain, bahkan ada partai yang lebih tinggi korupsinya," tutur SBY.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">"Hanya dulu kita nggak bisa ngomong karena ada selalu kalah dengan banyaknya gegap gempita serangan ke kita. Itu fakta dan data Dan kedua memang ada musibah kita jadi musuh bersama," sambung jenderal purnawirawan TNI itu.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">SBY pun meminta kepada para kadernya agar menjadikan kekalahan PD di Pemilu 2014 sebagai pelajaran dan mengambil hikmahnya. Ia juga meminta semua kader PD siap berperang memenangkan Pemilu 2019.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">Sebelumnya muncul meme Ibu Ani mulai Selasa (15/3) lalu dengan salah satunya menampilkan Ibu Ani dengan baju warna biru sambil melambaikan tangan dengan background bendera Merah Putih. Selain itu ada juga gambar berjudul, '7 Hal Ibu Ani Yudhoyono Layak Jadi Capres 2019' dengan penjelasan 7 hal yang dimiliki Ani Yudhoyono adalah: Setia, Keibuan, penyabar, penyayang, tegas, teratur, dan antikorupsi.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="color: #929292; font-family: helvetica, arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 540px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="margin-bottom: 25px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: 540px;">
</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal; line-height: 22.4px;">Dua gambar yang beredar di media sosial itu dilengkapi dengan tagar #AniYudhoyono2019. Kemunculan gambar ini membuat sejumlah pihak melakukan spekulasi. Bahkan ada yang beranggapan isu ini serupa dengan fenomena Hillary Clinton.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="color: #929292; font-family: helvetica, arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 540px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="margin-bottom: 25px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: 540px;">
<img alt="" src="https://images.detik.com/community/media/visual/2016/03/15/f34062b2-8980-402d-8a4a-d84b0436f66f.jpg?w=480" style="display: block; height: auto !important; margin-bottom: 5px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%; overflow: hidden;" /></div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-weight: normal; line-height: 22.4px;" /><strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; line-height: 22.4px;">(elz/van)</strong></b></center>
<center style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">
<b style="box-sizing: border-box;"><br /></b></center>
<center style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">
<b style="box-sizing: border-box;">KOMPAS.COM : Oleh: Wisnubrata</b></center>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br style="box-sizing: border-box; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-weight: normal;" /></span></span>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Saat saya berusia 16 tahun, Bapak saya terpilih menjadi ketua RT (Rukun Tetangga) di kampung kami di Jogja. Karena kesibukan dalam pekerjaan dan menjadi pengurus di banyak organisasi lain, pada periode selanjutnya Bapak meminta agar jabatan itu dipegang orang lain.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kebetulan dalam beberapa kesempatan sebelumnya, urusan RT seperti membuat surat, memberi cap, serta mengedarkan undangan sering ditangani kakak lelaki tertua saya. Karena dianggap sudah terbiasa dan paham dengan pekerjaan itu, warga kemudian memilih kakak saya menjadi Ketua RT menggantikan Bapak.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Belum selesai satu periode, kakak saya lulus kuliah dan bolak-balik ke Jakarta mencari kerja. Tugas sebagai ketua RT kemudian ditangani oleh kakak saya yang kedua, sampai akhirnya pada akhir periode, dia juga “dipaksa” oleh warga menggantikan posisi itu. Alasannya sama, sudah paham pekerjaannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun tiba waktunya, kakak kedua ini juga pindah karena mendapat pekerjaan di kota lain. Kembali pekerjaan sebagai ketua RT di-estafetkan. Saya sebagai anak lelaki ketiga diminta meneruskan. Namun saya menolak.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Karena tidak ada warga lain yang bersedia, akhirnya Bapak mengambil tugas itu lagi. Namun belum sampai selesai masa tugasnya, Bapak meninggal karena stroke. Dalam situasi tanpa ketua RT itu, warga pun meminta saya menggantikan posisi tersebut. Saat itu saya sudah mahasiswa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Karena pekerjaan menjadi ketua RT saat itu tidak sulit-sulit amat, dengan warga yang tidak banyak menuntut dan berjanji akan membantu, saya akhirnya bersedia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dalam beberapa kesempatan, ada tamu yang bukan warga kami datang dan ingin bertemu dengan Ketua RT. Saat saya persilakan, dan saya temui, beberapa bertanya, ”Bapaknya ada?”</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Saya jawab, “Bapak sudah meninggal.”</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
“Lho, di sini rumah ketua RT kan?”</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
“Iya, saya RT-nya.”</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ternyata penampilan saya waktu itu kurang meyakinkan. Orang masih mencari sosok yang lebih berwibawa dibanding mahasiswa gondrong yang sering mengenakan kaos hitam bergambar tengkorak seperti saya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Belakangan, setelah saya juga bekerja di Jakarta, jabatan itu dipegang adik ipar saya. Ia bahkan mengungguli kami semua dengan menjabat ketua RW setelah sekian lama jadi ketua RT.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Salahkah pengalihan jabatan ketua RT itu secara turun temurun dari bapak ke anak, dari kakak ke adik? Saya rasa tidak. Toh semua melalui pemilihan secara demokratis, dan dipilih dengan suara terbanyak.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dalam lingkup yang lebih besar, pengalihan kekuasaan antar kerabat dan keluarga juga lazim terjadi. Banyak jabatan bupati yang diteruskan dari bapak ke anak atau dari suami ke istri. Semua sah. Tak ada yang menyalahi aturan selama dilakukan secara demokratis, lewat pemilihan yang adil, yang artinya dikehendaki warganya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Maka saat mendengar kabar bahwa mantan ibu Negara Ani Yudhoyono diusung oleh partainya, Demokrat, sebagai calon presiden tahun 2019, selasa lalu (15/3/2016), saya beranggapan hal itu boleh saja dilakukan, walau dia istri mantan presiden.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Bahwa kemudian kabar pencalonan Ani Yudhoyono dikoreksi, sebenarnya tidak ada hukum yang dilanggar bila pencalonan itu benar adanya. Di banyak negara demokratis lain, juga terjadi pengalihan tampuk kekuasaan dari ayah ke anak melalui pemilu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Tidak ada larangan yang menyebut bahwa keluarga, kerabat, anak, suami, atau istri mantan presiden dilarang mencalonkan diri. Contohnya sudah banyak.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Di AS ada klan Kennedy, ada juga George Bush senior dan junior yang pernah jadi presiden. Di Filipina ada keluarga Aquino. Bahkan di Indonesia sendiri ada keluarga Soekarno yang bapak dan anaknya pernah memimpin negara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun sampel yang paling mendekati kasus Ani Yudhoyono barangkali sepak terjang Hillary Clinton menjadi calon presiden AS setelah suaminya Bill Clinton mengakhiri jabatan selama dua periode. Dua-duanya pernah menjadi ibu negara selama dua periode, dari partai dengan nama sama, dan dari negara yang akan menghadapi pemilu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Terkait Hillary, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf, bahkan membandingkan Ani Yudhoyono dengan Menteri Luar Negeri AS di pemerintahan Presiden Obama itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Bahkan Ibu Ani bisa lebih hebat dari Hillary Clinton," ujarnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Menurut Nurhayati, Ani memiliki peluang yang besar untuk memenangkan pemilu presiden 2019. Dia meyakini pengalaman Ani selama sepuluh tahun mendampingi suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono –seperti halnya Hillary mendampingi Bill Clinton--bisa menjadi modal besar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Meski demikian, harus diingat bahwa jabatan presiden membutuhkan kecakapan lebih besar daripada sekedar mendampingi presiden sebelumnya. Jabatan ini bukan seperti jabatan ketua RT –seperti saya--yang urusannya relatif remeh temeh.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kecakapan atau kapabilitas itu biasanya ditelusuri saat seseorang mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pemilu. Apa yang sudah dia lakukan menjadi nilai yang bisa mengangkat, atau sebaliknya menjatuhkannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Soal Hillary, banyak kalangan terpesona oleh rekam jejaknya. Dia tidak hanya dikenal sebagai mantan ibu negara, namun memiliki prestasi sendiri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hillary Diane Rodham Clinton yang lulus dari Sekolah Hukum Yale pernah menjadi first lady saat Bill Clinton menjadi gubernur Arkansas sebelum menjadi ibu negara. Ia juga terpilih menjadi Senator New York pada tahun 2000.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Setelah bergabung dengan Partai Demokrat, Hillary mengikuti Pemilu Presiden AS tahun 2008, namun dikalahkan Barack Obama. Obama yang kemudian menjadi Presiden AS melantik Hillary sebagai Menteri Luar Negeri AS ke-67.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dengan rekam jejak seperti itu, Hillary maju lagi sebagai calon presiden AS tahun ini. Popularitas Hillary yang tinggi sebagai kandidat presiden menunjukkan hal itu, walau entah dia bakal terpilih menjadi presiden atau tidak.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Adapun Ani Yudhoyono juga disebut memberi kontribusi besar pada pemerintahan SBY. Mantan politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika bahkan menyebutkan Ani memiliki andil besar dalam keputusan-keputusan SBY.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Dulu kan boleh dikatakan secara politis Ibu Ani is the real president. Nanti akan bisa jadi presiden real. Maknailah secara politik," kata Pasek.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Selain berdasarkan rekam jejak, elektabilitas Ani Yudhoyono Hillary, dan semua pemimpin lain juga dipengaruhi oleh masyarakat pemilih.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kurangnya pengetahuan warga terhadap kandidat, masih maraknya politik uang, juga adanya kampanye-kampanye hitam adalah hal-hal yang membuat kita sulit mencari pemimpin yang cakap, dan mampu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun dengan rekam jejak baik, pemilih di Indonesia yang semakin cerdas akan lebih mudah menentukan pilihannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pepatah bahasa latin menyebutkan: “<em style="box-sizing: border-box;">Gloria sine labore nulla</em>” – Tanpa ada kerja, tidak ada kemuliaan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dalam konteks ini, mereka yang selama ini bekerja dengan benar dan sungguh-sungguh akan dimuliakan dan dipercaya rakyatnya untuk memimpin. Sedangkan yang hanya sibuk dengan pencitraan sepertinya hanya bisa mengandalkan keberuntungan semata.</div>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"></span></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hal yang sama mestinya juga berlaku untuk Ani Yudhoyono dan semua calon pemimpin lain, … bila jadi mencalonkan diri.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjoe0BxKUP5Dep7boc3VaKuYiAt8G_BxR2jmzQP1EFW9muS5VXUqQUcrA2dUwWsWMQoGS9rH3dLEsYniDoUypAQkp67TVj5zxQG_WMbZcchE56kXUqCa8NoUf9W3W2JYY1RyfMZlNRmIM/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjoe0BxKUP5Dep7boc3VaKuYiAt8G_BxR2jmzQP1EFW9muS5VXUqQUcrA2dUwWsWMQoGS9rH3dLEsYniDoUypAQkp67TVj5zxQG_WMbZcchE56kXUqCa8NoUf9W3W2JYY1RyfMZlNRmIM/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak banyak bicara. Namun, hasil kerjanya nyata. Itu yang dialami rombongan wartawan yang meliput Susilo Bambang Yudhoyono saat mundur sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan dan bersiap menjadi calon presiden dari Partai Demokrat tahun 2004.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Sosok tidak banyak bicara itu adalah Jero Wacik.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Kehadiran Jero Wacik di sekitar SBY di masa-masa perjuangan itu kerap tidak disadari. Kesadaran publik akan peran Jero Wacik bagi SBY dan Partai Demokrat baru mengemuka sehari sebelum SBY dilantik menjadi Presiden RI ke-6.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Tanggal 19 Oktober 2004, Jero Wacik yang tercatat sebagai fungsionaris Partai Demokrat dipanggil ke Puri Cikeas Indah untuk diseleksi sebagai calon menteri.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Berbeda dengan calon menteri lain, Jero Wacik yang tidak banyak bicara hanya bertemu dengan SBY kurang dari delapan menit.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Saat itu, alumnus Institut Teknologi Bandung Jurusan Mesin dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jurusan Marketing itu diajak berbicara soal pariwisata dan budaya.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Saat masa kampanye SBY, Jero Wacik yang pernah bekerja di Grup Astra selama 20 tahun mengurusi akomodasi peserta kampanye termasuk kendaraan yang ditumpangi wartawan.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Tak lama setelah seleksi itu, Jero Wacik dilantik menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009). Kiprahnya di Partai Demokrat lantas makin nyata karena jabatannya di pemerintahan.</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Puas dengan kerja-kerja Jero Wacik, SBY yang terpilih kembali secara mengaggumkan dalam Pemilu 2009 melantik kembali Wakil Sekjen Partai Demokrat ini sebagai Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014).</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Belum selesai masa tugasnya, SBY memberi kepercayaan lebih kepada Jero Wacik menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kabinet Indonesia Bersatu II (2011-2014).</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Dari jabatan "panas" inilah, kasus korupsi di kementerian yang dipimpinnya terendus oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).</span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></span>
<span style="font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"></span></span></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px; line-height: 24px;">Tidak berhenti di kasus di ESDM, KPK jauh menyelidiki kasus di kementerian yang dipimpin Jero Wacik sebelumnya.</span></span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRQQQZzd84mPSH8dn3kC4JOqKf4YO5dpSzvq9RxBfCw4Br_Pk2PZ-6TJM96RoIDRHlu5F7FbuKCY3WA4bxZ7s7CT_NZRcep5qWwD1tKaYffE_S3i5IkE1Ma8JKBfcQTo7uK1QlXu5lOe0/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></b></div>
</div>
<div style="font-family: georgia, "times new roman", serif; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<div style="color: #999999; font-size: 0.8em;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></b></div>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="box-sizing: border-box; font-family: Lato, sans-serif; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px !important; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: orange; font-size: large;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; line-height: 24px;"><span style="box-sizing: border-box; float: left; font-family: "lato" , sans-serif; font-weight: 400; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px; margin-right: 4px;"><strong style="box-sizing: border-box;"><a class="text-red" href="https://www.wartaekonomi.co.id/dateline1/jakarta.html" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease-in-out;">Warta Ekonomi.co.id, Jakarta</a></strong> -</span></span></b>Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun memberikan catatan kritis bagi kinerja Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Agus akan mengakhiri jabatannya sebagai orang nomor satu di bank sentral besok (23/5) setelah lima tahun menjabat.<br />Misbakhun mengatakan, Agus diangkat menjadi gubernur BI pada Mei 2013 saat kurs USD di posisi Rp 9.700. Sedangkan saat ini nilai tukar USD sudah mencapai Rp 14.200. Politisi Partai Golkar itu menilai perjalanan rupiah selama lima tahun BI di bawah kepemimpinan Agus telah menjadi catatan tersendiri.<br />“Alhamdulillah, Bapak Agus mewariskan legacy kepada kita nilai tukar USD di angka Rp 14.200 dan ini akan dicatat oleh bangsa dan negara kita,” sindir Misbakhun dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan BI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/5/2018).<br />Agenda rapat kerja itu adalah pelaporan tentang capaian Gubernur BI Agus Martowardojo selama menjabat periode 2013-2018. Misbakhun menambahkan, ada selisih Rp 4.200 dalam hal kurs USD saat Agus mulai menduduki posisi Gubernur BI dengan akhir masa jabatannya.<br />Misbakhun menegaskan, selisih dan perjalanan rupiah belakangan ini harus menjadi catatan bagi Gubernur BI baru pengganti Agus. Menurutnya, harus ada solusi kongkret untuk mengangkat nilai tukar rupiah.<br />“Angka Rp 14.200 ini akan menjadi sebuah notifikasi baru bagi kita, akan ke mana nilai tukar ini kita dibawa? Apakah kita akan melakukan redominasi, atau akan kita turunkan melalui mekanisme yang ada?” ujar Misbakhun.<br />Politisi yang getol mendukung kebijakan Jokowi itu menambahkan, cadangan devisa RI pada akhir April lalu di angka USD 124,9 miliar. Sedangkan kini jumlah devisa turun menjadi USD 105,2 miliar karena ada operasi moneter ketika kurs USD memasuki zona Rp 14.000.<br /><iframe frameborder="0" height="165" name="dableframe-0.9948949414807198" scrolling="no" src="https://api.dable.io/widgets/id/M7Nx2eXb/users/85059398.1520344035843?from=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fread181877%2Fmisbakhun-di-bawah-agus-marto-dolar-dari-rp9770-jadi-rp14200.html&url=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fread181877%2Fmisbakhun-di-bawah-agus-marto-dolar-dari-rp9770-jadi-rp14200.html&ref=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fkategori54%2Fekonomi-bisnis.html&cid=85059398.1520344035843&uid=85059398.1520344035843&site=wartaekonomi.co.id&id=dablewidget_M7Nx2eXb&category1=EkBis&category2=Makro&item_id=181877&pixel_ratio=1&client_width=769&network=non-wifi&lang=en&inarticle_init=1" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box;" title="Baca Juga" width="100%"></iframe><br />Misbakhun pun mempertanyakan efektivitas operasi moneter yang dilakukan BI. Padahal, saat ini BI tak hanya memiliki undang-undang (UU) tersendiri, tetapi juga diperkuat dengan UU Transfer Dana dan UU Devisa Bebas.<br />Menurut Misbakhun, fundamental ekonomi Indonesia yang kuat seharusnya tak terlalu terpengaruh gejolak di mancanegara. Selain itu, kata mantan pegawai Kementerian Keuangan itu, harus ada strategi panjang ke depan untuk membangun bank sentral.<br />“Review panjang saya ini menjadi bahan refleksi bagaimana BI ke depan dikelola. Bagaimana BI ke depan dijalankan dan dioperasionalkan menjadi kebijakan moneter yang memberi dampak langsung terhadap kemakmuran rakyat,” pungkasnya.</span></blockquote>
<br />
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: orange; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large; line-height: 24px;"></span></b><br />
<div style="color: #999999; font-size: 0.8em;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px;"><br /></span></b></div>
<div style="color: #999999; font-size: 0.8em;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px;">JAKARTA, KOMPAS.com</span><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;"> - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Rabu (2/10/2013). Agus diperiksa sebagai saksi untuk kasus dugaan korupsi pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Agus tiba di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, pukul 10.00 WIB.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">"Saya hari ini diundang untuk menjadi saksi sehubungan dengan dugaan tindak pidana korupsi FPJP. Saya akan masuk untuk memberi kesaksian. Nanti ke luar saya jelaskan," kata Agus, yang mengenakan kemeja putih itu.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">Agus menjelaskan, kapasitasnya diperiksa hari ini selaku Direktur Utama Bank Mandiri pada saat itu. "Saya diundang sebagai Direktur Utama Bank Mandiri," katanya. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><span style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px;">Kasus Century</span><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;"> </span><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">Kasus Bank Century bermula dari pengajuan permohonan fasilitas repo (repurchase agreement) aset oleh Bank Century kepada BI sebesar Rp 1 triliun. Pengajuan repo aset itu dilakukan untuk meningkatkan likuiditas Bank Century. Repo adalah transaksi penjualan instrumen efek antara dua pihak yang diikuti dengan perjanjian pembelian kembali di kemudian hari dengan harga yang telah disepakati. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">Surat permohonan repo aset itu kemudian ditindaklanjuti BI untuk diproses lebih lanjut oleh Zainal Abidin dari Direktorat Pengawasan Bank. Zainal lalu berkirim surat ke Boediono pada 30 Oktober 2008. Surat itu berisi kesimpulan yang dibuat Zainal atas permohonan Bank Century. Namun, BI merespons pemberian fasilitas itu dengan menggulirkan wacana pemberian FPJP. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">Padahal, Zainal mengatakan Bank Century tidak memenuhi syarat untuk memperoleh fasilitas itu. Ketidaklayakan Bank Century menerima FPJP disebabkan capital adequacy ratio (CAR) bank tersebut di bawah 8 persen, batas minimum yang ditetapkan BI. Boediono diduga memberikan arahan agar menggunakan berbagai cara supaya Bank Century mendapat FPJP. Pada 14 November 2008, BI kemudian mengeluarkan aturan baru untuk persyaratan FPJP dari CAR minimal 8 persen menjadi CAR positif. Aturan ini ditenggarai untuk mengarah ke Bank Century. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;" /><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;">Setelah dilakukan perubahan itu, pada tanggal yang sama, Boediono mengeluarkan surat kuasa. Surat kuasa ini kemudian yang diterima oleh Timwas Century saat ini. Atas dasar kuasa itu, pihak BI dan Bank Century menghadap notaris Buntario Tigris. Berdasarkan audit investigasi BPK, proses ini diduga sarat rekayasa seolah-olah permohonan yang diajukan Bank Century adalah FPJP. Pada malam harinya, dana FPJP untuk Bank Century pun cair sebesar Rp 502,72 miliar untuk tahap pertama dan tahap berikutnya Rp 689 miliar.</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #999999; font-size: 0.8em; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="color: #999999; font-size: 0.8em; text-align: center;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px;"><br /></span></b></div>
</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: georgia, "palatino linotype", palatino, "times new roman", times, serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo selama ini dikenal sebagai bankir profesional. Karena latar belakang itu, karirnya di dunia perbankan terus melejit.<br />
Dari tadinya hanya memimpin sebuah bank swasta yang relatif kecil, tiba-tiba dilamar menjadi CEO sebuah bank terbesar milik pemerintah. Sampai akhirnya menjadi Menteri Keuangan.<br />
Di era Presiden SBY, selain terpilih selaku Menkeu, karir Agus melejit setelah direkomendasi Presiden SBY menjadi Gubernur Bank Indonesia menggantikan Darwin Nasution.<br />
Tadinya DPR-RI menolak pencalonannya. Tapi kemudian ia dicalonkan kembali sebagai calon tunggal oleh Presiden SBY. Karena tanpa saingan, Agus Martowardoyo pun lolos dalam uji kelayakan dan kepatutan DPR-RI. Jadilah dia sebagai orang nomor satu di Bank Indonesia . Masa bahkatinnya masih tiga tahun lagi.<br />
Sekalipun lolos, tapi karena terkesan dipaksakan maka pencalonan Agus Martowardoyo menuai kecurigaan. Bahwa pria kelahiran Belanda tersebut sebagai calon pejabat BI yang menjadi kesayangan SBY.<br />
Atau SBY dicurigai ingin menggunakan Agus Martowardoyo untuk mengamankan posisinya dari kemungkinan adanya gugatan lanjutan atas Bank Century.<br />
Bank swasta ini di era pemerintahan SBY mendapat talangan dana sebesar Rp. 6,7 triliun dari Bank Indonesia. Tujuannya untuk mengatasi kekurangan dana.<br />
Dana yang dikatakan untuk menolong para nasabah bank tersebut, akhirnya hilang semuanya. Sementara para nasabah Bank Century akhirnya tak mendapatkan dana mereka yang hilang.<br />
Tapi kecurigaan terhadap “konspirasi” antara Agus Martowardoyo dan Presiden SBY tak pernah terbuktikan.<br />
Pekan lalu, Agus Martowardoyo tiba-tiba mengeritik Presiden Joko Widodo. Kritikan itu terkesan ada kemiripan dengan cara-cara SBY mengeritik pemerintahan Presiden Joko Widodo.<br />
Kritikan Agus juga terkesan tidak pada tempatnya. Sebab selama ini Bank Indonesia – sekalipun independen tetapi tetap saja di bawah kewenangan lembaga eksekutif yang dipimpin Presiden.<br />
Kritikan Agus yang bernada politik, juga cukup mengejutkan. Sebab selama ini Agus tergolong sosok yang tak pernah mau masuk ke wilayah itu.<br />
Agus Martowardoyo mengingatkan Presiden Joko Widodo harus transparan dengan rencananya untuk menurunkan harga BBM. Kata Agus, jangan sampai penurunan harga itu hanya mengejar pencitraan.<br />
Selain ada kemiripan, pernyataan Agus Martowardoyo bertolak belakang dengan kepentingan rakyat banyak. Yang menghendaki harga BBM lebih murah.<br />
Sehingga semakin terasa, Agus Martowardoyo berbicara sesuatu yang baru, berbau politik dan justru tidak pro rakyat.<br />
Isu soal penurunan harga BBM yang diangkat Agus Martowardoyo mengingatkan sikap SBY. Presiden ke-6 ini tidak setuju menurunkan BBM menjelang pemerintahannya berakhir.<br />
Adalah Presiden terpilih Joko Widodo yang menemui Presiden SBY yang saat itu berada di Bali – untuk meminta agar penurunan harga minyak dilakukan oleh SBY. Sebab harga BBM itu sudah diikat dengan UU oleh Presiden SBY. Sementara yang melaksanakan UU iu adalah pemerintahan atau Presiden Joko Widodo.<br />
Salah satu alasan Joko Widodo ketika itu, menurunkan BBM, karena harga minyak mentah dunia yang menjadi bahan mentah BBM Indonesia, sudah turun cukup signifikan.<br />
Tapi SBY menolak. Semenjak itu politisi pendukung Jokowi menilai, SBY sengaja menolak agar pemerintahan baru akan menanggung beban berat keuangan akibat dari tingginya harga BBM.<br />
Atau rezim SBY tidak ikhlas atas penurunan itu karena penurunan itu akan menciptakan citra positif baru bagi Joko Widodo.<br />
Oleh sebab itu ketika Agus Martowardoyo meminta bahwa hendaknya Presiden Joko Widodo tidak mencari penictraan dari keputusan menurunkan harga BBM kali ini, sejumlah politisi atau pengamat, langsung curiga.<br />
Pernyataan Gubernur BI selain bermuatan politik juga terkesan ada kemiripan dengan sikap politik SBY. Juga da kesamaan dengan cara SBY mengeritik Presiden Joko Widodo.<br />
Itu sebabnya pernyataan Agus Martowardoyo ini langsung menarik perhatian. Dan yang paling tertarik serta vokal menyerang balik Gubernur BI tersebut adalah politisi Partai Golkar, Misbakun.<br />
Misbakun sendiri baru-baru ini meluncurkan buku tentang Mega Skandal Bank Century. Dalam bukunya itu secara terbuka Misbakun menuding Presiden SBY. Menurutnya SBY yang dalam Pilpres 2009 merekrut Gubernur BI Boediono, menjadi pasangannya sebagai Calon Wakil Presidene, terlibat dalam pencairan dana Rp. 6,7 triliun oleh Bank Indonesia yang diperuntukkan bagi Bank Century.<br />
Politisi Golkar ini menilai pernyataan Agus Martowardoyo tidak etis dan telah membawa Bank Indonesia sebagai lembaga yang non-independen lagi.<br />
Penilaian Misbakun tentang Gubernur BI, Senin pagi tadi dibahas secara khusus dalam Bincang Pagi Metro TV.<br />
Misbakun malahan balik mengingatkan Agus Martowardoyo. Bahwa Bank Indonesia yang dipimpinnya, sudah gagal menjalankan tugas dan fungsi utamanya, yaitu menjaga stabilitas rupiah.<br />
Menurut Misbakun, keterpurukan rupiah terhadap dolar saat ini, secara teori tidak masuk akal. Sebab pertumbuhan tetap ada, ekonomi masih berjalan relatif cukup baik dan inflasi terkendali.<br />
“Tapi hanya rupiah yang stabil dengan keterpurukannya”.<br />
“Bank Indonesia tidak melakukan tindakan apa-apa. Padahal dari setiap kenaikan dolar terhadap rupiah, sampai pada siklus tertentu, dalam sehari Bank Indonesia meraih keuntungan puluhan triliun. Ya, ini memang ironis. Bank Indonesia dapat untung banyak, tapi seluruh masyarakat merugi. Jadi BI yang justru harus transparan”, ujar Misbakun seperti membela Presiden Joko Widodo.<br />
Rencana Presiden untuk menurunkan harga BBM sendiri, didukung oleh Misbakun. Apalagi jika tarif listrik pun ikut diturunkan. Sebab masuk akal tarif listrik turun, karena selama ini kalau tarifnya naik, alasan PLN karena BBM yang digunakan PLN, juga mengalami kenaikan.<br />
Penurunan harga BBM pun, sudah banyak disuarakan masyarakat melalui media sosial<br />
Alasannya harga minyak mentah di pasaran internasional sudah turun (drastis). Sedangkan minyak mentah itulah yang bahan baku kemudian disuling menjadi BBM Premium, Pertamax atau Pertalite.<br />
Harga minyak mentah di pasaran dunia hingga awal tahun 2014 adalah US$ 110,- per barel. Kemudian turun secara bertahap.<br />
Dari US$ 70,- per barel kemudian di bulan April 2015 menyentuh angka US$ 60,- dan saat ini sudah pada kisaran US$ 40,-.<br />
Bahkan ada yang memprediksi akan turun lagi sampai US$ 20,- per barel.<br />
Penyebab dari penurunan drastis harga minyak mentah antara lain disebut-sebut karena Amerika Serikat sebagai salah satu konsumen terbesar di dunia melepas semua cadangannya minyaknya ke pasar.<br />
Sehingga negara yang berpenduduk lebih dari 350 juta jiwa itu tidak melakukan pembelian minyak dari negara produsen.<br />
AS juga sudah berhasil mengembangkan energi alternatif. Sehingga ketergantungannya pada minyak berkurang – dan dampaknya pada harga minyak mentah saat ini.<br />
Dalam perbincangan pagi tadi, Maruarar Sirait, anggota DPR-RI dari PDIP meminta BPK melakukan audit terhadap Bank Indonesia.<br />
“Gaji Gubernur BI itu Rp. 250,- juta bersih per bulan. Dia digaji sebesar itu supaya fokus kerja tidak tengok kiri-kanan. Sekarang kita minta diaudit, apakah dengan gaji besar dan berbagai fasilitas mewah dia kerja atau tidak”<br />
“Kita misalnya sudah lama minta BI Rate diturunkan. Tapi tidak dilakukan. Akibatnya suku bunga pinjaman tetap tinggi. Bagaimana dunia usaha bisa bergerak? “, Ara Sirait bertanya.<br />
Presenter Metro TV menjelaskan, sebenarnya wartawan media ini juga mengundang Agus Martowardoyo ke pembahasan topik yang menyangkut BBM dan dirinya. Tapi yang bersangkutan tidak merespon.</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"></b><br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: georgia, "palatino linotype", palatino, "times new roman", times, serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sumber: facebook Derek Manangka, 5 Oktober 2015 10:21 WIB</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div>
<b style="color: #999999; font-family: georgia, 'times new roman', serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;"> - Mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmy Radhi membeberkan inisial sosok yang diduga sebagai pihak ketiga dalam kasus pengadaan minyak selama periode 2012 hingga 2014 di anak usaha PT Pertamina, Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Berdasarkan temuan lembaga auditor KordhaMentha, jaringan mafia minyak dan gas itu menguasai kontrak suplai minyak senilai US$ 18 miliar atau Rp 250 triliun selama tiga tahun.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Menurut Fahmy, pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, nama MR sering disebut atas dugaan keterkaitannya sebagai pihak ketiga “Sesungguhnya dulu tim kami (Tim Reformasi Tata Klola Migas) ke KPK, kemudian ke Bareskrim (Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri), kami melakukan konfirmasi ternyata ditemukan kesamaan, inisialnya MR,” kata Fahmy Radhi saat dihubungi Tempo, Rabu siang, 11 November 2015.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">BACA: <a href="http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/11/11/090717859/skandal-petral-terungkap-mafia-migas-garong-rp-250-triliun" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="SKANDAL PETRAL: Terungkap, Mafia Migas Garong Rp 250 Triliun">SKANDAL PETRAL: Terungkap, Mafia Migas Garong Rp 250 Triliun</a></strong><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Fahmy menambahkan, "Tuan MR" inilah yang dalam pengelolaan minyak bumi dan gas di Petral menjadi perusahaan perantara (fronting traders) dan perusahaan minyak milik negara (national oil company/NOC) untuk meraih keuntungan lebih banyak. Namun akibat ulah para mafia minyak dan gas ini, Pertamina tidak memperoleh harga terbaik dalam pengadaan minyak mentah ataupun jual-beli produk bahan bakar minyaknya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Siapa MR? Beredar sejumlah spekulasi, orang yang punya pengaruh di Petral itu antara lain dikaitkan dengan sosok taipan minyak, Muhammad Riza Chalid.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Riza dikenal dekat dengan sejumlah menteri di era Presiden SBY, seperti Purnomo Yusgiantoro, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang kemudian menjadi Menteri Pertahanan pada era SBY. Riza pun disebut dekat dengan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, anak buah sekaligus besan Presiden SBY.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">BACA: <a href="http://www.tempo.co/read/news/2014/07/04/269590439/beredar-foto-hatta-saksi-nikah-anak-riza-chalid" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="Beredar Foto Hatta Saksi Nikah Anak Riza Chalid">Beredar Foto Hatta Saksi Nikah Anak Riza Chalid</a></strong><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Bahkan, kedekatan Riza dengan kedua menteri yang menduduki jabatan strategis itu terekam luas di area publik. Pada Juli tahun lalu, misalnya, beredar foto Hatta Rajasa saat menjadi saksi pernikahan anak Riza. Selain Hatta, acara itu juga dihadiri Purnomo Yusgiantoro. Hatta ramai diberitakan juga terkait masalah impor minyak dan gas. Dia pernah dilaporkan Solidaritas Kerakyatan Khusus Migas (SKK Migas) ke Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus impor minyak mentah dan bahan bakar minyak.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">“Hatta dengan kewenangannya menghambat pembentukan kilang minyak, menurunkan produksi minyak mentah, sehingga ada celah impor lebih besar,” kata Koordinator SKK Migas, Ferdinand Hutahaean, kepada Tempo, 1 Juli 2014. Namun, dalam wawancara khusus dengan Tempo pada Juni tahun lalu, Hatta Rajasa menolak anggapan adanya mafia minyak di Indonesia. “Apa yang dimaksud dengan mafia minyak? Kami mati-matian bangun kilang minyak. Di MP3EI jelas disebutkan kita tidak boleh jual gas."</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">BACA: <a href="http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/11/11/090717869/skandal-petral-mafia-garong-rp-250-t-apa-reaksi-kpk" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="SKANDAL PETRAL: Mafia Garong Rp 250 T, Apa Reaksi KPK? ">SKANDAL PETRAL: Mafia Garong Rp 250 T, Apa Reaksi KPK?</a></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Hatta mengaku mengenal Riza di Majelis Dzikir. "Saya memang mengenal Riza di Majelis Dzikir bersama Haji Harris Thahir yang punya Rumah Polonia. Tapi sama sekali tak ada urusan bisnis," ucapnya. Menurut Hatta, Indonesia terus mengimpor minyak karena tidak memiliki kilang. Investor kilang pun enggan menanamkan modalnya. Rumah Polonia yang dimaksud Hatta adalah markas pemenangannya saat bertarung dalam pemilihan presiden 2014. Ia menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Saat dimintai konfirmasi, juru bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro, mengakui adanya penguasaan kontrak migas oleh jaringan tertentu. "Hal ini menambah panjang rantai suplai sehingga harga beli minyak kurang kompetitif," katanya. Namun Wianda enggan menyebutkan pihak ketiga yang disebut-sebut dalam audit itu.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">BACA: <a href="http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/11/11/092717967/mafia-petral-pemainnya-dari-pejabat-hingga" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="MAFIA PETRAL: Pemainnya dari Pejabat hingga...">MAFIA PETRAL: Pemainnya dari Pejabat hingga...</a></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;">Ihwal adanya pembocor di tubuh Petral diakui Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto. Menurut Dwi, kebocoran informasi rahasia dan intervensi pihak eksternal ini mempengaruhi pengembangan bisnis, mitra secara tidak langsung, dan proses negosiasi oleh Petral. “Sudah kami laporkan kepada pemerintah untuk diambil langkah lanjutan jika diperlukan," katanya, Senin lalu.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">DESTRIANITA KUSUMASTUTI | ROBBY IRFANY | FERY FIRMANSYAH | TIM TEMPO</strong></b></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #999999; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 25.6px; line-height: 35.84px;"><br /></span></div>
<b style="color: #999999; font-family: georgia, 'times new roman', serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; margin: 0px; padding: 0px;"> </b><strong style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 25px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 25px;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 25px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 25px;"> - Aktor senior Pong Harjatmo mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa, 15 September 2015, sekitar pukul 09.30.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Pong datang sendirian. Mengenakan kaus hitam bergambar Sukarno dan baret hitam, Pong melakukan aksi di depan lobi KPK.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Pong juga membawa spanduk bergambar mantan pengurus Partai Demokrat, Nazaruddin, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, dan Sutan Bhatoegana. Di bawah deretan foto itu terdapat tulisan "Sudah masuk, kenapa belum?" dengan anak panah yang mengarah pada foto Sekretaris Jenderal Demokrat Edi Baskoro Yudhoyono alias Ibas.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Pong meminta pimpinan KPK lebih bernyali dalam memberantas korupsi. "Jangan tebang pilih dan jangan ada yang dianakemaskan," kata Pong dalam orasinya.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Pong mempertanyakan mengapa KPK belum menjerat Ibas. Padahal Ketua Umum hingga Bendahara Umum Demokrat sudah dibui semua. "Jangan karena dia anak siapa, besan siapa, atau mantu siapa, lalu KPK tak berani tindak," ujar Pong.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Menurut Pong, sebagai Sekjen Partai Demokrat, Ibas seharusnya menjadi orang yang paling tahu dan bertanggung jawab soal aliran dana partai. "Siapa pun yang korupsi harus ditindak," ucapnya.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Aksi unjuk rasa itu bukan yang pertama dilakukan Pong. Akhir Januari lalu, saat kisruh KPK vs Polri, dia juga mendatangi KPK sendirian. Kala itu Pong menuntut KPK dan Polri bekerja sama memberantas korupsi.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Pong mengatakan aksinya dilakukan tanpa membawa kepentingan apa pun. Karena itu pula dia tak membawa massa. "Karena saya peduli rakyat," tuturnya.</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<div style="color: #999999; font-family: georgia, 'times new roman', serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">MOYANG KASIH DEWIMERDEKA</strong></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></span></div>
<span style="color: #666666; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #999999; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><span style="font-size: 0.8em; line-height: 1.4em;">, </span></span><span style="color: #666666; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #999999; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><span style="font-size: 0.8em; line-height: 1.4em;">
- Pengamat politik Hamdi Muluk mengatakan penyataan Ketua Fraksi Partai
Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas tentang slogan "I Want SBY
Back" mirip dengan slogan pendukung rezim Soeharto yang mempopulerkan
slogan "Piye Kabare, Enak Jamanku To?!". “Gaya komunikasi politik
seperti dua semboyan itu tidak cerdas,” katanya saat dihubungi, Jumat,
11 September 2015.</span></span></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
Hamdi mengatakan orang yang mempopulerkan
"Piye Kabare, Enak Jamanku To?!" dan "I Want SBY Back" berpikir bahwa
rezim Soeharto dan rezim Susilo Bambang Yudhoyono lebih baik
dibandingkan dengan pemerintahan saat ini. Ibas, kata Hamdi, dinilai
tidak bisa berpikir secara luas dengan mengklaim hal itu.</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
Ibas
pun, kata Hamdi, terlalu mengeneralisir kebagusan rezim ayahnya. Menurut
Hamdi, Ibas tidak membandingkan kondisi eksternal pemerintahan SBY
dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
Dulu SBY seakan
memerintah di laut tenang, sedangkan Jokowi memerintah di laut yang
beriak. Kondisi ekonomi dunia, yang bukan kesalahan pemerintahan Jokowi,
tidak disinggung oleh Ibas. Zaman SBY pun lebih mementingkan
pertumbuhan ekonomi tanpa banyak melakukan pembangunan. “Kalau Jokowi
kan ada banyak pembangunan infrastuktur, jadi ekonomi dalam negeri
terkena imbas juga,” katanya.</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
Hamdi mengatakan daripada mengklaim
rezim SBY lebih baik, sebaiknya Ibas memberikan saran untuk perbaikan
pemerintahan saat ini. Ibas pun diharapkan memberi tahu perbedaan
berbagai perbedaan latar belakang pemerintahan Jokowi dan SBY. “Ibas
bisa saja menyebut kontribusi Partai Demokrat yang bisa dilakukan
sebagai langkah konkret mencapai perbaikan,” kata Hamdi.</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
Selain
itu, Ibas pun sebaiknya mengajak bahwa kader Demokrat lebih siap
menghadapi pemilu 2019. “Bila ‘I Want SBY Back’ artinya mengusung SBY
untuk 2019, terkesan sekali Demokrat tidak ada regenerasi serta tidak
bisa <em>move on</em>,” katanya.</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
Sebelumnya Ibas mengklaim banyak
masyarakat yang merindukan sosok kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Presiden RI. Menurut Ibas, rakyat menilai bahwa ayahnya berhasil
memimpin Indonesia dibanding dengan pemerintah sekarang. "Banyak yang
rindu dan bilang, 'I want SBY back'," kata Ibas saat memberikan sambutan
dalam perayaan HUT ke-14 Demokrat di Kompleks Parlemen, Senayan,
Jakarta, Rabu, 9 September 2015.</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<strong>MITRA TARIGAN</strong></div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">RMOL.</b> Menteri Keuangan Agus Martowardojo punya peranan yang tidak kecil di balik skandal pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) di Hambalang, Sentul, Jawa Barat.</div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Mantan Dirut Bank Mandiri itu dinilai pantas bertanggung jawab karena dialah yang memberikan dispensasi pengajuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA KL) Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga TA 2010 yang telah melewati tenggat waktu. Menurut audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) persetujuan itu melanggar ketentuan soal tenggat waktu pengajuan RKA KL seperti diatur pada PMK 69/PMK.02/2010.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Persetujuan untuk proyek yang menurut rencana dikerjakan dalam beberapa tahun itu pun dianggap bermasalah karena alokasi anggaran sebetulnya belum tersedia. Belum lagi, permohonan dari kantor Andi Mallarangeng hanya ditandatangani Sekretaris Kemenpora Wafid Muharram. Sementara pendapat teknis Kementerian Pekerjaan Umum mengenai proyek itu tidak ditandatangani Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, melainkan hanya ditandatangani Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian PU.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Dalam laporan audit BPK tanggal 30 Oktober 2012 disebutkan bahwa objek pemeriksaan BPK adalah proyek pembangunan P3SON Kemenpora yang berlokasi di Desa Hambalang Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor yang didukung anggaran Kemenpora sebesar Rp 1,19 triliun.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Rincian dari dana sebesar itu adalah, pertama DIPA Revisi tahun 2010 nomor 0001/092-01.1/-/2010 tanggal 23 Juli 2010 sebesar Rp 275 miliar untuk pembangunan Pusat Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPPON) Hambalang seluas 108.533 meter persegi dengan kode anggaran 10.10.05.0024.00165 (program peningkatan sarana dan prasarana olahraga, sub kegiatan pembangunan gedung pendidikan).</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Lalu, DIPA Revisi tahun 2011 nomor 0015/092-01.1.01/00/2011 tanggal 14 Juli 2011 sebesar Rp 400 miliar untuk lanjutan pembangunan P3SON Hambalang dengan kode anggaran 092.01.07.3824.03.013.012 (program pembinaan dan pengembangan olahraga, kegiatan peningkatan prasarana dan sarana keolahragaan, sub kegiatan penyediaan sarana olahraga).</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Dan DIPA tahun 2012 nomor 0015/092-01.1.01/00/2012 tanggal 9 Des 2011 sebesar Rp 521,6 miliar untuk pembangunan P3SON Hambalang dengan kode anggaran 092.01.06.3824.002.006.040 (program kepemudaan dan keolahragaan, kegiatan peningkatan prasarana dan sarana keolahragaan, sub kegiatan penyediaan sarana olah raga).</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Anggaran itu digunakan untuk membiayai berbagai kontrak pekerjaan dari perencanaan dan konstruksi hingga manajemen konstruksi. Pertama adalah kontrak konsultan perencanaan tahun 2010 dengan rekanan PT YK yaitu nomor 027.A/SPK/PPK/P3SON/8/2010 tanggal 30 Agustus 2010 senilai Rp 5,8 miliar. Kontrak ini diubah dengan tambahan melalui kontrak nomor 035.A/SPK/PPK/P3SON/12/2010 tanggal 9 Desember 2010 senilai Rp 5,82 miliar.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Lalu kontrak konsultan perencanaan tahun 2011 dengan rekanan PT YK, nomor 67.A/SPK/PPK/P3SON/1/2011 tanggal 14 Januari 2011 senilai Rp 8,59 miliar.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Bagian terbesar adalah kontrak induk pekerjaan konstruksi dengan rekanan KSO AW nomor3894/Seskemenpora/BP/10/2010 tanggal 10 Desember 2010 senilai Rp 1,07 triliun yang dipecah ke dalam beberapa kontrak anak, seperti kontrak anak tahun 2010 nomor 3895/Seskemenpora/BP/10/2010 tanggal 10 Desember 2010 senilai Rp 246 miliar.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Lalu kontrak anak tahun 2011 nomor 0513.A/Seskemenpora/BP/12/2010 tanggal 29 Desember 2010 senilai Rp 507 miliar. Kontrak anak yang terakhir ini diubah dengan tambahan melalui kontrak nomor 185.8/Sekemenpora/D.5/10/2011 tanggal 04 Oktober 2011. Angkanya pun berubah menjadi Rp 508 miliar.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
BPK mencatat bahwa kontrak anak sejak Juli 2012 belum dibuat.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Selain itu, BPK juga meneliti kontrak manajemen konstruksi tahun 2010 dengan rekanan PT CCM bernomor 027.B/SPK/PPK/P3SON/8/2010 tanggal 30 Agustus 2010 senilai Rp 4,8 miliar yang kelak didiaddendum dengan kontrak nomor 035.B/SPK/PPK/P3SON/12/2010 tanggal 9 Desember 2010 menjadi senilai Rp1 miliar.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Terakhir yang diteliti BPK adalah kontrak manajemen konstruksi tahun 2011 dengan rekanan PT CCM nomor 067.B/SPK/PPK/P3SON/1/2011 tanggal 14 Januari 2011 senilai Rp 8,11 miliar.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Melihat keterlibatan Agus Martowardojo itu tidak berlebihan rasanya bila publik bertanya-tanya, mengapa pria kelahiran Amsterdam, Belanda, itu tidak ditetapkan sebagai tersangka seperti Andi Mallarangeng.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Kabar yang sempat berkembang di masyarakat politik mengatakan bahwa Agus Martowardojo mendapatkan proteksi khusus dari kalangan Istana karena memiliki hubungan kekerabatan dengan Ibu Ani Yudhoyono.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Namun informasi terakhir yang diperoleh mengatakan bahwa kabar itu tidak benar.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
"Hubungan" di antara Ani Yudhoyono dan Agus Martowardojo "diwariskan" dari hubungan orangtua mereka di masa lalu. Kabarnya, keluarga Agus Martowardojo pernah memberikan bantuan kepada keluarga Sarwo Edhie. Tidak ada penjelasan lebih jauh mengenai apa bentuk bantuan itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Juga disebutkan bahwa cerita tentang hubungan itu di masa lalu sesungguhnya tidak dikonversi menjadi hubungan spesial antara keluarga nomor satu di Indonesia itu dengan Agus Martowardojo. Apalagi dalam bentuk proteksi politik kepada Agus Martowardojo apabila ia terbukti ceroboh dan bersalah dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya sebagai Menteri Keuangan.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Terlepas dari cerita itu, bukankah seharusnya mata pedang hukum tajam ke semua orang.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
Terakhir yang harus digarisbawahi adalah: peranan Agus Martowardojo di balik skandal Hambalang ini tidak terbilang kecil. <b style="margin: 0px; padding: 0px;">[guh]</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></b></div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -</b> Kegigihan SBY menjadikan Agus Martowardojo selaku pemangku kebijakan sektor ekonomi mikro mulai menimbulkan kecurigaan beberapa pihak. Apalagi, sebelum ditunjuk menjadi Menteri Keuangan, Agus yang menduduki jabatan Direktur Utama Bank Mandiri pernah diajukan SBY untuk menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, dan bahkan ditawari jabatan Menneg Badan Usaha Milik Negara kabinet Indonesia Bersatu jilid II.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Desas-desus yang berkembang, kegigihan SBY mengajukan Agus Martowardojo ini tidak terlepas dari unsur kekerabatan belaka. Setelah Agus menjadi Menkeu, menyembul skenario menjadikan ipar SBY yakni, Gatot Mudiantoro Suwondo menjadi orang nomor satu Bank Mandiri. Posisi Gatot yang semula menjadi Dirut PT Bank Negara Indonesia Tbk disebut-sebut akan diisi Arwin Rasyid, bankir senior lain yang kini menjadi Dirut PT Bank CIMB Niaga Tbk.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Anggota Komisi bidang Keuangan dan Perbankan DPR RI Andi Rahmat menganggap, kabar tersebut sebagai rumor belaka. Dia mengatakan, keputusan memilih Agus sebagai kewenangan prerogatif SBY selaku Kepala Pemerintahan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Itu rumor belaka," ucap Andi Rahmat kepada Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (20/5/2010).</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Politisi asal Partai Keadilan Sejahtera ini memilih bersikap positif atas pilihan SBY, kendati nama Agus Martowardojo sempat menghiasi pemberitaan skandal Bank Century. Agus dalam kasus bank Century menjadi narasumber saat keputusan dana talangan dirapatkan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Beliau tidak terkait langsung karena dalam risalah rapat, dia hanya menjadi narasumber saja. Bukan menjadi pemberi opini yang yang mempengaruhi keputusan pemerintah," terangnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"></b></div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Andi berharap, Agus bisa membawa Kementerian Keuangan secara lebih baik dibanding era Sri Mulyani. Dengan pengalaman di sektor perbankan, isu-isu ekonomi nasional bisa ditangani.(*)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
JAKARTA - Pengamat ekonomi Faisal Basri menyebut kebijakan pelarangan ekspor bauksit yang dikeluarkan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa merupakan desakan dari perusahaan alumunian raksasa asal Rusia, UC Rusal. Dirinya menuding, kebijakan tersebut selain merugikan industri bauksit nasional, juga menyebabkan UC Rusal meraup keuntungan yang besar pada saat itu.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Pada saat itu melalui Menteri ESDM, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014 tentang pelarangan ekspor bauksit yang terbit pada tanggal 12 Januari 2014. Menurut Faisal seketika keuntungan dan harga saham UC Rusal meningkat</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Penelusuran Okezone, laman resmi UC Rusal tercatat, pendapatan perusahaan ini terus menurun dari 2011 hingga 2014. Pada 2011 pendapatan perusahaan mencapai tingkat tertinggi yakni USD12,2 miliar, kemudian turun di 2012 menjadi USD10,8 miliar, di 2013 kembali turun jadi USD9,7 miliar dan di 2014 turun tipis menjadi USD9,3 miliar.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Sementara untuk saham, perusahaan ini memang terdaftar diberbagai perdagangan bursa di banyak negara, salah satunya di Hong Kong Stock Exchange (HKEx). Di HKEx saham UC Rusal (0486.HK) selama 2014 bergerak stabil dengan dengan tren terus meningkat.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Pada 2 Januari 2014, harga saham UC Rusal di HKEx tercatat sebesar 2,32 dolar Hongkong Setelah itu terus bergerak hingga pada puncakanya pada 26 November 2014 naik drastis menjadi 6,18 dolar Hongkong. Namun setelah itu di 17 Desember kembali menurun menjadi 4,41 dolar hongkong.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Sebagai pembanding, saham UC Rusal di Euronext Paris juga bergerak relatif meningkat. Pada 2 Januari 2014 harga saham UC Rusal mencapai 4,22 euro. Kemudian meningkat drastis di 11 Agustus 2014 menjadi 8,37 euro. Setelah itu harga saham UC Rusal terus melambung, hingga puncaknya di bulan Maret 2015 senilai 13,41 euro.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
http://economy.okezone.com/read/2015/05/26/19/1155708/polemik-hatta-rajasa-faisal-basri-pendapatan-rusal-tidak-naik</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Sumber : OKEZONE.COM<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
[BERITASATU JAKARTA] Tinggal 133 hari lagi masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) berakhir.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dikabarkan, Presiden SBY kini tengah menyiapkan pengacara
keluarga setelah terungkap banyaknya nama keluarga Cikeas dalam kasus korupsi
Bank Century, Hambalang, dan SKK migas.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Demikian mantan Aktivis 1998, Fadjroel Rahman seperti
dikutip lewat kicauan di twitternya @Fadjroel, Rabu (11/12) malam.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Hari ke-313 jelang berakhir jabatan presiden,
@SBYudhoyono menyiapkan #timadvokat keluarga menangkal isu century, hambalang,
skk migas," kata Fadjroel.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Mungkin inilah pertamakali di dunia, seorang presiden,
spt @SBYudhoyono menyiapkan #timadvokat keluarga sebelum jabatan
berakhir," demikian kicauan Fadjroel beberapa menit kemudian.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dia juga menjelaskan, bahkan Soeharto dan Marcos jelang
jatuh pun tak punya tim advokat. "Padahal Soeharto dikepung masalah
pelanggaran HAM dan korupsi puluhan tahun," tulis Fadjroel.
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><br />Gurita Cikeas</b>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Kicauan Fadjroel mengingatkan kita akan beberapa peristiwa
terkait dugaan korupsi yang dilakukan keluarga Cikeas dan lingkaran Istana.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Pertama buku “Membongkar Gurita Cikeas” karangan George
Junus Aditjondro telah membuat bangsa
ini heboh, karena berisi ulasan fakta keterlibatan Cikeas dalam kasus Bank Century.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Tulisan dalam buku itu sebenarnya tidak istimewa, hanya cuplikan dari percakapan
hasil sadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dan itu sudah diperdengarkan
di dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK).
Yang membuat menarik, buku itu menginventarisasi berbagai fakta yang
melibatkan keluarga Ciekas dalam berbagai kasus.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Misalnya, di bagian daftar isi, ditulis Membongkar Gurita Cikeas di Balik
Skandal Bank Century, Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas, Pemanfaatn
PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Juga ditulis Yayasan-Yayasan yang Berafiliasi
dengn SBY, Kaitan dengan Bisnis Keluarga Cikeas, Yayasan-Yayasan yang
berafiliasi dengan Ny Ani Yudhoyono, Pelanggaran-Pelanggaran UU Pemilu oleh
Caleg-Caleg Partai Demokrat. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Di bagian akhir buku berupa kesimpulan dan
sejumlah bahan referensi dan lampiran-lampiran.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Menurut Aditjondro, buku ini merupakan hasil riset bersama sejumlah anggota
tim peneliti. Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai data-data yang bisa
dipertanggungjawabkan. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Buku tersebut memang sama dengan buku-buku karangan Aditjondro sebelumnya,
yang membahas masalah korupsi di lingkaran kepresidenan mulai Soeharto,
Habibie, Gus Dur, Megawati hingga Presiden SBY sekarang ini.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Aditjondro dalam buku ini menuliskan bahwa setelah SBY menjadi presiden pada
tahun 2004 dan terpilih kembali pada Pilpres 2009, ada banyak yayasan
membonceng di Cikeas. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dua yayasan itu di antaranya Yayasan Puri Cikeas dan
Yayasan Kesetiakawanan Dan Kepedulian (YKDK) yang diketuai Jero Wacik.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dari penelusuran, yayasan-yayasan itu bukan di tangan orang-orang yang punya
latar belakang khusus bidang kemanusiaan, tapi terdiri sejumlah menteri, mantan
menteri, purnawirawan perwira tinggi yang kebanyakan seangkatan dengan SBY,
sejumlah pengusaha dan anggota keluarga besar SBY-Ani Yudhoyono yang terjun ke
bisnis.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dari buku “Membongkar Gurita Cikesa” itu, kemudian
bermunculan berbagai tudingan miring terhadap keluarga Cikeas, mulai dari media
sosial hingga proses hukum di KPK.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Bagai gayung bersambut, <a href="http://twitter.com/TrioMacan2000" target="_blank">TrioMacan dalam postingannya pada 23 Februari
2000, pukul </a> 06:58;16 AM PST menulis,
“Dari 1.5 triliun kredit bank mandiri utk PRJ / PT. JIEC itu sebagian besar
mengalir ke dana pilpres SBY 2004. Itu korupsi triliunan SBY.”
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
TrioMacan lebih jauh menulis, “ 1. Eeng ing..kita bahas
korupsi Istana dan Cikeas. Supaya rakyat melek dan tahu siapa sebenarnya
koruptor terbesar negeri ini.”
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
DPR RI pun membentuk Tim Pengawas (Timwas) Kasus Century. Sampai
saat ini, proses politik untuk mengusut kasus tersebut sedang berlangsung.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Pimpinan DPR RI, Selasa (10/12) kemarin, sudah memutuskan
untuk memanggil kembali Wakil Presiden Boediono, guna dimintai keterangan
terkait pemberian dana talangan kepada Bank Century.
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><br />Kasus Hambalang</b>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dalam kasus Hambalang, nama anggota keluarga Cikeas juga
banyak disebut. Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Partai Demokrat (PD), Edhie Baskoro
Yudhoyono alias Ibas disebut-sebut turut
menerima aliran duit proyek pusat olahraga terpadu Hambalang dari perusahaan
milik bekas bendahara partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Data tentang transaksi keuangan perusahaan Nazar yang mengalir ke Ibas ini
hangat diperbincangkan, justru setelah
Anas ditetapkan sebagai tersangka dan mundur dari jabatan Ketua Umum Partai
Demokrat. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dalam wawancara eksklusif dengan <i>RCTI</i><i>
beberapa waktu lalu</i>, Anas menyebutkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono juga mengetahui tentang aliran dana ini.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Bahkan dalam salah satu pertemuan di Cikeas yang dihadiri Majelis Tinggi, 2011
lalu, SBY sempat marah lantaran informasi ini.
Anas menyebut Amir Syamsuddin, yang saat ini menjabat
Sekretaris Majelis Tinggi PS, juga tahu
tentang informasi ini.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dokumen yang diklaim menunjukkan aliran dana Hambalang ini
beredar di kalangan wartawan. Data ini disebut-sebut sebagai catatan perusahaan
grup Permai yang dibuat Yulianis, staf keuangan Nazar. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dalam catatan itu, Ibas tercatat menerima uang senilai US$
900 ribu untuk kedua transaksi. Transaksi itu terjadi pada 29 April 2010 dan 30
April 2010.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Pada transaksi 29 April 2010, Ibas menerima dana senilai US$ 600 ribu. Dana
diserahkan oleh staf Nazar bernama Amin R.
Lantas pada 30 April
2010, Ibas kembali mendapat dana senilai US$ 300 ribu, yang diserahkan oleh
staf bernama Bahri.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Ibas telah membantah menerima uang Hambalang. "Saya katakan tudingan
tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Seribu persen saya yakin kalau saya
tidak menerima dana dari kasus yang disebut-sebut selama ini," kata Ibas.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Belum semua diklarifikasi, kasus Hambalang yang melibatkan lingkaran
Cikeas semakin benderang. Muncul kelompok baru
pimpinan Sylvia Sholehah alias Bu Pur. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Ia merupakan istri dari Kepala Rumah Tangga
Cikeas yakni Kombes Pol (Purn) Purnomo D. Raharjo.
Istana sudah
mengakui keberadaan Purnomo. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Jubir Presiden Julian Pasha menyebut Purnomo
adalah teman satu angkatan SBY saat menjalani pendidikan AKABRI.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dalam proyek
Hambalang, Bu Pur mengajak dua sepupu SBY yakni Widodo Wisnu Sayoko dan
Arief Gunawan.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Mereka
berbagi peran. Akses ke jajaran menteri kabinet pimpinan SBY bisa ia dapatkan.
Bertemu langsung dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dan Menteri
Keuangan Agus Martowardjoyo salah satu yang terungkap dalam audit.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Merekalah
yang kemudian membuat proyek senilai Rp2,3 triliun itu mendapatkan persetujuan
pendanaan multi years dari Kemenkeu. Sejumlah ketentuan diterabas oleh
Wamenkeu Ani Rachmawati untuk memuluskan proyek Hambalang.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Wafid
mengaku pernah mendapatkan penjelasan dari Agu dan Widodo Wisnu Sayoko, bahwa
Sylvia Sholehah telah melakukan komunikasi dengan pihak Kementrian Pekerjaan
Umum dan Kementrian Keuangan, termasuk telah melakukan komunikasi dengan Ani
Rahmawati dan Agus Martowadojo," seperti ditulis dari audit.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Kasus ini sedang bergulir di pengadilan Tipikor.
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><br />SKK Migas</b>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Nama Ibas lagi-lagi disebut dalam
berkas perkara dugaan suap SKK Migas.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dalam dokumen pemeriksaan tersangka Deviardi yang diperoleh wartawan, Rabu
(20/11) menguak kedekatan petinggi Kernel Oil Singapura Widodo Ratanachaitong
dengan Ibas dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Hal itu sebagaimana terungkap dalam sadapan perbincangan antara Widodo dan
Deviardi. Hasil sadapan percakapan itu berdurasi sekitar 15 menit dan dilakukan
sekitar pukul 21.03 WIB pada 24 Juni 2013.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Bahwa benar berhubungan dengan Widodo, Cumlaude di Australia dan punya
tujuh perusahaan minyak di luar negeri semuanya CNC, bahwa Widodo mempunyai
jaringan ke Istana, Ibas, DPR, dan sampai kepada Dipo Alam," begitu bunyi
salah satu petikan rekaman pembicaraan Widodo dengan Ardi seperti tertulis
dalam dokumen.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dari fakta persidangan di pengadilan Tipikor Jakarta ditemukan kesaksian
yang cukup mencengangkan, terutama dari saksi Deviardi yang menyatakan
bahwa pemilik Kornel Oil Indonesia, Widodo Ranacaithong sebagai pihak yang
diduga memberi suap kepada mantan Kepala SKK Migas Rubi Rubiandini adalah
seorang penguasaha yang memiliki akses dekat dengan istana, Ibas, Dipo Alam dan
kalangan DPR.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Menurut Deviardi, kedekatan Rudi Rubiandini dengan Widodo yang berlanjut
dengan kontrak kerjasama proyek adalah untuk membuat Ibas dan istana
senang dan tenang.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Terhadap pengakuan Deviardi ini, Ibas dan Dipo Alam telah membantahnya
dengan menyatakan tidak kenal dan tidak memiliki hubungan atau urusan apapun
dengan pengusaha tersebut.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Bantahan seperti itu menjadi hak bagi seseorang yang disebut
dalam persidangan, namun yang jelas KPK harus menjadikan setiap fakta
persidangan sebagai informasi baru yang mesti didalami dan
ditindaklanjuti kebenarannya.
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Tuntutan ini cukup beralasan, karena berdasarkan temuan awal suap SKK Migas
terindikasi adanya konspirasi dan skandal korupsi yang melibatkan penguasa dan
pengusaha. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Apakah dengan masuknya nama lingkaran Istana dan Cikeas dalam berbagai kasus
membuat Presiden SBY menyiapakn pengacara keluarga?
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Sayang Fadjroel Rahmat tidak menjelaskan lebih detail dalam kicauannya. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Kita
menunggu dan hanya bisa menghitung hari-hari berakhirnya kekuasaan Cikeas.
[berbagai sumber/L-8]<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<b>TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --</b> Anggota Komisi III DPR,
Bambang Soesatyo, memperkirakan banyak kasus-kasus besar akan terungkit
setelah Presiden SBY tidak menjabat lagi usai Pilpres 2014.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Sederet
kasus-kasus besar seperti kasus IT KPU, Hambalang, SKK Migas, kasus
suap impor daging, dan lainnya kemungkinan akan "meledak" lebih besar
setelah SBY lengser," kata Soesatyo dalam dialog pilar negara bertema
"Efektifitas Pemerintah Jelang Pemilu" di gedung DPR/MPR RI Jakarta,
Senin (9/12/2013).</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Menurut dia Partai Demokrat tidak tinggal
diam. "Saya menduga apa-apa yang dilakukan saat ini adalah langkah
pengamanan. Langkah pengamanan itu antara lain menempatkan posisi
strategis orang-orang terdekat," kata dia.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Nasib SBY ini, menurut Soesatyo, mirip ketika Soeharto lengser dari jabatannya tahun 1999 lalu.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Sejarah
akan terulang lagi dimana orang-orang dekat Soeharto saat itu seperti
Tommy Soeharto, Bob Hasan, Probosudtejo, dan lainnya dimejahijaukan,"
kata dia.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dikatakan kemungkinan besar sejumlah permasalahan hukum
yang terus hadir di lingkaran SBY pada akhir tahun 2013 ini tidak akan
selesai begitu saja.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Pascaturunnya SBY sebagai Presiden maka boleh jadi akan lebih banyak kader dan petinggi Demokrat yang bermasalah dengan hukum.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Sangat
masuk akal dan memungkinkan itu terjadi karena di saat SBY yang juga
pendiri dan Ketua Dewan Pembina Demokrat menjabat sudah banyak kader
partainya tersangkut kasus hukum," kata Soesatyo.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Menurut dia, setelah 2014 nanti para kader Demokrat tidak akan punya perlindungan seperti sekarang.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
"Selama
Partai Demokrat masih berkuasa dan SBY masih menjabat pasti ada
proteksi politik rtetapi ketika nanti turun dari jabatannya sebagai
Presiden dan Demokrat tidak lagi berkuasa maka proteksi dan perlindungan
itu otomatis tidak sekuat seperti sekarang," kata Soesatyo.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<span class="article-body-intro">Suara.com - </span>Hari ini, Rabu
(3/9/2014), Menteri ESDM Jero Wacik resmi ditetapkan KPK menjadi
tersangka. Petinggi Partai Demokrat itu diduga melakukan pemerasan di
Kementerian ESDM dalam kurun waktu 2011-2012.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
KPK sudah menetapkan Jero Wacik menjadi tersangka berdasarkan pada Surat Perintah Penyidikan tanggal 2 September 2014.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Bagaimana kronologis terjadinya aksi dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Jero Wacik?</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
“Informasi umum latar belakangnya begini, pertama pascamenjadi
menteri di ESDM, maka diperlukan dana untuk operasional menteri yang
lebih besar. Untuk mendapatkan dana yang lebih besar daripada yang
dianggarkan, kemudian dimintalah melakukan beberapa hal kepada orang di
dalam kementerian itu,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dalam
konferensi pers di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Beberapa hal yang dimaksud adalah agar nilai dana bisa menjadi lebih besar, misalnya pendapatan dari <i>kick back</i> kegiatan pengadaan.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Indikasi modus lain yang ditemukan KPK adalah melalui kegiatan
pengumpulan dana dari kegiatan yang sudah direncanakan atau rapat-rapat
fiktif.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
“Misalnya juga pengumpulan dari rekanan dana-dana penggunaan terhadap
program-program tertentu, atau misalnya dilakukan beberapa kegiatan
rapat-rapat yang sesungguhnya sebagian besar dari rapat itu, adalah
rapat-rapat fiktif,” katanya.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Apa yang dilakukan oleh Jero Wacik dianggap sebagai sebuah bentuk
penyalahgunaan wewenang dan pemerasan yang mengakibatkan negara
mengalami kerugian sebesar Rp9,9 miliar.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Jero Wacik dijerat dengan Pasal 12 Huruf E juncto pasal 23 juncto Pasal 421 KUHP.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<span itemprop="articleBody"><b>INILAH.COM, Jakarta - Bola liar skandal Bank Century sudah makan korban.
Kali ini korbannya dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Partai moncong putih itu memecat bendaharanya, Murdaya Poo, dari
keanggotaan partai akibat terciprat kasus Bank Century.<br /><br />Pemecatan
Bendahara PDIP Murdaya Poo telah memenuhi prosedur partai. Apalagi
sebelumnya dalam rapat komisi disiplin sempat ada pengakuan dari Murdaya
Poo bahwa ia menerima aliran dana Bank Century masuk ke dia.<br /><br />Poo
sendiri berhak untuk memberikan argumentasi atas dugaan tersebut. Namun
pada akhirnya, Poo mengakui di depan Komisi Disiplin. Berarti semuanya
sudah terbukti, karena sudah ada pengakuan dari yang dituduhkan kepada
Poo.<br /><br />Wasekjen PDIP Agnita Singadakane mengakui, sebelumnya
beredar kabar di internal PDI-P, bahwa suami Bendahara Partai Demokrat
Hartati Murdaya ini diduga ikut mendapat aliran dana talangan pemerintah
ke Bank Century sebesar Rp6,7 triliun. "Murdaya Poo memang telah
melakukan pelanggaran berat,"tuturnya.<br /><br />Para pengamat politik
menyatakan, bisa memahami jika keputusan rapat DPP PDIP dianggap sudah
sangat adil dalam menyikapi kasus Murdaya Poo. Sehingga, pemecatan
merupakan jalan terbaik untuk mempertahankan ideologi partai. "Itu
urusan internal partai. Itu pembelajaran bagi parpol lain pula," kata
Abas Jauhari, dosen Sosiologi Universitas Islam Negeri Jakarta.<br /><br />Salah
satu pelanggaran bagi Murdaya Poo adalah mendukung logistik kampanye
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Padahal, PDIP telah memiliki
calon presiden, yakni Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.<br /><br />Murdaya
Poo diangkat menjadi Ketua DPP Bidang Sumber Daya dan Dana PDIP untuk
periode 2005-2010 oleh Megawati Soekarnoputri dalam musyawarah nasional
di Bali. Istrinya adalah Hartati Murdaya, Bendahara Partai Demokrat
(PD).<br /><br />Menurut majalah Forbes, Murdaya Poo menempati peringkat
ke-13 dari 40 orang terkaya di Indonesia pada 2007. Mereka adalah
pemilik Grup Central Cipta Murdaya dan Grup Berca. Total kekayaannya
pada 2006 sebesar US$900 juta.<br /><br />Sebagaimana diduga para analis
politik, bola liar Bank Century bakal melebar kemana-mana karena
menyeret banyak nama-nama pejabat dan sosok penting di republik ini.
"Kalau usulan hak angket DPR sampai gembos, berarti yang menggembosi
bukan paku, namun linggis,” ungkap Akbar Faizal, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat.<br /><br />Pernyataan
Akbar, salah satu inisiator hak angket kasus Bank Century, sekilas
tidak berlebihan sebab dari sembilan fraksi di DPR, semuanya mendukung
usulan angket itu. Kini setelah Murdaya Poo tersedak bola liar Century,
giliran siapa lagi? [mor]<br /><br /><small>Link: <a href="http://inilah.com/berita/politik/2009/12/03/200201/murdaya-poo-politisi-korban-pertama-kasus-bank-century/" rel="nofollow" target="_blank">http://inilah.com/berita/politik/2009/12/03/200201/murdaya-poo-politisi-korban-pertama-kasus-bank-century/</a></small> </b></span></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span itemprop="articleBody"><b><br /></b></span></div>
<span itemprop="articleBody"><b>Buku “Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century” karya
George Aditjondro, yang diterbitkan Penerbit Galang Press Yogyakarta itu
pada salah satu bab menyebutkan keterlibatan SBY dan keluarganya dalam
kasus Century. Yayasan-yayasan yang bernaung di bawah keluarga Cikeas
pun disorot sebagai motor untuk mendulang dana dan dukungan politik.
Selain Majelis Dzikir, George juga menyebutkan tiga yayasan yang lainya
yang berafiliasi dengan Cikeas, yakni Yayasan Kesetiakawanan dan
Kepedulian, Yayasan Puri Cikeas, dan Yayasan Mutu Manikam. Yayasan
tersebut diduga menjadi penggalang dukungan finansial dan dukungan suara
bagi pemenangan Partai Demokrat dan SBY dalam Pemilu 2009.<br />
<span id="more-1451"></span><br />
Setelah membaca buku, seperti ada benang merah yang terurai dan
menjawab, kenapa boediono bisa jadi wapres lalu kemudian sby menggalang
koalisi besar-besaran di parlemen. Seperti diketahui sebelumnya
pencalonan boediono mendapat penolakan dari semua partai koalisi, entah
dengan kekuatan apa sby tetap memilih boediono. Selain itu pula dengan
kemenangan besar PD di pileg, sby berpasangan dengan sendal jepit pun ia
bakalan menang. Dalam perhitungan strategis sby lebih pas mengambil
cawapres dari politisi PD, apalagi partai koalisi mahfum ini hak
prerogatif presiden, dengan harapan posisi bisa menjadi batu loncatan
menuju suksesi di pemilu 2014 nanti, namun ini tidak terjadi.
</b></span></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Lebih mengherankan pasca penetapan boediono sebagai cawapres, sby
melalui Hatta Rajasa malah mendekati musuh bebuyutannya, Bu Mega,
mengajak PDIP masuk dalam koalisi, walaupun upaya ini tidak menghasilkan
kesepakatan koalisi, namun terpilihnya taufik kiemas sebagai ketua MPR
sudah menyiratkan langkah mengamankan posisi sby-boediono.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Perlu diketahui pula menjelang pelaksanaan pilpres, KPK sudah
melakukan penyelidikan dugaan skandal bank century. Ini memunculkan
sebuah hipotesa bahwa sby sudah mengetahui lebih awal bahwa persoalan
ini akan mencuat di kemudian hari, dengan memilih boediono dan
menggalang kekuatan besar koalisi di parlemen bisa jadi memang dilakukan
untuk pengamanan atas skandal tersebut.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Boediono selama ini sangat kenal dekat dengan beberapa pengusaha
besar karena beberapa posisi penting yang dipegangnya, termasuk hartati
murdaya dan budi sampurna yang jamak dikenal sudah menjadi donasi besar
kampanye sby. Hartati sendiri, suaminya murdaya poo adalah tokoh dekat
dengan bu mega. Budi sampurna sudah jelas sesuai data PPATK memiliki
rekening di bank century, dalam data itu terungkap, 4 hari pasca bailout
century 6,7 trilliun, budi menarik semua dananya ke luar negeri.
Tindakan budi sampurna ini tentu menyimpan kecurigaan, koq setelah
disehatkan dengan bailout malah menarik dananya ke luar negeri.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Pada tahun 2002 berdasarkan temuan BPK, saat itu boediono menjabat
menkeu dibawah presiden megawaty, menempatkan dana di bank CIC (cikal
bakal century) sebesar 24 juta US dollar atas nama rekening menkeu, di
bank ini pulalah murdaya poo menyimpan dana besarnya. Selain itu, BPK
menemukan fakta, Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan dengan Bank
Century membuat kesepakatan perjanjian pada 1 November 2005. Dalam
perjanjian tersebut Depkeu menyetujui pemindahan escrow account tersebut
sebesar US$ 17,28 juta dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) ke Bank Century
dan dibuka untuk dan atas nama Menteri Keuangan. Namun sekarang dana
hibah tersebut tidak jelas nasibnya, bahkan berpotensi hilang, di mana
saat itu mbak ani jadi menkeu dan boediono jadi menko perekonomian.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Pemindahan dana hibah pemerintah dari BRI ke Bank Century ini
dikatakan BPK telah melabrak atau melanggar aturan. Pasalnya,
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) <span class="skimlinks-unlinked">No.318/KMK.02/2004</span>
dinyatakan penyimpanan uang negara hanya diperkenankan pada bank-bank
pemerintah saja, tidak diperkenankan pada bank swasta. Dengan demikian
baik boediono dan mbak ani telah melanggar aturan ini.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Setelah peristiwa ini, Keputusan Menteri Keuangan (KMK) <span class="skimlinks-unlinked">No.318/KMK.02/2004</span>
yang dirancang oleh mbak ani dan boediono ini malah terus dilanggar,
terbukti antara tahun 2006-2007 tiga BUMN malah menempatkan dana besar
di bank century. Atas perintah siapa BUMN itu berani melakukan hal itu ?
kemudian pada tahun 2008 Perppu no. 4 pun terbit tentang pembentukan
KSSK, dimana boediono sebagai anggota karena menjabat gubernur BI dan
mbak ani sebagai ketua karena menjabat menkeu dan Plt menko
perekonomian.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Dengan demikian yang terjadi adalah simboisme mutualisme, kolaborasi
yang saling menguntungkan. Artinya para cukong-cukong inilah yang
menitipkan boediono agar bisa jadi wapres, seperti yang tersirat di buku
gurita cikeas tersebut.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Sikap sby menanggapi bailout century dibalik pengakuan dan
bantahannya ternyata berwarna pelangi, berubah-ubah, antara tidak
mengetahui, setuju dan tidak setuju. Saat awal kasus ini bergulir
melalui hatta rajasa kalau sby tidak tahu, tetapi pada saat konfrensi
pers meresfoni rekomendasi tim 8 atas kasus bibit-candra, sby malah
mengakui bahwa bailout itu dilakukan karena BC berdampak sistemik,
artinya sby setuju kan.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Namun sejak buku gurita cikeas meluncur, melalui jubir presiden
julian a. Pasha sewaktu berada di cikeas menanggapi buku tersebut,
mengatakan bahwa sby tidak pernah mengutus marsilam simanjuntak dalam
rapat KSSK 20-21/11 di depkeu, malah mengatakan tidak tahu ssoal
marsilam, padahal pengakuan marsilam hadir sebagai utusan presiden
berasal dari pengakuan mbak ani dan raden pardede dari LPS.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Apa makna dibalik bantahan ini, secara tersirat sby sudah mengakui
jika bailout century itu memang sebuah skandal dan ia tidak mau
dilibatkan di dalam kasus ini.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
Kemudian yang menjadi pertanyaan karena boediono di depan pansus
sudah mengakui bahwa sby sudah tahu dan bertanggunjawab soal bailout
century itu.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
George aditjondro mungkin ada kebohongan dalam buku itu, namun sikap
sby di dalam menyikapi bailout century dianggap tidak jelas. Antara
kebohongan dan tidak jelas biasanya memang susah dibedakan. Wallahualam.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px;">
<span itemprop="articleBody"><b>VIVAnews </b>- Wakil Ketua
Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Tjatur Sapto Edy meminta
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengkaji ulang pembebasan
bersyarat untuk terpidana kasus penyuapan Siti Hartati Murdaya.<br /><br />Hartati
terbukti bersalah melakukan penyuapan terkait pengurusan lahan di
Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, dan divonis 2 tahun 8 bulan penjara
serta subsider 3 bulan kurungan.<br /><br />"Saya kira perlu direview
kembali apakah sudah sesuai dengan PP Nomor 99," kata Tjatur di Gedung
DPR, Jakarta, Rabu 3 September 2014.<br /><br />Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 berisi tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan.<br /><br />Sebelumnya,
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjojanto, terkejut
dengan pemberian pembebasan bersyarat kepada terpidana koruptor, Hartati
Murdaya.<br /><br />Dia menjelaskan Hartati pernah mengajukan permohonan menjadi <i>justice collaborator</i>
namun ditolak oleh pimpinan KPK pada bulan Juli 2014. Dia kemudian
mengajukan pembebasan bersyarat juga ke pimpinan KPK namun kembali
ditolak.<br /><br />Terkait hal itu, Tjatur mengatakan akan mempertanyakan
hal itu kepada Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin. Komisi Hukum DPR,
kata dia, harus memastikan apa saja pertimbangan-pertimbangan pemberian
pembebasan bersyarat kepada Hartati.<br /><br />"Nanti pas kira rapat dengan Kementerian Hukum akan kita tanyakan lagi," ujar Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional itu.</span> </div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<span style="color: #666666;"><b><b>detik Jakarta</b> - Menteri ESDM Jero Wacik belum dapat
dikonfirmasi terkait status tersangka pemerasan di Kementerian ESDM. Di
dua rumahnya, rumah pribadi dan rumah dinas di Jakarta, dia tak
terlihat. Di kantornya pun tak ada.<br /><br />Pantauan, Rabu (3/9/2019).
Rumah pribadi Jero Wacik yang terletak di Jalan Senayan Utama 1 Blok
HI-6 No.1 Sektor 9 Bintaro Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan,
tampak sepi. Hanya ada petugas penjaga dan tak tampak mobil terpakir di
rumah yang gerbangnya warna coklat itu.<br /><br />"Kosong, bapak (Jero Wacik) jarang ke sini, seringnya di rumah dinas," kata penjaga yang bernama Wangsa.<br /><br />Wangsa mengatakan, Jero terakhir berada di rumah pribadinya pada lebaran Idul Fitri lalu. <br /><br />Begitu
pun saat dicek di rumah dinasnya di Jl Denpasar Blok C-3 Kavling no 16,
Kuningan, Jaksel. Sejak pagi tadi, dia tak terlihat.<br /><br />"Nggak tahu
di mana mbak dari tadi pagi saya datang Pak Jero sudah pergi," kata
salah seorang satpam di rumah dinasnya, Jl Denpasar Blok C-3 Kavling No
16, Kuningan, Jakarta Selatan.<br /><br />"Tadi pagi Bapak keluar kalau nggak naik Toyota Crown atau naik Alphard," lanjutnya</b></span></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<span style="color: #666666;"><b> </b></span>Menurut pernyataan satpam yang enggan disebutkan namanya, di dalam rumah
berpagar hitam dan cat krem itu hanya ada istrinya. Sedangkan Jero
Wacik sendiri tidak terlihat di kantor Kementerian ESDM.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Jero
Wacik juga tak ada di kantor Kementerian ESDM. Informasi dari kalangan
pegawai, tak ada Jero di ruangannya. Belum jelas ke mana politisi
Demokrat itu pergi.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf ditanya soal Jero tak memberi jawaban pasti. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
"Kemarin ada kan," jawab Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2014).</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Nurhayati belum bisa memastikan keberadaan rekan separtainya itu sekarang</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO, </b></span><span style="color: #666666;"><b>Jakarta -</b></span> Politikus
Partai Golongan Karya, Indra J. Piliang, menyayangkan sikap politik
Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Indra, dukungan SBY terhadap Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa mengerdilkan sosok SBY sebagai seorang pemimpin.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
"Sudah jelas bahwa SBY bukan seorang negarawan," ujar Indra saat dihubungi<i> Tempo</i>, Ahad, 6 Juli 2014.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Ia
mengatakan SBY tidak dapat melepaskan diri dari figur seorang presiden.
Meskipun keputusan mendukung Prabowo dikatakan sebagai keputusan
partai, ia menilai SBY seharusnya tetap berada di posisi netral. Indra
juga menganggap tidak ada batasan yang jelas mengenai keberpihakan SBY
sebagai ketua umum dan presiden.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Indra khawatir SBY menggunakan aparatur dan fasilitas negara. Ia mencermati lingkaran Istana yang terlibat dalam <i>black campaign,</i> tetapi tidak ditindak tegas oleh SBY. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
"SBY
dari awal membiarkan ketika Setiyardi dan Andi Arief terjun langsung
dalam hiruk-pikuk kampanye," ujar Indra. Pembiaran itu, ujar Indra,
menjadi indikator tindakan SBY ke depan dalam memenangkan Prabowo.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Keberpihakan
SBY yang dianggap ancaman bagi pemilu presiden juga dinyatakan oleh
pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti. Menurut Ikrar, SBY tidak
diperkenankan menggunakan aparatur dan fasilitas negara. Ikrar khawatir
terutama pada akses SBY dalam tubuh TNI/Polri yang sangat besar.
Keterlibatan bintara pembina desa (babinsa), menurut dia, merupakan
alarm yang harus diwaspadai. </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Namun demikian, Indra dan Ikrar
optimistis Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat memenangkan pemilu presiden 9
Juli mendatang. "Hanya kecurangan yang bisa mengalahkan mereka," ujar
Ikrar. Keduanya juga mengatakan dukungan SBY kepada Prabowo tidak
signifikan apabila tidak diikuti dengan pengerahan kekuatan aparatur
negara dan TNI/Polri.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<b>DINI PRAMITA</b> </div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
Minggu, 15/12/2013 07:28 WIB</div>
</div>
</h1>
<h1 class="l_blue2_detik" style="color: #284296; font-family: georgia, cartogothic, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 30px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
Wikileaks: Peran Bu Ani Terlalu Dominan, Sudi Sempat Akan Mundur</h1>
<h1 class="cleanprint-title" style="border-image-outset: initial; border-image-repeat: initial; border-image-slice: initial; border-image-source: initial; border-image-width: initial; border: 0px; color: black; font-family: 'open sans', sans-serif; font-size: 26px; letter-spacing: -0.5px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="author" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; padding-bottom: 3px;">
<div class="clearfix pt10" style="clear: both; padding-top: 10px;">
</div>
<b>Indra Subagja</b> - detikNews</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
</div>
<div class="clearfix" style="clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">
</div>
<div class="artikel2" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 17px; padding-top: 15px; word-wrap: break-word;">
<div class="leftside" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; float: right; padding-bottom: 10px; padding-left: 15px; width: 160px;">
<div class="banner_inside_article" style="float: right; margin-left: 10px; width: 160px;">
<div class="banner_reg cad_skyp" style="margin-bottom: 15px;">
<div id="ox_f354a7221da9ff30ea63f43139590c97" style="display: inline;">
</div>
<div id="beacon_e9f1e24814" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newopenx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=2079&campaignid=959&zoneid=427&loc=http://news.detik.com/read/2013/12/15/072823/2442306/10/wikileaks-peran-bu-ani-terlalu-dominan-sudi-sempat-akan-mundur?991104topnews&referer=http://www.detik.com/&cb=e9f1e24814" style="border: 0px; height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="leftarticle" style="color: #999999; float: left; font-size: 11px; margin-bottom: 10px; margin-right: 15px; width: 200px;">
<div class="label_fokus l200" style="background-color: #e5e5e5; float: left; margin: 10px 0px; width: 200px !important;">
<br />
<div class="jdl" style="margin: 5px 10px 10px; overflow: hidden; width: 160px;">
<br /></div>
</div>
<div class="clearfix" style="clear: both;">
</div>
</div>
<b>Jakarta</b> - Media Australia The Australian kembali memberitakan soal ibu negara Ani Yudhoyono. Mengutip wikileaks The Australian membeberkan alasan mengapa Ibu Ani menjadi target penyadapan intelijen Australia.<br />
<br />
The Australian memberitakannya pada Sabtu (14/12), diceritakan bahwa Ibu Ani merupakan penasihat yang amat sangat berpengaruh bagi Presiden SBY.<br />
<br />
The Australian juga menampilkan data wikileaks. Dalam data yang dibuat pada 2007 itu disebutkan, intelijen Australia mengorek informasi dari penasihat presiden SBY, TB Silalahi.<br />
<br />
Dalam laporan Intelijen Australia dengan subjek 'A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE' dituliskan, TB Silalahi bercerita bahwa staf presiden merasa terpinggirkan dengan pengaruh Ibu Ani itu.<br />
<br />
TB Silalahi didalam kabel Wikileaks itu juga menceritakan kasus contohnya, sepupu dia yang duduk di kabinet Sudi Silalahi bahkan hampir mengundurkan diri.<br />
<br />
Kawat ini benar atau tidak, hingga kini baik Sudi maupun TB Silalahi belum bisa dihubungi. Kawat ini belum tentu benar.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
</h1>
<h1 class="cleanprint-title" style="border-image-outset: initial; border-image-repeat: initial; border-image-slice: initial; border-image-source: initial; border-image-width: initial; border: 0px; color: black; font-family: 'open sans', sans-serif; font-size: 26px; letter-spacing: -0.5px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ini dia perbedaan mendasar Dinasti Atut dan Cikeas</h1>
<h6 class="fontArial cleanprint-byline" style="border-image-outset: initial; border-image-repeat: initial; border-image-slice: initial; border-image-source: initial; border-image-width: initial; border: 0px; color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Oleh Hendra Gunawan - <span class="cleanprint-dateline" style="border: 0px; color: #333333; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Senin, 14 Oktober 2013 | 18:49 WIB</span></h6>
</div>
<div class="clear" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; clear: both; color: #333333; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="page-artikel cleanprint-article cleanprint-include font14 fontDroid" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; font-family: 'Open Sans', sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
<div align="center" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: #333333; letter-spacing: normal; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: #333333; float: left; letter-spacing: normal; line-height: normal; margin: 0px 8px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 160px;">
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; float: left; margin: 10px auto 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 160px;">
<ins style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: none; display: inline-table; height: 600px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: none; display: block; height: 600px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="600" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border-width: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="160"></iframe></ins></ins><div id="beacon_1cd1ec4d1f" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://smiklan.kontan.co.id/www/delivery/lg.php?bannerid=384&campaignid=70&zoneid=261&loc=1&referer=http://nasional.kontan.co.id/news/ini-dia-perbedaan-mendasar-dinasti-atut-dan-cikeas&cb=1cd1ec4d1f" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: #333333; float: inherit; letter-spacing: normal; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
JAKARTA. Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo, membeberkan perbedaan mendasar antara dinasti politik yang dibentuk oleh Gubernur Banten, Ratu Atut dan dinasti politik yang disebutkan sebagai Dinasti Cikeas.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
"Menurut saya apa yang disebut dinasti Ratu Atut, itu lahir dari suatu proses demokrasi pemilihan secara langsung oleh rakyat melalui Pilkada dan Pemilu. Sedangkan Dinasti Cikeas lahir dari penunjukan berdasarkan kekuasaan sebagai Presiden dan ketua umum partai," kata Soesatyo, Senin (14/10).</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
Menurut Soesatyo, bagi para kader Partai Golkar ditingkat akar rumput, pernyataan Presiden SBY tentang dinasti politik yang dibangun Gubernur Banten Ratu Atut, seperti memukul air didulang, terpecik muka sendiri. Disadari atau tidak, menurut Soesatyo, SBY telah membuka ‘borok’ sendiri.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
"Sebab, ia juga tengah membangun dinasti politik Cikeas. Sejumlah anggota keluarga dan kerabatnya tercatat sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014," kata Soesatyo.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
Menurut dia, SBY melalui Partai Demokrat menempatkan anak, adik ipar, sepupu dan sejumlah nama kerabatnya dalam daftar nama-nama caleg partai tersebut. "Paling tidak terdapat 15 nama caleg yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Cikeas," kata Soesatyo.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
Soesatyo juga membeberkan nama Caleg yang merupakan kerabat dekat keluarga Cikeas, yakni Edhi Baskoro Yudhoyono (anak SBY) Dapil Jatim VII, Sartono Hutomo (sepupu SBY) Dapil Jatim VII, Hartanto Edhi Wibowo (adik ipar SBY) Dapil Banten III, Agus Hermanto (adik ipar SBY) Dapil Jateng I, dan Nurcahyo Anggorojati (anak Hadi Utomo yang juga ipar SBY) Dapil Jateng VI.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
Selanjutnya, ada nama Lintang Pramesti (anak Agus Hermanto) Dapil Jabar VIII, Putri Permatasari (keponakan Agus Hermanto) Dapil Jateng I, Dwi Astuti Wulandari (anak Hadi Utomo) Dapil DKI Jakarta I, Mexicana Leo Hartanto (keponakan SBY) Dapil DKI Jakarta I, dan Decky Hardijanto (keponakan Hadi Utomo) Dapil Jateng V.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: black; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
Kemudian, ada pula nama Indri Sulistiyowati (keponakan Hadi Utomo) Dapil NTB, Sumardani (suami Indri Sulistiyowati) Dapil Riau I, Agung Budi Santoso (keluarga Hadi Utomo) Dapil Jabar I, Sri Hidayati (adik ipar Agung BS), dan Putut Wijanarko (suami Sri Hidayati) Dapil Jatim VI.<b style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; border: 0px; color: #333333; letter-spacing: normal; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(<a href="http://www.tribunnews.com/" style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; -webkit-transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; border: 0px; color: #083262; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: baseline;">Tribunnews.com</a>)</b></div>
</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVuiflBx0QmgrKfVYiCk1ylyzsQqXsch9Q9uvdI7_UqWP7TS9WZtOZLaryAFFWJ9K9fADCkdheoFM1HeF9hvMLqZONbeuLCwV_iqW0SNzUVJkPO5e5CEQerfWz6CDh-jVI5DbPcnEAvg/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
SENIN, 16 SEPTEMBER 2013 | 20:00 WIB
Siarkan Konvensi, Dirut TVRI Sebut-sebut Istana
<br />
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Televisi Republik Indonesia Farhat Syukri disebut-sebut memaksa awak redaksi TVRI untuk menyiarkan acara konvensi Partai Demokrat di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Ahad malam, 15 September 2013. Siaran tunda ditayangkan sekitar dua jam tanpa henti itu mulai pukul 22.30-00.30. TVRI menayangkan acara pengenalan dan penyampaian visi-misi 11 peserta konvensi Demokrat dari awal sampai akhir.
<br />
Menurut sumber Tempo di TVRI, Farhat awalnya memaksa redaksi untuk menayangkan siaran langsung konvensi yang dimulai pukul 19.30 itu. Awak redaksi menolak paksaan itu, termasuk Direktur Program dan Berita TVRI Irwan Hendarmin. Tapi kemudian, menurut sumber ini, Farhat mengambil alih kendali redaksi pada saat itu dan memutuskan memuat konvensi dalam siaran tunda jelang tengah malam.
Awak redaksi saat itu sempat mempertanyakan alasan Farhat. Dia lalu menyampaikan alasan kenapa harus ditayangkan langsung. Menurut si sumber, Farhat sempat mengatakan siaran langsung konvensi Demokrat itu dilakukan karena ada perintah dari Istana Kepresidenan. “Presiden Susilo Bambang Yudhonono ingin menyaksikan acara konvensi lewat TVRI,” kata si sumber menirukan ucapan Farhat saat memaksa anak buahnya, Senin 16 September 2013.
Yudhoyono malam itu memang tak hadir di acara konvensi di Hotel Grand Sahid. Dia memilih di rumah pribadinya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, setelah acara di Bali dan Nusa Tenggara Timur. Farhat dan Istana belum bisa dimintai konfirmasi hingga tulisan ini diturunkan. (Baca: KPI Diminta Usut Siaran Konvensi Demokrat)
NURHASIM
SENIN, 16 SEPTEMBER 2013 | 18:00 WIB<br />
Dirut TVRI Paksa Redaksi Siarkan Konvensi Demokrat
<br />
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Televisi Republik Indonesia Farhat Syukri disebut-sebut memaksa awak redaksi TVRI untuk menyiarkan acara konvensi Partai Demokrat di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Ahad malam, 15 September 2013. Siaran tunda yang ditayangkan sekitar dua jam itu dimulai pukul 22.30 hingga 00.30. TVRI menayangkan acara pengenalan dan penyampaian visi-misi 11 peserta konvensi Demokrat dari awal sampai akhir.
<br />
Menurut sumber Tempo di TVRI, Farhat awalnya memaksa redaksi untuk menayangkan secara langsung konvensi yang dimulai pukul 19.30 itu. Awak redaksi menolak paksaan itu, termasuk Direktur Program dan Berita TVRI Irwan Hendarmin.
<br />
Di redaksi, kebijakan itu menuai pro-kontra. Sebagian redaksi beralasan tidak mau melanggar aturan penyiaran dan aturan kampanye serta tak mau menyalahgunakan frekuensi publik. Tapi Farhat ngotot. “Malam itu sempat tegang. Intervensinya keterlaluan,” kata sumber tersebut, Senin, 16 September 2013.
<br />
Karena awak redaksi menolak dipaksa, Farhat kemudian mengambil alih kendali redaksi. Akhirnya, kata si sumber, diambil jalan tengah dengan menyiarkan konvensi sebagai siaran tunda. Awak redaksi tak berdaya. “Itu intervensi langsung dari Dirut,” kata dia. <br />
TVRI sebenarnya sudah menyiarkan acara konvensi itu sejak pukul 15.00 sebagai berita biasa. Berita konvensi ditayangkan setiap jam kemudian dengan durasi beberapa menit saja sebagai breaking news dalam program Info Terkini, yang disiarkan secara berurutan dengan berita lainnya. Berita konvensi juga salah satu materi dalam program Indonesia Malam.
<br />
Sampai berita ini ditulis, Farhat dan Irwan belum bisa dimintai konfirmasi. Keduanya tak merespons saat ditelepon melalui telepon selulernya. (Baca: KPI Nilai TVRI Boleh Siarkan Konvensi Demokrat)<br />
NURHASIM
KAMIS, 29 AGUSTUS 2013 | 22:15 WIB
Anak Hilmi Sebut Pembawa Duit Rp 40 M Utusan SBY
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
TEMPO.CO, Jakarta - Pembicaraan Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin, dengan terdakwa kasus suap penambahan kuota impor daging sapi, Ahmad Fathanah, tersadap Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam rekaman percakapan yang diputar jaksa di sidang Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta hari ini, Kamis, 29 Agustus 2013, mereka membahas duit Rp 40 miliar.
<br />
“Empat puluh dikirim lewat Sengman dan Hendra waktu itu,” kata Fathanah dalam rekaman.
<br />
<div>
"Belum ada yang nyampe, bos," Ridwan menjawab.
</div>
"Nggak mungkinlah. Udah beres, bener. Engkong sendiri waktu itu pernah ketemu dan tidak ada komentar," jawab Fathanah.
<br />
Saat ditanya oleh hakim siapa Sengman itu, Ridwan menjawab bahwa ia adalah utusan presiden. "Utusan Presiden kalau datang ke PKS," katanya.
<br />
Ketika ditanya lebih jauh, dia mengatakan Sengman adalah orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Di BAP (berita acara pemeriksaan) ditulis orang dekat SBY," ujarnya. Sedangkan Hendra adalah rekan Sengman. Namun ia tak tahu apakah ia merupakan orang SBY atau bukan.
<br />
<div>
Ridwan pun tak tahu apa kaitan mereka dengan uang tersebut. "Saya tidak tahu. Beliau (Fathanah) bilang angka 40 M itu sudah dibawa oleh Sengman," katanya.
</div>
Dalam rekaman, Ridwan mengatakan bahwa duit Rp 40 miliar itu belum sampai tujuan. Ada juga nama 'Engkong' dan 'El' yang disebut Fathanah. "Eh, Wan. Kewajibannya Ibu El sendiri berapa ke Engkong?" kata Fathanah kepada Ridwan.
<br />
<div>
Ridwan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Engkong dalam rekaman adalah ayahnya, Hilmi Aminuddin. Sedangkan El adalah Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman.
</div>
Soal duit Rp 40 miliar ini tercantum dalam dakwaan Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq. Menurut jaksa, Elizabeth menjanjikan fee Rp 40 miliar untuk Luthfi jika perusahaannya berhasil mendapat izin penambahan kuota impor daging sapi sebanyak delapan ribu ton.
NUR ALFIYAH
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTZM3SNL_9DMH5r2MIW4gHTtEqy4uEk9ITEk-F9AMDAiCTvMPD6R2BGhFh1HPUZiCS4oIXETVq6A4wVIxMpbi9Hz3F224NpWB0BHlvXzpXw5L9OyxIwWH5CnKmWq7-ueDrVrDv4B1Q2I/s1600/makanan.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
SENIN, 06 JUNI 2011
Malang-Melintang di Palembang
Foto Susilo Bambang Yudhoyono bersama Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) terpajang di belakang ruang resepsionis Hotel Princess, Kompleks Ilir Barat Permai, Palembang. Presiden dan Ibu Ani, yang berbusana muslim, tersenyum lebar. Tak ada yang salah dengan pemasangan foto itu. Masyarakat Palembang pun mafhum soal kedekatan Sengman Tjahja, pemilik hotel tersebut, dengan Yudhoyono.<b>
Banyak narasumber di Palembang menyebutkan Sengman mengenal Yudhoyono jauh sebelum menjadi presiden.</b> Sengman merintis persahabatan sejak SBY panggilan akrab Yudhoyono menjabat Panglima Daerah Militer Sriwijaya pada 1996-1997. Ketika itu Sengman adalah pengusaha di Kota Pempek.
Persahabatan mereka setidaknya terlihat ketika Sengman menghadiri wisuda Agus Harimurti, anak sulung Yudhoyono, di Nanyang Technological University, Singapura, Juli lima tahun silam. Presiden Yudhoyono juga hadir pada resepsi pernikahan anak Sengman bernama Karen Tjahja dengan Slandy Karlam di grand ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Oktober 2008.
Sengman, saat dihubungi lewat sambungan telepon, tak mau banyak berkomentar tentang pertemanannya dengan Presiden. ”Saya sedang di luar kota,” ujarnya buru-buru mengakhiri percakapan. Adapun Heru Lelono, anggota Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, mengatakan tak tahu sejauh mana pertemanan Presiden dengan Sengman. ”Saya tak tahu apakah Presiden mengenal Sengman atau tidak,” ujar Heru kepada Tempo di Jakarta, Kamis pekan lalu. ”Yang jelas, Pak SBY punya banyak teman.”
Di Palembang, Sengman dikenal sebagai pengusaha properti. Situs berita www.tempointeraktif.com pada Juni 2005 pernah memberitakan kakek tiga cucu ini. Ketika itu Sengman menjadi Direktur Utama PT Bayu Jaya Lestari Sukses, pengembang kompleks terpadu Mal Palembang Square. Pembangunan properti ini merupakan bagian dari persiapan Sumatera Selatan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional, September 2004.
Proyek pembangunan Palembang Square ramai dibicarakan karena ada dugaan penyelewengan pemberian izin hak pakai atas tanah milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Masalah pokoknya adalah pengalihan fungsi tanah seluas 56.217 meter persegi di kawasan strategis eks Taman Ria Sriwijaya itu ke perusahaan milik Sengman.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Selatan membentuk panitia khusus menyelidiki dugaan ini. Sengman merespons pembentukan panitia khusus itu, dan menyatakan berkomitmen menyelesaikan pembangunan Palembang Square. ”Saya yakin masalahnya clear dan bisa diluruskan,” katanya saat itu.
Belakangan Sengman mengalihkan kepemilikan Palembang Square kepada Grup Lippo pada 2008. Pengalihan ini juga menimbulkan masalah karena Sengman dianggap berjalan sendiri tanpa melibatkan pemerintah Sumatera Selatan. Sejak ramai-ramai itu, Sengman ”menghilang” dari Palembang.
Sengman muncul lagi di Bumi Wong Kito akhir Januari lalu ketika meresmikan Mal Paragon di kawasan Ilir Barat Permai. Pusat belanja ini menampung pengusaha kecil-menengah. Peresmian Paragon dilakukan oleh Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton. Sengman menyatakan siap berbisnis lagi di Palembang meski Paragon tak semegah Palembang Square.
Kini nama Sengman menjadi buah bibir lagi. Bukan di kalangan pengusaha properti, melainkan di kalangan importir daging. Sengman ikut membantu PT Indoguna Utama mendapatkan jatah kuota impor daging 30 ribu ton.
Sunudyantoro, Arif Ardiansyah (Palembang)</blockquote>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-35821055633510075322018-07-27T00:00:00.000-07:002018-07-26T21:49:56.091-07:00HUKUM ketidakpastian HUKum (5)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE-CXCz-B796DAyl2RsQL4dmLU1fKgcteIBJIRRHZrfW5hjJlAu1_yqhVNl5P8qRhC2B13VN1S8fRrQJVhCuTLPYqWjEsNv37UAMtZ3oiGgYf0YSpsyQC7dJN770DLD_ojELqvQWMCh4k/s1600/Pray_solicit_seccade_request+SMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="256" data-original-width="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE-CXCz-B796DAyl2RsQL4dmLU1fKgcteIBJIRRHZrfW5hjJlAu1_yqhVNl5P8qRhC2B13VN1S8fRrQJVhCuTLPYqWjEsNv37UAMtZ3oiGgYf0YSpsyQC7dJN770DLD_ojELqvQWMCh4k/s1600/Pray_solicit_seccade_request+SMALL.png" /></a></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
<span style="box-sizing: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit;">JAKARTA poskota–</span> Pengamat politik Barkah Pattimahu menilai jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan Perindo dan Jusuf Kalla bisa menimbulkan implikasi sistemik. Putusan tersebut bisa mengubah konstelasi politik jelang pemilihan presiden 2019.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Koalisi partai politik dan formasi capres-cawapres yang sedang direncanakan bisa berubah”, kata Barkah.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Dia melanjutkan, dampak dari dikabulkannya gugatan tersebut bisa saja Jokowi menerima JK jadi cawapres. Tetapi dampaknya, tidak menguntungkan Jokowi secara elektoral. Karena JK bukan figur ideal bagi Jokowi.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Lebih jauh Direktur Ekskutif Sinergi Data Indonesia (SDI) yang juga aktivis Gerakan Mahasiswa 98 menegaskan, jika MK mengabulkan gugatan Perindo dan JK maka bisa menghambat proses regenerasi.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden merupakan salah satu spirit reformasi yang kami perjuangkan. Semangatnya agar proses regenerasi berjalan,” kata Barkah dalam Ngopi Bareng dan Diskusi yang diselenggarakan IPI – Membaca Arah Politik JK Melalui Uji Materi Persyaratan Capres-Cawapres (Pasal 169 huruf n UU 7/2017 Tentang Pemilu) di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018).</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Di tempat yang sama, ahli Perundang-undangan, Bayu Dwi Anggono menilai gugatan Perindo terkait Pasal 169 Huruf n UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum salah alamat.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Semestinya mereka menggugat ke MPR bukan ke MK. Pasalnya MPR yang memiliki kewenangan untuk mengubah UUD NRI 1945.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Menurut Bayu, bunyi Pasal 169 huruf n substansinya sama persis dengan bunyi Pasal 7 UUD NRI 1945, jadi menggugat Pasal 169 Huruf n sama halnya menggugat substansi UUD 1945.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Pengajar Fakultas Hukum Jember itu menambahkan, kedudukan hukum Perindo tidak memiliki legal standing karena Perindo bukan partai peserta pemilu 2014 yang memiliki wakil di parlemen. Sehingga Perindo tidak memiliki keterkaitan langsung dan kerugian langsung.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Karena yang berhak mengajukan pasangan capres adalah partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyararatan Presidential Thershold 20 persen kursi di DPR sebagaimana diatur dalam UU Pemilu No.7 Tahun 2017.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Justru Pak JK yang memiliki legal standing karena pasal yang digugat berdampak langsung kepada pak JK. Jadi lebih tepat pak JK yang mengajukan sendiri sebagai pemohon” ujar Bayu.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Tapi di sisi lain, ia menilai dengan mengajukan sebagai pihak terkait dalam Uji Materi ke MK justru menciderai nama baik Jusuf Kalla sendiri sebagai negarawan. Padahal sebagai wakil presiden JK justru harus memegang teguh konstitusi, bukan malah mengujinya.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Seharusnya pak JK bisa menjaga Pancasila dan UUD,” kata Bayu.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Senada dengan Bayu, Direktur Ekskutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai sikap JK yang terkesan ambisius ingin berkuasa kembali justru menurunkan kadar kenegarawanannya. Meskipun Karyono mengakui bahwa hak JK untuk mengajukan Uji Materi ke MK sebagai pihak terkait terhadap gugatan Pasal 169 Huruf n UU No.7 Tahun 2017 yang diajukan Perindo.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Pengamat politik ini menambahkan, jika sebelumnya JK agak malu-malu mengungkapkan ambisinya, sekarang sudah mulai terbuka setelah dia menjelaskan alasan ingin maju kembali menjadi cawapres.</div>
<strong style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;"></span></strong><br />
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Mungkin pak JK terinspirasi oleh Mahatir Muhammad dan Vladimir Putin”, unkap Karyono. (rizal/tri)</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">🐆</span></strong></div>
<strong style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;"><br /></span></strong>
<strong style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan enggan mengomentari penyegelan bangunan di Pulau D hasil reklamasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia mengaku belum mengetahui soal peristiwa penyegelan itua. "Saya tidak tahu, tanya saja Pemprov (DKI Jakarta)," kata Luhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/6/2018). Ia tak mengetahui adanya penyegelan bangunan di Pulau D itu. Ketika ditanya kembali oleh wartawan, ia lantas kembali enggan berkomentar. "Saya enggak tahu ceritanya, bagaimana mau saya tanggapi," lanjut dia. Baca juga: Ada 932 Bangunan yang Disegel di Pulau D Reklamasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyegel 932 bangunan yang berdiri di Pulau D hasil reklamasi, Jakarta Utara, Kamis (7/6/2018). Anies sebelumnya mengatakan, 932 bangunan tersebut disegel karena tidak mempunyai izin mendirikan bangunan (IMB). "Pemprov DKI Jakarta melakukan penyegelan atas seluruh bangunan yang terletak di atas tanah dimmana hak pengolahan lahan daripada Pemprov DKI Jakarta dan seluruh bangunan ini tidak memiliki ijin," kata Anies di lokasi. Baca juga: Nasib Bangunan di Pulau D Tunggu Aturan Selesai Anies menyebut 932 bangunan tersebut terdiri dari 409 rumah, 212 bangunan rumah kantor (rukan), serta 313 unit rukan dan rumah tinggal yang disatukan. Ia menambahkan, penyegelan tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam menegakkan hukum. Anies pun meminta masyarakat untuk menaati segala peraturan sebelum membangun sebuah proyek. "Saya meminta kepada semuanya di dalam melakukan kegiatan pembangunan ikuti aturan, ikuti ketentuan. Jangan dibalik, jangan membangun dahulu baru mengurus izin," katanya.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">Artikel ini telah tayang di </span><a href="http://kompas.com/" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; outline: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;">Kompas.com</a><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;"> dengan judul "Luhut Belum Tahu soal Penyegelan Bangunan di Pulau D ", </span><a href="https://nasional.kompas.com/read/2018/06/08/06254541/luhut-belum-tahu-soal-penyegelan-bangunan-di-pulau-d" style="box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400; outline: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;">https://nasional.kompas.com/read/2018/06/08/06254541/luhut-belum-tahu-soal-penyegelan-bangunan-di-pulau-d</a><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">Penulis : Rakhmat Nur Hakim</span><br style="box-sizing: border-box; color: #2a2a2a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;" /><span style="color: #2a2a2a; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 400;">Editor : Sabrina Asril</span></strong><br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="box-sizing: border-box;">🌼</strong></div>
<strong style="box-sizing: border-box;"><br /></strong>
<strong style="box-sizing: border-box;">Kabar24.com,</strong> JAKARTA - Amnesty International Indonesia mendesak pemerintah untuk segera menghapus Undang-undang PNPS 1965 dan membebaskan semua terpidana kasus penodaan agama yang ditahan hanya karena telah mengekspresikan pandangan secara damai yang kini dijamin dalam prinsip kemerdekaan menyatakan pendapat dan menjalankan kepercayaan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menilai pasal penodaan agama yang kini diterapkan, telah melemahkan jaminan hukum atas kemerdekaan berpendapat dan beragama di Indonesia.</div>
<div class="liat-juga" style="border: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: #333333; float: left; font-family: OpenSans-Light; font-size: 13px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 20px 25px; width: 320px;">
<h2 style="border-bottom: 1px solid rgb(85, 85, 85); box-sizing: border-box; color: #0a9bd6; display: inline-block; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 18px; font-weight: 500; line-height: 1.1; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
BACA JUGA :</h2>
<ul style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 23px 0px 12px;"><a href="http://lifestyle.bisnis.com/read/20180405/106/780526/dokter-terawan-dipecat-idi-segera-gelar-pembelaan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Dokter Terawan Dipecat, IDI Segera Gelar Pembelaan">Dokter Terawan Dipecat, IDI Segera Gelar Pembelaan</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20180405/15/780539/jargon-ekonomi-kerakyatan-paling-laku-dijual-saat-kampanye" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Jargon Ekonomi Kerakyatan Paling Laku Dijual Saat Kampanye">Jargon Ekonomi Kerakyatan Paling Laku Dijual Saat Kampanye</a></li>
<li style="border-bottom: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20180404/16/780064/hakim-beberkan-ahok-tangkap-basah-veronica-jt-selingkuh" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Ahok Tangkap Basah Vero-TJ Selingkuh">Ahok Tangkap Basah Vero-TJ Selingkuh</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Dia mencatat antara tahun 1965-1998 pasal penodaan agama tersebut telah menjerat sekitar 10 orang, sedangkan tahun 2005-2014, pasal penodaan agama tersebut telah menjerat paling sedikit 106 orang yang dituntut dan dipidana dengan pasal penodaan agama.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"Jadi praktik pemenjaraan dengan vonis penodaan agama ini tidak adil dan melanggar kewajiban HAM Indonesia dalam hukum Internasional," tutur Usman, Kamis (5/4/2018).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Dia mendesak agar otoritas terkait untuk segera membebaskan seluruh terpidana kasus penodaan agama seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Ahmad Mushaddeq, Mahful Muis Manurung, Andry Cahya dan tiga orang pimpinan kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Menurut Usman pasal penodaan agama dinilai sangat diskriminatif di antara seluruh perangkat undang-undang yang ada di Indonesia, sehingga harus segera dihapus agar tidak ada lagi orang yang menjadi korban.</div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"></span></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"MA (Mahkamah Agung) telah kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hukuman yang tidak adil dan memastikan perlindungan atas kemerdekaan berpendapat dan berkeyakinan di Indonesia. Otoritas negara harus segera membebaskan semua terpidana penodaan agama khususnya mencabut pasal yang diskriminatif itu," tegas Usman.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">🐆</span></span></div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> - Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi DKI Syamsuddin mengatakan pemerintah bisa melanjutkan pembangunan rumah sakit khusus kanker di atas lahan RS </span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/07/12/214890875/sandiaga-uno-rencana-pembangunan-rs-sumber-waras-jadi-prioritas" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sumber Waras</a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, Jakarta Barat, meski masalah pembelian lahan itu belum diselesaikan.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">"Rekomendasi kami termasuk memanfaatkan tanah itu. Artinya, kalau Pemprov mau bangun, silakan. Karena kalau sudah dibeli, dimanfaatkan dong," kata Syamsuddin di Balai Kota DKI, Kamis, 20 Juli 2017.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Syamsuddin mengatakan rekomendasi BPK agar pemerintah memulihkan kerugian negara atas pembelian lahan seluas 36.410 meter persegi itu menjadi persoalan yang berbeda. "Kalau kerugian, ya harus diselesaikan. Kalau pembangunannya, karena tanah sudah dibeli, ya harus dimanfaatkan," katanya.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca juga:</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> </span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/02/28/083850852/proyek-rs-sumber-waras-sandiaga-akan-bentuk-tim-transisi" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Proyek RS Sumber Waras, Sandiaga Akan Bentuk Tim Transisi</a><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Menurut Syamsuddin, lahan yang sudah dibeli itu akan sayang jika tidak dimanfaatkan. Karena itu, ia menyarankan pemerintah DKI mengikuti sesuai dengan perjanjian atau dengan rekomendasi BPK. Untuk upaya pemulihan kerugian, Syamsuddin mengaku belum menerima tindak lanjut pemerintah DKI.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Rekomendasi tersebut tercantum dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun 2014 yang disampaikan pada 2015. Meski sudah setahun lebih, Syamsuddin mengatakan, rekomendasi masih berlaku hingga kini. "Rekomendasi itu kami tunggu sampai diselesaikan," katanya.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Menurut dia, rekomendasi yang belum ditindaklanjuti bisa menjadi bahan penilaian opini terhadap laporan hasil pemeriksaan keuangan DKI tahun ini. "Jadi kalau </span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/07/11/214890590/sempat-mandek-dki-lanjutkan-pembangunan-rs-sumber-waras" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sumber Waras</a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> masih belum ditindaklanjuti, bisa jadi masih menjadi untuk pengecualian," ucapnya.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Pemerintah DKI berencana melanjutkan pembangunan rumah sakit khusus kanker tersebut tanpa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah DKI. Pembiayaannya melalui mekanisme kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dengan estimasi Rp 5 triliun. Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah sebelumnya mengatakan pihaknya tengah menyiapkan dokumen yang dibutuhkan melalui Dinas Kesehatan.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Menurut Saefullah, mekanisme tersebut memungkinkan pemerintah bekerja dengan pihak swasta dalam pembangunan dan pengelolaan Rumah Sakit Sumber Waras. Cara tersebut pernah dilakukan di pemerintah Jawa Timur dalam pengelolaan air.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca juga:</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> </span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/01/11/083834878/ahok-apresiasi-putusan-pengadilan-soal-putusan-sumber-waras" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Ahok Apresiasi Putusan Pengadilan Soal Putusan Sumber Waras</a><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras sempat mandek. Salah satu penyebabnya adalah temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang melaporkan kesalahan prosedur yang dilakukan pemerintah DKI dalam pembelian lahan senilai Rp 800 miliar itu.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Menurut BPK, harga lahan yang dibeli jauh lebih mahal sehingga merugikan keuangan daerah senilai Rp 191 miliar atau 25 persen dari nilai yang dibayarkan. BPK kembali menyimpulkan bahwa prosedur pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras menyalahi aturan. Namun Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan tidak menemukan tindak pidana korupsi dalam pembelian lahan seluas 3,64 hektare tersebut. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">FRISKI RIANA</strong><br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">💃</strong></div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">JAKARTA. Jaksa Agung HM Prasetyo memastikan tidak akan banding terkait kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam perkara penistaan agama. Perubahan sikap dengan tidak mengajukan banding dipilih Prasetyo lantaran Ahok sendiri tidak melakukan upaya hukum.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Ahok sudah menerima putusan. Jangan kita hanya fokus satu kasus saja. Masih banyak kasus yang lainnya yang butuh perhatian," ujar Prasetyo usai menghadiri acara buka puasa bersama di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (7/6) malam.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">BACA JUGA :</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Ahok batal ajukan banding, mengapa?</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Vonis Ahok tak sesuai, jaksa disebut wajar banding</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Prasetyo meminta semua pihak tidak perlu berkutat di masalah yang sudah selesai. Terlebih penetapan banding harus mengedepankan sisi manfaat.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Seperti diketahui, Ahok sudah menyatakan menerima putusan divonis dua tahun penjara dan tidak mengajukan banding.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Hingga kini pihak Kejagung belum memberi pernyataan resmi untuk tidak banding atas vonis majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara. "Untuk itu masih ditunggu dari Jampidum dulu," kata Prasetyo. (Theresia Felisiani)</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Tribunnews.com berjudul: Soal Ahok, Jaksa Agung Tidak Ajukan Banding</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
👅</div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">DW.com: A group of UN experts on Monday released a statement calling for the release of Basuki Tjahaja Purnama, popularly known as "Ahok," arguing that his arrest violates basic civil liberties.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Mr. Purnama's blasphemy conviction and imprisonment will undermine freedom of religion or belief and freedom of speech in Indonesia," the statement said.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">The 50-year-old Purnama was jailed on May 9 for a longer-than-expected two years after being found guilty of insulting the Koran. Purnama was "found guilty to have legitimately and convincingly conducted a criminal act of blasphemy, and because of that we have imposed two years of imprisonment," presiding judge Dwiarso Budi Santiarto said.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">The verdict came as a shock to many, as prosecutors had originally asked for a one-year suspended sentence. One judge on the panel said they handed down a harsher sentence because Purnama "didn't feel guilt" and that his comments "caused unrest in society and wounded the feelings of Muslims."</span></span><br />
<br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Outrage from Muslim community</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">The experts' statement came the same day Purnama's family made the unexpected decision to withdraw their appeal of the verdict.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"After a lengthy discussion we the family decided to withdraw the appeal," said Purnama's sister Fifi Lety Indra, who is also one of his lawyers. They had submitted the appeal only hours before.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">The controversy ignited while Purnama was seeking re-election, when he charged his opponents of lying to the public by saying the Koran prohibited them for voting for someone who wasn't Muslim. The comments led to calls from the country's Muslim community for Purnama to be prosecuted.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Christians make up 10 percent of Indonesia's population, which is predominantly Muslim. There are 250 million people in the country in total.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">blc/se (Reuters, dpa, AFP)</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">👪</span></span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
KEJAKSAAN resmi mengajukan banding terkait vonis Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus penodaan agama. Banding sudah dilayangkan sebelum masa tenggat pengajuan banding habis.</div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
"Waktu berpikir selama tujuh hari (seusai vonis) sudah terlewati. Dan sebelum tujuh hari, jaksa penuntut umum sudah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi," kata Jaksa Agung M Prasetyo di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (19/5).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Prasetyo mengatakan, banding harus diajukan karena kubu Ahok, mengajukan banding. Hal itu, kata dia, bagian dari prosedur operasional standar (SOP).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Prasetyo mengatakan, sikap mengajukan banding juga sebagai langkah antisipasi kejaksaan. Siapa tahu, kata dia, kubu Ahok tidak puas dengan banding dan melanjutkannya ke kasasi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
"Kalau jaksa tak banding, tak bisa kasasi juga mengimbangi langkah mereka," ungkap Prasetyo.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Alasan lainnya, kata dia, JPU ingin menguji ketepatan pasal mana yang memang harus diterapkan dalam perkara Ahok. Mengingat, antara tuntutan dan vonis ada perbedaan kualifikasi pasal yang dibuktikan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
"Ini harus diuji. Ini menyangkut masalah kebenaran hakiki dan profesionalitas jaksa penuntut umum," terang dia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Prasetyo meminta publik membiarkan hukum berjalan sesuai koridornya. Ia mengimbau agar seluruh pihak menghormati perkara ini sebagai proses hukum yang sedang berjalan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Pada Selasa (9/5), hakim memvonis Ahok lebih berat daripada tuntutan jaksa. Ahok divonis dua tahun penjara lantaran terbukti melanggar Pasal 156a KUHP tentang penodaan agama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Adapun jaksa hanya menjerat Ahok dengan Pasal 156 KUHP dan mengenyampingkan Pasal 156a KUHP karena diperlukan bukti niat dari si pelaku. Perbuatan Ahok hanya dinilai meresahkan masyarakat. Jaksa hanya menuntut Ahok satu tahun penjara dan dua tahun masa percobaan. (MTVN/X-12)</div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;">- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/105488/kejaksaan-resmi-ajukan-banding-kasus-ahok/2017-05-19#sthash.wM7NrHh3.dpuf</span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;">👪</span></div>
Merdeka.com - Rapper Samuel Alexander Pieter atau lebih dikenal dengan Young Lex membuat tato baru di tangannya. Kali ini dia merajah tubuhnya dengan gambar wajah Gubernur DKI non aktif Basuki T Purnama.<br />
<br />
"Gue tato permanen wajah Pak @basukibtp ( Ahok) bukan buat kalian, bukan buat siapa pun, tapi buat gue," tulisnya dikutip dari akun instagramnya young_lex18, Minggu (21/5).<br />
<br />
Young Lex mengaku punya alasan kenapa memilih Ahok. "25 Tahun umur gue hidup di bumi pertiwi, gue enggak pernah melihat seorang politisi, atau pejabat negara, yang masuk penjara, tapi ditangisi sama para fans nya, termasuk gue! Yang nangis dapat kabar Pak Ahok masuk penjara," tuturnya.<br />
<br />
Dia heran kenapa bisa seorang politisi tapi punya fans? Dia merasa ini jarang sekali terjadi terlebih orang itu berurusan sama masalah hukum.<br />
<br />
"Terlepas dari kinerjanya dan segala prestasinya dia, gue mengidolakan karakter dia dan integritas dia," tuturnya.<br />
<br />
Atas keputusannya ini Young Lex meminta tidak menjadi perdebatan. Apalagi sampai 'perang' di media sosial. "Jadi gue enggak peduli, mau agama lu apa pun, suku lu apapun. Kita tetap satu. Indonesia," tandasnya. [did]<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
👄</div>
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kepemudaan Generasi Muda Pembaharu Indonesia (GEMPAR Indonesia) menyampaikan surat permohonan penangguhan penahanan Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama kepada Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Selasa (16/5/2017).<br />
Surat permohonan diantar langsung oleh Ketua Umum DPP GEMPAR Indonesia, Yohanes Harry dan Sekjen Rolas Tampubolon.<br />
Mereka diterima oleh Hakim Pengadilan Tinggi sekaligus Juru Bicara Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Johanes Suhadi.<br />
"Kami melihat penangguhan penahanan Pak Ahok bisa dilakukan. Alasannya, melihat bagaimana selama ini beliau menyikapi proses hukum, hampir mustahil Pak Ahok melarikan diri, mengulangi perbuatannya, dan menghilangkan barang bukti," ujar Rolas.<br />
<br />
<br />
Atas dasar itulah, GEMPAR mengajukan surat permohonan penangguhan penahanan.<br />
Sebab, barang bukti dalam kasus ini sudah tersebar di mana-mana, sehingga tidak mungkin dapat dihilangkan.<br />
GEMPAR meminta hakim untuk mempertimbangkan fakta-fakta tersebut sehingga menangguhkan penahanan Ahok.<br />
"Kami mengajukan surat ini berdasarkan evaluasi objektif atas proses hukum yang dijalani Pak Ahok. Beliau terbukti kooperatif dan tidak ada terlihat indikasi mau kabur ke luar negeri. Bedalah sama yang lain. Karena itu kami mengajukan surat ini," tutur Rolas.<br />
Yohanes Harry menyampaikan, pihaknya menyampaikan surat ini sebagai bentuk penghargaan terhadap hukum.<br />
"Kami sadar dan masih percaya bahwa negara kita adalah negara hukum, rule of law bukan rule of mass. Karena itu kami menyampaikan aspirasi kami dengan cara ini," terangnya.<br />
Sementara itu Johanes Suhadi menyatakan pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan GEMPAR Indonesia. Sebagai Organisasi Kepemudaan, GEMPAR melakukan tindakan yang menunjukkan penghargaan terhadap proses hukum.<br />
"Kami terima suratnya, terima kasih sudah menyampaikan pendapatnya dan permohonannya," ujarnya.Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-8692024595034543482018-07-25T00:00:00.000-07:002018-07-25T04:30:42.144-07:00hukum KETIDAKPASTIAN hukum @ RS (4)<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">💢</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></strong>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; line-height: 26px;">
<div class="article-content-body__item" style="box-sizing: border-box; color: #444444; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; height: auto; position: relative;">
<div class="article-raw-content" data-component-name="mobile:article-raw-content" itemprop="description" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-size: 16px; line-height: 1.5em;">
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">Jakarta</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;"> detik- </span><a href="https://www.detik.com/tag/kapitra-ampera" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kapitra Ampera </a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">mengungkap adanya dugaan hasil dari ijtimak ulama yang akan digelar lusa tidak akan mendukung </span><a href="https://www.detik.com/tag/habib-rizieq" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">Habib Rizieq</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;"> sebagai calon presiden (capres) 2019. Pertemuan ulama malah mengindikasikan dukungan terhadap salah satu ketua umum partai untuk maju Pilpres 2019. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">"Saya minta ijtimak ulama yang diadakan 27-29 Juli, saya minta </span><a href="https://www.detik.com/tag/habib-rizieq" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">HRS (Habib Rizieq Syihab)</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;"> harus direkomendasi jadi presiden. Jangan orang lain. Saya melihat ada indikasi mencalonkan dukungan kepada calon lain," ujar </span><a href="https://www.detik.com/tag/kapitra-ampera" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kapitra </a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">kepada</span><strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;"> detikcom</strong><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">, Rabu (25/7/2018). </span></span><br />
<div style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">
</div>
<div style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">
<table class="linksisip" style="width: 440.909px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/07/23/235149/4129805/10/pa-212-dan-gerindra-dkk-godok-2-nama-cawapres-untuk-prabowo" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">PA 212 dan Gerindra dkk Godok 2 Nama Cawapres untuk Prabowo</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><a href="https://www.detik.com/tag/kapitra-ampera" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kapitra</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;"> menyebut ada lima calon yang direkomendasikan untuk maju sebagai capres dalam ijtimak ulama tersebut. Mereka adalah </span><a href="https://www.detik.com/tag/habib-rizieq" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">Habib Rizieq</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">, Prabowo Subianto, Zulkifli Hasan, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, dan Yusril Ihza Mahendra. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">"Jadi calonnya ada</span><a href="https://www.detik.com/tag/habib-rizieq" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank"> Habib Rizieq</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">, Prabowo Subianto, Zulkifli Hasan, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, dan Yusril Ihza Mahendra. Lalu ada pihak-pihak yang menginginkan Anies (Anies Baswedan). Kita maunya HRS. Keinginan umat untuk mencalonkan HRS sebagai capres itu sudah dari 2014. Selama ini HRS jelas perjuangannya. Jangan sampai HRS yang berdarah-darah harus terusir. Kita nggak rela. Kalau HRS tidak dicalonkan, sama saja mengkhianati perjuangan umat Islam," jelasnya. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /></span><br />
<center style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">
</center>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">"Ada indikasi dibelokkan ke Anies atau Prabowo. Saya nggak rela," ungkapnya.</span></span><br />
<div style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">
</div>
<div style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">
<table class="linksisip" style="width: 440.909px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/07/18/020246/4120298/10/jadi-caleg-pdip-kapitra-saya-tetap-habib-rizieq-for-president" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Jadi Caleg PDIP, Kapitra: Saya Tetap Habib Rizieq for President</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><a href="https://www.detik.com/tag/kapitra-ampera" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kapitra</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;"> sendiri menyatakan konsisten mendukung Habib Rizieq sebagai capres meski dirinya sudah bergabung dengan PDIP. Dia mengatakan tetap mendukung ulama sebagai pemimpin walaupun harus berseberangan dengan PDIP, yang mendukung Joko Widodo. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">"Saya tetap mendukung </span><a href="https://www.detik.com/tag/habib-rizieq" style="color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; text-decoration-line: none;" target="_blank">Habib Rizieq</a><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;"> sebagai capres walau PDIP ke Pak Jokowi. Saya membela ulama dan agama," ujar Kapitra.</span></span><br />
<div style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">
</div>
<div style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">
<table class="linksisip" style="width: 440.909px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/07/24/161012/4131011/10/kapitra-tak-akan-dukung-jokowi-jika-habib-rizieq-maju-capres" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kapitra Tak akan Dukung Jokowi Jika Habib Rizieq Maju Capres</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">Soal rekomendasi capres, sebelumnya Ketum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan hal itu akan dimatangkan saat ijtimak ulama. Beberapa nama, disebut Slamet, berpeluang menjadi capres yang direkomendasikan, seperti Gubernur DKI Anies Baswedan, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, politikus senior PKS Ahmad Heryawan, eks Presiden PKS Anis Matta, dan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;">"Kemudian di ijtimak ulama besok, tanggal 27 sampai 29, pembahasan kecil tadi akan lebih dibesarkan, akan dimaksimalkan, termasuk beberapa hal berkaitan dengan kepemimpinan bangsa dan negara. Akan dimatangkan nanti di ijtimak ulama pada 27-29 Juli. Tadi saya bilang. Tokoh yang mengaspirasi ulama, umat Islam, kalangan santri, dan sebagainya. (Anies) mudah-mudahan. Dari sembilan nama yang kita godok kan memang ada nama Pak Anies, di urutan ke-9," kata Slamet di Hotel Sultan, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (23/7).</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">🌾</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Kuasa Hukum <a href="http://m.liputan6.com/news/read/3073932/terbongkarnya-sindikat-saracen-adalah-ancaman-siber-yang-serius" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Eggi Sudjana">Eggi Sudjana</a>, Razman Nasution mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat. Kedatangan Razman untuk mengajukan pelaporan atas kliennya yang muncul dalam struktur organisasi sindikat penyebar ujaran kebencian <a href="http://m.liputan6.com/news/read/3073932/terbongkarnya-sindikat-saracen-adalah-ancaman-siber-yang-serius" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Saracen">Saracen</a>.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Razman mengatakan Eggi Sudjana tidak bisa hadir karena menjalankan ibadah Haji.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Beliau (Eggi) tadi malam pergi haji," ucap Razman di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#3074082::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 0px 15px 10px; position: relative; width: 1252px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; padding: 15px; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/3074852/benarkah-eggi-sudjana-sudah-bertemu-rizieq-shihab" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Benarkah Eggi Sudjana Sudah Bertemu Rizieq Shihab?</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/3074551/satu-jemaah-salat-subuh-eggi-dan-ampi-tak-pernah-bahas-saracen" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Satu Jemaah Salat Subuh, Eggi dan Ampi Tak Pernah Bahas Saracen</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/3074466/pengacara-eggi-sudjana-laporkan-ketua-saracen-ke-bareskrim" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Pengacara Eggi Sudjana Laporkan Ketua Saracen ke Bareskrim</a><iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" scrolling="no" style="background-color: white; border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></li>
</ul>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; position: relative;">
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Kendati begitu, Razman memastikan kliennya akan kooperatif setelah kepulangannya dari Arab Saudi. Dia beralasan Eggi bukanlah seperti pimpinan Front Pembela Islam (FPI) yang tak kunjung pulang ke tanah air.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
"Saya pastikan akan pulang, dia bukan Habib Rizieq yang enggak pulang. Dia enggak pulang karena dikriminalisasi," ujar Razman.</div>
</div>
</div>
<div class="article-content-body__item" style="box-sizing: border-box; color: #444444; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; height: auto; position: relative;">
<h2 class="article-content-body__item-title" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-size: 24px; font-weight: 200; line-height: 1.5em; margin: 20px 0px; position: relative;">
Bantah Terlibat Saracen</h2>
<div class="article-raw-content" data-component-name="mobile:article-raw-content" itemprop="description" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-size: 16px; line-height: 1.5em;">
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Sebelumnya, Eggi Sudjana menegaskan, dia tidak terlibat dan tidak mau jika pihak kepolisian memanggilnya sebagai saksi dalam kasus <a href="http://m.liputan6.com/news/read/3073932/terbongkarnya-sindikat-saracen-adalah-ancaman-siber-yang-serius" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Saracen">Saracen</a>.</div>
<div class="article-ad article-ad_ad-mp1" data-component-name="mobile:article-ad" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin: -10px -15px 0px; max-height: 50px; max-width: 320px; padding: 10px 15px 0px; text-align: center;">
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
"Salah besar saya dipanggil (pihak kepolisian)," ujar Eggi dalam sebuah acara diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8/2017).</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Alasannya, dia tidak tahu-menahu soal Saracen, meski di dalam organisasi itu disebut sebagai dewan pembina. Apalagi, kata dia, tersangka Ketua Saracen Jasriadi sudah mengatakan tidak mengenalnya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
"Jasriadi sudah menjelaskan bahwa tidak kenal dengan Eggi Sudjana, bahwa itu jabatan dewan pembina itu masih baru wacana. Belum ada, belum mereka konfirmasi," ucap dia.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Polri berencana mengundang pihak-pihak yang namanya tercantum di struktur organisasi sindikat penyebar ujaran kebencian, Saracen. Mereka diundang untuk dimintai klarifikasi, salah satunya Eggi Sudjana.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaJeXtGjHYWbgb0tafTJXlMxjI9S6jDRD5X2hnjsXE55kkMwzbcBJQ12d80s3r_4r4WPqmMMcOqOlpX2rNojTjEdCX9G8drvPuOpiucuE4IN5h_KGpsOIWNmtsGcED67O_BECC5w_R0JU/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="35" data-original-width="33" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaJeXtGjHYWbgb0tafTJXlMxjI9S6jDRD5X2hnjsXE55kkMwzbcBJQ12d80s3r_4r4WPqmMMcOqOlpX2rNojTjEdCX9G8drvPuOpiucuE4IN5h_KGpsOIWNmtsGcED67O_BECC5w_R0JU/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
</div>
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj kembali menyindir Habib Rizieq Shihab. Dia meminta Rizieq menghadapi proses hukumnya serta tidak lari permasalahan yang sedang menimpa pimpinan Front Pembela Islam (FPI) tersebut. Sindiran itu disampaikan Said Aqil saat menghadiri buka bersama di kediaman Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.<br />
<br />
"<em>Halah</em>, kalau <em>gentle</em> hadapi <em>dong</em> konsekuensinya apapun," sindir Said Aqil, di kediamaan Setyo Novanto Jalan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (7/6) malam WIB. Said Aqil mencontohkan dirinya saat ditimpa masalah, maka dia akan berani menghadapi persoalan itu. Maka dia pun akan bertanggung jawab dengan apa yang telah diperbuatnya.</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; line-height: 26px;">
Oleh karena itu dia meminta agar Habib Rizieq segera pulang ke Indonesia dan tidak lari dari masalah yang diperbuatnya. "<em>Ngapain</em> lari? hidup sekali saja <em>kok</em> lari," cetus Said Aqil.<br />
<br />
Sebelumnya, Said Aqil juga menyindir umat Islam yang melakukan unjuk rasa dengan menggunakan pakaian gamis. Karena bagi dirinya berunjuk rasa dengan menggunakan pakaian gamis itu tidak benar. Dia juga tidak berkenan apabila ceramah Shalat Jumat dipakai untuk kepentingan politik.<br />
<br />
"Gamis untuk demo <em>nggak</em> bener. Sarung budaya untuk shalat. Jangan ke balik ibadah untuk bisnis, Shalat Jumat untuk politik," ujar Said Aqil saat menghadiri acara buka bersama di kediaman Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (Oso).</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; line-height: 26px;">
Polda Metro Jaya menetapkan Habib Rizieq sebagai tersangka dalam percakapan dengan Firza Husein yang diduga mengandung konten pornografi. Status tersangka tersebut resmi dikeluarkan pada Senin (29/5) lalu. Bahkan, saat ini penyidik memasukkan nama Rizieq dalam daftar pencarian orang (DPO).</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; line-height: 26px;">
Polda Metro Jaya berencana menjemput paksa tersangka Rizieq yang kini masih berada di luar negeri. Tim kuasa hukum pun mengaku keberatan jika sampai kepolisian melakukan upaya jemput paksa terhadap Imam Besar FPI itu di bandara saat kepulangan nanti. “Tentunya kami keberatan kalau Habib Rizieq pas pulang (langsung) dijemput paksa di bandara," ujar Ketua Bantuan Hukum FPI, Sugito Atmo saat dihubungi di Jakarta, Kamis (1/6).<br />
<br />
Menurut Sugito, jika penyidik tetap melanjutkan niatnya menjemput paksa maka pihaknya pun akan mengerahkan para pendukung Rizieq agar datang ke bandara. Sugito meminta agar penyidik dapat mengurungkan niatnya. Dengan begitu lanjut dia, maka biarkan para pendukung Rizieq sendiri yang nanti akan mengantar Rizieq ke Polda Metro Jaya. "Massa akan datang untuk menjemput, baru besoknya akan diantar (HRS) ke kepolisian," jelas dia.</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; line-height: 26px; text-align: center;">
👳</div>
<div class="entry-content wow fadeInUp" style="animation-name: fadeInUp; box-sizing: inherit; color: #282828; font-family: Roboto_Regular, Arial, Georgia, serif; font-size: 16px; margin: 0px 0px 30px; padding: 0px;">
<div class="hide-for-small-only" style="box-sizing: inherit; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; line-height: 1.4; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
DUBAI: Police in Indonesia have named a hard-line Muslim cleric as a suspect in a pornography case.<br />
According to police, Rizieq Shihab is accused of exchanging nude photographs and explicit messages with women.<br />
The cleric has denied the accusations, however.<br />
Shihbab, who heads the Islamic Defenders Front (FPI) which led protests against Jakarta’s former governor Basuki Tjahaja Purnama, is known for his fiery rhetoric.<br />
The cleric, who is currently in Saudi Arabia, has been jailed twice for violence and disrupting public order.<br />
Now, Shihbab stands accused of violating the country’s strict anti-pornography laws by allegedly sending pornography to activist Firza Husein, a second suspect.<br />
Naming someone a suspect is a step in the Indonesian legal system which means authorities believe they have enough evidence to consider filing charges, and such cases normally go to court.<br />
Shihab, who has been jailed twice before, could face up to five years in prison if found guilty.<br />
“We will issue an arrest warrant and check his house and work with immigration to determine his whereabouts,” Jakarta police spokesman Argo Yuwono said.<br />
Shihab’s lawyer Sugito Amto Prawiro denied the cleric had broken the anti-porn laws and said he was the “victim of a cruel act.”<br />
Shihab was a key figure in organizing a series of mass rallies last year against Jakarta governor Basuki Tjahaja Purnama, an ally of Widodo, over allegations he insulted the Quran while campaigning for re-election.<br />
The controversy led to Purnama’s downfall — he lost the election and was jailed for blasphemy for two years this month over the claims.</div>
<div style="box-sizing: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; line-height: 1.4; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
— With AFP</div>
<div style="box-sizing: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; line-height: 1.4; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-align: center; text-rendering: optimizeLegibility;">
👮</div>
</div>
</div>
<div class="addthis_inline_share_toolbox" data-description="DUBAI: Police in Indonesia have named a hard-line Muslim cleric as a suspect in a pornography case. According to police, Rizieq Shihab is accused of exchanging nude photographs and explicit messages with women. The cleric has denied the accusations, however. Shihbab, who heads the Islamic Defenders Front (FPI) which led protests against Jakarta’s former governor Basuki Tjahaja Purnama, is known for his fiery rhetoric. The cleric, who is currently in Saudi Arabia, has been jailed twice for violence and disrupting public order." data-title="Indonesian hard-line cleric named as suspect in pornography case" data-url="http://www.arabnews.com/node/1108256/world" style="box-sizing: inherit; clear: both; margin: 10px 0px; padding: 0px;">
<div aria-labelledby="at-23f64eaa-5910-4bf0-afa5-211409eeea5a" class="at-resp-share-element at-style-responsive addthis-smartlayers addthis-animated at4-show" id="atstbx2" role="region" style="animation-duration: 0.3s; animation-fill-mode: both; animation-timing-function: ease-out; box-sizing: inherit; font-size: 0px; line-height: 0; margin: 0px; opacity: 1 !important; padding: 0px; position: relative;">
<span class="at4-visually-hidden" id="at-23f64eaa-5910-4bf0-afa5-211409eeea5a" style="background-color: #fefefe; border: 0px; box-sizing: inherit; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: #505050; font-family: "georgia" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute;"></span><br />
<div class="at-share-btn-elements" style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #505050; font-family: Georgia, Arial, Helvetica, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
</div>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Merdeka.com - Ketua Patriot Garuda Nusantara Pariyadi alias Gus Adi melaporkan Ketua FPI Rizieq Syihab ke Polda Bali. Dia datang sebagai perwakilan tokoh Muslim dan lintas agama di Bali melaporkan Rizieq lantaran ramainya ungkapan kebencian di Youtube.</b></span></span><br />
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Ketua Tim Advokat Merah Putih Teddy Raharjo mengatakan, setelah dipelajari rekaman Youtube tersebut maka terlapor Rizieq bisa dituntut dengan pasal 156 A KUHP tentang ujaran kebencian. Rizieq dianggap telah melakukan provokasi yang bisa menyebabkan terjadinya konflik dan kebencian yang mendalam khususnya di Bali.</b></span></span><br />
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Dalam laporan tersebut, tim pengacara menyerahkan bukti pendukung berupa rekaman video youtube selama 25 menit bentuk CD yang dicopy dari youtube, dan hasil transkrip rekaman tersebut. Dalam rekaman tersebut Rizieq menyatakan dan mengajak seluruh umat muslim di Indonesia menyerang Bali. Bahkan dengan nada tinggi, Rizieq menyuruh umat Muslim membakar kuil-kuil atau Pura di seluruh Bali. </b></span></span><br />
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>"Ucapan ini sangat meresahkan dan orang Bali merasa terancam dan terlukai dengan ucapan itu sehingga mengambil jalan melaporkan kasus tersebut di Polda," kata Teddy di Polda Bali, Kamis (8/6). </b></span></span><br />
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>Dia menjelaskan, bahwa video itu diunggah pada tanggal 17 Agustus 2014 itu bertajuk Sikap Imam Besar FPI Terhadap ISIS. Rekaman itu baru diketahui pada tanggal 21 Mei 2017 lalu oleh salah satu anggota Patriot Garuda Nusantara. Melihat rekaman tersebut, mereka akhirnya memutuskan melaporkan Rizieq. </b></span></span><br />
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>"Ini sangat meresahkan, dan menebar kebencian terhadap orang Bali. Kami memilih untuk melaporkan kasus tersebut ke Polda Bali untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," tutup Teddy. [noe]</b></span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #535353; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14px;"><b>👮</b></span></span></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong>- Polda Metro Jaya secara resmi telah menetapkan Rizieq Syihab sebagai tersangka dugaan pornografi terkait beredarnya chat seronok, Senin (29/5). Namun, Sesungguhnya, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) ini masih harus menghadapi 12 kasus tindak pidana yang telah dilaporkan oleh berbagai pihak ke aparat kepolisian selama tahun 2016-2017.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Laporan masyarakat tersebut tersebar di Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, dan Polda Kalimantan Tengah. Kasus-kasus tesebut berpotensi menjadikan Rizieq sebagai tersanga dengan ancaman hukuman yang bervariasi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Berikut rangkuman 10 kasus hukum yang menanti Rizieq Syihab:</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
1. Rizieq Shihab dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas kasus foto porno dengan chat mesum yang melibatkan Firza Husein yang dikenal dengan istilah baladacinta.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
2. Rizieg Syihab dilaporkan terkait isi ceramahnya yang dianggap menyinggung umat agama tertentu, Selasa 27 Desember 2016. Laporan kali ini dilayangkan Student Peace Institute (SPI). Direktur Eksekutif SPI, Doddy Abdallah, mengatakan bahwa pihaknya melaporkan Rizieq karena isi ceramahnya yang dinilai bisa memecah belah kerukunan beragama di Indonesia.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kami fokus pada ujaran kebencian, di situ ia jelas mengolok ajaran agama lain," kata Doddy di Mapolda Metro Jaya, Selasa.<br />
Doddy mengaku tahu soal kasus ini dari pelaporan yang dilakukan Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
3. Rizieq Syihab dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait penghasutan mengenai gambar palu arit dalam pecahan uang rupiah.<br />
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, Senin 9 Januari 2017 menjelaskan, selain memeriksa Rizieq, polisi juga akan memintai keterangan dari ahli pidana, ahli bahasa, dan teknologi. Bank Indonesia selaku pihak yang mendesain uang ini juga akan dimintai keterangan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Gelar perkara akan menentukan status hukum Rizieq yang kini masih sebagai terlapor, yang kemudian berpotensi dijadikan tersangka. Rizieq dilaporkan oleh Jaringan Intelektual Muda Anti Fitnah (JIMAF) atas ceramah Rizieq soal pecahan uang bergambar palu arit yang beredar di media sosial.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Laporan tersebut diterima dengan nomor LP/92/1/2017/PMJ/ Ditreskrimsus tertanggal 8 Januari 2017. Rizieq disangkakan telah melanggar Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45 ayat (2) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Polisi telah menaikkan status dari penyelidikan ke penyidikan atas kasus yang menjerat Rizieq Syihab, terkait isi ceramahnya yang menyebut ada gambar palu arit dalam lembaran uang rupiah.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Iya sudah kita naikkan ke tahap penyidikan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu 18 Januari 2017. Namun, Argo menampik status Rizieq telah dinaikkan menjadi tersangka.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
4. Rizieq Syihab dilaporkan Eddy Soetono (62), bukan simpatisan ormas mana pun, atau terlibat gerakan politik tertentu.<br />
Warga Pondok Gede ini melaporkan Rizieq Syihab pada Kamis 12 Januari 2017 malam, murni karena ia tersinggung profesinya dihina.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Ya, di situ (LP) kan sudah jelas, saya hanya membela teman-teman Hansip kok," kata Eddy, Selasa, 17 Januari 2017.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Eddy mengatakan, pada Kamis malam itu, ia dan temannya Husnie, tengah menonton video ceramah Rizieq di <em style="margin: 0px; padding: 0px;">YouTube</em>.<br />
Eddy mengatakan, dalam video itu, Rizieq menyebut Kapolda mengancam akan mendorong Gubernur Bank Indonesia untuk melaporkan Rizieq. Eddy juga menyebut Rizieq kemudian menghina Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan dan hansip.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Isi ceramahnya, pangkat jenderal otak Hansip, sejak kapan Jenderal bela palu arit, jangan-jangan ini Jenderal enggak lulus litsus," kata Eddy.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Eddy yang merupakan anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas), yang dulu dikenal sebagai Pertahanan Sipil (Hansip), mengaku tak ingin sosoknya diekspos. Ia berharap perhatian media dan masyarakat tertuju pada kasus itu.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Laporan tersebut terdaftar dengan nomor LP/193/I/2017/PMJ/ Dit.Reskrimsus tertanggal 12 Januari .2017. Dalam laporan itu, Rizieq dianggap melanggar Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
5. Rizieq Syihab dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama. Kali ini, dia dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh warga bernama Khoe Yanti Kusmiran.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Khoe mempermasalahkan kalimat Rizieq dalam ceramahnya yang disebut berlangsung di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada Minggu 25 Desember 2016.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Saya dilukai dengan pernyataan beliau yang di <em style="margin: 0px; padding: 0px;">YouTube</em> itu. Beliau menyatakan bahwa Tuhan Yesus itu lahir bidannya siapa. Kan kami juga terluka," ujar Khoe di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin 16 Januari 2017.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Khoe telah mengantongi surat bukti lapor dengan nomor TBL/22/I/2017/Bareskrim. Saat melapor, Khoe membawa <em style="margin: 0px; padding: 0px;">flashdisk</em> berisi video Rizieq saat berceramah.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
6. Rizieq Syihab juga dilaporkan dengan sangkaan penguasaan tanah ilegal di daerah Megamendung, Cisarua, Bogor. Rizieq dilaporkan pada 19 Januari 2016, ke Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Seorang pelapor atas nama E melaporkan Saudara RS (Rizieq Syihab) atas penguasaan tanah yang tidak sah seluas 8,4 hektare," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di kompleks PTIK, Jakarta, Jumat 27 Januari 2017.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Yang jelas, kata dia, pelapor menganggap Rizieq tidak memiliki dokumen yang sah terkait kepemilikan tanah tersebut.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
7. Abdullah, seorang anggota pertahanan sipil (Hansip) melaporkan Rizieq Shihab, ke Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Abdullah menilai, Rizieq sudah melontarkan penghinaan pada pekerjaan Hansip melalui kata-katanya yang tersebar lewat media sosial. Abdullah mengungkapkan keberatannya pada kata-kata Rizieq tentang "pangkat jenderal otak Hansip" seperti terekam dalam <em style="margin: 0px; padding: 0px;">YouTube</em>.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Abdullah yang sehari-hari menjadi Hansip di Sepinggan, Balikpapan Selatan, pun mengaku pekerjaannya seperti direndahkan dan dilecehkan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Saya lihat di <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Instagram</em> dan di <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Youtube</em> bagaimana Hansip dibawa-bawa namanya. Kami merasa dihina, Pak," kata Abdullah seusai melapor ke Sentra Pelaporan Kepolisian Polda Kaltim, Senin 23 Januari 2017.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
8. Rizieq Syihab dilaporkan ke penyelidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri oleh Max Evert Ibrahim Tangkudu.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Max diperiksa sebagai pelapor dalam kasus dugaan provokasi melalui media sosial terhadap pemuka agama Kristen.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Max melaporkan Rizieq pada 26 Januari 2017 dengan nomor bukti lapor LP/93/2017/Bareskrim.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sebelum melaporkan Rizieq, kata Makarius, kliennya telah berkoordinasi dengan sesama pendeta di Sulawesi Utara.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Rizieq dianggap menyebarkan ujaran kebencian atas ucapannya dalam video yang diunggah di <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Youtube</em>.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam video tersebut, ada pernyataan Rizieq berisi kata-kata ancaman akan membunuh pendeta. Hal tersebut dianggap meresahkan para pemuka agama Kristen.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Max mengatakan, dalam laporannya ke Bareskrim Polri, ia meminta jaminan keamanan agar para pendeta merasa tenang dan tidak terancam.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Video tersebut diunggah sejak pertengahan Maret 2016. Namun, Max baru melihat video tersebut dan melaporkannya ke polisi. Saat melapor, Max dan tim kuasa hukum dari Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) juga membawa bukti berupa video dari <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Youtube</em> itu.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
9. Polda Jawa Barat kembali mengusut dugaan pelecehan terhadap budaya Sunda dengan terlapor Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Syihab.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam suatu kesempatan, Rizieq mengganti salam khas warga Sunda "sampurasun" menjadi "campur racun".</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Sekarang didalami lagi karena banyak juga yang melaporkan kembali," ujar Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan di kompleks PTIK, Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Anton mengatakan, Polda Jabar pernah menutup kasus ini karena sudah selesai secara adat. Rizieq dilaporkan oleh komunitas masyarakat Sunda pada November 2015. Pernyataan Rizieq juga menuai kecaman dari pemerintah daerah setempat.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Video Rizieq saat berceramah beredar di <em style="margin: 0px; padding: 0px;">YouTube</em> dan ramai diperbincangkan di media sosial pada akhir 2015.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam video itu, dia memelesetkan salam sampurasun dengan pernyataan "campur racun". Saat itu, Rizieq diketahui tengah berceramah di Purwakarta pada 13 November 2015.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ucapan salam sampurasun dianggap sangat sakral bagi masyarakat Sunda, khususnya penghayat Sunda Wiwitan. Salam tersebut berarti saling mendoakan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Baru-baru ini, ratusan orang gabungan dari budayawan dan masyarakat Sunda berunjuk rasa di depan Markas Polda Jawa Barat, menuntut agar Polda tidak segan menyelesaikan kasus tersebut sesuai fakta.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
10. Rizieq Syihab dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri ke Bareskrim Mabes Polri pada 27 Oktober 2016 karena dianggap telah melecehkan Pancasila saat tablig akbar FPI. Sukmawati mengaku menerima video pada Juni 2016. Dalam tayangan video itu, Habib Rizieq, yang juga merupakan imam besar FPI, menyatakan "Pancasila Sukarno ketuhanan ada di pantat, sedangkan Pancasila Piagam Jakarta ketuhanan ada di kepala."</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Polda Jabar telah menetapkan Rizieq seabgai tersangka. Rizieq disangkakan melanggar Pasal 154 a KUHP tentang penodaan terhadap lambang negara dan Pasal 320 KUHP tentang pencemaran terhadap orang yang sudah meninggal.</div>
<br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />
<br />
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div id="sas_intextContainer_6800422" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Gardi Gazarin/PCN</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👄</strong></div>
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO,</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> – Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab ditetapkan sebagai tersangka kasus percakapan mesum dan pornografi seperti dalam video viral di situs baladacintarizieq.com. “Iya (Rizieq tersangka),” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat saat dimintai konfirmasi, Senin, 29 Mei 2017.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Namun Wahyu enggan menjelaskan lebih lanjut perihal penetapan status tersangka Rizieq tersebut. Rizieq diduga terlibat dalam percakapan WhatsApp berbau pornografi dengan Firza Husein. Polisi telah menetapkan Firza sebagai tersangka dalam kasus ini.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca: </strong><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/19/063876707/kuasa-hukum-firza-husein-tanyakan-keberadaan-rizieq-syihab" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank"><strong>Kuasa Hukum: Firza Husein Tanyakan Keberadaan Rizieq Syihab</strong> </a><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Menurut Wahyu, berkas Firza telah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. “Iya, berkas FH sudah dilimpahkan hari ini,” ujarnya.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Polisi telah dua kali memanggil Rizieq dalam kasus ini, tapi ia mangkir. Bahkan polisi telah menerbitkan surat penjemputan paksa Rizieq. Adapun pengacara Rizieq sebelumnya menyebut kliennya itu tengah berada di luar negeri.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">INGE KLARA SAFITRI</strong><br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👮</strong></div>
<b>Liputan6.com, Jakarta - Pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pornografi berupa chat seks.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Berdasarkan aturan hukum, akan ada tindakan lebih lanjut kepada orang yang berstatus tersangka di suatu negara, tetapi berada di negara lain yakni dengan red notice.</b><br />
<b><br /></b>
<b>BACA JUGA</b><br />
<b>Tim Pengacara Rizieq Shihab Minta Kasus Dugaan Chat Seks Dihentikan</b><br />
<b>Polda: Tak Pulang, Rizieq Hambat Penyelesaian Kasus Chat Mesum</b><br />
<b>Polisi Minta Keluarga Bujuk Rizieq Shihab Pulang ke Indonesia</b><br />
<b><br /></b>
<b>Red notice merupakan permintaan penangkapan terhadap orang yang ditetapkan sebagai buron atas suatu tindak kejahatan. Kerja sama pengeluaran surat itu melibatkan Interpol.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Terkait hal tersebut, pihak Polda Metro Jaya belum dapat memastikan kapan red notice Rizieq diterbitkan. Tentunya, jika Rizieq memilih kooperatif dan kembali ke Indonesia, hal itu tidak perlu ada.</b><br />
<b><br /></b>
<b>"Kita tunggu saja. Kita tak usah berandai-andai," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2017).</b><br />
<b><br /></b>
<b>Rizieq Shihab juga dikenai pasal yang sama dengan Firza Husein.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Dalam perkara tersebut, Firza telah dijerat dengan Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 32 dan atau Pasal 8 juncto Pasal 34 Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Firza Husein pun terancam hukuman di atas 5 tahun penjara.</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>👄</b></div>
<b>TEMPO.CO, Kediri - Kiai sepuh Nahdlatul Ulama yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri KH Anwar Iskandar meminta imam besar Front Pembela Islam Rizieq Syihab pulang ke tanah air. Sebagai ulama, Rizieq diminta memberi contoh menghormati proses hukum. (Baca: Setara Institute: Upaya Rizieq Syihab ke PBB Tidak Mudah)</b><br />
<b><br /></b>
<b>Ditemui usai mengikuti apel kebangsaan peringatan Hari Lahir Ansor di lapangan Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Anwar Iskandar mengatakan apa yang dilakukan Rizieq Syihab dengan menolak panggilan polisi untuk menjalani pemeriksaan tak bisa dibenarkan. “Kalau tidak salah saya pikir dia harus gentle, apalagi membawa nama ulama,” kata Kiai Anwar, Sabtu 20 Mei 2017.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Ulama yang akrab disapa Gus War ini menambahkan Habib Rizieq harus memberi contoh dan tauladan kepada pengikutnya dalam penegakkan hukum yang baik. Jika Rizieq pulang dan memenuhi panggilan polisi, akan terbuka dengan sendirinya apakah tudingan yang disangkakan kepadanya benar atau tidak. Hal itu juga tidak akan membingungkan umat yang selama ini menjadikan Rizieq sebagai panutan. (Baca: Kuasa Hukum dan Pengurus FPI Temui Rizieq di Arab Saudi)</b><br />
<br />
<b>Sikap imam besar FPI yang memilih tak pulang ke tanah air ini dinilai polisi merugikan dirinya sendiri. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan Rizieq melewatkan kesempatan membela diri jika tak bersedia memenuhi panggilan polisi.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Melalui kuasa hukumnya, Rizieq menolak pulang karena merasa dikriminalisasi penyidik Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya dalam kasus pornografi antara dirinya dengan Firza Husein. Hingga kini polisi juga belum menerbitkan red notice untuk meminta bantuan Interpol melacak dan memulangkan sang habib. (Baca: Rizieq Syihab Hendak Mengadu ke PBB, Polisi Bilang...)</b><br />
<b><br /></b>
<b>Dalam kasus percakapan atau chat WhatsApp berkonten pornografi, Rizieq Syihab sudah dua kali mangkir panggilan pemeriksaan polisi. Pada panggilan pertama tanggal 25 April 2017, Rizieq berdalih sedang melaksanakan ibadah umrah. Dari Arab Saudi, Rizieq sempat bertolak ke Yaman untuk mengunjungi anaknya yang melahirkan. Ia juga terbang ke Kuala Lumpur Malaysia untuk menyelesaikan studinya. (Baca: Pengacara: Rizieq Tidak Akan Seperti Zakir Naik)</b><br />
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b>HARI TRI WASONO</b><br />
<div style="text-align: center;">
<b>👪</b></div>
<b>RMOL. Polda Metro Jaya telah menerbitkan surat perintah penjemputan paksa terhadap Habib Rizieq. Alasannya, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) ini sudah dua kali tak memenuhi panggilan polisi.</b><br />
<b>BERITA TERKAIT</b><br />
<b>Jelang Ramadan, Harga Komoditas Pangan Stabil</b><br />
<b>Pelayanan Rawat Jalan RS Dharmais Mundur 3 Jam</b><br />
<b>Pedagang Takut Kehilangan Pelanggan, Untung Kecil Tak Apa</b><br />
<b><br /></b>
<b>Sejak keluarnya surat penjemputan paksa tersebut, Rizieq telah berada di luar negeri. Rizieq menjalankan ibadah umroh bersama keluarga besarnya sejak akhir April 2017. Hingga kini, Rizieq belum pulang dan masih di Arab Saudi.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Walhasil, kediaman Rizieq yang berada di Jalan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat sepi. Pintu gerbang ditutup rapat. Tidak terlihat aktivitas apapun di rumah tiga lantai itu. </b><br />
<b><br /></b>
<b>"Rumah sudah kosong sejak akhir April. Habib masih di luar negeri," ujar Saroji, Kepala Sekretariat DPP FPI kepada Rakyat Merdeka.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Rumah Rizieq tidak jauh dari Markas Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI di Jalan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Letaknya di tengah-tengah permukiman padat penduduk. Hanya ada satu akses jalan masuk yang cukup untuk satu mobil. Dari kejauhan, rumah Rizieq terlihat teduh karena banyak ditumbuhi pohon berukuran besar.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Sebelum masuk ke dalam rumah, terdapat gerbang berukuranbesar yang tertutup rapat. Tidak ada tanda maupun alamat rumah yang ditempel di depan gerbang. Namun, tepat di depan rumahnya, berdiri Markas DPP FPI dengan ukuran yang tampak lebih kecil. Tidak ada respons dari dalam saat diketuk berkali-kali. Pintu masuk juga tertutup rapat.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Seluruh jendela rumah ini ditutup korden warna krem. Di teras rumah hanya ada kursi dari besi warna hijau. Tepat di depan rumah, terdapat ruangan yang cukup lebar. Tempat tersebut sehari-hari digunakan untuk tempat majelis taklim. </b><br />
<b><br /></b>
<b>"Sebulan sekali digelar kajian Al-Quran di rumah Habib. Biasanya beliau yang memimpin langsung," ucap Saroji.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Bagian atas rumah itu dipasangi empat speaker yang dihadapkan ke segala penjuru. "Kalau ada mpengajian di sini, warga sekitar juga bisa mendengar," ujar Saroji kembali.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Saroji menambahkan, sehari-hari rumah ini hanya ditempati anak menantu Rizieq. Sebab, Rizieq lebih banyak menghabiskan waktu di pesantrennya yang berada di Mega Mendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. "Beliau sudah lima tahun ini tinggal di sana," katanya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Kendati tinggal di Puncak, lanjut Saroji, Rizieq masih menyambangi rumahnya di Jalan Petamburan, Jakarta Pusat. "Yang pasti, sebulan sekali ke sini," ucapnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Selain itu, kata dia, Rizieq kadang datang ke tempat ini bila ada undangan dari pihak lain. Namun demikian, pria berumur 45 tahun ini mengeluhkan, seringkali panggilan terhadap Rizieq dialamatkan ke rumahnya yang berada di Petamburan. Padahal, Rizieq sudah tidak tinggal di rumah ini. </b><br />
<b><br /></b>
<b>"Panggilan saya tolak dan langsung meminta untuk mengantar ke rumahnya yang beradadi Mega Mendung," ujar Saroji.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Terakhir kali, panggilan polisi ke sini, kata Saroji, terjadi akhir Januari lalu. Saat itu, Rizieq akan diperiksa bersama Bachtiar Nasir di Markas Polda Metro Jaya sebagai saksi kasus dugaan makar. "Tapi, langsung saya tolak karena salah alamat," tandasnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Namun, untuk pemanggilanpaksa dari Polda Metro Jayaterkait kasus dugaan chat mesumdengan Firza Husein yang dituduhkan polisi, kata Saroji, sudah tidak diantar lagi ke Petamburan. "Mungkin langsung diantar ke Mega Mendung," duganya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Kendati begitu, kata Saroji, pengamanan di sekitar rumah ini tidak diperketat. "Kami jaga rumah beliau seperti biasa. Tidak ada pengamanan berlebihan," ujarnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Sementara, kuasa hukum Rizieq, Sugito Atmo Pawiro menyatakan, saat ini Rizieq telah kembali ke Arab Saudi setelah sempat singgah di Malaysia. </b><br />
<b><br /></b>
<b>"Ini simbolik perlawanan terhadap ketidakadilan hukum," ucap Sugito.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Sugito membantah, kliennya kembali ke Arab Saudi untuk melarikan diri dari proses hukum di Polda Metro Jaya. Sebab, menurutnya, selama ini Rizieq selalu taat hukum. "Habib bukan tipe mau melarikan diri dari tanggung jawab," tandasnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Dia mengatakan, Rizieq melakukan perlawanan karena proseshukum terhadapnya dalam kasus dugaan pornografi 'baladacintarizieq' itu dipolitisasi. "Habib akan melawan," tandasnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Terpisah, kuasa hukum Rizieq lainnya, Kapitra Ampera membenarkan, kliennya sempat ke Malaysia untuk menyelesaikan disertasinya. "Batas waktu untukmenyelesaikan doktornya seharusnya2015 sudah selesai," ujar Kapitra.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Sepulang dari Malaysia, Rizieq berencana kembali ke Indonesia, namun ada beberapa pertimbangan yang membuatnya membatalkan rencana tersebut.</b><br />
<b><br /></b>
<b>"Apakah ada kepentingan lain untuk membunuh karakter, sehingga yang ingin dicapai adalah hilangnya kepercayaan umat kepada beliau," tanya Kapitra.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Dia mengklaim, Rizieq sudah bertemu salah satu perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat berada di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu (13/5).</b><br />
<b><br /></b>
<b>Menurut dia, kasus yang menimpa Rizieq ini sudah menjadi perhatian internasional, sehinggadia ditawarkan undangan ke markas PBB di Jenewa, Swiss untuk mempresentasikan kasus yang menimpa dirinya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>"Malahan ada pengacara internasional menawarkan diri untuk membawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda," klaim dia.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Selain itu, kata Kapitra, Rizieq juga telah memerintahkan tim advokasinya untuk segera menemuinnya di Arab Saudi. "Akan ditindaklanjuti setelah Bulan Ramadhan untuk berkomunikasi soal proses hukum," ujarnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Saat ini, kata dia, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) juga sedang menyusun strategi dan merumuskan langkah-langkah hukum yang akan dilakukan ke depan. </b><br />
<b><br /></b>
<b>"Kita juga akan melaporkan balik kepada siapa pun yang terlibat di dalamnya,"ucapnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Saat ini, kata dia, pihaknya sedang menyiapkan format untuk laporan balik terhadap siapa saja yang terlibat. </b><br />
<b><br /></b>
<b>Latar Belakang</b><br />
<b>Polisi Keluarkan Surat Jemput Paksa</b><br />
<b>Setelah Habib Rizieq 3 Kali Tak Hadir</b><br />
<b><br /></b>
<b>Polda Metro Jaya telah mengeluarkan surat penjemputan paksa terhadap Habib Rizieq Shihab pada Senin (15/5). Alasannya, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) ini, tiga kali tak memenuhi panggilan polisi.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Pemanggilan ini terkait dugaanpercakapan berkonten porno antara Rizieq dan Ketua Yayasan Solidaritas Cendana, Firza Husein. Rizieq saat ini diketahui berada di Arab Saudi.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Awalnya, kepolisian memanggilRizieq, Selasa (25/4). Namun, ia dikabarkan sedang menjalani ibadah umrah di Makkah, Arab Saudi. Selanjutnya, Rabu (10/5), Rizieq lagi-lagi tidak memenuhi panggilan polisi untuk kedua kalinya. Terakhir, Rizieq kembali tak hadir pada panggilan ketiga, Senin (15/5).</b><br />
<b><br /></b>
<b>Saat ini, kepolisian telah menetapkan tersangka kepada Firza Husein dalam kasus dugaan percakapan mengandung unsur pornografi dalam WhatsApp. Akibatnya, dia dijerat dengan Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6, juncto Pasal 32 dan atau Pasal 8, juncto Pasal 34 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, dengan ancaman pidana selama 5 tahun penjara.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, kepolisian belum menentukan langkah terkait penjemputan Rizieq yang saat ini diketahui berada di Jeddah, Arab Saudi. "Kita nanti akan melihat langkah apa yang akan dilakukan penyidik," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Argo mengatakan, posisi Rizieq saat ini merupakan saksi terlapor. Polisi masih mempertimbangkan beberapa hal mengenai penjemputan Rizieq. Salah satu yang diperhitungkan ialah mengenai undang-undang di dua negara, serta mekanisme penjemputan nantinya seperti apa. "Nanti kita koordinasi, apa melalui interpol, melalui imigrasi," ucapnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Selanjutnya, kata dia, polisi akan melakukan gelar perkara jika saksi dan barang bukti sudah lengkap. Namun, dia menegaskan, percakapan WhatsApp antara Firza dengan Rizieq adalah asli. "Identik, saksi ahli bilang begitu ya," tandasnya. Namun, lanjutnya, analisis ahli disangkal Firza. "Firza belum mengakui. Bukan dia ngakunya," ucap Argo.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Kendati demikian, lanjutnya, setelah dilakukan gelar perkara, akhirnya kepolisian menetapkan tersangka terhadap Firza. "Hasil gelar perkara dinyatakan, status saksi FHM ditingkatkan menjadi tersangka," tegas Argo.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah meminta keterangan Hery Cahyono, ahli pengenalan wajah. Analisa Hery menunjukkan,perempuan tanpa busana dalam percakapan itu adalah Firza.</b><br />
<b><br /></b>
<b>"Disimpulkan, bahwa foto yang diserahkan penyidik untuk diperiksa di tim Inafis adalah asli, bukan rekayasa," kata Hery.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Hery mengakui menggunakan sebuah program pemindai biometrik untuk mencocokkan wajah dari sejumlah foto. Foto yang menjadi pembanding, adalah foto Firza yang diambil penyidik ketika Firza ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, atas kasus dugaan makar.</b><br />
<b><br /></b>
<b>"Kami bandingkan saat tanggal 4 Februari dan adakan pemeriksaan secara langsung, kami memotret wajah FH, kami bandingkan gunakan sistem yang ada di kami," jelasnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Selain mencocokkan foto yang tanpa busana dengan foto Firza ketika di tahanan, Hery juga menggunakan program yang mampu mengungkap identitas pemilik wajah dalam foto. Hasilnya, identitas Firza yang didapat dari foto tanpa busana itu.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Dia tak meragukan keakuratan program yang digunakannya. Menurut Hery, bukan kali ini saja program pemindai wajah digunakan di Indonesia. </b><br />
<b><br /></b>
<b>"Dari sistem algoritma yang otomatis hasilnya match. Ketika wajahnya berbeda adalah orang berbeda, secara sistem akan menolak," tandasnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Sementara, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Muhammad Fachir mengatakan, Kemenlu siap membantu proses pencarian terhadap Habib Rizieq yang berada di luar negeri.</b><br />
<b><br /></b>
<b>"Kalau diminta, kita siap membantu Polri," ujar Fachir.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Namun hingga saat ini, kata dia, kepolisian belum mengajukan permohonan untuk pencarian Rizieq. Sebab, kepolisian menggunakan bantuan Interpol untuk pencarian. "Polisi punya mekanisme tersendiri bersama jaringan polisi internasional," pungkasnya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Terpisah, kuasa hukum Firza Husein, Aziz Yanuar mengatakan, akan mengambil langkah pengajuan praperadilan terkait penetapan tersangka terhadap kliennya. "Kita masih akan bahas dua atau tiga hari ini," kata Aziz di Mapolda Metro Jaya.</b><br />
<b><br /></b>
<b>Aziz berharap, polisi tidak melakukan penahanan terhadapFirza. Sebab, kliennya tidak pernah melakukan yang dituduhkan, berupa pembuatan foto pornografi. ***</b><br />
<div style="text-align: center;">
<b>👀</b></div>
<div style="font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Kabar24.com</span>, JAKARTA -- Pihak kepolisian mengimbau agar Rizieq Syihab segera memenuhi panggilan kepolisian terkait kasus isi pesan melalui aplikasi pesan instan yang mengandung konten pornografi.</div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, pilihan tidak memenui panggilan kepolisian justru akan merugikan pimpinan FPI itu. Pasalnya, dengan memenuhi panggilan polisi, maka dia mendapat kesempatan untuk menjelaskan dan menepis semua informasi yang dianggap tidak benar oleh pihaknya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Ya, pertama rugi sendiri [jika tidak memenuhi panggilan kepolisian] karena tidak bisa klarifikasi. Kalau datang, dia bisa menjelaskan, dia bisa menolak semua informasi yang tidak betul. Kalai dia tidak datang, mana bisa klarifikasi,” kata Setyo, Rabu (17/5/2017).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Dia kemudian menegaskan, bahwa sebagai warga negara yang baik serta sosok tokoh yang memiliki banya pengikut, Rizieq seharusnya menghormati negara dan hukum yang berlaku di Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Dikatakan, jika memang Rizieq merasa dirinya tidak bersalah, sudah sepatutnya memenuhi panggilan agar penyidik bisa mendapat masukan yang berimbang.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Sebagai warga yang baik dan yang pengikutnya banyak, dia harus menghormati negara kita negara hukum, hormati hukum yang berlaku di Indonesia,” tegasnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👀</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Kabar24.com</span>, JAKARTA-- Selasa (16/5/2017) malam sekitar pukul 22.00 WIB, Polda Metro Jaya usai melakukan gelar perkara terkait isi percakapan mengandung konten porno yang dikirim melalui aplikasi pesan instan dan belakangan tersebar di dunia maya. Adapun pihak yang diduga bertukar pesan tersebut adalah Firza Husein dan pimpinan Front Pembela Islam Rizeq Syihab.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Namun, ketika Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol R. P. Argo Yuwono menemui wartawan, satu-satunya pihak yang statusnya dinaikkan menjadi tersangka adalah Firza Husein.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Firza dikenakan pasal 4 ayat 1 <em style="box-sizing: border-box;">juncto</em> pasal 29 dan atau pasal 6 <em style="box-sizing: border-box;">juncto</em> pasal 32 dan atau pasal 8 <em style="box-sizing: border-box;">juncto</em> pasal 34 Undang Undang RI nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi dengan ancaman di atas 5 tahun. Pengenaan pasal ini berdasarkan pertimbangan bahwa dia diduga telah membuat suatu ketelanjangan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Keputusan ini dibuat berdasarkan dua barang bukti, adanya laporan polisi, keterangan para saksi, juga ahli. Sementara Firza sendiri masih terus melakukan penyangkalan yang menurut Argoo tidak menjadi suatu penghalang dalam penetapan statusnya sebagai tersangka. Sebab, bukti-bukti yang dimilikiui polisi telah dikuatkan oleh penyatan para ahli dan juga saksi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Berdasarkan keterangan saksi ahli seperti yang disampiakan polisi, memang benar bahwa pernah ada hubungan transmisi antara dua ponsel yang menjadi alat bukti dalam kasus ini. Masing-masing ponsel itu disebut merupakan milik Firza dan Rizieq Syihab. Polisi bahkan mengklaim sudah mengetahui kapan dan di mana kedua handphone tersebut digunakan untuk saling berkirim sesuatu. Kepemilikan ponsel pun telah diklarifikasi ke pihak operator.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Handphone itu digunakan untuk transmisi antar dan ke, itu posisi di mana dan kapan kita sudah mendapatkan identfikasi. Kepemilikan ponsel itu sendiri sudah kita konfirmasi ke Telkomsel,” kata Argo kala mengumumkan status Firza yang sudah dinaikkan menjadi tersangka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Sehari sebelumnya, Ahli Pengenalan Wajah atau Face Recognition dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), Hery Cahyono menyampaikan bahwa barang bukti berupa foto yang diserahkan oleh pihak penyidik adalah asli dan bukan rekayasa. Kesimpulan ini diambil setelah membandingkan barang bukti dengan foto Firza yang diambil kemudian dengan berbagai <em style="box-sizing: border-box;">angle</em> sebagai pembanding.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Untuk membandingkan foto Firza yang diambil langsung dengan barang bukti, pihaknya menggunakan tiga aplikasi berbeda yakni Bio Tinder, Adobe Photoshop, dan CS16.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Baik dari sistem algoaritma yang otomatis, hasilnya <em style="box-sizing: border-box;">match</em>... Banyak saya temukan indikasi-indikasi keaslian dari warna kulit, kemudian proporsional ukuran, dan efek pencahayaan,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Sementara itu, Ahli Pidana dari Universitas Trisakti, Effendy Saragih menyebutkan bahwa sesuai fakta yang ada dan dikumpulkan oleh penyidik, kasus ini telah memenuhi unsur pidana seperti adanya foto-foto, pengiriman, bahkan permintaan dan suruhan mengirimkan gambar. Dia berpendapat, berdasarkan seluruh bukti yang ada selain Firza, Rizieq pun berpotensi untuk ditetapkan sebagai tersangka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Ya, bisa juga, karena [berdasarkan pembicaraan di chat] dia sendiri yang menyuruh supaya Firza membuat foto itu,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Namun menurut dia, selain pihak yang terkait dengan produksi gambar-gambar ini, orang yang menjadi penyebar di dunia maya pun harus dibawa ke ranah hukum.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Sementara itu, Kuasa Hukum Rizieq Syihab, dalam sebuah pernyataan tertulis menyatakan sepanjang sesuai dengan prinisp keadilan dan mengedepankan azas <em style="box-sizing: border-box;">due process of law</em>, Rizieq akan bersedia menghadapi proses hukum. Dia juga mendesak agar pelaku penyebaran isi <em style="box-sizing: border-box;">chating</em> dan foto, yang dianggap fitnah oleh pihaknya, agar diusut tuntas.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Setelah itu, barulah ia akan mengambil langkah hukum sebagai warga negara yang baik,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Hingga saat ini, berdasarkan keterangan polisi, Rizieq dipastikan berada di Jeddah Arab Saudi. Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyebutkan, jika keberadaan Rizieq belum diketahui, maka pihak kepolisian bisa meminta kepada Interpol untuk menerbitkan <em style="box-sizing: border-box;">Blue Notice</em> guna mencari keberadaannya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Namun, jika sudah diketahui dan telah ditetapkan tersangka, polisi bisa meminta Interpol untuk mengeluarkan <em style="box-sizing: border-box;">Red Notice</em> agar Rizieq segera dikembalikan ke Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Bila RS sudah dinyatakan TSK dan yang bersangkutan tidak ada di Indonesia, maka penyidik dapat minta bantuan Interpol untuk menerbitkan <em style="box-sizing: border-box;">Red Notice</em> yang artinya penyidik Polri minta bantuan Kepolisian anggota Interpol sekitar 190 negara untuk dapat bekera sama memulangkan RS tersebut,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Namun, demikian, hingga pukul 22.00 WIB, Firza Husein menjadi satu-satunya orang yang dijadikan tersangka dalam kasus ini. Berdasarkan bukti yang ada, salah satu ahli menyebutkan Rizieq pun berpotensi dijadikan tersangka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol R. P. Argo Yuwono sendiiri belum bisa memberi jawaban pasti terkait hal ini.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Yang terpenting, dua alat bukti yang cukup sudah terpenuhi, kita tunggu saja,” katanya ketika ditanya apakah mungkin Rizieq juga ditetapkan sebagai tersangka.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Apakah polisi benar-benar akan menjadikan Rizieq sebagai tersangka? Akankah Red Notice untuk Rizieq segera dikeluarkan? Atau akankah Rizieq bersih dari semua dugaan? Bagaiman akhir cerita yang dimula dari situs baladacintarizieq.com ini?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Semua masih harus ditunggu, sama halnya dengan menunggu kapan Polisi mengungkap siapa pembuat situs <span style="box-sizing: border-box;">baladacintarizieq.com tersebut.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box;">👮</span></div>
media Indonesia: EMMA alias Fatima telah selesai menjalani pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya. Keterangannya memperkuat kelanjutan kasus dugaan percakapan berkonten pornografi antara Firza Husein dan pimimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
<br />
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Keterangan Emma diselidiki polisi lantaran suaranya terekam dalam sebuah percakapan bersama Firza. Usai menjalani pemeriksaan di Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya, Emma lantas menghindari kehadiran pewarta dengan melalui pintu samping.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, kehadiran Emma dalam pemeriksaan kali ini ditujukan untuk melengkapi berkas perkara. Dalam pemeriksaan, Emma mengungkap sejumlah fakta mengenai percakapan antara dirinya dengan Firza yang menjadi viral di media sosial.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
"Iya, makanya kita panggil untuk masalah itu, terkait curhatannya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/5).</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Emma diketahui punya kedekatan istimewa dengan Firza. Kepada penyidik, Emma tidak menyangkal pernah beberapa kali dihubungi oleh Firza ihwal keluh kesah hubungan Firza bersama Rizieq.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
"Ya intinya Firza punya temen deket namanya Kak Emma. Apa yang dia (Firza) alami dia ceritakan ke Emma," ujar Argo.(OL-3)</div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="font-family: "open sans" , sans-serif;">- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/104940/keterangan-emma-perkuat-dugaan-pornografi-rizieq-shihab/2017-05-16#sthash.ly7stISx.dpuf</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
👰</div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">RMOL. Sekjen Dewan Syuro DPD Front Pembela Islam (FPI) Novel Chaidir Hasan Bamukmin membantah kabar yang menyebutkan FPI mengalami kisruh internal pasca Imam Besar FPI Rizieq Shihab tersandung kasus dugaan pornografi.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">BERITA TERKAIT</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Jubir FPI: Muchsin Masih Kerabat Rizieq Shihab</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Rizieq Repotin Polisi</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Rizieq Berencana Pulang Ke Tanah Air Hari Ini</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Wah nggak bener itu," jawabnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (17/5).</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Menurutnya, perbedaan pendapat di kalangan internal memang kerap terjadi. Namun hal itu tidak berkaitan dengan masalah yang menimpa Rizieq Shihab. </span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Perbedaan biasa, namun tidak ada konflik (soal Rizieq Shihab)," jawabnya. </span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Malam tadi, warganet di media sosial Twitter ramai memperbincangkan mengenai kisruh internal di FPI. Perbincangan ini bahkan sempat menjadi trending topic. </span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Warganet menyebut mulai ada keraguan di internal FPI kepada Rizieq Shihab sebagai seorang panutan. Hal ini seiring dengan keterlibatan Rizieq Shihab dalam kasus dugaan pornografi dengan Firza Husein. </span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Itu karangan saja. Hoax itu," tegasnya.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Adapun Firza Husein saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara Rizieq masih menjadi saksi dan belum menjalani pemeriksaan karena masih berada di luar negeri. [ian]</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">👀</span></span></div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">TRIBUNNEWS.COM.COM - Sikap Pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab yang menghindar dari pemeriksaan kasus chat pornografi menjadi bahan olok-olok netizen.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Netizen mengungkit pernyataan Habib Rizieq dalam kasus penodaan agama dengan terdakwa Ahok dan terdakwa pornografi Ariel Noah.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">''Siapa yang melarikan diri? Coba ulangi sekali lagi!,'' ujar Saidiman Ahmad dalam akun twitternya, @saidiman, yang disertai capture berita kompas.com berjudul Rizieq Minta Hakim Tahan Ahok Karena Berpotensi Melarikan Diri, edisi 28 Februari 2017.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Saat itu memang Rizieq menjadi saksi ahli agama Islam yang dihadirkan MUI.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Ia meminta majelis hakim menahan Ahok, meski tidak dikabulkan.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Sontak saja postingan ini mendapat respons dari pengguna twitter lain.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Sedangkan akun @kangdede78 yang mengusung #RIPHukum memosting; Mungkin jika Ariel Noah membaca berita2 ttng kasus dugaan "Chat Mesum" Rijik, dia "bergumam" KARMA!, disertai links berita berjudul; FPI: Ariel Teroris Moral Pantas Dihukum Mati.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Selain di dunia maya, seruan agar Rizieq berani mendatangi penyidik juga menggema.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"> Politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mendesak Pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab untuk mendatangi kepolisian.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"> Rizieq sampai saat ini belum memenuhi panggilan polisi terkait kasus dugaan pornografi.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Ahli politisasi (agama) kok takut politisasi ya? Lawan dong, tegakkan kebenaran seperti slogan beliau," kata Eva melalui pesan singkat, Selasa (16/5/2017).</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Eva mengingatkan proses hukum di Indonesia melalui jalur pengadilan.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Ia pun mencontohkan sikap FPI yang sering mendatangi pengadilan saat kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Saya harap Rizieq seperti Pak Ahok jadi WNI yang baik dan patuh, dan menjunjung hukum," kata Anggota Komisi XI DPR itu.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Eva mengatakan Rizieq dapat membela diri bila didukung data serta membuktikan tuduhan tersebut salah.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Jangan lari, kebenaran kan enggak bisa tegak kalau beliau lari," kata Eva.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Senada intelektual muda Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi mengatakan publik justru bertanya-tanya, kenapa pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab terkesan menghindar dari proses hukum.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Jika dia merasa benar-benar tidak bersalah, semestinya dapat menghadapi proses hukum yang menimpa dirinya dengan ksatria," kata Gus Mis, kepada Tribunnews.com, Selasa (16/5/2017).</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Tokoh Nahdlatul Ulama, Effendi Choirie mengingatkan semua warga negara sama di depan hukum.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"> Siapapun mereka dan apapun profesinya kalau diduga melakukan pelanggaran terhadap hukum harus diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku di negeri ini.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Termasuk terhadap Rizieq Shihab, dia pun harus diproses, menurut Politikus NasDem ini.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Dia harus diproses. Kalau mangkir harus dipanggil paksa. Kalau lari ke luar negeri harus masuk DPO. Interpol bekerja menangkap dia," ujar Gus Choi kepada Tribunnews.com.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kapitra Ampera, kuasa hukum pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, menyatakan kliennya tidak akan kembali ke Indonesia untuk memenuhi panggilan pemeriksaan polisi.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Menurut Kapitra, Rizieq tidak akan memenuhi panggilan polisi karena tidak bersedia diperiksa dalam kasus chat WhatsApp berkonten pornografi yang diduga antara Rizieq dangan Firza Husein.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Habib Rizieq tidak akan datang. Bahwa ini bentuk protes karena peristiwa hukumnya tidak ada sebenarnya. Dan kalau ada sebenarnya pun tidak ada hubungannya dengan Habib Rizieq," kata Kapitra, di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (16/5/2017).</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kapitra mengatakan Rizieq sebenarnya sudah ingin kembali ke Indonesia. Namun, rencana kembali ke Indonesia itu ditunda karena Rizieq menilai kasus dugaan pornografi diproses untuk pembunuhan karakter.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kapitra mengungkapkan bahwa Rizieq saat ini berada di Arab Saudi.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Sebelum ke Arab Saudi, Rizieq berada di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menyelesaikan studi doktoralnya.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Menurut Kapitra, jika polisi ingin mengusut kasus chat WhatsApp berkonten pornografi yang diduga antara Rizieq dangan Firza, maka polisi harus fokus mencari pihak yang memproduksi dan menyebarkan gambar percakapan tersebut.(tribunnews/twitter/Tariden Turnip)</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<br /></div>
<div style="text-align: start;">
👮</div>
</div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik justru bertanya-tanya, kenapa pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab terkesan menghindar dari proses hukum.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Jika dia merasa benar-benar tidak bersalah, semestinya dapat menghadapi proses hukum yang menimpa dirinya dengan ksatria," kata Pengamat politik Islam, Zuhairi Misrawi kepada Tribunnews.com, Selasa (16/5/2017).</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Hal ini disampaikan Gus Mis, demikian sapaannya, menanganggapi kuasa hukum Rizieq Shihab, menyatakan kliennya tidak akan kembali ke Indonesia untuk memenuhi panggilan pemeriksaan polisi.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Menurut Kapitra, Rizieq tidak akan memenuhi panggilan polisi karena tidak bersedia diperiksa dalam kasus chat WhatsApp berkonten pornografi yang diduga antara Rizieq dangan Firza Husein.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) ini menegaskan, ketika Rizieq terkesan menghindar dari proses hukum, publik justru bertanya-nyata, ada apa gerangan.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Kenapa Rizieq terkesan tidak berani berhadapan dengan aparat penegak hukum," kata Gus Mis.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Atas kasus ini pula Gus Mis berharap polisi tegas dan adil dalam menangani kasus hukum yang menimpa Rizieq.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Kalau mangkir, sebaiknya dijemput paksa," katanya.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Lebih lanjut Gus Mis menyatakan dulu, FPI adalah pihak yang sangat getol menyuarakan pentingnya moralitas dan pengentasan pornografi.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Tapi setelah Rizieq diduga terlibat dalam kasus ini, kenapa FPI tidak melakukan demo besar-besaran," ujarnya.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Sebelumnya, Kapitra Ampera, kuasa hukum pimpinan FPI, Rizieq Shihab, menyatakan kliennya tidak akan kembali ke Indonesia untuk memenuhi panggilan pemeriksaan polisi.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Habib Rizieq tidak akan datang. Bahwa ini bentuk protes karena peristiwa hukumnya tidak ada sebenarnya. Dan kalau ada sebenarnya pun tidak ada hubungannya dengan Habib Rizieq," ujar Kapitra, di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta, Selasa (16/5/2017).</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kapitra mengatakan, Rizieq sebenarnya sudah ingin kembali ke Indonesia.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Namun, rencana kembali ke Indonesia itu ditunda karena Rizieq menilai kasus dugaan pornografi diproses untuk pembunuhan karakter.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Kapitra mengungkapkan bahwa Rizieq saat ini berada di Arab Saudi.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Sebelum ke Arab Saudi, Rizieq berada di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menyelesaikan studi doktoralnya.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Menurut Kapitra, jika polisi ingin mengusut kasus chat WhatsApp berkonten pornografi yang diduga antara Rizieq dangan Firza, maka polisi harus fokus mencari pihak yang memproduksi dan menyebarkan gambar percakapan tersebut.</span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Jadi ini kekuatan politik lebih kental, ada executive order di dalamnya sehingga Habib Rizieq jadi target pembunuhan karakter," kata Kapitra. (Ardhi Sanjaya)</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">👳</span></span></div>
<div style="color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
TIM kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama segera mengajukan memori banding atas vonis kasus penodaan agama kliennya ke Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta. "Awal minggu ini kalau tidak ada halangan," kata anggota kuasa hukum Basuki, I Wayan Sudirta, kemarin (Minggu, 14/5). Namun, ia belum bisa memastikan kapan tepatnya memori banding itu disampaikan.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Terkait dengan pengajuan banding yang juga dilakukan kejaksaan, Wayan menyampaikan bahwa itu memang yang seharusnya dilakukan. "Pendapat mereka (jaksa) tidak digubris (majelis hakim) mengenai tidak terbuktinya pasal penodaan agama," ujarnya.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Menurut Wayan, kasus Basuki ini merupakan perkara politik yang dibungkus hukum. Ketidaklaziman yang tertuang dalam amar putusan majelis hakim pun menimbulkan tanda tanya besar. "Apakah benar (putusan) murni dari majelis hakim," tanyanya.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Soal permohonan penangguhan penahanan Basuki, Wayan menyatakan pihaknya masih menunggu jawaban PT DKI.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Humas PT DKI Johanes Suhadi mengatakan permohonan penangguhan penahanan itu belum bisa diproses lantaran majelis hakimnya belum ditunjuk. Itu karena pihaknya belum menerima berkas perkara dari PN DKI.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Humas PN Jakarta Utara Hasoloan Sianturi mengaku pihaknya belum mengirimkan berkas perkara lantaran pemohon banding dan termohon banding belum membaca berkas perkara tersebut. "Tapi kalau sudah lewat batas waktu yang ditentukan (tujuh hari sejak pemberitahuan), tetap kita kirim," tukasnya.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Dukung Basuki</strong><br />
Hingga kemarin, aksi dukungan kepada Basuki dan NKRI masih terjadi di sejumlah daerah dan luar negeri. Di Kota Kupang, NTT, Bupati Raymundus Fernandez memimpin langsung aksi 1.000 lilin yang diikuti ribuan warga.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Aksi serupa juga dilakukan warga Purwokerto, Jawa Tengah, di alun-alun kota (13/5). Selain menyalakan lilin, mereka membawa poster bertuliskan 'Kita Dukung Pancasila', 'Save Ahok', dan lain-lain.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Di Hong Kong, kemarin, WNI menggelar aksi Justice for Ahok di Victoria Park, Causeway Bay. Dengan pakaian bernuansa merah putih, mereka membawa bunga dan menyanyikan <em style="box-sizing: inherit;">Indonesia Raya, Rayuan Pulau Kelapa</em>, dan <em style="box-sizing: inherit;">Garuda Pancasila</em>.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
"Saya belum pernah melihat pemimpin bersih seperti Ahok, saya minta Ahok dibebaskan," ujar Ellis, TKI asal Kediri.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Senada dengan Ellis, Erni, TKI asal Manado, mengatakan, "Nenek saya Hindu, paman saya Kristen, saya Islam, tapi kami tidak pernah ada masalah. Kenapa sekarang harus jadi masalah? Pelangi itu tidak hanya satu warna".(PO/LD/RK/BBC/Ihs/X-5)</div>
<div class="pagination" style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; padding: 2px;">
<div data-bolt-field="content" style="box-sizing: inherit;">
<div class="content" id="content" style="box-sizing: inherit; height: 800px; margin-bottom: 30px; overflow: hidden; padding-bottom: 30px; position: relative;">
<div class="page" style="box-sizing: inherit; position: absolute; top: 0px;">
<div style="box-sizing: inherit;">
Di Hong Kong, kemarin, WNI menggelar aksi Justice for Ahok di Victoria Park, Causeway Bay. Dengan pakaian bernuansa merah putih, mereka membawa bunga dan menyanyikan <em style="box-sizing: inherit;">Indonesia Raya, Rayuan Pulau Kelapa</em>, dan <em style="box-sizing: inherit;">Garuda Pancasila</em>.</div>
<div style="box-sizing: inherit;">
"Saya belum pernah melihat pemimpin bersih seperti Ahok, saya minta Ahok dibebaskan," ujar Ellis, TKI asal Kediri.</div>
<div style="box-sizing: inherit;">
Senada dengan Ellis, Erni, TKI asal Manado, mengatakan, "Nenek saya Hindu, paman saya Kristen, saya Islam, tapi kami tidak pernah ada masalah. Kenapa sekarang harus jadi masalah? Pelangi itu tidak hanya satu warna".(PO/LD/RK/BBC/Ihs/X-5)- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/104725/banding-basuki-pekan-ini/2017-05-15#sthash.bwxbtVRa.dpuf</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pagination" style="box-sizing: inherit; padding: 2px;">
<ul style="box-sizing: inherit; font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px;"></ul>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com </span>- Jajaran kuasa hukum Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menilai, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Polri untuk mengusut perkara penodaan agama yang diduga dilakukan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Sekarang merupakan momentum Polri untuk segera fokus kembali pada langkah menindak Rizieq Shihab," ujar salah satu kuasa hukum PMKRI Petrus Selestinus melalui keterangan persnya, Kamis (11/5/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Petrus mengakui, semenjak melaporkan Rizieq enam bulan lalu ke Polda Metro Jaya, pihaknya sama sekali belum mendapatkan informasi yang jelas terkait perkembangan tindak lanjut laporannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
(Baca juga: <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2017/05/09/19490761/ahok.ditahan.apa.kabar.laporan.dugaan.penodaan.agama.oleh.rizieq." style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok Ditahan, Apa Kabar Laporan Dugaan Penodaan Agama oleh Rizieq?</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Laporan itu seakan-akan sama sekali tidak disentuh Polri. Jangankan menerima informasi soal surat perintah penyidikan (sprindik) sebagai tanda ditindaklanjutinya laporan, untuk sekadar mendapatkan informasi secara tertulis mengenai perkembangan hasil penyelidikan saja kuasa hukum tidak mendapatkannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Penyelidikan atas kasus Rizieq sangat-sangat lamban. Bahkan kami menilai, cenderung diskriminatif," ujar Petrus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Pihak PMKRI mengaku maklum terhadap hal itu. Sebab, selama enam bulan terakhir, Polri, khususnya Polda Metro Jaya, sedang mencurahkan fokusnya pada ajang Pilkada DKI Jakarta dan mengawal lancarnya persidangan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas perkara yang sama dengan Rizieq.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Meski demikian, kini Pilkada Jakarta sudah usai, Ahok pun sudah dijatuhi vonis. Tidak ada rintangan bagi Polri untuk tidak mengusut laporan pihaknya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Sekarang Pilkada sudah usai dan perkara Ahok sudah diputus. Ya sekali lagi ini momentum Polri mengusut laporan kami. Jadikan terlapor tersangka, kenakan penahanan atas dia demi tegaknya keadilan," ujar Petrus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Petrus mengingatkan, selain oleh pihaknya, sejumlah pihak juga melaporkan Rizieq atas berbagai kasus. Petrus meminta Polri menindaklanjuti laporan-laporan tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Jika Polri tidak melakukan tindakan kepolisian dan upaya paksa, maka Polri akan dinilai berlaku diskriminatif kepada warga negara yang berkedudukan sama di hadapan hukum," ujar dia.<br />
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) <a href="http://regional.liputan6.com/read/2944699/spanduk-tolak-rizieq-shihab-bertebaran-di-garut" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Rizieq Shihab">Rizieq Shihab</a> dikabarkan bakal tiba di Tanah Air setelah menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci. Rizieq juga siap memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
"Mudah-mudahan (Rizieq) hari ini sampai di Tanah Air. Doain saja semoga sehat, tidak ada halangan," ujar Juru Bicara FPI Slamet Maarif saat dihubungi di Jakarta, Rabu (10/5/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2946972::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: right; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px 0px 19px 19px; padding: 10px 15px; text-align: start; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2938499/kapan-rizieq-shihab-siap-diperiksa-soal-pornografi-firza-husein" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kapan Rizieq Shihab Siap Diperiksa Soal Pornografi Firza Husein?</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2933769/pengacara-janji-rizieq-shihab-hadiri-pemeriksaan-kasus-pornografi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Pengacara Janji Rizieq Shihab Hadiri Pemeriksaan Kasus Pornografi</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2931229/polda-metro-tunggu-kedatangan-rizieq-shihab-hingga-sore" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Polda Metro Tunggu Kedatangan Rizieq Shihab hingga Sore</a></li>
</ul>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; position: relative; text-align: start; width: 560px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Namun, Maarif belum bisa memastikan jam berapa <a href="http://news.liputan6.com/read/2941072/alasan-polri-belum-ada-tersangka-kasus-dugaan-chat-seks-rizieq" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Rizieq Shihab">Rizieq Shihab</a> bakal mendarat di Indonesia. "Kita belum dapat informasi jamnya, tapi insyaallah hari ini tiba di Tanah Air. Ya bisa siang, sore, atau malam nanti," tutur dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Slamet menegaskan, Rizieq akan bersikap kooperatif terhadap sejumlah kasus yang ditangani penyidik Polda Metro Jaya, termasuk soal dugaan pornografi yang juga melibatkan tersangka makar Firza Husein.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Rizieq telah dipanggil sebagai saksi terkait kasus tersebut, tetapi tidak hadir. Beberapa saat setelah pemanggilan, Rizieq dikabarkan pergi ibadah umrah ke Tanah Suci. Pihak Rizieq pun meminta penjadwalan ulang pemeriksaan.</div>
<span style="color: #4a4a4a; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 14px;">"Karena Habib</span><span style="color: #4a4a4a; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 14px;"> </span><a href="http://news.liputan6.com/read/2938499/kapan-rizieq-shihab-siap-diperiksa-soal-pornografi-firza-husein" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start; text-decoration-line: none;" title="Rizieq">Rizieq</a><span style="color: #4a4a4a; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 14px;"> ibadah umrah kita minta dijadwalkan ulang. Tapi kalau sudah sampai Tanah Air, ada panggilan, insyaallah akan hadir," tegas Slamet.</span><br />
👮</div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px;">
<span style="color: #666666;"><strong><br /></strong></span>
<span style="color: #666666;"><strong>TEMPO.CO</strong></span>, <span style="color: #666666;"><strong>Jakarta</strong></span> - Pengamat hukum, Bivitri Susanti, mengatakan menghormati vonis majelis hakim atas kasus<a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/09/063873627/vonis-kasus-penistaan-agama-majelis-hakim-minta-ahok-ditahan?BeritaUtama&campaign=BeritaUtama_Click_1" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" target="_blank"> penistaan agama</a> oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Meski begitu, Bivitri menilai ada persoalan mendasar atas vonis Ahok yang dihukum 2 tahun penjara.</div>
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Ahok divonis bersalah atas penistaan agama dalam pidatonya di Kepulauan Seribu pada September lalu. Majelis hakim menjerat Ahok dengan Pasal 156 a Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penodaan agama. Majelis hakim juga memerintahkan Ahok ditahan.<br />
<br />
<strong>Baca: <a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/05/08/064873319/jelang-pembacaan-vonis-ahok-mau-dizalimi-saya-terima" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" title="Jelang Pembacaan Vonis, Ahok: Mau Dizalimi, Saya Terima">Menjelang Pembacaan Vonis, Ahok: Mau Dizalimi, Saya Terima</a></strong><br />
<br />
“Secara mendasar, saya tidak setuju ada pasal penistaan agama dalam hukum kita. Menurut saya, dengan penggunaan pasal itu, sebetulnya sudah bermasalah,” ujar Bivitri kepada <em>Tempo</em>, Selasa, 9 Mei 2017.<br />
<br />
Menurut Bivitri, kasus tersebut sudah dipaksakan sejak awal karena menjadi bagian dari upaya agar Ahok tidak terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Meski begitu, masyarakat harus menghormati apapun putusan hakim. Apalagi, kata Bivitri, majelis hakim berhak memutuskan perkara tidak sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum.<br />
<br />
<strong>Baca: <a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/05/08/214873328/jelang-vonis-ahok-polisi-siagakan-13-ribu-personel" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" title="Jelang Vonis Ahok, Polisi Siagakan 13 Ribu Personel ">Menjelang Vonis Ahok, Polisi Siagakan 13 Ribu Personel </a></strong><br />
<br />
Seusai sidang, Ahok langsung dibawa ke Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur. Menurut Bivitri, keputusan langsung menahan Ahok sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Ahok ditahan sampai ada ketetapan hukum tetap.<br />
<br />
Meurut Bivitri, satu-satunya jalan agar Ahok bisa bebas adalah dengan mengajukan👀 dan Ahok sudah menyatakannya. “Kalau keputusan banding bilang Ahok tidak bersalah, maka Ahok bebas. Namun, kalau banding sampai kasasi lagi dan terus hingga ada keputusan tetap, maka tetap ditahan hingga ada ketetapan hukum atau sampai masa tahanan habis,” ujar Bivitri.<br />
<br />
Dengan vonis 2 tahun karena<a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/09/063873638/vonis-2-tahun-penjara-kasus-penistaan-agama-ahok-ajukan-banding" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" target="_blank"> penistaan agama,</a> Ahok tidak bisa lagi menjalankan tugas-tugasnya sebagai kepala daerah. Aturannya, kata Bivitri, Ahok akan digantikan oleh seorang pelaksana tugas yaitu wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Jika akhirnya Ahok diputus bebas setelah banding, maka Ahok bisa kembali menjadi gubernur.<br />
<br />
<strong>LARISSA HUDA</strong></div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong>👀</strong></div>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Jakarta, thetanjungpuratimes.com – Tim sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Ruhut Sitompul menyatakan vonis yang diberikan hakim terhadap Ahok karena tekanan kelompok tertentu. Namun, dia tetap meminta para pendukung untuk menghormati putusan tersebut.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>“Hakim juga manusia, siapa pun kalau ditekan terus, ya gitu. Tetaplah dia manusia, termasuk hakim. Kita mau bilang apa. Kita harus hormati putusan hakim yang tertekan,” kata Ruhut saat dihubungi di Jakarta, Selasa (9/5).</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Ia menambahkan, kelompok tersebut yang menekan hakim tidak akan pernah merasa puas atas putusan vonis 2 tahun penjara terhadap Ahok.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>“Ada pepatah, dikasih hati minta jantung. Kemarin Ahok disebut-sebut kristen, kafir. Sekarang Amien Rais datang ke Komnas HAM, minta DNA Jokowi diperiksa,” kata Ruhut.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Sebelumnya, Selasa (9/5), Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara yang dipimpin Dwiarso Budi Santiart memvonis Ahok selama dua tahun penjara karena terbukti bersalah melakukan penodaan agama terkait surah Al Maidah ayat 51 di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, 27 September 2016.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>“Terbukti bersalah meyakinkan telah melakukan penodaan agama, pidana penjara dua tahun,” kata Majelis Hakim dalam pembacaan vonisnya.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Menanggapi putusan Majelis Hakim, Ahok pun menggunakan haknya untuk mengajukan upaya hukum banding.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>“Kami akan melakukan banding,” ujar Ahok.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Sementara itu Jaksa Penuntut Umum mengaku akan pikir-pikir terlebih dahulu sebelum memutuskan akan menerima atau menolak putusannya.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>(Rimanews.com/Faisal)</b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>👂</b></span></div>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Jakarta, GATRAnews - Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam perkara Ahok dengan vonis dua tahun penjara disertai perintah untuk menahanan sementara, menjadi bukti bahwa Majelis Hakim dalam perkara Ahok sangat arogan atau congkak.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Pernyataan itu disampaikan Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus, dalam rilisnya kepada redaksi GATRAnews, Selasa (9/5) malam. "Hakim hanya menjadi corong Undang-Undang, tanpa menggali dan menemukan hal-hal baru demi perkembangan hukum pidana, perkembangan politik hukum di Inodensia dan rasa keadilan itu sendiri," ujar Petrus. </b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Petrus yang juga seorang advokat itu menilai, majelis hakim dalam kasus Ahok seolah tidak paham dengan pasal 156a KUHP dan UU No. 1/PNPS Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Dan/Atau Penodaan Agama yang pernah diuji materi di Mahkamah Konstitusi tahun 2009 dan 2012 lalu.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dalam pertimbangannya, Hakim Konstitusi menyatakan bahwa penerapan sanksi pidana dalam pasal 156a KUHP merupakan sanksi yang bersifat 'ultimum remedium'. "Artinya pemidanaan terhadap Ahok dengan menggunakan pasal 156a KUHP, harus merupakan upaya terakhir," kata Petrus.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Selain itu, menurut Petrus, bila mengacu pada pasal 2 UU No.1/PNPS/ tahun 1965 yang melahirkan pasal 156a KUHP, Ahok harus diberi peringatan terlebih dahulu. Bila ia tetap melakukan pelanggaran yang sama, barulah Ahok dikualifikasikan melakukan pelanggaran pidana. "Di situ, ia bisa diproses dengan sanksi pidana menurut pasal 156a KUHP," kata Petrus lagi.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Bukan cuma vonis dua tahun, Petrus berpendapat, hakim pada perkara Ahok telah offside lantaran memasukkan perintah penahanan sebagai satu kesatuan dengan amar putusan. "Pertimbangan penahanan menurut pasal 21 KUHAP tidak relevan karena vonis sudah dibacakan," ujarnya. Kalaupun ada yang berwenang menahan, menurut Petrus, adalah hakim pada Pengadilan Tinggi Jakarta, karena Ahok sudah mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Editor : Cavin R. Manuputty</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>GP Ansor menyerukan agar semua pihak menghormati upaya banding terpidana perkara penistaan agama, yang juga Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). </b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>👍</b></span></div>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>tirto.id - Ketua Departemen Hukum PP GP Ansor, Abdul Hakam Aqsho menyatakan organisasinya menyerukan agar semua pihak menghormati upaya banding terpidana perkara penistaan agama, yang juga Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Pernyataan Hakam ini menanggapi langkah Tim Kuasa Hukum Ahok yang sudah menyatakan akan segera mengajukan banding atas vonis dua tahun penjara yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara kepada kliennya.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Seluruh pihak harus menghargai hak-hak Ahok dan menghormati proses hukum selanjutnya, baik di tingkat banding maupun jika sampai kasasi nantinya," kata Hakam di Jakarta pada Selasa (9/5/2017) seperti dikutip Antara.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dengan begitu, Hakam berharap proses hukum di tingkat banding maupun kasasi terkait vonis Ahok bisa dilaksanakan secara bebas, adil, dan tidak memihak.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Tidak ada satu pihak pun yang boleh memengaruhi proses peradilan," kata Hakam.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dia juga mendesak aparat penegak hukum, khususnya hakim, yang menangani pengajuan banding Ahok bersikap independen untuk mewujudkan keadilan yang substantif sehingga putusannya nanti bukanlah merupakan produk hukum dari hasil pesanan maupun tekanan pihak-pihak tertentu.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Hakam menambahkan, GP Ansor selama ini menilai akar permasalahan kasus penistaan agama yang membelit Ahok dan kasus-kasus sejenis lainnya adalah masih berlakunya UU PNPS No. 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama serta Pasal 156a KUHP. </b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Implementasi peraturan tersebut, menurut Hakam, telah memunculkan banyak proses hukum yang berbau diskriminatif. Kedua aturan itu terbukti seringkali digunakan untuk mengkriminalisasi pemeluk agama dan kepercayaan minoritas di Indonesia. </b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Guna mengakhiri kriminalisasi tersebut maka pemerintah dan DPR RI perlu mencabut dan atau merevisi aturan tersebut," kata dia.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Hakam melanjutkan, GP Ansor mendesak aparat penegak hukum sebaiknya lebih berfokus memberikan tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok yang sering menyebarkan ujaran kebencian ketimbang menjerat banyak warga negara di kasus penistaan agama. Hakam menilai kelompok-kelompok penyebar kebencian memberikan dampak lebih berbahaya terhadap persatuan dan keutuhan negara. </b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Aparat penegak hukum perlu mengambil langkah-langkah tegas menertibkan oknum-oknum dan kelompok-kelompok yang selama ini nyata-nyata menyebarkan ujaran kebencian, menganjurkan tindakan diskriminatif, mengancam eksistensi negara bangsa, dan bahkan mempromosikan cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuannya," kata Hakam. </b></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Liputan6.com, Jakarta - Putusan kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan dibacakan 9 Mei 2017 mendatang. Namun, sejumlah kelompok akan menggelar demonstrasi pada 5 Mei untuk menuntut Ahok divonis bersalah.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Ahli Hukum Todung Mulya Lubis mengatakan, seharusnya semua pihak menunggu vonis dari majelis hakim.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>BACA JUGA</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dukungan Petisi Ahok Tidak Menistakan Agama Tembus 10 Ribu</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Karangan Bunga untuk Ahok Dirusak Saat Demo Buruh</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Menunggu Nasib Kampung Aquarium</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Kita menunggu vonis dari majelis hakim. Kita ingin berdasarkan fakta, alat bukti dan ketentuan hukum yang berlaku," kata Todung di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (3/5/2017).</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dia menegaskan, jangan sampai majelis hakim dan peradilan di Indonesia ini kalah dengan tekanan massa.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Kita tidak ingin pengadilan ini kalah dengan intimidasi dan demonstrasi. Kita tidak ingin kalah dengan mobokrasi, intimidasi dan tekanan," jelas Todung.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Menurut dia, apa yang terjadi saat ini, memang sudah banyak tekanan. Terlebih apa yang terjadi di media sosial.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Di media sosial ini, semuanya intimidasi. Seolah-olah pengadilan ini disuruh memutuskan bersalah," tandas Todung.</b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>👮</b></span></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br /></b></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b>Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan segera mengeluarkan sikap keagamaan tentang <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/k/kasus-korupsi/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">korupsi</a></b>. Saat ini, MUI tengah merinci sikap keagamaan tersebut sehingga bisa dijadikan Komisi Pemberantasan <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/k/kasus-korupsi/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Korupsi</a></b> (KPK) sebagai acuan untuk memberantas korupsi di tanah air. </div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
Sikap keagamaan yang nantinya dikeluarkan oleh MUI diharapkan dapat membuat koruptor jera atau membuat takut untuk melakukan tindak pidana korupsi. </div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
"Supaya menjadi acuan penegak hukum, bagaimana menghukum. Karena KPK ini bolak-balik menghukum, bolak-balik tapi tidak jera juga. Terus terjadi korupsi yang merampas hak-hak kehidupan masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI Ikhsan Abdullah di kawasan Cikini, <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b>, Sabtu (29/4). </div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
Ikhsan menjelaskan korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang dapat merugikan umat. Sikap keagamaan dari MUI diharapkan dapat mencegah seseorang untuk melakukan korupsi. </div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Fahd El Fouz (FEF) alias Fahd A Rafiq sebagai tersangka dugaan suap pengurusan anggaran dan atau pengadaan barang dan jasa di Kementerian Agama tahun anggaran 2011-2012. Salah satunya terkait pengadaan Alquran. Ini merupakan kasus korupsi paling hangat yang tengah digarap oleh KPK selain kasus korupsi e-KTP. </div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
Ikhsan mengatakan, korupsi pengadaan Alquran tersebut bukan menjadi salah satu alasan pihaknya ingin mengeluarkan sikap keagamaan. Meski, korupsi berkaitan dengan umat muslim karena menyangkut kitab suci, namun dalam hal ini tak termasuk melecehkan agama. Sebab, korupsi dilakukan dalam hal pengadaan bukan dalam 'korupsi' ayat-ayat dalam kitab suci Alquran. </div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
"Yang jelas kan korupsinya mengenai pengadaan Alquran. Bukan korupsi mengurangi ayat-ayat Alquran," ujarnya.</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[pan]</strong></div>
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center; text-size-adjust: 100%;">
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">👺</strong></div>
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;"><span itemprop="contentLocation"><br /></span></strong>
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;"><span itemprop="contentLocation">Jakarta</span>, <span itemprop="creator">CNN Indonesia</span> </strong><span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">-- LBH Jakarta membela Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait dengan kasus dugaan penistaan agama.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa menyatakan Ahok sudah menjadi korban dari penggunaan pasal anti-demokrasi, yakni Pasal 156a KUHP tentang penodaaan agama. Dia mengungkapkan pernyataan Ahok soal Al Maidah di Pulau Pramuka pada September lalu, bukan masuk dalam tafsir agama.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">"Pernyataan Ahok dilindungi kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi," kata Alghiffari dalam keterangan pers yang dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (20/4).</span><br />
<br />
<table align="left" class="topiksisip" style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;"><tbody>
<tr><td><div class="topik2" style="border: 1px solid rgb(206, 206, 206); float: left; margin-bottom: 15px; margin-right: 20px; width: 226px;">
<div class="title" style="background: rgb(0, 0, 0); color: white; margin: -1px -1px 0px; padding: 6px 10px;">
Pilihan Redaksi</div>
<ul style="color: #7a7a7a; margin: 0px 0px 0px 18px; padding: 10px;">
<li style="margin: 0px; padding: 0px 0px 5px;"><h5 style="font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20170420082505-516-208821/ahok-pesan-ke-anies-pembahasan-apbdp-jangan-sampai-deadlock/" style="color: #4c4c4c; line-height: 18.2px; text-decoration-line: none;">Ahok Pesan ke Anies Pembahasan APBDP Jangan Sampai Deadlock</a></h5>
</li>
<li style="margin: 0px; padding: 0px 0px 5px;"><h5 style="font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20170420085251-516-208827/hitung-riil-kpu-544-persen-anies-unggul-selisih-128-persen/" style="color: #4c4c4c; line-height: 18.2px; text-decoration-line: none;">Hitung Riil KPU 54,4 Persen, Anies Unggul Selisih 12,8 Persen</a></h5>
</li>
<li style="margin: 0px; padding: 0px 0px 5px;"><h5 style="font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170420095343-12-208854/pembacaan-tuntutan-massa-kontra-ahok-padati-area-sidang/" style="color: #4c4c4c; line-height: 18.2px; text-decoration-line: none;">Pembacaan Tuntutan, Massa Kontra Ahok Padati Area Sidang</a></h5>
</li>
</ul>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Dia menegaskan justru penyerbarluasan tafsir negatif yang ada di media sosial, mengakibatkan keresahan di masyarakat.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Ada pihak ketiga, sambung Alghiffari, yang tak mengalami langsung pernyataan tersebut namun akhirnya mengakibatkan gerakan massa 411, 212 dan 313 dengan legitimasi bahwa Ahok menista agama.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">LBH Jakarta dalam hal ini memberikan rekomendasi dalam kapasitasnya sebagai </span><em style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">Amicus Curiae</em><span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"> atau Sahabat Peradilan, agar majelis hakim menjunjung tinggi penegakan hukum dan HAM.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">"Terutama yang berkaitan dengan hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan," kata Alghiffari.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Di sisi lain, LBH Jakarta juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk meninjau ulang Pasal 156a KUHP yang dianggap anti-demokrasi. Menurut lembaga itu, peraturan macam itu dapat meruntuhkan nilai-nilai keberagaman. </span><b style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">(asa)</b><br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: #f1f1f1; color: #555555; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">💏</b></div>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos meminta majelis hakim membebaskan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dari segala dakwaan dan merehabilitasi nama baiknya. Menurut Bonar, proses peradilan yang selama ini berlangsung hanya untuk memenuhi hasrat politik.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Dalam persidangan Kamis pagi, jaksa penuntut umum menuntut Basuki alias Ahok dengan hukuman pidana satu tahun penjara dan masa percobaan selama dua tahun. Jaksa menyatakan Ahok terbukti melakukan pelanggaran Pasal 156 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang merupakan dakwaan alternatif. Namun, Ahok tidak terbukti melakukan tindakan yang melanggar Pasal 156a KUHP sebagai dakwaan primer.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>“Tuntutan JPU yang membebaskan Ahok dari tuntutan Pasal 156a KUHP ini menguatkan pandangan bahwa unsur-unsur penistaan agama dalam pernyataan Ahok yang menyitir Al-Maidah ayat 51 sulit dibuktikan,” kata Bonar dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 April 2017.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Baca: Jaksa Tuntut Ahok 1 Tahun Penjara dengan Percobaan 2 Tahun</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Selain itu, kata Bonar, tuntutan itu mengindikasikan penetapan Ahok sebagai tersangka oleh kepolisian bukan sebuah due process of law. Penegak hukum berupaya memuaskan hasrat kerumunan politik (political mob) untuk menjebloskan Ahok ke penjara dan menyingkirkannya dari pemilihan Gubernur DKI Jakarta lewat stigma “penista agama”.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Peradilan atas Ahok dengan dakwaan penistaan agama itu dianggap sebagai instrumentasi hukum oleh aparat penegak hukum untuk kepentingan politik. “Atau paling tidak membiarkan hukum menjadi instrumen untuk memenuhi hasrat dan kepentingan politik kerumunan massa jalanan,” ucapnya.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Menurut Bonar, bila JPU secara meyakinkan menyatakan Ahok tidak terbukti melanggar Pasal 156a KUHP sebagai dakwaan primer, sesungguhnya JPU gagal membuktikan mens rea (niat jahat) Ahok di balik ucapannya. “Karenanya semakin nyata keanehan proses pro justicia kasus Ahok bila tuntutan Pasal 156 KUHP dipaksakan,” ujar Bonar.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Bonar menjelaskan, cakupan Pasal 156 lebih luas dari 156a, sehingga semakin tidak tepat, kabur, dan abstrak tuntutan atas Ahok. “Tuntutan main-main itu sebenarnya semakin menguatkan indikasi bahwa selama ini penegak hukum tunduk pada aspirasi politik 'pokoknya Ahok harus salah',” tutur Bonar.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Baca juga: Alasan Jaksa Tak Tuntut Ahok dengan Pasal Penistaan Agama</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Setara Institute, ujar Bonar, mengingatkan majelis hakim agar menghayati asas In Dubio Pro Reo dalam memutus kasus Ahok. Jika ada keragu-raguan mengenai sesuatu hal, haruslah diputuskan hal-hal yang menguntungkan terdakwa. “Lebih baik membebaskan 1.000 orang yang bersalah, daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah,” kata Bonar.</b></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>AHMAD FAIZ</b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>👪</b></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com -</span> Pengadilan Negeri Jakarta Utara tetap menggelar sidang perkara dugaan penodaan agama dengan terdakwa <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/basuki.tjahaja.purnama" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> atau <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> pada 11 April 2017, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pada sidang terakhir. Humas Pengadilan Negeri Jakarta Utara Hasoloan Sianturi mengatakan, sidang hanya bisa ditunda jika disetujui hakim dan dibacakan di muka persidangan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Sesuai dengan sistim peradilan kita, ya kan, dan di situlah sifat terbukanya pengadilan itu, apapun acara tindakan dan tindakan yg dianggap perlu dalam persidangan, semua diutarakan di persidangan," kata Sianturi ketika dihubungi, Jumat (7/4/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Sianturi mengatakan sesuai mekanisme yang berlaku, penundaan hanya bisa dilakukan setelah pihak yang berperkara yakni jaksa atau penasihat hukum terdakwa, memohonkan kepada hakim dalam persidangan. Majelis hakim kemudian akan berunding dan memutuskan kapan sidang digelar dengan berbagai pertimbangannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Dalam sidang terakhir atau sidang ke-17 pada Selasa (4/4/2017) lalu, Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto menetapkan sidang pembacaan tuntutan digelar pada 11 April 2017.</div>
<div class="flying_desktop" style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<div data-google-query-id="CMXb7KnnkdMCFRS9jgod7IoESA" id="div-gpt-ad-210346665559669319-411" style="box-sizing: border-box;">
<div id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; max-width: 100%; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Sidang sesuai dengan yang diumumkan, ditetapkan Selasa kemarin ya," kata Sianturi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya dalam surat yang diterima wartawan kemarin meminta kepada Pengadilan Negeri Jakarta Utara agar sidang dengan agenda tuntutan dalam perkara dugaan penodaan agama dengan terdakwa <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> ditunda demi alasan keamanan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"<em style="box-sizing: border-box;">Mengingat semakin rawannya situasi keamanan di DKI Jakarta, maka demi kepentingan keamanan dan ketertiban masyarakat, serta akan dilaksanakan pengamanan tahap pemungutan suara pemilukada DKI Jakarta putaran II, dimana perkuatan pasukan <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/polri" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Polri</a> dan <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/tni" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">TNI</a> akan dikerahkan semua, maka disarankan kepada Ketua agar Sidang dengan Agenda Tuntutan Perkara Dugaan Penistaan Agama dengan Terdakwa <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/basuki.tjahaja.purnama" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> alias <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> untuk ditunda setelah tahap pemungutan suara Pemilukada DKI Putaran II</em>," bunyi petikan surat dari pihak kepolisian itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
👄👄</div>
<div style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Kegaduhan sosial politik menerpa di tengah masyarakat menyusul serangkaian demonstrasi sejumlah organisasi massa atau ormas yang mengatasnamakan agama dalam rentang setengah tahun terakhir. Nuansa politis ditengarai sangat kental dalam berbagai aksi tersebut. <a href="http://m.liputan6.com/news/read/2906054/ketua-mpr-ceritakan-toleransi-indonesia-ke-zakir-naik" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Toleransi">Toleransi</a> dan kebinekaan yang selama ini terjaga di Indonesia pun terusik.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Fenomena tersebut turut menjadi perhatian Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia Hamka Haq. Bila benar ditunggangi kepentingan politis, menurut mantan Guru Besar di IAIN Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, aksi seperti itu tidak bisa dikatakan murni perjuangan agama.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Karena kita harus menyadari posisi hidup di negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan kebinekaan," ucap Hamka Haq saat berbincang dengan reporter <em style="box-sizing: border-box;">Liputan 6 SCTV</em> Realino Oscar di kediamannya, beberapa hari lalu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
</div>
<div class="baca-juga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; width: 1237px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; margin-bottom: 1em; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2906054/ketua-mpr-ceritakan-toleransi-indonesia-ke-zakir-naik" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Ketua MPR Ceritakan Toleransi Indonesia ke Zakir Naik">Ketua MPR Ceritakan Toleransi Indonesia ke Zakir Naik</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2904871/aher-ajak-masyarakat-tingkatkan-toleransi-antar-umat-beragama" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Aher Ajak Masyarakat Tingkatkan Toleransi Antar Umat Beragama">Aher Ajak Masyarakat Tingkatkan Toleransi Antar Umat Beragama</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2876826/kedatangan-raja-salman-jadi-simbol-toleransi-beragama-di-bali" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Kedatangan Raja Salman Jadi Simbol Toleransi Beragama di Bali">Kedatangan Raja Salman Jadi Simbol Toleransi Beragama di Bali</a></li>
</ul>
</div>
<div class="seamless" data-google-query-id="CNaM6PSSkdMCFQzSjgodwH8N0w" id="NEWS-SEAMLESS" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: auto;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Menurut penulis buku <em style="box-sizing: border-box;">Islam, Pancasila dan Pluralisme</em> tersebut, masyarakat Indonesia bukan hidup di negara seperti Arab Saudi yang notabene 100 persen muslim atau mono-agama dan mono-budaya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
"Kita di sini beragam, baik etnis, budaya maupun agama. Jadi diperlukan kebersamaan," tutur pria kelahiran Barru, Sulawesi Selatan, yang genap berusia 64 tahun tersebut.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Lebih jauh ia memaparkan, fenomena agama ditunggangi kepentingan politis muncul lantaran kekurangtahuan mengenai posisi sebagai umat beragama dalam negara Pancasila.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Saya harus mengulangi di sini, bahwa dalam kaitan dengan negara Pancasila sebagai negara hukum dan dengan kita sebagai umat beragama itu, ada tiga kategori ayat atau ajaran agama bila dikaitkan dengan negara (berdasar) Pancasila," ia menekankan.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Tak Diundangkan, Ayat Tak Berlaku</span><br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Pertama, Hamka Haq memaparkan, kategori syariat Islam berlangsung secara otomatis karena diakui oleh konstitusi seperti yang tertuang dalam Pasal 29 UUD 1945. Ayat-ayat atau syariat yang berlaku atau diberlakukan karena diundangkan oleh negara dan dibuat undang-undangnya oleh negara.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Sebagai contoh, syariat Islam tentang keluarga diatur dalam UU Perkawinan yang tertuang dalam UU No 1 1974. Di sini diatur tentang perkawinan, perceraian serta anak yang dikompilasikan dengan hukum syariat Islam dan berlaku karena diundangkan oleh negara.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Hanya saja, menurut anggota Komisi VIII DPR yang membidangi sosial dan agama tersebut, ayat-ayat yang tidak diundangkan oleh negara tidak bisa diberlakukan di Indonesia, sebagai contoh pencuri.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Di Al-Maidah 38, pencuri itu dipotong tangan. Akan tetapi tidak bisa diberlakukan di Indonesia karena negara tidak mengatur UU tersebut," ujar dia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Kedua, hal ini sama kaitannya dengan UU Pilkada. Dalam UU Pilkada, tidak ada aturannya Pilkada itu sah menurut ajaran agama masing-masing. "Jadi ayat-ayat pidana seperti itu dan juga politik tidak bisa diberlakukan di Indonesia. Karena tidak diundangkan dalam negara," Hamka Haq menjelaskan.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Misalnya, UU Pilkada membolehkan muslim memilih nonmuslim kalau dia mau. Membolehkan nonmuslim kalau dia mau, tidak ada paksaan. Jika ia mau, itu dibolehkan," ia menambahkan.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Dengan kata lain, warga memilih kandidat dalam Pilkada yang bukan seagama tidak serta-merta disebut kafir. "Jadi, jangan terlalu mudah membuat statement kafir karena hanya satu ayat yang belum berlaku di Indonesia," kata penasihat Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2010 tersebut.</div>
<h1 class="article-header__title" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px; line-height: 1.25em; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px; text-align: center;">
👀</h1>
<h1 class="article-header__title" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px; line-height: 1.25em; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px;"><br /></span></h1>
<h1 class="article-header__title" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px; line-height: 1.25em; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px;">
<span style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px;">JAKARTA, KOMPAS.com</span><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;"> - Selain video KH </span><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/abdurrahman.wahid" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; outline: 0px; position: relative; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Abdurrahman Wahid</a><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;"> atau </span><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/gus.dur" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; outline: 0px; position: relative; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Gus Dur</a><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">, penasihat hukum juga menayangkan video pemimpin </span><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/front.pembela.islam" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; outline: 0px; position: relative; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Front Pembela Islam</a><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;"> (FPI) </span><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/rizieq.shihab" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; outline: 0px; position: relative; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Rizieq Shihab</a><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;"> dalam persidangan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa </span><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/basuki.tjahaja.purnama" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; outline: 0px; position: relative; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;"> atau </span><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; outline: 0px; position: relative; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">, di Auditorium </span><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/kementerian.pertanian" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; outline: 0px; position: relative; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Kementerian Pertanian</a><span style="color: black; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2017).</span></h1>
<h1 class="article-header__title" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px; line-height: 1.25em; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
Video tersebut menayangkan Rizieq yang tengah berceramah mengenai larangan memilih pemimpin dari kalangan non-muslim. Dalam video tersebut, Rizieq menjelaskan tafsir surat Al-Maidah ayat 51 dan 52.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
"Ada informasi sangat luar biasa di Al-Maidah ayat 52. Jangan kalian pilih mengambil orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, barangsiapa menjadikan kaum itu sebagai pemimpin, maka termasuk golongan mereka," kata Rizieq, dalam video tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
Masih dalam video tersebut, Rizieq menyebut saat ini banyak orang yang membela non-muslim untuk menjadi pemimpin.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
"Ada yang mengatakan, kalau kita enggak pilih dia, nanti program pembangunan macet, program pemerataan dan kesejahteraan masyarakat macet. Nanti kalau enggak pilih dia, musibah buat kita. Saya tanya, ada enggak yang ngomong seperti itu? Persis, Allah ceritakan dalam Al-Maidah ayat 52," kata Rizieq.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
Selain itu, dia menyebut banyak ustaz dan ahli tafsir yang memutarbalikkan ayat suci Al-Quran demi membela <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> agar menjadi pemimpin.</div>
<div class="flying_desktop" style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
<div data-google-query-id="CN6N06GRkdMCFYUUaAodZJIH1w" id="div-gpt-ad-210346665559669319-411" style="box-sizing: border-box;">
<div id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; max-width: 100%; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-top: -17px;">
<div class="clearfix" style="box-sizing: border-box;">
<div class="paralax-artikel paralax-artikel--kanal" style="box-sizing: border-box;">
<div class="paralax-ad" style="box-sizing: border-box; height: 300px; margin: 20px auto; position: relative; width: 560.547px;">
<div class="inner-paralax-ad" style="box-sizing: border-box; clip: rect(auto auto auto auto); height: 300px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 560.547px;">
<div class="img-paralax-ad" style="box-sizing: border-box; height: 703px; margin: 0px auto; position: fixed; text-align: center; top: 50px; transform: translateZ(0px); width: 560px;">
</div>
</div>
<span class="label-ad" style="box-sizing: border-box; color: #767676; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10px; left: 0px; position: absolute; text-align: center; top: -20px; width: 560.547px;"><br /></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
"Ini ustaz yang putarbalikkan ayat Al-Quran, dia menipu umat pakai ayat Al-Quran, nipu pakai hadis nabi. Yuk ke depan lebih selektif, jangan sembarangan milih gubernur," kata Rizieq dalam video tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
Baca: <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2017/02/28/20484181/kenapa.ahok.diam.saja.saat.rizieq.berikan.kesaksian.dalam.sidang." style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Kenapa Ahok Diam Saja Saat Rizieq Berikan Kesaksian dalam Sidang?</a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
Anggota tim kuasa hukum <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a>, I Wayan Sidarta, menjelaskan alasan pihaknya memutar video Rizieq. Menurut dia, video itu sebagai pembanding dengan video <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> di Kepulauan Seribu."Pak Basuki pidato dalam rangka budidaya perikanan dan diperkuat pendapat tokoh seorang <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/gus.dur" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Gus Dur</a>, kok bisa diadili? Sementara Rizieq ngomong seperti itu, kok enggak diapa-apain, adil enggak, pantas enggak? Ini tidak lain dan tidak bukan, rekayasa menjegal <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> sebagai gubernur," kata Wayan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300;">
Adapun <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama karena mengutip surat Al-Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu. JPU mendakwa <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ahok</a> dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px;">✌✌</strong></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 300; text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> - Tim jaksa penuntut umum dalam sidang kasus dugaan penodaan agama, mencecar saksi ahli agama Islam, Hamka Haq, mengenai latar belakang organisasi yang diikutinya saat ini. Hamka merupakan saksi ahli agama yang didatangkan oleh kubu terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. </span></div>
</h1>
<h1 class="article-header__title" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px; line-height: 1.25em; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px;">
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"Saudara ahli, apakah saudara ahli bagian dari MUI?" kata jaksa penuntut umum Ali Mukartono, di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 29 Maret 2017. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca juga: </strong><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/03/29/063860595/ahli-bahasa-sebut-dibohongi-tidak-penting-begini-reaksi-jaksa" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;">Ahli Bahasa Sebut 'Dibohongi' Tidak Penting, Begini Reaksi Jaksa</a></strong><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Hamka menjelaskan bahwa ia masuk sebagai pengurus kelembagaan Majelis Ulama Indonesia sejak 1982, di tingkat kabupaten di daerah Sulawesi Selatan. Saat itu, ia menjabat sebagai sekretaris. Pada 1986 hingga 1990, Hamka melanjutkan studi S-2 dan S-3 di Jakarta. Namun, setelah kembali ke Makassar, ia diangkat menjadi Sekretaris MUI Sulawesi Selatan selama 10 tahun sampai 2000.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"Setelah 2000, saya katakan regenerasi, biar saya menjadi salah seorang ketua saja 2000-2005 di Sulawesi Selatan. 2005-2010 sampai sekarang itu duduk di Dewan Penasihat MUI Pusat. Sekarang namanya Dewan Pertimbangan," kata Hamka. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca pula: </strong><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/03/29/063860544/sidang-ahok-ahli-bahasa-fokusnya-bukan-pada-al-maidah-tapi" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;">Sidang Ahok, Ahli Bahasa: Fokusnya Bukan pada Al-Maidah, tapi...</a></strong><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Lantas, Ali menyatakan keheranannya lantaran Hamka yang merupakan anggota Komisi Agama di Dewan Perwakilan Rakyat juga merangkap sebagai Dewan Pertimbangan MUI. "Boleh merangkap ya?" </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Hamka menyatakan bahwa Dewan Pertimbangan MUI bukan pengurus eksekutif. Lagipula, kata dia, posisinya itu tidak digaji. "Yang dilarang itu kalau memperoleh tunjangan negara," ujar Hamka.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Selanjutnya, JPU meminta majelis hakim mencatat keterangan Hamka yang mengaku masih menjadi Dewan Pertimbangan MUI Pusat. Sebab, sejak awal dihadirkan, kubu Ahok dan Hamka sendiri hanya menyebutkan posisi sebagai ahli agama Islam. "Mohon dicatat Yang Mulia, karena tidak disampaikan sejak awal," kata Ali. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">FRISKI RIANA</strong></h1>
<div style="text-align: center;">
<strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">💘</strong></div>
<h1 class="article-header__title" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px; line-height: 1.25em; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px;">
<strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO</strong><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">, </span><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Jakarta</strong><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> - Dosen tafsir Al-Quran Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sahiron Syamsuddin, yang menjadi saksi ahli kasus dugaan penistaan agama oleh terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengatakan Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu tak menistakan agama. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">“Pak Ahok mengkritik para politikus yang menggunakan surat Al-Maidah ayat 51 untuk kepentingan politik tertentu,” kata dia seusai sidang ke-16 di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 29 Maret 2017.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Dalam kesaksiannya, Sahiron mengatakan Ahok tak menyebut nama ulama tertentu. “Jadi tidak menodai,” kata dia. “Pak Ahok tidak menghina Al-Quran surat Al-Maidah ayat 51."</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Sahiron menganggap, dalam memahami surat Al-Maidah ayat 51, harus memperhatikan aspek bahasa, sejarah, dan pesan utama ayat tersebut. “Dari sisi bahasa, aulia bukan pemimpin, tapi lebih kepada teman setia,” ucapnya.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Ia merujuk pada sebuah fatwa di Mesir. Masyarakat negara tersebut yang berpenduduk mayoritas muslim dan memiliki konstitusi yang jelas, kata dia, bisa memilih pemimpin nonmuslim. “Di negara yang punya konstitusi, punya parlemen, punya MPR dan DPR, mufti di Mesir mengatakan boleh saja yang dipilih orang Islam, boleh yang nonmuslim, boleh juga kaum wanita," kata Sahiron.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Enam orang saksi dihadirkan tim pengacara Ahok dalam sidang ke-16 itu. Dua saksi ahli masuk berita acara pemeriksaan (BAP), yakni ahli bahasa dari Universitas Katolik Atma Jaya, Bambang Kaswanti Purwo, dan ahli psikologi sosial, yang juga Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial dan Laboratorium Psikologi Sosial Eropa, Risa Permana Deli. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Sahiron termasuk satu dari lima saksi ahli lain yang tak masuk BAP. Keempat saksi ahli lain, di antaranya ahli agama Islam, yang juga Wakil Ketua Mustasyar Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Hamka Haq; ahli agama Islam sekaligus Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia, Masdar Farid Mas'udi; dan ahli hukum pidana sekaligus dosen hukum pidana Universitas Udayana, I Gusti Ketut Ariawan.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">ANGELINA ANJAR SAWITRI</strong></h1>
<div style="text-align: center;">
<strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👪</strong></div>
<h1 class="article-header__title" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 25px; line-height: 1.25em; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px;">
Penjelasan Rais Syuriah PBNU soal Kesaksian di Sidang Ahok</h1>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Sidang ke 15 kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menghadirkan <a href="https://m.liputan6.com/news/read/2894151/ahli-agama-makna-auliya-di-al-maidah-ayat-51-bukan-pemimpin" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Ahmad Ishomuddin">Ahmad Ishomuddin</a> sebagai saksi ahli agama. Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) itu dihadirkan oleh tim Ahok.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Di persidangan, Ahmad Ishomuddin menguraikan tentang surat al Maidah ayat 51, surat yang disebut Ahok saat berpidato di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu September tahun lalu, yang kemudian diperkarakan oleh sebagian kelompok masyarakat dengan menyebut Ahok telah menistakan agama.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2897961::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; width: 1252px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; margin-bottom: 1em; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="https://m.liputan6.com/tv/read/2894816/segmen-2-saksi-sidang-ahok-hingga-ott-di-pelabuhan-peti-kemas" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Segmen 2: Saksi Sidang Ahok hingga OTT di Pelabuhan Peti Kemas</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="https://m.liputan6.com/news/read/2894837/news-flash-ahli-agama-di-sidang-ahok-sayangkan-sikap-keagamaan-mui" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">NEWS FLASH: Ahli Agama di Sidang Ahok Sayangkan Sikap Keagamaan MUI</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="https://m.liputan6.com/news/read/2893506/tim-ahok-hadirkan-ahli-agama-pbnu-di-sidang-lanjutan-hari-ini" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Tim Ahok Hadirkan Ahli Agama PBNU di Sidang Lanjutan Hari Ini</a></li>
</ul>
</div>
<div class="seamless" data-google-query-id="CNyD9Jr17tICFRISaAodTV0CgQ" id="NEWS-SEAMLESS" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: auto;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Dalam sebuah tulisan yang diunggah di akun Facebooknya, Jumat (24/3/2017), <a href="https://m.liputan6.com/news/read/2894244/ahli-agama-di-sidang-ahok-sayangkan-sikap-keagamaan-mui" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Ahmad Ishomuddin">Ahmad Ishomuddin</a> memaparkan alasannya hadir dalam persidangan, juga menjelaskan bagaimana sebenarnya masalah penistaan agama yang dituduhkan ke Ahok tersebut. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari akun Facebook milik Ishomuddin:</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">TABAYYUN SETELAH SIDANG KE-15 KASUS PENODAAN AGAMA</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">Oleh: Ahmad Ishomuddin</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Beberapa waktu lalu saya diminta oleh penasehat hukum bapak BTP (Ahok) untuk menjadi saksi ahli atas kasus penodaan agama yang didakwakan kepadanya. Penasehat hukum dalam UU Advokat juga termasuk penegak hukum di negara konstitusi Republik Indonesia, sebagaimana dewan hakim dan para JPU (Jaksa Penuntut Umum). Karena kesadaran hukumlah saya bersedia hadir dan menjadi saksi ahli dalam sidang ke-15.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Saya menyadari betul dan sudah siap mental menghadapi resiko apa pun, termasuk mempertaruhkan jabatan saya yang sejak dulu saya tidak pernah memintanya, yakni baik sebagai Rais Syuriah PBNU (periode 2010-2015 dan 2015-2020) maupun Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat (2015-2020), demi turut serta menegakkan keadilan itu.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Sebab, sepertinya umat Islam sudah lelah dan kehabisan energi karena terlalu lama mempersengketakan kasus pak BTP (Ahok). Sebagian umat yakin ia pasti bersalah dan sebagian lagi menyatakan belum tentu bersalah menistakan Qs. al-Maidah ayat 51.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Oleh sebab itu, persengketaan dan perselisihan tersebut segera diselesaikan di pengadilan, agar di negara hukum kita tidak memutuskan hukum sendiri-sendiri. Saya hadir, sekali lagi saya nyatakan, di persidangan karena diminta dan karena ingin turut serta terlibat untuk menyelesaikan konflik seadil-adilnya di hadapan dewan hakim yang terhormat.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Saya hadir di persidangan bukan atas nama PBNU, MUI, maupun IAIN Raden Intan Lampung, melainkan sebagai pribadi. Tidak mewakili PBNU dan MUI karena sudah ada yang mewakilinya. Saya bersedia menjadi saksi ahli pada saat banyak orang yang diminta menjadi saksi ahli pihak pak BTP berpikir-pikir ulang dan merasa takut ancaman demi menegakkan keadilan.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Dalam hal ini saya berupaya menolong para hakim agar tidak menjatuhkan vonis kepadanya secara tidak adil (zalim), yakni menghukum orang yang tidak bersalah dan membebaskan orang yang salah.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;"></em></div>
<h2 class="multipage" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Mari Hormati Hukum</h2>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Tentu karena saya juga berharap agar seluruh rakyat Indonesia tenang dan tidak terus menerus gaduh apa pun alasannya hingga vonis dewan hakim diberlakukan. Rakyat harus menerima keputusan hakim agar tidak ada lagi anak bangsa ini main hakim sendiri di negara hukum.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Saya hadir sebagai saksi ahli agama karena dinilai ahli oleh para penasehat hukum terdakwa, dan di muka persidangan saya tidak mengaku sebagai ahli tafsir, melainkan fiqih dan ushul al-fiqh. Suatu ilmu yang sudah sejak lama saya tekuni dan saya ajarkan kepada para penuntut ilmu.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Namun, itu bukan berarti saya buta dan tidak mengerti sama sekali dengan kitab-kitab tafsir. Alhamdulillah, saya dianugerahi oleh Allah kenikmatan besar untuk mampu membaca dan memahami dengan baik berbagai referensi agama seperti kitab-kitab tafsir berbahasa Arab, bukan dari buku-buku terjemahan. Semua itu adalah karena barakah dan sebab doa dari orang tua dan para kyai saya di berbagai pondok pesantren.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Saat saya ditanya tentang pendidikan terakhir saya oleh ketua majelis hakim, saya menjawab bahwa pendidikan formal terakhir saya adalah Strata 2 konsentrasi Syari'ah. Saya memang belum bergelar Doktor, meski saya pernah kuliah hingga semester 3 di program S-3 dan tinggal menyusun disertasi namun sengaja tidak saya selesaikan. Jika ada yang menyebut saya Doktor saya jujur dengan mengklarifikasinya, sebagaimana saat orang menyebut saya haji, karena benar saya belum haji.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Bagaimana saya mampu berhaji, saya miskin dan banyak orang yang tahu bahwa saya sekeluarga hidup sederhana di rumah kontrakan yang sempit. Namun sungguh saya tidak bermaksud melakukan pembohongan publik. Saya yakin sepenuhnya bahwa penguasaan ilmu dan kemuliaan itu adalah diberikan oleh Allah kepada para hamba yang dikehendaki-Nya dan karenanya saya tidak pernah merendahkan siapa saja.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Titel kesarjanaan, gelar panggilan kyai haji, dan pangkat bagi saya bukanlah segalanya. Saya berusaha menghormati siapa saja yang menjaga kehormatannya. Bagi saya berbeda pendapat adalah biasa dan wajar saja dan karenanya saya tetap menaruh hormat kepada siapa saja yang berbeda dari saya, terutama kepada orang yang lebih tua, lebih-lebih kepada para kyai sepuh.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Dalam persidangan ke-15 itu tentulah saya menjawab dengan benar, jujur, tanpa sedikitpun kebohongan, di bawah sumpah semua pertanyaan yang diajukan, baik oleh Majelis Hakim, para Penasehat Hukum, maupun para para Jaksa Penuntut Umum (JPU).</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Apabila para saksi, baik saksi fakta maupun saksi ahli, yang diajukan JPU lebih bersifat memberatkan terdakwa karena yakin akan kesalahannya, maka saya sebagai saksi ahli agama yang diajukan oleh para Penasehat Hukum bersifat meringankannya, selanjutnya nanti majelis hakimlah yang akan memutuskannya.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Kesaksian itu saya berikan berdasarkan ilmu, sama sekali bukan karena dorongan hawa nafsu seperti karena ingin popularitas, karena uang dan atau keuntungan duniawi lainnya. Sungguh tidaklah adil dan bertentangan dengan konstitusi jika saya disesalkan, dilarang, dimaki-maki, diancam dan bahkan difitnah karena kesaksian saya itu, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;"></em></div>
<h2 class="multipage" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Perihal Surat Al Maidah</h2>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Sangat disesalkan bahwa gelombang fitnah dan teror telah menimpa saya, terutama di media sosial yang kebanyakan ditulis dan dikomentari tanpa tabayyun.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Berita yang beredar tentang diri saya dari sisi-sisi yang tidak benar langsung dipercaya dan segera terburu-buru disebarluaskan. Di antaranya berita bahwa saya menyatakan bahwa Qs. al-Maidah ayat 51 tidak berlaku lagi, tidak relevan, atau expaired. Berita itu berita bohong (hoax).</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Yang benar adalah bahwa saya mengatakan bahwa konteks ayat tersebut dilihat dari sabab an-nuzulnya terkait larangan bagi orang beriman agar tidak berteman setia dengan orang Yahudi dan Nasrani karena mereka memusuhi Nabi, para sahabatnya, dan mengingkari ajarannya.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Ayat tersebut pada masa itu tidak ada kaitannya dengan pemilihan pemimpin, apalagi pemilihan gubernur. Adapun kini terkait pilihan politik ada kebebasan memilih, dan jika berbeda hendaklah saling menghormati dan tidak perlu memaksakan pendapat dan tidak usah saling menghujat.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Kata " awliya' " yang disebut dua kali dalam ayat tersebut jelas terkategori musytarak, memiliki banyak arti/makna, sehingga tidak monotafsir, tetapi multi tafsir. Pernyataan saya tersebut saya kemukakan setelah meriset dengan cermat sekitar 30 kitab tafsir, dari yang paling klasik hingga yang paling kontemporer.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Saya sangat mendambakan dan mencintai keadilan. Oleh sebab itu, setiap ada berita penting menyangkut siapa saja, baik muslim maupun non muslim, lebih-lebih jika menyangkut masa depan dan menentukan baik-buruk nasibnya, maka jangan tergesa-gesa di percaya.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Untuk menilai secara adil dan menghindarkan kezaliman menimpa siapa pun maka berita itu harus diteliti benar tidaknya dengan hati-hati, wajib dilakukan tabayyun (klarifikasi) kepada pelakunya atau ditanyakan kepada warga di tempat kejadian perkara.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Dalam hal terkait pak BTP (Ahok) saya tahu bahwa dalam mengeluarkan sikap keagamaan yang menghebohkan itu MUI Pusat tidak melakukan tabayyun (klarifikasi) terlebih dahulu, baik terutama kepada pak BTP (Ahok) maupun langsung kepada sebagian penduduk kepulauan Seribu, karena MUI Pusat merasa yakin dengan mencukupkan diri dengan hanya menonton video terkait dan memutuskan Ahok bersalah menistakan al-Qur'an dan Ulama.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Padahal dalam al-Qur'an diperintahkan agar umat Islam bersikap adil dan sebaliknya dilarang zalim, kepada siapa saja meskipun terhadap orang yang dibenci. Maka janganlah berlebihan dalam hal apa saja, termasuk jangan membenci berlebihan hingga hilang rasa keadilan.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Bila kemudian saya menyatakan pendapat yang berbeda dengan Ketua Umum MUI (KH. Ma'ruf Amin) sebagai saksi fakta dan Wakil Rais Aam PBNU (KH. Miftahul Akhyar) sebagai saksi ahli agama di sidang pengadilan itu, maka itu hal biasa, wajar, dan hal yang lazim saja. Bagi saya berbeda pendapat itu tidak menafikan penghormatan saya kepada dua kyai besar tersebut.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Dalam hal yang didasari oleh ilmu, bukan hawa nafsu, berbeda itu biasa dan merupakan sesuatu yang berbeda dari persoalan penghormatan. Sebagai muslim saya terus memerangi nafsu untuk bersikap tawadlu' (rendah hati) sepanjang hayat.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Terhadap setiap pujian kepada saya, saya tidak bangga dan saya kembalikan kepada pemilik semua pujian yang sesungguhnya, Allah ta'ala. Sebaliknya, terhadap caci maki, celaan, fitnah dan apa saja yang menyakiti hati saya tidak kecewa dan tidak takut, karena saya menyadari keberadaan para pencaci di dunia yang sementara ini.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Saya harus berani menyampaikan apa yang menurut ilmu benar. Rasanya percuma hidup sekali tanpa keberanian, dan menjadi pengecut. Kebenaran wajib disampaikan, betapa pun pahitnya.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;">Hanya kepada Allah saya mohon petunjuk dan perlindungan. Semoga kita dijauhkan dari kezaliman, kejahatan syetan (jenis manusia dan jin), dan dijauhkan dari memperturutkan hawa nafsu.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
<em style="box-sizing: border-box;"><br /></em></div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-24826258161955395342018-05-28T05:30:00.000-07:002018-05-28T05:21:50.629-07:00INtoleranDONES1A (3)<div style="background-color: white; box-sizing: border-box;">
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a href="http://yesussangmesiasnaif.blogspot.com/2016/11/intoleran-indonesia-2.html">Intoleransi di Indonesia</a></span></div>
<div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><br /></strong></span></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><br /></strong></span></span>
<span style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><br /></strong></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUOWfhpchHuMwTrib_zUIakVchPFJoRbPidvuBquMc0AVN15K_9MHMnu6Yeu03BS_jouLlhgZ_3fpRbvjvF1lx9k3psbUlyP3lXFhhtSm38wmmA69SfX9ReSwAakwsL4kQZ78fxRuYSNU/s1600/pilkada+toleran+2017feb.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUOWfhpchHuMwTrib_zUIakVchPFJoRbPidvuBquMc0AVN15K_9MHMnu6Yeu03BS_jouLlhgZ_3fpRbvjvF1lx9k3psbUlyP3lXFhhtSm38wmmA69SfX9ReSwAakwsL4kQZ78fxRuYSNU/s320/pilkada+toleran+2017feb.png" width="320" /></a></strong></span></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></strong></span></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Alghifari Aqsa mengatakan tidak heran hasil survei menunjukkan mantan Presiden <a href="https://nasional.tempo.co/read/1090762/survei-soeharto-dinilai-sebagai-presiden-paling-berhasil" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Soeharto</a> sebagai pemimpin Indonesia yang paling berhasil.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
"Hal yang tidak mengherankan karena Orde Baru berhasil menghegemoni rakyat Indonesia puluhan tahun," kata Alghifari saat dihubungi, Senin, 21 Mei 2018.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Presiden Indonesia kedua itu dinilai sebagai presiden paling berhasil dalam memimpin Indonesia, disusul Sukarno dan Joko Widodo. Kesimpulan itu didapat dari hasil survei yang dilakukan Indo Barometer terhadap 1.200 responden di 34 provinsi Indonesia.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca juga: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1090011/20-tahun-reformasi-hari-hari-menjelang-kejatuhan-soeharto" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">20 Tahun Reformasi: Hari-hari Menjelang Kejatuhan Soeharto</a></span></div>
<div id="inarticle" style="border: 0px; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Selain itu, oligarki yang selama ini mengabdi kepada Soeharto masih menempati posisi strategis sehingga bisa mempengaruhi masyarakat Indonesia. Hegemoni yang kuat, kata dia, membuat masyarakat lupa kejamnya Orde Baru.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Padahal, dia menambahkan, rezim Orde Baru dimulai dengan dibunuhnya jutaan orang. Bahkan diisi dengan banyak pembunuhan dan pelanggaran serta diakhiri dengan pelanggaran hak asasi manusia, seperti kerusuhan Mei 1998 dan penghilangan paksa. "Survei ini menjadi tamparan," ujarnya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Berdasarkan survei yang dilakukan pada 15-22 April 2018, Soeharto menempati posisi pertama sebagai presiden paling berhasil dengan dipilih 32,9 persen responden, lalu Sukarno di posisi kedua 21,3 persen.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Sedangkan di posisi ketiga ada presiden ketujuh atau yang kini menjabat, Joko Widodo, dengan 17,8 persen, disusul Susilo Bambang Yudhoyono 11,6 persen.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca juga: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1090762/survei-soeharto-dinilai-sebagai-presiden-paling-berhasil" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Survei: Soeharto Dinilai sebagai Presiden Paling Berhasil</a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Selanjutnya posisi kelima B.J. Habibie 3,5 persen, posisi keenam Abdurrahman Wahid 1,7 persen, dan terakhir Megawati Sukarnoputri 0,6 persen.</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"></b></b></span></span><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Berdasarkan survei, salah satu faktor yang menyebabkan <a href="https://nasional.tempo.co/read/1090890/soeharto-dinilai-paling-berhasil-lbh-jakarta-tamparan-bagi-elit" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Soeharto</a> menjadi presiden paling berhasil lantaran keberhasilan ekonomi dan sosial pada masa Orde Baru dibanding era reformasi. Keberhasilan Orde Baru dalam ekonomi itu paling tinggi dengan 54,6 persen dan sosial 43,2 persen.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;">🐗</b></b></span></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;"><br /></b></b></span></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;">Dompu detik</b><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;"> - SETARA Institute mengutuk aksi persekusi yang menimpa jemaah Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Dia menyebut aksi yang dilakukan oleh massa dari desa setempat itu didasari sikap kebencian dan intoleransi.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">Ketua SETARA Institute Hendardi mengatakan kebencian dan intoleransi yang tumbuh di masyarakat harus ditangani sebagai tantangan dan potensi ancaman keamanan nyata. Sebab, menurutnya, intoleransi adalah tangga pertama menuju terorisme. </span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Sedangkan terorisme adalah puncak intoleransi. Oleh karena itu, energi pemberantasan terorisme harus dimulai dari hulu, yakni intoleransi sebagaimana yang terjadi di Lombok Timur ini. Jika dibiarkan, aspirasi politik kebencian dan intoleransi dapat berinkubasi menjadi aksi-aksi terorisme," kata Hendardi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/5/2018).</span></b></span></span><br />
<center style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">
</center>
<table class="linksisip" style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; width: 540px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/05/20/124302/4029394/10/polda-ntb-warga-menyerang-karena-anggap-aliran-ahmadiyah-sesat" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Polda NTB: Warga Menyerang karena Anggap Aliran Ahmadiyah Sesat</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">Hendardi menjelaskan, indikasi akan adanya aksi persekusi sebenarnya sudah dirasakan oleh warga Ahmadiyah sejak bulan Maret lalu dan sudah dilaporkan kepada aparat kepolisian dan pemerintah setempat. Beberapa kali dialog antar warga juga dihadiri oleh aparat Polsek Sakra Timur dan Polres Lombok Timur. </span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Dalam dialog-dialog tersebut, kelompok warga intoleran menuntut warga Ahmadiyah untuk keluar dari keyakinan mereka dengan ancaman pengusiran jika tuntutan tersebut tidak diindahkan," ujarnya.</span></b></span></span><br />
<table class="linksisip" style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; width: 540px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2018/05/20/104729/4029288/10/diserang-warga-jemaah-ahmadiyah-lari-ke-hutan" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Diserang Warga, Jemaah Ahmadiyah Lari ke Hutan</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">Hendardi mengatakan aksi persekusi itu merupakan tindakan melawan hukum, bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, dan merusak kebhinekaan. Dia juga menyesalkan kegagalan polisi dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya kekerasan itu.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Kapolri harus memberikan perhatian besar terhadap kinerja aparat keamanan dalam mencegah kekerasan atas nama agama. Fokus aparat kepolisian atas penanganan terorisme yang dilakukan oleh jaringan teroris nasional dan transnasional tidak boleh mengurangi perhatian aparat untuk melindungi warga minoritas dari rasa takut (fear), tidak aman (insecure) dan terancam (threatened) akibat teror kekerasan mengatasnamakan keyakinan mayoritas. Justru pada aksi-aksi sejenis inilah ekstensi kerja pemberantasan terorisme harus dilakukan, meskipun dengan kerangka hukum yang berbeda," paparnya.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">SETARA juga menuntut Pemerintah untuk menjamin keamanan jiwa raga dan hak milik seluruh warga Ahmadiyah, khususnya di Nusa Tenggara Barat. Pemerintah juga diminta segera mengambil tindakan untuk melakukan pemulihan atas hak-hak korban yang terlanggar.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">"Pengusiran dan pelanggaran berbagai hak dasar Jemaat Ahmadiyah di Mataram satu dekade yang lalu tidak boleh berulang dan menjadi pola tindakan massa dan pemerintah terhadap perbedaan keyakinan, mazhab, dan agama," ujarnya.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: 400;">Selain itu, lanjut Hendardi, aparat keamanan dan pemerintah setempat harus memastikan kondusivitas sosial dengan mencegah eskalasi ketegangan sosial yang disebabkan oleh perbedaan agama/berkeyakinan. Sebab, menurutnya, pembiaran kekerasan seperti yang terjadi atas warga Ahmadiyah ini akan semakin membuka ruang bagi politisasi agama, intoleransi, dan ujaran kebencian untuk kepentingan politik elektoral jelang pilkada serentak, pemilu, dan pilpres mendatang. </span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: 400;" /><strong style="font-family: Helvetica, Arial;">(idh/tor)</strong></b></span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">🍋</b></span></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br /></b></span></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br /></b></span></span></div>
<div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong>Yogyakarta</strong> - Kasus intoleransi yang terjadi di Kota Yogyakarta baru-baru ini, yakni penolakan sejumlah organisasi masyarakat terhadap rencana kebaktian nasional reformasi 500 tahun gereja, tidak bisa dilepaskan dari kasus-kasus intoleransi lainnya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM Dr Muhadi Sugiono, Selasa (24/10) mengatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan bagian dari fenomena yang sedang terjadi pada masyarakat Indonesia, di mana eskalasi tindak intoleransi makin meningkat.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
“Untuk alasan, semua bisa dicari, artinya ada celah untuk memanfaatkan itu. Tetapi justru yang namanya toleransi itu adalah bukan membenarkan kesalahan, tetapi harusnya tidak mempermasalahkan perbedaan,” tegasnya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Mahadi pun menyoroti, persoalan penolakan pengelola Kridosono pada rencana ibadah tersebut, sesungguhnya murni terjadi karena persoalan pengguna dan pengelola tempat. Dasarnya adalah kontrak. “Tidak mungkin panitia menyelenggarakan kegiatan tanpa kontrak terlebih dahulu, dan itu artinya ‘membayar’. Kalau pengelola menyatakan tidak memberikan izin, berarti hal itu tidak berkaitan dengn pihak kepolisian. Bahkan dari Kepolisian, izin pun hanya berupa pemberitahuan untuk kegiatan keagamaan, jadi tidak ada alasan benturan dalam hal perizinan,” ujarnya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Alasan lain, yang muncul di masyarakat adalah pemurtadan. Muhadi, justru bertanya, yang mau dimurtadkan pihak mana?</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
“Kalau iya pun, mustinya yang marah adalah umat Kristen. Pokoknya ini tidak masuk akal, intinya mereka tidak suka ada acara seperti itu, persoalannya mengapa tidak suka. Kalau ada pengajian akbar pun tidak pernah ada persoalan. Ini alasan yang dibuat-buat,” ucapnya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Pertanyaannya, mengapa Yogyakarta didominasi kelompok antitoleransi. “Mengapa mereka bisa mewakili orang Yogya, mengatur seenaknya, ini pekerjaan rumah bersama bangsa Indonesia dan pemerintah harus tegas, harus hadir,” ucapnya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Kalaupun persoalan izin yang menjadi penghambat, harusnya pemda yang membubarkan, bukan ormas.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
“Ini sebuah ironi, di saat kita berlomba-lomba membina kebinekaan, kebangsaan, kita justru jadi bertanya-tanya. Bangsa Indonesia itu yang mana?” katanya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Di saat bangsa Indonesia berbicara soal kesatuan dan NKRI, Muhadi menegaskan tidak ada artinya jika masih ada kelompok-kelompok yang ingin menang sendiri dan mau mengatur sesuai keinginan sendiri.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
“Artinya, ini sudah keterlaluan. Sekarang sudah saatnya, orang-orang seperti ini tidak dibiarkan, tidak diberi tempat,” tegas Muhadi.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Hal lain, staf pengajar Hubungan Internasional UGM ini juga menyoroti lemahnya dimensi pendidikan di dalam politik. Hanya karena kekuasan, oknum-oknum bisa memaninkan kartu-kartu.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
“Yang harus dilakukan adalah pendidikan politik pada seluruh masyarakat untuk melek betul tentang apa terjadi, sekaligus yang diinginkan dan menghindari pesan-pesan yang sembunyi di balik perlakuan intoleransi tersebut,” ujarnya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Persoalannya, lanjutnya, apakah masyarakat sudah terlalu permisif atau tidak tahu, atau bahkan cenderung apatis yang justru jadi lahan subur bagi mereka. “Masyarakat harus diberdayakan. Cara pikir yang toleransi itu, ya mereka harus aktif juga, tidak diam. Toleran itu artinya, tidak toleran pada intoleransi,” ucapnya.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Kerangka hukum dan UU dalam kehidupan beragama di Indoensia, sudah cukup jelas, dan secara konstitusi, Negara harus mengambil tempat, memberikan peran dalam keadilan.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
“Yogya sebagai <em>city of tolerance</em> hanya menjadi wacana,” tutupnya</div>
<br style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;" />
<br />
<div id="AdAsia" style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div id="sas_intextContainer_7159908" style="clear: both;">
</div>
</div>
<div id="sas_44269" style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
</div>
<br style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;" />
<span style="color: #3f3f3f; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px;">Sumber: Suara Pembaruan</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #3f3f3f; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px;">🐍</span></div>
media indonesia: PERLAHAN tapi pasti tabir siapa aktor di balik Saracen mulai tersingkap.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Penyidik kepolisian kini telah menemukan titik terang orang atau pengendali utama dari kelompok yang memproduksi ujaran kebencian berkonten suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di media sosial itu.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Sebagaimana penuturan Kasubdit I Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
“Saracen hanya satu dari sekian kelompok yang dikelola dan didanai kelompok besar. Pengendali kelompok besar itu seorang politikus yang berasal dari sebuah partai politik. Dari analisis dan hasil pemeriksaan yang kami lakukan, nanti ketahuan,” kata Irwan.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Irwan melanjutkan kelompok-kelompok yang bermunculan sejak lima tahun lalu itu terhubung satu sama lain.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
“Semuanya berpusat ke satu kelompok di atasnya dan ada ruang-ruang yang menghubungkan antarmereka.”</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Sebelumnya, polisi menangkap Jasriadi, Muhamad Faizal Tanong, dan Sri Rahayu Ningsih pada rentang 21 Juli-7 Agustus 2017 serta Asma Dewi di 8 September 2017. Asma Dewi ternyata terhubung dengan Saracen, terutama dengan Jasriadi. Hal tersebut diketahui dari bukti transaksi senilai Rp75 juta untuk menggunakan jasa Saracen.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Mengenai tersangka Jasriadi, lanjut Irwan, penyidik telah membuktikan yang bersangkut-an memiliki relasi luas dengan politikus dan media massa. Hubungan itulah yang membuat Jasriadi memiliki keterampilan menulis dan melek politik.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
“Dia belajar autodidak. Jasriadi bahkan membuat pelatihan khusus cara-cara menulis ujaran kebencian di Hambalang. Dia sempat hendak menjadi pemateri sebuah pelatihan, tetapi keburu kami tangkap. Kami fokus pada tindak pidana yang dilakukannya,” ujar Irwan.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Menurut Irwan, Saracen kerap berubah nama dalam kegiatannya menyebarkan ujaran kebencian. Beberapa nama mereka antara lain Keranda Ahok Jokowi, Pendukung Anies-Sandi, Saracen, dan NKRI Harga Mati.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
“Kami telusuri semua itu. Sekarang kan dampaknya.”</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Berkas lengkap</strong><br />
Kabag Penum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul menambahkan, berkas perkara atas nama Muhammad Faizal Tanong kini telah lengkap dan segera masuk ke tahap penuntutan.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
“Jumat (15/9) kejaksaan memberi tahu berkas tersangka sudah lengkap atau P-21. Berkas Jasriadi masih harus dilengkapi. Kejaksaan telah menerima berkas tersangka Sri Rahayu Ningsih dengan dugaan penghina Presiden melalui Facebook. Adapun penyerahan tersangka dan barang bukti dilaksanakan Selasa (26/9),” ungkap Martinus.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Jaksa Agung HM Prasetyo mengakui pihaknya sudah meminta fatwa dari Mahkamah Agung untuk menggelar persidangan Sri Rahayu Ningsih di PN Jakarta Selatan kendati peristiwanya (locus delicti) berlangsung di Cianjur, Jawa Barat.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Sri Rahayu Ningsih menjadi tersangka dalam dua kasus, yaitu penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo di jejaring sosial Facebook dan keterlibatannya sebagai pengelola Grup Saracen.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Grup Saracen diketahui membuat sejumlah akun Facebook, di antaranya Saracen News, Saracen Cyber Team, dan Saracennewscom.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Kelompok Saracen diduga menawarkan jasa penyebaran ujar-an kebencian bernuansa SARA di media sosial. (Ant/X-3)</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
👮</div>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>TANGERANG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan Asma Dewi bukan bagian dari tim pemenangannya semasa Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dewi merupakan tersangka kasus ujaran kebencian yang menyebarkan konten negatif saat Pilkada DKI Jakarta dan mengaku sebagai relawan pasangan Anies Baswedan dan Sandi.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Bu Asma Dewi bukan dari tim pemenangan, tapi relawan yang cukup aktif. Selama kampanye, kami selalu mengingatkan jangan ada ucapan kebencian," kata Sandi saat ditemui Kompas.com di British School of Jakarta, Bintaro Sektor 9, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Jumat (15/9/2017) malam.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Sandi mengungkapkan, dirinya tidak kenal dengan Dewi. Namun, dia membenarkan bahwa Dewi adalah salah satu relawannya. Menanggapi kasus yang menjerat Dewi, Sandi hanya bisa menyampaikan rasa prihatinnya.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>"Tentunya kami sangat prihatin kalau polisi menemukan pelanggaran hukum Bu Asma Dewi," tutur Sandi.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Baca: Asma Dewi Sebar Ujaran Kebencian Terkait SARA Saat Pilkada DKI Jakarta</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Polisi menangkap Dewi atas dugaan penyebaran ujaran kebencian dan penghinaan terhadap kelompok tertentu melalui akun Facebook-nya, beberapa waktu lalu.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Dari pengembangan perkara, diketahui Dewi mentransfer Rp 75 juta kepada kelompok Saracen.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Menurut polisi, nama Dewi tertera dalam struktur pengurus Saracen yang tercantum dalam website. Namun, Dewi membantah dirinya bagian dari kelompok tersebut.</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b>Baca: Polisi Sebut Nama Asma Dewi Ada dalam Struktur Pengurus Saracen</b></span><br />
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdHndnC93Vk08gzEUHS4tlQ7Io4cIFyKX9a9qM4I7n9QngyYnsJzlCGtXbjcEELQp7e8ZJ1yaf4x3X1Kf2BqqVG4OtPWOu3ft3XsDql8BSSGIkroiu4PFCeywTzfhYUlc0zE6S6tZAy_w/s1600/doyan+gaduhSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="260" data-original-width="348" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdHndnC93Vk08gzEUHS4tlQ7Io4cIFyKX9a9qM4I7n9QngyYnsJzlCGtXbjcEELQp7e8ZJ1yaf4x3X1Kf2BqqVG4OtPWOu3ft3XsDql8BSSGIkroiu4PFCeywTzfhYUlc0zE6S6tZAy_w/s320/doyan+gaduhSMALL.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b><span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap Asma Dewi, Senin (11/9). Awalnya, polisi menangkap Dewi karena mengunggah konten ujaran kebencian dan penghinaan agama dan ras tertentu.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Berdasarkan pengembangan kepolisian, Asma Dewi yang ditangkap di Jl Ampera Raya, </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b><span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;"> Selatan tersebut diduga pula pernah mentransfer uang sebesar Rp 75 juta ke pengurus inti kelompok Saracen. </span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Kelompok tersebut sebelumnya telah diciduk akibat menyebarkan ujaran kebencian dan konten berbau SARA di media sosial.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Ketua Presidium 212 Slamet Maarif menjelaskan Asma Dewi pernah menjabat sebagai wakil bendahara Presidium 212 di saat kepemimpinan Ustaz Ansufri Idrus Sambo.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Dulu dia Presidium Ustaz Sambo. Kan masuk dalam struktur organisasi yang Presidium dulu. Iya yang saya dengar waktu itu dia (Asma Dewi) Wakil Bendahara,"</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">kata Slamet saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (12/9).</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Slamet menjelaskan, usai Presidium 212 berganti kepemimpinan, Asma Dewi menjadi tak aktif dalam kelompok tersebut. Usai Ustaz Sambo tak lagi menjabat, Asma sudah jarang ikut dalam rapat mau pun pelbagai kegiatan dari kelompok yang merupakan peserta aksi Bela Islam tersebut. Oleh sebab itu, Slamet yang juga Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) ini mengaku tidak akrab dengan Asma Dewi.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Menurut Slamet, saat dirinya memimpin Presidium 212, sempat pula ingin mempertahankan Asma Dewi sebagai Wakil Bendahara. Namun, dikarenakan Asma Dewi tak aktif dalam pelbagai kegiatan, maka niat itu diurungkan.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Pertama kita minta jadi wakil bendahara juga tapi waktu itu dia jalan enggak aktif, suka enggak hadir," ujar Slamet.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Asma Dewi memang tak begitu terkenal dibandingkan dengan nama-nama lain dalam aksi Bela Islam. Namun, namanya pernah mencuat dalam aksi Tamasya Al Maidah. Nama Asma Dewi tertulis dalam selebaran yang terkait kampanye mengawal pelaksanaan pemungutan suara Pilgub DKI. </span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Terkait hubungan Asma Dewi dengan Tamasya Al Maidah, Slamet mengaku tidak mengetahuinya. "Saya enggak tahu. Yang kenal dekat Ustaz Sambo," tukasnya.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Dewi ditangkap polisi pada Jumat (8/9) di Komplek Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (AKSI), Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, polisi akan menelusuri uang Rp 75 juta yang dikirim Asma Dewi ke Saracen.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Kan kita enggak tahu dia nyari order kemudian dikirim atau dia yang order, belum tahu. Apa salah satu kaki tangan yang mengambil itu. Karena kan aliran dananya diinfokan dari dia, ke siapa, terus diserahkan lagi ke siapa," kata Setyo di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/9).</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Polisi masih menggali keterangan dari Dewi. Polisi belum bisa memastikan status Dewi sebagai pemesan ujaran kebencian atau hanya sebagai donatur untuk kelompok Saracen.</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Masih didalami. Yang jelas, aliran dananya ada. Dia kan baru ditangkap kemarin. kita liat apakah terlibat dalam itu," ujarnya. </span><strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[rzk]</strong></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br /></strong>
</div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
<strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">👮</strong></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">Jakarta detik</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> - Indonesia ternyata menempati peringkat kedua di dunia dalam daftar jumlah militan asing ISIS yang ditangkap di Turki. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Australia.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri Turki seperti dilansir media Australia,</span><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"> News.com.au</em><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">, Sabtu (15/7/2017), dari total 4.957 militan asing ISIS yang ditangkap di Turki, warga Rusia adalah yang terbanyak di dunia, yakni 804 orang. Diikuti kemudian oleh warga Indonesia yang berjumlah 435 orang.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Dituliskan </span><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">News.com.au,</em><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> pejabat-pejabat penegak hukum Australia telah lama prihatin akan jumlah warga Indonesia yang bertempur bersama ISIS di Suriah dan kembali ke Indonesia serta berbaur kembali ke masyarakat dengan bebas.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Untuk membahas kepulangan para militan ISIS tersebut, kepala-kepala kontraterorisme dan menteri-menteri pemerintah Australia akan menghadiri sebuah konferensi di Indonesia dalam dua pekan ini. Para pejabat Australia tersebut juga akan membahas ancaman yang ditimbulkan dari para petempur ISIS yang pulang tersebut dengan para pejabat Indonesia.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Bulan lalu, otoritas Indonesia mengumumkan bahwa 152 WNI yang dideportasi dari Turki antara Januari dan Juni tahun ini, telah dipulangkan ke desa-desa mereka setelah menjalani program deradikalisasi. Namun ada kekhawatiran bahwa sejumlah militan ISIS tersebut tengah merencanakan serangan-serangan di Indonesia.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Olivier Guitta, CEO of GlobalStrat, perusahaan konsultasi keamanan dan risiko geopolitik mengomentari peringkat kedua WNI dalam daftar jumlah militan asing ISIS yang ditangkap di Turki. Dalam serangkaian postingannya di Twitter mengenai angka tersebut, Guitta mengatakan bahwa "sangat mengkhawatirkan bagi keamanan Indonesia bahwa begitu banyak warga negaranya yang telah bergabung atau mencoba bergabung dengan ISIS di Suriah".</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Jumlah warga Indonesia anggota ISIS yang ditangkap di Turki benar-benar membingungkan dan merupakan kejutan besar karena mereka nomor 2," ujar Guitta.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Dikatakan Guitta, meski statistik dari Kementerian Dalam Negeri Turki tersebut tidak menyebutkan periode penangkapan, namun menurutnya kemungkinan adalah sejak tahun 2015 hingga sekarang.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Menurut analis terorisme Sidney Jones seperti dikutip </span><em style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">News.com.au,</em><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> banyaknya jumlah warga Indonesia yang ditangkap di Turki mungkin disebabkan oleh fakta bahwa banyak wanita dan anak-anak yang ditangkap setelah pergi ke Suriah bersama keluarga mereka.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Ketika Anda mengatakan 'jihadis', imej Anda adalah salah satu petempur pria, namun banyak warga Indonesia yang pergi bersama keluarga dengan tujuan yang salah arah yakni membesarkan anak-anak mereka di negara yang murni Islam," tutur Jones.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Dalam daftar penangkapan militan asing ISIS di Turki tersebut, Tajikistan, Irak dan Prancis berada di nomor tiga, empat dan lima. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" /><strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">(ita/ita)</strong></span></span></div>
</div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<br /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: bold;">👺</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: "roboto" , sans-serif; font-size: 18px; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><br /></strong></span></span>
</div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><br /></strong></span></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong>Yogyakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> - Peneliti Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan Wakaf Paramadina, Ihsan Ali Fauzi menilai </span><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/063874238/buntut-vonis-ahok-ketua-psi-minta-pasal-penodaan-agama-dihapus" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; text-decoration-line: none;" target="_blank">vonis Ahok</a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> 2 tahun penjara sebagai keberhasilan kebencian atas nama agama atau </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">hate spin</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">. Kondisi ini berbahaya untuk demokrasi yang sehat.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Dia memperkirakan </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">hate spin</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> akan terjadi pada pemilihan kepala daerah di tempat lain dan pemilihan Presiden RI 2019. Menurut dia, pilkada Jakarta menjadi contoh yang krusial bagaimana </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">hate spin</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> dijalankan oleh kalangan yang memanipulasi atau merekayasa. Tujuannya adalah memenangkan Pilkada. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/058874234/aksi-dukung-ahok-di-yogya-diganggu-massa-6-provokator-diciduk" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" title="Aksi Dukung Ahok di Yogya Diganggu Massa, 6 Provokator Diciduk">Aksi Dukung Ahok di Yogya Diganggu Massa, 6 Provokator Diciduk</a></strong><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"Sentimen berbasis agama sudah ada modalnya pada Pilpres 2014. </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Hate spin</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> menggerogoti demokrasi yang sehat," kata dia di UGM seusai memberikan materi berjudul </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Hate Spin</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> Kebencian Berbasis Agama dan Tantangan bagi Demokrasi di Fisipol UGM Yogyakarta, Jumat, 12 Mei 2017.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Menurut dia, demokrasi yang sehat menghargai orang bukan karena identitas agama ataupun etnisnya, tapi penghargaan terhadap warga negara Indonesia. Pejabat publik dipilih sebagai warga negara. Hate spin untuk pilkada DKI Jakarta, kata dia dijalankan oleh elit-elit tertentu yang punya kepentingan politik.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Ini terbukti dari hasil survei yang menyatakan 85 persen warga Jakarta tidak melihat video Ahok yang disebut menistakan agama. Elit-elit yang punya kepentingan politik memanfaatkan </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">hoax</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Elit-elit itu melupakan masa depan Indonesia dan menggunakan segala cara untuk memenangkan pilkada. Pidato Ahok yang berujung pada kasus penistaan agama dipelintir. Kasus Ahok ini sangat krusial karena menyangkut kebencian minoritas.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/063874203/ahok-divonis-2-tahun-penjara-pengacara-duga-ada-muatan-politik" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" title="Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pengacara Duga Ada Muatan Politik">Ahok Divonis 2 Tahun Penjara, Pengacara Duga Ada Muatan Politik</a></strong><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Vonis Ahok 2 tahun karena kasus penistaan agama, menurut Ihsan, adalah kemunduran demokrasi yang berujung memecah belah warga Indonesia. Hakim-hakim yang memutus kasus Ahok di pengadilan mendapat tekanan massa.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Ihsan punya solusi menyelesaikan hate spin. Ia berpendapat negara wajib menjalankan tanggung jawabnya mendidik warga negara Indonesia tentang kebhinekaan. Misalnya melalui surat edaran larangan ujaran kebencian. Kementerian Pendidikan juga harus memastikan nilai-nilai pluralisme sampai ke publik. Selain itu, publik juga perlu terus melawan </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">hate spin</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Ia mengapresiasi aksi damai masyarakat dan simpati terhadap Ahok sebagai bentuk protes terhadap vonis itu. Aksi itu menggambarkan sebagian masyarakat punya kesadaran ada yang salah di pengadilan. Menurut dia, langkah Ahok mengajukan banding atas vonis tersebut adalah cara yang bagus dan menghargai proses hukum.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/078874075/vonis-ahok-dan-pembubaran-hti-pengamat-politik-seolah-skor-1-1" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" title="Vonis Ahok dan Pembubaran HTI , Pengamat Politik: Seolah Skor 1:1 ">Vonis Ahok dan Pembubaran HTI , Pengamat Politik: Seolah Skor 1:1 </a></strong><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM, Rizal Panggabean mengatakan pilkada DKI Jakarta dan penistaan agama yang menimpa Ahok menggambarkan Indonesia kehilangan demokrasi. Padahal, sesuai nilai-nilai dalam demokrasi, pemimpin dipilih dengan melihat kualitas atau mutu dan kebijakan-kebijakannya. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Kunci dari demokasi adalah partisipasi, kesetaraan, dan cara-cara yang </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">fair</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">. "Bukan melalui cara curang memanfaatkan isu agama dan etnis seperti yang terjadi di pilkada Jakarta," kata Rizal.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Rizal pernah punya pengalaman sebagai saksi ahli untuk pasal penistaan agama di Mahkamah Konstitusi. Tapi, tuntutan publik untuk menghapus pasal peninstaan agama itu gagal karena hakim-hakim mendapat tekanan masyarakat. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Untuk mengatasi persoalan seperti yang terjadi dalam </span><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/063873938/soal-vonis-ahok-luhut-terbukti-pemerintah-tak-ikut-campur" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; text-decoration-line: none;" target="_blank">vonis Ahok</a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> pasal itu mesti dimatikan dengan cara bekerja bersama polisi dan hakim. "Pasal-pasal di KUHP yang memecah belah mesti dimatikan dan dihindari. Jaksa gunakan kewenangan diskresi. Jangan gunakan pasal penodaan agama," kata dia.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">SHINTA MAHARANI</strong></span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👮</strong></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></strong></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><a href="http://www.krakatauradio.com/2014/05/sejarah-hari-kebangkitan-nasional-20-mei.html">Sejarah Kebangkitan Nasional (1)</a></b></span></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Kabar24.com, OXFORD -- Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi kuliah umum mengenai kehidupan "Islam Jalan Tengah" atau Islam toleran Indonesia di Pusat Studi Kajian Agama Islam University of Oxford, Inggris, Kamis (18/5/2017) malam.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><i>Namun, sesaat sebelum kuliah umum dimulai, seorang warga keturunan Indonesia di Inggris bernama Mariella datang membawa beberapa papan bertulisan "Boo to Jusuf Kalla", "Stop Prosecution to Christians", dan gambar Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan dengan tulisan "Pilihan Jusuf Kalla untuk Gubernur Jakarta".</i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><i><br /></i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><i>Dia memprotes penghukuman Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam perkara penistaan agama. Hakim menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada Ahok karena menilai perkataannya mengenai Alquran Surat Al Maidah Ayat 51 di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, saat dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, memenuhi unsur pidana penodaan agama.</i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><i><br /></i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><i>"Saya ingin tinggal di Indonesia, tapi beberapa kelompok menyerukan jihad, jadi Pak Jusuf Kalla tolong katakan pada saya Islam moderat seperti apa yang ada di Indonesia saat ini? Saya sangat tidak nyaman melihat apa yang terjadi di Indonesia," kata Mariella.</i></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Dalam kuliah umum tersebut, Wakil Presiden mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar ketiga di dunia, namun Indonesia bukanlah negara Islam, melainkan negara demokrasi yang menjunjung tinggi nilai Pancasila.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>"Dasar negara kami adalah Pancasila, yang menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Sekali pun Indonesia 88 persen penduduknya adalah Muslim, Indonesia bukanlah negara Islam," katanya di hadapan ratusan peserta kuliah umum.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Di bawah prinsip Bhinneka Tunggal Ika, ia menjelaskan, Indonesia mengedepankan toleransi dan perdamaian dalam keberagaman.</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Kuliah umum Wakil Presiden dihadiri oleh para pelajar Indonesia dan pelajar asing yang tertarik mendalami ilmu agama Islam di Pusat Kajian Islam Oxford (Oxford Centre for Islamic Studies/OSIC).</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Sumber : Antara</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>💂💂</b></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></b></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>TEMPO.CO, Semarang - Wali Kota Semarang Hendar Prihadi mengaku telah melaporkan penyebaran spanduk bertuliskan “Garudaku Kafir” yang terpasang di sejumlah titik di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ia berharap penyebar spanduk itu bisa ditangkap dan diketahui motifnya. (Baca: Akademisi Tangkal Ideologi Anti Pancasila di Lingkungan Kampus)</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>“Supaya kasus ini bisa dituntaskan dan penyebar bisa ditangkap,” kata Hendrar atau akrab dipanggil Hedy itu, Kamis 18 Mei 2017.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Selain melaporkan ke polisi, Pemkot Semarang segera membuat program jangka panjang meyakinkan pada semua warga tentang NKRI harga mati. “Seharusnya kita sadar bangsa kita saat berdirinya sudah memikirkan keanekaragaman,” kata Hendy menjelaskan. (Baca: Legislator Jawa Timur Usul Hidupkan Kembali Pendidikan Pancasila)</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Program itu terus mensosialisasikan NKRI berdasar pancasila dengan melibatkan ormas, tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai duta NKRI di masyarakat. Program itu untuk antisipasi jika ada masyarakat yang mencoba bergeser akan diingatkan. Sebelumnya terdapat 5 selebaran, terdiri 4 poster dan 1 spanduk. Isinya memancing konflik anti-NKRI dan ditempel di mading kampus dan beberapa tempat, seperti kantin dan areal kampus FISIP Undip. Poster itu telah disita oleh kepolisian pada Selasa 16 Mei 2017.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Poster tersebut tertulis "Garudaku Kafir" menyerupai stempel tepat di tubuh gambar lambang negara garuda pancasila berbentuk siluet. Di sekeliling garuda pancasila itu terdapat gambar bercak mirip darah. Selain itu, di bagian bawah terdapat tulisan "Depan Gedung A Fisip Undip 20 Mei 2017 Pukul 15.30 WIB" tanpa menjelaskan keterangan acara dan penyelenggara .</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Kepala Sub Bagian Humas, Polrestabes Semarang, Komisaris Suwarna, menyatakan belum mendapat laporan hasil penelusuran penyebaran poster dan spanduk provokatif dan anti NKRI itu. Menurut Suwarna, penyelidikan dilakukan oleh Kepolisian Sektor Tembalang yang membawahi lokasi tempat penyebaran poster dan spanduk. (Baca: Jokowi Tegaskan Akan Gebuk Kelompok yang Ingin Ganti Dasar Negara)</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>“Selain itu juga intel disebar, tapi belum ada laporan apakah sudah ditangkap pelakunya,” kata Suwarna.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Kepala UPT Humas Universitas Diponegoro, Nuswantoro Dwiwarno menyatakan Undip telah mencopot poster tersebut pada Selasa malam, juga ia memastikan keterangan poster yang akan mengagendakan kegiatan pada 20 Mei 2017 itu juga tak berizin dari kampus. "Bukan kegiatan resmi mahasiswa Fisip atau civitas akademika Undip," kata Nuswantoro.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Menurut dia, insiden penyebaran spanduk dan poster itu sudah dilaporkan ke Polisi, namun belum diketahui pelakuk pemasang dan penyebar spanduk dan poster itu. “Sampai saat ini belum diketahui siapa yang memasang dan belum diketahui itu kegiatan dari siapa. Kami serahkan masalah ini ke pihak aparat,” katanya. (Baca: HTI Bakal Dibubarkan, Istana: Ada Pembiaran Terlalu Lama)</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>EDI FAISOL</b></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
👀</div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya akan memeriksa Alfian Tanjung, Kamis ini. Alfian Tanjung akan dimintai keterangan soal cuitannya yang diduga menuding sebagian politikus PDI Perjuangan adalah kader Partai Komunis Indonesia (PKI).</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>“Ustadz Alfian Tanjung akan hadir dalam pemeriksaan,” kata Kepala bidang Hubungan Masyarajat Polda Metro Jaya Komisadis Besar Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Kamis, 18 Mei 2017.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Baca: Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Sedangkan Alfian Tanjung mengaku tidak bisa memenuhi panggilan kepolisian, karena telah memiliki jadwal lain dan hendak pergi ke luar kota. "Saya sudah koordinasi dengan pihak polisi, saya bisanya kamis depan," kata Alfian. </b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Alfian Tanjung dilaporkan karena cuitannya yang menuding sebagian anggota PDIP adalah kader PKI. Sebelunya, Alfian disomasi Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki yang dituduh komunis.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Tuduhan tersebut disampaikan dalam ceramah yang videonya viral di media sosial. Ketika itu, Alfian Tanjung ceramah di Masjid Jami Said, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, Oktober 2016.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>“Mereka (PKI) sudah menguasai Istana, hampir sebulan ini tak ada lagi konsultan tentara,” kata Alfian. Rapat-rapat di istana negara, kata Alfian, dipimpin oleh orang yang namanya Teten Masduki, Urip Supriyanto, Budiman Sudjatmiko, Waluyo Jati, Nezar Patria, dan sederet kader-kader PKI.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>Baca juga: Taufik Ismail: Tahun Ketiga Jokowi Mirip Kebangkitan PKI</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>“Yang mereka menjadikan istana tempat rapat rutin mereka tiap hari kerja di atas jam delapan malam ke atas. Keren ya, jadi istana negara sekarang jadi sarangnya PKI sejak bulan Mei 2016," kata Alfian dalam video yang viral di media sosial.</b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>INGE KLARA SAFITRI</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><b>👮</b></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">Jakarta</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"> - PBNU mendukung langkah pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Misi dari HTI dinilai Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini bertentangan dengan Pancasila.</span></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Kalau membaca berbagai macam statement aktivis HTI, jelas apa yang menjadi misi HTI itu bertentangan dengan Pancasila," kata Helmy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2017).</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Sebagai negara hukum, langkah pemerintah sudah tepat menurut Helmy. Dia menambahkan bahwa dakwah yang disampaikan HTI bisa meresahkan.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<div class="detikads parallaxB parallax2" style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; height: 250px; position: relative; text-align: left; width: 441px;">
<div class="parallaxA_abs" style="clip: rect(auto auto auto auto); height: 250px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 441px;">
<div class="parallaxA_fix" style="height: 703px; margin: 0px auto; position: fixed; top: 0px; transform: translateZ(0px); width: 441px;">
<div class="parallaxA_ads" style="border: none; bottom: auto; height: auto; left: 220.5px; position: absolute; text-align: justify; top: 0px; transform: translateX(-50%); width: 441px;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Dengan pandangan yang menyebutkan bahwa konsep negara Pancasila adalah sistem yang mereka sebut pengkafiran, thagut, karena memutus mata rantai Khilafah Utsmani," ujar Helmy.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Selain itu ada juga ajaran yang menganggap orangtua atau kerabat sendiri kafir jika tak sejalan dengan pemikiran mereka. Paham seperti ini dinilai Helmy akan menimbulkan persoalan di kemudian hari.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<table class="linksisip" style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: justify; width: 441px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg">
<strong>Baca juga: </strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="https://news.detik.com/read/2017/05/12/141834/3499155/10/polri-miliki-bukti-soal-ideologi-hti-bertentangan-dengan-nkri" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank"><span style="color: blue;">Polri Miliki Bukti Soal Ideologi HTI Bertentangan dengan NKRI</span></a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Mereka sebut ortu kita semuanya adalah kafir dan menurut saya, ini akan menimbulkan persoalan. Ini pasti akan menimbulkan keresahan, memecah belah umat," kata dia.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Kalau gerakan mengkafirkan kelompok yang berbeda pendapat dengan mereka, kalau sudah begitu, sedikit lagi kan sudah tinggal menganggap halal darahnya bagi orang-orang yang tidak sepaham," sambung Helmy.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Penyebaran paham HTI menurutnya juga sulit terdeteksi. Tak jarang mereka memakai forum seperti pengajian di perkampungan sehingga tak tampak di permukaan.</span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Menurut saya, apa yg telah dirumuskan oleh pendahulu kita, soal bangsa, soal negara ini, sudah final. Indonesia merupakan negara yang penduduknya plural," pungkas Helmy. </span></div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: justify;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">(bag/elz)</strong></strong></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></strong></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👂</strong></span></div>
</div>
<div class="newsContentOne" style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px; margin-bottom: 10px;">
<b style="box-sizing: border-box;">RMOL. </b>Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, heran atas kekalahan Basuki Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dalam semua hasil hitung cepat putaran dua Pilkada Jakarta.</div>
<div class="newsAds" style="box-sizing: border-box; color: #252525; float: left; font-family: raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px; width: 385px;">
<div class="widget-tabs newsRelated" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px 20px 0px 0px;">
<div class="title-default" style="box-shadow: rgb(228, 228, 228) 0px -3px 0px inset; box-sizing: border-box;">
<a class="active" href="http://politik.rmol.co/read/2017/04/19/288320/Ahok-Tumbang,-Sekjen-PDIP-Cemaskan-Kualitas-Demokrasi-#" style="background: transparent; box-shadow: rgb(237, 28, 36) 0px -3px 0px inset; box-sizing: border-box; color: #ed1c24; display: inline-block; font-weight: 900; line-height: 15px; margin: 0px 25px 0px 0px; padding: 0px 0px 10px; text-decoration-line: none; text-transform: uppercase;">BERITA TERKAIT</a></div>
<div class="itemsx archivesx" style="box-sizing: border-box;">
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://politik.rmol.co/read/2017/05/16/291570/Alumni-212-Diminta-Himpun-KTP-Tolak-Penangguhan-Penahanan-Ahok-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration-line: none;">Alumni 212 Diminta Himpun KTP Tolak Penangguhan Penahanan Ahok</a></div>
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://politik.rmol.co/read/2017/05/16/291557/Keluarga-Cendana-Sayangkan-Masjid-Al-Hikmah-Belanda-Dijadikan-Pusat-Kegiatan-Pendukung-Ahok-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration-line: none;">Keluarga Cendana Sayangkan Masjid Al-Hikmah Belanda Dijadikan Pusat Kegiatan Pendukung Ahok</a></div>
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://politik.rmol.co/read/2017/05/16/291539/Rizieq-Repotin-Polisi-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration-line: none;">Rizieq Repotin Polisi</a></div>
</div>
</div>
<span class="hidden-xs" style="box-sizing: border-box;"><table align="right" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px 14px 8px 6px; max-width: 100%; width: 385px;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; padding: 10px;"></td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Dalam acara Rosi Spesial Pilkada yang ditayangkan live oleh </span><i style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Kompas TV</i><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">, Hasto mengklaim, kebijakan-kebijakan Ahok selama menjabat gubernur sudah sangat baik. Ia menyebut, antara lain, kebijakan Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, dan macam-macam terobosan lain.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Kalau dilihat dalam seluruh proses politik, lanjut Hasto, data kepuasan masyarakat Jakarta terhadap kinerja Ahok-Djarot ada di angka 74 persen. Tetapi, hal sebaliknya tercermin dalam hasil akhir hitung cepat hari ini. </span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Dia juga menyebut tingkat partisipasi pemilih di Jakarta pada putaran dua yang lebih rendah dari putaran pertama, yaitu dari 75 persen anjlok ke 65 persen.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Berangkat dari anomali tersebut, Hasto menyinggung soal ancaman terhadap kualitas demokrasi Indonesia 5-10 tahun ke depan. Dia mengkhawatirkan Anies-Sandi tidak akan mampu merealisasikan harapan yang tinggi dari warga Jakarta.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">"Waktu akan melihat. Kita ingat, pada tahun 2004 kita semua terpesona pada sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tapi 10 tahun kemudian harapan itu belum terwujud," katanya.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Dia juga menyayangkan bahwa proses elektoral selama ini diiisi isu-isu politik yang kurang baik, misalnya sentimen Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA). </span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">"Maka bagi kami ini proses pendewasaan demokrasi kita. Dan ini adalah pembelajaran yang sangat baik. Kepuasan (kepada Ahok) 74 persen tapi tidak tercermin dalam sebuah hasil," tegasnya. </span><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">[ald]</b></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"><br /></b></span>
</div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">👮</b></span></div>
<div style="font-family: roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com </span>- Direktur Riset SETARA Institute Ismail Hasani mengatakan, kasus dugaan penodaan agama oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan bentuk politisasi identitas. Tujuannya yakni untuk menundukkan Ahok.</div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Kasus ini jelas digunakan sebagai alat penundukan dalam bentuk politisasi identitas Pak Basuki yang<em style="box-sizing: border-box;"> multiple identity</em>, kemudian dieksploitasi sehingga bisa ditundukan dan secara kebetulan kemudian ada kasus yang menjerat dirinya," ujar Ismail di Kantor SETARA Institute, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/5/2017).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Akibat politisasi identitas tersebut, Ahok mengalami banyak tekanan. Salah satu dampak yang terlihat yakni kalahnya dia dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Dampak elektoralnya kan sudah terlihat hasilnya bahwa Pak Basuki dikalahkan. Itu politisasi identitas jangka pendek dalam konteks Pilkada," kata dia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca: <a href="http://nasional.kompas.com/read/2017/05/11/23253921/psi.vonis.ahok.jadi.citra.buruk.indonesia.di.mata.internasional" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">PSI: Vonis Ahok Jadi Citra Buruk Indonesia di Mata Internasional</a></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Ismail mendorong praktik-praktik politisasi identitas dalam kontestasi politik segera dihentikan. Sebab, politisasi identitas merupakan bagian dari kejahatan demokrasi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Ke depan politisasi identitas juga masih terus potensial terjadi dalam kontestasi politik di republik ini. Kami dorong praktik-praktik politisasi identitas, harus disudahi," ucap Ismail.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Kasus yang melibatkan Ahok ini dinilai dapat menebarkan ancaman baru karena memberikan preseden yang buruk bagi demokrasi di Indonesia. Berkaca pada kasus Ahok, semua orang berpotensi mengalami hal yang sama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
"Karakter dari delik penodaan agama multitafsir, bias, dan rentan dipolitisasi untuk tujuan-tujuan politik karena dia digunakan sebagai alat penundukan," kata Ismail.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara sebelumnya memvonis Ahok dua tahun penjara karena dinilai terbukti melakukan penodaan agama dalam sidang putusan pada Selasa (9/5/2017).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px;">
Ahok kini ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Tim pengacara Ahok telah resmi mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Mereka juga mengajukan penangguhan penahanan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
💢</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
<strong style="box-sizing: border-box;">JAKARTA, NETRALNEWS.COM</strong> - The European Union Delegation to Indonesia and Brunei Darussalam issues the following <a href="https://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/25799/eu-local-statement-freedom-religion-or-belief-and-freedom-expression-jakarta-9-may-2017_en" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #4db2ec; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="EU statement">statement</a> in agreement with the EU Heads of Mission in Indonesia:</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
"The European Union takes note of the decision of the North Jakarta District Court on the case involving Governor Basuki Tjahaja Purnama delivered on 9 May.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
The European Union has always praised the leadership of Indonesia as the world largest Muslim majority country, a strong democracy and a country with a proud tradition of tolerance and pluralism. We call on the Indonesian government, its institutions and its people to continue this long standing tradition of tolerance and pluralism.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
Indonesia and the European Union have agreed to promote and protect the rights enshrined in the Universal Declaration of Human Rights and the International Covenant on Civil and Political Rights such as the freedom of thought, conscience and religion and freedom of expression.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
The European Union recalls that those freedoms are interdependent, interrelated and mutually reinforcing rights, protecting all persons and protecting also the right to express opinions on any or all religions and beliefs in accordance with the international human rights law.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
The European Union has consistently stated that laws that criminalize blasphemy when applied in a discriminatory manner can have a serious inhibiting effect on freedom of expression and on freedom of religion or belief." (*)<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
👄</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"> - Setelah pembacaan vonis hukuman penjara bagi terpidana penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, gelombang suara penghapusan Pasal 156a Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang </span><a href="https://www.tempo.co/topik/masalah/917/penodaan-penistaan-agama" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; text-decoration-line: none;" target="_blank">penodaan agama </a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">menguat. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Namun, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid tidak sepakat dengan wacana tersebut. Hidayat menyatakan dirinya bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak terhadap penghapusan pasal penistaan agama tersebut.</span><br />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">Baca : <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/10/058874292/aksi-dukung-ahok-di-yogyakarta-diserang-polisi-lepas-tembakan" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" target="_blank">Aksi Dukung Ahok di Yogyakarta Diserang, Polisi Lepaskan Tembakan</a></strong><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">"Kami dari PKS akan berdiri di garda terdepan menolak penghapusan pasal tersebut," ujar Hidayat di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jakarta, Kamis, 11 Mei 2017.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Menurut Hidayat, secara logika, dengan masih diberlakukannya pasal tersebut masih banyak orang ataupun golongan yang masih tidak menghormati agama, baik secara langsung dan tidak langsung. </span><br />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">Lihat pula : <a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/05/10/214873985/ahok-minta-djarot-tinggal-di-rumah-dinas-gubernur-dki" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;">Ahok Minta Djarot Tinggal di Rumah Dinas Gubernur DKI</a></strong><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Dengan adanya penghapusan undang-undang tersebut dinilai Hidayat justru menimbulkan kekhawatiran munculnya sikap intoleransi terhadap umat beragama.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Adapun alasan lainnya, Hidayat Nur Wahid menuturkan Indonesia memiliki sejarah panjang terhadap pemberontak Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai tersebut dinilai sebagai golongan anti agama dan anti Tuhan. Menurut </span><a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/91/hidayat-nur-wahid" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; text-decoration-line: none;" target="_blank">Hidayat</a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">, penghapusan pasal tersebut sama saja mendukung kemunculan PKI.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">LARISSA HUDA</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">👺</strong><br />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;"><br /></strong>
<br />
<div style="text-align: left;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;"> - Setara Institute mengungkapkan bahwa ada 97 kasus penistaan agama terjadi di Indonesia sejak 1965 hingga 2017. Sebagian besar terjadi karena perbedaan pemahaman soal agama. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">"Ditinjau dari perspektif konteks yang melingkupinya, kasus penodaan agama akibat polemik pemahaman keagamaan mendapatkan jumlah tertinggi, " ujar peneliti Setara Institute, Halili, saat memaparkan hasil penelitiannya, Kamis, 11 Mei 2017.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">Halili menyampaikan, setidaknya ada 22 kasus penistaan agama yang terjadi akibat polemik pemahaman keagamaan. Dan kebanyakan, polemik tersebut terjadi ketika seseorang mencoba mencari pemahaman lain atas agama yang dianut. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">Dengan kata lain, kata Halili, 22 kasus itu terjadi karena seseorang atau pihak tertentu mencoba menutupi multi-interpretasi atas ajaran agama. Ketika seseorang mencoba memahami lebih lanjut suatu ajaran agama dengan mencari interpretasi lain, orang itu malah dianggap menistakan agama dan kemudian diperkarakan.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">"Hukum penistaan agama malah dijadikan alat untuk memberangus perbedaan pandangan soal ajaran agama," ujar Halili. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">Halili melanjutkan kasus penistaan agama terbanyak kedua dan ketiga pun tak jauh dari unsur menghalangi penafsiran berbeda. Ia berkata, ada 19 kasus penistaan agama akibat polemik kebebasan berpendapat serta 10 kasus karena polemik pembentukan aliran keagamaan baru. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">"Jadi, kebanyakan kasus penistaan agama dimulai dari memaksa orang-orang tunduk pada satu pandangan saja, " ujarnya.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">Di Indonesia, unsur penistaan agama diatur dalam UU No. 1/PNPS/1965 serta Pasal 156a KUHP. Pasal 156a KUHP, misalnya, menyatakan barang siapa di muka umum menyatakan ucapan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana. Pidananya adalah penjara paling lama empat tahun. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">Pasal tersebut, oleh kebanyakan orang, dianggap pasal karet karena tidak memberi batas yang jelas soal mana tindakan yang benar-benar menistakan agama dan mana yang tidak. Walhasil, ketika seseorang atau suatu pihak memiliki pemahaman agama yang berbeda dari pemahaman umum, berpotensi dianggap menista.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif;">ISTMAN MP</strong></strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;"><strong style="font-family: Arial, sans-serif;">👄</strong></strong></div>
</div>
</div>
</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-30140459716935286432018-05-06T04:00:00.000-07:002018-05-05T20:54:44.185-07:00keluArgA<a href="https://www.huffingtonpost.com/2013/11/11/history-of-birthdays_n_4227366.html">sejarah perayaan HUT</a><br />
<br />
Holman Bible Dictionary<br />
<br />
Family<br />
<br />
The basic household unit which provides a person's central relationships, nurture, and support. The basic composition of a family changes from the Old Testament to the New Testament. Therefore, the search for the traditional biblical family is difficult. The search is important, however, to understand the essential family structures, relationships, commitments, and functions. Jesus Christ, along with the New Testament writers, used family images to describe the nature of faith and the church. Understanding the biblical definition of family can guide in living out faith in the family more effectively.<br />
The biblical portrayal of family represents the basic structures and conditions of the Near East of biblical times, conditions which still prevail over much of the East today. Throughout biblical times the structures and relationships changed. Likewise, the commitments and functions changed.<br />
<br />
Old Testament The span of the Old Testament allowed for much transition in the family. Their understanding of the nature of God as well as of their culture influenced much of the Hebrew family life.<br />
<br />
Structure The Old Testament family represents a larger body that the English word suggests. There are two Hebrew words which are used to refer to the family. One word (mishpachah ) was used to describe the larger partriarchal clan which included those persons related by blood, marriage, slaveship, and even animals (as found in the fourth commandment, Exodus 20:10 ). Occasionally even strangers or sojourners could be included in the larger household.<br />
<br />
The second word (bayith ) was used to suggest the place of residence or household. It had multiple meanings. It represented a clan of descendents (Genesis 18:19 ), or property and persons of a particular place or residence on which and on whom one depended (Job 8:15 ).<br />
<br />
Central to this household was the oldest male relative who was viewed as the “father,” master, and ultimate authority, thus signifying the family as the father's house. All who belonged to him and claimed their allegiance to him were considered part of the household and were similar in beliefs and values. In Genesis 7:1 Noah and his household were directed to enter the ark. Beyond the household was the larger clan, the tribe, and the nation which were descendants of Abraham, the origin of the people of Israel.<br />
<br />
Relationships With the oldest male as center of the household, he was expected to marry and often have more than one wife (Genesis 38:8-10 ; Deuteronomy 25:5-10 ). Polygamy was common, though monogamy was widely practiced in Israel. Abraham, Jacob, and David were all husbands of more than one wife, and they also had concubines which were recognized as a lower status than a wife. See Genesis 46:26 ). The creation story (Genesis 1-2 ) modeled the monogamous relationship of one male and one female, as does much of the Bible.<br />
<br />
The authority of the father was quite significant, even though he may actually have been the grandfather or great-grandfather. His responsibilities included begatting, instructing, disciplining, and nurturing. Abraham had the power to sacrifice his son (Genesis 22:1 ). The father could even destroy family members if they enticed him from his loyalty to God (Deuteronomy 13:6-10 ). However, the father was also to be loving, and the divine mercy of the New Testament was based on the compassionate Old Testament father (Psalm 103:1 ).<br />
<br />
In the marriage, the male had power over the female or females (Genesis 3:16 ). They were often considered property of the male. He could have relationships with other women as long as he did not destroy property rights. Therefore, divorce was a male option only. He could divorce for almost any reason. As an example, he might “lose favor” (Deuteronomy 24:1 ). He simply had to write a note and place her out. Both persons were free to marry again.<br />
<br />
The Hebrew “mother” often saw her primary function as having children. The account of creation, however, described the female as being created equal with the male. After the Fall, women were relegated to the child-bearing role. The mother exercised significant authority over family life and often gave directions. Her primary role was to provide love and care for the members. The prophet Isaiah used the image of the mother to describe the compassion of God (Isaiah 66:13 ). The mother was the object of love and honor and is praised in Proverbs 31:1 for her good works.<br />
<br />
Children were very important to the family and were considered proof of God's love (Psalm 127:3-5 ). They were under absolute authority and control of the father. Sons were especially important and were considered second to the father in significance. Descent was through the male which also determined the perpetuation of the family name and the personality. Therefore, sons were trained in the traditions of the community and in the meaning of wisdom (Proverbs 3:12 ; Proverbs 13:24 ; Proverbs 19:18 ). Daughters were often considered of secondary importance. The fathers were responsible for arranging marriages for the sons (Genesis 24:4 ) and writing contracts for the daughters.<br />
<br />
Commitment The Old Testament family was close-knit, and family loyalty was very strong. The family was held together around the central dominant figure of the father. Family honor and respect was high. The covenant was central to understanding Old Testament family relationships as well as relationships with God. A covenant had both an interior bonding and an exterior binding quality. Steadfast love (heed) was the basis of the covenant which created a sense of loyalty, justice, and high regard. Covenants were personal and caring and were greater than contracts for directing the family. Hebrew marriages were covenant marriages (Malachi 2:14 ). Hosea especially revealed the importance of steadfast love (Hosea 2:19-20 ).<br />
<br />
For the Hebrew family steadfast love was the heart of loyalty and corporate solidarity. Marriages were based on faithfulness and vows of covenant love. This covenant included all family relationships and has helped to maintain the identity of the Hebrew family even until today.<br />
<br />
Functions The family of the Old Testament had the purposes of reproduction, instruction, care giving, maintaining traditions, and conveying wisdom. The primary function, however, was the teaching of religion, thus providing guidelines and instruction which were central to Hebrew family well-being. They carefully guarded the family from outside influences. When the family moved from a rural to an urbanized culture, their traditions and values were threatened. Consequently, ancient customs were reaffirmed, and faith was used to undergird them.<br />
<br />
New Testament The New Testament introduced major changes in understanding the family, and it provided new and creative ways to appreciate the nature of family and the nature of faith.<br />
<br />
Structure As in the Old Testament the Greek words used to describe family did not refer exclusively to our understanding of the nuclear family. One word (patria ) was used to identify lineage and descent from a specific ancestor (Luke 2:4 ; Acts 3:25 ; Ephesians 3:15 ). Another term (oikos ) meant a house or a building but could also refer to a lineage or clan much like the Old Testament word for household (1 Corinthians 1:16 ). A similar term (oikia ) also referred to a building (Matthew 7:24 ) but was used to describe a household including husband, wife, children, and others.<br />
<br />
The New Testament household or family, especially the Christian family, probably had one husband and one wife, children, relatives, slaves, servants, and others who lived there for various reasons. The household codes of the New Testament outlined duties for the members including husband/wife, father/child, and master/slave (Ephesians 5:21-6:4 ; Colossians 3:18-4:1 ).<br />
<br />
The importance of lineage in the New Testament shifted from a focus on the lineage from an ancestor to lineage from God. In Matthew, Jesus said, “call no man your father upon the earth: for one is your Father, which is in heaven” (Matthew 23:9 ). The focus of family structure and family lineage changed from the “earthly father” and was replaced by a lineage from “God the Father,” accessible to anyone through Jesus Christ. Therefore, all who believed on Jesus became part of a broader family of God.<br />
<br />
Relationships Jesus used the relationships of His own family as well as natural families to define the nature of God's relationships with His people (Matthew 7:9-10 ; Matthew 11:16-17 ; Matthew 21:28-32 ; Luke 11:7 ; Luke 14:11-32 ).<br />
<br />
Jesus even gave greater importance to relationships within the family of God than to the natural family. He said, “whosoever shall do the will of my Father which is in heaven, the same is my brother, and sister, and mother” (Matthew 12:50 ). Following Jesus often meant leaving one's family (Mark 1:16-20 ; Luke 9:59-60 ).<br />
<br />
Jesus provided a new understanding of family—the family of God and the family of faith. According to Jesus, neither the nuclear family nor the household was the primary unit of God's creation. Rather, one's faith commitment and faith family were central to God's purpose.<br />
<br />
The primary relational dynamic Jesus and the New Testament taught was love (agape ). This New Testament love expanded the Old Testament understanding of steadfast love (hesed ) by developing an unconditional, accepting love known initially in the love of God (John 3:16 ; 1 Corinthians 13:1 ). This love permeated and transformed the relationships of families and all persons.<br />
<br />
Marriage in the New Testament was founded on a love bond experienced by both male and female in contrast to the arranged marriage of the Old Testament. Women were not to be considered property by men but rather were to be loved and nurtured (Ephesians 5:25 ).<br />
<br />
The roles of men and women were transformed by the love of Christ. The father was no longer the central figure of the family but was replaced by God the Father and faith in Jesus Christ. The authority of the male became like the sacrificial, servant authority of Jesus Christ (Ephesians 5:25-33 ).<br />
<br />
The role and status of a woman were not linked intrinsically to her function as a wife and mother. Her identity and personhood were discovered in her faith commitment to Jesus Christ and in doing the will of the Father. Therefore, women did not have to be married or have children to be important in the family of God (Galatians 3:28 ).<br />
<br />
The marriage relationship was important in the New Testament. There was to be marriage between one man and one woman (Mark 10:6-8 ; Ephesians 5:31 ). The relationship was to be permanent. Jesus addressed the issue of divorce because it was so commonly and easily exercised (for the man). Jesus believed that the love bond made the marriage vows sacred, and they were not to be broken (Mark 10:11-12 ; Luke 16:18 ). Jesus affirmed the value of marriage but did not view it as more important than the family of God.<br />
<br />
The nature of the Christian marriage relationship, guided by Christlike love, called for both man and woman to give themselves voluntarily and sacrificially to each other (Ephesians 5:21 ). This mutual love commitment was a radical departure from the Old Testament marriage model. The New Testament marriage union was based on an equal and mutual sharing guided by love (1 Corinthians 7:4 ).<br />
<br />
Children were given a place of high honor by Jesus (Mark 10:13-16 ). Having a child created an opportunity for parents to become co-creators with God in helping earthly children to become children of God (Romans 9:8 ). Therefore, the focus of the parent/child relationship was on love, honor, and respect as well as discipline and instruction (Ephesians 6:1-4 ).<br />
<br />
Commitment The Old Testament concept of covenant became the foundation for the new covenant in Jesus Christ. Steadfast love was enhanced by Christlike love. Covenants and commitments, in family relationships and faith relationships, were deepened by the new covenant of love which was infused with grace and forgiveness. All relationships were guided by grace and the sacrificial love of Jesus Christ (1 John 3:16 ). Christian family relationships called for a commitment which was based on openness and compassion, forgiveness and understanding.<br />
<br />
This image of family commitment was so significant that it was used by the early church to describe the relationship of Christ and the church (Ephesians 5:1 ). Since the early churches were house churches, family relationships were very important because of the pagan forces which threatened them. All believers were members of the household of God (Ephesians 2:19 ), which was the household of faith (Galatians 6:10 ).<br />
<br />
Function The function of the family in the New Testament was secondary to the primary purpose of the family of God. Obedience to Christ and doing God's will was the calling for everyone. This faith commitment, then, shaped the purpose and function of the family. The family was guided by Christlike love, and the purpose of the family was to give witness to the love of God and bring people to a saving relationship with God through Jesus Christ, thus creating the larger family of God. See Father ; Mother ; Marriage ; Sex; Woman ; Children; Divorce .<br />
<br />
J. Michael Hester<br />
<br />
<br />
<h2 class="extra_title" style="color: #781f66; font-family: helvetica, arial, geneva, sans-serif; margin-top: -10px;">
1911 Encyclopedia Britannica</h2>
<h3 style="font-family: helvetica, arial, geneva, sans-serif;">
Family</h3>
<div class="standard" style="font-family: helvetica, arial, geneva, sans-serif; font-size: 13px;">
<table style="float: right; margin-left: 10px;"><tbody>
<tr><td><div class="box_small" style="border-radius: 5px 5px 0px 0px; border: 1px solid rgb(152, 149, 185); clear: both; float: right; margin-bottom: 15px; padding: 2px; width: 150px;">
<div class="box_title" style="background-color: #666193; border-radius: 5px 5px 0px 0px; color: white; font-size: 13px; font-weight: 700; padding: 3px 3px 3px 10px;">
Resource Toolbox</div>
<ul class="actions small" style="font-size: 10px; line-height: 20px; list-style: none; padding: 0px 10px;">
<li class="print_icon"><a href="https://www.studylight.org/encyclopedias/bri/f/family.html?print=yes" style="color: #781f66; text-decoration-line: none;" target="_blank">Print Article</a></li>
</ul>
</div>
</td></tr>
<tr><td><div class="box_small" style="border-radius: 5px 5px 0px 0px; border: 1px solid rgb(152, 149, 185); float: right; margin-bottom: 15px; padding: 2px; width: 150px;">
<div class="box_title" style="background-color: #666193; border-radius: 5px 5px 0px 0px; color: white; font-size: 13px; font-weight: 700; padding: 3px 3px 3px 10px;">
Additional Links</div>
<ul class="ui-accordion selected" id="navigation" style="margin: 0px; padding: 0px;"><a class="head selected" href="https://www.blogger.com/null" style="background-attachment: scroll; background-color: #e7e3ef; background-image: url("//www.studylight.info/images/expanded.gif"); background-position: 3px 8px; background-repeat: no-repeat; border-top: 1px solid rgb(152, 149, 185); color: #666193; cursor: pointer; display: block; font-size: 12px; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 3px; text-indent: 14px;">Concordance</a><div class="resource_box" style="font-size: 12px;">
<ul style="background-color: white; border-width: 0px; list-style-type: disc; margin: 2px; padding: 0px;"><span class="bold" style="font-weight: 700;">Nave Topical Bible</span>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/ntb/f/family.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Family</a></li>
</ul>
<ul style="background-color: white; border-width: 0px; list-style-type: disc; margin: 2px; padding: 0px;"><span class="bold" style="font-weight: 700;">Thompson Chain Reference</span>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/tcr/f/family.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Family</a></li>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/tcr/j/joys-family.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Joys, Family</a></li>
</ul>
<ul style="background-color: white; border-width: 0px; list-style-type: disc; margin: 2px; padding: 0px;"><span class="bold" style="font-weight: 700;">The Topic Concordance</span>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/top/f/family.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Family</a></li>
</ul>
<ul style="background-color: white; border-width: 0px; list-style-type: disc; margin: 2px; padding: 0px;"><span class="bold" style="font-weight: 700;">Treasury of Biblical Knowledge</span>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/tsk/w/warriors-and-family.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Warriors & Family</a></li>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/tsk/b/belshazzar-and-family.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Belshazzar & Family</a></li>
</ul>
<ul style="background-color: white; border-width: 0px; list-style-type: disc; margin: 2px; padding: 0px;"><span class="bold" style="font-weight: 700;">Torrey Topical Textbook</span>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/ttt/p/prayer-social-and-family.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Prayer, Social and Family</a></li>
<li style="font-size: 11px; line-height: 15px; list-style-type: square; margin-left: 18px; margin-top: 2px;"><a href="https://www.studylight.org/concordances/ttt/f/families.html" style="color: #561649; text-decoration-line: none;">Families</a></li>
</ul>
</div>
<a class="head" href="https://www.blogger.com/null" style="background-attachment: scroll; background-color: #e7e3ef; background-image: url("//www.studylight.info/images/collapsed.gif"); background-position: 3px 8px; background-repeat: no-repeat; border-top: 1px solid rgb(152, 149, 185); color: #666193; cursor: pointer; display: block; font-size: 12px; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 3px; text-indent: 14px;">Dictionary</a><a class="head" href="https://www.blogger.com/null" style="background-attachment: scroll; background-color: #e7e3ef; background-image: url("//www.studylight.info/images/collapsed.gif"); background-position: 3px 8px; background-repeat: no-repeat; border-top: 1px solid rgb(152, 149, 185); color: #666193; cursor: pointer; display: block; font-size: 12px; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 3px; text-indent: 14px;">Encyclopedia</a><a class="head" href="https://www.blogger.com/null" style="background-attachment: scroll; background-color: #e7e3ef; background-image: url("//www.studylight.info/images/collapsed.gif"); background-position: 3px 8px; background-repeat: no-repeat; border-top: 1px solid rgb(152, 149, 185); color: #666193; cursor: pointer; display: block; font-size: 12px; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 3px; text-indent: 14px;">Lexicons</a><a class="head" href="https://www.blogger.com/null" style="background-attachment: scroll; background-color: #e7e3ef; background-image: url("//www.studylight.info/images/collapsed.gif"); background-position: 3px 8px; background-repeat: no-repeat; border-top: 1px solid rgb(152, 149, 185); color: #666193; cursor: pointer; display: block; font-size: 12px; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 3px; text-indent: 14px;">Synonyms</a></ul>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="myipwe">
A word of which the etymology but partially illustrates the meaning. The Roman <i>familia,</i> derived from the Oscan <i>famel (servus),</i> originally signified the servile property, the thralls, of a master. Next, the term denoted other domestic property, in things as well as in persons. Thus, in the fifth of the laws of the Twelve Tables, the rules are laid down: SI<br />
[[Intestato<br />
Moritur<br />
Cui<br />
Suus<br />
Heres<br />
Nec '<br />
Sit<br />
Adgnatus<br />
Proximus<br />
Familiam<br />
Habeto]], and SI<br />
[[Agnatus<br />
Nec<br />
Escit<br />
Gentilis<br />
Familiam<br />
Nancitor]]; that is, if a man die intestate, leaving no natural heir who had been under his <i>potestas,</i> the nearest agnate, or relative tracing his connexion with the deceased exclusively through males, is to inherit the <i>familia,</i> or family fortune of every sort. Failing an agnate, a member of the <i>gens</i> of the dead man is to inherit. In a third sense, <i>familia</i> was applied to all the persons who could prove themselves to be descended from the same ancestor, and thus the word almost corresponded to our own use of it in the widest meaning, as when we say that a person is " of a good family " (Ulpian, <i>Dig. 50,</i> 16, 195 <i>fin.). </i>1. Leaving for awhile the Roman terms, to which it will be necessary to return, we may provisionally define Family, in the modern sense, as the small community formed by the union of one man with one woman, and by the increase of children born to them. These in modern times, and in most European countries, constitute the household, and it has been almost universally supposed that little natural associations of this sort are the germ-cell of early society. The Bible presents the growth of the Jewish nation from the one household of Abraham. His patriarchal family differed from the modern family in being polygamous, but, as female chastity was one of the conditions of the patriarchal family, and as descent through males was therefore recognized as certain, the plurality of wives makes no real difference to the argument. In the same way the earliest formal records of Indian, Greek and Roman society present the family as firmly established, and generally regarded as the most primitive of human associations. Thus, Aristotle derives the first household (<i> oiKia 7rpc'ern</i> ) from the combination of man's possession of property - in the slave or in domesticated animals - with man's relation to woman, and he quotes Hesiod: oiKov b ay 7rpcbrusTa <i>-yvvaiK6. TE soi v T' apoT7lpa (Politics,</i> i. 2.5). The village, again, with him is a colony or offshoot of the household, and monarchical government in states is derived from the monarchy of the eldest male member of the family. Now, though certain ancient terms, introduced by Aristotle in the chapters to which we refer, might have led him to imagine a very different origin of society, his theory is, on the face of it, natural and plausible, and it has been almost universally accepted. The beginning of society, it has been said a thousand times, is the family, a natural association of kindred by blood, composed of father, mother and their descendants. In this family, the father is absolute master of his wife, his children and the goods of the little community; at his death his eldest son succeeds him; and in course of time this association of kindred, by natural increase and by adoption, develops into the clan, <i>gens,</i> or 14vos. As generations multiply, the more distant relations split off into other clans, and these clans, which have not lost the sense of primitive kinship, unite once more into tribes. The tribes again, as civilization advances, acknowledge themselves to be subjects of a king, in whose veins the blood of the original family runs purest. This, or something like this, is the common theory of the growth of society.<br />
2. It was between 1866 and 1880 that the common opinion began to be seriously opposed. John Ferguson McLennan, in his <i>Primitive Marriage</i> and his essays on <i>The Worship of Plants and Animals</i> (see his <i>Studies in Ancient History, crif?clsm </i>second series), drew attention to the wide prevalence of the custom of inheriting the kinship name through mothers, not fathers; and to the law of " Exogamy " (q.v.). The former usage he attributed to archaic uncertainty as to fatherhood; the natural result of absolute sexual promiscuity, or of Polyandry. Either practice is inconsistent, prima facie, with the primitive existence of the Family, whether polygamous or monogamous, whether patriarchal or modern. The custom of Exogamy, again, - here taken to mean the unwritten law which makes it incest, and a capital offence, to marry within the real or supposed kin denoted by the common name of the kinship, - pointed to an archaic condition of family affairs all unlike our Table of prohibited degrees. This law of Exogamy was found, among many savage races, associated with Totems, that is plants, animals and other natural objects which give names to the various kinships, and are themselves, in various degrees, reverenced by members of the kinships. (See Totem And ToTEMISM.) Traces of such kinships, and of Totemism, also of alleged promiscuity in ancient times, were detected by McLennan in the legends, folk-lore and institutions of Greece, Rome and India. Later,. Prof. Robertson Smith found similar survivals, or possible survivals, among the Semitic races (<i> Kinship in Early Arabia)..</i>Others have followed the same trail among the Celts (S. Reinach,, <i>Cultes, mythes et religions,</i> 1904).<br />
If arguments founded on these alleged survivals be valid,. it may be that the most civilized races have passed through the stages of Exogamy, Totemism and reckoning descent in the female line. McLennan explained Exogamy as a result of scarcity of women, due to female infanticide. Women being scarce, the men of a group would steal them from other groups, and it would become shameful, and finally a deadly sin, for a man to marry within his own group-name, or name of kinship, say Wolf or Raven. Meanwhile, owing to scarcity of women, one woman would be the mate of many husbands (polyandry) hence, paternity being undetermined, descent would be reckoned through mothers.<br />
Such are the outlines of McLennan's theory, which, as a whole, has been attacked by many writers, and is now, perhaps, accepted by none. McLennan's was the most brilliant pioneer work; but his supply of facts was relatively P ? PP Y scanty, and his friend Charles Darwin stated objections which to many seem final, as regards the past existence of a stage of sexual promiscuity. C. N. Starcke (<i>The Primitive Family,</i> 1889), Edward Alexander Westermarck (<i> History of Human. Marriage,</i> 1891), Ernest Crawley (<i> The Mystic Rose</i> ), Herbert Spencer, Emile Durkheim, Lord Avebury and many others,. have criticized McLennan, who, however, in coining the term Exogamy, and drawing scientific attention to Totemism, and reckoning of kin through mothers, founded the study of early society. Here it must be observed that " Matriarchate " (q.v.) is a misleading term, as is " Gynaecocracy," for the custom of deducing descent on the spindle side. Women among totemistic and exogamous savages are in a degraded position, nor does the deriving and inheriting of the kinship name, or anything else, on the spindle side, imply any ignorance of paternal relations; even where, as among Central Australian tribes, the facts of reproduction are said to be unknown.<br />
3. Simultaneous with McLennan's researches and speculations were the works of Lewis H. Morgan. He was the discoverer of a custom very important in its bearing on the history of society. In about two-thirds of the globe, persons <i>MorgLewis </i>in addressing a kinsman do not discriminate between grades of relationship. All these grades are merged in large categories. Thus, in what Morgan calls the " Malayan system," " all<i>consanguinei,</i> near or far, fall within one of these relationships - grandparent, parent, brother, sister, child and grandchild." No other blood-relationships are recognized (<i> Ancient Society).</i> This at once reminds us of the Platonic Republic. " We devised means that no one should ever be able to know his. own child, but that all should imagine themselves to be of one family, and should regard as brothers and sisters those who were within a certain limit of age; and those who were of an elder generation they were to regard as parents and grandparents, and those who were of a younger generation as children and grandchildren " (<i> Timaeus,</i>18, Jowett's translation, first edition, vol. ii., 1871). This system prevails in the Polynesian groups and in New Zealand. Next comes what Morgan chooses to call the Turanian system. " It was universal among the North American aborigines," whom he styles Ganowanians. " Traces. of it have been found in parts of Africa " (<i>Ancient Society</i> ), and " it still prevails in South India among the Hindus, who speak the Dravidian language," and also in North India, among other Hindus. The system, Morgan says, " is simply stupendous." It is not exactly the same among all his miscellaneous " Turanians," but, on the whole, assumes the following shapes. Suppose the speaker to be a male, he will style his nephew and niece in the male line, his brother's children, " son " and " daughter," and his grand-nephews and grand-nieces in the male line, " grandson " and " granddaughter." Here the Turanian and the Malayan systems agree. But change the sex; let the male speaker address his nephews and nieces in the female line, - the children of his sister, - he salutes them as " nephew" and " niece," and they hail him as " uncle." Ndw, in the Malay system, nephews and nieces on both sides, brother's children or sisters, are alike named "children" of the uncle. If the speaker be a female, using the Turanian style, these terms are reversed. Her sister's sons and daughters are saluted by her as " son " and " daughter," her brother's children she calls " nephew " and " niece." Yet the children of the persons thus styled " nephew " and " niece " are not recognized in conversation as " grand-nephew " and " grand-niece," but as " grandson " and "granddaughter." It is impossible here to do more than indicate these features of the classificatory nomenclature, from which the others may be inferred. The reader is referred for particulars to Morgan's <i>Systems of Consanguinity and Affinity of the Human Race. </i>The existence of the classificatory system is not an entirely novel discovery. Nicolaus Damascenus, one of the inquirers into early society, who lived in the first century of our era, noticed this mode of address among the Galactophagi. Lafitau found it among the Iroquois. To Morgan's perception of the importance of the facts, and to his energetic collection of reports, we owe our knowledge of the wide prevalence of the system.<br />
' From an examination of the degrees of kindred which seem to be indicated by the " Malayan " and " Turanian " modes of address, he has worked out a theory of the evolution of the modern family. A brief comparison of this with other modern theories will close our account of the family. The main points of the theory are shortly stated in <i>Systems of Consanguinity,</i> &c., and in <i>Ancient Society.</i> From the latter work we quote the following description of the five different and successive forms of the family: <i>" I. The Consanguine Family. - It</i> was founded upon the intermarriage of brothers and sisters, own and collateral, in a group.<br />
<br />
<div class="tocline">
1 " II. The Punaluan Family</div>
<br />
<br />
<div class="tocline">
2 " III. The Syndyasmian or Pairing Family</div>
<br />
<br />
<div class="tocline">
3 " IV. The Patriarchal Family</div>
<br />
<br />
<div class="tocline">
4 " V. The Monogamian Family</div>
<br />
<br />
<div class="tocline">
5 Authorities</div>
<br />
<br />
<h2>
" II. The Punaluan Family</h2>
<br />
It was founded upon the intermarriage of several sisters, own and collateral, with each others' husbands, in a group - the joint husbands not being necessarily kinsmen of each other; also, on the intermarriage of several brothers, own and collateral, with each others' wives in a group - these wives not being necessarily of kin to each other, although often the case in both instances (<i>sic).</i> In each case the group of men were conjointly married to the group of women.<br />
<br />
<h2>
" III. The Syndyasmian or Pairing Family</h2>
<br />
It was founded upon marriage between single pairs, but without an exclusive cohabitation. The marriage continued during the pleasure of the parties.<br />
<br />
<h2>
" IV. The Patriarchal Family</h2>
<br />
It was founded upon the marriage of one man with several wives, followed in general by the seclusion of the wives.<br />
<br />
<h2>
" V. The Monogamian Family</h2>
<br />
It was founded upon marriage between single pairs with an exclusive cohabitation.<br />
" Three of these forms, namely, the first, second, and fifth, were radical, because they were sufficiently general and influential to create three distinct systems of consanguinity, all of which still exist in living forms. Conversely, these systems are sufficient of themselves to prove the antecedent existence of the forms of the family and of marriage with which they severally stand connected." Morgan makes the systems of nomenclature proofs of the existence of the Consanguine and Punaluan families. Unhappily, there is no other proof, and the same systems have been explained on a very different principle (McLennan, <i>Studies in Ancient History).</i> Looking at facts, we find the Consanguine family nowhere, and cannot easily imagine how early groups abstained from infringing on each other, and created a systematic marriage of brothers and sisters. St Augustine, however (<i> De civ. Dei,</i> xv. 16), and Archinus in his <i>Thessalica (Odyssey,</i> xi. 7, scholia B, Q) agree more or less with Morgan. Next, how did the Consanguine family change into the Punaluan ? Morgan says (<i> Ancient Society</i> ) brothers ceased to marry their sisters, because " the evils of it could not for ever escape human observation." Thus the Punaluan family was hit upon, and " created a distinct system of consanguinity " (<i>Ancient Society</i> ), the Turanian.<br />
Again, " marriages in Punaluan groups explain the relationships in the system." But Morgan provides himself with another explanation, " the Turanian system owes its origin to marriage in the group <i>and</i> to the gentile organization." He calls exogamy " the gentile organization," though, in point of fact, the only gentes we know, the Roman gentes, show scarcely a trace of exogamy. Again, " the change of relationships which resulted from substituting Punaluan in the place of Consanguine marriage turns the Malayan into the Turanian system." On the same page Morgan attributes the change to the " gentile organization," and, still on the same page, uses <i>both</i> factors in his working out of the problem. Now, if the Punaluan marriage is a sufficient explanation, we do not need the " gentile organization." Both, in Morgan's opinion, were efforts of conscious moral reform. In <i>Systems of Consanguinity</i> the gentile organization (there called tribal), that is, exogamy, is said to have been " designed to work out a reformation in the intermarriage of brothers and sisters." But the Punaluan marriage had done that, otherwise it would not have produced (as Morgan says it did) the change from the Malayan to the Turanian system, the difference in the two systems, as exemplified in Seneca and Tamil, being " in the relationships which depended on the intermarriage or nonintermarriage of brothers and sisters" (<i> Ancient Society).</i> Yet the Punaluan family, though itself a reform in morals and in " breeding," "did not furnish adequate motives to reform the Malay system," which, as we have seen, it did reform. The Punaluan family, it is suspected, " frequently involved own brothers and sisters "; had it not been so, there would have been no need of a fresh moral reformation, - " the gentile organization." Yet even in the Punaluan family (<i> Ancient Society) "</i> brothers ceased to marry their own sisters." What, then, did the " gentile organization " do for men ? As they had already ceased to marry their own sisters, and as, under the gentile organization, they were still able to marry their half-sisters, the reformatory "ingenuity" of the inventors of the organizations was at once superfluous and useless. It is impossible to understand the Punaluan system. Its existence is inferred from a system of nomenclature which it does (and does not) produce; it admits (and excludes) own brothers and sisters. Morgan has intended, apparently, to represent the Punaluan marriage as a long transition to the definite custom of exogamy, but it will be seen that his language is not very clear nor his positions assured. He does not adduce sufficient proof that the Punaluan family ever existed as an institution, even in Hawaii. There is, if possible, a greater absence of historical testimony to the existence of the Consanguine family. It is difficult to believe that exogamy was a conscious moral and social reformation, because, <i>ex hypothesi,</i> the savages had no moral data, nothing to cause disgust at relations which seem revolting to us. It is as improbable that they discovered the supposed physical evils of breeding in and in. That discovery could only have been made after a long experience, and in the Consanguine family that experience was impossible. Thus, setting moral reform aside as inconceivable, we cannot understand how the Consanguine families ever broke up. Morgan's ingenious speculations as to a transitional step towards the gens (as he calls what we style the totem-kindred), supposed to be found in the " classes " and marriage laws of the Kamilaroi, are vitiated by the weakness and contradictory nature of the evidence (see Pritchard; J. D. Lang's <i>Queensland,</i> Appendix; <i>Proceedings of American Academy of Arts,</i> &c., vol. viii. 412; <i>Nature,</i>October 29, 1874). Further, though Morgan calls the Australian "gentile organization " " incipient," he admits (<i> Ancient Society</i> ) that the Narrinyeri have totem groups, in which " the children are of the clan of the father." Far from being " incipient," the gens of the Narrinyeri is on the footing of the ghotra of Hindu custom. Lastly, though Morgan frequently declares that the Polynesians have not the gens (for he thinks them not sufficiently advanced), W. W. Gill (<i>Myths and Songs from the South Pacific,</i> London, 1876) has shown that unmistakable traces of the totem survive in Polynesian mythology.<br />
4. Morgan's theory was opposed by McLennan (<i>Studies in Ancient History,</i> 1876), who maintained that the names for relationships, in the " classificatory system," were merely terms of address, as among ourselves when a preacher calls any adult male " brother," when an old woman is addressed as mother," when an elder man calls a junior " my son." He also showed that his own system accounted for the terms. The controversy is still alive; one set of writers regarding the savage terms of relationship as indicating a state of things in which human beings dwelt in a " horde," with promiscuous intercourse; another set holding that the terms do not indicate consanguineous kinship, but degrees of age, status, and reciprocal obligations in a local <i>tribe,</i> and therefore that they do not yield any presumption that there was a past of promiscuity or of what is called " group marriage." On Morgan's side (not of course accepting all his details) are L. Fison and A. W. Howitt, and Baldwin Spencer and F. J. Gillen. Against him are Starcke, Westermarck, A. Lang, Dr Durkheim, apparently, Crawley and many others.<br />
5. A second presumption in favour of original promiscuity has been drawn by the eminent Australian students, Baldwin Spencer and F. J. Gillen, and by A. W. Howitt, from the customs of some Australian aborigines. In each tribe, owing to customary laws which are to be <i>catty.</i> examined later, only men and women of a given status are intermarriageable (<i> nu pa, noa, unawa</i> ) with each other. Though child-betrothals are usual, and though the woman is specialized to one man, who protects and nourishes her and all her children, and though their union is immediately preceded by an extended <i>jus primae noctis</i> (such as Herodotus describes among the Nasamones), yet, among certain tribes, the following custom prevails. At great meetings the tribal leaders assign a woman as paramour (with what amount of permanence remains obscure) to a man (<i> pirrauru);</i> one woman may have several <i>pirrauru</i> men, one man several <i>pirrauru</i>women, in addition to their regularly betrothed (<i> tippa malku</i> ) wives and husbands. The husband occasionally shows fight, and bitter jealousies prevail, but, at the great ceremonial meetings, complaisance is enforced under penalty of strangling. Thenceforth, if the husband permits, the male <i>pirrauru</i> has matrimonial rights over the other man's <i>tippa malku</i> wife when they meet. A symbolic ceremony of union precedes the junction of the <i>pirrauru</i> people. This institution, as far as reported, is peculiar to a group of tribes near Lake Eyre, the Dieri, Urabunna, and their congeners, - or perhaps to all who have the same "phratry " names as the Dieri and Urabunna (<i> Kiraru</i> and <i>Mattera,</i> in various dialectic forms).<br />
Elsewhere the <i>pirrauru</i> custom is not known: but almost everywhere there are licentious festivals, in which all marriage rules except those which forbid incest (in our sense of the word, namely between the closest relations) are thrown to the winds. Also a native travelling among alien tribes is lent women of the status into which he may legally marry.<br />
Baldwin Spencer and F. J. Gillen, and A. W. Howitt, regard <i>pirrauru</i> as " group marriage " and as a proof that, at one time, all intermarriageable people were actually husbands and wives, while the other examples of licence are also <i><span class="emphasis" style="color: #781f66; font-weight: 700;">marriage </span></i>in a later stage of decay, of promiscuity, and " group marriage." To this it is replied that " <i>group</i> marriage " is a misnomer; that if <i>pirrauru</i> be in a sense marriage it is <i>status,</i> not <i>group</i>marriage. Again, it is urged, <i>pirrauru</i> is a modification of <i>tippa malku,</i> which comes first; a woman is " specialized " to a man <i>before</i> she can be made <i>pirrauru</i> to another, and her <i>tippa malku</i> husband continues to support her, and to recognize her children as his own, after she has become <i>pirrauru</i> to another man or other men. Without the foregoing <i>tippa malku</i> union, the <i>pirrauru</i> unions are not conceivable; they are mere legalized paramourships, modifying the <i>tippa malku</i> marriage (like the Italian cicisbeism), procuring a protector for a woman in her husband's absence, and supplying legal loves for bachelors. The custom is peculiar to a given set of kindred tribes. The festivals are the legalized, restricted and more or less permanent modification of the casual orgies of feasts of licence, or <i>Saturnalia,</i> which have their analogies among many people, ancient and modern. <i>Pirrauru</i> is no more a survival of and a proof of primitive promiscuity, than is the legalized incest of ancient Egypt or ancient Peru. If these views be correct the argument for primitive promiscuity derived from <i>pirrauru</i> falls to the ground.<br />
6. The questions at issue obviously are, was mankind originally promiscuous, with no objections to marriage between persons of the nearest kin; and was the first step in advance the prohibition of marriage (or of amatory intercourse) between brothers and sisters; or did mankind originally live in very small groups, under a jealous sire, who imposed restrictions on intercourse between the young males, his sons, and all the females of the " hearth-circle," who constituted his harem ? The problem has been studied, first, in the institutions of savages, notably of the most backward savages, the black natives of Australia; and next, in the light of the habits of the higher mammalia.<br />
As regards Australian matrimonial institutions, it has been known since the date of the <i>Journals of two Expeditions of Discovery,</i> by Sir George Grey (1837-1839), that they are very complex and peculiar, in points strongly resembling the customary laws of the more backward Red Indian tribes of North America. Information came in, while McLennan was working, from G. Taplin (<i> The Narrinyeri,</i> 1874), from A. W. Howitt and L. Fison, and many other inquirers (in Brough Smyth's <i>Aborigines of Victoria,</i> 1878), from Howitt and Fison again (in <i>Kamilaroi and Kurnai,</i> 1880), and many essays by these authors, and finally, in <i>Native Tribes of Central Australia</i> (1899) and <i>Northern Tribes of Central Australia</i> (1904), by Baldwin Spencer and F. J. Gillen; and in Howitt's <i>Native Tribes of South-East Australia</i> (1904), with R. Roth's <i>North-West Central Queensland Aborigines</i> (1897). All of these are works of very high merit. Knowledge is now much more wide, minute and securely based than it was when McLennan's <i>Studies in Ancient History,</i> second series, was posthumously published (1896). We know with certainty that in Australia, among archaic savages who have neither metals, agriculture, pottery nor domesticated animals, a graduated scale of matrimonial institutions exists. First there are <i>local </i>tribes, each tribe having its own dialect; holding a recognized area of territory; and living on friendly terms with neighbouring tribes. Territorial conquest is never attempted. In many cases a knot of tribes of allied dialects and kindred rites may be, or at least is, spoken of as a " nation " by our authorities.<br />
7. Customary law is administered by the Seniors, the wise, the magically skilled, who in many cases are " headmen " of local groups or of sets of kindred. As to marriage, persons may wed within the local tribe, or into a neighbouring local tribe, at will, provided that they obey the restrictions of customary law. The local tribe is neither exogamous nor endogamous, any more than is an English county. The restrictions, except where they have become obsolete, fall into six main categories: (r) In the most primitive, each tribe consists of two intermarrying and exogamous divisions, which are often styled <i>phratries.</i> Each such division has a name, which, when it can be translated, is the name of an animal: in the majority of cases, however, the meaning of the phratry name is lost. In one instance, that of the Euahlayi tribe of north-west New South Wales, the phratry names are said (by Mrs Langloh Parker) to mean " Light Blood "and " Dark Blood." This, as in the theory of the Rev. J. Mathews, <i>Eagle and Crow,</i> might be taken to indicate a blending of two distinct <i>races. </i>Taking, for the sake of clearness, tribes whose phratry names mean " Crow " and " Eagle Hawk," every member of the tribe belongs either to Eagle Hawk phratry or to Crow phratry: if to Crow, the man or woman can only marry an Eagle Hawk, if to Eagle Hawk, can only marry a Crow. The children invariably belong to the phratry of the mother, in this most primitive type. Within Eagle Hawk phratry is one set of totem kins, named usually after various species of animals and plants; within Crow phratry is another set of totem kins, named always (except in one region of Central Australia) after a <i>different</i> set of plants and animals. With the exception mentioned (that of the Arunta nation "), in no tribe does the same totem ever occur in both phratries. Totems and totem names are inherited by the children from the mother, in this primitive type. Thus a man, Eagle Hawk by phratry, Snipe by totem, marries a woman Crow by phratry, Black Duck by totem. His children by her are of phratry Crow, of totem Black Duck. Obviously no person can marry another of his or her own totem, because, in the phratry into which he or she <i>must</i> marry, no man or woman of his or her totem exists. The prohibition extends to members of alien and remote tribes, if of the same totem name.<br />
The same rules exist in the more primitive North American tribes, but as the phratry there has generally, though not always, decayed, the rule, where this has occurred, merely forbids marriage within the totem kin.<br />
(2) We find this type of organization, where the child inherits phratry and totem from the father, not from the mother.<br />
(3) We find tribes in which phratry and totem are inherited from the mother, but an additional rule prevails: the rule of " Matrimonial Classes." By this device, in phratry " Dilbi," there are two classes, " Muri " and " Kubi." In phratry " Kupathin " are two classes, " Ipai " and " Kumbo " (all these names are of unknown meaning). Each child inherits its mother's phratry name and totem name, and also the name of that class of the two in the mother's phratry to which the mother does <i>not </i>belong. No person may marry into his or her own class - practically into his or her own generation: the rule makes parental and filial marriages impossible, - but these never occur even among more primitive tribes which have not the institution of classes. Suppose that the class names are really names of animals and other objects in nature - as in a few cases they actually are. Then the rules, where classes exist, would amount to this: no person may marry another who, by phratry, totem or generation, owns the same hereditary animal name as himself or herself. In practice, where phratries exist, a man who knows a woman's phratry name knows whether or not he may marry her. Where class names exist (even though the phratry name be lost), a man who knows a woman's class name knows whether or not he may marry her. Nothing can be simpler in practice.<br />
(4) The same rules as under (3) exist, but the phratry, totem and class are inherited through the father: the class of the child of course not being the father's, but the linked class in his phratry.<br />
(5) In the fifth category (Central North Australia), while phratry name (if not lost) and totem name are inherited from the father, by a refinement of law which is spreading southwards there are <i>four</i> classes in each phratry (or main exogamous division unnamed), and the choice of a partner in life is thus more restricted than in more primitive tribes.<br />
(6) Finally we reach the institutions of the group of tribes called, from the name of the most powerful tribe in the set, " the Arunta nation." They occupy the Macdonnell Ranges and other territory in the very centre of Australia. The Arunta reckon kinship in the male line: their phratry names they have forgotten, in place of phratries eight matrimonial classes regulate marriage. In these respects they resemble most of the central and northern tribes, but present this unique peculiarity, that the same totems may and do exist in <i>both</i> of the opposed intermarrying exogamous divisions consisting of four classes each. It thus results that a man, in the Arunta tribe, may marry a woman of his own totem, if she be in the class with which he may intermarry. This licence is unknown in every other part of the totemic world, and even in the Kaitish tribe of the Arunta nation intertotemic marriages, in practice, almost never occur.<br />
Among the Arunta the totems are only prominent in magical ceremonies, unknown in South-Eastern Australia. At these ceremonies (Intichiuma) the men of the totem do co-operative magic for the benefit of their plant or animal, as part of the tribal food-supply. The members of the totem taste it sparingly on these occasions, apparently under the belief that to do so increases their magical power: the rest of the tribe eat freely. But, as far as denoting kinship or regulating marriage is con cerned, the totems, among the Arunta, have no legally important existence. Men and women of the same totem may intermarry, their children need not belong to the totem of either father or mother.<br />
The process by which Arunta totems came thus to differ from those of all other savages is easily understood. Like the other tribes from the centre to the north (including the Urabunna nation, which reckons descent through women), the Arunta. believe that the souls of the primal semi-bestial ancestors of the Alcheringa or " dream time " are perpetually reincarnated. This opinion does not affect by itself the usual exogamous character of totemism among the other tribes. The Arunta nation, however, cultivates an additional myth, namely that the primal ancestors, when they sank into the ground, left behind them certain oval stone slabs, with archaic markings, called <i>churinga nanja,</i> or " sacred things of the <i>nanja."</i> The <i>nanja,</i>again, is a tree or rock, fabled to have risen up to mark the spot where a group of primal ancestors, all of one and the same totem in each case (Cats here, Grubs there, Ducks elsewhere), " went into the ground." The souls of these ancestors haunt such spots, especially they haunt the <i>nanja</i> tree or rock, and the stone<i>churinga nanja.</i> Each district, therefore, has its own <i>oknanikilla </i>(or local totem centre of the ghosts), Cat ghosts, Grub ghosts, Hakea flower ghosts and so on. These spirits enter into women. and are reborn as children. When a child comes to birth, the mother names the oknanikilla in which she conceived it, and, whatever the ghost totem of that place may be, it is the child's. totem. Its mother may be a Grub, its father may be a Crow, but if the child was conceived in a Duck, or Cat, or Opossum or Kangaroo locality, it is, by totem, a Cat, Opossum, Duck or Kangaroo. The <i>churinga nanja</i> of its primal ancestor is sought for at the place of the child's conception, and is put into the sacred repository of such objects.<br />
Thus the child does not inherit its totem from father, or from mother, as everywhere else, but <i>does</i> inherit the right to do ceremonies for the paternal totem: a proof that, of old, totems were inherited, as elsewhere, and that in the male line. If totems among the Arunta, as everywhere else, were once arranged on the plan that the same totem never occurs in both exogamous moieties, that arrangement has been destroyed, as was inevitable, by the existing method of allotting totems to children, not by inheritance, - but at haphazard. By this means (a. consequence of the unique Arunta belief about <i>churinga nanja) </i>the same totems have got into <i>both</i> exogamous moieties, so that persons of the same totem, but of appropriate matrimonial classes, may marry. This licence is absolutely confined to the limited region in which stone <i>churinga nanja</i> occur.<br />
The whole system is impossible except where descent is reckoned in the male line, for there alone is <i>local</i>totemism possible, and the Arunta system is based on local totemism, <i>plus</i> the <i>churinga nanja</i> and reincarnation beliefs. With reckoning of descent in the female line, no locality can possibly have its <i>local</i>totem: all the totems indiscriminately distributed everywhere: and thus no woman can say in what totemic locality her child was conceived, for there is not and cannot be, with female descent, any totemic <i>locality.</i>Now it is admitted that reckoning by female descent is the earlier method, and it is granted that in rites and ceremonies the Arunta are of a relatively advanced and highly organized pattern. Their social organization is local, and they have a kind of local magistracies, hereditary in the male line.<br />
In spite of these facts, Spencer and Gillen conceive that the peculiar totemism of the Arunta is the most primitive type extant (cp. Spencer, <i>J.A.I. (N.S.),</i> vol. i. 275-281; and Frazer, <i>ibid.</i> 281-288). It is not easy to understand this position, as, without male kinship and consequent local totemism (which are not primitive), and without the <i>churinga nanja</i> (which exist only in a strictly limited area), the Arunta system of non-exogamous totems cannot possibly exist. Again, the other tribes cannot have passed through the Arunta stage, for, if they had, their totems would have existed, as among the Arunta, in <i>both</i> exogamous moieties, and would there remain when they came to be inherited; so that the totems of all these tribes would still be non-exogamous, like those of the Arunta. But this is not the case. Once more, it is clear that the Arunta system has but recently reached their neighbours, the Kaitish, for though they have the <i>churinga nanja</i>belief, and the haphazard method of acquiring totems by local accident, these things have not yet overcome the old traditional reluctance to marry within the totem name. It is not unlawful among the Kaitish; but it is hardly ever done.<br />
Despite these objections, however, Spencer and Gillen hold, as we have said, that, originally, there were no restrictions (or no known restrictions) on marriage. Totems were merely the result of the formation of co-operative magical societies, in the interest of the tribal food supply. Then, in some unknown way, regulations as to marriage were introduced for some unknown purpose, or were involved in some manner not understood. " The traditions of the Arunta," says Spencer, " point to a very definite introduction of an exogamous system long after the totemic groups were fully developed, and, further, they point very clearly to the fact that the introduction was due to the deliberate action of certain ancestors. Our knowledge of the natives leads us to the opinion that it is quite possible that this really took place, that the exogamic groups were deliberately introduced so as to regulate marital relations." Thus the wisdom of men living promiscuously as regards marriage, but organized in magical societies for the benefit of the common food supply of the local <i>tribe</i> (a complex institution postulated as already in being at this early stage), induced them to institute exogamy. Why they did this, what harm they saw in their promiscuity, we are not informed. Spencer goes on, " by this we do not mean that the regulations had anything whatever to do with the idea of incest, or of any harm accruing from the union of individuals who were regarded as too nearly related.. .. There was felt the need of some kind of organization, and this gradually resulted in the development of exogamous groups." But as " it is quite possible that the exogamous groups were deliberately introduced to regulate marital relations," and as they could only do so by introducing exogamy, we do not see how that system can be the result of the <i>gradual</i> development of an organization <i>quelconque, - of</i> unknown nature. A magical organization already existed (<i> Journal of the Anthropological Institute,</i> New Series, i. pp. 284-285).<br />
The traditions of the Arunta seem here to be first accepted: " quite possibly " they are correct in stating that an exogamic system was purposefully introduced, long after totemic groups had arisen, by " the deliberate action of certain ancestors," and then that myth is rejected, in favour of the <i>gradual</i> development of exogamy, " out of some form of organization," unknown.<br />
People who, like the Arunta, have lost memory of the very names of the phratries, cannot conceivably remember the nature of the origin of exogamy. Accustomed as they now are to tribal councils which introduce new rules, they fancy that, in the beginning, new rules were thus introduced.<br />
Meanwhile the working of magic for the behoof of the totem animals and plants, or rather for the name-giving animals of magical societies, is not known to Howitt among the <i><span class="emphasis" style="color: #781f66; font-weight: 700;">as to</span> </i>tribes of primitive social organization, while it is well <i>Spencer's</i> known among agricultural natives of the Torres <i>f <span class="emphasis" style="color: #781f66; font-weight: 700;">? 3 ' po-</span> </i>Strait Islands and among the advanced Sioux and <i><span class="emphasis" style="color: #781f66; font-weight: 700;">thesis.</span> </i>Omaha of North America. The practice seems to belong rather to the decadence than to the dawn of totemism. On the whole, then, there seem to be insuperable difficulties in the way of Spencer's hypothesis that mankind were promiscuous, as regards marriage, but were organized into cooperative magical groups, athwart which came, in some unexplained way, the rule of exogamy; while, when it did come, all savages except the Arunta arranged matters so that totem kins were exogamous. The reverse was probably the case, totem kins were originally exogamous, and ceased to be so, and even to be kips among the Arunta, in consequence of the <i>churinga nanja</i> creed, becoming co-operative magical societies (Hartland, Marett, Durkheim and others).<br />
8, Spencer and Gillen leave the origin of exogamy an open question. Howitt supposes that, in the shape of the phratriac division of the tribe into two exogamous moieties, the scheme may have been introduced to the tribal a'r1gin of headmen by a medicine man " announcing to his <i>exogamy. </i>fellow headman a command received from some super natural being.. ." (<i> Natives of South-East Australia,</i> pp. 89, go). The Council, so to speak, of " headmen " accept the divine decree, and the assembled tribe pass the Act. But this explanation explains nothing. Why did the prophet wish to introduce exogamy? Why were names of animals given, in so many cases, to the two exogamous divisions ? As Howitt asks (<i> op. cit.</i> p. 153), " How was it that men assumed the names of objects, which in fact must have been the commencement of totemism ? " It is apparent that any theory which begins by postulating the existence of early mankind in promiscuous groups or hordes, into which exogamous moieties are introduced by tribal decree, takes for granted that the <i>tribe,</i>with its headman, councils and great meetings (not to mention its inspired prophet, with the tribal " All Father " who inspires him), existed before any rules regulating " marital relations " were evolved. Even if all this were probable, we are not told why a promiscuous tribe thought good to establish exogamous divisions. Some native myths attribute the institution to certain wise ancestors; some to the supernatural " All Father," say Baiame; some to a treaty between Eagle Hawk and Crow, beings of cosmogonic legend, who give names to the phratries. Such myths are mere hypotheses. It is impossible to imagine how early savages, <i>ex hypothesi</i> promiscuous, saw anything to reform in their state of promiscuity. They now think certain unions wrong, because they are forbidden: they were not forbidden, originally, because they were thought wrong.<br />
Westermarck has endeavoured to escape the difficulty thus: " Among the ancestors of man, as among other animals, there was no doubt a time when blood relationship was no bar to sexual intercourse. But variations here as <i><span class="emphasis" style="color: #781f66; font-weight: 700;">Wester- </span></i>elsewhere, would naturally present themselves, and those of our ancestors who avoided in and in breeding would survive," while the others would die out. This appears to be orthodox evolutionary language, but it carries us no further. Human societies are not animals or plants, in whose structure various favourable " accidents " occur, producing better types, which survive. We ask <i>why</i> in human society did " variations present themselves "; <i>why</i> did certain sets of human beings " avoid in and in breeding " ? We are merely told that some of our ancestors became exogamous and survived, while others remained promiscuous and perished. No light is thrown on the problem, - wherefore did some of our ancestors avoid in and in breeding, and become exogamous ? Nothing is gained by saying " thus an instinct would be developed which would be powerful enough, as a rule, to prevent injurious unions." There is no " instinct," there is a tribal law of exogamy. If there had been an " instinct," it might account for the avoidance of " in and in breeding " - that is, it might account for exogamy, <i>ab initio. </i>But that is left unaccounted for by the theory which, after maintaining that the avoidance produced the instinct, seems to argue that the instinct produced the avoidance. Westermarck goes on to say that " exogamy, as a natural extension of the instinct, would arise when single families united in small hordes." But, if the single families already had the " instinct," they would not marry within the family: they would be exogamous, - marrying only into other families, - before they " united in small hordes." The difficulty of accounting for exogamy does not seem to have been overcome, and no attempt is made to explain the animal names of totem kins and phratries. Westermarck, however, says that " there is no reason why we should assume, as so many anthropologists have done, that primitive men lived in small endogamous groups, practising incest in every degree," although, as he also says, " there was no doubt a time when blood relationship was no bar to sexual intercourse." If there was no bar, people would " practise incest in every degree," - what was there to prevent them ? (<i> History of Human Marriage,</i> pp. 35 2, 353 (1891)).<br />
So far we have seen no luminous and consistent account of how mankind became exogamous, if they began by being promiscuous. The theories rest on the idea that man, dwelling in an " undivided horde " (except so far as it was divided into co-operative magical societies), bisected it into two exogamous intermarrying moieties. Durkheim has put forward a theory which is not at all points easily understood. He supposes that, " at the beginning of societies of men, incest was not prohibited. .. before each horde (<i>peuplade</i> ) divided itself into two primitive ` clans ' at least " (<i>L'Annee sociologique,</i> i. pp. 62, 63). Each of the two " clans " claimed descent from a different animal, which was its totem, and its " god." The two clans were exogamous, - out of respect to the blood of their totem (with which every member of the clan is mystically one), and, being hostile, the two clans raided each other for women. Each clan threw off colonies, which took new totems, new "gods," though still owning some regard to their original clan, from which they had seceded, while abandoning its " god." When the two ";'primary clans " made alliance and <i>connubium,</i>they became the phratries in the local tribe, and their colonies became the totem kins within the phratries.<br />
We are not told why the original horde was disrupted into two hostile and intermarrying "clans": we especially wonder why the horde, if it wanted an animal god, did not choose one animal for the whole community; and we may suspect that a difference of taste in animal " gods " caused the hostility of the two clans. Nor do we see why, if things occurred thus, the totem kins should not represent twenty or thirty differences of religious taste, in the original horde, as to the choice of animal gods. If the horde was going to vary in opinion, it is unlikely that only <i>two</i> factions put forward animal candidates for divinity. Again, a " clan " (a totem kin, with exogamy and descent derived through mothers) cannot overflow its territorial area and be therefore obliged to send out colonies, for such a clan (as Durkheim himself remarks) has no territorial area to overflow. It is not a <i>local</i> institution at all.<br />
While these objections cannot but occur, Durkheim does provide a valid reason for the existence of exogamy. When once the groups (however they got them) had totems, with the usual taboos on any sort of use of the totem by his human kinsfolk, the women of the kin would be tabooed to the men of the same kin. In marrying a maiden of his own totem, a man inevitably violates the sanctity of the blood of the totem (<i>L' Anna sociologique,</i> i. pp. 47-57. Cf. Reinach, <i>Cultes, mythes et religions,</i> vol. i. pp. 162-166).<br />
Here at last we have a theory which accounts for the " religious horror " that attaches to the violation of the rule of totemic exogamy: a mysterious entity, the totem, is hereby offended. But how did totems, animals, plants and so on, come to be mystically <i>solidaires</i> with their human namesakes and kinsmen? We do not observe that Dr Durkheim ever explains <i>why</i> two divisions of one horde chose each a different animal god, or why the supposed colonies thrown off by these primary clans deserted their animal gods for others, or why, and on what principle, they all chose new " gods," - fresh animals, plants and other objects. His hereditary totem is, in practice, the last thing that a savage changes. The only case of change on record is a recent attempt to increase the range of legal marriages in a waning Australian tribe, on whose lands certain species of animals are perishing.<br />
Theories based on a supposed primal state of promiscuity certainly encounter, when explaining the social oganization of Australian savages, difficulties which they do not without fully realizing the merit of his own suggestions) a way out of the perplexities caused by the conception of early mankind dwelling promiscuously in " undivided communes." The way out is practically to say that, in everyday life, they lived in nothing of the sort. Howitt writes (<i>Native Tribes of South-East Australia,</i> p. 173): " A study of the evidence. .. has led me to the conclusion that the state of society among the early Australians was that of an ` Undivided Commune.'.. .<br />
It is, however, well to guard this expression. I do not desire to imply necessarily the existence of complete and continuous communism between the sexes. The character of the country, the necessity of moving from one point to another in search of game and vegetable food, would cause any Undivided Commune, when it assumed dimensions greater than the immediate locality could provide with food, to break up into two or more Communes of the same character. In addition to this it is clear. .. that in the past as now, individual likes and dislikes must have existed, so that, admitting the existence of common rights between the members of the Commune, these rights would remain in abeyance, so far as the separated parts of the Commune were concerned. But at certain gatherings. .. or on great ceremonial occasions, all the segments of the original Commune would reunite," and would behave in the fashion now common in great licentious festive meetings.<br />
In the early ages contemplated, how can we postulate " great ceremonial occasions " or even peaceful assemblies at fruitbearing spots? How can we postulate a surviving sense of solidarity among the scattered segments of the Commune, obviously very small, owing to lack of supplies, and perpetually disintegrated? But, taking the original groups as very small, and as ruled by likes and dislikes, by affection and jealousy, we are no longer concerned with a promiscuous horde, but with a little knot of human beings, in whom love, parental affection and the jealousy of sires, would promptly make discriminations between this person and that person, as regards sexual privileges. Thus we have edged away from the hypothesis of the promiscuous indiscriminating horde to the opinion of Darwin. " We may conclude," he says, " from what we know of the jealousy of all male quadrupeds, armed as many of them are with special weapons for battling with their rivals, that promiscuous intercourse in a state of Nature is extremely improbable.. .. The most probable view is that Man originally lived in small communities, each (man) with a single wife, or, if powerful, with several, whom he jealously guarded against all other men." But, in a community of this early type, to guard women jealously would mean constant battle, at least when Man became an animal who makes love all the year round. So Darwin adds: " Or man may not have been a social animal, and yet have lived with several wives, like the Gorilla, - for all the natives agree that but one adult male is seen in a band; when the young male grows up a contest takes place for the mastery, and the strongest, by killing or driving out the others, establishes himself as head of the Community. Younger males, being thus expelled and wandering about, would, when at last successful in finding a partner, prevent too close interbreeding within the limits of the same <i>family " (Descent of Man,</i> ii. pp. 361, 3 6 3 (1871)).<br />
Here, then, we have practical Exogamy, as regards unions of brothers and sisters, among man still brutish, while the Sire is husband of the whole harem of females, probably unchecked as regards his daughters.<br />
On this Darwinian text J. J. Atkinson builds his theory of the evolution of exogamy and of savage society in his <i>Primal Law (Social Origins and Primal Law,</i> by Lang and Atkinson, 1903). Paternal jealousy "gave birth to Primal Law, prohibitory of marriage between certain members of a family or local group, and thus, in natural sequence, led to <i>forced </i>connubial selection <i>beyond</i> its circle, that is, led to Exogamy. .. as a <i>habit,</i>not as an expressed law... ." The " expressed law " was necessarily a later development; conditioned by the circumstances which produced totemism, and sanctioned, as on Durkheim's scheme, by the totemic taboo. Atkinson worked out his theory by a minute study of customs of avoidance between near kin by blood or affinity; by observations on the customs of animals, and by hypotheses as to the very gradual evolution of human restrictions through many modifications. He also gave a theory of the " classificatory " system of names for relationships opposed to that of Morgan. The names are based merely " on reference to relativity of age of a class in relation to the group." The exogamous moieties of a tribe (phratries) are not surmount. But Howitt has provided (apparently p (pp ?' the result of a reformatory legislative bisection of the tribe, but of the existence of " two intermarrying totem clan groups." The whole treatise, allowing for defects caused by the author's death before the book was printed, is highly original and ingenious. The author, however, did not touch on the evolution of totemism.<br />
q. The following system, as a means of making intelligible the evolution of Australian totemic society, is proposed by the present writer. We may suggest that men originally Atkinson; that is, in Darwin's " family group," containing but one adult male, with the females, the adolescent males being driven out, to find each a female mate, or mates, elsewhere if they can. With increase of skill, improvements in implements and mitigation of ferocity, such groups may become larger, in a given area, but men may retain the habit of seeking mates outside the limits of the group of contiguity; the " avoidance " of brothers and sisters may already have arisen. Among the advanced Arunta, now, a man may speak freely to his elder sisters; to younger sisters, or " tribal sisters," he may not speak, " or only at such a distance that the features are indistinguishable." This archaic rule of avoidance would be a step facilitating the permission to adult males to dwell in their paternal group, avoiding their sisters. Such groups, whether habitually exogamous or not, will require names for each other, and various reasons would yield a preference to names derived from animals. These are easily signalled in gesture language; are easily presented in pictographs and tattooing; are even now, among savages and boys, the most usual sort of <i>personal</i> nicknames; and are widely employed as <i>group</i> names of villagers in European folk-lore. Among European rustics such group sobriquets are usual, but are resented. The savage, with his ideas of the equality or superiority of animals to himself, sees nothing to resent in an animal sobriquet, and the names, originally group sobriquets, would not find more difficulty in being accepted than " Whig," " Tory," " Huguenot," " Cavalier," " Christian," " Cameronian," - all of them originally nicknames given from without. Again, " Wry Nose " and " Crooked Mouth " are <i>derisive</i> nicknames, but they are the translations of the ancient Celtic clan names Cameron and Campbell. The nicknames " Naked Dogs," " Liars," " Buffalo Dung," " Men who do not laugh," " Big Topknots," have been thoroughly accepted by the " gentes " of the Blackfoot Indians, now passing out of Totemism (Grinnell, <i>Blackfoot Lodge Tales,</i> pp. 208-225).<br />
As Howitt writes, " the assumption of the names of objects by men must in fact have been the origin of totemism." Howitt does not admit the theory that the totem names came to arise in this way, but this way is a <i>vera causa.</i> Names must be given either from within or from without. A group, in savagery, has no need of a name for itself; " we " are " we," or are " The Men "; for all other adjacent groups names are needed. The name of one totem, <i>Thaballa, "</i> The Laughing Boy " totem, among the Warramunga and another tribe, is quite transparently a nickname, as is <i>Karti,"</i> The Grown-up Men " (Spencer and Gillen, <i>Northern Tribes of Central Australia,</i> p. 207).<br />
There is nothing, prima facie, which renders this origin of animal, plant and other such names for early savage groups at all improbable. They would not even be resented, as now are the animal names for villagers in the Orkneys, the Channel Islands, France, Cornwall and in ancient Israel (for examples see <i>Social Origins,</i> pp. 295-301). The names once accepted, and their origin forgotten, would be inevitably regarded as implying a mystic rapport between the bestial and the human namesakes, Crow, Eagle Hawk, Grub, Bandicoot, Opossum, Emu, Kangaroo and so on (see Name). On this subject it is enough to cite J. G. Frazer, in <i>The Golden Bough</i> (2nd ed., vol. i. pp. 404-446). Here will be found a rich and satisfactory collection of proof that community of name implies mystic rapport. Professor Rhys is quoted for the statement that probably " the whole Aryan race believed at one time not only that the name was a part of the man, but that it was that part of him which is termed the soul." In such a mental stage the men " Crows " identify themselves with the actual Crow species: the birds are now " of their flesh," are fabled to be their ancestors, or the men have been evolved out of the birds. The Crow is sacro-sanct, a friend and protector, and a centre of taboos, one of which is the prohibition preventing a Crow man from intercourse with a Crow woman, " however far apart their hunting grounds may have been." All men and women Crows are recognized as brothers and sisters in the Crow, and are not intermarriageable.<br />
On these lines the prohibition to infringe the totem taboo by marriage within the totem name is intelligible, but the system of phratries has yet to be accounted for. It is obvious that the names could only have been given originally to <i>local </i>groups: the people who held this or that local habitation received the name. Suppose that the rule of each such group, or heart circle, had been " no marriage within the local group or camp," as in Atkinson's scheme. When the groups accept their new names, the rule becomes, " no marriage within local group Eagle Hawk, group Crow," and so on. So far the animal giving the group name may not yet have become a revered totem. The result of the rule would inevitably be, in three or four generations, that in groups Crow or Eagle Hawk, there were no Crows or Eagle Hawks <i>by descent,</i> if the children took the names of descent from their mothers; for the sake of differentiation: the Ant woman's children in local group Crow being Ants, the Grub woman's children being Grubs, the Eagle Hawk woman's children being Eagle Hawks, - all in local group Crow, and inheriting the names of the local groups whence their mothers were brought into local group Crow.<br />
By this means (indicated first by McLennan) each member of a local group would have a <i>local</i> group name, say Eagle Hawk, and a name by <i>female descent,</i> say Kangaroo, in addition, as now, to his or her personal name. In this way, all members of each local group would find, in any other local group, people of his name of descent, and, as the totem belief grew to maturity, kinsmen of his in the totem. When this fact was realized, it would inevitably make for peace among all contiguous groups. In place of taking women by force, at the risk of shedding kindred blood, peaceful betrothals between men and women of different local group names and of different names by descent could be arranged. Say that local groups Eagle Hawk and Crow took the lead in this arrangement of alliance and <i>connubium,</i> and that (as they would naturally flourish in the strength conferred by union) the other local groups came into it, ranging themselves under Eagle Hawk and Crow, we should have the existing primitive type of organization: Local Groups Eagle Hawk (<i> Mukwara</i> ) and Crow (<i>Kilpara</i> ) would have become the widely diffused phratries, <i>Mukwara</i> and <i>Kilpara,</i> with all the totem kins within them.<br />
But, on these lines, some members of any totem kin, say Cat, would be in phratry Eagle Hawk, some would be in phratry <i>Kilpara</i> as now (for the different reason already indicated) among the Arunta. Such persons were in a quandary. By <i>phratry</i> law, as being in opposite phratries, a Cat in Eagle Hawk phratry could marry a Cat in Crow phratry. But, by totem law, this was impossible. To avoid the clash of law, all Cats had to go into one phratry or the other, either into Eagle Hawk or into Crow.<br />
Two whole totem kins were in the same unhappy position. The persons who were Eagle Hawks <i>by descent</i>could not be in Eagle Hawk local group, now phratry, as we have already shown. They were in Crow phratry, they could not, by phratry law, marry in their own phratry, and to marry in Eagle Hawk was to break the old law, " no marriage within the <i>local</i> group name." Their only chance was to return to Eagle Hawk phratry, while Crow totem kin went into Crow phratry, and thus we often find, in fact, that in Australian phratries<i>Mukwara</i> (Eagle Hawk) there is a totem kin Eagle Hawk, and in <i>Kilpara</i> phratry (Crow) there is a totem kin Crow. This arrangement - the totem kin within the phratry of its own name - has long been known to exist in America. The Thlinkets have Raven phratry, with totem kins Raven, Frog, Goose, &c., and Wolf phratry, with<i>La</i> lived in the state of " the Cyclopean family " of <i>system. </i>totem kins Wolf, Bear, Eagle, &c. (Frazer,<i>Totemism,</i> pp. 61, 62 (1887)). In Australia the fact has hitherto escaped observation, because so many phratry names are not translated, while, though <i>Mukwara</i> and <i>Kilpara</i> are translated, the Eagle Hawk and Crow totem kins within them bear other names for the same birds, more recent names, or tribal native names, such as <i>Biliari </i>and <i>Waa,</i> while <i>Mukwara</i> and <i>Kilpara</i> may have been names borrowed, within the institution of phratries, from some alien tribe now perhaps extinct.<br />
We have now sketched a scheme explanatory of the most primitive type of social organization in Australia. The tendency is for phratries first to lose the meanings of their names, and, next, for their names to lapse into oblivion, as among the Arunta; the work of regulating marriage being done by the opposed Matrimonial Classes.<br />
These classes are obviously an artificial arrangement, intended to restrict marriage to persons on the same level as generations. The meanings of the class names are only known with certainty in two cases, and then are names of animals, while there is reason to suspect that animal names occur in four or five of the eight class-names which, in different dialect forms, prevail in central and northern Australia. Conceivably the new class regulations made use of the old totemic machinery of nomenclature. But until Australian philologists can trace the original meanings of Class names, further speculation is premature.<br />
ro. Much might be said about the way out of totemism. When once descent and inheritance are traced through males, the social side of totemism begins to break up. One way out is the Arunta way, where totems no longer designate kinships. In parts of America totems are s</div>
</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-2795665602351815502017-10-21T00:30:00.000-07:002017-10-21T00:46:16.368-07:00sejarahwan @Madiun 1948, G30S<div class="f14 c3 lh_berita">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>💃</b></span></span></div>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"></span></span><br />
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> -detik</span><br />
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Berita hoax atau bohong tak hanya terjadi di era milineal seperti sekarang ini. Tahun 1965 saat terjadi tragedi pembunuhan enam jenderal dan 1 perwira TNI AD oleh sebuah Gerakan 30 September, berita hoax juga diproduksi kemudian.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Hoax dimaksud antara lain terkait bantuan 30 ribu senjata dari China seperti diberitakan harian <em>Angkatan Bersenjata</em> terbitan 25 April 1966. Tiga artikel yang muncul dalam edisi tersebut bertajuk, "Kisah Gagalnya Coup Gestapu jang Dimasak di Peking", "Rezim Peking Perintahkan Bunuh 7 Djenderal & Semua Perwira Reaksioner", dan "RRT Sanggupi Pengiriman Sendjata & Perlengkapan untuk 30.000 Orang".</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Harian itu menceritakan pertemuan petinggi PKI DN Aidit dengan tokoh Partai Komunis China, Mao Zedong. Dalam pertemuan isu yang dibahas antara lain rencana penggulingan Presiden Sukarno. Untuk itu Mao menjanjikan bantuan sebanyak 30 ribu pucuk senjata ke Aidit.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Kudeta untuk Sukarno dirancang akan dilakukan pada 5 Oktober 1965. Namun setelah tiba di Jakarta, Aidit mendapat perintah dari China agar kudeta dilakukan pada 1 Oktober.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
<span style="color: #2d2d2d;">"Ini adalah bagian dari </span><b><span style="color: red;">seri fiktif</span> </b><span style="color: #2d2d2d;">yang secara jelas ditulis untuk menertawakan rezim peking," tulis kabel diplomatik Kedubes AS seperti dikutip detikcom dari </span><a href="https://nsarchive2.gwu.edu/" style="color: #19378f; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">nsarchive2.gwu.edu</a><span style="color: #2d2d2d;">. "Semua hal tersebut di atas adalah produk imajinasi si penulis," bunyi lanjutan dalam dokumen tersebut. Telegram rahasia itu tercantum dalam dokumen ke-28 dari 39 file (1964 hingga 1968) yang dibuka ke publik sejak Selasa (17/10/2017).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Terkait G30S 1965, pada November 2008 pemerintah RRC juga pernah membuka dokumen diplomasi mereka dalam kurun waktu 1961-1965. Namun pada musim panas 2013 Kementerian Luar Negeri RRC menutup kembali dokumen-dokumen tersebut. Beruntung Taomo Zhou yang tengah mempersiapkan disertasi di Universitas Cornell sempat membaca dan memanfaatkan arsip tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Dalam papernya, "Tiongkok dan G30S", Taomo menulis Mao Ze Dong memang tertarik untuk mendorong revolusi di Asia Tenggara, tapi dia tak sampai menganjurkan PKI untuk melancarkan perjuangan bersenjata menentang Sukarno. Beijing malah mendorong PKI untuk melanjutkan kebijakan front persatuan dengan Presiden. Tujuan utamanya adalah mengeksploitasi konfrontasi Indonesia menentang pembentukan Malaysia sebagai penyeimbang kekuatan Barat di Asia Tenggara.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Pada awal 1965, PM China Zhou En Lai mengumumkan bahwa Tiongkok dalam posisi sebagai teman Indonesia, tak akan berpangku tangan kalau imperialism Barat berani menyerbu Indonesia," tulis Taomo.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Walaupun revolusi Tiongkok menjadi contoh yang mungkin diikuti PKI, dia melanjutkan, posisi Partai Komunis China tetap pada pendirian bahwa perjuangan bersenjata bukan merupakan strategi terbaik di Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Ikhwal bantuan senjata yang pernah dijanjikan, Taomo berkeyakinan hingga G30S 1965 meletus senjata-senjata itu sebenarnya belum sampai di Indonesia. Sebab proses administrasinya belum tuntas, juga perlu waktu untuk perakitan, pengepakan, hingga pengangkutan dan distribusinya.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Fakta lain menunjukan, dibanding RRC bantuan Uni Soviet kepada Indonesia justru lebih nyata. Jumlah bantuan persenjataan Soviet kepada Indonesia sejak 1960-an diperkirakan berkisar antara 600 ribu -1,2 juta dollar.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Jadi, sulit untuk secara pasti menganggap kalau bantuan militer Tiongkok memiliki dampak yang cukup signifikan dalam menentukan perkembangan politik di Indonesia pada 1965," tulis Taomo Zou.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
Sejarawan LIPI Asvi Warman Adam mengatakan, fakta bahwa keterlibatan China dan pengiriman senjata dari negeri itu ke Indonesia jelang 1965 adalah hoax merupakan bukti baru. Fakta ini menarik untuk diteliti lebih lanjut.</div>
<div style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; margin-bottom: 20px;">
"Arsip yang baru dibuka ini memperlihatkan hal-hal yang baru. Misalnya tidak ada pengiriman ribuan senjata ke Indonesia dan soal keterlibatan China yang ternyata hoax ini menarik," kata Asvi.</div>
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<br />
<div id="beacon_2f3b1b361c" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newrevive.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=642&loc=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-3693869%2Fdokumen-as-china-dan-bantuan-senjata-g30s-1965-hoax%3F_ga%3D2.89734930.803568652.1508503817-1536322137.1507278647&referer=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2F&cb=2f3b1b361c" style="height: 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle; width: 0px;" width="0" /></div>
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "roboto medium"; font-size: 16px;">(erd/jat)</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "roboto medium"; font-size: 16px;">⏳</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "roboto medium"; font-size: 16px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "roboto medium"; font-size: 16px;"><br /></span>
<div style="text-align: center;">
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span> - International People's Tribunal 1965 menganggap 39 dokumen tentang pembunuhan massal pasca-Gerakan 30 September 1965 yang disimpan pemerintah Amerika Serikat (AS) bukan hal baru.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Hal itu diungkapkan, Research and Data Collection IPT 1965, Sri Lestari Wahyuningrum di kantor Amnesty Internasional Indonesia, Jakarta, Jumat (201/10/2017).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Dokumen itu bagian yang sangat dipertimbangkan hakim ketika memutuskan keterlibatan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia dalam genosida di Indonesia," kata Ayu sapaan Sri Lestari Wahyuningrum.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Meski demikian, kata Ayu, 30.000 halaman dokumen itu membuktikan dan memperkuat keputusan final majelis IPT kasus 1965 yang menyebut ada 10 tindakan kejahatan kemanusiaan di Indonesia pada 1965.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Dari keputusan tersebut, majelis hakim menyatakan Indonesia bersalah dan harus bertanggung jawab atas kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Ini justru meneguhkan dan menguatkan putusan hakim IPT 1965," kata Ayu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2016/09/22/21395701/adakah.pelanggaran.berat.ham.dalam.kasus.1965." style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Adakah Pelanggaran Berat HAM dalam Kasus 1965?</a>)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Karena itu, ia pun mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), melakukan penyelidikan lanjutan atau penyelidikan ulang atas kejahatan kemanusiaan dan genosida dengan adanya dokumen tersebut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Bahkan, kata Ayu, ini termasuk pada kasus-kasus kejahatan serius lainnya seperti penghilangan paksa 1997-1998 atau kerusuhan Mei 1998.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Sampai saat ini pelaku kejahatan 1965 melakukan persekusi kepada yang dituduh komunis. Polanya berulang terus. Di Aceh, Papua, Timor Leste, Talangsari, Tanjung Priok lainya inventornya pelaku 1965," kata dia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Tak hanya itu, Ayu menyatakan, Pemerintah Indonesia juga harus mengambil langkah nyata sebagai bagian dari penyelesaian berkeadilan bagi hak-hak korban 1965 baik secara yudisial dan non-yudisial dengan membentuk Komite Kepresidenan Pengungkapan Kebenaran dan Klarifikasi Sejarah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"<em style="box-sizing: border-box;">Historical justice</em> penting dalam tahap ini. Sebab tanpa itu tidak mungkin ada proses lanjutan lainnya karena itu basis fakta empirik yang kami ingin jalankan," kata dia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Terakhir, Ayu berharap masyarakat internasional mendukung tugas pelapor khusus PBB untuk pemajuan hak-hak korban atas kebenaran, keadilan, reparasi dan jaminan tidak terulangnya kekuatan serius di masa lampau.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Pemerintah pun juga harus ambil langkah nyata mengakhiri impunitas dan mewujudkan empat pilar hak-hak korban tersebut di masa kini dan mendatang," tutur Ayu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2017/10/20/19063051/dibukanya-dokumen-as-soal-1965-dinilai-jadi-momentum-ungkap-kebenaran" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Dibukanya Dokumen AS soal 1965 Dinilai Jadi Momentum Ungkap Kebenaran</a>)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">39 dokumen</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Dilansir dari <em style="box-sizing: border-box;">BBC Indonesia</em>, sejumlah dokumen kabel diplomatik Amerika soal <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Tragedi-1965" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">tragedi 1965</a> kembali dibuka ke publik oleh tiga lembaga Amerika. Dokumen menguak sejumlah surat dari dan ke Amerika Serikat terkait pembunuhan massal pasca-1965.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Dokumen yang dibuka adalah 39 dokumen setebal 30.000 halaman yang merupakan catatan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia sejak 1964 hingga 1968. Isinya antara lain seputar ketegangan antara militer dengan PKI, termasuk efek selanjutnya berupa pembantaian massal.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Data dan fakta ini dinilai menguak sebagian tabir yang selama ini masih tertutup rapat dalam sejarah Indonesia. Selama ini, negara, terutama Tentara Nasional Indonesia, mengelak untuk membicarakan atau mengkaji ulang sejarah kelam <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Tragedi-1965" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">tragedi 1965</a>.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Fakta yang tersaji dalam dokumen diplomatik Amerika ini membantah narasi tunggal bahwa korban pembantaian tragedi 1965 adalah komunis atau mereka yang memang terkait pembunuhan para jenderal dan upaya pengambil alihan kekuasaan pada 30 September 1965.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Para anggota dan simpatisan PKI itu "kebingungan dan mengaku tak tahu soal 30 September," tulis laporan diplomatik Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia pada 20 November 1965.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2017/10/18/20235521/soal-dokumen-peristiwa-1965-ryamizard-akan-tanya-ke-menhan-as" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Soal Dokumen Peristiwa 1965, Ryamizard Akan Tanya ke Menhan AS</a>)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Pemerintah hati-hati</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Pemerintah Indonesia sendiri tidak akan bertindak gegabah atas pengungkapan dokumen tersebut di AS.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Menteri Pertahanan <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/Ryamizard-Ryacudu" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ryamizard Ryacudu</a> mengatakan, Indonesia tidak bisa begitu saja mempercayai dokumen yang dari negara lain. Karena itu, Indonesia akan bertindak hati-hati.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Begini, di Amerika, jangankan orang, presidennya saja dibunuh. Itulah, jadi yang penting kita hati-hati begitu," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/10/2017).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Ryamizard mengacu pada pembunuhan Presiden ke-35 Amerika Serikat John F Kennedy pada November 1963. Namun, sepanjang sejarahnya, ada empat Presiden AS yang tewas dibunuh. Selain Kennedy, ada Abraham Lincoln (Presiden ke-16), James A. Garfield (Presiden ke-20), dan William McKinley (Presiden ke-25).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2017/10/19/18490981/soal-dokumen-as-terkait-tragedi-1965-pemerintah-tanggapi-hati-hati" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Soal Dokumen AS Terkait Tragedi 1965, Pemerintah Tanggapi Hati-hati</a>)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Menurut Ryamizard, Indonesia dan Amerika Serikat selama ini memiliki hubungan yang baik. Ia juga berteman baik dengan Menteri Pertahanan AS Robert Gates.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Ryamizard mengatakan, dia akan berkomunikasi dengan Menteri Gates terkait dokumen peristiwa 1965 itu.</div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "roboto medium"; font-size: 16px;">🍻</span></div>
<div class="mdk-body-detail" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; margin: 0px; orphans: 2; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-size-adjust: 100%; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
<div class="mdk-body-paragpraph" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Merdeka.com - </b>Sudah 52 tahun peristiwa penculikan dan pembunuhan enam jenderal TNI dan satu perwira. Terjadi pada 30 September 1965. Sejak masa reformasi, berbagai upaya penyelesaian tragedi berdarah itu dilakukan.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Namun, nyatanya rekonsiliasi itu belum berjalan baik. Masing-masih pihak yang terlibat dalam peristiwa G30S merasa dirinya sebagai korban. Tak ada keinginan untuk membuka diri. Apalagi mengakui kesalahan yang dilakukan kelompoknya.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Letjen (Purn) Agus Widjojo adalah putra sulung Pahlawan Revolusi Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomihardjo. Dia menilai PKI harus bertanggung jawab atas kekerasan yang mereka lakukan di tahun 1948, pada 1 Oktober 1965 dan sebelumnya. Mereka melakukan pembunuhan dan meneror masyarakat. Puncaknya adalah membunuh para jenderal di malam kelam tersebut.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
Namun setelah itu keadaan berbalik. Giliran ratusan ribu anggota PKI, atau mereka yang dituding PKI menjadi korban dibantai oleh rakyat antikomunis yang dibekingi TNI AD. Di sini fungsi perlindungan negara pada warganya dipertanyakan.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Agus menyaksikan ayahnya dijemput dan tak pernah kembali pada dini hari 1 Oktober 1965. Namun kemudian Agus memilih untuk menghentikan dendam dan menggagas rekonsiliasi di antara dua pihak. Dia tak mau kelak peristiwa semacam itu terjadi lagi di Indonesia.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Sampai kapan kita mau mewariskan dendam antara sesama anak bangsa," katanya pada merdeka.com.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Pada merdeka.com, Agus bercerita panjang lebar soal peristiwa itu. Bagaimana pula tanggapannya soal isu kebangkitan PKI. Simak wawancara Ramadhian Fadillah, Anisyah Al Fakir, Rendi Perdana dan Muhammad Zul Atsari dengan Letjen (Purn) Agus Widjojo Selasa pekan lalu.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Pernahkah anda terpikirkan untuk balas dendam?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Oh enggak ada. Bagaimana mau balas dendam. Siapa yang saya cari? Memang saya ingin tahu juga, siapa yang bunuh ayah saya, bagaimana cara membunuhnya, mengapa dibunuh?</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
Kelak itu baru saya dapatkan dari pengetahuan-pengetahuan yang dalam selama saya menjadi perwira.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Tapi ketika peristiwa itu terjadi, saya baru lulusan SMA. Saya tahu soal (G30S) itu karena mendengarkan radio dan melihat warta <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;"><a href="http://www.merdeka.com/berita-hari-ini/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">berita</a></b> televisi yang masih hitam putih di TVRI.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Kenapa anda saat itu memilih menjadi tentara?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kepastian masa depan. Saya ingin mencari bidang pengabdian yang bisa meneguhkan hati saya, saya menemukan itu adalah pengabdian dalam keprajuritan.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
(Agus Widjojo masuk akademi militer hingga kemudian mencapai pangkat letnan jenderal)<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Bukan karena ingin mencari pembunuh ayah anda, atau melakukan aksi balas dendam?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Oh tidak ada.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Saat ini Film soal G30S PKI ramai diputar lagi. Anda adalah saksi mata peristiwa tersebut. Bagaimana anda menilai film itu?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Itu merupakan kenyataan sejarah. Malam itu saya dengar suara sepatu boot dan tusukan bayonet di pintu. Saya dengar suara-suara teriakan. Tapi saya tidak bisa melihat langsung karena saya tidur di kamar sebelah.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Begitu kejadian saya langsung berpikir bahwa saya harus siap menghadapi kemungkinan terburuk ke depannya. Saat itu saya baru lulus SMA. Bisa dirasakan bagaimana tiba-tiba kepala keluarga itu lenyap, lantas bagaimana nasib kita?<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Mungkin kalau tidak ada kejadian seperti itu saya tidak bisa menjadi tentara seperti sekarang ini.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Apakah anda memaafkan tragedi 1965?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Berdamai dengan masa lalu. Yang sudah ya sudah. Belum tentu itu memaafkan. Tapi saya terima itu sebagai sebuah kenyataan. Tetapi saya berpikir untuk kepentingan bangsa, bukan saya pribadi, atau untuk membalas dendam walaupun masih ada keinginan dalam diri sendiri masih ada rasa penasaran siapa sih yang bunuh ayah saya itu, itu enggak bias dihindari.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Tapi ke depannya bagaimana kita sebagai masyarakat menghadapi hal itu? Mau terus begini? Saling mendendam? Sampai kapan? Itu saja yang saya pikirkan.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Bagaimana prosesnya hingga anda kemudian menerima kenyataan hingga akhirnya menyuarakan rekonsiliasi antara para eks Tapol dan keluarga pahlawan revolusi?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Tidak gampang itu ya, karena itu proses pencarian. Waktu itu saya mendapat tugas sebagai komisi untuk perdamaian antar Timor Leste dan Indonesia yang angkatan bersenjatanya bersinggungan.</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin: 0px 0px 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">
Mulai dari situ saya melihat adanya rekonsiliasi perdamaian dari kedua belah pihak yang sedang bertikai. Dari situ saya melihat bahwa perdamaian adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah pertikaian. Saya memutuskan untuk segera berdamai dengan keluarga pelaku dan juga keluarga korban tahun 65. Rekonsiliasi itu sendiri baru bisa dipahami jika seseorang sudah berdamai dengan dirinya sendiri.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Dengan situasi memanas lagi seperti saat ini, idealnya rekonsiliasi seperti apa?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Dalam kondisi seperti sekarang ini yang masih rawan setiap kali ada permasalahan, kita harus dekati dengan persamaan. Jangan tonjolkan perbedaan dulu. Tapi apa persamaan kita. Apa persamaan sebagai satu bangsa yang merekatkan kita. Apa persamaan kita? Itu dulu sampai sembuh sakitnya.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Karena masyarakat kita belum cukup dewasa untuk melihat satu masalah kebangsaan dari perspektif perbedaan. Yang sebetulnya bermanfaat untuk kita cari dan ambil pelajaran, justru untuk merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat kita belum siap untuk sampai ke situ.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Kenapa rekonsiliasi sulit sekali dilakukan?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Saya setuju satu-satunya jalan untuk berdamai dengan masa lalu adalah dengan rekonsiliasi. Untuk sampai kepada space yang memungkinkan kita berekonsiliasi dengan semua pihak itu memang memerlukan persyaratan yang berat dan persyaratan itu tidak ada dalam masyarakat kita.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kita belum siap untuk rekonsiliasi. Persyaratan itu adalah bahwa pertama semua harus berdamai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu. Semua harus berdamai dengan masa lalunya dulu.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kalau seperti kemarin kita lihat masing-masing pihak masih menempatkan dirinya dalam konteks 65, dalam peran 65. Ya sudah, kemarin itu Indonesia masih berada seperti di tahun-tahun itu.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kita tidak bisa menempatkan diri sebagai manusia di tahun 2017 dan mengadakan refleksi untuk melihat tragedi 65 dari perspektif indonesia tahun 2017.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Rekonsiliasi itu tidak menuding-nuding berbagai pihak. Apabila kita dari masing-masing pihak mengadakan refleksi dan introspeksi terhadap diri sendiri. Itu belum ada sifat di masyarakat kita.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Kalau kita lihat dulu ada Forum Silaturahmi Anak Bangsa yang memotori rekonsiliasi. Kini dengan situasi memanas seperti ini, apa tidak mundur lagi rekonsiliasi?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Ya kita untuk maju dan mendorong supaya mencapai kondisi rekonsiliasi secarasubtansif. Rekonsiliasi kumpul-kumpul bersama sudah banyak. Forum Silaturahmi Anak Bangsa, yang kita adakan sendiri di situ ada anak Aidit, Kartosuwiryo, tapi sekedar untuk duduk bersama dan makan bersama.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Tapi tidak secara substantif untuk mendorong masuk dengan mencari pengungkapan kebenaran. Guna memutar film, melihat pihaknya masing-masing, apa yang terjadi, di mana tanggung jawab pihaknya. Bukan tanggung jawab yang lain dalam tragedi 65.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Karena dalam tragedi 1965, masing-masing pihak sampai tingkat tertentu pasti punya tanggung jawab dan tidak bisa mempersalahkan kepada satu pihak. Semua harus bertanggung jawab karena ini merupakan proses dan tragedi yang menyebabkan sebab dan akibat.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Kalau dalam Forum Silaturahmi Anak Bangsa tatanannya sudah pada intropeksi diri atau bagaimana ?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Tidak ada hukum di Indonesia untuk membuat orang sampai ke tingkat itu. Forum itu sebenarnya sudah bagus, bisa berkumpul, bisa menyatu dengan anak korban dan pelaku. Tapi kelemahan dari rekonsiliasi semacam itu tidak ada pelajaran yang dipetik. Apa yang salah dari masa lalu. Bagaimana agar tidak terulang kembali sekarang ini?<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Beberapa waktu lalu diskusi di LBH yang dihadiri eks Tapol sempat dibubarkan. Tanggapan anda?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kelemahan even yang diadakan di LBH adalah pertama, dia banyak mengumpulkan dari kelompok yang banyak sejalan dengan pemikirannya. Kalau itu ya kita akan makin mabuk.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kedua berbicara akan meneruskan sejarah. Siapa pun tidak ada yang memiliki kewenangan meluruskan sejarah. Tidak pula sejarawan.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kedua pihak harus datang dan duduk bersama. Di mana letak tanggung jawab kelompoknya terhadap tragedi 65 itu. Semua dilandasi keinginan yang sama untuk bersatu kembali dengan berdamai pada diri sendiri dan dengan masa lalu. Itu berat. Itu susah. Saya tidak percaya itu ada pada masyarakat Indonesia saat ini.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Rekonsiliasi itu artinya pendekatan. Tidak bisa satu pihak mengaku sebagai korban. Ya tidak bisa dong. Itu sudah berpihak, dan korban tragedi 65 ini ada di mana-mana. Karena korban ada di mana-mana. Jadi, tidak satu pihak. Kita tidak bisa tarik garis, sana hitam, sini putih. Begitu juga sebaliknya. Maka tidak akan tercapai penyelesaian masalah seperti itu.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Jadi pertemuan ini hanya menambah polarisasi dengan kelompoknya saja dan kita akan susah bergerak untuk mencapai rekonsiliasi.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kalau dulu, saat Saya simposium di Hotel Arya Duta banyak healing proses dan juga truth seeking. Biarkan semua pihak bicara agar kita semua tahu. Kalau kemarin yang di LBH kan cuma satu pihak yang ingin mencoba meluruskan sejarah. Tidak ada itu sebenarnya, jika mereka ingin meluruskan sejarah, itu versi dia. Jadi masyarakat kita belum siap untuk rekonsiliasi.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Simposium Tragedi 1965 di Aryaduta sempat mencuri perhatian. Kedua belah pihak dihadirkan untuk duduk bersama dan disaksikan banyak pihak. Apakah nanti akan ada simposium lanjutan?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Harus dilalui dengan proses pencerahan terlebih dahulu kepada semua pihak terhadap apa yang akan direkonsiliasi. Apakah kita sepakat untuk melalui rekonsiliasi? Apa kita mau terus fanatik, saling memusuhi, sampai kapan? Dikasih dengan cara-cara apapun itu tidak akan menyelesaikan.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Masyarakat kembali memanas dan menyangkut-pautkan berbagai hal dengan PKI. Menurut Anda, bagaimana masyarakat saat ini harus bersikap terhadap isu komunisme?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Bawalah kepada fakta dan bagaimana menyikapi kondisi seharusnya. Sebetulnya rambu-rambu hukum sudah cukup kuat, terutama TAP MPRS tahun 1966. Turut menyebarkan ajaran komunisme yang diancam dengan hukuman-hukuman tertentu. Tegakkan lagi seperti itu.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Hanya mungkin memang, hukum itu belum konkret yang dinyatakan sebagai menyebarkan ajaran komunisme yang bagaimana, jangan sesuatu yang sifatnya sangat umum.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Seperti misalnya oleh-oleh kaos palu arit yang dijual bebas di Vietnam. Kalau memang itu mau dilarang di Indonesia, cantumkan peraturan itu dalam undang-undang. Itu pun harus dengan konkret agar semua tahu akan hal itu.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Lantas apa yang dikatakan sebagai penyebaran paham dan ajaran komunisme, harus diperjelas juga maksud dalam undang-undang tersebut.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Bagaimana tanggapan anda terkait kembali memanasnya isu kebangkitan PKI?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kalau tidak ada kondisi yang sengaja membuat masalah itu muncul maka dia tidak akan muncul. Mungkin juga dia malah diimbangi dengan masalah lain yang bersifat lebih mendesak. Sebenarnya luka itu belum sembuh (tragedi 65).<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Menurut Bapak siapa yang memainkan isu ini? </strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Ya campur aduk sih. Segala cara digunakan untuk mencapai tujuannya yang beraneka ragam dan pasti itu tujuan politik.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">Sebetulnya ketakutan masyarakat kepada PKI saat itu karena apa?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Karena dibuat dalam kemasan informasi yang menakutkan dan itu sebenarnya belum tentu benar. Informasi-informasi tidak benar ini yang disebarkan terus menerus.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Padahal sebenarnya ancaman terhadap Pancasila itu bukan hanya dari komunis saja. Kalau istilah yang diangkat dalam orde baru ekstrem kiri dan ekstrem kanan.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Kalau ekstrem kiri itu ada kemungkinan untuk datang kembali. Apakah ekstrem kanan tidak akan muncul kembali? Tanya orang Jawa Barat sekarang ini, dari mana gerakan-gerakan intoleransi. Dari wilayah sabuk yang dulu merupakan basis Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">TNI AD hingga saat ini masih terdepan untuk memerangi segala hal berbau komunis. Dari pengalaman anda, sebenarnya seperti apa doktrin yang diterima TNI AD soal komunisme ini?</strong><br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Ya memang benar. Tahun 1948 mereka (PKI) berontak. Sebetulnya 1963 mereka beralih strategi. Mereka memaksakan kebijakan-kebijakan yang pro komunis dan mereka menjadi anak emasnya Presiden Soekarno. Ada isu land reform, membagikan tanah.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Lalu ada rencana angkatan kelima, mempersenjatai buruh tani guna bisa menandingi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, dan itu khas negara komunis. Ini mereka desakkan setelah mereka memenangkan hati dan pikiran Presiden Soerkarno. Semakin intens lagi setelah mereka mendengar informasi desas-desus sakitnya Bung Karno dan tidak akan lama lagi bisa dikendalikan hidup Bung Karno. Yang menentang itu paling gencar adalah Angkatan Darat. Tapi Angkatan Darat lebih bersifat defensif.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Nah mungkin PKI ini yang terpancing "kapan nih kita bertindak. Kalau kita terlambat bertindak kita keduluan Angkatan Darat'. Mereka terpancing untuk masuk.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Penculikan ini merupakan tradisi di tentara. Misal ada peristiwa Rengasdengklok. Nah ini kan kultur politik dulu, yang dilaksanakan oleh elemen-elemen yang tidak profesional. Aksi mereka langsung gagal. Tidak ada plan B karena mereka semua amatiran.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Mereka juga menanamkan dendam di hati masyarakat. Tanya anggota HMI, Anshor, budayawan, itu semua diintimidasi oleh Pemuda Rakyat. Ada tuh anggota Babinsa yang digorok karena berusaha melawan. Aksi seperti apa, aksi sepihak.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Jadi ketika saya duduk bersama anaknya Aidit, dan saya juga dipertanyakan oleh teman-temen saya, 'ngapain duduk semeja dengan pembunuh ayahmu Gus?' Saya tidak permisif dengan tindakan saya itu, tetapi saya ingin memaksakan PKI harus ikut bertanggungjawab atas peristiwa 65.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Tanggung jawab dong, di mana letak tanggung jawabmu? Saya ingin mengatakan PKI-PKI itu tangannya ikut berlumuran darah. Kenapa kalian tidak pernah mengatakan bahwa sebelum 1 Oktober 65 sebelum jam 4 pagi. Jam 4 pagi masih terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh PKI. Apalagi sebelum-sebelumnya tahun 48. Kuburan masal itu banyak. Kenapa tidak pernah disinggung? Itu yang mau saya paksakan untuk diakui. Saya katakan, adakan refleksi dan intropeksi pada diri kalian sendiri.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Dari kubu yang anti-PKI juga alasannya untuk mencegah korban yang lebih banyak yang diakibatkan oleh PKI, itu bisa dipertimbangkan. Tapi kalau sampai bertahun-tahun bela diri namanya bukan bela diri tapi ada keterlibatan langsung dan ini yang tidak diakui dari sisi anti PKI.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
PKI tidak mengakui pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum '65 dan mereka merasa tidak bersalah dan merasa menjadi korban dan di sini ada yang mengatakan negara tidak mungkin bersalah. Padahal negara punya tanggung jawab untuk melindungi warga negaranya.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%; white-space: normal;">[ang]</strong></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>💣</b></span></span></div>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO, Jakarta</span> - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menganggap penyelesaian perkara peristiwa 1965 masih jauh dari usai. Deklasifikasi Arsip Keamanan Nasional (NSA) dan Pusat Pengungkapan Dokumen Nasional (NDC) Amerika Serikat tentang <a href="https://www.tempo.co/tag/sejarah-1965" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">peristiwa 1965</a>, menurut dia, hanyalah satu langkah menuju upaya penyelesaian.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
"Ibaratnya menaiki anak tangga, dari anak tangga pertama sekarang naik ke anak tangga ke dua," ujar Usman kepada Tempo pada Jumat, 20 Oktober 2017.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1026625/dokumen-as-dibuka-diskusi-sejarah-1965-berpotensi-diawasi" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Dokumen AS Dibuka, Diskusi Sejarah 1965 Berpotensi Diawasi</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Belum lama ini, NSA dan NDC membuka sejumlah surat telegram rahasia diplomatik Amerika Serikat yang di antaranya mengungkap ada keterlibatan pihak asing dalam peristiwa 1965. Total ada 39 dokumen dengan tebal 30 ribu halaman yang salah satu isinya tentang pembantaian terhadap anggota dan simpatisan PKI pada 28 Desember 1965.</div>
<div data-google-query-id="CLOjrsSWgdcCFdQkaAodrUsJTQ" id="inarticle" style="border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0__container__" style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Penyelesaian perkara HAM dalam peristiwa 1965 sudah berjalan lama, jauh sebelum dibukanya data NSA dan NDC. Namun, selama ini, upaya penyelesaian tersebut mentok di berbagai tingkatan. Misalnya, terus dikembalikannya hasil penyelidikan Komisi Nasional HAM akan peristiwa itu oleh Kejaksaan Agung selaku penyidik dan penuntut.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Baca: <a href="https://fokus.tempo.co/read/1026235/dokumen-rahasia-as-ungkap-ansor-di-kumparan-sejarah-1965" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Dokumen Rahasia AS Ungkap Ansor di Kumparan Sejarah 1965</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Penyelesaian secara non yudisial alias rekonsiliasi pun mandek. Walaupun Kejaksaan Agung sudah beberapa kali memaparkan langkah tersebut sebagai ganti langkah yuridis, tetap saja tak ada perkembangannya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Usman mengatakan perlu kerja keras untuk menyelesaikan perkara HAM persitiwa 1965 secara tuntas. Misalnya, melengkapi dokumen-dokumen bukti yang masih kurang. Menurut dia, data yang ada sekarang belum mencukupi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1026450/dahnil-tak-kaget-dokumen-soal-1965-sebut-muhammadiyah-terlibat" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Dahnil Tak Kaget Dokumen Soal 1965 Sebut Muhammadiyah Terlibat</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Salah satu data yang belum diungkap ke publik, kata Usman, adalah data dari pihak Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA). "Padahal data panasnya di pusat intelijen AS tersebut," ujarnya. Data diplomatik yang sekarang terbuka, menurut dia, baru memberikan gambaran awal peristiwa 1965.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Namun data dari pihak Indonesia atau TNI sendiri belum ada. Padahal, menurut Usman, data TNI bisa memberikan gambaran soal pengerahan pasukan dalam peristiwa 1965 mulai dari jumlah, lokasi, hingga sasaran mereka. "Saya yakin data itu ada," kata Usman. "Saya rasa perlu menyurati Pemerintah AS juga agar ada upaya bilateral untuk menyelesaikan Peristiwa 65 pasca deklasifikasi data. Jadi, ada berita acara dan dokumen yang diberikan resmi."</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Baca: <a href="https://nasional.tempo.co/read/1026346/dokumen-as-soal-1965-nu-dan-muhammadiyah-sepakat-rekonsiliasi" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Dokumen AS Soal 1965, Nu dan Muhammadiyah Sepakat Rekonsiliasi</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Sementara itu, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Feri Kusuma beranggapan perlu ada political will juga dari Presiden Joko Widodo agar penyelesaian perkara HAM peristiwa 1965 bisa lebih maju. Political will itu bisa berwujud keterlibatan Presiden Joko Widodo langsung dalam mengkoordinir penyelesaian perkara.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
"Komisi oleh Kepresidenan itu penting, supaya temuan cepat ditindaklanjuti. Tak bisa sepenuhnya di Kemenkopolhukam," ujar Feri yang beranggapan penyelesaian perkara 65 tak bisa ditunda lebih lama lagi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Pihak Istana Kepresidenan, hingga berita ini ditulis, belum memberikan komentar soal dokumen yang menyinggung <a href="https://www.tempo.co/tag/sejarah-1965" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">sejarah 1965</a> itu. Juru bicara Istana Kepresidenan Johan Budi Sapto Pribowo, belum merespon kontak yang dilakukan oleh Tempo.</div>
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Read more at https://nasional.tempo.co/read/1026652/amnesty-international-dokumen-as-gambaran-awal-peristiwa-1965?BeritaUtama&campaign=BeritaUtama_Click_2#6yOBRclmcZQy2YG0.99</span><br />
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">🌱</span><br />
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa kelam 1965 kembali mengemuka setelah lembaga nirlaba National Security Archive di The George Washington University, Amerika Serikat, meminta pemerintah setempat membuka dokumen rahasia dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia periode 1964-1968. Dokumen tersebut mengungkap sejumlah fakta dalam peristiwa 1965, termasuk keterlibatan Muhammadiyah dalam pembunuhan para anggota serta simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Misalnya, dalam surat kawat atau telegram bertanggal 6 Desember 1965 dari Konsulat Jenderal Amerika di Medan kepada Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, terungkap ada hasutan-hasutan yang dilakukan para ustad Muhammadiyah. Dalam surat kawat itu, para ustad mengatakan kepada jemaah mereka supaya membunuh orang-orang yang secara sadar terlibat PKI. “Membunuh mereka sebanding dengan membunuh seekor ayam,” demikian sebagian isi telegram tersebut.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Baca: Di Dokumen Rahasia AS, Bagaimana Peran Ansor Saat 1965?</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Pernyataan-pernyataan itu disebut sebagai bentuk restu (lisensi) bagi para jemaah Muhammadiyah membunuh anggota dan para simpatisan PKI. Pernyataan dari para ustad itu juga disebut-sebut punya kemiripan dengan kebijakan Nahdlatul Ulama dari kalangan konservatif.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Menanggapi hal ini, Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan ia tidak kaget dengan hadirnya fakta dari beberapa surat kawat tersebut. Menurut dia, fakta bahwa ada konflik keras yang terjadi antara kelompok Islam dan PKI pada saat itu tidak bisa dinafikan, apalagi sejak peristiwa Madiun 1948 dan peristiwa 1965.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Baca: TNI Masih Pelajari Dokumen Rahasia AS Soal Sejarah 1965</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">“Saya kira surat kawat itu tidak mengagetkan. Banyak ustad Muhammadiyah dan NU yang keras melawan PKI dan pengikutnya pada saat itu. Dan itu terjadi di banyak daerah di Indonesia,” kata Dahnil kepada Tempo, Jumat, 20 Oktober 2017.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Menurut Dahnil, bila surat kawat tersebut bisa dipertanggungjawabkan, ia mengatakan hal itu diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagi anak-anak bangsa saat ini. Hal ini, kata dia, supaya peristiwa 1965, pembantaian dan pembunuhan terhadap para jenderal, serta pemberontakan di Madiun pada 1948 tidak lagi terulang kembali.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Simak: Dokumen 1965 Diungkap, Amerika Terlibat dalam Pembantaian PKI</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">“Bagi kami jangan kemudian peristiwa itu membawa pada dendam sejarah yang tidak produktif. Kita harus move on,” kata Dahnil.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Ia juga mengingatkan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan Islam yang disebut namanya tidak perlu takut terhadap fakta sejarah, termasuk sejarah 1965. Apalagi jika nantinya surat kawat dan dokumen tersebut bisa dipertanggungjawabkan, Dahnil justru mempersilakan supaya bisa diungkap.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="letter-spacing: 0.16px;">Read more at https://nasional.tempo.co/read/1026450/dahnil-tak-kaget-dokumen-soal-1965-sebut-muhammadiyah-terlibat#rKDkQwDEK4EMiPW9.99</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;"><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">🐅</b></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">Jakarta detik - Surat perintah sebelas Maret atau sering disingkat Supersemar masih terus menjadi teka-teki sejak tahun 1966 hingga kini. Rupanya, Central Intelligence Agency (CIA) memantau situasi politik Indonesia saat Supersemar dikeluarkan.</b></div>
</div>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Dalam dokumen CIA yang dikutip detikcom, Sabtu (11/3/2017), tergambar bagaimana transisi kekuasaan dari Presiden Sukarno ke Jenderal Soeharto terjadi. Dokumen CIA itu dilaporkan pada tahun 1966 dan baru dipublikasikan pada Desember 2016 lewat situs resmi lembaga tersebut.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>CIA menulis kronologi transisi kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto pada tahun 1966. Laporan itu menuliskan bahwa pemicu perpindahan kekuasaan adalah demonstrasi mahasiswa.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Mahasiswa menduduki kantor Kementerian Luar Negeri dan melakukan penjarahan. Situasi politik lndonesia digambarkan memanas terutama setelah peristiwa G30S atau Gestok di tahun 1965.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Laporan CIA itu juga menuliskan bagaimana Sukarno sebetulnya bukan bermaksud menyerahkan kekuasaan ke Soeharto. Namun Soeharto tetap merasa dirinya mendapat mandat dan langsung membentuk kabinet.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Namun laporan CIA tak menuliskan secara detail bagaimana 'penyerahan kekuasaan' dari Sukarno ke Soeharto itu terjadi. CIA hanya menulis Sukarno tiba-tiba meninggalkan rapat pada tanggal 11 Maret 1966. </b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Begini kronologi perpindaham kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto dalam pantauan CIA:</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>3 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Dalam menghadapi kelanjutan demonstrasi mahasiswa di Ibukota, Sukarno memerintahkan penutupan Universitas Indonesia di Djakarta.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>8 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Mahasiswa Indonesia mengintesifkan demonstrasi antipemerintahnya, menduduki dan menjarah Kantor Kementerian Luar Negeri.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>8 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Pemuda dari gerakan kiri membuat serangan kecil ke Kantor Kedubes AS.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>10 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Menindaklanjuti pertemuan dengan Sukarno, pemimpin partai politik mengeluarkan pernyataan dukungan untuk presiden dan mengutuk agitasi antipemerintah.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>11 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Dalam pertemuan dengan kabinet barunya, Sukarno, bersama Menlu Subandrio, tiba-tiba meninggalkan Istana Kepresidenan Bogor.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>12 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Menghadapi ultimatum militer, Sukarno menandatangani penyerahan otoritas eksekutif kepada Jenderal Suharto. Suharto tiba-tiba mengeluarkan pemerintah "atas nama" Sukarno secara resmi melarang Partai Komunis.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>16 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Dalam pengumuman kepresidenan, Sukarno, mencoba mendapatkan kembali otoritas yang dia berikan kepada Suharto, menegaskan bahwa perintahnya untuk Suharto adalah kesalahpahaman dan bahwa dia sendiri bisa menentukan komposisi kabinet Indonesia. Dalam pernyataan terpisah, Jenderal Suharto sepakat bahwa otoritas Presiden belum surut.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>18 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Bertindak untuk memenuhi kekuasaan yang dia asumsikan, tentara menahan 15 menteri dari aliran kiri, termasuk target utama mereka Menlu Subandrio, dan menggantinya dengan yang berasal dari kalangan moderat. Pimpinan tentara dan sekutu sipilnya mulai bicarakan formasi kabinet baru.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>23 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Sukarno membuat kemunculan yang mengejutkan dalam sebuah resepsi diplomatik dalam rangka mencoba untuk memperbaiki citra dirinya yang hancur.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>27 Maret</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Kabinet moderat yang baru diumumkan, didominasi oleh Jenderal Suharto; Sultan Yogyakarta, bertanggung jawab atas kementerian ekonomi; dan Menlu yang baru Adam Malik. Jenderal Nasution kembali ke pemerintahan dengan jabatan kementerian sebagai deputi komandan tertinggi dari KOGAM, "Komando Ganyang Malaysia". Sukarno mempertahankan posisinya sebagai presiden dan perdana menteri.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>4 April</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Menlu Malik dan Sultan Yogyakarta mengumumkan pernyataan publik tentang peletakan dasar moderat dalam kebijakan ekonomi dan luar negeri. Malik mulai intens untuk mengembalikan keanggotaan Indonesia di PBB dan memulai upaya untuk mengakhiri konfrontasi melawan Malaysia yang sudah dilakukan selama tiga tahun. Sultan menerima bantuan asing dari berbagai sumber dan memberi garis program stabilisasi atas ekonomi Indonesia yang chaos.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>10 April</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Pemerintahan yang baru mengumumkan penekanannya untuk memperpanjang pengakuan kembali ke Singapura tetapi menegaskan kembali permusuhannya terhadap Malaysia.</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>Sukarno, Soeharto, dan Supersemar dalam Pantauan CIA Tahun 1966Dokumen CIA tentang Supersemar (Dok Istimewa)</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>(bpn/dnu)</b></span></span><br />
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"> detik- Tragedi G30S/PKI melahirkan pertanyaan. Apa peran China? Apa peran Amerika? Dan berapa jumlah anggota PKI yang dibantai dalam aksi balasan tentara. CIA mengungkapnya dalam sebuah tulisan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Hal ini dimuat dalam tulisan 'The Lesson of The September 30 Affair' dari Center for the Study of Intellilgence CIA, Volume 14 Issue 2, Musim Gugur 1970. Tulisan ini adalah jurnal internal CIA dan dirahasiakan selama puluhan tahun dan baru dipublikasikan kepada umum tahun 1994 dan diposting di situs CIA pada 8 Mei 2007.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Kita bisa membacanya sendiri di situs resmi CIA bagian perpustakaan digital. Seperti dibaca detikcom, Minggu (1/10/2017). Penulisnya adalah Richard Cabot Howland, staf Kedubes AS yang bertugas di Jakarta tahun 1965-1966.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<div id="beacon_e070226f62" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; left: 0px; position: absolute; text-align: left; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newrevive.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=642&loc=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-3665773%2Fcia-ungkap-jawaban-3-pertanyaan-seputar-g30spki%3F_ga%3D2.211351312.461072275.1506691346-829788112.1506691346&referer=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2F%3F_ga%3D2.211351312.461072275.1506691346-829788112.1506691346&cb=e070226f62" style="height: 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle; width: 0px;" width="0" /></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Kemlu AS dalam tulisan Foreign Relations of The United States 1964-1968 Volume XXVI menyebutkan kalau artikel Howland ini untuk menjawab 3 pertanyaan penting. Pertama, hubungan China dalam G30S/PKI. Kedua kaitan pemberantasan PKI dengan perang Vietnam yang sama-sama melawan komunis dan ketiga, jumlah anggota PKI yang tewas dibantai oleh tentara dan warga sipil.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><strong>BACA JUGA: <span style="color: red;"><a href="https://news.detik.com/berita/d-3662939/kisah-jenderal-ke-8-yang-lolos-g30spkidan-penting-untuk-cia" style="color: #19378f; text-decoration-line: none;" target="_blank"><span style="color: red;">Kisah Jenderal ke-8 yang Lolos G30S/PKI dan Penting untuk CIA</span></a></span></strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</strong>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Howland mengatakan China sama bingungnya dengan AS saat G30S/PKI terjadi, karena terlalu banyaknya pejabat sipil dan militer terlibat di pihak PKI, Sukarno dan Angkatan Darat. Dia menyimpulkan dari beberapa dokumen dan data, tidak ada peran China dalam G30S/PKI, meskipun China mendukung tumbuhnya komunisme di Indonesia.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Mustahil Sukarno atau Aidit menawarkan kekuatan luar manapun untuk 'ikut ambil bagian dalam aksi' atau dimintai tolong dalam Gerakan 30 September," kata Howland.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><strong>BACA JUGA: <span style="color: red;"><a href="https://news.detik.com/berita/d-3663329/ada-apa-dengan-nasution-dan-cia" style="color: #19378f; text-decoration-line: none;" target="_blank"><span style="color: red;">Ada Apa dengan Nasution dan CIA?</span></a></span></strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</strong>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Terkait hubungan dengan Perang Vietnam, menurut Howland saat itu banyak yang percaya Angkatan Darat Indonesia berani melawan PKI dan Sukarno karena tahu akan didukung tentara Amerika di Vietnam. Menurut Howland tindakan AD saat itu lebih ke situasi taktis semata, bukan karena tentara AS ada di Vietnam Selatan.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Suharto bertindak bukan karena visi geopolitik atau strategis dari kehadiran tentara AS di Vietnam Selatan. Itu situasi taktis saja, Yani meninggal, Nasution tidak sanggup, Suharto adalah perwira senior yang ada dan memerintah dan cuma dia yang bisa bertindak. Dia bertindak tanpa banyak pikir nanti bagaimana. Kemenangannya saat itu bukan karena kehadiran kita di Vietnam," kata Howland.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;"><strong>BACA JUGA: <span style="color: red;"><a href="https://news.detik.com/berita/d-3663811/dokumen-cia-ungkap-konflik-sukarno-vs-soeharto" style="color: #19378f; text-decoration-line: none;" target="_blank"><span style="color: red;">Dokumen CIA Ungkap Konflik Sukarno VS Soeharto</span></a></span></strong></strong></div>
<strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">
</strong>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">Terkait dengan jumlah anggota PKI yang jadi korban, di luar negeri beredar angka 350.000 sampai 1,5 juta orang. Kedubes AS mendapatkan laporan dari berbagai wilayah Indonesia dengan aneka kisah seram soal pembantaian anggota PKI. Howland mengaku turun langsung ke beberapa daerah di Indonesia. Dia mengaku angka itu dibesar-besarkan karena semangat anti-PKI saat itu. Jumlah aslinya tidak mungkin dihitung, namun lebih kecil dari yang digembar-gemborkan.</span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">"Seorang letkol angkatan darat memberikan angka yang kata dia akurat dari lapangan. Total 50.000 tewas di Jawa, 6.000 tewas di Bali dan 3.000 tewas di Sumatera Utara. Saya ragu metodenya tapi perkiraannya dapat diterima, digabung dengan data saya hasilnya total ada 105.000 orang Komunis tewas. Ini angka yang tetap besar, tapi jauh dari klaim 350.000-1,5 juta orang," kata dia. </span></div>
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; text-align: left;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; text-align: left;">(fay/imk)</strong></span></span></div>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><b>👻</b></span></span></div>
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><span itemprop="contentLocation"><br /></span></strong>
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Yogyakarta</span> - Sebuah diskusi menarik tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) digelar di Sekretariat Syarikat Indonesia di Yogyakarta, Jumat, 22 September 2017. Dalam diskusi yang bertema Jalan Sunyi Penyintas Genosida itu, Ngatiyar, aktivis LSM Mitra Wacana, memaparkan mengapa PKI mempunyai banyak pengikut pada 1960-an.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Ngatiyar yang pernah melakukan riset di sebuah desa di Jawa Tengah pada 2009 dan 2013 untuk tesis S-2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menemukan beberapa alasannya. "Faktor kepemimpinan desa mendukung wilayahnya meraih suara terbanyak," kata Ngatiyar.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
BACA: <a href="https://nasional.tempo.co/read/763665/berapa-sebenarnya-korban-pembantaian-pasca-g30s-1965" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Berapa Sebenarnya Korban Pembantaian Pasca-G 30 S 1965?</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Ngatiyar mencontohkan, desa yang menjadi lokasi risetnya mempunyai luas seperempat dari luas kecamatan. Ada tujuh desa dalam kecamatan di sana. Sebanyak 80 persen warga di desa itu menjadi simpatisan PKI. "Karisma terbangun dari kekuasaan seseorang di daerahnya," kata Ngatiyar.</div>
<div data-google-query-id="COLdpP3ZzdYCFU3TjgodSu0CoQ" id="inarticle" style="border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0__container__" style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Faktor kedua adalah bahasa simbolik yang menarik dari keberadaan simbol palu dan arit yang dimiliki PKI. Ngatiyar pun meyakini, hingga hari ini, simbol PKI tersebut dinilai paling menarik dari simbol-simbol yang dimilik partai-partai politik di Indonesia.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
"Saya tanya, mengapa warga di sana lebih memilih PKI? Bukan PNI atau NU?" kata Ngatiyar.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
BACA: <a href="https://nasional.tempo.co/read/705938/g30s-1965-dan-pasukan-sipil-serba-hitam-membasmi-pki" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">G 30 S 1965 dan Pasukan Sipil Serba Hitam Membasmi PKI</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Alasan warga, simbol kerbau pada PNI menunjukkan borjuasi. Maksudnya, meski kerbau digunakan untuk membajak sawah, kerbau hanya dimiliki priyayi atau orang-orang kaya di desa.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Sedangkan simbol NU berupa tali jagat sulit dipahami warga awam. "Kalau palu dan arit itu setiap ke ladang, ke sawah dibawa," kata Ngatiyar.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">PITO AGUSTIN RUDIANA</span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Read more at https://nasional.tempo.co/read/1020952/mengapa-pki-punya-banyak-massa-sebelum-1965-penelitian-ini?PilihanUtama&campaign=PilihanUtama_Click_1#tk7V8Jq8gkGrO658.99</span><br />
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">❤</span></div>
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><span itemprop="contentLocation"><br /></span></strong>
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Untung Sjamsuri, salah satu tokoh penting dalam Gerakan 30 September 1965. Orang biasa mengenalnya sebagai Letnan Kolonel (Letkol) Untung yang bertugas sebagai Komandan Batalion I Kawal Kehormatan Tjakrabirawa. Peran Letkol kelahiran Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926 adalah sebagai pemimpin penculikan yang ditengarai orang dekat Soeharto.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Dari penelusuran Tempo, sejak umur 18 tahun, Untung diketahui sudah masuk ke dalam dinas kemiliteran di Heiho, kesatuan militer bentukan tentara pendudukan Jepang. Setelah Jepang kalah, Untung masuk Batalion Sudigdo, yang markasnya berada di Wonogiri. Batalion inilah yang disebut-sebut terlibat dalam aksi pemberontakan Partai Komunis Indonesia 1948, yang dimpimpin oleh Musso.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
(<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Lihat video</span> <a href="http://www.tempochannel.com/detail/videos/tempo-kini/video/4520429443001/disebut-berbahaya-inilah-fakta-lagu-genjer-genjer?autoStart=true&page=3" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Disebut Berbahaya, Inilah Fakta Lagu Genjer-Genjer</a>, <a href="http://www.tempochannel.com/detail/videos/editor-s-choice/video/4526278546001/ini-dia-fakta-penyiksaan-jenderal-saat-g30s?autoStart=true" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;">Ini Dia Fakta Penyiksaan Jenderal Saat G30S</a>)</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">BERITA MENARIK</span><br />
<br />
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/07/078707154/g30s-1965-misteri-letkol-untung-masih-hidupkah-dia" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" title="G30S 1965: Misteri Letkol Untung, Masih Hidupkah Dia?">G30S 1965: Misteri Letkol Untung, Masih Hidupkah Dia?</a><a href="http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/07/078707142/g30s-1965-terungkap-kedekatan-soeharto-dan-letkol-untung" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" title="G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung">G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung</a></span></div>
<div data-google-query-id="CPjyirzsztYCFcoeaAodBPAN9w" id="inarticle" style="border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0__container__" style="border: 0pt none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_nasional_inarticle_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Letkol CPM (Purnawirawan) Suhardi, kawan dekat untung yang ditemui Tempo pada 2009 menuturkan setelah 1948, Untung bertugas di Solo, Jawa Tengah. Kebetulan kota Solo saat itu Komandan Komando Resor Militer-nya adalah Soeharto. Selesai menjabat komandan Korem, Soeharto kemudian naik menggantikan Gatot Subroto menjadi Panglima Divisi Diponegoro. Untung pun ikut pindah ke Divisi Diponegoro, Semarang.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca juga:</span><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/07/078707160/minta-maaf-ke-sukarno-titiek-kenapa-harus-pak-harto-itu" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" title="Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...">Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...</a></span></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Hubungan Soeharto-Untung terjalin lagi saat Soeharto menjabat Panglima Kostrad yang mengepalai operasi pembebasan Irian Barat, 14 Agustus 1962. Untung terlibat dalam operasi yang diberi nama Operasi Mandala itu. Saat itu Untung adalah anggota Batalion 454 Kodam Diponegoro, yang lebih dikenal dengan Banteng Raiders.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<br />
Karir Untung semakin dekat pusaran politik nasional setelah masuk menjadi anggota Tjakrabirawa pada pertengahan 1964. Tidak tanggung-tanggung dua kompi Banteng Raiders saat itu pun dipilih menjadi anggota Tjakrabirawa. Jejak Soeharto terlihat dengan penempatan Untung dan Banteng Raiders sebagai anggota Tjakrabirawa, pasukan pengamanan Presiden di Istana. Sebabnya, Soeharto yang memimpin Kostrad yang merekomendasikan batalion mana saja yang diambil menjadi Tjakrabirawa.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">BACA JUGA</span><br />
<br />
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://dunia.tempo.co/read/news/2015/10/07/117707140/geger-pendeta-mengaku-gay-yang-menolak-sembuh" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" title="Geger Pendeta Mengaku Gay yang Menolak Sembuh">Geger Pendeta Mengaku Gay yang Menolak Sembuh </a><a href="http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/06/063706774/gadis-gadis-dibunuh-berantai-di-batam-begini-kisahnya" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Gadis-gadis Dibunuh Berantai di Batam: Begini Kisahnya</span></a></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Selain sering bertugas bersama, kedekatan Soeharto dengan Untung lainya ketika menghadiri pernikahan Untung di desa terpencil di Kebumen, Jawa Tengah. Kunjungan pada Februari 1965 itu dilakukan Soeharto yang sudah menjabat Panglima Kostrad bersama istrinya, Tien, untuk menghadiri pesta pernikahan mantan anak buahnya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Untung juga pernah menyebut keterlibatan Soeharto pada peristiwa G30S 1965. Dalam bukunya, Soebandrio menyebut, di penjara, Untung pernah bercerita kepadanya bahwa pada 15 September 1965 Untung mendatangi Soeharto untuk melaporkan adanya Dewan Jenderal yang bakal melakukan kup. Jawaban Soeharto tidak seperti memerintah Untung. "Bagus kalau kamu punya rencana begitu. Sikat saja, jangan ragu-ragu," demikian kata Soeharto seperti diucapkan Untung kepada Soebandrio.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Kemudian menurut eks menteri Luar Negeri Soebandrio, Soeharto memberikan dukungan kepada Untung untuk menangkap Dewan Jenderal dengan mengirim bantuan pasukan. Soeharto memberi perintah per telegram Nomor T.220/9 pada 15 September 1965 dan mengulanginya dengan radiogram Nomor T.239/9 pada 21 September 1965 kepada Yon 530 Brawijaya, Jawa Timur, dan Yon 454 Banteng Raiders Diponegoro, Jawa Tengah.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Baca juga:</span><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/07/078707160/minta-maaf-ke-sukarno-titiek-kenapa-harus-pak-harto-itu" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" title="Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...">Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...</a></span></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Kesatuan itu diperintahkan datang ke Jakarta untuk defile Hari Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober. Anehnya pasukan tersebut membawa peralatan siap tempur dengan peluru tajam. "Aneh, masak untuk defile prajurit mesti membawa peluru tajam. Semestinya tidak begitu, ada mekanismenya kalau di militer," kata Laksamana Punawirawan Omar Dhani, bekas Kepala Staf Angkatan Udara di era Presiden Sukarno.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">EVAN KOESOEMAH | PDAT | SUMBER DIOLAH</span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Read more at https://nasional.tempo.co/read/707180/g30s-1965-rupanya-soeharto-yang-tempatkan-letkol-untung#iE77zPEKk0wYGylB.99</span><br />
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><b style="font-family: Helvetica, Arial;">Kebumen</b><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal;"> - Pekarangan dengan luas 150 meter persegi dan hanya ditumbuhi ketela rambat di Dusun Kedung Bajul, RT 01/ RW 02, Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah ini, dulunya merupakan tempat tinggal Letkol Untung yang memimpin G30S 1965. Pihak keluarga sengaja tidak mendirikan bangunan lagi di atas tanah itu, dan membiarkannya begitu saja.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal;">Untung sendiri lebih dikenal dengan nama Kusmindar di kampungnya itu. Sepeninggal ibunya, Letkol Untung yang lahir di Kebumen, 3 Juli 1926 lalu pindah ke Solo pada umur 10 tahun. Ia diasuh adik ayahnya, Samsuri, yang tak punya anak. Karena itu, ia lebih dikenal sebagai Untung bin Samsuri.</span></b><br />
<table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="background-color: white; color: #929292; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 441px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="line-height: 14.4px; margin-bottom: 25px; width: 435px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: auto;">
Foto: Rinto Heksantoro/detikcom</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal;">Muhyono (60), kerabat Letkol Untung, menuturkan keluarga sengaja tidak membangun rumah lagi di atas tanah itu tanpa alasan yang jelas. Kini di lahan kosong itu lebih banyak dimanfaatkan untuk mejemur pakaian.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal;">"Ya memang ini dulu bekasnya (rumah) di sini, tapi tidak di bangun lagi, itu malah saya buat njemur baju," kata Muhyono saat ditemui detikcom, Rabu (27/9/2017).</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal;">Muhyono mengaku hanya mengenal sosok kerabatnya itu dari televisi setelah diketahui terlibat dalam pemberontakan G30S 1965. Dengan keyakinan agama yang ia anut, menurutnya, PKI adalah paham yang salah dan tidak sejalan dengan hati nuraninya. "Meskipun kami masih saudara ya kami tetap menolak paham PKI itu," lanjutnya.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal;">Sementara itu Kepala Dusun setempat, Nurwahid (40) menuturkan, dari cerita yang ia dapat, Letkol Untung adalah TNI cerdas dan mempunyai berbagai prestasi. Namun, selaku orang awam, ia dan warga desa setempat tidak mengira jika akhirnya Letkol Untung terlibat dalam pemberontakan G30S.</span><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "helvetica" , "arial"; font-weight: normal;">"Pak Untung merupakan lulusan terbaik akademi militer waktu itu, terus diangkat jadi ajudannya Pak Soeharto. Tapi setelah itu kami juga tidak tahu kok ternyata terlibat dalam partai komunis dan ikut dalam G30S," tuturya.</span></b><br />
<div id="beacon_c1ae961a71" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newrevive.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=642&loc=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-3665805%2Frumah-letkol-untung-di-kebumen-kini-jadi-tempat-jemur-pakaian%3F_ga%3D2.213949202.461072275.1506691346-829788112.1506691346&referer=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2F%3F_ga%3D2.211351312.461072275.1506691346-829788112.1506691346&cb=c1ae961a71" style="height: 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle; width: 0px;" width="0" /></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br style="font-family: Helvetica, Arial; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Helvetica, Arial;">(erd/jat)</strong></b><br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><strong style="font-family: Helvetica, Arial;">❤</strong></b></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;"><br /></b>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">Jakarta</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> - Banyak hal belum terungkap tentang sosok Letnan Kolonel Untung yang disebut memimpin Gerakan 30 September (G30S) 1965. Detikcom menyusuri jejak masa kecil Untung di desa kelahiran Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Warga mengaku tak begitu tahu tentang cerita masa kecil dan remaja Letnan Kolonel Untung bin Samsuri. Padahal di desa itulah pada 3 Juli 1926 Untung yang memiliki nama kecil Kusmindar alias Kusman dilahirkan. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Baca juga: </span><a href="https://news.detik.com/berita/d-3665572/jejak-letkol-untung-dari-pki-madiun-ke-lubang-buaya-1965?_ga=2.197797359.1569655458.1506259866-404985789.1504593240" style="background-color: white; color: #19378f; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; font-weight: bold; text-decoration-line: none;" target="_blank">Jejak Letkol Untung, dari PKI Madiun ke Lubang Buaya 1965</a><br />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Kusman sempat belajar di Sekolah Rakyat 'Seruni' di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah sampai kelas 3. Sekolah itu kini berganti menjadi SD Negeri 1 Bojongsari. Namun nama Kusmindar atau Kusman alias Untung belum tercatat dalam buku induk siswa di sekolah tersebut. Kepala SD N 1 Bojongsari Edy Sutrisno mengatakan buku induk siswa di sekolahan tersebut baru dibuat tahun 1940. Sehingga bisa jadi Kusman yang lahir pada 3 Juli 1926 tercatat pada dokumen lain yang tidak sempat diamankan oleh pihak sekolah pada waktu itu.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Data tertua dalam buku induk siswa ini adalah murid kelahiran tahun 1940an, sedangkan Kusmindar kan lahir tahun 1926 jadi kemungkinan belum masuk buku induk ini atau malah tercatat pada buku lain," kata Edy kepada detikcom, Rabu (27/9/2017).</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<table align="center" class="pic_artikel_sisip_table" style="background-color: white; color: #929292; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 12px; line-height: 14.4px; margin-bottom: 10px; table-layout: fixed; text-align: center; width: 441px;"><tbody>
<tr><td><div align="center" class="pic_artikel_sisip" style="line-height: 14.4px; margin-bottom: 25px; width: 435px;">
<div class="pic" style="background: rgb(249, 249, 249); display: inline-block; max-width: 100%; padding-bottom: 10px; position: relative; width: auto;">
Mbah Sadeli, teman masa kecil Letkol Untung (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Mbah Sadeli (85), warga RT 01/ RW 02, Dusun Kedung Bajul, Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen mengatakan bahwa sejak usia 10 tahun Kusman pindah ke Solo. Di Solo, Untung tinggal di rumah pamannya, Samsuri. Untung sejak kecil selalu serius, tak pernah tersenyum. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Potongannya seperti preman. Orang-orang Cina yang membuka praktek-praktek perawatan gigi di daerah saya takut semua kepadanya," kata Letkol CPM (Purn) Suhardi, teman masa kecil Untung di Solo seperti dikutip dari Koran Tempo, 5 Oktober 2009. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Seperti diketahui Untung kemudian menjadi Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen Tjakrabirawa. Batalyon ini berada di ring III pengamanan presiden. Pada sekitar tahun 1964 Untung melangsungkan pernikahan di Kebumen dengan Hartati warga Bojongsari. Namun saat itu tak banyak warga yang diundang. "Mungkin karena sudah menjadi tentara terus dianggap sombong," kata dia. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Menurut Mbah Sadeli, tamu di pernikahan Untung banyak pejabat penting ketika itu. "Tapi enggak tahu siapa saja (yang datang). Sekarang Hartati ke mana juga pada enggak tahu," tambahnya. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Di kalangan perwira Angkatan Darat pada awal 1965 beredar kabar bahwa Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto dan istri, Tien, menjadi salah satu tamu yang datang ke pernikahan Untung. Mantan Menteri Luar Negeri Soebandrio dalam bukunya, "Kesaksian tentang G30S" mengatakan bahwa kedatangan seorang komandan dalam pesta pernikahan mantan anak buahnya adalah wajar. </span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Soeharto datang dengan mengemudikan sendiri mobil jeep dinasnya. Kenyataan itu bagi Soebandrio mengundang pertanyaan tersendiri. Langkah Soeharto mendekati Untung ini terbaca di kalangan elite politik dan militer saat itu, "tetapi mereka hanya sekadar heran pada perhatian Soeharto terhadap Untung yang begitu besar," kata Soebandrio dalam buku tersebut.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Soeharto, dalam biografi 'Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President', mengaku mengenal Untung sejak 1945. Namun dia tak pernah menyinggung ikhwal kehadirannya dalam pernikahan Untung. "Saya mengenal Untung sejak 1945 dan dia merupakan murid pimpinan PKI, Alimin" kata Soeharto dalam buku biografi yang ditulis Retnowati Abdulgani Knapp itu.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Hingga terjadinya peristiwa G30S dan kemudian Letkol Untung dieksekusi mati pada 1966 di Cimahi, Jawa Barat banyak kehidupan pribadinya yang belum terungkap. Termasuk soal kisah cintanya.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<div id="beacon_9a94cd329f" style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newrevive.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=642&loc=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-3665670%2Fmisteri-kisah-cinta-letkol-untung%3F_ga%3D2.211230352.461072275.1506691346-829788112.1506691346&referer=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2F&cb=9a94cd329f" style="height: 0px; max-width: 100%; vertical-align: middle; width: 0px;" width="0" /></div>
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;" />
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><span itemprop="contentLocation"><strong style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px;">(erd/jat)</strong></span></strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu2jtyHqMd4D4nQxijKJsTHV2mSTGkKNh1SYoz0Psgp9voMAfUuJ1-NPFJgiQ95lRteLFpQkI9b1X7YTU5NAwieWTK64zDRNB6Oyts58b0TcDsWsxh5ebfy-z4Orlax5KS0G6DxlHEQ6U/s1600/Glass_of_waterMINI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="129" data-original-width="163" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu2jtyHqMd4D4nQxijKJsTHV2mSTGkKNh1SYoz0Psgp9voMAfUuJ1-NPFJgiQ95lRteLFpQkI9b1X7YTU5NAwieWTK64zDRNB6Oyts58b0TcDsWsxh5ebfy-z4Orlax5KS0G6DxlHEQ6U/s1600/Glass_of_waterMINI.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><span itemprop="contentLocation"><br /></span></strong></div>
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><span itemprop="contentLocation"><br /></span></strong>
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><span itemprop="contentLocation"><br /></span></strong>
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><span itemprop="contentLocation">Jakarta</span>, <span itemprop="creator">CNN Indonesia</span> </strong><span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">-- Putusan akhir pengadilan rakyat internasional atas kejahatan kemanusiaan periode 1965 di Indonesia atau </span><em style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: helveticaff, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">International People’s Tribunal</em><span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> (IPT) 1965 menyebutkan, Indonesia harus bertanggung jawab atas 10 tindakan kejahatan hak asasi manusia (HAM) berat pada 1965-1966.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Salah satu dari 10 kejahatan HAM itu ialah genosida atau tindakan sengaja untuk menghancurkan sebagian atau seluruh golongan penduduk tertentu. Kejahatan genosida ini dialami anggota, pengikut dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI), serta loyalis Presiden Sukarno dan anggota Partai Nasional Indonesia (PNI). </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">“Tindakan pembunuhan massal, dan semua tindak pidana tidak bermoral pada peristiwa 1965 dan sesudahnya, dan kegagalan untuk mencegahnya atau menindak pelakunya, berlangsung di bawah tanggung jawab sepenuhnya Negara Indonesia,” ujar Ketua Hakim IPT 1965 Zak Yacoob seperti dikutip dalam salinan putusan IPT 1965, Rabu (20/7). </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hakim menyatakan Indonesia bertanggung jawab dan bersalah atas kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan atas tindakan dan perbuatan tidak manusiawi, khususnya yang dilakukan oleh pihak militer melalui sistem komando. Semua kejahatan terhadap kemanusiaan, katanya, dilakukan kepada warga masyarakat Indonesia dengan sistematis, diam-diam, tapi meluas. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sepuluh kejahatan HAM berat yang dilakukan pada periode 1965-1966 adalah pembunuhan massal, pemusnahan, pemenjaraan, perbudakan, penyiksaan, penghilangan paksa, kekerasan seksual, pengasingan, propaganda palsu, keterlibatan negara lain, hingga genosida. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Semua tindakan ini merupakan bagian integral dari serangan yang menyeluruh, meluas, dan sistematis terhadap PKI, organisasi-organisasi </span><em style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">onderbouw</em><span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">-nya, para pemimpinnya, anggotanya, pendukungnya, dan keluarga mereka, termasuk mereka yang bersimpati pada tujuannya, dan secara lebih luas juga terhadap orang yang tak berkaitan dengan PKI,” ujar Yacoob. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Yacoob selanjutnya mengatakan, Indonesia gagal mencegah terjadinya tindakan tidak manusiawi ini, ataupun menghukum mereka yang terlibat atau melakukannya. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">“Sebab jika terjadi perbuatan pidana yang dilakukan terpisah dari pemerintah, atau tindakan yang biasa disebut aksi lokal spontan, bukanlah berarti negara dibebaskan dari tanggung jawab. Negara wajib menghalangi kembali berulangnya kejadian, dan menghukum mereka yang bertanggung jawab,” kata Yacoob.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Ada tiga rekomendasi dari hasil putusan pengadilan rakyat ini. Pertama, pemerintah Indonesia agar segera dan tanpa pengecualian, meminta maaf pada semua korban, penyintas, dan keluarga mereka atas tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh negara dan tindakan kejahatan lainnya yang dilakukan negara terkait peristiwa 1965.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Kedua, menyelidiki dan menuntut semua pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan. Ketiga, memastikan ada kompensasi yang setimpal dan upaya ganti rugi bagi semua korban dan penyintas.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Genosida </strong><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hakim menyebutkan kejahatan kemanusiaan periode 1965-1966 termasuk kategori genosida. Dalam persidangan IPT 1965 pada November 2015 lalu, kejahatan kategori ini tidak dibahas dalam sidang. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Laporan putusan hakim IPT 1965 menyebutkan pihak penuntut tidak memasukkan tuntutan ini dalam tuduhan, juga tidak memungkinkan ada agenda mendengarkan kesaksian atas poin ini dalam sidang yang berlangsung selama empat hari. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Meski begitu, para hakim memutuskan mempertimbangkan pokok persoalan ini dalam putusan akhir. Dalam memutuskan kategori genosida ini, hakim mengutip Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 9 Desember 1948. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dalam konvensi itu disebutkan genosida merupakan perbuatan terhadap bangsa, etnis, rasial atau agama dalam bentuk membunuh, menyebabkan luka-luka, dengan sengaja menimbulkan kelompok hidup dalam kerusakan fisik, upaya mencegah kelahiran atau dengan paksa mengalihkan anak-anak dari satu kelompok ke kelompok lain. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Menurut bunyi laporan ini, fakta-fakta yang dihadirkan dalam sidang pengadilan rakyat termasuk tindakan-tindakan yang disebutkan dalam Konvensi Genosida. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">“Tindakan tersebut dilakukan dengan maksud khusus untuk menghancurkan atau membinasakan kelompok tersebut secara bagian atau keseluruhan. Hal ini juga berlaku pada kejahatan yang dilakukan pada kelompok minoritas Cina,” bunyi putusan itu. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Menurut Ketua IPT 1965, Saskia E. Wieringa, kepada </span><em style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">CNNIndonesia.com</em><span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">, meski Indonesia tidak meratifikasi konvensi tentang genosida, namun secara hukum internasional harus tunduk atas aturan ini. </span><br />
<table class="linksisip" style="background-color: #f1f1f1; border-collapse: collapse; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px; width: 620px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg" style="margin: 15px 0px;">
<h5 style="color: #333333; float: left; font-size: 15px; margin: 0px 10px 0px 0px; padding: 0px;">
Baca juga</h5>
<strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160720165423-12-145931/putusan-sidang-rakyat-1965-tiga-negara-terlibat-kejahatan/" style="color: #ce0000; font-size: 15px; line-height: 19.5px; text-decoration: none;">Putusan Sidang Rakyat 1965: Tiga Negara Terlibat Kejahatan</a></strong></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<strong style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Keterlibatan Soeharto </strong><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Putusan final juga menjelaskan detail bagaimana peran sentral Jenderal Soeharto dalam peristiwa pembantaian massal 1965 dan sesudahnya. Putusan hakim menyebutkan sejak 2 Oktober 1965, Jenderal Soeharto langsung mengambil kontrol </span><em style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">de facto</em><span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> atas ibu kota dan angkatan bersenjata. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebuah Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dibentuk pada 10 Oktober untuk menumpas PKI dan orang-orang yang diduga sebagai simpatisannya. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Pada 1 November, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Kepala Komandan dari Kopkamtib. Dengan demikian, komando ini beroperasi di bawah perintah langsung darinya. Selanjutnya Soeharto dan kroni-kroninya segera menuding PKI sebagai dalang dari Gerakan 30 September (G30S0).</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">“Sebuah kampanye propaganda militer yang menyebarluaskan foto-foto para jenderal yang mati dan mengklaim bahwa Partai Komunis Indonesia lah, terutama perempuan-perempuan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), yang menyiksa dan mencungkil mata atau memutilasi alat kelamin mereka sebelum meninggal,” bunyi laporan itu. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Akibat propaganda ini, kekerasan dan demonstrasi terhadap orang-orang yang diduga komunis dilakukan oleh tentara dan kelompok-kelompok pemuda yang dipersenjatai dan atau didukung militer dan pemerintah. Kekerasan ini terjadi di Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dan menyebar ke seluruh tanah air. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Pada 21 Desember 1965, Jenderal Soeharto mengeluarkan sebuah perintah (Kep-1/KOPKAM/12/1965) untuk para pimpinan militer di seluruh Indonesia untuk mengumpulkan daftar-daftar anggota PKI dan organisasi-organisasi yang berafiliasi dengan partai tersebut di daerahnya masing-masing. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Putusan hakim juga menyebutkan beberapa komandon militer yang dapat diminta pertanggungjawaban yakni Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban disingkat Kopkamtib periode 1965-1969, Kopkamtib 1969-akhir 1978, dan komandan wilayah setempat periode 1965-1969 dan periode 1969-1978.</span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Selain menyebutkan Soeharto sebagai nama perseorangan, dokumen putusan sidang tak menyebutkan nama lain dari pihak apapun. </span><br />
<br style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" />
<span style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: "helveticaff" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">“Bukti dokumentasi terkini mengenai pembantaian benar-benar kurang, dan tampaknya akibat ditekan oleh aparat-aparat militer,” bunyi laporan itu.</span><br />
<table class="linksisip" style="background-color: #f1f1f1; border-collapse: collapse; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px; width: 620px;"><tbody>
<tr><td><div class="lihatjg" style="margin: 15px 0px;">
<h5 style="color: #333333; float: left; font-size: 15px; margin: 0px 10px 0px 0px; padding: 0px;">
Baca juga:</h5>
<strong><a data-action="Berita Pilihan" data-category="Detil Artikel" data-label="List Berita" href="http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160720182858-20-145960/luhut-dan-ryamizard-tolak-putusan-pengadilan-rakyat-1965/" style="color: #ce0000; font-size: 15px; line-height: 19.5px; text-decoration: none;">Luhut dan Ryamizard Tolak Putusan Pengadilan Rakyat 1965</a></strong></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<b style="background-color: #f1f1f1; color: #262626; font-family: Helveticaff, Helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">(yul)</b><br />
<br />
INILAHCOM, Jakarta—Mengapa kini kita menyebut G30S tanpa
menyertakan ‘PKI’ sebagaimana dulu di zaman Orde Baru kita menamakannya?<br />
Penulis
mencoba menelusuri adakah ketetapan pemerintah yang mengganti terma itu
dengan G30S saja tanpa PKI. Mungkin kurang maksimal, sejauh apa yang
penulis temui, belum ada perubahan aturan tentang hal itu. Menyadari
ketidakmaksimalan upaya itu, bila memang sebenarnya telah ada perubahan
akan peraturan yang sudah baku itu, urun rembug atas tulisan ini sangat
dinanti.<br />
Tetapi adakah persoalan dengan tidak menyebutkan kata ‘PKI’ mengikuti frase G30S? Dengan keterbatasan penulis, menurut penulis <i>sih</i>
tidak. Dalam pemahaman terbatas penulis, ada tiga alasan untuk
mengatakan ‘ok-ok saja’ frase G30S itu tanpa pelabelan ‘PKI’
menyertainya. Dan sikap itu jauh dari persoalan apakah kita pro atau
anti-PKI pada persoalan ini.<br />
Pertama, penulis sepakat dengan E.H. Carr, yang dalam bukunya ‘<i>W<i>hat is History’, </i></i><i>mengatakan bahwa sejarah</i>adalah
dialog yang tak pernah usai antara saat ini dan masa lampau. Sejarah
adalah proses interaksi berkesinambungan antara sejarawan dan fakta
yang—kemudian, dimilikinya. Sebagaimana Carr, saya percaya tidak ada
tulisan atau buku sejarah yang final. Dan dunia memang akrab dengan
revisi sejarah, sebagaimana dunia kenal baik bahwa penulisan sejarah--<i>history</i>, sering bias pemenang. Karena itu, kadang ia menjadi semata <i>His Story</i>.<br />
Sementara, <b>dalam
sejarah G30S kita menyaksikan sejarah bukan lagi merupakan dialog
antara sejarahwan yang menggali dan fakta yang ditemukan. Sejarah G30S
adalah monolog yang terasa dipaksakan pihak tertentu (militer?).</b><br />
Paling
tidak, menurut sejarahwan Asvi Warman Adam, pada 1 Oktober 1965 malam,
Pepelrada Jaya melarang terbit semua harian yang terbit di Ibu Kota
kecuali koran <i>Angkatan Bersenjata </i>dan <i>Berita Yudha,--</i><i>dua koran militer</i>.
Surat Perintah Pangdam V/Jaya (No. 01/Drt/10/1965) yang dikeluarkan
Mayjen Umar Wirahadikumah berbunyi, "Dalam rangka mengamankan
pemberitaan yang simpang-siur mengenai peristiwa pengkhianatan oleh apa
yang dinamakan Komando Gerakan 30 September/Dewan Revolusi, perlu adanya
tindakan-tindakan penguasaan terhadap media-media pemberitaan".<br />
Anehnya, saat itu <i>Harian Rakyat </i>yang
jelas menjadi terompet PKI bisa terbit. Asvi menulis, salah satu
dokumen yang berasal dari Kedutaan Inggris di Jakarta (South-East Asia
Department, Indonesia, D H 1015/218 10 Oct 1965) menyingkap keraguan
tentang isi koran tersebut, apakah betul mewakili PKI. <i>"My guess is that the editor took an unauthorised initiative." </i><i>Asvi bertanya, a</i>pakah koran kiri sengaja dibiarkan terbit untuk menjebaknya? Atau sebaliknya, apakah tidak mungkin, bila isi <i>Harian Rakyat </i>tanggal 2 Oktober 1965 dipersiapkan oleh pihak lain?<br />
Meski
hanya lima hari, larangan terbit untuk semua koran itu sangat
menentukan, karena informasi dikuasai dan dimonopoli oleh pihak militer.
“Ketakutan akan dibredel kembali menyebabkan semua media massa hanya
menulis atau mengutip pemberitaan sesuai dengan keinginan
pemerintah/pihak keamanan,” tulis Asvi beberapa tahun lalu. Besar
kemungkinan, sejak itulah istilah ‘G30S/PKI’ itu muncul, diulang-ulang
karena ketakutan atau kemalasan media massa untuk mempertanyakan.<br />
Kedua, ada riset kecil yang dilakukan Asvi terhadap Buku Putih yang dikeluarkan Sekretariat Negara RI tahun 1994, ‘<i>Gerakan 30 September, Pemberontakan Partai Komunis Indonesia</i>
‘. Bila buku itu dibaca dengan seksama, kata Asvi, diperoleh kesimpulan
yang tentu tidak diharapkan pembuatnya. Dalam buku itu terdapat indeks
nama sebanyak 306 orang tokoh (pada 10 halaman).Dari indeks itu terlihat
bahwa kasus tersebut pada intinya menyangkut Presiden Sukarno (disebut
128 kali), dua tokoh PKI (Aidit dan Syam, 77 kali), dan dua kubu perwira
ABRI (107 kali). Dalam "indeks kata penting", tiga kata yang paling
sering muncul adalah Gerakan Tiga Puluh September,Dewan Revolusi, Dewan
Jenderal. Sedangkan kata "PKI" hanya disebut dua kali.<br />
Jadi, kata
Asvi, buku itu berbicara lebih banyak tentang tokoh PKI (atau menurut
istilah Orde Baru, oknum), yaitu Aidit dan Syam, ketimbang mengenai PKI
sebagai sebuah organisasi sosial-politik.<br />
Ketiga, karena kuatnya
bias sejarah soal G30S, maka senyampang penggalian fakta tentang
peristiwa itu terus dilakukan, memang sebaiknya membuat kejadian itu
netral lebih dulu. Cara menghilangkan ‘PKI’ pada frase G30S—yang
tampaknya berlangsung alamiah, barangkali cukup efektif untuk keperluan
netralitas itu.<br />
Namun tentu saja, sejarahwan Indonesia tak bisa
berpangku tangan menyaksikan banyak bolong dalam sejarah bangsanya.
Beberapa tanda tanya besar itu harus dijawab dengan kerja-kerja ilmiah.
Bukan dengan kerja-kerja berbau politik, yang akan kembali mengaburkan
kenyataan sejarah yang terjadi. [dsy]</div>
<br />
<b>Merdeka.com - </b>Di tahun 1965, Partai Komunis Indonesia (PKI)
tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik raksasa. Pada Pemilu 1955,
PKI bisa meraih posisi keempat dengan 6,1 juta pemilih atau 16,4 persen
suara. Cukup besar mengingat PNI yang memimpin mendapatkan 23,2 persen
suara.<br />
<br />
10 Tahun kemudian perkembangan PKI makin pesat. Menurut
data saat itu, ada 3 juta anggota PKI. Ditambah 3 juta anggota
organisasi sayap di bawah PKI. Selain itu ada 20 juta simpatisan PKI.
Angka yang bisa bikin partai politik mana pun keder.<br />
<br />
Prestasi PKI
saat itu tak bisa dilepaskan dari trio komunis muda, Dipa Nusantara
Aidit, Mohamad Hatta Lukman dan Njoto. Aidit kemudian menjadi Ketua
Central Comite, MH Lukman dan Njoto masing-masing menjadi wakil ketua I
dan II.<br />
<br />
Setelah peristiwa Madiun 1948, PKI hancur lebur. Aidit
dan Lukman dikabarkan kabur ke luar negeri menuju Indochina. Tapi banyak
juga yang menyebut keduanya hanya bersembunyi di dalam negeri.<br />
<br />
Tahun
1954, Aidit, Lukman dan Njoto merebut kepemimpinan PKI dari para
komunis tua semacam Alimin. Mereka membangun PKI yang sudah berantakan.
Membuat terobosan, seperti pengkaderan, pendidikan, hingga menggaji
pengurus partai secara profesional. <br />
<br />
Hasilnya mengejutkan, PKI tak cuma bangkit. Di Pemilu 1955, mereka mencuri posisi empat besar. <br />
<br />
PKI
kemudian menjadi partai komunis nomor tiga terbesar setelah Uni Soviet
dan Republik Rakyat Tiongkok. Nama Aidit disejajarkan dengan tokoh
komunis besar macam Mao Zedong dan Joseph Stalin. Aidit bahkan punya
gelar kehormatan internasional.<br />
<br />
"Tahun 1963, Aidit diangkat
menjadi Ketua Kehormatan Lembaga Ilmu pengetahuan RRC. Dengan
pengangkatan tersebut, menurut protokoler China, Aidit tidak lagi cuma
dipanggil kawan Aidit, melainkan harus lengkap dengan kalimat 'Kawan
Aidit yang Bijaksana'," demikian ditulis Julius Pour dalam Buku Gerakan
30 September, Pelaku, Pahlawan, Petualang terbitan Kompas.<br />
<br />
Dengan
perkembangan seperti itu, PKI menargetkan tahun 1970, mereka akan
menjadi partai nomor satu di Indonesia. Apalagi kebijakan Soekarno yang
makin menyeret Indonesia bermesraan dengan Uni Soviet dan RRC.<br />
<br />
Tapi bukan berarti langkah Aidit akan mudah. Kekuatan Angkatan Darat berdiri tegak menghadang PKI.<br />
<br />
Para
perwira senior Angkatan Darat menggelar pertemuan membahas langkah
politik mereka tanggal 13 Januari 1965. Salah satu isinya, AD berusaha
menjauhkan PKI dari Soekarno. AD juga melihat kekuatan komunis adalah
ancaman nyata.<br />
<br />
Perkembangan selanjutnya, seperti sudah diketahui,
Aidit nekat bergerak sendiri. Tanpa sepengetahuan anggota Politbiro,
Aidit membawa PKI memasuki petualangan berujung maut. Aksinya menculik
para jenderal Angkatan Darat menyeret PKI pada kehancuran. PKI dinista,
dihujat, dan dibantai.<br />
<br />
Kenapa Aidit berpikir pendek? <br />
<br />
Banyak
dugaan. Ada yang menyebut Aidit tak mau Angkatan Darat memukul PKI
lebih dulu saat Soekarno sakit. Lalu ada provokasi Biro Chusus PKI
pimpinan Sjam Kamaruzaman yang menyatakan militer pendukung PKI siap
bergerak. Ada juga yang menyebut justru agen CIA bermain dalam peristiwa
ini.<br />
<br />
Teka-teki ini mungkin tak pernah terjawab. <br />
<br />
Aidit
tewas ditembak pasukan Kostrad hanya beberapa hari setelah G30S gagal.
Keinginannya menjelaskan detil G30S pada presiden Soekarno tak pernah
dikabulkan Jenderal Soeharto. <br />
<br />
Berakhirlah nasib pria bernama asli Ahmad Aidit yang bersuara merdu saat melantunkan azan ini.<br />
<br />
Kematian
Aidit adalah kehilangan besar bagi dunia komunis internasional. Khusus
untuk Aidit, Mao Zedong menulis puisi perpisahan untuk Aidit. Isinya
penuh keharuan.<br />
<br />
Tegap menghadap jendela dingin di ranting jarang<br />
Tersenyum mendahului mekarnya berbagai kembang<br />
Sayang wajah girang tak berwaktu panjang<br />
Malahan gugur menjelang musim semi datang<br />
Yang akan gugur, gugurlah pasti<br />
Gerangan haruskah itu mengesalkan hati?<br />
Pada waktunya bunga mekar dan gugur sendiri<br />
Wanginya tersimpan menanti tahun depan lagi<br />
<br />
<b>Merdeka.com - </b>Dalam dunia politik periode 1965, Ketua Central
Comite Partai Komunis Indonesia (CC PKI) Dipa Nusantara Aidit punya
musuh abadi. Panglima Angkatan Darat Letjen Ahmad Yani menjadi musuh
bebuyutan yang selalu menjegal langkah politik PKI. Sebaliknya, PKI pun
selalu menyerang Angkatan Darat. <br />
<br />
Kedua orang itu memang tak
pernah cocok. Ditambah lagi perseteruan Angkatan Darat dan PKI yang maik
meruncing, Yani dan Aidit ibarat anjing dan kucing.<br />
<br />
Ketika Yani
dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat 22 Juni 1962, Aidit khusus
menulis puisi untuk menyindir Yani. Puisi itu diberi judul Raja Naik
Mahkota.<br />
<br />
Udara hari ini cerah benar,<br />
Pemuda nyanyi nasakom bersatu,<br />
Gelak ketawa gadis Remaja,<br />
Mendengar si lalim naik tahta,<br />
Tapi konon mahkotanya kecil,<br />
<br />
Ayo maju terus kawan,<br />
Halau dia ke jaring dan jerat,<br />
Hadapkan dia kemahkamah rakyat.<br />
<br />
Aidit
tak menyukai gaya hidup Yani yang borjuis. Mulai dari mini bar, koleksi
jam tangan mewah, hingga hobi golf Yani. Yani yang lulusan pendidikan
militer Amerika juga dinilai sebagai agen neokolonial dan imperialisme
(Nekolim).<br />
<br />
Serangan Aidit berlanjut, tahun 1963 saat Operasi
Trikora di Irian Barat selesai, PKI menuding Angkatan Darat memboroskan
anggaran dan menyebabkan negara bangkrut. Saat itu kondisi perekonomian
Indonesia memang morat-marit.<br />
<br />
Yani marah, dia membalas serangan
Aidit. "Biar ada 10 Aidit pun tak akan bisa memperbaiki ekonomi kita,"
kata Yani seperti ditulis dalam buku Sejarah TNI Jilid III terbitan
Pusjarah.<br />
<br />
Keduanya pun kembali terlibat seteru saat Aidit
mengusulkan pembentukan angkatan kelima dimana buruh dan tani
dipersenjatai. Aidit beralasan buruh dan tani akan dikerahkan untuk
Dwikora menghadapi Malaysia dan serangan Nekolim. Yani menolaknya. tentu
saja Angkatan Darat tak mau PKI punya kekuatan bersenjata yang
sewaktu-waktu bisa digerakkan.<br />
<br />
"Kalau Nekolim menyerang, semua rakyat Indonesia akan dipersenjatai. Bukan hanya buruh dan tani," balas Yani.<br />
<br />
Saat
itulah beredar Dokumen Gilchrist, Duta Besar Inggris untuk Indonesia.
Isinya menyebut ada kerjasama antara militer AS dengan sejumlah jenderal
Angkatan Darat yang tak loyal dengan Soekarno. Ada isu Dewan jenderal
yang siap mengkudeta Soekarno dan mendirikan pemerintahan baru. Nama
Yani masuk di dalamnya. Jelas saja Yani menolak isi dokumen tersebut.<br />
<br />
Yani
tahu PKI akan segera menyerang, tapi dia meremehkan informasi yang
beredar. Intelijen Angkatan Darat ternyata gagal mendeteksi gerakan 30S.
Ketidakwaspadaan yang harus dibayar dengan harga sangat mahal. Yani
tewas diberondong pasukan penculik 1 Oktober 1965 dini hari di rumahnya.
Sejumlah jenderal pimpinan Angkatan Darat juga dihabisi. Mayat mereka
dimasukkan ke dalam sumur tua di lubang buaya.<br />
<br />
Tapi kemenangan
juga bukan milik Aidit. Setelah G30S gagal, Aidit lari ke Jawa Tengah.
Beberapa hari kemudian Aidit tertangkap. Beberapa versi menyebutkan
Pasukan Kostrad mengeksekusi Aidit dengan berondongan peluru AK-47 di
sekitar Boyolali. Sama, jenazah Aidit pun dimasukkan dalam sumur tua. <br />
<br />
Demikian
akhir permusuhan Yani dan Aidit, hampir serupa walau tak sama. Keduanya
bukan pemenang, hanya korban revolusi yang masih abu-abu.<br />
Rabu, 13/10/2010 13:48 WIB<br />
Tidak Benar Soviet di Balik Peristiwa Madiun 1948 <br />
Bagus Kurniawan - detikNews<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Yogyakarta - Peristiwa Madiun 1948 atau dikenal dalam sejarah Indonesia sebagai<br />
pemberontakan PKI yang dipimpin oleh Moeso ternyata tidak dtemukan bukti<br />
keterlibatan Uni Soviet. Tidak ada instruksi langsung dari Uni Soviet, namun Moeso lebih terinspirasi kemenangan Partai Komunis Cina (PKC) atas kelompok nasionalis pimpinan Dr Sun Yat Sen.<br />
<br />
"Jalan baru Republik Indonesia-nya Moeso sebagai pedoman gerakan komunis di Indonesia lebih sebagai kreatifitas Moeso sendiri daripada cetak biru dari Kremlin. Moeso lebih terpikat cara-cara PKC," ungkap sejarawan Dr Budiawan dalam bedah buku "Dari Moskow ke Madiun?, Stalin-PKI dan Hubungan Diplomatik Uni Soviet -Indonesia 1947-1953" karya Larissa M. Efimova di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Rabu (13/10/2010).<br />
<br />
Menurut Budiawan dalam pandangan kaum intelektual baik barat maupun Indonesia, bahkan penulisan sejarah resmi menyebutkan peristiwa Madiun 1948 adalah sebagai berdirinya negara boneka Soviet, pemberontakan yang didukung Soviet yang komunis dan pemerintahan Soviet di bawah Moeso. Dengan kata lain ada keterlibatan Uni Soviet atas peristiwa itu.<br />
<br />
Namun dalam dokumen yang sudah diklasifikasikan oleh Indonesianis asal Rusia, Prof Larissa M. Efimova, menunjukkan tidak ditemukan bukti-bukti mengenai perintah Moskow secara instruktif dan pasti kepada Moeso.<br />
<br />
"Karya M. Efimova menunjukkan tidak ada garis perintah langsung. Dari<br />
dokumen-dokumen yang ada, dapat disimpulkan Moeso menuangkan pandangan dan<br />
gagasan sendiri politiknya," kata Budiawan yang juga penerjemah kumpulan tulisan Efimova tersebut.<br />
<br />
Budiawan mengatakan Moeso pulang ke Indonesia bulan Agustus 1948 lebih didasari atas keprihatinan terpecah dan tercerai-beraninya kaum kiri pimpinan Amir Syarifuddin Cs. Moeso waktu itu ingin menyelamatkan kaum kiri terhadap tekanan kelompok lain.<br />
<br />
Buku tersebut setebal 171 halaman yang diterbitkan oleh Syarikat Indonesia dan Kelopak Semata (Kelompok Penyimak Sejarah Masyarakat Tanah Air). Buku ini juga mengungkap seputar awal mula hubungan Indonesia-Uni Soviet antara tahun 1947-1953 berdasarkan data-data resmi di Rusia yang telah diklasifikasi setelah Soviet pecah tahun 1989.<br />
<br />
Dari data-data tersebut kata Budiawan, terungkap bahwa bagi Soviet, Indonesia bukan arena untuk menyebarkan pengaruh politiknya terutama saat perang dingin. Sesuai perjanjian Yalta oleh Inggris, AS dan Soviet, Soviet lebih mengarahkan ke Eropa Timur, dan AS ke Asia Timur seperti Jepang dan Korea. Sedangkan Inggris ke wilayah Asia Tenggara. "Pimpinan Soviet lebih patuh pada perjanjian internasional," katanya.<br />
<br />
Dia menegaskan berdasarkan kajian Efimova terungkap bila Indonesia setelah<br />
kemerdekaan mencoba mendekati Soviet dengan membuka jalur hubungan diplomatik seperti yang dilakukan Menlu waktu itu LN Palar untuk mendapatkan dukungan internasional. Dalam catatan Efimova, Soviet-lah yang mungkin merupakan negara pertama yang menyeret Indonesia ke dalam kancah perang dingin. Namun Indonesia juga mampu memanfaatkan rivalitas dalam perang dingin untuk kepentingan nasionalnya.<br />
<br />
"Saat itu Soviet juga sangat hati-hati terhadap Indonesia terutama saat ada penjajakan pembukaan jalur hubungan diplomatik. Bagi kelompok antikiri sendiri juga khawatir bila hubungan dengan Soviet dibuka akan dimanfaatkan oleh kelompok kiri," tutup dia. (bgs/anw)Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-63019164371601682692017-09-25T00:30:00.000-07:002017-09-24T22:10:39.924-07:00tatatatatatata: cewe n keluarga matre n syahawat <div class="date pb5">
<div class="submitted">
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="date pb5" style="padding-bottom: 5px;">
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.5rem; font-weight: 700; line-height: 2rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<div class="dtlnews" id="contentx" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: ProximaNova-Light; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 24.2857px; text-align: left; width: 635.75px;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilaIFwvxHd9LwX21DVQyZVeCrk6DYJjICbGZyqrix5vKYsMlfzNTugncUVrMjJaYqtvuvqpOkmaZAGwE9oqkfXd-dKTJ9RG8ufn3RIXS1h_X02LSctXvS9i7Udy5iPO-sVc_BCDjHz4w4/s1600/7+dinasti+OTT.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1555" data-original-width="780" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilaIFwvxHd9LwX21DVQyZVeCrk6DYJjICbGZyqrix5vKYsMlfzNTugncUVrMjJaYqtvuvqpOkmaZAGwE9oqkfXd-dKTJ9RG8ufn3RIXS1h_X02LSctXvS9i7Udy5iPO-sVc_BCDjHz4w4/s320/7+dinasti+OTT.jpg" width="160" /></a></div>
<strong style="box-sizing: border-box; font-family: proxima_nova_ltsemibold;"><br /></strong>
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong><br /></strong></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong><br /></strong></span>
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> -Syamsuddin Nur Makka atau yang biasa disapa Ustadz Syam mendatangi kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (</span><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/07/08/173889887/mui-minta-pemerintah-tunda-pemberlakuan-full-day-school" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;">MUI</a><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">) untuk meminta maaf setelah ceramahnya menuai protes dari publik. Dalam tayangan yang disiarkan Sabtu, 15 Juli 2017, penceramah dalam program Islam Itu Indah Trans TV itu mengatakan salah satu nikmat yang ada di surga adalah </span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/05/22/064877631/ruko-tempat-pesta-seks-sesama-jenis-di-kelapa-gading-disegel" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;">pesta seks</a><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">"Salah satu nikmat yang ada dalam surga adalah </span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/05/23/064877775/fraksi-pks-nilai-pesta-seks-di-kelapa-gading-melanggar-pancasila" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;">pesta seks</a><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, minta maaf, karena inilah yang kita tahan-tahan di dunia, inilah yang kita tahan-tahan di dunia. Kenikmatan terbesar yang diberikan Allah swt adalah pesta seks. Karena inilah yang sudah ditahan di dunia oleh para lelaki. Laki-laki disuruh menahannya, lagi musim panas. Perempuan lebih kuat sebenarnya, saya tidak setuju kalau perempuan dikatakan lemah. Laki-laki kalau naik pesawat pasti pakai jaket. Perempuan pakai tanktop, Masya Allah kuatnya," itulah penggalan ceramah Ustadz Syam.</span><br />
<strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca juga: </strong><br />
<strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><a data-ved="0ahUKEwiwydrYiJnVAhVBxrwKHXgNC_cQqOcBCCEwAA" href="https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiwydrYiJnVAhVBxrwKHXgNC_cQqOcBCCEwAA&url=https%3A%2F%2Fnasional.tempo.co%2Fread%2Fnews%2F2017%2F07%2F19%2F078892799%2Fceramah-ustaz-syam-menuai-protes-kpi-peringatkan-transtv&usg=AFQjCNEsIJL3zwk6YuSBqtDm_a3uZadA3w" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;">Ceramah Ustaz Syam Menuai Protes, KPI Peringatkan TransTV</a></strong><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Ketua Komisi Dakwah MUI, K.H. Cholil Nafis mengatakan Ustaz Syam mendatangi kantor pusat MUI pada Selasa, 18 Juli 2017 dan meminta maaf. “Ia minta maaf atas salah ucap dan salah pemahaman tentang kehidupan di surga,” kata Cholil.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Ustaz Syam mengaku salah ucap dalam ceramahnya yang membahas kehidupan di surga itu. “Beberapa hari lalu Ustadz Syam salah ucap (sabqul lisan) tentang kehidupan di surga bersama para bidadari, sehingga ia bilang ada </span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/05/23/064877763/ruko-lokasi-pesta-seks-the-wild-one-kerap-disambangi-wna" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;">pesta seks</a><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">,” kata Cholil.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Menurut Cholil, penceramah itu bermaksud untuk menggambarkan betapa nikmatnya kehidupan di akhirat apabila masuk surga. Ia ingin mengajak umat manusia agar menyalurkan hasrat seks sesuai aturan Islam supaya diberikan nikmat yang besar oleh Allah. Akan tetapi, menurut Cholil, ustadz itu mengakui bahwa ucapannya memang tak layak. </span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Sebelumnya, ceramah Ustaz Syam itu mendapat protes dari netizen. Ada netizen yang mengatakan bahwa apa yang dikatakan ustaz itu adalah ceramah yang tidak mendidik. "Yth @KPI_Pusat... Ini ujaran dalam ceramah yang tidak mendidik. Nanti anak2 kita yg muda belia pengen cepat2 masuk sorga @DivHumasPolri," kata akun @K_Muslim_UNRAM. Ada juga yang mempertanyaan kontrol dari Trans TV. "Ini @TRANSTV_CORP dari programming, produksi, EP, Produser sampai kreatif pada tidur apa? Kok yang begini bisa tayang?" kata akun @r0ckinray.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Oleh karena itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan surat peringatan kepada Trans TV. Kepada KPI, pihak Trans TV juga meminta maaf dan berjanji untuk memperbaiki kesalahan itu. “Secara internal manajemen Trans TV sudah melakukan koordinasi dan evaluasi”, kata Latief dalam keterangan tertulis yang dibuat KPI.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Badan pengawas penyiaran itu juga memfasilitasi program 'Islam Itu Indah' untuk mendapat pembinaan dari </span><a href="https://www.tempo.co/topik/lembaga/79/majelis-ulama-indonesia-mui" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;">MUI </a><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">dan Kementerian Agama. Kedua lembaga agama tersebut bersedia untuk menjadi tempat konsultasi konten-konten siaran yang mengandung khilafiyah, (berbedaan mazhab). KPI berharap dengan adanya konsultasi ini, tidak ada lagi pembenaran terhadap suatu mazhab yang dapat menimbulkan kegaduhan publik. Termasuk juga masalah seperti ceramah Ustadz Syam yang mendapat protes dari publik penonton televisi.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">NUR QOLBI I S. DIAN ANDRYANTO</strong><br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👪</strong></div>
<strong style="box-sizing: border-box; font-family: proxima_nova_ltsemibold;">JAKARTA sindonews</strong> - Pemilihan Presiden 2019 masih sangat lama. Namun, Partai Demokrat sudah curi start dengan mengumumkan bahwa Ani Yudhoyono maju sebagai calon presiden. Pencalonan itu menjadi perbincangan hangat publik hingga jadi trending topic di media sosial.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsy mengatakan, majunya Ani menunjukkan betapa manusia pada dasarnya ingin menjadi orang nomor satu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
"Artinya syahwat kekuasaan itu ada di semua pihak, kata Ibnul Qayyim, bahwa syahwat tertinggi itu mulqiyyah atau kekuasaan, jadi siapapun ingin berkuasa berhak mengajukan selama elektabilitasnya di masyarakat baik," kata pria yang disapa Habib itu di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/3/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
Bagi Habib, selama seseorang punya elektabilitas dan warga negara Indonesia (WNI), maka tak ada yang bisa melarangnya untuk maju dalam pemilu. Hanya memang cara yang diambil Demokrat berbeda dengan partai lain yang punya proses panjang dalam memunculkan nama calon.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
"Seseorang untuk maju itu siapa saja boleh, soal waktu, soal jauh-jauh hari itu enggak ada soal, itu soal marketing dia, soal public relation dia, justru kalau jauh hari masyarakat lebih tahu bahwa calon siapa dia, lebih mengerti," kata Habib.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
Soal kemampuan, Anggota Komisi III itu menganggap Ani sudah terbiasa di dunia pemerintahan saat mengikuti sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jadi Presiden RI selama dua periode.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
"Kalau soal kemampuan apalagi dia udah ada pengalaman dampingi suami, siapa saja bisa. Sekarang siapa yang kenal Jokowi sebelum jadi Presiden? Siapa kenal?," kata Habib.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
Habib lantas tak mempermasalahkan adanya politik dinasti di Demokrat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; width: 635.75px;">
"Ya wajar, karena keluarga itu berkeinginan berkuasa, manusiawi saja, kan dia punya struktur partai, siapa mau larang," tutupnya.</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: proxima_nova_ltsemibold; font-size: 17px; line-height: 24.2857px;">(wal)</strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTqZr_ruwJG7f4Jjw4RZtY2WuF25xLPHPFUyUn5hjKgCVHjwXMlR8Keh8E04FAoGubNMGnDgmn7oUXqP1kP5oT6FxmijjKoKkBCIr4jVaw78slUa3jj3fVgRTxiRrBCuTtmvqtdEAub5w/s1600/1450102826-jesus.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTqZr_ruwJG7f4Jjw4RZtY2WuF25xLPHPFUyUn5hjKgCVHjwXMlR8Keh8E04FAoGubNMGnDgmn7oUXqP1kP5oT6FxmijjKoKkBCIr4jVaw78slUa3jj3fVgRTxiRrBCuTtmvqtdEAub5w/s320/1450102826-jesus.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: proxima_nova_ltsemibold; font-size: 17px; line-height: 24.2857px;"><br /></strong></div>
</div>
<br />
JAKARTA (Pos Kota) – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan DKI Jakarta serius memerangi narkoba. Sebagai salah satu bentuk perlawanan, DKI akan menjadi pilot project kampanye stop terhadap narkoba di sekolah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
Menurut Djarot, anak-anak sekolah rawan menjadi korban peredaran narkoba. Maka itu, gerakan kampanye stop terhadap narkoba di sekolah merupakan upaya memotong mata rantai peredaran narkoba.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
Djarot menyampaikan, dari tes urine yang dilakukan di tiga sekolah beberapa waktu lalu oleh Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, terdapat 82 siswa yang kedapatan positif narkoba.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
“Ada tiga sekolah, satu swasta, satu SMA Muhammadiyah dan satu SMK negeri. Ada 82 siswa yang terkena narkoba,” kata Djarot di SMAN 6, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (29/2).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
Mantan Wali Kota Blitar ini menyatakan prihatin melihat narkoba sudah menjangkau siswa yang bersekolah di sekolah keagamaan bahkan sudah masuk pesantren.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
“Narkoba sudah mulai masuk ke mana-mana. Termasuk ke pondok pesantren. Karena memang jaringannya internasional dan kalian juga dijadikan target. Kalau kalian kena, maka dampaknya besar. Tidak hanya bagi sekolah, tetapi juga masa depan kalian sendiri dan masa depan bangsa,” ujarnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
Bagi 82 siswa yang terkena narkoba tersebut, maka siswa tersebut dipulangkan ke orangtuanya. Bagi tiga sekolah tersebut, diberikan status lampu kuning atau berhati-hati.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
Bila dilakukan pemeriksaan tes urine kemudian masih kedapatan ada siswa yang positif narkoba, naka tiga sekolah tersebut sudah lampu merah atau darurat narkoba. Artinya, para guru dan kelala sekolahnya akan dikenakan sanksi tegas.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
“Kalau SMA negeri lebih enak memberikan sanksinya, karena kami punya kewemangan. Kami kembalikan ke orangtuanya untuk di bina kembali kejujurannya. Bagi sekolahnya, kalau sampai terjadi lagi, maka yang akan terkena sanksi itu satu paket, kepala sekolah dan seluruh gurunya,” paparnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
Kepala BNNP DKI Jakarta, Iwan A Ibrahim mengatakan tahun ini, pihaknya lebih fokus melakukan pemeriksaan tes urine di sekolah-sekolah. Pasalnya, sudah ada indikasi, peredaran narkoba masuk dengan mudah ke dalam sekolah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
“Kedepan, kita akan fokuskan ke sekolah-sekolah. Nanti kita selidiki dan teliti dulu, apakah sekolah ini rawan narkoba atau tidak. Baru kita lakukan tes urine,” kata Iwan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
Dari penyelidikan sementara, BNNP DKI telah mendapatkan ada 5 sekolah yang rawan narkoba. Tetapi, dia enggan menyebutkan nama-nama sekolah tersebut.</div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal;">
<span style="background-color: white; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"></span><br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: roboto, sans-serif; font-size: 1.3rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px;">
“Data sementara ada lima sekolah rawan narkoba di Jakarta. Nanti kita kasih tindakan pelan-pelan,” ungkapnya.(John)</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<span style="background-color: white; color: #999999; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large; font-weight: normal; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></span>
<br />
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal;">
<span style="background-color: white; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large; font-weight: normal; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Finis Tiga Besar Mimpi PKS di Siang Bolong</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal;">
<span style="background-color: white; color: #009900; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: x-small; font-weight: normal; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Minggu, 02 Juni 2013 , 20:27:00 WIB</span></div>
<div align="left" style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, 'times new roman', serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">Laporan: Ujang Sunda</span></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal;">
<br style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: white; color: black; font-family: georgia, 'times new roman', serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; width: 110px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;" width="100"><div align="center" class="captionnews" style="color: red; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 9px; line-height: 1em; margin: 0px; padding: 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"></b></b></div>
</td><td style="margin: 0px; padding: 0px;" width="10"> </td></tr>
<tr height="12" style="margin: 0px; padding: 0px;"><td colspan="2" style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<table align="right" cellpadding="10" cellspacing="10" style="background-color: white; color: black; font-family: georgia, 'times new roman', serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; color: #999999; font-family: georgia, 'times new roman', serif; font-size: 0.8em; font-weight: normal; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">RMOL. </b>Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Toto Izul Fatah menggeleng-geleng kepala mendengar optimisme Anis Matta dan kader-kader PKS bisa finis di tiga besar dalam pemilu nanti.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Mimpi kali ya. Di saat terpuruk seperti ini masih masih punya rada pede seperti itu," ujar Toto Minggu (2/6).<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Hasil survei LSI pada awal Maret lalu, posisi PKS ada di posisi sembilan dengan elektabilitas 3,7 persen. Ini adalah survei saat pertama muncul kasus Luthfi Hasan Ishaaq, yang terjerat suap pengurusan ijin impor daging sapi. Dengan pemberitaan kasus ini yang begitu massif, Toto memprediksi suara PKS akan makin anjlok.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Dalam beberapa pilkada, LSI juga menyisipkan pertanyaan kualitatis soal kondisi partai saat ini. Hasilnya, kepercayaan publik terhadap PKS rontok. Penyebabnya, dengan citra partai dakwah, tapi ternyata terjerat korupsi juga.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Publik, terutama ibu-ibu makin marah, setelah diberitakan elite PKS itu tidak hanya korupsi, tapi main perempuan juga," cetusnya.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Toto memprediski, PKS akan makin tenggelam jika Hilmi Aminuddin sampai jadi tersangka dalam kasus suap impor sapi itu.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Ustad Hilmi kan simbol moral tertinggi PKS. Kalau sampai jadi tersangka PKS akan makin rontok. Recovery-nya akan sulit. Buat lolos PT (Parliamentary Threshold) saja berat," tandasnya.<b style="margin: 0px; padding: 0px;">[dem]</b></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<div style="color: #999999; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal;">
Jumat, 31/05/2013 18:56 WIB</div>
</div>
</h1>
<h1 class="l_blue2_detik" style="color: #284296; font-family: Georgia, CartoGothic, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 30px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
Data Imigrasi Pastikan Luthfi Hasan Satu Pesawat dengan Darin ke KL</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="author" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal; padding-bottom: 3px;">
<div class="clearfix pt10" style="clear: both; padding-top: 10px;">
</div>
<strong><a href="http://whizkid.blogdetik.com/" style="cursor: pointer;" targer="_blank">Gagah Wijoseno</a></strong> - detikNews</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium; font-weight: normal;">
</div>
<div class="clearfix" style="clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium; font-weight: normal;">
</div>
<div class="artikel2" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: 17px; padding-top: 15px; word-wrap: break-word;">
<div class="leftside" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; float: right; padding-bottom: 10px; padding-left: 15px; width: 160px;">
<div class="banner_inside_article" style="float: right; margin-left: 10px; width: 160px;">
<div class="banner_reg cad_skyp" style="margin-bottom: 15px;">
<div id="beacon_717afa331c" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=45627&campaignid=9422&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http://news.detik.com/read/2013/05/31/185656/2261883/10/data-imigrasi-pastikan-luthfi-hasan-satu-pesawat-dengan-darin-ke-kl?991104topnews&referer=http://www.detik.com/&cb=717afa331c" style="border: 0px; height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pic fl pr10 pb10" style="float: left; padding-bottom: 10px !important; padding-right: 10px;">
</div>
<strong>Jakarta</strong> - Darin Mumtazah Ziad dan Luthfi Hasan ternyata benar pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia, bersama. Dari data perlintasan Imigrasi, diperoleh bukti kuat, mereka pergi satu pesawat.<br />
<br />
Dari data yang diperoleh detikcom, Jumat (31/5/2013), Darin Mumtazah yang lahir pada 29 Maret 1994, pergi ke Malaysia dengan pesawat Malaysia Airlines MH 712 pada 25 Desember 2012. Pesawat terbang 08:09:25 GMT.<br />
<br />
Di hari yang sama, dari data perlintasan Imigrasi juga tercantum nama Luthfi Hasan yang terbang dengan pesawat yang sama yang digunakan Darin. Keduanya terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.<br />
<br />
Kemudian dari data kedatangan Imigrasi, Darin dan Luthfi juga satu pesawat saat terbang dari Malaysia ke Jakarta. Keduanya terbang dari Kuala Lumpur dengan pesawat MH 723 pada 27 Desember 2012.<br />
<br />
Mantan presiden PKS yang lahir pada 1961 itu tiba di Bandara Cengkareng pukul 19:09:26 GMT. Data yang sama, di Imigrasi juga tercatat atas nama Darin Mumtazah.<br />
<br />
Sebelumnya informasi yang diperoleh detikcom, keduanya terbang dalam rangka bulan madu. Mereka terbang bersama ayah dan ibu Darin.<br />
<br />
Tapi, soal hubungan keduanya, Luthfi Hasan tak pernah mau berkomentar. Dia hanya tersenyum atau mengangkat bahu. Sedang ibunda Darin, Mufida, menepis ada pernikahan di antara keduanya. Namun dia membenarkan Luthfi beberapa kali datang ke rumah Darin untuk minta pijat.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>(ndr/nrl)</b></div>
</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
Jadi Istri Kelima Bupati, Vita KDI Diberi Mahar Rp 5 Miliar</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="grey bdr3 pb10 pt10" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); border-bottom-color: rgba(0, 0, 0, 0.0666667); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; color: #999999; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 10px 0px;">
Selasa, 28 Mei 2013 10:13 WIB</div>
<div class="pb20" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px 0px 20px; width: 630px;">
<div align="right" class="f11 black" style="color: #444444; font-size: 11px; margin: 0px; padding: 0px;">
<br /></div>
</div>
<div class="cl2 mr20 fl cright w160 mb20" id="articleright" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); clear: right; color: #323233; float: left; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; margin: 0px 15px 20px 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<div id="div-gpt-ad-1368817939275-0" style="height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<iframe frameborder="0" height="600" id="google_ads_iframe_/56646742/Tribunnews.Article.Left.WideSkyscraper_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/56646742/Tribunnews.Article.Left.WideSkyscraper_0" scrolling="no" style="border-width: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" width="160"></iframe></div>
</div>
<div class="txt-article mb20" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 25px; margin: 0px 0px 20px 180px; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko</strong></div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM -</strong> Pernikahan Novita Anggraeni (25) alias Vita KDI dengan Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, H Supian Hadi, yang digelar diam-diam, akhirnya terkuak. Kabarnya, Supian memberi mahar pada Vita sebesar Rp 5 Miliar.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Uang mahar tersebut, menurut informasi yang berkembang, diberikan Supian pada Vita sebagai maskawin saat akad nikah berlangsung. Namun, sampai saat ini, kapan dan dimana akad nikah itu dilangsungkan, belum diketahui.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Informasi lain menyebutkan, Supian yang kini menjadi orang nomor satu di Kotim dikenal doyan berganti pasangan. Penyanyi dangdut kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, 10 November 1987, ini disebut-sebut istri kelima Supian.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Baik Supian maupun Vita belum bisa dihubungi terkait foto yang diduga diambil setelah akad nikah berlangsung, dan kabar pernikahan itu, termasuk uang mahar sebesar Rp 5 Miliar, hingga status sebagai istri kelima bupati.</div>
<div style="padding: 0px;">
Vita dikenal sebagai penyanyi dangdut setelah memenangkan ajang KDI ke-5 di tahun 2008. Sebelum mengikuti KDI 5, pengagum Iis Dahlia tersebut mempunyai album campursari, 'Tresno Kutho Bayu'. (kin)</div>
</div>
</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
Anis Matta : Kasus LHI "di-Festivalisasi"</h1>
<h1 style="background-color: white; border: 0px; color: #181818; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; font-weight: normal; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="grey bdr3 pb10 pt10" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); border-bottom-color: rgba(0, 0, 0, 0.0666667); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; color: #999999; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 10px 0px;">
Jumat, 24 Mei 2013 17:15 WIB</div>
<div class="pb20" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px 0px 20px; width: 630px;">
<div align="right" class="f11 black" style="color: #444444; font-size: 11px; margin: 0px; padding: 0px;">
<br /></div>
</div>
<div class="cl2 mr20 fl cright w160 mb20" id="articleright" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); clear: right; color: #323233; float: left; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; line-height: normal; margin: 0px 15px 20px 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<div id="div-gpt-ad-1368817939275-0" style="height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<iframe frameborder="0" height="600" id="google_ads_iframe_/56646742/Tribunnews.Article.Left.WideSkyscraper_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/56646742/Tribunnews.Article.Left.WideSkyscraper_0" scrolling="no" style="border-width: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: bottom;" width="160"></iframe></div>
<div class="pt20" style="margin: 0px; padding: 20px 0px 0px;">
<div align="center" class="pb10" style="margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
<div align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://www.tribunnews.com/images/view/588632/din-syamsuddin" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><img align="middle" alt="20130521_din-syamsuddin_7968.jpg" border="0" class="shou pa5 bgwhite" height="120" src="https://data.tribunnews.com/foto/images/thumb/20130521_din-syamsuddin_7968.jpg" style="background-color: rgb(255, 255, 255) !important; border-color: rgb(234, 234, 234) rgb(201, 201, 201) rgb(197, 197, 197) rgb(231, 231, 231); border-style: solid; border-width: 1px; margin: 0px 0px 10px; padding: 5px;" width="80" /></a></div>
<div align="center" class="pa5 f12 fbo" style="font-size: 12px; font-weight: bold !important; margin: 0px; padding: 5px;">
<a href="http://www.tribunnews.com/images/view/588632/din-syamsuddin" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Foto: Din Syamsuddin</a></div>
</div>
<div align="center" class="pb10" style="margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
<div align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://www.tribunnews.com/images/view/588622/anis-matta" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;"><img align="middle" alt="20130521_anis-matta_8169.jpg" border="0" class="shou pa5 bgwhite" height="120" src="https://data.tribunnews.com/foto/images/thumb/20130521_anis-matta_8169.jpg" style="background-color: rgb(255, 255, 255) !important; border-color: rgb(234, 234, 234) rgb(201, 201, 201) rgb(197, 197, 197) rgb(231, 231, 231); border-style: solid; border-width: 1px; margin: 0px 0px 10px; padding: 5px;" width="70.833333333333" /></a></div>
<div align="center" class="pa5 f12 fbo" style="font-size: 12px; font-weight: bold !important; margin: 0px; padding: 5px;">
<a href="http://www.tribunnews.com/images/view/588622/anis-matta" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Foto: Anis Matta</a></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="txt-article mb20" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; margin: 0px 0px 20px 180px; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Presiden Partai Keadilan Sejahtera <a href="http://www.tribunnews.com/tag/anis-matta" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Anis Matta</a> menilai perkembangan kasus suap yang melibatkan mantan presiden PKS <a href="http://www.tribunnews.com/tag/luthfi-hasan-ishaaq" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Luthfi Hasan Ishaaq</a> sudah berkembang terlalu jauh dan tidak sepantasnya dimunculkan ke publik.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
"Terlalu banyak pihak yang dilibatkan yang seharusnya tidak terlibat. Termasuk para perempuan-perempuan itu yang kemudian dijadikan sebagai tontonan yang kita sebut gejala festivalisasi," ujar <a href="http://www.tribunnews.com/tag/anis-matta" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Anis Matta</a> di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2013).</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Ia menilai dibeberkannya nama-nama wanita yang dikait-kaitkan dengan kasus tersebut sebagai suatu hal yang diluar kepantasan.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Anis meyakini publik dapat menilai bagaimana PKS diperlakukan tidak adil dalam penanganan kasus yang melibatkan petinggi partai berlambang bulan sabit kembar itu.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Ia meyakini hal tersebut justru akan melahirkan simpati publik kepada PKS, sehinga dirinya optimis partai yang dipimpinnya akan mampu memenuhi target meraih posisi tiga besar dalam Pemilu 2014.</div>
<div style="padding: 0px;">
"Saya kira publik mulai merasakan ada semacam ketidakadilan. Justru akan bersimpati," ujarnya.</div>
</div>
</h1>
<h1 style="background-color: white; border: 0px; color: #181818; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; font-weight: normal; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
Luthfi Sempat Janjikan Rumah & Mobil Mewah untuk Darin</h1>
<div class="date-time fl" style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 11px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px 0px 7px; vertical-align: baseline; width: 642px;">
Kamis, 23 Mei 2013 13:19 wib</div>
<div class="author fl" style="background-color: white; border: 0px; color: #b30000; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Isnaini - Okezone</div>
<div class="share" style="background-color: white; border: 0px; color: #222222; display: inline-block; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; height: 13px; line-height: 20px; margin: 10px 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
<iframe frameborder="0" id="iframe_reactions" scrolling="no" src="https://services.okezone.com/share2/index/aHR0cDovL25ld3Mub2tlem9uZS5jb20vcmVhZC8yMDEzLzA1LzIzLzMzOS84MTE0NDYvbHV0aGZpLXNlbXBhdC1qYW5qaWthbi1ydW1haC1tb2JpbC1tZXdhaC11bnR1ay1kYXJpbg==/THV0aGZpIFNlbXBhdCBKYW5qaWthbiBSdW1haCAmIE1vYmlsIE1ld2FoIFVudHVrIERhcmlu" style="border-style: none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 40px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;"></iframe></div>
<div class="skyscrapper" style="background-color: white; border: 0px; color: #222222; float: right; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; height: 600px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 160px;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />JAKARTA </strong><span style="line-height: 24px;">- Demi menikahi Darin Mumtazah (18), mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, mengiming-imingi orang tua Darin dengan mobil mewah dan rumah seharga Rp3 miliar.</span><br />
<ins style="border: none; display: inline-table; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 600px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="border: none; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 600px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="600" hspace="0" id="aswift_1" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_1" scrolling="no" style="border-width: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="160"></iframe></ins></ins><div id="beacon_da55ff425c" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://b.okezone.com/delivery/lg.php?bannerid=1108&campaignid=492&zoneid=1535&loc=1&referer=http://news.okezone.com/read/2013/05/23/339/811446/luthfi-sempat-janjikan-rumah-mobil-mewah-untuk-darin&cb=da55ff425c" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; clear: left; color: #222222; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Hal itu diungkapkan Umam Bahanan (44), pria yang mengaku kerabat satu fam dengan ibunda Darin, Mufidah. Dikatakan Umam, selain menjanjikan memberi rumah seharga Rp3 miliar dan mobil mewah, Luthfi juga menjanjikan akan membangun sebuah apotek untuk usaha yang akan dikelola keluarga Darin.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Ibu Mufidah itu tertekan selain karena adanya kasus soal anaknya ini, juga karena Pak Luthfi tukang bohong. Sempat janji sama Ibu Mufidah mau ngasih rumah harga Rp3 miliar, mobil mewah, dan mau dibikinin apotek. Namun baru dijanjikan, ibunya merasa tertipu," ujar Umam di halaman rumah kontrakan Darin, Jalan Bhineka Raya Nomor 3 RT 10/09, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Umam juga membenarkan adanya pernikahan siri Darin dengan Luthfi. Namun, dia tidak mengetahui secara jelas kapan dan di mana pernikahan itu digelar. "Saya dengar cerita dari ibunya, anaknya sudah nikah siri dengan Luthfi, tapi saya enggak tahu kapan dan di mananya," papar dia.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Nama Darin Mumtazah muncul saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil yang bersangkutan sebagai saksi untuk tersangka mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, dalam kasus tindak pencucian uang.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Belakangan diketahui, Darin merupakan siswa kelas XII SMK yang kabarnya sudah dinikahi Lutfhi secara siri. Hingga kini tidak ada yang mengetahui keberadaan Darin dan keluarga. Rumah kontrakan orang tua Darin di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, sudah beberapa bulan kosong.<br />
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(ded)</b></div>
<h1 style="background-color: white; border: 0px; color: #181818; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; font-weight: normal; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
Keluarga Darin Mumtazah Sangat Tertutup</h1>
<div class="date-time fl" style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 11px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px 0px 7px; vertical-align: baseline; width: 642px;">
Selasa, 21 Mei 2013 19:01 wib</div>
<div class="author fl" style="background-color: white; border: 0px; color: #b30000; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Isnaini - Okezone</div>
<div class="share" style="background-color: white; border: 0px; color: #222222; display: inline-block; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; height: 13px; line-height: 20px; margin: 10px 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
<iframe frameborder="0" id="iframe_reactions" scrolling="no" src="https://services.okezone.com/share2/index/aHR0cDovL25ld3Mub2tlem9uZS5jb20vcmVhZC8yMDEzLzA1LzIxLzMzOS84MTA1MzQva2VsdWFyZ2EtZGFyaW4tbXVtdGF6YWgtc2FuZ2F0LXRlcnR1dHVw/S2VsdWFyZ2EgRGFyaW4gTXVtdGF6YWggU2FuZ2F0IFRlcnR1dHVw" style="border-style: none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 40px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;"></iframe></div>
<div class="skyscrapper" style="background-color: white; border: 0px; color: #222222; float: right; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; height: 600px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 160px;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />JAKARTA</strong><span style="line-height: 24px;"> </span><span style="line-height: 24px;">- Rumah kontrakan Darin Mumtazah, siswi kelas 3 SMK, yang diduga dinikahi Luthfi Hasan Ishaq secara sirri, sejak dua pekan lalu telah ditinggalkan penghuninya.</span><br />
<ins style="border: none; display: inline-table; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 600px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="border: none; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 600px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="600" hspace="0" id="aswift_1" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_1" scrolling="no" style="border-width: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="160"></iframe></ins></ins></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; clear: left; color: #222222; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Rumah bercat kuning di Jalan Bhineka Raya No 3 RT 10/RW 09, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur itu terlihat sepi dan gelap. Tak terlihat adanya aktivitas di dalam rumah yang telah di tempati selama delapan bulan itu.<br />
<br />
Pantauan <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Okezone</strong> di lapangan pada Selasa (21/5/2013) malam, rumah tersebut tertutup rapat, hanya lampu dalam rumah yang menyala.<br />
<br />
Menurut warga sekitar, Emi, sejak mencuatnya kasus suap impor daging sapi yang menyeret mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, rumah tersebut langsung dikosongkan. Sang pemilik, yakni orangtua Darin hanya datang sesekali untuk memberi makan kucing peliharaannya.<br />
<br />
"Kalau anaknya udah gak pernah ke sini lagi, kalau ibunya setiap hari pasti ke sini buat kasih makan kucing," katanya.<br />
<br />
Kesehariannya, keluarga Darin sangat tertutup dari warga sekitar. Bahkan tidak sedikit warga yang mengenal sosok keluarga Darin sebagai warga yang angkuh. "Dia mah sombong, ada warga yang numpang jualan di samping rumahnya saja gak boleh," ujar Emi.<br />
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(ful)</b></div>
<br />
<div class="detail_hd" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<div class="judul_kbh" style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 36px; font-weight: 700; line-height: 1em; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jubir: Darin Bukan Putri Politikus PKS</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="boxsharetop" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 30px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="p5" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline;">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style " style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="addthis_button_google_plusone_badge at300bo" g:plusone:href="https://plus.google.com/107837250691671105407" g:plusone:name="www.inilah.com" g:plusone:size="small" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: default; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Follow on Google+"><span style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; cursor: default; display: inline-block; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline-block; font-weight: bold; margin: 0px 5px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: top;">www.inilah.com</span><span style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline-block; margin: 0px 13px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: top;">on</span><img alt="Follow on Google+" src="https://ssl.gstatic.com/images/icons/gplus-16.png" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; height: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 16px;" /></span></a><a class="addthis_button_facebook_like at300b" fb:like:layout="button_count" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;"><iframe src="https://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks&layout=button_count&show_faces=false&width=100&action=like&font=arial&layout=button_count" style="background-color: transparent; border-style: none; border-width: 0px; height: 25px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 90px;"></iframe></a><a class="addthis_button_tweet at300b" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;"><iframe allowtransparency="true" class="twitter-share-button twitter-count-horizontal" data-twttr-rendered="true" frameborder="0" scrolling="no" src="https://platform.twitter.com/widgets/tweet_button.1368146021.html#_=1369134978625&count=horizontal&counturl=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1991663%2Fjubir-darin-bukan-putri-politikus-pks&id=twitter-widget-0&lang=en&original_referer=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1991663%2Fjubir-darin-bukan-putri-politikus-pks%23.UZtXfqJ7Ka4&size=m&text=Jubir%3A%20Darin%20Bukan%20Putri%20Politikus%20PKS%20-%20INILAH.com%3A&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1991663%2Fjubir-darin-bukan-putri-politikus-pks%23.UZtXfhsY6Xg.twitter" style="background-color: transparent; border-width: 0px; height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 110px;" title="Twitter Tweet Button"></iframe></a><a class=" at300b" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline; width: 0px;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></a><a class="addthis_button_google_plusone at300b" g:plusone:size="medium" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"></a><br />
<div id="___plusone_0" style="background-color: transparent; border: 0px none; display: inline-block; float: none; font-size: 1px; height: 20px; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 90px;">
<iframe allowtransparency="true" data-gapiattached="true" frameborder="0" hspace="0" id="I0_1369134980358" marginheight="0" marginwidth="0" name="I0_1369134980358" scrolling="no" src="https://plusone.google.com/_/+1/fastbutton?bsv&size=medium&hl=en-US&origin=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1991663%2Fjubir-darin-bukan-putri-politikus-pks&ic=1&jsh=m%3B%2F_%2Fscs%2Fapps-static%2F_%2Fjs%2Fk%3Doz.gapi.id.YQ2Xy9FlHsY.O%2Fm%3D__features__%2Fam%3DIQ%2Frt%3Dj%2Fd%3D1%2Frs%3DAItRSTMy7vTLaURBj_LTfNfs2JP-jXxGIQ#_methods=onPlusOne%2C_ready%2C_close%2C_open%2C_resizeMe%2C_renderstart%2Concircled&id=I0_1369134980358&parent=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com&rpctoken=35478674" style="background-color: transparent; border-style: none; border-width: 0px; height: 20px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: static; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 90px;" tabindex="0" title="+1" vspace="0" width="100%"></iframe></div>
<a class="addthis_button_google_plusone at300b" g:plusone:size="medium" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">
</a><a class="addthis_counter addthis_pill_style addthis_nonzero" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; float: left; font-weight: bold; height: 20px; margin: 0px; outline: none; overflow: hidden; padding: 0px; text-decoration: none !important; vertical-align: baseline;"></a><a class="atc_s addthis_button_compact" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-image: url(data:image/gif; background-position: 0px 0px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif !important; height: 20px; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 50px;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></a><a class="addthis_button_expanded" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks#" style="background-image: url(data:image/gif; background-position: 0px -114px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; color: #333333; display: block !important; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: bold; height: 20px; line-height: 20px; margin: 0px 0px 0px 3px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 4px; text-align: center; text-decoration: none; vertical-align: baseline; width: 34px !important;" target="_blank" title="View more services">1</a><br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="imgbox" style="background-color: lightgrey; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<br /></div>
</div>
<div class="clear pt5" style="background-color: white; border: 0px; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; height: 0px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 5px 0px 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="pl10 w600" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="boxshare" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 40px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="grid_4 p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<div class="f11 c1 bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #757575; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Oleh: Marlen Sitompul</div>
<div class="f11 merah_nasional bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #861a00; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
nasional - Selasa, 21 Mei 2013 | 17:01 WIB</div>
</div>
<div class="grid_3 fr p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: right; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 220px;">
<div class="addthis_toolbox addthis_32x32_style addthis_default_style" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="addthis_button_facebook at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Facebook"><span class=" at300bs at15nc at15t_facebook" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -160px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on facebook</span></span></a><a class="addthis_button_twitter at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Tweet"><span class=" at300bs at15nc at15t_twitter" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -704px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on twitter</span></span></a><a class="addthis_button_email at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Email"><span class=" at300bs at15nc at15t_email" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -128px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on email</span></span></a><a class="addthis_button_google at300b" href="http://www.addthis.com/bookmark.php?v=300&winname=addthis&pub=inilah&source=tbx32-300&lng=id&s=google&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1991663%2Fjubir-darin-bukan-putri-politikus-pks&title=Jubir%3A%20Darin%20Bukan%20Putri%20Politikus%20PKS%20-%20INILAH.com&ate=AT-inilah/-/-/519b577e997e1e21/2&frommenu=1&uid=519b577ec488a2bd&ufbl=1&ct=1&pre=http%3A%2F%2Fwww.inilah.com%2F&tt=0&captcha_provider=nucaptcha" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Google"><span class=" at300bs at15nc at15t_google" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -256px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on google</span></span></a><a class="addthis_button_compact at300m" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span class=" at300bs at15nc at15t_compact" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -416px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px 4px 0px 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">More Sharing Services</span></span></a><br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div id="header-box-r" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 10px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="pt10" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="fr" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div align="left" class="grid_4 pl5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<span class="f14 bold merah_nasional" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #861a00; font-size: 14px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berita Terkait</span><br />
<div class="ic_border_bot" style="background-color: transparent; border-bottom-color: rgb(232, 232, 232); border-bottom-style: solid; border-width: 0px 0px 1px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<ul class="list_dtl_nasional" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #861a00; font-weight: 700; list-style: square; margin: 5px 0px; outline: 0px; padding: 4px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px 0px 0px 15px; outline: 0px; padding: 3px 0px 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1991586/inikah-darin-pelajar-yang-dikabarkan-dekat-lutfhi" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; float: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Inikah Darin Pelajar yang Dikabarkan Dekat Lutfhi</a></li>
</ul>
<ins style="background-color: transparent; border: none; display: inline-table; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="background-color: transparent; border: none; display: block; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="background-color: transparent; border-width: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="250"></iframe></ins></ins><div id="beacon_d21e7ba331" style="background-color: transparent; border: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://i.inilahindie.com/www/delivery/lg.php?bannerid=650&campaignid=140&zoneid=353&loc=1&referer=http://nasional.inilah.com/read/detail/1991663/jubir-darin-bukan-putri-politikus-pks&cb=d21e7ba331" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
<div class="f14 c3 lh_berita" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #333333; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAH.COM, Jakarta - Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera membantah kabar Darin Mumtazah putri politikus PKS Aboe Bakar al-Habsy.</strong><br />
<br />
"Saya sudah SMS Ustaz Aboe. Dia bilang, 'tidak ada pun'," ujar Mardani kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa (21/5/2013).<br />
<br />
Darin Mumtazah merupakan pelajar yang diperiksa terkait tersangka kasus suap impor daging sapi, Luthfi Hasan Ishaaq. Kabar yang beredar, wanita itu memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden PKS itu.<br />
<br />
Saat dipanggil KPK pada pekan lalu, Darin mangkir. Luthfi pun masih tutup mulut terkait wanita itu.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jubir PKS mengaku tidak mengenal Darin. "Enggak tahu," ucapnya. [rok]</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
<div class="date pb5" style="color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; padding-bottom: 5px !important;">
Senin, 20/05/2013 18:44 WIB</div>
<h1 class="l_blue2_detik" style="color: #284296; font-family: Georgia, CartoGothic, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 30px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
PPATK: Fathanah Alirkan Dana ke 40 Lebih Perempuan</h1>
<div class="author" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; padding-bottom: 3px;">
<div class="clearfix pt10" style="clear: both; padding-top: 10px;">
</div>
<strong>Nur Khafifah</strong> - detikNews</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="clearfix" style="clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="artikel2" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px; padding-top: 15px; word-wrap: break-word;">
<div class="leftside" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; float: right; padding-bottom: 10px; padding-left: 15px; width: 160px;">
<div class="banner_inside_article" style="float: right; margin-left: 10px; width: 160px;">
<div class="banner_reg cad_skyp" style="margin-bottom: 15px;">
<div dir="ltr" id="ebDiv0856934089679271" style="display: inline; height: 600px; margin: 0px auto; width: 160px;">
<div dir="ltr" id="ebStdBannerDiv_14102668_0856934089679271" style="border: 0px; display: inline; font-size: 0px; left: 0px; line-height: 0px; margin: 0px; overflow: visible; padding: 0px; top: 0px;">
</div>
</div>
<div id="beacon_2e882ffb84" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=45176&campaignid=9314&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http://news.detik.com/read/2013/05/20/184410/2251103/10/ppatk-fathanah-alirkan-dana-ke-40-lebih-perempuan?991104topnews&referer=http://www.detik.com/&cb=2e882ffb84" style="border: 0px; height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pic_artikel" style="color: #666666; font-size: 11px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 5px; width: 450px;">
</div>
<strong>Jakarta</strong> - Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) melansir data terbaru terkait Ahmad Fathanah. PPATK sudah menyerahkan datanya ke KPK. Fathanah mengalirkan dana ke 40 perempuan.<br />
<br />
"Yang kita temukan ada 40-an lebih ya," kata Ketua PPATK M Yusuf usai 'Peluncuran Pedoman Multidoor untuk Pidana Korporasi' di Hotel Le Meridien, Jl Sudirman, Jakarta, Senin (20/5/2013).<br />
<br />
Yusuf menegaskan, data PPATK, Fathanah memang terendus sejak lama, tetapi karena tidak ada dugaan pidananya, hanya disimpan di database.<br />
<br />
Yusuf juga memastikan untuk Luthfi Hasan belum ditemukan aliran dana ke perempuan. "Saya cuma temukan Fathanah yang ada," jelasnya.<br />
<br />
KPK sudah memeriksa sejumlah perempuan terkait aliran dana Fathanah. Mereka antara lain, Ayu Azhari, Vitalia Shesya, Sefti Sanustika, dan Tri Kurnia Puspita.<br />
<br />
<b>(kff/ndr)</b><br />
<b><br /></b></div>
<br />
<div class="date pb5" style="color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; padding-bottom: 5px !important;">
Senin, 20/05/2013 16:41 WIB</div>
<h1 class="l_blue2_detik" style="color: #284296; font-family: Georgia, CartoGothic, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 30px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
Terkait Fathanah, Tri Kurnia Kembalikan Uang Rp 400 Juta ke KPK</h1>
<div class="author" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; padding-bottom: 3px;">
<div class="clearfix pt10" style="clear: both; padding-top: 10px;">
</div>
<strong>Rina Atriana</strong> - detikNews</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="clearfix" style="clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="artikel2" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px; padding-top: 15px; word-wrap: break-word;">
<div class="leftside" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; float: right; padding-bottom: 10px; padding-left: 15px; width: 160px;">
<div class="banner_inside_article" style="float: right; margin-left: 10px; width: 160px;">
<div class="banner_reg cad_skyp" style="margin-bottom: 15px;">
<div dir="ltr" id="ebDiv81772715668194" style="display: inline; height: 600px; margin: 0px auto; width: 160px;">
<div dir="ltr" id="ebStdBannerDiv_14102668_81772715668194" style="border: 0px; display: inline; font-size: 0px; left: 0px; line-height: 0px; margin: 0px; overflow: visible; padding: 0px; top: 0px;">
</div>
</div>
<div id="beacon_f3fa2010ec" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=45176&campaignid=9314&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http://news.detik.com/read/2013/05/20/163810/2250936/10/terkait-fathanah-tri-kurnia-kembalikan-uang-rp-400-juta-ke-kpk?991104topnews&referer=http://www.detik.com/?ndtdtk&cb=f3fa2010ec" style="border: 0px; height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pic_artikel" style="color: #666666; font-size: 11px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 5px; width: 450px;">
</div>
<strong>Jakarta</strong> - Tri Kurnia Puspita datang ke KPK tidak dengan tangan kosong. Rupanya, dia datang mengembalikan uang. Nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Uang itu terkait Fathanah.<br />
<br />
"Tri Kurnia menurut penyidik, mengembalikan uang Rp 400 juta. Diduga dari AF. Sejak awal kan disampaikan Tri Kurnia, dia adalah teman," kata juru bicara KPK Johan Budi di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (20/5/2013).<br />
<br />
Tri Kurnia menyerahkan uang itu atas kesadaran sendiri, setelah sebelumnya KPK mengingatkan Tri Kurnia. "Sebelumnya dia kan pernah diperiksa sebagai saksi, di situ ada penjelasan bahwa ada uang yang diberikan AF kepada yang bersangkutan," jelasnya.<br />
<br />
KPK menengarai uang yang dikembalikan Tri Kurnia ini sudah semua harta milik Fathanah yang mengalir ke penyanyi dangdut itu. "Saya kira ini sudah semua," tutupnya.<br />
<br />
Fathanah sudah ditetapkan KPK menjadi tersangka pencucian uang dan suap impor sapi. Fathanah kini ditahan di KPK.<br />
<br />
<br />
<b>(rna/ndr)</b></div>
<br />
Sabtu, 11 Mei 2013 | 13:07 WIB</div>
<h1 class="title" style="margin-bottom: 20px;">
Masih Ingat Novia Ardhana?</h1>
<div class="foto-hl-besar">
<div class="crop">
</div>
<br /></div>
<span style="color: #666666;"><strong>TEMPO.CO</strong></span>, <span style="color: #666666;"><strong>Jakarta</strong></span>
-Satu lagi perempuan yang berada di pusaran Ahmad Fathanah, tersangka
kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi
Kementerian Pertanian. Dia adalah Novia Ardhana, setelah sederet nama
yang menerima derma dari Fathanah seperti mahasiswa Maharani, artis Ayu
Azhari, model majalah pria dewasa Vitalia Shesya dan penyanyi dangdut
Tri Kurnia Rahayu, belakangan nama Novia Ardhana juga muncul. <br />
<br />
Hal
itu diungkapkan pengacara Vitalia, Farhat Abbas, bahwa Novia memang
pernah mendapat hadiah dari Fathanah berupa Honda Jazz, uang Rp 50 juta
dan sejumlah perhiasan. Siapakah sebenarnya Novia Ardhana? Sampai kini
Tempo masih berusaha menghubungi Novia.<br />
<br />
Wanita yang biasa disapa
Novi ini lahir di Jakarta pada 27 November 1974. Di awal tahun 2000an
wajahnya sempat menghiasi layar kaca sebagai bintang sinetron. Selain
artis, Novi yang berparas putih mulus itu juga pernah menjadi presenter
dan memandu beberapa acara antara lain Seputar Olah Raga (RCTI) dan
Sisi-Sisi Selebriti. <br />
<br />
Di dunia sinetron namanya melambung dengan
sederet sinetron yang pernah dibintanginya antara lain Jelangkung, Bila
Wanita Bercanda, Misteri Nini Pelet, Maharani, Asyiknya Geng Hijau,
Cahaya Kemenangan, Nyanyian Seorang Istri, dan Kembali ke Fitrah.<br />
<br />
Berita
perceraian Novi dengan suami, Muhammad Bintang merebak di tahun 2004.
Novi yang memiliki pribadi supel itu dikabarkan bercerai karena
kedekatannya dengan aktor senior Tio Pakusadewo di tahun 2003.
Belakangan juga muncul nama aktor Agus Kuncoro yang juga sempat dekat
dengan Novi. Nama Agus disebu-sebut sebagai pemicu bercerainya dengan
Abin, panggilan Muhammad Bintang yang menikahi Novi pada 9 Februari
2001. Hasil pernikahan ini dikaruniai seorang putri bernama Jasmine
Mutiara Bintang. Perceraian ini juga didasari tindak tanduk Abin yang
sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga yang pernah memukuli Novi
hingga lembam. <br />
<br />
Novi yang menjadi mualaf atau memeluk agama Islam
ini pernah mengaku dirinya sebagai pecandu narkoba pada April 2006.
Novi juga pernah terjaring razia narkoba di Bali saat malam pergantian
tahun 2006, dengan ditemukan 0,5 gram ganja, dan ekstasi. Namun karena
barang terlarang tersebut bukan miliknya maka dirinya tidak ditahan.<br />
<br />
<strong>HADRIANI P</strong><br />
<br />
Sabtu, 11/05/2013 20:42 WIB </div>
<h1 class="l_blue2_detik">
Fahri Hamzah: PKS Tak Ada kaitan dengan Fathanah & Para Wanita Cantiknya </h1>
<div class="author">
<b>Rini Friastuti</b> - detikNews</div>
<div>
</div>
<div class="leftside">
<div class="banner_inside_article">
<div class="banner_reg cad_skyp">
<ins style="border: none; display: inline-table; height: 600px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="border: none; display: block; height: 600px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"></ins></ins><div id="beacon_7b9f13aaf8" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=30555&campaignid=4402&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http://news.detik.com/read/2013/05/11/204226/2243340/10/fahri-hamzah-pks-tak-ada-kaitan-dengan-fathanah-para-wanita-cantiknya?9922022&referer=http://www.detik.com/&cb=7b9f13aaf8" style="height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pic fl pr10 pb10">
</div>
<b>Jakarta</b> - Pengurus PKS terus
menyangkal partainya memiliki kaitan dengan Ahmad Fathanah. Wasekjen PKS
Fahri Hamzah menegaskan PKS tak terkait dengan Fathanah, begitu juga
dengan wanita-wanita di sekelilingnya.<br />
<br />
"Mengenai kasus Fathanan
sama wanita-wanita cantik, dia punya istri lima dan segala macam, itu
dikait-kaitkan dengan PKS, kami sama sekali nggak ada urusan sama
Fathanah," kata Fahri.<br />
<br />
Hal itu disampaikan sebelum dia mengikuti
rapat Majelis Syuro di Kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta
Selatan, Sabtu (11/5/2013).<br />
<br />
Fahri mengatakan Fathanah hanya
memiliki hubungan dengan eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Fathanah
bukan kader dan tak pernah mengurus PKS.<br />
<br />
"Fathanah itu cuma punya
hubungan dengan Pak Luthfi, jadi jangan dikait-kaitkan dengan PKS,
tidak ada sangkut pautnya sama sekali," ujar anggota Komisi VI DPR itu.<br />
<br />
Saat
ini Majelis Syuro PKS sedang menggelar rapat untuk membahas kasus
Luthfi. Salah satunya, PKS akan membahas penyikapan penyitaan mobil
Luthfi yang ada di kantor DPP.<br />
<br />
<b> (trq/trq)</b><br />
<div class="detail_hd" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<div class="judul_kbh" style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 36px; font-weight: 700; line-height: 1em; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />
Satu Lagi Perempuan di Sekeliling Fathanah Muncul</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="boxsharetop" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 30px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="p5" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline;">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style " style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="addthis_button_google_plusone_badge at300b" g:plusone:href="https://plus.google.com/107837250691671105407" g:plusone:name="www.inilah.com" g:plusone:size="small" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: default; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Follow on Google+"><span style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; cursor: default; display: inline-block; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline-block; font-weight: bold; margin: 0px 5px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: top;">www.inilah.com</span><span style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline-block; margin: 0px 13px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: top;">on</span><img alt="Follow on Google+" src="https://ssl.gstatic.com/images/icons/gplus-16.png" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; height: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 16px;" /></span></a><a class="addthis_button_facebook_like at300b" fb:like:layout="button_count" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;"><iframe src="https://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul&layout=button_count&show_faces=false&width=100&action=like&font=arial&layout=button_count" style="background-color: transparent; border-style: none; border-width: 0px; height: 25px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 90px;"></iframe></a><a class="addthis_button_tweet at300b" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;"><iframe allowtransparency="true" class="twitter-share-button twitter-count-horizontal" data-twttr-rendered="true" frameborder="0" scrolling="no" src="https://platform.twitter.com/widgets/tweet_button.1367516458.html#_=1367933733671&count=horizontal&counturl=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986746%2Fsatu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul&id=twitter-widget-0&lang=en&original_referer=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986746%2Fsatu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul%23.UYkDIKJ7Ka4&size=m&text=Satu%20Lagi%20Perempuan%20di%20Sekeliling%20Fathanah%20Muncul%20-%20INILAH.com%3A&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986746%2Fsatu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul%23.UYkDIDd92e8.twitter" style="background-color: transparent; border-width: 0px; height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 110px;" title="Twitter Tweet Button"></iframe></a><a class=" at300b" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline; width: 0px;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></a><a class="addthis_button_google_plusone at300b" g:plusone:size="medium" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"></a><br />
<div id="___plusone_0" style="background-color: transparent; border: 0px none; display: inline-block; float: none; font-size: 1px; height: 20px; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 90px;">
<iframe allowtransparency="true" data-gapiattached="true" frameborder="0" hspace="0" id="I0_1367933733756" marginheight="0" marginwidth="0" name="I0_1367933733756" scrolling="no" src="https://plusone.google.com/_/+1/fastbutton?bsv&size=medium&hl=en-US&origin=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986746%2Fsatu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul&ic=1&jsh=m%3B%2F_%2Fscs%2Fapps-static%2F_%2Fjs%2Fk%3Doz.gapi.id.m7x5fa5eL8A.O%2Fm%3D__features__%2Fam%3DIQ%2Frt%3Dj%2Fd%3D1%2Frs%3DAItRSTMYI3g-llgl6Hfis2SvGT76OGTg2A#_methods=onPlusOne%2C_ready%2C_close%2C_open%2C_resizeMe%2C_renderstart%2Concircled&id=I0_1367933733756&parent=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com&rpctoken=95455980" style="background-color: transparent; border-style: none; border-width: 0px; height: 20px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: static; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 90px;" tabindex="0" title="+1" vspace="0" width="100%"></iframe></div>
<a class="addthis_button_google_plusone at300b" g:plusone:size="medium" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">
</a><a class="addthis_counter addthis_pill_style" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; float: left; font-weight: bold; height: 20px; margin: 0px; outline: none; overflow: hidden; padding: 0px; text-decoration: none !important; vertical-align: baseline;"></a><a class="atc_s addthis_button_compact" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-image: url(data:image/gif; background-position: 0px 0px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif !important; height: 20px; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 50px;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></a>
<br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="imgbox" style="background-color: lightgrey; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<br /></div>
</div>
<div class="clear pt5" style="background-color: white; border: 0px; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; height: 0px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 5px 0px 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="pl10 w600" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="boxshare" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 40px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="grid_4 p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<div class="f11 c1 bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #757575; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Oleh: Firman Qusnulyakin</div>
<div class="f11 merah_nasional bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #861a00; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
nasional - Selasa, 7 Mei 2013 | 18:49 WIB</div>
</div>
<div class="grid_3 fr p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: right; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 220px;">
<div class="addthis_toolbox addthis_32x32_style addthis_default_style" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="addthis_button_facebook at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Facebook"><span class=" at300bs at15nc at15t_facebook" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -160px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on facebook</span></span></a><a class="addthis_button_twitter at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Tweet"><span class=" at300bs at15nc at15t_twitter" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -704px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on twitter</span></span></a><a class="addthis_button_email at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Email"><span class=" at300bs at15nc at15t_email" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -128px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on email</span></span></a><a class="addthis_button_google at300b" href="http://www.addthis.com/bookmark.php?v=300&winname=addthis&pub=inilah&source=tbx32-300&lng=id&s=google&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986746%2Fsatu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul&title=Satu%20Lagi%20Perempuan%20di%20Sekeliling%20Fathanah%20Muncul%20-%20INILAH.com&ate=AT-inilah/-/-/518903203d13fbe7/2&frommenu=1&uid=51890320efe608ca&ufbl=1&ct=1&pre=http%3A%2F%2Fpasarmodal.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986778%2Fpasar-khawatirkan-investment-grade-melayang&tt=0&captcha_provider=nucaptcha" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Google"><span class=" at300bs at15nc at15t_google" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -256px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on google</span></span></a><a class="addthis_button_compact at300m" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span class=" at300bs at15nc at15t_compact" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -416px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px 4px 0px 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">More Sharing Services</span></span></a><br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div id="header-box-r" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 10px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="pt10" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="fr" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div align="left" class="grid_4 pl5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<br />
<ul class="list_dtl_nasional" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #861a00; font-weight: 700; list-style: square; margin: 5px 0px; outline: 0px; padding: 4px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px 0px 0px 15px; outline: 0px; padding: 3px 0px 0px; vertical-align: baseline;"></li>
</ul>
<ins style="background-color: transparent; border: none; display: inline-table; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="background-color: transparent; border: none; display: block; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="background-color: transparent; border-width: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="250"></iframe></ins></ins><div id="beacon_d08f0655a5" style="background-color: transparent; border: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://i.inilahindie.com/www/delivery/lg.php?bannerid=650&campaignid=140&zoneid=353&loc=1&referer=http://nasional.inilah.com/read/detail/1986746/satu-lagi-perempuan-di-sekeliling-fathanah-muncul&cb=d08f0655a5" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
<div class="f14 c3 lh_berita" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #333333; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://inilah.com/" style="background-color: transparent; border: 0px; color: blue; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">INILAH.COM</a>, Jakarta – Setelah terungkap tiga perempuan yang dekat dengan tersangka impor daging Ahmad Fathanah, kini KPK mengungkap lagi satu perempuan lainnya. Mereka sama-sama menerima limpahan uang dan aset yang diduga hasil korupsi.</b></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Perempuan itu bernama Tri Kurnia Puspita, penerima sejumlah aset dari Fathanah. “KPK menyita sebuah Honda Freed berwarna putih Nopol B 882 LHA, gelang hermes, dua jam tangan Rolex yg diserahkan atas nama Tri Kurnia Puspita,“ kata Juru bicara KPK Johan Budi Sapto Prabowo di gedung KPK, Jakarta, Selasa (7/5/2013).</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Johan mengatakan, Tri Kurnia mengaku adalah teman dekat Ahmad Fathanah. Pengakuan ini sama dengan pengakuan beberapa teman wanita lainnya dari Ahmad Fathanah seperti Maharani Suciono, Ayu Azhari, dan Vitalia Sesha. “Dia (Tri Kurnia Puspita) mengaku temannya Ahmad Fathanah,“ imbuhnya.<br />
<br />
Tri menyerahkan barang-barang tersebut usai menjalani pemeriksaan di KPK. Nilainya diperkirakan mencapai mencapai ratusan juta rupiah. “Gelangnya nilanya sekitar Rp 50 juta-Rp70 juta. Jam-nya di atas Rp 10 juta,“ tuturnya. [tjs]</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
<h1 style="background-color: white; border: 0px; color: #181818; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; font-weight: normal; line-height: 28px; margin: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
Si Seksi Vitalia Dapat Rp200 Juta, Fathanah Dapat Apa?</h1>
<div class="date-time fl" style="background-color: white; border: 0px; color: #777777; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 11px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px 0px 7px; vertical-align: baseline; width: 642px;">
Selasa, 07 Mei 2013 10:38 wib</div>
<div class="author fl" style="background-color: white; border: 0px; color: #b30000; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tri Kurniawan - Okezone</div>
<div class="share" style="background-color: white; border: 0px; color: #222222; display: inline-block; float: left; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; height: 13px; line-height: 20px; margin: 10px 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
<iframe frameborder="0" id="iframe_reactions" scrolling="no" src="https://services.okezone.com/share2/index/aHR0cDovL25ld3Mub2tlem9uZS5jb20vcmVhZC8yMDEzLzA1LzA3LzMzOS84MDMzMTYvc2ktc2Vrc2ktdml0YWxpYS1kYXBhdC1ycDIwMC1qdXRhLWZhdGhhbmFoLWRhcGF0LWFwYQ==/U2kgU2Vrc2kgVml0YWxpYSBEYXBhdCBScDIwMCBKdXRhLCBGYXRoYW5haCBEYXBhdCBBcGE/" style="border-style: none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 40px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;"></iframe></div>
<div class="skyscrapper" style="background-color: white; border: 0px; color: #222222; float: right; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; height: 600px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 160px;">
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />JAKARTA<span style="border: 0px; color: #1f497d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </span></span></b><span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">- Nama Vitalia Shesya sontak menjadi ramai dalam pemberitaan media massa. Pasalnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga dia menerima harta dari tersangka kasus korupsi impor daging sapi, Ahmad Fathanah. </span><br />
<ins style="border: none; display: inline-table; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 600px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="border: none; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 600px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 160px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="600" hspace="0" id="aswift_1" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_1" scrolling="no" style="border-width: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="160"></iframe></ins></ins><div id="beacon_bc8496f620" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://b.okezone.com/delivery/lg.php?bannerid=1108&campaignid=492&zoneid=1535&loc=1&referer=http://news.okezone.com/read/2013/05/07/339/803316/si-seksi-vitalia-dapat-rp200-juta-fathanah-dapat-apa&cb=bc8496f620" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; height: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; clear: left; color: #222222; font-family: Arial, HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />
<span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hanya sedikit kalangan yang tahu sosok perempuan berambut panjang itu. Tapi, bagi kebanyakan pembaca majalah dewasa, sosok Vitalia tidaklah asing. Pasalnya, dia sempat menjadi model sebuah majalah dewasa Tanah Air, Februari lalu. </span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tampil di majalah dewasa itu, dia tak segan memamerkan kemolekan tubuhnya. Tubuhnya terbaring di atas sofa putih dengan rambut hitam yang terurai. Posenya yang aduhai itu tentu membuat segar mata pembaca.</span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sejak diendus KPK menerima harta dari Fathanah, nama Vitalia tak hanya jadi perbincangan penikmat majalah dewasa itu. Hanya, tak banyak yang tahu sejauh<span style="border: 0px; color: #1f497d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span>mana hubungannya dengan kolega mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.</span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Membuat penasaran memang. Karena, tanpa ada hubungan timbal balik, tak mungkin rasanya Fathanah bisa memberikan banyak uang ke Vitalia. Fathanah memberikan uang Rp200 hingga Rp250 juta ke Vitalia, lalu dibelikan mobil Honda Jazz warna putih.</span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mobil tersebut sudah disita penyidik KPK. Selain itu, penyidik juga menyita sebuah jam tangan mewah dari tangan Vitalia yang diduga pemberian dari Fathanah. Vitalia mengakui jika dia punya hubungan dekat dengan Fathanah.</span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Vitalia bukan satu-satunya perempuan yang menerima pemberian pria beristri lima itu. Artis seksi Ayu Azhari juga menerima uang sebanyak Rp20 juta dan USD1.800 dari Fathanah. Menurut Ayu, uang tersebut untuk kampanye calon dari PKS di sejumlah daerah.</span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="border: 0px; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10pt; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sebelum dua nama di atas, ada juga Maharani Suciyono. Mahasiswi salah satu universitas swasta di Jakarta itu ditangkap bersama Fathanah di Hotel Le Meridien, Januari lalu. Dari tangannya, KPK menyita uang Rp10 juta, yang juga diberikan oleh Fathanah.</span><br />
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(trk)</b></div>
<br />
<div class="date pb5" style="color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; padding-bottom: 5px !important;">
Senin, 06/05/2013 12:23 WIB</div>
<h2 style="color: red; font-family: CartoGothic, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">
Suap Sapi Impor</h2>
<h1 class="l_blue2_detik" style="color: #284296; font-family: Georgia, CartoGothic, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 30px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
KPK Sudah Periksa Vitalia 2 Kali Terkait Fathanah</h1>
<div class="author" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; padding-bottom: 3px;">
<div class="clearfix pt10" style="clear: both; padding-top: 10px;">
</div>
<b>Rina Atriana</b> - detikNews</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="clearfix" style="clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="artikel2" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px; padding-top: 15px; word-wrap: break-word;">
<div class="leftside" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; float: right; padding-bottom: 10px; padding-left: 15px; width: 160px;">
<div class="banner_inside_article" style="float: right; margin-left: 10px; width: 160px;">
<div class="banner_reg cad_skyp" style="margin-bottom: 15px;">
<div id="ebBannerDiv_0_330601014662534" style="border: 0px; display: inline; margin: 0px auto; overflow: visible; padding: 0px; width: 160px;">
<div style="border: 0px; display: inline; margin: 0px auto; overflow: visible; padding: 0px; width: 160px;">
</div>
</div>
<div id="beacon_9388b58866" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=45079&campaignid=9283&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http://news.detik.com/read/2013/05/06/122310/2238892/10/kpk-sudah-periksa-vitalia-2-kali-terkait-fathanah?nd772204btr&referer=http://news.detik.com/read/2013/05/06/112953/2238820/10/benarkah-honda-jazz-yang-disita-kpk-terkait-fathanah-milik-model-seksi?991104topnews&cb=9388b58866" style="border: 0px; height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pic fl pr10 pb10" style="float: left; padding-bottom: 10px !important; padding-right: 10px;">
</div>
<b>Jakarta</b> - KPK sudah melakukan pemeriksaan atas Vitalia Sesha. Perempuan muda itu diperiksa terkait dugaan kasus pencucian uang. Status Vitalia masih saksi.<br />
<br />
"Sudah diperiksa dua kali," terang juru bicara KPK Johan Budi saat dikonfirmasi detikcom, Senin (6/5/2013).<br />
<br />
Johan belum bisa menguraikan hubungan Vitalia dan Fathanah. Penyidik masih melakukan pemeriksaan. Pastinya, KPK dalam kasus pencucian uang ini juga fokus mengejar aset milik tersangka.<br />
<br />
"KPK menyita Honda Jazz warna putih yang diduga terkait dengan AF. Mobil diduga dalam penguasaan Vitalia," terang Johan. Vitalia juga kooperatif selama menjalani pemeriksaan dan penyitaan.<br />
<br />
Siapa Vitalia, masih belum terkuak. Kabar santer beredar dia seorang model, tapi apakah benar Vitalia itu yang dimaksud, belum terkonfirmasi. Vitalia sang model juga belum bisa dikonfirmasi detikcom.<br />
<br />
Fathanah kini mendekam di Rutan KPK. Dia menjalani proses hukum atas kasus suap impor daging sapi dan pencucian uang.<br />
<br />
<b>(rna/ndr)</b></div>
<div class="artikel2" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px; padding-top: 15px; word-wrap: break-word;">
<b><br /></b></div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-62971013364301327862017-09-24T04:35:00.000-07:002017-09-23T21:09:16.513-07:00kedekatan2 itu @KPK<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Nama Brigadir Jenderal Aris Budiman, <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/31/078904763/kpk-gelar-rapat-bahas-pembangkangan-dirdik-aris-budiman?TerkiniUtama&campaign=TerkiniUtama_Click_8" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Direktur Penyidikan KPK</a> (Komisi Pemberantasan Korupsi), mencuat dalam polemik internal lembaga antirasuah. Mantan Wakil Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim (Badan Reserse Kriminal Markas Besar) Polri tersebut dituding melanggar etika.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Aris Budiman tanpa persetujuan pimpinan KPK datang ke DPR untuk bersaksi di depan Panitia Angket pada Selasa, 29 Agustus 2017. Berikut ini sejumlah persoalan Aris Budiman yang memicu polemik di internal KPK.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1. Soal Penyidik</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Aris Budiman pernah berpolemik sengit dengan mantan Ketua Wadah Pegawai KPK, Novel Baswedan. Novel melayangkan protes keras saat Aris meminta rekrutmen penyidik polisi berpangkat komisaris besar sebagai calon ketua satuan tugas penyidikan kasus-kasus korupsi di KPK.</div>
<div id="inarticle" style="border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; height: 1px; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline; width: 1px;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
BACA:<a href="https://www.tempo.co/read/news/2017/08/30/063904411/dirdik-kpk-aris-budiman-bicara-soal-kemungkinan-dipecat" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;"> Dirdik KPK Aris Budiman Bicara Soal Kemungkinan Dipecat</a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Keinginan Aris yang dilontarkan awal 2017 tersebut ditolak lantaran dinilai tak sesuai dengan prosedur dan tak transparan. Posisi ketua satgas seharusnya dipegang penyidik senior atau yang telah lama bertugas di KPK.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">"Enam bulan saya difitnah. Saya ingin melakukan koordinasi tapi kesulitan (di antara penyidik KPK),” kata Aris Budiman.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2. Dugaan Pembocoran Penyidikan</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Miryam S. Hariyani dalam pemeriksaan sebagai saksi kasus korupsi <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">e-KTP</span>, Desember 2016, menyebut nama Aris Budiman. Menurut Miryam, rencana pemanggilan dirinya oleh penyidik KPK telah bocor sebulan sebelum pemeriksaan, sehingga sejumlah anggota Komisi Hukum DPR sempat menawarkan bantuan untuk lepas dari jerat kasus e-KTP dengan syarat membayar Rp 2 miliar.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Mereka, kata Miryam, mengklaim dapat memastikan nama Miryam hilang dari penyidikan karena telah berkomunikasi dengan Aris Budiman dan enam pegawai KPK lainnya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Saya tidak kenal anggota DPR. Tidak pernah ada ketemu,” kata Aris Budiman.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3. Menolak Penetapan Tersangka Setya Novanto</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Ketua KPK Agus Rahardjo mengungkapkan, Aris Budiman pernah menolak penetapan status tersangka Ketua DPR Setya Novanto dalam kasus <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">e-KTP</span> dengan dalih belum ada bukti kuat adanya aliran dana. Pendapat Aris berlawanan dengan penuntut umum, yang justru menilai sudah ada dua alat bukti yang cukup tentang peran Setya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Tapi Aris Budiman tetap mengirim nota gelar perkara kepada pimpinan yang isinya menerangkan bahwa penyidik tak punya bukti kuat tentang peran Setya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4. Dianggap Membangkang</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Kehadiran Aris Budiman dalam rapat panitia angket DPR berseberangan dengan sikap KPK, yang menilai pembentukan panitia itu cacat hukum. Penggunaan hak angket terhadap KPK saat ini masih disengketakan lewat uji materi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD di Mahkamah Konstitusi yang dilayangkan sejumlah pegawai KPK.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Dalam rapat panitia angket, Selasa, 29 Agustus 2017, Aris tak membantah adanya larangan bersaksi dari pimpinan KPK.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Saya sudah laporkan akan datang. Saya tak bisa dilarang, karena ini kehormatan pribadi. Sepanjang karier saya, ini pertama kali saya bantah perintah pimpinan,” kata <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/31/078904763/kpk-gelar-rapat-bahas-pembangkangan-dirdik-aris-budiman?TerkiniUtama&campaign=TerkiniUtama_Click_8" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Direktur Penyidikan KPK</a> Aris Budiman.</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">FRANSISCO ROSARIANS</span></div>
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: small; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;"><br />Read more at https://fokus.tempo.co/read/1000145/4-daftar-dosa-direktur-penyidikan-kpk-aris-budiman?PilihanUtama&campaign=PilihanUtama_Click_4#VXAQrkaDR9TUBcg7.99</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: small; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">👻</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 0in; text-align: start;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: #666666; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; color: #666666; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Nama Brigadir Jenderal Aris Budiman, <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/31/078904763/kpk-gelar-rapat-bahas-pembangkangan-dirdik-aris-budiman?TerkiniUtama&campaign=TerkiniUtama_Click_8" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Direktur Penyidikan KPK</a> (Komisi Pemberantasan Korupsi), mencuat dalam polemik internal lembaga antirasuah. Mantan Wakil Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim (Badan Reserse Kriminal Markas Besar) Polri tersebut dituding melanggar etika.<br />
<br />
Aris Budiman tanpa persetujuan pimpinan KPK datang ke DPR untuk bersaksi di depan Panitia Angket pada Selasa, 29 Agustus 2017. Berikut ini sejumlah persoalan Aris Budiman yang memicu polemik di internal KPK.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1. Soal Penyidik</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Aris Budiman pernah berpolemik sengit dengan mantan Ketua Wadah Pegawai KPK, Novel Baswedan. Novel melayangkan protes keras saat Aris meminta rekrutmen penyidik polisi berpangkat komisaris besar sebagai calon ketua satuan tugas penyidikan kasus-kasus korupsi di KPK.<br />
<br />
BACA:<a href="https://www.tempo.co/read/news/2017/08/30/063904411/dirdik-kpk-aris-budiman-bicara-soal-kemungkinan-dipecat" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;"> Dirdik KPK Aris Budiman Bicara Soal Kemungkinan Dipecat </a></div>
<div id="inarticle" style="border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; height: 1px; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline; width: 1px;">
</div>
<br style="font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; letter-spacing: 0.16px; text-align: start;" />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Keinginan Aris yang dilontarkan awal 2017 tersebut ditolak lantaran dinilai tak sesuai dengan prosedur dan tak transparan. Posisi ketua satgas seharusnya dipegang penyidik senior atau yang telah lama bertugas di KPK.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 2px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">"Enam bulan saya difitnah. Saya ingin melakukan koordinasi tapi kesulitan (di antara penyidik KPK),” kata Aris Budiman.</em></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2. Dugaan Pembocoran Penyidikan</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Miryam S. Hariyani dalam pemeriksaan sebagai saksi kasus korupsi <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 2px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">e-KTP</em>, Desember 2016, menyebut nama Aris Budiman. Menurut Miryam, rencana pemanggilan dirinya oleh penyidik KPK telah bocor sebulan sebelum pemeriksaan, sehingga sejumlah anggota Komisi Hukum DPR sempat menawarkan bantuan untuk lepas dari jerat kasus e-KTP dengan syarat membayar Rp 2 miliar.<br />
<br />
Mereka, kata Miryam, mengklaim dapat memastikan nama Miryam hilang dari penyidikan karena telah berkomunikasi dengan Aris Budiman dan enam pegawai KPK lainnya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 2px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Saya tidak kenal anggota DPR. Tidak pernah ada ketemu,” kata Aris Budiman.</em></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3. Menolak Penetapan Tersangka Setya Novanto</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Ketua KPK Agus Rahardjo mengungkapkan, Aris Budiman pernah menolak penetapan status tersangka Ketua DPR Setya Novanto dalam kasus <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 2px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">e-KTP</em> dengan dalih belum ada bukti kuat adanya aliran dana. Pendapat Aris berlawanan dengan penuntut umum, yang justru menilai sudah ada dua alat bukti yang cukup tentang peran Setya.<br />
<br />
Tapi Aris Budiman tetap mengirim nota gelar perkara kepada pimpinan yang isinya menerangkan bahwa penyidik tak punya bukti kuat tentang peran Setya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4. Dianggap Membangkang</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Kehadiran Aris Budiman dalam rapat panitia angket DPR berseberangan dengan sikap KPK, yang menilai pembentukan panitia itu cacat hukum. Penggunaan hak angket terhadap KPK saat ini masih disengketakan lewat uji materi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD di Mahkamah Konstitusi yang dilayangkan sejumlah pegawai KPK.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
Dalam rapat panitia angket, Selasa, 29 Agustus 2017, Aris tak membantah adanya larangan bersaksi dari pimpinan KPK.<br />
<br />
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 2px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Saya sudah laporkan akan datang. Saya tak bisa dilarang, karena ini kehormatan pribadi. Sepanjang karier saya, ini pertama kali saya bantah perintah pimpinan,” kata <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/31/078904763/kpk-gelar-rapat-bahas-pembangkangan-dirdik-aris-budiman?TerkiniUtama&campaign=TerkiniUtama_Click_8" style="border: 0px; color: #00b0ff; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Direktur Penyidikan KPK</a> Aris Budiman.</em></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: start; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">FRANSISCO ROSARIANS</span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #333333; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: 22px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: center; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">☺</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Kabar24.com</span>,JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi akan melakukan pemeriksaan internal terkait dugaan tujuh penyidik yang meminta uang Rp2 miliar untuk melindungi Miryam S. Haryani sebagai saksi korupsi KTP elektronik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 0in; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12px;">Dalam sidang pemeriksaan saksi perkara dugaan pemberian keterangan palsu dengan terdakwa Miryam S. Haryani, penuntut umum membuka rekaman pemeriksaan Miryam sebagai saksi atas terdakwa Irman dan Sugiharto pada kasus korupsi pengadaan KTP elektronik.</span></div>
<div class="liat-juga" style="border: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: #333333; float: left; font-family: OpenSans-Light; font-size: 13px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 20px 25px; text-align: start; width: 320px;">
<h2 style="border-bottom: 1px solid rgb(85, 85, 85); box-sizing: border-box; color: #0a9bd6; display: inline-block; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 18px; font-weight: 500; line-height: 1.1; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
BACA JUGA :</h2>
<ul style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 23px 0px 12px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170815/19/681195/trump-usik-aturan-kekayaan-intelektual-china.-beijing-siap-melawan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Aturan Kekayaan Intelektual Diusik Trump, China Siap Lawan AS">Aturan Kekayaan Intelektual Diusik Trump, China Siap Lawan AS</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170815/16/681209/korupsi-e-ktp-setya-novanto-temui-ketua-ma-akan-menangkan-praperadilan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Setya Novanto Temui Ketua MA. Praperadilan Akan Menang?">Setya Novanto Temui Ketua MA. Praperadilan Akan Menang?</a></li>
<li style="border-bottom: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; line-height: 1.5; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170815/15/681210/johannes-marliem-tewas-wapres-jk-ingatkan-pengusutan-korupsi-harus-tuntas" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Wapres Minta Kematian Saksi Korupsi E-KTP Diusut Tuntas">Wapres Minta Kematian Saksi Korupsi E-KTP Diusut Tuntas</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Dalam rekaman tersebut, Miryam menyodorkan secarik kertas berisi nama tujuh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang informasinya meminta uang Rp2 miliar untuk melindungi Miryam dalam kapasitasnya sebagai saksi. Diduga, dalam daftar nama tersebut tertera nama Direktur Penindakan KPK Brigjen Pol Aris Budiman Bulo.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan karena fakta tersebut terkait dengan internal komisi maka pimpinan memutuskan untuk melakukan pemeriksaan internal. Hal itu dilakukan untuk memastikan dan mengklarifikasi informasi yang bersumber dari rekaman pemeriksaan Miryam itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
“KPK sejak awal, sudah cukup sering melakukan pemeriksaan internal dan kami cukup yakin dengan proses pemeriksaan internal dan kita tunggu hasilnya agar KPK bisa menerapkan prinsip independensi,” ujar Febri, Selasa (15/8/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Sejauh ini, lanjutnya, KPK belum bisa menyebut nama-nama para pihak yang akan diperiksa secara internal dengan melibatkan pemeriksa internal, termasuk proses dan jangka waktu pemeriksaan. Namun, secara prinsip, KPK memilih untuk melakukan langkah klarifikasi ketimbang melakukan penyangkalan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kewibawaan institusi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Dia melanjutkan, meski melakukan pemeriksaan internal, KPK tetap fokus dan berkomitmen menuntaskan penyidikan korupsi KTP elektronik. KPK sejauh ini telah menetapkan lima orang sebagai tersangka, termasuk Setya Novanto.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
KPK mengimbau kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dengan tidak melakukan intervensi atau merintangi penanganan kasus karena indikasi hal tersebut sudah sangat jelas ketika KPK menetapkan Markus Nari, politisi Partai Golkar, sebagai salah seorang tersangka.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
“Kami fokus pada penanganan perkara, kalau memang ada informasi baru dan perlu periksa internal, kami tetap fokus melakukan penyidikan,” pungkas Febri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Lembaga itu itu juga belum mengambil tindakan penyidikan lebih lanjut mengenai nama-nama anggota DPR yang menurut pengakuan Miryam S. Haryani, telah melakukan tekanan terhadap dirinya saat berstatus saksi dalam kasus korupsi KTP elektronik. KPK memilih untuk menanti berbagai fakta yang tersaji dalam persidangan dengan terdakwa Miryam dalam kasus pemberian keterangan tidak benar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Salah seorang anggota dewan yang disebut-sebut melakukan tekanan adalah Masinton Pasaribu. Pada Selasa siang Masinton menyambangi Gedung KPK untuk melakukan klarifikasi sekaligus meminta rekaman utuh pemeriksaan Miryam untuk selanjutnya diserahkan kepada Bareskrim Mabes Polri guna diperiksa keontentikannya. </div>
<div style="text-align: center;">
👃</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span> - Politisi <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/partai.demokrat" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Partai Demokrat</a> <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ruhut.sitompul" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ruhut Sitompul</a>resmi digantikan posisinya dalam penggantian antar-waktu (PAW) oleh Abdul Wahab Dalimunthe pada rapat paripurna DPR, Kamis (6/4/2017).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ruhut.sitompul" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Ruhut Sitompul</a> tidak berkomentar banyak soal PAW tersebut. Dia menilai Abdul Wahab sebagai figur yang baik. PAW tersebut juga diharapkan membuat semua pihak percaya bahwa dirinya sudah mundur sebagai anggota DPR.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Ya kasihan saja selama ini enggak percaya aku mundur," tutur Ruhut saat dihubungi, Kamis.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Ruhut menilai sosok dirinya berbeda dengan anggota dewan yang lain. Kehadirannya di DPR, menurut Ruhut, adalah bentuk pengabdian dan bukan untuk cari makan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Dia juga menegaskan alasannya mundur adalah untuk total mendukung pasangan <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/basuki.tjahaja.purnama" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> dan <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/djarot" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Djarot</a> Saiful Hidayat pada <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/pilkada.dki.jakarta.2017" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Pilkada DKI</a> Jakarta.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Sikap ini tetap dipilih, meskipun pasangan tersebut bukanlah pasangan yang diusung oleh partainya, <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/partai.demokrat" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Partai Demokrat</a>.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Bagi saya enggak apa-apa. Tapi biar kalian tahu, 3 tahun jabatan itu ke depan, aku tidur saja, duduk, diam, minimal Rp 5 M aku dapat. Itulah seorang Ruhut. Di DPR bukan cari uang," ucapnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Meski mengakui dirinya aktif dan vokal selama duduk sebagai anggota dewan, namun Ruhut menegaskan dirinya tak akan kembali mencalonkan sebagai anggota DPR di periode yang akan datang.</div>
<div class="flying_desktop" style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<div data-google-query-id="CJL5yL3zkdMCFUUZjgodI88Dtw" id="div-gpt-ad-210346665559669319-411" style="box-sizing: border-box;">
<div id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/31800665/KOMPAS.COM/news/news_index_9" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; max-width: 100%; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-top: -17px;">
<div class="clearfix" style="box-sizing: border-box;">
<div class="paralax-artikel paralax-artikel--kanal" style="box-sizing: border-box;">
<div class="paralax-ad" style="box-sizing: border-box; height: 300px; margin: 20px auto; position: relative; width: 560.547px;">
<div class="inner-paralax-ad" style="box-sizing: border-box; clip: rect(auto auto auto auto); height: 300px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 560.547px;">
<div class="img-paralax-ad" style="box-sizing: border-box; height: 703px; margin: 0px auto; position: fixed; text-align: center; top: 50px; transform: translateZ(0px); width: 560px;">
<img src="https://tpc.googlesyndication.com/pagead/imgad?id=CICAgKDL27WH0QEQARgBMgiyQ46mlSMvPA" style="border: medium none; box-sizing: border-box; height: auto; max-width: 100%; vertical-align: top; width: 560px;" /></div>
</div>
<a class="link-paralax-artikel" href="https://adclick.g.doubleclick.net/pcs/click?xai=AKAOjsuqu5gpa5fw7UgOrwyH3yg-Uz2z5UatXidDQMQv1XGmBJZ-3CNGvJnZzou0vcihU5EtD0_JhwPO1SCW0_0jDw2XIu2ECc470BzF0kOlht0pxjjRGhVJpAPRpsbsEoktHwdZGZPwNjviJP1ttlTmHgdfG0psJA6qBPozbfKRQRrjRLg4SlYsltsdveZBYd2cQoEWkJxuZfayYIzYDZanXBTj5XhRrigbtLIbmerAnBj4hV63-77opE3bg8p1eCgs9Q&sig=Cg0ArKJSzNCnim80BwkCEAE&urlfix=1&adurl=http://www.oppo.com/id/smartphone-f3-plus" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; cursor: pointer; display: block; height: 300px; left: 0px; opacity: 0; outline: 0px; position: absolute; text-decoration-line: none; top: 0px; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top; width: 560.547px; z-index: 11;" target="_blank"></a><span class="label-ad" style="box-sizing: border-box; color: #767676; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10px; left: 0px; position: absolute; text-align: center; top: -20px; width: 560.547px;">Advertisment</span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Namun, terkait aktivitasnya setelah <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/pilkada.dki.jakarta.2017" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Pilkada DKI</a> Jakarta usai, Ruhut mengaku belum punya rencana khusus.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Mengalir saja. Tapi aku sudah enggak mau lagi di DPR. Walaupun aku di DPR sangat menonjol, dipuji orang, vokal, tapi aku enggak bisa hidup di lingkungan yang seperti itu," ucap mantan Anggota Komisi III DPR itu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2017/04/06/11105941/dpr.lantik.roy.suryo.dan.pengganti.ruhut.sitompul" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">DPR Lantik Roy Suryo dan Pengganti Ruhut Sitompul</a>)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Tak lagi berkarier di parlemen, Ruhut lebih memilih memberikan "ceramah" soal anti-korupsi, salah satunya di lingkungan kampus.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Buktinya aku keliling, ceramah di mana-mana pemberantasan korupsi. Aku kemarin di Pukat, Gama (Universitas Gadjah Mada), di Airlangga (Universitas Airlangga di Surabaya), di Sumatera. Di mana-mana aku diundang," kata Ruhut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Karena mereka tahu Ruhut itu yang direkomendasikan sama <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/kpk" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">KPK</a>(<a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/komisi.pemberantasan.korupsi" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Komisi Pemberantasan Korupsi</a>) dan ICW (Indonesia Corruption Watch)," ucapnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
✌✌</div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAHCOM, Jakarta - Agus Rahardjo terpilih menjadi Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah dipercaya oleh Komisi III DPR. Agus menjadi pimpinan KPK periode 2015-2019.</span></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Agus sebelumnya mengurus pengadaan barang dan jasa dan sebentar lagi akan menjalankan tugasnya menjadi pemberantasan korupsi yang menggurita hingga raksasa.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Agus Rahardjo yang punya latar belakang sarjana teknik sipil Institut Teknologi Surabaya (lulus 1984) dan melanjutkan ke Arthur D. Little Management Education Institute, Management di Cambridge, Amerika Serikat memulai karir sebagai birokrat di Badan Perencanaan Nasional sebagai Direktur Pendidikan Bappenas (2000-2002).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia selanjutnya menjadi Direktur Sistem dan Prosedur Pendanaan Bappenas (2002-2005).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Agus lama mengabdi di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu mulai dari sebagai Sekretaris Utama LKPP (2000-2010), Kepala Pusat Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (2005-2008), dan Kepala LKPP (2010-2015).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mengenai cita-citanya, Agus dalam uji kelayakan dan kepatutan di hadapan Komisi III DPR pada Rabu (15/12) mengatakan target KPK bukanlah menghukum para koruptor, melainkan menurunkan angka korupsi di Indonesia "Target KPK pasti bukan hanya menyelamatkan uang negara. Kalau targetnya dikatakan menghukum orang juga kurang tepat. Target KPK itu antara lain juga bagaimana IPK (indeks persepsi korupsi) kita bisa setara misalnya dengan Malaysia," kata Agus pada Rabu (15/12) seperti dikutip Antara.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sehingga KPK harus bersinergi dengan lembaga penegak hukum lain, yaitu kepolisian dan kejaksaan serta melibatkan masyarakat.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kalau saya tidak perlu gaduh, tetapi tujuannya tercapai, menurunkan angka korupsi," ujar Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Secara khusus dengan pengalamannya di bidang pengadaan barang dan jasa, Agus menekankan perlunya menggunakan teknologi informasi (IT).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kalau semua tahapan proses pengadaan barang dan jasa maupun tender proyek di lembaga pemerintah diperbaiki dan digunakan IT, maka potensi korupsi dapat diminimalisir. Melalui IT maka sistem dapat berjalan secara 'online' sehingga pengawasan dari kementerian dan lembaga kepada dinas-dinas terkait dapat dilakukan secara transparan dan efisien," tambah Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Agus mencontohkan, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jika menggunakan IT, maka pengadaan barang dan jasa ke dinas-dinas di daerah dapat di awasi secara daring (online).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kalau ada kekurangan dan kekeliruan, bisa langsung diketahui dan diperbaiki," tambah Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Selain di kementerian, Agus juga berharap agar pengadaan barang dan jasa di sektor militer dapat dilakukan secara transparan, terutama pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kalau pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pertahanan dan militer dilakukan secara transparan, maka dapat efisien dan publik dapat turut mengawasi dengan demikian potensi korupsi dapat diminimalisir. Anggaran di pertahanan itu, di negara maju semua terbuka, kita yang sebagian besar beli, kenapa tidak terbuka?" ungkap Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut Agus, seharusnya hanya bagian-bagian tertentu saja yang dirahasiakan. Namun, untuk alutsista yang dibeli, apalagi dari luar negeri lebih baik dibuka.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Menurut saya sebaiknya bagian-bagian tertentu saja yang dirahasiakan, yaitu mengembangkan sendiri dan lain-lain, tapi kalau beli ke luar negeri mestinya tidak layak dirahasiakan. Terbuka itu agar efisiensi tercapai," jelas Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Selain pengadaan, Agus juga mengungkapkan pendapatnya mengenai "tax amnesty" (pengampunan pajak).</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Bagaimana sikap Anda dengan 'tax amnesty'? Apakah Anda rela kalau nantinya jadi penegak hukum, orang yang tidak pernah bayar pajak dimaafkan, sementara kita yang rajin bayar pajak tidak mendapatkan apa-apa?" tanya anggota Komisi III Jazuli Juwani.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Tax amnesty, perlu duduk bersama. Saya jawab begini, misal terkait pemberantasan korupsi, bisa tidak kita mengampuni orang yang korupsi, suruh mengembalikan bagian yang dikorupsi. Setelah itu bahkan hukuman mati bisa kita terapkan," jawab Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut Agus, tingkat pembayaran pajak di Indonesia masih sangat rendah sehingga hal itu dapat menjadi alasan pemerintah ingin ada "tax amnesty".</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kita di ASEAN 'tax ratio' paling jelek, gara-gara orang tidak bayar pajak terus-menerus sehingga utangnya besar sekali. Ini perlu duduk bersama, supaya keadilan berjalan baik. Saya selama ini bayar pajak kok tidak diberi insentif? Tapi yang nggak bayar kok diampuni. Nah, ini perlu duduk bersama, masukan-masukan masyarakat sangat penting untuk membahas itu," ungkap Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Harta Kekayaan Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan Agus ke KPK pada 27 Juli 2012 saat masih menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP), hartanya berjumlah Rp2,481 miliar.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Harta itu terdiri dari harta tidak bergerak berjumlah Rp2,269 miliar yang berada di kota Bekasi, tiga lokasi di Magetan, kabupaten Tangerang, kota Tangerang Selatan, kota Depok dan delapan lokasi kabupaten Bogor.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Harta Agus masih ditambah harta bergerak berupa alat transportasi berupa tiga mobil senilai Rp540 juta, harta peternakan berjumlah Rp200 juta, serta logam mulia dan benda bergerak lain mencapai Rp116,4 juta; giro dan setara kas sejumlah Rp47,118 juta serta piutang mencapai Rp40,5 juta. Namun Agus juga punya utang sebesar Rp731,764 juta.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat menjalani tes wawancara di hadapan panitia seleksi KPK pada 24 Agustus 2015 lalu, Agus mengaku baru saja membeli mobil karena sebelumnya punya tiga truk.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Mobil, kami tidak memiliki sampai dua hari yang lalu. Kami beli bekas. Sebelumnya mobil yang kami miliki adalah leasing, ada tiga truk untuk angkut sayur di Magetan," kata Agus pada tes wawancara 24 Agustus 2015 lalu.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia mengaku sering mendapat honor yang bukan dari gaji PNS. Salah satunya berasal dari Organisation of Economic Co-operation and Development (OECD) yang ia hadiri selama delapan kali.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Transfer ini lewat BCA, enam ribu Euro," tambah Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sehingga total tabungan di rekeningnya hanya Rp20 juta.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Saya tiga kali mantu, utang bank. Kalau jeli, PPATK pasti tahu bahwa dari empat rekening saya total nilainya hanya Rp20 juta. Hanya belakangan setelah truk lunas, kami baru bisa menyimpan uang," kata Agus.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut kerabat dekat Agus Rahardjo, Dariyati di rumah mertua Agus Raharjo yang berada di Jalan Semeru Nomor 27, Kabupaten Magetan Jawa Tengah, Agus sejak kecil dikenal sebagai sosok yang pintar, tegas, suka bersedekah, dan hidup sederhana.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Ia suka sekali membaca koran. Kalau di rumah ia bisa lama membaca korannya," kata Dariyati.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah orang tuanya meninggal, Agus Rahardjo pasti pulang ke rumah mertuanya untuk bersilaturahim dengan keluarga.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: 'Open Sans'; font-stretch: inherit; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bahkan, saat Lebaran lalu, Agus yang juga pulang ke Magetan dan sempat meminta doa restu keluarga bahwa pihaknya akan ikut seleksi calon pimpinan KPK. [tar]</div>
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;"><span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small; line-height: 16px;">- See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2261100/perjalanan-pimpinan-kpk-agus-rahardjo#sthash.2M4tB8Ci.dpuf</span></span><br />
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;"><br /></span>
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;">Kabar24.com, JAKARTA -- KPK menyesalkan kurang maksimalnya fungsi unit pengendali gratifikasi serta lemahnya tingkat penggunaan sistem anti korupsi yang ada di Kementerian dan Lembaga baik di pusat maupun di daerah.</span><br />
<br style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;" />
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;">Menurut Wakil Ketua KPK Zulkarnain, sudah ada 140 unit pengendali gratifikasi yang disiapkan oleh KPK bekerja sama dengan Kementerian dan lembaga terkait. Namun, hanya sedikit sekali laporan yang masuk ke unit tersebut.</span><br />
<br style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;" />
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;">"Laporan gratifikasi ke unit itu sepertinya sedikit sekali. Apa memang tidak ada lagi gratifikasi atau tidak dilaporkan ke unit itu. ini PR," ujar Zulkarnain.</span><br />
<br style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;" />
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;">Zul menambahkan, KPK juga telah melakukan kerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) untuk memantau perencanaan anggaran di tingkat pemerintah daerah. Hal tersebut dilakukan lantaran masih banyaknya ditemukan pelanggaran yang terjadi di daerah.</span><br />
<br style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;" />
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;">"Sistem sudah disiapkan. Kemudian penerimaan daerah juga didorong perbaikan sistem artinya agar tidak banyak kebocoran dan bisa dipantau," ujar Zulkarnain.</span><br />
<br style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;" />
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px;">Secara total, pada tahun ini KPK melakukan 84 kegiatan penyelidikan, 99 penyidikan, dan 91 kegiatan penuntutan, baik kasus baru maupun sisa penanganan pada tahun sebelumnya. Selain itu juga melakukan eksekusi terhadap 33 putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Lebih dari Rp198 miliar telah dimasukkan ke kas negara dalam bentuk PNBP dari penanganan perkara.</span><br />
<br />
Jum'at, 03 Februari 2012 | 15:20 WIB
Tetapkan Angie Tersangka, Abraham Pakai Peci Haji
TEMPO.CO, Jakarta - Saat penetapan tersangka baru kasus Wisma Atlet SEA Games, Jakabaring, Palembang, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengenakan peci haji warna putih dipadu kemeja biru. Abraham mengumumkan adanya tersangka baru dengan santai. Canda tawa terkadang membuncah selama pengumuman itu.
"Tersangkanya berinisial AS, Abraham Samad," katanya seraya berkelakar di kantor KPK, Jumat, 3 Februari 2012. Dalam konferensi pers tersebut Samad menegaskan bahwa AS berjenis kelamin perempuan.
Selain menetapkan AS, yang diduga politikus Partai Demokrat Angelina Sondakh, sebagai tersangka, Abraham Samad juga melakukan pencegahan dan penangkalan terhadap AS dan WK. WK diduga politikus PDI Perjuangan I Wayan Koster. Keduanya disebut M. Nazaruddin menerima duit dari perusahaan miliknya saat pembahasan anggaran wisma atlet.
Konferensi pers Abraham berlangsung sesudah salat Jumat sekitar pukul 15.00 WIB. Selama berlangsungnya keterangan pers itu, tampak seorang anak laki-laki kecil di samping kanan Samad.
Menjelang pemilihan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, nama Abraham menjadi salah satu sorotan. Lelaki 45 tahun itu kerap dianggap dekat dengan kelompok garis keras, seperti Laskar Jundullah, Abu Bakar Ba'asyir, Hisbut Tahrir Indonesia, dan Komite Perjuangan Penegakan Syariat Islam Sulawesi Selatan. Abraham memang pernah mengakui kedekatannya dengan kelompok itu.
Namun, ia mengakui kedekatannya lebih dikarenakan aspek keadilan. "Equality before the law (persamaan di depan hukum)," kata dia saat berkunjung ke Tempo pada Desember tahun lalu.
ANANDA PUTRIChristy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-31733744715504148232017-08-23T00:00:00.000-07:002017-08-22T17:26:14.499-07:00cikal bakal intoleraNistik<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 2.2rem;">💢fundamentalism</span></div>
<span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px; white-space: nowrap;">(redirected from <i style="box-sizing: inherit;">Religious fundamentalism</i>)</span><br />
<span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">Also found in: </span><a href="http://www.freethesaurus.com/Religious+fundamentalism" style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #2484c6; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 700; text-decoration: none; transition: all 0.2s linear;">Thesaurus</a><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">, </span><a href="http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/Religious+fundamentalism" style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #2484c6; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 700; text-decoration: none; transition: all 0.2s linear;">Encyclopedia</a><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">, </span><a href="http://encyclopedia.thefreedictionary.com/Religious+fundamentalism" style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #2484c6; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: 700; text-decoration: none; transition: all 0.2s linear;">Wikipedia</a><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 13px;">.</span><br />
<div id="MainTxt" style="background-color: white; box-sizing: inherit; font-family: arial, helvetica, sans-serif; margin-top: 15px;">
<div id="Definition" style="box-sizing: inherit; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<div style="font-size: 13px;">
<br /></div>
<div style="font-size: 13px;">
<br /></div>
<a href="http://ikutyesusikutmesias.blogspot.co.id/2010/12/jangan-lengah-radikalisme-dan-kekerasan_3615.html"><b><span style="color: red; font-size: large;">FUNDAMENTALISME Agama @ Indonesia</span></b></a><br />
<div style="font-size: 13px;">
<br /></div>
<div style="font-size: 13px;">
<br /></div>
<div style="font-size: 13px;">
<br /></div>
<div style="font-size: 13px;">
<br /></div>
<div style="font-size: 13px;">
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<section data-src="hm" style="box-sizing: inherit; font-size: 13px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden; padding: 7px 4px;"><h2 style="box-sizing: inherit; color: #404040; display: inline-block; font-size: 1.8rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin: 0px 0.2rem 6px 0px;">
fun·da·men·tal·ism</h2>
<span style="color: #404040;"> </span><span class="snd" data-snd="F0362700" style="box-sizing: inherit; color: #404040; display: inline-block; margin: 0px 3px 2px; vertical-align: text-bottom;"><span class="i snd-icon-plain" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: -314px -319px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 18px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: text-bottom; width: 12px;" title=""></span></span><span style="color: #404040;"> </span><span class="pron" style="box-sizing: inherit; color: #404040; cursor: pointer;">(fŭn′də-mĕn′tl-ĭz′əm)</span><div class="pseg" style="box-sizing: inherit; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<i style="box-sizing: inherit; color: #404040;">n.</i><br />
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit; color: #404040;">1. </b><span style="color: #404040;">A </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">usually</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">religious</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">movement</span><span style="color: #404040;"> or </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">point</span><span style="color: #404040;"> of </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">view</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">characterized</span><span style="color: #404040;"> by a </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">return</span><span style="color: #404040;"> to </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">fundamental</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">principles,</span><span style="color: #404040;"> by </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">rigid </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">adherence</span><span style="color: #404040;"> to </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">those</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">principles,</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">and</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">often</span><span style="color: #404040;"> by </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;"><b><span style="color: red;">intolerance</span></b></span><span style="color: #404040;"> of </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">other</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">views</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">and</span><span style="color: #404040;"> </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">opposition</span><span style="color: #404040;"> to </span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit; color: #404040;">secularism.</span></div>
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; color: #404040; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">2.</b><br />
<div class="sds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">a. </b><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">often</span> <b style="box-sizing: inherit;">Fundamentalism</b> An <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">organized,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">militant</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Evangelical</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">movement</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">originating</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">United</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">States</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">late</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">1800s</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">early</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">1900s</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">opposition</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Protestant</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Liberalism</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">secularism,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">insisting</span> on <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">inerrancy</span> of<span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Scripture.</span></div>
<div class="sds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">b. </b><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Adherence</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">theology</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">this</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">movement.</span></div>
</div>
</div>
<hr align="left" class="hmshort" style="background-color: #979898; border: none; box-sizing: inherit; color: #979898; height: 1px; margin: 6pt auto 4pt 0px; width: 180px;" />
<div class="runseg" style="box-sizing: inherit; color: #404040; margin-left: 0.5cm; margin-top: 3pt; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">fun′da·men′tal·ist</b><i style="box-sizing: inherit;"> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">adj.</span></i><i style="box-sizing: inherit;"> & n.</i></div>
<div class="runseg" style="box-sizing: inherit; color: #404040; margin-left: 0.5cm; margin-top: 3pt; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">fun′da·men′tal·ist′ic</b><i style="box-sizing: inherit;"> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">adj.</span></i></div>
<div class="brand_copy" style="box-sizing: inherit; color: #404040; font-size: 0.85rem; margin-top: 12px; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<span style="box-sizing: inherit; margin-right: 7px; position: relative; top: -2px;"><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: 0px -37px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 13px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 42px;"></span><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: -10px -52px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 7px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 20px;"></span></span>American Heritage® Dictionary of the English Language, Fifth Edition. Copyright © 2016 by Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company. Published by Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company. All rights reserved.</div>
</section><section data-src="hc_dict" style="background: rgb(248, 248, 248); box-sizing: inherit; color: #404040; font-size: 13px; margin-top: 20px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden; padding: 7px 4px;"><h2 style="box-sizing: inherit; display: inline-block; font-size: 1.8rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin: 0px 0.2rem 6px 0px;">
fundamentalism</h2>
(<span class="pron" style="box-sizing: inherit; cursor: pointer;">ˌfʌndəˈmɛntəˌlɪzəm</span>)<div style="box-sizing: inherit; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<i style="box-sizing: inherit;">n</i><br />
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">1. </b><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">(Ecclesiastical</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Terms)</span> <i style="box-sizing: inherit;">Christianity</i> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">(esp</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">among</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">certain</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Protestant</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">sects)</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">belief</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">that</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">every</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">word</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Bible</span> is<span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">divinely</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">inspired</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">therefore</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">true</span></div>
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">2. </b><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">(Islam)</span> <i style="box-sizing: inherit;">Islam</i> a <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">movement</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">favouring</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">strict</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">observance</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">teachings</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Koran</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Islamic</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">law</span></div>
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">3. </b><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">strict</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">adherence</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">fundamental</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">principles</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">any</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">set</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">beliefs</span></div>
</div>
<div class="runseg" style="box-sizing: inherit; margin-left: 0.5cm; margin-top: 3pt; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">ˌfundaˈmentalist</b> <i style="box-sizing: inherit;">n</i>, <i style="box-sizing: inherit;">adj</i></div>
<div class="runseg" style="box-sizing: inherit; margin-left: 0.5cm; margin-top: 3pt; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">ˌfundaˌmentalˈistic</b> <i style="box-sizing: inherit;">adj</i></div>
<div class="brand_copy" style="box-sizing: inherit; font-size: 0.85rem; margin-top: 12px; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<span style="box-sizing: inherit; margin-right: 7px; position: relative; top: -2px;"><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: 0px -37px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 13px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 42px;"></span><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: -10px -52px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 7px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 20px;"></span></span>Collins English Dictionary – Complete and Unabridged, 12th Edition 2014 © HarperCollins Publishers 1991, 1994, 1998, 2000, 2003, 2006, 2007, 2009, 2011, 2014</div>
</section><section data-src="rHouse" style="box-sizing: inherit; color: #404040; font-size: 13px; margin-top: 20px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden; padding: 7px 4px;"><h2 style="box-sizing: inherit; display: inline-block; font-size: 1.8rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin: 0px 0.2rem 6px 0px;">
fun•da•men•tal•ism</h2>
<span class="pron" style="box-sizing: inherit; cursor: pointer;">(ˌfʌn dəˈmɛn tlˌɪz əm) </span><br style="box-sizing: inherit;" /><br style="box-sizing: inherit;" /><i style="box-sizing: inherit;">n.</i><div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">1. </b>(<i style="box-sizing: inherit;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">sometimes</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">cap.</span></i>) a <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">movement</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">American</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Protestantism</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">that</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">arose</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">early</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">part</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">20th</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">century</span> in<span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">reaction</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Modernism</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">that</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">stresses</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">infallibility</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Bible</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">not</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">only</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">matters</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">faith</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">morals</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">but</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">also</span> asa <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">literal</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">historical</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">record.</span></div>
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">2. </b><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">beliefs</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">held</span> by <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">those</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">this</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">movement.</span></div>
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">3. </b><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">strict</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">adherence</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">any</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">set</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">basic</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">ideas</span> or <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">principles.</span></div>
<div class="etyseg" style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 6pt; margin-top: 6pt; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">[1920–25,</span> <i style="box-sizing: inherit;">Amer.</i>]</div>
<div class="runseg" style="box-sizing: inherit; margin-left: 0.5cm; margin-top: 3pt; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">fun`da•men′tal•ist,</b> <i style="box-sizing: inherit;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">n.,</span> </i><i style="box-sizing: inherit;">adj.</i></div>
<div class="brand_copy" style="box-sizing: inherit; font-size: 0.85rem; margin-top: 12px; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<span style="box-sizing: inherit; margin-right: 7px; position: relative; top: -2px;"><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: 0px -37px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 13px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 42px;"></span><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: -10px -52px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 7px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 20px;"></span></span>Random House Kernerman Webster's College Dictionary, © 2010 K Dictionaries Ltd. Copyright 2005, 1997, 1991 by Random House, Inc. All rights reserved.</div>
</section><section data-src="ologies" style="background: rgb(248, 248, 248); box-sizing: inherit; color: #404040; font-size: 13px; margin-top: 20px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden; padding: 7px 4px;"><h2 style="box-sizing: inherit; display: inline-block; font-size: 1.8rem; font-weight: normal; line-height: 1.8rem; margin: 0px 0.2rem 6px 0px;">
<b style="box-sizing: inherit;">fundamentalism</b></h2>
<div class="ds-list" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<b style="box-sizing: inherit;">1.</b> a <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">conservative</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">movement</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">20th-century</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">American</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Protestantism</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">reaction</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">modernism,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">asserting</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">especially</span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">inerrancy</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Scriptures</span> as a <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">historical</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">record</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> as a <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">guide</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">faith</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">morals,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">emphasizing,</span> as <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">matters</span>of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">true</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">faith,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">belief</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">virgin</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">birth,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">sacrifice</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">death</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Christ</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">upon</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">cross,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">physical</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">resurrection,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Second</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Coming.</span><br />
<b style="box-sizing: inherit;">2.</b> an <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">adherence</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">doctrines</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">practices</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">this</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">movement.</span> <b style="box-sizing: inherit;">— <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">fundamentalist,</span> <i style="box-sizing: inherit;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">n.,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">adj.</span></i></b></div>
<span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">See</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">also:</span> <a href="http://www.thefreedictionary.com/Protestantism" style="box-sizing: inherit; color: #2484c6; font-weight: 700; text-decoration: none; transition: all 0.2s linear;">Protestantism</a><hr class="hmsep" style="background-color: #979898; border: none; box-sizing: inherit; color: #979898; height: 2px; margin: 12px auto 16px 0px; width: 504px;" />
<div class="ds-single" style="box-sizing: inherit; margin-left: 1cm; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">rationale</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">conservative</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">American</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Protestants</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">who</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">regard</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Bible</span> as <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">free</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">errors</span> or <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">contradictions</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">and</span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">emphasize</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">its</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">literal</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">interpretation,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">usually</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">without</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">reference</span> to <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">modern</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">scholarship.</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Also</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">called</span> <b style="box-sizing: inherit;">literalism</b>. — <b style="box-sizing: inherit;">fundamentalist,</b> <i style="box-sizing: inherit;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">n.,</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">adj.</span></i></div>
<span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">See</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">also:</span> <a href="http://www.thefreedictionary.com/Bible" style="box-sizing: inherit; color: #2484c6; font-weight: 700; text-decoration: none; transition: all 0.2s linear;">Bible</a><div class="brand_copy" style="box-sizing: inherit; font-size: 0.85rem; margin-top: 12px; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<span style="box-sizing: inherit; margin-right: 7px; position: relative; top: -2px;"><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: 0px -37px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 13px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 42px;"></span><span class="i A" style="background-image: url("//img.tfd.com/sprite.png"); background-position: -10px -52px; background-repeat: no-repeat; box-sizing: inherit; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 0px; height: 7px; letter-spacing: -1px; margin: 0px; overflow: hidden; text-indent: -9999px; vertical-align: middle; width: 20px;"></span></span>-Ologies & -Isms. Copyright 2008 The Gale Group, Inc. All rights reserved.</div>
</section><br />
<div style="font-size: 13px;">
</div>
</div>
<div id="Thesaurus" style="box-sizing: inherit; color: #404040; font-size: 13px; margin-top: 40px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<div id="ThesaurusHead" style="background: rgb(238, 238, 238); border: 11px solid rgb(238, 238, 238); box-sizing: inherit; height: 47px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<span id="ThesaurusTitle" style="box-sizing: inherit; color: #646464; float: left; font-size: 22px; line-height: 26px;">Thesaurus</span><span id="ThesaurusLegend" style="box-sizing: inherit;"><span class="Ant" style="box-sizing: inherit; float: right; line-height: 20px; margin-left: 6px; overflow-x: hidden;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Antonyms</span></span><span class="Rel" style="box-sizing: inherit; float: right; line-height: 20px; margin-left: 6px; overflow-x: hidden;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Related</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Words</span></span><span class="Syn" style="box-sizing: inherit; float: right; line-height: 20px; margin-left: 6px; overflow-x: hidden;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Synonyms</span></span><span class="label" style="box-sizing: inherit; float: right; line-height: 24px; margin-left: 6px; overflow-x: hidden;"><b style="box-sizing: inherit;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Legend:</span></b></span></span></div>
<div id="ThesaurusInner" style="box-sizing: inherit; overflow-x: auto; overflow-y: hidden;">
<div style="background: rgb(218, 218, 247); box-sizing: inherit; font-size: 16px; line-height: 25px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden; padding: 5px;">
<span style="box-sizing: inherit;"><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Switch</span> to <a href="http://www.freethesaurus.com/Religious+fundamentalism" style="box-sizing: inherit; color: #2484c6; font-weight: 700; text-decoration: none; transition: all 0.2s linear;">new thesaurus</a></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<section data-src="wn" style="background: rgb(248, 248, 248); box-sizing: inherit; overflow-x: auto; overflow-y: hidden; padding: 7px 4px;"><table id="wn" style="box-sizing: inherit;"><tbody style="box-sizing: inherit;">
<tr style="box-sizing: inherit;"><td style="box-sizing: inherit; vertical-align: top;"><b style="box-sizing: inherit;">Noun</b></td><td style="box-sizing: inherit; vertical-align: top;"><b style="box-sizing: inherit;">1.</b></td><td style="box-sizing: inherit;"><b style="box-sizing: inherit;">fundamentalism</b> - <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">interpretation</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">every</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">word</span> in <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">sacred</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">texts</span> as <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">literal</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">truth</span><br />
<div class="Rel" style="box-sizing: inherit; margin-top: 5px; min-width: 200px; overflow-x: auto; overflow-y: hidden; padding-left: 2px;">
<a href="http://www.thefreedictionary.com/Protestantism" style="box-sizing: inherit; color: #2484c6; font-weight: 700; text-decoration: none; transition: all 0.2s linear;">Protestantism</a> - <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">theological</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">system</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">any</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">churches</span> of <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">western</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Christendom</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">that</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">separated</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">from</span><span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Roman</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Catholic</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Church</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">during</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">the</span> <span class="hvr" style="box-sizing: inherit;">Reformation</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</section></div>
</div>
</div>
Fundamentalism is the approach to religion that sees believers embrace an early form of their religion, to consider it beyond criticism and worthy enough to be enforced upon oneself (or others) without having to accommodate modern evidence or logical arguments against it<br />
1.<br />
Sociologist of religion David Lehman describes "fundamentalist religious globalization" as the way fundamentalists establish themselves in a new culture "without acknowledging this new culture"<br />
2.<br />
This contrasts against other religious migrants who normally change and adapt to a new culture. Richard T. Antoun adds the phrase totalism to the picture: "the religious orientation that views religion as relevant to all important domains of culture and society"<br />
3.<br />
Steve Bruce divides fundamentalism into two distinct types: (1) communal (giving Middle-Eastern Islam as an example) and (2) individual (giving strict Protestant conservativism as an example)<br />
4.<br />
Fundamentalists of text-based traditions treat a core holy text as infallible and inerrant<br />
5,6<br />
- for example in Islam the scribes who eventually wrote down Muhammad's recitations wrote that it was not Muhammad who wrote the Qur'an. They said that he merely recited the copy of it that Allah created in Heaven. Aside from Abrahamic religions other textual traditions encompass communities that fall into the same traps - "conservative Sikhs share the same abhorrence of modern textual interpretation and exegesis as Protestant Christian fundamentalists", writes one sociologist<br />
7.<br />
Fundamentalism is often sectarian and intolerant<br />
8 -<br />
because precise values are adopted so strictly every possibly interpretation of (vague) original ideas will result in two sides who stake their entire religious outlook on the fact that their interpretation is correct<br />
9.<br />
So fundamentalism is often seen as <b>violent, intolerant, stubbornly backwards and inhuman</b>. Such religions often try to control ideas and restrict free speech through blasphemy laws - Neil Kressel in his book on religious extremism lists "prohibition against blasphemy" as one of the three most dangerous manifestations of organized religion10. Religious extremism often involves an obsession with controlling female sexuality11. These traits all arise because the 'fundamentals' of a religion are held to be those morals, behaviours and beliefs held by the earliest followers, hence, fundamentalist ideas clash with modern society, clash with modern evidence and knowledge, and clash with modern tolerant morality.12
Usage of the Word 'Fundamentalist'
The word fundamentalist was first used to describe some Protestant sects6 from the early 1900s who resisted modernity13. Curtis Lee Laws, editor of Baptist magazine Watchman-Examiner in 1920, encouraged fellow conservatives to rally under a new label, and wrote "we suggest that those who still cling to the great fundamentals and who mean to do battle royal for the fundamentals shall be called 'Fundamentalists'"14. He wanted "to create distance from the negative connotations of the word 'conservative', but since then fundamentalism soon became defined as a very extreme form of conservatism"12. Talk of a return to the 'fundamentals' of religion had been around for some preceding decades, although of course throughout all time, there have been groups and peoples who have been fundamentalist in the modern use of the word12. In the early 1970s 'fundamentalist' was used to refer only to those groups that also engaged in political or militant behaviour12 and for a while the term looked set to exclusively refer to Islamic groups6.
Knowing the ambiguities, many academics are wary of the word. Torkel Brekke of the University of Oslo thinks we should only use it to describe movements that oppose modernity, and therefore only groups that have arisen after 1800-1850 CE15. It has instead grown to describe a huge variety of religious groups, often simply being a code-word for "a group we don't like"6, like the word "cult". Some notes from Steve Bruce, the sociologist of religion:
“A sensible response to such promiscuous usage would be to drop the term altogether. Elias (1999: 86) notes that, seen in one light, all Muslims would have to be described as fundamentalist. [...] Although I accept all the reservations about 'fundamentalism', the term is now so firmly established in common parlance that we are unlikely to dissuade people from using it. Anyway, as Marty and others have suggested, there are enough common features in many fundamentalisms to justify pressing on with its use.”
"Fundamentalism" by Steve Bruce (2008)6
Book CoverTerrorism and fundamentalism are not synonymous. There are many fundamentalist groups that are completely free from any hints of terrorism; for example Amish Christians and Jehovah's Witnesses. And there are many acts of terrorism that are more likely sourced from insanity than personal religiosity. Often, a group's religious identity is not truly the main impetus behind acts of illegal violence. So be warned not to confuse all religious violence with terrorism.
“Similar tensions between ideological purists [... and] realists [...] in all political and cultural movements. [...] Virtually every movement, from animal rights to feminism, will embrace a spectrum ranging from uncompromising radicalism or extremism, to pragmatic accommodationism.”
"Fundamentalism" by Malise Ruthven (2007)16
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="border: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; vertical-align: baseline;">
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;">
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-weight: bold;"><a href="http://ikutyesusikutmesias.blogspot.co.id/p/jangan-lengah-terorisme-itu.html">Pembiaran versus Jangan Lengah @ terorisme</a></span></div>
<strong style="border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong>
</div>
<div class="kcm-read-text" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; padding-bottom: 10px;">
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F07%2F22310051%2Fbagaimana.memosisikan.ormas.anarkis.dalam.demokrasi.di.indonesia.&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: -84.5px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f1bfe110ad5075c" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FiPrOY23SGAp.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df35e74920a1358c%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ffded597debe44%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F07%2F22310051%2Fbagaimana.memosisikan.ormas.anarkis.dalam.demokrasi.di.indonesia.&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
- Pertarungan Politik di Indonesia saat ini dinilai tidak lagi bisa dilepaskan dari keberadaan kelompok-kelompok aupun ormas berpaham radikal yang berbasis pada agama.<br />
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Budiman Sudjatmiko berpendapat bahwa konflik identitas cenderung meningkat seiring munculnya kelompok-kelompok radikal di dunia politik. Meski demikian dia menyebut politik keagamaan memang tidak bisa dipisahkan dari proses berdemokrasi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Menurut Budiman ada dua jenis kelompok yang saat ini telah menunjukkan eksistensinya, yakni ekstremis dan fundamentalis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kelompok pertama adalah orang-orang yang memiliki pemahaman fundamentalis namun memiliki tindakan yang moderat. Artinya mereka tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam menyebarkan paham kelompoknya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Budiman menyebut kelompok ini tidak berbahaya bagi proses demokrasi di Indonesia. Kelompok kedua adalah orang-orang yang memiliki paham fundamentalis dan memilih cara-cara ekstremis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mereka tidak segan melakukan kekerasan dalam memperjuangkan ideologinya. Kelompok ekstremis tersebut, kata Budiman, yang seharusnya diantisipasi atau dilarang karena berpotensi mengganggu proses berdemokrasi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Tindakan ekstremis itu melahirkan teror dan mengancam eksistensi kita (Indonesia)," ujar Budiman dalam sebuah acara debat terbuka di bilangan Wijaya II, Jakarta Selatan, Sabtu (7/1/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Budiman menuturkan, dalam demokrasi, eksistensi sebuah kelompok tidak bisa meniadakan keberadaan atau paham kelompok lainnya. Oleh sebab, Pemerintah harus bisa merangkul kelompok-kelompok ekstremis dalam proses demokrasi agar mereka bisa mengubah pemahamannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Kelompok-kelompok yang ada saat ini seharusnya membawa ide-ide mereka dalam politik keterwakilan. Selalu ada kemungkinan mereka bermetamorfosis. Saya ingin demokrasi itu terbuka untuk mereka, karema ketika di dalam, ada proses moderasi," ungkapnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya tidak ingin kelompok ekstremis ini berubah menjadi fasis karena memilih berada di luar sistem demokrasi," kata dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hal senada juga diungkapkan oleh politisi dari Partai <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Demokrat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Demokrat</a>, Rachlan Nashidik. Menurutnya, pemerintah tidak bisa lagi menggunakan cara yang represif dalam mengantisipasi kelompok radikal.</div>
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Rachlan menuturkan, kelompok-kelompok radikal yang ada saat ini harus diakomodasi ke dalam sistem demokrasi. Dengan demikian, pemerintah akan lebih mudah mengontrol kelompok-kelompok tersebut. "Barangkali memang ada kelompok radikal itu, tapi harus ada cara yang berbeda dalam penanganannya. Tidak lagi dengan kekerasan. Pemerintah harus Mengakomodasi mereka ke dalam demokrasi agar mudah dikontrol," ujarnya.</div>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; text-align: left;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></strong></div>
<div class="kcm-read-copy mt2" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #0e0e0e; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-top: 20px; width: 520px;">
<table class="grey" style="box-sizing: border-box; color: #8c8c8c; font-family: OpenSans, helvetica, sans-serif;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="box-sizing: border-box;">Penulis</td><td style="box-sizing: border-box;">: Kristian Erdianto</td></tr>
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="box-sizing: border-box;">Editor</td><td style="box-sizing: border-box;">: Bambang Priyo Jatmiko<br />
<br /></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
<div style="border: 0px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
<div style="text-align: center;">
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">💣</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<div style="text-align: left;">
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
<h2 class="article-content-body__item-title" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 24px; font-weight: 200; letter-spacing: normal; line-height: 1.5em; margin: 20px 0px;">
Mereka yang Terjerat</h2>
<div class="article-raw-content" data-component-name="mobile:article-raw-content" itemprop="description" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: normal; line-height: 1.5em;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Penelusuran <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com </span>mendapati ada setidaknya 10 tersangka ujaran kebencian terhadap presiden yang sudah ditangkap polisi. Ini daftarnya:</div>
<div class="article-ad article-ad_ad-mp1" data-component-name="mobile:article-ad" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; margin: -10px -15px 0px; max-height: 50px; max-width: 320px; padding: 10px 15px 0px; text-align: center;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">1. Muhammad Farhan Balatif (18)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Farhan atau Ringgo Abdillah ditangkap Jumat pekan lalu di Medan Timur. Dalam penangkapan itu, polisi mengamankan laptop, 1 buah <em style="box-sizing: border-box;">flashdisk</em> 16 GB berisi gambar-gambar Presiden RI yang telah diedit, 3 unit ponsel, 1 unit <em style="box-sizing: border-box;">router</em> merek Huawei warna putih, dan 1 unit <em style="box-sizing: border-box;">router</em> Zyxel warna hitam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Mantan siswa salah satu SMK di Medan itu telah ditetapkan sebagai tersangka, usai diperiksa di Markas Polrestabes Medan. Dia dijerat dengan pasal-pasal pidana termasuk UU ITE, dan terancam enam tahun penjara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">2. Jamil Adil (47)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Polisi menangkap Jamil, juga karena menghina Presiden dan Kapolri. Dia diringkus pada 29 Desember 2016, pukul 08.30 WIB. Lelaki ini merupakan warga Bantaeng, Jalan Kebon Baru, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
"Sekitar pukul 06.00 WIB, anggota Polri yang sedang mengatur lalu lintas menemukan adanya tulisan menghina dan mencaci-maki Presiden Jokowi dan Kapolri. itu kemudian difoto dan di-<em style="box-sizing: border-box;">share</em> ke grup Polsek Cilincing," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Yuldi Yuswan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Polisi menangkap Jamil di pinggir jalan dekat rumahnya di Jl. Kebon Baru No. 24 RT10 RW10, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Menggeledah rumahnya, polisi menyita berbagai barang bukti: satu kaleng cat pilox merek Diton warna hitam ukuran 300 cc, dua cat pilox merek Acrylic Epoxy warna putih ukuran 150 cc, dan satu cat pilox merek Acrylic Epoxy warna hitam ukuran 85 cc.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
"Diduga cat itu yang digunakan pelaku untuk mencoret tadi. Belum diketahui apakah pria ini pura-pura gila, apa memang gila <em style="box-sizing: border-box;">beneran</em>. Ini masih diselidiki," kata Yuldi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">3. Ropi Yatsman (36)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Mabes Polri menangkap Ropi di Padang, Sumatera Barat, 27 Februari 2017 lalu. Dia dituduh telah mengunggah dan menyebarkan sejumlah tulisan dan gambar hasil editan di media sosial, yang dinilai merupakan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap pemerintah, termasuk Presiden Joko Widodo.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Selain mengunggah gambar wajah Presiden Jokowi yang telah diedit, Ropi juga <em style="box-sizing: border-box;">posting</em> gambar wajah presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Ropi dijerat pasal-pasal UU ITE, KUHP, dan UU No. 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">4. Rizal Ali Zain (37)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Pria ini membuat marah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Pamekasan dan Pimpinan Cabang GP Ansor Pamekasan, Jawa Timur; melalui beberapa status yang dia tulis di linimasa Facebook miliknya. Berbagai status Rizal pun mengandung kata-kata hinaan terhadap Presiden Jokowi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">5. Yulianus Paonganan</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Badan Reserse Kriminal Polri menetapkan Yulianus Paonganan, pemilik akun @ypaonganan, sebagai tersangka kasus penyebaran konten pornografi. Yulianus melalui akun Facebook dan Twitter miliknya menyebarkan sebuah foto Presiden Joko Widodo yang tengah duduk bersama artis Nikita Mirzani.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Di foto yang diunggahnya itu tertera tulisan #papadoyanl***e. </div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Kalimat ini dianggap polisi mengandung unsur pornografi. Yulianus atau yang biasa dipanggil Ongen dijerat dengan UU Anti Pornografi dan UU ITE, dan terancam hukuman penjara minimal 6 tahun atau maksimal 12 tahun serta denda minimal Rp 250 juta atau Rp 6 miliar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
</div>
<div class="article-photo-gallery--item article-photo-gallery--item_normal js-figure" data-component-name="mobile:article-photo-gallery:item" data-component="mobile:article-photo-gallery:item" data-description="" data-image="https://cdn0-a.production.images.static6.com/nuYLLxpUFgPobe9KSECJrWxKBoo=/600x800/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1687460/original/054653700_1503395659-17-08-22_Penghina_Presiden_revisi.jpg" data-share-url="http://m.liputan6.com/news/read/3065747/headline-para-tersangka-penghina-presiden-jokowi-terorganisir?medium=Headline__mobile&campaign=Headline_click_5" data-title="" id="gallery-inline-image-0" style="box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.3) 0px 0px 4px; box-sizing: border-box; clear: both; margin-bottom: 20px;">
<div class="article-photo-gallery--item__content" style="box-sizing: border-box; position: relative;">
</div>
</div>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">6. Muhammad Arsyad Assegaf (24)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Mabes Polri menyatakan Arsyad alias Imen (24) telah secara sengaja menghina Presiden Joko Widodo dan mantan presiden Megawati Soekarnoputri di Facebook. Dia ditangkap di Ciracas, Jakarta Timur pada tanggal 23 Oktober 2014 dan dijerat UU Anti Pornografi dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dilapis pasal penghinaan di KUHP.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">7. Sri Rahayu</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Perempuan ini ditangkap Satgas Patroli Siber Polri di Cianjur, Jawa Barat, dini hari pada 5 Agustus 2017 lalu. Sri ditangkap karena mengunggah pesan dan konten berbau permusuhan, SARA, dan kabar bohong <em style="box-sizing: border-box;">(hoax), </em>antara lain konten yang memicu kebencian SARA terhadap suku Sulawesi dan China, penghinaan terhadap presiden, parpol, ormas, <em style="box-sizing: border-box;">hate speech</em>, dan <em style="box-sizing: border-box;">hoax</em>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Dalam perkara ini polisi melibatkan sejumlah ahli bahasa. Akibat ulahnya, Sri Rahayu kini dijerat UU ITE dan UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">8. Muhammad Said</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Warga Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat ini ditangkap penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, lantaran mengunggah konten yang dinilai menghina Presiden Jokowi dan Kapolri, di akun Facebook-nya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran mengatakan konten yang diunggah Said juga mengandung unsur kebencian dan permusuhan SARA. "<em style="box-sizing: border-box;">Post</em>-nya mengandung unsur fitnah dan pencemaran nama baik terhadap Presiden dan Kapolri," kata Fadil.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">9. Bang Izal</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap Izal, 21 Juli lalu. Sama seperti yang lain, dia juga dituduh menyebar ujaran kebencian kepada Presiden Joko Widodo.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menerangkan, "Selain menghina Presiden Jokowi, pelaku juga melakukan penghinaan terhadap partai, ormas, Polri dan kontennya berisi <em style="box-sizing: border-box;">hate speech</em> dan <em style="box-sizing: border-box;">hoax.</em>" </div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Martinus menambahkan, pelaku mengunggah konten itu di sebuah akun Facebook bernama Faizal Muhamad Tonong.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">10. Tamim Pardede (45)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Warga Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan ini diduga membuat dan mengunggah konten ujaran kebencian melalui sebuah akun Youtube bernama Prof. Tamim Pardede.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Dalam salah satu videonya yang berdurasi 3 menit 46 detik, Tamim menghina Presiden Jokowi, termasuk menantang Detasemen Khusus Anti Teror Polsi (Densus 88) untuk menangkap dan menembaknya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Tamim ditangkap pada 6 Juni 2017.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
"Ada juga video rekaman asli Tamim yang berbau SARA dan penghinaan terhadap pemerintah," ucap Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen M. Fadil Imran.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em;">
Fadil menambahkan aparat masih mendalami motif Tamim mengunggah video berbau SARA dan penghinaan tersebut. Tamim dijerat <a href="http://m.liputan6.com/news/read/2980650/polisi-tangkap-warga-jakbar-diduga-hina-presiden-di-medsos" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="UU ITE">UU ITE</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
👮</div>
</div>
<span style="border: 0px; color: #666666; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; color: #666666; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: 0.01em; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span>- Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP Pancasila) <a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/209/Mahfud-MD" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Mahfud MD</a> merasa khawatir ajaran radikalisme semakin meluas di tengah masyarakat. Dia menduga tidak sedikit generasi muda yang mengidolakan tokoh-tokoh radikal di Indonesia.<br />
<br />
Meski tak rinci, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyebut adanya sejumlah penelitian yang menyorot kecenderungan minat generasi muda terhadap tokoh yang dia anggap radikal. Penelitian itu, menurut <a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/209/Mahfud-MD" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Mahfud</a>, dilakukan di beberapa Madrasah Aliyah di sejumlah daerah.<br />
<br />
"Disebutlah tokoh-tokoh seperti Abu Bakar Ba'asyir dan Habib Rizieq menempati urutan teratas," ujar Mahfud saat menjadi pembicara diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin, 21 Agustus 2017.<br />
<br />
Nama-nama yang disebut Mahfud adalah narapidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir yang telah menjalani hukuman penjara hampir 7 tahun di penjara, serta Rizieq Syihab yang adalah petinggi organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI).<br />
<br />
Dalam diskusi bertema 'Upaya Memperkuat Persatuan dan Kesatuan' itu, Mahfud menekankan pentingnya upaya UKP Pancasila untuk menguatkan pendidikan Pancasila.</div>
<br style="font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; letter-spacing: 0.16px;" />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; font-family: RobotoDraft, HelveticaNeueW01-45Light, Helvetica, Arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; padding: 0px; text-rendering: optimizeSpeed; vertical-align: baseline;">
UKP Pancasila yang anggotanya dilantik pada awal Juni 2017, menurut dia, ingin membendung radikalisme. Salah satu caranya adalah mengembalikan pendidikan Pancasila di sekolah.<br />
<br />
"Sekarang Pendidikan Pancasila juga sudah tidak ada di sekolah. Lalu muncul kekhawatiran (radikalosme meluas) itu, maka harus dikuatkan kembali," tuturnya.<br />
<br />
Dia tak sependapat bila pemerintah disebut bersikap keras terhadap ormas Islam. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017, kata <a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/209/Mahfud-MD" style="border: 0px; color: rgb(0, 51, 153) !important; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">Mahfud MD</a>, ditujukan pada semua ormas yang terindikasi Anti Pancasila. "Itu berlaku untuk semua (jenis ormas)."<br />
<br />
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">YOHANES PASKALIS PAE DALE</span></div>
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-size: small; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Read more at http://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/22/078901924/mahfud-md-khawatir-generasi-muda-idolakan-abu-bakar-baasyir#sURZUhc8RrigLAqX.99</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: "robotodraft" , , "helvetica" , "arial"; font-size: small; font-stretch: inherit; letter-spacing: 0.16px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">😡</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Kabar24.com,</span> JAKARTA - Kepolisian Resor (Polres) Bogor menetapkan satu staf pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Masud Bogor berinisial M (17) sebagai tersangka pembakaran umbul-umbul Merah Putih jelang perayaan HUT ke-72 RI.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Motifnya yang bersangkutan mengaku anti NKRI, jadi marah sedang nonton televisi melihat bendera atau umbul-umbul sebagai representasi Negara Indonesia kemudian yang bersangkutan bakar," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bogor AKBP Andi M Dicky Pastika Gading saat ditemui di Polres Bogor, Jumat.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Tersangka melakukan pembakaran umbul-umbul Merah Putih pada pada Rabu (16/8) pukul 20.30 WIB.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Dari lokasi Ponpes di Desa Sukajaya Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, kepolisian mengamankan 28 orang lainnya sebagai saksi dari pesantren dan lingkungan sekitar untuk pendalaman kasus.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Setelah pemeriksaan, kata dia, beberapa orang saksi dari lingkungan sekitar dan santri yang diamankan akan segera dipulangkan agar bisa melakukan aktifitas seperti biasa.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Kepolisian juga telah berkoordinasi dengan tokoh agama dan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk penyelidikan lebih lanjut terkait ijin bangunan pesantren dan ijin lembaga pesantren.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
AKBP Dicky menyatakan anggota Pengendalian Massa (Dalmas) Polres Bogor siap terus mengamankan area pesantren.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Kami akan amankan terus, Kemarin Perjanjiannya begitu tapi kita lihat perkembangannya bagaimana," katanya.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Tersangka M, terancam dijerat dengan Pasal 66 Jo 24 huruf A UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negera serta Lagu Kebangsaan, dan atau pasal 406 KUHP 2 tahun 8 bulan dan atau 187 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara atau denda paling banyak Rp500 juta.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Sementara itu Kepala Desa Sukajaya Wahyudin Sumardi mengatakan, pihak pesantren menolak untuk memasang umbul-umbul Merah Putih.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Sumber : Antara</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👀</div>
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>Yogyakarta</strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"> - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono menyatakan pihaknya menunggu arahan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terkait beredarnya kabar yang menyebutkan sejumlah nama dosen di kampus itu menjadi pengurus atau simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (</span><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/07/21/078893337/hti-akan-gugat-ke-ptun-menteri-yasonna-kami-siap-layani" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; text-decoration-line: none;" target="_blank">HTI</a><span style="font-family: "arial" , sans-serif;">).</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">“Kami masih menunggu arahan pusat dari Kemenristekdikti menindaklanjuti kabar itu,” ujar Panut Mulyono di sela menjadi pembicara dalam rapat kerja pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta di Hotel Inna Garuda, Jumat, 21 Juli 2017.</span><br />
<br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<strong style="font-family: Arial, sans-serif;">Baca juga: <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/07/20/078893087/hti-dibubarkan-polri-seluruh-anggota-dilarang-dakwah-khilafah" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" title="HTI Dibubarkan, Polri: Seluruh Anggota Dilarang Dakwah Khilafah ">HTI Dibubarkan, Polri: Seluruh Anggota Dilarang Dakwah Khilafah</a></strong><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">Panut menuturkan bahwa sejumlah nama dosen UGM aktif yang disebut-sebut terlibat kegiatan HTI sejauh ini memang belum dalam bentuk informasi resmi atau klarifikasi internal. “Kalau daftar resmi nama-nama (yang aktif di HTI) memang saya belum pernah terima, tapi kalau tersiar kabar memang ada. Makanya kami tunggu arahan pusat dulu” ujar Panut.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">Pasca-pembubaran organisasi HTI secara resmi oleh pemerintah per 19 Juli 2017 sebagai tindak-lanjut dari terbitnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017, beredar sebuah dokumen berisi nama pejabat pemerintahan hingga akademisi yang selama ini diduga menjadi pengurus atau simpatisan HTI.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">Dalam dokumen yang tak diketahui sumbernya itu, sejumlah nama akademisi UGM disebut menjadi pengurus atau simpatisan HTI. Setidaknya, terdapat 7 dosen UGM yang berasal dari Fakultas Ekonomi, Teknik, dan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Juga 3 dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hamfara Yogyakarta, termasuk Rektor STIE Hamfara yang tak lain adalah Juru Bicara HTI Ismail Yusanto. Ada pula 2 dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta serta satu dosen Universitas Muhammadyah Yogyakarta.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">“Kami belum tahu pastinya (di UGM) berapa banyak yang terlibat (HTI),” ujar Panut.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<strong style="font-family: Arial, sans-serif;">Simak pula: <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/07/20/058892923/resmi-dibubarkan-hti-yogya-mengadu-ke-dprd" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" title="Resmi Dibubarkan, HTI Yogya Mengadu ke DPRD">Resmi Dibubarkan, HTI Yogya Mengadu ke DPRD</a></strong><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">Soal tindakan apa yang akan dilakukan UGM terkait kabar nama dosen terlibat HTI, Panut menuturkan pihaknya tetap mengutamakan pendekatan persuasif. “Kami di kampus kan ada organ-organ yang bertugas mengawasi dan menangani dosen, pegawai, juga mahasiswa. Rektor tidak bisa mengambil tindakan langsung,” ujar Panut.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">Organ-organ kampus ini, Panut menambahkan, berperan mengkaji hal-hal yang dianggap pelanggaran. Seperti Dewan Kode Etik yang menangani persoalan etika dan disiplin. “Nah kalau yang terlibat politik seperti organisasi (HTI) semacam ini, kami masih menunggu arahan Kemenristekdikti, akan ditangani seperti apa,” ujar Panut.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<span style="font-family: "arial" , sans-serif;">Panut menegaskan karena kabar soal nama dosen terlibat HTI itu belum pasti, pihaknya belum aktif melakukan langkah-langkah tertentu. “Tindakan universitas harus prosedural, ada arahan dari kemenristekdikti dulu, lalu kampus harus melakukan apa,” kata Panut.</span><br />
<br style="font-family: Arial, sans-serif;" />
<strong style="font-family: Arial, sans-serif;">PRIBADI WICAKSONO</strong><br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="font-family: Arial, sans-serif;">👲</strong></div>
<span style="color: #666666;"><strong>TEMPO.CO</strong></span>, <span style="color: #666666;"><strong>New Delhi</strong></span> - Pemerintah India secara resmi mencabut paspor pengkhotbah kontroversial yang tengah menjadi buron, <a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/2561/zakir-naik" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" target="_blank">Zakir Naik</a>. Pencabutan paspor yang membuat Zakir Naik secara otomatis tidak memiliki kewarganegaraan itu dilakukan menyusul rekomendasi dari National Investigation Agency (NIA) yang memasukkannya dalam Tindakan Pelanggaran Terkait Terorisme <em>(Act of Action Act for the terror link).</em><br />
<br />
NIA telah mengumpulkan bukti bahwa lembaga swadaya milik Naik, Islamic Research Foundation, dan Peace TV digunakan untuk menyebarkan kebencian di antara kelompok agama yang berbeda. NIA juga menyelidiki pidato Naik yang diduga menghasut pemuda untuk melakukan tindakan teror.<br />
<br />
Baca: <a href="https://m.tempo.co/read/news/2017/04/14/118865911/penyebab-pengadilan-india-keluarkan-surat-penangkapan-zakir-naik" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" target="_blank">Alasan India Keluarkan Surat Penangkapan Zakir Naik</a></div>
<br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br />
<div style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
"Naik telah dilaporkan melakukan perjalanan antara Arab Saudi, Malaysia dan negara-negara lain setelah meninggalkan India tahun lalu namun pencabutan paspornya sekarang akan membatasi pergerakannya," kata pejabat Biro Paspor RPO Mumbai, seperti yang dilansir <em>Times of India</em> pada 19 Juli 2017.<br />
<br />
NIA menulis surat kepada RPO (Mumbai) pada 29 Juni untuk meminta mencabut paspor Naik dengan alasan bahwa yang bersangkutan tidak kooperatif. Zakir Naik tiga kali mendapat pemberitahuan pemanggilan pada 28 Februari, 15 Maret dan 31 Maret. Namun Naik tidak kunjung hadir dalam persidangan.<br />
<br />
<strong>Baca:</strong> <a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/04/02/058861904/ditanya-jemaah-soal-pemimpin-non-muslim-ini-jawaban-zakir-naik" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;">Ditanya Jemaah Soal Pemimpin Non-Muslim, Ini Jawaban Zakir Naik</a><br />
<br />
Naik meninggalkan India pada 13 Mei 2017. NIA kemudian mendekati Interpol untuk memberikan <em>red notice.</em> Selain tudingan terkait terorisme, Naik juga didakwa melakukan praktek kotor pencucian uang. Selama penyelidikan, NIA mengklaim telah menemukan 37 properti milik Naik dan perusahaan yang dijalankan olehnya, yang diperkirakan bernilai lebih miliaran dolar.<br />
<br />
Naik telah dilarang untuk memasuki negara-negara seperti Kanada dan Inggris, namun disambut oleh banyak negara Muslim termasuk Malaysia, di mana dia menikmati fasilitas kartu tinggal permanen. Naik juga pernah datang ke Indonesia untuk dakwah ke sejumlah kota seperti Yogyakarta, Makasasar dan Bekasi.<br />
<br />
Dalam beberapa bulan terakhir, dia telah memberikan wawancara dan mengadakan konferensi pers melalui Skype dari Arab Saudi. <a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/2561/zakir-naik" style="color: #2981c4; text-decoration-line: none;" target="_blank">Zakir Naik</a> mengklaim menerima tawaran kewarganegaraan dari setidaknya 10 negara, namun belum menentukan mana yang akan dipilihnya.<br />
<br />
<strong>INDIA TODAY|TIMES OF INDIA|MALAYSIA KINI|YON DEMA</strong></div>
<div style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong>👺</strong></div>
Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memblokir aplikasi perpesanan Telegram segara mendapat reaksi dari warganet yang mengumpulkan petisi daring meminta pembatalan keputusan tersebut.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sekira pukul 16.00 WIB Jumat, seorang pengguna laman petisi daring Change.org atas nama Dodi IR membuat petisi berjudulkan "Batalkan pemblokiran aplikasi chat Telegram" yang ditujukan kepada Kemkominfo.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sejak empat jam dibuat, petisi tersebut sudah mendapat dukungan tak kurang dari 4.333 orang warganet, saat dikunjungi ANTARA News pukul 20.21 WIB.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Memblokir Telegram dengan alasan platform itu dijadikan platform komuniksi pendukung terorisme mungkin mirip dengan membakar lumbung padi yang ada tikusnya," tulis Dodi sebagai narasi pembuka petisnya tersebut.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Lebih buruk lagi, karena pendukung terorisme atau hal-hal lain yang merongrong NKRI apa pun tetap bisa berkomunikasi di platform lainnya. Bila Anda aktif di Facebook, Whatsapp, BBM, mungkin juga pernah melihat konten kebencian atau 'anti-NKRI' dan sejenisnya yang melintas bebas dibagikan dan diteruskan ke khalayak luas," tambahnya.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dodi menilai ada banyak fitur yang terdapat di dalam Telegram dan tidak ditemukan oleh aplikasi sejenis pendahulunya.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Ada banyak pengguna Telegram yang menikmati fitur-fitur aplikasi tersebut yang tidak/belum mampu disediakan pendahulunya maupun app sejenis. Para pemakai Telegram juga sedikit tenang karena, setidaknya sejak didirikan, data mereka tidak dipakai perusahaan skala besar untuk keperluan monetisasi. Para pengguna itu menjadi korban karena tak bisa mengakses Telegram, atau harus repot sedikit untuk melangkahi blokir pemerintah."</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Sebaiknya pemerintah menunjukkan upaya terlebih dahulu dalam berkomunikasi dengan Telegram (yang pendirinya belum terlalu lama ini jalan-jalan dengan santai di berbagai pelosok Indonesia), yang senantiasa aktif menanggapi laporan blokir grup pendukung terorisme. Laporan-laporan itu bahkan dilakukan proaktif oleh beberapa orang dari komunitas pengguna Telegram."</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Petisi tersebut berada di alamat <a href="https://www.change.org/p/kementerian-komunikasi-dan-informatika-ri-batalkan-pemblokiran-aplikasi-chat-telegram?recruiter=746743480" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 600; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.004) 1px 1px 1px; vertical-align: baseline;" target="_blank">ini</a>.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
(baca juga: <a href="http://www.antaranews.com/berita/640356/kemkominfo-blokir-aplikasi-telegram" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 600; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.004) 1px 1px 1px; vertical-align: baseline;" target="_blank">Kemkominfo blokir aplikasi telegram</a>)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
(baca juga: <a href="http://www.antaranews.com/berita/640330/kemkominfo-pertimbangkan-tutup-medsos-untuk-cegah-radikalisme" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 600; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.004) 1px 1px 1px; vertical-align: baseline;" target="_blank">Kemkominfo pertimbangkan tutup medsos untuk cegah radikalisme</a>)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
👮</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 15px;">Jakarta</span><span style="color: black; font-family: "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 15px;"> detik- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan pemblokiran Telegram harus dilakukan karena banyak sekali kanal yang ada di layanan tersebut yang bermuatan negatif.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 15px;" />
<span style="color: black; font-family: "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 15px;">Konten negatif yang dimaksud antara lain, propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, gambar yang tak senonoh, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 15px;" />
<span style="color: black; font-family: "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 15px;">"Di Telegram, kami cek ada 17 ribu halaman mengandung terorisme, radikalisme, membuat bom, dan lainnya, semua ada. Jadi harus diblok, karena kita anti radikalisme," papar menteri yang akrab disapa Chief RA, Jumat (14/7/2017).</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 15px;" />
<span style="color: black; font-family: "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 15px;">Dengan temuan yang mengerikan itu, Rudiantara pun menyampaikan hal ini kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, untuk segera mengeksekusi pemblokiran Telegram.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 15px;" />
<span style="color: black; font-family: "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 15px;">"Setelah berkomunikasi dengan mas Gatot (Panglima TNI), Pak Kapolri, mas Teten, ya sudah besok diblokir saja," lanjut Rudiantara di sela acara silaturahim bersama Dewan Pers di Hotel Aryaduta, Jakarta.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 15px;" />
<span style="color: black; font-family: "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 15px;">Pencipta Telegram sendiri, Pavel Durov, sudah angkat bicara. Ia mempertanyakan masalah pemblokiran yang diklaim tanpa pemberitahuan dan koordinasi. Rudiantara pun sudah membantah klaim itu dalam berita sebelumnya.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Arial, Helvetica, Tahoma; font-size: 15px;" />
<span style="color: black; font-family: "arial" , "helvetica" , "tahoma"; font-size: 15px;">"Kalau Google ada kantor perwakilan di Singapura, Twitter ada indonesia, kalau Telegram ini komunikasi harus lewat web service mereka. Mereka protes kok kita tidak diajak bicara tahu-tahu diblokir," sanggah Chief RA. </span><span style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 15px;">(rou/rou)</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 15px;">👻</span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="border: 0px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Merdeka.com - Pondok pesantren di Kota Tarakan, Kalimantan Utara dalam pengawasan Kodim setempat. Alasannya diduga Ponpes tersebut terkait dengan radikalisme.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Komandan Kodim 0907 Tarakan Letkol Inf Pujud Sudarmanto saat dikonfirmasi membenarkan telah melakukan pengawasan tersebut beberapa tahun terakhir.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">"Alasannya, diduga pihak pengelola Ponpes tersebut mengajarkan paham radikal," kata Pujud, Jumat (7/7). Dikutip dari Antara.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Akibat ajaran kekerasan itu, tidak semua warga di daerah itu mampu bergabung dalam Ponpes itu. Namun masyarakat Kota Tarakan telah mengetahui nama Ponpes ini, sehingga sangat intens diawasi pergerakan dan pelajaran maupun kegiatannya.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Pujud belum dapat memastikan apakah Ponpes ini ada kaitannya dengan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) atau tidak.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Untuk mengetahui pergerakan di ponpes ini, Kodim 0907 Tarakan terus melakukan pengawasan dan penyelidikan secara intensif dengan berbagai cara dan metode intelijen.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Komandan Kodim 0907 Tarakan mengajak instansi terkait seperti kepolisian dan seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi melakukan pencegahan, agar santri dan pengajar di ponpes ini tidak terjerumus dengan paham ISIS. [cob]</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">👳</span></div>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Merdeka.com - Koalisi Selamatkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah menelusuri rekam jejak 60 calon anggota Komnas HAM Periode 2017-2022. Hasil penelusuran disebutkan hanya 19 calon yang memiliki kompetensi baik.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Nama Ketua Badan Hukum Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah Zaenal Abidin masuk dalam 60 calon yang telah lolos seleksi tahap pertama. Hasil penelusuran Koalisi Selamatkan Komnas HAM menemukan bahwa Zaenal Abidin merupakan sosok yang mendeklarasikan berdirinya FPI di Jawa Tengah. Selan itu, Zaenal saat ini tercatat sebagai anggota Komisi Informasi Publik (KIP) Daerah Jawa Tengah.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">"Dia (Zaenal Abidin) itu Komisioner KPI daerah. Dia pernah juga mendeklarasikan terbentuknya FPI Jawa Tengah," kata Deputi Direktur Advokasi Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Andi Muttaqien di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (2/7).</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Andi enggan mengungkap lebih jauh sosok Zaenal Abidin. Dia mengatakan seluruh hasil penelusuran terkait rekam jejak Zaenal Abidin dan calon lainnya akan diserahkan ke Panitia Seleksi (Pansel) Komnas HAM sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan proses seleksi. Hasil itu akan diserahkan pada Senin (3/7) besok.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Menurut Andi, tugas Pansel menelusuri lebih dalam rekam jejak petinggi FPI yang akrab disapa Zaenal Petir tersebut. Dia menyarankan Pansel tidak meloloskan Zaenal jika didapati memiliki rekam jejak sering melakukan tindakan kekerasan.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">"Kalau ternyata dia anti terhadap keberagaman, kalau ternyata dia sering bubarkan diskusi yang justru itu adalah forum akademik misalnya, atau dia bahkan melakukan atau terlibat dalam kekerasan yang berbasis atas nama agama. Sebaiknya dia tidak diteruskan," katanya.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Apabila Zaenal Petir diloloskan oleh Pansel maka justru akan menyulitkan Komnas HAM periode selanjutnya. Dalam penilaiannya, tak mungkin Komnas HAM dipimpin seorang anggota yang justru bertolak belakang dengan semangat utama dari Komnas HAM dalam menjaga Hak Asasi Manusia di Tanah Air.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">"Jadi enggak mungkin dia mengerjakan hal yang bertolak belakang dengan nuraninya sendiri," tegasnya.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Zaenal Abidin merupakan Lulusan Magister Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Dia mengaku ingin menjadi anggota Komnas HAM untuk membantu masyarakat.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">"Saya tertarik masuk di Komnas HAM ingin berkecimpung secara langsung, bagaimana melakukan advokasi masyarakat yang tersingkirkan dari hak-haknya. Setelah tes tertulis lolos 60 besar, besok Kamis (18/5) saya akan mengikuti seleksi berupa dialog publik," kata Zaenal kepada merdeka.com di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/5).</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Saat mendaftar seleksi komisioner Komnas HAM, pria yang akrab disapa Zaenal Petir mengaku rekan-rekan sesama anggota maupun pengurus FPI tidak tahu. Setelah berhasil lolos tahap awal, Zaenal baru akan melapor ke pengurus daerah.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">"Saat saya mau mendaftar masuk Komnas HAM teman-teman FPI sebelumnya tidak mengetahui. Tapi hari ini saya tadi telepon beliau Pak Kyai Sihab (Ketua FPI Jateng Sihabuddin), untuk memberitahu bahwa saya besok akan seleksi kembali masuk Komnas HAM," ucapnya.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Menurutnya, siapa pun berhak mengikuti seleksi menjadi pejabat publik. Dia berpegang pada Undang-Undang. "Sesuai Undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 setiap warga negara berhak untuk menjadi pejabat publik," terangnya.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Zaenal merasa menjadi korban, ketika orang mengaitkan pencalonannya sebagai komisioner Komnas HAM dengan aktivitasnya di FPI. Padahal, kata dia, pencalonannya atas nama pribadi bukan mewakili ormas. Apalagi FPI juga bukan ormas anti-Pancasila.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "open sans" , sans-serif;">Meski mendapatkan pro kontra, Zaenal menyatakan tetap akan maju dan mengikuti tahapan seleksi untuk menjadi Komisioner Komnas HAM. [noe]</span><br />
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaJeXtGjHYWbgb0tafTJXlMxjI9S6jDRD5X2hnjsXE55kkMwzbcBJQ12d80s3r_4r4WPqmMMcOqOlpX2rNojTjEdCX9G8drvPuOpiucuE4IN5h_KGpsOIWNmtsGcED67O_BECC5w_R0JU/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="35" data-original-width="33" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaJeXtGjHYWbgb0tafTJXlMxjI9S6jDRD5X2hnjsXE55kkMwzbcBJQ12d80s3r_4r4WPqmMMcOqOlpX2rNojTjEdCX9G8drvPuOpiucuE4IN5h_KGpsOIWNmtsGcED67O_BECC5w_R0JU/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
LONDON. Ibu dari pelaku serangan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/london" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: 0.3s ease-in 0s, 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">London</a> Bridge, Inggris, merasa malu berduka untuk putranya <a href="http://www.kontan.co.id/tag/youssef-zaghba" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: 0.3s ease-in 0s, 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Youssef Zaghba</a>. Zaghba diketahui merupakan salah satu pelaku serangan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/london" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: 0.3s ease-in 0s, 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">London</a>.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Sangat mustahil bagi saya untuk mengatakan apa pun yang masuk akal," kata Valeria Collina Kadhija, ibu Zaghba.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat ditemui oleh <em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">BBC, </em>Collina tengah duduk di lantai di depan pintu kamarnya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lampu-lampu dipadamkandan tirai penutup ruangan diturunkan. Di koridor, terlihat rak buku dengan<em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> hardcover</em>, termasuk buku karya Hemingway dan George Bernard Shaw. Pada bagian dinding, ada sebuah sertifikat penghargaan seorang kerabat untuk jasanya pada Perang Dunia II melawan Nazi, Jerman. Tidak ada foto keluarga di dinding tersebut.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Valeria Collina merupakan orang yang masuk Islam. Dia mengenakan jilbab dan berbicara pelan kepada sekelompok wartawan yang datang.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Dari 2016, ada masalah dengan putra saya. Ada fakta bahwa dia dihentikan di bandara Bologna saat berusaha untuk masuk ke Istanbul, lalu ke Suria. Dia kerap mengatakan kepada saya 'Ayo mama, mari pergi ke Suria. Di sana mereka menjalankan Islam murni'," ceritanya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Saya menjawab kepadanya, 'Apa kamu gila? Saya tidak berniat pergi ke Suriah denganmu atau dengan orang lain. Saya baik-baik saja di negara saya'," katanya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah dia dihentikan di bandara Bologna pada Maret 2016, polisi Italia mulai mengawasi putranya, langkah yang didukung oleh Valeria Collina. Polisi Italia berbagi informasi dengan badan intelijen negara lain, termasuk Inggris.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun, <a href="http://www.kontan.co.id/tag/youssef-zaghba" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Youssef Zaghba</a> yang berusia 22 tahun dan merupakan warga keturunan campuran Italia dan Maroko, masih diperbolehkan untuk bepergian ke luar negeri.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Setelah seluruh insiden di bandara Bologna, saya mengatakan 'Kamu harus sempurna sekarang. Kamu tidak bisa berperilaku aneh di internet atau bertemu dengan orang asing.' Tapi kemudian dia kembali ke <a href="http://www.kontan.co.id/tag/london" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">London</a>..." katanya dengan suara bergetar.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di <a href="http://www.kontan.co.id/tag/london" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">London</a>, lanjutnya, putranya mendapat kerja di kantor berita Islam. Namun dia khawatir karena putranya tampak sangat serius dan suram.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Fotonya tampak serius. Jadi saya bergurau 'Bisakah kamu mengirimkan foto saat tengah tersenyum?'" jelasnya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mereka sempat berbicara untuk terakhir kalinya, dua hari sebelum dia melancarkan serangan.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Telponnya sangat manis sekali. Kami bicara sangat normal," ceritanya lagi.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah dia mendengar serangan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/london" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">London</a> Bridge, Collina berusaha untuk menghubungi putranya. Namun tidak bisa.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Kami mengirim seorang teman untuk melihatnya di rumah (di <a href="http://www.kontan.co.id/tag/london" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">London</a>). Pada titik itu, saya berpikir anak saya cemas bahwa polisi akan mencoba menghubungkannya dengan serangan yang terjadi. Saya pikir dia tengah bersembunyi," katanya lagi.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun, pada Selasa (6/6), polisi datang ke rumah untuk memberitahunya bahwa putranya merupakan salah satu penyerang <a href="http://www.kontan.co.id/tag/london" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">London</a>. Saat ini dia memikirkan seluruh keluarga yang menjadi korban dari aksi putranya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Saya bisa memahami dari tragedi pribadi yang saya alami. Namun saya bahkan tidak memiliki keberanian untuk membandingkan penderitaan saya dengan mereka. Ini seperti saya malu mengatakan 'Saya juga seorang Ibu, saya juga menderita'."</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia juga mendukung keputusan para imam di Inggris yang tidak mau menyolatkan dan menguburkan jenazah anaknya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Saya mengerti bahwa merupakan hal yang benar dan sangat penting untuk memberikan sinyal kuat pada saat ini. Kita harus melakukannya. Karena media menuduh Muslim tidak melakukan apa-apa terkait hal ini. Tapi kita melakukannya," katanya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia juga mengambil jarak dari aksi putranya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Ini merupakan hal yang sangat mengerikan. Hal ini seharusnya tidak terjadi dan tidak pernah terjadi lagi. Dan saya akan melakukan apapun yang saya bisa untuk mencegahnya. Kita membutuhkan lebih banyak edukasi bagi anak-anak muda," jelasnya.</div>
<div style="text-align: center;">
👺</div>
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>TEMPO.CO, Mumbai - Aamir Gazdar, asisten penceramah India, Zakir Naik, mengakui pernah menerima uang tunai 1,4 miliar rupee atau Rp 316,8 miliar.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Menurut Gazdar, ia diberi uang itu antara Agustus dan Oktober 2016 untuk disimpan di tempat aman, Zakir mengambilnya sedikit demi sedikit melalui seorang ajudan.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Seperti dilansir Times Of India, Senin, 1 Mei 2017, Gazdar ditangkap Direktorat Penegakan Hukum India atau DE pada awal Februari lalu dalam kasus dugaan pencucian uang Zakir Naik dan sejumlah entitasnya, termasuk yayasannya, Islamic Research Foundation atau IRF.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Gazdar mengatakan kepada National Investigation Agency atau NIA bahwa dia secara teratur menandatangani cek kosong dan pengembalian pajak penghasilan untuk perusahaan Naik.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Gazdar memegang 5 persen saham di perusahaan Naik, Longlast Constructions Pvt Ltd dan Harmony Media Pvt Ltd, dan merupakan pemegang separuh saham di dua perusahaan lainnya, Alpha Lubricants dan Majestic Perfumes.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Sisa saham di masing-masing perusahaan ini dipegang saudara perempuan Naik, Nailah Noorani.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Gazdar juga merupakan wali amanat dalam Islamic Research Foundation International dan direktur perusahaan Naik yang berbasis di Inggris, Universal Broadcasting Corporation Pvt Ltd Co dan Lord Production Pvt Ltd Co.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Menurut pernyataan Gazdar kepada NIA, modus operandi Naik adalah membentuk perusahaan bayangan dan menggunakannya untuk menghasilkan banyak uang.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Tidak jelas dari mana asal uang itu, tapi dikatakan bahwa Naik memanfaatkan keluarga serta pembantu yang tepercaya untuk terus mengembangkan usahanya.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Gazdar pertama kali bertemu Naik pada 2003 saat wawancara anaknya untuk masuk sekolah. Pada 2005, Naik mengundang Gazdar untuk menjadi mitra di Harmony Media, yang memproduksi konten untuk ditayangkan di Peace TV.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Sejak itu hubungan Zakir Naik dan Gazdar terus berkembang hingga dugaan pencucian uang itu muncul ke permukaan.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Zakir Naik saat ini masih menjadi buron otoritas India dalam kaitan dengan penyelidikan kasus terorisme. Organisasi yang dipimpin Zakir Naik, IRF, menjadi fokus penyelidikan terkait dengan terorisme di India. Organisasi itu telah dilarang di India.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Pada November 2016, media India melaporkan bahwa NIA telah menggerebek beberapa properti komersial dan residensial yang dimiliki Dr Zakir.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>Pejabat NIA menyita beberapa dokumen yang diduga menunjukkan bahwa IRF telah mensponsori para calon milisi untuk melakukan perjalanan ke Suriah guna bergabung dengan kelompok radikal ISIS.</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>TIMES OF INDIA | YON DEMA</b></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 17px;"><b>👳</b></span></span></div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
</div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Ketua Panitia <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2923062/polisi-akan-pulangkan-peserta-tamasya-al-maidah-dari-luar-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Tamasya Al Maidah">Tamasya Al Maidah</a>, yang juga ketua dari kelompok Presidium Alumni 212, Ansufri ID Sambo mengklaim, ada 100 ribu peserta aksi yang telah mengonfirmasi datang ke Jakarta saat pencoblosan Pilkada DKI 2017 putaran kedua, Rabu, 19 April nanti. Mereka tergabung dari sejumlah daerah baik Jabodetabek, Medan, Madura, dan daerah lainnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Sekitar 100 ribu orang sudah menyatakan siap sudah konfirmasi akan datang," tutur Ansufri saat konferensi pers di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2923440::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2922334/survei-pks-anies-sandi-ungguli-ahok-djarot-selisih-3-persen" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Survei PKS: Anies - Sandi Ungguli Ahok - Djarot, Selisih 3 Persen</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2920972/aktivis-muhammadiyah-rmj-kecam-pengusiran-djarot-usai-salat-jumat" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Aktivis Muhammadiyah RMJ Kecam Pengusiran Djarot Usai Salat Jumat</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2921107/sandiaga-janji-benahi-istiqlal-dan-wisata-sejarah-jakarta" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sandiaga Janji Benahi Istiqlal dan Wisata Sejarah Jakarta</a></li>
</ul>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; position: relative; width: 560px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Ia menyebut, rencananya 100 orang akan diturunkan langsung memantau setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jakarta. Dengan jumlah TPS yang diketahui sebanyak 13.034 lokasi, ia menambahkan, maka hitungannya akan ada sekitar 1,3 juta massa yang digerakkan dalam Tamasya Al Maidah itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Kita harapkan nanti seperti itu," jelas dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Teknis Tamasya</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Para peserta aksi yang datang dari luar daerah nantinya, ia menyampaikan, akan diterima masjid dan musala yang ada di Jakarta untuk menginap. Ia mengaku, pihaknya terus berkomunikasi menggandeng seluruh masjid dan musala di Ibu Kota untuk dapat menerima massa tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Ini demi mengawal kemenangan umat Islam agar tidak dicederai oleh kecurangan-kecurangan. Walaupun sudah dilakukan oleh KPU dan lainnya, kami mensinyalir belum kuat. Ini supaya demokrasi tidak dicederai," tutur Ansufri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Nantinya, para peserta <a href="http://www.liputan6.com/tag/tamasya-al-maidah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;">Tamasya Al Maidah</a> akan digerakkan ke sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang lokasinya berdekatan dengan masjid atau musala tempat mereka menginap. Jemaah akan memantau jalannya pemungutan suara di sana dari jauh.💣"Sekitar 20-30 meter. Datang, duduk, melihat saja. Kita tidak lakukan intimidatif. Kalau terjadi intimidasi di sana kita sorakin. Ini sudah banyak terjadi dan dibiarkan oleh aparat. Kita datang untuk mendukung petugas menegakkan kebenaran," jelas dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Peserta aksi pun tidak hanya diam saja. Akan ada yang melakukan dokumentasi baik melalui foto atau pun video hingga proses perhitungan suara di TPS selesai.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Jika terjadi pelanggaran-pelanggaran kita bawa ke ranah hukum," ucap Ansufri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Setelah <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2922950/maklumat-larangan-tamasya-al-maidah-jelang-pencoblosan-di-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Tamasya Al Maidah ">Tamasya Al Maidah </a>berjalan sesuai rencana, massa akan dikumpulkan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat terlebih dahulu. Usai salat Maghrib berjamaah, mereka kemudian akan meninggalkan Jakarta dan kembali ke kota masing-masing.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Kita sudah buktikan saat 212 kemarin kita damai. Sekitar 100 ribu orang sudah menyatakan siap. Nanti kita distribusikan ke TPS-TPS tempat sekitar mereka menginap," pungkas Ansufri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
💣</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
<br /></div>
<b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">RMOL</b><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">. Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berharap Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, besok (Rabu, 18/4), berlangsung dengan damai, aman dan jujur.</span><br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Tidak ada kecurangan, tidak ada manipulasi, tidak ada pemilih siluman dan juga tidak ada provokasi-provokasi. Ini yang kita harapkan hasilnya besok betul-betul suara rakyat DKI bukan direkayasa, bukan dibuat-buat," harapnya saat ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/4).</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Kabarnya, akan ada beberapa warga luar Jakarta yang ingin melakukan 'Tamasya Al-Maidah'. Mereka akan menjaga tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) agar tidak terjadi kecurangan ataupun intimidasi dari pihak tertentu.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini bilang itu merupakan hal yang biasa karena memang hal itu juga merupakan hak warga negara.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Menurut dia, rencana 'Tamasya Al-Maidah' oleh masyarakat karena adanya preseden buruk seperti yang terjadi Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.</span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Banyak sekali intimidasi terutama yang dilakukan oleh paslon lain dan disitu saya kira banyak contohnya. Salah satu yang kelihatan itu Iwan Bopeng, itu banyak sekali yang merasa ingin hadir untuk ikut mengawasi supaya ikut menjaga tidak terjadi kecurangan tidak terjadi intimidasi sebagainya," tukas Fadli Zon. </span><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">[rus]</b><br />
<b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"><br /></b>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">👹</b></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Istri Pendiri Universitas Paramadina Nurcholis Madjid atau (<a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2900936/cerita-dibalik-kunjungan-ahok-ke-rumah-nurcholish-madjid" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Cak Nur">Cak Nur</a>), Ommy Komariah Madjid mengaku sedih melihat perkembangan Universitas Paramadina yang dinilai sudah kehilangan ruh perjuangan dan intelektualitas awalnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Hal ini disampaikan dalam diskusi publik Merawat Pemikiran Guru-Guru Bangsa di Hotel Century, Jakarta, Rabu 12 April 2017. Pembicara diskusi terdiri dari Yenny Wahid, M Sobary, Abdul Muthi, dan Wahyuni Nafis.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2919158::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; width: 1252px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; margin-bottom: 1em; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/tv/read/2919143/komaruddin-hidayat-persatuan-bangsa-itu-anugerah-mesti-dirawat" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Komaruddin Hidayat: Persatuan Bangsa itu Anugerah, Mesti Dirawat</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2919025/harapan-yenny-wahid-melihat-indonesia-saat-ini" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Harapan Yenny Wahid Melihat Indonesia Saat Ini</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2919019/yenny-wahid-nu-dan-muhammadiyah-kini-bersatu" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Yenny Wahid: NU dan Muhammadiyah Kini Bersatu</a><iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" scrolling="no" style="background-color: white; border-width: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Ommy mengatakan, kesedihannya muncul lantaran ada kelompok yang mematikan apa yang sudah dibangun Cak Nur di universitas tersebut, yakni pemikiran Islam yang plural dan demokratis.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Bahkan, belakangan oleh kelompok tersebut melarang menggelar dialog tentang pemikiran Gus Dur, Buya Syafii Maarif, dan Cak Nur.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
"Saya sedih kemarin waktu dibatalkan dialog ini di kampus Paramadina dan tak boleh diskusi di kampus yang dibangun oleh Cak Nur. Nama Paramadina ciptaan beliau dan kampus juga memakai nama Nurcholis Madjid supaya semua nilai yang disampaikan Cak Nur bisa diteruskan. Tapi saya menjadi sedih ketika sekarang justru diskusi tentang pemikiran beliau di Paramadina malah dilarang," ujar dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Ommy menjelaskan, ketika <a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2900936/cerita-dibalik-kunjungan-ahok-ke-rumah-nurcholish-madjid" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Cak Nur">Cak Nur</a> sudah wafat, semestinya pemikiran beliau bisa terus dikaji, bukan malah nilai-nilai itu dimatikan. Apalagi pelarangan itu dilakukan di kampus yang ia dirikan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Sekarang ini, lajut Ommy, di Paramadina nilai demokrasi dan keterbukaan sudah tidak ada lagi. Apalagi nilai-nilai pluralisme yang dirasa sudah hilang sama sekali.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
"Bahkan sekarang banyak mahasiswa Paramadina yang mengeluh, kok kini tidak ini dan tidak boleh itu. Inilah yang membuat saya sedih," jelas dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Kendati demikian, Ommy menyampaikan terima kasih karena semangat dari sebagian kalangan dan anak muda yang masih membangun dialog dan diskusi keIslaman.</div>
<br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
</div>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; margin-bottom: 1em; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
"Meski sedih tapi di sisi lain saya juga bergembira karena semangat intelektual anak-anak muda masih terus berkobar meskipun hawa di luar sana sangat panas. Mudah-mudahan diskusi di sini kita bisa merembugkan apa pemikiran tiga tokoh bangsa, yakni Gus Dur, <a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2900936/cerita-dibalik-kunjungan-ahok-ke-rumah-nurcholish-madjid" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration: none;" title="Cak Nur">Cak Nur</a>, dan Buya Syafii Maarif," tandas Ommy.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; margin-bottom: 1em; orphans: 2; text-align: center; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
👀<br />
<br />
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
<h1 class="title-large" style="border-top: 1px solid rgb(243, 243, 243); box-sizing: border-box; color: black; font-family: Acta-Bold; font-size: 42px; font-weight: 500; line-height: 1.2; margin: 0px; padding: 16px 0px 0px; text-align: start;">
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong> - Ketua Setara Institute Hendardi menilai Tamasya Al Maidah dalam bentuk pengerahan massa ke TPS di seluruh DKI Jakarta adalah teror dan intimidasi politik. Menurut Hendardi, tamasya ini akan mempengaruhi pilihan warga yang bebas, jujur, dan adil.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Sekalipun partisipasi pengawasan atas pelaksanaaan pilkada dijamin Undang-Undang, tetapi dalam konteks politik DKI Jakarta hal itu bermakna lain. Tamasya ini adalah teror dan intimidasi politik yang akan mempengaruhi pilihan bebas warga," ujar Hendardi di Jakarta, Sabtu (15/4).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Hendardi meminta semua pihak berhenti menebarkan kebencian dan intimidasi yang sudah banyak terjadi selama proses kampanye seperti terjadi sebelumnya. Saat 19 April 2017, kata dia adalah waktu bagi warga DKI menjadi wasit atas kontestasi politik lima tahunan itu.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Tamasya Al Maidah jelas merupakan bentuk kampanye dan pemaksaan terbuka atas pilihan warga dalam pilkada, karena tamasya itu dipastikan berimplikasi pada ketakutan warga atas dampak pilihannya dalam pilkada," tandas dia.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Tamasya Al Maidah, lanjut dia, jika benar terjadi, masuk kategori pelanggaran serius yang terstruktur, sistematis dan massif, yang akan merusak integritas pilkada. Walaupun tidak secara terbuka tamasya itu dilakukan oleh pasangan calon tertentu, tetapi nalar publik telah mengaitkannya bahwa tamasya itu sebagai ajakan dan dorongan melarang pasangan yang dianggap menodai Al Maidah.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Karena itu, Polri dan Bawaslu tidak bisa berdiam diri. Pengerahan massa itu harus dicegah karena merupakan pelanggaran pilkada dan tindak pidana pemilu," tegas Hendardi.</div>
<br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;" />
<br />
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
Yustinus Paat/YUD</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
BeritaSatu.com</div>
Tamasya Al-Maidah (Al-Maidah Tour) organizer Ansufri Idrus Sambo said on Friday it expected 1.3 million people would join the program, in which they would be deployed to guard 13,032 polling stations across Jakarta during the runoff election slated for April 19.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
One polling station would be observed by 100 people whose data had been gathered by the organizer through the Al Maidah Tour mobile application, he said.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
“We target that each polling station could be monitored by 100 Muslims. <em style="box-sizing: border-box;">Insya Allah</em> [God willing], 1.3 million people will participate [in this program],” Ansufri said at Al Ittihaad Mosque on Jl. Tebet Mas Indah I, Tebet, South Jakarta.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Apart from monitoring the voting process to prevent any fraud, tour participants would move to encourage Muslim voters not to hesitate to exercise their voting rights.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Therefore, Ansufri said, it was expected this activity could lead to a fair and democratic election process in Jakarta. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Al Maidah Tour is named after a verse in the Al Quran that is often used by conservative Muslim political groups to urge Muslims not to vote for political candidates of different faiths. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
The campaign team of Jakarta Governor Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, who is a Christian of Chinese descent, has voiced its concern about the program. It says the program may intimidate voters who want to vote for the incumbent and his running mate, Djarot Saiful Hidayat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Ansufri said the organizer had requested all tour participants to maintain public order and to keep security and peace at polling stations. It would also coordinate with police personnel and polling station officers on Election Day. (ebf)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👎</div>
</h1>
<h1 class="title-large" style="border-top: 1px solid rgb(243, 243, 243); box-sizing: border-box; color: black; font-family: Acta-Bold; font-size: 42px; font-weight: 500; line-height: 1.2; margin: 0px; padding: 16px 0px 0px; text-align: start;">
COMMENTARY: Contemplating a sharia-influenced capital</h1>
<ul class="block-grid-1 list-single-page" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.8); font-family: Acta-Book; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">
<li class="no-img-writer" style="border-bottom: 1px solid rgb(229, 229, 229); box-sizing: border-box; clear: both; display: inline; float: left; height: auto; padding: 10px 0px; position: relative; width: 747px;"><div class="col-md-11 col-xs-10 detail-single" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; float: left; font-size: 18px; line-height: 20px; min-height: 62px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: top; width: 747px;">
<span class="name-post" style="box-sizing: border-box; color: #e31b23; font-size: 20px; line-height: 30px;">Ahmad Junaidi</span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Lato, sans-serif; font-size: 17px; margin-bottom: 10px;">
The Jakarta Post</div>
</div>
</li>
</ul>
<span style="color: black; font-family: BrandonGrotesqueWeb-Regular; text-align: start;">Jakarta |</span><span style="color: black; font-family: BrandonGrotesqueWeb-Regular; text-align: start;"> </span><span class="day" style="box-sizing: border-box; color: black;">Fri, March 24, 2017</span><span style="color: black; font-family: BrandonGrotesqueWeb-Regular; text-align: start;"> </span><span class="time" style="box-sizing: border-box; color: black;">| 11:04 am</span>Jakarta’s 12 million residents and commuters are beginning to consider the possibility of a more Islamic-influenced atmosphere in the capital if Anies Baswedan wins the gubernatorial election on April 19.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Some are hoping for a sharia-nuanced Jakarta, like Aceh’s capital Banda Aceh, the West Java town of Tasikmalaya or Tangerang on the outskirts of Jakarta, and some are not.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
These contemplations have amplified after Aniejs was left as the only rival to incumbent Jakarta Governor Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama following last month’s first-round election. A recent exit poll by Indikator Politik finds that nearly 52.5 percent of voters favor Anies for the run-off election, versus 44 percent for Ahok.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Anies, a former culture and education minister, is known as a moderate Muslim intellectual and has denied accusations that he is sowing the seeds of conservative Islam in Jakarta, or allowing a culture of intolerance to build up against non-Muslims.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
However, such expectations of a more sharia-nuanced city have come from his running mate, businessman Sandiaga Uno. Sandiaga said in January that he envisioned a sharia-inspired nightlife entertainment network in Jakarta. The American-educated Sandiaga sees current entertainment centers as places prone to drug and alcohol abuse and prostitution.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
He said the nightlife entertainment programs, which he claimed would be modeled on the kind of night-life available in Dubai, would feature traditional dances, shalawat (salutation to Prophet Muhammad), religious studies and traditional music.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
From a certain perspective, this could be a good thing. With such programs, vigilantes will not have as many opportunities to raid nightlife establishments and the firebrand Islam Defenders Front (FPI) could build up a better reputation by restraining it impulse to violence.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
The possibility of a Muslim governor among those who want to see Ahok ousted and imprisoned for allegedly insulting Islam have led some to hope for the establishment of a moral police force like in Aceh, who can arrest gamblers, unmarried couples engaged in intimate contact (khalwat) and other such sinners.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Of course, the arrested people will not be whipped and caned by hooded figures like those in Aceh, since at present, Jakarta has no such bylaw regulating this kind of punishment.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
However, the city council might think such a rule is needed for the good morals of Jakartans.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Some may think fears of the establishment of a moral police are groundless.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
However, concerns about the expanding influence of sharia are fueled by Anies himself. In January, he turned up at the headquarters of the FPI, and passionately stated that he was neither a Shiite nor a liberal, as some conservative Muslims had claimed.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
This statement might have been important for Anies, who holds a PhD in political science from the Northern Illinois University in the United States.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
To lock in the Muslim vote, Anies might have calculated that securing the support of the “Islamic” base was a good deal more important that winning over the despised Shiite minority or the much-maligned “secular” people.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
He has pledged to use next year’s budget to allocate some Rp 70 trillion (US$5.3 billion) to help all mass organizations (ormas) in the city, which would include Islamic groups.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Perhaps more importantly for voters, including many poor Muslims, he has pledged to use the budget to help residents buy houses or apartments through a long-term installment scheme without down payments.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
In a meeting with FPI leaders, Anies has also said he had successfully extinguished a “fire” on his campus, the private Paramadina University where he was rector, a university that was founded by the progressive Muslim scholar Nurcholish Madjid, by rejecting proposals for classes on sexual minorities.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Anies’ objection to interfaith marriages reportedly ended the facilitation of such marriages by the Paramadina Foundation several years ago.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Perhaps Anies was also trying to convince the FPI that he shared their views on the “problem” of the “gays”.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Early last year, the FPI dispersed an event featuring lesbian, gay, bisexual and transgender Indonesians at a Central Jakarta hotel. Last November, the police reportedly broke up a gay party at an apartment in South Jakarta after receiving a tip-off from the FPI.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Many Western educated liberals have expressed dismay over Anies’ apparent shift, as they thought he was someone who generally supported liberal philosophy. In an article titled “Ini Soal Tenun Kebangsaan. Titik!” (It’s all about weaving nationalism. Period!) that he wrote in Kompas on Sept. 11, 2012, Anies decried attacks conducted by intolerant groups who were “tearing up the fabric of the nation.”</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Roughly five years on, some observers might say Anies himself has helped to tear down the fabric of the nation by playing the religious card.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
With his cool style, Anies has repeatedly denied that he is engaging in such fundamentally sectarian politics and denies his team was behind the controversial declaration of some mosques, through banners, that they would refuse to perform prayers for deceased Muslims who were suspected of supporting or voting for Ahok.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Criticism toward Anies is possibly exaggerated and merely an expression of a fear of Islam. What’s wrong with being religious, after all?</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Anies, the founder of the nationwide Indonesia Mengajar (Indonesia teaches) movement, has pledged that if he wins the election, he will establish Islamic study groups in government offices as an example to other cities across the country, and will encourage mass prayers, which are recommended in Islam.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Under governor Anies, we would therefore witness supposedly lazy and corrupt civil servants become more religious.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Mosques in the offices of the administration will be full. People, including me, will again conduct our prayers in public, not just in front of my wife.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
I will start showing my ability to read and memorize the Quran like I used to at a pesantren (Islamic boarding school) in East Java. All thanks to Anies.</div>
<div data-bind="text: $data" style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: start;">
Playing identity politics in this current wave of populism may indeed propel Anies to the governorship. He may make us all into devout civil servants.</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: rgba(0 , 0 , 0 , 0.901961); font-size: 17px;">But there are dramatic costs to playing the identity politics card. It is an extremely dangerous turn of affairs for those of us who cherish Indonesia’s peaceful diversity. </span></div>
<div style="text-align: center;">
💣</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<a href="https://twitter.com/rizieqsyihabfpi" style="font-family: arial; font-size: medium;">memang apa adanya</a></div>
</div>
</div>
<div style="font-family: arial; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="line-height: 26px;">
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<span style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 19.6px;">JAKARTA, NETRALNEWS.COM</span><span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;"> - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyerukan untuk menggelar Aksi 114, yang merupakan aksi kelanjutan dari 411, 212, 313, yakni menuntut penegakan hukum atas terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).</span><br />
<a href="https://www.kaskus.co.id/thread/58eb13e1dbd77083418b456b/ada-foto-rizieq-bersama-otak-bom-thamrin/?ref=postlist-730&med=top_thread">kedekatan itu, dekat antara tokoh dan "tokoh teroris"</a><br />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya yang dilakukan di kawasan Monas, Aksi 114 akan bertempat di lokasi sidang Ahok, Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;" />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Menurut Habib Rizieq, aksi yang rencananya dilangsungkan pada Selasa (11/4/2017) ini bertujuan untuk memastikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Ahok dengan hukuman maksimal, yakni 5 tahun penjara.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;" />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Berikut seruan Habib Rizieq lewat akun </span><em style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;">Twitter</em><span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">-nya, Minggu (9/4/2017).</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;" />
<em style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;"><em style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;">Aksi Bela Islam 114 <br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />11 April 2017<br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" /><br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Ayo... Datangi Pengadilan di Gedung Kementerian Pertanian Jl. RM Harsono, Jakarta Selatan.<br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" /><br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Selasa 11 April 2017<br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Jam 7 pagi s/d selesai<br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Ikut Sidang Penista Agama <br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Agenda Tuntutan Jaksa.<br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" /><br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Ayo... Bersama Laskar FPI <br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Pastikan Tuntutan Jaksa Harus Maksimal 5 Tahun Penjara.<br style="box-sizing: border-box; line-height: 19.6px;" />Tidak Boleh Kurang Walau Sehari.</em></em><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;" />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Sebagai informasi, sidang ke-18 akan digelar pada Selasa (11/4/2017) besok, di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, dengan agenda sidang mendengarkan pembacaan tuntutan oleh JPU.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;" />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Ahok didakwa menistakan agama terkait pidatonya di Kepulauan Seribu pada September 2016 lalu yang menyinggung soal Surat Al Maidah ayat 51. Ia dikenakan dakwaan alternatif yakni Pasal 156a dengan ancaman 5 tahun penjara dan Pasal 156 KUHP dengan ancaman 4 tahun penjara.</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;" />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Reporter : Adiel Manafe</span><br />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Editor : Y.C Kurniantoro</span><br />
<br style="background-color: #fafafa; box-sizing: border-box; color: #343434; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px;" />
<span style="background-color: #fafafa; color: #343434; font-family: "roboto" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Sumber berita: </span><a href="http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/67894/fpi.akan.gelar.aksi.114" style="background: 0px 0px rgb(250, 250, 250); box-sizing: border-box; color: #0073b9; font-family: Roboto, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.6px; text-decoration-line: none;" target="_blank">http://www.netralnews.com/news/megap...gelar.aksi.114</a></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="color: red; font-size: large;"><b>INTERVENSI LANGSUNG dan DAHSYAT terhadap PENGADILAN NEGERI 💣</b></span></blockquote>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Gerakan Nasional (GN) Komando Kawal Al Maidah (Kokam), Mashuri Masyhuda mengatakan, organisasinya akan fokus pada proses hukum penista agama.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
Ia pun menilai wacana penundaan sidang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang digulirkan Kapolda patut diduga sebagai upaya intervensi proses hukum.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
"Kami tegaskan bahwa umat Islam sudah cukup bersabar dengan proses hukum penistaan agama ini," kata Mashuri kepada<strong><em> Republika.co.id</em></strong> melalui keterangan tertulisnya, Senin (10/4). </div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
Menurutnya, akan lebih berisiko jika proses hukum ini diundur. Jutaan umat Islam yang merasa dihinakan kitab sucinya bisa kembali melakukan tuntutan atas ketidak adilan yang semakin norak dipertontonkan rezim hari ini.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
"GN Kokam siap menurunkan jutaan eksponen warga dan simpatisan Muhammadiyah jika terbukti pemerintah bermain-main dengan kasus penistaan agama ini," ujarnya.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium;">
Ia menegaskan, ini persoalan aqidah Islam yang diusik. Jika persoalan aqidah, siapapun yang beriman terhadap kitab suci Alquran pasti akan bersikap tegas.</div>
</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; line-height: 26px;">
Baca juga, <a href="http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/04/09/oo4w9m361-pn-jakut-sidang-ahok-tetap-dilanjutkan-tak-ada-keputusan-lain" style="color: #1d8cff;" target="_blank">PN Jakut: Sidang Ahok Tetap Dilanjutkan tak Ada Keputusan Lain.</a></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: center;">
👀</div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustadz Tengku Zulkarnain menilai video kampanye pasangan Cagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Cawagub Djarot Saiful Hidayat, memojokan umat Islam. Ia pun meminta KPU da Bawaslu menarik iklan tersebut.</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">Dalam video kampanye tersebut, terlihat dua orang wanita, satunya masih remaja dan satunya seorang ibu. Keduanya terlihat panik karena mobil mereka dirusak massa. Kemudian sekumpulan pria dengan baju putih dan peci digambarkan berteriak-teriak melakukan aksi demo yang menimbulkan kerusuhan. </span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">"Apa maksud video tersebut. Apakah orang Islam digambarkan sebagai orang jahat?," katanya, Ahad (9/4).</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">Ustadz Tengku menilai, iklan tersebut justru jauh dari nilai Kebinekaan yang digaungkan oleh pasangan Ahok-Djarot. Ia melanjutkan, perlu digarisbawahi dalam UUD 45 Pasal 28 E Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">Ustadz Tengku menegaskan berdasarkan undang-undang tersebut, maka setiap WNI berhak menjalankan hidup sesuai agamanya. Termasuk dalam memilih pemimpinnya.</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">"Dalam Islam di Alquran dan hadis disebutkan umat Islam harus memilih pemimpin sesuai dengan agamanya. Makanya bahaya sekali kalau menafsirkan Bineka itu berarti membuang agamanya," ujarnya.</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">Ia melanjutkan, oleh karena itu iklan kampanye ini berbahaya sekali. Ustadz Tengku mencontohkan, apakah jika warga Manado yang mayoritas Nasrani kemudian memilih pemimpin Nasrani berarti tidak Bineka.</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">"Apakah kalau warga NTT yang mayoritas Nasrani memilih pemimpin Nasrani berarti tak Bineka. Makanya kampanye ini menyesatkan makna Bineka. Oleh karena itu saya meminta agar KPU dan Bawaslu menarik iklan kampanye ini," tegasnya.</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: 16px;" /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<span style="color: #333333; font-size: 16px;">KPU dan Bawaslu, lanjutnya, harus segera mencabut iklan kampanye pilkada tersebut. "Sebab iklan kampanye tersebut menyesatkan dan berbahaya," ucapnya.</span></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px; text-align: center;">
👮</div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px;">
Jakarta - Jamaah Pengajian Pendukung Ahok Djarot (Jampe2aja) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dalam waktu dekat akan membentuk satgas anti intimidasi untuk mengantisipasi kecurangan dan upaya pemaksaan yang dilakukan di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
“Dalam waktu dekat kita akan bentuk satgas anti intimidasi. Nantinya jika terjadi upaya kecurangan dan pemaksaan maupun intimidasi laporkan dan saat di TPS nanti yang perlu diwaspadai, banyak intimidasi bertebaran,” tegas Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) Gus Sholeh Mz dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (30/3).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Lebih lanjut, Gus Sholeh juga mengajak basis majelis taklimnya mulai dari Jakarta Utara, Jakarta Selatan, maupun Jakarta Timur untuk berjuang memenangkan Basuki Djarot saat pencoblosan Pilkada DKI nanti pada 19 April 2017 dan diminta untuk tidak takut kedatangan orang luar daerah yang ikut campur dalam pesta demokrasi di Jakarta nanti dengan kemasan Tamasya Al Maidah.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Insya Allah</em> Basuki Djarot pasti menang sebagai Gubernur & Wagub, asal tidak ada intimidasi dan kecurangan,” tutur dia.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Gus Sholeh juga menyayangkan kuatnya isu SARA yang semakin memanas dan meruncing di masyarakat. Disisi lain, Anies baru mengeluarkan himbauan untuk menurunkan spanduk dan memerintahkan relawan menshalatkan jenazah yang ditolak setelah kasus penolakan menshalatkan jenazah pendukung Basuki Tjahaya Purnama viral di media sosial.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
“Banyak yang mengatakan himbauan Anies ini tidak ada gunanya lagi. Masyarakat sudah terkotak-kotak dan konflik horizontal tinggal menunggu percikan saja untuk terjadinya kontak fisik. Belum jadi Gubernur saja sudah mengkotak-kotakkan apalagi nanti kalau sudah jadi,” terang Gus Sholeh.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Lebih jauh, Gus Sholeh menyindir kubu sebelah yang saat orasi-orasi kampanyenya bertolak belakang dengan para pendukung dan akar rumputnya. Saat pimpin kampanye, membawa persatuan tidak boleh mengkotak kotakkan tapi para pendukung dan akar rumputnya justru melakukan pengkotak-kotakan dan memancing perpecahan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Gus Sholeh juga menyebutkan bahwa dalam Alquran, ada tiga ciri orang munafik. Pertama, orang munafik cenderung berkata tidak jujur di mana tidak pernah konsisten dengan apa yang dikatakannya. Bahkan ada dikotomi yang tajam antara apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuat.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
”Terima kebenaran, walaupun itu datang dari orang kafir atau anak kecil. Kita tidak boleh menafikan kebenaran hanya karena kebencian atau perasaan tidak suka terhadap seseorang. Kita harus berlaku adil. Adil itu dekat dengan ketakwaan. Jadi, dalam Islam tidak boleh bertindak tidak adil karena kebencian atau karena tidak suka,” kata dia.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ciri kedua, kata dia orang munafik mudah memberi janji, tetapi kemudian tanpa beban mengingkarinya. Orang munafik, menurut dia, biasanya pandai merangkai kata dan santun dalam tutur kata maupun perilaku, sehingga membuat orang terbuai dan terjebak dalam kemunafikannya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
”Kita tidak bisa menggantungkan harapan atau menggadaikan masa depan kita pada janji-janji yang tidak realistis, apalagi diucapkan oleh tipe orang yang munafik dan memiliki rekam jejak yang tidak teruji,” ungkapnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ciri ketiga, tambah dia, orang munafik jika diberi amanah pasti akan mengkianati amanah tersebut. Orang munafik memanfaatkan amanah yang diterimanya bukan untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan diri atau kelompoknya. Hal itu terlihat dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang telah menyengsarakan rakyat.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
“Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk cerdas memilih. Kita butuh pemimpin dunia yang kompeten dan memiliki integritas teruji, memiliki rekam jejak yang baik dan telah memberi bukti kerja nyata, bukan sekedar janji. Kota Jakarta membutuhkan pemimpin yang jujur, tegas dan visioner. Sejauh ini, pemimpin ideal yang didambakan ada dalam diri pasangan Ahok – Djarot. Pasangan petahana ini telah memberi bukti nyata bagi rakyat Jakarta melalui program-program,” pungkas dia.</div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Imam Suhartadi/IS</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Investor Daily</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
👀</div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin mengomentari insiden jenazah yang tidak disalatkan karena pilihannya di Pilgub DKI 2017. Menurutnya, jika masih ada orang yang menyalatkan, maka itu tidak menyalahi aturan agama.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Kalau menurut ajaran Islam kan untuk menyalatkan jenazah itu fardhu kifayah, jadi kalau sudah ada yang menyalatkan, yang lain sudah bebas," kata Ma'ruf, di Hotel Crowne Plaza, Senin (27/3).</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Ma'ruf menjelaskan, untuk menyalatkan jenazah memang tidak diwajibkan hukumnya, sehingga sah-sah saja jika ada yang enggan untuk ikut menyalatkan.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Kalau orang tidak mau menyalatkan ya itu haknya dia untuk tidak menyalatkan ya kan? Kalau jenazah harus disalati itu fardhu kifayah, gitu saya kira," ujar Ma'ruf.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Lain halnya jika sama sekali tidak ada yang menyalatkan, maka semua orang di daerah tersebut akan berdosa hukumnya.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Ya dosa semua kalau enggak nyalatkan, dosa semua. Harus ada yang menyalatkan," tandas Ma'ruf. </span><strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[rnd]</strong></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px; text-align: center;">
<strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">💣</strong></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Rakyat DKI </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;"> tengah disuguhkan adu ide dan gagasan oleh para kandidat calon gubernur dan wakil gubernur </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/a/ahok/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Ahok</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">- </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/d/djarot-saiful-hidayat/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Djarot</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;"> vs Anies-Sandi di Pilgub DKI 2017. Tak sedikit, momen saling serang dan sindir satu sama lain dilakukan baik oleh sang calon, ataupun para tim pemenangannya.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Sayang, adu visi dan misi yang harusnya mencerdaskan pemilih Jakarta justru dibumbui dengan aroma SARA. Tak cuma menimpa Ahok dengan penistaan agama, pribadi Anies juga diserang yang disebutkan tak pernah menunaikan ibadah haji.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Isu agama yang meramaikan Pilgub DKI ini pun disayangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi meminta, agar dipisahkan antara politik dan agama.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena Pilkada. Benar nggak? Karena pilgub, pilihan bupati, pilihan walikota, inilah yang harus kita hindarkan," kata Presiden saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, seperti dilansir Antara, Jumat (24/3).</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Kepala Negara meminta tidak mencampuradukkan antara politik dan agama yang saat ini berujung pada konflik di masyarakat. "Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," katanya.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Jokowi meminta pemuka agama mengingatkan umatnya tentang keragaman ini harus dirawat agar tidak menimbulkan perpecahan.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Para ulama agar disebarkan, diingatkan, dipahamkan pada kita semua, bahwa kita ini memang beragam, anugerah yang diberikan Allah bahwa kita beragam," kata Jokowi.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Namun pernyataan Jokowi ini tidak sejalan dengan Ketua MUI KH Ma'ruf Amin. Menurut dia, politik dan agama justru tak bisa dipisahkan.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Dalam pandangannya, politik dan agama seharusnya bisa saling menopang agar kehidupan berbangsa menjadi kuat.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Agama dan politik itu kan saling mempengaruhi, kehidupan politik kebangsaan itu juga harus memperoleh pembenaran dari agama, kalau enggak ya bagaimana?," kata Ma'ruf, di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Pusat, Senin (27/3).</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Dia mencoba menafsirkan maksud pernyataan Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu yang menyatakan bahwa kehidupan agama dan politik tidak boleh dicampuradukkan.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Itu harus saling menguatkan tapi bukan dalam arti agama yang radikal. Ya mungkin yang dimaksud oleh Presiden itu paham-paham yang bertabrakan sehingga menimbulkan masalah," ujarnya.</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Rais Aam PBNU ini mengatakan, agama berfungsi mencari pembenaran. Sehingga tidak mungkin jika keduanya yakni agama dan politik dipisahkan.</span></span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">💥</span></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Melbourne -</span> Pihak kepolisian memastikan seorang pria di Melbourne, Australia, membunuh istrinya. Ia kemudian memotong-motong tubuh sang istri di depan ketiga anak mereka.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Hal itu dilakukan karena sang istri tidak mengizinkan suaminya bergabung dengan kelompok teroris ISIS. Insiden itu terjadi pada 2016 lalu. </div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2899968::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; width: 1252px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; margin-bottom: 1em; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/global/read/2899639/isis-diduga-akan-bentuk-kekhalifahan-di-filipina-australia-siaga" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">ISIS Diduga Akan Bentuk Kekhalifahan di Filipina, Australia Siaga</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/global/read/2897969/kisah-makam-13-pejuang-kemerdekaan-ri-di-australia" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kisah Makam 13 Pejuang Kemerdekaan RI di Australia</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/tv/read/2898073/kilas-indonesia-diduga-terlibat-isis-tki-di-turki-dideportasi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kilas Indonesia: Diduga Terlibat ISIS, TKI di Turki Dideportasi</a></li>
</ul>
</div>
<div class="seamless" data-google-query-id="CNesn_LI9dICFVaijgodrDkD0w" id="GLOBAL-SEAMLESS" style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: auto;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/GLOBAL/SEAMLESS_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/GLOBAL/SEAMLESS_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/GLOBAL/SEAMLESS_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Pria berusia 35 tahun itu kini tengah menjalani sidang pembunuhan terkait kematian sang istri. Keluarga itu tinggal di daerah Broadmeadows di pinggiran Melbourne.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Pelaku juga dituduh memukul kepala kedua anaknya yang berusia di bawah 6 tahun. Dokumen pengadilan mengungkap, yang bersangkutan didakwa pula telah menyiram balita perempuannya dengan air panas.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Identitas pria tersebut tidak bisa diungkap guna melindungi identitas anak-anaknya. Demikian dikutip dari <em style="box-sizing: border-box;">Australia Plus, </em>Senin (27/3/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Menurut dokumen yang diajukan polisi ke pengadilan, pria itu ditahan dengan dakwaan pembunuhan terhadap istrinya ketika polisi mendatangi rumah mereka bulan Juli 2016 dan mendapati anak-anak mereka juga mengalami cedera di kepala.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Ketiga anak tersebut dibawa ke RS Royal Children Hospital di Melbourne. Anak-anak itu mengatakan kepada polisi bahwa mereka menyaksikan ayah mereka memotong tubuh ibunya dengan pisau di ruang tamu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Salah seorang anak mereka mengatakan bahwa tubuh ibu mereka penuh dengan darah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Mereka mengatakan kepada polisi bahwa ayah mereka kemudian membungkus jasad istrinya yang berusia 27 tahun, dengan plastik serta selimut, sebelum memasukkannya ke dalam bagasi mobil.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Pria tersebut kemudian membawa jasad istrinya ke semak-semak di dekat sebuah lapangan tenis dan membuangnya di sana. Ia kemudian membawa anak-anaknya yang berada di dalam mobil, ke toko roti untuk membeli penganan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Jasad perempuan malang itu ditemukan dengan tubuh penuh sayatan tajam termasuk di wajah, kaki dan punggung bagian bawah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Menurut dokumen pengadilan, pria tersebut memberitahu iparnya bahwa dia bertengkar dengan istrinya, terkait dengan keinginannya ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Enam bulan sebelumnya dalam sebuah pertengkaran, pria ini pernah melukai tangan istrinya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Beberapa bulan sebelum kematiannya, polisi mengatakan bahwa sang istri tidak diizinkan meninggalkan rumah, berbicara dengan sanak keluarganya atau menonton televisi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Suaminya juga memasang terpal besar di pagar belakang rumah mereka guna mencegah tetangga melihat rumah mereka, dan memasang jendela depan rumah dengan penutup.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Anak-anak mereka tidak pernah bersekolah dan tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
"Pria ini hanya ingin anak-anak mereka berbicara dalam bahasa Lebanon, dan belajar Alquran," demikian disebutkan dalam berkas tuntutan tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
"Dia ingin mengajarkan mereka mengenai senjata, pedang, perang dan jihad."</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Sidang praperadilan kasus ini sedang dilangsungkan dan akan berakhir hari Senin 27 Maret di mana Magistrat akan memutuskan apakah terdapat cukup bukti untuk mengadili pria tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
👮</div>
POPULI Center menyoroti kondisi intoleransi yang terjadi di DKI Jakarta. Lembaga itu mendapati, sekitar 71% warga Ibu Kota menilai intoleransi sudah dalam taraf mengkhawatirkan.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Peneliti Populi Center, Usep S Ahyar mengatakan penyumbang mencuatnya intoleransi salah satunya adalah masa kampanye Pilkada DKI. Menurut dia, masa kampanye yang terlalu panjang justru minim kontribusi dalam pendidikan politik.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
"Yang ada malah masyarakat makin memainkan isu SARA yang mengkhawatirkan," kata Usep dalam diskusi di Kantor Setara Institute, Jakarta Selatan, Kamis (23/3).</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Selama masa kampanye, kata dia, banyak berita bohong alias hoax yang beredar. Selain itu, muncul juga dominasi simbolik yang bisa diartikan sebagai tekanan politik.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Dominasi simbolik, lanjutnya, terjadi ketika ada sebuah pendapat yang boleh jadi berasal dari seseorang yang punya kepentingan atau kekuasaan, sampai kemudoan diamini oleh awam.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Karena itu, Usep mengaku pernah mengkritik soal masa kampanye Pilkada DKI yang terlalu panjang ini. Menurutnya kampanye di DKI tak ubahnya ajang 'tawuran' antar warga. 'Memperpanjang kampanye, sama dengan memperpanjang tawuran," katanya.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Faktor lain, menurut Usep, menguatnya politik identitas selama Pilkada DKI. Misalnya, politik yang mengacu pada identitas tentu seperti agama. "Padahal kan dalam bernegara agama tertentu tidak ada hirarki, datanya nominal kalau dalam bahasa statistik," lanjut Usep.</div>
<div style="box-sizing: inherit; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 14px;">
Menurut peneliti Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, temuan itu menunjukkan ada pergeseran sosial di Jakarta. Warga DKI khususnya, kata dia, mulai tidak sadar dengan keberagaman yang ada. Fenomena ini, menurut dia, terjadi sejak rezim Orde Baru runtuh. (MTVN/X-12)</div>
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;">- See more at: http://mediaindonesia.com/news/read/97860/intoleransi-di-jakarta-dinilai-mengkhawatirkan/2017-03-23#sthash.9etFcHzg.dpuf</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 14px;">👮</span></div>
The Jakarta Police have warned people not to take part in the so-called Al-Maidah Tour, which is being facilitated through an Android application that encourages Indonesians to come to Jakarta to guard polling stations during the April 19 Jakarta gubernatorial election runoff.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The <em style="box-sizing: border-box;">Tamasya Almaidah </em>app is named after a verse in the Quran that is often used by certain Muslim conservative political groups to urge Muslims to only vote for political candidates of the same faith as themselves.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Jakarta Police deputy police Brig. Gen. Suntana said on Tuesday that guarding voting stations was part of the police’s job. “We have been given the authority of preventing foul play during the runoff as well as guarding polling stations from potential threats.”</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
However, the police say they will allow citizens to participate in safeguarding the election as long as they have no intention of intimidating voters from choosing a certain candidate. “But if they want to provoke voters in any way, we will restrict them,” Suntana said.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
He also said that the police would investigate the origin of the movement.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
At the time of writing, the app was still available for download despite having been protested and reported by Android users. The app has received mostly five-star ratings.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Whether the app stays online or not, Jakartans set to witness a divisive political contest between incumbent candidate Basuki Tjahaja Purnama, who is a Christian of Chinese ethnicity, and his rival Anies Baswedan, who is supported by some conservative and radical Muslim groups, in the lead up to the runoff. (dea)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👃</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
<br /></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #666666;"><strong style="box-sizing: border-box;">TEMPO.CO</strong></span>, <span style="box-sizing: border-box; color: #666666;"><strong style="box-sizing: border-box;">Jakarta</strong></span> - Calon Gubernur DKI Jakarta <a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/737/anies-baswedan" style="box-sizing: border-box; color: #202020; text-decoration-line: none;" target="_blank">Anies Baswedan</a>, membantah telah meneken sebuah akad kontrak yang menyatakan siap memimpin DKI dengan nilai-nilai syariat Islam, serta mendengarkan nasihat para musafir dan ulama. "Itu fitnah!" kata Anies saat dikonfirmasi, Sabtu, 18 Maret 2017.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Sebuah foto yang menampilkan secarik kertas dengan judul "Akad Kontrak - 'AQD AL ITTIFAQ" beredar di media sosial. Di situ, terdapat tandatangan yang mengatasnamakan Anies, juga pasangannya, Sandiaga Uno. Juga tandatangan perwakilan Hizbut Tahrir Indonesia, Kiai Haji Ismail Yusanto; Forum Umat Isam, Kiai Haji Muhammad Al Khaththath; dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Muhammad Sidik.</div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; padding: 0px;">
<strong style="box-sizing: border-box;">Baca: <a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/03/17/083857086/lift-blok-m-square-jatuh-dan-cerita-anies-yang-lolos-dari-maut" style="box-sizing: border-box; color: #202020; text-decoration-line: none;" target="_blank">Lift Blok M Square Jatuh dan Cerita Anies yang Lolos dari Maut </a></strong><br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Kontrak yang diteken pada 7 Februari 2017 itu tertulis, "Dengan memohon rahmat Allah SWT dan syafaat Rasullulah Muhammad SAW, SAYA ANIES BASWEDAN dan SAYA SANDIAGA UNO MENYATAKAN SIAP MEMIMPIN DKI JAKARTA dengan nilai-nilai SYARIAT ISLAM dan mendengarkan nasihat para Musafir dan Ulama."<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Melalui pesan WhatsApp, Anies menegaskan bahwa tandatangan di kontrak tersebut bukan miliknya dan menyertakan foto tandatangan aslinya. Ia juga menyatakan tidak pernah meneken akad kontrak tersebut, dan curiga ada seseorang yang sengaja memfitnahnya. "Apakah mereka sudah sepanik itu hingga membuat fitnah-fitnah?" kata dia tanpa menjelaskan lebih lanjut soal pihak yang dicurigainya.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Menurut Anies, ada beberapa versi akad kontrak yang beredar dan dianggap aneh. Salah satunya ialah dengan tulisan, "Dengan memohon keridhoan Allah SWT dan syafaat Rasulullah Muhammad SAW, Saya Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menyatakan siap memimpin Jakarta dengan adil dan asyik, dengan berpihak pada yang kecil tetapi akrab dengan yang besar, dengan tegas tetapi penuh welas asih."<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
<strong style="box-sizing: border-box;">FRISKI RIANA</strong></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; padding: 0px; text-align: center;">
<div class="dtlnews" id="contentx" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start; width: 553px;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">JAKARTA</strong> - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menanggapi santai perihal beredarnya kontrak politik yang berisi kesediannya menggunakan syariat Islam bila terpilih bersama Anies Baswedan memimpin Ibu Kota selama lima tahun ke depan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Pria yang karib disapa Sandi itu, menilai orang yang berani memalsukan tanda tangannya itu kurang mahir. Menurutnya, tanda tangan dirinya tak seperti yang tertuang dalam surat yang beredar di media sosial itu.</div>
<div class="wrap-rekomen" style="background-color: #f2f2f2; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; padding: 15px 15px 5px;">
<div class="title-rekomen" style="box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
BERITA REKOMENDASI</div>
<hr class="rekomen-line" style="border-bottom: 0px; border-image: initial; border-left: 0px; border-right: 0px; border-top-color: rgb(201, 201, 201) !important; border-top-style: solid !important; box-sizing: content-box; height: 0px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;" />
<ul style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;">
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a harga="" href="http://news.okezone.com/read/2017/03/19/338/1646784/anies-sandi-siapkan-program-harga-oke-untuk-warga-jakarta?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" jakarta="" oke="" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="Anies-Sandi Siapkan Program " untuk="" warga="">Anies-Sandi Siapkan Program 'Harga Oke' untuk Warga Jakarta</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2017/03/19/338/1646777/sandi-akan-laporkan-pembuat-kontrak-politik-palsu-ke-polisi?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="Sandi akan Laporkan Pembuat Kontrak Politik Palsu ke Polisi">Sandi akan Laporkan Pembuat Kontrak Politik Palsu ke Polisi</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2017/03/19/338/1646759/nah-anies-sandi-komitmen-kelola-pasar-tradisional-dengan-baik?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;" title="Nah! Anies-Sandi Komitmen Kelola Pasar Tradisional dengan Baik">Nah! Anies-Sandi Komitmen Kelola Pasar Tradisional dengan Baik</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Ya itu enggak bener. Mirip aja enggak itu tanda tangan saya," ucap Sandi saat ditemui ketika menyapa warga Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
(Baca Juga: <a href="http://news.okezone.com/read/2017/03/19/338/1646562/pks-desak-penegak-hukum-proses-upaya-fitnah-kepada-anies-sandi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;"><strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">PKS Desak Penegak Hukum Proses Upaya Fitnah kepada Anies-Sandi</span></strong></a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Lebih lanjut, Sandi menjelaskan bahwa penyebaran surat tersebut merupakan sebuah fitnah yang sangat keji pada putaran kedua Pilgub DKI 2017.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ia menduga, penyebaran surat ini dilakukan oleh oknum untuk menganggu kerukunan antar umat di Jakarta dan menyebarkan opini yang menyesatkan tentang dirinya dan Anies.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"<em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">By the way on the way</em> busway, itu sangat keji. Digunakan oknum yang tidak bertanggung jawab dan oknum yang tidak menginginkan Jakarta itu rukun," tandasnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
(Baca Juga: <a href="http://news.okezone.com/read/2017/03/19/338/1646508/pks-pilkada-dki-telah-dicemari-limbah-fitnah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;"><strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="box-sizing: border-box; color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">PKS: Pilkada DKI Telah Dicemari Limbah Fitnah!</span></strong></a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sebelumnya, sebuah surat yang berisi kontrak politik beredar hingga menjadi viral di dunia maya. Dalam surat tersebut tertera nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Disebutkan salah satu poin dalam surat itu, Anies-Sandi sepakat untuk menerapkan syariat Islam jika terpilih sebagai gubernur-wakil gubernur DKI untuk lima tahun ke depan. Surat tersebut juga dibubuhi tanda tangan Anies-Sandi dan perwakilan Forum Umat Islam (FUI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).</div>
</div>
<strong style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">(fas)</strong></strong><br />
<strong style="box-sizing: border-box;">👅</strong></div>
<div style="color: #333333; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Aksi pengerahan massa di<a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2890580/tanggapan-djarot-soal-aksi-tamasya-al-maidah-gnpf-mui" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title=" Pilkada DKI 2017 "> Pilkada DKI 2017 </a>belum juga usai. Pengerahan massa rencananya kembali dilakukan saat Pilkada DKI putaran kedua 19 April 2017. Aksi ini diberi nama 'Tamasya Al Maidah'.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat pun mempertanyakan penyelenggaraan aksi tersebut. Terlebih, pengerahan massa untuk mengawasi jalannya pilkada.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2891339::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; width: 1252px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; margin-bottom: 1em; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2891705/pan-jakarta-siap-bantu-pendanaan-kampanye-anies-sandi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">PAN Jakarta Siap Bantu Pendanaan Kampanye Anies - Sandi</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2891311/djarot-prihatin-isu-sara-masih-marak-di-putaran-kedua-pilkada-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Djarot Prihatin Isu SARA Masih Marak di Putaran Kedua Pilkada DKI</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2891198/djarot-jika-lalai-blok-m-square-bisa-diberi-sanksi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Djarot: Jika Lalai, Blok M Square Bisa Diberi Sanksi</a></li>
</ul>
</div>
<div class="seamless" data-google-query-id="CJzcvfCp4dICFU8YjgoduDYL8A" id="PILKADA-SEAMLESS" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: auto;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/PILKADA/SEAMLESS_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/PILKADA/SEAMLESS_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/PILKADA/SEAMLESS_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
"Kemarin pas di lapangan, saya diberitahu media, ada Tamasya Al-Maidah, <em style="box-sizing: border-box;">opo maneh iki </em>(Apalagi ini)? Seluruh warga diminta datang ke Jakarta untuk mengawal masing-masing TPS, ngapain?" kata <a href="http://m.liputan6.com/news/read/2891604/mesin-partai-jadi-kekuatan-penentu-untuk-menangkan-ahok-djarot" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Djarot">Djarot</a>, di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (18/3/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Menurut Djarot, pengawasan penyelengaraan Pilkada di Jakarta sudah cukup baik, KPUD dan Bawaslu sudah menyiapkan segala infrastruktur yang diperlukan termasuk pengawas. Untuk pengamanan, sudah ada personel dari TNI, Polri maupun Satpol PP.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
"Saksinya sudah banyak, enggak perlu undang (warga) seluruh Indonesia, apalagi pakai (alasan menegakkan) Al-Maidah. Ketawa sendiri saya, lucu," imbuh Djarot.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
Djarot ingin pelaksanaan Pilkada putaran kedua juga berjalan baik. Masyarakat tidak perlu ditekan dengan berbagai intimidasi bersifat SARA.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em;">
"Mari sama-sama berdoa ke Allah supaya diberikan kejernihan hati, betul-betul punya kekuatan mental dalam menentukan pilihan. Soal masuk neraka atau surga, hanya Allah yang tahu," pungkas <a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2891311/djarot-prihatin-isu-sara-masih-marak-di-putaran-kedua-pilkada-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Djarot">Djarot</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
👮</div>
<div style="color: black; font-size: 16px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12px;"><strong style="box-sizing: border-box;">Kabar24.com</strong>, BEKASI - Proses perizinan pembangunan tempat ibadah di Kota Bekasi bakal dipermudah.</span></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12px;">Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat terus berupaya untuk mempermudah proses perizinan tempat ibadah di wilayahnya guna meredam potensi konflik antarumat beragama.</span></div>
<div class="liat-juga" style="border: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: #333333; float: left; font-size: 13px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 20px 25px; width: 320px;">
<h2 style="border-bottom: 1px solid rgb(85, 85, 85); box-sizing: border-box; color: #0a9bd6; display: inline-block; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 18px; font-weight: 500; line-height: 1.1; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
BACA JUGA :</h2>
<ul style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; padding: 23px 0px 12px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170317/16/638068/pencemaran-laut-timor-ri-pastikan-gugat-montara-april" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Laut Timor Tercemar, Montara Bakal Digugat">Laut Timor Tercemar, Montara Bakal Digugat</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170319/78/638255/puting-beliung-43-bangunan-di-sampang-rusak-akibat-amukan-langkisau" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Puting Beliung Rusak 43 Bangunan">Puting Beliung Rusak 43 Bangunan</a></li>
<li style="border-bottom: 0px; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: bold; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170319/15/638257/demokrat-incar-pilkada-serentak-putaran-ketiga" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Ini yang Sedang Diincar Demokrat">Ini yang Sedang Diincar Demokrat</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"Pemberian izin tempat ibadah di Kota Bekasi saat ini relatif tidak menyulitkan para pemohon karena adanya sejumlah kebijakan yang saya rasa lebih ringan dari sebelumnya," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Sabtu (18/3/20170).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Menurut dia, aturan tersebut saat ini sudah tidak lagi merujuk pada Surat Keputusan Bersama Nomor 1 Tahun 1969 di mana izin baru diberikan bila sudah ada minimal 100 kepala keluarga yang mendukung izin pemanfaatan tempat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"Tapi sekarang, cukup 65 KK dengan minimal 65 warga sekitar yang menyetujui dan 95 jemaatnya," katanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Menurut dia, syarat izin pemanfaatan tempat itu tidak hanya terbatas pada lingkungan sekitar tempat ibadah, namun diperluas hingga tataran kelurahan, bahkan kecamatan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"Izin pemanfaatan lahan itu tidak hanya datang dari warga penganut agama yang sama. Umat lainnya yang juga diakui agamanya oleh negara berhak atas pemberian izin tersebut," katanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Dikatakan Rahmat, komitmen itu merupakan bagian dari implementasi diraihnya penghargaan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia oleh Pemkot Bekasi pada Kamis (16/3).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Penghargaan diberikan atas semangat dan konsistensi Pemkot Bekasi dalam menjamin kebebasan hak warganya untuk beragama dan berkeyakinan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"Dengan penghargaan itu, secara otomatis label intoleran yang melekat di Kota Bekasi sejak 2015, otomatis telah lepas," katanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Rahmat menambahkan, komposisi warga Kota Bekasi berdasarkan agama tercatat, Islam sebanyak 2 juta jiwa, Kristen Protestan 195 ribu jiwa, Katolik 65 ribu jiwa, Hindu 4.700 jiwa, Budha 12 ribu jiwa, aliran kepercayaan 1.500 jiwa, dan Konghucu 196 jiwa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"Sementara keberadaan tempat ibadah yang tersebar di 56 kelurahan dan 12 kecamatan di wilayah Kota Bekasi saat ini relatif belum sebanding dengan jumlah pemeluk masing-masing agama dan kepercayaan," ujarnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Pihaknya mencatat, data olahan hasil pemutakhiran rumah ibadah yang resmi se-Kota Bekasi tahun 2016 diketahui jumlah masjid sebanyak 1.142 unit, mushola 1.786 unit, gereja 120 unit, pura satu unit, vihara 11 unit, klenteng satu unit, dan pasewakan tiga unit. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Sumber : Antara</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👀</div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-weight: 700;">TEMPO.CO</span></span>, <span style="font-weight: 700;">Martapura-</span> Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj, menyatakan rencana standarisasi khatib seharusnya cukup diganti lewat upaya pembinaan dan pencerahan para khatib. Said Aqil mengakui banyak menemukan khatib salat Jumat yang sejatinya belum layak sebagai khatib.</div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<br /></div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
“Belum saatnya jadi khatib, masih jauh ilmunya. Sehingga untuk memenuhi undangan khotbah, diisi dengan semaunya, caci maki lah. Menurut kitab kuning, enggak sah khotbahnya kalau ada caci maki,” ujar Said Aqil setelah menghadiri peringatan hari lahir NU ke-91 dan haul KH. Abdul Qadir Hasan (Guru Tuha) ke-40 di Universitas Nahdlatul Ulama, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu 11 Februari 2017.</div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<br /></div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<span style="font-weight: 700;">Baca juga:</span><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/02/11/078845586/sby-bernyanyi-tuhan-kirimkan-aku-gubernur-baik-hati" style="background-color: transparent; color: #0066cc; text-decoration: none; transition-duration: 0.5s; transition-property: ease-in-out;" target="_blank" title="SBY Bernyanyi: Tuhan Kirimkan Aku, Gubernur Baik Hati">Rumah Digeledah Kasus Duit GNPF MUI, Ustad Adnin: Anak Syok<br />SBY Bernyanyi: Tuhan Kirimkan Aku, Gubernur Baik Hati</a></div>
</div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-weight: 700;"><br style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /></span></span>
</div>
<div style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Menurut dia, khatib-khatib semacam ini sebaiknya mencaci-maki di luar khotbah. Sebab, kata Said, materi ceramah keagamaan yang dicampuri caci-maki justru membuat salat Jumat tidak barokah. “Malah enggak sah salatnya,” ujar dia.</div>
<div id="div-gpt-ad-32649-2" style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; text-align: center; width: 1268.06px;">
</div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-weight: 700;"><br style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /></span></span>
</div>
<div style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Itu sebabnya, Said Aqil mendorong Kementerian Agama gencar memberikan penyuluhan, pengkaderan, dan memperkuat peran lewat Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam). Ketimbang ulama, menurut Said, pemerintah sebaiknya lebih berperan meningkatkan mutu khatib. “Tapi selama ini Depag (Kemenag) kurang menangani itu. Lahir lah khatib-khatib yang radikal,” Said Aqil melanjutkan.<br />
<br />
Di luar urusan khatib, Said Aqil Siradj menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama berkomitmen menjaga prinsip-prinsip moderat dan toleran demi mewujudkan ukuwah islamiyah, ukuwah wathaniah, dan ukuwah insaniah. “Dulu, sekarang, dan seterusnya Insyallah (NU) tidak bergeser satu mili pun,” ujarnya.<br />
<br />
Dia sempat menyinggung gelombang aksi demontrasi 411 dan 212 yang diikuti ribuan umat Islam di DKI Jakarta pada tahun lalu. Said juga menolak menghadiri aksi damai 112 yang dikemas dalam doa bersama di Masjid Istiqlal pada hari ini.<br />
<span style="font-weight: 700;"><br />Simak juga:</span><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/02/11/063845590/rekening-dipinjam-gnpf-mui-ustad-adnin-dasarnya-pertemanan" style="background-color: transparent; color: #0066cc; text-decoration: none; transition-duration: 0.5s; transition-property: ease-in-out;" target="_blank" title="Rekening Dipinjam GNPF-MUI, Ustad Adnin: Dasarnya Pertemanan">Rekening Dipinjam GNPF-MUI, Ustad Adnin: Dasarnya Pertemanan</a><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/02/11/058845512/ketua-pbnu-tahu-siapa-penggerak-dan-tujuan-aksi-112" style="background-color: transparent; color: #0066cc; text-decoration: none; transition-duration: 0.5s; transition-property: ease-in-out;" target="_blank" title="Ketua PBNU Tahu Siapa Penggerak dan Tujuan Aksi 112"><br />Ketua PBNU Tahu Siapa Penggerak dan Tujuan Aksi 112</a><br />
<br />
“Saya menolak demontrasi, bukannya saya membela Ahok. Saya enggak kenal dengan Ahok.Silahkan demo, tapi saya tidak. Saya tahu siapa orang yang mengerahkan demo dan tujuannya apa, saya tahu,’ kata Said Aqil.<br />
<br />
Ia tegas menyatakan aksi demontrasi itu sejatinya bukan bertujuan menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas kasus penistaan agama. Tapi, Said Aqil mengatakan ada kepentingan yang ingin membenturkan ideologi Islam moderat dan Islam radikal.<br />
<br />
“Bukan masalah Ahok, tapi membenturkan Islam moderat dan Islam radikal. Ini perang ideologi. NU sebagai organisasi yang Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) memegang dua amanat yang utama, ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah,” kata Said mengingatkan.<br />
<br />
<span style="font-weight: 700;">DIANANTA P. SUMEDI</span></div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px; text-align: center;">
<span style="font-weight: 700;">👃</span></div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-weight: 700;"><br /></span></span>
<span style="color: #666666;"><span style="font-weight: 700;">TEMPO.CO</span></span>, <span style="color: #666666;"><span style="font-weight: 700;">Jakarta</span></span> - Aktivis Nahdlatul Ulama Syafiq Alielha menduga rencana aksi yang akan dilakukan 11 Februari 2017 oleh kelompok-kelompok mengatasnamakan umat Islam, merupakan sebuah upaya memelihara sentimen sektarian.</div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
<br /></div>
<div style="color: #404040; font-size: 19.2px;">
"Saya mencurigai aksi ini untuk memelihara sentimen. Ada banyak kelompok dalam aksi ini yang mengidap sentimen sektarian," ujar Syafiq dalam diskusi publik bertajuk Merawat Keindonesiaan dengan subtema Aksi 112 dan Kuda Troya Demokrasi, yang diselenggarakan Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Jakarta, Rabu 8 Februari 2017.</div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /></strong></strong>
</div>
<div style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
<span style="font-weight: 700;">Baca juga:</span><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/02/08/064844270/terancam-dibubarkan-novel-fpi-aksi-112-tetap-jalan" style="background-color: transparent; color: #0066cc; text-decoration: none; transition-duration: 0.5s; transition-property: ease-in-out;" target="_blank" title="Terancam Dibubarkan, Novel FPI: Aksi 112 Tetap Jalan">Terancam Dibubarkan, Novel FPI: Aksi 112 Tetap Jalan</a><br />
<span style="font-weight: 700;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/02/07/078843937/ini-imbauan-pp-muhammadiyah-soal-rencana-aksi-112" style="background-color: transparent; color: #0066cc; text-decoration: none; transition-duration: 0.5s; transition-property: ease-in-out;" target="_blank">Ini Imbauan PP Muhammadiyah Soal Aksi 112</a></span><br />
<span style="font-weight: 700;"><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/02/05/214843260/masa-tenang-pilkada-dki-kapolda-minta-aksi-112-dibatalkan" style="background-color: transparent; color: #0066cc; text-decoration: none; transition-duration: 0.5s; transition-property: ease-in-out;" target="_blank">Masa Tenang Pilkada DKI, Kapolda Minta Aksi 112 Dibatalkan</a></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /></strong></strong>
</div>
<div style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
Sebelumnya ada kelompok yang berencana menggelar aksi damai kembali pada 11 Februari 2017 atau sehari menjelang masa tenang Pilkada serentak 2017. Syafiq menekankan kelompok-kelompok yang berencana menyelenggarakan aksi ini, sebelumnya menuntut dilakukan proses peradilan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dituding menistakan agama melalui aksi besar di Monas. Namun ketika proses peradilan telah dilakukan, aksi tetap terus dilakukan.</div>
<div id="div-gpt-ad-32649-2" style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; text-align: center; width: 1268.06px;">
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br style="color: #404040; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;" /></strong></strong>
</div>
<div style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px;">
"Jadi, saya menduga ini upaya memelihara sentimen sektarian. Karena kelompok-kelompok seperti ini eksistensi politiknya hanya akan menguat apabila sentimen sektarian juga menguat," tutur dia.<br />
<br />
Syafiq mengatakan apabila tujuan kelompok tersebut melakukan aksi guna mempengaruhi proses pengadilan, maka hal tersebut juga tidak bisa dibenarkan. "Ini tantangan kita, bagaimana menghadapi kelompok-kelompok ini yang sejak awal era reformasi marak," kata dia.<br />
<br />
<span style="font-weight: 700;">ANTARA</span></div>
<div style="color: #404040; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; margin-bottom: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
<span style="font-weight: 700;">👀</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></strong></strong>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/JAKARTA" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">JAKARTA</a></span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F02%2F07%2F17422911%2Fhakim.beberapa.kali.ingatkan.ahli.dari.mui.saat.sidang.ahok&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; color: #323233; display: inline-block; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; left: -17.5px; position: absolute; top: -43px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/JAKARTA" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 46px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="fd864abb27ed6" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2F0eWevUAMuoH.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df45fdb846f303c%26domain%3Dmegapolitan.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fmegapolitan.kompas.com%252Ff29c493a8de45ac%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F02%2F07%2F17422911%2Fhakim.beberapa.kali.ingatkan.ahli.dari.mui.saat.sidang.ahok&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 46px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></a></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><span style="box-sizing: border-box;">, KOMPAS.com —</span> Majelis hakim beberapa kali mengingatkan anggota Komisi Fatwa <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/mui" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">MUI</a>, Hamdan Rasyid, yang dihadirkan sebagai ahli, pada sidang kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/basuki.tjahaja.purnama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> atau Ahok di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (7/2/2017).</strong></strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hamdan dihadirkan sebagai ahli oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang yang digelar di Auditorium <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/kementerian.pertanian" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Kementerian Pertanian</a> di Jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pertama, Hamdan diingatkan saat selesai disumpah sebagai saksi ahli. Ketika ditanya mengenai keilmuannya, Hamdan menyampaikan salam pembuka terlebih dahulu di hadapan majelis hakim.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Assalamualaikum. Sebelum saya memberi keterangan, saya mau berterima kasih karena dihadirkan sebagai saksi ahli. Bagi saya, angka sembilan adalah angka sakral karena Wali Songo juga ada sembilan. Begitu juga dengan angka tujuh, tanggal hari ini, ada tujuh langit...," kata Hamdan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto lalu memotong pembicaraan Hamdan sembari mengingatkan supaya Hamdan menjawab pertanyaan majelis langsung ke intinya guna mempersingkat waktu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Maaf ahli, <em style="box-sizing: border-box;">to the point</em> saja ya," kata Dwiarso.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Persidangan pun dilanjutkan. Saat majelis bertanya, Hamdan diingatkan lagi karena tidak menjawab pertanyaan. Majelis menanyakan apa terjemahan kata <em style="box-sizing: border-box;">aulia</em> pada Surat Al-Maidah ayat 51.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Terjemahan <em style="box-sizing: border-box;">aulia</em> ada macam-macam, tolong ahli jelaskan," kata hakim.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"<em style="box-sizing: border-box;">Aulia</em> itu pemimpin. Bisa dicek. Tidak pernah dalam sejarah umat Islam mengangkat pemimpin kafir," kata Hamdan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pernyataan itu membuat majelis mengingatkan Hamdan agar menjawab saja pertanyaan yang diajukan tanpa melebar ke hal lain.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kali ketiga Hamdan diingatkan oleh majelis adalah ketika ia ditanya apakah siapa pun yang menyampaikan Al Quran berarti menyampaikan kebenaran. Hamdan menjawab pertanyaan itu dengan kembali menyinggung Ahok.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Pasti kebenaran karena Quran dari Allah. Namun, kalau bilang dibohongi pakai Surat Al-Maidah, itu penistaan," ucap Hamdan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya tidak tanya itu," kata hakim.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pada awal persidangan, kuasa hukum Ahok menolak Hamdan sebagai ahli karena dianggap tidak obyektif. Hamdan dinilai punya kepentingan dengan saksi sebelumnya, Ketua <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/mui" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">MUI</a> <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/maruf.amin" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Ma'ruf Amin</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, majelis hakim tetap ingin mendengar keterangan Hamdan. Soal apakah keterangannya akan digunakan atau tidak, itu akan menjadi kewenangan hakim.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca</span>: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/07/14541981/hakim.izinkan.anggota.komisi.fatwa.mui.jadi.saksi.ahli" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Hakim Izinkan Anggota Komisi Fatwa MUI Jadi Saksi Ahli</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Saat tiba giliran tim pengacara Ahok untuk bertanya kepada Hamdan, mereka memutuskan untuk tidak mengajukan pertanyaan sama sekali.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"></strong></strong><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Lihat</span>: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/07/16203821/pengacara.ahok.ogah.bertanya.kepada.ahli.yang.dihadirkan.jaksa" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Pengacara Ahok Ogah Bertanya kepada Ahli yang Dihadirkan Jaksa)</a></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👮</strong></strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> - Heriyanto, buruh bangunan dan pencari emas di Gunung Pongkor, mengaku tak pernah absen ikut unjuk rasa terkait dengan dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Setiap kasus Ahok digelar Pengadilan Jakarta Utara yang digelar di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Heriyanto selalu ada di sana. Termasuk saat sidang Ahok pada Selasa, 17 Januari 2017. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Dengan mengenakan baju dan celana putih lengkap dengan sorban dan atribut, anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) ini merasa nyaman ketika bertemu sesama anggota laskar. Semua urusan ditinggalkan, termasuk mencari emas di aliran sungai Gunung Pongkor di Bogor, Jawa Barat. "Demi bela agama, saya tidak lelah demo," kata Heriyanto kepada </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Tempo</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> di depan gedung Kementerian Pertanian.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2017/01/16/078836472/tuntutan-fpi-ke-polri-ancaman-pki-hingga-insiden-gmbi" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" target="_blank">Baca: Tuntutan FPI ke Polri, dari Ancaman PKI hingga Insiden GMBI</a></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Semangat Heriyanto ikut unjuk rasa bersama FPI diniatkan sebagai panggilan Tuhan. Tekatnya bulat dan ikhlas bergabung dengan FPI. "Semua manusia akan mati," ujar pria 23 tahun yang mengaku sering tidak bekerja di bangunan. "Bos tidak mempermasalahkan."</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Heriyanto juga mengaku tak mendapatkan uang jajan dari pengurus FPI daerah. Berangkat ke Jakarta untuk unjuk rasa, sudah ada mobil yang siap mengangkutnya bersama anggota laskar lain. "Kebutuhan pribadi dari uang sendiri, untuk transpor disediakan pengurus (FPI) daerah," ucap Heriyanto. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Rombongan laskar sesekali menginap ketika demo di Jakarta. Heriyanto sempat bermalam di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, pada Senin, 16 Januari. Para laskar menginap karena pagi-pagi harus ikut demo ke Markas Besar Polri dan esoknya demo sidang Ahok di Ragunan. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Simak:</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/01/16/214836371/demo-fpi-ada-baracuda-dan-kawat-berduri-hindari-jalan-ini" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" target="_blank">Demo FPI, Polisi Siapkan Barracuda dan Kawat Berduri</a></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Heriyanto tidak sendiri. Satu mobil yang disediakan pengurus FPI diisi 8 orang laskar. Menurut Heriyanto, "FPI itu indah. Dengan FPI, umat Islam dari seluruh Indonesia bisa bersatu." </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Selain Heriyanto, </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Tempo</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> menemui bocah 15 tahun bernama Muhammad Bahrum yang belum lama bergabung dengan organisasi itu. "Saya juga ingin bela Islam," ujar siswa madrasah tsanawiyah ini. Saat unjuk rasa di sidang Ahok, Bahrum mengaku sudah izin ke gurunya. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Namun Bahrum tidak berterus terang kepada gurunya bahwa izinnya untuk bergabung dengan laskar FPI. "Saya tidak tahu (kalau terus terang) boleh atau tidak," kata Bahrum yang mengaku sekolah di MTS Sabilil Muttaqin. "Karena saya melihat agama Islam diinjak-injak kelompok tertentu, makanya saya mau ikut bela," kata Bahrum yang tinggal di Parakan Muncang, Nanggung, Bogor itu. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Ketika ditanyakan bahwa tidak semua umat Islam setuju dengan cara FPI yang dianggap lebih mengedepankan kekerasan dan intoleran, baik Heriyanto maupun Bahrum berdoa, "Semoga umat Islam lain yang membela Ahok diampuni dosanya." </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Heriyanto mengatakan jumlah umat Islam yang membela agamanya sangat sedikit. "Di seluruh dunia, kurang dari 3 juta orang yang membela," katanya tanpa menyebut sumber informasi angka itu. Entah sampai kapan Heriyanto meninggalkan pekerjaan dan Bahrum bolos sekolah untuk terus bersama laskar FPI.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">BRIAN HIKARI | KUKUH WIBOWO</strong></strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">💩</strong></strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita</strong></div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Partai pendukung Agus Yudhoyono - Sylviana Murni mengaku terganggu adanya spanduk bertuliskan 'Mari jihad bersama FPI dukung Agus-Sylvi'.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Spanduk tersebut terpasang di jembatan penyeberangan orang (JPO) Cawang.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"Pasti menganggu, makanya tim harus menjawab dengan fakta," kata Wasekjen PKB Daniel Johan ketika dikonfirmasi, Rabu (4/1/2017).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Daniel meminta masyarakat lebih cerdas sehingga tidak difitnah dan diadu domba. Ia mengingatkan masyarakat menjaga agar persaudaraan tidak rusak karena Pilkada.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"Sekarang ini terlalu banyak fitnah dan adu domba, sebagai tim koalisi saya mengimbau semua tim harus sabar, jangan membalas dengan cara-cara jahat, jawab saja dengan fakta yang sesungguhnya," katanya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Daniel meminta tim pemenangan tetap bekerja keras dan berdoa agar pilgub berlangsung baik dan tidak membuat sesama warga menjadi bermusuhan.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"Setelah Pilkada semua warga harus tetap bersatu dan bersaudara membangun jakarta untuk semua," kata Daniel.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Diketahui, spanduk bertuliskan 'Mari jihad bersama FPI dukung Agus-Sylvi' dipasang di JPO Cawang Soetoyo, Jakarta Timur, Rabu (4/1/2017) pagi.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
Akun twitter resmi Front Pembela Islam @DPP_FPI menyebut bahwa hal itu merupakan propaganda yang dilakukan tim pasangan calon lain.</div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"></b></b><br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: left;">
"<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Kubu Ahok main kotor, sebar spanduk foto Habib Rizieq & FPI untuk dukung Agus Sylvi. Tujuannya untuk opini kasus Ahok krn rivalitas politik</em>," cuit akun tersebut.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
💩</div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><br /></b></b>
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">Sragen detik</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;"> - Ada yang menarik perhatian saat Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mencegah massa Ormas Front Pembela Islam (FPI) yang hendak masuk ke dalam swalayan terkait pemeriksaan atribut Natal, Rabu (21/12) kemarin. Seorang anak buahnya tidak kalah tegas mendebat Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi. Siapa dia?</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Peristiwa ini terjadi di depan swalayan Mitra Sragen, Jalan Raya Sukowati No 156c, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (21/12) kemarin. Videonya diunggah akun Sukowati Channel di Youtube, Kamis (22/12/2016). </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Di video nampak Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi dan sejumlah anggotanya hendak masuk ke dalam swalayan. Mereka berencana melakukan pemeriksaan atribut Natal terkait Fatwa MUI Nomor 56 tahun 2016 yang mengharamkan umat Islam menggunakan atribut keagamaan nonmuslim.</span></b></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Namun aksi Mala dan para anggotanya dicegah belasan anggota Polres Sragen yang berjaga di depan pintu masuk swalayan. Tidak lama berselang, datang Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso yang langsung menghampiri Mala. Dia secara persuasif meminta agar Mala dan anggotanya segera membubarkan diri dari lokasi.</span></b></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Mala bergeming. Dia dan anggotanya keukeuh ingin masuk ke dalam swalayan untuk memeriksa ada tidaknya umat Islam memakai atribut Natal. Dia meminta agar polisi tidak melarang, namun ikut mengawal aksi mereka. Nala mengatakan hanya ingin melihat keadaan di dalam.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Enggak ada saya bilang!" hardik AKBP Cahyo tegas. Dia kemudian terlibat perdebatan dengan Mala yang mempertanyakan alasan polisi melarang mereka masuk ke dalam swalayan.</span></b></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Tidak ada ormas yang bisa menggeledah dan merazia," ujar AKBP Cahyo yang nampak mengenakan seragam lengkap dan tongkat komando. "Lho bukan menggeledah, tidak razia ini. Kita Bukan razia, bukan geledah," sahut Mala. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Enggak ada saya bilang!" hardik AKBP Cahyo. Dia menegaskan bahwa ormas tidak punya kewenangan melakukan razia. "Lho bukan wewenang seperti itu. Saya hanya ingin saudara saya di dalam tidak memakai atribut itu (Natal)," ujar Mala. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Baca juga: </span><a href="https://news.detik.com/berita/3378052/kisah-viral-polres-sragen-cegah-ormas-masuk-swalayan-terkait-atribut-natal?_ga=1.45383076.1032936125.1479207299" style="border: none; color: #19378f; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; text-decoration: none;" target="_blank">Kisah Viral Polres Sragen Cegah Ormas Masuk Swalayan Terkait Atribut Natal</a><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Karena perdebatan seperti tidak berujung, anak buah AKBP Cahyo bernama Ali ikut angkat suara. Sosok berpangkat iptu itu tidak kalah tegasnya mendebat Mala yang tidak mau meninggalkan lokasi.</span></b></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali mengatakan, Mala dan anggotanya tidak bisa bertindak melakukan pemeriksaan ke setiap toko di swalayan itu. Begini perdebatan mereka:</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali: Itu nafsi-nafsi. Itu nafsi-nafsi. Antum enggak bisa ngelarang ranahnya pemilik toko. Antum itu gimana sih.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Mala: Sebentar pak...</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali: Rahmatan lil alaminnya di mana, hah? Rahmatan lil alaminnya di mana! (Suara Ali meninggi-red)</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Mala: Sebentar Pak Ali, sebentar (menepuk pundak Ali-red). Saudara, Pak Ali Islam?</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali: Iya!</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Mala: Terus mau dikafirkan?</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali: Lho enggak ada itu perannya jenengan!</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Kapolres Sragen: Itu perannya ulama.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Mala: Lho ini kan saya berperan, mau berperan ini saya menyampaikan ke bapak.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali: Enggak bisa!</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Mala: Lah bapak sudah kayak gini, gimana kita mau berperan?</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali: Lakum dinukum waliyadin itu ayat Allah. Kamu jangan macem-macem! </em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Mala: Sebentar Pak Ali, yang memakai bukan mereka, yang memakai orang kita.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">Ali: Orang kita kerja di sini (swalayan) cari nafkah.</em><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">AKBP Cahyo nampak tersenyum melihat aksi anak buahnya itu berdebat dengan Mala. Ali masih saja terus memperingatkan Mala agar tidak memaksakan kehendak dengan cara melakukan pemeriksaan atribut Natal di dalam swalayan.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Nabi turun ke dunia untuk membuat manusia akhlakul karimah," ujarnya.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">AKBP Cahyo sendiri sejak awal nampak tenang menghadapi situasi itu dan konsisten dengan ketegasannya meminta Ormas FPI membubarkan diri. Mala dan massa di belakangnya kemudian diantar pergi meninggalkan swalayan itu.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Pihak Polres Sragen maupun FPI Sragen belum berkomentar lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.</span></b></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">✋</span></b></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;">Merdeka.com - </b><span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">Forum Komunikasi Anak Pejuang Republik Indonesia (Forkapri) melaporkan Dwi Estiningsih ke Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Dwi dilaporkan berdasarkan laporan polisi bernomor LP/6252/XII/2016/PMJ/Ditreskrimsus dengan pihak pelapor Achmad Zaenal Efendi.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: black; font-family: arial; font-size: 15px; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;"><br />Ketua Forkapri Birgaldo Sinaga mengaku laporan dilakukan karena tersinggung dan tidak terima dengan isi twit Dwi yang menyebut 5 pahlawan dalam pecahan uang rupiah baru adalah kafir. Dia menganggap isi twit Dwi bernuansa ujaran kebencian.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: black; font-family: arial; font-size: 15px; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">"Yang pertama masalah pahlawan kafir yang berisi ada lima uang yang dikeluarkan RI, 5 dari 11 pahlawan adalah kafir," kata Birgaldo di Polda Metro, </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; color: #2b67a2; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none;">Jakarta</a></b><span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">, Rabu (21/12).</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: black; font-family: arial; font-size: 15px; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">Dwi yang disebut-sebut sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dianggap ingin mengadu domba dan memecah belah NKRI.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: black; font-family: arial; font-size: 15px; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">"Kami sebagai anak bangsa kebetulan ayah kami pejuang merasa sangat terluka dan ini bagian dari upaya mengadu domba dan memecah belah seluruh anak bangsa dari sabang sampai merauke dengan ujaran kebencian dan SARA," ujar dia.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: black; font-family: arial; font-size: 15px; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">Dijelaskan dia, dalam laporan itu Dwi diduga telah melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-undang (UU) ITE Tahun 2008 dengan ancaman 6 tahun penjara.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: black; font-family: arial; font-size: 15px; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">Birgaldo berharap polisi bisa segera mengusut dan menindak tegas pelaku. Sebab, dinilai dia jika hal seperti ini terus dibiarkan dikhawatirkan Dwi bisa memecah belah Indonesia.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: black; font-family: arial; font-size: 15px; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">"Tidak boleh lagi ada anak bangsa yg mencaci maki dan menghina para pahlawan bangsa yang telah berjuang kemerdekaan bangsa dan menghadiahkannya bagi kita semua," pungkas dia.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">👻</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;"><br /></span>
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;">detik: </span><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;">Jakarta</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;"> - Dwi Estiningsih, yang dilaporkan oleh Forum Komunikasi Anak Pejuang Republik Indonesia (Forkapri) ke polisi, disebut sebagai kader PKS. PKS menegaskan bahwa cuitan Dwi di media sosial adalah tanggung jawab pribadinya. </span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">"Saya kira itu pendapat pribadi ya. Kan dia nulisnya di akunnya sendiri. Sama sekali tidak mewakili pendapat partai," kata Ketua DPP Bidang Humas PKS, Dedi Supriadi melalui pesan singkat, Rabu (21/12/2016). </span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">Dwi diketahui pernah menjadi caleg PKS untuk DPRD DIY di Pemilu 2014 lalu, namun gagal. Mengenai apakah Dwi masih kader atau tidak, Dedi tidak mengetahuinya secara pasti.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">"Yang lebih tahu tentang status keanggotaan DPW PKS DIY," ungkapnya.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;">Baca Juga: <a href="https://news.detik.com/read/2016/12/21/154242/3377240/10/polisikan-dwi-estiningsih-karena-pahlawan-kafir-pelapor-dia-kader-pks" style="border: none; color: #19378f; text-decoration: none;" target="_blank">Polisikan Dwi Estiningsih karena 'Pahlawan Kafir', Pelapor: Dia Kader PKS</a></strong></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">Pelapor Dwi Estiningsih adalah Ahmad Zaenal Effendi yang mengaku sebagai anak pejuang. Kuasa hukum Ahmad Zaenal Effendi, Birgaldo mempersoalkan dua cuitan Dwi pada akun Twitter @estiningsihdwi pada tanggal 19 Desember lalu. Pertama adalah cuitan "Iya sebagian kecil dari non muslim berjuang, mayoritas pengkhianat. Untung sy belajar #sejarah 😅". Cuitan kedua yaitu 'Luar biasa negeri yg mayoritas Islam ini. Dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir. #lelah." </span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">"Forkapri melaporkan Dwi Estiningsih atas twit berisi ujaran kebencian bernuansa SARA di akun Twitter-nya," ujar Birgaldo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;">Baca Juga: <a href="https://news.detik.com/read/2016/12/21/161224/3377301/10/persoalkan-5-pahlawan-kafir-di-rupiah-baru-ini-penjelasan-dwi-estiningsih" style="border: none; color: #19378f; text-decoration: none;" target="_blank">Persoalkan 5 'Pahlawan Kafir' di Rupiah Baru, Ini Penjelasan Dwi Estiningsih</a></strong></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">Brigaldo berharap agar polisi segera memproses hukum Dwi. Dia mengatakan tidak mengharapkan permintaan maaf dari Dwi, karena menurutnya pernyataan itu sudah keterlaluan.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">"Terlapor Dwi Estiningaih berdasar rekam jejak kita pantau adalah seorang kader PKS, pernah nyaleg di Jogja dan dia master psikologi UGM," lanjutnya.</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; text-align: left;">Dalam laporan bernomor LP/6252/XII/2016/PMJ/Dit.Reskrimsus, Dwi dilaporkan atas tuduhan Pasal 28 ayat (2) UU RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; text-align: left;" /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: "arial"; font-size: 15px; text-align: left;"><strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">(imk/tor)</strong>👺</span></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px;">
JAKARTA kontan. <a href="http://www.kontan.co.id/tag/presiden-joko-widodo" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Presiden Joko Widodo</a> memanggil Kepala Polri Jenderal (Pol) <a href="http://www.kontan.co.id/tag/tito-karnavian" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Tito Karnavian</a> terkait ada kepala satuan wilayah (kasatwil) Polri yang menjadikan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai dasar cara bertindak di lapangan. Pemanggilan itu dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (19/12) sore.</div>
</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Presiden sekarang memanggil Kapolri dalam rangka itu," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin sore.</div>
<div class="epaper-bacajuga" style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 30px 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;">
<div class="title" style="background: transparent; border: 0px; font-size: 14px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 4px 0px; vertical-align: baseline;">
BACA JUGA :</div>
<ul style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px 0px 0px 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background: transparent; border: 0px; color: #e74f1d; font-size: 14px; margin: 0px 0px 0px 30px; outline: 0px; padding: 2px 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://nasional.kontan.co.id/news/kapolri-perintahkan-tangkap-pelaku-sweeping" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: middle;">Kapolri perintahkan tangkap pelaku sweeping</a></li>
<li style="background: transparent; border: 0px; color: #e74f1d; font-size: 14px; margin: 0px 0px 0px 30px; outline: 0px; padding: 2px 0px 10px; vertical-align: baseline;"><a href="http://nasional.kontan.co.id/news/kapolri-fatwa-bukan-hukum-positif-di-indonesia" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: middle;">Kapolri: Fatwa bukan hukum positif di Indonesia</a></li>
</ul>
</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Presiden Jokowi, lanjut Pramono, ingin agar kasatwil tetap berpegang teguh pada hukum positif yang berlaku di Indonesia terkait penerapan suatu kebijakan, bukan bersandar pada <a href="http://www.kontan.co.id/tag/fatwa-mui" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">fatwa MUI</a>.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pramono menyayangkan kebijakan Kapolres Bekasi Kota dan Kapolres Kulon Progo yang menjadikan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/fatwa-mui" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">fatwa MUI</a> sebagai dasar kebijakan. Menurut Pramono, hal itu berlebihan.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Arahan itu, menurut Pramono, bukan hanya ditujukan kepada Kapolri semata. Pada Senin pagi, Presiden sempat memanggil sejumlah perwira tinggi Polri bintang satu dan bintang dua terkait instruksi itu. "Hukum positif kita itu ada UU, PP, Perpres, Kepmen, dan seterusnya, termasuk Keputusan Kapolri sendiri. Sehingga, itu menjadi pegangan," ujar Pramono.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebelumnya, Kapolri mengaku sudah menegur Kapolres Metro Bekasi Kota dan Kapolres Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkait surat edaran penggunaan atribut keagamaan yang merujuk pada <a href="http://www.kontan.co.id/tag/fatwa-mui" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">fatwa MUI</a>.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Saya sudah tegur keras pada Polres Metro Bekasi Kota dan Polres Kulon Progo Yogyakarta. Saya tegur keras mereka karena tidak boleh keluarkan surat edaran yang mereferensikan pada <a href="http://www.kontan.co.id/tag/fatwa-mui" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">fatwa MUI</a>," ujar Tito di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Senin (19/12).</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tito menjelaskan, fatwa yang dikeluarkan MUI itu sedianya menjadi rujukan kepolisian dari tingkat pusat hingga ke daerah untuk berkoordinasi, bukan serta-merta ditetapkan menjadi aturan di setiap daerah.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Fatwa MUI bukan rujukan hukum positif, (tapi) itu sifatnya koordinasi, bukan rujukan kemudian ditegakkan. Jadi langkah-langkahnya koordinasi, bukan mengeluarkan surat edaran yang bisa menjadi produk hukum bagi semua pihak," kata Tito.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tito menambahkan, Kapolres di kedua daerah tersebut juga sudah diminta mencabut surat edaran yang dikeluarkan. "Saya suruh cabut," ujar mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) tersebut.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seperti diketahui, Polres Metro Bekasi Kota telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: B/4240/XII/2016/Restro Bks Kota tanggal 15 Desember 2016 Perihal Himbauan Kamtibmas. Surat yang diteken Kapolres itu sebetulnya merupakan penjabaran dari <a href="http://www.kontan.co.id/tag/fatwa-mui" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">fatwa MUI</a> No 56 Tahun 2016 tanggal 14 Desember tentang hukum menggunakan atribut non-Muslim bagi umat Islam.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Surat tersebut juga merujuk pada UU RI No 2 Tahun 2002 tentang Polri dan Kirsus Sqt Intelkam Polres Metro Bekasi Kota bernomor R09/Kirsus/XII/2016/SIK tanggal 14 Desember 2016 tentang Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2016/2017.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sementara, Polres Kulon Progo DIY mengeluarkan surat edaran dengan Nomor:B/4001/XII/2016/Intelkam tertanggal 17 Desember 2016 Perihal Himbauan Kamtibmas yang ditujukan kepada para pemimpin perusahaan. Dalam surat itu ditulis untuk mencegah timbulnya gangguan kamtibmas yang bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Surat edaran itu mengimbau agar pimpinan perusahaan menjamin hak beragama umat Islam dalam menjalankan agama sesuai keyakinannya dan tidak memaksakan kehendak untuk menggunakan atribut keagamaan non-Muslim kepada karyawan/karyawati.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Adapun, di Surabaya, Kapolrestabes Surabaya Kombes M Iqbal ikut mengawal aksi Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur ke mal-mal dan tempat perbelanjaan di Kota Pahlawan, Minggu (18/12). M Iqbal bilang, aksi yang dilakukan FPI bukanlah <em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">sweeping</em>. Massa FPI menggelar pawai guna menyosialisasikan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/fatwa-mui" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">fatwa MUI</a> No 56/2016 tentang Hukum Penggunaan Atribut Keagamaan Non-Muslim di mal-mal dan pusat perbelanjaan, terutama atribut Natal.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aksi FPI Jatim ini mendapat pengawalan ketat dari polisi. Sedikitnya 200 polisi dari Satbara, Dalmas, dan Brimob Polda Jatim diterjunkan untuk mengawal aksi tersebut. Sejumlah lokasi yang didatangi FPI yakni Pasar Atum, Tong Market Jalan Jaksa Agung Suprapto, Grand City, Delta, WTC, Galaxy Mall, Excelso Tunjungan Plaza, dan Ciputra World Jalan Mayjen Sungkono.</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br /></div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "open sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
(Fabian Januarius Kuwado)</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
💢</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Kabar24.com,</span> JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, bahwa fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bukan hukum positif Indonesia, sehingga organisasi masyarakat (ormas) tidak bisa melakukan penegakan sewenang-wenang.</div>
</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
"Aturan (MUI) itu aturan agama, selalu untuk diri sendiri, sehingga penegakan hukumnya dosa dan neraka, bukan sweeping," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).</div>
<div class="photo-details" data-pswp-uid="1" itemscope="" itemtype="http://schema.org/ImageGallery" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure itemprop="associatedMedia" itemscope="" itemtype="http://schema.org/ImageObject" style="box-sizing: border-box; margin: 0px;"><figcaption itemprop="caption description" style="box-sizing: border-box; color: #999999; font-size: 12px; font-style: italic; margin: 10px 0px 30px; text-align: center;"><br /></figcaption></figure></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Pernyataan Wapres tersebut ditegaskan untuk menanggapi aksi ormas Front Pembela Islam (FPI) yang melakukan sweeping atau razia dengan dalih menegakkan fatwa MUI tentang larangan mengenakan atribut Natal.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
"Tidak bisa, ormas tidak bisa melakukannya (penegakan hukum), itu fungsi polisi," kata dia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Wapres menambahkan, ormas harus mengerti bahwa fatwa MUI itu tidak mengikat, bahkan untuk umat Islam, karena hubungannya antara pribadi dengan Tuhannya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
"Kalau ada yang melanggar, ya melanggar hukum agama, ada hukumnya, dosa dan neraka," kata dia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Oleh karena itu, Wapres mengimbau agar aparat penegak hukum yang sah, yakni Polri, untuk menindak ormas yang melakukan razia sewenang-wenang.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Pada Senin (19/12/2016), Kapolri Jendral Tito Karnavian melarang aksi sweeping atau razia di berbagai pusat perbelanjaan dan kantor-kantor perusahaan oleh kelompok masyarakat terkait fatwa MUI.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Pernyataan Tito Karnavian itu disampaikan setelah muncul kemarahan publik, terutama melalui media sosial, atas tindakan ormas Front Pembela Islam (FPI) yang melakukan sweeping di pusat-pusat perbelanjaan di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/12/2016).</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></strong></span></strong><br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px;">
Sumber : Antara</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
☺</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></strong></span></strong>
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Tasikmalaya</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> - Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri hanya membawa TS ke Markas Brimob Kelapa Dua. TS dibawa setelah menjalani pemeriksaan di ruang Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota selama tiga jam.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Salah seorang anggota Densus 88 yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, dari tiga orang yang diamankan, yang dibawa hanya satu orang. "Langsung dibawa ke Kelapa Dua, tapi hanya yang perempuan (TS)," katanya, Kamis, 15 Desember 2016. Adapun suami TS, HG, dan anak laki-lakinya dikembalikan kepada keluarganya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Berdasarkan pantauan </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Tempo</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, TS keluar dari ruang Satuan Reserse Kriminal Polresta Tasikmalaya pukul 11.05. Dia didampingi dua polisi wanita Polresta Tasikmalaya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Baca: </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2016/12/15/078828045/polisi-tangkap-tiga-jaringan-bahrum-naim-terduga-bom-bekasi" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start; text-decoration: none;" title="Polisi Tangkap Tiga Jaringan Bahrum Naim Terduga Bom Bekasi">Polisi Tangkap Tiga Jaringan Bahrum Naim Terduga Bom Bekasi</a><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2016/12/15/058828042/penangkapan-di-tasikmalaya-ayah-hg-tak-percaya-anaknya-teroris" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start; text-decoration: none;" title="Penangkapan di Tasikmalaya, Ayah HG Tak Percaya Anaknya Teroris">Penangkapan di Tasikmalaya, Ayah HG Tak Percaya Anaknya Teroris</a><a href="https://www.tempo.co/read/fokus/2016/12/15/3402/pola-rekrutmen-teroris-jadikan-perempuan-sebagai-pengantin" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start; text-decoration: none;" title="Pola Rekrutmen Teroris Jadikan Perempuan sebagai `Pengantin`">Pola Rekrutmen Teroris Jadikan Perempuan sebagai `Pengantin`</a><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Saat dibawa, TS berpakaian serba hitam plus cadar. Ketika hendak menuruni tangga, dia meminta polisi berhenti sejenak. "Sebentar," ujarnya. TS kemudian mengacungkan jari telunjuk kanan. Dia dengan lantang mengucapkan takbir tiga kali, "Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar."</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">TS kemudian dibawa menggunakan mobil Toyota Innova warna hitam. Pukul 11.15, mobil meninggalkan Polresta Tasikmalaya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Pada Kamis, sekitar pukul 05.00, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap satu keluarga di Kampung Padasuka, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka adalah HG, suami, 39 tahun; TS, istri (37); dan putra mereka (7).</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Tim Densus 88 menyita sejumlah barang bukti, antara lain baju rompi yang dilengkapi dua kabel berwarna hitam; beberapa dokumen, seperti buku-buku tebal; dan sepeda motor. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Wakil Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota Komisaris Polisi Zainal Abidin mengatakan penangkapan itu terkait dengan pengembangan untuk mengungkap kasus terorisme di Jakarta.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Ayah HG, Nana Amin, tidak mempercayai anaknya terlibat terorisme. Menurut dia, pergaulan anaknya biasa-biasa saja. "Biasa-biasa saja. Bukan </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">ngebelain</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> anak saya, ya," tuturnya saat ditemui tak jauh dari kontrakan HG, Kamis, 15 Desember 2016.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Ihwal keseharian menantunya, TS, Nana mengatakan tidak mengetahuinya. HG juga belum pernah berbicara tentang istrinya kepada Nana. Nana mengatakan TS tidak dekat dengan keluarganya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Adik HG, Herman Suherman, mengatakan kakaknya orang baik. Pergaulannya pun biasa saja. Herman mengakui jarang berkomunikasi dengan HG setelah kakaknya itu keluar dari pabrik kayu. "Jarang </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">ngobrol</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, jarang ketemu," ucapnya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Awal HG dan TS menikah, kata Herman, rumah tangga kakaknya biasa saja. Hanya, TS tidak dekat dengan keluarga HG. Namun Herman tidak mengetahui alasannya. "Enggak tahu. Istrinya rada fanatik soal agama," tutur Herman.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br />CANDRA NUGRAHA</strong></span></strong></div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">💣</strong></span></strong></div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;"><br /></span></strong>
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">sindonews: </span></strong><strong style="border: 0px; color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">TASIKMALAYA</strong><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: start;"> - Satu keluarga yakni Tutin Sugiarti (37), suaminya Hendra Gunawan (39) serta anaknya Abza Algifari Putra (11) yang tinggal di kontrakan Kp Padasuka Rt 03 Rw 05 Kelurahan Sukamajukaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, ditangkap Densus 88 Mabes Polri, Kamis pagi (15/12/2016). Pasalnya, kuat dugaan mereka terkait terduga teroris Dian Novi Yuliani yang diamankan di Bekasi beberapa hari lalu.</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">Menurut keterangan Ketua Rt 03 Aan Suryana, keluarga tersebut telah mengontrak di wilayahnya selama kurang lebih 2,5 tahun karena sang suaminya Hendra bekerja di pabrik pengolahan kayu BKL yang tidak jauh dari sana. </span><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">Meski berpindah-pindah tempat kontrakan, namun selalu tidak jauh dari daerah tersebut dan kini menempati kontrakan milik Didi Cahyadi (45) seorang kepala sekolah.</span><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">"Suaminya sempat bekerja di BKL namun pada bulan Juli 2016 keluar entah saya sendiri juga kurang tahu, tapi memang sehari-harinya selalu pindah kontrakan meski masih di daerah yang sama atau tidak jauh dari kampung ini. Kami sendiri tidak menaruh curiga, karena kehidupannya berjalan seperti biasanya saja," ungkap Aan.</span><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">Tutin, kata dia, sehari-hari bekerja dengan menjual jasa terapi bekam sekaligus menjual obat-obatan herbal. Keganjilan baru dirasakan warga sekitar tahun 2015 lalu, dimana Tutin berubah jadi mengenakan hijab tertutup cadar dan kalau berbicara tentang keagamaan selalu ada yang aneh.</span><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">"Setelah itu memang ada rasa curiga juga, apalagi memang keluarga tersebut jarang bergaul. Seperlunya saja kadang kalau berbincang dengan warga disini juga, saya sendiri kurang tahu aslinya keluarga itu darimana. Tapi yang jelas kaget saja ketika ternyata ditangkap Densus 88 karena diduga terkait jaringan teroris," kata Aan.</span><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">Sementara itu, meski belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Arif Fajarudin membenarkan adanya penangkapan terduga teroris tersebut. "Iya memang benar, Densus 88 yang melakukan penangkapan dan kami membantu mengamankan wilayah," ujar Arif.</span><span style="border: 0px; color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Save</span><span style="border: 0px; color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Save</span><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;"> </span><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><br style="color: #252525; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-weight: normal; text-align: start;" /><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">(</span><span class="reporter" style="border: 0px; color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">sms</span><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">) </span></strong></div>
</div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #252525; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-weight: normal;">💣</span></strong></div>
<div style="color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px;">
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong>
<strong style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">VIVA.co.id</strong> – Pihak berwenang di Spanyol, Jerman dan Belgia telah menangkap lima orang yang diduga membentuk kelompok ISIS yang "aktif dan berbahaya", dan berupaya mempromosikan militansi Islam di negara-negara tersebut.</div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Seperti diberitakan <em style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Reuters,</em> Rabu, 28 September 2016, pihak berwenang menyebutkan mereka yang ditangkap diantaranya berasal dari Spanyol dan Maroko. Dua diantara mereka ditahan di Barcelona, satu di Melilla, satu di Brussels dan satu di Wuppertal, Jerman.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Kementerian Dalam Negeri Spanyol menyebutkan, pihak kepolisian setempat telah bekerja sama dengan penegak hukum federal Jerman dan Belgia untuk meringkus aksi ini.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Berdasarkan investigasi, diketahui bahwa kelompok ini menggunakan media sosial, khususnya laman Facebook bernama "Islam en Espanol" atau Islam di Spanyol, yang memiliki lebih dari 32 ribu pengikut. Mereka acap kali mengunggah informasi mengenai ISIS dan menyebarkan pesan kepada kelompok militan yang beroperasi di Suriah dan Irak.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Selain beroperasi di Spanyol, mereka diduga melakukan serangan, radikalisasi, mempromosikan militansi Islam dan bertindak sebagai perantara untuk kelompok di Eropa.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Sejak Spanyol meningkatkan level siaga pada tahun 2015, polisi telah menahan 143 militan Islam, di mana 113 diantaranya berada di Spanyol dan 30 lainnya di luar negeri.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
(ren)</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #333333; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 16px; outline: 0px; padding: 0px 0px 15px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
💣</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> - Tersangka terorisme di Bekasi, Dian Yulia Novi, menceritakan awal perkenalannya dengan aliran Islam radikal sehingga membuat dirinya rela menjadi "pengantin" dan siap melakukan aksi bom bunuh diri. Dalam wawancara dengan stasiun televisi TV One di program Kabar Khusus yang disiarkan Selasa malam, 13 Desember 2016, Dian mengaku pertama kali mengenal ajaran radikal lewat media sosial </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">facebook</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">.</span><br />
<br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Dian adalah tersangka teroris yang ditangkap Densus 88 di Bintara Jaya, Bekasi, Sabtu, 10 Desember 2016. Menurut polisi, sebuah bom yang dikemas dalam panci, siap diledakkan pada hari Minggu, 11 Desember 2016, saat upacara pergantian penjaga Paspampres di SItana Presiden.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Dian mengatakan, dirinya masih menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura saat mulai tertarik ajaran radikal itu. Dian mengaku telah mengenakan hijab, namun belum bercadar. Lewat media sosial, Dian mempelajari paham radikal dengan membaca status yang berbau jihadis lewat facebook. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">“Kurang lebih selama satu tahun saya aktif facebook. Tetapi, saya tidak ikut grup apapun. Saya hanya menyimak dan semakin penasaran. Makanya saya beranikan untuk bertanya,” ujar Dian. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Selain membaca status, Dian juga rajin membaca artikel-artikel yang disebar di facebook. Dian mengaku selama setahun ini telah mengoleksi banyak artikel-artikel tersebut. Selain soal jihadis, Dian juga mengaku juga belajar seputar muamalah, fiqih, aqidah, dan sejarah Islam.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">“Semua saya terapkan. Semua itu bukan dalam bentuk buku. Tetapi dalam bentuk artikel dan audio voice. Kalau video tidak ada,” ujar Dian. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Lewat media sosial, Dian berkenalan dengan Nur Solihin. Pria yang juga jadi tersangka terorisme itu menikahi Dian tiga bulan lalu, tepatnya pada Oktober. Dian mengaku hubungannya berlanjut lewat telegram setelah dikenalkan oleh seseorang. Nur Solihin dan Agus Suproyadi ikut ditangkap dalam kasus bom panci ini.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">“Kami tidak ta’aruf, kami juga tidak bertukar foto. Saya niatnya ikhlas, berniat untuk mencari ridho Allah. Saya juga belum tahu wajah ‘Aa (panggilan Solihin) sebelumnya. Saya yakin saja,” ujar Dian. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Meski begitu, Dian mengetahui Solihin sudah beristri dan memiliki anak. Pernikahan pun tetap dilangsungkan tanpa wali. Bahkan, Dian tidak hadir dalam prosesi pernikahannya, sosoknya hanya diwakilkan. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">“Saya serahkan semuanya kepada ‘Aa. Saya diwakilkan. Saya tidak tahu siapa yang wakilkan. Sebelum nikah, ‘Aa bilang, ‘Neng, sebentar lagi pernihakan akan dilaksanakan’,” ujar Dian.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Sabtu lalu, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap seorang perempuan terduga teroris di sebuah rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Kota Bekasi, pada Sabtu, 10 Desember 2016. Menurut identifikasi polisi, pelaku ialah Dian Yulia Novi. Selain meringkus Dian, polisi menangkap dua laki-laki, yakni Nur Solihin dan Agus Supriyandi, di sekitar Kalimalang. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">LARISSA HUDA</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">😭</strong></div>
<h2 style="background: transparent; border: 0px; color: #141414; font-family: "Trebuchet MS", Helvetica, sans-serif; font-size: 20px; font-weight: bold; line-height: 25px; margin: 0px 0px 25px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Yaqut Cholil Qoumas: Akar Radikalisme Agama Bukan Cuma Kemiskinan<div style="background: transparent; border: 0px; color: #898888; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Oleh Arie Widiarto</div>
</h2>
<h3 class="post-title entry-title" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Oswald; font-size: 20px; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: 1.2em; margin: 0.25em 0px 0px; padding: 0px 0px 4px; text-align: left; text-shadow: rgb(204, 204, 204) 1px 1px 1px;">
<a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/memahami-gejala-fundamentalisme_5210.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-decoration: none;"></a><div class="post_header" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #747474; font-family: "Trebuchet MS", Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/memahami-gejala-fundamentalisme_5210.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-decoration: none;"><span class="p_meta" style="background: rgb(249 , 249 , 249); border-color: rgb(229 , 229 , 229); border-style: solid; border-width: 1px 0px; color: #868686; display: block; font-family: "georgia"; font-size: 12px; margin: 0px -20px 20px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 10px 20px; vertical-align: baseline; width: 588px;"><span class="date" style="background: transparent; border: 0px; font-style: italic; margin: 0px 5px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">31 Mei 2015 3:35 WIB </span><span class="category" style="background: transparent; border: 0px; font-style: italic; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Category: </span></span></a><a href="http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/category/smcetak/cetak-bincang/" rel="category tag" style="background: transparent; color: #868686; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.2s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="Lihat seluruh tulisan dalam Bincang-Bincang">Bincang-Bincang</a>, <a href="http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/category/smcetak/" rel="category tag" style="background: transparent; color: #868686; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.2s ease-in-out; vertical-align: baseline;" title="Lihat seluruh tulisan dalam SmCetak">SmCetak</a> <span class="resize-t" style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px 5px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/yaqut-cholil-qoumas-akar-radikalisme-agama-bukan-cuma-kemiskinan/#" id="increase-font" style="background: transparent; color: #868686; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.2s ease-in-out; vertical-align: baseline;">A+ </a>/<a href="http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/yaqut-cholil-qoumas-akar-radikalisme-agama-bukan-cuma-kemiskinan/#" id="decrease-font" style="background: transparent; color: #868686; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 0.2s ease-in-out; vertical-align: baseline;"> A-</a></span></div>
<div class="entry-content resize" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 0px; color: #898888; font-family: tahoma; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background: transparent; border: 0px; float: right; height: 600px; left: 15px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 180px;">
</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Radikalisme keberagamaan mencuat, menyerang sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagaimana seyogianya menyikapi persoalan itu? Berikut perbincangan dengan ketua Pimpinan Pusat GPAnsor (2011-2016) dan anggota DPR, Yaqut Cholil Qoumas.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Belakangan ini, isu radikalisasi agama menyeruak. Seperti apa sih radikalisasi agama, terutama di Indonesia?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Radikalisme Islam secara garis besar menolak semua orang Islam di luar kelompoknya. Kita di mata mereka kafir, maka wajib diperangi. Dalam konteks Indonesia, radikalisme Islam memiliki agenda mengambil alih kekuasaan negara dan mengubah jadi negara Islam. Itu soal sangat serius. Mereka tak merasa sebagai orang Indonesia beragama Islam, tetapi orang Islam yang tinggal di Indonesia.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Apakah radikalisasi itu akan terus berkembang, tumbuh subur, di Indonesia seiring perkembangan radikalisasi di tingkat global?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tidak, selama kita memiliki pemahaman yang sama tentang Indonesia berikut keragamannya. Namun jika sebaliknya, radikalisasi agama akan terus berkembang seiring kemajuan teknologi informasi yang menciptakan kondisi borderless world; arus informasi bisa melintas batas antarnegara secara bebas tanpa hambatan berarti. Apalagi Indonesia kini telah menjadi “pasar” gemuk bagi aliran- aliran radikal agama karena jumlah umat Islam terbesar di dunia. Setiap kelompok radikal pasti tertarik memperluas “pasar” di Indonesia, baik untuk merekrut kader maupun sekadar mobilisasi dana.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Apa akar radikalisme agama di Indonesia? Apakah radikalisme agama itu jadi penyebab kemunculan terorisme di Indonesia?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi akar paham radikal berkembang. Pertama, perkembangan di tingkat global. Kelompok- kelompok radikal menjadikan situasi di Timur Tengah sebagai inspirasi untuk mengangkat senjata dan aksi teror. Apa yang terjadi di Afghanistan, Palestina, Tunisia, Irak, Yaman, Syiria, dan seterusnya dipandang sebagai campur tangan Amerika, Israel, dan sekutunya. Aksi teror mereka anggap sebagai pembalasan atas campur tangan Amerika dan sekutunya, termasuk di Indonesia.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Itu sejalan dengan faktor kedua, yaitu ambisi Saudi yang kaya raya menjadi kekuatan berpengaruh di dunia Islam. Lihat sekarang betapa kelompok-kelompok radikal itu bergaya arabisme dan menyebarkan paham wahabi, yang jadi mainstreamdi Saudi.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Wahabisme bukan sekadar aliran, pemikiran, atau ideologi, melainkan mentalitas. <span style="background: transparent; border: 0px; line-height: 1.5em; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ciri mental itu antara lain gemar membuat batas kelompok yang rigid dan sempit dari kaum muslimin, sehingga dengan mudah mereka mengatakan di luar kelompok mereka adalah kafir, musuh, dan wajib diperangi. Mereka mengampanyekan teologi ketauhidan yang berpandangan orang maksiat saja sudah dianggap keluar dari Islam.</span></div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ciri berikutnya, mereka gemar berkonfrontasi dengan kelompok di luar mereka. Bagi mereka, bukan Islam berarti musuh. Musuh berarti sesat. Sesat wajib disikat. Selain itu, mereka menghalalkan segala cara dengan kekerasan, memakai dalih nahi munkar sampai ke hal kecil dan remeh temeh.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketiga, kemiskinan, meski tak berpengaruh langsung. Orang miskin terasing dari lingkungan sekitar, minder, dan tak punya harapan. Situasi itu jadi persemaian subur bagi radikalisme dan terorisme. Bukan rahasia lagi, kelompok radikal menawarkan bayaran materi lumayan untuk merekrut anggota. Itu jadi daya tarik. Aksi teror mereka maknai sebagai jihad; jika mati, mereka mati sahid. Tak ada balasan bagi kematian sahid selain surga.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bagaimana bahaya terorisme di Tanah Air?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat ini aksi terorisme menurun dari 2000-an. Namun akar terorisme, yaitu radikalisme agama, tetap tumbuh subur dan beroleh tempat di sebagian masyarakat. Ideologi khilafah, misalnya, tetap eksis dan negara berkesan tak peduli terhadap penyebaran ideologi itu. Padahal, ideologi khilafah jelas ideologi keagamaan sangat radikal karena mencitacitakan pendirian negara Islam.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seberapa jauh pengaruh penyebaran bahaya terorisme terhadap ketenteraman dan keamanan masyarakat?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tentu sangat merusak ketenteraman. Kita ingat, misalnya, pada era Presiden Gus Dur, para teroris meledakkan gereja dan bahkan ada anggota Banser sahid karena ledakan itu. Ketenteraman di masyarakat langsung terusik dan muncul saling tak percaya di antara umat beragama. Ketika kini teroris mengincar aparat negara seperti kasus peledakan bom saat salat jumat di Masjid Cirebon, rasa aman pun mencapai titik nadir. Bayangkan, masjid di markas polisi pun bisa dibom. Bagaimana di tempat lain?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kini, muncul ISIS sebagai momok. Pemerintah menyatakan ISIS sebagai musuh bersama dan harus dibasmi. Bagaimana Anda mencermati fenomena itu?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Fenomena ISIS mempertegas anggapan Islam adalah agama yang identik dengan kemarahan, kebencian, dan permusuhan. Padahal, tak ada ajaran Islam yang menganjurkan kekerasan. Lebih berbahaya lagi klaim mereka yang menyatakan berhak memonopoli penafsiran dan penerapan hukum Islam. Gagasan menyatukan agama dan negara juga lahir dari klaim itu. Mereka menolak demokrasi dan menawarkan teokrasi atau khilafah.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kenapa ISIS bisa jadi momok?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
ISIS jadi menakutkan karena bersifat transnasional, melampaui batas negara dan leaderless terrorism, terorisme tanpa kepemimpinan. Bayangkan, kelompok radikal di Indonesia yang tak berkait langsung dengan ISIS, tiba-tiba sukarela berbaiat pada ISIS. ISIS kini jadi idola baru bagi segenap gerakan radikal di dunia. Nah, kelompok radikal di Indonesia yang berbaiat ke ISIS itu semacam fans club ISIS yang tak berkait langsung ke ISIS, tetapi terpesona dan mengidolakan ISIS.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Secara konkret apa ancaman ISIS bagi Indonesia, terutama bagi kaum muslim?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jelas ISIS mengancam trilogi kerukunan beragama, yaitu sesama umat Islam, antarumat beragama, dan antara umat Islam dan pemerintah. ISIS menimbulkan ketidakpercayaan sosial, yang sulit dipulihkan. ISIS mengalihkan fokus umat Islam yang saat ini punyai agenda besar memberantas kemiskinan dan kebodohan bersama pemerintah. Umat Islam harus menoleh kembali ke belakang untuk mendakwahkan Islam rahmatan lil alamiin yang seharusnya sudah selesai.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masyarakat sudah menolak bibit terorisme, termasuk ISIS, dengan berbagai spanduk dan ikrar penolakan bersama.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Belum cukup. Ingat, ISIS menampilkan diri sebagai idola dengan segala atribut dan perilaku atraktif dan menarik bagi kaum muda yang masih mengalami krisis identitas. Masyarakat, organisasi kemasyarakatan agama, dan pemerintah harus fokus mencegah ideologi radikal masuk ke kalangan muda, khususnya pelajar dan mahasiswa di sekolah/kampus umum yang dangkal pengetahuan agamanya, sehingga mudah tertipu bujuk rayu ISIS.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Apa langkah masyarakat dan pemerintah agar efektif memerangi terorisme?</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ada sedikit salah pandang pemerintah yang menganggap terorisme disebabkan oleh kemiskinan. Itu keliru. Terorisme disebabkan oleh radikalisme agama; radikalisme agama disebabkan oleh kedangkalan pengetahuan agama di masyarakat, khususnya generasi muda. Pemerintah harus memfasilitasi organisasi kemasyarakatan pelajar, mahasiswa, dan pemuda moderat seperti IPNU-IPPNU, PMII dan Ansor-Fatayat untuk berkiprah lebih luas di masyarakat.</div>
<div style="background: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mungkin bisa mencabut larangan bagi organisasi pelajar dan mahasiswa seperti IPNU dan PMII untuk beraktivitas di kampus. Ketentuan yang berlaku sejak Orde Baru itu menghambat penyebaran gagasan moderat di kalangan pelajar-mahasiswa, dan sebaliknya menyuburkan ideologi radikal di kalangan pelajarmahasiswa. (51)</div>
</div>
<a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/memahami-gejala-fundamentalisme_5210.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-align: center; text-decoration: none;">👀</a><a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/memahami-gejala-fundamentalisme_5210.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-decoration: none;">Memahami Gejala Fundamentalisme</a></h3>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 12px; text-align: left;">
</div>
<div class="post-body entry-content" style="background-color: white; border-top: 1px solid rgb(204, 204, 204); color: #444444; font-family: arial, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin: 1.1em 0px 0.75em; padding-top: 6px; text-align: left;">
<div dir="ltr" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 14pt;">oleh: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 14pt;">Azyumardi Azra</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Fundamentalisme sering mempunyai citra negatif. Peristiwa bunuh diri massal David Koresh dan pengikutnya, yang dikenal sebagai kelompok fundamentalis Kristen "Davidian Branch," pada pertengahan April lalu, hanya memperkuat citra bahwa kaum fundamentalis adalah orang-orang sesat. Di tempat kelahirannya, Amerika Serikat, fundamentalisme punya makna pejoratif seperti fanatik, anti intelektualisme, eksklusif yang sering membentuk cult yang menyimpang dari praktek keagamaan mainstream.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Mempertimbangkan perkembangan historis dan fenomena fundamentalisme Kristen, sementara orang menolak penggunaan istilah "fundamentalisme" untuk menyebut gejala keagamaan semacam di kalangan Muslim. Tapi terlepas dari keberatan-keberatan yang bisa dipahami itu, ide dasar yang terkandung dalam istilah fundamentalisme Islam ada kesamaannya dengan fundamentalisme Kristen; yakni kembali kepada "fundamentals" (dasar-dasar) agama secara "penuh" dan "literal", bebas dari kompromi, penjinakan, dan reinterpretasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Dengan mempertimbangkan beberapa karakteristik dasar itu, maka fundamentalisme Islam bukanlah sepenuhnya gejala baru. </span><a href="http://media.isnet.org/islam/Etc/Wahab.html" style="color: black; text-decoration: none;"><span style="color: blue; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Muhammad bin 'Abd al-Wahhab</span></a><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"> dengan kaum Wahhabiyyah bisa dikatakan sebagai gerakan fundamentalisme Islam pertama yang berdampak panjang dan luas. Gerakan Wahhabi muncul sebagai reaksi terhadap kondisi internal umat Islam sendiri; tidak disebabkan faktor-faktor luar seperti penetrasi Barat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Banyak ahli dan pengamat menilai di masa kontemporer fundamentalisme menggejala jauh lebih kuat di kalangan kaum Muslim dibandingkan di kalangan penganut agama-agama lain. Hal ini tentu saja kontras dengan kenyataan bahwa masyarakat-masyarakat Muslim, yang termasuk ke dalam Dunia Ketiga, dalam beberapa dasawarsa terakhir telah dan sedang menggenjot proses modernisasi. Modernisasi, menurut banyak sosiolog, pada gilirannya menimbulkan sekularisasi. Dengan kata lain, dalam masyarakat modern yang bersifat saintifik-industrial, kepercayaan, komitmen dan pengamalan keagamaan mengalami kemerosotan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Teori modernisasi-sekularisasi ini nampaknya semakin kehilangan relevansinya. Harvey Cox misalnya belum lama ini dalam bukunya Religion in the Secular City: Toward a Postmodern Theology (1984) terpaksa "merevisi" teori modernisasi-sekularisasinya seperti yang dikemukakannya dalam The Secular City (1965). Sejauh menyangkut Islam, Ernest Gellner berpendapat, "menyatakan sekularisasi berlaku dalam Islam tidak hanya bisa diperdebatkan. Pandangan seperti itu jelas keliru. Islam sekarang tetap kuat seperti seabad lampau. Bahkan dalam segi-segi tertentu, semakin kuat." (Postmodernism and Religion, 1992).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Mengapa Islam begitu secularization-resistant? Menurut Gellner, hal itu disebabkan watak dasar "High Islam" --sebagai kontras "Folk Islam"-- yang luarbiasa monotheistik, nomokratik, dan pada umumnya sangat berorientasi puritanisme dan skripturalisme. Dalam beberapa dasawarsa terakhir terjadi pergeseran besar dari "Folk Islam" kepada "High Islam". Basis-basis sosial "Folk Islam" sebagian besarnya mengalami erosi, sementara "High Islam" terus semakin kuat. Seperti bisa diduga, "High Islam" menyerukan kepada pengalaman ketat Islam, sebagaimana dipraktekkan di masa-masa awal Islam. Dengan demikian, Gellner menyimpulkan, Islam yang puritan dan skripturalis kelihatannya tidak harus punah dalam kondisi modern. Dunia modern, sebaliknya malah merangsang kebangkitannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Dalam segi-segi tertentu orang bisa mempertanyakan keabsahan teori Gellner. Untuk kasus Indonesia, misalnya, pergeseran dari "Folk Islam" kepada "High Islam" dapat diartikan sebagai terjadinya proses "santrinisasi" kaum Muslim. Tetapi penting dicatat, tidak seluruh mereka yang mengalami proses "santrinisasi" ini kemudian menjadi fundamentalis. Bahkan bisa dikatakan, hanya sebagian kecil saja yang bisa dimasukkan ke dalam tipologi fundamentalis; karena itulah mereka disebut sebagai kelompok sempalan belaka. Wajah kaum santri yang ramah dan teduh tetap lebih dominan. Gejala seperti ini agaknya juga dominan di tempat-tempat lain di Dunia Muslim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Poin ini penting ditegaskan. Pengamat Barat khususnya, sering keliru--apakah sengaja atau tidak--dengan mengidentikkan gejala "kebangkitan" Islam (atau tepatnya intensifikasi keagamaan) di kalangan kaum Muslim sebagai fundamentalisme Islam. Dalam kerangka inilah maka pengamat Barat secara tidak bertanggungjawab menganggap Islam sebagai "ancaman" vis-a-vis Dunia Barat. Pandangan Barat seperti itu jelas tidak hanya naif tetapi juga sangat distortif. Kajian-kajian yang lebih obyektif, adil dan jujur diperlukan berbagai pihak untuk memahami gejala fundamentalisme Islam secara lebih baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt;">Diambil dari Jurnal Ulumul Qur'an.</span></div>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
👅</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #63656a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 13px; list-style: none; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<h3 class="post-title entry-title" style="color: #555555; font-family: Oswald; font-size: 20px; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: 1.2em; margin: 0.25em 0px 0px; padding: 0px 0px 4px; text-shadow: rgb(204, 204, 204) 1px 1px 1px;">
<a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/istilah-fundamentalisme-lahir-dari.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-decoration: none;">Istilah Fundamentalisme Lahir dari Tradisi Kristen</a></h3>
<div class="post-header-line-1" style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 12px;">
</div>
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></b><br />
<div class="post-body entry-content" style="border-top: 1px solid rgb(204, 204, 204); color: #444444; font-family: arial, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin: 1.1em 0px 0.75em; padding-top: 6px;">
<div dir="ltr" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Oleh: </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Syafiq Syeirozi<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Fundamentalisme, selama sekian tahun terakhir selalu diidentikkan dengan radikalisme, ekstremisme, bahkan terorisme. Ironisnya, selama beberapa tahun mutakhir bahkan lebih sering dilekatkan pada Islam ketimbang agama lain, setidaknya sejak kasus terbunuhnya Presiden Mesir, Anwar Sadat, pada Oktober 1981, saat melakukan apel militer.</span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Namun dewasa ini, seperti pernah ditulis oleh Syafiq Hasyim dalam Jurnal Tashwirul Afkar edisi No. 13 tahun 2002, “Terasa hambar membincang fundamentalisme Islam jika tidak dipertautkan dengan peristiwa serangan bunuh diri penabrakan dua pesawat ke gedung WTC dan Pentagon (pusat pertahanan Amerika).” Atau dalam konteks Indonesia, diskursus fundamentalisme Islam senantiasa dihubungkan dengan peristiwa bom Bali I, Oktober 2002.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Fundamentalisme kerap dituduh sebagai akar ideologis yang melahirkan terorisme. Wataknya yang eksklusif, mengklaim paling benar, tekstual dalam memahami teks suci, totalistik, dan menempatkan masa lalu sebagai kebenaran, aktif bergerak, hanya perlu sedikit “bumbu” legitimasi kekerasan agar penganutnya bersedia melakukan aksi anarkistis.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Namun secara akademis, sesungguhnya istilah fundamentalisme tidaklah lahir dari tradisi Islam melainkan dari gerakan protestanisme di Amerika. Istilah fundamentalisme populer pertama kali untuk menjelaskan gerakan militan dan konservatif Kristen pada tahun 1920 dalam usahanya melawan pengaruh modernisme.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Fundamentalisme protestan, seperti ditulis oleh Richard T Antoun, dalam buku <em>Understanding Fundamentalism: Christian, Islamic and Jewish Movements</em><span class="apple-converted-space"> </span>(2001), memiliki beberapa karakter di antaranya; Pertama, percaya akan ajaran-ajaran pokok iman Kristen yang pada dasarnya mencakup otoritas kitab suci, kelahiran Yesus dari perawan bunda Maria, kembalinya Yesus secara fisik ke Dunia; Kedua, selalu berupaya menjaga kemurnian ajaran pokok tersebut dari pengaruh ajaran lain dan bersedia mengorbankan diri mereka demi keyakinannya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Pada awal abad kedua puluh, mereka menyatakan perang terhadap kaum modernis terutama terhadap pikiran-pikirannya mengenai bible dan ajaran evolusi Darwin. Serangan kelompok fundamentalis terpusat pada dua bagian yang sangat penting. Di kalangan denominasi (umat) besar seperti Babtis dan Presbyterian, usaha terpenting diarahkan untuk membersihkan pengaruh modernisme dan berusaha keras untuk melarang ajaran evolusi Darwin diajarkan di sekolah-sekolah umum.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Dalam upayanya ini, kaum fundamentalis mengalami kegagalan dan sejak itu menjadi kelompok terkucil. Namun kemudian mereka bisa menyusun kembali kekuatan pada akhir dekade tahun 1920-an sebagai kekuatan moral yang dominan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Dalam pandangan Dr. Robert Setio, pengajar Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, dalam makalah bertajuk Fundamentalisme Kristen (Protestan), sejarah fundamentalisme yang terpapar di atas merupakan fundamentalisme fase pertama. Menurut dia, pada fase pertama, fundamentalisme kerap dipandang sebagai sebagai reaksi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya berkenaan dengan studi Alkitab.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Dalam studi Alkitab memang sudah dikenal adanya upaya menafsir secara historis-kritis sejak abad 17-an. Semakin lama studi semacam ini menguat dan seiring dengan itu menimbulkan krisis kepercayaaan terhadap otoritas Alkitab. Alkitab seolah dijadikan sebagai obyek penelitian belaka yang bisa dibedah tanpa memedulikan otoritasnya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Sementara kemajuan ilmu pengetahuan juga berkontribusi pada melemahnya masyarakat dalam memercayai agama (masyarakat menjadi sekuler). Kedua gejala ini memicu reaksi yang kemudian disebut sebagai fundamentalisme. Reaksi yang bertujuan mengembalikan posisi yang semula dinikmati agama.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Sementara, fundamentalisme protestan fase kedua menurut Robert Setyo, adalah fenomena politik di Amerika Serikat pada 2004 berupa dukungan terhadap George W Bush untuk menduduki kursi Presiden AS kedua kalinya. Tatkala pemerintahan Bush mengalami banyak guncangan terutama akibat kebohongan adanya proyek senjata pemusnah masal di Irak yang menjadi alasan bagi AS menyerang negeri seribu satu malam itu, sebenarnya banyak orang menduga Bush mustahil terpilih lagi. Tetapi ternyata Bush kembali memenangkan pemilihan Presiden secara mutlak.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Lalu mengapa hal ini disebut sebagaai gejala fundamentalisme? Ternyata alasan yang dikemukakan para pemilih Bush adalah karena Bush dianggap sebagai figur paling tepat untuk menjaga moralitas bangsa. Sikapnya yang anti aborsi, homoseksual, percobaan stem cell, telah meyakinkan para pemilihnya bahwa dia lah sosok yang dapat membawa AS keluar dari berbagai tragedi yang banyak dialami bangsa AS. Tak sedikit orang yang mengaitkan tragedi 9 September (pengeboman WTC dan Pentagon) dengan kebobrokan moral bangsa AS. Tragedi itu adalah semacam hukuman Tuhan terhadap bangsa yang sudah kehilangan kendali moral. Sehingga untuk mencegah tragedi semacam itu terulang, AS perlu dipimpin oleh sosok dengan moralitas yang benar dan tegas terhadap orang yang moralnya keliru seperti kaum homoseksual.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Karakter fundamentalisme sebenarnya bisa mengidap pemeluk agama mana pun. Yang menjadi masalah, jika klaim kebenaran mutlak itu lantas “dibumbui” dengan doktrin penghalalan darah kelompok lain yang dianggap salah. Dalam kasus mutakhir, aksi pembantaian masal yang dilakukan Anders Behring Breivik, pemuda Kristen fundamentalis di Norwegia pada pertengahan 2011, adalah contoh fundamentalisme yang melahirkan terorisme.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">Breivik mengidap ketakutan pada kelompok Islam hingga kemudian melakukan aksi teror. Dan di persidangan ia tidak pernah merasa bersalah atas aksinya itu. Sebaliknya ia percaya bahwa aksinya dibenarkan oleh Tuhan.</span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;">👎</span></div>
</div>
</div>
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b>
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Suarakita.org-</b> Khelmy Pribadi, Aktivis Ma’arif Institute, melontarkan tesis bahwa partai Islam akan turun pamor namun kelompok semacam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau Front Pembela Islam (FPI) semakin naik daun. Artinya fundamentalisme di Indonesia semakin menguat.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #63656a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 13px; list-style: none; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
Di daulat sebagai narasumber <i style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Nonton Bareng dan Diskusi Film Mata Tertutup</i>, Minggu 16 Desember 2013 di sekretariat Our Voice, Khelmy mengungkapkan tiga indikator menguatnya fundamentalisme di Indonesia. Indikator pertama adalah semakin banyak peraturan daerah (Perda) bernuansa agama. Kedua, agamaisasi di ruang publik. Dan ketiga adalah banyaknya aksi intoleransi.<br />
Khelmy pun menuturkan bahwa fundamentalisme bukan cuma khas agama melainkan juga ada ditiap ruang pemikiran,”Contohnya fundamentalisme pasar” ungkapnya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #63656a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 13px; list-style: none; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
Tren 2011 terkait dengan fundamentalisme, berdasarkan penuturan Khelmy, bahwasannya fundamentalisme tidak lagi menyasar pondok pesantren tetapi mulai menjaring di sekolah sekolah publik. “SMA Negeri jadi ruang pertarungan dan pertaruhan” ujarnya. Sehingga menurut Khelmy kelompok rohani di sekolah negeri rentan terhadap pemikiran fundamentalisme.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #63656a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 13px; list-style: none; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
Bagi Khelmy, fundamentalisme-radikalisme berbeda dengan terorisme. Fundamentalisme dan radikalisme masih di ranah pemikiran, gagasan dan nilai sedangkan terorisme sudah nyata praktiknya. Sehingga terorisme bisa diadili karena ada perbuatannya, yakni menghilangkan nyawa orang lain, merusak hak milik orang lain dan semacamnya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #63656a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 13px; list-style: none; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
Terorisme tidak sekadar karena agama. terorisme mengkooptasi agama dan menjadikannya sebagai <i style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">trigger</i> (pemantik). “Soal utama karena mereka (teroris<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">-red</b>) miskin” ungkap Khelmy.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #63656a; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 13px; list-style: none; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
Sehingga pendekatan dalam memerangi terorisme tidak hanya mengubah cara pikir pelaku terorisme, namun juga melalui pendekatan kesejahteraan. “siapa yang memikirkan kesejahteraan istri dan anak amrozi?” ungkap khelmy.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #63656a; font-family: "open sans", sans-serif; list-style: none; outline: 0px; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<div style="font-size: 13px;">
Khelmy pun meng-kritik polisi Indonesia yang main langsung tembak orang yang diduga teroris. Khelmy menceritakan bahwa di suatu pengrebekan, polisi langsung menembak orang yang diduga teroris di depan istri dan anaknya, “Jangan heran bila si anak menganggap bahwa ‘polisi membunuh bapak saya’”. <b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Gusti Bayu)</b><br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">❤</b></div>
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b>
<br />
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih menguasai sejumlah wilayah penting di Irak dan Suriah. Dengan segala kekejaman mereka terhadap warga di sekitar, anggota militan ISIS kerap membunuh, memperkosa, dan menyiksa siapa pun yang menurut mereka salah.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Selama ini ISIS juga menyebarkan <b><a href="http://www.merdeka.com/berita-hari-ini/" style="border: 0px; color: orange; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: all 0.2s ease-in; vertical-align: baseline;">berita</a></b> kekejian mereka lewat segala media propaganda, baik cetak maupun elektronik. ISIS juga tidak segan-segan menunjukkan kekejian mereka dengan alasan ajaran agama. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan beralasan kitab suci Alquran membenarkan perbuatan keji mereka.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Apa saja ajaran-ajaran sesat ISIS yang jelas menyesatkan dan bikin geram dunia internasional itu? Simak ulasannya berikut ini.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1.ISIS hapus pelajaran seni, musik, dan sejarah di sekolah Irak</strong></div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b>– </b>Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyusun kurikulum pelajaran baru bagi sekolah-sekolah di Kota Mosul, Irak.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dalam susunan kurikulum baru ini ISIS menghapus pelajaran seni, musik, sejarah sastra, dan Kristen, seperti dilansir stasiun televisi CBSNews, Selasa (16/9/2014).</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di kota terbesar kedua di Irak itu ISIS menyatakan tahun ajaran baru dimulai pada 9 September namun menurut warga setempat tidak ada anak-anak sekolah yang masuk kelas. Orangtua beralasan mereka tidak ingin anak-anaknya merasa takut.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Yang terpenting bagi kami sekarang anak-anak tetap bisa mendapat pelajaran sekolah meski mereka harus meninggalkan tahun ajaran setahun penuh dan tidak dapat ijazah,” ujar seorang warga Mosul bernama Abu Hassan kepada kantor <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.merdeka.com/berita-hari-ini/" style="border: 0px; color: orange; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: all 0.2s ease-in; vertical-align: baseline;">berita</a></strong> AP. Dia dan istrinya memutuskan anak mereka menjalani proses belajar di rumah.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Mereka akan mencuci otak anak-anak kami dan mengotori pikiran mereka,” kata Abu Hassan.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2.Militan ISIS hancurkan makam Nabi Yunus di Irak</strong></div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b> </b>Para militan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan menghancurkan batu nisan dari beberapa makam bersejarah di Irak dengan palu hingga berkeping-keping.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Para miltan itu, yang tergabung dalam kelompok teror Negara Islam (sebelumnya ISIS), terekam tengah menyerang kuburan berusia berabad-abad di Kota Mosul, Provinsi Niniwe, sebelah utara Irak, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (10/7/2014).</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sambil mengenakan penutup kepala dan pakaian serba hitam, mereka mengayunkan palu godam ke arah makam, hingga menghasilkan kepulan debu dan pecahan batu beterbangan di udara.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Salah satu batu nisan yang hancur dikatakan milik Nabi Yunus, seorang nabi yang dihormati baik oleh umat Islam maupun Kristen, menurut pihak berwenang Irak.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nabi Yunus, yang merupakan tokoh sentral dalam Kitab Yunus di Alkitab Perjanjian Lama (Ibrani), dikenal dengan kisahnya yang ditelan oleh ikan atau ikan paus, tergantung pada terjemahan.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Serangan itu adalah kekerasan terbaru dilakukan ISIS di seluruh Irak.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Awal pekan ini, serangkaian gambar muncul memperlihatkan aksi penghancuran hampir lusinan masjid Syiah dan Sunni di Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dan Kota Tal Afar, saat ini juga berada di bawah kendali ISIS.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Militan ISIS percaya bahwa memberikan penghormatan khusus kepada makam dan peninggalan-peninggalan bertentangan dengan ajaran Islam.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketika berbicara tentang serangan terbaru ini, pejabat Niniwe, Zuhair al-Chalabi, mengatakan kepada situs IraqiNews.com bahwa militan ISIS (telah) menguasai masjid Nabi Yunus di Kota Mosul sejak mereka menginvasi kota itu.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Mereka terlibat dalam proses perusakan isi masjid. Masjid itu masih dikuasi oleh mereka sampai sekarang,” ujar</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kuil Nabi Set juga dikatakan dihancurkan oleh para militan, menurut laporan itu.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3.ISIS haramkan pelajaran filsafat dan kimia</strong></div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kelompok Islam Irak dan Syam (ISIS) melarang filsafat dan kimia diajarkan di sekolah-sekolah di Kota Raqqa, utara Suriah.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kedua pelajaran itu tidak sesuai dengan syariat Islam,” kata Pemantau Hak Asasi Suriah (SOHR) kemarin, seperti dilansir stasiun televisi <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Arabiya</em>, Sabtu (16/8/2014).</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
ISIS telah memanggil semua guru dan kepala sekolah di provinsi Raqqa dan Dair az-Zur – dua wilayah dalam kekuasaan mereka – untuk mempersiapkan sistem pendidikan Islam. Mereka menjanjikan gaji besar bagi para guru.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kelompok Islam barbar ini telah menutup sejumlah sekolah di Raqqa lantaran memakai kurikulum pemerintah Suriah.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
ISIS Juni lalu menyatakan telah membentuk kekhalifahan dengan Abu Bakar al-Baghdadi sebagai khalifah, memang menerapkan syariat Islam di wilayah kontrol mereka. Daerahnya mulai dari utara Suriah hingga utara Irak.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4.Ajaran sesat, ISIS sebut perempuan beda agama boleh diperkosa</strong></div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b> </b>Bocah Yazidi berusia 12 tahun yang diperkosa oleh anggota kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengatakan pemerkosanya mengaku perbuatan dia memperkosa itu bukan dosa karena menurut dia kitab suci Alquran membolehkan perempuan non muslim diserang.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sekitar 5.000 perempuan dan gadis dari sekte minoritas seperti Yazidi diculik oleh ISIS tahun lalu. Kelompok militan itu menjalankan sistem perbudakan seks dan perdagangan manusia yang didukung oleh pengadilan versi mereka, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Jumat (14/8).</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Gadis 12 tahun itu berhasil kabur dari sekapan dan lari ke pengungsian setelah ditangkap selama 11 bulan. Dia kemudian menceritakan pengalaman buruknya kepada wartawan the New York Times Rukmini Callimach. Wartawati itu sudah mewawancarai 21 perempuan dan gadis yang belum lama ini berhasil kabur.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Saya minta dia (militan ISIS) berhenti. Tapi dia bilang menurut Islam dia boleh memperkosa perempuan kafir. Kata dia, dengan memperkosa saya dia semakin dekat dengan Tuhan,” ujar bocah <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/m/malang/" style="border: 0px; color: orange; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: all 0.2s ease-in; vertical-align: baseline;">malang</a></strong> itu.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bocah lain berusia 15 tahun yang disekap selama sembilan bulan dan berhasil kabur empat bulan lalu mengatakan kepada the New York TImes: “Tiap kali dia akan memperkosa saya, dia selalu berdoa.”</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Saya bilang perbuatanmu itu salah dan tidak akan mendekatkanmu kepada Tuhan. Tapi dia bilang,’Tidak, ini halal'”</div>
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></b><br />
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Banyak kaum perempuan Yazidi disekap di Mosul, Irak, selama beberapa pekan atau bulan, untuk kemudian dipindahkan lagi ke sejumlah kelompok kecil pasukan mereka di Suriah atau Irak, Mereka dipertukarkan sebagai budak seks.</div>
</div>
<div style="font-size: 13px;">
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div>
<div style="font-size: 13px; text-align: center;">
<b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">👳</b></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<section class="page-header" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Sans", sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div class="container-small nopadding" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px auto; max-width: 750px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 750px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="col-xs-12" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 780px;">
<h3 style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 16px; padding: 16px 0px 0px; vertical-align: middle;">
<span style="font-size: x-small;">True Islam is a religion that... <a href="http://www.trueislam.com/eleven-points/">11 points</a></span></h3>
</div>
</div>
</div>
</section><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><b style="background: transparent; border: 0px; list-style: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<section class="main-section bordered" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "PT Sans", sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px 0px 60px; vertical-align: baseline;"><div class="container-small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-radius: 12px; border: 2px solid rgb(0, 112, 194); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 0px 12px 40px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px auto; max-width: 750px; padding: 40px 15px; vertical-align: baseline; width: 750px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="col-md-12" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<article class="post-2 page type-page status-publish hentry language-en" id="post-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div class="entry-content" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div id="points-list" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="pen" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/pen.png") no-repeat; border: 0px; bottom: 80px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 200px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; pointer-events: none; position: absolute; right: 0px; vertical-align: baseline; width: 120px; z-index: 99;">
</div>
<div class="row points-row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;">
<div class="col-md-12 point" id="point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">1</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">wholly</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Rejects</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">all forms of</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Terrorism</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-1" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">2</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">believes in</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Non-Violent Jihad</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">of the self and</span></a><br />
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">of the pen</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">3</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">believes in the</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Equality</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">education and</span></a><br />
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">empowerment</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">of Women</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">4</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">advocates</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Freedom of</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">conscience,</span></a><br />
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">religion and</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Speech</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-5" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-5" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">5</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">advocates for the</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-5" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Separation of Mosque</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-5" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-5" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">and state</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-5" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">6</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">believes in</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Loyalty</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">to your</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Country</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">of residence</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">7</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">encompasses the</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Universal</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">declaration of</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Human Rights</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-7" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">8</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">believes in</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">All Verses</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">of the</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Qur’an</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">and forbids lying</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-8" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">9</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">recognizes</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">No Religion</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">can</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Monopolize</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">salvation</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-9" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">10</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">believes in the</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Need for</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">unified Muslim</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Leadership</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-10" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
<span class="checked" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span><span class="fa fa-angle-right eleven-points-rightarrow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: block; float: right; font-family: "fontawesome"; font-stretch: normal; font-weight: bold; line-height: 53px; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 60px;"></span></a></div>
</div>
<div class="col-md-12 point" id="point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: rgb(227, 242, 252); border-bottom-style: dashed; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; min-height: 1px; padding: 0px 15px; position: relative; transition: all 0.3s ease; vertical-align: baseline; width: 746px;">
<div class="row" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px -15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;"><span class="order" style="border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: inherit; margin: 0px; opacity: 0.2; padding: 0px; position: relative; text-align: center; transition: all 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 60px;">11</span> <span class="prefix small" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: -0.8px; margin: 0px 40px 0px 0px; padding: 4px 8px; text-align: right; transition: 0.3s ease; vertical-align: middle; width: 100px;">wholly</span></span></a><br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Rejects</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="small" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: #e3f2fc; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">the concept</span></a><br />
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">of a</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a>
<br />
<div class="large" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; display: inline-block; font-family: "Medula One", cursive; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: initial; margin: 0px; padding: 4px 8px; transition: background 0.3s ease; vertical-align: middle;">
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">Bloody Messiah</span></a></div>
<a class="accordion-header" href="http://www.trueislam.com/home/endorse/#point-11" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background: url("images/point-arrow.png") 6% center no-repeat; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #0070c2; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px 0px; text-decoration: none; transition: none; vertical-align: baseline;"><span style="font-size: x-small;">
</span></a></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</article></div>
</div>
</div>
</section></div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-34493250597501496202017-07-21T00:00:00.002-07:002017-07-21T05:21:54.231-07:00damai ITU INDAH: slogan spanduk TNI, biasanya<div style="background-color: white; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8hKQLc5zwZfrgoOhDjHIZv-cnGBkb6BU1Qfz0l7d2M-3TyPIbqWSU91gMSXmWiuymjhTwIuGBFkk0rpGel8j26lj5NSiICkNk3JCw7KlbSVhp8nhnXrvOuELTlBMKTR4PDF9pf8amn0k/s1600/Pray_solicit_seccade_request+SMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8hKQLc5zwZfrgoOhDjHIZv-cnGBkb6BU1Qfz0l7d2M-3TyPIbqWSU91gMSXmWiuymjhTwIuGBFkk0rpGel8j26lj5NSiICkNk3JCw7KlbSVhp8nhnXrvOuELTlBMKTR4PDF9pf8amn0k/s1600/Pray_solicit_seccade_request+SMALL.png" /></a></div>
<h1 style="color: black; font-family: georgia, garamond, "times new roman", times, serif; font-size: 17px; margin-bottom: 8px; margin-top: 8px;">
Matius 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu<sup style="background-color: #ffffcc; color: red; font-size: 12.8px;"> <a class="xfull_trigger" href="http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=mat&chapter=6&verse=6#" id="xf__23289_j">j</a> </sup><span style="background-color: #ffffcc; color: red; font-size: small;"> yang ada di tempat tersembunyi</span><sup style="background-color: #ffffcc; color: red; font-size: 12.8px;"> <a class="note_trigger" href="http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=mat&chapter=6&verse=6#" id="n23289_full_1" ver="tb">1</a> </sup><span style="background-color: #ffffcc; color: red; font-size: small;">. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.</span></h1>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip1L-xU4ENgfw9Iuk_OneWkYKOC9qQwI_RTrPzv3F4gxJIsJu2hE26vJYzwzYDdSiT6i6CcOjnwCZIb5s7gdqxCt333bND4SrfP56sl2j2trPapiAMpdSDI2yjZb6LJml-CQ1euKqWKG0/s1600/salam+2+des+2016+jariSMALL.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip1L-xU4ENgfw9Iuk_OneWkYKOC9qQwI_RTrPzv3F4gxJIsJu2hE26vJYzwzYDdSiT6i6CcOjnwCZIb5s7gdqxCt333bND4SrfP56sl2j2trPapiAMpdSDI2yjZb6LJml-CQ1euKqWKG0/s320/salam+2+des+2016+jariSMALL.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRj0zA9rURmYNowieP3M8U8LOZaXG90rZ_ebWCgasXu4znFF5D6NWUrvIdW9Qbn_fMRZGqhda_F9epRRETMOfUUS63IK8XY-CkkO5NsbHmGGCRaXH8cf6tIpSLlVF3WJWCSxYCQMy7GCc/s1600/pilkada+2017+janjiBUKTI.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRj0zA9rURmYNowieP3M8U8LOZaXG90rZ_ebWCgasXu4znFF5D6NWUrvIdW9Qbn_fMRZGqhda_F9epRRETMOfUUS63IK8XY-CkkO5NsbHmGGCRaXH8cf6tIpSLlVF3WJWCSxYCQMy7GCc/s320/pilkada+2017+janjiBUKTI.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">💘</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span style="color: #404040; font-family: "helmet" , "freesans" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 1rem; font-weight: bold;"><br /></span>
<span style="color: #404040; font-family: "helmet" , "freesans" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 1rem; font-weight: bold;"><br /></span>
</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; border: 0px none; box-sizing: border-box; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px;">
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: start; text-size-adjust: 100%;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b>Sejak akhir era Orde Lama, golf menjadi olahraga kegemaran para Jenderal TNI. Kebiasaan ini dilanjutkan para jenderal di era Orde Baru. Kumpul-kumpul bersama para kolega di lapangan golf merupakan kebiasaan para pejabat TNI. <br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Tak cuma main golf, para jenderal juga kerap makan di restoran mewah. Sementara para prajurit makan pakai tempe di barak yang hampir rubuh.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Hal itu tak dilakukan Jenderal M Jusuf. Waktunya habis dipakai untuk mengunjungi para prajurit di pelosok Nusantara.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Para prajurit dan wartawan yang melihatnya heran. Panglima TNI era 1978-1983 ini berbeda dengan para pendahulu dan jenderal-jenderal yang lain.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Pertama, Jenderal Jusuf tak pernah main golf bersama para jenderal lain. Biasanya setiap kunjungan ke daerah, pagi-pagi rombongan jenderal sudah main golf. <br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Para prajurit juga melihat Jenderal M Jusuf tak pernah makan malam di restoran mewah. Makanannya biasa saja. Apa yang dimakan prajurit, itu juga yang dimakan dia.</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: start; text-size-adjust: 100%;">
</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: start; text-size-adjust: 100%;">
<em style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br style="box-sizing: border-box; text-size-adjust: 100%;" /></em></div>
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: start; text-size-adjust: 100%;">
Jenderal M Jusuf menghabiskan waktunya untuk berkeliling dari satu barak ke barak lain. Karena itu dia tahu permasalahan prajurit di lapangan. Berbeda dengan jenderal yang cuma terima laporan di kantor ber-AC, Jenderal Jusuf melihat langsung para prajuritnya.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Hal ini dikisahkan wartawan senior Atmadji Sumarkidjo dalam buku Jenderal Jusuf, Panglima Para Prajurit terbitan Kata Hasta Pustaka tahun 2006.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Dia jadi paham kebutuhan antara satu pasukan dan pasukan lain berbeda. Di Kalimantan Barat misalnya, dia berdialog dengan Komandan Kodim setempat. Sang komandan meminta lima buah kapal berkekuatan 40 PK untuk patroli. Hal itu dikabulkan Jenderal Jusuf karena melihat langsung teritori Kodim itu dipisah-pisahkan sungai.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Di wilayah Goa, Jenderal Jusuf memberikan motor dan sepeda untuk patroli. Tapi di tempat lain, di pedalaman Sulawesi, justru motor dan sepeda tak bisa dipakai oleh petugas. Lain lagi kebutuhannya.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Maka Jenderal Jusuf langsung menoleh ke Asisten Logistik Hankam Laksamana Muda Kasenda yang selalu setia mendampinginya blusukan keliling Indonesia. <br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />"Hei Kasenda, kasih dia itu kuda untuk patroli, tapi jangan sampai disewakan ya," pesan Jenderal Jusuf.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Begitulah Jenderal Jusuf. Selalu mau mendengarkan kebutuhan prajurit.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Yang mengharukan adalah saat dia meninjau asrama di Ambon. Kondisinya sangat menyedihkan. Bocor di sana-sini, bangunannya pun nyaris ambruk. Hal itu sampai membuat jenderal bintang empat itu berpikir keras.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />"Aku tak sampai hati melihatnya. Kalau harus dipindahkan ke mana ya?" kata Jenderal Jusuf.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Segera saja dia panggil Gubernur Maluku Hasan Slamet. Atas campur tangan gubernur, asrama tentara tersebut dapat dipindahkan ke lokasi yang lebih baik dan dibangun hingga layak ditinggali.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />"Pak Yusuf banyak yang mengidolakan. Perhatiannya pada prajurit besar sekali," kata Maman, seorang pensiunan prajurit TNI yang pernah merasakan dipimpin sosok jenderal legendaris itu kepada merdeka.com.<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />Begitulah Jenderal Jusuf. Selalu punya kisah menarik bersama para prajurit rendahan. <strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[ian]</strong></div>
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center; text-size-adjust: 100%;">
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">👪</strong></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Yogyakarta -</span> Sejumlah tokoh bangsa berkumpul di Yogyakarta untuk menyerukan <a href="https://m.liputan6.com/news/read/2958332/pesan-tokoh-lintas-agama-di-hari-kebangkitan-nasional" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="perdamaian Indonesia">perdamaian Indonesia</a>. Sesepuh bangsa yang mewakili berbagai golongan, agama, serta elemen masyarakat itu menyuarakan lima poin untuk perdamaian Indonesia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Mereka adalah Sinta Nuriyah Wahid, Syafii Maarif, Kardinal Dharmaatmaja, Bhante Pannavaro, Gomar Gultom, M Sobary, KH Imam Aziz, Engkus Rusmana, Ida Bagus Agung, dan Budi Suniarto. Sedangkan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Mustofa Bisri dan Quraish Shihab menyuarakan perdamaian melalui rekaman video yang diputar saat acara deklarasi berlangsung di University Club Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jumat 26 Mei 2017.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2966879::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; text-align: start; width: 1237px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2963738/jokowi-keanekaragaman-di-indonesia-itu-kehendak-allah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Jokowi: Keanekaragaman di Indonesia Itu Kehendak Allah</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2962351/tokoh-lintas-partai-dan-agama-sepakat-serukan-persatuan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Tokoh Lintas Partai dan Agama Sepakat Serukan Persatuan</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2962094/bahas-masalah-bangsa-tokoh-lintas-agama-dan-partai-politik-lakukan-pertemuan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Bahas Masalah Bangsa, Tokoh Lintas Agama dan Partai Politik Lakukan Pertemuan</a></li>
</ul>
</div>
<div class="INARTICLE" data-google-query-id="CKum2-2Oj9QCFVOhjgodteAMaw" id="NEWS-INARTICLE" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: 0px; text-align: start;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; position: relative; text-align: start;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Para <a href="https://m.liputan6.com/news/read/2961959/cak-imin-kumpulkan-tokoh-lintas-agama-dan-parpol-bahas-apa" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="tokoh lintas agama ">tokoh lintas agama </a>tersebut menyampaikan seruan untuk perdamaian Indonesia. Pertama, semua elemen bangsa, khususnya pemerintah, harus melakukan penyadaran bagi semua pihak tentang pentingnya persatuan dalam Indonesia yang bineka dan mendudukkan Pancasila sebagai kepribadian bangsa untuk semua generasi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Kedua, pemerintah harus bersikap tegas dan bijaksana dalam menanggapi situasi yang menjurus pada keretakan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Ketiga, pemerintah harus memiliki bahasa dan sikap yang sama untuk menyelesaikan tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat, pendidikan politik dan sejarah kebangsaan perlu dikuatkan kembali, baik kepada politikus maupun semua elemen bangsa. Kelima, perlu dibangun persaudaraan sejati dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Situasi bangsa kita sedang memprihatikan, tetapi kita tidak perlu hanyut dalam keputusasaan, kita harus menyelamatkan keturunan kita sampai ratusan tahun yang akan datang," ujar Syafii Maarif.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Ia mengatakan, bangsa ini menghadapi persoalan besar, sehingga perlu dipikir ulang cara untuk merajut persatuan bangsa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Tidak perlu berpikir ada desain apa di belakang ini," ucap Maarif.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Quraish Shihab yang berpendapat melalui video, mengajak seluruh masyarakat menyadari situasi yang dihadapi bangsa saat ini adalah api dalam sekam, sehingga harus bersama-sama menyadarkan orang di sekitar soal bahaya yang menghadang.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Pesan untuk ulama, saya harap ulama tidak terjerumus dalam politik praktis dan bisa mengantarkan masyarakat hidup lebih damai. Juga perlu ada ketegasan pemerintah, tegas tetapi bijaksana," kata Quraish Shihab.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Engkus Rusmana mewakili penganut kepecayaan menilai, kondisi yang saat ini terjadi karena ada pembiaran terhadap kelompok radikal.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Entah ini kegagalan kita menghadapi demokrasi, gagalnya pendidikan kebangsaan, disusupinya sektor strategis oleh pemikiran radikal, dan kesenjangan ekonomi juga menjadi pemicu persoalan bangsa ini," ujar dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Ia berpendapat kearifan lokal jangan diabaikan karena memiliki peranan penting menyelesaikan konflik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Salah satu penggagas deklarasi, Alisa Wahid mengatakan, sesepuh bangsa ini pernah muda dan mengikuti perjalanan bangsa sedemikian rupa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Bagaimana menyikapi kondisi saat ini kami membutuhkan kearifan para sesepuh," ucap Alisa. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
👪</div>
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Jakarta, </span><span style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px; font-style: italic;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: bold;">NU Online</span></span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (Kang Said) meminta semua elemen bangsa Indonesia untuk menghargai keragaman agama, suku, bahasa, dan budaya dalam bingkai kebinekaan NKRI. Keragaman ini yang membentuk Indonesia sebagai negara bangsa, bukan negara agama.</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Demikian disampaikan Kang Said menanggapi aksi teror pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Ahad (13/11).</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">“Kita sepakat tidak mendirikan negara agama, tetapi mendirikan negara yang rakyatnya beragama. Sekali lagi, bukan negara agama, tetapi negara yang rakyatnya beragama,” kata Kang Said kepada </span><span style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px; font-style: italic;">NU Online</span><span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;"> di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (14/11) sore.</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqafah Ciganjur ini mengulas kembali sejarah pertemuan para pendiri bangsa Indonesia yang tergabung dalam Tim Sembilan terkait penentuan landasan Negara Indonesia.</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Para pendiri bangsa ini terutama dalam Tim Sembilan menyepakati bahwa bangsa Indonesia mendirikan negara nasional, bukan berdasarkan agama. Mereka terdiri atas utusan NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, utusan Kristen, dan juga kelompok nasionalis.</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Kang Said mengajak semua elemen masyarakat untuk menghargai perbedaan dan kebinekaan. Ia juga mengingatkan semua warga NU untuk menyamakan sikap dan pandangan kebangsaan.</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">“Mari kita lestarikan dan junjung tinggi keselamatan NKRI yang merupakan </span><span style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px; font-style: italic;">darus salam</span><span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">, negara yang penuh damai. Damai antarsuku, antaragama, dan antarkelompok. Kita sudah sepakat sejak awal,” katanya.</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: Roboto, sans-serif, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">Kang Said menyayangkan aksi pelemparan bom molotov di halaman gereja di Oikumene, Samarinda Ahad lalu yang memakan korban jiwa seorang anak balita dan menyebabkan luka parah sejumlah anak-anak. (</span><span style="box-sizing: border-box; color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold;">Alhafiz K</span><span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">)</span></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif; font-size: 14px;">👏</span></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
<br />
<div style="background-color: white; color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div class="itemIntroText" style="box-sizing: border-box; color: #444444; font-family: Raleway; font-size: 13.5px; line-height: 22px; padding: 4px 0px 12px;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
<strong style="box-sizing: border-box;">MEDAN, NETRALNEWS.COM</strong> - Thousands of Medan City residents expressed their support for the non-active Jakarta Governor Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok who was convicted of blasphemy, around Merdeka Square, Medan, Thursday (05/11/2017) night.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
The mass gathered since Thursday afternoon and some of them gathered in front of the post office, Merdeka Square, Jalan Balai Kota, Jalan Pulau Pinang and Jalan Bukit Barisan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
Alternately, the mass sang national anthems like Garuda Pancasila, Gugur Bunga, Halo-halo Bandung, and Padamu Negeri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
By evening, the mob lit candles as a form of moral support for Ahok. There was also a choir asking the Jakarta governor to be released.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
Around 08.00 pm, a relatively heavy rain flushed the Merdeka Square area. Some of the masses seemed to stay to express their aspirations.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
Tony, one of the residents present around Merdeka Square, said the support was spontaneous because no one coordinated of the action.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
Member of North Sumatra Regional People's Representative Council from Indonesian Democratic Party of Struggle (PDIP) Brilian Moktar who was at the location said initially the activity was socialized through social media.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
The activity once was canceled because it did not get permission since Merdeka Square will be used for other activities.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: justify;">
But large crowds have already gathered around Merdeka Square so they continued to deliver support for Ahok even though no one coordinated them. (*)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 26px; margin-bottom: 26px; text-align: center;">
👪</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jakarta, GATRAnews</span> - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie berharap tidak ada mobilisasi massa di hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017, Rabu (19/4). Suasana pencoblosan putaran kedua harus kondusif.</div>
</div>
<div class="itemFullText" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Raleway; font-size: 13.5px; line-height: 22px; margin-bottom: 30px; margin-top: -27px;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
<br style="box-sizing: border-box;" />
Jimly mengimbau warga Jakarta tidak terpancing berpartisipasi dalam berbagai aksi. Warga harus berani menolak ajakan aksi saat hari pencoblosan.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Semua ajakan mobilisasi massa pada hari H, harus ditolak. Jangan diikuti," kata Jimly kepada awak media di Kantor DKPP, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (17/4).<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini meminta aparat menggagalkan rencana mobilisasi massa di hari pemungutan suara. Sehingga masyarakat tenang menggunakan hak pilihnya.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
Warga Jakarta, sambung Jimly, harus hadir dan menggunakan hak pilih. Harapan warga Indonesia terhadap Pilkada DKI Jakarta ini sangat besar.<br />
<br style="box-sizing: border-box;" />
"Gunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nuraninya. Tidak usah terpengaruh oleh janji-janji apalagi terpengaruh oleh apa pun," kata Jimly.</div>
</div>
<strong>Jakarta. </strong>Mass rallies on election day in Jakarta can only jeopardize the poll and are against the law, observers warn.</div>
<div style="background-color: white; color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
Election Organizers Ethics Council (DKPP) chairman Jimly Asshiddiqie said that invitations to join the rallies planned to coincide with the capital city's gubernatorial election on Wednesday (19/04) should be rejected.</div>
<div style="background-color: white; color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"All invitations to the rallies should be rejected as [participation in them] violates [regulations]," Jimly said on Monday.</div>
<div class="show-more" style="background-color: white; color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div class="more-content">
He added that the Jakarta Police, the Jakarta Election Commission (KPUD) and the Election Supervisory Agency (Bawaslu) made a right move by <a href="http://jakartaglobe.id/news/jakarta-police-ban-all-mass-gatherings-planned-for-voting-day/" style="color: #cd1713; text-decoration-line: none;" target="_blank">prohibiting</a> public gatherings on election day.<br />
"I have advised the campaign teams of both candidates to do the same. They should discipline their supporters and request that they do not participate in the rallies," he said.<br />
Mass gatherings would only jeopardize the runoff election, therefore, according to Jimly, they should be prevented.<br />
"Campaign leaders and their supporting parties should not ignore [the threat of] mass mobilization. I advise all of them to act now in order to prevent it," Jimly said.<br />
According to Jimly, the so-called "Al Maidah Picnic" planned for Wednesday comes with bad intentions.</div>
</div>
<span style="background-color: white; color: #3f3f3f; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px;">"The Al-Maidah Picnic is based on a wrong idea and will violate the law. We hope that security officials will contain it and that Jakarta residents will remain calm and desist from joining it," Jimly said.</span><br />
<span style="font-size: 1.05rem;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 1.05rem;">👀</span></div>
<span style="font-size: 1.05rem;">JAKARTA (Pos Kota) – Dua hari lagi masyarakat DKI akan memberikan hak suaranya untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017. Meski suasana politik memanas, namun masyarakat diimbau untuk tetap menjaga suasana aman dan damai pemungutan suara putaran kedua.</span></div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Semua supaya menahan diri dan patuh aturan, dengan memastikan tidak ada kecurangan, harus jujur, dan tidak boleh ada huru-hara. Tidak boleh menimbulkan perpecahan Pilkada,” kata Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin, Senin (17/4/2017).</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Ma’ruf Amin mengimbau agar masyarakat DKI Jakarta dapat menggunakan hak suaranya memilih calon pemimpin yang amanat dan menggunakan hati nuraninya demi kepentingan masa depan ibukota lima tahun ke depan.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Imbauan agar masyarakat memilih dengan hati nuraninya. Tidak boleh ada perpecahan, kecurangan, harus dilakukan secara jujur. Jangan sampai mengakibatkan perpecahan bangsa dan warga,” ujar KH Ma’ruf Amin di rumahnya, Koja, Jakarta Utara.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Dikatakan, masyarakat dari luar daerah juga diminta tidak untuk mengerahkan massa ke ibukota dengan alasan apapun karena pihak TNI, Polri, serta penyelenggara Pilkada DKI akan menjalankan pemungutan suara secara aman, jujur, dan damai.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
“Demi mendapat hasil terbaik kepada seluruh pihak untuk menghentikan. Cara-cara yang tidak fair dan junjung kembali etika berkompetisi dengan baik,” tukasnya.</div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
<span style="box-sizing: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit;">(ilham/sir)</span></div>
<div style="background-color: #fefefe; box-sizing: inherit; color: #0a0a0a; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 1.05rem; line-height: 1.6; margin-bottom: 1rem; padding: 0px; text-align: center; text-rendering: optimizeLegibility;">
<span style="box-sizing: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit;">👪👪</span></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAHCOM, Jakarta - Taruna Merah Putih (TMP) memfasilitasi masyarakat Jawa yang tinggal di Jakarta untuk menyampaikan keluh kesahnya dengan menggelar acara Campursari Sambung Rasa Masyarakat Jawa "Sesarengan Sami Mbangun Nagari" di Balai Sabrini, Jakarta Selatan, Sabtu (15/4).</span></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum DPP TMP Maruarar Sirait dan sejumlah kader-kader terbaik TMP yang diduduk di lembaga eksekutif, antara lain Wali Kota Surakarta, F.X. Hadirudiatmo, Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi, Bupati Magelang, Zainal Arifin. Serta Politikus Senior PDI Perjuangan yang juga menjabat sebagai dewan pertimbangan presiden, Sudarto Danubroto.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Acara yang dihadiri oleh ribuan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dari masyarakat Jawa tersebut berlangsung meriah. Seluruh peserta diajak berjoged dan menikmati alunan musik campursari yang dimainkan oleh grup musik campursari "Samudro Laras" dan suara merdu Edo Kondologit.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Suwarto Marsidi masyarakat Jawa asli Blitar ini mengungkapkan Jakarta di bawah kepempinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama mengalami perubahan yang sangat cepat. Menurutnya Jakarta menjadi kota yang lebih maju dan nyaman.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Salah satu buktinya di masa Jokowi dan dilanjutkan oleh Basuki Jakarta akan memiliki MRT. Ini merupakan kebanggaan bagi warga Jakarta," katanya.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pria yang mengaku menetap di Jakarta sejak tahun 1992 ini mengungkapkan bahwa Ahok-Djarot merupakan pemimpin yang telah memberikan yang terbaik untuk warga Jakarta dengan kerja-kerja nyata mereka.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Maka itu, dia mengajak seluruh masyarakat Jawa yang memiliki hak pilih untuk kembali memberikan amanah nya kepada Ahok-Djarot.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sementara itu, Bupati Magelang Zainal Arifin meminta kepada seluruh mayarakat Jawa yang telah berjanji memenangkan pasangan Ahok-Djarot harus dibuktikan dengan kerja keras dan cerdas. Sehingga impian menangkan Ahok-Djarot akan menjadi nyata.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Janji-janji ibu dan bapak untuk menangkan Ahok-Djarot harus ditepati dengan kerja keras," katanya.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut dia pelaksanaan pilkada yang tinggal menghitung hari, seluruh pendukung Ahok-Djarot harus mampu merawat suara yang telah dicapai. Selain itu berupaya terus untuk menambah pundi-pundi suara.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Semangat kita sama menangkan Basuki-Djarot. Ayo kita yakinkan masyarakat Jawa yang belum memilih Basuki-Djarot agar nanti 19 April memilih pasangan Basuki-Djarot," ujarnya.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Zainal mengatakan memenangkan Ahok-Djarot bukan hanya memperjuangkan Jakarta yang lebih baik. Tapi, menangkan Ahok-Djarot merupakan perjuangan untuk menjaga Pancasila dan keberagaman.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Inilah Pancasila. Bukan memilih atas dasar agama. Tapi memilih karena memiliki kemampuan dan bermanfaat memberikan perubahan lebih baik kepada warga Jakarta," katanya.[jat]</div>
<span style="background-color: #f3f3f3; font-family: "open sans";">- See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2372991/warga-jawa-di-dki-siap-menangkan-ahok-djarot#sthash.K0Bh7lUf.dpuf</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: #f3f3f3; font-family: "open sans";">😍😍</span></div>
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">JAKARTA okezone - Forum Warga Jakarta Cinta Damai menggelar aksi sejuta tanda tangan masyarakat DKI menolak adanya perpecahan di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Aksi berlangsung di arena car free day, Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Aksi simpatik itu bertujuan untuk menyerukan agar Pilkada Ibu Kota berlangsung damai tanpa adanya perpecahan dan perselisihan demi menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Dalam rangka pesta demokrasi yang akan berlangsung pada Rabu 19 April 2017 itu aroma perpecahan warga kian terasa. Munculnya dua kelompok yang saling hujat dan kampanye hitam semakin marak,” kata Koordinator Forum Warga Jakarta Cinta Damai, Margianto di sela aksi, Minggu (16/4/2017).</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">“Oleh karena itu forum warga Jakarta cinta damai mengajak warga Jakarta untuk membebaskan pesta demokrasi itu dari rasa kebencian dan permusuhan," lanjutnya.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Margianto menjelaskan, Forum Warga Jakarta Cinta Damai dibentuk oleh sejumlah elemen warga DKI yang ingin memberikan edukasi kepada masyarakat untuk cerdas dalam berdemokrasi. Ia juga mengajak agar warga Ibu Kota menjaga persatuan dan Kebhinnekaan Indonesia.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Oleh sebab itu kami masyarakat yang turut andil dalam penyelenggaraan Pilgub DKI Jakarta meminta aparat kepolisian menindak tegas segala pelanggaran yang terjadi saat berlangsungnya proses kontestasi Pilgub DKI," terangnya.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Margianto menambahkan, pihaknya juga meminta masyarakat untuk mengawal jalannya proses Pilkada Ibu Kota dengan melaporkan segala bentuk kecurangan, intimidasi, kekerasan serta kampanye hitam.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">"Kami juga mengimbau agar pengguna media sosial untuk berterika dalam berkampanye dan menyampaikan informasi lebih bijak dan beretika kepada publik," tandasnya.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">(sal)</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #262626; font-family: "roboto" , sans-serif , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">👳</span></span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; text-align: left;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Usai mendapat dukungan dari Forum Betawi Rempug (FBR) Jakarta Timur, kini menyusul FBR Jakarta Selatan yang mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Calon Gubenur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama atau <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2919952/djarot-rakyat-adalah-hakim-tertinggi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Ahok-Djarot">Ahok-Djarot</a> Saiful Hidayat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Juru bicara FBR Jakarta Selatan Sofyan mengatakan, karena pihaknya melihat perkembangan situasi selama masa Pilkada DKI Jakarta 2017 ini yang semakin tidak kondusif, warga Ibu Kota menginginkan sosok kepala daerah yang bisa mengayomi warga yang terdiri dari berbagai etnis.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2920017::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2917559/silaturahmi-ke-persija-djarot-jadi-pemain-bola-dadakan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Silaturahmi ke Persija, Djarot Jadi Pemain Bola Dadakan</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://news.liputan6.com/read/2916541/sidang-tuntutan-ahok-hari-ini-polisi-perkuat-pengamanan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sidang Tuntutan Ahok Hari Ini, Polisi Perkuat Pengamanan</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://showbiz.liputan6.com/read/2917501/ahok-apresiasi-film-labuan-hati" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Ahok Apresiasi Film Labuan Hati</a></li>
</ul>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; position: relative; width: 560px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Kami Keluarga Besar FBR Jakarta Selatan berharap Pilkada ini berlangsung damai dan tentram, sebab, Jakarta sebagai barometer nasional. Melihat perkembangan yang terjadi belakangan ini, kami, FBR Jakarta Selatan yakin sosok yang layak menjadi Wakil Gubernur DKI adalah Djarot Saiful Hidayat," ujar Sofyan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Dia menjelaskan, alasan mendukung Djarot adalah karena FBR Jakarta Selatan melihat sosok <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2919952/djarot-rakyat-adalah-hakim-tertinggi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Djarot">Djarot</a> mempunyai kriteria mumpuni dalam memimpin Ibu Kota yang heterogen ini. Sofyan menilai, pengalaman Djarot memimpin Blitar selama dua periode bisa membawa perubahan besar bagi Jakarta.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Ditambah lagi kepribadiannya yang kalem, tegas, tidak berbicara kasar. Menjadikan Bang Haji <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2919952/djarot-rakyat-adalah-hakim-tertinggi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Djarot">Djarot</a> layak untuk memimpin Jakarta," ucapnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Tidak hanya itu, lanjut dia, Djarot memiliki pengalaman di DPR RI dan DPRD Jawa Timur. Dua pengalaman ini, kata Sofyan, bisa membantu Djarot mampu membina hubungan baik antara eksekutif dengan legislatif.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Dan selama mendampingi Ahok sebagai wakil gubernur. Bang Haji Djarot juga mempunyai catatan yang positif," tandas Sofyan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Mendengar deklarasi tersebut, Djarot menyampaikan rasa terima kasihnya kepada keluarga besar FBR Jakarta Selatan. Menurutnya, setiap dukungan yang diberikan kepada Ahok-Djarot dapat menambah semangat bagi dirinya dan Ahok serta tim pemenangan dan relawan untuk memenangkan putaran kedua Pilkada Ibukota ini.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Kemarin FBR di Jakarta Timur sudah menyatakan deklarasi, sekarang giliran FBR Jakarta Selatan ya g mendukung kami. Karena itu kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan," kata dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Ini akan semakin menambah semangat kami untuk menang. Kami semakin yakin bahwa apa yang kami kerjakan selama ini memberikan kepuasan bagi warga Jakarta. Karena bagaimana pun, kami ini adalah pelayan bapak dan ibu semua," jelas Djarot.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
👍</div>
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Calon Wakil Gubernur DKI </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;"> </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/d/djarot-saiful-hidayat/berita/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Djarot Saiful Hidayat</a></strong></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;"> menghadiri acara Jakarta Bersalawat yang diselenggarakan partai-partai pendukung. Dalam sambutannya, </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/d/djarot-saiful-hidayat/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Djarot</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;"> mengatakan Jakarta membutuhkan pemimpin yang telah terbukti bekerja, bukan pemimpin yang hanya pandai berkata-kata dan mengumbar janji politik. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Jakarta betul-betul membutuhkan orang yang benar bekerja untuk menata kota, bukan sekedar pandai merangkai kata-kata," kata Djarot di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (14/4). </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Djarot mengklaim dirinya dan </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/a/ahok/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Ahok</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;"> telah memberikan bukti kinerja yang langsung bisa dirasakan warga Jakarta. Seperti, memperbaiki sistem dan layanan kesehatan, menyediakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Siapakah yang selama ini telah memberikan bukti-bukti dan komitmen yang jelas, yang langsung dirasakan oleh seluruh umat Islam di DKI Jakarta, yang menerima KJP, KJS, menerima layanan Puskesmas baik, layanan transportasi baik, betul enggak?," tuturnya. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">4 Hari jelang pencoblosan, kata dia, dukungan dari masyarakat mulai mengalir. Djarot menambahkan, dirinya dan Ahok memiliki niat tulus membangun Jakarta. Sehingga, dia berharap niatannya itu bisa tercapai. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Semakin hari kelihatan sekali begitu bergairahnya rakyat, begitu dukungan datang dari mana-mana. Siapa yang sungguh-sungguh berusaha niscaya akan berhasil. Serahkan semuanya pada Allah SWT, kita berikhtiar sebaik mungkin," klaimnya. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Para pendukung diminta bersabar dengan segala tuduhan dan fitnah yang datang. Djarot juga mengingatkan pendukungnya tidak menyimpan dendam kepada masyarakat yang berbeda pilihan politik dengan mendukung pasangan </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/a/anies-baswedan/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Anies Baswedan</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">- </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/s/sandiaga-uno/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Sandiaga Uno</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Kita harus sabar menghadapi berbagai macam ujian yang datang bertubi-tubi pada kita, menghadapi berbagai ujaran kebencian, fitnahan, saya bilang sabar," imbuhnya. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Hadapi mereka dengan senyum yang tulus. Doakan karena mereka saudara kita. Mungkin beda pilihan, tapi ingat mereka adalah saudara kita sendiri. Jangan ada dendam dan benci antara kita," sambung Djarot. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">Mantan Wali kota Blitar ini mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani di TPS-TPS pada tanggal 19 April 2017 nanti. Selain itu, dia mengimbau pendukungnya tak perlu khawatir untuk menggunakan hak pilihnya karena TPS dijaga aparat kepolisian. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; text-size-adjust: 100%;" />
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif; font-size: 16px;">"Urusan surga neraka itu urusan Allah SWT, asalkan niat kita baik dan ikhlas jangan takut. TPS dijaga aparat, jangan takut. Tapi juga jangan marah, karena anda semua akan aman," pungkasnya. </span><strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[msh]</strong></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; text-align: center;">
<strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-size: 16px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">✌</strong></div>
</div>
<div style="border: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.hidupkatolik.com/" style="border: 0px; color: #bf1903; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 600; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">HIDUPKATOLIK.com</strong></a> – MENTERI Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak tokoh agama Kalimantan Barat (Kalbar) mengedepankan pengetahuan yang boleh dimengerti oleh siapa saja (eksoterik) tentang agama di tengah masyarakat majemuk seperti Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Menag saat meresmikan Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (STAKatN) Pontianak, Kalbar, yang dihadiri Gubernur Kalbar Cornelis, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, Dirjen Bimas Katolik Eusabius Binsasi, Kepala Kanwil Kemenag Kalbar Syahrul Yadi, Walikota se-Kalbar, tokoh-tokoh agama Katolik dari seluruh Indonesia, civitas akademika STAKatN, dan ratusan masyarakat Pontianak, Kamis, 6/4.</div>
<div style="border: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lanjut Lukman Hakim, sisi eksoterik agama tidak bicara pada perbedaan antara agama-agama, tetapi sebuah upaya untuk menemukan persamaan-persamaannya. “Semua agama sama dalam hal penegakan keadilan, menghormati hak asasi manusia, kesamaan di depan hukum, larangan membunuh, mencuri, minuman keras dan lain-lain. Pada level <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">eksoterisme</em> agama ini, yang sejatinya merupakan inti ajaran agama, semua kita bisa berbicara dalam bahasa yang sama,” jelas Menag seperti diberitakan <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kemenag.go.id, </em>Kamis, (6/4).</div>
<div style="border: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Penegasan Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK ini merupakan respon terhadap kondisi keberagamaan di Indonesia pada akhir-akhir ini yang cenderung mengarah pada pecah-belah dan konflik. Karenanya Menag meminta masyarakat dan tokoh-tokoh Kalbar bisa menjadikan agama sebagai faktor pemersatu, bukan sebaliknya. “Di ruang publik, agama jangan diperdebatkan, tetapi diamalkan. Agar agama tetap berfungsi dalam membina kerukunan. Demi menjaga keindonesiaan kita,” harap Lukman Hakim.</div>
<div style="border: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dalam sambutan tanpa teks tersebut, sebelumnya Menag memberikan apresiasi kepada para tokoh agama, terutama para pastor, uskup, dan umat Katolik, serta pemerintah daerah Kalbar yang telah berhasil menjaga dan merawat kehidupan umat beragama, memajukan pendidikan agama, dan kualitas kerukunan antarumat beragama di Kalbar. “Itu berarti turut menjalankan misi Kementerian Agama,” pujinya.</div>
<div style="border: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 1.25rem; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit;">STAKatN Pontianak sebelumnya adalah Sekolah Tinggi Pastoral (STP) St. Agustinus Pontianak yang beralamatkan di Jl Adi Sucipto, Kubu Raya di bawah naungan Yayasan Widya Pratama Keuskupan Agung Pontianak. Bersamaan dengan alih status tersebut juga diadakan proses pengalihan kekayaan, hak, dan kewajiban dari STP St. Agustinus Pontianak ke sekolah tinggi kepada STAKatN Pontianak yang kini menempati gedung yang beralamatkan di Jl. Parit Haji Muksin, Kabupaten Kubu Raya. Selain pengalihan aset, semua mahasiswa STP St. Agustinus Pontianak juga dialihkan menjadi mahasiswa STAKatN Pontianak.</span></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; text-align: center;">
✌</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong> - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) kembali mendapatkan dukungan dari relawan dan para pendukung pasangan calon nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylvi). Kali ini, dukungan diberikan relawan dan pendukung AHY di Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Koordinator Agus-Sylvi daerah pemilihan 10 Jakarta Barat, Nelson Edward Nainggolan mengatakan sebelum menyatakan deklarasi dukungan terhadap Ahok-Djarot, memang telah terjadi pembicaraan yang cukup alot antara para relawan dan pendukung Agus-Sylvi dengan para relawan Basuki-Djarot (Badja). Namun akhirnya, dari pembicaraan tersebut, relawan Badja berhasil meyakinkan mereka untuk mengalihkan dukungan kepada Ahok-Djarot.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
“Jadi memang khusus untuk pasangan calon nomor dua, kita sangat alot pembicaraannya, tetapi Badja berhasil meyakinkan kami sekitar minggu lalu. Kami pun siap mengawal Ahok-Djarot dengan para Badja,” kata Nelson dalam acara tablig akbar dan deklarsi dari pendukung Agus-Sylvi di Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Senin (10/4).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Ia bersama para relawan dan pendukung Agus-Sylvi melihat dari dua pasangan calon yang tersisa dalam putaran kedua, hanya Ahok dan Djarot yang telah memberikan bukti program kerja nyata dan telah dinikmati warga Jakarta.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
“Sudah banyak yang dibuktikan melalui progra-programnya. Setelah berjalan melihat bukti nyata itu, kami mewakili daerah pemilihan 10 Jakarta Barat siap mendukung Ahok-Djarot. Kami terpanggil maju bersama dengan warga Jakarta lainnya,” ujarnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Djarot yang hadir pada acara itu mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan relawan Agus-Sylvi di Palmerah kepada pasangan Ahok-Djarot. Ia mengharapkan mereka tidak mudah ditakut-takuti oleh pihak lain untuk mengalihkan dukungannya ke pasangan calon lainnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bang Nelson. Beliau-beliau ini mendukung Badja karena programnya menyentuh masyarakat. Saya mengharapkan supaya jangan sampai ada pihak mana pun yang menakuti dan memaksa kehendak kepada yang lain. Mari kita jaga situasi Jakarta supaya sejuk,” kata Djarot.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Menurutnya, ia dan Ahok mempunya visi yang sama dengan Agus-Sylvi, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia serta menghargai pluraritas yang telah terbina selama ini dengan menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
“Yang dahulu tergabung paslon nomor satu sekarang sudah bergabung untuk memenangkan paslon nomor dua. Ada alasan khusus pastinya pengalihan dukungan ini. Selain kita gotong royong untuk mewujudkan Jakarta adil dan makmur, kita punya visi yang sama seperti AHY yaitu bagaimana menjaga persatuan kesatuan Indonesia dan menghargai pluraritas,” jelasnya.</div>
<br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;" />
<br />
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
Lenny Tristia Tambun/AB</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: start;">
BeritaSatu.com</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
👪</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span> - Mantan Ketua PP <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/muhammadiyah" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Muhammadiyah</a> Ahmad <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/syafii.maarif" style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #428bca; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Syafii Maarif</a> meminta kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk dapat menerima apapun hasil suara masyarat pada Pilkada Jakarta 2017.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Pada 19 April mendatang, masyarakat Jakarta akan datang menggunakan hak politiknya di kotak suara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Para pemainnya seharusnya berdamai, jadi siap menang siap kalah dan kalau sudah kalah terima yang menang, kalau yang sudah menang jangan sombong," kata Syafii di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (8/4/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Buya Syafii mengimbau agar agama tidak dijadikan sebagai alat politik untuk menuju kekuasaan. Pasalnya, jika agama digunakan akan berdampak pada perubahan sikap masyarakat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Orang kan mudah sekali mengembangkan kultur kebencian," ucap Syafii.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">(Baca: <a class="inner-link" href="http://regional.kompas.com/read/xml/2017/03/03/15385551/buya.syafii.sebut.pemasang.spanduk.sara.di.dki.orang.putus.asa." style="border-bottom: 1px solid rgb(223, 223, 223); box-sizing: border-box; color: #3ca5dd; outline: 0px; position: relative; text-decoration-line: none; transition: all 0.2s ease; vertical-align: top;" target="_blank">Buya Syafii Sebut Pemasang Spanduk SARA di DKI Orang Putus Asa </a>)</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Untuk meredakan potensi konflik horizontal di masyarakat, Syafii meminta kepada penegak hukum agar bertindak tegas dalam menindak spanduk provokatif yang terpasang terkait Pilkada Jakarta.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
"Penegak hukum jangan membiarkan itu, agar polisi swasta tidak bergentayangan. Polisi harus bertindak tegas," ucap Syafii.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: start;">
Menurut dia, untuk memilih pemimpin Jakarta lima tahun mendatang, masyarakat dapat melusuri rekam jejak para calon kepala daerah. Antara lain, terkait sikap calon pemimpin dalam membela warganya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 18px; text-align: center;">
✌</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Polda Metro Jaya mengirimkan surat kepada Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Kepolisian memohon agar sidang penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diundur guna alasan tertentu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Surat yang beredar tersebut tertanggal 4 April 2017 dan ditandatangani Kapolda Metro Jaya M Iriawan. Surat bersifat biasa itu menjelaskan dua poin penting terkait penundaan sidang. Adapun surat tersebut ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan tembusan ke Ketua MA, Kapolri, Irwasum, Ketua PT DKI, dan Kajati DKI Jakarta.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2912182::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; text-align: start; width: 1237px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; margin-bottom: 1em; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/pilkada/read/2911299/bedah-rumah-akan-mulai-bulan-ini-ini-respons-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Bedah Rumah Akan Mulai Bulan Ini, Ini Respons Ahok</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2910262/panasnya-sidang-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Panasnya Sidang Ahok</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2909160/sidang-dimulai-jaksa-putar-video-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Sidang Dimulai, Jaksa Putar Video Ahok</a></li>
</ul>
</div>
<div class="seamless" data-google-query-id="CN_VifnGj9MCFUUZjgodI88Dtw" id="NEWS-SEAMLESS" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: auto; text-align: start;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">"Mengingat semakin rawannya situasi keamanan di DKI Jakarta, maka demi kepentingan keamanan dan ketertiban masyarakat, serta akan dilaksanakan pengamanan tahap pemungutan suara Pemilukada DKI Jakarta putaran II, dimana perkuatan pasukan Polri dan TNI akan dikerahkan semua, maka disarankan kepada Ketua agar Sidang dengan Agenda Tuntutan Perkara Dugaan Penistaan Agama dengan Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk ditunda setelah tahap pemungutan suara Pemilukada DKI Putaran II,"</em> penggalan surat yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara dikutip <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com</span>, Kamis (6/4/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Poin selanjutnya terkait dengan ditundanya proses penyelidikan terhadap terlapor Cagub Anies Baswedan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">"Berkaitan dengan hal tersebut diinformasikan bahwa proses hukum terhadap terlapor Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, baik pemanggilan dan pemeriksaan oleh penyidik Polri, ditunda pelaksanaannya setelah tahap tahap pemungutan suara Pemilukada DKI Putaran II."</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Yuwono membenarkan surat tersebut dikeluarkan pihaknya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Surat ini merupakan surat biasa dan wajar apabila kepolisian mengirim surat berkaitan hal tersebut, agar persiapan pelaksanaan pencoblosan dapat dilaksanakan dengan aman dan tertib," kata Argo saat dihubungi <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com</span>, Kamis (6/4/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Menurut Argo, jadwal pembacaan tuntutan dan pelaksanaan pemungutan suara sudah dekat, dikhawatirkan ada aksi pengerahan massa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Mengingat pelaksanaan sidang mendekati masa tenang dan pencoblosan dimungkinkan ada pengerahan masa, maka untuk meminimalisir kemungkinan yang ada, begitu juga penundaan pemeriksaan Cagub Anis dan Sandiaga," Argo menjelaskan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Dihubungi terpisah, Juru Bicara PN Jakarta Utara Hasoloan Sianturi membenarkan surat tersebut ditujukan untuk pihaknya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Secara eksplisit saya tidak melihatnya. tapi ketua sudah menyampaikan kepada saya soal surat tersebut," kata Hasoloan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Menurut dia, soal penundaan hal itu perlu dibicarakan secara internal. "Tapi yang jadi persoalan ini kan sudah ditetapkan, kita lihat nanti, dibicarakan dulu internal," ujar Hasoloan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Waluyo juga mengatakan sudah menerima surat itu. Ia mengatakan, terkait penundaan sidang, pihaknya bergantung pada hakim.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: start;">
"Tinggal tunggu hakimnya setuju apa enggak. Kami terserah hakim. Kami hanya menyampaikan. Tapi itu domainnya hakim ditunda soal ada atau tidaknya persidangan," ujar Waluyo saat dikonfirmasi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
👮</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong>- Keterangan sejumlah saksi ahli agama Islam dalam sidang dugaan penistaan agama di PN Jakarta Utara semakin membuktikan bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak menistakan agama. Bahkan, diduga Ahok merupakan bagian dari korban politik.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Artinya tuduhan penistaan agama adalah diduga dalih untuk mengalahkan Ahok sebagai Cagub DKI Jakarta," kata Pengamat Politik Senior Arbi Sanit, Jumat (31/3) di Jakarta.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Hal tersebut dilakukan karena kualitas kepemimpinan Ahok terbukti jauh melebihi Cagub lain. Agama pun diperalat sebagai salah satu cara untuk menyeimbangkan kompetisi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sebelumnya, dalam sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Ahok, Rais Syuriah Nahdlatul Ulama KH Masdar Farid Mas'udi, mengatakan Surat Al-Maidah ayat 51 tidak bisa dipisahkan dari surat Al-Mumtahanah ayat 8.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Menurutnya, dua ayat itu harus dilihat secara holistik atau keseluruhan terkait kriteria pemimpin nonmuslim yang tidak boleh dipilih.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"(Surat Al-Mumtahanah ayat 8) bahwa yang tak boleh dipilih sebagai aulia adalah orang nonmuslim yang memerangi kamu dan mengusir kamu dari negeri kamu. Kalau sekadar beda agama, tidak ada masalah," kata Masdar.</div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br style="color: #535353; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;" /></div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Yeremia Sukoyo/PCN</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
👪</div>
<div style="color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px;">
jakarta post: A viral YouTube video shows one of Jakarta’s gubernatorial candidates, Anies Baswedan, delivering a speech in front of an audience at the Islam Defenders Front (FPI) headquarters. The vigilant group’s head, Rizieq Shihab, is seen looking up to Anies admirably.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
During that event, Anies revealed that his parents were the founders of the Indonesian Arab Party (PAI) in 1934. He emphasized that the Arab community made a pledge to Indonesia and called the country home The pledge, according to Anies, was significant since Indonesia as a state had not been established.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Anies’ tale up to this point was true. The Arabic community that formed the PAI was heroic, and its political mission was certainly one to admire. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
However, Anies’ statement that only the Arabs acted bravely under Dutch occupation was not true and deviated from historical facts.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
I hope that this was due to Anies’ lack of understanding about his grandfather AR Baswedan’s background and how the PAI was established in Semarang in 1934, and not to undermine the role of Chinese-Indonesian community in the Dutch colonial era in order to show Jakartans that his rival Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, a Chinese- Indonesian, is not as Indonesian as Anies with his Arab blood.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
<span class="readalso" style="box-sizing: border-box;">Read also: <a href="http://www.thejakartapost.com/life/2017/01/09/bonnie-triyana-learning-about-todays-society-from-history.html" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; color: #337ab7; outline: none; text-decoration-line: none;">Bonnie Triyana: Learning about today's society from history</a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Let us take a look at the history of press development in the Dutch colonial times. The growing number of Chinese- Indonesians who received education in the beginning of the 20<span style="box-sizing: border-box; font-size: 12.75px; line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">th</span> century increased the enthusiasm for newspapers. Thus, the birth of the Chinese-Indonesian-led newspaper companies, the biggest being <em style="box-sizing: border-box;">Sin Po, Keng Po, Sin Tit Po, </em>and<em style="box-sizing: border-box;"> Matahari.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The language used in the daily newspaper was Chinese-Malay, the vernacular of the Chinese-Indonesian community. Later, language experts found that it was this Chinese-Malay language used in the press that played a significant role in the development of the Indonesian language. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
With wider distribution compared to that of Indonesian and European newspapers, these Chinese-Indonesian newpapers, particularly <em style="box-sizing: border-box;">Sin Po</em> (Jakarta), <em style="box-sizing: border-box;">Sin Tit Po</em> (Surabaya) and <em style="box-sizing: border-box;">Matahari </em>(Semarang), held a key role in spreading the reports on Indonesia’s struggle for independence. A lot of non-Chinese Indonesians, including Arabs, read these papers. National politics figures such as Tjipto Mangunkusumo, Mohamad Yamin, Soekarno and Hatta often wrote for <em style="box-sizing: border-box;">Sin Tit Po</em> and <em style="box-sizing: border-box;">Matahari</em>. These two papers were the trumpets of the Indonesian Chinese-Indonesian Party (PTI), founded and led by Liem Koen Hian in Surabaya on 1932.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Contrary to Anies’ statement, the PTI pledged Indonesia as the home of the Chinese-Indonesian community. Furthermore, the party figures also firmly supported the struggle for independence, a brave act since the declaration happened under Dutch colonial rule, risking the figures to be isolated to Boven Digul and other islands outside Java. The anti-Dutch attitude and then later anti-Japanese were blatant in <em style="box-sizing: border-box;">Sin Tit Po</em> and <em style="box-sizing: border-box;">Matahari</em>, found within journalists and PTI party figures’ writing which called for the Chinese-Indonesian community to become Indonesian people.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
These newspapers also employed non-Chinese journalists, among others, was AR Baswedan. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
<span class="readalso" style="box-sizing: border-box;">Read also: <a href="http://www.thejakartapost.com/life/2017/02/07/menatap-sang-liyan-orientalism-in-the-history-of-dance.html" style="background-color: transparent; border: none; box-sizing: border-box; color: #337ab7; outline: none; text-decoration-line: none;">'Menatap Sang Liyan': Orientalism in the history of dance</a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
AR was a close friend of Liem Koen Hian and Siauw Giok Tjhan. He worked as a journalist for Sin <em style="box-sizing: border-box;">Tit Po,</em> led by Liem Koen Hian in Surabaya. There he worked along with young journalist Siauw Giok Tjhan. When prominent Chinese-Indonesian journalist Kwee Hing Tjiat founded the <em style="box-sizing: border-box;">Matahari</em> newspaper in Semarang on 1934, it was AR along with Tjoa Tjie Liang and Siauw Giok Tjhan who moved to Semarang to become journalists at <em style="box-sizing: border-box;">Matahari.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Inspired by the PTI’s activities and the commitment of the Chinese-Indonesian community to support the struggle for independence, AR later decided to establish the PAI. Supported by Liem Koen Hian, Kwee Hing Tjiat and Siauw Giok Tjhan, AR was chosen as the chairman of the PAI in Semarang in 1934.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The relations between AR and Siauw Giok Tjhan continued even after independence, both jumping to the national political stage as Cabinet members and KNIP working body.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
AR and Siauw Giok Tjhan supported pluralism as the manifestation of Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity), believing in an Indonesia that consists of many ethnicities, including Arabs and Chinese-Indonesians. I believe that they were the founding fathers of the country, not mudding leadership with religions. Democracy that they dreamed of was the election of leaders based on capability, commitment and leadership quality, not religion or ethnicity.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
All in all, the story shows the Chinese-Indonesian community’s role in the struggle for independence, one that went beyond AR and PAI.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
***</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Siauw Tiong Djin, the chairman of Herb Feith Foundation, received his PhD in political science from Monash University, Melbourne.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: arial; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
<em style="box-sizing: border-box;">👪</em></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta beritasatu-</strong> Polisi dan instansi terkait bakal menurunkan spanduk yang bernada suku agama ras dan atargolongan (SARA) atau penolakan terhadap pendukung pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, jelang putaran kedua Pilgub DKI.</div>
</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
"Intinya, kalau ada yang seperti itu kami upayakan diturunkan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, di Jakarta, Minggu (5/3).</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Dikatakannya, polisi akan berkoordinasi dengan semua pihak agar tidak terjadi pelanggaran atau kecurangan. "Kami koordinasi dengan semua instansi masyarakat untuk tidak melakukan pelanggaran," ungkapnya.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Ia menyampaikan, terkait pelanggaran pilkada polisi menunggu laporan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Apabila masyarakat menemukan pelanggaran, tentu dapat segera melaporkan ke panitia pengawas pemilu.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
"Kalau itu masuk ke ranah pilkada, ya kami tunggu dari Bawaslu. Aturannya kan begitu. Kalau Undang-undang Pilkada kan bisa melaporkan panwas (panitia pengawas). Kami manfaatkan panwas, kan sudah undang-undang yang mengaturnya. Jadi masyarakat bisa tahu, kalau ada pelanggaran pilkada bisa laporkan ke panwas," katanya.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Diketahui, spanduk berisi larangan mensalatkan jenazah pendukung calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sedang terjerat kasus penodaan agama, dikabarkan muncul di sebuah masjid di bilangan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan. Selain itu, ada spanduk yang isinya hampir sama di sebuah pemakaman di kawasan pemukiman warga Pulo Kalibata, Jakarta Selatan.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Setelah viral di media sosial, spanduk-spanduk itu kemudian diturunkan. Spanduk berisi larangan mensalatkan jenazah pendukung Ahok diturunkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, karena dianggap dapat menimbulkan polemik di masyarakat.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Sementara spanduk bertuliskan, "Pemakaman ini ga nerima bangke orang munafik/pendukung dan pembela penista agama", yang dipasang di pagar pemakaman keluarga, di kawasan Pulo Kalibata telah diturunkan warga dan Ketua RT setempat, Jumat (3/3) kemarin. Pencopotan spanduk dilakukan karena banyak warga yang merasa terganggu.</div>
</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; text-align: justify;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start;" /></b></div>
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
Bayu Marhaenjati/WBP</div>
</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; text-align: justify;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"></b><br /></div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
<div style="text-align: justify;">
BeritaSatu.com</div>
</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><br /></b>
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b>Isu suku ras agama dan antargolongan (SARA) di Pilkada DKI<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b>, menjadi salah satu pembicaraan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/d/djarot-saiful-hidayat/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%;">Djarot</a></b> Saiful Hidayat dengan tokoh Muhammadiyah Syafii Maarif. Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menegur para penebar isu SARA, termasuk soal spanduk larangan mensalatkan jenazah pendukung penista agama.</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
"Itu pekerjaan orang-orang yang tak ada kerjaan. Jangan membajak Tuhan. Itu orang putus asa yang kemudian orang itu menjadi kalap. Janganlah seperti itu," ungkap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini di kediamannya, kawasan Nogotirto, Sleman, DIY, Kamis (2/3).</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
Kepada Djarot, Buya Syafii juga berpesan agar ketimpangan sosial di Jakarta harus diatasi. Dia berharap Jakarta bisa bebas dari kemiskinan.</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
"Saya berharap Jakarta harus memelopori program (pengentasan kemiskinan). Jakarta harus dibebaskan dari kemiskinan. Kalau tidak bisa jangan ngomong," terangnya.</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
Buya Syafii memaparkan bahwa kondisi Jakarta saat ini mulai membaik. Meskipun demikian lanjut Buya Syafii, kantong-kantong kemiskinan masih ada di Jakarta.</div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px;">
"Ke depan harus sudah tidak ada lagi kantong-kantong kemiskinan di Jakarta. Jakarta harus bebas kemiskinan," tutur Buya Syafii.</div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span style="color: #404040; font-family: "helmet" , "freesans" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 1rem; font-weight: bold;"></span><br /></div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
Buya Syafii membantah mendukung salah satu calon Pilkada DKI. <strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[cob]</strong> </div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
👳</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<span style="color: #404040; font-family: "helmet" , "freesans" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 1rem; font-weight: bold;">Malaysia's Prime Minister Najib Razak has announced that Saudi Arabia is investing $7bn (£5.6bn) in an oil refinery in the country, a project that will be set up by Malaysian oil company Petronas.</span></div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 23px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The investment is the first deal to be signed during Saudi monarch King Salman's Asian tour, and is expected to help boost profits at Petronas, which has been struggling with low oil prices for the past few years.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The visit is the first by a Saudi king to Malaysia in more than a decade, but the ties between the two nations run deep.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The Saudi connection came up in Malaysian politics as recently as last year, when Malaysia's Prime Minister Najib Razak said that the $681m found in his personal bank account was a gift from the royal family, and not money embezzled from funds <a class="story-body__link" href="http://www.bbc.com/news/world-asia-36051474" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(17, 103, 168, 0.298039); border-bottom-color: rgb(220, 220, 220); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">linked to the state investment fund 1MDB</a>.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
The Malaysian anti-corruption commission cleared Mr Najib of all wrongdoing. However, his critics say the Saudi Arabian excuse is just a convenient cover - and several international investigations into the matter continue.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media-landscape has-caption full-width" style="background-color: #111111; border: 0px; clear: both; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span></span><figcaption class="media-caption" style="border: 0px; color: inherit; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px; vertical-align: baseline; visibility: visible;"><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image captio</span></figcaption></figure><br />
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Meanwhile, King Salman is expected to head to Indonesia, Japan, Brunei and China as part of his tour of the region.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
But behind the cheque book diplomacy is the kingdom's desire to extend its influence in the region and attract Asian investors to Saudi Arabia.</div>
<h2 class="story-body__crosshead" style="border: 0px; color: #1e1e1e; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1.25rem; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 1.2; margin: 18px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Five reasons why Saudi Arabia is investing in Asia:</h2>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1. Scratching backs: </strong>Saudi Arabia is looking for ways to diversify its economy and reduce its dependence on oil. The kingdom has been hit by the twin challenges of trying to reform its economy at a time when it has been <a class="story-body__link" href="http://www.bbc.com/news/world-middle-east-37516495" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(17, 103, 168, 0.298039); border-bottom-color: rgb(220, 220, 220); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">losing money from falling oil prices.</a></div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Investing in nations such as Malaysia may not yield much in terms of reciprocal investment, but watch out for any announcements when King Salman is in China and Japan. Riyadh has already invested in a $45bn technology fund with Japanese firm Softbank, and, according to analysts, the Saudis are looking for investments in logistics, infrastructure and technology from Tokyo and Beijing.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2. Keeping customers:</strong> It's not just about bringing investment into Saudi Arabia - it's also about maintaining business in Asia for Saudi crude. The big prize is China - which has overtaken the US as the world's biggest importer of oil. Data from 2014 shows that it <a class="story-body__link-external" href="https://www.statista.com/statistics/221765/chenese-oil-imports-by-country/" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(17, 103, 168, 0.298039); border-bottom-color: rgb(220, 220, 220); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">sources most of its energy needs from the Arab kingdom</a>.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
But Russia and Iran are fast gaining ground, and China has been investing in oil fields in both nations. Riyadh will be keen to ensure that it remains the top supplier for Beijing.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3. Potential investors: </strong>Saudi Aramco, the Arab kingdom's state-run oil firm, is heading for a public share sale in 2018. According to reports this would be the world's biggest share flotation, although there has been some doubt cast on the valuations.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nevertheless, this trip is very much about drumming up interest from Asian investors into buying a 5% stake in Saudi Aramco. There has also been talk of an Asian share listing, although that has yet to be confirmed.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media-landscape has-caption full-width" style="background-color: #111111; border: 0px; clear: both; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin: 24px -24.6406px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="image-and-copyright-container" style="border: 0px; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;"><img alt="Fuel pump" class="responsive-image__img js-image-replace" data-highest-encountered-width="624" datasrc="http://ichef-1.bbci.co.uk/news/320/cpsprodpb/0A9D/production/_94871720_gettyimages-109913065.jpg" height="549" src="https://ichef-1.bbci.co.uk/news/624/cpsprodpb/0A9D/production/_94871720_gettyimages-109913065.jpg" style="border: 0px; color: #bdbdbd; display: block; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; transition: opacity 0.2s ease-in; user-select: none; vertical-align: baseline; width: 616.203px;" width="976" /><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image copyright</span><span class="story-image-copyright" style="background: rgba(0 , 0 , 0 , 0.6); border: 0px; bottom: 0px; color: #ececec; font-family: inherit; font-size: 0.75rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: 0.25px; line-height: 1.33333; margin: 0px; padding: 3px 8px 1px; position: absolute; right: 0px; text-transform: uppercase; vertical-align: baseline;">AFP</span></span><figcaption class="media-caption" style="border: 0px; color: inherit; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 16px; vertical-align: baseline; visibility: visible;"><span class="off-screen" style="border: 0px; clip: rect(1px 1px 1px 1px); color: inherit; font-family: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 1px; letter-spacing: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; vertical-align: baseline; width: 1px;">Image caption</span><span class="media-caption__text" style="border: 0px; color: #ececec; display: block; font-family: inherit; font-size: 0.8125rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.23077; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Saudi Arabia is looking for investors in its oil projects</span></figcaption></figure><br />
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px;">
</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4. Don't cry for me Washington:</strong> The US has traditionally been Saudi Arabia's most powerful ally, both in terms of trade and politics. But Donald Trump's recent anti-trade stance may have unnerved some in the kingdom, which could explain why a trip to Asia was planned <a class="story-body__link-external" href="http://www.arabnews.com/node/1060326" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(17, 103, 168, 0.298039); border-bottom-color: rgb(220, 220, 220); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">before one to Washington</a>.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Reaching out to Muslim majority nations such as Indonesia and Malaysia makes sense for the Saudis as it won't just be conversations about investment in physical infrastructure - but also about investing in religious pilgrimages and schools.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">5. Investment extends Islamic influence: </strong>Traditionally Saudi aid and investment into Malaysia and Indonesia has come through the Saudi <a class="story-body__link-external" href="http://www.mei.edu/content/map/saudi-religious-influence-indonesia" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(17, 103, 168, 0.298039); border-bottom-color: rgb(220, 220, 220); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">government, religious charities and foundations</a>. But in recent years, there's been growing concern in some quarters over the resultant increase in Wahhabism in South East Asia, at a time when the region is going through what some have termed an Islamic revival.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
In Indonesia, human rights groups have pointed to the funding of ultra-orthodox clerics in mosques who often have views that are at odds with the archipelago's interpretation of Islam.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
In Malaysia, Marina Mahathir, the daughter of Malaysia's former prime minister Mahathir Mohamad, has said that Malays are losing touch with their identity and in danger of undergoing an <a class="story-body__link-external" href="http://www.themalaymailonline.com/malaysia/article/marina-mahathir-malaysia-undergoing-arab-colonialism" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(17, 103, 168, 0.298039); border-bottom-color: rgb(220, 220, 220); border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: initial; border-width: 0px 0px 1px; color: #222222; font-family: inherit; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; letter-spacing: inherit; line-height: 1.375; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">"Arab colonisation" - in the way they dress, speak and practise their faith</a>.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saudi Arabia may be keen to deflect this criticism: note that the trip also includes a stop in Indonesia's predominantly Hindu island of Bali.</div>
<div style="border: 0px; color: #404040; font-family: helmet, freesans, helvetica, arial, sans-serif; font-size: 1rem; font-stretch: inherit; line-height: 1.375; margin-top: 18px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
😎</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: "open sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono kalah perolehan suara dari dua pasangan calon lainnya, termasuk di TPS-nya sendiri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Hasil perhitungan di TPS 6 Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Agus memperoleh 127 suara. Sementara pasangan Anies-Sandi memperoleh 66 suara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Di TPS ini pasangan Ahok-Djarot memperoleh 286 suara. Total suara yang digunakan sebanyak 485 suara dengan suara tidak sah sebanyak 6 suara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Di TPS 51, Fatmawati, Jaksel, tempat Hatta Rajasa mencoblos Ahok-Djarot memperoleh 152 suara. Sementara Agus-Sylvi memperoleh 45 suara, dan Anies-Sandi memperoleh 39 suara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Sementara, di TPS 1, Jalan Daha 4, Kebayoran Baru, Selong, Jakarta Selatan, tempat Sandiaga mencoblos, peroleh suara didominasi oleh pasangan Ahok-Djarot dengan perolehan 225 suara. Disusul Anies-Sandi sebanyak 126 suara, dan Agus-Sylvi sebanyak 12 suara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Di TPS 4 tempat Ketua DPR Setya Novanto mencoblos, suara Ahok-Djarot tercatat 287 suara. Disusul pasangan Anies-Sandi dengan perolehan 70 suara, dan Agus-Sylvi 31 suara.</div>
<div class="mt10" style="border: 0px; color: #333333; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 21.84px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span itemprop="editor" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">👮</span></div>
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><br /></b></strong>
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">Ambon detik</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;"> - Ketua MPR Zulkifli Hasan berharap tidak ada aksi massa pada 11 Februari (112) nanti. Zulkifli mengimbau semua pihak menjaga kesejukan dan ketenteraman.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Saya kira marilah kita menjaga persatuan, jaga kesejukan, ketenteraman, kedamaian kembali. Pengerahan massa sana-sini saya kira harus kita akhiri," ujar Zulkifli di Ambon, Maluku, Rabu (8/2/2017).</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Zulkifli juga menyayangkan kegaduhan politik menjelang pilkada serentak 2017, terutama pilkada DKI Jakarta. Kegaduhan demi kegaduhan sangat menguras energi masyarakat, yang semestinya bersama-sama membangun bangsa.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Kita sudah menjalani pilkada serentak tahun 2015, tidak ada kendala apa-apa, berjalan saja tidak ada masalah. Saat ini 2017 juga di daerah lain tidak ada masalah apa-apa. Saya ke Manokwari, ke Lebak, dan daerah lain tidak ada masalah. Yang ramai cuma di Jakarta. Secara umum kita aman-aman saja," ungkapnya.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Seusai pilkada, lanjut Zulkifli, diharapkan situasi kembali membaik. Semua pihak kembali bergandengan tangan dan melupakan perbedaan yang menjadi sumber perdebatan.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Untuk saat ini, jangan saling mengompori, jangan saling panas-panasan lagi. Yang benar adalah adu konsep dan adu gagasan, biar rakyat yang menilai. Yang penting, yang harus dipahami adalah pilihan boleh beda tapi persatuan tetap dijaga. Yang paling penting bersatu. Kenapa kok ramai, ya karena mungkin ini Ibu Kota," pungkasnya.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan polisi mengalihkan aksi 112 ke Masjid Istiqlal. Massa akan mengisi aksi 112 dengan kegiatan keagamaan.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">"Mengalihkan aksinya dari jalan kaki </span><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">long march</em><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;"> di jalan raya, yang berpotensi mengganggu ketertiban publik dan membawa nuansa politik meskipun dibungkus oleh keagamaan, akan dialihkan di Istiqlal dalam bentuk murni ibadah keagamaan," kata Tito di Serang.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">Larangan </span><em style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;">long march</em><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; font-weight: normal;">, menurut Tito, sudah dikoordinasikan Polri dengan pihak terkait. Polri berkomunikasi dengan KPU dan Panwaslu, termasuk menyiapkan pengamanan bersama Polda Metro Jaya dengan melibatkan TNI. </span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">(mpr/rvk)</strong></strong><br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;"><strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">👪</strong></strong></div>
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;">JAKARTA beritasatu</strong> – Hasil jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengindikasikan mayoritas masyarakat telah memaafkan Gubernur DKI Jakar ta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait pernyataannya di Kepulauan Seribu pada September 2016 yang diduga menistakan agama Islam.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
Ahok telah beberapa kali meminta maaf atas pernyataannya tersebut, yang menyindir lawan politiknya karena menggunakan salah satu ayat Alquran untuk menjatuhkan dia.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<span style="font-size: 12px;">“Ada</span><b><span style="color: magenta; font-size: large;"> 57,3%</span></b><span style="font-size: 12px;"> responden yang mengatakan sudah memaafkan karena merasa permintaan maaf itu tulus,” kata pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani saat merilis temuan survei SMRC di Jakarta, Kamis (8/12).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
Survei SMRC digelar secara nasional dengan melibatkan responden yang tersebar di seluruh Indonesia pada 22-28 November lalu. Total responden 1.220 orang yang dipilih secara random. Responden yang dapat diwawancarai secara <em style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;">valid </em>mencapai 1.012 orang. <em style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;">Margin of error </em>3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95%.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
“Ada 29,1% menjawab tidak memaafkan dengan alasan permintaan maaf itu tidak tulus, hanya bohong. Sementara 13,6% memilih tidak menjawab,” ucap Saiful.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
Survei SMRC juga menunjukkan hanya 23,1% responden mempercayai Presiden Joko Widodo mencampuri proses hukum Ahok agar terbebas dari dugaan penistaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial, "ms sans serif", sans-serif; font-size: 12px; line-height: normal; list-style: none outside none; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0px;">
Selebihnya yaitu 29,5% mengatakan tidak percaya dan 47,3% menyatakan tidak tahu. Menurut Saiful, sebanyak 42,9 % masyarakat mendukung aksi 4/11. Kemudian 37,7 % netral dalam arti tidak mendukung dan tidak juga menentang. “Sebanyak 16,4 % menentang dan 3 % tidak tahu,” ujarnya. <strong style="list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 0px;">(b1/sp)</strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-size: 17px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1L60qbKygy-FgVbDNYpB8RHqlR_BVQPYg34uIntclnD_HyfCrSUA3T6YADhLZ_-TXoDFg3tttdLI6u-eg4zi2h-P9D5SMZR2CkPlT57hiT0nCy6mWndjZTmVN0wfDknByqQ3pcduUJ3I/s1600/Glass_of_waterMINI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1L60qbKygy-FgVbDNYpB8RHqlR_BVQPYg34uIntclnD_HyfCrSUA3T6YADhLZ_-TXoDFg3tttdLI6u-eg4zi2h-P9D5SMZR2CkPlT57hiT0nCy6mWndjZTmVN0wfDknByqQ3pcduUJ3I/s1600/Glass_of_waterMINI.jpg" /></a></div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px; text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong></div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe</strong></div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Sabtu (19/11/2016) malam, kelompok mahasiswa yang tergabung di dalam Kelompok <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/cipayung" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Cipayung">Cipayung</a> Plus menggelar aksi simpatik.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Aksi berlangsung di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/jalan-medan-merdeka-selatan" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Jalan Medan Merdeka Selatan">Jalan Medan Merdeka Selatan</a>, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/jakarta-pusat" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Jakarta Pusat">Jakarta Pusat</a>.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Koordinator aksi, Yakin Simatupang mengungkapkan tujuan aksi untuk mengajak masyarakat menjaga toleransi dan pluralisme yang ada di Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Kami ambil inisiatif untuk membangun, mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dalam menjaga toleransi, pluralisme dan menjaga keutuhan NKRI," ujar Yakin.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Yakin mengungkapkan bahwa aksi ini juga untuk menyikapi isu yang sedang berkembang saat ini yakni dugaan upaya mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Kita melihat bahwa kondisi bangsa hari ini sedang penuh masalah," kata Yakin.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Aksi akan diawali doa bersama lintas agama, kemudian dilanjutkan dengan pembagian bunga kepada masyarakat sekitar, dan diakhiri prosesi menyalakan lilin.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Aksi ini diketahui juga digelar secara serentak di sepuluh daerah.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Diantaranya Medan, Jakarta, Solo, Mataram, Manado, Ambon, Jayapura, Denpasar, Samarinda, dan Kupang.</div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #666666;"><b><b><b><strong>👄</strong></b></b></b></span></b></div>
<b><span style="color: #666666;"><b><b><b><strong><br /></strong></b></b></b></span></b>
<span style="color: #4b4b4b; font-size: 16px;">
</span>
<br />
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div class="dtlnews" id="contentx" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; margin: 0px; padding: 0px; width: 553px;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div class="well well-sm" style="background-color: whitesmoke; border-radius: 3px; border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0470588) 0px 1px 1px inset; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Lato, "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 20px; min-height: 20px; padding: 9px;">
<div class="media" style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; overflow: hidden; zoom: 1;">
<div class="media-body" style="box-sizing: border-box; display: table-cell; overflow: hidden; vertical-align: top; width: 10000px; zoom: 1;">
<h4 class="media-heading" style="box-sizing: border-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: 18px; font-weight: 500; line-height: 1.1; margin-bottom: 5px; margin-top: 0px;">
Rahim Asyik</h4>
<div style="box-sizing: border-box;">
Pemimpin Redaksi HU Pikiran Rakyat</div>
</div>
</div>
</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div class="field field-name-body field-type-text-with-summary field-label-hidden selectionShareable" style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 12px;">
<div class="field-items" style="box-sizing: border-box;">
<div class="field-item even" property="content:encoded" style="box-sizing: border-box;">
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
APA yang akan terjadi setelah tanggal 15 Februari 2017? Pada tanggal itu, pemilihan kepala daerah serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Perinciannya, pemilihan gubernur dilaksanakan di 7 provinsi, pemilihan wali kota di 18 kota, dan pemilihan bupati di 76 kabupaten. Pemilihan gubernur akan digelar di Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Bangka Belitung, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. Di Jawa Barat, yang akan berlangsung adalah pemilihan bupati di Bekasi serta wali kota di Cimahi dan Tasikmalaya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Mengapa digelar 15 Februari? Komisi Pemilihan Umum mengaku menetapkan tanggal itu bukannya tanpa alasan. Alasan utamanya adalah untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Kalau pemilihan digelar pada hari libur, mereka yang berhak memilih dikhawatirkan bukannya memilih, tapi malah kabur piknik bersama keluarganya ke lain kota.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Sementara tanggal 15 Februari adalah hari Rabu, hari pertengahan, jauh dari Sabtu dan Minggu. Memang pada hari pemilihan itu, kerja diliburkan. Namun karena jauh dari akhir pekan, peluang untuk meliburpanjangkan diri relatif kecil. Toh Selasa dan Kamisnya harus masuk kerja lagi. Masuk akal.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Pertanyaan lainnya, mengapa tanggal 15, bukan tanggal 1, 8, dan 22 Februari? Kan sama-sama hari Rabu. Terhadap tanggal 1 dan 22, Komisi Pemilihan Umum menyampaikan kekhawatirannya bahwa tanggal itu berpotensi dijadikan bahan kampanye. Sebutlah untuk mencoblos nomor urut 1 atau 2. Mengapa tidak memilih tanggal 8, tidak dijelaskan alasannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Tanggal 15 memang masih 9 hari lagi, tapi saya sudah tidak sabar untuk melewatinya. Aneh juga sebetulnya karena saya tidak tinggal di tempat di mana pemilihan digelar. Jadi, buat apa ingin buru-buru?</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Penyebabnya sangat personal, yakni pemilihan gubernur di Jakarta. Pemilihan ini seperti membuka jalan untuk melampiaskan ketidakpuasan terhadap hasil Pemilihan Presiden 2014. Luka lama yang belum benar-benar sembuh dan selama dua tahun ini dijaga ditahan-tahan, kembali terbuka. Ketidakpuasan yang sejauh ini dipendam, mengendap, seketika jebol begitu dinding yang paling rapuhnya bobol. Umpatan, caci-maki, kemarahan pun tak terbendung lagi, memenuhi ruang komentar di situs web dan tanda pagar di media sosial. Berita bohong berseliweran bercampur dengan berita benar, memperkeruh lalu lintas informasi. Upaya untuk meluruskan hanya akan dipandang sebagai penegasan kubu. Diam salah, tidak berkomentar juga keliru.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Jauh sebelum pemilihan gubernur DKI Jakarta, saya punya satu grup WhatsApp yang hari-harinya dipenuhi dengan humor. Sesekali ada risak-merisak, sekadar untuk melipur lara. Selebihnya adalah hiburan dan janji-janji palsu reuni yang bikin jengkel karena tak tereksekusi. Mendekati pemilihan, grup itu terpecah tiga. Mula-mula satu dua orang keluar dari grup lama, baik karena perbedaan pandangan politik maupun agama. Orang-orang yang keluar dari grup itu lalu membikin grup baru. Adminnya bisa jadi berharap, di grupnya itu tidak ada pembicaraan politik dan keyakinan yang berpotensi merenggangkan silaturahmi dan menjauhkan orang dari humor. Namun karena anggotanya dominan kelompok sepemikiran, maka yang tersebar adalah informasi sepihak.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Oleh karena keperluan satu dan lain hal, lalu dibentuklah grup ketiga. Saya ada di tiga grup itu dan kadang merasa konyol karena suka keliru mengunggah sesuatu di grup yang tak klop membicarakan info itu. </div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px;">
Mengapa saya ingin segera melewati 15 Februari? Jawabannya sederhana: saya ingin teman-teman saya kembali tinggal dalam satu grup silaturahmi yang menyenangkan. Tempat di mana kritik dan risak tak ditanggapi terlalu sensitif serta hoax dan meme disikapi dewasa. Sebuah ruang buat saling kritik konstruktif dan hujatan-hujatan tak di-baper-i.</div>
<div style="box-sizing: border-box;">
Saya benar-benar berharap, kedamaian tercipta setelah 15 Februari nanti. Yang berseberangan sikap dahulu-mendahului untuk meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi sebelum pemilihan. Yang jagoannya menang tidak jemawa. Yang jagoannya kalah, berlapang dada menerima apapun yang proses demokrasi berikan. Tak ada dendam, apalagi memendamnya untuk sewaktu-waktu dilampiaskan. Saya mungkin bermimpi, tapi saya benar-benar mengharapkannya.***</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">💘</strong></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta -</strong> Calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta didoakan saat menghadiri acara Istighotsah Kebangsaan Warga Nahdliyin Jakarta di Jalan Talang nomor 3, Menteng, Jakarta Lusat, Minggu (5/2).</div>
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam kesempatan itu Basuki juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada umat Nahdliyin yang dinilainya dari dulu hingga saat ini merupakan penjaga kebinekaan.</div>
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Saya sangat berterima kasih mendukung saya. Kalau bilang Ahok baik jangan dimusuhi dong. <em style="margin: 0px; padding: 0px;">Gimana</em> orang mau dapat hidayah kalau gak dapat tausyiah?" katanya yang lansgung disambut tawa hadirin.</div>
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ia lalu meminta doa dukungan dari hadirin yang hadir ke acara tersebut agar dirinya bisa amanah dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.</div>
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam acara yang dihadiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz ini, Basuki juga menginginkan anak-anak Muslim di Jakarta bisa khatam Al-Quran.</div>
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Alasannya, kata Basuki, dia ingin supaya rohani anak-anak Muslim di Jakarta juga bisa terisi. Apalagi pihaknya sudah berusaha memberikan kebutuhan jasmani juga, mulai dari tempat tinggal yang baik, transportasi yang murah dan baik, hingga pendidikan dan jaminan kesehatan.</div>
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Buat apa kita kasih jaminan kesehatan, rusun, transportasi, dan pendidikan yang baik tapi tidak takut Tuhan? Ngeri saya," ujar Basuki.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br style="font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /></strong>
<br />
<div id="AdAsia" style="font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div id="sas_intextContainer_6393811" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Deti Mega Purnamasari/HA</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div class="mt10 c6" style="margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div class="mt10 c6" style="margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
👪</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong> - Rois Syuriah PB Nahdlatul Ulama KH Ahmad Ishomuddin menegaskan bahwa warga Nahdatul Ulama (NU) tidak mudah diprovokasi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mencari keuntungan dari situasi politik belakangan ini. Menurur Ishomuddin, warga sejak awal sudah mengerti bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, bukan menjadi pemecah belah bangsa.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Warga NU pasti akan taat pada kyainya. Dan kyai NU itu merupakan kyai yang menjadi pemersatu, bukan saja untuk umat NU atau Islam, tetapi juga umat lain. Mereka selain religius, juga seorang nasionalis tulen. Warga NU pasti ikut kyainya dan tidak mudah terprovokasi," ujar Ishomuddin di Jakarta, Jumat (3/2).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dia menilai ada upaya dari pihak tertentu untuk membenturkan warga NU dengan calon gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama alias Ahok. Upaya ini, katanya dengan memanfaatkan situasi politik yang terjadi di DKI Jakarta terutama terkiat persidangan Ahok ke-8 yang menghadirkan Ketua Umum MUI yang juga sekaligus Rois Aam PB NU KH Ma'ruf Amin.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Ada orang politik yang memang mau memanfaatkan situasi, memanaskan situasi untuk tujuan politiknya. Tetapi, situasi yang panas itu, pasti cepat dinginnya karena warga NU tidak mudah diadu domba," tandas dia.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Apalagi, lanjutnya, Ahok sudah menyampaikan permohonan maaf kepada Ma'ruf Amin dan Ma'ruf Amin sudah memaafkan Ahok. Sehingga situasinya menjadi kondusif lagi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Menurut dia, wajar saja sebenarnya Ahok sebagai terdakwa mencari keadilan dengan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari saksi atau ahli di pengadilan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Dan informasi itu yang mereka inginkan dari Ma'ruf Amin yang hadir di persidangan Ahok yang mewakili MUI, bukan Rois Aam PB NU. Di situ sebenarnya benturannya, Ahok ingin mendapat informasi yang banyak dan detail, namun pendukung Ma'ruf Amin menilai Ahok dan timnya menyudutkan Ma'ruf Amin," jelas dia.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Lebih lanjut, Ishomuddin menilai situasi tersebut tidak bakal mempengaruhi atau menggerus elektabilitas Ahok. Menurut dia, orang sudah cerdas menilai dan membaca situasi yang ada.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Apalagi warga DKI Jakarta, yang serdas dan sudah punya pilihan sejak awal. Mereka tidak akan terpengaruh oleh situasi tertentu saja," pungkas dia.</div>
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;"><br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></span></strong>
<br />
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div id="sas_intextContainer_6393531" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Yustinus Paat/FMB</div>
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;"></span></strong><br />
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">💃</span></strong></div>
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Jakarta (ANTARA News) - Yenny Wahid meminta kubu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengurungkan niatnya untuk membawa KH Maruf Amin ke pengadilan berkaitan dengan kesaksian Ketua Umum MUI itu di sidang dugaan penistaan agama dengan terdakwa calon gubernur DKI itu.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">"Kami berharap agar Pak Ahok maupun pengacaranya mengurungkan niat untuk membawa Kiai Maruf Amin ke pengadilan menyangkut kesaksian beliau hari ini," kata Yenny dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa.</span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Putri Gus Dur yang bernama lengkap Zannuba Arifah Chafsoh itu menyatakan bisa memahami bahwa menuntut ke pengadilan adalah hak yang dimiliki oleh setiap warga negara apabila merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain. </span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">"Namun, mengingat situasi kebatinan bangsa kita yang saat ini sangat rentan terpecah belah, alangkah eloknya kalau Pak Ahok justru menunjukkan sikap besar hati dan memilih pendekatan dialogis dengan pihak Kiai Maruf Amin," katanya. </span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Ia mengatakan saat ini begitu banyak aksi tuntut menuntut yang terjadi sehingga energi bangsa bisa habis di tengah jalan. Padahal begitu banyak persoalan bangsa yang harus dihadapi sehingga seluruh elemen masyarakat hendaknya justru bersatu padu agar bisa menuntaskannya. </span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">"Imbauan ini saya sampaikan kepada Pak Ahok dalam kapasitas saya sebagai warga NU karena kebetulan Kiai Maruf Amin juga adalah Rois Am NU, selain juga karena usia beliau yang sudah sepuh," kata Yenny. </span><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">Yenny mengimbau agar seluruh warga masyarakat tetap tenang dan selalu mengedepankan sikap tabayun atau klarifikasi ketika menghadapi masalah sehingga tidak tercipta konflik horizontal di mata masyarakat. </span></strong>
<br />
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;"><br /></span></strong>
<br />
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNJAMBI.COM</strong> - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj meyakini pasangan <a href="http://jambi.tribunnews.com/tag/agus-harimurti-yudhoyono" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Agus Harimurti Yudhoyono">Agus Harimurti Yudhoyono</a> dan Sylviana Murni mampu mengatasi persoalan premanisme di Jakarta.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
"Memimpin Jakarta itu berat, tidak gampang. Banyak premannya. Niatnya harus demi kebenaran yang betul-betul benar," tutur Said di kantornya, Jumat (7/10/2016).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
Menurut Said, tantangan premanisme di Jakarta muncul dengan berbagai bentuk.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
"Bela yang benar. Kalau hanya yang benar saja belum cukup, harus dengan benar-benar. Preman ada yang berdasi, bergamis, bertasbih, bertato. Itu kenyataannya," kata Said.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
Ia menyarankan Agus-Sylvi merangkul masyarakat kecil di ibu kota karena mayoritas diantaranya merupakan warga Nahdlatul Ulama (NU).</div>
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;"></span></strong><br />
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
"Masyarakat Betawi asli itu kulturnya NU, selain itu penjual warung tegal, sopir-sopir bajaj dari Indramayu, Brebes, Cirebon, apalagi Madura itu NU. Kalau kita dekati mereka, Insyaallah (didukung)," ujarnya.</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><span style="font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 16.8px; font-weight: normal;">👄</span></strong></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Kapolres Jakarta Selatan AKBP Iwan Kurniawan mengungkapkan jumlah massa pro dan kontra <a href="http://news.liputan6.com/read/2829198/6-saksi-di-sidang-ahok-hari-ini" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="sidang Ahok">sidang Ahok</a> terus berkurang. Hal itu terlihat dalam sidang keenam hari ini. Jumlah orang tak seramai dengan sebelumnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Cuma hari pertama yang jumlahnya banyak, tapi jumlahnya berkurang terus," ujar Iwan Kurniawan di Gedung Kementan, Jakarta, Selasa (17/1/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://video.liputan6.com/news/news-flash-jumlah-massa-aksi-di-sidang-ahok-terus-berkurang-2829534" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">NEWS FLASH: Jumlah Massa Aksi di Sidang Ahok Terus Berkurang</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2829233/massa-pendukung-dan-kontra-sidang-ahok-belum-terlihat-di-kementan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Massa Pendukung dan Kontra Sidang Ahok Belum Terlihat di Kementan</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2822549/2-ribu-polisi-amankan-sidang-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">2 Ribu Polisi Amankan Sidang Ahok</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Meski massa yang datang berkurang, polisi akan tetap bersiaga. Sebanyak 2.800 personel gabungan diturunkan untuk mengamankan jalannya <a href="http://news.liputan6.com/read/2829198/6-saksi-di-sidang-ahok-hari-ini" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="sidang Ahok.">sidang Ahok.</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Iwan menerangkan, tim pengamanan yang diturunkan termasuk dari unsur gegana. Tak hanya itu, sejumlah kendaraan taktis seperti <em style="box-sizing: border-box;">water cannon</em> juga disiagakan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Empat <em style="box-sizing: border-box;">water cannon</em>, empat <em style="box-sizing: border-box;">barracuda,</em> dan belasan truk polisi disiagakan untuk menjaga sidang Ahok," ujar Iwan.</div>
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<a href="http://news.liputan6.com/read/2829198/6-saksi-di-sidang-ahok-hari-ini" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Sidang Ahok">Sidang Ahok</a> yang keenam ini beragendakan memeriksa saksi-saksi dari pelapor. Enam saksi pelapor itu adalah Willyudin Abdul Rasyid Dhani, Ibnu Baskoro, Muhammad Asroi Saputra, Iman Sudirman, dan dua anggota Polresta Bogor Bripka Agung Hermawan dan Briptu Ahmad Hamdani.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
👄</div>
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">JAKARTA okezone</strong>- Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain menuliskan kejadian penolakan oleh oleh para pemuda Dayak Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terhadapnya di akun Twitter, @UstadTengku. Dia ditolak saat akan turun dari pesawat di Bandar Udara Susilo Sintang.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kejadian ini sendiri sudah dibenarkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto.</div>
<div class="wrap-rekomen" style="background-color: #f2f2f2; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; padding: 15px 15px 5px;">
<div class="title-rekomen" style="box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
BERITA REKOMENDASI</div>
<hr class="rekomen-line" style="border-bottom: 0px; border-image: initial; border-left: 0px; border-right: 0px; border-top-color: rgb(201, 201, 201) !important; border-top-style: solid !important; box-sizing: content-box; height: 0px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;" />
<ul style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;">
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2017/01/12/340/1589952/kunjungan-wasekjen-mui-ditolak-pimpinan-daerah-sintang-gelar-rapat?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Kunjungan Wasekjen MUI Ditolak, Pimpinan Daerah Sintang Gelar Rapat">Kunjungan Wasekjen MUI Ditolak, Pimpinan Daerah Sintang Gelar Rapat</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2017/01/12/340/1589900/wakil-sekjen-mui-ditolak-pemuda-dayak-saat-mendarat-di-kabupaten-sintang?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Wakil Sekjen MUI Ditolak Pemuda Dayak saat Mendarat di Kabupaten Sintang">Wakil Sekjen MUI Ditolak Pemuda Dayak saat Mendarat di Kabupaten Sintang</a></li>
<li style="box-sizing: border-box; font-family: futura_md_btmedium; font-size: 13px; line-height: 15px; list-style: none; margin: 0px; padding: 5px 0px 0px;"><a href="http://news.okezone.com/read/2016/12/29/337/1578835/din-syamsudin-kasus-korupsi-fahmi-tak-pengaruhi-kepercayaan-publik-pada-mui?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #337ab7; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Din Syamsudin: Kasus Korupsi Fahmi Tak Pengaruhi Kepercayaan Publik pada MUI">Din Syamsudin: Kasus Korupsi Fahmi Tak Pengaruhi Kepercayaan Publik pada MUI</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam cuitannya, Zulkarnain mengatakan dirinya dalam kondisi sehat walafiat. Menurut versinya, sejumlah orang membawa mandau atau golok hingga ke pintu pesawat yang ditumpanginya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
“Alhamdulillah Saya Sehat Wal 'Afiat Tdk Kurang Apapun. Orang2 Bawa Mandau(Golok) ke Run Way Sampai Pintu Pesawat, BUKAN Tanggungjawab saya,” tulisnya, Kamis (12/1/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Salah satu masyarakat yang ikut dalam aksi penolakan dengan akun BorneoRainforest atau @borneo_w mengunggah sejumlah foto saat penolakan. Tampak puluhan Pemuda Dayak menghadang Zulkarnain yang akan turun dari pesawat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Akun ini juga memberikan klarifikasi, bahwa penolakan mereka karena ucapan Zulkarnain yang menyebut bahwa orang Dayat adalah kafir. Ucapan tersebut menyinggung orang Dayak yang selama ini menurutnya bisa hidup berdampingan dengan umat Islam. Bahkan, banyak juga orang Dayak yang beragama Islam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Berikut klarifikasi selengkapnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
1. Penolakan yang dilakukan Pemuda Dayak Sintang dan Bala Adat Dayak karena <em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">statement </em>oknum intoleran yang menyatakan orang Dayak kafir;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
2. Statement Oknum tersebut telah menjadi viral dan telah sampai ke pelosok Borneo dan mengusik kedamaian yang telah ada;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
3. Dayak tidak membenci MUI tetapi menolak oknum yang telah melukai perasaan orang Dayak dengan <em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;">statement</em> Dayak kafir;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
4. Padahal tanpa dia tahu bahwa Dayak juga banyak yang muslim;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
5. Padahal mayoritas Dayak Kabupaten Sintang sudah hidup rukun berdampingan dengan sesama;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
6. Dayak juga sangat toleran jika tidak pernah diusik. Buktinya Bupati Sintang orang Jawa bisa mendapat kepercayaan masyarakat Dayak untuk jadi bupati;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
7. Dayak selalu menjunjung tinggi toleransi di tanah Borneo dengan semboyannya ‘adil ka'talino bacuhramin ka'saruga basengat ka'jubata;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
8. Yang kita tolak adalah oknum yang intoleran dan ormas seperti FPI;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
9. Kami masih ingat pesan leluhur kami. Jika harkat martabat kami diinjak cuma hanya ada satu kata "Lawan";</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
10. Biarkan kami hidup damai bersama di tanah, hutan Borneo tanpa gangguan kaum intoleran yang tidak cocok di tanah Borneo;</div>
<div class="tweettextsize" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
11. Kami hanya ingin hidup berdampingan dan damai di NKRI yang berasaskan Pancasila yang Berbhineka Tunggal Ika dengan konstitusi UUD1945.</div>
</div>
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; letter-spacing: normal; margin: 0px; padding: 0px;">(qlh)</strong></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"><strong style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: futura_book; font-size: 17px; letter-spacing: normal; margin: 0px; padding: 0px;">👃</strong></span></div>
<h3 class="post-title entry-title" style="color: #555555; font-family: Oswald; font-size: 20px; font-stretch: normal; font-weight: normal; line-height: 1.2em; margin: 0.25em 0px 0px; padding: 0px 0px 4px; text-shadow: rgb(204, 204, 204) 1px 1px 1px;">
<a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/islam-dan-demokrasi.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-decoration: none;"><br /></a><a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/islam-dan-demokrasi.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-decoration: none;"><br /></a><a href="http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/islam-dan-demokrasi.html" style="color: #555555; display: block; font-weight: 700; text-decoration: none;">faisal wibowo blog : Islam dan Demokrasi</a></h3>
<div class="post-header-line-1" style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 12px;">
</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><b style="box-sizing: border-box;"></b></span><br />
<div class="post-body entry-content" style="border-top: 1px solid rgb(204, 204, 204); color: #444444; font-family: arial, verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 1.3em; margin: 1.1em 0px 0.75em; padding-top: 6px;">
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Kalau diruntut sejarahnya, demokrasi baru masuk dalam khazanah pemikiran Islam dan dianggap sebagai nilai yang baik, baru pada akhir paro abad ke-19. Saat negara-negara Islam ketika itu di seluruh belahan bumi kondisinya nyaris serupa: bergumul dengan kolonialisme, ditindas dan diperintah oleh penguasa atau raja yang tiran. Dalam kondisi demikian, mereka mendengar gagasan demokrasi yang berasal dari barat, yang menaruh penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, menekankan kebebasan pendapat dan partisipasi rakyat dalam mengambil keputusan. Mulailah mereka berbicara mengenai demokrasi sambil mengatakan bahwa sesungguhnya Islam itu demokratis, karena Islam mengakui hak-hak asasi manusia. Buku-buku yang ditulis pemikir Islam pada permulaan abad ke-20 yang membicarakan Islam dan demokrasi memandang demokrasi sebagai sesuatu yang positif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Waktu itu demokrasi diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, partisipasi dalam mengambil keputusan, disamping diartikan juga sebagai persamaan di depan hukum. Istilah keadilan baru diartikan sebatas persamaan atau boleh jadi keadilan didefinisikan sebagai persamaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Di Barat sendiri, sebelum Amerika menyatakan kemerdekaannya, demokrasi itu tidak popular. Baru setelah Revolusi Prancis menggulingkan kekuasaan yang tiranis –konon mengilhami kemerdekaan Amerika- istilah ini baru popular, meskipun pada waktu Revolusi Prancis itu sendiri kata demokrasi tidak disebut-sebut. Di situ hanya disebutkan idiom-idiom <i>egalite, fraternite, liberte </i>(persamaan, persaudaraan, dan kebebasan). Boleh jadi karena istilah demokrasi itu sendiri sejak zaman Aristoteles dan Plato, sampai Abad Pertengahan hingga Revolusi Prancis, tidak mempunyai arti yang baik. Baru ketika Amerika muncul dan melemparkan istilah demokrasi yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, istilah demokrasi memilii makna positif, sehingga siapa saja menyebut negerinya sebagai negeri yang demokratis. Asal tahu saja, negeri komunis pun menyebut dirinya negeri demokrasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Ketika demokrasi memiliki muatan makna positif inilah orang-orang Islam berbicara bahwa Islam itu demokratis. Oleh karena itu, umatnya harus memperjuangkan demokratisasi. Menyebut Islam itu demokratis sebenarnya hanya untuk menyederhanakan perjuangan Islam yang terlalu panjang kalau disebut satu persatu, seperti Islam itu memperjuangkan keadilan, menuntut perdamaian, dan seterusnya. Untuk menyederhanakannya, dikatakan bahwa Islam itu demokratis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Pada perkembangan berikutnya, istilah demokratis itu sendiri mengalami dinamika, karena ada dialektika dengan <i>social conditioning</i> dan <i>cultural setting </i>. Istilah demokrasi menjadi penuh embel-embel seperti demokrasi terpimpin, demokrasi organic Franco di Spanyol, demokrasi sosialis Nasser di Arab, demokrasi Pancasila, dan sebagainya. Menaruh predikat atau embel-embel di belakang istilah demokrasi ini menyebabkan makna demokrasi yang mulanya positif itu menjadi bias dan lama-kelamaan menjadi tidak menarik. Karena demokrasi yang ditempeli embel-embel itu tidak lain hanya untuk mengaburkan esensi demokrasi itu sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Belakangan, para pemikir Islam tidak lagi menggunakan istilah demokrasi dengan alasan pengertiannya terlalu kabur. Tema demokrasi yang selama ini dipakai, diganti dengan tema tauhid. Tauhid itu sendiri berarti pengesaan Tuhan, suatu keyakinan bahwa hanya Tuhan yang besar. Semua manusia sama dihadapan Tuhan. Idiom-idiom demokrasi, seperti konsep kebebasan, persamaan, dimasukkan dalam tema Tauhid. Dalam tauhid, ada kebebasan manusia, ada pengakuan bahwa satu kelompok manusia tidak boleh menindas kelompok yang lain. Bisa dimaklumi kemudian jika buku-buku mutakhir para pemikir Islam, kecuali pemikir Indonesia tidak lagi mengagung-agungkan istilah demokrasi, melainkan meluaskan makna tauhid.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Salah satu inti demokrasi adalah pemilihan umum. Negara yang menyatakan diri menganut demokrasi pasti mengadakan pemilihan umum. Apakah kemudian pemilihan umum ini hanya merupakan ritus saja atau secara substansial mencerminkan demokrasi, itu adalah persoalan kedua. Yang penting pemilihan umum memenuhi prinsip-prinsip yang disepakati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Kemudian prinsip dewan perwakilan. Salah satu ciri demokrasi itu adalah adanya wakil rakyat, mengingat bahwa tidak mungkin semua rakyat bisa mengambil keputusan karena terlalu banyak. Oleh sebab itu, perlu ada wakil-wakilnya. Demokrasi yang langsung dari rakyat hanya bisa dijalankan pada zaman Athena. Sekarang ini tidak mungkin lagi setiap orang berpartisipasi, dan karena itu semua negara menjalankan dewan perwakilan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Kemudian, ciri demokrasi yang ketiga adalah pers yang bebas. Kehidupan masyarakat industry ditandai dengan semacam system control dari rakyat berupa pers atau opini publik. Opini publik ini diwujudkan di dalam pers, maka pers harus diberikan kebebasan seluas-luasnya. Semua negara mengakui kebebasan pers. Kata “bebas” harus disebut karena merupakan prinsip yang disepakati sebagai salah satu ciri demokrasi itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Kemudian ada distribusi kekuasaan <i>(distribution of power).</i> Prinsip ini mungkin berasal dari khazanah klasik. Aristoteles pernah membagi pemerintahan berdasarkan distribusi kekuasaan. Kekuasaan yang dia sebut <i>cratein-cratos </i>berpusat pada beberapa orang, dan disebut plutokrasi. Memang, menurut Aristoteles maupun Plato, bentuk pemerintahan yang paling baik adalah Plutokrasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Sekarang pun karena demokrasi itu menunjuk pada banyak orang, harus ada distribusi kekuasaan. Kekuasaan itu tidak boleh berpusat pada satu orang. Konsep itu dijabarkan oleh Montesquieu dengan pemisahan tiga kekuasaan: eksekutif, yudikatif, legislative. Sekarang semua negara menunjukkan adanya pemisahan tiga kekuasaan tersebut. Kabinet, lembaga perwakilan yang berwibawa, dan kehakiman yang independen merupakan cirri utama negara demokrasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Ketika orang-orang Islam mencoba merumuskan bentuk pemerintahan dan merujuk pada ajaran-ajaran Islam, mereka menemukan bahwa pandangan mereka bergerak dalam sebuah spectrum, mulai dari yang paling <i>populist </i>(berorientasi pada rakyat) sampai yang paling <i>statist </i>(berorientasi pada negara).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Diantaranya adalah konsep <i>wilayah al-faqih </i>-pemerintahan para faqih- yang dikembangkan oleh kalangan Syi’ah. Konsep ini bukan hanya datang dari Imam Khomeini. Beberapa tokoh lain pun mencoba merumuskannya: Jawwad Mughniyyah, Muhammad Baqir Shadr, dan Khazim Hairi. Yang paling populist adalah rumusan Jawwad Mughniyyah, sedangkan yang paling statist adalah Hairi. Shadr lebih dekat pada yang populist, sedangkan Khomeini lebih cenderung pada yang statist.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Sebagian orang menganggap <i>wilayah al-faqih </i>sangat otoriter. Sehingga menarik melihat kenyataan bahwa di dalam konsep tersebut ada spectrum yang bergerak dari <i>popular sovereignty </i>(kedaulatan rakyat) sampai <i>state sovereignty </i>(kedaulatan negara). Atau, kalau memakai istilah politik, mulai dari yang demokratis sampainyang otoriter.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Jadi, yang menjadi masalah di kalangan Islam bukanlah bentuk pemerintahan, melainkan derajat pemerintahan. Yakni, sampai sejauh mana pemerintah memerintah. Bisa saja ada pemerintahan yang sangat demokratis tetapi tidak kuat, ia tidak betu-betul memerintah. Yang memerintah bias saja tuan-tuan tanah, sementara keputusan-keputusan pemerintah bisa dengan mudah dianulir oleh lembaga lobi. Sebaliknya, ada negara-negara yang tidak demokratis tetapi kuat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">Tampaknya, kalangan pemikir Islam belakangan ini tidak lagi mempermasalahkan bentuk pemerintahan. Yang penting, keadilan dan kesejahteraan rakyat terjamin. Atau, lebih baik satu pemerintah otoriter ketimbang kekuasaan yang terbagi di antara banyak tuan tanah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "euphemia" , sans-serif; line-height: 13.8px;">👄</span></div>
</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><b style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif;"><br /></b></span>
<br />
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; width: 650px;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px;">Merdeka.com - </b>Dua Ormas berbasis masyarakat Tionghoa, Muslim Tionghoa Indonesia (MUSTI) dan Komunitas Tionghoa Anti <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/k/kasus-korupsi/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; color: #2b67a2; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none;">Korupsi</a></b> (KomTak) memberikan penghargaan kepada Ketua Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab. Rizieq mendapatkan anugerah Man Of The Year 2016.<br />
<br />
<br />
Ketua Musti Jusuf Hamka mengatakan, penghargaan diberikan lantaran Rizieq berhasil memimpin jutaan umat dalam Aksi Bela Islam 4/11 dan 2/12 yang berakhir damai. Bahkan aksi yang digelar di kawasan sekitar Monumen Nasional tersebut tidak menyebabkan kerusakan apapun.<br />
<br />
"Dengan wibawa yang dia miliki, Habib Rizieq Shihab berhasil meredam amarah Umat Islam yang berunjukrasa sehingga aksi tersebut tidak berakhir anarkis. Bahkan tidak ada rumput yang rusak dan satu ranting pohon pun yang patah dl Monas," katanya di kawasan <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; color: #2b67a2; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none;">Jakarta</a></b> Pusat, Selasa (20/12).<br />
<br />
Selain itu, dalam berbagai kesempatan Rizieq juga selalu menekankan bahwa mencintai NKRI dan aksi 'Bela Islam' yang dipimpinnya bukan karena umat Islam anti etnis dan agama lain. Sebab aksi yang dilakukan sepenuhnya mumi sebagai bentuk perjuangan untuk membela agama Islam.<br />
<br />
"Sebagai Ulama, Habib Rizieq sangat mumpuni, dan sebagai pemimpin beliau juga sangat dihormati. Jadi, siapapun pasti akan sependapat bahwa Habib Rizieq Shihab memang pantas mendapat penghargaan sebagai Man Of The Year 2016," terangnya.<br />
<br />
Rencananya, penyerahan penghargaan Rizieq akan dilaksanakan pada Kamis, 22 Desember 2016 di Jakarta. Namun karena ada sesuatu hal yang tidak dapat dijelaskan maka rencana ini diundur menjadi tanggal 28 Desember 2016 di Pondok Pesantren Rizieq Shihab di Bogor.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><b style="box-sizing: border-box;"></b></span><br />
<div id="mdk-body-newsinit" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; width: 650px;">
[ian]</div>
<div id="mdk-body-newsinit" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; color: black; font-family: arial; font-size: 15px; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center; width: 650px;">
👀</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><b style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif;"><br /></b></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><b style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif;">RMOL</b><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-weight: normal;">. Ketua Dewan Pers Yosep "Stanley" Adi Prasetyo mengumpulkan para pimpinan redaksi media elektronik untuk membahas soal teknis peliputan persidangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus dugaan penistaan agama.</span></span><br />
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Belajar dari pengalaman liputan </span><i style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">live</i><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> di kasus Mbah Priuk, dan sidang Jessica "sianida", maka para pimred yang hadir sepakat untuk tidak menyiarkan </span><i style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">live</i><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">secara </span><i style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">running</i><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> di persidangan Ahok, karena untuk menghindari gesekan yang terjadi di publik.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"Saya usulkan, boleh meliput ketika pembacaan dakwaan dan vonis. Pemeriksaan saksi dan ahli sebaiknya tidak. Karena akan membuat dua kelompok masyarakat yang terbelah akan berhadap-hadapan," kata Stanley di Dewan Pers, Jakarta, Jumat, (9/12).</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Usulan ini kemudian akhirnya menjadi kesepakatan para pimpinan redaksi televisi yang hadir. Keputusan ini adalah setelah berkaca dari peliputan kasus Jessica "sianida" yang sebenarnya telah melanggar asas praduga tak bersalah. </span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Televisi yang menyiarkan secara </span><i style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">live</i><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> persidangan ini, lanjutnya, telah "kebablasan" melakukan peliputan hingga penggiringan opini publik, dengan cara menghadirkan para ahli gesture, pengamat, untuk membahas soal sisi pribadi terdakwa Jessica. Proses persidangan tiap detailnya juga disiarkan ke publik. Di luar pengadilan, news room mini sengaja dibuat untuk me-</span><i style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">running</i><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> berita pengadilan Jessica. Para ahli gesture sengaja diundang untuk membahas kenapa Jessica nampak tenang-tenang saja padahal terancam dihukum mati. </span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Hal-hal seperti ini kata Stanley tidak boleh dilakukan oleh pers.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"</span><i style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Judgement-judgement</i><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> dari pengadilan ditampilkan, ini tidak tepat. Ini bukan pengadilan, ini adalah pers. Prinsip asas praduga tak bersalah tidak terjadi," kritik Stanley.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Dikhawatirkan juga, jika live report pengadilan Ahok dilakukan, maka para saksi yang menyatakan kesaksian di persidangan akan menjadi bulan-bulanan di media sosial.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"Kita seringkali dikejar-kejar rating, sharing, jadi tidak tahu aturan," kritik Stanley lagi.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Ia mengimbau agar para pemimpin media untuk tidak terlalu bernafsu membuat siaran live, dengan dalih memberikan edukasi kepada publik. Yang terjadi malahan publik kebingungan, akibat begitu banyak persepsi dalam suatu perkara persidangan. </span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Seperti di persidangan Jessica misalnya, menurut Stanley, yang ada hanyalah kebingungan masyarakat tentang racun atau toksikologi, karena baik di kubu Jessica ataupun Jaksa, sama-sama menampilkan penjelasan yang kredibel tentang racun sianida.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"Orang gak belajar apapun, malah jadi bingung seperti di kasus Jessica," kata dia.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Stanley membeberkan, bahwa Dewan Pers mendapat masukan dari berbagai kalangan, termasuk dari DPR yang mengkritik bahwa pers Indonesia telah kebablasan. Karenanya, ada ide untuk mengembalikan rezim bredel dan kontrol untuk pers Indonesia.</span><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">"Kita akan mengalami kemunduran jika hal ini tidak dipikirkan. Kita perbaiki diri sendiri sebelum diperbaiki orang lain," tutup Stanley. </span><b style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px;">[ysa]</b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><b style="box-sizing: border-box; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px;">👸</b></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><strong><br /></strong></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><strong>Metrotvnews.com, Jakarta: </strong>Rumah pemenangan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Badja) mengadakan pengajian. Koordinator pemenangan Badja, Merry Houtma mengatakan pengajian bakal dilakukan rutin sejak Kamis 8 Desember.<br /><br /> "Kita mau menyempurnakan kerja kita dengan doa. Jadi kita lakukan pengajian rutin sampai Februari mendatang," kata Merry di Rumah Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2016). </span><br />
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;">Pengajian ini, kata Merry merupakan atas inisiasi Ahok-Djarot sendiri. Secara pribadi keduanya minta agar Rumah Borobudur diisi dengan pengajian dan acara keagamaan.<br /><br /> "Ini pak Ahok yang langsung minta. Supaya setiap pekerjaan kampanye kita diawali dengan doa," terang Merry.<br /><br /> Rencananya pengajian akan rutin digelar per partai. Hari ini, kata Merry, PDI Perjuangan bertugas menggelar pengajian, pekan depan akan ada partai Hanura, Golkar dan NasDem saling bergantian.<br /><br /> "Pokoknya empat partai pengusung dan satu partai pendukung kita bergantian mengadakannya," pungkas Merry.<br /><br /><br />(DEN)</span><br />
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;">RMOL. </span><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">Sejumlah ormas intoleran dan anti Pancasila masih berulah di Tanah Air. Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian didesak bertindak tegas terhadap para pengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dengan sengaja mengobrak-abrik kemerdekaan umat beragama untuk menjalankan ibadah keagamaannya di NKRI.</span><br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Sivitas mahasiswa Kelompok Cipayung Plus mendesak Kapolri untuk tidak tinggal diam atas sepak terjang kelompok ormas yang selalu meresahkan masyarakat itu. </span><br />
<br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;" />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Juru bicara Kelompok Cipayung Plus, yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Sahat Martin Sinurat menegaskan, belum lewat sebulan sejak terjadinya peristiwa bom di Gereja Oikoumene, Samarinda, peristiwa intoleransi kembali terjadi di tengah masyarakat Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Kali ini aksi intoleran dilakukan sekelompok massa yang menamakan dirinya Pembela Ahlus Sunnah (PAS), dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Mereka membubarkan paksa ibadah Natal di Sabuga ITB, Bandung, 6 Desember 2016 lalu, yang seharusnya dihadiri ribuan umat Kristen setempat.</span><br />
<br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Apapun bentuk dan alasannya, pelanggaran terhadap hak warga negara yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 merupakan tindakan yang tidak dapat ditolerir. Situasi yang terjadi telah meresahkan masyarakat, tidak hanya di kota Bandung, namun berbagai daerah lainnya di Indonesia. Melihat situasi tersebut, kami organisasi-organisasi yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus menyatakan, menyesali terjadinya peristiwa pelarangan ibadah dimana pemerintah takluk kepada tekanan massa intoleran. Negara seperti tidak berpemerintahan,” ujar Sahat Marthin Sinurat, kepada redaksi (Jumat, 9/12).</span><br />
<br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Kemudian, Kelompok Cipayung Plus yang terdiri dari Aminuddin Ma'ruf (Ketum PB PMII), Sahat Sinurat (Ketum PP GMKI), Angelius Wake Kako (Ketua PP PMKRI), Chrisman Damanik (Ketua PP GMNI), Putu Wiratnaya (Ketua PP KMHDI), Taufan P Korompot (Ketum DPP IMM), Suparjo (Ketua PP HIKMAHBUDHI) itu mendesak pemerintah bertindak tegas agar segera mencopot Kapolda, Kapolres, Kapolsek terkait karena tidak mampu menjaga dan menjamin hak warga negara.</span><br />
<br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Meminta Kapolri segera menangkap dan memproses para pelaku intoleran,” ujarnya.</span><br />
<br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">Dijelaskan juga, kebobolan tugas intelijen dalam melakukan pencegahan konflik di daerah telah terjadi berulang kali, sehingga pemerintah harus mengevaluasi segi integritas personil maupun komandonya. Agar mampu menelisik lebih dalam guna mencegah tindakan radikal dan intoleran semakin meluas.</span><br />
<br />
<span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">"Meminta Pemerintah untuk segera membubarkan dan melarang organisasi intoleran yang tidak bernafaskan Pancasila. Menyerukan kepada semua anggota Kelompok Cipayung Plus yang tersebar di seluruh Tanah Air, agar bersama-sama menjaga keamanan dan ketenteraman Republik Indonesia. Kelompok Cipayung Plus akan menjadi Garda terdepan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Dan, meminta seluruh rakyat Indonesia agar tidak terprovokasi dan tetap bahu membahu menjaga persatuan bangsa,” tutupnya.</span><span style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: bold; letter-spacing: 1px;"> [sam]</span><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"> </span><br />
<strong><br /></strong>
<strong>Jakarta.</strong> An activist group says President Joko "Jokowi" Widodo has "checkmated" his political opponents by attending the mass prayer rally in the capital on Friday (02/12).</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Nobody expected the president to attend and pray with the congregation during the Dec. 2 mass Friday prayer," Joint People's Secretariat (Sekber) chairman Mixil Mina Munir said in a statement.</div>
<div style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
"Checkmate! The sudden move by President Jokowi has cornered the opponent's king, as he did not only show up, but also stood in the frontline to maintain our diversity," he added.</div>
<span style="color: #666666;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"></b></span><br />
<div class="show-more" style="color: #3f3f3f; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
<div class="more-content">
Mixil said Jokowi's pivotal move also calmed minority groups that were concerned about the potential for the massive gathering turning into anarchy.<br />
"Minority groups have been worried about another riot, but President Jokowi dispelled their doubts when he visited Monas [National Monument]," he added.<br />
Indonesian media have meanwhile praised Jokowi's unexpected decision to join the mass prayer.<br />
Jokowi braced heavy rain to walk 900 meters from the State Palace, accompanied by Vice President Jusuf Kalla and several ministers, as well as National Police chief Gen. Tito Karnavian and Indonesian Military chief Gen. Gatot Nurmantyo.<br />
Hundreds of thousands of Muslims gathered for Friday prayers at the Monas complex in Central Jakarta as part of a mass protest to demand the jailing of Jakarta Governor Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, who is accused of having committed blasphemy.<br />
However, the rally ended with protesters dispersing peacefully in the afternoon, unlike the previous event last month, which descended into violence.</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b>👌</b></b></span></div>
<span style="color: #666666;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><b>Jakarta detik</b><span style="font-weight: normal;"> - Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tenang saat menghadapi detik-detik proses penyerahan berkas dan tersangka kasus penistaan agama dari Mabes Polri ke Kejagung. Ahok juga sangat kooperatif.</span><br style="font-weight: normal;" /><br style="font-weight: normal;" /><span style="font-weight: normal;">"Pak Ahok tidak berkomentar apapun. Pak Ahok tenang, sangat kooperatif," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Kombes Pol Rikwanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2016).</span><br style="font-weight: normal;" /><br style="font-weight: normal;" /><span style="font-weight: normal;">Menurut dia, Ahok juga tidak membuat pernyataan apapun. "Saat saya tanya apakah mau membuat pernyataan. Pak Ahok tidak (ingin membuat pernyataan). Untuk itu, saya minta langsung berangkat (ke Kejagung)," ujar Rikwanto.</span><br style="font-weight: normal;" /><br style="font-weight: normal;" /><span style="font-weight: normal;">Rikwanto juga menyatakan kehadiran Ahok untuk memeriksa lagi kelengkapan berkas dan tersangka. "Apa sesuai, lengkap dan dicek kesehatannya agar pihak kejaksaan menerima lengkap," kata Rikwanto.</span><br style="font-weight: normal;" /><br style="font-weight: normal;" /><a href="https://news.detik.com/berita/d-3359421/pelimpahan-tersangka-dan-bukti-perkara-ahok-tiba-di-mabes-polri?_ga=1.66032174.1892406449.1473849456" style="border: none; color: #19378f; text-decoration: none;" target="_blank">Ahok</a><span style="font-weight: normal;"> menjadi tersangka dengan sangkaan pidana dengan Pasal 156 KUHP dan atau Pasal 156 a KUHP. Dia diduga menistakan agama karena menyebut surat Al-Maidah ayat 51 saat bertemu warga di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.</span><br style="font-weight: normal;" /><br style="font-weight: normal;" /><span style="font-weight: normal;">Sebelumnya Ahok menyatakan siap menjalani proses persidangan setelah berkasnya dilimpahkan ke penuntutan. "Saya tidak mau banyak berkomentar jauh. Saya tidak tahu. Nanti kita buktikan saja di pengadilan," kata Ahok. </span><br style="font-weight: normal;" /><strong>(aan/fdn)</strong></b></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"><strong>👴</strong></b></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
JP: Residents and workers in the capital say they plan to go about their normal activities when another large-scale rally demanding the arrest of incumbent Jakarta governor Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama over blasphemy allegations is set to take place in the capital on Friday.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The National Police and Indonesian Military (TNI) are set to deploy 22,000 joint personnel to secure the National Monument (Monas) in Central Jakarta, where around 200,000 demonstrators are expected to gather.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
“We will also deploy personnel within the second and third security rings,” National Police spokesman Insp. Gen. Boy Rafli Amar said on Tuesday.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Boy added that the personnel would not carry firearms during the rally, promising to apply a persuasive approach to deal with the participants in the demonstration.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The National Movement to Safeguard the Indonesian Ulema Council’s Fatwa (GNPF-MUI) has agreed to limit a planned mass activity on Friday to the confines of Monas Square, following consultations with the police and major Islamic organizations, including the Indonesian Ulema Council (MUI).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The police previously said activities would only consist of <em style="box-sizing: border-box;">dzikir</em> (mass chants in praise of God), sermons and Friday prayers.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Raksa Ibrahim, 31, a staffer at the Foreign Ministry in Central Jakarta, said he was not worried about the planned protest and would go to work as usual.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
“Hopefully it will be carried out peacefully, that’s what most of us at our office anticipate,” Raksa told <em style="box-sizing: border-box;">The Jakarta Post </em>on Tuesday.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
As a resident of Bekasi, in West Java, Raksa said he would leave home earlier than usual in anticipation of unexpected traffic congestion.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
When asked whether the ministry had issued any warnings, he said staff had only been urged to avoid crowds and to not participate in the rally.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
But some workers said they were still worried about going to work on Friday.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Anka June, 30, said she would likely stay home on Dec. 2 amid fears of the rally turning violent, like the Nov. 4 rally.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Nonetheless, she said, her place of work, which is located on Jl. Sudirman, had yet to take measures to respond to the planned mass prayers.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Similarly, Tito Dipokusumo, an employee of a telecommunications company on Jl. Thamrin, said he would work from home on Dec. 2.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
“The prayers will hopefully be peaceful, but we need to stay alert. Anything can happen,” said Tito, adding that protesters may have hidden agendas.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Meanwhile, St. Ursula Catholic School will operate as usual. Brigitta Riska, 25, who teaches English at the school, noted that students were required to attend classes on Friday as they were undergoing exams.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
“There have been no discussions regarding Dec. 2, let alone any announcement that the school will be closed,” Brigitta told the <em style="box-sizing: border-box;">Post.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
During the previous rally on Nov. 4, which turned violent, students were given a day off.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Meanwhile, Indonesian Chamber of Commerce and Industry (Kadin) chairman Rosan P. Roeslani said local and global investors had expressed hope that the rally would not turn violent.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
“When they invested in Indonesia, they understood fully all the risks. So, the rally has yet to weaken their trust,” Rosan said. “The truth is, they are more afraid of the government’s inconsistent policies that might reduce their ability to produce and grow.”</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Meanwhile, Indonesia Stock Exchange (IDX) president director Tito Sulistio said the bourse would operate normally on Dec. 2, as it had taken measures to ensure it could run business as usual. (cal)</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"></b></span><span style="color: #666666;"><b style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;"></b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">👪👪</span></span></div>
<span style="color: #666666;"><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;"> - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menyatakan telah memblokir situs resmi Imam Besar FPI Habieb Rizieq Shihab, yakni habibrizieq.com. Kemenkominfo punya pertimbangan pemblokiran ini.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Sejak 26 November sudah diblokir," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kemenkominfo Noor Iza kepada detikcom, Kamis (1/12/2016).</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Pertimbangan pemblokiran ini, situs habibrizieq.com dinilai mengandung muatan yang meresahkan masyarakat. Meski memblokir situs itu, Kemenkominfo menyatakan tak ada masalah dengan sosok Habib Rizieq.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Ini bukan karena Habib Rizieq-nya, namun karena kontennya. Pertimbangannya, isinya berpotensi menimbulkan keresahan yang besar di masyarakat," kata Noor.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Dia menjelaskan, pemblokiran dari Kemenkominfo dilakukan dengan meminta semua penyelenggara jasa internet (PJI/ISP). Meski semua PJI diminta memblokir, namun ada yang sudah melaksanakannya dan ada yang belum.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">"Yang melaksanakan adalah ISP. Kami me-request ke ISP, tinggal ISP melaksanakan dalam waktu yang cepat atau agak belakangan," kata Noor.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px;">Detikcom mencoba membuka situs habibrizieq.com. Melalui sebagian PJI, situs itu masih bisa diakses. Namun sebagian PJI lainnya sudah tak bisa digunakan untuk mengakses situs itu, kecuali hanya menampilkan laman 'Internet Positif', dan sebagian lagi menampilkan laman 'Oops! Maaf, akses anda ke halaman ini di blokir karena muatan konten negatif sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo No 19 Tahun 2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif'. Pihak Habib Rizieq belum bisa dikonfirmasi.</span><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><br style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;" /><strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">(dnu/dnu)</strong></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><strong style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px;">👋</strong></span></div>
<span style="color: #666666;"><strong><br /></strong></span>
<span style="color: #666666;"><strong>TEMPO.CO</strong></span>, <span style="color: #666666;"><strong>Surabaya</strong></span> - Organisasi Dakwah Bil Hal tidak mengirimkan massa untuk unjuk rasa Aksi Bela Islam III di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016. Pada Aksi Bela Islam II pada 4 November lalu kelompok yang bermarkas di kampung Pegirian, Ampel, Surabaya ini menyiapkan enam bus Cuma-Cuma sebagai sarana berangkat ke Jakarta. “Sekarang kami tidak mengkoordinir pemberangkatan lagi, biayanya mahal,” kata Sekretaris Jenderal Dakwah Bil Hal, Farids Alamudi, Selasa, 29 November 2016.<br />
<br />
Menurut Farids, pada Aksi Bela Islam III lalu beberapa temannya urunan untuk menyewa bus. Masyarakat yang ingin berangkat demo ke Ibu Kota namun tidak punya biaya, difasilitasi gratis, asal bersedia makan seadanya. Saat itu, dari enam bus yang disediakan hanya tiga yang terisi. “Sekarang sudah tidak ada lagi yang ngajak bantingan (urunan),” ucap Farids.<br />
<br />
Pada 4 November lalu Farids dan kawan-kawan berangkat dari Pegirian, Kamis pagi. Tiap orang hanya berbekal roti kering dan air mineral. Sampai di Jakarta mereka berbaur dengan massa dari berbagai daerah dan unjuk rasa di depan Istana. Seusai demo, tutur Farid, dia dan teman-temannya langsung balik ke Surabaya karena Senin sudah harus bekerja lagi. “Pada Aksi Bela Islam III ini kami cukup memantau dari televisi saja,” ujar dia.<br />
<br />
Berbeda dengan Farids, Ketua Front Pembela Islam Jawa Timur Haidar al-Hamid berujar tetap mengirimkan massa ke Jakarta. Pemberangkatan massa, ujar dia, dilakukan dengan diam-diam serta tanpa atribut ormas mencolok. “Untuk mengantisipasi penghadangan di tengah jalan.”<br />
<br />
Haidar menuturkan tidak bisa memantau secara menyeluruh massa FPI yang berangkat ke Jakarta. Alasannya, massa dari tiap-tiap daerah bebas berangkat sendiri tanpa harus melapor kepada dia. Sarana yang digunakan angkutan umum maupun mobil pribadi. “Ada yang terkoordinir, ada yang tidak,” ujarnya.<br />
<br />
Sekretaris Jenderal Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur Mochammad Yunus menambahkan massa yang berangkat ke Jakarta diperkirakan lebih besar dibandingkan aksi sebelumnya. Pada 4 November lalu GUIB Jawa Timur mengkoordinir kebarangkatan enam bus dari Masjid Al-Akbar, Surabaya.<br />
<br />
Rencana Aksi Bela Islam 212 sudah dipersiapkan melalui tablig akbar di Masjid Al-Falah, Jalan Raya Darmo, Ahad, 27 November 2016. “Insya-Allah ada lagi (yang berangkat), jumlahnya bisa lebih besar,” ujar Yunus melalui pesan singkat.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal;" /></span>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<br /></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal;" /></span>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Aksi Bela Islam digelar untuk mendukung proses hukum terhadap calon gubernur inkumben DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Basuki atau Ahok. Ahok ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal;" /></span>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<br /></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal;" /></span>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<br />
<br />
KUKUH S. WIBOWO</div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: center;">
👳</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2660742/219-polisi-kawal-djarot-saiful-saat-blusukan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Djarot Saiful Hidayat">Djarot Saiful Hidayat</a> blusukan di Jalan Ks Tubun II Gang RS Pelni RT 11 RW 01 Slipi, Jakarta Barat. Lokasi blusukan cawagub petahana itu dekat dengan markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Meski lokasi blusukannya dekat dengan Markas <a href="http://news.liputan6.com/read/2660594/jadi-saksi-ahmad-dhani-pentolan-fpi-tidak-hadir-di-polda-metro" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="FPI">FPI</a> di Petamburan, Djarot nampak santai menyapa warga. Menurut Djarot, tak ada yang perlu ditakuti, sebab antara dia dan anggota FPI adalah saudara.</div>
<div class="baca-juga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2642034/komentar-djarot-soal-evakuasi-ahok-di-rawabelong" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Komentar Djarot soal Evakuasi Ahok di Rawabelong</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2641688/didatangi-djarot-warga-kalisari-malah-cari-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Didatangi Djarot, Warga Kalisari Malah Cari Ahok</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2637842/mengaku-kurang-populer-djarot-pilih-blusukan-tanpa-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Mengaku Kurang Populer, Djarot Pilih Blusukan Tanpa Ahok</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
"Enggak apa-apa, wong teman-teman FPI saudara-saudara saya juga kok. Kita juga baik sama beliau-beliau, enggak ada masalah," kata Djarot saat blusukan di kawasan KS Tubun, Kamis (24/11/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Meski pengamanan yang diterjunkan mengawal blusukannya cukup banyak yakni 214 personel, Djarot menganggap tidak ada yang berbeda dari blusukan lainnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
"Enggak ada urusan saya. Saya enggak pernah minta-minta. Untuk ini kan urusan kepolisian, saya serahkan pada kepolisian," ungkap dia.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Blusukan <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2660147/nenek-75-tahun-memeluk-dan-mengiba-agar-djarot-tetap-pimpin-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Djarot">Djarot</a> pun lancar tanpa ada penolakan dari warga maupun dari FPI.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: center;">
✌</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong> - Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana, berharap masyarakat dan pemerintah dapat menjaga kebhinekaan untuk menciptakan situasi yang damai. Jangan ada yang mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Harapannya, ya kita akan menjaga kebhinekaan, Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menciptakan cinta damai," ujar Teddy usai mengikuti Apel Kebhinekaan Cinta Damai, di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (19/11).</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Menyoal apa langkah pengamanan TNI dalam menjaga NKRI, Teddy menegaskan Kodam Jaya bakal mendukung maksimal Polri dalam menciptakan keamanan di Ibu Kota Jakarta.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Saya akan semaksimal mungkin mendukung Polri khususnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya ini. Apa pun yang dibutuhkan kami siap. Langkah lain, ya kita lihat perkembangan situasi nanti. Jangan ada yang mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan menjelaskan, Apel Kebhinekaan Cinta Damai merupakan wujud perayaan hari pahlawan.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kita bersama-sama berkomitmen untuk satu kebhinekaan sesuai dengan falsafah negara kita berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Beberapa elemen masyarakat hadir bersama kami, tujuannya adalah bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia ini kita jaga, kita rawat, termasuk juga Pancasila dan Undang-undang 1945," katanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ia menyampaikan, Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan berbagai suku, agama, budaya, dan lain-lain. "Negara kita yang luar biasa kaya sekali. Negara lain akan iri melihat negara kita, yang sampai saat ini masih menjadi satu Indonesia. Kami menyampaikan kepada elemen masyakat untuk sama-sama kita menjaga, merawat NKRI yang luar biasa, yang kaya dan kita cintai ini," ungkapnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sementara itu, Plt Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono menuturkan, pihaknya mengapresiasi terselanggaranya Apel Kebhinekaan Cinta Damai.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Ini merupakan sebuah wujud dan semangat yang sekarang kita dengungkan bahwa kita semua bersaudara. Boleh rambut hitam, maupun rambut putih, kriting maupun lurus, kulit hitam maupun putih, kita semua bersaudara. Itu prinsipnya," katanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ia menambahkan, apel kebhinekaan memberikan sebuah refleksi kita ini berbeda-beda, tetapi tetap satu Indonesia. "Kita semua bersaudara. Paling tidak saudara seumat, sekampung, saudara sebangsa dan tanah air. Saya kira itu yang dikukuhkan dalam apel ini. Kemudian, satu imbauan saya kepada warga DKI Jakarta mari kita rawat Indonesia. Mari kita jaga Jakarta yang damai untuk Indonesia," tandasnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<br style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />
<br />
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Bayu Marhaenjati/CAH</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
BeritaSatu.com</div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #666666;"><b><b><b><strong>💑</strong></b></b></b></span></b></div>
<b><span style="color: #666666;"><b><b><b><strong><br /></strong></b></b></b></span></b>
<br />
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta -</strong> Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta Anies Baswedan mengemukakan Indonesia adalah bangsa yang hebat karena bisa merayakan sekaligus kebinekaan (keberagaman) dan persatuan. Indonesia tidak bisa hanya merayakan salah satu unsur saja.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Bineka itu menjadi satu. Kita rayakan keberagaman juga harus merayakan persatuan," kata Anies dalam <em style="margin: 0px; padding: 0px;">talk show</em> di sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta Barat, Sabtu (19/11).</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Hadir pula dalam<em style="margin: 0px; padding: 0px;"> talk show</em> itu cagub nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sementara cagub nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono tidak hadir padahal telah diundang oleh panitia.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sebelum <em style="margin: 0px; padding: 0px;">talk show</em> ini diputar, ribuan orang melakukan aksi damai di ibu kota sebagai ekspresi dukungan terhadap pluralisme bangsa.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Anies menjelaskan kadang kala banyak anak bangsa yang merayakan keberagaman tetapi lupa persatuan. Atau persatuan dipaksakan dengan meniadakan keberagaman. Cara-cara seperti itu, lanjut Anies, hendaknya dilarang. Antara keberagaman dan persatuan harus jalan seiring.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dia juga menegaskan keberagaman bangsa ini adalah fakta atau kenyataan yang tidak bisa diganggu gugat. Keberagaman bukan untuk dipertentangkan tetapi dihormati dan dijaga bersama.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Keberagaman adalah fakta. Sering kali yang menjadi masalah adalah keberagaman itu dipersoalkan, padahal itu sesuatu yang harus kita terima," ujar Anies.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Ahok sendiri mengatakan semakin beragam sesuatu, semakin indah. Ia mengibaratkan dengan warna bahwa semakin banyak semakin bagus.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dia juga tegaskan dalam lambang negara burung Garuda sudah tercantum semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Itu artinya bangsa ini benar-benar menghargai perbedaan.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kalau kata anak muda sekarang bingung. Bayangkan kalau dalam burung Garuda itu tidak ada kata Bhinneka Tunggal Ika, bisa bingung itu burung," tutur Ahok yang disambut tawa oleh hadirin.</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sama seperti Anies, dia tegaskan keberagaman bangsa ini adalah sesuatu fakta yang sudah ada sejak bangsa ini berdiri. Dia mengatakan yakin mayoritas anak bangsa ini masih ingin mempertahankan keberagaman itu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</div>
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<br style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" />
<br />
<div style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Robertus Wardi/HA</div>
<div class="mt10 c6" style="background-color: white; color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div style="text-align: center;">
👪</div>
<br />
JAKARTA, (PR).- Dualisme pendapat di masyarakat yang berujung pada maraknya perang status di sosial media terkait kasus yang menjerat Gubernur Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mulai diresahkan oleh berbagai pihak. Keresahan itu dilandasi pada kekhawatiran timbulnya perpecahan dan ancaman berdemokrasi. Aliansi Demokrasi dan Keadilan Rakyat yang diinisiasi oleh puluhan kelompok pro demokrasi berharap isu SARA ini bisa diredam sesegera mungkin.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Menurut Direktur Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Bahrain, situasi dan kondisi saat ini membuat demokrasi terancam. Semua pihak saling mengemukakan pendapat, tetapi dengan cara yang cenderung menghasut dan mengumbar kebencian. Hal ini terjadi bukan hanya pada satu pihak saja tetapi juga melibatkan kedua belah pihak.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
"Pesan kita, mari berdemokrasi dengan baik, tapi tidak dengan kebencian yang berbentuk kekerasan, politik SARA. Pesan itu yang ingin kita sampaikan ke pemerintah dan masyarakat. Demokrasi silakan, tapi jangan menyebar kebencian," kata Bahrain di kantor YLBHI, Jakarta, Jumat, 18 November 2016.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Diakuinya saat ini ada stigma di masyarakat ketika tak satu suara dengan satu kelompok tertentu maka langsung diidentikkan dengan kelompok lawan. Kondisi ini pun terkesan dibiarkan oleh penegak hukum.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
"Kita melihat hal ini nyata, bagaimana mereka saling serang, menggunakan massa dan hal-hal tidak baik, dan berpotensi merusak keutuhan NKRI," ucapnya.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Sementara itu, Direktur LBH Jakarta Alghifari Aqsa menuturkan, fenomena yang terjadi saat ini tak lepas dengan Pilkada serentak 2017 yang diikuti oleh beberapa daerah termasuk DKI Jakarta. Sayangnya, isu yang terjadi di Jakarta seolah menenggelamkan isu lain yang lebih penting baik dari sisi Pilkada atau isu sosial lainnya.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
"Seperti anggaran dana Pilkada, visi misi kandidat, atau isu lain seperti Munir, petani yang dirampas haknya, itu seolah tertutup dengan satu isu saja," kata Aqsa.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Elit politik dan masyarakat umum mestinya menyadari bahwa Pilkada adalah ruang dan mekanisme politik dalam demokrasi untuk memilih pemimpin. Sehingga sudah seharusnya dijalankan secara edukatif dan konstruktif.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
"Kami juga memandang aparat keamanan harus menunjukkan netralitasnya dan independensinya di tengah pelaksanaan politik elektoral Pilkada agar Pilkada berjalan aman dan damai," ucapnya.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Kepala Divisi Riset dan Jaringan LBH Pers, Asep Komarudin menuturkan media sebagai pilar keempat demokrasi pun harusnya dapat memilah mana isu yang penting diikuti dan mana yang tidak.</div>
<div style="background-color: #f9f9f9; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-size: 16px;">
"Bukan menyensor, tapi memilih mana yang merupakan informasi publik dan mengurangi tokoh-tokoh yang sering mengumbar kebencian agar masyarakat pun tidak terprovokasi," kata Asep.***</div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #666666;"><b><b><b><strong>😇</strong></b></b></b></span></b></div>
<b><span style="color: #666666;"><b><b><b><strong>Papua detik</strong> - Pulau Mansinam di Manokwari, Papua Barat
menjadi tempat bersejarah bagi rakyat Papua. Sebab, di pulau inilah
pertama kalinya ajaran Injil disebarkan oleh dua pendeta asal jerman,
Carl William dan Goltlob Geisller (Ottow dan Geisller).<br /><br />Dikutip
dari berbagai sumber, sebelum tiba di Pulau Mansinam, Ottow dan Geisller
lebih dulu masuk ke Indonesia melalui Jakarta yang saat itu disebut
Batavia pada 7 Oktober 1852. Kemudian pada 30 mei 1854, mereka tiba di
Ternate untuk belajar dan memperdalam bahasa melayu serta belajar
mengkaji berbagai informasi tentang Papua.<br /><br />Mereka kemudian
menerima surat jalan dari Sultan Tidore yang merupakan salah satu
kerajaan Islam di nusantara. Sultan memberikan surat Izin bagi mereka
bahkan memerintahkan kepada para kepala suku untuk melindungi dan
menolong mereka jika mereka kekurangan makanan.<br /><br />Pada tanggal 12
Januari 1855 bertolaklah mereka dari Dermaga Ternate, menumpang Kapal
menuju Pulau tujuan mereka Mansinam. Setelah melewati perjalanan laut
selamat 25 hari, pada 5 Februari 1855 kapal mereka membuang sauhnya
untuk berlabuh di teluk Doreri. <br /><br />Peristiwa tersebut menjadi
sebuah nilai toleransi antara umat muslim dan kristiani saat itu.
Sehingga Pulau Mansinam menjadi simbol harmoni dan toleransi umat
beragama yang sudah dibangun sejak dulu.<br /><br />"Toleransi beragama yang
bisa dijadikan contoh bagi masyarakat baik nasional ataupun
internasional, juga sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda baik di
Tanah Papua maupun di Indonesia. bahwa toleransi sudah dibangun di
Tanah Papua sejak lama oleh saudara saudara muslim dan kristiani," tutur
Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix
Wanggai saat berbincang dengan detikcom di Pulau Mansinam, Sabtu
(23/8/2014).<br /><br />Di tanah pertama mereka injakkan kaki di Pulah
Mansinam, dibangunlah sebuah prasasti sebagai simbol kedatangan mereka.
Di lokasi ini terdapat sebuah Prasasti Salib besar setinggi kurang lebih
6 meter.<br /><br />Dibelakangnya terdapat relief gambar-gambar yang
menceritakan soal kedatangan mereka yang disambut oleh warga setempat.
Ada juga empat patung perunggu keduanya yang masing-masing menghadap ke
laut dan ke arah Salib.<br /><br />Di bagian bawah kaki prasasti, terdapat
tulisan tangan mereka yang tertulis 'Soli deo Gloria. De Eerste
Zendelingen van Nederlandsch Nieuw Guinee C.W. Ottow En J.G. Geissler
Zyn Hier Geland op 5 Februari 1855'. Di sisi lainnya, ada terjemahan
dalam bahasa lokal. Artinya, kurang lebih, Zending pertama untuk Papua
Ottow-Geissler tiba di sini 5 Februari 1855. </b></b></b></span></b><br />
<br />
<b><span style="color: #666666;"><b><b><b>detik Papua</b> - Presiden SBY pagi ini akan meresmikan Situs
Pekabaran Injil di Pulau Mansinam, Kota Manokwari, Papua Barat. Dalam
kunjungan kali ini, Presiden SBY didampingi oleh Ibu Negara Ani
Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.<br /><br />Presiden
SBY beserta rombongan tiba di Pelabuhan Pulau Mansinam pukul 10.00 WIT
atau 08.00 WIB, Minggu (24/8/2014). Menggunakan KRI Sampari, Presiden
SBY disambut hujan rintik saat tiba di pelabuhan.<br /><br />SBY dan Ibu Ani
juga disambut dengan tarian penjemputan khas Papua. Selain itu,
disambut juga oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Perhubungan EE
Mangindaan dan Wakil Gubernur Papua Barat Rahimi Acong.<br /><br />Ikut
mendampingi Presiden SBY diantaranya Menko Perekonomian Chairul Tanjung,
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, jubir
presiden Julian Aldrin Pasha, dan Staf Khusus Bidang Pembangunandan
Otonomi Daerah Velix Wanggai. <br /><br />Sejumlah proyek dibangun di Situs
Pekabaran Injil Papua di Pulau Mansinam. Di antaranya adalah Patung
Yesus Kristus setinggi 30 meter, gereja, musium, infrastruktur jalan dan
rusunawa. Secara simbolis SBY akan meresmikan sejumlah proyek tersebut.<br /><br />Staf
Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix
Wanggai mengatakan ini adalah kunjungan kedua SBY ke Pulang Mansinam.
Pada 22 Januari 2009, SBY menjadi Presiden pertama yang menginjakkan
kakinya di Pulau Mansinam. Saat itu SBY datang bersama Ibu Negara Ani
Yudhoyono untuk menyapa masyarakat.<br /><br />"Ketika itu, gubernur
menyampaikan keinginan dan harapan masyarakat dari umat kristiani di
Tanah Papua untuk membuat sebuah monumen atau revitalisasi semua aspek
yang ada di Pulau Mansinam. Pada saat itu Presiden menyatakan
komitmennya untuk membantu baik sebagai kepala pemerintahan maupun
secara pribadi," tutur Velix.</b></b></span></b><br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;"><b><b>detik Jakarta - </b>
"Kalau rakyat memberi mandat ke kami, kami siap. Kalau rakyat
memberi mandat ke Pak Joko Widodo, kami juga siap. Siapapun yang menang,
kami akan hormati," tutur Prabowo usai debat capres pada 15 Juni lalu.<br /><br />Prabowo
menyatakan tak masalah jika Presidennya adalah Jokowi, namun dengan
satu syarat. Syarat itu adalah negara bisa aman dan damai.<br /><br />"Siapapun
yang menang, yang penting negara kita makmur. Kami hanya ingin
Indonesia aman, makmur, sejahtera, dan kuat," kata Prabowo.<br /><br />Tidak
hanya itu, dalam sesi wawancara dengan jurnalis asing di Tugu
Proklamasi setelah deklarasi koalisi permanen Merah Putih, pada 14 Juni
lalu, Prabowo sesumbar sudah mengucapkan kesiapan menerima hasil Pilpres
15 kali. <br /><br />Saat itu, Prabowo menyinggung kubu Jokowi-JK yang
menurutnya, tak sekali pun mengucapkan hal yang sama. "Saya sudah
menyampaikan 15 kali pernyataan terbuka... saya akan menghormati
keputusan rakyat Indonesia. 15 kali, silakan cek," ujar Prabowo dengan
percaya diri.<br /><br />"Tak sekali pun hal ini saya dengar dari Pak Joko
widodo. Sekali pun saya tak mendengar sampai hari ini, bahwa ia akan
menghormati kehendak rakyat sesuai yang disahkan KPU. Jadi silakan
tanyakan ini padanya. Saya telah menyatakan, mereka tak sekali pun.
Malah membuat pernyataan sebelum pilpres jika nomor 1 menang, berarti
curang," sambung Prabowo yang video rekaman jumpa persnya beredar luas
di YouTube. </b></span></b><br />
<br />
<b><span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span>
- Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memuji sikap anggota
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay. Sebab, selain tidak
terbukti melakukan pelanggaran kode etik, Hadar tidak berusaha
melaporkan balik pengadunya.<br /> <br /> "DKPP memberi apresiasi atas sikap
etis teradu VII yang tidak melakukan tindakan hukum atau bentuk lain
untuk membalas fitnah yang dilakukan pengadu dan narasumber informasi
yang dijadikan sebagai saksi dalam perkara," kata anggota DKPP Valina
Singka Subekti saat membacakan sidang putusan di aula Kementerian Agama,
Kamis, 21 Agustus 2014.<br /> <br /> "Hal itu menunjukkan dedikasi, integritas, dan sikap kenegarawanan yang ditunjukkan teradu VII," ujarnya menambahkan. (Baca: <a href="https://www.google.com/url?q=http://www.tempo.co/read/news/2014/08/15/078599783/Dituduh-Atur-Hasil-Pemilu-Hadar-Gumay-Klarifikasi&sa=U&ei=O7r1U9r_NerGiwKY84DQDA&ved=0CAcQFjAB&client=internal-uds-cse&usg=AFQjCNFWkgBE-EhxtwxAFrHiJSi4KXKBtg" target="_blank">Dituduh Atur Hasil Pemilu, Hadar Gumay Klarifikasi</a>)<br /> <br />
Hadar dan anggota KPU serta Bawaslu lainnya diadukan oleh dua advokat
pendukung calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yaitu Tonin
Tachta dan Eggi Sudjana. Khusus untuk Hadar yang menjadi teradu VII,
mendapat tambahan tuduhan melakukan pelanggaran kode etik terkait dengan
pertemuan dengan Trimedya Pandjaitan, yang merupakan tim sukses
pasangan calon nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla. <br /> <br /> Namun,
dalam penjelasannya kepada Majelis DKPP, Hadar menyatakan jika
pertemuan di restoran Sate Senayan itu tidak disengaja. Pada Sabtu
malam, 7 Juni 2014, Hadar hanya menjawab sapaan Trimedya yang tidak
lebih dari satu menit.<br /> <br /> "Pertemuan teradu VII dengan Trimedya
Pandjaitan hanya berlangsung sekitar 40 detik. Setelah saling menyapa,
teradu VII langsung ke luar dari restoran. Saat itu jam pada rekaman
video CCTV menunjukkan pukul 23.16.57 WIB," ujarnya.<br /> <br /> Majelis
DKPP menilai pengaduan tersebut tidak didukung bukti yang meyakinkan,
bahkan terdapat unsur pemutarbalikan fakta yang mengakibatkan teradu
terhina. (Baca: <a href="https://www.google.com/url?q=http://www.tempo.co/read/news/2014/08/16/269600047/Putusan-DKPP-Tak-Mengubah-Hasil-Pemilu-Presiden&sa=U&ei=2Lr1U6_gEcK2uAS3qoKAAw&ved=0CAcQFjAB&client=internal-uds-cse&usg=AFQjCNGTr903EcUt4NWTqp9h-3W9lUrmdg" target="_blank">Putusan DKPP Tak Mengubah Hasil Pemilu Presiden</a>)<br /> <br />
Selain Hadar, DKPP juga memuji Ketua Panwaslu Kabupaten Sukoharjo
Subakti yang dianggap merespons cepat terjadinya pelanggaran yang
diunggah di Youtube dan menindaklanjutinya. "Kami memberi apresiasi dan
pujian, yaitu kepada Hadar Hafiz Gumay dan Subakti. Mudah-mudahan sikap
mereka berdua ini menjadi contoh bagi kita untuk menjadi penyelenggara
pemilu yang berintegritas," kata Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie.<br /> <br /> <b>MUNAWWAROH</b> </b><br />
<br />
<b>KOMPAS.com</b> — Setelah ketegangan dan pertikaian yang
memuncak pada Pemilihan Umum Presiden 2014 di antara dua kubu pasangan
capres/cawapres Joko Wododo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa, muncul ajakan islah (rekonsiliasi) yang ditawarkan presiden
terpilih Joko Widodo.<br />
Ajakan islah Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi itu dinilai sebagai
bentuk kedewasaan berpolitik di era demokrasi partisipatif ini.<br />
Pidato pertama Jokowi pasca-penetapan sebagai Presiden terpilih oleh
Komisi Pemilihan Umum dinilai banyak pihak sangat bernuansa
rekonsiliasi. Jokowi, di antaranya, mengucapkan terima kasih kepada
Prabowo, meski sampai kini capres nomor urut satu itu belum juga legawa
dan malah membuat tim perjuangan, setelah menolak pelaksanaan pilpres.<br />
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menganggap wajar
jika kubu Prabowo belum legawa. Ada mekanisme mempertanyakan hasil
pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Ini merupakan tradisi yang juga
terjadi hampir di 90 persen pilkada. Namun, tradisi ini dipandang perlu
diubah. Prabowo juga semestinya tak melempar pernyataan menolak
pelaksanaan pilpres.<br />
Koalisi Merah Putih bahkan kemudian mengajukan gugatan ke MK dengan
klaim terjadi kesalahan hitung suara. Prabowo-Hatta mengklaim menang
dalam pilpres dengan jumlah suara 67.139.153 atau 50,26 persen.
Sementara itu, Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapatkan 66.435.124
suara atau 49,74 persen.<br />
Berkas Permohonan Perselisihan Hasil Pilpres sudah diserahkan kepada
MK pada 25 Juli lalu. Persidangan perdana atas gugatan tersebut akan
digelar di MK pada 6 Agustus 2014.<br />
"Sebenarnya ada ciri khas dalam pidato Jokowi. Saya pikir sudah
muncul nuansa rekonsiliasi ketika ucapan terima kasih pertama kepada
Prabowo Subianto, dan (Jokowi) menyatakan bahwa ini akhir dari sebuah
pertarungan dan awal dari rekonsiliasi, ini mendasar," kata Yunarto.<br />
Menurut dia, sikap Jokowi ini menunjukkan bahwa pembangunan bangsa
dan demokrasi itu harus partisipatif dan bersama-sama. Dia mengajak
seluruh elemen bangsa bersatu. Ini ciri khas pemimpin yang ingin bekerja
sama dan memberdayakan masyarakat.<br />
Ajakan islah ini dinilai pengajar ilmu komunikasi di Unpad, Bandung,
memberikan beberapa pendidikan politik. Pertama, lemahnya institusi
penyelenggara dan pengawas pemilu menyebabkan peran para kontestan
semakin penting untuk meyakinkan konstituennya bahwa kontestasi harus
diselesaikan di bilik suara dan tidak di tempat lain.<br />
"Kedua, gesekan di akar rumput dengan isu agama, ras, dan bahkan
komunisme membutuhkan suri teladan dari para kontestan bahwa semua isu
yang berpotensi memecah-belah bangsa harus dihentikan dan digantikan
dengan mengarahkan energi di akar rumput demi partisipasi politik yang
positif," katanya.<br />
Ketiga, ujarnya, mesin-mesin oligarki serta elite politik di balik
kedua kandidat yang sudah bertaruh habis-habisan untuk memenangkan
jagoannya, perlu disadarkan, bahwa jagonya kini lebih memilih keutuhan
bangsa daripada kepentingan segelintir kelompok.<br />
Pengamat politik dan dosen jurusan Politik, FISIP Universitas Syiah
Kuala, Aryos Nivada Nangroe Aceh Darussalam juga sependapat bahwa
langkah rekonsiliasi merupakan bagian dari tahap awal, serta fondasi
penting membangun hubungan dan keterlibatan aktif dalam membawa
perubahan dan kemapanan segala sektor baik politik, ekonomi, dan
lainnya.<br />
Menurut Aryos, rekonsiliasi juga mempermudah kerja-kerja melayani
rakyat dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai seorang presiden
dan wakil presiden di pemerintahan. Selain itu, rekonsiliasi akan
semakin memperkuat konsolidasi dan sinergitas antara para pendukung
kedua kandidat presiden dalam memajukan Indonesia.<br />
<b>Sikap kenegarawanan</b><br />
Sementara itu Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur Abdus Salam
mendukung wacana islah nasional oleh Nahdlatul Ulama (NU) setelah
penghitungan resmi Pilpres 2014. Rekonsiliasi diperlukan guna
menghindari perpecahan antartokoh, terutama yang terlibat pada
masing-masing kubu capres-cawapres.<br />
Wacana islah nasional pertama kali dilontarkan Ketua PWNU Jatim KH
Hasan Mutawakkil Alallah, dengan meminta kepada Prabowo maupun Jokowi
agar tidak jemawa jika menang dan legawa bila kalah.<br />
Salam berpendapat, islah nasional diperlukan karena perpecahan
antartokoh bisa menyebar hingga tataran bawah, terutama para pendukung.
"Pilpres kali ini adalah momentum bagi Jokowi maupun Prabowo, juga tokoh
penyokong keduanya, untuk menunjukkan sikap kenegarawanan."<br />
Bagaimanapun, katanya, Prabowo dan Jokowi adalah putra terbaik bangsa
yang harus memberikan contoh berdemokrasi yang baik kepada rakyat.
Dengan demikian, ketegangan akibat persaingan harus dihapus
pasca-pengumuman resmi oleh KPU. "Sikap kenegarawanan itu salah satunya
menerima kekalahan demi utuhnya bangsa dan negara," katanya.<br />
Rekonsiliasi nasional pasca-Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
(Pilpres) 2014, menurut Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB)
DPR Marwan Jafar, merupakan keniscayaan. Seluruh komponen bangsa
diharapkan bersatu untuk menjadikan Indonesia lebih baik.<br />
"Proses pilpres sudah selesai. Mari kita rekonsiliasi nasional demi
seluruh bangsa, negara, dan rakyat yang kita cintai," kata Marwan sambil
menambahkan, pemenang pilpres yakni Jokowi-JK sudah berkomitmen untuk
membangun kebersamaan sesama anak bangsa dengan seluruh pihak.<br />
Dia juga meminta MK menjaga netralitas atas gugatan Prabowo-Hatta.
"Kita harus berprasangka baik bahwa MK punya netralitas, independensi,
hakim berintegritas serta berpihak pada kebenaran dan obyektivitas."<br />
Bahkan Sri Sultan Hamengku Buwono X menyerukan kepada dua kubu
pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, menjadikan momentum Lebaran untuk
melakukan rekonsiliasi dan meredakan ketegangan akibat pilpres.<br />
"Kami harap persoalan pemilu cepat selesai dan mendorong rekonsiliasi
dua pihak dengan segera," kata Sultan. "Proses ke MK juga perlu
dipandang sebagai salah satu jalan rekonsiliasi secara konstitusional,
sebab gugatan tim Prabowo ini untuk membuktikan dugaan kecurangan.
Dengan demikian, kubu Prabowo bisa mendapat kejelasan."<br />
Rekonsiliasi pasca-pemilu juga dijadikan tema shalat Idul Fitri yang
diikuti 20.000-an warga Yogya. Dalam khotbahnya Ustaz Jawahir Thantowi
mendesak para elite politik menjadi teladan rekonsiliasi agar diikuti
masyarakat.<br />
"Sudah waktunya para elite politik berlaku terhormat dan bermartabat
dengan memulai rekonsiliasi," katanya sambil menambahkan, rekonsiliasi
nasional bisa terwujud jika para elite politik bersikap legawa. "Demi
perdamaian dan persatuan."<br />
"Dalam pidato politiknya pasca-pengumuman hasil pilpres, Jokowi
menyatakan kemenangannya dengan JK merupakan kemenangan seluruh rakyat
Indonesia. Perjuangan mencapai Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan
berkepribadian masih panjang. "Perbedaan politik tidak akan menjadi
pemisah di antara kita," katanya.<br />
Seperti, kata Jokowi, perbedaan dalam sebuah demokrasi merupakan
sesuatu yang lazim. Namun, dia menyerukan kepada seluruh bangsa
Indonesia untuk bersatu pasca-pilpres ini. )(<b>Illa Kartila)</b>Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-79913983028199910412017-07-11T03:30:00.000-07:002017-07-11T23:22:58.303-07:00tgl 2 Desember (dalam sejarah, menurut WIKIPEDIA)<h2 style="background: none rgb(255, 255, 255); border-bottom: 1px solid rgb(170, 170, 170); font-family: "linux libertine", georgia, times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px; text-align: center;">
<span class="mw-headline"><div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">💪</strong></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Pemerintah mengumumkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (<a href="https://m.liputan6.com/news/read/3020063/mendagri-perppu-ormas-hanya-untuk-yang-bermasalah-ke-negara" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Ormas">Ormas</a>). UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas dinilai tidak lagi memadai sebagai sarana untuk mencegah penyebaran ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
"Berdasarkan Keputusan MK Nomor 139/PUU-Vll/2009, Presiden bisa mengeluarkan Perppu atas dasar kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah hukum secara cepat berdasarkan Undang-Undang," melalui Menko Polhukam Wiranto di Ruang Parikesit, Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#3020068::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; width: 1252px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/3017073/kesaksian-istri-saat-ahli-it-hermansyah-dikeroyok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Kesaksian Istri Saat Ahli IT Hermansyah Dikeroyok</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/3016842/misteri-jam-tangan-di-mobil-ahli-it-hermansyah" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Misteri Jam Tangan di Mobil Ahli IT Hermansyah</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="http://m.liputan6.com/news/read/3017015/dikeroyok-orang-tidak-dikenal-siapakah-hermansyah-sebenarnya" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Dikeroyok Orang Tidak Dikenal, Siapakah Hermansyah Sebenarnya?</a></li>
</ul>
</div>
<div class="INARTICLE" data-google-query-id="COHxmtmMg9UCFZagaAodps0Fbg" id="NEWS-INARTICLE" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INARTICLE_0" scrolling="no" style="box-sizing: border-box; transition: height 600ms ease-out !important; width: 1252px;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; position: relative;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Perppu ini dibuat setelah ada kegiatan-kegiatan <a href="https://m.liputan6.com/news/read/3019302/istana-perppu-pembubaran-ormas-radikal-diumumkan-besok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="ormas ">ormas </a>yang dinilai bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
"Ini merupakan ancaman terhadap eksistensi bangsa dengan telah menimbulkan konflik di masyarakat," tegas Wiranto.</div>
<div class="INTERVALAD" data-google-query-id="CKraptmMg9UCFYSkaAodfd4EZQ" id="NEWS-INTERVALAD" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin: -10px -15px 0px; padding: 10px 0px 15px; position: relative; text-align: center;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INTERVALAD_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 250px; width: 300px;">
<iframe data-is-safeframe="true" frameborder="0" height="250" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/INTERVALAD_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="" scrolling="no" src="https://tpc.googlesyndication.com/safeframe/1-0-9/html/container.html" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="300"></iframe></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Menurut dia, perppu tersebut digunakan untuk membatalkan izin suatu ormas. Pencabutan izin tersebut akan dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
"Jadi dengan perppu ini yang mengkaji untuk mencabut membatalkan suatu ormas adalah yang mengeluarkan izin, dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM," ucap Wiranto.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
Ia menambahkan, selama ini, UU <a href="https://m.liputan6.com/news/read/3019302/istana-perppu-pembubaran-ormas-radikal-diumumkan-besok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Ormas">Ormas</a> merumuskan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila secara sempit, sementara paham-paham tersebut berkembang pesat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em;">
"Saat ini hanya terbatas pada ajaran Ateisme, Marxisme dan Leninisme, padahal sejarah Indonesia membuktikan bahwa ajaran-ajaran lain juga bisa menggantikan dan bertentangan dengan Pancasila," kata Wiranto.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit_9TU13tcgDpKpgYY-lxoptvqLErDqlzfmPj8vJZsz2M_mcU6Z6tc4ZTNBbjgIKYK4fefPEQA-E1j1fpKRMATws1Jg3hZdf3yunlxuwzt2AuqX_42T-RdE5yKvHUqJr4-7nlojY5W1xs/s1600/merah+putih.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="100" data-original-width="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit_9TU13tcgDpKpgYY-lxoptvqLErDqlzfmPj8vJZsz2M_mcU6Z6tc4ZTNBbjgIKYK4fefPEQA-E1j1fpKRMATws1Jg3hZdf3yunlxuwzt2AuqX_42T-RdE5yKvHUqJr4-7nlojY5W1xs/s1600/merah+putih.gif" /></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F01%2F09215631%2Fagus-sylvi.dilanda.isu.tak.sedap&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 165px; position: absolute; top: -43px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 46px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f25c1407d33e388" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FiPrOY23SGAp.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df12994db3e7f104%26domain%3Dmegapolitan.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fmegapolitan.kompas.com%252Ff2b2ab23dab0b9%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F01%2F01%2F09215631%2Fagus-sylvi.dilanda.isu.tak.sedap&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 46px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"> - Calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Agus%20Harimurti" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Agus Harimurti</a> Yudhoyono dan <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Sylviana%20Murni" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Sylviana Murni</a>, dilanda isu tak sedap.</strong></span><br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hal ini berawal dari pemeriksaan kepolisian terhadap Gde Sardjana, suami Sylviana, pada Jumat (30/12/2016) lalu. Ia sebelumnya juga diperiksa sebagai saksi pada 21 Desember lalu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Gde diduga terlibat dalam kasus aliran dana makar, khususnya aliran dana untuk Jamran, aktivis yang kini jadi tersangka karena diduga menyebarluaskan ujaran kebencian terkait isu suku, agama, ras dan antargolongan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Uang itu diberikan sebelum aksi <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/doa%20bersama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">doa bersama</a> pada <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/2%20Desember" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">2 Desember</a> 2016 lalu. Gde dimintai keterangan selama 7 jam, mulai dari pukul 13.00 hingga 20.00.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Gde mengaku mengenal Jamran. Namun, ia membantah mengirimkan sejumlah uang untuk digunakan sebagai dana operasional upaya pemufakatan makar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya kenal Jamran, di KONI kan sama-sama jadi pengurus," ujar Gde di Mapolda Metro Jaya, Jumat (30/12/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Gde mengakui bahwa ia pernah mengirimkan uang sebesar Rp 10 juta untuk Jamran. Namun, ia membantah dana itu digunakan untuk pemufakatan upaya makar. Uang itu dipergunakan untuk membantu biaya melahirkan istri Jamran.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Komentar <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Agus-Sylvi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Agus-Sylvi</a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sementara itu, Sylvi enggan berburuk sangka perihal permasalahan itu. Ia akan fokus pada pencalonannya dalam <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Pemilihan%20Kepala%20Daerah" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Pemilihan Kepala Daerah</a> (<a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Pilkada" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Pilkada</a>) DKI Jakarta 2017.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sylvi menjamin, ia dan suaminya bebas dari upaya makar. "Kalau ada persepsi orang begitu (makar), kan kita bisa menjelaskan. Negara kita ini negara hukum, ada asas praduga tak bersalah," kata Sylvi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2016/12/31/13065321/sylviana.jamin.suaminya.bebas.dari.kasus.makar" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Sylviana Jamin Suaminya Bebas dari Kasus Makar</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mengenai masalah ini, Agus menyayangkannya. Putra sulung Presiden keenam Republik Indonesia, <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Susilo%20Bambang%20Yudhoyono" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a>, itu mengatakan, ada pihak-pihak yang berusaha menjatuhkannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kepada Sylvi, Agus berpesan agar tetap tegar, semangat, dan tak perlu khawatir.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Tentu kami menyayangkan kalau ada upaya di luar yang ingin menggangu konsentrasi memojokkan, menjatuhkan, apalagi memfitnah," kata Agus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ia mengatakan bahwa banyak tantangan dan serangan tak beralasan dalam dunia politik. Sama halnya dengan Sylvi, ia memilih fokus pada pencalonannya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya fokus dalam pilgub, berharap tak ada upaya pembunuhan karakter di luar kepatutan etika," kata Agus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Jamran timses <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Agus-Sylvi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Agus-Sylvi</a>?</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dari pemeriksaan Gde tersebut, diketahui bahwa Jamran merupakan anggota tim sukses pasangan calon <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Agus-Sylvi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Agus-Sylvi</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, hal itu yang menyebabkan Gde mau mengirimkan sejumlah uang kepada Jamran.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Ini ada (transfer) Rp 20 juta, kedua Rp 5 juta, dan ketiga Rp 10 juta. Ini keperluan untuk tim sukses pasangan (nomor urut) satu ya, dia anggota timses," kata Argo, Sabtu (31/12/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2016/12/31/15522261/polisi.sebut.tersangka.kasus.makar.jamran.adalah.tim.sukses.agus-sylvi" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Polisi Sebut Tersangka Kasus Makar Jamran adalah Tim Sukses Agus-Sylvi</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Uang tersebut diberikan Gde kepada Jamran selama November 2016. Menanggapi hal tersebut, juru bicara pasangan <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Agus-Sylvi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Agus-Sylvi</a>, Rico Rustombi, membantah Jamran merupakan salah satu anggota tim sukses.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kata Rico, Jamran hanyalah relawan. Selain itu, ia menilai ada nuansa politik tinggi dalam kasus makar yang sedang ditangani Kepolisian saat ini.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Nuansa politik pasti sangat tinggi dalam kasus ini. Kami menginginkan adanya sikap yang tak memojokkan pasangan calon kami dalam isu yang sangat rawan dimanfaatkan untuk keuntungan pihak lain," kata Rico.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Menurut Rico, Gde menyumbang untuk alasan persahabatan dan kemanusiaan. Tidak ada kejahatan dalam urusan itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, pemeriksaan Gde sebagai saksi saat ini telah disangkut-pautkan dengan <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Agus-Sylvi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Agus-Sylvi</a> yang maju sebagai calon pemimpin Jakarta.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Apa perannya, apakah dia masuk dalam konspirasi politik makar, atau dia dimasukkan dalam teori konspiratif yang disusun seseorang. Di sinilah pentingnya sifat kritis pers dalam membaca peristiwa politik yang dihebohkan sebagai makar itu," kata Rico.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2016/12/31/22365711/tim.sukses.agus-sylvi.kasus.makar.bernuansa.politik" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Tim Sukses Agus-Sylvi: Kasus Makar Bernuansa Politik</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dia pun meminta agar kasus makar tak digunakan untuk memojokkan pasangan <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Agus-Sylvi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Agus-Sylvi</a>. Sejauh ini, setidaknya ada 30 saksi yang diperiksa terkait kasus dugaan makar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dari 11 orang yang ditangkap pada <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/2%20Desember" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">2 Desember</a> 2016, tujuh di antaranya disangka akan melakukan upaya makar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mereka adalah <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Kivlan%20Zein" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Kivlan Zein</a>, Adityawarman, <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Ratna%20Sarumpaet" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Ratna Sarumpaet</a>, Firza Huzein, Eko, Alvin Indra dan <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Rachmawati" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Rachmawati</a> Soekarnoputri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hatta Taliwang juga belakangan disangkakan terlibat dalam kasus yang sama. Mereka dijerat dengan Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 KUHP. Dua lainnya, yaitu Jamran dan Rizal Khobar, diduga menyebarluaskan ujaran kebencian terkait isu SARA.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Keduanya disangka melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik jo Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 55 ayat 2 KUHP.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Lalu, <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Sri%20Bintang%20Pamungkas" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Sri Bintang Pamungkas</a> ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penghasutan masyarakat melalui media sosial.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sri Bintang disangka melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik jo Pasal 107 jo Pasal 110 KUHP.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"></strong></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Adapun <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Ahmad%20Dhani" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Ahmad Dhani</a> dalam penangkapan itu ditetapkan sebagai tersangka penghinaan terhadap Presiden RI <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Joko Widodo</a>. Dhani dijerat dengan pasal penghinaan terhadap penguasa, yakni Pasal 207 KUHP.<br />
<br />
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">berita1: Jakarta</strong> – Juru Bicara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Rico Rustombi angkat bicara mengenai perkembangan isu makar yang kini disangkut-pautkan dengan Agus-Sylvi. Menurut Rico, publik sangat perlu memahami konstruksi isu politik ini.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dia menjelaskan, sumbangan suami Sylvi, Gde Sardjana kepada tersangka kasus dugaan makar, Jamran, bersifat persahabatan dan kemanusiaan. “Tidak ada kejahatan dalam urusan itu. Melalui pers kami ingin publik memperoleh berita yang jernih tentang kasus ini sehingga terhindar dari pemberitaan insinuatif yang beredar di media sosial, bahwa seolah-olah itu bersangkut-paut dengan paslon kami,” kata Rico, Sabtu (31/12).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dalam hal menyangkut Zamran, Rico menyatakan, Jamran sedang diperiksa untuk kasus dugaan makar. “Itu amplifikasi politiknya sangat kuat. Apa perannya? Apakah dia masuk dalam konspirasi politik makar? Atau dia dimasukkan dalam teori konspiratif yang disusun seseorang? Di sinilah pentingnya sifat kritis pers dalam membaca peristiwa politik yang dihebohkan sebagai makar itu,” tegasnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Menurutnya, seluruh proses hukum tentu harus dalam rangka penegakan keadilan. “Karena nuansa politik pasti sangat tinggi dalam kasus ini, maka kami menginginkan adanya sikap yang tak memojokkan paslon kami dalam isu yang sangat rawan dimanfaatkan untuk keuntungan pihak lain,” ucapnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
“Kami tetap mengikuti kompetisi politik yang jujur dan bersih, dan percaya bahwa publik tak mudah dimanipulasi oleh pemberitaan yang bernada negatif dan tendensius.”</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
💢</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></strong></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> - Harga saham pemilik merek dagang Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), turun cukup dalam. Saham ini turun menyusul konfirmasi ROTI yang membantah telah memberikan dukungan terhadap aksi damai 2 Desember 2016.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Berdasarkan pantauan di RTI Business, pada penutupan perdagangan sesi pertama, harga saham ROTI terpantau turun 0,66 persen atau 10 poin ke level Rp 1.510 per lembar saham.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Sebelumnya, saham ROTI dibuka flat dari penutupan kemarin di level Rp 1.520. Saham sempat turun di level terendah sebesar 1,31 persen atau 20 poin di harga Rp 1.500. Adapun harga saham mencapai level tertingginya di posisi Rp 1.525.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Saham ROTI hingga sesi I perdagangan melibatkan transaksi 40,4 ribu lembar saham dengan nilai transaksi Rp 60,93 juta dan diperdagangkan sebanyak 93 kali.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Sebelumnya, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk memberikan bantahannya melalui </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">website</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> resmi Sari Roti, </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">www.sariroti.com</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">, tentang adanya penjual perorangan merek roti mereka (Sari Roti) yang melakukan aksi bagi-bagi roti gratis dalam aksi superdamai 212 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Sari Roti sempat menjadi </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">trending topic</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> urutan pertama di Twitter karena saat itu banyak pedagang Sari Roti berjejer dan menempelkan label “gratis” di gerobaknya dan membagikan roti yang mereka jual tanpa meminta uang penjualan. Namun pihak Sari Roti kemudian membantah mendukung aksi damai tersebut dan menyatakan itu bukan dari mereka sebagai produsen.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Berikut ini keterangan resmi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dalam </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">web </em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">resminya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">PENGUMUMAN</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Sehubungan dengan beredarnya informasi mengenai adanya pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (</em><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">hawker tricycle) pada aksi superdamai 212, dengan ini kami sampaikan bahwa:</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">PT Nippon Indosari Corpindo Tbk selaku produsen produk Sari Roti memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas terlaksananya aksi superdamai 212 yang berjalan dengan lancar dan tertib pada tanggal 2 Desember 2016.</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">PT Nippon Indosari Corpindo Tbk senantiasa berkomitmen menjaga nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dengan senantiasa berusaha menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia.</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas aksi superdamai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (</em><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">hawker tricycle) merupakan kejadian yang berada di luar kebijakan dan tanpa seizin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menyampaikan bahwa:</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Produk Sari Roti tersebut adalah produk yang dibeli oleh salah seorang konsumen melalui salah satu agen yang berlokasi di Jakarta.</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Pihak pembeli meminta agar produk tersebut dapat diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan "gratis" tanpa pengetahuan dan perizinan pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman di berbagai pihak. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk berkomitmen selalu menjaga nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas kegiatan politik.</em><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">DESTRIANITA</strong></span></div>
<div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></strong></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Aktivis <a href="http://news.liputan6.com/read/2668667/polri-tersangka-makar-beda-kelompok-tapi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Sri Bintang Pamungkas">Sri Bintang Pamungkas</a> ditangkap penyidik Polda Metro Jaya atas dugaan makar. Ernalia, istri aktivis Sri Bintang Pamungkas sempat membacakan surat yang pada tanggal 1 Desember lalu hendak diantar ke DPR-MPR dan Markas TNI di Cilangkap yang isinya diduga soal <a href="http://news.liputan6.com/read/2668475/sri-bintang-masih-ditahan-di-mako-brimob-terkait-dugaan-makar" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="makar">makar</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: start;">
Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat <a href="http://news.liputan6.com/read/2668279/inikah-surat-yang-membuat-sri-bintang-dituding-makar" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Syarief Hasan">Syarief Hasan</a> meminta pembuktian kalau surat Sri Bintang Pamungkas adalah soal makar. Karena, hal itu belum dibuktikan oleh adanya tindakan.</div>
<br />
"Silahkan saja kalau memang dianggap (dugaan makar), itu baru niat gitu lho yah, bisa dijerat enggak kalau baru niat begitu," ungkap Syarief kepada <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com</span> di Jakarta, Sabtu (3/12/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Ia pun mengaku sempat melihat surat tersebut dari media sosial karena memang sudah beredar luas. "Sempat kebaca sih. Tapi saya enggak tahu apa masuk ke DPR atau enggak," ucap Syarief.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
Namun, anggota Komisi I DPR ini menyerahkan semuanya kepada aparat penegak hukum. Karena, apa yang dituliskan oleh Sri Bintang Pamungkas baru sebatas niat saja.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
"(Surat) itu kan pandangan dia diusulkan ke DPR, nah silakan saja. Apakah itu sudah termasuk kriteria makar atau bagaimana. Kalau makar kan itu kalau sudah ada kesepakatan dari komitmen sama-sama, ada pergerakan, tapi ya silakan aja, sudah bisa terjerat dengan UU tentang makar enggak itu," pungkas Syarief.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<br style="box-sizing: border-box;" />
Berikut isi surat Sri Bintang Pamungkas:</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">Kepada Yth.:</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">Pimpinan</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">d/a Gedung DPR/MPR-RI</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">Jl. Jenderal Gatot Soebroto</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">Jakarta Selatan</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">Dengan hormat,</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">Bersama ini, kami dari kelompok Gerakan Nasional People Power Indonesia, yang merupakan gabungan dari beberapa exponen aktivis, sehubungan dengan situasi tanah air sekarang ini, sudah menyampaikan keinginan kami meminta kesediaan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk memanggil Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia guna menggelar Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (SI-MPR RI) sesegera mungkin. Yaitu, dengan maksud menyelesaikan persoalan-persoalan Negara yang dari hari ke hari semakin berbahaya bagi kelangsungan jalannya Negara Kesatuan Republik Indonesia</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">Adapun tujuan akhir dari SI-MPR RI itu adalah untuk menghasilkan Ketetapan-ketetapan MPR-RI yang meliputi:</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">1. Menyatakan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945 Asli di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">2. Mencabut Mandat Presiden dan Wakil Presiden RI yang sekarang, masing-masing dijabat oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla</em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">3. Mengangkat Penjabat Presiden Republik Indonesia yang baru, yang sekaligus menjadi Ketua Presidium Republik Indonesia dengan wewenang menyusun Pemerintah Transisi Republik Indonesia</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">Demikian permintaan kami, dengan harapan MPR-RI dapat memenuhinya dengan segera. Terimakasih atas segala perhatian dan kesediaannya.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">Hormat saya,</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; text-align: start;">
<em style="box-sizing: border-box;">Sri-Bintang Pamungkas</em></div>
</span></h2>
<div style="text-align: center;">
💪
</div>
<h2 style="background: none rgb(255, 255, 255); border-bottom: 1px solid rgb(170, 170, 170); font-family: "Linux Libertine", Georgia, Times, serif; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 1em 0px 0.25em; overflow: hidden; padding: 0px;">
<span class="mw-headline" id="Events">Events</span><span class="mw-editsection" style="display: inline-block; font-family: sans-serif; font-size: x-small; line-height: 1em; margin-left: 1em; vertical-align: baseline; white-space: nowrap;"><span class="mw-editsection-bracket" style="color: #555555; margin-right: 0.25em;">[</span><a href="https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=December_2&action=edit&section=1" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Edit section: Events">edit</a><span class="mw-editsection-bracket" style="color: #555555; margin-left: 0.25em;">]</span></span></h2>
<ul style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; list-style-image: url("data:image/svg+xml,%3C%3Fxml%20version%3D%221.0%22%20encoding%3D%22UTF-8%22%3F%3E%0A%3Csvg%20xmlns%3D%22http%3A%2F%2Fwww.w3.org%2F2000%2Fsvg%22%20version%3D%221.1%22%20width%3D%225%22%20height%3D%2213%22%3E%0A%3Ccircle%20cx%3D%222.5%22%20cy%3D%229.5%22%20r%3D%222.5%22%20fill%3D%22%2300528c%22%2F%3E%0A%3C%2Fsvg%3E%0A"); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1409" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1409">1409</a> – The <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/University_of_Leipzig" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="University of Leipzig">University of Leipzig</a> opens.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1697" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1697">1697</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/St_Paul%27s_Cathedral" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="St Paul's Cathedral">St Paul's Cathedral</a> is consecrated in London.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1763" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1763">1763</a> – Dedication of the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Touro_Synagogue" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Touro Synagogue">Touro Synagogue</a>, in Newport, Rhode Island, the first synagogue in what will become the United States.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1775" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1775">1775</a> – The <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/USS_Alfred_(1774)" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="USS Alfred (1774)">USS <i>Alfred</i></a> becomes the first vessel to fly the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Grand_Union_Flag" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Grand Union Flag">Grand Union Flag</a> (the precursor to the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Flag_of_the_United_States" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Flag of the United States">Stars and Stripes</a>); the flag is hoisted by <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/John_Paul_Jones" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="John Paul Jones">John Paul Jones</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1804" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1804">1804</a> – At <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Notre_Dame_Cathedral" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Notre Dame Cathedral">Notre Dame Cathedral</a> in Paris, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Coronation_of_Napoleon_I" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Coronation of Napoleon I">Napoleon Bonaparte crowns himself</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Emperor_of_the_French" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Emperor of the French">Emperor of the French</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1805" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1805">1805</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/War_of_the_Third_Coalition" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="War of the Third Coalition">War of the Third Coalition</a>: <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Austerlitz" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Battle of Austerlitz">Battle of Austerlitz</a>: French troops under Napoleon Bonaparte decisively defeat a joint <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Russian_Empire" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Russian Empire">Russo</a>-<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Austrian_Empire" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Austrian Empire">Austrian</a> force.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1823" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1823">1823</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Monroe_Doctrine" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Monroe Doctrine">Monroe Doctrine</a>: In a <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/State_of_the_Union_address" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="State of the Union address">State of the Union message</a>, U.S. President <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/James_Monroe" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="James Monroe">James Monroe</a> proclaims American neutrality in future European conflicts, and warns European powers not to interfere in the Americas.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1845" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1845">1845</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Manifest_destiny" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Manifest destiny">Manifest destiny</a>: In a <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/State_of_the_Union_address" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="State of the Union address">State of the Union message</a>, U.S. President <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/James_K._Polk" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="James K. Polk">James K. Polk</a> proposes that the United States should aggressively expand into the West.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1848" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1848">1848</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Franz_Joseph_I_of_Austria" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Franz Joseph I of Austria">Franz Joseph I</a> becomes <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Emperor_of_Austria" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Emperor of Austria">Emperor of Austria</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1851" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1851">1851</a> – French President <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Napoleon_III" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Napoleon III">Louis-Napoléon Bonaparte</a> overthrows the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/French_Second_Republic" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="French Second Republic">Second Republic</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1852" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1852">1852</a> – Louis-Napoléon Bonaparte becomes Emperor of the French as <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Napoleon_III" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Napoleon III">Napoleon III</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1859" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1859">1859</a> – Militant <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Abolitionism_in_the_United_States" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Abolitionism in the United States">abolitionist</a> leader <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/John_Brown_(abolitionist)" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="John Brown (abolitionist)">John Brown</a> is hanged for his <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/October_16" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="October 16">October 16</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/John_Brown%27s_raid_on_Harpers_Ferry" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="John Brown's raid on Harpers Ferry">raid</a> on <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Harpers_Ferry,_West_Virginia" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Harpers Ferry, West Virginia">Harpers Ferry, West Virginia</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1867" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1867">1867</a> – At <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Tremont_Temple" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Tremont Temple">Tremont Temple</a> in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Boston" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Boston">Boston</a>, British author <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Dickens" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Charles Dickens">Charles Dickens</a> gives his first public reading in the United States.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1899" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1899">1899</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Philippine%E2%80%93American_War" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Philippine–American War">Philippine–American War</a>: The <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Tirad_Pass" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Battle of Tirad Pass">Battle of Tirad Pass</a>, termed "The Filipino Thermopylae", is fought.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1908" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1908">1908</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Puyi" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Puyi">Puyi</a> becomes <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Emperor_of_China" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Emperor of China">Emperor of China</a> at the age of two.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1917" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1917">1917</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/World_War_I" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="World War I">World War I</a>: Russia and the Central Powers sign an armistice at <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Brest-Litovsk" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Brest-Litovsk">Brest-Litovsk</a>, and peace talks leading to the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Treaty_of_Brest-Litovsk" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Treaty of Brest-Litovsk">Treaty of Brest-Litovsk</a> begin.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1927" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1927">1927</a> – Following 19 years of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ford_Model_T" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Ford Model T">Ford Model T</a> production, the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ford_Motor_Company" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Ford Motor Company">Ford Motor Company</a> unveils the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ford_Model_A_(1927%E2%80%9331)" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Ford Model A (1927–31)">Ford Model A</a> as its new automobile.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1930" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1930">1930</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Great_Depression" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Great Depression">Great Depression</a>: In a <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/State_of_the_Union_address" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="State of the Union address">State of the Union message</a>, U.S. President <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Herbert_Hoover" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Herbert Hoover">Herbert Hoover</a> proposes a $150 million (equivalent to $2,128,000,000 in 2015) public works program to help generate jobs and stimulate the economy.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1939" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1939">1939</a> – New York City's <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/LaGuardia_Airport" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="LaGuardia Airport">LaGuardia Airport</a> opens.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1942" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1942">1942</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/World_War_II" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="World War II">World War II</a>: During the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Manhattan_Project" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Manhattan Project">Manhattan Project</a>, a team led by <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Enrico_Fermi" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Enrico Fermi">Enrico Fermi</a> initiates the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Chicago_Pile-1" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Chicago Pile-1">first artificial self-sustaining nuclear chain reaction</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1943" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1943">1943</a> – World War II: A <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Air_raid_on_Bari" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Air raid on Bari">Luftwaffe bombing raid</a> on the harbour of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Bari" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Bari">Bari</a>, Italy, sinks numerous cargo and transport ships, including the American <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/SS_John_Harvey" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="SS John Harvey">SS <i>John Harvey</i></a>, which is carrying a stockpile of World War I-era <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Mustard_gas" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Mustard gas">mustard gas</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1947" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1947">1947</a> – <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Jerusalem_Riots_of_1947" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Jerusalem Riots of 1947">Jerusalem Riots of 1947</a>: Riots break out in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Jerusalem" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Jerusalem">Jerusalem</a> in response to the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Partition_Plan_for_Palestine" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="United Nations Partition Plan for Palestine">United Nations Partition Plan for Palestine</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1954" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1954">1954</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/McCarthyism" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="McCarthyism">Cold War</a>: The <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/United_States_Senate" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="United States Senate">United States Senate</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_McCarthy#Censure_and_the_Watkins_Committee" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Joseph McCarthy">votes 65 to 22 to censure</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_McCarthy" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Joseph McCarthy">Joseph McCarthy</a> for "conduct that tends to bring the Senate into dishonor and disrepute".</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">1954 – The <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Sino-American_Mutual_Defense_Treaty" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Sino-American Mutual Defense Treaty">Sino-American Mutual Defense Treaty</a>, between the United States and <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Taiwan" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Taiwan">Taiwan</a>, is signed in Washington, D.C.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1956" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1956">1956</a> – The <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Granma_(yacht)" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Granma (yacht)"><i>Granma</i></a> reaches the shores of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Cuba" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Cuba">Cuba</a>'s <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Oriente_Province" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Oriente Province">Oriente Province</a>. <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Fidel_Castro" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Fidel Castro">Fidel Castro</a>, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Che_Guevara" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Che Guevara">Che Guevara</a> and 80 other members of the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/26th_of_July_Movement" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="26th of July Movement">26th of July Movement</a> disembark to initiate the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Cuban_Revolution" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Cuban Revolution">Cuban Revolution</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1961" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1961">1961</a> – In a nationally broadcast speech, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Cuba" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Cuba">Cuban</a> leader <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Fidel_Castro" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Fidel Castro">Fidel Castro</a> declares that he is a <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Marxism%E2%80%93Leninism" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Marxism–Leninism">Marxist–Leninist</a> and that Cuba is going to adopt <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Communism" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Communism">Communism</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1962" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1962">1962</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Vietnam_War" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Vietnam War">Vietnam War</a>: After a trip to <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Vietnam" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Vietnam">Vietnam</a> at the request of U.S. President <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/John_F._Kennedy" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="John F. Kennedy">John F. Kennedy</a>, <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/U.S._Senate_Majority_Leader" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="U.S. Senate Majority Leader">U.S. Senate Majority Leader</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Mike_Mansfield" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Mike Mansfield">Mike Mansfield</a> becomes the first American official to comment adversely on the war's progress.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1970" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1970">1970</a> – The <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/United_States_Environmental_Protection_Agency" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="United States Environmental Protection Agency">United States Environmental Protection Agency</a> begins operations.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1971" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1971">1971</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Emirate_of_Abu_Dhabi" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Emirate of Abu Dhabi">Abu Dhabi</a>, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ajman" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Ajman">Ajman</a>, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Fujairah" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Fujairah">Fujairah</a>, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Emirate_of_Sharjah" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Emirate of Sharjah">Sharjah</a>, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Dubai" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Dubai">Dubai</a>, and <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Umm_al-Quwain" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Umm al-Quwain">Umm al-Quwain</a> form the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/United_Arab_Emirates" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="United Arab Emirates">United Arab Emirates</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1975" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1975">1975</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Laotian_Civil_War" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Laotian Civil War">Laotian Civil War</a>: The <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Pathet_Lao" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Pathet Lao">Pathet Lao</a> seizes the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Laos" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Laos">Laotian</a> capital of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Vientiane" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Vientiane">Vientiane</a>, forces the abdication of King <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Sisavang_Vatthana" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Sisavang Vatthana">Sisavang Vatthana</a>, and proclaims the Lao People's Democratic Republic.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1976" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1976">1976</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Fidel_Castro" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Fidel Castro">Fidel Castro</a> becomes <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/President_of_Cuba" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="President of Cuba">President of Cuba</a>, replacing <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Osvaldo_Dortic%C3%B3s_Torrado" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Osvaldo Dorticós Torrado">Osvaldo Dorticós Torrado</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1980" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1980">1980</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Salvadoran_Civil_War" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Salvadoran Civil War">Salvadoran Civil War</a>: <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1980_murders_of_U.S._missionaries_in_El_Salvador" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1980 murders of U.S. missionaries in El Salvador">Four American missionaries</a> are raped and murdered by a death squad.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1982" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1982">1982</a> – At the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/University_of_Utah" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="University of Utah">University of Utah</a>, <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Barney_Clark_(patient)" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Barney Clark (patient)">Barney Clark</a> becomes the first person to receive a permanent <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Artificial_heart" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Artificial heart">artificial heart</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1988" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1988">1988</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Benazir_Bhutto" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Benazir Bhutto">Benazir Bhutto</a> is sworn in as <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Prime_Minister_of_Pakistan" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Prime Minister of Pakistan">Prime Minister of Pakistan</a>, becoming the first woman to head the government of an Islam-dominated state.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1991" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1991">1991</a> – Canada and Poland become the first nations to recognize the independence of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ukraine" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Ukraine">Ukraine</a> from the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Soviet_Union" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Soviet Union">Soviet Union</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1993" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1993">1993</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Colombia" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Colombia">Colombian</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Drug_lord" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Drug lord">drug lord</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Pablo_Escobar" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Pablo Escobar">Pablo Escobar</a> is shot and killed in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Medell%C3%ADn" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Medellín">Medellín</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">1993 – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Space_Shuttle_program" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Space Shuttle program">Space Shuttle program</a>: <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/STS-61" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="STS-61">STS-61</a>: <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/NASA" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="NASA">NASA</a> launches the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Space_Shuttle_Endeavour" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Space Shuttle Endeavour">Space Shuttle Endeavour</a> on a mission to repair the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Hubble_Space_Telescope" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Hubble Space Telescope">Hubble Space Telescope</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/1999" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="1999">1999</a> – The United Kingdom devolves political power in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Northern_Ireland" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Northern Ireland">Northern Ireland</a> to the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Northern_Ireland_Executive" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Northern Ireland Executive">Northern Ireland Executive</a> following the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Good_Friday_Agreement" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Good Friday Agreement">Good Friday Agreement</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/2001" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="2001">2001</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Enron" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Enron">Enron</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Enron_scandal#Bankruptcy" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Enron scandal">files for Chapter 11 bankruptcy</a>.</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/2015" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="2015">2015</a> – <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/2015_San_Bernardino_attack" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="2015 San Bernardino attack">San Bernardino attack</a>: <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Syed" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Syed">Syed</a> <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rizwan_Farook_and_Tashfeen_Malik" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Rizwan Farook and Tashfeen Malik">Rizwan Farook and Tashfeen Malik</a> kill 14 people and wound 22 at the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Inland_Regional_Center" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Inland Regional Center">Inland Regional Center</a> in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/San_Bernardino,_California" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="San Bernardino, California">San Bernardino, California</a>.</li>
</ul>
<div>
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">on this day.com: </span></span></div>
<div>
<blockquote class="tr_bq">
<ul class="event-list event-list--with-advert" style="box-sizing: border-box; color: #3e454d; font-family: proxima-nova, sans-serif; font-size: 18px; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px; width: 770px;">
<li class="event-list__item" style="border-bottom: 1px solid rgb(226, 227, 228); box-sizing: border-box; padding: 15px 10px 15px 20px; text-align: justify;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a href="http://www.onthisday.com/events/date/1823" style="border-bottom: 1px solid rgba(0, 155, 255, 0.298039); box-sizing: border-box; color: #009bff; opacity: 0.5; outline: 0px; text-decoration: none; transition: all 0ms ease;">1823</a></span> President <a href="http://www.onthisday.com/people/james-monroe" style="border-bottom: 1px solid rgba(0, 155, 255, 0.298039); box-sizing: border-box; color: #009bff; text-decoration: none; transition: all 300ms ease;">James Monroe</a> declares his "Monroe Doctrine", a US foreign policy regarding Latin America</li>
</ul>
<ul class="event-list event-list--with-advert" style="box-sizing: border-box; color: #3e454d; font-family: proxima-nova, sans-serif; font-size: 18px; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px; width: 770px;">
<li class="event-list__item" style="border-bottom: 1px solid rgb(226, 227, 228); box-sizing: border-box; padding: 15px 10px 15px 20px; text-align: justify;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a href="http://www.onthisday.com/events/date/1845" style="border-bottom: 1px solid rgba(0, 155, 255, 0.298039); box-sizing: border-box; color: #009bff; text-decoration: none; transition: all 300ms ease;">1845</a></span> Manifest Destiny: US President <a href="http://www.onthisday.com/people/james-knox-polk" style="border-bottom: 1px solid rgba(0, 155, 255, 0.298039); box-sizing: border-box; color: #009bff; text-decoration: none; transition: all 300ms ease;">James K. Polk</a> announces to Congress that the United States should aggressively expand into the West</li>
</ul>
<ul class="event-list event-list--with-advert" style="box-sizing: border-box; color: #3e454d; font-family: proxima-nova, sans-serif; font-size: 18px; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px; width: 770px;">
<li class="event-list__item" style="border-bottom: 1px solid rgb(226, 227, 228); box-sizing: border-box; padding: 15px 10px 15px 20px; text-align: justify;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a href="http://www.onthisday.com/events/date/1929" style="border-bottom: 1px solid rgba(0, 155, 255, 0.298039); box-sizing: border-box; color: #009bff; text-decoration: none; transition: all 300ms ease;">1929</a></span> First skull of Peking man found, 50 km out of Peking at Tsjoe Koe Tien</li>
</ul>
<ul class="event-list event-list--with-advert" style="box-sizing: border-box; color: #3e454d; font-family: proxima-nova, sans-serif; font-size: 18px; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px; width: 770px;">
<li class="event-list__item" style="border-bottom: 0px; box-sizing: border-box; margin-bottom: 36px; padding: 15px 10px 0px 20px; text-align: justify;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><a href="http://www.onthisday.com/events/date/1976" style="border-bottom: 1px solid rgba(0, 155, 255, 0.298039); box-sizing: border-box; color: #009bff; text-decoration: none; transition: all 300ms ease;">1976</a></span> <a href="http://www.onthisday.com/people/fidel-castro" style="border-bottom: 1px solid rgba(0, 155, 255, 0.298039); box-sizing: border-box; color: #009bff; text-decoration: none; transition: all 300ms ease;">Fidel Castro</a> becomes President of Cuba, replacing Osvaldo Dorticós Torrado</li>
</ul>
</blockquote>
</div>
http://www.muradmaulana.com/ : Pada tanggal 2 Desember 1949 Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Memberantas Perdagangan Manusia dan Eksploitasi untuk Melacurkan Orang Lain (UN Convention for the Suppression of The Trafficking in Persons and the Exploitation of the Prostitution of Other) disyahkan. Hal inilah yang kemudian menandai dipilihnya 2 Desember sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Perbudakan. Resolusi Majelis Umum PBB No. 317 (IV) mengutuk perdagangan (trafiking) manusia untuk tujuan di dalam maupun luar negeri, menghapus persyaratan bahwa perekrutan harus dilakukan secara paksa atau dengan kekerasan, membuat perdagangan mungkin saja terjadi bahkan jika ada persetujuan dari korban, dan membuat pencarian keuntungan dari pelacuran sebagai perbuatan yang ilegal.
<br />
<br />
portal daha: <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "arial" , serif; font-size: 13px; text-align: justify;">Hari ini tepat 2 Desember 2015, Kabupaten Hulu Sungai Selatan merayakan usianya yang ke-65. Beragam kegiatan diselenggarakan untuk memeriahkan hari jadi kabupaten tertua di Kalsel ini. </span><br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "arial" , serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "arial" , serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; text-align: start;"><b>Died on December 2nd</b></span></span><br />
<span style="color: red; font-family: "verdana" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>LISTS</b></span><br />
NNDB.com<br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "arial" , serif; font-size: 13px; text-align: justify;"></span><br />
<table border="1" class="sortable" id="sort_grunk"><tbody>
<tr class=" even"><th><a class="sortheader" href="http://www.nndb.com/lists/223/000106902/#" style="color: black; display: block;">Name<span class="sortarrow"></span></a></th><th><a class="sortheader" href="http://www.nndb.com/lists/223/000106902/#" style="color: black; display: block;">Occupation<span class="sortarrow"></span></a></th><th><a class="sortheader" href="http://www.nndb.com/lists/223/000106902/#" style="color: black; display: block;">Birth<span class="sortarrow"></span></a></th><th><a class="sortheader" href="http://www.nndb.com/lists/223/000106902/#" style="color: black; display: block;">Death<span class="sortarrow"></span></a></th><th><a class="sortheader" href="http://www.nndb.com/lists/223/000106902/#" style="color: black; display: block;">Known for<span class="sortarrow"></span></a></th></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/200/000173678/">Joey Adams</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Comic</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>6-Jan-1911</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1999</nobr></tt></td><td>Borscht Belt comedian</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/289/000167785/">Robert O. Anderson</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Business</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>13-Apr-1917</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2007</nobr></tt></td><td>CEO of ARCO, 1966-86</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/411/000045276/">Desi Arnaz</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>2-Mar-1917</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1986</nobr></tt></td><td>Ricky Ricardo on <i>I Love Lucy</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/126/000350073/">Elizabeth Berridge</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Novelist</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>3-Dec-1919</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2009</nobr></tt></td><td><i>Across the Common</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/190/000164695/">James Henry Breasted</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Archaeologist</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>27-Aug-1865</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1935</nobr></tt></td><td><i>A History of Egypt</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/724/000082478/">John Brown</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Activist</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>9-May-1800</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1859</nobr></tt></td><td>Led the raid on Harpers Ferry</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/068/000083816/">Larry Buchanan</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Film Director</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>31-Jan-1923</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2004</nobr></tt></td><td><i>Mars Needs Women</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/699/000050549/">Eugene Asa Carr</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Military</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>20-Mar-1830</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1910</nobr></tt></td><td>Union Army General</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/539/000279699/">Suzanne Cloutier</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>10-Jul-1923</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2003</nobr></tt></td><td><i>Othello</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/310/000281464/">Matt Cohen</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Novelist</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>30-Dec-1942</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1999</nobr></tt></td><td><i>Emotional Arithmetic</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/594/000055429/">Aaron Copland</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Composer</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>14-Nov-1900</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1990</nobr></tt></td><td><i>Fanfare for the Common Man</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/444/000092168/">Hernando Cortes</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Explorer</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>1485</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1547</nobr></tt></td><td>Spanish Conquistador, conquered Mexico</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/734/000090464/">Bob Cummings</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>10-Jun-1908</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1990</nobr></tt></td><td><i>The Bob Cummings Show</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/912/000031819/">Marquis de Sade</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Author</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>2-Jun-1740</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1814</nobr></tt></td><td><i>120 Days of Sodom</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/847/000087586/">Karl Doenitz</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Military</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>16-Sep-1891</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1980</nobr></tt></td><td>U-Boat admiral</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/032/000133630/">Eleonora Rossi Drago</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>23-Sep-1925</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2007</nobr></tt></td><td><i>Violent Summer</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/442/000109115/">Pablo Escobar</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Criminal</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>1-Dec-1949</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1993</nobr></tt></td><td>Head of the Medellin Cartel</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/623/000043494/">Marty Feldman</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Comic</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>8-Jul-1933</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1982</nobr></tt></td><td>Eye-gor in <i>Young Frankenstein</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/424/000348377/">Gail Fisher</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>18-Aug-1935</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2000</nobr></tt></td><td>Peggy Fair on <i>Mannix</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/944/000166446/">Henry Clay Frick</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Business</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>19-Dec-1849</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1919</nobr></tt></td><td>Robber baron, Johnstown flood</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/690/000205075/">Romain Gary</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Novelist</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>8-May-1914</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1980</nobr></tt></td><td><i>Roots of Heaven</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/421/000050271/">Jay Gould</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Business</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>27-May-1836</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1892</nobr></tt></td><td>Railroad baron owned Union Pacific</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/369/000117018/">Elizabeth Hardwick</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Critic</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>27-Jul-1916</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2007</nobr></tt></td><td><i>Seduction and Betrayal</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/202/000104887/">Ivan Illich</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Philosopher</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>4-Sep-1926</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2002</nobr></tt></td><td><i>Deschooling Society</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/701/000210071/">Maggie Jones</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>21-Jun-1934</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2009</nobr></tt></td><td><i>Coronation Street</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/306/000113964/">Philip Larkin</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Poet</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>9-Aug-1922</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1985</nobr></tt></td><td><i>The Whitsun Weddings</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/589/000100289/">Luis Leloir</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Chemist</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>6-Sep-1906</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1987</nobr></tt></td><td>Conversion of carbohydrates</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/971/000024899/">Guy Liddell</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Spy</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>8-Nov-1892</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1958</nobr></tt></td><td>British spymaster</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/636/000038522/">Gerard Mercator</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Cartographer</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>5-Mar-1512</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1594</nobr></tt></td><td>The Mercator Projection</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/573/000179036/">Odetta</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Singer</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>31-Dec-1930</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2008</nobr></tt></td><td>Queen of American Folk Music</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/090/000102781/">Philippe II, duc d'Orléans</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Royalty</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>2-Aug-1674</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1723</nobr></tt></td><td>Regent of France, 1715-23</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/769/000127388/">Jane Pierce</a></td><td><br />
<center>
<nobr>First Lady</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>12-Mar-1806</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1863</nobr></tt></td><td>Wife of US President Franklin Pierce</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/425/000205807/">John Ringling</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Business</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>31-May-1866</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1936</nobr></tt></td><td>Ringling Brothers Circus</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/136/000109806/">Roxie Roker</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>28-Aug-1929</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1995</nobr></tt></td><td>Helen Willis on <i>The Jeffersons</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/950/000086692/">Edmond Rostand</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Playwright</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>1-Apr-1868</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1918</nobr></tt></td><td><i>Cyrano de Bergerac</i></td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/231/000136820/">Sabu</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Actor</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>27-Jan-1924</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1963</nobr></tt></td><td><i>Jungle Book</i></td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/573/000026495/">Ron Santo</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Baseball</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>25-Feb-1940</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-2010</nobr></tt></td><td>Third baseman, Chicago Cubs</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/337/000205719/">Joe Smith</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Jazz Musician</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>28-Jun-1902</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1937</nobr></tt></td><td>Cool jazz trumpeter</td></tr>
<tr class=" odd"><td><a href="http://www.nndb.com/people/540/000174018/">Francis Cardinal Spellman</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Religion</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>4-May-1889</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1967</nobr></tt></td><td>Archbishop of New York, 1939-67</td></tr>
<tr class=" even"><td><a href="http://www.nndb.com/people/866/000164374/">Patrick Gordon Walker</a></td><td><br />
<center>
<nobr>Politician</nobr></center>
</td><td align="right"><tt><nobr>7-Apr-1907</nobr></tt></td><td align="right"><tt><nobr>2-Dec-1980</nobr></tt></td><td>UK Foreign Secretary, 1964-66</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "arial" , serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><br /></span></div>
kedubes Australia mengeluarkan travel advice umum ini :
<br />
<div id="ctl00_PlaceHolderMain_ctl08_ctl00_container" style="background-color: white; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">
<div data-reactid=".6">
<h2 data-reactid=".6.0" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-width: 4rem 0px 1rem; color: #3b3b3b; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'dlig' 1, 'liga' 1, 'lnum' 1, 'kern' 1; font-size: 2rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: normal; line-height: 3rem; margin: -1rem 0px 0px; padding: 0.79rem 0px 0.21rem; vertical-align: baseline;">
Latest advice, 21 November 2016</h2>
<div data-reactid=".6.1">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin-top: -1rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem; vertical-align: baseline;">
Travellers are reminded of the ongoing threat of terrorist attack in Indonesia, including Jakarta and Bali. An attack could occur anywhere at any time. The overall level of advice has not changed. We advise you to exercise a high degree of caution in Indonesia, including Bali. </div>
</div>
</div>
</div>
<div id="ppContent" style="background-color: white; font-family: "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">
<div aria-labelledby="ctl00_PlaceHolderMain_ctl08_ctl01_label" class="ms-rtestate-field" id="ctl00_PlaceHolderMain_ctl08_ctl01__ControlWrapper_RichHtmlField" style="display: inline;">
<h2 id="summary" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-width: 4rem 0px 1rem; color: #3b3b3b; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'dlig' 1, 'liga' 1, 'lnum' 1, 'kern' 1; font-size: 2rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: normal; line-height: 3rem; margin: -1rem 0px 0px; padding: 0.79rem 0px 0.21rem; vertical-align: baseline;">
Summary</h2>
<ul style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; list-style-image: initial; list-style-position: outside; margin: 0px; padding: 1rem 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">We advise you to <a href="http://smartraveller.gov.au/resources/pages/travel-advice-explained.aspx#level2" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-image: linear-gradient(transparent 50%, rgba(26, 101, 171, 0.4) 50%); background-position: 0px bottom; background-repeat: repeat-x; background-size: 2px 2px; color: #1a65ab; cursor: pointer; text-decoration: none; transition: color 0.1s ease, background 0.5s ease, outline 0.25s ease;"><span style="cursor: pointer;">exercise a high degree of caution</span></a> in Indonesia, including Bali, at this time due to the high threat of terrorist attack. Be aware of the severe penalties for narcotics offences, including the death penalty; some specific health risks; and risks associated with natural disasters.</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">Pay close attention to your personal security at all times and monitor the media for information about possible new safety or security risks. See <a href="http://smartraveller.gov.au/Countries/asia/south-east/pages/indonesia.aspx#safety_and_security" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-image: linear-gradient(transparent 50%, rgba(26, 101, 171, 0.4) 50%); background-position: 0px bottom; background-repeat: repeat-x; background-size: 2px 2px; color: #1a65ab; cursor: pointer; text-decoration: none; transition: color 0.1s ease, background 0.5s ease, outline 0.25s ease;"><span style="cursor: pointer;">Safety and security</span></a>.</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">There is an ongoing high threat of a terrorist attack. On 14 January 2016, terrorists attacked a Starbuck's cafe and police post in Central Jakarta. Eight people were killed, including the terrorists. The attack demonstrates the continuing terrorism threat in Indonesia, including in locations frequented by foreigners. See<a href="http://smartraveller.gov.au/Countries/asia/south-east/pages/indonesia.aspx#safety_and_security" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-image: linear-gradient(transparent 50%, rgba(26, 101, 171, 0.4) 50%); background-position: 0px bottom; background-repeat: repeat-x; background-size: 2px 2px; color: #1a65ab; cursor: pointer; text-decoration: none; transition: color 0.1s ease, background 0.5s ease, outline 0.25s ease;"><span style="cursor: pointer;">Safety and security</span></a>.</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">We continue to receive information that indicates that terrorists may be planning attacks in Indonesia. An attack could occur anywhere at any time. Be particularly vigilant at places of worship and during significant holiday periods.</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">Exercise particular caution around locations that have a low level of protective security and places known to be possible terrorist targets. Terrorists have previously targeted nightclubs, bars, cafes, restaurants, international hotels, airports and places of worship in Bali, Jakarta and elsewhere in Indonesia.</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">We advise you to <a href="http://smartraveller.gov.au/resources/pages/travel-advice-explained.aspx#level3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-image: linear-gradient(transparent 50%, rgba(26, 101, 171, 0.4) 50%); background-position: 0px bottom; background-repeat: repeat-x; background-size: 2px 2px; color: #1a65ab; cursor: pointer; text-decoration: none; transition: color 0.1s ease, background 0.5s ease, outline 0.25s ease;"><span style="cursor: pointer;">reconsider your need to travel</span></a> to Central Sulawesi, Papua and West Papua provinces where additional safety and security risks exist.</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">Since July 2009, there has been a series of violent attacks in the area around the Freeport Mine in Papua province. A number of these incidents have resulted in deaths, including of one Australian. Attacks were reported in the area in December 2013 and January 2014. Further such attacks could occur. See <a href="http://smartraveller.gov.au/Countries/asia/south-east/pages/indonesia.aspx#safety_and_security" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-image: linear-gradient(transparent 50%, rgba(26, 101, 171, 0.4) 50%); background-position: 0px bottom; background-repeat: repeat-x; background-size: 2px 2px; color: #1a65ab; cursor: pointer; text-decoration: none; transition: color 0.1s ease, background 0.5s ease, outline 0.25s ease;"><span style="cursor: pointer;">Safety and security</span></a>.</li>
<li style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-image: initial; border-left-color: initial; border-left-style: initial; border-right-color: initial; border-right-style: initial; border-top-color: initial; border-top-style: none; border-width: 0px 0px 1rem; color: #4b4c57; font-family: "Helvetica Neue", HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-feature-settings: 'kern' 1, 'onum' 1, 'liga' 1; font-size: 1.3333rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 2rem; margin: -1rem 0px 0px 1.5rem; max-width: 34em; padding: 0.5267rem 0px 0.4733rem 0.25rem; text-align: left; vertical-align: baseline;">Avoid all protests, demonstrations and rallies as they can turn violent without warning</li>
</ul>
</div>
</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-70857820691033919032017-06-07T00:00:00.000-07:002017-06-06T23:46:51.951-07:00Yang dihormati: Ikhwanul Muslimin Indonesia = PKS<div style="border: 0px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<h1 class="firstHeading" id="firstHeading" lang="en" style="background-image: none; border-bottom: 1px solid rgb(170, 170, 170); font-family: "linux libertine", georgia, times, serif; font-size: 1.8em; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 0px 0px 0.25em; overflow: visible; padding: 0px;">
Rabia sign</h1>
<div class="mw-body-content" id="bodyContent" style="color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 0.875em; line-height: 1.6; position: relative; z-index: 0;">
<div id="siteSub" style="font-size: 12.88px;">
From Wikipedia, the free encyclopedia</div>
<div id="contentSub" style="color: #545454; font-size: 11.76px; line-height: 1.2em; margin: 0px 0px 1.4em 1em; width: auto;">
</div>
<div class="mw-jump" id="jump-to-nav" style="height: 0px; margin-bottom: 1.4em; margin-top: -1.4em; overflow: hidden; user-select: none; zoom: 1;">
<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#mw-head" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;"></a><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#p-search" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;"></a></div>
<div class="mw-content-ltr" dir="ltr" id="mw-content-text" lang="en" style="direction: ltr;">
<div class="hatnote" role="note" style="font-style: italic; margin-bottom: 0.5em; padding-left: 1.6em;">
"Rabaa" redirects here. For the Muslim saint, see <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabaa_Al-Adawiyya" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Rabaa Al-Adawiyya">Rabaa Al-Adawiyya</a>.</div>
<div class="thumb tright" style="clear: right; float: right; margin: 0.5em 0px 1.3em 1.4em; width: auto;">
<div class="thumbinner" style="background-color: #f9f9f9; border: 1px solid rgb(204, 204, 204); font-size: 13.16px; min-width: 100px; overflow: hidden; padding: 3px; text-align: center; width: 112px;">
<a class="image" href="https://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabia_sign.svg" style="background: none; color: #0b0080; text-decoration: none;"><img alt="" class="thumbimage" data-file-height="595" data-file-width="595" height="110" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7a/Rabia_sign.svg/110px-Rabia_sign.svg.png" srcset="//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7a/Rabia_sign.svg/165px-Rabia_sign.svg.png 1.5x, //upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7a/Rabia_sign.svg/220px-Rabia_sign.svg.png 2x" style="background-color: white; border: 1px solid rgb(204, 204, 204); vertical-align: middle;" width="110" /></a><br />
<div class="thumbcaption" style="border: none; font-size: 12.3704px; line-height: 1.4em; padding: 3px; text-align: left;">
<div class="magnify" style="float: right; margin-left: 3px; margin-right: 0px;">
<a class="internal" href="https://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabia_sign.svg" style="background: linear-gradient(transparent, transparent), url("data:image/svg+xml,%3C%3Fxml%20version%3D%221.0%22%20encoding%3D%22UTF-8%22%20standalone%3D%22no%22%3F%3E%0A%3Csvg%20xmlns%3D%22http%3A%2F%2Fwww.w3.org%2F2000%2Fsvg%22%20viewBox%3D%220%200%2011%2015%22%20width%3D%2215%22%20height%3D%2211%22%3E%0A%20%20%20%20%3Cg%20id%3D%22magnify-clip%22%20fill%3D%22%23fff%22%20stroke%3D%22%23000%22%3E%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%3Cpath%20id%3D%22bigbox%22%20d%3D%22M1.509%201.865h10.99v7.919h-10.99z%22%2F%3E%0A%20%20%20%20%20%20%20%20%3Cpath%20id%3D%22smallbox%22%20d%3D%22M-1.499%206.868h5.943v4.904h-5.943z%22%2F%3E%0A%20%20%20%20%3C%2Fg%3E%0A%3C%2Fsvg%3E%0A"); color: #0b0080; display: block; height: 11px; overflow: hidden; text-decoration: none; text-indent: 15px; user-select: none; white-space: nowrap; width: 15px;" title="Enlarge"></a></div>
<i>R4BIA</i> sign</div>
</div>
</div>
<div style="line-height: inherit; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em;">
<b>Rabaa or Rabbi'ah sign</b> (<span class="nowrap" style="white-space: nowrap;"><span class="IPA nopopups"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Help:IPA_for_English" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none !important;" title="Help:IPA for English">/<span style="border-bottom: 1px dotted;"><span title="/ˈ/ primary stress follows">ˈ</span><span title="'r' in 'rye'">r</span><span title="/ɑː/ 'a' in 'father'">ɑː</span><span title="'b' in 'buy'">b</span><span title="/i/ 'y' in 'happy'">i</span><span title="/ə/ 'a' in 'about'">ə</span></span>, <span style="border-bottom: 1px dotted;"><span title="/ˈ/ primary stress follows">ˈ</span><span title="'r' in 'rye'">r</span><span title="/æ/ short 'a' in 'bad'">æ</span><span title="/-/ affix">-</span></span>/</a></span></span>; sometimes stylized as <b>R4BIA</b>), <b>Rabaa</b> (<span class="nowrap" style="white-space: nowrap;"><span class="IPA nopopups"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Help:IPA_for_English" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none !important;" title="Help:IPA for English">/<span style="border-bottom: 1px dotted;"><span title="/ˈ/ primary stress follows">ˈ</span><span title="'r' in 'rye'">r</span><span title="/ɑː/ 'a' in 'father'">ɑː</span><span title="'b' in 'buy'">b</span><span title="/ɑː/ 'a' in 'father'">ɑː</span></span>, <span style="border-bottom: 1px dotted;"><span title="/ˈ/ primary stress follows">ˈ</span><span title="'r' in 'rye'">r</span><span title="/æ/ short 'a' in 'bad'">æ</span><span title="/-/ affix">-</span></span>/</a></span></span>) or, less commonly, <b>Rab3a</b>, is a <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Hand_gesture" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Hand gesture">hand gesture</a> and a sign that first appeared in late August 2013 in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Social_media" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Social media">social media</a> and protest marches in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Egypt" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Egypt">Egypt</a>. It is used by the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Muslim_Brotherhood_in_Egypt" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Muslim Brotherhood in Egypt">Muslim Brotherhood</a> and its supporters in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Egypt" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Egypt">Egypt</a> in the wake of the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/2013_Egyptian_coup_d%27%C3%A9tat" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="2013 Egyptian coup d'état">overthrow</a> of <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Mohamed_Morsi" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Mohamed Morsi">Mohamed Morsi</a>, which occurred after <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/June_2013_Egyptian_protests" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="June 2013 Egyptian protests">anti-government protests</a> calling for his removal.<sup class="reference" id="cite_ref-cnn_1-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-cnn-1" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[1]</a></sup> On July 9, 2014, a Brotherhood-affiliated organization declared August 14, the day when the sit-ins were dispersed, "World Rabia Day," in an attempt to garner support across numerous countries.<sup class="reference" id="cite_ref-DS_2-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-DS-2" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[2]</a></sup></div>
<div style="line-height: inherit; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em;">
The sign is named after the <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabaa_al-Adawiya_Square" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Rabaa al-Adawiya Square">Rabaa al-Adawiya Square</a> in <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Nasr_City" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Nasr City">Nasr City</a>, <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Cairo_Governorate" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Cairo Governorate">Cairo Governorate</a>, which surrounds the <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabaa_al-Adawiya_Mosque" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Rabaa al-Adawiya Mosque">Rabaa al-Adawiya Mosque</a>, where a sit-in was held by the Muslim Brotherhood and its supporters to celebrate the one-year anniversary of Morsi's inauguration. The sit-in lasted for about forty days before it was <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/August_2013_Cairo_sit-ins_dispersal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="August 2013 Cairo sit-ins dispersal">dispersed</a> by security forces, leading to clashes that resulted in 638 deaths, of which 43 were police officers.</div>
<div style="line-height: inherit; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em;">
Supporters state that the gesture is used to express solidarity with what they call "the thousands wounded, killed and burnt by the Egyptian army" during the dispersal of their sit-in. The origin of the sign is unknown.<sup class="reference" id="cite_ref-worldbulletin_3-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-worldbulletin-3" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[3]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-voa_4-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-voa-4" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[4]</a></sup></div>
<div style="line-height: inherit; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em;">
Critics of the Muslim Brotherhood and the Morsi government allege that the sign implies indirect support for terrorism, due to the sign's use being mostly limited to persons supportive of the Brotherhood, which has been designated a terrorist organization by numerous countries, including Egypt. On the other hand, supporters of the Brotherhood, whether inside or outside Egypt, believe the gesture represents freedom and persistence. They also deny any association with terrorism.<sup class="reference" id="cite_ref-voa_4-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-voa-4" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[4]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-Kurier_5-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-Kurier-5" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[5]</a></sup></div>
<div style="line-height: inherit; margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.5em;">
Egyptian and non-Egyptian politicians, mostly supportive of the Muslim Brotherhood, are regularly seen making the Rabia gesture, which is identical to one common gesture for the number <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/4_(number)" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="4 (number)">four</a>. Among these politicians is Turkish President <a class="mw-redirect" href="https://en.wikipedia.org/wiki/Recep_Tayyip_Erdogan" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;" title="Recep Tayyip Erdogan">Recep Tayyip Erdogan</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-worldbulletin_3-1" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-worldbulletin-3" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[3]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-voa_4-2" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-voa-4" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[4]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-habermonitor_6-0" style="font-size: 11.2px; line-height: 1; unicode-bidi: isolate; white-space: nowrap;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Rabia_sign#cite_note-habermonitor-6" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[6]</a></sup></div>
</div>
</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">👺</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong><br /></strong></span></span></div>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>KONTAN RIYADH. Keretakan hubungan antara Qatar dengan negara-negara Arab lainnya kian memuncak pada Senin (5/6) kemarin. Ada empat negara Arab yakni Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab, yang memutuskan hubungan mereka dengan Qatar. Keempat negara beralasan, Qatar menyokong aksi terorisme.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Menteri Luar Negeri Bahrain mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal tersebut pada Senin (5/6). Dia mengatakan, negaranya mensuspensi hubungan diplomatik dalam rangka menjaga keamanan nasional.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Menurut Bahrain, keputusannya didasarkan pada aksi destabilisasi yang dilakukan Qatar.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>"Berdasarkan atas kengototan Qatar untuk melanjutkan aksi destabilisasi keamanan dan stabilitas Kerajaan Bahrain, mencampuri urusan Bahrain, melanjutkan hasutan di media, mendukung aksi teroris bersenjata, mendanai kelompok yang berasosiasi dengan Iran untuk menumbangkan dan menyebar kekacauan di Bahrain melalui aksi pelanggaran kesepakatan dan prinsip-prinsip hukum internasional tanpa memperhatikan niali-nilai, hukum, moral, mempertimbangkan prinsip-prinsip tetangga yang baik, atau komitmen terhadap konstanta hubungan Teluk, dan penolakan semua komitmen sebelumnya," demikian pernyataan resmi Bahrain.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Sementara, Kantor Berita Arab Saudi mengutip sumber pejabat Saudi mengatakan negara tersebut memutuskan hubungan dan menutup perbatasan, laut, bandara, dengan Qatar untuk melindungi keamanan nasional dari bahaya terorisme dan kelompok ekstrimis.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Media tersebut juga menulis, pemerintah Saudi juga akan mengajak sekutunya dan memulai prosedur hukum secepatnya dengan negara-negara sahabat dan perusahaan internasional untuk menerapkan prosedur yang sama, dengan alasan yang berkaitan dengan keamanan nasional Arab Saudi.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Dalam pernyataannya, Mesir mengatakan bahwa Qatar sudah mengambil 'jalur anti-Mesir' dan Kairo tidak mampu mencegah negara tersebut untuk mendukung terorisme. </b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Arab Saudi juga mengambil aksi langsung dengan menutup perbatasan jalan darat dengan Qatar. Tak hanya itu, setidaknya lima maskapai yang berbasis di Teluk mengumumkan mereka akan menunda jasa penerbangan ke Qatar.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Bagaimana awal mula keretakan hubungan ini terjadi?</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Arab Saudi, negara dengan mayoritas penduduk beraliran Suni, memiliki sejarah hubungan yang menegangkan dengan Iran Syiah. Bahkan Arab Saudi sudah membangun "koalisi Sunni" di kawasan untuk menekan pengaruh Iran. Amerika Serikat mendukung upaya Arab Saudi tersebut.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Di sisi lain, Qatar juga didominasi oleh Sunni dan menjadi anggota koalisi dengan Arab Saudi. Namun, negara ini memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Iran, termasuk berbagi cadangan gas offshore utama.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Pada pekan lalu, Emir Qatar Tamin bin Hamad Al Thani membuat Arab Saudi berang saat dia menelpon Presiden Iran Hassan Rouhani untuk mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Rouhani sebagai presiden.</b></span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b><br /></b></span></span>
<span style="color: #666666; font-family: arial, sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"><b>Alhasil, pada Senin (5/6), Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Yaman memutuskan hubungan dengan Qatar. Alasannya, negara kerajaan yang kaya energi itu mengancam stabilitas di kawasan Teluk dengan menyokong kelompok militan yang ada di Iran. Pemerintah lima negara tersebut memberikan waktu dua pekan kepada warga Qatar yang tinggal dan mengunjungi negara mereka untuk segera hengkang.</b></span></span><br />
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pimpinan Komisi Keamanan Nasional Iran Alaeddin Boroujerdi menyalahkan kunjungan Presiden AS <a href="http://www.kontan.co.id/tag/donald-trump" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Donald Trump</a> beberapa waktu lalu ke <a href="http://www.kontan.co.id/tag/arab-saudi" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Arab Saudi</a> dan intervensi AS atas terjadinya keretakan hubungan tersebut.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada waktu itu, <a href="http://www.kontan.co.id/tag/arab-saudi" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Arab Saudi</a> menyetujui kesepakatan transaksi senjata dengan AS senilai US$ 300 miliar yang menguntungkan yang bisa memperkuat kepemimpinannya, dan mempercayai bahwa AS akan mendukung tindakan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/arab-saudi" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Arab Saudi</a> melawan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a>.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketegangan pertama terjadi sekitar dua pekan lalu saat <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> mempublikasikan cerita yang mengatakan Al Thani telah menyebut Iran 'sebagai negara regional dan kekuasaan Islam yang tidak bisa diabaikan'. Menurut <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a>, kantor berita dan akun Twitter milik pemerintah diretas dan cerita itu adalah palsu. Namun, sejumlah media yang terkait dengan pemerintah <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> terus mempublikasikan cerita tersebut.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Alhasil, <a href="http://www.kontan.co.id/tag/arab-saudi" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Arab Saudi</a>, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memblokir akses ke Al Jazeera dan situs-situs afiliasinya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kendati demikian, <a href="http://www.kontan.co.id/tag/amerika-serikat" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Amerika Serikat</a> memiliki hubungan yang erat dengan kedua negara. <a href="http://www.kontan.co.id/tag/arab-saudi" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Arab Saudi</a> merupakan aliansi terdekat AS di kawasan Teluk. Sementara <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> merupakan rumah bagi pangkalan udara al-Udeid dan hampir 10.000 pasukan AS.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Qatar juga bukan orang luar bagi negara Barat. <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> dijadwalkan akan menjadi tuan rumah FIFA World Cup 2022, yakni turnamen internasional sepakbola yang akan berlangsung sebulan penuh dan merupakan ajang olahraga paling populer dunia. <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> juga merupakan produsen <em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">liquefied natural gas</em> terbesar dunia dan memiliki sebagian<em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> underwater field</em> dengan Iran.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Arab Saudi merupakan satu-satunya negara yang tanahnya berbatasan langsung dengan <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a>. Penduduk <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> yang populasinya lebih dari 2,5 juta orang hidup dari truk-truk penyuplai barang yang melewati perbatasan kedua negara.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menteri Luar Negeri <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> menilai keputusan tersebut tidak adil karena didasarkan pada tuduhan tanpa bukti. <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> berulang kali menegaskan negaranya tidak menyokong kelompok militan di kawasan. Namun, <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a>mendapat sambutan dingin dari negara-negara Sunni lainnya atas dukungannya terhadap Ikhwanul Muslimin <em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(Muslim Brotherhood)</em> di Mesir. <a href="http://www.kontan.co.id/tag/qatar" style="background: transparent; color: #e74f1d; cursor: pointer; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: background-color 0.3s ease-in 0s, color 0.3s ease-in 0s; vertical-align: top;">Qatar</a> juga penyokong dana utama di Gaza, yang dikontrol oleh Hamas. Hamas dinilai sebagai kelompok teroris oleh AS dan beberapa negara lainnya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, saat berbicara pada konferensi pers di Australia, mengatakan bahwa semakin banyak daftar hal-hal yang mengganggu di kawasan Teluk dalam beberapa bulan terakhir.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #222222; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Cukup jelas bahwa terjadi penggelembungan masalah hingga ke level di mana negara-negara terkait memutuskan untuk mengambil aksi untuk menangani perbedaan yang ada. Kami tentu saja akan mendukung pihak-pihak bertikai untuk duduk bersama dan mencari jalan keluarnya Dan kami -jika ada peran yang dapat kami jalankan untuk membantu mengatasi masalah yang ada- kami rasa sangat penting bagi GCC (Gulf Cooperation Council) untuk tetap bersatu," papar Tillerson.</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>👳</strong></span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>Kairo</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> -Pembawa acara agama di Mehwar televisi di </span><a href="https://www.tempo.co/topik/masalah/1616/internasional-mesir" style="color: #2981c4; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px;" target="_blank">Mesir</a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, Salem Abdel-Galeel diadili dalam kasus </span><a href="https://www.tempo.co/topik/masalah/917/penodaan-penistaan-agama" style="color: #2981c4; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px;" target="_blank">penistaan agama</a><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> setelah menyebut umat Kristen dan Yahudi kafir dan tidak akan masuk surga. </span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;"><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Pernyataan Galeel, mantan wakil menteri di Kementerian Agama Wakaf, dinilai mengancam perdamaian masyarakat, dan menghasut terjadinya kekerasan terhadap umat Kristen.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Pengacara dan aktivis Gereja Koptik Mesir, Naguib Gobrail kepada AFP mengatakan, pengadilan akan menyidangkan perkara Galeel pada 24 Juni dengan agenda mendengarkan para pelapor. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">"Ini fintah terhadap agama dan mengancam persatuan Mesir," kata Gobrail. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Dalam satu acara yang dipandunya di Mehwar televisi, Galeel menyebut umat Kristen dan Yahudi sebagai kafir. Pernyataannya itu kemudian dikecam oleh petinggi Mehwar dan sejumlah pejabat agama Mesir. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Kementerian Agama Wakaf Mesir kemudian melarang Galeel memberikan kotbah Jumat di masjid-masjid di Mesir. Larangan itu baru akan dicabut jika Galeel menyatakan permintaan maaf. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Beberapa orang menuding Galeel anggota dan pendukung organisasi Ikhwanul Muslimin yang sudah dilarang di Mesir. Pemerintah Mesir memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar teroris menyusul jatuhnya Mohammed Mursi dari kursi kepresidenannya tahun 2013. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Galeel tidak muncul memberikan penjelasan, ia hanya meminta maaf dengan menulis pernyataan di akun Facebooknya. "Saya memohon maaf melukai perasaan." </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Galeel menuding Kristen dan Yahudi kafir karena mengakui Yesus dan Musa, namun tidak mempercayai Muhammad. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Kasus </span><a href="https://www.tempo.co/topik/masalah/917/penodaan-penistaan-agama" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank">penistaan agama</a><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> oleh Galeel terjadi di tengah kritikan media terhadap pejabat-pejabat Islam di Mesir. Presiden Mesir</span><a href="https://www.tempo.co/topik/tokoh/1303/abdel-fattah-el-sisi-sisi" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank"> Abdel Fattah Al-Sisi</a><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> secara terus menerus menyerukan revolusi wacana agama untuk mengatasi ekstrimisme dan kepicikan wawasan. </span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">NEWS24.COM | EGYPTIAN STREETS | MARIA RITA</strong></span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;"><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👀</strong></span></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<strong>INFO MPR</strong>-Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengkritisi munculnya isu radikalisme dalam kontestasi pilkada Jakarta. Menurutnya, isu tersebut tidak benar, dan menyesatkan. Karena Islam radikal yang dituduhkan muncul pada pilkada Jakarta sesungguhnya tidak pernah ada. Isu tersebut hanya untuk mendiskreditkan umat Islam, semata-mata demi kepentingan politik sesaat saja.</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat memberikan sosialisasi Empat Pilar MPR dihadapan warga kabupaten Ciamis, jawa Barat, Sabtu (13/5).</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Sejak lama, menurut Hidayat, antara umat Islam dan Indonesia, sudah berhubungan dengan harmonis. Umat Islam bahkan banyak melakukan pengorbanan demi tetap teguhnya NKRI. Salah satunya dibuktikan dengan lahirnya revolusi jihad yang di kobarkan KH. Hasyim Asy'ari.</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
"Dalam Revolusi Jihad, itu salah satunya dikatakan orang yang mati dalam membela bangsa dan negara maka kematiannya masuk dalam kategori Jihad", kata Hidayat menambahkan.</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Maka sejak itu banyak santri yang berbondong-bondong ikut berjuang melawan Belanda yang hendak menjajah Indonesia lagi. Puncaknya terjadi pada 10 Oktober yang dikenal dengan hari Pahlawan. Pada hari itu ribuan santri dan masyarakat Surabaya turut menjadi korban dalam pertempuran melawan belanda.</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Karena itu, menurut Hidayat tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Islam Indonesia itu radikal. Namun sebalinya, tidak benar juga kalau ada umat Islam yang hendak melawan dan merusak Indonesia. Karena sejak dulu, antara Islam dan Indonesia sudah saling berhubungan dan tidak terpisahkan.(*)</div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: center;">
👹</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">huuriyetz: The ruling Justice and Development Party (AKP) has failed to provide sufficient answers to the question of why the proposed constitutional amendments are necessary, main opposition Republican People’s Party (AKP) leader </span><a href="http://www.hurriyetdailynews.com/tag/Kemal%20K%C4%B1l%C4%B1%C3%A7daro%C4%9Flu" style="background-color: white; color: #00569f; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px; outline: none; text-decoration-line: none;">Kemal Kılıçdaroğlu</a><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;"> has said, calling on citizens to say “no” in the April 16 referendum “in order to protect the republic.”</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“We have not been provided with an answer to the question why this constitutional amendment is being made. The answer to this question was avoided by insults. Since our questions are left unanswered, we will give a strong answer altogether. We will write an epic of democracy by saying ‘no’ altogether. I believe that,” Kılıçdaroğlu said in Istanbul on April 14, two days before the referendum on the constitutional amendment which could usher in an executive presidency.</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“I am calling out our citizens, let’s protect the republic. Let’s not waste the equality of opportunities and equality before the law in with a single vote,” he said.</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“My citizens who are affiliated with the AKP, MHP [Nationalist Movement Party], HDP [Peoples’ Democratic Party], Saadet Partisi [Felicity Party], let’s protect our republic. If a new dynasty is needed in this country, let’s ask all together why,” he said, listing the articles of constitutional amendment charter. </span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“With Articles 7 and 8, a leader of a political party will be the head of the Turkish Armed Forces, which should be neutral. Why? [with the same articles] a leader of a political party, which will also be president, will be given authority to determine national security policy. Why?” he asked.</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“With Article 8, the president, who will be a leader of a political party, will determine all the appointment criteria [of state officials] by himself. Why? The president will be given the authority to issue decrees on all subjects related to economic and social issues. Why?” he added.</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“With Articles 7 and 12, the president who will be a leader of a political party, will be given the authority to declare a state of emergency and rule the country by himself with the state of emergency decrees that he will issue. With this authority, the safety of life and property of 80 million people is entrusted to a single person,” he said.</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“While 276 votes was enough to refer corrupted ministers to the Supreme Court in the current constitution, with Article 9 of the amendment, a requirement for 400 votes will be implemented. Why this insuperable shield?” he added. </span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Georgia, "Times New Roman", Times, Arial; font-size: 14px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "verdana" , "tahoma" , "georgia" , "times new roman" , "times" , "arial"; font-size: 14px;">“With Articles 7 and 14, the authority to appoint judges, and the opportunity to bring the judiciary under control, will be given to the leader of a political party who will appoint 12 members of the 15-member Constitutional Court, one of four members of the Council of State and half of the Supreme Board of Judges and Prosecutors. Why?” he asked.</span></div>
<div class="Tarih" style="background-color: white; clear: both; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-style: italic; font-weight: 700; margin-top: 12px;">
<span class="Tarih" id="ctl00_ctl01_ctl00_lblNewsDate2" style="clear: both !important; margin-top: 12px;">April/14/2017</span></div>
<div class="Tarih" style="background-color: white; clear: both; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-style: italic; font-weight: 700; margin-top: 12px; text-align: center;">
<span class="Tarih" style="clear: both !important; margin-top: 12px;">👀👀</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
kompasiana: <span style="background-color: white; color: #151b28; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 12px;">Baru dua tahun memimpin, Mohammad Morsi dipaksa turun dari bangku presiden, tepatnya pada tanggal 3 Juli 2013 lalu. Kekhawatiran pihak oposisi muncul dari tendesinya untuk menganakemaskan Ikhwanul Muslimin (IM) di dalam pemerintahannya. Ia berikan jatah yang tidak lagi proporsional kepada pengikutnya. Selain itu, Morsi juga menjatuhkan Dekrit Presiden 22 November 2012. Lewat dekrit ini, Morsi menghapuskan fungsi Jaksa Agung. Artinya, keputusan Morsi tidak lagi dapat dikenakan judicial review. Tindakan ini dapat berujung ke totaliterianisme bila dibiarkan. Pendukung Morsi, yang kebanyakan berasal dari Ikhwanul Muslimin, melayangkan protes terhadap mosi kudeta tersebut lewat aksi damai di Lapangan Rabia Al-Awadiyyah. Namun, pada tanggal 14 Agustus, militer digerakkan untuk menghentikan protes yang dilayangkan oleh pengikut Ikhwanul Muslimin. Pada bulan Desember, Ikhwanul Muslim dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Mesir. Ikhwanul Muslimin lalu menyebar ke berbagai negara karena telah dimatikan di negerinya sendiri. Persebaran paham Ikhwanul Muslimin kini terbentang dari Spanyol sampai dengan Indonesia. Namun, banyak juga negara yang berhati-hati terhadap kemunculan pendukung IM. Pemerintah beberapa negara seperti Bahrain, Rusia, Suriah, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab juga menganggap IM sebagai kelompok teroris. Selain paham dan ideologi, persebaran IM juga membawa lambang yang mewakili pergerakan Ikhwanul Muslimin di bulan Agustus lalu. Lambang tersebut berupa tangan dengan empat jari mengacung. Masing-masing jari mewakili ideologi Ikhwanul Muslimin: No Arabism, No Nationalism, No Secularism, dan No Democracy. Lambang tersebut disebut dengan Rabia atau R4BIA. Nama ‘Rabia’ sendiri berarti ‘keempat’, diambil dari nama sufi wanita yang bernama Rabia al-Awadiyyah. Kini, tahun 2016 di Indonesia, muncul lagi simbol serupa dalam pergerakan yang juga mengatasnamakan Islam. Front Pembela Islam (FPI) mengumbar wacana demo akbar yang akan diadakan pada tanggal 4 November 2016. Tersiar kabar penggulingan RI 1 lewat demo berkedok penistaan agama ini. Mungkinkah Ikhwanul Muslimin yang telah lama bersarang di Indonesia mulai menunjukan lagi taringnya? Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang juga diusung oleh Ikhwanul Muslimin pun pernah mengaransemen kudeta palsu di bulan Juli 2016 lalu guna menjatuhkan lawan-lawan politiknya. Di berbagai negara Timur Tengah yang telah disusupi, IM sering menjadi sosok yang berada di balik kerusuhan. Apa kah lagi-lagi angka 4 diangkat menjadi lambang pergerakan Ikhwanul Muslimin yang kali ini terjadi di Indonesia?</span></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #151b28; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 12px;" /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 12px;">Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anfasi/rabia-kudeta-ikhwanul-muslimin-di-demo-4-november_58187e2fcf7e61801dbc985e</span></div>
</div>
<div style="border: 0px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: start;">
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turki dan Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Kedua negara sudah saling berhubungan semenjak keduanya masih berbentuk kerajaan.</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: start;">
Turki di bawah kerajaan Usmani turut berkontribusi terhadap berdirinya kerajaan Islam di Demak. Saat itu Turki Usmani merupakan salah satu yang memberikan pengakuan berdirinya kerajaan Islam Demak.</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: start;">
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, saat menjadi pembicara kunci pada seminar internasional <em>'Indonesia and Turkey: Science, Secularism, and Contemporary Politics'</em>. Acara tersebut berlangsung di Gedung Widya Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Jumat (18/11).</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: start;">
Hubungan kedekatan antara Turki dan Indonesia, menurut Hidayat, juga tampak dari beberapa situs di Indonesia. Salah satunya adalah penamaan daerah Ulujami di bilangan Jakarta Selatan. Tempat dimana terdapat pesantren Darunnajah itu memiliki kesamaan nama dengan salah satu ibukota Turki sebelum pindah ke Istanbul.</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: start;">
Pada zaman penjajahan dulu, dimungkinkan Turki Usmani mengirimkan bala tentara, membantu Batavia mengusir penjajah. Untuk mengenang masa-masa itu dibuatlah nama Ulujami. "Ulujami memiliki arti masjid besar. Tetapi, kebenaran akan pemikiran ini harus lebih diteliti", kata Hidayat.</div>
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: start;">
Selain unsur sejarah, masyarakat muslim Indonesia memiliki berbagai kemiripan. Antara lain, mayoritas masyarakat kedua negara mengikuti aliran ahlussunah wal jamaah. Tidak suka mengkafirkan kelompok yang lain dan relatif lebih toleran.</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="color: #333333; font-family: Currents-Regular-Sans; font-size: medium; line-height: 26px; text-align: start;">
Melihat berbagai realitas itu, menurut Hidayat, sudah sepantasnya bila masyarakat kedua negara mempererat kerjasama yang menguntungkan bagi keduanya. Karena itu, seminar internasional tersebut memiliki makna yang strategis guna menggali kesamaan-kesamaan kedua negara untuk saling meningkatkan kerjasama.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">👀</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=5&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F04%2F19551281%2Ffahri.hamzah.dua.cara.jatuhkan.presiden.lewat.parlemen.ruangan.atau.jalanan&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: -23px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f253e7aa1e8e394" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FfTmIQU3LxvB.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df785b30893501%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff2cc47cbc8f493%26relation%3Dparent.parent&container_width=5&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F04%2F19551281%2Ffahri.hamzah.dua.cara.jatuhkan.presiden.lewat.parlemen.ruangan.atau.jalanan&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
— Wakil Ketua DPR <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Fahri%20Hamzah" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Fahri Hamzah</a>menyinggung soal penggulingan pemerintahan. Ia menyatakan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menjatuhkan presiden.<br />
<br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Hal itu disampaikan Fahri saat berorasi dalam "Aksi Bela Islam" di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (4/11/2016).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Fahri berorasi di depan massa yang menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Basuki%20Tjahaja%20Purnama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> alias Ahok terkait dugaan penistaan agama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"Jatuhkan presiden itu ada dua cara, pertama lewat parlemen ruangan dan kedua lewat parlemen jalanan," kata Fahri.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/11/04/18292251/jk.kapolri.janji.selesaikan.kasus.ahok.dalam.dua.minggu" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">JK: Kapolri Janji Selesaikan Kasus Ahok dalam Dua Minggu</a>)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Karena itu, Fahri mengimbau agar Presiden <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Joko Widodo</a> berhati-hati dalam menyikapi proses hukum terhadap Ahok yang kini tengah berlangsung.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Sebab, kata Fahri, dalam menyikapi proses hukum terhadap Ahok, Presiden dirasa mengintervensi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"Jadi hukum harus ditegakkan seadilnya tanpa intervensi. Kalau tidak, parlemen ruangan bisa bertindak untuk menggalang mosi tidak percaya atau parlemen jalanan yang bertindak menuntut Presiden mundur," lanjut Fahri.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
(Baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/11/04/19033431/kapolri.janji.kasus.ahok.selesai.dua.minggu.ini.komentar.perwakilan.demonstran" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Kapolri Janji Kasus Ahok Selesai Dua Minggu, Ini Komentar Perwakilan Demonstran</a>)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Saat jumpa pers di Kompleks Parlemen Senayan, Fahri mengaku ikut berunjuk rasa untuk memenuhi undangan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"Karena kami diundang. Tugas anggota Dewan secara umum adalah memenuhi undangan masyarakat. Tentu kehadiran kami ditunggu masyarakat, baik konstitusi langsung maupun tidak langsung," kata Fahri.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Fahri hadir bersama Wakil Ketua DPR lain, <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Fadli%20Zon" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Fadli Zon</a>, dan beberapa anggota Dewan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Sementara itu, Kepala <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Polri" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Polri</a> Jenderal Pol <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Tito%20Karnavian" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Tito Karnavian</a> berjanji akan cepat menyelesaikan penanganan kasus Ahok.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Janji itu disampaikan Wakil Presiden <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Jusuf%20Kalla" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Jusuf Kalla</a> sesuai bertemu dengan perwakilan demonstran di kantor Wapres, Jakarta, Jumat petang.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"Kesimpulannya ialah dalam hal (kasus) Saudara Ahok, kita akan tegakkan, laksanakan dengan hukum yang tegas dan cepat. Oleh Kapolri, dijanjikan selesai dalam dua minggu pelaksanaan yang cepat itu," kata JK.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
"Sehingga, semua berjalan sesuai aturan, tapi dengan tegas. Itu <em style="box-sizing: border-box;">aja</em>," tambah JK.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAHCOM, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Nasir Djamil menyatakan, langkah dari Presiden Joko Widodo dalam menyikapi aksi unjuk rasa dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki T. Purnama alias Ahok terlambat.</span></div>
</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Sebab, lanjut Politikus PKS itu, Jokowi baru mengambil sikap dengan mendatangi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan mengundang tokoh agama, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammmadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia ke Istana Negara harusnya dilakukan sejak awal kasus ini bergulir.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
"Sebenarnya terlambat, seharusnya sejak awal. Kalau dari awal tidak ada pembiaran mungkin tidak akan terjadi seperti ini," kata Nasir kepada INILAHCOM, Jakarta, Rabu (2/11/2016).</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Menurut dia, langkah yang dilakukan Jokowi itu malah akan terlihat oleh masyarakat membela atau melindungi Ahok. "(Kalau seperti ini) orang yakin bahwa Jokowi melindungi Ahok Ya kan?," papar Nasir.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Dengan demkian, dia berharap pada tokoh dan ulama yang mewakili Muhamadiyah, NU dan MUI tidak menjadi pemadam kebakaran atas kasus dugaan penistaan agama. Sebab, apabila itu dilakukan diyakini malah akan memperkeruh suasana.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
"Makanya kami berharap MUI, NU dan Muhamadiyah jangan menjadi mobil pemadam kebakaran (kasus ini)," ujar dia.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Nasir mengatakan, apabila situasinya sudah seperti ini mustinya Jokowi memerintahkan kepolisian mengusut kasus ini dengan cara objektif. "Persoalan hukum kan harus disikapi secara hukum, jadi jangan ada pembiaran sudah jelas-jelas (penistaan agama). Dan sejak awal ini sudah saya katakan ini bukan delik aduan, ini delik umum," kata dia.</div>
</div>
<div class="wb-468x60" style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; float: left; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; height: auto; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 2561.14px;">
<ins style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="text-align: justify;">
</div>
<div id="beacon_5c3c88a1c5" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
</div>
</ins></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Sebelumnya sejumlah ulama diundang ke Istana terkait aksi demonstrasi 4 November mendatang. Diantaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), dua ormas besar Islam Yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di Istana Merdeka, Selasa (1/11).</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Dalam pertemuan itu, Presiden mengajak para ulama untuk ikut menenangkan suasana agar aksi demonstrasi berlangsung tertib. Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum MUI KH MAruf Amin, Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Said Aqil Siraj, dan Ketua Umum PP Muhamadiyah Haedar Nashir.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Sementara, Presiden kemarin diampingi Menkopolhukam Wiranto, Menag Lukman Hakim Saifuddin, dan Mensesneg Pratikno.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Dalam kesempatan tersebut, secara terbuka Presiden meminta bantuan ulama untuk ikut menjaga NKRI. Menurut dia, dalam pertemuan dengan negara-negara OKI, kehidupan beragama di Indonesia sangat diapresiasi.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
"Baik dari segi kerukunan, hubungan ulama dan umara, juga kehidupan keagamaan kita sehari-hari," kata Jokowi.</div>
</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, Jokowi berharap para ulama juga berani mengambil sikap tegas bahwa antara Islam dan keindonesiaan bukanlah dua hal yang harus dipertentangkan. Mari bersama-sama kita jaga, pelihara, dan kita perjuangkan keindonesiaan kita, lanjutnya. [ind]</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #151b28; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 12px;"><span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small;">- See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2336165/langkah-jokowi-terkait-demo-terlihat-lindungi-ahok#sthash.YsbqwWjc.dpuf</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #151b28; font-family: "open sans" , sans-serif; font-size: 12px;"><span style="background-color: #f3f3f3; color: black; font-family: "open sans"; font-size: small;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
<br /></div>
<div style="font-family: ubuntu, helvetica; font-size: 16px;">
Islam INDONESIA: Ada banyak dugaan seputar siapa saja di balik aksi demo 4 November. Yang paling tampak dan nyaring adalah kelompok-kelompok Islam semisal Front Pembela Islam. Tapi banyak pihak mulai menduga ada kekuatan-kekuatan lain yang juga ikut mendukung aksi 4 November.</div>
</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Salah satu baru belakangan mencuat adalah kekuatan mantan presiden yang kini menjabat Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai SBY telah melakukan blunder karena reaksinya yang berlebihan terkait aksi demonstrasi Jumat 4 November besok.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="https://islamindonesia.id/berita/soal-keterkaitan-sby-dengan-demo-4-november-jk-saya-tidak-percaya.htm" style="border: 0px; color: #551a8b; margin: 5px 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: red; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Soal Keterkaitan SBY dengan Demo 4 November, JK: Saya tidak Percaya</span></a></div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut Haris, reaksi SBY yang terlihat emosional dalam menanggapi tuduhan dirinya ikut mendanai demonstrasi itu justru membuat masyarakat tahu bahwa presiden keenam RI itu memang memiliki kepentingan.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Justru kalau dia klarifikasi sesuatu yang sumbernya tidak jelas, justru publik jadi tahu. Saya juga jadi tahu, tadinya kan enggak ngeh,” kata Syamsuddin saat dihubungi <i style="border: 0px; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kompas</i> Kamis (3/11).</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sebab, itu kan sifatnya tuduhan, soal intelijen, keterlibatan parpol, kita tidak tau sumbernya kecuali media sosial. Medsos kan enggak bisa dipertanggungjawabkan, apakah hoax atau sudah dipelintir,” tambah Syamsuddin.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Haris menambahkan, ”Sangat disayangkan pernyataan itu menjadi tidak obyektif kalau dihubung(kan) dengan fakta Agus sebagai calon gubernur Pilkada Jakarta,” kata Syamsuddin.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kelompok lain yang mendukung aksi demo 4 November ialah kelompok masyarakat Muslim yang bergerak akibat kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Berdasarkan yang mereka pahami, pernyataan Ahok tentang Al Maidah 51 telah menodai Islam dan Al-Qur’an. Meski belum terbukti dalam proses pengadilan, dugaan ini telah menyulut sentimen keagamaan mereka untuk berangkat berdemo tanggal 4 November.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kelompok ini tentu saja merasa berpegang pada apa yang disebut sebagai fatwa MUI dan pendapat para ulama. Namun dalam soal ini tampaknya ada yang aneh. Beberapa hari lalu MUI memberikan klarifikasi bahwa mereka tidak pernah mengeluarkan fatwa. Lalu sejumlah ulama dan habaib ternama juga mengimbau untuk tidak berdemo. Motif keagamaan untuk berdemo ini tampaknya tidak sepenuhnya bisa dipertanggungjawabkan.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: red; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="https://islamindonesia.id/berita/klarifikasi-mui-tidak-ada-anjuran-demo-4-november.htm" style="border: 0px; color: red; margin: 5px 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Klarifikasi MUI: Tidak ada Anjuran Demo 4 November</a></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di antara spekulasi yang berkembang akhir-akhir ini adalah bahwa di dalam kelompok di atas terdapat anasir radikal yang terindikasi ingin menunggangi aksi 4 November di atas untuk melakukan konsolidasi. Tapi spekulasi ini juga tidak bisa sepenuhnya dibuktikan, terlebih bila dikaitkan dengan Ikhwanul Muslimin Mesir yang telah keok dan bertekuk lutut. Lucunya konon angka 4 mengisyaratkan simbol yang dipakai kalangan Ikhwan di Mesir, Turki dan negara-negara lain. Ini agaknya wangsit yang telat turun.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: red; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="https://islamindonesia.id/berita/kenapa-dai-aswaja-menolak-demo-4-november-ini-alasan-sebenarnya.htm" style="border: 0px; color: red; margin: 5px 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Kenapa Da’i Aswaja “Menolak” Demo 4 November? Ini Alasan Sebenarnya</a></span></div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kelompok lain yang juga tak kalah bersemangatnya dalam mendukung aksi 4 November barangkali adalah berbagai kekuatan yang kalah dalam kontestasi politik di tingkat nasional maupun lokal. Di alam demokrasi, kelompok seperti ini memang biasanya menyimpan energi untuk <i style="border: 0px; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">comeback</i> dan peruntungan. Militansi mereka juga biasanya tak kalah dibanding yang lain, khususnya bila mereka melihat peluang situasi yang dapat melemahkan status quo.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kelompok lain yang juga mungkin ikut mendukung aksi besok adalah kaum marjinal, yakni kelas menengah bawah yang tidak ikut menikmati pembangunan Jakarta. Mereka justru merasakan kecemburuan sosial ekonomi. Mereka juga mungkin terpaksa digusur karena dianggap tidak cocok dengan lanskap Jakarta. Dan biasanya bila kelompok ini ikut mendukung, maka kekuatan dan energi mereka bisa mengalahkan yang lain. Kebanyakan analisis mengecilkan kemungkinan masuknya kelompok ini dalam basis massa yang ikut beraksi 4 November esok.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="https://islamindonesia.id/berita/peneliti-ipac-ideologi-fpi-terima-demokrasi-tapi-bisa-main-hakim-sendiri.htm" style="border: 0px; color: #551a8b; margin: 5px 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: red; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Peneliti IPAC: Ideologi FPI Terima Demokrasi, Tapi Bisa Main Hakim Sendiri</span></a></div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nah, <i style="border: 0px; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">street talks</i> yang berkembang beberapa pekan terakhir menyebutkan bahwa ada skenario intelijen yang juga akan memanfaatkan aksi 4 November menjebak dan ujungnya meringkus elemen-elemen garis keras Islam. Inilah skenario yang mirip dengan yang dimainkan oleh Al Sisi saat menghadapi Ikhwanul Muslimin Mesir. Benarkah demikian?</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="https://islamindonesia.id/berita/kapolri-tito-demo-4-november-juga-dipicu-agenda-khilafah.htm" style="border: 0px; color: #551a8b; margin: 5px 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: red; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kapolri Tito: “Demo 4 November Juga Dipicu Agenda Khilafah”</span></a></div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Yang jelas, semua warga negara mengharapkan aksi 4 November berlangsung aman dan damai, tanpa ada yang dirugikan, baik yang ikut berdemo maupun yang tidak. Pada akhirnya, kita semua satu bangsa dan hidup di satu negara yang wajib sama-sama kita jaga.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
AJ/Islam Indonesia<br />
ISLAM Indonesia:<br />
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sehari menjelang demo 4 November, bendahara penyelanggara aksi menyebut donasi telah mencapai Rp 1,5 miliar. Jumlah ini, katanya, terkumpul sejak mulainya penggalangan donasi pada Sabtu pekan lalu.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Donatur bukan hanya dari Indonesia saja, tapi juga ada yang dari Qatar, Kuwait, dan London,” ujar bendahara Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Muhammad Luthfie Hakim, Kamis (3/11).</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="https://islamindonesia.id/berita/kapolri-tito-demo-4-november-juga-dipicu-agenda-khilafah.htm" style="border: 0px; color: #551a8b; margin: 5px 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; color: #993300; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kapolri Tito: “Demo 4 November Juga Dipicu Agenda Khilafah”</span></strong></a></div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jumlah donasi diperkirakan masih akan terus bertambah. Pengumpulan donasi juga dilakukan melalui pesan berantai (<em style="border: 0px; margin: 5px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">broadcast message</em>). Jumlah uang yang didonasikan pun beragam, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 120 juta.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Usia para donatur pun bervariasi, dari usia muda hingga senja. Sejak informasi penggalangan dana disebar, banyak masyarakat yang menghubungi Luthfie untuk mengonfirmasi apakah info tersebut valid.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Luthfie menyebut donasi tersebut sudah ada yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan aksi. Misalnya untuk konsumsi, obat-obatan, unit kebersihan dan pelayanan umum seperti alat-alat kebersihan, pengadaan toilet, alat komunikasi hingga spanduk.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ada empat harapan Luthfie terkait aksi di depan Istana Presiden hari ini. “Yang pertama tentu berharap Presiden ada di tempat. Presiden jangan cari-cari jalan yang membuat situasi jadi tidak kondusif,” katanya.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kedua, dia berharap seluruh peserta mematuhi komando lapangan yang memberikan berbagai arahan atau larangan selama aksi. Ketiga, Luthfie berharap tidak ada satu pun provokator. Keempat, tidak ada kerusakan yang berarti atas aksi tersebut. </div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfsySHc8MoF8PJHEGkxGGiLh3IvVBSXadB7eD82X4OFtHeedfm_cdDejrsG9ojEzBC6zzbRkUz7P82wXwMWOjb-AD3dT_n8OK3IMCMJRKqGhSAuAgWKn6nZ5MtXBS79Gb1_lfG4wm_Mk/s1600/1450102826-jesus.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfsySHc8MoF8PJHEGkxGGiLh3IvVBSXadB7eD82X4OFtHeedfm_cdDejrsG9ojEzBC6zzbRkUz7P82wXwMWOjb-AD3dT_n8OK3IMCMJRKqGhSAuAgWKn6nZ5MtXBS79Gb1_lfG4wm_Mk/s320/1450102826-jesus.png" width="320" /></a></div>
<div style="border: 0px; font-family: Ubuntu, Helvetica; font-size: 16px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 1.4em; margin-top: 1.4em; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<b><strong><br /></strong></b>
<b><strong>Jakarta</strong> detik- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Hidayat Nur Wahid mengklaim pengesahan RUU Pilkada dengan mekanisme
pemilihan lewat DPRD merupakan kemenangan rakyat. Pilkada lewat DPRD
justru akan memperkecil peluang penyimpangan pelaksaan pemilihan. <br /><br />"Kami
yakin ini kemenangan demokasi untuk rakyat. Tragedi seperti kemarin
(25/9) Gubernur Riau (Annas Maamun) ditangkap tangan KPK lagi-lagi hasil
Pilkada langsung," kata Hidayat di Gedung DPR, Jumat (26/9/2014).<br /><br />Karena
itu diyakini Pilkada melalui DPRD akan melahirkan pemimpin-pemimpin
daerah yang punya integritas lebih baik dibanding hasil pemilihan
langsung. "Kami ingin pemimpin bermartabat, melalui koreksi Pilkada ini
salah satunya melalui DPRD," sambungnya. <br /><br />Masyarakat menurut
Hidayat tak perlu khawatir dengan sistem Pilkada via DPRD. Sebab DPR
telah menyiapkan UU yang dilengkapi pasal-pasal aturan mengenai
pelaksanaan Pilkada. <br /><br />"Kami buat pasal koreksi, misal dipastikan
seluruh mekanisme dijauhkan dari money politics. Jika terjadi maka
kandidat didiskualifkasi, anggota DPRD dipecat, dipidanakan," jelasnya. <br /><br />Melalui
lobi politik panjang dan drama kericuhan anggota dewan, Paripurna
mengesahkan RUU Pilkada opsi pemilihan lewat DPRD dengan jumlah suara
hasil voting sebanyak 226 anggota. <br /><br />Sementara di kubu
berseberangan, jumlah suara anggota dewan pro Pilkada langsung kalah
telak meski mendapat dukungan tambahan dari 11 anggota Fraksi Golkar dan
6 anggota Demokrat. <br /> </b><br />
<br />
<b>JAKARTA, KOMPAS.com</b> —
Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Taufik Ridho menjadi bahan olok-olok
di media sosial terkait pernyataannya soal Roro Jonggrang. Olokan ini
berawal dari pernyataan Taufik di Rumah Polonia, markas tim
Prabowo-Hatta, Minggu (3/8/2014), mengenai upaya pengumpulan bukti
gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait dugaan kecurangan pemungutan
suara.<br />
Pernyataan Taufik yang beredar merujuk pada berita yang dimuat situs <i><a href="http://www.pkspiyungan.org/2014/08/sekjen-pks-kumpulkan-bukti-gugatan.html?m=1">pkspiyungan.org</a></i>. Taufik mengatakan, pengumpulan bukti kecurangan yang dilakukan tim Prabowo-Hatta tidak mudah dan membutuhkan waktu.<br />
"Kalau data, kami sudah ada. Kalau soal data, kita <i>ngambil</i>
dari (formulir) C1, D1, dan DB. Itu data semua ada di kita. Tinggal
memilah-milahnya," ungkap Taufik di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu,
seperti dikutip situs <i>pkspiyungan.org</i>.<br />
"Ini tidak bisa dilakukan seperti Roro Jonggrang membuat Tangkuban
Parahu (yang menurut legenda dilakukan hanya dalam waktu semalam),"
ujarnya.<br />
Pernyataan soal Roro Jonggrang seketika riuh di media sosial.
Pasalnya, legenda Roro Jonggrang tidak terkait dengan Tangkuban Parahu.
Roro Jonggrang adalah dongeng asal Jawa Tengah dan Yogyakarta terkait
Candi Prambanan. Alkisah, Pangeran Bandung Bondowoso ingin
menikahi Putri Roro Jonggrang yang tersohor kecantikannya. Roro
Jonggrang yang tidak mau dinikahi kemudian memberi syarat yang
dianggapnya tidak mungkin: ia bersedia dinikahi asal Sang Pangeran
membangun 1.000 candi untuknya dalam satu malam.<br />
Sementara itu, Tangkuban Parahu adalah kisah asal Jawa Barat.
Tokohnya adalah Sangkuriang yang ingin menikahi ibunya, Dayang Sumbi.
Mirip dengan kisah Roro Jonggrang, Sangkuriang diminta untuk membangun
bendungan dalam semalam.<br />
Pernyataan Taufik soal Roro Jonggrang lantas menjadi perbincangan hangat di situs komunitas <i>Kaskus,</i> bahkan sempat menjadi "<i>trending topic Indonesia</i>" di Twitter.<br />
Seorang Kaskuser, BMAGLY, menulis, "<i>Ngawur kalian semua !!!! gak tau legenda rakyat !!!! roro jonggrang itu membangun danau toba ......</i>"<br />
Di <i>twitterland</i>, akun @aMrazing berkicau, "<i>Question: siapakah tokoh di balik legenda Tangkuban Perahu? Answer: Roro Jonggrang. Legenda telah berubah.. :’) </i>"<br />
Akun @ilhamkhoiri menulis, "<i>Kekeliruan penyebutan roro jonggrang
& adipura dlm pilpres 2014, kian membuktikan pentingnya program
"kartu indonesia pintar.</i>"<br />
Akun @masbutet ikut berkicau, "<i>Roro Jonggrang kaget, ternyata candi Tangkubanperahu di gunung Prambanan sudah diekstrak jadi tusuk gigi.</i>"<br />
Olokan juga muncul dalam berbagai versi <i>meme</i> yang beredar.<br />
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
<b>Merdeka.com - </b>Politikus senior <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/p/partai-keadilan-sejahtera/">Partai Keadilan Sejahtera</a></b> <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/t/tifatul-sembiring/">Tifatul Sembiring</a></b> meminta maaf atas ucapan koleganya, <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/f/fahri-hamzah/">Fahri Hamzah</a></b>. Saat itu Fahri menyebut janji-janji Jokowi sinting.<br /><br />Tifatul mengaku baru sekarang berkomentar. Dia menahan diri selama Ramadan karena lebih fokus beribadah.<br /><br />"Soal ungkapan 'sinting' dari <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/f/fahri-hamzah/">Fahri Hamzah</a></b>, saya juga tidak setuju. Itu ungkapan yang kurang pantas. Kalau belum ada tokoh PKS yang minta maaf, maka saya <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/t/tifatul-sembiring/">Tifatul Sembiring</a></b> atas nama PKS mohon maaf se-besar-besarnya kepada pihak-pihak yang tersinggung dengan ungkapan tersebut," kata <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/t/tifatul-sembiring/">Tifatul</a></b> lewat twitternya, Jumat (1/8).<br /><br />Menurut <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/t/tifatul-sembiring/">Tifatul</a></b>, PKS akan mencoba menasihati <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/f/fahri-hamzah/">Fahri Hamzah</a></b>. Menurutnya tak pantas ucapan seperti itu terlontar dari mulut kader dakwah.<br /><br />"Kami
akan berupaya menasihati yang bersangkutan. Kami tidak pernah
mengajarkan bahasa-bahasa kasar. Karena tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip dakwah itu sendiri," katanya.<br /><br />Pada Kamis (27/6) lalu, Wasekjen PKS <b><a href="http://profil.merdeka.com/indonesia/f/fahri-hamzah/">Fahri Hamzah</a></b> mengeluarkan celotehannya terkait wacana Jokowi yang menjadikan 1 Muharram menjadi Hari Santri. <br /><br />Melalui
akunnya, @fahrihamzah, dia berceloteh, "Jokowi janji 1 Muharam hari
santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang.
Sinting!"</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
<b> </b></h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
<b> </b></h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
<b>Jakarta</b> - Pemerintah Indonesia telah resmi menetapkan
Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebagai gerakan terlarang. Namun,
hingga saat ini, video ajakan bergabung dengan ISIS yang ada di situs
berbagi video Youtube belum juga diblokir oleh pihak Kemenkominfo.<br /><br />Menurut
politikus Partai Demokrat yang juga anggota Komisi I DPR, Ramadhan
Pohan, adalah hal yang sangat mudah bagi Menkominfo, Tifatul Sembiring
untuk memblokir video ajakan bergabung dengan Daulah Islamiyah itu.
Masalahnya sekarang adalah di kemauan Tifatul untuk memblokir video
berbahasa Indonesia itu.<br /><br />"Padahal blokir situs ISIS di Youtube
ini soal sederhana. Bukan mampu atau tidak. Ini soal mau atau tidak
Menteri Tifatul. Nggak ada susahnya soal ini," kata Ramadhan saat
berbincang dengan detikcom, Selasa (5/8/2014).<br /><br />Menurut Ramadhan,
seharusnya Menkominfo bisa proaktif menyikapi soal video ini. Apalagi
setelah pemerintah Indonesia dengan tegas menetapkan ISIS sebagai
gerakan terlarang.<br /><br />"Saya heran kok soal ISIS dan blokir ini jadi
polemik berpanjang-panjang. Presiden saja lewat Menkopolhukam sudah
minta blokir, kok Menkominfo ngeyel sih, masih tetep adem-ayem,"
tegasnya.<br /><br />"ISIS ini ancaman NKRI. Subversif dan anti Pancasila.
ISIS melulu radikalisme dan ekstremisme berkedok agama, mau apa lagi?
Kenapa Menkominfo Tifatul masih sungkan memblokir?" imbuh Ramadhan.<br /><br />Komisi
I, menurut Ramadhan perlu meminta keterangan dari Tifatul. Menkominfo
harus bisa menjelaskan kenapa tidak segera memblokir video ISIS yang
bisa mempengaruhi masyarakat itu.</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
"Saya pikir Komisi I yang khusus menangani isu-isu keamanan negara dan
komunikasi, harus segera panggil Menteri Tifatul. Kami ingin tahu kenapa
respon Menkominfo telat dan bertele-tele," ungkapnya.<br /><br />Pihak
Kemenkominfo sendiri sebelumnya telah menyatakan akan memblokir video
ISIS itu. Namun tak jelas kapan pemblokiran itu akan dieksekusi.<br /><br />Hingga
hari Selasa (5/8) pukul 04.00 WIB video yang diduga dirilis ISIS
tersebar di YouTube sejak pekan lalu itu masih bisa diakses bebas. Dalam
video itu, ada pria yang disebut bernama Abu Muhammad Al Indonesi. Di
video berdurasi sekitar 7 menit itu, dengan memakai bahasa Indonesia dia
mengajak berbaiat dengan ISIS.<br /><br />Tak diketahui jelas di mana video
itu dibuat, tapi disinyalir bukan di Indonesia. Pria yang berbicara
monolog itu dikelilingi pria lainnya yang bersenjata lengkap. Belum
diketahui juga identitas mereka yang berada dalam video itu.<br /><br />ISIS
merupakan sebuah gerakan bersenjata yang muncul di Suriah dan sekarang
mereka menguasai sejumlah kawasan di Irak. Al Baghdadi adalah pemimpin
kelompok yang sudah memproklamirkan kekhalifahan Islam ini. Selain orang
Indonesia, ISIS juga merilis video lainnya dengan menggunakan orang
dari sejumlah negara.<br /><br />Berbagai video terkait ISIS ini masih bisa diakses bebas melalui Youtube.</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
</h1>
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
Menteri Pertanian Terdiam Ditanya Bunda Putri</h1>
<div class="grey bdr3 pb10 pt10" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); border-bottom-color: rgba(0, 0, 0, 0.0666667); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; color: #999999; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; padding: 10px 0px;">
Kamis, 5 September 2013 11:48 WIB</div>
<div class="mb10 mt10" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; margin: 10px 0px; padding: 0px;">
<br />
<div class="cl2" style="clear: both !important; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="txt-article mb20" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; margin: 0px 0px 20px 180px; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">-</b> Menteri Pertanian <a href="http://www.tribunnews.com/tag/suswono/" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Suswono</a>mendatangi Gedung DPR. <a href="http://www.tribunnews.com/tag/suswono/" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Suswono</a> dijadwalkan akan mengadakan rapat dengan Komisi IV bidang pertanian.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Sebelum memasuki ruang Komisi IV, <a href="http://www.tribunnews.com/tag/suswono/" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Suswono</a> diwawancarai wartawan. Ia membeberkan persoalan ketahanan pangan dengan lancar. Namun, seketika sikap <a href="http://www.tribunnews.com/tag/suswono/" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">Suswono</a> berubah diam saat awak media mengkonfirmasi mengenai sosok Bunda Putri.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Anggota Majelis Syuro PKS itu langsung meninggalkan awak media kemudian memasuki ruang tunggu di ruang rapat Komisi IV, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/9/2013).</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Suswono tiba di Kompleks Gedung DPR sekitar pukul 10.15 WIB untuk membahas agenda rapat kerja membahas RKA-K/L 2014, dan pembahasan usulan program yang akan didanai oleh DAK berdasarkan kriteria teknis dari komisi dan lainnya.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
"Tunggu-tunggu, saya mau kuliah dulu, nanti saja," kata Suswono.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Diketahui informasi yang beredar dikalangan wartawan, Bunda Putri diduga istri dari Odeng atau Hasanuddin Ibrahim yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Dalam rapat Kementerian Pertanian dengan Komisi IV DPR hari ini, ada nama Hasanuddin Ibrahim dalam daftar kehadiran. Ia duduk sejajar dengan Mentan.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Bunda Putri menjadi sosok paling sangat misterius. Penyebutan nama Bunda Putri muncul dalam sidang lanjutan terdakwa kasus dugaan suap kuota impor daging sapi dan pencucian uang Ahmad Fathanah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jakarta Selatan, Kamis 29 Agustus 2013 lalu.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Nama tersebut muncul setelah Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memperdengarkan hasil sadapan perbincangan bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dengan anak Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminuddin, dalam persidangan yang menghadirkan Ridwan Hakim sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Ucapan putra Hilmi itu ditanyakan oleh Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango, dari hasil percakapan telepon antara Ridwan Hakim dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq serta Bunda Putri yang diduga memiliki peran penting dalam kasus itu.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Namun siapa sebenarnya sosok Bunda Putri ini memunculkan banyak spekulasi. Akhir pekan lalu, informasi yang diperoleh Tribunnews.com menyebutkan Bunda Putri adalah istri muda seorang pejabat Eselon 1 di Kementerian Pertanian.</div>
<div style="padding: 0px;">
Bunda Putri dalam kasus ini disebutkan memiliki peran penting dalam kuota impor sapi daging.</div>
</div>
Koran Mesir ramai-ramai sindir Ikhwanul Muslimin
Sabtu, 31 Agustus 2013 23:39 WIB | 4456 Views
Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Kairo (ANTARA News) - Berbagai media massa cetak nasional Mesir pada Sabtu (31/8) ramai-ramai melansir berita dengan judul terkesan menyindir Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi dalam demo besar hari Jumat (30/8).
"Demo besar Ikhwan jumlahnya terbatas di tengah kebencian rakyat dan dikuasai keamanan," demikian judul berita di halam muka koran berpengaruh, Al Ahram.
Suratkabar Al Gomhoriyah menulis dalam judulnya, "Ikhwan di bawah kepungan rakyat. Masyarakat mengusir dan melarang mereka berunjuk rasa."
Judul seirama diutarakan koran Al Shuruq, "Ikhwan tanpa massa di hari penentuan".
Begitu pula koran Al Watan, "Kegagalan Ikhwan di hari penentuan", lalu koran Akhbar Al Yaoum menulis, "Penumbangan kedua bagi Ikhwan".
Para pengamat menilai, pemberitaan koran-koran nasional pasca-revolusi umumnya bias terhadap Ikhwanul Muslimin, terutama di masa pemeintahan Moursi dan setelah penggulingannya.
"Berita-berita media massa Mesir pasca revolusi sangat bias dan kadang tidak proporsional yang mengarah pada pembohongan publik," kata Mamdouh Sabri dalam dialog interaktif dengan jaringan televisi Al Sharq Al Awsat, Sabtu.
Sabri merujuk pada laporan suratkabar Al Shouruq pada Sabtu yang menyebut jumlah pengunjuk rasa Ikhwanul Muslimin hari Jumat itu hanya ratusan orang di Kairo dan sejumlah ibu kota provinsi.
"Padahal jumlahnya ratusan ribu, bahkan jutaan di Kairo dan sejumlah provinsi. Ini pembohongan publik," tutur Sabri.
Unjuk rasa Ikhwanul Muslimin pada Jumat tersebut digelar di beberapa tempat di Kairo dan di berbagai provinsi dengan mengusung beberapa tema.
Aksi demo di Kairo mengusung tema, "Jumat Pemulihan Revolusi", di Alexandria bertema "Jumat Penentuan," dan di Fayoum memboyong tema "Jumat Penumbangan Pemerintah Kudeta".
Unjuk rasa sejuta orang itu menimbulkan aksi kekerasan di beberapa tempat di Kairo yang menewaskan belasan orang akibat bentrokan dengan aparat keamanan.
Jumlah korban jiwa yang muncul di media massa setempat juga beragam. Al Ahram, misalnya, menyebut enam orang tewas, Al Watan lima orang, Al Masri Al Youm tiga orang, dan Al Naba menyebut 15 orang tewas.
Koran nasional Mesir umumnya dimiliki pemerintah yang warga setempat menamainya "Al Jaraid Al Qaumiyah", di samping sejumlah partai politik juga memiliki koran seperti Al Wafd dan Al Ahrar.
Sejumlah koran milik kubu Islam dibredel pasca penumbangan Moursi dalam kudeta militer pada 3 Juli silam.
(M043/H-KWR)
Editor: Ruslan Burhani
<br />
<div class="submitted">
<div class="detail_hd" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<div class="judul_kbh" style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 36px; font-weight: 700; line-height: 1em; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />
Anis Matta Jadi Bidikan KPK</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="boxsharetop" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 30px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="p5" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline;">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style " style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="imgbox" style="background-color: lightgrey; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<span style="background-color: transparent; color: #757575; font-size: 11px; font-weight: 700;">Oleh: Herdi Sahrasad</span></div>
</div>
<div class="pl10 w600" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="boxshare" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 40px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="grid_4 p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<div class="f11 merah_nasional bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #861a00; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
nasional - Senin, 24 Juni 2013 | 22:07 WIB</div>
</div>
<div class="grid_3 fr p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: right; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 220px;">
<div class="addthis_toolbox addthis_32x32_style addthis_default_style" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span class=" at300bs at15nc at15t_compact" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -416px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px 4px 0px 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">More Sharing Services</span></span><br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div id="header-box-r" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 10px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="pt10" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="fr" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div align="left" class="grid_4 pl5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<br />
<ul class="list_dtl_nasional" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #861a00; font-weight: 700; list-style: square; margin: 5px 0px; outline: 0px; padding: 4px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px 0px 0px 15px; outline: 0px; padding: 3px 0px 0px; vertical-align: baseline;"></li>
</ul>
<ins style="background-color: transparent; border: none; display: inline-table; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="background-color: transparent; border: none; display: block; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="background-color: transparent; border-width: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="250"></iframe></ins></ins><div id="beacon_19279f6bf9" style="background-color: transparent; border: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://i.inilahindie.com/www/delivery/lg.php?bannerid=650&campaignid=140&zoneid=353&loc=1&referer=http://nasional.inilah.com/read/detail/2003429/anis-matta-jadi-bidikan-kpk&cb=19279f6bf9" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
<div class="f14 c3 lh_berita" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #333333; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAH.COM, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kian yakin membidik Anis Matta setelah dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), terungkapkan bahwa Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu diduga mendapat Rp1,9 miliar dari Ahmad Fathanah (AF).</b></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Uang Rp1,9 miliar itu tidak diterima langsung oleh mantan Wakil Ketua DPR RI itu, tapi diterima melalui Yuddy Setiawan. Hal tersebut terungkap dalam sidang pembacaan dakwaan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Seperti diketahui, Luthfi dan Fathanah, merupakan tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging di Kementerian Pertanian (Kementan).</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
KPK terus mendalami aliran dana tersangka Ahmad Fathanah kepada petinggi Partai Keadilan Sejahtera, seperti kepada Presiden PKS Anis Matta dan Menteri Pertanian Suswono. "Yang untuk ke Anis Matta, sedang didalami. Juga sama saja yang untuk ke Pak Suswono," kata Busyro Muqqodas, petinggi KPK.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Busyro melanjutkan, keterangan Suswono dan Anis sebagai saksi selama ini perlu didalami dan dibandingkan dengan bukti-bukti lain. "Bisa dengan saksi, bisa bukti surat-surat, rekaman-rekaman," ujarnya.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kasus korupsi yang membelit elite PKS ini membuat partai Islam itu limbung. PKS yang lahir di era reformasi kini tengah diuji. PKS sebagai aset demokrasi didera gugatan para kadernya, apakah ia akan habis dimakan korupsi atau justru bangkit kembali menjadi partai Islam yang bersih dan perduli.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masalahnya, kini nama Anis Matta terseret skandal korupsi berantai itu yang membuat kader dan simpatisannya guncang dan gamang. Nama baiknya dipertanyakan publik dan pamor PKS merosot tajam akibat skandal korupsi yang melilit elite partai ini. Jika Anis Matta tak terbukti korupsi, PKS di bawah kepemimpinannya bisa melenggang kembali.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun jika KPK bisa membuktikan keterlibatan Anis Matta dalam kasus korupsi ini, maka tamatlah karir politiknya. Jika ini terjadi, buku Anis Matta ‘Dari Gerakan ke Negara’, mungkin akan diplesetkan para kader dan pengikutnya menjadi ‘Dari Gerakan ke Penjara’. [berbagai sumber]</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="date pb5" style="color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; padding-bottom: 5px !important;">
<span style="background-color: white; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Ahmad Fathanah Sengaja Ditaruh di Luar Struktur PKS</span><br />
<span style="background-color: white; color: #009900; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: x-small; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Minggu, 19 Mei 2013 , 22:06:00 WIB</span><br />
<div align="left" style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">Laporan: Ujang Sunda</span></div>
<br style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;" />
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: white; color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; width: 110px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;" width="100"><br /></td><td style="margin: 0px; padding: 0px;" width="10"> </td></tr>
<tr height="12" style="margin: 0px; padding: 0px;"><td colspan="2" style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<table align="right" cellpadding="10" cellspacing="10" style="background-color: white; color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 0.8em; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">RMOL.</b> Posisi Ahmad Fathanah di PKS cukup unik. Dia bukan siapa-siapa, bukan kader, tapi bisa mengakses langkah ke para petinggi PKS. Dalam bukti-bukti yang dimiliki KPK, Fathanah terlihat akrab dengan Hilmi Aminuddin, Suswono, Tifatul Sembiring, dan Hidayat Nur Wahid. Tapi anehnya sekarang, orang-orang PKS <i style="margin: 0px; padding: 0px;">ujug-ujug</i> mengaku tidak kenal Fathanah.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Syamsuddin Harris tidak percaya dengan bantahan-bantahan petinggi PKS itu.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Yang jadi acuan bukan bantahan, tapi fakta. Faktanya kan dekat," ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu, Minggu(19/5).<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Syamsuddin membaca, Fathanah memang memiliki posisi khusus di PKS. Dia tidak dimasukkan dalam struktur partai tapi bertugas penting untuk menggali dana. Tujuannya, saat Fathanah terjerat seperti sekarang, partai bisa cuci tangan dengan menyatakan tidak ada kaitan apa-apa.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
“Saya rasa, PKS memang membiarkan Fathanah seperti itu. Dia sengaja dipelihara dan partai menikmati hasilnya. Saya pikir, semua partai punya calon seperti Fathanah,” jelasnya.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Sikap para petinggi PKS yang terus membantah tidak kenal Fathanah, kata Syamsuddin, justru akan jadi bumerang. Publik bisa mencap petinggi PKS itu tukang bohong. Sudah banyak bukti, kok masih mengelak.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
“Ini akan berdampak pada perolehan suara di 2014. Kalau menghadapinya seperti ini, suara PKS akan sangat anjlok di pemilu nanti,” tandasnya.<b style="margin: 0px; padding: 0px;">[ian]</b></div>
Selasa, 21/05/2013 18:10 WIB</div>
<h1 class="l_blue2_detik" style="color: #284296; font-family: Georgia, CartoGothic, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 30px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
Salim: Proses Kader PKS Bermasalah Hukum, Jadi Tersangka Harus Mundur!</h1>
<div class="author" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; padding-bottom: 3px;">
<div class="clearfix pt10" style="clear: both; padding-top: 10px;">
</div>
<b><a href="http://elvan.blogdetik.com/" style="cursor: pointer;" targer="_blank">Elvan Dany Sutrisno</a></b> - detikNews</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="clearfix" style="clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<div class="artikel2" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px; padding-top: 15px; word-wrap: break-word;">
<div class="leftside" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; float: right; padding-bottom: 10px; padding-left: 15px; width: 160px;">
<div class="banner_inside_article" style="float: right; margin-left: 10px; width: 160px;">
<div class="banner_reg cad_skyp" style="margin-bottom: 15px;">
<div dir="ltr" id="ebDiv7261235162150115" style="display: inline; height: 600px; margin: 0px auto; width: 160px;">
<div dir="ltr" id="ebStdBannerDiv_14102668_7261235162150115" style="border: 0px; display: inline; font-size: 0px; left: 0px; line-height: 0px; margin: 0px; overflow: visible; padding: 0px; top: 0px;">
</div>
</div>
<div id="beacon_51f83ec9f4" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=45176&campaignid=9314&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http://news.detik.com/read/2013/05/21/181044/2252222/10/salim-proses-kader-pks-bermasalah-hukum-jadi-tersangka-harus-mundur?9911012&referer=http://www.detik.com/&cb=51f83ec9f4" style="border: 0px; height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="pic_artikel" style="color: #666666; font-size: 11px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 5px; width: 450px;">
<br /></div>
<b>Jakarta</b> - Anggota Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri mendukung KPK memproses hukum setiap kader PKS yang terlibat kasus. Dia juga mengingatkan siapa pun pengurus yang menjadi tersangka kasus hukum harus mundur dari jabatannya.<br />
<br />
"Sama dengan KPK, PKS juga lahir di era reformasi. Siapa pun kader berkaitan dengan hukum harus diproses, kalau menjadi tersangka ya mundur. Itu kan bukti bahwa kita sendiri juga konsekuen," kata Salim kepada detikcom, Selasa (21/5/2013).<br />
<br />
Semua kader PKS harus patuh terhadap prinsip dasar PKS. Setiap kader PKS harusnya menjauhi praktik-praktik korupsi.<br />
<br />
"Itulah komitmen PKS bersih, peduli, dan profesional," ingat Salim.<br />
<br />
Salim menyadari tak mungkin kader maupun pengurus partai yang berkali-kali diperiksa KPK diberi sanksi apalagi diminta mundur. "Nggak bisa kalau saksi, itu kan proses peradilan," katanya.<br />
<br />
Sampai saat ini Salim masih menaruh optimisme terhadap kepemimpinan Anis Matta sebagai presiden PKS. "InsyaAllah, kita berharap seorang pemimpin melaksanakan jati diri PKS sendiri. Dia itu kan dipilih dan diangkat oleh Majelis Syuro. Nggak bisa (diganti) kecuali ada proses hukum," tandasnya.<br />
<br />
<b>(van/nrl)</b></div>
<br />
<div class="detail_hd" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<div class="judul_kbh" style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 36px; font-weight: 700; line-height: 1em; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />
<div class="detail_hd" style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline;">
<div class="judul_kbh" style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 36px; font-weight: 700; line-height: 1em; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Finis Tiga Besar, Siap-siap Anis Matta Cs Kecewa</span><br />
<span style="color: #009900; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: x-small; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Minggu, 02 Juni 2013 , 21:45:00 WIB</span><br />
<div align="left" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">Laporan: Ujang Sunda</span></div>
<br style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;" />
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; width: 110px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;" width="100"><br /></td><td style="margin: 0px; padding: 0px;" width="10"> </td></tr>
<tr height="12" style="margin: 0px; padding: 0px;"><td colspan="2" style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<table align="right" cellpadding="10" cellspacing="10" style="color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 0.8em; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">RMOL. </b>CEO Saiful Mujadi Research & Consulting (SMRC) Grace Natalie menyarankan Anis Matta dan elit PKS untuk siap-siap kecewa berat. Menurutnya, sesumbar PKS bisa finis di tiga besar dalam pemilu mendatang sangat sulit diraih.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Target tiga besar itu hanya akan jadi mimpi. Mas Anis harus siap-siap untuk kecewa," ujar dia, Minggu (2/6).<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Dalam survei SMRC yang dirilis awal Fabruari, elektabilitas PKS hanya 2,7 persen dan duduk di posisi delapan. Saat ini, dengan pemberitaan kasus Luthdi Hasan yang begitu massif masuk infotainment, PKS bisa makin terpuruk.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Target tiga besar itu terlalu ambisius. Sebelum ada kasus saja PKS tidak pernah sampai tiga besar. Apalagi setelah ada kasus ini," imbuh Grace.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Kata Grace, sejak pemilu 1999 posisi tiga besar selalu diisi oleh partai-partai nasionalis. Sementara, basis konstituen PKS sangat terbatas, yaitu muslim perkotaan. Kalau PKS ingin sampai tiga besar, harus mampu merebut suara dari partai nasionalis.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Tapi dengan pemberitaan kasus korupsi LHI yang begitu massif seperti sekarang, rasanya itu tidak mungkin," tandasnya. <b style="margin: 0px; padding: 0px;">[dem]</b> </div>
Hilmi & Fathanah, Benang Merah atau Benang Kusut?</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="boxsharetop" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 30px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="p5" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline;">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style " style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="imgbox" style="background-color: lightgrey; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<br /></div>
</div>
<div class="pl10 w600" style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="boxshare" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 40px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="grid_4 p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<div class="f11 c1 bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #757575; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Oleh: R Ferdian Andi R</div>
<div class="f11 merah_nasional bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #861a00; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
nasional - Jumat, 17 Mei 2013 | 07:11 WIB</div>
</div>
</div>
<div class="clear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div id="header-box-r" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 10px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="pt10" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="fr" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div align="left" class="grid_4 pl5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<br />
<ul class="list_dtl_nasional" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #861a00; font-weight: 700; list-style: square; margin: 5px 0px; outline: 0px; padding: 4px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px 0px 0px 15px; outline: 0px; padding: 3px 0px 0px; vertical-align: baseline;"></li>
</ul>
<ins style="background-color: transparent; border: none; display: inline-table; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="background-color: transparent; border: none; display: block; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="background-color: transparent; border-width: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="250"></iframe></ins></ins><div id="beacon_12bcb185d0" style="background-color: transparent; border: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://i.inilahindie.com/www/delivery/lg.php?bannerid=650&campaignid=140&zoneid=353&loc=1&referer=http://nasional.inilah.com/read/detail/1990119/hilmi-fathanah-benang-merah-atau-benang-kusut&cb=12bcb185d0" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
<div class="f14 c3 lh_berita" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #333333; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAH.COM, Jakarta - Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin telah dua kali memenuhi panggilan KPK sebagai saksi atas tersangka Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Benang merah atau benang kusut hubungan Hilmi-Fathanah?</b></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dua kali hadir sebagai saksi atas tersangka Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah, dua kesempatan tersebut pula Hilmi Aminuddin ditanyakan soal hubungan dirinya dengan Ahmad Fathanah. Pertama Hilmi diperdengarkan rekaman percakapan Fathanah dengan pria yang diduga Ridwan Hakim, putera Hilmi Aminuddin. Saat itu, Hilmi menyebutkan "Itu hanya <i style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">bluffing</i> saja," tanpa merinci maksud ucapannya.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kedua, pemeriksaan yang dilakukan Kamis (16//5/2013) ini, Hilmi ditanyakan soal pertemuan di Lembang, Bandung, Jawa Barat yang juga dihadiri Fathanah. KPK juga menunjukkan sejumlah foto pertemuan yang juga tampak dihadiri Fathanah. Hilmi tidak menampik pertemuan di Lembang yang terjadi pada tahun lalu itu, sebelum hari raya Idul Adha.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (15/5/2013), saksi untuk terdakwa kasus suap impor daging sapi Arya Abdi Effendy dan Juard Effendi, Elda Davianie Adiningrat memberi banyak informasi tentang keterkaitan antara Lembang, merujuk tempat tinggal Hilmi Aminuddin, dengan Ahmad Fathanah.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seperti kesaksian Elda yang menyebutkan bila Fathanah dalam pertemuan di Lembang ada kesepakatan untuk membantu penambahan kuota ipor kepada PT Indoguna terkait impor daging. "Fathanah mengatakan pembahasan di Lembang telah sepakat untuk membantu PT Indoguna," kata Elda.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lebih dari itu, Elda juga menyebukan bila PT Indoguna Utama memberi dukungan finansial kepada PKS. Dukungan ini sebagai konsekwensi dari penambahan kuota impor kepada PT Indoguna Utama.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kesaksian Elda ini jelas memukul telak PKS yang selama ini selalu memastikan tidak ada kaitan antara PKS dengan Ahmad Fathanah. Keterangan Elda menggambarkan, Fathanah merepresentasikan institusi PKS.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Merespons hal ini, Ketua Bidang Humas DPP PKS Mardani Alisera mempersilakan pihak-pihak mengungkapkan di persidangan. Mardani menyebutkan pada saatnya akan diverifikasi oleh saksi-saksi lainnya. "Kenyataannya, mau bicara apapun, impor daging turun," cetus Mardani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/5/2013).</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Terkait sumbagan PT Indoguna Utama ke PKS, Mardani menyebutkan perlu diklarifikasi terlebih dahulu apakah perusahaan tersebut benar menyumbang atau tidak. "Untuk kasus Indoguna perlu ditanya dulu, benar nyumbang atau tidak," cetus Mardani. [mdr]</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
KPK Periksa Hilmi Aminuddin & Anis Matta Pekan Ini</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="boxsharetop" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 30px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="p5" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline;">
<div class="addthis_toolbox addthis_default_style " style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="addthis_button_google_plusone_badge at300bo" g:plusone:href="https://plus.google.com/107837250691671105407" g:plusone:name="www.inilah.com" g:plusone:size="small" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: default; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Follow on Google+"><span style="background-color: transparent; border: 0px; color: #333333; cursor: default; display: inline-block; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline-block; font-weight: bold; margin: 0px 5px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: top;">www.inilah.com</span><span style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline-block; margin: 0px 13px 0px 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: top;">on</span><img alt="Follow on Google+" src="https://ssl.gstatic.com/images/icons/gplus-16.png" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; height: 16px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 16px;" /></span></a><a class="addthis_button_facebook_like at300b" fb:like:layout="button_count" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;"><iframe src="https://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini&layout=button_count&show_faces=false&width=100&action=like&font=arial&layout=button_count" style="background-color: transparent; border-style: none; border-width: 0px; height: 25px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 90px;"></iframe></a><a class="addthis_button_tweet at300b" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline;"><iframe allowtransparency="true" class="twitter-share-button twitter-count-horizontal" data-twttr-rendered="true" frameborder="0" scrolling="no" src="https://platform.twitter.com/widgets/tweet_button.1367516458.html#_=1367933267477&count=horizontal&counturl=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986733%2Fkpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini&id=twitter-widget-0&lang=en&original_referer=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986733%2Fkpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini%23.UYkBT6J7Ka4&size=m&text=KPK%20Periksa%20Hilmi%20Aminuddin%20%26%20Anis%20Matta%20Pekan%20Ini%20-%20INILAH.com%3A&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986733%2Fkpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini%23.UYkBTxJd0PQ.twitter" style="background-color: transparent; border-width: 0px; height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 110px;" title="Twitter Tweet Button"></iframe></a><a class=" at300b" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-color: transparent; border: 0px; cursor: pointer; float: left; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; vertical-align: baseline; width: 0px;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></a><a class="addthis_button_google_plusone at300b" g:plusone:size="medium" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"></a><br />
<div id="___plusone_0" style="background-color: transparent; border: 0px none; display: inline-block; float: none; font-size: 1px; height: 20px; line-height: normal; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 90px;">
<iframe allowtransparency="true" data-gapiattached="true" frameborder="0" hspace="0" id="I0_1367933267595" marginheight="0" marginwidth="0" name="I0_1367933267595" scrolling="no" src="https://plusone.google.com/_/+1/fastbutton?bsv&size=medium&hl=en-US&origin=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986733%2Fkpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini&ic=1&jsh=m%3B%2F_%2Fscs%2Fapps-static%2F_%2Fjs%2Fk%3Doz.gapi.id.m7x5fa5eL8A.O%2Fm%3D__features__%2Fam%3DMQ%2Frt%3Dj%2Fd%3D1%2Frs%3DAItRSTPRg6xVu58UAfNkV0_M1hgpsm6k3A#_methods=onPlusOne%2C_ready%2C_close%2C_open%2C_resizeMe%2C_renderstart%2Concircled&id=I0_1367933267595&parent=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com&rpctoken=15015998" style="background-color: transparent; border-style: none; border-width: 0px; height: 20px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: static; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 90px;" tabindex="0" title="+1" vspace="0" width="100%"></iframe></div>
<a class="addthis_button_google_plusone at300b" g:plusone:size="medium" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">
</a><a class="addthis_counter addthis_pill_style" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: white; cursor: pointer; display: inline-block; float: left; font-weight: bold; height: 20px; margin: 0px; outline: none; overflow: hidden; padding: 0px; text-decoration: none !important; vertical-align: baseline;"></a><a class="atc_s addthis_button_compact" href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6230856944727730512" style="background-image: url(data:image/gif; background-position: 0px 0px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; font-family: arial, helvetica, sans-serif !important; height: 20px; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 50px;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span></a>
<br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear pb10" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="imgbox" style="background-color: lightgrey; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<br /></div>
</div>
<div class="clear pt5" style="background-color: white; border: 0px; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; height: 0px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 5px 0px 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="pl10 w600" style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 10px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="boxshare" style="background-color: #ebebeb; border: 0px; height: 40px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 600px;">
<div class="grid_4 p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<div class="f11 c1 bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #757575; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Oleh: Firman Qusnulyakin</div>
<div class="f11 merah_nasional bold" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #861a00; font-size: 11px; font-weight: 700; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
nasional - Selasa, 7 Mei 2013 | 18:15 WIB</div>
</div>
<div class="grid_3 fr p5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: right; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 5px; vertical-align: baseline; width: 220px;">
<div class="addthis_toolbox addthis_32x32_style addthis_default_style" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a class="addthis_button_facebook at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Facebook"><span class=" at300bs at15nc at15t_facebook" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -160px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on facebook</span></span></a><a class="addthis_button_twitter at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Tweet"><span class=" at300bs at15nc at15t_twitter" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -704px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on twitter</span></span></a><a class="addthis_button_email at300b" href="http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini#" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Email"><span class=" at300bs at15nc at15t_email" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -128px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on email</span></span></a><a class="addthis_button_google at300b" href="http://www.addthis.com/bookmark.php?v=300&winname=addthis&pub=inilah&source=tbx32-300&lng=id&s=google&url=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1986733%2Fkpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini&title=KPK%20Periksa%20Hilmi%20Aminuddin%20%26%20Anis%20Matta%20Pekan%20Ini%20-%20INILAH.com&ate=AT-inilah/-/-/5189014fcf5884ff/2&frommenu=1&uid=5189014f812178fd&ufbl=1&ct=1&pre=http%3A%2F%2Fwww.inilah.com%2F&tt=0&captcha_provider=nucaptcha" style="background-color: transparent; border: 0px; color: black; cursor: pointer; float: left; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px 2px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Google"><span class=" at300bs at15nc at15t_google" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -256px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">Share on google</span></span></a><span class=" at300bs at15nc at15t_compact" style="background-image: url(https://ct5.addthis.com/static/r07/widget013_32x32_top.gif); background-position: 0px -416px !important; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 32px !important; line-height: 32px; margin: 0px 4px 0px 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 32px !important;"><span class="at_a11y" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 1px !important; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden !important; padding: 0px; position: absolute !important; top: auto !important; vertical-align: baseline; width: 1px !important;">More Sharing Services</span></span><br />
<div class="atclear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clear" style="background-color: transparent; border: 0px; clear: both; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div id="header-box-r" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 10px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="pt10" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="fr" style="background-color: transparent; border: 0px; float: right; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div align="left" class="grid_4 pl5" style="background-color: transparent; border: 0px; display: inline; float: left; margin: 0px 10px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 300px;">
<br />
<ul class="list_dtl_nasional" style="background-color: transparent; border: 0px; color: #861a00; font-weight: 700; list-style: square; margin: 5px 0px; outline: 0px; padding: 4px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px 0px 0px 15px; outline: 0px; padding: 3px 0px 0px; vertical-align: baseline;"></li>
</ul>
<ins style="background-color: transparent; border: none; display: inline-table; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="background-color: transparent; border: none; display: block; height: 250px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; text-decoration: none; vertical-align: baseline; visibility: visible; width: 250px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="background-color: transparent; border-width: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline;" vspace="0" width="250"></iframe></ins></ins><div id="beacon_4da34d61d7" style="background-color: transparent; border: 0px; left: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; vertical-align: baseline; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://i.inilahindie.com/www/delivery/lg.php?bannerid=650&campaignid=140&zoneid=353&loc=1&referer=http://nasional.inilah.com/read/detail/1986733/kpk-periksa-hilmi-aminuddin-anis-matta-pekan-ini&cb=4da34d61d7" style="background-color: transparent; border: 0px; height: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
</div>
<div class="f14 c3 lh_berita" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; color: #333333; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<b style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAH.COM, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam waktu dekat berencana memeriksa dua petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terkait kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.</b><br />
<br />
Pertama, KPK akan memeriksa Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin sebagai saksi untuk tindak pidana suap yang dilakukan Luthfi Hasan Ishaaq (LHI).<br />
<br />
"Yang bersangkutan akan diperiksa untuk saksi LHI (Luthfi Hasan Ishaaq)," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi Sapto Prabowo di kantornya, Jakarta, Selasa (7/5/2013).<br />
<br />
Sedangkan satu lagi petinggi PKS yang dijadwalkan akan diperiksa KPK adalah Anis Matta. Presiden PKS ini akan dimintai keterangannya seputar dugaan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan Ahmad Fathanah.<br />
<br />
Namun, Johan tidak menjelaskan secara detail kapan penyidik KPK bakal memeriksa keduanya. "Setahu saya, kalau tidak Jumat pekan ini, ya Senin pekan depan," kata Johan. [mvi]</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
<h1 class="f28" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 28px; margin: 0px; padding: 0px;">
KPK Periksa Adik Presiden PKS Anis Matta</h1>
<div class="grey bdr3 pb10 pt10" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 3px; color: #999999; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; padding: 10px 0px;">
Selasa, 7 Mei 2013 11:45 WIB</div>
<div class="cl2 mr20 fl cright w160 mb20" id="articleright" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); clear: right; color: #323233; float: left; font-family: 'Open Sans', tahoma, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px 15px 20px 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<span style="margin: 0px; padding: 0px;"><ins style="border: none; display: inline-table; height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="border: none; display: block; height: 600px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="600" hspace="0" id="aswift_1" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_1" scrolling="no" style="left: 0px; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px;" vspace="0" width="160"></iframe></ins></ins></span><br />
<div id="beacon_eee7d19196" style="left: 0px; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.tribunnews.com/www/delivery/lg.php?bannerid=2322&campaignid=301&zoneid=3422&loc=1&referer=http://www.tribunnews.com/2013/05/07/kpk-periksa-adik-presiden-pks-anis-matta&cb=eee7d19196" style="border: 0px; height: 0px; margin: 0px; padding: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
<div class="pt20" style="margin: 0px; padding: 20px 0px 0px;">
<div align="center" class="pb10" style="margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
<div align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div align="center" class="pa5 f12 fbo" style="font-size: 12px; font-weight: bold !important; margin: 0px; padding: 5px;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="txt-article mb20" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.701961); color: #323233; font-family: Arial, 'sans serif'; font-size: 16px; line-height: 25px; margin: 0px 0px 20px 180px; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</b> - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus dugaan tindak pidana pencucian uang dari pengurusan impor daging sapi di Kementerian Pertanian dengan tersangka Ahmad Fathanah.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Sejumlah saksi pun kembali akan dimintai keterangannya. Salah satunya adalah Saldi Matta yang diketahui sebagai adik dari Presiden <a href="http://www.tribunnews.com/tag/pks" style="color: #024f84; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration: none;">PKS</a> Anis Matta.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi," kata Kepala Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, Jakarta, Selasa (7/5/2013).</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Selain Saldi, KPK juga menjadwalkan dua pihak swasta lainnya yaitu, Andi Aminuddin Abduh dan Hendry Soetio.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Dalam kasus suap impor daging, Ahmad diduga berperan sebagai kurir uang suap Rp1 miliar. Sehingga secara keseluruhan, KPK telah menetapkan status tersangka kepada Luthfi Hasan dan tiga orang lainnya lantaran dipastikan terlibat dalam kasus dugaan suap proses impor daging.</div>
<div style="padding: 0px 0px 25px;">
Ketiga orang lainnya tersebut adalah Direktur PT.Indoguna Utama, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi serta Ahmad Fathanah. Direktur Utama PT.Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman juga telah ditetapkan sebagai tersangka.</div>
<div style="padding: 0px;">
Pada kasus ini, KPK juga telah menyita 5 mobil mewah terkait Fathanah. Selain itu juga menyita uang dari Ayu Azhari dan barang mewah milik Vitalia Sesha yang diberi oleh Fathanah.</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
Minggu, 10 Februari 2013 | 10:20 WIB</div>
<blockquote class="tr_bq">
Pendiri Akui PKS Memang Ikhwanul Muslimin <br />
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span>
- Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan--cikal bakal Partai
Keadilan Sejahtera--memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998
dibantu oleh <span style="color: red; font-size: large;">banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Timur Tengah.<br /> </span><br />
Tokoh-tokoh
di awal pendirian PKS, kata Yusuf, merupakan aktivis Ikhwanul Muslimin
di Indonesia. Gerakan ini sendiri awalnya digagas sejumlah mahasiswa
Indonesia yang berkuliah di Madinah, Arab Saudi, termasuk Yusuf sendiri
dan KH Hilmi Aminuddin.<br />
<br />
Latar belakang Hilmi sebagai anak
Panglima Militer Darul Islam, Danu Muhammad Hasan, menurut Yusuf, juga
sudah diketahui banyak pendiri PK lainnya ketika itu. Hilmi mengenal
Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi dan mendirikan gerakan ini di Indonesia
sepulangnya dia ke Tanah Air. Yusuf juga mengaku bagian dari gerakan
Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hilmi itu.<br />
<br />
Karena itulah, di
awal masa perkembangannya, PKS banyak dibantu gerakan persaudaraan
muslim itu. "Ketika pertama kali ikut Pemilu 1999 lalu, kami juga
disokong secara <span style="color: red; font-size: x-large;"><b>pendanaan dari Timur Tengah</b></span>," kata Yusuf. Jumlahnya,
kata Yusuf, sampai lebih dari 90 persen. </blockquote>
<div class="zoom-font">
<a class="fontBesar" href="http://www.tempo.co/read/news/2013/02/10/078460337/Pendiri-Akui-PKS-Memang-Ikhwanul-Muslimin#" title="Perbesar huruf"></a></div>
<br />
<b>MUNAWWAROH</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfsySHc8MoF8PJHEGkxGGiLh3IvVBSXadB7eD82X4OFtHeedfm_cdDejrsG9ojEzBC6zzbRkUz7P82wXwMWOjb-AD3dT_n8OK3IMCMJRKqGhSAuAgWKn6nZ5MtXBS79Gb1_lfG4wm_Mk/s1600/1450102826-jesus.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfsySHc8MoF8PJHEGkxGGiLh3IvVBSXadB7eD82X4OFtHeedfm_cdDejrsG9ojEzBC6zzbRkUz7P82wXwMWOjb-AD3dT_n8OK3IMCMJRKqGhSAuAgWKn6nZ5MtXBS79Gb1_lfG4wm_Mk/s320/1450102826-jesus.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<br />
<br />
<div class="submitted">
Senin, 21 Mei 2012 | 12:06 WIB</div>
<h1 class="title">
Ikhwanul Muslimin Tak Janjikan Teokrasi di Mesir </h1>
<div class="zoom-font">
<a class="fontBesar" href="http://www.tempo.co/read/news/2012/05/21/115405074/Ikhwanul-Muslimin-Tak-Janjikan-Teokrasi-di-Mesir#" title="Perbesar huruf"></a><br /></div>
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Kairo</b></span>
- Kandidat kuat, Ikhwanul Muslimin Mohammed Mursi, berjanji tak akan
menerapkan teokrasi jika memenangi pemilihan Presiden Mesir, yang akan
dilaksanakan pada 23 dan 24 Mei nanti. Hal itu dikatakannya dalam sebuah
pawai massa pada Ahad, 20 Mei, di Kairo.<br />
<br />
Mursi mengingatkan
pendukungnya untuk mewaspadai adanya upaya mengganggu pemilu presiden
tersebut. Pemilu ini merupakan yang pertama kalinya digelar sejak
pemberontakan yang menjungkalkan Presiden Hosni Mubarak tahun lalu.<br />
<br />
Menurut
laporan-laporan media Mesir, Mursi berada di urutan belakang dalam
jajak pendapat. Tetapi posisinya melonjak dalam kotak suara ekspatriat
pekan lalu dalam misi-misi diplomatik. <br />
<br />
Saat berpawai tadi malam
di Kairo, Mursi bilang, siapa pun yang berupaya untuk kembali ke rezim
lama atau mengingkari kemauan rakyat, "Bakal terjebak dan terbakar oleh
kemarahan publik."<br />
<br />
Dia tidak memerinci siapa yang diduga bakal menghambat pemilihan umum, termasuk dugaan para loyalis mantan presiden.<br />
<br />
<b>ASIAONE | REUTERS | DWI ARJANTO</b><br />
<br />
<div class="submitted">
Minggu, 23 Desember 2012 | 10:42 WIB</div>
<h1 class="title">
Pemimpin Ikhwanul Muslimim Ucapkan Selamat Natal</h1>
<div class="zoom-font">
<a class="fontBesar" href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/23/115449981/Pemimpin-Ikhwanul-Muslimim-Ucapkan-Selamat-Natal#" title="Perbesar huruf"></a><br /></div>
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span>
- Seorang pimpinan Ikhwanul Muslimin Mesir Dr. Mohamed Habib
mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani. Ini bukan kali pertama
Habib mengucapkan selamat natal. Pernyataan itu kerap disampaikan
menjelang perayaan kelahiran Yesus Kristus tiap 25 Desember.<br />
<br />
Habib
mengucapkan selamat Hari Raya Natal dengan harapan dapat membawa
kegembiraan dan kedamaian bagi seluruh umat Kristiani di dunia. “Kami
berharap umat Kristiani dapat memiliki peran aktif dalam menegakkan
keadilan dan kebebasan di manapun, khususnya hak kebebasan dan
kemerdekaan penduduk Palestina,” katanya di sebuah rilis media Natal
pada tahun 2008.<br />
<br />
Ia juga mengajak seluruh umat Kristiani dari
belahan dunia Barat dan Timur, untuk menjadi bagian dari perjuangan
politik dan sosial di negara masing-masing. Perjuangan itu, menurut
Habib, dapat dilakukan dengan cara menghidupkan kembali etika moral dan
religius. “Itu akan membuat dunia menjadi tempat hidup yang lebih baik
bagi semua orang,” kata dia.<br />
<br />
Sementara di Indonesia, baru-baru ini <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/20/173449329/MUI-Umat-Islam-Tidak-Usah-Ucapkan-Selamat-Natal" target="_blank">Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan kembali fatwa yang isinya mengimbau umat muslim agar tidak mengucapkan selamat Natal</a>
kepada umat Kristiani. Dengan tidak mengucapkan selamat Natal, MUI
menilai umat Islam telah menunjukkan sikap toleran dan tidak mengganggu
perayaan. <br />
<br />
Fatwa MUI itu dikeluarkan pada 1981 di era
kepemimpinan Prof Dr Buya Hamka. Fatwa tersebut fokus pada haramnya
mengikuti perayaan dan kegiatan Natal, serta agar umat Islam tidak
terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah. <br />
<br />
Oleh karena itu,
menurut MUI, dalam hari-hari perayaan Natal yang dijalankan umat
Kristen, umat Islam cukup memberikan sikap toleran, yakni membiarkan
umat Kristen merayakannya dan tidak mengganggunya. Beragam tokoh
menanggapi fatwa yang disampaikan MUI. Mantan Wakil Presiden <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/20/078449400/JK-Abaikan-Fatwa-MUI-Soal-Ucapan-Selamat-Natal" target="_blank">Jusuf Kalla misalnya, tetap mengucapkan selamat Natal bagi umat Kristiani</a>.<br />
<br />
<b>TRI ARTINING PUTRI | BERBAGAI SUMBER</b>Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-53269969720005730782017-06-04T00:00:00.000-07:002017-06-04T18:06:24.736-07:00intoleransi @ BREXIT (UK)<h2 class="article-excerpt" itemprop="alternativeHeadline" style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin: 0.83em 0px; max-width: 640px;">
<div class="separator" style="clear: both; color: #282828; font-size: 1.2em; letter-spacing: -0.03em; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqHxPsJj7dfXXhIQD0C_Q71m-HSSYpws5qGX5AGu89ADLcE5bH1ZHRIxz0drsakc1Tb2f5YsJ5-pZkIdJ3pzv_bdmqtsad-zLjmZoHTo3CHDk1RTvZlXuQCGvJUxliuDBIhjtir6ToUfI/s1600/1450102826-jesus.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqHxPsJj7dfXXhIQD0C_Q71m-HSSYpws5qGX5AGu89ADLcE5bH1ZHRIxz0drsakc1Tb2f5YsJ5-pZkIdJ3pzv_bdmqtsad-zLjmZoHTo3CHDk1RTvZlXuQCGvJUxliuDBIhjtir6ToUfI/s320/1450102826-jesus.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #282828; font-size: 1.2em; letter-spacing: -0.03em; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Jakarta detik -</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Abdirahman Mohamed, seorang remaja 17 tahun, tewas ditikam dalam sebuah serangan jalanan di London selatan.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Ia terbunuh di Southampton Way di Peckham, London Selatan, Jumat menjelang tengah malam, dekat sebuah toko serba ada.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Para petugas medis berusaha menyelamatkannya, namun akhirnya dia dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. Belum ada yang ditangkap, dan polisi menyerukan warga yang melihat kejadian itu untuk memberikan kesaksian.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Pembunuh dua pria pembela gadis Muslim berteriak-teriak di pengadilan</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Pria yang tewas akibat membela warga muslim AS disebut 'pahlawan'</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Polisi Jerman tangkap remaja tersangka pembunuhan bocah sembilan tahun</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Abdirahman, dari Camberwell, adalah remaja kedelapan yang tewas ditikam di London sepanjang tahun ini.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">Detektif Diane Tudway mengatakan, "Keluarga Abdirahman benar-benar hancur dan tidak dapat mengerti mengapa hidup dia dirampas dari mereka melalui tindakan kekerasan yang tidak masuk akal."</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">"Motif pembunuhan sampai saat ini masih belum jelas dan kami tetap membuka semua kemungkinan tentang mengapa Abdirahman ditikam."</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #282828;"><span style="font-size: 19.2px; letter-spacing: -0.576px;">(jor/jor)</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #282828; font-size: 1.2em; letter-spacing: -0.03em; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #282828; font-size: 1.2em; letter-spacing: -0.03em; text-align: center;">
👀</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: center; word-wrap: break-word;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white; font-family: "georgia" , "times" , serif; font-size: 17px; line-height: 25px;">23rd of July 2016: dw.com: Britain's National Police Chiefs Council has reported more than 6,000 hate crime incidents across the United Kingdom since the EU referendum in late June. Most of the cases have involved violence.</span></span><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 15px; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Earlier this week, London police deputy commissioner Craig Mackey said the Brexit vote seemed to have "unleashed something in people," with the result being that people felt able to do "things that, let's be really clear, are illegal." He was commenting on the arrests of 400 people in London for suspected hate crimes since the Brexit vote.</div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: white; font-family: "georgia" , "times" , serif; font-size: 17px; line-height: 25px;"></span></span><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 15px; font-stretch: normal; line-height: 25px; padding: 0px 40px 12px 0px;">
Mackey said the reported offenses were mainly verbal abuse, harassment and criminal damage. However, he said serious assaults had also been reported. "We will take action where they do it and when those incidents occur," Mackey said.</div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAHCOM, London - Lebih dari 3.000 kasus kejahatan dan kebencian dilaporkan ke polisi dalam paruh kedua bulan Juni tahun ini, atau meningkat 42% dibandingkan tahun 2015.</span></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut data Dewan Komandan Polisi Nasional Inggris, laporan diterima dari tanggal 16-30 Juni dan setengah dari periode tersebut terjadi setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa pada tanggal 23 Juni, yang juga dikenal dengan sebutan Britain Exit atau Brexit.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Puncak pelanggaran dilaporkan terjadi pada tanggal 25 Juni, dimana 289 pelanggaran dilaporkan di Inggris.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Asisten komandan polisi Mark Hamilton mengatakan 'peningkatan tajam' ini tidak bisa diterima.</div>
<div class="wb-468x60" style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; float: left; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; height: auto; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline; width: 2003.3px;">
<ins data-revive-id="16070f954829e3832d9628503f20e702" data-revive-zoneid="437" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></ins></div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Semua orang berhak merasa aman dan meyakini diri mereka dan tidak seharusnya merasa rapuh atau menghadapi risiko," katanya seperti dilansir <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">BBC</span>.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Layanan polisi tidak bisa menerima pelanggaran sejenis setelah terjadinya lonjakan laporan pada situs internet True Vision, situs yang didanai polisi terkait informasi kejahatan kebencian," imbuhnya.</div>
<div style="background-color: #f3f3f3; border: 0px; font-family: "Open Sans"; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 16px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jenis utama pelanggaran yang dilaporkan adalah 'kekerasan terhadap orang', termasuk pelecehan, serangan umum, selain serangan kata-kata, meludah, dan menabrakkan diri. [ikh]</div>
<span style="background-color: #f3f3f3; font-family: "open sans"; font-size: small; font-weight: normal; line-height: 16px;">- See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2308741/kejahatan-melonjak-di-inggris-setelah-brexit#sthash.riTTGso4.dpuf</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
the standard: Sadiq Khan today urged <a href="http://www.standard.co.uk/news/london" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #ff970d; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">Londoners</a> to "stand guard" against hate crime following Britain's decision to withdraw from the European Union.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
The Mayor joined Metropolitan Police Commissioner Bernard Hogan-Howe to warn there would be a "zero tolerance" approach to xenophobic attacks.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
They said police would be "extra vigilant" after a spate of incidents including <a href="http://www.standard.co.uk/news/london/police-probe-racist-graffiti-smeared-on-polish-centre-after-brexit-vote-a3281081.html" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #ff970d; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">racist graffiti being daubed on a Polish community centre</a>in Hammersmith.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
City Hall aides said Mr Khan was "very concerned" about reports of racial tension after the Brexit vote highlighted disagreements about immigration.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
London voted strongly for Britain to stay in the EU with around 60 per cent of people voting Remain, and just five of the 33 boroughs wanting to leave.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
Around 850,000 Londoners were born in other EU countries, with Poles and Irish the biggest groups, and many are concerned about what Brexit will mean.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
Some have reported being shouted at to "go home" in the streets, with leaflets pushed through letterboxes and schoolchildren facing hostility. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
In a statement, the Mayor said: "Last week the country voted to leave the European Union but London voted to stay. In every corner of our city, including those few areas where the majority voted to leave, people of all nationalities, races and religions live cheek by jowl, in harmony. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
"I say to them all you are, and you will continue to be, welcome in London and in all our communities. As Mayor, I take seriously my responsibility to defend London's fantastic mix of diversity and tolerance. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
"So it's really important we stand guard against any rise in hate crimes or abuse by those who might use last week's referendum as cover to seek to divide us. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
"I've asked out police to be extra vigilant for any rise in cases of hate crime and I'm calling on all Londoners to pull together and rally behind this great city. While I'm Mayor, addressing hate crimes will be a priority for the Met. We will have a zero tolerance approach to any attempt to hurt and divide our communities."</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
However, Mr Khan added that it was important not to "demonise" the 1.5 million Londoners who voted for Brexit. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
"While I and millions of others disagreed with their decision, they took it for a variety of reasons and this shouldn't be used to accuse them of being xenophobic or racist. We must respect their decision and work together now to get the best deal for London," he added.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
Met chief Sir Bernard added: "London is a diverse global city where people from many different backgrounds live and work side-by-side in safety. That hasn't changed in the past few days but if people do have any concerns they should let the police know. We will investigate vigorously any reports or crime motivated by hatred."</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
It came as Mr Khan and the Mayor of Paris pledged to defy the Brexit vote and work "more closely together than ever before".</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
He and Anne Hidalgo, who was the first foreign leader to meet the new London Mayor, issued a joint statement stating that cities were now more important than countries in shaping the future. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
They wrote: "There is so much that unites our two great cities. Shared history, shared culture, shared challenges and the shared experience of being one of just a handful of truly global cities."</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: publico; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 28px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; word-wrap: break-word;">
Suggesting that the British referendum result would not have an adverse effect, they said: "Together, we can act as a powerful counterweight to the lethargy of nation states and to the influence of industrial lobbies. Together, we can and will shape the century ahead."</div>
</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<h2 class="article-excerpt" itemprop="alternativeHeadline" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #282828; font-size: 1.2em; letter-spacing: -0.03em; line-height: 1.1; margin: 0.83em 0px; max-width: 640px; text-align: center;">
</h2>
<h2 class="article-excerpt" itemprop="alternativeHeadline" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #282828; font-family: franklin-gothic-urw, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 1.2em; letter-spacing: -0.03em; line-height: 1.1; margin: 0.83em 0px; max-width: 640px;">
time.com: </h2>
<h2 class="article-excerpt" itemprop="alternativeHeadline" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #282828; font-family: franklin-gothic-urw, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 1.2em; letter-spacing: -0.03em; line-height: 1.1; margin: 0.83em 0px; max-width: 640px;">
Shocking accounts have emerged following the vote to leave the E.U.</h2>
<div class="article-content" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #282828; font-family: Georgia, serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
There has been a surge in racist attacks in the United Kingdom following Thursday’s referendum in which 52% of voters said they wanted to leave the European Union.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
“There are very obvious links from the outcome of the result and people using it like a catalyst to say things like ‘we are out of Europe so you now can’t be here’ or ‘go back home'” says Gareth Cuerden, head of hate crimes in Wales for the charity Victim Support. He said his team has received over 60 reports of hate crimes and incidences in Wales, including from non-European racial groups.</div>
<div class="article-video ad_brightcove_video right-rail-adjacent" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; float: left; max-width: 632px; padding-bottom: 1em; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; width: calc(100% - 320px);">
<div class="ad_brightcove_video-wrapper" id="ad_brightcove" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
<div id="tim_6" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
</div>
<div id="tim_12" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
</div>
</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
The rise in racist attacks appears to be pegged to the belief that migrants will have to leave the U.K. following the referendum — in which the Leave campaign vowed to <span class="st" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">“take back control” of immigration. Cuerden notes that they saw a similar spike of hate crimes and incidences in Wales around last November’s Paris terrorist attacks. “When public figures, t</span>he press and everyone focuses on a story that is specific to a characteristic like race or religion we can expect an increase [in hate crimes]” says Cuerden. <span class="st" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">“W</span>e are expecting the same trend to come through with the E.U. referendum because there has been a big focus on race.”</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
London’s Metropolitan police confirmed on Sunday that they were looking into “allegedly racially motivated criminal damage” to the Polish Social and Cultural Association in west London, after graffiti was found on the front entrance. The Polish embassy released a <a href="https://twitter.com/PolishEmbassyUK/status/747366193250574337" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(24, 12, 12, 0.247059); box-sizing: border-box; color: #0c97d2; text-decoration: none;" target="_blank">statement </a>on Monday, expressing alarm at the “recent incidences of xenophobic abuse” of the Polish community and other minority groups. In Wales, businesswoman Shazia Awan, who campaigned for the U.K to remain in the E.U. was told to “<a href="http://www.ibtimes.co.uk/racist-brexit-blowback-muslim-women-targeted-abuse-after-eu-referendum-vote-1567421" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(24, 12, 12, 0.247059); box-sizing: border-box; color: #0c97d2; text-decoration: none;" target="_blank">pack her bags and go home.</a>”</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
It also emerged that cards saying “Leave the E.U. No more Polish vermin” were left outside homes and a school in Cambridgeshire — an area that has seen high-levels of E.U. immigration to work in its farming and packaging industries. Channel 4 correspondent Ciaran Jenkins said three people shouted “send them home” as he was reporting from the northern English town of Barnsley last Friday.</div>
<div class="time-embed time-embed__twitter" data-provider="twitter" data-url="https://twitter.com/C4Ciaran/status/746296567838216192?ref_src=twsrctfw" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
<div class="embed-twitter" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
<twitterwidget class="twitter-tweet twitter-tweet-rendered" data-tweet-id="746296567838216192" id="twitter-widget-0" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; display: block; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; max-width: 100%; min-width: 220px; position: static; transform: rotate(0deg); visibility: visible; width: 500px;"></twitterwidget><br />
<div class="SandboxRoot is-touch env-bp-350" data-twitter-event-id="0" style="background: 0px 0px; color: #1c2022; direction: ltr; font-family: Helvetica, Roboto, "Segoe UI", Calibri, sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: normal; line-height: 1.4; position: relative; white-space: initial;">
<div class="EmbeddedTweet EmbeddedTweet--mediaForward media-forward js-clickToOpenTarget js-tweetIdInfo" data-click-to-open-target="https://twitter.com/C4Ciaran/status/746296567838216192" data-dt-abbr="%{number}%{symbol}" data-dt-am="AM" data-dt-full="%{hours12}:%{minutes} %{amPm} - %{day} %{month} %{year}" data-dt-h="h" data-dt-hour="hour" data-dt-hours="hours" data-dt-long="%{day} %{month} %{year}" data-dt-m="m" data-dt-minute="minute" data-dt-minutes="minutes" data-dt-months="Jan|Feb|Mar|Apr|May|Jun|Jul|Aug|Sep|Oct|Nov|Dec" data-dt-now="now" data-dt-pm="PM" data-dt-s="s" data-dt-second="second" data-dt-seconds="seconds" data-dt-short="%{day} %{month}" data-iframe-title="Twitter Tweet" data-scribe="page:tweet" data-tweet-id="746296567838216192" data-twitter-event-id="9" id="twitter-widget-0" lang="en" style="border-radius: 4px; border: 0px; cursor: pointer; max-width: 520px; overflow: hidden;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<article class="MediaCard
MediaCard--mediaForward
customisable-border" data-scribe="component:card" dir="ltr"><div class="MediaCard-media" style="background-color: #f5f8fa; overflow: hidden; position: relative; width: 500px;">
<br /></div>
</article></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="time-embed time-embed__twitter" data-provider="twitter" data-url="https://twitter.com/JamesTitcombe/status/746369709713596416?ref_src=twsrctfw" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
<div class="embed-twitter" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
<twitterwidget class="twitter-tweet twitter-tweet-rendered" data-tweet-id="746369709713596416" id="twitter-widget-3" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; display: block; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; max-width: 100%; min-width: 220px; position: static; transform: rotate(0deg); visibility: visible; width: 500px;"></twitterwidget><br />
<div class="SandboxRoot is-touch env-bp-350" data-twitter-event-id="3" style="background: 0px 0px; color: #1c2022; direction: ltr; font-family: Helvetica, Roboto, "Segoe UI", Calibri, sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: normal; line-height: 1.4; position: relative; white-space: initial;">
<div class="EmbeddedTweet js-clickToOpenTarget" data-click-to-open-target="https://twitter.com/JamesTitcombe/status/746369709713596416" data-dt-abbr="%{number}%{symbol}" data-dt-am="AM" data-dt-full="%{hours12}:%{minutes} %{amPm} - %{day} %{month} %{year}" data-dt-h="h" data-dt-hour="hour" data-dt-hours="hours" data-dt-long="%{day} %{month} %{year}" data-dt-m="m" data-dt-minute="minute" data-dt-minutes="minutes" data-dt-months="Jan|Feb|Mar|Apr|May|Jun|Jul|Aug|Sep|Oct|Nov|Dec" data-dt-now="now" data-dt-pm="PM" data-dt-s="s" data-dt-second="second" data-dt-seconds="seconds" data-dt-short="%{day} %{month}" data-iframe-title="Twitter Tweet" data-scribe="page:tweet" data-twitter-event-id="5" id="twitter-widget-3" lang="en" style="border-radius: 4px; border: 1px solid rgb(225, 232, 237); cursor: pointer; max-width: 520px; overflow: hidden;">
<div class="EmbeddedTweet-tweet" style="padding: 20px 20px 11.6px;">
<blockquote cite="https://twitter.com/JamesTitcombe/status/746369709713596416" class="Tweet h-entry js-tweetIdInfo subject expanded
is-deciderHtmlWhitespace" data-scribe="section:subject" data-tweet-id="746369709713596416" style="border: none; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="Tweet-body e-entry-content" data-scribe="component:tweet">
</div>
</blockquote>
</div>
</div>
<div class="resize-sensor" style="bottom: 0px; left: 0px; overflow: hidden; position: absolute; right: 0px; top: 0px; visibility: hidden; z-index: -1;">
<div class="resize-sensor-expand" style="bottom: 0px; left: 0px; overflow: hidden; position: absolute; right: 0px; top: 0px; visibility: hidden; z-index: -1;">
<div style="height: 196px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; transition: 0s; width: 510px;">
</div>
</div>
<div class="resize-sensor-shrink" style="bottom: 0px; left: 0px; overflow: hidden; position: absolute; right: 0px; top: 0px; visibility: hidden; z-index: -1;">
<div style="height: 372.344px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; transition: 0s; width: 1000px;">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1.5em; max-width: 640px;">
Other minority groups in the country have experienced threats and taunts on their right to be in the U.K. On Twitter, <a href="https://twitter.com/drmaliabbasi/status/746987198914887680" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(24, 12, 12, 0.247059); box-sizing: border-box; color: #0c97d2; text-decoration: none;" target="_blank">Ali Abbasi</a> said that a Sikh colleague was told by a patient: “shouldn’t you be on a plane back to Pakistan? we voted you out.” While another Twitter user reported that men shouted <a href="https://twitter.com/KeremBrulee/status/746748379921813508?ref_src=twsrc^tfw" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(24, 12, 12, 0.247059); box-sizing: border-box; color: #0c97d2; text-decoration: none;" target="_blank">“out, out, out” </a>at a Muslim woman in South London, telling her: “this is England we’re white, get out of my country.”</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
The spokesperson for the Muslim Council Miqdaad Versi, who <a href="http://www.mcb.org.uk/post-referendum-hate-crimes/" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(24, 12, 12, 0.247059); box-sizing: border-box; color: #096d98; outline: 0px; text-decoration: none;" target="_blank">has been collating online reports of hate incidences and crimes</a>, told TIME that he has seen a rise in bigotry following the referendum results where “a mixture of different communities” have been attacked for not being of white British heritage.</div>
<div class="time-embed time-embed__twitter" data-provider="twitter" data-url="https://twitter.com/miqdaad/status/746675989728591872" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
<div class="embed-twitter" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">
<twitterwidget class="twitter-tweet twitter-tweet-rendered" data-tweet-id="746675989728591872" id="twitter-widget-4" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; display: block; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; max-width: 100%; min-width: 220px; position: static; transform: rotate(0deg); visibility: visible; width: 500px;"></twitterwidget><br />
<div class="SandboxRoot is-touch env-bp-350" data-twitter-event-id="4" style="background: 0px 0px; color: #1c2022; direction: ltr; font-family: Helvetica, Roboto, "Segoe UI", Calibri, sans-serif; font-size: 16px; font-stretch: normal; line-height: 1.4; position: relative; white-space: initial;">
<div class="EmbeddedTweet EmbeddedTweet--mediaForward media-forward js-clickToOpenTarget js-tweetIdInfo" data-click-to-open-target="https://twitter.com/miqdaad/status/746675989728591872" data-dt-abbr="%{number}%{symbol}" data-dt-am="AM" data-dt-full="%{hours12}:%{minutes} %{amPm} - %{day} %{month} %{year}" data-dt-h="h" data-dt-hour="hour" data-dt-hours="hours" data-dt-long="%{day} %{month} %{year}" data-dt-m="m" data-dt-minute="minute" data-dt-minutes="minutes" data-dt-months="Jan|Feb|Mar|Apr|May|Jun|Jul|Aug|Sep|Oct|Nov|Dec" data-dt-now="now" data-dt-pm="PM" data-dt-s="s" data-dt-second="second" data-dt-seconds="seconds" data-dt-short="%{day} %{month}" data-iframe-title="Twitter Tweet" data-scribe="page:tweet" data-tweet-id="746675989728591872" data-twitter-event-id="6" id="twitter-widget-4" lang="en" style="border-radius: 4px; border: 0px; cursor: pointer; max-width: 520px; overflow: hidden;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<article class="MediaCard
MediaCard--mediaForward
customisable-border" data-scribe="component:card" dir="ltr"><div class="MediaCard-media" style="background-color: #f5f8fa; overflow: hidden; position: relative; width: 500px;">
<span class="u-hiddenVisually" style="border: 0px !important; clip: rect(1px 1px 1px 1px) !important; height: 1px !important; overflow: hidden !important; padding: 0px !important; position: absolute !important; width: 1px !important;">View image on Twitter</span><br />
<div class="MediaCard-widthConstraint js-cspForcedStyle" data-style="max-width: 1200px" style="margin: 0px auto; max-width: 1200px;">
<div class="MediaCard-mediaContainer js-cspForcedStyle" data-style="padding-bottom: 89.4167%" style="padding-bottom: 447.078px; position: relative;">
<a href="http://news.sky.com/story/1717862/police-probe-post-brexit-attacks-on-poles" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(24, 12, 12, 0.247059); background-color: white; box-sizing: border-box; color: #0c97d2; font-family: Georgia, serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px; text-decoration: none;" target="_blank">In an interview with Sky</a><span style="background-color: white; color: #282828; font-family: "georgia" , serif; font-size: 19.2px; line-height: 26.88px;">, the former chairwoman of the Conservative Party Baroness Warsi said that it is time for Leave campaigners “to come out and say that the campaigning was divisive and was xenophobic and give a commitment that future campaigning and the way that they intend to run this country will be united, will make people from all backgrounds feel like they belong.”</span></div>
</div>
</div>
</article></div>
</div>
</div>
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; max-width: 640px;">
<span class="message_body" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;">London Mayor Sadiq Khan has put the the capital’s police on alert for racially motivated incidents. “It’s really important we stand guard against any rise in hate crimes or abuse by those who might use last week’s referendum as cover to seek to divide us,” <a href="https://www.theguardian.com/uk-news/2016/jun/27/sadiq-khan-muslim-council-britain-warning-of-post-brexit-racism?CMP=share_btn_tw]" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: rgba(24, 12, 12, 0.247059); box-sizing: border-box; color: #0c97d2; text-decoration: none;" target="_blank">he told the Guardian</a>.</span><br />
<span class="message_body" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ0C-cCu2wpPE5vUtQlxxkLtnYEkbZsFy56i5W01q_TrBo5ylAywRkBfZtaykYE4OAcUSf12KnHk3BHpf04z3_8PDbUrkZgK6u2prMzs9lp390z8JPLJqstMtADdMjuO8dprFBP9Qp1g8/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ0C-cCu2wpPE5vUtQlxxkLtnYEkbZsFy56i5W01q_TrBo5ylAywRkBfZtaykYE4OAcUSf12KnHk3BHpf04z3_8PDbUrkZgK6u2prMzs9lp390z8JPLJqstMtADdMjuO8dprFBP9Qp1g8/s1600/bird.png" /></a></div>
<div class="tipHeader fl" style="color: black; float: left; font-family: Verdana; font-size: 20px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px; padding-top: 12px; width: 725px;">
<h1 style="font-size: 22px; letter-spacing: 0.3px;">
Is currency depreciation good or bad for the economy?</h1>
</div>
<div style="color: black; float: right; font-family: Arial; font-size: 13px; line-height: normal; margin: 0px 20px 0px 36px; padding-top: 28px;">
<div class="fl" style="float: left; margin: 0px 20px 0px 0px;">
<div class=" fb_reset" id="fb-root" style="background: none; border-spacing: 0px; border: 0px; cursor: auto; direction: ltr; font-family: "lucida grande", tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1; margin: 0px; overflow: visible; padding: 0px; text-shadow: none; visibility: visible; word-spacing: normal;">
<div style="height: 0px; overflow: hidden; position: absolute; top: -10000px; width: 0px;">
<div>
</div>
</div>
<div style="height: 0px; overflow: hidden; position: absolute; top: -10000px; width: 0px;">
<br /></div>
</div>
<fb:like class=" fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=128709533884187&container_width=0&href=http%3A%2F%2Fwww.theglobaleconomy.com%2Fguide%2Farticle%2F105%2F&layout=button_count&locale=en_US&sdk=joey&send=false&show_faces=false&width=120" fb-xfbml-state="rendered" font="" href="" layout="button_count" send="false" show_faces="false" style="display: inline-block; position: relative;" width="120"><span style="display: inline-block; height: 20px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 78px;"><br /></span></fb:like></div>
</div>
<div id="list" style="color: black; float: left; font-family: Arial; font-size: 13px; line-height: normal; margin-right: 35px; padding: 0px; width: 725px;">
<div class="tipInfo" style="color: #414142; line-height: 19px; margin-bottom: 10px;">
<div>
When a currency depreciates, the prices of domestically-produced goods decline relative to international prices. The exporting firms become more competitive and exports increase. If the growth of exports is significant, then production and employment also expand and the entire economy accelerates. For that reason, countries sometimes try to cause a depreciation of their currencies in order to stimulate the economy. Observe, for example, the growth of the UK economy after the 1992 depreciation of the British pound.</div>
<div class="clearer" style="clear: both;">
</div>
</div>
<div class="clearer" style="clear: both;">
</div>
<div class="tipHeader" style="font-family: Verdana; font-size: 20px; letter-spacing: 0.3px; line-height: 24px; padding-top: 12px; width: 725px;">
</div>
<div class="tipInfo" style="color: #414142; line-height: 19px; margin-bottom: 10px;">
<div>
However, a depreciating currency does not necessarily cause an economic boom. In fact, the economy can go into a steep recession as in the case of Indonesia.</div>
<div class="clearer" style="clear: both;">
</div>
<iframe frameborder="0" height="300" scrolling="no" src="https://www.theglobaleconomy.com/graph_page.php?indicatorID=NY.GDP.MKTP.KD.ZG&countries=id&show=8&period=1994:1998&title=Economic+growth+in+Indonesia+(the+Indonesial+rupiah+depreciated+in+1997)" width="560"></iframe></div>
<div class="clearer" style="clear: both;">
</div>
<div class="tipInfo" style="color: #414142; line-height: 19px; margin-bottom: 10px;">
Whether or not depreciation causes an economic expansion depends on several factors. First, does the country import many raw materials and intermediate goods? If it does, when the currency depreciates, the cost of production increases and the country does not become more competitive. For example, if a clothing company imports all of its textiles, then its cost will increase when the currency depreciates. It would not become more competitive. It may be able to switch to using domestic textile but that is a long process and it may not even be possible if there are no domestic producers of textile.<br />
<br />
Second, has the country borrowed extensively in foreign currencies? If it has, then the value of its international debt (expressed in domestic currency) increases as soon as the currency depreciates. If the currency value declines by 20 percent, the value of international debts immediately increases by 20 percent making it very difficult for governments, firms, and households to pay back their debts. Some firms and households (and possibly governments) may go bankrupt pushing the economy into a recession.<br />
<br />
Third, would the depreciation cause high inflation? In countries that import many of their essential products such as food and fuels, currency depreciation can produce high inflation. The prices of these imported products increase but people cannot stop buying them. High inflation, in turn, creates an environment of financial instability and uncertainty and leads to lower economic activity. Inflation also creates political unrest as people cannot afford essential goods and often initiate public protests against the government.<br />
<br />
All of the above helped push Indonesia into a steep recession.</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span class="message_body" style="-webkit-font-smoothing: antialiased; -webkit-tap-highlight-color: transparent; box-sizing: border-box;"><br /></span></div>
</div>
</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6230856944727730512.post-12404136245861175822017-05-10T00:00:00.000-07:002017-05-09T18:59:47.793-07:00INtoleran INdonesiA (2)<h1 style="line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="" style="clear: both; font-family: "helvetica neue", helvetica, arial, sans-serif; font-size: 38.5px; text-align: center;">
<span style="background-color: cyan;">moment of truth: TANPA KESEJAHTERAAN atau WAJIB SEJAHTERA</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: "helvetica neue", helvetica, arial, sans-serif; font-size: 38.5px; text-align: center;">
<br /></div>
<br /><div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
<div class="separator" style="clear: both; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG5BNOuyghZ-0P7ayHdo1sGu7hbf3ZOFQf3kdOPZ983FCFjWIikTPTodHMSQH0XyALj0qq87HCt04j3YAVt0I1UGkURFZcuekcJN-_AvA-9b6ZDUwuW8R6aPo1iV9ETjndPo_3M-IuxR8/s1600/pilkada+toleran+2017feb.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG5BNOuyghZ-0P7ayHdo1sGu7hbf3ZOFQf3kdOPZ983FCFjWIikTPTodHMSQH0XyALj0qq87HCt04j3YAVt0I1UGkURFZcuekcJN-_AvA-9b6ZDUwuW8R6aPo1iV9ETjndPo_3M-IuxR8/s320/pilkada+toleran+2017feb.png" width="320" /></a></div>
<div style="box-sizing: border-box;">
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<span style="color: #666666;"><strong><br /></strong></span></div>
<div style="line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box;">
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px 15px 25px;">
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<div style="box-sizing: border-box; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Liputan6.com, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai ada keterkaitan tak langsung antara pembubaran Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan vonis 2 tahun terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait kasus penodaan agama.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">"Ini dilakukan dalam waktu berdekatan, kami melihat ini ada indikasi semacam kompromi politik, indikatornya adalah representasi kelompok kanan, hal ini HTI dibubarkan. Maka, untuk meredam itu Ahok sebagai representasi kelompok liberal juga divonis," kata Kordinator Kontras, Yati Andriyani di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Mei 2017.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">BACA JUGA</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Setara Institute: Hakim Vonis Ahok dengan Standar Ganda</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Setara Institute: Vonis Ahok di Luar Kelaziman</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Setara Institute: Majelis Hakim Ahok di Bawah Tekanan Massa</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Kedua peristiwa tersebut, ia mengungkapkan, tidak sesuai dengan terapan hukum berkeadilan. Apalagi, ia melihat, vonis 2 tahun penjara yang diberikan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk Ahok dipaksakan karena desakan massa. Sedangkan pembubaran HTI adalah pernyataan sepihak pemerintah.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">"Dalam kasus ini kita tidak melihat ada intensi sengaja penodaan. Kita melihat hakim terpengaruh tekanan massa. Pada HTI, harusnya pembubaran harus ada pengujian ketat pemerintah, kalau hanya dibilang HTI melawan Pancasila-NKRI itu masih secara umum, harus dibuktikan (mendalam) dulu," imbuh Yati.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Ia menjelaskan, 2 peristiwa tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Kontras. Di mana ada ongkos mahal yang dikorbankan, yakni HAM dan nilai demokrasi.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">"Kami khawatirkan ini (pembubaran HTI dan vonis Ahok) bentuk kompromi pemerintah untuk meredakan situasi. Tapi sesungguhnya, ini mengorbankan banyak hal, ada ongkos yang mahal, HAM dan nilai demokrasi dan serta aturan hukum," tandas Yati.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto menjelaskan, pemerintah punya alasan khusus sampai akhirnya mengambil keputusan tersebut. Salah satunya, kegiatan HTI dinilai dapat membahayakan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">"Aktivitas yang dilakukan HTI nyata-nyata telah menimbulkan benturan di tengah masyarakat yang pada gilirannya mengancam keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat serta membahayakan keutuhan NKRI," ujar Wiranto di kantornya, Senin, 8 Mei 2017.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">Sementara Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan pidana penjara selama 2 tahun terhadap terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;">"Memperhatikan Pasal 156a huruf a KUHP dan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 serta ketentuan lain yang bersangkutan, mengadili menyatakan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penodaan agama. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa olah karena itu dengan pidana penjara selama dua tahun," kata Dwiarso.</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif; font-size: 16px;">Selanjutnya, kata dia, memerintahkan agar terdakwa ditahan, menetapkan barang bukti yang diajukan oleh penuntut umum berupa nomor satu dan seterusnya dan👃 bukti yang diajukan oleh penasihat hukum berupa nomor satu dan seterusnya, seluruhnya tetap terlampir dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berkas perkara, membebankan kepada terdakwa (Ahok) untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal; text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif; font-size: 16px;">👂</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif; font-size: 16px;"><br /></span></div>
<span style="color: #323233; font-family: open sans, tahoma, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: normal;">Liputan6.com, Jakarta - Paranormal kondang Ki Gendeng Pamungkas ditangkap penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Dia ditangkap di rumahnya atas tudingan melakukan diskriminasi terhadap ras dan etnis tertentu atau rasis, Selasa 9 Mei 2017 malam.</span></span><br />
<span style="color: #323233; font-family: open sans, tahoma, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: normal;"><br /></span></span>
<span style="color: #323233; font-family: open sans, tahoma, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: normal;">"Ditangkap di Jalan Tanah Merdeka, Perumahan Bogor Baru, Blok D IV, No 45, RT 07 RW 01, Tegal Lega, Kota Bogor, semalam sekitar pukul 23.00 WIB," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (10/5/2017).</span></span><br />
<span style="color: #323233; font-family: open sans, tahoma, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: normal;"><br /></span></span>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: start;">
Pria berusia 69 tahun itu dijerat dengan Pasal 4 huruf b jo Pasal 16 UU RI Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 156 KUHP tentang Perbuatan Menunjukkan Kebencian karena Perbedaan Ras dan Etnis.</div>
<div style="text-align: start;">
<br /></div>
<div style="text-align: start;">
Dalam penangkapan itu, polisi juga menyita barang bukti berupa 1 unit ponsel, jaket jeans dengan tulisan "Fight Againts Cina", 67 kaus atau baju dengan tulisan anti-China, 1 topi Front Pribumi warna hitam, 1 bangku, 4 pisau sangkur, 2 air softgun, sejumlah stiker dan badge dengan tulisan anti-China, recorder CCTV, dan kartu identitas tersangka.</div>
<div style="text-align: start;">
<br /></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box;">"Sekarang tersangka masih ditahan di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya untuk diperiksa intensif," ucap Argo.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #323233; font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">❤</span></div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif; font-size: 16px;">Bisnis.com</span><span style="font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">, JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam keras langkah Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia Hary Tanoesoedibjo alias HT yang melaporkan media online Tirto.id. dengan tuduhan pencemaran nama baik ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Selasa 25 April 2107.</span></div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
AJI mendesak Polda Metro Jaya segera melimpahkan laporan ini ke Dewan Pers.</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</h1>
<h2 style="border-bottom: 1px solid rgb(85, 85, 85); box-sizing: border-box; color: #0a9bd6; display: inline-block; font-family: OpenSans-Bold; font-size: 18px; font-weight: 500; line-height: 1.1; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px;">
BACA JUGA :</h2>
<h1 style="line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box;">
<div style="line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box;">
<div style="margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px 15px 25px;">
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-weight: normal;">
<div class="liat-juga" style="border: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; color: #333333; float: left; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 20px 25px; width: 320px;">
<ul style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; padding: 23px 0px 12px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170427/16/648890/miryam-haryani-dpo-polisi-segera-sebar-foto-identitas-dan-data-miryam-ke-seluruh-indonesia" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Miryam Haryni DPO, Polisi Sebar Foto ke Seluruh Indonesia">Miryam Haryni DPO, Polisi Sebar Foto ke Seluruh Indonesia</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(234, 234, 234); box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170427/16/648862/vonis-ahok-kapolda-tak-izinkan-aksi-massa-untuk-tekan-hakim" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Kapolda Tak Izinkan Aksi Massa Tekan Hakim Kasus Ahok">Kapolda Tak Izinkan Aksi Massa Tekan Hakim Kasus Ahok</a></li>
<li style="border-bottom: 0px; box-sizing: border-box; font-family: OpenSans-Regular; font-size: 16px; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; padding: 12px 0px;"><a href="http://kabar24.bisnis.com/read/20170427/16/648845/baru-bebas-politisi-golkar-ini-terjerat-kasus-korupsi-lagi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Baru Bebas, Politisi Golkar Ini Terjerat Kasus Korupsi Lagi">Baru Bebas, Politisi Golkar Ini Terjerat Kasus Korupsi Lagi</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Hary, bos perusahaan media di bawah MNC Group, melalui pengacaranya melaporkan media Tirto.id karena tulisan jurnalis investigasi asal Amerika Serikat, Allan Nairn, berjudul "Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar" yang dipublikasikan Tirto.id.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Dalam tulisan Nairn, Hary disebut sebagai salah satu pendukung utama gerakan makar dan disebut sebagai penyandang dana.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim mengatakan langkah Hary melapor ke polisi itu mengancam kebebasan pers di Indonesia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Menurut AJI, pelaporan produk jurnalistik ke polisi ini menunjukkan Hary tidak memahami semangat kebebasan pers dan Undang-Undang Pers.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
"Jika Hary Tanoe merasa dirugikan oleh pemberitaan Tirto.id, seharusnya dia menggunakan cara yang diatur UU Pers yakni hak jawab atau mengadukan ke Dewan Pers, bukan justru melapor ke polisi," kata Ahmad Nurhasim, Kamis (27/4/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Laporan Hary diterima Polda Metro Jaya dengan nomor berkas LP/2000/IV/2017/PMJ/Dit.Reskrimsus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Pengacara Hary melaporkan kasus tersebut dengan Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang pencemaran nama baik juncto Pasal 27 ayat 3 Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Nurhasim mengatakan, Hary, pengusaha yang memiliki dan hidup dari media, mestinya memberikan contoh yang benar dalam menyelesaikan sengketa pemberitaan dengan media.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Undang-undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 menjelaskan bila sengketa pemberitaan tidak bisa selesai dengan mekanisme hak jawab, maka diselesaikan melalui mediasi di Dewan Pers.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
AJI Jakarta menilai tindakan Hary yang menempuh jalur pidana dalam menyelesaikan sengketa pemberitaan tersebut justru merusak prinsip-prinsip demokrasi dan menunjukkan dia antikebebasan pers.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Langkah Hary mempidanakan Tirto.id benar-benar mengancam kebebasan pers," ujar Nurhasim.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Koordinator Divisi Advokasi AJI Jakarta Erick Tanjung mendesak Polda Metro Jaya tidak menindaklanjuti laporan tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
“Polisi harus segera melimpahkan laporan itu ke Dewan Pers. Biarkan Dewan Pers yang menilai apakah berita tersebut melanggar kode etik jurnalistik atau tidak,” kata Erick.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Dewan Pers adalah institusi yang punya wewenang menilai pelanggaran kode etik jurnalistik suatu berita. Erick juga meminta Hary mencabut laporannya ke polisi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Kasus berita Tirto.id ini juga mendorong Markas Besar Tentara Nasional Indonesia berniat melaporkan media ini ke Kepolisian. Belakangan, sikap TNI melunak dan hanya akan melaporkan media ini ke Dewan Pers.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
AJI Jakarta mengingatkan jurnalis untuk selalu bekerja dengan menaati 11 Pasal Kode Etik Jurnalistik. Sejumlah pasal itu, antara lain, Pasal 1 menyatakan jurnalis Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;"></b><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px;">
Pasal 3 juga menyatakan jurnalis Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampuradukkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👮</div>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">Kabar24.com, JAKARTA - Polri menilai ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, karena mengajak untuk mewujudkan pemerintahan berdasarkan khilafah.</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">"Bukan terindikasi lagi. Sudah banyak videonya beredar untuk mengajak pada khilafah," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/5/2017).</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">"Negara ini berdasarkan Pancasila. Bukan negara agama. Jadi jangan coba-coba ada perkumpulan, ada ormas apapun yang mencoba mengganti dasar negara dari Pancasila ke ideologi lainnya," katanya.</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">Rikwanto mengatakan, pendapat pemerintah terhadap ide khilafah yang diusung HTI, kini masih dikaji di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam).</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">"Mudah-mudahan segera diterbitkan pernyataan resmi pemerintah terhadap HTI," katanya.</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">Tidak hanya terhadap HTI, pihaknya pun mengimbau ormas keagamaan lainnya agar tidak mengusung ide-ide untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara.</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">Polri pun kini tengah berupaya memetakan berbagai wilayah yang digunakan oleh ormas HTI dalam melakukan kaderisasi anggota baru.</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">"Kami memetakan dia kaderisasinya di mana saja," katanya.</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">Sebelumnya, sejumlah acara HTI di berbagai daerah batal dilaksanakan termasuk rencana digelarnya International Khilafah Forum (IKF) pada 23 April di Balai Sudirman, Jakarta, karena tidak mendapatkan izin dari kepolisian setempat.</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"><br /></span></span>
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;">Sumber : Antara</span></span><br />
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"><span style="font-size: 16px;"></span></span><br />
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
👀</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;"><br /></b></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<b style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">Jakarta</b><span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";"> - Sajak Sang Penista karya Fadli Zon dinyanyikan Ahmad Dhani dan video klipnya jadi kontroversi. Fadli Zon menilai nyanyian yang jadi kontroversi itu tak melanggar aturan masa tenang Pilgub DKI, karena tak memuat kampanye.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";">"Ya sajak saya itu kan 'Sajak Sang Penista' itu dibuat bulan Februari tapi baru dibuat lagunya sama Mas Ahmad Dhani beberapa waktu lalu sebagai kolaborasi. Setelah ngobrol-ngobrol kemudian Mas Dhani membuat sajak jadi lagu kemudian dilaunching kemarin pukul 17.00 WIB ya lumayan responsnya sih bagus belum 24 jam sudah lebih dari 40 ribu yang nonton," kata Fadli Zon yang juga Wakil Ketua DPR RI, kepada wartawan, Senin (18/4/2017).</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";">Fadli lantas bicara sedikit soal isi sajak yang kini jadi lagu itu. "Ini justru bagian dari edukasi ya supaya masyarakat tahu bahwa ketegangan ini sebenarnya oleh satu orang, makanya judulnya ya itu sang penista," kata Fadli.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div class="detikads parallaxB parallax2" mo="28706" style="color: #2d2d2d; font-family: helvetica, arial; font-size: 16px; font-weight: normal; height: 250px; position: relative; width: 441px;">
<div class="parallaxA_abs" style="clip: rect(auto auto auto auto); height: 250px; left: 0px; position: absolute; top: 0px; width: 441px;">
<div class="parallaxA_fix" style="height: 703px; margin: 0px auto; position: fixed; top: 0px; transform: translateZ(0px); width: 441px;">
<div class="parallaxA_ads" style="border: none; bottom: auto; height: auto; left: 220.5px; position: absolute; top: 0px; transform: translateX(-50%); width: 441px;">
<br /></div>
<div class="parallaxA_ads" style="border: none; bottom: auto; height: auto; left: 220.5px; position: absolute; top: 0px; transform: translateX(-50%); width: 441px;">
Soal tudingan Golkar bahwa Fadli dan Ahmad Dhani tak tahu aturan masa tenang Pilgub DKI, Wakil Ketua Umum Gerindra itu menampik. Menurutnya sajak dan lagu itu bagian dari karya seni dan sama sekali tak ada hubungannya dengan kampanye.</div>
</div>
</div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";">"Kan kita tidak bicara tentang mengkampanyekan siapa. Kita hanya menjelaskan duduk soal dari masalah aktual yang sedang terjadi. Jadi ekspresi seni itu bebas-bebas saja," kata Fadli.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial";">"Yang harus dikritik oleh Golkar itu pembagian-pembagian sembako yang brutal jadi bukan masif tapi masif, sistematis, terstruktur dan brutal. Kalau ekspresi seni budaya apalagi tidak menyebut calon dan tidak mengajak kampanye saya kira tidak ada masalah," pungkasnya.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">(van/try)</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
<strong style="color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial;">👀👀</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Dorongan menegakkan syariat Islam di </span><b style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration-line: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b><span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;"> dianggap sebagai sesuatu mubazir. Kondisi ini menyusul masih adanya kelompok ormas menginginkan Jakarta Bersyariah dengan memanfaatkan momentum Pilgub DKI Jakarta.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Intelektual muslim, Mohammad Monib, mengatakan banyak alasan rasional dorongan syariat Islam menjadi mubazir. Sebab, dalam ajaran Islam diminta untuk meninggalkan banyak hal meragukan. "Bahasa Nabi Muhammad SAW 'da ma yuribuka ila ma la yuribuka', tinggalkan hal-hal yang meragukan kepada hal-hal yang penuh kepastian," kata Monib dalam keterangannya, Selasa (18/4).</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Banyak hal sia-sia bila usulan ini terus diupayakan. Bekas pengajar Universitas Paramadina ini menuturkan, syariat merupakan proses dan esensi keislaman. Ini terutama untuk menegakkan keadilan, keamanan, kesejahteraan, kebersamaan, ketenteraman, keharmonisan dan nondiskriminatif.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Bahkan dalam syariat juga tidak dikenal sebutan warga negara kelas dua. "Semua warga setara dalam hukum keadaban dan beradab," ungkapnya.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">Adanya pengusung Jakarta Bersyariah, Monib mengibaratkan mereka memakai kaca mata kuda. Ini dikarenakan banyak negara bersyariah justru lambat dalam kemajuan teknologi. Sehingga diharapkan DKI Jakarta tidak terlibat dalam wacana syariah tengah digemborkan sekelompok orang.</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="color: black; font-family: "noto sans" , sans-serif;">"Tolong sebutkan mana negara bersyariah yang kreatif-inovatif teknologi dan ipteknya maju? Afghanistan, Pakistan, Arab Saudi? Tolong tengok kondisi keamanan dan ketenteraman di negara itu. Jauh masih kalah dalam semua bidang dari negara-negara sekuler," terang Monib. "Mengusung Jakarta Bersyariah itu kemunduran nalar dan tidak realistik melihat peradaban modern.Jangan jadikan Jakarta model Kabul dan Karachi. Mengerikan dan memalukan." </span><strong style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[ang]</strong></div>
</div>
<div style="font-size: 16px; text-align: center;">
<span style="font-family: "arial";">👪</span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji</strong></div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –</strong> Sikap sebagian jemaah salat Jumat yang mengusir <a href="http://m.tribunnews.com/tag/djarot-saiful-hidayat" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">Djarot Saiful Hidayat</a> di Masjid Jami Al Atiq, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017), menuai kritik.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Sekretaris Timses Basuki - Djarot (BaDja), Ace Hasan Sadzily menyesalkan pernyataan Sandiaga Uno, terkait peristiwa pengusiran calon Wakil Gubernur DKI Jakarta <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2921120/sejumlah-pengurus-ppp-dki-dukung-anies-sandi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Djarot Saiful Hidayat">Djarot Saiful Hidayat</a> di Masjid Masjid Jami' Al'Atiq, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat 14 April 2017.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Masak Pak Sandi menuduh penolakan itu <em style="box-sizing: border-box;">setting</em>-an dan strategi Tim kami? Seharusnya beliau sama-sama menyesalkan peristiwa pengusiran Pak Djarot dari masjid. Masjid kan tempat ibadah. Pak Djarot merupakan muslim yang taat. Masa untuk beribadah salat Jumat diusir," kata Ace di Jakarta, Jumat malam, 14 April 2017.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2921135::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2921118/bupati-wonogiri-ajak-warganya-di-dki-menangkan-ahok-djarot" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Bupati Wonogiri Ajak Warganya di DKI Menangkan Ahok - Djarot</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://news.liputan6.com/read/2921115/gebyar-dangdut-dan-marawis-betawi-digelar-di-gelora-bung-karno" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Gebyar Dangdut dan Marawis Betawi Digelar di Gelora Bung Karno</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2920972/aktivis-muhammadiyah-rmj-kecam-pengusiran-djarot-usai-salat-jumat" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Aktivis Muhammadiyah RMJ Kecam Pengusiran Djarot Usai Salat Jumat</a></li>
</ul>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; position: relative; width: 560px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Politikus Partai Golkar ini mengaku heran kalau ada pernyataan Sandi yang menganggap bahwa peristiwa itu strategi yang dilakukan Tim BaDja. Bahkan ia mempersilakan Sandiaga mengecek langsung ke masjid tempat <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2921120/sejumlah-pengurus-ppp-dki-dukung-anies-sandi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Djarot">Djarot</a> disoraki sebagian warga tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Silakan cek sendiri ke masjidnya, <em style="box-sizing: border-box;">tabayyun</em> dulu. Jangan gampang menuduh seperti itu," ujar Ace.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Ace mengatakan, seharusnya semua komponen menjaga kondusivitas menjelang pemilihan putaran kedua. Jangan menuduh yang bukan-bukan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2920825/kata-sandiaga-soal-djarot-diusir-dari-masjid-tebet" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Sandiaga Uno ">Sandiaga Uno </a>yang merupakan lawan Djarot di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 207 sebelumnya ikut mengomentari peristiwa tersebut. Sandi mengatakan, penolakan dari warga itu seharusnya tidak terjadi selama calon selalu berkomunikasi dengan warga yang akan didatangi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Jadi saya percaya sih semua warga masyarakat menerima, kecuali itu bagian dari strategi kampanye mereka (Djarot) untuk hal seperti itu terlihat ada penolakan," kata Sandiaga di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Sandiaga menyebutkan, selama 18 bulan berkampanye, dia tidak pernah mengalami penolakan. Setiap kali datang ke lokasi kampanye, warga selalu menerima dengan baik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Padahal sih hampir semua acara saya selama 18 bulan karena terjadwal dan terkomunikasikan dengan baik, alhamdulilah selalu diterima," imbuh dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Karena pengalaman itu, Sandiaga yakin seharusnya Djarot tidak mengalami penolakan. Mengingat setiap kampanye pasti sudah dikomunikasikan dengan warga sekitar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Mestinya juga begitu Pak Djarot selalu diterima selama terkomunikasi yang baik, dan sosialisasi yang baik," ujar Sandiaga Uno.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Pengusiran ini merupakan yang ke sekian kali dialami pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini selama masa kampanye. Sebelumnya Djarot pernah mengalami penolakan saat datang ke Masjid At Tin di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Saat itu, Sabtu 11 Maret 2017 malam, <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2921120/sejumlah-pengurus-ppp-dki-dukung-anies-sandi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Djarot Saiful Hidayat">Djarot Saiful Hidayat</a> diusir saat menghadiri haul mantan Presiden Soeharto yang diselenggarakan di masjid tersebut.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
👳</div>
<br />
<br />
Ketua Relawan Matahari Jakarta (RMJ) Supriadi Djae menilai pengusiran Djarot yang maju sebagai calon urut dua wakil gubernur DKI Jakarta merupakan kejahatan yang harus dilawan.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
"Hal semacam ini harus dilawan. Masjid merupakan tempat ibadah yang harus steril dari segala bentuk politisasi," tegas Supriadi saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta.<br />
<br />
Menurut dia pengusiran ini tidak lepas dari ulah oknum tertentu yang mendukung pasangan lain di <a href="http://m.tribunnews.com/tag/pilgub-dki-2017" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none;">Pilgub DKI 2017</a>. Ia menduga ada oknum tidak siap menerima kemenangan Basuki-Djarot.</div>
<div class="adspruce-bannerspot" style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div data-google-query-id="CP3yiaSspNMCFRsYjgodQ24LmQ" id="div-Inside-MediumRectangle" style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; margin: auto; padding: 0px 15px 25px; text-align: center;">
<div id="google_ads_iframe_/56646742/TribunnewsMobile-Metropolitan-Article_3__container__" style="border: 0pt none; margin: 0px; padding: 0px;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/56646742/TribunnewsMobile-Metropolitan-Article_3" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/56646742/TribunnewsMobile-Metropolitan-Article_3" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; margin: 0px; max-width: 100%; padding: 0px; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe><br />
<div style="border: medium none !important; height: 800px !important; left: 0px !important; margin: -18px -15px 0px !important; overflow: hidden !important; padding: 0px !important; position: relative !important; top: 0px !important; transition: height 1s ease 0s !important; width: auto !important; z-index: 1 !important;">
<br />
<a href="https://adclick.g.doubleclick.net/pcs/click%253Fxai%253DAKAOjssMPEIvIcEqfBAAhb9hej0jLzd2frmQk8P9Y-G2C9tfE6Dhw6fNVNSPX-f1qh4dK0vBIb1wz2-7hJc6zkFYnr2qyB2UD7l-HxG5b8CaHlpsQ2b3zm_xQVdTRN2YioPsP0H_M5VOcN8cHAbQMh2JcLEE1fU1kZhYWMi4Ug7CAZluxa9JaKzlf9tP9WX5h5UxHzewA7-S_-DavZG9pmnt8ebGeaPHLcUqEPYl12gcXufKXVDl0607Cf0ajUuGQkNCDHHk0TgwL93EOw%2526sig%253DCg0ArKJSzI3JYRYGuMQtEAE%2526urlfix%253D1%2526adurl%253Dhttps://events.oppo.com/id/2017/oppof3plusblack/" style="color: #016fba; display: block; height: 300px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; width: 1280px;" target="_blank">
</a></div>
</div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
"Cara ini sudah najis dan membabi buta, menghalalkan segala cara untuk menang. Bukti mereka tidak siap menerima kekalahan," Supriadi menegaskan.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
Mantan Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kejadian ini. Jika dibiarkan akan menimbulkan efek domino.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
"RMJ mengutuk keras insiden ini. Jangan dibiarkan, kita harus lawan," kata Supriadi.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
Djarot yang diusir sebagian jemaah memaklumi tindakan mereka. Padahal sebelumnya sebagian jemaah lainnya sempat menerima Djarot dan menyalaminya. </div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px 25px;">
Menurut Djarot mungkin saja mereka yang menolaknya memiliki pemahaman yang berbeda dari dirinya dan pasangan cagubnya petahana Basuki atau Ahok.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<span id="innity-in-post" style="color: #323233; font-family: "open sans" , "tahoma" , sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px;"></span><br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px;">
"Saya berdoa supaya diberikan betul hidayah dalam dirinya, pencerahan dalam dirinya, sehingga pola pikirnya tidak sempit, tidak picik," kata Djarot.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px;">
<br /></div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; padding: 0px 15px; text-align: center;">
👀</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta</strong> - Gerakan kaum intoleran dan radikal sudah menguasai pemikiran sebagian besar masyarakat Indonesia. Kelompok intoleran dan radikal menyebarkan kebencian dengan berkedok agama secara masif, intensif dan berlanjut.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Istri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid, mengingatkan, saat ini gerakan radikal sudah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Gerakan radikal dan intoleransi sudah masuk ke dalam kehidupan bernegara. Hanya berapa belas persen saja yang tidak setuju Indonesia menjadi negara Islam," kata Shinta Nuriyah, dalam talkshow Perempuan dan Kebinekaan, Senin (10/4) di Jakarta.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dari hasil survei yang dilakukan Wahid Foundation diketahui, dari total 1.255 responden, 59 persen memiliki rasa benci terhadap non muslim, etnis Tionghoa, dan lain-lain.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Dampak rasa benci itu membuat mereka tidak setuju anggota kelompok itu (non muslim) menjadi pejabat di Indonesia," ucap Shinta, mengingatkan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Selain menolak menjadi pejabat, bahkan sebanyak 82 persen responden tidak setuju kelompok-kelompok tersebut menjadi tetangga mereka.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kondisi ini sudah sampai di kehidupan bertetangga. Hanya sebagian kecil yang bersifat netral dan mau menghargai perbedaan," ujarnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Semua kondisi ini merupakan potensi yang cukup mengkhawatirkan. Dari survei yang dilakukan pun, sedikitnya ada 11,5 juta orang yang berpotensi melakukan tindakan-tindakan radikal.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Angka-angka ini merupakan warning bagi bangsa indonesia untuk menghadapi radikalisme agama. Semakin tinggi menerapkan syariah, semakin tinggi keinginan untuk melakukan gerakan radikal," ungkapnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Jika dibiarkan, menurut Shinta, gerakan radikal dan intoleran merupakan ancaman yang nyata bagi keberagaman yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Dicontohkan kelompok-kelompok radikal saat ini juga secara intens masuk ke dalam lembaga -lembaga pendidikan. Karena berbalut kegiatan agama, kebanyakan pengelola kampus tidak curiga.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Sehingga mereka bebas melakukan doktrin kepada mahasiswa sehingga hanyut ke dalam sisi gerakan radikal. Ini juga patut diwaspadai," ungkapnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Seharusnya, untuk saat ini sudah ada kontrol yang ketat terkait isi-isi ceramah yang ada di kalangan mahasiswa. Selain para pembimbing dan penceramah, yang harus dikontrol juga pengurus-pengurus lembaga dakwah di lembaga pendidikan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Pendampingan kalangan mahasiswa dan pelajar tentunya sangat penting dilakukan untuk menghadapi ajaran-ajaran radikal dan fundamentalis," ujar Shinta.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Menurut Shinta, seluruh masyarakat Indonesia merupakan saudara sebangsa dan setanah air. Sudah sepatutnya untuk tetap mengedepankan sikap saling menghormati, menghargai dan tolong menolong.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kaum muslimin yang mayoritas harus bisa hidup berdampingan dengan minoritas. Semua harus saling menghormati, menghargai dan tolong menolong," ucapnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Omi Komariah Madjid, istri Alm Nurcholis Madjid atau yang dulu akrab disapa Cak Nur, menuturkan, perbedaan tidak boleh dijadikan ajang untuk mengejek, mengolok maupun merendahkan kelompok lain yang berbeda. Baik itu berbeda secara agama, etnis, latar belakang dan lain sebagainya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kebhinekaan harus menjadi penyatu bagi kita semua. Perbedaan tidak boleh dijadikan ajang mengejek atau mengolok satu sama lain," kata Omi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Diingatkan, untuk menanamkan nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi harus sudah dibiasakan sejak kecil. Oleh sebab itu, peran orangtua sangat dibutuhkan untuk terus memupuk rasa kebhinekaan dan toleransi tersebut.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Dari kecil harus sudah dibiasakan. Tanamkan nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi yang dimulai dari keluarga sejak kecil. Upaya ini harus terus dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," ucapnya.</div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /></span>
</div>
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Yeremia Sukoyo/FMB</div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"></span><br /></div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: center;">
👮</div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta</span> Kondisi umat Muslim di Indonesia yang belakangan mulai terpecah dan saling menghujat, membuat cendekiawan Muslim <a href="https://news.liputan6.com/read/2891838/tokoh-lintas-agama-kenalkan-kerukunan-beragama-ke-eropa-dan-as" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Syafii Maarif ">Syafii Maarif </a>prihatin.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Dia mengingatkan untuk mewaspadai keberadaan pandangan atau pemikiran yang bisa disebut teologi maut.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2913817::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2874304/djarot-pembangunan-jakarta-sebelumnya-tidak-transparan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Djarot: Pembangunan Jakarta Sebelumnya Tidak Transparan</a></li>
</ul>
</div>
<div id="AdAsia" style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; position: relative; width: 560px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Teologi maut ini, kata mantan Ketua PP Muhammadiyah itu, sudah muncul dalam periode akhir-akhir ini.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Menurut pria yang disapa Buya Syafii itu, teologi tersebut berbahaya dan berpotensi membawa negara ke jurang kehancuran.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Kenapa negara yang sehebat dan sebesar ini muslimnya terpecah belah, saling menghujat. Ini teologi maut mengajarkan berani mati, tapi tidak berani hidup," kata <a href="https://news.liputan6.com/read/2876529/menhan-kunjungi-syafii-maarif-bahas-bela-negara" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Buya Syafii ">Buya Syafii </a>dalam sebuah Seminar dan Lokakarya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (7/4/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Menyedihkannya lagi, kata Buya Syafii, pandangan atau teologi maut itu justru tumbuh subur di kalangan pemuda bangsa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Menurut dia, para penganut teologi maut biasanya berkarakter anti-toleransi. Teologi maut juga memiliki sifat atau kecenderungan paling merasa benar, juga selalu berpikir menuju kematian yang syahid, tanpa menjalani kehidupan yang baik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Mereka (penganut paham teologi maut) itu menderita, lalu diajak Tuhan untuk melindungi. Dalam perkembangan, teologi ini juga (berpandangan) yang di luar salah dan halal darahnya," ujar Buya Syafii.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Dia pun berharap agar pemerintah dan aparat bisa jeli melihat persoalan-persoalan anti-toleran yang menyangkut paham teologi maut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Saya berharap aparat negara jeli melihat-lihat. Jangan sampai tenggelam dengan perbuatan anak-anak bangsa yang berkhianat kepada bangsa," dia menandaskan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2874167/buya-syafii-sebut-pelaku-sara-di-pilkada-dki-membajak-tuhan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration-line: none;" title="Buya Syafii">Buya Syafii</a> menambahkan, "Pendukung segala sempalan yang ingin ganti Pancasila bersuara lantang karena yang mayoritas diam. Aparat harus peka. Negara Anda, negara saya, jangan biarkan tenggelam."</div>
</div>
<div style="line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: center;">
✋</div>
<br />
<div class="heateor_sss_sharing_container heateor_sss_horizontal_sharing" heateor-sss-data-href="http://jalur9.com/khilafah-di-mata-kaum-pergerakan/" style="border: 0px; color: #222222; float: right; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; left: -350.531px; margin: 0px; padding: 0px; position: relative; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<ul class="heateor_sss_sharing_ul" style="border: 0px; left: 78px; list-style: none; margin: 10px 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px; padding-top: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;">
<li class="heateorSssSharingRound" style="background: 0px 0px !important; border: none !important; float: left !important; list-style: none !important; margin-bottom: 0px !important; margin-left: 50px; margin-right: 0px !important; margin-top: 0px !important; padding: 5px 0px; vertical-align: baseline; width: auto;"><i alt="Twitter" class="heateorSssSharing heateorSssTwitterBackground" style="background-color: #55acee; border-radius: 999px; border: 0px solid transparent; color: white; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 35px; margin: 2px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 35px;" title="Twitter"><br /><ss class="heateorSssSharingSvg heateorSssTwitterSvg" style="background: url("data:image/svg+xml; border-radius: 999px; display: block; height: 35px; width: 35px;"></ss></i></li>
<li class="heateorSssSharingRound" style="background: 0px 0px !important; border: none !important; float: left !important; list-style: none !important; margin-bottom: 0px !important; margin-left: 50px; margin-right: 0px !important; margin-top: 0px !important; padding: 5px 0px; vertical-align: baseline; width: auto;"><i alt="Whatsapp" class="heateorSssSharing heateorSssWhatsappBackground" style="background-color: #55eb4c; border-radius: 999px; border: 0px solid transparent; color: white; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 35px; margin: 2px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 35px;" title="Whatsapp"><a href="whatsapp://send?text=Khilafah%20di%20Mata%20Kaum%20Pergerakan http://jalur9.com/khilafah-di-mata-kaum-pergerakan/" style="border: none !important; box-shadow: none !important; color: red; display: inline !important; font-weight: 700; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: color 0.3s; vertical-align: baseline;"><ss class="heateorSssSharingSvg heateorSssWhatsappSvg" style="background: url("data:image/svg+xml; display: block; height: 35px; width: 35px;"></ss></a></i></li>
<li class="heateorSssSharingRound" style="background: 0px 0px !important; border: none !important; float: left !important; list-style: none !important; margin-bottom: 0px !important; margin-left: 50px; margin-right: 0px !important; margin-top: 0px !important; padding: 5px 0px; vertical-align: baseline; width: auto;"><i alt="Line" class="heateorSssSharing heateorSssLineBackground" style="background-color: #00c300; border-radius: 999px; border: 0px solid transparent; color: white; cursor: pointer; display: block; float: left; height: 35px; margin: 2px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 35px;" title="Line"><ss class="heateorSssSharingSvg heateorSssLineSvg" style="background: url("data:image/svg+xml; display: block; height: 35px; width: 35px;"></ss></i></li>
</ul>
<div class="heateorSssClear" style="border: 0px; clear: both; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
<div class="heateorSssClear" style="border: 0px; clear: both; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
<a href="http://jalur9.com/khilafah-di-mata-kaum-pergerakan/">Negara Pancasila, tidak butuh kepemimpinan khilafah</a></div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Khilafah adalah salah satu issu yang marak disuarakan ditubuh bangsa Indonesia. Wacana ini sangat intens dilontarkan oleh saudara-saudara kita yang cendrung memiliki pemikiran islam kanan. Hizbut Tahrir merupakan salah satu organisasi yang selalu mengumandangkan wacana tersebut. Gerakannya banyak dilakukan dalam lingkungan kampus.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Hizbut Tahrir adalah partai politik islam yang bertujuan membangun paham-paham keislaman dan aturan-aturannya dan menyebarkannya pada orang banyak, serta berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendirikan negara dalam bentuk khilafah islamiyah. (al-Mausu’ah al-Muyassarah, jus 1 hal 341)</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Pendiri Hizbut Tahrir ialah Syeikh Taqiyyuddin Annabhani (1297-1326 H/ 1908-1977 M) di Palestina. (al-Mausu’ah al-muyassarah Jus 1 hal 341). Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1952 M, dengan aktifitas menerbitkan buku-buku dan brosur sebagai sumber ajaran dari hizbut tahrir. Pendiri hizbut tahrir berpindah-pindah dari Yordania, Syiria, dan lebanon. Namun wafatnya Sang Pendiri itu di Bairut.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Sebagian gerakannya dilakukan dalam bentuk dakwah islam. Tidak jarang pula kelompok tersebut melakuan aksi demonstrasi di jalan terhadap issu-issu aktual dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa aksinya sering menyuarakan mengenai konflik di Timur Tengah. Seperti konflik Palestina dan Suriah. Aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap kaum muslim di Negara tersebut.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Hizbut Tahrir Indonesia, selain memiliki impian mendirikan Negara Khilafah, juga memiliki solidaritas lintas Negara yang cukup tinggi. Syariat Islam merupakan aturan yang akan diterapkan dalam bernegara, tentunyan dengan mengganti Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar Negara dan aturan Negara.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Hizbut Tahrir Indonesia berpandangan bahwa Indonesia milik Allah, untuk itu Syariat Islam harus diterapkan dalam Negara. Mereka menolak Pancasila sebagai asas tunggal dalam Negara Kesatuan Republik Indonesi, kerena dianggap multitafsir. Pencasila belum menjadi solusi disetiap permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Demokrasi pun tidak luput dari penolakannya, karena dianggap menistakan rakyat.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Tulisan ini akan berusaha menelisik sudut pandang Kaum Pergerakan atau yang dikenal sebagai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia terhadap Khilafah. Oganisasi dengan tujuan terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Artinya, Kaum Pergerkan sangat menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pandangan Kaum Pergerakan berbedah dengan pamahan teman-teman yang tergabung dalam Hizbit Tahrir Indonesia mengenai Pancasila. Pada hal kedua organisasi ini sama-sama menganut paham keislaman. Lalu dimana perbedaan kedua organisasi ini dalam melihat Pancasila?</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyara-katan, independen, dan profesional. Sifat tersebuat membuat PMII sebagai salah satu organisasi yang paling terdepan dalam menjaga cita-cita kemerdekaan Indonesia tanpa mengabaikan nilai-nilai keislaman. PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 17 April 1960 M dengan menjadikan Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) sebagai manhaj al-fiqr atau landasan berpikir.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Al-sunnah memilki arti jalan,disamping memiliki arti Al-Hadist. Disambungkan dengan ahl keduanya bermakna pengikut jalan Nabi, Para Sahabat, dan Tabi’in. Al-Jama’ah berarti sekumpulan orang yang memiliki tujuan. Bila dimaknai secara kebahasaan, Ahlussunnah wal Jama’ah berarti segolongan orang yang mengikuti jalan Nabi, Para Sahabat dan Tabi’in.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Pemahaman Aswaja ini diadopsi dari Nahdatul Ulama yang merupakan Organisasi Masyarakat islam pertama kali di Indonesia yang menegaskan diri berpaham Aswaja. Konstitusi dasar yang dirumuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari juga tidak disebutkan definisi Aswaja namun tertulis dalam konstitusi tersebut bahwa aswaja merupakan sebuah paham keagamaan dimana dalam bidang aqidah menganut pendapat dari Abu Hasan Al-Asy’ari dan Al- Maturidhi, dalam bidang fiqih menganut pada salah satu madzhab empat, dan dalam bidang tasawuf menganut pada Imam Junaid al Baghdadi dan Abu Hamid Al-Ghozali.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Kaum Pergerakan memandang bahwa aswaja adalah orang-orang yang memiliki metode berfikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan dengan berlandaskan atas dasar moderasi, menjaga keseimbangan, dan toleran. Aswaja bukan sebuah madzhab melainkan sebuah metode dan prinsip berfikir dalam menghadapi persoalan-persoalan agama sekaligus urusan sosial kemasyarakatan, inilah makna aswaja sebagai manhaj al fikr. Sebagai manhaj alfikr, Kaum Pergerkan berpegang pada prinsip-prinsip tawasuth (moderat), tawazun (netral), ta’adul (keseimbangan), dan tasamuh (toleran).</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Metode berpikir tersebut membuat Kaum Pergerakan berpandangan bahwa penerapan Khilafah dan Syariat Islam tidak sesuai untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini bukan kerena Pancasila diletakkan lebih tinggi dari pada Al-Qur’an, tapi lebih kepada aspek sosial atau kemaslahatan umat manusia yang hidup dalam bangsa ini. Indonesia merupakan Negara yang memiliki penduduk yang heterogen dan latarbelakan keberagaman berbedah-bedah.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Perbedaan tersebut merupakan sunnatullah yang harus disikapi dengan prinsip-prinsip tawasuth (moderat), tawazun (netral), ta’adul (keseimbangan), dan tasamuh (toleran). Prinsip tersebut terkandung dikelima sila dalam Pancasila, alasan inilah yang membuat Kaum Pergerakan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia dengan menjadikan Pancasila sebagai asas organisasi.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Perlu dipikirkan kembali mengenai Islam dan Pancasila bahwa bukanlah Islam yang mengikuti Pancasila, tapi pada hakekatnya nilai-nilai dalam Pancasila adalah ajaran Islam yang diadopsi menjadi kelima sila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini didasarkan atas kemaslahatan umat manusia dalam berbangsa dan bernegara seperti yang telah dijelaskan di atas.</div>
<div style="border: 0px; color: #222222; font-family: "Droid Serif", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24.8px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;">
Penulis : <strong style="border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Muhammad Aras Prabowo</strong><br />
Mahasiswa Pascasarjana Univesitas Mercu Buana Jakarta</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOjnjbYWzyP_8QnHicEEr4zMK76BclTWxZ5PWQ5FB06CkoOYly2DpY6rTnIKjdT_bLv85lFLfrmQGOGiBikl5MlyBbbmdAhGCUKh3kGfDCyPVSitfgCgguSXB16qA6cJ9j2b-RC9z0t2g/s1600/camels+pass+dog+barks.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOjnjbYWzyP_8QnHicEEr4zMK76BclTWxZ5PWQ5FB06CkoOYly2DpY6rTnIKjdT_bLv85lFLfrmQGOGiBikl5MlyBbbmdAhGCUKh3kGfDCyPVSitfgCgguSXB16qA6cJ9j2b-RC9z0t2g/s1600/camels+pass+dog+barks.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
“Jokowi melantik marsekal pertama tni au dari etnis tionghoa al dan ad segera menyusul. #waspadalah,” tulis seorang pemilik akun Facebook bernama Ari Leksmana, Minggu (26/3/2017).</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“SEJARAH BARU…!!! DI REJIM JOKOWI – JK , TIONGHOA MENJADI MARSEKAL PERTAMA TNI AU,” ujar Rahmad Hidayat Syah, sembari menampilkan foto diri Marsekal Muda TNI Surya Margono.</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Innalilahi Wainailaihi Rojiun. Jokowi MELANTIK MARSEKAL TNI AU dari SUKU TIONGHOA. #ENDEMIRABIES,” ujar pengguna Facebook dengan nama akun Tiffi Tiffany Ayu.</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Meski begitu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa kenaikan pangkat yang diterima oleh Marsma Surya Margono telah melalui penilaian yang ketat.</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Kenaikan pangkat Perwira Tinggi harus ada capaian keberhasilan dalam melaksanakan tugas, reputasi individu dan satuannya diakui serta layak diapresiasi, sehingga mengalir penghargaan sekaligus kehormatan untuk menyandang pangkat lebih tinggi,” ujar Gatot saat memimpin Laporan Korps Kenaikan Pangkat, Kamis (23/3/2017).</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Surya Margono sendiri merupakan lelaki kelahiran kelahiran Mempawah, Kalimantan Barat, 5 Desember 1962. Ia aktif sebagai perwira sejak tahun 1987 dan menjabat sebagai Atase Pertahanan di KBRI Beijing, Cina, sejak 10 September 2009.</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kini dirinya menjabat sebagai Dir D Bais TNI, sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 19/TNI/tahun 2017 tanggal 22 Maret 2017 dan diteruskan dengan Surat Perintah Panglima TNI No Sprin/522/III/2017 tanggal 23 Maret 2017.</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Meski begitu, Marsekal Pertama Surya Margono sejatinya bukanlah pejabat tinggi keturunan Tionghoa pertama di tubuh TNI. Sebelumnya, terdapat sejumlah nama Brigadir Jenderal TNI Teguh Santosa, Mayor Jenderal Iskandar Halim, dan Brigadir Jenderal Teddy Yusuf.</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Selain itu, juga terdapat nama-nama, seperti Marsekal Pertama TNI Billy Tunas, Laksamana Pertama TNI FX Indarto Iskandar, dan Mayjen Daniel Tjen yang tercatat sebagai anggota TNI keturunan Tionghoa.</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<br style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.infomenia.net/2017/03/pria-keturunan-china-jadi-marsekal-tni.html" rel="nofollow" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #303030; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-decoration-line: none; transition: all 0.25s; vertical-align: baseline;" target="_blank">sumber : infomenia.net</a></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Open Sans"; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
☺</div>
JAKARTA POST: Dozens of protesters gathered in front of HKBP Karang Bahagia Church since Sunday morning did not dampen the spirit of worshipers attending their weekly service.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The protesters oppose the presence of the church in that location, arguing that it has no legal grounds.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
“We are not seeking to limit religious freedom. We only oppose the presence of illegal places of worship,” said rally leader Idam Kholid.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The protesters were being monitored by several officers from Sukaraya village and policemen.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
HKBP Karang Bahagia Church opened on Oct. 16, 2016, after collecting 149 signatures from its neighbors to obtain a permit to hold services in a house the church bought from a local resident.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
There have been meetings between the protesters and members of the church.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
HKBP Karang Bahagia Church spokesman Jonri Sitio told <em style="box-sizing: border-box;">The Jakarta Post</em> that representatives of the church had previously agreed to temporarily stop holding services following a meeting between the church representatives and protesters. However, since the agreement took place “under duress,” the congregation has decided to perform the service anyway.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
HKBP Karang Bahagia church leader Edward Pandjaitan said worship at the church would continue.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
“Freedom of religion is not limited in this country. We surrender to God, but worship will continue,” he said.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Aside from HKBP Karang Bahagia church, Jl. Ki Hadjar Dewantara is also home to two other churches and one Buddhist temple. (dmr)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
👾</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F03%2F24%2F18114381%2Fsaksi.kasus.ahok.diberhentikan.dari.kepengurusan.mui&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 81.5px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f39b7f32616dcd" scrolling="no" src="https://web.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2F1FegrZjPbq3.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df1d1d79184dbfc%26domain%3Dmegapolitan.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fmegapolitan.kompas.com%252Ff372ee9f424fdc4%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2017%2F03%2F24%2F18114381%2Fsaksi.kasus.ahok.diberhentikan.dari.kepengurusan.mui&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
- Wakil Ketua <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/majelis.ulama.indonesia" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Majelis Ulama Indonesia</a> (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi membenarkan pihaknya telah memberhentikan Ahmad Ishomuddin dari kepengurusan MUI.<br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ishomuddin merupakan Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI sekaligus saksi yang dihadirkan dalam persidangan kasus penodaan agama oleh terdakwa Basuki Tjahaja atau <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Ahok</a> pekan ini.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Zainut membantah pemberhentian Ishomuddin dari kepengurusan dilakukan karena Ishomuddin menjadi saksi atas kasus <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/ahok" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Ahok</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, pemberhentian itu dikarenakan ketidakaktifan Ishomuddin dalam kepengurusan MUI. Keputusan tersebut, kata Zainut, diambil dalam rapat pimpinan MUI pada Selasa (21/3/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Berkaitan dengan berita tentang pemberhentian Saudara Ishomuddin dari kepengurusan MUI hal tersebut adalah benar," ujar Zainut melalui pesan singkat kepada <em style="box-sizing: border-box;">Kompas.com</em>, Jumat (24/3/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/13/11273681/saksi.ahli.agama.dari.mui.salami.ahok.dan.beri.buku.ke.majelis.hakim" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration-line: none;" target="_blank">Saksi Ahli Agama dari MUI Salami Ahok dan Beri Buku ke Majelis Hakim</a></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Pemberhentian sebagai pengurus MUI bukan semata karena menjadi saksi ahli dugaan penodaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, tetapi karena ketidakaktifan beliau selama menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Fatwa di MUI," ujar Zainut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Zainut menambahkan, secara berkala pihaknya melakukan evaluasi terhadap keaktifan dari pengurus MUI. Evaluasi itu berlaku untuk seluruh pengurus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Jadi bukan hanya terhadap Pak Ishomuddin semata. Kriteria ketidakaktifan itu dinilai dari kehadiran dalam rapat-rapat dan kegiatan MUI lainnya," ujar Zainut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Alasan lainnya, MUI menilai Ishomuddin telah bersikap indisipliner. Namun, Zainut tak menjelaskan bentuk ketidakdisiplinan yang dimaksud.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Terhadap Pak Ishomuddin pemberhentian beliau sebagai pengurus selain karena tidak aktif juga karena melanggar disiplin organisasi," ujar Zainut. (Baca: <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2017/03/24/23110081/mui.akan.bahas.nasib.ahmad.ishomuddin.dalam.rapat.dewan.pimpinan" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration-line: none;" target="_blank">MUI Akan Bahas Nasib Ahmad Ishomuddin dalam Rapat Dewan Pimpinan</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<br /></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta</span> </div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Majelis Ulama Indonesia (MUI) membenarkan terkait kabar pemberhentian <a href="http://m.liputan6.com/news/read/2897961/penjelasan-rais-syuriah-pbnu-soal-kesaksian-di-sidang-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="Ahmad Ishomuddin">Ahmad Ishomuddin</a> dari kepengurusan, pasca-menjadi saksi sidang Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama.</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2898520::isMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="background-color: #f4f4f4; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px 30px 30px 0px; padding: 15px 15px 10px; position: relative; width: 1252px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #888888; display: inline-block; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; margin-bottom: 1em; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style-type: square; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="https://m.liputan6.com/tv/read/2894816/segmen-2-saksi-sidang-ahok-hingga-ott-di-pelabuhan-peti-kemas" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Segmen 2: Saksi Sidang Ahok hingga OTT di Pelabuhan Peti Kemas</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="https://m.liputan6.com/news/read/2894866/ahli-harusnya-ahok-ditegur-jaksa-agung-mendagri-dan-menag-dulu" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Ahli: Harusnya Ahok Ditegur Jaksa Agung, Mendagri dan Menag Dulu</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; color: #ff5722; list-style-position: outside; padding: 10px 0px;"><a href="https://m.liputan6.com/news/read/2894574/menistakan-agama-menurut-ahli-ushul-fikih-versi-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: AcuminPro, HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: 700; line-height: 1.8; text-decoration-line: none;" target="_blank">Menistakan Agama Menurut Ahli Ushul Fikih Versi Ahok</a></li>
</ul>
</div>
<div class="article-seamless-unit" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: 450px; width: 1252px;">
<a href="https://adclick.g.doubleclick.net/pcs/click?xai=AKAOjssujVqXXA9sZR32MxH6uHIX2r-553S3EPHqdTeRGQ_uZ-yjIJbaXbcTJdcIxUhNg0AfhmjVxu8yKPx8lIwaLevMQHh0KHgBYzwzNo2axFNI3bFZ32XDXduwMtgIGHFpPCfZdWhqDCe_NkiS3MxyMX_bohOzNt6U3wbdfEFLASX-LutH9JDauNqtEkpKDi0hXSgLxnpVbKdRU4I8FvmGwO9Fn5oXoxhoFtQjR44SMro9CZY0NlmyXwfIumlNG-6fu3WD&sig=Cg0ArKJSzJ9dUa8QFd39EAE&urlfix=1&adurl=http://preview.kmkonline.co.id/ads/tracker/click/audience/gadget.html?https://events.oppo.com/id/2017/oppof3plus/" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; display: block; height: 450px; text-decoration-line: none;" target="_blank"></a></div>
<div class="article-seamless-unit" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: 450px; width: 1252px;">
<a href="https://adclick.g.doubleclick.net/pcs/click?xai=AKAOjsvs9ePaCQbSeW4SL0Imp1rzPWHpL_JTrBTV0S4H72YCU3NwFzwG16HV9dJ94MDzdBaZ758tJ-pTYeBQV2LXX66riPfoToeB0_AkErs6VK3q1bSPRip3OmJLVyiEquESGraTQ2TATtrgJo9NlhmginS-uuLvXq0WEoaNbpoysOlhW2MGFfq9--UZPR5b7ZSdvfiFzSrCv2QCp5_P02cpra84Je-U30CYWiGqk2wC6TfuQ_Cu5fsOqU5P2xqJb97ZkSkZ&sig=Cg0ArKJSzF9k0mlMnYbIEAE&urlfix=1&adurl=http://preview.kmkonline.co.id/ads/tracker/click/audience/gadget.html?https://events.oppo.com/id/2017/oppof3plus/" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; display: block; height: 450px; text-decoration-line: none;" target="_blank"></a></div>
<div class="seamless" data-google-query-id="CO2E25ir8NICFQuOaAodPvkOmQ" id="NEWS-SEAMLESS" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; height: auto;">
<div id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0__container__" style="border: 0pt none; box-sizing: border-box;">
<iframe frameborder="0" height="1" id="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/95250053/LIPUTAN6_MOBILE/NEWS/SEAMLESS_0" scrolling="no" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; vertical-align: bottom;" title="3rd party ad content" width="1"></iframe></div>
</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
"Keputusan pemberhentian berdasarkan keputusan Rapat Pimpinan MUI pada Selasa 21 Maret 2017," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid lewat pesan singkat, Jumat malam 24 Maret 2017.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Zainut menerangkan, keputusan ini diambil bukan semata-mata yang bersangkutan menjadi saksi <a href="http://m.liputan6.com/news/read/2894574/menistakan-agama-menurut-ahli-ushul-fikih-versi-ahok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; text-decoration-line: none;" title="sidang Ahok">sidang Ahok</a>. Melainkan, pasifnya Ishomuddin sebagai pengurus MUI.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
"Pemberhentian Pak Ishomuddin sebagai pengurus MUI bukan semata karena menjadi saksi ahli dugaan penodaan agama, tetapi karena ketidakaktifan beliau selama menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Fatwa di MUI," kata dia.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Zainut menegaskan secara berkala Dewan Pimpinan MUI mengevaluasi kepengurusan, untuk memastikan semua anggota pengurus MUI dapat melaksanakan amanat dan tugas sesuai tanggung jawabnya.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
"Jadi pemberhentian Pak Ishomuddin tidak dilihat dari ketidakaktifan itu saja, tapi juga karena ia melanggar disiplin organisasi," dia menandaskan.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin-left: -15px; margin-right: -15px; padding: 1px 15px 15px; position: relative;">
Dalam unggahan di Facebook sebelumnya, Ahmad Ishomuddin mengatakan dirinya sudah siap dengan segala risiko pasca-menjadi saksi sidang Ahok, termasuk jabatannya di MUI.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
<span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">"Saya sudah siap mental menghadapi risiko apa pun, termasuk mempertaruhkan jabatan saya yang sejak dulu saya tidak pernah memintanya, yakni baik sebagai Rais Syuriah PBNU (2010-2015 dan 2015-2020) maupun Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat (2015-2020), demi turut serta menegakkan keadilan itu," tulis</span><span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span><a href="http://m.liputan6.com/news/read/2894590/ahli-ahok-saya-hadir-sebagai-pengimbang-kiai-maruf" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #ff5722; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-decoration-line: none;" title="Ahmad Ishomuddin">Ahmad Ishomuddin</a><span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span><span style="color: #333333; font-family: "acuminpro" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">di Facebook.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
👻</div>
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> - Sekretaris Jenderal Amnesty Internasional Salil Shetty menemui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di kantornya, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017, membahas kerukunan umat beragama di Indonesia, termasuk sedikit hal tentang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">"Selintas disinggung itu sebagai bagian kehidupan politik yang dinamis, tentu langsung atau tidak terkait dengan keagamaan," kata Lukman.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca:</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> </span><a href="https://pilkada.tempo.co/read/news/2017/03/23/348858688/mengapa-ahok-live-streaming-di-media-sosial" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank" title="Mengapa Ahok Live Streaming di Media Sosial?">Mengapa Ahok Live Streaming di Media Sosial?</a><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Lukman mengatakan, secara umum, kunjungan Amnesti Internasional tersebut mendiskusikan perkembangan Indonesia, khususnya pemerintah, dalam menyikapi persoalan HAM di bidang keagamaan dan sosial politik.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Menurut dia, hubungan kehidupan keagamaan dengan suasana politik belakangan ini semakin cenderung mengarah pada ketersinggungan. Karena itu, kata Lukman, Amnesti Internasional dan Indonesia memiliki pandangan sebagai warga dunia untuk bersama-sama menghadapi persoalan serius mengenai adanya potensi konflik keberagamaan dan politik.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Adapun Shetty menuturkan Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya plural dan memiliki beragam latar belakang. Hal tersebut perlu disyukuri dengan saling menghargai dan menghormati perihal kebebasan beragama.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca:</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> </span><a href="https://www.tempo.co/read/fokus/2017/01/25/3426/survei-pilkada-sentimen-agama-meningkat-di-jakarta" style="color: #2981c4; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; text-decoration-line: none;" target="_blank">Pilkada, Sentimen Agama Meningkat di Jakarta</a><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Dia menyebutkan Indonesia memiliki catatan pelanggaran HAM, seperti kasus kekerasan terhadap kelompok minoritas Ahmadiyah dan Gafatar. "Ini bukan tantangan yang mudah untuk dihadapi, tapi terlihat Menteri Agama sangat berkomitmen menyelesaikan dan berusaha mencari solusi," kata dia.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">ANTARA</strong><br />
<div style="text-align: center;">
👀</div>
JAKARTA POST: Hatred has been escalating recently, triggered by conflicting political views in relation to Jakarta’s gubernatorial election. Provocative banners expressing religion and ethnicity sentiments have been placed in several public places, residential areas and even in front of places of worship.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
The latest outrage was triggered by banners in front of a number of mosques in South Jakarta, which said the mosques would not perform funeral prayers for deceased fellow Muslims who were found to have supported or voted for “blasphemers” or an infidel — a clear reference to incumbent Jakarta Governor Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, who is on trial for insulting the Quran. The banners have taken their toll, even on the city’s dead. The grieving families of the late Hindun binti Raisan, 77, a resident of Setiabudi, and of the late Siti Rohbaniah, 74, of Pondok Pinang, both in South Jakarta, said they had faced bullying from neighbors and religious leaders.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Funeral prayers for Hindun were performed at her own home as no one was willing to do so at the nearby mosque. The cleric said it was because of impending rain, while the family suspected the reason was because Hindun had voted for Ahok, as witnessed by people assisting the bedridden woman on voting day.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Meanwhile, prayers for Siti Rohbaniah were held at the mosque only after a family member signed a document indicating his support for Ahok’s rival, Anies Baswedan, as instructed by the local neighborhood unit chief.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Anies’ campaign team and supporters have said they had nothing to do with such dirty tactics.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
What happened to the families is intolerable. Every citizen should enjoy the right and freedom to have their own political standpoint. The government must ensure every citizen is protected and not discriminated against or even intimidated for having different political views, ahead of the runoff on April 19.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
As the banners have violated the electoral law and a public order bylaw, the police, Elections Supervisory Committee and public order officers must enforce the law and take steps against the offenders. They should also hunt down the brains and culprits behind the banner distribution.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Noted ulema such as Syafii Maarif of Muhammadiyah and Said Aqil Siradj of Nahdlatul Ulama have said such provocative banners are against the teachings of Islam.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Instead of expressing free speech, the spread of provocative messages on banners and also on social media are tantamount to acts of terror as they directly attack the sense of security of community members. Such acts of hate speech should be responded to firmly and swiftly, as such spiteful campaigns severely undermine Indonesia’s pluralism and the foundation of democratic society.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
A failure to act immediately and firmly against such acts could encourage the continuous whipping up of sectarian sentiment even after the election ends.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Authorities must find novel approaches, including by collaborating with Indonesian denizens, to better step up the fight against provocateurs of hate speech on all fronts.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px;">
Only then will Jakarta be able to significantly drown out such expressions of spite that are alien to the capital — which must remain home to people of all backgrounds.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqp8QEgOVeGE2-Jon5S9o5X3ZEAxj45iHtzr6S_62Tm38ytmiOihJZ5yYTKo_oIZCGnk8KuDlF2J6I67A6iRJwSKTh8u0zJdLuqkRDisB_FbH1FEZaRQ6kK_jXN1IYgMAV_fLT02oBMio/s1600/doyan+gaduhSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqp8QEgOVeGE2-Jon5S9o5X3ZEAxj45iHtzr6S_62Tm38ytmiOihJZ5yYTKo_oIZCGnk8KuDlF2J6I67A6iRJwSKTh8u0zJdLuqkRDisB_FbH1FEZaRQ6kK_jXN1IYgMAV_fLT02oBMio/s320/doyan+gaduhSMALL.png" width="320" /></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: rgba(0, 0, 0, 0.901961); font-family: Acta-Book; font-size: 17px; margin-bottom: 15px; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F03%2F17%2F08311291%2Fsejumlah.keluh.kesah.soal.kebebasan.beribadah.&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 53.5px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f1392a7aac044" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2Fao6eUeuGXQq.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df51e703d70baf8%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff31ed804b402e8%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2017%2F03%2F17%2F08311291%2Fsejumlah.keluh.kesah.soal.kebebasan.beribadah.&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
- Pemerintah daerah disebut memiliki andil terkait maraknya kasus pelanggaran atas hak kebebasan beragama dan berkeyakinan di sejumlah daerah.<br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Yendra Budiana mengatakan, dalam dua tahun belakangan terdapat sebelas kasus penutupan masjid Ahmadiyah. Sebagian besar penutupan masjid justru diinisiasi oleh pemerintah daerah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Kalau dulu dilakukan oleh ormas agama, sekarang justru pemda yang melakukan penutupan masjid kami. Padahal mesjid kami punya IMB. SKB (Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri) pun tidak melarang kegiatan Ahmadiyah," ujar Yendra saat berbicara di di Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Selain penutupan rumah ibadah, pelanggaran atas hak sipil juga dialami oleh 116 jemaah Ahmadiyah yang berada di Permukiman Wisma Transito di Kelurahan Majeluk, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Mereka adalah jemaah Ahmadiyah yang bermukim di Ketapang, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, korban perusakan dan pembakaran rumah pada awal 2006.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sampai saat ini, kata Yendra, pemerintah belum merealisasikan kebijakan yang berpihak pada mereka. Sementara selama di pengungsian, warga Ahmadiyah tidak memiliki akses terhadap kesehatan yang memadai.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Padahal akhirnya kami mengalah, kami sudah menyatakan siap untuk direlokasi," ucapnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Persoalan lain dialami warga Ahmadiyah di Kuningan, <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/jawa.barat" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Jawa Barat</a>. Sebanyak 1.600 orang belum memiliki KTP oleh pemerintah daerah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Akibatnya mereka sulit mengakses layanan publik dan pernikahan mereka tidak bisa dicatatkan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Seharusnya Presiden <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/jokowi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Joko Widodo</a> bertemu dengan kelompok minoritas seperti kami sebagai simbol bahwa Presiden Jokowi adalah presiden bagi semua golongan," kata Yendra.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca: <a class="inner-link" href="http://regional.kompas.com/read/xml/2016/08/16/21120091/Jemaah.Ahmadiyah.Kami.Belum.Sepenuhnya.Merdeka" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration-line: none;" target="_blank">Jemaah Ahmadiyah: Kami Belum Sepenuhnya Merdeka</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Lain Ahmadiyah, lain pula kekerasan yang dialami oleh warga eks Gerakan Fajar Nusantara (<a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/gafatar" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Gafatar</a>).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Agus Setiawan, juru bicara <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/gafatar" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Gafatar</a>, mengatakan bahwa pasca-pengusiran warga eks <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/gafatar" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Gafatar</a> dari Mempawah pada awal 2016 lalu, Pemda Kalimantan Barat tidak mau menerima kembali warga eks <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/gafatar" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Gafatar</a> yang ingin tinggal di sana.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Permintaan dialog dengan pihak <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/majelis.ulama.indonesia" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Majelis Ulama Indonesia</a> (MUI) yang pernah mengeluarkan fatwa haram dan aparat pemerintah tidak pernah digubris.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Fatwa MUI pusat dan SKB Tiga Menteri yang menjadi alasan Pemda Kalbar," tutur Agus.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2017/02/28/14380751/pelarangan.kemerdekaan.beragama.dan.berkeyakinan.sepanjang.2016.meningkat" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration-line: none;" target="_blank">Pelarangan Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan Sepanjang 2016 Meningkat</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pelanggaran hak atas kebebasan beragama dan beribadah juga dialami oleh umat Muslim di Denpasar, <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/bali" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Bali</a>, pada Mei 2008. Sebagian kelompok masyarakat melarang pembangunan mushala As-Syafiiyah di Kota Denpasar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ketua pengurus mushala, Haji Eko mengatakan, hingga saat ini belum ada respons dari pemerintah daerah terkait pengusiran dan penyegelan mushala As Syafiiyah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Kami hanya ingin diizinkan beribadah. Sudah sembilan tahun belum ada titik terang," ujarnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(Baca juga: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/xml/2017/01/29/17300091/pelanggaran.kebebasan.beragama.terhadap.minoritas.masih.tinggi" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration-line: none;" target="_blank">Pelanggaran Kebebasan Beragama terhadap Minoritas Masih Tinggi</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kondisi serupa juga dialami oleh umat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/bekasi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Bekasi</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Perwakilan majelis gereja, Pasauran Siahaan mengungkapkan, selama hampir 16 tahun jemaat Filadelfia belum bisa beribadah dengan tenang, sementara Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gereja sudah mereka kantongi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Izin sudah ada, tapi kami masih menggelar ibadah di depan Istana Negara dua minggu sekali," kata Pasauran.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pasauran menilai pemerintah daerah tidak memiliki niat baik untuk menyelesaikan polemik yang dialami jemaat Filadelfia. Pasalnya, Pemda terkesan melakukan pembiaran terhadap sekelompok masyarakat dari luar wilayah <a class="inner-link" href="http://indeks.kompas.com/tag/bekasi" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration-line: none;" target="_blank">Bekasi</a> yang menolak pembangunan gereja.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Mereka cuek saja. Kami berharap ada intervensi untuk mencegah kelompok intoleran. Kami pun Sudah minta segel dibuka ke Bupati tapi tidak ada tanggapan," kata dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: center;">
👳</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta -</strong> Kunjungan sosialisasi kampanye Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Sandiaga Uno, di RT04/RW09, wilayah Kampung Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, disambut bentangan spanduk bernada provokatif.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kejadian itu terjadi ketika Sandiaga menghadiri acara sosialisasi yang diadakan di kediaman pengurus RT 04, Matohir. Sandi Uno disambut dengan atraksi penyambutan tamu kehormatan khas Betawi yakni Palang Pintu tidak jauh dari Musala Al-Jadidah, Jalan Tengah Gang Musholla.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Spanduk tersebut bertuliskan "Islam Agamaku, Al-Quran Kitabku, Gubernur Muslim Pilihanku #damai bersama Islam"</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Pemasangan spanduk itu diletakkan di bagian salah satu sudut Musala dengan diikatkan ke bagian kanopi dari tempat ibadah yang berada dekat dengan akses Jalan Condet dan menuju Dewi Sartika tersebut.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Panwascam Kecamatan Kramat Jati, Khodijah, mengatakan, keberadaan spanduk tersebut tidak menyalahi aturan karena dipasang bukan oleh tim sukses Anies-Sandi yang mengatur acara di lokasi tersebut.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kita sudah tanya ke pihak pengurus Musholla, dan dia mengaku memasang tersebut atas inisiatif sendiri dan tidak melibatkan timses Anies-Sandi," ujar Khodijah, ketika dikonfirmasi <strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><em style="margin: 0px; padding: 0px;">Suara Pembaruan</em></strong>, Rabu (15/3) sore.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Namun, kata Khodijah, pihaknya melihat ada spanduk dengan logo Salam Bersama dan nomor paslon 3 yakni "Ayo Kita Menangkan Calon Gubernur Muslim Untuk Jakarta" dengan tulisan warga Kampung Tengah.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Kita sedang telusuri apakah spanduk yang bertema warna putih-merah itu dipasang oleh timses atau warga simpatisan, tetap akan kita membuat laporan ke Panwas tingkat Kota," tambahnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sementara itu, Sandiaga Uno sendiri menyesalkan selalu ada spanduk yang menyudutkan dan provokatif di tempat dirinya melakukan sosialisasi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Ini tidak baik untuk demokrasi kita. Kita juga merasa dirugikan dengan keberadaan spanduk tersebut, karena disangka yang memasangnya. Padahal, kami selalu memegang teguh prinsip demokrasi sejuk,. Saya minta warga menahan diri dan utamakan prinsip-prinsip kebaikan," kata Sandiaga.</div>
<br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" />
<br />
<div id="AdAsia" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div id="sas_44269" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px !important; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Carlos Roy Fajarta/FER</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Suara Pembaruan</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">👎</span></span></div>
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Laporan Wartawan WARTA KOTA, Gopis Simatupang</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yoyo Sudaryo (56), warga RT 05/02 Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, mengaku terpaksa menandatangani surat pernyataan untuk memilih paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran dua yang akan datang.</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Hal itu wajib dilakukan Yoyo jika ingin jenazah mertuanya, Siti Rohbaniah (80), disalatkan oleh pengurus salah satu masjid di Pondok Pinang.</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Yoyo dan keluarganya dituding sebagai pendukung paslon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Saat ditemui wartawan, Yoyo bercerita, pada Rabu (8/3/2017) malam sang ibu mertua meninggal dunia karena sakit.</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Jenazah baru disalatkan Kamis (9/3/2017) siang setelah Yoyo terpaksa menandatangani surat pernyataan yang disodorkan Ketua RT 05 Makmun Ahyar.</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Itu pun setelah jenazah terbengkalai sekitar satu jam.</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">"Rabu malam, saya punya ibu (mertua) meninggal, lalu saya lapor ke tetangga, ke Ketua RT. Awalnya nggak ada masalah yang buat saya bimbang. Ketua RT-nya juga kenal saya dengan baik," ujar Yoyo di rumahnya, Jumat (10/3/2017).</span></span><br />
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">"Kamis pagi, udah rapi mau dikafani, dimandiin, nggak ada masalah. Siangnya, pas mau disalatin saya disuruh tanda tangan, yang bikin tulisannya Pak RT. Isinya bahwa saya berjanji akan mendukung pasangan Anies-Sandi di putaran dua nanti. Ada meterainya juga," beber Yoyo.</span></span><br />
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Yoyo mengatakan, surat pernyataan tersebut tidak diketik, melainkan hanya berupa tulisan tangan di atas selembar kertas.</span></span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Karena tak tega jenazah sang ibu mertua terbengkalai, dia pun akhirnya membubuhkan tandatangan di atas selembar kertas itu.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">"Awalnya sih, saya nggak curiga, lagi kesusahan nggak nyangka nggak mau disalatin. Menurut saya mau pilih siapa itu urusan saya sama Tuhan. Tapi yang penting ibu saya disalatin," bilang Yoyo.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Beberapa saat, setelah Yoyo mengguratkan tandatangannya, barulah jenazah ibu mertuanya disalatkan dan akhirnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Dikatakan Yoyo, sebenarnya dia dan keluarganya tidak pernah mengungkapkan sebagai pendukung paslon tertentu.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Bahkan, sang ibu mertua tidak ikut memilih dalam putaran pertama 15 Februari lalu karena sudah uzur.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">"Saya dari dulu siapapun gubernurnya kampanye nggak pernah ikut, nempel poster juga nggak. Bahkan, saya menolak ada poster pasangan manapun di rumah saya. Makanya saya heran sampai begini," katanya.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Yoyo mengakui, dia memang pernah bergurau dengan tetangga-tetangganya seputar persaingan paslon Anies-Sandi dan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI, kali ini.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">"Saya memang kadang berkelakar ke tetangga. Saya bilang, saya nggak pilih Ahok karena dia Kristen, sementara saya Islam. Lalu, tetangga tanya, terus pilih siapa? Pilih Djarot, kata saya gitu," ungkap Yoyo.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Sementara itu, pihak kepolisian dari Polsek Metro Kebayoran Lama, Jumat pagi, telah mendatangi rumah keluarga Yoyo untuk meminta penjelasan terkait permasalahan tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">Sementara itu, Kapolsek Metro Kebayoran Lama, Komisaris Ardi Rahananta mengatakan, kedatangan pihaknya untuk memastikan tidak ada ancaman keamanan bagi keluarga tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-size: 15px;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;">"Kami ingin memastikan keamanan warga sekaligus mediasi agar masalah itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kami akan turunkan petugas untuk memantau agar jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," ujar Ardi.(*)</span></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><strong style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">👎</strong></span></div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –</strong> Calon Gubernur DKI Jakarta <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/basuki-tjahaja-purnama" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Basuki Tjahaja Purnama">Basuki Tjahaja Purnama</a> mengaku tidak tahu soal jenazah Hindun bin Raisan (77) tidak disalatkan di mushalla Al Mukmin, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Selasa lalu (3/7/2017).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Putri bungsu almarhum, Sunengsih alias Neneg (47), menduga hal itu karena pilihan politik sang ibunda pada 15 Februari lalu.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Saat dikonfirmasi, Ahok sapaan Basuki mengaku belum mendengar.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Saya enggak tahu, saya enggak tahu," kata Ahok kepada wartawan di kawasan <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/cakung" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Cakung">Cakung</a>, Jakarta Timur, Jumat (10/3/2017).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Kepada Tribunnews.com, di kediamannya, Neneng menduga warga tahu pilihan politik yang ibunda, karena pada 15 Februari lalu, sang ibunda masih terbaring lemah karena penyakit pengkapuran tulang dan darah tinggi. Alhasil petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) harus datang ke rumahnya, membawa surat suara.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Karena almarhum ibu saya sakit, jadinya dia mencoblos di rumah, semua orang lihat, harusnya kan pilihan ibu saya itu rahasia," ujarnya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Petugas TPS itu selain membawa surat suara, juga membawa paku untuk mencoblos dan sepotong styrofoam atau gabus, untuk tatakan mencoblos. Sang petugas juga membantu merentangkan surat suara tersebut dihadapan Hindun yang sudah sejak beberapa bulan terakhir tidak bisa jalan itu.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Terserah ibu mau pilih yang mana," ujar Neneng mengulangi pernyataan salah seorang petugas TPS kepada sang ibunda sebelum pencoblosan.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Sang ibunda kemudian mencoblos pasangan nomor nomor urut 2, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/basuki-tjahaja-purnama" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Basuki Tjahaja Purnama">Basuki Tjahaja Purnama</a> alias Ahok - Djarot Saiful Hidayat. Saat pencoblosan, sejumlah petugas TPS yang hadir serta keluarga yang menemani, bisa menyaksikan langsung pilihan Hindun.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Mungkin dari situ menyebar, orang-orang jadi tahu kalau ibu saya milih Ahok," katanya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Neneng mengakui bahwa almarhum ibundanya adalah penggemar Ahok. Kata dia sang ibunda tahu bahwa Ahok telah menggratiskan sekolah. Almarhum Hindun bisa mengetahui hal tersebut, karena salah seorang putra Neneng yang duduk di bangku kelas 1 SMP, sudah tidak lagi membayar uang sekolah sejak 2012 lalu.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Ibu saya juga tahu kalau banjir sekarang sudah berkurang, ibu saya kan masih suka nonton TV," katanya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Selain itu, dukungan untuk Ahok - Djarot diberikan oleh almarhum Hindun juga karena pasangan tersebut didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Neneng mengatakan ayahnya yang meninggal pada 2012 lalu, adalah penggemar berat PDIP, dan Bung Karno. Hal itu berpengaruh pada pilihan politik sang ibunda.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Jadi ibu saya ya namanya istri, dia ikut suami," katanya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Pada hari Selasa lalu (7/3), Hindun menghembuskan nafas terakhirnya pada sekitar pukul 13.30 WIB. Namun jenazah Hindun tidak dishalatkan di mushalla Al Mukmin, yang terletak sekitar 200 meter dari kediamannya.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Di hari kematian sang ibunda, ketika ia meminta ustaz Muhammad Safi'i yang menjadi ustaz keluarga sekaligus pengurus masjid Al Mukmin, agar ibundanya dishalatkan di musholla, sang ustaz menjawab "Nggak usah Neng, percuma nggak ada orang, di rumah saja, nanti gue yang mimpin."</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
<span style="color: #666666;"><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><span style="color: #323233; font-family: "open sans" , "arial" , sans-serif; font-size: 17px;">Neneng menduga pernyataan itu dilontarkan karena pilihan sang ibunda. Namun ia tidak pernah mengklarifikasi sang ustaz atas dugaannya itu. Ditemui di kesempatan terpisah, Muhammad Safi'i menyangkal tuduhan Neneng. Kata dia saran itu disampaikan karena saat itu tengah hujan deras.</span></span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
<span style="color: #666666;"><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">💧</span></span></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
<span style="color: #666666;"><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO</span></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;">, </span></span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 15px;"> - Tiga gereja di Kecamatan Parungpanjang, Bogor ditolak warga. Ketiganya yaitu Gereja Katolik, Gereja Metodhist Indonesia, dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Camat Parungpanjang Edi Mulyana mengatakan penolakan itu bukan cuma karena ketiga gereja tersebut tak punya izin mendirikan bangunan, melainkan bangunan gereja itu seharusnya bangunan tempat tinggal.</span></span></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">
"Bangunan tersebut sebenarnya rumah tempat tinggal, namun oleh pemiliknya digunakan sebagai rumah untuk ibadah dan sekarang dijadikan sebagai gereja," kata Edi Mulyana, kepada Tempo, Senin 6 Maret 2017.</div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">
Camat mengatakan, keberadaan tiga gereja tersebut sudah lama ditolak warga karena bangunan yang dijadikan untuk tempat ibadah berada di tengah permukiman warga, tepatnya di Perumahan Griya Parungpanjang.</div>
</div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<strong>Baca: <a href="https://metro.tempo.co/read/news/2017/03/05/214852818/satpol-pp-bogor-belum-periksa-tiga-gereja-di-parung-panjang" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" target="_blank">Satpol PP Bogor Belum Periksa Tiga Gereja di Parung Panjang</a></strong><br />
<br />
"Awalnya itu merupakan rumah, namun lama-lama setiap minggu banyak tamu datang dari luar perumahan yang ternyata untuk beribadah di rumah tersebut," kata Edi.<br />
<br />
Keresahan warga yang berujung penolakan itu pun karena pemilik rumah tidak pernah meminta izin kepada warga dan pengurus lingkungan jika rumahnya menjadi tempat ibadah dan saat ini dijadikan gereja. "Tahun 2014 lalu pun diprotes warga dan sempat ada kesepakatan untuk menghentikan kegiatan namun mereka sendiri yang melanggar," ujar Edi.<br />
<br />
Camat Edi menegaskan, kasus ini sekarang sedang ditangani Pemerintah Kabupaten Bogor. "Masalah ini sekarang sedang dikaji oleh FKUB, ditambah lagi perizinan (IMB) gereja atau tempat ibadah pun yang mengeluarkan adalah Bupati, makanya sekarang sedang dikaji," kata dia.<br />
<br />
Spanduk-spanduk bertuliskan penolakan terhadap keberadaan gereja yang selama ini dipasang di wilayah perumahan itu mulai diturunkan oleh petugas Satuan Polisi Pamongpraja Kabupaten Bogor.<br />
<br />
"Kami selalu berkoordinasi dengan warga sekitar agar tidak terprovokasi masalah ini, karena jika sudah masuk SARA, masalah bisa lebih besar, " kata Kabid Dalops Satpol PP Kabupaten Bogor, Asnan Sugandha.<br />
<br />
Dia mengatakan, sampai saat ini belum ada rencana kegiatan penyegelan tempat ibadah (Gereja) oleh pihak Satpol PP baik tingkat Kecamatan (Kasitrantib) maupun tingkat Kabupaten Bogor. "Bukan hanya di Parungpanjang tapi di Kabupaten Bogor sampai saat ini tidak ada tempat ibadah yang disegel," kata dia.<br />
<br />
<strong>M SIDIK PERMANA</strong></div>
<div style="color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong>👀</strong></div>
<div style="color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Direktur Imparsial Al Araf menyayangkan ajang pertarungan Pilkada DKI Jakarta dimanfaatkan untuk menebar <a href="http://news.liputan6.com/read/2869900/polri-penegakan-hukum-tak-hentikan-penebar-kebencian-di-medsos" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="kebencian">kebencian</a>. Padahal, kata dia, pesta demokrasi ini harusnya digunakan untuk beradu gagasan atau ide dari masing-masing tim pasangan calon.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Politik itu tentang adu ide, adu gagasan, bukan ruang untuk bertarung dengan menebarkan kebencian dan isu SARA," kata Al Araf dalam diskusi publik 'Penebaran Kebencian, Problem Intoleransi, dan Peranan Penegak Hukum' di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (27/2/2017).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2870772::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2865131/jokowi-politisasi-sara-bagian-dari-praktik-demokrasi-kebablasan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Jokowi: Politisasi SARA Bagian dari Praktik Demokrasi Kebablasan</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2859055/icmi-minta-umat-islam-tak-terpecah-hanya-karena-pilkada" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">ICMI Minta Umat Islam Tak Terpecah Hanya karena Pilkada</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="http://news.liputan6.com/read/2851261/ketum-pp-muhammadiyah-imbau-tokoh-politik-jaga-ucapan" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Ketum PP Muhammadiyah Imbau Tokoh Politik Jaga Ucapan</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Menurut dia, penebaran <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2819653/ahok-biasalah-ada-yang-benci-tapi-yang-suka-juga-banyak-kok" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="kebencian">kebencian</a> lewat media sosial mulai terlihat pada pada ajang Pilkada DKI Jakarta 2012. Ia menambahkan, tidak menutup kemungkinan juga penebaran kebencian bakal terus dilakukan sampai ajang Pilpres 2019 mendatang.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Nah ini sesuatu yang harus dilawan. Politisasi SARA itu menunjukkan kedangkalan kita dalam berpolitik," ucap Araf.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Ia pun berharap ke depan masyarakat lebih rasional dan dewasa dalam berpolitik. Yaitu dengan tidak melibatkan unsur ujaran <a href="http://news.liputan6.com/read/2778443/pbnu-pemerintah-harus-tindak-tegas-situs-penyebar-kebencian" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="kebencian">kebencian</a> dan SARA dalam politik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Dan saya rasa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mau terjerumus dalam politik yang dangkal dan ingin membangun politik yang sehat," tambah Araf.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; text-align: center;">
👮</div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b>Spanduk berisi imbauan supaya warga tak mensalatkan pendukung atau pembela penista agama muncul di kawasan Mampang Prapatan, <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b> Selatan. Ada dua spanduk berisi imbauan larangan mensalatkan pendukung penista agama.</div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
Penelusuran merdeka.com, masjid pertama ditemukan spanduk itu yakni Masjid Husnul Khotimah di Kelurahan Mampang Prapatan dan Masjid Al-Anwar yang hanya berjarak sekitar 600 meter dari masjid Husnul Khotimah. Salah satu pengurus Masjid Husnul Khotimah membenarkan jika pemasangan spanduk itu inisiatif pihak masjid.</div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
"Alasannya mau masang ya karena situasi sekarang, tentang kasusnya <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="https://www.merdeka.com/tag/a/ahok/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%;">Ahok</a></b>," kata Salah satu takmir Masjid Husnul Khotimah, Abid Bima Sakti (19) saat ditemui merdeka.com di teras Masjid Husnul Khotimah, Jumat (3/03) malam.</div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
Namun, Abid membantah jika spanduk tersebut dibuat berdasarkan inisiatif dari masjid. Menurut Abid, ada orang yang memberikan spanduk itu ke masjid dan kemudian di pasang oleh pengurus masjid yang mengamini larangan mensalati jenazah pendukung Ahok.</div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
Abid mengatakan, mensalatkan jenazah adalah kewajiban muslim, namun haram bagi pendukung Ahok berdasarkan Alquran. Menurut Abid, larangan mensalatkan penista agama sesuai dengan anjuran Alquran sehingga wajib dijalankan.</div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" /></div>
<div style="font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;">
"Kalau terbukti timnya Ahok pakai baju kotak-kotak dan terindikasi, ya kami nggak mau mensalatkan," imbuhnya.</div>
</div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
</div>
<span style="background-color: white; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal;"></span><div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px;">
Salah satu warga yang tinggal di dekat Masjid Husnul Khotimah, Damai Putra (20) mengaku tidak sepakat dengan pemasangan spanduk tersebut. Ia berpendapat ada baiknya di lepas saja spanduknya.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Saya pribadi nggak setuju. Allah saja maha pemaaf. Di lepas saja, kan kita sama-sama Islam, ini kan demokrasi," ungkapnya.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Warga lain yang rumahnya bedekatan dengan Masjid Al-Anwar, Yanto (52) mengaku sepakat dengan pemasangan spanduk tersebut. Menurutnya menyolati jenazah orang munafik adalah haram.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Kalau secara pribadi saya, orang munafik tidak perlu disolatkan. Saya sepakat dengan pemasangan spanduk ini," ungkapnya saat diwawancara di depan masjid Al-Anwar.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Rahmat Yanto (27), warga yang tempat tinggalnya dekat dengan Masjid Al-Anwar mengaku tak ambil pusing dengan pemasangan spanduk. Menurutnya memang akan jadi pro kontra ketika melihat kasus Ahok dari kacamata agama dan politik.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Saya mah netral aja, terserah! Dari sisi mana dulu ngelihatnya. Dari sisi politik atau agama. Kalau dari agama kan beda dengan politik," tuturnya.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Spanduk berisi imbauan larangan mensalati pendukung penista agama sebelumnya muncul di wilayah Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan. Spanduk tersebut bahkan menjadi viral di media sosial seperti di Masjid Mubassyirin, Jalan Karet Belakang Selatan, Karet, Jakarta Selatan. <strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[gil]</strong></div>
<div style="background: none 0px 0px repeat scroll rgb(255, 255, 255); border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: "noto sans", sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">👮</strong></div>
</h1>
<h1 style="font-family: "helvetica neue", helvetica, arial, sans-serif; line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px;">
tempo.co:<br />
<span class="date-news-detail" style="border: 0px; color: #a4a4a4; display: block; font-family: "robotodraft" , "arial"; font-size: small; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 14px 0px 7px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> - Pilkada 2017 tentu menjadi saat-saat menegangkan bagi sebagian orang. Dalam buku Proyeksi Penduduk Indonesia yang dipublikasikan Bappenas (2013), jumlah penduduk DKI Jakarta 2017 diproyeksikan mencapai lebih dari 10,37 juta jiwa. Jumlah terbesar berada dalam kelompok umur 25 tahun-34 tahun. Artinya kelompok umur itu disebut sebagai </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">young adult</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> (dewasa muda) dan akan menjadi salah satu penentu kemenangan calon gubernur di pilkada DKI Jakarta .</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca juga :<a href="https://gaya.tempo.co/read/news/2017/02/14/108846477/siapa-yang-bakal-menjadi-pilihan-begini-kata-tika-bisono" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="Siapa yang Bakal Menjadi Pilihan? Begini Kata Tika Bisono">Siapa yang Bakal Menjadi Pilihan? Begini Kata Tika Bisono</a></strong><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Nah Bagaimana mereka akan memilih pemimpin daerahnya? Generasi muda atau generasi milenial sekarang ini cenderung lebih kritis . Kritis melihat apakah ucapan yang mereka katakan sesuai dengan kondisi di lapangan. Mereka juga sudah mulai kritis melihat data. "Artinya, mereka lebih melihat fakta di lapangan seperti apa," ujar psikologis klinis Ine Aditya. Karena itu, debat cagub pun menjadi hal penting bagi generasi muda untuk melihat bagaimana kesiapan dan kredibilitas calon pemimpin daerah itu.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Disebutkan juga bahwa media sosial juga masih mempengaruhi pilihannya tersebut. Sekarang ini, lanjut Ine, orang-orang lebih banyak melihat dari media sosial untuk melihat kinerja para calon pemimpin itu. Namun tetap saja ada yang masih terpengaruh dengan hal lain, yaitu nilai-nilai dan prinsip, katanya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Siapa yang akan mereka pilih? Ine menjawab jika dilihat dari tipe kepemimpinannya tentu saja yang demokratis dan yang punya prinsip. Leadership yang diharapkan tentu saja yang melakukan hal-hal dengan benar. Tidak hanya dengan kata-kata saja. "Yang bisa lebih </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">out of the box</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;"> dan kreatif," ujar Ine.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Baca juga :<a href="https://gaya.tempo.co/read/news/2017/02/14/108846489/psikolog-pilkada-itu-memilih-pelayan" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="Psikolog: Pilkada Itu Memilih Pelayan!">Psikolog: Pilkada Itu Memilih Pelayan!</a></strong><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">Tapi, lanjutnya setiap orang memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan pilihan. Ada beberapa hal yang mempengaruhi. Yaitu prinsip dan nilai yang mereka anut, karimastik tokoh, keoriginalitas dan kekongkritan dari visi dan misinya, kondisi kerja mereka di lapangan saat ini, kreativitas, kecerdasan, transparansi, dan trackrecordnya. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px;">"Generasi sekarang memang ingin lebih bebas berpendapat . Ingin hal yang baru, ingin sesuatu yang nyata. Bukan yang hanya mengawang-ngawang," katanya. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">SUSAN</strong></span><span class="date-news-detail" style="border: 0px; color: #a4a4a4; display: block; font-family: "robotodraft" , "arial"; font-size: small; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 14px 0px 7px; vertical-align: baseline;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;"><strong style="font-family: Arial, sans-serif;">TEMPO.CO</strong><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">, </span><strong style="font-family: Arial, sans-serif;">Kediri </strong><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">- Pondok Pesantren Lirboyo Kediri memulangkan santrinya yang hendak mengikuti pemilihan kepala daerah serentak. Mereka diminta memilih calon kepala daerah yang bermanfaat bagi Islam Ahlusunnah Waljama’ah Annahdliyah dan NKRI.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri membuka kesempatan kepada setiap santrinya untuk menyalurkan hak politik dalam pemilihan kepala daerah serentak pada 15 Februari 2017. Lebih dari 10 ribu santri dari berbagai kota di pelosok Tanah Air belajar ilmu agama di salah satu pondok pesantren terbesar di Pulau Jawa ini.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">“Santri yang di daerahnya melaksanakan pilkada dipersilakan pulang,” kata pengasuh Pondok, Kiai Abdul Muid, kepada </span><em style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;">Tempo</em><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">, Selasa, 14 Februari 2017.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;">Tak hanya mengizinkan santrinya pulang, pengasuh pondok pesantren Lirboyo dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani Kiai Abdul Qodir Ridlwan, Kiai Abdul Khobir, dan Kiai Anwar Manshur juga memberi arahan saat memilih calon kepala daerah. Dalam poin kedua dari tiga poin surat pemberitahuan tersebut, disampaikan kepada para santri untuk memilih calon kepala daerah yang bermanfaat bagi Islam Ahlusunnah Waljama’ah Annahdliyah dan NKRI.</span></strong></span><span class="date-news-detail" style="border: 0px; color: #a4a4a4; display: block; font-family: "robotodraft" , "arial"; font-size: small; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 14px 0px 7px; vertical-align: baseline;">Rabu, 15 Februari 2017 | 07:03 WIB</span></h1>
<h2 style="border: 0px; font-family: RobotoDraft, arial; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.tempo.co/read/news/2017/02/15/331846616/setelah-mencoblos-enaknya-nikmati-promo-pilkada" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; color: #c2185b; font-family: Adamina, "Times New Roman"; font-size: 26px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 35px; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 5px 0px 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Setelah Mencoblos Enaknya Nikmati Promo Pilkada">Setelah Mencoblos Enaknya Nikmati Promo Pilkada</a></h2>
<h1 style="font-family: "helvetica neue", helvetica, arial, sans-serif; line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px;">
<article style="border: 0px; float: left; font-family: RobotoDraft, arial; font-size: medium; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div style="border: 0px; font-family: OpenSans-Light, arial; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 14px; margin-top: 14px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-spacing: normal;">
<span style="border: 0px; font-family: "opensans" , "arial"; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">TEMPO.CO</span>, <span style="border: 0px; font-family: "opensans" , "arial"; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta</span> - Buat mereka yang ingin mengisi libur pemilihan kepala daerah atau pilkada, Rabu, 15 Februari 2017, tak ada salahnya berjalan-jalan atau makan di pusat perbelanjaan. Tentu saja kegiatan ini dilakukan setelah menyuarakan hak memilih kepala daerah. Banyak promosi menarik yang diberikan berbagai gerai dan restoran khusus di hari pilkada.<br />
<br />
Salah satu rumah makan yang menawarkan diskon menarik adalah Piring Emas yang terletak di Lippo Mall Puri, Jakarta Barat. Mereka menawarkan voucer pengembalian uang atau <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">cashback</em> hingga 100 persen dengan jumlah maksimal Rp 300 ribu. Caranya, cukup perlihatkan tanda tinta yang membuktikan telah mencoblos. Voucer berlaku untuk kunjungan berikutnya dengan batas akhir penukaran 15 Maret 2017.<br />
<br />
Restoran lain yang juga menawarkan promo khusus adalah Ta Wan, yang bisa ditemui di berbagai mal besar. Buat mereka yang sudah memilih, Ta Wan memberikan tiga menu pilihan secara gratis berupa Ayam Goreng Ta Wan, Kakap Tausi, dan Sapi Ala Mongolia. Syaratnya, minimal transaksi Rp 250 ribu dan berlaku pukul 10.00-15.00.<br />
<br />
Diskon juga ditawarkan wisata air Waterbom di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dengan menunjukkan jari yang telah dicelup tinta tanda sudah memilih, pengunjung cukup membayar Rp 60 ribu. Harga tiket normal adalah Rp 170 ribu untuk orang dewasa di hari biasa dan Rp 270 ribu pada akhir pekan atau libur nasional.</div>
<br /><div style="border: 0px; font-family: OpenSans-Light, arial; font-size: 15px; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: 23px; margin-bottom: 14px; margin-top: 14px; padding: 0px; vertical-align: baseline; word-spacing: normal;">
Tempat-tempat mana lagi yang menawarkan promo menarik khusus pilkada dengan menunjukkan jari yang sudah dicelup tinta? Berikut ini beberapa di antaranya.<br />
<br />
#Sogo, berupa penawaran atau hadiah spesial.<br />
#Pancious, menawarkan <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pancake</em> spesial secara gratis.<br />
#Dairy Queen, memberikan minuman tertentu secara gratis.<br />
#Carl’s Jr., cukup membayar Rp 25 ribu untuk menu burger klasiknya.<br />
#Caribou Coffe, beli satu gratis satu.<br />
#The Duck King, voucer<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> cashback</em> 100 persen setiap minimal transaksi Rp 300 ribu.<br />
#Yie Thou, diskon 50 persen minimal transaksi Rp 500 ribu.<br />
#Boga, gratis makanan penutup pada pukul 14.00-17.00.<br />
<br />
<span style="border: 0px; font-family: "opensans" , "arial"; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">PIPIT</span></div>
</article>
<div class="separator" style="clear: both; font-size: 38.5px; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ0C-cCu2wpPE5vUtQlxxkLtnYEkbZsFy56i5W01q_TrBo5ylAywRkBfZtaykYE4OAcUSf12KnHk3BHpf04z3_8PDbUrkZgK6u2prMzs9lp390z8JPLJqstMtADdMjuO8dprFBP9Qp1g8/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ0C-cCu2wpPE5vUtQlxxkLtnYEkbZsFy56i5W01q_TrBo5ylAywRkBfZtaykYE4OAcUSf12KnHk3BHpf04z3_8PDbUrkZgK6u2prMzs9lp390z8JPLJqstMtADdMjuO8dprFBP9Qp1g8/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">BOGOR, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F08%2F01%2F13363111%2Fsurvei.wahid.foundation.indonesia.masih.rawan.intoleransi.dan.radikalisme%3Futm_source%3DWP%26utm_medium%3Dbox%26utm_campaign%3DKknwp&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: -61.5px; position: absolute; top: -45px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f15f023d3d11064" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2Fbz-D0tzmBsw.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df2794289b877c5%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff15a77161a56a14%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F08%2F01%2F13363111%2Fsurvei.wahid.foundation.indonesia.masih.rawan.intoleransi.dan.radikalisme%3Futm_source%3DWP%26utm_medium%3Dbox%26utm_campaign%3DKknwp&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<div style="text-align: right;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"> - Indonesia selaku negara multi etnis dan agama, masih menghadapi persoalan intoleransi.</strong></div>
<div style="text-align: left;">
<a href="https://www.ecoi.net/file_upload/1788_1295445393_idn34570.pdf">kebrutalan kriminal demi sebuah pembelaan</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Kerawanan intoleransi di Indonesia menjadi temuan utama survei nasional bertajuk "Potensi Intoleransi dan Radikalisme Sosial Keagamaan di Kalangan Muslim Indonesia" yang digelar Wahid Foundation bekerja sama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) di Rancamaya, Bogor, Senin (1/8/2016).</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Survei itu melibatkan 1.520 responden yang tersebar di 34 provinsi. Responden adalah umat Islam berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah. Metode survei adalah random sampling dengan margin error sebesar 2,6 persen dan tingkat keyakinan 95 persen.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Paparan hasil survei tersebut bertujuan memberikan masukan kepada Pemerintah dalam menangani persoalan intoleransi dan radikalisme.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
(Baca: <a href="http://nasional.kompas.com/read/2016/08/01/12252781/jokowi.pemerintah.akan.tindak.tegas.pelaku.main.hakim.sendiri.di.tanjungbalai?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;">Jokowi: Pemerintah Akan Tindak Tegas Pelaku Main Hakim Sendiri di Tanjungbalai</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Acara pemaparan dihadiri Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Kepala Staf Presiden RI Teten Masduki, Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) As'as Sa'id Ali, dan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Hajriyanto Thohari.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Dalam sambutannya Yenny menyampaikan umat Islam di Indonesia merupakan wajah Islam moderat di dunia. Sebabnya umat Islam Indonesia dikenal mampu hidup berdampingan dengan umat beragama lainnya.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
"Karena itu jika ada potensi penguatan intoleransi di Indonesia, itu menjadi peringatan besar bagi kita semua untuk berhati-hati," ujar Yenny dalam sambutannya.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Putri sulung Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memaparkan survei tersebut sengaja memilih populasi khusus umat Islam karena isu toleransi dan intoleransi memang tengah menjadi persoalan tersendiri di tubuh umat Islam, khususnya di Indonesia.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<div style="text-align: justify;">
Yenny mengatakan toleransi dalam survei kali ini dimaknai dengan tidak menghalangi kelompok lain, baik sesama muslim maupun nonmuslim, yakni dalam pemenuhan hak sosial keagamaannya.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Hasil Survei</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Hasilnya, survei tersebut menemukan sejumlah data yang cukup mengkhawatirkan. Dari total 1.520 responden sebanyak 59,9 persen memiliki kelompok yang dibenci.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Kelompok yang dibenci meliputi mereka yang berlatarbelakang agama nonmuslim, kelompok tionghoa, komunis, dan selainnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Dari jumlah 59,9 persen itu, sebanyak 92,2 persen tak setuju bila anggota kelompok yang mereka benci menjadi pejabat pemerintah di Indonesia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
(Baca: <a href="http://regional.kompas.com/read/2016/07/30/10343921/7.pelaku.penjarahan.dalam.kerusuhan.di.tanjungbalai.ditangkap?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;">7 Pelaku Penjarahan dalam Kerusuhan di Tanjungbalai Ditangkap</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Sebanyak 82,4 persennya bahkan tak rela anggota kelompok yang dibenci itu menjadi tetangga mereka.</div>
<div style="text-align: right;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px; text-align: start;">
Dari sisi radikalisme sebanyak 72 persen umat Islam Indonesia menolak untuk berbuat radikal seperti melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah pemeluk agama lain atau melakukan sweeping tempat yang dianggap bertentangan dengan syariat Islam.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: "open sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
<b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">Merdeka.com - </b>Kekerasan kembali dirasakan oleh wartawan saat meliput aksi 112, di bilangan Masjid Istiqlal, <b style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;"><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: #2b67a2; font-family: arial; margin: 0px; outline: none medium; padding: 0px; text-decoration: none; text-size-adjust: 100%;">Jakarta</a></b> Pusat, Sabtu (11/2). Aksi kekerasan tersebut diterima oleh wartawan Metro TV dan Global TV.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Desi Bo, reporter Metro TV harus mengalami luka di bagian kepala akibat hantaman benda tumpul.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Mereka (massa) mukul pakai bambu dari atas, samping, lalu kita juga dilempar pakai gelas air mineral. Saya kena di kepala pakai bambu," ujarnya kepada merdeka.com di lokasi.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Hal yang sama juga dirasakan oleh kameraman Metro TV, Ucha.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Perut, sama pundak diludahin. Mereka pukul pakai tangan, ada juga nendang di bagian kaki," kata Ucha.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Sementara itu, kameraman Global TV, Dino merasa tertekan atas aksi massa 112. Sebab, dirinya dibilang tak sopan atas pengucapan nama Pimpinan Front Pembela Islam (FPI).<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Gue ditanyain dikerubungi, mereka bilang semua TV harus ngomong itu Habib Rizieq, jangan cuma Rizieq doang yang sopan, ngotot ngomongnya," kata Dino.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
Atas kejadian itu, para awak media tersebut kini sudah diamankan oleh petugas dan diarahkan masuk dalam Gereja Katedral.<br />
<br style="box-sizing: border-box; font-family: arial; text-size-adjust: 100%;" />
"Gw serahin ke kantor (lapor polisi atau nggak)," kata Desi Bo.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; border: 0px none; box-sizing: border-box; color: black; font-family: "Noto Sans", sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.8em; margin-bottom: 30px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">
Belum jelas siapa yang memukul dan meludahi wartawan ini. <strong style="background: none 0px 0px repeat scroll transparent; border: 0px none; box-sizing: border-box; font-family: arial; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; text-size-adjust: 100%;">[rnd]</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">💥</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta</span> Indonesia tengah dilanda darurat <a href="http://news.liputan6.com/read/2658572/setara-institute-minta-polri-tegas-pada-pendemo-2-desember" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="kebebasan beragama">kebebasan beragama</a> dan kepercayaan. Padahal, undang-undang menjamin setiap warga negaranya memiliki agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Peneliti kebebasan <a href="http://news.liputan6.com/read/2670671/setara-kasus-super-cepat-ahok-dan-lambannya-penanganan-ham" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Setara Institute">Setara Institute</a>, Halili memaparkan hasil penelitiannya. Sepanjang tahun 2016, 208 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama terjadi. Dari 34 provinsi di Indonesia, 24 di antaranya merupakan provinsi yang tak aman untuk menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
"Pelanggaran terbesar terjadi di wilayah Jawa Barat dengan 41 peristiwa, DKI Jakarta 31 peristiwa, serta Jawa Timur 22 peristiwa, dan lain-lain," ujar Halili dalam konferensi pers di Jalan Hang Lekiu II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (29/01/2017).</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Belum lagi para pelaku pelanggaran itu adalah negara sendiri. Halili menjelaskan, dari 270 tindakan pelanggara kebebasan beragama, terdapat 140 tindakan pelanggaran yang melibatkan para penyelenggara negara sebagai aktor.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
"Aktor ini yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah pihak dari kepolisian, dengan 37 tindakan pelanggaran," ucap dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Sementara, institusi lainnya yang masih perpanjangan tangan Negara turut serta membuat rakyat tak bisa beragama dan berkeyakinan seperti jaminan <a href="http://news.liputan6.com/read/2821726/tanggapan-setara-institute-soal-latihan-bela-negara-tni-dan-fpi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="undang-undang">undang-undang</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Halili menyebut, institusi pendidikan negeri jadi pelaku dengan 11 tindakan, Kementerian Agama dengan sembilan tindakan serta Kejaksaan dengan delapan tindakan.</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif;">
Termasuk di dalamnya ormas-ormas keagamaan seperti aliansi ormas Islam sebanyak 30 tindakan, MUI 17 tindakan, FPI 16 tindakan dan perusahaan sebanyak empat tindakan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; text-align: center;">
👮</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> Kejaksaan Tinggi Jabar telah menerima surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) kasus dugaan penodaan Pancasila dari penyidik Polda Jawa Barat. Dengan demikian, status perkara yang menjerat pemimpin ormas Front Pembela Islam (FPI) <a href="http://news.liputan6.com/read/2831592/kejati-jabar-terima-spdp-kasus-penghinaan-pancasila-rizieq-shihab" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Habib Rizieq Shihab ">Habib Rizieq Shihab </a>ini telah dinaikkan ke penyidikan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Jadi Kejati Jabar itu telah menerima SPDP atas nama tersangka Habib Rizieq, dua hari yang lalu," kata Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat (Kajati) Setia Untung Arimuladi, di kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (19/1/2016).</div>
<div class="baca-juga" data-cache-key="liputan6.com:bump:TextTypeArticle#2831947::isNotMobile::ac5de150fe47600ff205ae2153e02b79" data-cache-ttl="2880" data-component-name="desktop:read-page:article-content-body:section:bacajuga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://regional.liputan6.com/read/2831778/gabungan-20-ormas-jabar-tuntut-pembubaran-fpi" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Gabungan 20 Ormas Jabar Tuntut Pembubaran FPI</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://video.liputan6.com/news/news-flash-penyidik-jadwalkan-gelar-perkara-rizieq-shihab-pekan-depan-2831884" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">NEWS FLASH: Penyidik Jadwalkan Gelar Perkara Rizieq Shihab Pekan Depan</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://news.liputan6.com/read/2831629/surat-penyidikan-dikirim-ke-kejati-jabar-habib-rizieq-tersangka" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Surat Penyidikan Dikirim ke Kejati Jabar, Habib Rizieq Tersangka?</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Untung melanjutkan, setelah menerima SPDP atas nama tersangka <a href="http://news.liputan6.com/read/2831629/surat-penyidikan-dikirim-ke-kejati-jabar-habib-rizieq-tersangka" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Habib Rizieq Shihab">Habib Rizieq Shihab</a>, pihaknya terus mengikuti perkembangan penyidikan yang dilakukan penyidik Ditkrimum Polda Jawa Barat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Untung menambahkan, dengan adanya SPDP ini pihaknya akan menunggu pelimpahan berkas perkara tahap pertama atas kasus tersebut untuk diteliti.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Jadi nanti kita tunggu berkas perkaranya tahap pertama. Yang pasti Kejati Jabar telah menerima SPDP seperti itu," ucap dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<a href="http://news.liputan6.com/read/2830392/ramai-ramai-laporkan-rizieq-shihab-ke-polisi-ini-daftarnya" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Rizieq Shihab">Rizieq Shihab</a> dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri lantaran diduga menghina Pancasila. Awalnya laporan tersebut dilakukan di Bareskrim Polri, kemudian dilimpahkan ke Polda Jabar karena tempat kejadian perkara di wilayah Jawa Barat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; text-align: center;">
👌</div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal; text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<br />
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<div style="text-align: left;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
indonesia media: Basuki T Purnama alias <b><a href="https://www.merdeka.com/tag/a/ahok/" style="border: 0px; color: orange; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: all 0.2s ease-in; vertical-align: baseline;">Ahok</a></b> menangis terisak-isak dalam sidang sebagai terdakwa kasus dugaan penistaan agama di Pengadilan Negeri <b><a href="http://www.merdeka.com/tag/j/jakarta/" style="border: 0px; color: orange; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; transition: all 0.2s ease-in; vertical-align: baseline;">Jakarta</a></b> Utara. Banyak pihak justru mencibir tangisan Ahok hanya pura-pura. Namun, pelbagai cibiran itu justru dianggap bisa menimbulkan simpati banyak orang.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Guru Besar Universitas Indonesia Sulistyowati Irianto melihat, usai sidang tersebut justru membuat banyak pihak tersentuh mendengar nota pembelaan Ahok berisi tentang kehidupannya lekat dengan toleransi beragama. Sehingga dia meyakini akan banyak orang tidak lagi meragukan sosok gubernur DKI Jakarta nonaktif itu.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Momen sidang itu malah membuat Ahok mendapat simpati yang sesungguhnya. Yang tidak lagi meragukan lagi dia siapa. Semakin dia di-bully, semakin dia mendapat simpati luar biasa dari orang-orang lintas agama juga,” kata Sulistyowati kepada merdeka.com, Rabu (14/12).</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut Sulistyowati, sosok Ahok selama ini telah menunjukkan sikap sebagai nasional tulen. Sehingga tidak heran bila Ahok tidak takut dipenjara akibat kasusnya. Namun, lanjut Sulistyowati, Ahok justru takut dicap menghina agama keluarganya sendiri. Apalagi Ahok selama ini dikenal dekat dengan keluarga mantan Panglima M Yusuf yang dikenal bersih.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebagai ahli antropologi hukum, Sulistyowati melihat banyak kejanggalan dalam proses kasus Ahok. Mulai dari penyelidikan, pelimpahan kasus hingga persidangan berjalan terlalu cepat. Sehingga dia melihat ada ketidakadilan kepada Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama tersebut.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sehingga, dia melihat seolah ada keraguan dari para penegak hukum untuk menangani kasus penistaan agama diduga dilakukan Ahok ini. Kondisi ini juga dipandang sebagian masyarakat sebagai ketidakadilan hukum bagi Ahok.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Komunitas masyarakat ini sudah mulai melihat gimana hukum negara itu tidak adil bagi Ahok. Dari proses penyelidikan, penyidikan, gelar perkara divoting, mana ada divoting kan. Dan pasal pidana itu, kalau kau ragu lebih baik melepaskannya,” terangnya.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menuding Ahok mencari simpati dengan menangis dalam menjalani sidang perdana kasus dugaan penistaan agama. Yandri menilai tangisan Ahok hanyalah air mata buaya.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Saya kira itu nangisnya air mata buaya. Itu modus. Tujuannya nyari simpati,” kata Yandri di Gedung DPR.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Yandri juga meyakini hakim tak akan terpengaruh dengan tangisan Ahok tersebut. Anggota Komisi II DPR ini menilai hakim tetap akan mengedepankan fakta dalam kasus ini.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Saya yakin hakim berpatokan dengan fakta yang sudah diungkap polisi kemudian kejaksaan dan kejaksaan sudah sampaikan pasal yang dituduhkan ke Ahok,” tegasnya.</div>
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menanggapi cibiran itu, Ahok justru bersikap santai. “Saya kira orang boleh tuduh macam-macam bebas kan,” kata Ahok di Rumah Pemenangan Lembang.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="background-color: #1d1d1d; border: 0px; color: white; font-family: "PT Sans", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin-bottom: 2.4rem; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia mengaku sudah lama sekali tidak menangis. Seingatnya, terakhir kali menitikkan air mata saat ayahanda meninggal sekitar 19 tahun lalu. “Enggak pernah keluar air mata, pas ayah meninggal saja kita baru keluar air mata,” terangnya.(Mdk / IM )</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">👀</strong></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita</strong></div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Politikus Golkar <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/ahmad-doli-kurnia" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Ahmad Doli Kurnia">Ahmad Doli Kurnia</a> melihat peristiwa tangisan Ahok dalam dua situasi. Situasi pertama, bila tangisan itu buatan dan dilakukan dengan penuh kepura-puraan.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Doli menilai Ahok melanjutkan kebiasaan membohongnya seperti yang sering dilakukannya selama ini. </div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Atau 'tangisan bombay' itu menunjukkan bahwa Ahok memang memiliki mental 'inlander', di mana ke bawah menginjak, ke atas menjilat," kata Doli melalui pesan singkat, Rabu (14/12/2016).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Doli menegaskan publik masih mengingat saat Ahok bersikap dan berperilaku kasar dan semena-mena terhadap rakyat biasa.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Tetapi prilaku kasar itu, sontak berubah ketika berhadapan dengan hakim. Doli menuturkan Ahok menjadi tunduk, merendah, bahkan merengek-rengek. </div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Jadi ini situasi 'pencitraan' yang ingin membangun kesan seakan Ahok dizolimi," kata Doli.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Situasi kedua, kata Doli bila tangisan itu benar serius, mungkin Ahok memiliki penyimpangan kejiwaan. </div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Menurutnya, hal itu sungguh mengerikan ketika publik bisa melihat di dalam satu orang memiliki karakter yang kontras.</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br />
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Ahok yang kita kenal selama ini bengis, kejam, kasar, bergaya preman, dengan penuh makian, tiba-tiba bisa beruraian air mata dan cengeng," kata Doli.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Doli menilai Ahok tidak pantas memimpin karena memiliki mental yang tidak stabil. Apalagi, kata Doli, bila mendengar isi tanggapannya di persidangan masih juga ada kebohongan, berilusi, mengundang konflik, dan bahkan masih juga menista Al Quran. </div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Saya kira hakim harus benar-benar catat itu," ujar Doli.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Sebelumnya, Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meneteskan air mata saat membacakan nota keberatan atas dakwaan <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/penistaan-agama" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="penistaan agama">penistaan agama</a> Jaksa Penuntut di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Ahok tak kuasa menahan kesedihan kala menceritakan bagaimana dirinya dibesarkan oleh keluarga muslim asal Bugis, (alm) Andi Baso Amier dan (almh) Masaribu Aba bin Aca.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Ahok yang mengenakan batik kuning motif hitam mulanya menceritakan latar belakang dirinya mengutip Surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu, ucapan yang membuatnya kini duduk di kursi terdakwa kasus <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/penistaan-agama" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="penistaan agama">penistaan agama</a>.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Ia menegaskan, tak ada niat sedikit dirinya untuk menistakan kitab suci umat muslim, Al Quran, apalagi agama Islam. Ucapan itu terlontar karena dirinya kerap mendapat 'serangan' dari oknum politikus yang menggunakan Surat Al Maidah ayat 51 karena tidak ingin bersaing secara sehat dalam pilkada.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
Ahok pun sadar, bahwa ada tutur bahasa darinya yang tidak sesuai saat itu.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px;">
"Ada ungkapan, bahwa hanya Allah atau Tuhan yang tahu, apa maksud ucapan seseorang," ucap Ahok.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
😭</div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=5&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F12%2F09%2F18445891%2Fpolisi.dinilai.lakukan.pembiaran.terkait.pembubaran.kebaktian.di.bandung&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; display: inline-block; left: 37.5px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f891e908b7957" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2F_IDqWBiKXtV.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df206bd1a8192c0c%26domain%3Dnasional.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fnasional.kompas.com%252Ff1172765d3da8e4%26relation%3Dparent.parent&container_width=5&href=http%3A%2F%2Fnasional.kompas.com%2Fread%2F2016%2F12%2F09%2F18445891%2Fpolisi.dinilai.lakukan.pembiaran.terkait.pembubaran.kebaktian.di.bandung&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"> - Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menilai, aksi pembubaran Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Selasa (6/12/2016) malam, sebagai bentuk pelanggaran oleh aparatur negara.</b></strong><br />
<br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sekretaris Umum PGI Pendeta Gomar Gultom mengatakan, saat terjadi aksi pembubaran, kepolisian justru cenderung melakukan pembiaran dan tidak melakukan aksi pencegahan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Padahal, kegiatan KKR tersebut telah memiliki izin resmi dari kepolisian.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Kami melihatnya sebagai pelanggaran serius oleh negara. Polisi dinilai melakukan pembiaran dan inskonstitusional dengan memberikan ruang bagi sekelompok massa untuk memberikan tekanan," ujar Gomar saat dihubungi, Jumat (9/12/2016).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/12/09/17465841/surati.kapolri.pgi.minta.polisi.bertindak.tegas.atas.pembubaran.ibadah" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Surati Kapolri, PGI Minta Polisi Bertindak Tegas atas Pembubaran Ibadah</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Gomar menuturkan, pasca-pembubaran, PGI mendapat informasi dari panitia KKR bahwa saat massa dari Pembela Ahlus Sunnah (PAS) datang ke Sabuga, polisi justru memberikan ruang negosiasi dengan pihak panitia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dia menilai, proses negosiasi tersebut menjadi ruang bagi massa PAS untuk memberikan tekanan kepada umat yang sedang beribadah.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Seharusnya, kata Gomar, polisi mencegah aksi massa tersebut dan melindungi umat yang beribadah karena mereka telah mengantongi izin resmi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(baca: <a class="inner-link" href="http://regional.kompas.com/read/2016/12/07/21222791/panitia.kkr.nyatakan.telah.penuhi.prosedur.penyelenggaraan.kebaktian.di.sabuga" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Panitia KKR Nyatakan Telah Penuhi Prosedur Penyelenggaraan Kebaktian di Sabuga</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saat massa datang harusnya tugas polisi melindungi masyarakat yang sudah punya izin. Yang dilakukan polisi malah mempertemukan massa dengan panitia. Dengan kondisi seperti itu kan panitia secara psikologis merasa tertekan dan terancam," kata dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Gomar berharap Kapolri Jenderal Pol <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/tag/Tito%20Karnavian" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Tito Karnavian</a> memberikan perhatian serius terhadap peristiwa tersebut.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dia meminta kepolisian tidak tunduk pada tuntutan dan pemaksaan kehendak melalui pengerahan massa.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
(baca: <a class="inner-link" href="http://nasional.kompas.com/read/2016/12/08/19500171/menko.polhukam.sebut.pembubaran.kebaktian.di.bandung.langgar.hukum" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Menko Polhukam Sebut Pembubaran Kebaktian di Bandung Langgar Hukum</a>)</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Menurut Gomar, jika hal tersebut terus terjadi, akan menjadi ancaman serius bagi upaya menjaga kemajemukan bangsa Indonesia.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;"></b></strong><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Saya berharap polisi mengedepankan konstitusi ketimbang konstituen. Kapolri harus ambil tindakan terhadap pimpinan di lapangan saat itu," kata Gomar.</div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">👂</b></strong></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px;">RMOL. </b><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 19px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Pembubaran paksa ibadah menyambut Natal di gedung Sabuga ITB, Kota Bandung, oleh sekelompok orang pada Selasa lalu adalah tindakan yang melukai kerukunan umat beragama di Indonesia.</span></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;"><br /></span></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Demikian ditegaskan anggota Komisi III DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/12).</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Menurut politikus Partai Gerindra itu, tidak sedikit pihak yang ingin memanfaatkan suasana Natal untuk membuat kericuhan. Apalagi, diketahui bahwa perayaan Natal sudah berkali-kali digelar di Gedung Sabuga.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">"Kenapa harus dilarang? Itu menciderai kerukunan umat beragama di Indonesia. Walaupun ada aturan (perizinan) yang tidak dipenuhi, kan kita bisa toleransi sedikit," ucapnya.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Dasco menolak dalih Ormas yang menuduh perayaan Natal di Sabuga melanggar peraturan tentang tata ruang.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">"Katakanlah perayaan Lebaran, kemudian salat di sana sini dianggap melanggar? Jangan begitulah, toleransi. Natal ini kan setahun sekali," ucapnya.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">Dia juga bertanya-tanya mengapa kepolisian menuruti kemauan Ormas yang melarang perayaan Natal itu.</span><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><br style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;" /><span style="color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: 1px;">"Nanti kita tanya kepolisian. Mungkin agak lebih berhati-hati karena masalah agama," pungkasnya. </span><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">[ald]</b></strong><br />
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;"><br /></b></strong>
<br />
<div style="text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px;">🙏</b></strong></div>
</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Jakarta -</strong> Acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang digelar di Gedung Sabuga, Jl. Tamansari Kota Bandung, dengan menghadirkan Pendeta Stephen Tong terpaksa berakhir dini, Selasa (6/12) malam waktu setempat karena diinterupsi oleh massa.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Kelompok yang menamakan dirinya Pembela Ahlus Sunnah (PAS) itu memaksa panitia mengakhiri acara dengan alasan kegiatan kebaktian harus digelar di gereja, bukan gedung umum.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Lewat akun Instagram, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mencoba menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi soal itu, dan menulis: "Kegiatan dilanjut saja. Hak beragama Anda dilindungi negara."</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Namun kemudian, setelah acara KKR itu akhirnya dibubarkan sebelum waktunya, Ridwan meminta maaf.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Saya minta maaf, secara fisik saya tidak bisa di semua lokasi peristiwa."</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Berikut kronologi kejadian dari kepolisian yang diterima redaksi:</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 15.32</strong> <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">WIB</strong> Pdt. Dr. Stephen Tong berkoordinasi dengan pejabat Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bandung bernama Iwan dan petugas Polrestabes Bandung Ipda Edy dan Ipda Kasmari tentang aspirasi massa PAS agar Gedung Sabuga tidak dipakai dalam acara kebaktian.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Stephen meminta waktu selama 45 menit untuk membahasnya dengan para jemaat yang sudah terlanjur masuk gedung.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 16.32</strong> <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">WIB</strong>, Iwan (Kesbangpol Bandung) memberikan penjelasan kepada perwakilan PAS atas permintaan Stephen Tong tersebut.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 17.00</strong> <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">WIB</strong> massa PAS yang berkumpul di jalan masuk menuju gedung Sabuga menyampaikan akan memberikan waktu sampai pukul 18.00 agar panitia KKR meninggalkan gedung sabuga.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 17.30</strong> <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">WIB</strong> perwakilan PAS dipimpin oleh orang bernama Roin memasuki gedung sabuga untuk menghentikan kegiatan latihan paduan suara panitia kebaktian dan jemaat KKR.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Seluruh jemaat dan panitia KKR diminta keluar gedung karena akan diadakan mediasi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 17.45</strong> <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">WIB</strong>, perwakilan PAS melakukan rehat untuk salat maghrib.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 19.00 WIB</strong> bertempat di ruang bengkel pameran gedung Sabuga, dilakukan audiensi antara dua wakil PAS yakni Roin dan Dani dengan Stephen, dengan mediator Kapolrestabes Bandung dan stafnya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Hasil dari mediasi tersebut pada intinya adalah PAS memberikan waktu 10 menit kepada Stephen untuk memberikan penjelasan kepada seluruh jemaat yang sudah hadir, bahwa pelaksanaan KKR tak bisa dilanjutkan karena "adanya kesalahan prosedur dalam proses kelengkapan pemberitahuan kegiatan" oleh panitia KKR.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 20.00 WIB</strong>, wakil PAS kembali ke massanya untuk menyampaikan hasil mediasi.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukl 20.05 WIB</strong> Stephen memberikan penjelasan kepada seluruh jemaat bahwa adanya penolakan dari PAS terhadap KKR karena adanya kesalahan prosedur.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 20.19 WIB</strong> para jemaat KKR menyanyikan lagu Malam Kudus dan menutup acara dengan doa.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Pukul 20.21 WIB</strong>, jemaat KKR meninggalkan gedung Sabuga dengan tertib dan kemudian massa PAS ikut meninggalkan gedung Sabuga.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Dalam aksinya, massa PAS membawa spanduk bertuliskan "Masyarakat Muslim Jabar meminta kegiatan KKR pindah ke tempat yang telah disediakan (gereja) bukan di tempat umum" namun dalam mediasi perwakilan mereka berargumen bahwa yang menjadi masalah adalah soal perizinan. </div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Sementara itu seorang sumber dalam kepanitiaan KKR mengatakan ke <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Beritasatu.com</strong> bahwa sepanjang pengetahuannya, semua masalah perizinan sudah dilengkapi termasuk pemberitahuan kepada pemerintah daerah dan aparat penegak hukum.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
"Tapi yang penting situasinya tidak makin panas dan bisa diselesaikan dalam suasana baik tadi malam," ujar sumber tersebut, yang tidak bersedia disebutkan namanya karena baru akan dibuat pernyataan resmi Rabu (7/12) siang ini.</div>
<div style="text-align: left;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong></div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: start;">
Penggunaan fasilitas umum untuk tempat ibadah secara hukum diperbolehkan apabila mendapat izin dari pihak yang berwenang, setidaknya berkaca pada peristiwa 2 Desember ketika ratusan ribu umat Muslim melakukan salat Jumat secara massal di Lapangan Monas dan sepanjang Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.</div>
</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
<div class="newsContentOne" style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-family: raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px; margin-bottom: 10px;">
<div style="font-family: arial, sans-serif; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif;">
<div id="post18976063886296346334" style="border: 0px; font-family: arial, sans-serif; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div id="post14085366246010502472" style="border: 0px; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: merriweather, georgia, serif; font-stretch: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="line-height: 26px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: roboto, arial, sans-serif; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<div style="box-sizing: border-box; font-family: lato, sans-serif; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<div style="font-family: "open sans", arial, sans-serif; padding: 0px 0px 25px;">
<div style="font-family: arial; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">👎</strong></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"> - Rohaniwan Katolik, Benny Susetyo, mengatakan dampak rencana demonstrasi 2 Desember 2016 bisa menjalar menjadi ketakutan yang dirasakan golongan minoritas tertentu, baik dari agama maupun etnis. “Banyak mereka yang pergi ke luar negeri untuk mencari keamanan,” kata Benny Susetyo di Jakarta, Senin, 28 November 2016.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Benny mengaku mendapat informasi bahwa sebagian umat non-Islam, khususnya di Jakarta, telah berencana pergi ke luar negeri. Bahkan mereka meninggalkan Tanah Air hingga perayaan Natal 2016. Ia mengatakan motif mereka pergi ke luar negeri karena khawatir akan adanya gangguan keamanan di dalam negeri. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Meski Benny belum memiliki data yang riil perihal jumlah golongan minoritas yang akan pergi ke luar negeri, ia memastikan sudah ada beberapa warga Ibu Kota yang meninggalkan Indonesia. Ia mengaku mendapatkan informasi tersebut dari media sosial dalam bentuk ungkapan kekhawatiran terhadap kondisi di Indonesia menjelang perayaan Natal 2016. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Benny mengatakan situasi di bawah saat ini sudah menjurus pada konflik etnis. Ia mencontohkan ancaman bom dan teror lainnya yang ia anggap sebagai dampak. Ia menilai golongan minoritas merasa trauma apabila konflik etnis pada masa lalu kembali terulang. “Jangan sampai masuk ke persoalan teknis karena akan runyam dan berdampak pada ekonomi,” ujarnya. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Benny telah mengimbau agar kelompok-kelompok minoritas tertentu tidak perlu bepergian ke luar negeri lantaran khawatir atas potensi gangguan keamanan di Ibu Kota. Sebab, menurut Benny, negara sudah menjamin keamanan bagi mereka. Ia pun mengimbau agar pemerintah serius menangani kecenderungan kondisi politik yang bergejolak saat ini. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Pegiat hak asasi manusia, Todung Mulya Lubis, menilai penegakan hukum adalah prioritas yang diberikan oleh undang-undang. Menurut dia, apabila masyarakat percaya bahwa Indonesia adalah negara hukum, demonstrasi pada 2 Desember 2016 tak perlu terjadi. Ia justru melihat ada gelombang untuk melemahkan negara hukum dan seolah-olah ketentuan hukum positif tidak diakui lagi. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Rencana demo Aksi Bela Islam Jilid III menuntut tersangka dugaan penistaan agama, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama, untuk ditahan. Menurut Todung, masyarakat harus menghormati hukum yang tengah berlangsung terhadap Basuki alias Ahok. “Tidak ada gunanya mendikte. Menekan dengan dalih apa pun, tidak akan tercapai keadilan itu,” tuturnya. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Todung menambahkan, apabila terjadi demonstrasi pada 2 Desember 2016 dan sampai menimbulkan kerusuhan, Indonesia dihadapkan pada kondisi kritis. Ia menilai kerja keras pendiri bangsa akan mengalami kemunduran yang luar biasa. Dampaknya bisa mengarah pada pelemahan ekonomi. “Akan mengalami kembali masa-masa sulit sebagai bangsa," ucap Todung.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">DANANG FIRMANTO</strong></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">💥</strong></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta -</span> <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2662366/ahok-dilarang-banyak-bicara-mengapa" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Survei Indikator">Survei Indikator</a> menyebutkan 52 persen warga muslim DKI belum dapat menerima dipimpin oleh non-muslim, meskipun 69 persen mengaku puas atas kinerja calon Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Ishomuddin menganggap survei berdasakan keyakinan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tidak relevan di wilayah DKI Jakarta.</div>
<div class="baca-juga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2662509/ketika-agus-yudhoyono-tolak-mengelus-perut-ibu-hamil" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Ketika Agus Yudhoyono Tolak Mengelus Perut Ibu Hamil</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2662485/djarot-bersyukur-dapat-banyak-dukungan-di-pilkada-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Djarot Bersyukur Dapat Banyak Dukungan di Pilkada DKI</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://pilkada.liputan6.com/read/2662545/janji-sandiaga-uno-untuk-persija-jakarta" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Janji Sandiaga Uno untuk Persija Jakarta</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif;">
<div style="color: #4a4a4a; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Hasil survei Indikator yang menggunakan komposisi sampel 798 tersebut menyebutkan ada 52 persen warga muslim DKI belum terima dipimpin non-muslim, meskipun 69 persen mengaku mengaku puas atas kinerja petahana Basuki Tjahaja Purnama.</div>
<div style="color: #4a4a4a; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<span style="color: magenta; font-size: large;">"Saya kira jangan kondradiktif, masyarakat DKI cerdas dan biasanya mereka melihat bukti terlebih dahulu untuk menentukan pilihan," ujar Ishomuddin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/11/2016).</span><br />
<div style="color: #4a4a4a; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<div style="color: #4a4a4a; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Dia mengingatkan, dalam <a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2662317/forum-pemuda-ntt-dukung-ahok-djarot-di-pilkada-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="pandangan Islam">pandangan Islam</a> pemimpin tidak selalu harus melihat latar belakang agamanya. Sebab paling penting adalah bagaimana seorang kepala daerah dapat memberikan yang terbaik demi kesejahteraan seluruh warga ibukota.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Pandangan kepemimpinan dipilih yang terbaik dari yang ada. Yang adil mengutamakan kepentingan rakyat, bukan golongan atau kelompok. Dan tindakan pemimpin atas rakyat harus mengacu pada kemaslahatan rakyat. Yang penting masyarakat makmur, jangan politik jabatan semata," ucap Ishomuddin.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Tanpa bermaksud mengarahkan ke salah satu pasangan calon, Ishomuddin menilai masyarakat Jakarta sudah cukup cerdas dan tidak akan terpengaruh dengan berbagai isu negatif, khususnya isu berbau SARA.</div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="color: red;">"Survei itukan hal yang bisa diotak-atik zaman sekarang. Tapi soal pilihan, itu warga Jakarta-lah yang tentukan," ucap dia.</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Dia pun menjelaskan ada dua faktor yang harus dipertimbangkan oleh tiga pasangan calon dalam Pilkada DKI yang harus diperhatikan dalam meraih dukungan dan simpati dari warga.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Jadi ada dua faktor, faktor pencitraan yang baik itu mempengaruhi faktor kedua, faktor keterpilihan politisi siapapun setiap calon. Ingin namanya baik citra baik apakah berpengaruh pada faktor kedua keterpilihan, mungkin terpengaruh mungkin tidak," terang dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
Ishomuddin mengharapkan, ketiga pasangan calon bersaing dengan sehat dalam pesta demokrasi terutama mengedepankan program. Sehingga Pemprov DKI Jakarta bisa dipimpin oleh pasangan terbaik.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal;">
"Paling penting setiap orang harus bersaing dengan baik. jadi adu mutu pada<a href="http://pilkada.liputan6.com/read/2662317/forum-pemuda-ntt-dukung-ahok-djarot-di-pilkada-dki" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title=" visi misi"> visi misi</a>, program dan solusi tidak mengandalkan survei. Dengan adu mutu mencerdaskan pemilih," Ishomuddin menandaskan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: acuminpro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: normal; text-align: center;">
👂</div>
<div style="color: #535353; font-size: 14px; font-weight: normal;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Bandung </strong>- Penyidik Polda Jabar telah terima pelimpahan kasus yang menjerat ketua umum juga Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dari Bareskrim Mabes Polri atas dugaan penodaan lambang Pancasila.</div>
</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Yusri Yunus dalam keterangannya menuturkan, penyerahan pelimpahan berkas perkara sudah diterima Polda Jabar. “Kemarin baru diserahkan dari Bareskrim ke Polda Jabar," kata Yusri, Rabu (23/11).</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kata dia, penyerahan dilakukan karena obyek yang dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri itu berada di wilayah hukum Polda Jabar. Dengan diserahkannya berkas tersebut, penyidik selanjutnya meneliti dan mempelajari laporan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
“Kita dalami dulu berkas laporannya. Secepatnya bisa dapat diselesaikan,” katanya.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Yusri menambahkan, pelimpahan ini merupakan awal laporan. Nantinya penyidik polda akan memperlajari laporan tersebut. “Ini baru tahap laporan, nanti penyidik akan meneliti apakah laporan tersebut memenuhi unsur-unsur tindak pidana. Jika ditemukan minimal dua unsur bukti, maka akan dilakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan terlapor,” tambah Yusri.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Sebelumnya, Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme, Sukmawati Sukarnoputi menganggap Rizieq melakukan penodaan terhadap lambang dan dasar negara Pancasila, serta menghina kehormatan martabat Dr Ir Sukarno sebagai Proklamator kemerdekaan Indonesia dan Presiden pertama Republik Indonesia.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Laporannya sendiri dilayangkan pada Kamis 27 Oktober 2016. Laporan resmi bernomor LP/1077/X/2016/Bareskrim. Adapun pasal yang dituduhkan adalah pasal 154a KUHP dan atau Pasal 310 KUHP dan atau Pasal 57a jo Pasal 68 Undang-Undang No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
Kabareskrim Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto dalam keterangannya di Jakarta mengatakan, laporan dengan terlapor Rizieq Shihab masih bisa ditangani oleh kepolisian daerah.</div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
"Sesuai dengan kejadian tempat kejadian berada di wilayah Jawa Barat dan Kita anggap polda-polda lain juga bisa dan mampu," kata Ari. </div>
<div style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; padding: 0px;">
<br style="font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 12px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /></strong>
</div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
Vento Saudale/YUD</div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br /></div>
<div class="mt10 c6" style="color: #535353; font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: normal; margin-bottom: 15px; margin-top: 10px; padding: 0px;">
BeritaSatu.com</div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal; text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">💢</strong></div>
<div style="color: #323233; font-size: 17px; font-weight: normal;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/djarot-saiful-hidayat" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Djarot Saiful Hidayat">Djarot Saiful Hidayat</a>, sempat dikira hendak kampanye di sebuah musala di kawasan RT 06 RW 06, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, oleh seorang anggota Panwaslu yang mengawasi kampanye Djarot.</div>
</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Setelah kampanye, Djarot kembali mengungkit kejadian itu. Djarot mempertanyakan reaksi anggota Panwaslu itu yang berbeda ketika ia mendapat penolakan dari massa yang bukan warga sekitar.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Saya bilang, aku juga pernahkan ditolak di sini di <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/kalibaru" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Kalibaru">Kalibaru</a>, kenapa enggak pernah diproses? Saksinya banyak, buktinya ada, orangnya (yang menolak) kelihatan, iya enggak," kata Djarot, di lokasi, Sabtu (19/11/2016).</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Apalagi, kata Djarot, pada kejadian di <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/kalibaru" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Kalibaru">Kalibaru</a>, saat penolaknya dihampiri, ternyata mereka bukan warga setempat.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Saya ajak ngomong, bukan warga situ, dia warga RW 7, (sedangkan) kami ketemu (warga) RW 1, iya enggak," ujar Djarot.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Untuk itu, ia berharap Panwaslu juga proaktif untuk kejadian-kejadian penolakan terhadapnya juga.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Maksud saya itu, proaktif. Kalau enggak proaktif, bagaimana," ujar Djarot.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Makanya, lucu banget masa saya masuk musala enggak boleh. Lah, kalau saya shalat bagaimana. Nah boleh toh, kalau misalnya aku bantu situ boleh enggak, ketika saya aktif (perbaiki musala)," ujar Djarot.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Kami akan meninggikan (musala) itu dan untuk mengeruk itu nanti ini ketika saya aktif akan saya tindak lanjutin, boleh enggak gitu? Ya boleh, makanya lucu banget gitu," ujar Djarot.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
Djarot juga menyatakan dirinya tidak kampanye atau menawarkan visi misi di dalam musala.</div>
<div style="color: #323233; font-family: "open sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; padding: 0px 0px 25px;">
"Makanya, kalau saya dateng ke situ ada emblem-emblem nomor dua, (atau) saya menyampaikan visi misi di situ, ya enggak boleh," ujar Djarot</div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #666666; font-size: 15px; font-weight: normal; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" /></a></div>
<div style="color: #666666; font-size: 15px; font-weight: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="color: #666666; font-size: 15px; font-weight: normal;">
YOGYA (KRjogja.com) - PP Muhammadiyah Rabu (16/11/2016) siang menyampaikan sikap atas penetapan tersangka Basuki Tjahaya Purnama atau akrab di sapa Ahok atas dugaan penistaan agama. PP Muhammadiyah mengapresiasi langkah kepolisian yang akhirnya menetapkan Ahok sebagai tersangka dan mendapatkan pencekalan ke luar negeri sembari menanti proses hukum lanjutan.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam temu pers di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (16/11/2016) menyampaikan langsung pernyataan sikap terkait keputusan penetapan tersangka yang dikeluarkan oleh Polri siang tadi. "Kami menyambut baik keputusan Polri dan menyampaikan pernyataan sikap PP Muhammadiyah menanggapi keputusan tersebut," terangnya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
Berikut 7 poin sikap Muhammadiyah terkait penetapan tersangka Ahok atas kasus dugaan penistaan agama:</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<span style="font-size: xx-small;">1. Muhammadiyah percaya sepenuhnya bahwa penetapan tersangka saudara Basuki Tjahaya Purnama sebaga tersangka berdasarkan prinsip hukum yang adil dan objektif, yang telah diikhtiarkan dan dijalankan seoptimal mungkin oleh Kepolisian Republik Indonesia. Hal itu merupakan bukti tegaknya hukum dengan baik serta terjaminnta eksistensi Indonesia sebagai negara hukum.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<span style="font-size: xx-small;">2. Mengapresiasi komitmen presiden RI dalam mendukung sepenuhnya penegakan hukum atas kasus penistaan agama tersebut, serta dalam melakukan berbagai komunikasi dengan berbagai komponen bangsa sehingga tercipta stabilitas nasional dan terwadahinya aspirasi umat Islam yang keyakinan agamanya ternodai.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<span style="font-size: xx-small;">3. Memberi penghargaan tinggi pada Kapolri dan jajaran kepolisian yang telah menjalankan proses hukum dengan tegas, cepat, transparan dan berkeadilan. Diharapkan prosea hukum yang positif tersebut pada tahap selanjutnya tetap berjalan objektif dan seadil-adilnya.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<span style="font-size: xx-small;">4. Kepada seluruh warga negara Republik Indonesia hendaknya belajar dari kasus ini, bahwa agama adalah ajaran suci yang mutlak diyakini oleh pemeluknya serta harus dijunjung tinggi keberadaannya sebagaimana dijamin konstitusi. Karenannya siapapun harus menghormati setiap keyakinan beragama termasuk oleh pemeluk yang berbeda agama, dengan sikap luhur dan toleran. Bersamaan dengan itu hendaknya dijauhi segala ujaran dan tindakan yang dapat merendahkan, menodai, menghina, menista keyakinan luhur agama apapun yang hidup dan diakui sah hidup di negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan penduduknya dikenal religius.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<span style="font-size: x-large;">5. Kepada umat Islam dan semua pihak dihimbau agar lapang hati menerima proses hukum tersebut, serta mengawal dengan seksama agar hukum tetap tegak pada proses selanjutnya di pengadilan.</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<span style="font-size: x-large;">6. Menyerukan kepada semua pihak elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memelihara kebhinekaan, ketertiban, kedamaian, kebersamaan, toleransi dan suasana uang kondusif.</span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: x-large; font-weight: 700;"></span><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: lato, sans-serif; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 18px; padding: 0px 20px;">
<span style="font-size: x-large;">7. Mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mencurahkan energi dan perhatian optimal dalam melakukan kerja-kerja cerdas dan produktif untuk menjadi bangsa yang berkemajuan. </span><span style="font-size: 15px;">(Fxh)</span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">💭💭</span></div>
</div>
<div style="color: #4b4b4b; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com -</span></div>
</div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F15%2F17442451%2Fpenolak.dan.relawan.ahok.berhadap-hadapan.di.ciracas&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; color: #414141; display: inline-block; font-size: 16px; font-weight: normal; left: 160px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f241289065367f8" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FfTmIQU3LxvB.js%3Fversion%3D42%23cb%3Dfc9668fc857cd4%26domain%3Dmegapolitan.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fmegapolitan.kompas.com%252Ff374df4e77627f4%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F15%2F17442451%2Fpenolak.dan.relawan.ahok.berhadap-hadapan.di.ciracas&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<div style="color: #414141; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<strong style="box-sizing: border-box; color: #999999;"> Ketika calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Basuki%20Tjahaja%20Purnama" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Basuki Tjahaja Purnama</a> atau Ahok, berkampanye di Jalan Centex, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (15/11/2016), dua kelompok warga saling berhadapan dan melakukan provokasi.</strong></div>
<div style="color: #414141; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sekelompok orang dengan berbagai atribut penolakan terhadap Ahok berkumpul di lapangan bagian Gang Sopan. Sementara Ahok dan rombongannya masuk ke lapangan dari Gang Mandiri. Jarak antara kedua belah pihak sekitar 200 meter.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Begitu mengetahui Ahok dan rombongan sudah tiba, orang-orang yang menolak Ahok itu berlari ke arah lokasi kampanye.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, mereka diadang anggota kepolisian dan relawan berbaju kotak-kotak serta beratribut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (<a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/PDI-P" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">PDI-P</a>).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Ini kampung kami juga. Itu tuh provokator," kata seorang dari kelompok penolak Ahok menunjuk ke salah seorang relawan Ahok. Mereka meminta Ahok agar cepat menyelesaikan kampanyenya di situ. Polisi mencoba menenangkan orang-orang yang menolak Ahok itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Namun, seorang relawan Ahok yang berkemeja kotak-kotak mengajak relawan lainnya untuk melawan mereka. Para relawan merasa punya hak yang sama untuk membela calon yang mereka dukung.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Woi... maju semuanya yang pakai baju partai. Jangan takut," kata seorang relawan. Relawan juga menyanyikan yel-yel untuk menghalau orang-orang itu.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Siapa kita... Siapa kita.. PAC Jakarta Timur," begitu yel-yel para relawan. Ketegangan antar dua pihak itu terus berlanjut hingga Ahok naik ke dalam mobil selesai melakukan kampanye.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sekelompok orang yang menolak Ahok itu, yang awalnya berada di lapangan, terlihat mengadang di luar gang. Namun, anggota kepolisian menghalau mereka.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ahok pun meninggalkan lokasi dengan lancar. Setelah Ahok pulang, orang-orang itu masih berkomunikasi dengan polisi. Mereka tidak terima Ahok datang ke lingkungan tempat tinggal mereka.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sementara relawan Ahok yang berjarak sekitar 100 meter dari para penolak Ahok bersama-sama menyanyikan lagu <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Garuda" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Garuda</a><a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Pancasila" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Pancasila</a>. Nyanyian itu membuat orang-orang yang tolak Ahok tersebut kesal.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Tuh Pak suruh <em style="box-sizing: border-box;">diem</em>," teriak mereka kepada polisi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Beberapa anggota kepolisian kemudian menenangkan kedua belah pihak.</div>
<div style="color: #414141; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<strong style="box-sizing: border-box; color: #999999;"></strong><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Tenang.... Tenang.... Bapak, Ibu diam juga dong," kata seorang anggota kepolisian. Sekitar pukul 16.30, polisi dapat membubarkan kedua kelompok orang terserbut dari lokasi itu.</div>
<div style="color: #414141; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
<strong style="box-sizing: border-box; color: #999999;">👉</strong></div>
<div style="color: #414141; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<strong style="box-sizing: border-box; color: #999999;"><br /></strong>
<strong style="box-sizing: border-box; color: #999999;">Arah - </strong>Pasar <a href="http://www.arah.com/tags/16219/Tanah-Abang.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Tanah Abang</a> mendadak sepi, Jumat (4/11). Salah satu petugas mengatakan bahwa gedung <a href="http://www.arah.com/tags/16219/Tanah-Abang.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Tanah Abang</a> Blok A, <a href="http://www.arah.com/tags/8079/Jakarta.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Jakarta</a> Pusat hanya beroperasi setengah hari.</div>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
Saat tim <a href="http://www.arah.com/" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">arah.com</a> berkeliling ke dalam gedung Blok A, ada sebuah poster berkelir merah lekat menempel di salah satu dinding toko. </div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
Poster itu bertulisakn penolakan terhadap Gubernur <a href="http://www.arah.com/tags/19189/DKI-Jakarta.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">DKI Jakarta</a> <a href="http://www.arah.com/tags/18975/Basuki-Tjahaja-Purnama.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Basuki Tjahaja Purnama</a> (Ahok).</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
<strong style="box-sizing: border-box;">Baca juga:</strong></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
<a href="http://www.arah.com/article/14818/ribuan-massa-demo-ahok-tetap-blusukan.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;">Ribuan </a><a href="http://www.arah.com/tags/10775/Massa.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Massa</a><a href="http://www.arah.com/article/14818/ribuan-massa-demo-ahok-tetap-blusukan.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;"> Demo, </a><a href="http://www.arah.com/tags/1278/Ahok.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Ahok</a><a href="http://www.arah.com/article/14818/ribuan-massa-demo-ahok-tetap-blusukan.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;"> Tetap 'Blusukan'</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
<a href="http://www.arah.com/article/14822/polda-metro-sebut-presiden-jokowi-akan-temui-demonstran.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;">Polda Metro Sebut </a><a href="http://www.arah.com/tags/24165/Presiden.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Presiden</a><a href="http://www.arah.com/tags/8456/Jokowi.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Jokowi</a><a href="http://www.arah.com/article/14822/polda-metro-sebut-presiden-jokowi-akan-temui-demonstran.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;"> Akan Temui Demonstran</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
<a href="http://www.arah.com/article/14820/pengunjuk-rasa-padati-bundaran-hi.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;">Pengunjuk Rasa Padati Bundaran HI</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
Salah satu pedagang di sekitar <a href="http://www.arah.com/tags/16742/toko.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">toko</a> mengaku tidak mengetahui sejak kapan poster itu ditempel.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
"Nggak tahu banyak apa nggak. Saya belum muter. Nggak tahu kalo di atas ada apa nggak. Itu aja saya baru lihat," katanya.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px;">
Diberitakan sebelumnya, <a href="http://www.arah.com/tags/20287/Pasar.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Pasar</a> <a href="http://www.arah.com/tags/16219/Tanah-Abang.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Tanah Abang</a> tutup lebih cepat dari biasanya. Hal itu dikarenakan adanya demo besar yang dilakukan sejumlah <a href="http://www.arah.com/tags/11923/Ormas.html" style="box-sizing: border-box; color: #2c75e2; font-weight: 700; text-decoration: none;" target="_BLANK">Ormas</a> Islam di sekitaran Monas. (Indra Komara)</div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" /></a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #414141; font-family: roboto, arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 24px; margin-bottom: 20px; padding: 0px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menuturkan fenomena penolakan kampanye pasangan calon (paslon) oleh masyarakat merupakan hal yang baru.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
Sebab, paslon yang berkampanye ke beberapa daerah selama ini selalu mendapat sambutan dari warga. "Ditolak untuk datang ke wilayah kampanye memang baru. Sejauh yang saya tau, baru," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/11).</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
Masykurudin menilai munculnya fenomena penolakan masyarakat terhadap paslon yang datang berkunjung, itu erat kaitannya dengan persoalan politik, hukum, dan agama. "Penolakan itu dilakukan karena berkelindannya persoalan antara hukum, politik dan agama," katanya.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
Urusan pilkada, lanjut Masykurudin, tentu sebenarnya hanya terkait politik atau aspek kepemiluan. Jika situasi itu yang terjadi, masyarakat akan menerima perbedaan pilihan. Namun, lanjut dia, itu berbeda dengan konteks Jakarta di mana ada persoalan politik. Pada saat yang sama, juga terjadi perisitiwa yang berkaitan dengan hukum dan agama.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
"Berkelindannya tiga persoalan itulah yang pada akhirnya memunculkan penolakan," ucapnya.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
Masykurudin menjelaskan, biasanya masyarakat selalu senang dengan kedatangan paslon yang berkampanye di daerahnya. Walaupun, paslon tersebut bukanlah kandidat yang dijagokan.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
"Paling enggak, kalau pemilih itu sudah punya pilihan ya tindakan yang paling tinggi ya diam, ya intinya tidak mengganggu," katanya lagi.</div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal;">
Namun, lanjut Masykurudin, jika ada pihak yang menghalangi paslon untuk menyampaikan visi-misi atau menghalangi masyarakat untuk mendapat informasi terkait paslon, maka itu tidak diperkenankan.</div>
</div>
<div style="color: #4b4b4b; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span><br /></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal; line-height: 26px;">
"Jadi dalam konteks menghalangi, memang enggak boleh," ujarnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #4b4b4b; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" /></a></div>
<div style="color: #333333; font-size: medium; font-weight: normal; line-height: 26px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="color: #4b4b4b; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">JAKARTA, KOMPAS.com</span></div>
</div>
<div class="fb-quote fb_iframe_widget" fb-iframe-plugin-query="app_id=324557847592228&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F06%2F16194571%2Fdin.syamsuddin.kamerawan.kompas.tv.bukan.provokator&locale=en_US&sdk=joey" fb-xfbml-state="rendered" style="box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; display: inline-block; font-size: 16px; font-weight: normal; left: 0.5px; position: absolute; top: -44px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="box-sizing: border-box; display: inline-block; height: 47px; position: relative; text-align: justify; vertical-align: bottom; width: 169px;"><iframe allowfullscreen="true" allowtransparency="true" class="" frameborder="0" height="1000px" name="f1c0dc078e20ea4" scrolling="no" src="https://www.facebook.com/plugins/quote.php?app_id=324557847592228&channel=http%3A%2F%2Fstaticxx.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter%2Fr%2FfTmIQU3LxvB.js%3Fversion%3D42%23cb%3Df269e46cf6ac9c%26domain%3Dmegapolitan.kompas.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fmegapolitan.kompas.com%252Ff355dba1566d7c8%26relation%3Dparent.parent&container_width=520&href=http%3A%2F%2Fmegapolitan.kompas.com%2Fread%2F2016%2F11%2F06%2F16194571%2Fdin.syamsuddin.kamerawan.kompas.tv.bukan.provokator&locale=en_US&sdk=joey" style="border-style: none; border-width: initial; box-sizing: border-box; height: 47px; position: absolute; visibility: visible; width: 169px;" title="fb:quote Facebook Social Plugin" width="1000px"></iframe></span></span></div>
<div style="color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> - Tudingan provokator yang ditujukan pada kamerawan <em style="box-sizing: border-box;">Kompas TV</em> Muhammad Guntur yang beredar di media sosial adalah <em style="box-sizing: border-box;">hoax</em>. Tudingan itu beredar pasca-aksi damai <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/4%20November" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">4 November</a> yang diwarnai kericuhan di depan Istana Merdeka, Jalan Merdeka Utara, sekitar pukul 19.00.</span></div>
<div style="color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Din%20Syamsuddin" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Din Syamsuddin</a> dalam pesan <em style="box-sizing: border-box;">Whatsapp</em> yang diterima <em style="box-sizing: border-box;">Kompas.com</em>, Minggu (6/11/2016), mengatakan, ia mengenal Guntur.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
"Dia meliput di lapangan Aksi Damai <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/4%20November" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">4 November</a> 2016 dan bukan provokator," kata Din.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Pesan Din mengklarifikasi tudingan terhadap Guntur tersebar berantai. Dihubung <em style="box-sizing: border-box;">Kompas.com</em> Din mengakui pesan itu memang ia tulis untuk meluruskan informasi yang tidak benar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Berikut pesan lengkap <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Din%20Syamsuddin" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Din Syamsuddin</a>.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Ikhwany al-A'izza',</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Wartawan dlm gambar di atas adalah Mas Muhammad Guntur, kamerawan Kompas TV, yg saya kenal. Dia meliput di lapangan Aksi Damai <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/4%20November" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">4 November</a> 2016 dan bukan provokator.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Utk diketahui, Kompas TV adalah satu dari dua TV Berita Nasional yg menyiarkan secara langsung Aksi Damai secara objektif dan proporsional.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Kebetulan pada sesi pra shalat Jum'at saya bersama Prof. Azra (Azyumardi Azra-red) menjadi narasumber di studio, dan pada sesi pasca shalat Jum'at Dr. Abdul Mukti, Sekum PP Muhammadiyah, dan Dr. Gun Gun Heryanto, dosen fakultas dakwah UIN Jakarta, yg jadi narasumber.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Mohon maklum dan tdk disebarluaskan Kompas TV sbg anti Aksi Damai. Silakan lihat rekaman siarannya sepanjang hari Jum'at.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Saya bahkan menyampaikan terima kasih atas peliputan Kompas TV yg simpatik.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Syukran. </em><br />
<em style="box-sizing: border-box;">Salam, <a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/tag/Din%20Syamsuddin" style="box-sizing: border-box; color: #428bca; text-decoration: none;" target="_blank">Din Syamsuddin</a>.</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Tudingan provokator</span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Tudingan provokator diunggah akun Azzam Mujahid Izzulhaq di <em style="box-sizing: border-box;">Facebook</em> pada Sabtu, (5/11/2016). Ia menulis pada statusnya,</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">"Provaktor kericuhan ini, sebelumnya ditangkap aparat kepolisian setelah melakukan aksi provokasi dengan melempar botol minuman dari arah demonstran ke arah petugas keamanan. Ia mengaku wartawan salah satu media (Kompas).</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;">Tetiba, sosok wajah dan tubuhnya hadir di Kompas TV dan telah berubah status menjadi korban kericuhan."</em></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Hingga berita ini dibuat, informasi tidak benar tersebut telah di-<em style="box-sizing: border-box;">share</em> lebih dari 7.000 kali.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<em style="box-sizing: border-box;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"></span></em></div>
<div class="photo" id="687516" style="box-sizing: border-box; color: #9a9a9a; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal; line-height: 1.3; margin: 0px 0px 20px; max-width: 100%; position: relative; width: 780px;">
<em style="box-sizing: border-box;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><img alt="" data-aligment="" data-width="780px" src="https://assets.kompas.com/data/photo/2016/11/06/1607317hoax-guntur780x390.jpg" style="border: 0px; box-sizing: border-box; height: auto; max-width: 100%; vertical-align: middle; width: auto;" /><span class="pb_10 author" style="box-sizing: border-box; color: #666666; display: block; font-size: 0.833em; text-align: right; width: 520px;">-</span>-</span></em><br />
<div class="media-action-overlay" style="background: rgba(42, 42, 42, 0.498039); border-radius: 22px; box-sizing: border-box; color: white; cursor: pointer; font-size: 21px; opacity: 0; padding: 7px; position: absolute; right: 10px; top: 10px; z-index: 5;">
<span class="icon icon-zoom-in colorbox cboxElement" href="undefined" rel="colorbox" style="box-sizing: border-box; display: block; font-family: "icomoon important"; line-height: 1; speak: none;"></span></div>
</div>
<div style="color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: "lucida" , "helvetica" , sans-serif;">Dirampas dan dipukul</span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Yang terjadi sesungguhnya, Guntur tengah menjalankan tugas jurnalistiknya mengambil gambar saat kericuhan terjadi. Sebagai jurnalis, tugas Guntur melakukan reportase dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Seperti ditayangkan di <em style="box-sizing: border-box;">Kompas TV</em>, Guntur bercerita, saat itu ia tengah meliput aksi di jalan veteran, antara Istana Merdeka dan Gedung Mahkamah Agung. Posisinya berada di tengah, antara barikade polisi dan massa demonstran.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Tiba-tiba, kata Guntur, ada lemparan botol air mineral dari arah massa ke arah polisi yang disusul dengan aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dan polisi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Baca juga: </span><a class="inner-link" href="http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/06/18561701/tuduhan.provokator.dinilai.kameramen.kompas.tv.sangat.tidak.logis" style="box-sizing: border-box; color: #0b8bba; text-decoration: none;" target="_blank">Melempar Air Mineral sambil Mengambil Gambar Sangat Tidak Logis</a></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Saat Guntur tengah mengambil gambar, salah seorang pengunjuk rasa menghardiknya, "Ngapain lu ngambil gambar." Guntur ditarik oleh sekelompok pengunjuk rasa itu ke tengah kerumunan mereka.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Kartu identitas wartawan yang dikenakan Guntur dirampas. Mereka juga merampas <em style="box-sizing: border-box;">memory card</em> dan kabel.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Dua orang dari kerumunan massa lantas membawanya menjauh dari para pengunjuk rasa yang marah. Sambil jalan, sejumlah orang memukul kepala guntur. </div>
<div style="color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br /></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4b4b4b; font-family: lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: normal; line-height: 1.5; margin-bottom: 10px; margin-top: 3px;">
Sudah dipukul, Guntur difitnah sebagai provokator di media sosial. Perbuatan sejumlah orang yang menghalangi kerja jurnalistik Guntur adalah tindak pidana, pelanggaran terhadap Undang-undang Pers.</div>
<div style="color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal; text-align: center;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></div>
<div style="color: #1d1d1d; font-size: 16px; font-weight: normal;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jakarta SMH:</span> This city's embattled governor was interrogated by police over alleged blasphemy on Monday, amid fears that opponents of the government are deliberately fomenting unrest to destabilise Indonesian President Joko Widodo.</div>
</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Up to 200,000 Muslims took to the streets on Friday demanding that Basuki Tjahaja Purnama, widely known as Ahok, be jailed for allegedly insulting Islam.</div>
<div class="module module--inline-player is_fm-videoCarousel" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; display: inline-block; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px 0px 24px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: top; width: 620px;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="module__lead media media--video is_fm-analytics-component-tracking" data-event-tracking-enabled="false" data-track-data="{"name_component":"Inline_Video_Brightcove_Player"}" itemprop="video" itemscope="" itemtype="http://schema.org/VideoObject" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 620px;"><div class="video-js vjs-controls-enabled bc-player-21519b5c-4b3b-4363-accb-bdc8f358f823_default vjs-ad-controls vjs-ima3-flash vjs-mouse vjs-plugins-ready is_fm-brightcove-player vjs-hasOverlay vjs-playing vjs-has-started vjs-ad-playing vjs-user-active" data-account="3910869709001" data-autoplay="false" data-category="video-news/video-world-news" data-embed="default" data-fm-brightcove-player="videoOptions: {autoPlay: false, hasCountDown: true, countdownLength: 5, inView: true},
playerControls: {enlarge: false, star: false, location: false, settings: false},
trackingOptions: { videoCategory:'video-news',videoSubCategory:'video-world-news',videoSite:'smh',
videoName: 'Jakarta protest\: thousands demand governor\'s arrest',
videoId: '7780664',
videoProducer: 'Jewel Topsfield, Rachael Dexter',
contentType: 'Video',
videoTotalLength: '54041',
videoSource: 'FDP',
autoPlay: 'false',
videoPlayMode: 'continuous',
videoIssueDate: '2016-11-04T15:10:56+0000'
}" data-hascountdown="true" data-player="21519b5c-4b3b-4363-accb-bdc8f358f823" data-video-id="5196297283001" id="7780664" preload="none" style="background-color: #151b17; border: 0px; bottom: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: sans-serif; font-size: 12px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 348.75px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px 0px 33px; overflow: hidden; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; top: 0px; transition: cursor 4s; vertical-align: baseline; width: 620px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="vjs-ima3-ad-background" style="background-color: black; border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 348.75px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 620px;">
</div>
<div class="vjs-control-bar vjs-ad-control-bar" style="-webkit-box-align: center; -webkit-box-direction: normal; -webkit-box-orient: horizontal; -webkit-box-pack: justify; align-content: center; align-items: center; backface-visibility: hidden; background: linear-gradient(transparent 0px, rgb(29, 29, 29)); border-bottom-style: initial; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: initial; border-right-style: initial; border-top-style: none; border-width: 0px; bottom: 0px; box-sizing: border-box; color: white; display: flex; flex-flow: row nowrap; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 44px; justify-content: flex-start; left: 0px; line-height: 33px; margin: 0px; padding: 0px; position: absolute; right: 0px; transition: -webkit-transform 0.5s, margin 0.5s; vertical-align: baseline; visibility: visible; z-index: 1;">
<div aria-live="polite" class="vjs-play-control vjs-control vjs-playing" role="button" style="-webkit-box-flex: 0; -webkit-box-ordinal-group: 1; align-self: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: inherit; cursor: pointer; flex: 0 0 auto; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 36px; line-height: inherit; margin: 0px 0px -5px 8px; order: 1; padding: 0px; position: relative; transition: width 0.5s, opacity 0.5s; vertical-align: baseline; width: 44px !important; z-index: 2;" tabindex="0">
<div class="vjs-control-content" style="background-color: #333333; border: 0px; bottom: 0px; box-sizing: border-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; left: -99999px; line-height: 12px; margin: 0px; opacity: 0; padding: 10px; position: absolute; transition: opacity 0.2s ease; vertical-align: baseline; width: 76px; z-index: 2;">
<span class="vjs-control-text" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 10px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; text-indent: -9999px; vertical-align: baseline;">Pause</span></div>
</div>
<div class="vjs-remaining-time vjs-time-controls vjs-control" style="-webkit-box-flex: 0; align-self: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: inherit; cursor: pointer; flex: 0 0 auto; font-family: Arial; font-size: 0.8125rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 33px; line-height: inherit; margin: 5px 0px 0px 12px; order: 5; overflow-x: hidden; padding: 0px; position: relative; transition: width 0.5s, opacity 0.5s; vertical-align: baseline; width: 34px !important;">
<div aria-live="off" class="vjs-remaining-time-display" style="border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 0px -4px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
-0:12</div>
</div>
<div class="vjs-progress-control vjs-control" style="-webkit-box-flex: 1; -webkit-box-ordinal-group: 5; align-self: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: inherit; cursor: pointer; flex: 1 0 auto; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 33px; left: 0px; line-height: inherit; margin: 0px; order: 5; padding: 0px; pointer-events: none; position: absolute; top: -15px; transition: -webkit-transform 0.5s; vertical-align: baseline; width: 620px;">
<div aria-label="video progress bar" aria-valuemax="100" aria-valuemin="0" aria-valuenow="13.63" aria-valuetext="0:02" class="vjs-progress-holder vjs-slider" role="slider" style="border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 4px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 15px 0px 14px; position: relative; user-select: none; vertical-align: baseline; width: 620px;" tabindex="0">
<div class="vjs-load-progress" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0.298039); border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; float: none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 4px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 0px;">
</div>
<div class="vjs-play-progress" style="background: rgb(255, 228, 0); border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; float: none; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 4px; line-height: inherit; margin: -4px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 84.5px;">
</div>
<div aria-live="off" class="vjs-seek-handle vjs-slider-handle" style="border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; float: left; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; left: 13.63%; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</div>
<div aria-live="polite" class="vjs-fullscreen-control vjs-control " role="button" style="-webkit-box-flex: 0; -webkit-box-ordinal-group: 9; align-self: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: inherit; cursor: pointer; flex: 0 0 auto; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 36px; line-height: inherit; margin: 0px 0px -5px auto; order: 9; padding: 0px; position: relative; transition: width 0.5s, opacity 0.5s; vertical-align: baseline; width: 44px !important; z-index: 2;" tabindex="0">
<div class="vjs-control-content" style="background-color: #333333; border: 0px; bottom: 0px; box-sizing: border-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; left: -99999px; line-height: 12px; margin: 0px; opacity: 0; padding: 10px; position: absolute; transition: opacity 0.2s ease; vertical-align: baseline; width: 76px; z-index: 2;">
<span class="vjs-control-text" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 10px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; text-indent: -9999px; vertical-align: baseline;">Fullscreen</span></div>
</div>
<div aria-haspopup="true" aria-live="polite" class="vjs-volume-menu-button vjs-menu-button vjs-control" role="button" style="-webkit-box-flex: 0; -webkit-box-ordinal-group: 6; align-self: auto; border: 0px; box-sizing: border-box; color: inherit; cursor: pointer; flex: 0 0 auto; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 36px; line-height: inherit; margin: 0px 0px -5px; order: 3; padding: 0px; position: relative; transition: width 0.5s, opacity 0.5s; vertical-align: baseline; width: 44px !important; z-index: 2;" tabindex="0">
<div style="border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span class="vjs-control-text" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 10px; line-height: inherit; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; text-indent: -9999px; vertical-align: baseline;">Mute</span></div>
</div>
<div class="vjs-ad-message" style="border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; order: 6; padding: 0px 12px; vertical-align: baseline; width: auto !important;">
<div class="vjs-control-content" style="border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span class="vjs-control-text" style="background-color: transparent; border: 0px; box-sizing: content-box; color: inherit; display: block; font-family: inherit; font-size: 13px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: auto; line-height: inherit; margin: 6px 0px 0px 10px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Advertisement<span style="background-color: #1d1d1d; color: #1d1d1d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; word-spacing: normal;">MORE VIDEO</span></span></div>
</div>
</div>
</div>
</figure></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</h1>
<h3 class="module__headline" style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 1.125rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 400; line-height: 1.1111; margin: 0px 0.3333em 0.3125rem 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jakarta protest: thousands demand governor's arrest</h3>
<h1 style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 38.5px; line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
<div style="line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
<div style="line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
<div class="newsContentOne" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 19px; letter-spacing: 1px; margin-bottom: 10px;">
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<div style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-stretch: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="module module--inline-player is_fm-videoCarousel" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; display: inline-block; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 24px; padding: 0px; text-align: left; text-rendering: auto; vertical-align: top; width: 620px;">
<div class="module__wof" style="background: rgb(239, 239, 244); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 20px 15px; vertical-align: baseline;">
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: "Source Sans Pro", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 0.9375rem; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Indonesia correspondent reports Jewel Topsfield outside the largest mosque in South-East Asia on Friday evening, where thousands of muslims are demanding the arrest of Jakarta's Chinese Christian governor.</div>
</div>
</div>
<span style="color: #1d1d1d; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px; text-align: left;"></span><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.smh.com.au/world/jakarta-protest-thousands-of-muslims-gather-to-demand-jailing-of-christian-governor-ahok-20161104-gsifnm.html" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #78777a; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">The rally was largely peaceful but erupted into violence</a> on Friday night. One man died, a police officer lost his eye and 300 people were injured.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Many at the protest accused the president of protecting Ahok, a political ally who is Christian and from the country's Chinese minority.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media media--photo is_fm-analytics-component-tracking is_fm-toggle" data-event-tracking-enabled="false" data-track-data="{"name_component":"Inline_Image"}" id="fm-id-6" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; text-align: left; vertical-align: baseline;"><figcaption class="media__caption" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: "Source Sans Pro", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: 1.4286; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Indonesian rock musician Ahmad Dhani told the crowd: "I am very sad and crying for having a president who does not respect the habibs (men who claim descent from the family of the Prophet Muhammad) and ulema (Islamic scholars). I want to say dog! I want to say pig!"</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
A poster has been circulating on Whatsapp messaging groups spruiking a so-called "defending Islam demonstration" on November 25, calling for President Jokowi to be brought down if Ahok remains a free man.</div>
<div class="adWrapper " style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
The president was sufficiently spooked by the volatility in the nation's sprawling capital <a href="http://www.smh.com.au/world/indonesia-president-joko-widodo-postpones-visit-to-australia-20161105-gsiqdp.html" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #78777a; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">to postpone his state visit to Australia</a>, blaming unnamed "political actors" who he said hijacked the otherwise peaceful rally "to take advantage of the situation".</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
"[President Jokowi] would undoubtedly be feeling under pressure because he has a lot invested in Ahok," said Greg Fealy from the School of International, Political and Strategic Studies at the Australian National University.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media media--photo is_fm-analytics-component-tracking is_fm-toggle" data-event-tracking-enabled="false" data-track-data="{"name_component":"Inline_Image"}" id="fm-id-7" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; text-align: left; vertical-align: baseline;"><figcaption class="media__caption" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: "Source Sans Pro", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: 1.4286; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
"If Ahok is charged [with blasphemy] it makes it extremely difficult for him to win the gubernatorial election."</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
The position of governor is often a springboard for higher office, as demonstrated by the ascent of President Jokowi, himself a former Jakarta governor.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media media--photo is_fm-analytics-component-tracking is_fm-toggle" data-event-tracking-enabled="false" data-track-data="{"name_component":"Inline_Image"}" id="fm-id-8" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; text-align: left; vertical-align: baseline;"><figcaption class="media__caption" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: "Source Sans Pro", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: 1.4286; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
"Jokowi would be anxious about candidates emerging to challenge him in 2019," Dr Fealy added.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Former education minister Anies Baswedan and Agus Harimurti, the son of former president Susilo Bambang Yudhoyono, are both standing in the February 15 gubernatorial elections.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media media--photo is_fm-analytics-component-tracking is_fm-toggle" data-event-tracking-enabled="false" data-track-data="{"name_component":"Inline_Image"}" id="fm-id-9" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; text-align: left; vertical-align: baseline;"><figcaption class="media__caption" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: "Source Sans Pro", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: 1.4286; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
"Ahok is the intermediate target, not the real one," said Muradi, a lecturer in political science at Padjadjaran University. "The president is the real target, maybe not to topple him but to downgrade his performance."</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
President Jokowi's ruling coalition accounts for more than 70 per cent of MPs and he is enjoying popularity levels not seen since Suharto.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media media--photo is_fm-analytics-component-tracking is_fm-toggle" data-event-tracking-enabled="false" data-track-data="{"name_component":"Inline_Image"}" id="fm-id-10" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; text-align: left; vertical-align: baseline;"><figcaption class="media__caption" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: "Source Sans Pro", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: 1.4286; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
"There are at least four elements mixed together: the involvement of the political elite, the huge amount of money behind the rally, groups who always oppose the government and the radicals," Mr Muradi said.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Dr Yudhoyono, whose relationship with President Jokowi is understood to be hostile, <a href="http://www.smh.com.au/world/indonesia-on-edge-as-jihadists-urge-violence-at-jakarta-rally-against-governor-20161102-gsggx6.html" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #78777a; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">held a press conference last week</a> to vehemently deny he had orchestrated the rally.</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="media media--photo is_fm-analytics-component-tracking is_fm-toggle" data-event-tracking-enabled="false" data-track-data="{"name_component":"Inline_Image"}" id="fm-id-11" style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; overflow: hidden; padding: 0px; position: relative; text-align: left; vertical-align: baseline;"><figcaption class="media__caption" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #666666; font-family: "Source Sans Pro", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: 1.4286; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Ahok was accused of defaming the Koran after he appeared to suggest in an edited video transcript that voters were being deceived by a verse in the Koran.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Some Islamic groups had urged voters not to re-elect Ahok on the basis of <a href="https://quran.com/5:51" style="border: 0px; box-sizing: border-box; color: #78777a; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">verse 51 from the fifth sura or chapter of the Koran</a>, al-Ma'ida, which some interpret as prohibiting Muslims from living under the leadership of a non-Muslim.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Ahok apologised for the offence caused by his comments and insisted he was not criticising the Koranic verse but those who used it to attack him.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
The man who instigated the outrage when he transcribed Ahok's comments, PhD student Buni Yani, has admitted to making a mistake, claiming he misheard what Ahok said in the video.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
In a carefully worded statement, Police Chief Tito Karnavian said seven expert witnesses, including linguists, would be quizzed on whether Ahok's words constituted blasphemy.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
He also took the unusual step of inviting the media to cover the hearing to determine if there was sufficient grounds to name Ahok a suspect, saying the president had stressed the need for transparency.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
"I think Jokowi made the right call not intervening in any way," said Evan Laksmana from Indonesia's Centre for Strategic and International Studies. "A lot of this is obviously opening salvos for the 2019 election."</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #1d1d1d; font-family: merriweather, georgia, serif; font-size: 16px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: 1.625; margin-bottom: 1em; padding: 0px 60px 0px 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
However Mr Laksmana believed attempts to paint Ahok and President Jokowi in the same light and weaken the appeal of the popular president were unlikely to stick, given the election was still three years away.</div>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="color: #1d1d1d; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; text-align: left;">with Karuni Rompies</span></span></b></strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI7fnG7NginCqUcqXGbcApSun14Wg5zEZiOtx3762WR_BJwW4tSquMWFKz9TMPulbQFgGs8W3dchYR4DLRWaIs4u10wqXSblzhwcc8Z8ieOjg266rf9G-b-OxKcX-BmW484mKc1PwZosM/s1600/salam+2+jariMINI.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></b></strong></div>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></b></strong>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><b style="border: 0px; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Beritateratas.com - Aktivis Rumah Gerakan 98 mengecam tindakan sejumlah elite politik DPR RI yang menunggangi aksi demo 4 November 2016. Elite politik tersebut tidak mengedukasi massa agar mempercayakan penangan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tersebut dalam ranah hukum.</span></b><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;"></span><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">''Elite politik DPR RI terbukti menunggangi demo 4 November. Mereka justru mengobarkan semangat aksi mendesak perubahan pemerintahan hingga aksi berubah menjadi anarkis,'' ujar Juru bicara Rumah Gerakan 98, Bernard Haloho kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/11/2016).</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;"></span><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Elite DPR RI, kata Bernard, telah membungkus kepentingan politik terselubung atas nama dugaan penistaan agama. ''Aksi ini sebenarnya menjadikan Ahok sasaran utama. Ujung-ujungnya aksi ingin menjatuhkan Presiden Joko Widodo,'' tegasnya.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;"></span><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Karenanya, aktivis 98 melihat ada potensi bahaya jika transisi demokrasi yang sudah menemukan jalannya lalu dirusak lagi oleh kepentingan kekuasaan sejumlah elite. Untuk itu kepolisian diminta untuk mengambil tindakan secepat demi menyelamatkan keutuhan NKRI yang merupakan konsensus bangsa yang final</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-weight: normal;"></span><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Selain itu, lanjut Bernard, Rumah Perubahan 98 menyampai enam penyataan menyikapi ulah sejumlah elite poitisi DPR RI tersebut.</span></strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border: 0px; font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-stretch: inherit; font-weight: normal; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></strong></div>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">IslamNKRI.COM - </strong>Habib Rizieq Syihab selaku Pembina Gerakan Nasional Pengawalan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) berangkat menuju Masjid Istiqlal dari Markas Besar (Mabes) Front Pembela Islam (FPI), Petamburan III, Jakarta Barat.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Mobilnya yang berplat B 1 FPI keluar dari jalan Petamburan III pukul 09.38 WIB, terlihat dirinya dibangku paling depan sebelah pembawa mobil.</div>
<div class="googlepublisherads" style="border: 0px; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<center style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9608620587846458" data-ad-slot="2912562526" style="border: 0px; display: inline-block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 280px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 336px;"></ins></center>
</div>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></strong><br />
<div id="post24085366246010502472" style="border: 0px; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat keluar dirinya membuka kaca dan sempat bersalaman dengan para anggotanya sebelum mobilnya melaju meninggalkan kerumunan.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Dirinya berangkat berasamaan dengan rombongan yang mengunakan mobil dan kendaraan roda dua<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></b><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">GNPF MUI: Demo Ahok ini Kami Disubsidi Lebih Rp 100 Milyar</b><br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
KH. Bachtiar Nasir, selaku ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menyampaikan, total dana untuk demonstrasi kasus penistaan agama Ahok, Jumat (4/11/2016), mencapai Rp 100 miliar.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Bukan hanya Rp 10 miliar, nyatanya, mungkin lebih Rp 100 miliar. Kami disubsidi lebih dari Rp 100 miliar," ungkapnya, dalam Konfrensi pers di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (1/11/2016).<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Menurutnya dana tersebut berasal dari seluruh rakyat Indonesia yang menjadi donatur untuk digunakan sebagai penyedia dapur umum dan penunjang kesehatan.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Jumlah massanya ada seratus ribu, tapi saat ini diperkirakan akan mencapai dua ratus ribu orang," ungkapnya.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
GNPF -MUI yang menjadi pengerak aksi tersebut menuntut agar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ditangkap demi tegaknya supremasi hukum dan rasa keadilan dari kekecewaan terhadap pernyataannya.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">sumber: tribunnews.com</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></strong>
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ISLAMNKRI.COM - </strong>Para 'ulama' dan umat muslim yang menuduh Ahok telah melakukan penistaan dan penghinaan terhadap agama islam merupakan sikap yang Arogan, tidak adil dan sikap ke kanak2an yang ingin menang sendiri.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Sebenarnya apa yang dilakukan Ahok yang mengutip kitab suci Alquran dengan mengatakan dibodohi pakai ayat 51 surat al-Maidah tidak berbeda jauh dengan sikap DR Zakir Naik yang mengutip ayat-ayat dalam kitab Injil yang disucikan oleh umat Kristen. Zakir Naik adalah seorang Islam idola banyak 'orang Islam' yang suka dengan mencari-cari kelemahan dan kesalahan penganut keyakinan orang lain. Kemana-mana yang dibacanya ayat² Injil, Weda dan Taurat. Luar biasa!"</div>
<div class="googlepublisherads" style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 20px 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<center style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<ins class="adsbygoogle" data-ad-client="ca-pub-9608620587846458" data-ad-slot="2912562526" style="border: 0px; display: inline-block; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 280px; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 336px;"></ins></center>
</div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"></span><br />
<div id="post28976063886296346334" style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Terus apakah kita akan berpikir bahwa apa yang dikatakan Zakir Naik bukan penistaan Agama karena dianggap mengatakan sesuatu yang benar?<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Dan apa yang di katakan Ahok tentang ayat Al-Quran kemudian kita katakan sebagai penistaan agama dan pasti salah?<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Kalo begitu cara berpikir kita lantas apa bedanya kita dengan Anak-anak yang memaksakan kehendaknya agar memiliki makanan yang sama dengan teman sepermainan nya??<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Padahal apa yang diperbuat Zakir Naik itu kemudian ditiru oleh orang-orang Islam yang awam ilmu agama!"<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Sehingga kemudian terjadilah penyesatan, penghinaan bahkan pengkafiran terhadap keyakinan yang berbeda.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Ada kata-kata bagus yang saya kutip dari FB salah seorang teman, begini.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan. Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda. Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda. Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda. Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda. Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi karena pendapatannya beda."<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Apa kamu mau hidup sendirian di muka bumi untuk memuaskan nafsu keserakahan mu??<br />
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></b><b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Penulis : Jenar Tamer</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfsySHc8MoF8PJHEGkxGGiLh3IvVBSXadB7eD82X4OFtHeedfm_cdDejrsG9ojEzBC6zzbRkUz7P82wXwMWOjb-AD3dT_n8OK3IMCMJRKqGhSAuAgWKn6nZ5MtXBS79Gb1_lfG4wm_Mk/s1600/1450102826-jesus.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbfsySHc8MoF8PJHEGkxGGiLh3IvVBSXadB7eD82X4OFtHeedfm_cdDejrsG9ojEzBC6zzbRkUz7P82wXwMWOjb-AD3dT_n8OK3IMCMJRKqGhSAuAgWKn6nZ5MtXBS79Gb1_lfG4wm_Mk/s320/1450102826-jesus.png" width="320" /></a></div>
<div id="post28976063886296346334" style="border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<b style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></b></div>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; color: #f67638; font-weight: 700;">Liputan6.com, Jakarta</span> <a href="http://news.liputan6.com/read/2644012/kapolda-metro-hmi-maju-kami-terpaksa-bubarkan-demo-4-november" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="Himpunan Mahasiswa Islam">Himpunan Mahasiswa Islam</a> (HMI) membantah tudingan sebagai kelompok yang memantik kerusuhan di tengah demonstrasi <a href="http://news.liputan6.com/read/2643707/demonstran-hmi-lempar-batu-polisi-pilih-tidak-membalas" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="4 November">4 November</a>. Organisasi kemahasiswaan ini berdalih ada orang tidak dikenal menyusup ke barisan aksi mereka.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Kericuhan terjadi bakda Isya yang dipicu oleh masa yang tidak dikenal oleh kader <a href="http://news.liputan6.com/read/2643707/demonstran-hmi-lempar-batu-polisi-pilih-tidak-membalas" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; text-decoration: none;" title="HMI">HMI</a>, dari mana asalnya dan siapa pemimpinnya masuk di barisan depan masa HMI, kemudian ribut dengan aparat sampai akhirnya aparat kepolisian menembakkan gas air mata," kata Ketua Umum PB HMI Mulyadi P. Tamsir dalam keterangan tertulis yang diterima <span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Liputan6.com</span>, Sabtu (5/11/2016).</div>
<div class="baca-juga" style="border: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; float: left; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px 19px 19px 0px; padding: 10px 15px; width: 231px;">
<div class="baca-juga__header" style="box-sizing: border-box; color: #424242; display: inline-block; font-size: 12px; font-weight: 700; line-height: 1.25; text-transform: uppercase;">
BACA JUGA</div>
<ul class="baca-juga__list" style="box-sizing: border-box; list-style: none; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://news.liputan6.com/read/2644175/massa-demonstran-meninggalkan-kawasan-gedung-dprmpr" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Massa Demonstran Meninggalkan Kawasan Gedung DPR/MPR</a></li>
<li style="border-bottom: 1px solid rgb(227, 227, 227); box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://news.liputan6.com/read/2644164/din-syamsuddin-jangan-terjebak-hasutan-yang-memecah-belah-bangsa" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Din Syamsuddin: Jangan Terjebak Hasutan yang Memecah Belah Bangsa</a></li>
<li style="border-bottom: none; box-sizing: border-box; padding: 10px 0px;"><a href="https://news.liputan6.com/read/2644161/polisi-seorang-demonstran-meninggal-dunia-karena-asma" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 700; line-height: 20px; text-decoration: none;" target="_blank">Polisi: Seorang Demonstran Meninggal Dunia karena Asma</a></li>
</ul>
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Massa HMI, Mulyadi melanjutkan, membubarkan diri ke belakang dan tidak kembali lagi ke depan Istana Merdeka. "Setelah itu baru terjadi kebakaran yang kami tidak tahu siapa pelakunya dan apa yang terbakar," ujar Mulyadi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Mulyadi mengatakan, massa HMI saat itu berada di posisi depan di barisan aksi. Dia berdalih massa HMI terjepit saat hendak mundur bada Magrib.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
<br style="box-sizing: border-box;" /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<figure class="read-page--photo-gallery--item" data-component="desktop:read-page:photo-gallery:item" data-copy-link-url="http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1" data-description="Ceceran batu bergeletakan di Silang Barat Laut Monas usai terjadi bentrokan antara polisi dengan massa aksi, Jakarta, Jumat (4/11). Saat terjadi bentrokan, beberapa kali terlihat tembakan gas air mata. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)" data-image="https://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1395940/big/085293700_1478278389-20161104--Ini-yang-Tersisa-dari-Bentrokan-Massa-Aksi-dan-Polisi-Jakarta--Helmi-Fithriansyah-04.jpg" data-share-url="http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1" data-title="Ceceran batu bergeletakan di Silang Barat Laut Monas usai terjadi bentrokan antara polisi dengan massa aksi, Jakarta, Jumat (4/11). Saat terjadi bentrokan, beberapa kali terlihat tembakan gas air mata. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)" id="gallery-inline-image-0" style="box-sizing: border-box; clear: both; margin: 0px 0px 30px; padding: 0px;"><div class="read-page--photo-gallery--item__content js-gallery-content" style="background-color: #dddddd; box-sizing: border-box; overflow: hidden; position: relative;">
<a class="read-page--photo-gallery--item__link" href="http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1#" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #f67638; display: block; text-decoration: none;"></a><br />
<div class="read-page--photo-gallery--item__picture" style="box-sizing: border-box;">
</div>
<a class="read-page--photo-gallery--item__link" href="http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1#" style="background: 0px 0px; box-sizing: border-box; color: #f67638; display: block; text-decoration: none;">
<span class="read-page--photo-gallery--item__icon read-page--photo-gallery--item__icon_zoom i-gallery-zoom js-icon-zoom" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0.6); background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; border-radius: 50%; bottom: 0px; box-sizing: border-box; display: block; height: 50px; left: 0px; margin: auto; opacity: 0; position: absolute; right: 0px; top: 0px; width: 50px;"></span><span class="read-page--photo-gallery--item__icon read-page--photo-gallery--item__icon_plus i-gallery-plus js-icon-plus" style="background-color: rgba(0, 0, 0, 0.6); background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; position: absolute; right: 0px; top: 0px; width: 40px;"></span></a>
<br />
<div class="read-page--photo-gallery--item__social-share js-social-share" style="background: rgba(0, 0, 0, 0.6); box-sizing: border-box; opacity: 0; position: absolute; right: 0px; top: 0px; width: 40px;">
<a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-share-button" href="https://www.facebook.com/sharer/sharer.php?u=http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_facebook i-gallery-facebook" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a><a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-share-button" href="https://twitter.com/home?status=http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_twitter i-gallery-twitter" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a><a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-share-button" href="https://plus.google.com/share?url=http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_gplus i-gallery-gplus" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a><a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-email-button" href="mailto:?to=&subject=%5BLIPUTAN6%5D%20Ceceran%20batu%20bergeletakan%20di%20Silang%20Barat%20Laut%20Monas%20usai%20terjadi%20bentrokan%20antara%20polisi%20dengan%20massa%20aksi%2C%20Jakarta%2C%20Jumat%20%284%2F11%29.%20Saat%20terjadi%20bentrokan%2C%20beberapa%20kali%20terlihat%20tembakan%20gas%20air%20mata.%20%28Liputan6.com%2FHelmi%20Fithriansyah%29&body=http%3A%2F%2Fnews.liputan6.com%2Fread%2F2644182%2Fhmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november%3Fmedium%3DHeadline%26campaign%3DHeadline_click_1" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_email i-gallery-email" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a><a class="read-page--photo-gallery--item__share-button js-copy-link" href="http://news.liputan6.com/read/2644182/hmi-membela-diri-soal-kerusuhan-demo-4-november?medium=Headline&campaign=Headline_click_1" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; color: #f67638; float: left; height: 40px; text-decoration: none; width: 40px;"><span class="read-page--photo-gallery--item__share-icon read-page--photo-gallery--item__share-icon_copy i-gallery-copy-link" style="background-image: url("data:image/svg+xml; background-position: center center; background-repeat: no-repeat; box-sizing: border-box; display: block; height: 40px; margin: 0px auto; width: 40px;"></span></a></div>
</div>
<figcaption class="read-page--photo-gallery--item__caption" style="border-bottom: 1px solid rgb(238, 238, 238); border-radius: 0px 0px 5px 5px; box-sizing: border-box; color: #6c6d6d; font-size: 12px; line-height: 1.42; padding: 10px 15px;"><br /></figcaption></figure><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Namun karena posisi HMI berada di barisan paling depan, membawa mobil komando dan satu mobil Innova, maka tidak dimungkinkan untuk mundur. Sehingga kita duduk-duduk di sekitar mobil menunggu aksi selesai," kata Mulyadi.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Masa aksi HMI hanya beratribut bendera kecil dengan tiang bambu belah sepanjang 1,2 meter, sehingga tidak mungkin menjebol barikade polisi," dia menambahkan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Mulyadi juga membantah ada kabar yang menyebut terjadi benturan antara massa HMI dan FPI. "Tidak benar," kata dia.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Massa HMI yang ada di dua titik aksi, yaitu di Jalan Medan Merdeka Barat dan samping Kantor Sekretariat Negara, terlibat kericuhan dengan aparat. Mereka berupaya menerobos barikade polisi. Botol air mineral, batu, serta bambu dilempar ke arah aparat yang memilih diam dan tidak membalas.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Dua kelompok demonstran dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) terlibat kericuhan di tengah aksi di depan Istana Merdeka, tepatnya di depan RRI, dan sebelah kantor Sekretaris Negara arah Harmoni, Jumat 4 November 2016.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
Sementara Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menyebut kerusuhan bermula dari massa HMI yang hendak merangsek ke depan bada Isya.</div>
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"></span></span><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #4a4a4a; font-family: AcuminPro, arial, helvetica, sans-serif; font-size: 14px;">
"Pak mohon maaf, kita harus bagaimana, tadi massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) maju. Kita terpaksa membubarkan. Kalau tidak, anggota banyak yang terluka, kita harus bagaimana," ujar Iriawan saat menjelaskan penyebab kerusuhan kepada Menkopolhukam Wiranto.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong><br /></strong></span></span></span></div>
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong><br /></strong></span></span></span>
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">, </span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"> - </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;"></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mulyadi P. Tamsir membantah pihaknya telah memprovokasi kerusuhan dalam demonstrasi Jumat, 4 November 2016. Mulyadi balik mengatakan kericuhan justru dipicu oleh sekelompok massa yang tergabung dalam Aliansi Aksi Bersama Rakyat.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">"Penglihatan kami, benturan tadi itu dari Aliansi Aksi Bersama Rakyat,” kata Mulyadi saat dihubungi </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">Tempo</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">, Jumat malam, 4 November 2016. Mulyadi mengatakan, posisi rombongan HMI pada awal demonstrasi memang berada di barisan paling depan. Namun setelah pukul 19.00, Mulyadi mengklaim mereka memutuskan untuk mundur.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">Simak Pula</strong><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;"><br /><strong><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2016/11/04/078817744/hoax-berita-ahok-mundur-dari-pilkada-dki-2017" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="HOAX: Berita Ahok Mundur dari Pilkada DKI 2017">HOAX: Berita Ahok Mundur dari Pilkada DKI 2017</a><a href="https://nasional.tempo.co/read/news/2016/11/04/078817812/saat-pendemo-kepung-istana-rupanya-ini-yang-diperbuat-ahok" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" title="Saat Pendemo Kepung Istana, Rupanya Ini yang Diperbuat Ahok">Saat Demonstran Kepung Istana, Rupanya Ini yang Diperbuat Ahok</a></strong></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Mulyadi menambahkan, anggota HMI tidak bisa mundur terlalu jauh saat itu. "Jarak kami dengan pagar Istana sekitar 30-50 meter,” kata dia. Menurut dia, kawat berduri di depan barisan HMI sudah terputus dan dimanfaatkan Aliansi Aksi Bersama Rakyat untuk menimbulkan kericuhan di depan Istana.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Hingga Jumat malam ini pukul 22.15 WIB, </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">Tempo</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"> masih berupaya menghubungi perwakilan Aliansi Aksi Bersama Rakyat untuk mengkonfirmasi pernyataan Mulyadi.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Demonstrasi yang menuntut calon gubernur inkumben DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu segera diproses hukum semula berjalan damai hingga sore hari. Selepas magrib, kericuhan pecah. Aksi lempar batu dari demonstran dibalas polisi dengan tembakan gas air mata. Korban dari demonstran dan polisi berjatuhan, namun angkanya belum dapat dikonfirmasi. </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;"><br /><br /><strong>VINDRY FLORENTIN</strong></strong></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong><br /></strong></span></span></div>
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong><br /></strong></span></span>
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">, </span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;"> - Ketua Umum Front Pembela Islam Rizieq Shihab memastikan ada dana yang cukup untuk mendukung pelaksanaan unjuk rasa 4 November 2016. Sayangnya, Rizieq menolak mengungkapkan siapa donatur utama kegiatan itu. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">"Dananya jelas, unlimited (tak terbatas). Kenapa? Karena yang kasih dana Maha Kaya, yaitu Allah SWT," ujarnya usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi ahli di kantor Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Kamis malam, 3 November 2016.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Rizieq menjelaskan bahwa peserta unjuk rasa dari luar DKI Jakarta datang dengan inisiatif dan biaya perjalanan masing-masing. "Dari Sabang sampai Merauke mereka turun ke Jakarta dengan ongkos sendiri."</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Sebelumnya, sempat santer beredar spekulasi bahwa aksi 4 November dibiayai partai politik yang berada di balik salahsatu kandidat calon Gubernur DKI Jakarta. Akibat isu itu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menggelar konferensi pers membantah keterlibatan Demokrat dalam pendanaan aksi 4 November. Sebelumnya Ikatan Alumni Universitas Indonesia juga sudah merilis pernyataan, membantah mendanai aksi ini.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">Pada kesempatan yang sama, Rizieq Shihab menjanjikan unjuk rasa 4 November bakal berlangsung tanpa rusuh. Ketua Umum sekaligus Imam Besar FPI itu meminta aparat bersikap kooperatif terhadap para peserta unjuk rasa yang jumlahnya diperkirakan sangat masif. Rizieq pun berharap penjagaan satuan Polri dan TNI tak terlampau represif.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif;">"Kalau ada tindakan yang membahayakan nyawa peserta aksi, menyiksa, atau menyakiti, kami wajib melakukan pembelaan diri terhadap umat Islam," tuturnya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;">YOHANES PASKALIS</strong></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif;"><br /></strong></span></div>
<span style="color: #666666;"><strong><br /></strong></span>
<span style="color: #666666;"><strong>TEMPO.CO</strong></span>, <span style="color: #666666;"><strong>Jakarta</strong></span> - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama rencananya diperiksa Badan Reserse kriminal Mabes Polri pada Senin, 10 November 2016. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan, surat panggilan terhadap Basuki, yang lebih dikenal dengan sapaan Ahok sudah dilayangkan.<br />
<br />
Ahok dilaporkan sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam terkait dugaan penistaan agama dalam pidatonya di depan warga Kepulauan Seribu, 27 September 2016. Ahok disebut menyinggung Surat Al-Maidah Ayat 51 tentang kepemimpinan. Ahok sudah meminta maaf terkait ucapannya itu.<br />
<br />
Sebelumnya, beberapa kasus penistaan agama yang pernah terjadi di Indonesia melibatkan Syamsuriati alias Lia Eden, pendiri Komunitas Eden. Wanita itu dinyatakan bersalah karena menyerukan penghapusan seluruh agama. Pada 2 Juni 2009 Lia Eden diganjar hukuman penjara dua tahun enam bulan.</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Kasus lainnya seperti yang dituduhkan kepada Tajul Muluk alias Haji Ali Murtadho. Pemimpin syiah di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, itu dihukum dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Sampang pada 12 Juli 2012. Tajul didakwa melakukan penodaan dan penistaan agama.<br />
<br />
Antonius Richmond Bawengan juga didakwa melakukan penistaan agama. Dia menyebarkan sejumlah selebaran dan buku yang dianggap melecehkan keyakinan agama tertentu. Pada 8 Februari 2011 Antonius divonis lima tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Temanggung.</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Ketentuan yang bisa dijeratkan bagi pelaku penistaan agama di Indonesia, setidaknya bisa merujuk pada dua dasar hukum. Pertama adalah Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/PNPS Tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama. Kedua, Pasal 156 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).<br />
<br />
Mereka yang dituduh melakukan penistaan agama itu, yakni Lia Eden, Tajul Muluk, Antonius dijerat dengan Pasal 156a KUHP.</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<br />
<strong>1. Penetapan Presiden RI</strong><br />
<br />
Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/PNPS Tahun 1965 ditetapkan di Jakarta pada 27 Januari 1965. Ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Tercatat dalam lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 3.<br />
<br />
Dalam Penetapan Presiden itu diuraikan:</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<strong>a. Pasal 1</strong><br />
Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.<br />
<br />
<strong>b. Pasal 2</strong></div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Ayat 1, Barang siapa melanggar ketentuan tersebut dalam pasal 1 diberi perintah danperingatan keras untuk menghentikan perbuatannya itu di dalam suatu keputusan bersama Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Ayat 2, Apabila pelanggaran tersebut dalam ayat (1) dilakukan oleh Organisasi atau sesuatu aliran kepercayaan, maka Presiden Republik Indonesia dapat membubarkan Organisasi itu dan menyatakan Organisasi atau aliran tersebut sebagai Organisasi/aliran terlarang, satu dan lain setelah Presiden mendapat pertimbangan dari Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<strong>c. Pasal 3</strong><br />
<br />
Apabila setelah dilakukan tindakan oleh Menteri Agama bersama-sama Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri atau oleh Presiden Republik Indonesia menurut ketentuan dalam pasal 2 terhadap orang, Organisasi atau aliran kepercayaan, mereka masih terus melanggar ketentuan dalam pasal 1, maka orang, penganut, anggota dan/atau anggota Pengurus Organisasi yang bersangkutan dari aliran itu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun.</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<strong>d. Pasal 4</strong></div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Pasal ini mengambil Pasal 156a KUHP. Pasal 156 KUHP menguraikan, barang siapa di rnuka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.<br />
<br />
Perkataan golongan dalam pasal ini dan pasal berikutnya berarti tiap-tiap bagian dari rakyat Indonesia yang berbeda dengan suatu atau beberapa bagian lainnya karena ras, negeri asal, agama, tempat, asal, keturunan, kebangsaan atau kedudukan menurut hukum tata negara.<br />
<br />
<br />
<strong>2. Pasal 156a KUHP</strong><br />
<br />
Aturan lain yang bisa diterapkan untuk tuduhan penistaan agama adalah Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang berbunyi :<br />
<br />
“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 5 tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:<br />
<br />
a. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.<br />
<br />
b. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa."<br />
<br />
Penetapan Presiden Nomor 1/PNPS Tahun 1965 itu pernah diujimaterialkan di Mahkamah Konstitusi pada 2010. Para pemohon adalah Abdurrahman Wahid, Imparsial, Elsam, Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia, Yayasan Desantara, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, M. Dawam Raharjo, Maman Imanul Haq, serta Musdah Mulia.<br />
<br />
Pemerintah, yang saat itu diwakili Menteri Agama Suryadharma Ali berpendapat ketentuan itu masih diperlukan. Menurut Suryadharma Ali bila ketentuan itu dicabur bisa menimbulkan konflik sosial yang berpotensi terpicu. "Ini yang tidak kita harapkan," kata dia di Mahkamah Konstitusi pada 4 Februari 2010.</div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" /></span></b>
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<strong>EVAN KOESUMAH</strong> | <strong>PDAT</strong> | <strong>SUMBER DIOLAH TEMPO</strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJJD_QoQ8PHIA0VLKWlECEh7RmURV8Eq9FLv1AKGdkxB5LqIiXZZFadq1QkPe3oXMJ40FiEFURteCyoEntImF9HIYT3lCg_iQdTkAA0h4-Jm3PDOVG343hOD8pZIGyuFEfn4nhA-Sy2A/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong><br /></strong></div>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><strong><br /></strong></span></b>
<b style="box-sizing: border-box;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"> - Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Penjaringan Jakarta Utara, Komisaris Bismo Teguh membantah adanya informasi eksodus warga keturunan Cina yang tinggal di Pantai Mutiara akibat rencana unjuk rasa pada Jumat, 4 November 2015. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">"Tidak ada, itu info </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">hoax</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">," kata Bismo kepada </span><em style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">Tempo</em><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;"> pada Kamis, 3 November 2016.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">Bismo mengatakan semua wilayah di Kecamatan Penjaringan, termasuk Pantai Mutiara aman. Semua warga yang tinggal di tempat itu beraktivitas seperti biasanya. </span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">Apalagi pihaknya juga telah mengajak diskusi berbagai elemen masyarakat sekitar untuk mengamankan wilayah menjelang demo besar-besaran yang menuntut Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diproses secara hukum karena diduga menistakan Islam dan Al Quran.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">Meski demikian, Bismo tetap mewaspadai terkait rencana demo pada besok tersebut. Pihaknya telah mengerahkan 160 personel gabungan untuk mengamankan wilayah Penjaringan, khususnya Pantai Mutiara. Personel gabungan itu berasal dari Brigade Mobil (brimob), jajaran polsek, TNI, dan elemen masyarakat.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">Bismo juga telah mengantisipasi jika ada massa demonstran yang datang berusaha masuk wilayah Pantai Mutiara. Mengingat di tempat itu adalah kawasan rumah Ahok. Sejauh ini semua petugas telah didistribusi untuk pengamanan siaga tingkat satu.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">Selain itu, Bismo juga menjamin akan mengamankan para pasangan calon Gubernur DKI Jakarta yang berkampanye di Penjaringan. Pihaknya mengamankan wilayah dari Kamal, Pejagalan, Muara Baru, Penjaringan, Pluit, hingga Pantai Mutiara.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">"Titik-titik pengamanan sudah saya kantongi," ujar dia. Dia juga menegaskan sejauh ini kawasan Pantai Mutiara kondusif. Jika ada demonstran yang datang, pihaknya juga siap mendatangkan bantuan pengamanan tambahan dari Polres Metro Jakarta Utara dan Polda Metro Jaya.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;">Sebelumnya, beredar informasi warga keturunan Cina yang tinggal di kawasan Pluit hingga Pantai Mutiara resah. Mereka eksodus pergi dari Jakarta karena alasan kemananan jelang demonstrasi. Tapi informasi itu belum terkonfirmasi.</span><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal; letter-spacing: normal;" /><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal;">AVIT HIDAYAT</strong></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="box-sizing: border-box;"><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: normal;"><br /></strong></b></div>
<b style="box-sizing: border-box;"><br /></b>
<b style="box-sizing: border-box;">RMOL</b>. Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak seluruh elemen bangsa untuk menahan diri dan saling menghormati terkait aksi 4 November.</div>
<div class="newsAds" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; float: left; font-family: Raleway, sans-serif; font-size: 15px; letter-spacing: 1px; width: 385px;">
<div class="widget-tabs newsRelated" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px 20px 0px 0px;">
<div class="title-default" style="box-shadow: rgb(228, 228, 228) 0px -3px 0px inset; box-sizing: border-box;">
<a class="active" href="http://www.rmol.co/read/2016/11/04/266954/Ikut-Aksi-Atau-Tidak-Sama-sama-Pancasilais-#" style="background: transparent; box-shadow: rgb(237, 28, 36) 0px -3px 0px inset; box-sizing: border-box; color: #ed1c24; display: inline-block; font-weight: 900; line-height: 15px; margin: 0px 25px 0px 0px; padding: 0px 0px 10px; text-decoration: none; text-transform: uppercase;">BERITA TERKAIT</a></div>
<div class="itemsx archivesx" style="box-sizing: border-box;">
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://www.rmol.co/read/2016/11/04/266938/Ketua-MPR:-Demolah-Dengan-Tertib-Dan-Elegan-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration: none;">Ketua MPR: Demolah Dengan Tertib Dan Elegan</a></div>
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://www.rmol.co/read/2016/11/03/266914/Zulkifli-Hasan-Persilakan-Pendemo-Menginap-di-MPR-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration: none;">Zulkifli Hasan Persilakan Pendemo Menginap di MPR</a></div>
<div class="relatedItem" style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; margin: 5px 0px; padding: 0px 0px 5px;">
<a href="http://www.rmol.co/read/2016/11/03/266909/Ketua-MPR-Ogah-Ikuti-Jejak-Fahri-dan-Fadli-" style="background: transparent; box-sizing: border-box; color: #252525; font-size: 14px; font-weight: 600; letter-spacing: 0px; line-height: 16px; text-decoration: none;">Ketua MPR Ogah Ikuti Jejak Fahri dan Fadli</a></div>
</div>
</div>
<span class="hidden-xs" style="box-sizing: border-box;"><table align="right" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px 14px 8px 6px; max-width: 100%; width: 385px;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; padding: 10px;"></td></tr>
</tbody></table>
<table align="right" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; box-sizing: border-box; margin: 0px 14px 8px 6px; max-width: 100%; width: 385px;"><tbody style="box-sizing: border-box;">
<tr style="box-sizing: border-box;"><td style="border-bottom: 1px solid rgb(228, 228, 228); box-sizing: border-box; padding: 10px;"></td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; letter-spacing: 1px;">"Demonstrasi adalah hak setiap warga negara yang dijamin oleh konstitusi. Saya menghimbau, lakukan dengan aman dan tertib. Sampaikan kebaikan dengan cara-cara yang baik," kata Zul di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/11). </span><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; letter-spacing: 1px;">Dia mengingatkan bahwa baik yang ikut demo atau yang tidak, semuanya Pancasilais dan bersaudara sebagai anak bangsa. Pancasilais adalah penganut ideologi Pancasila yang baik dan setia.</span><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; letter-spacing: 1px;">"Yang turun ke jalan juga saudara-saudara kita yang Pancasilais. Jadi mari hormati ekspresi dan sikap masing-masing. Jaga persaudaraan kita," ucap Zul mengajak.</span><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; letter-spacing: 1px;">Ketua umum PAN ini juga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Presiden Jokowi untuk tidak mengintervensi kasus hukum dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki T Purnama "Ahok".</span><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; letter-spacing: 1px;">"Kita apresiasi komitmen Presiden Jokowi untuk objektif dan independen. Dengan begitu kepolisian bisa mengusut kasus ini dengan terbuka, tanpa rekayasa dan memenuhi rasa keadilan masyarakat," ungkapnya. </span><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; letter-spacing: 1px;">Terakhir, Zul berharap semoga kasus ini bisa menjadi introspeksi bagi pemimpin, untuk menjaga ucapannya. </span><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><br style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;" /><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: "raleway" , sans-serif; letter-spacing: 1px;">"Semoga kasus ini menjadi introspeksi bagi kita semua. Pemimpin seharusnya merawat kebhinnekaan dan menjaga persatuan. Jangan melampaui batas," tutupnya. </span><b style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #252525; font-family: Raleway, sans-serif; letter-spacing: 1px;">[rus]</b></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEr6f6vKNrAFdjDvu7qk9O8qHYI_qTB-ynEzD_xMkpHbsr4iQYZhSFpWv4rgHWDPsHk3FnAr0EPbzSW_5oTC49OJja_3y14tKxbHlpZrp7Zvsh_nQDSAwPum5I9o0CSBRfzu41xbj0o8/s1600/double+arrow+picSMALL.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><br /></strong></span></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong><br /></strong></span></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">, </span><span style="color: #666666; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;"><strong>Bandung </strong></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan membantah pemberian beasiswa provinsi untuk mahasiswa Universitas Padjadjaran diskriminatif. “Bukan persyaratan, baca yang bener atuh, baca yang bener. Gak salah baca itu? Gagal paham,” kata dia di Bandung, Kamis, 5 Oktober 2016.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Media sosial diramaikan dengan viralnya surat dengan logo Universitas Padjadjaran mengenai beasiswa pemerintah Jawa Barat. Pada butir tiga persyaratan khusus penerima beasiswa itu disebutkan “Prioritas pada mahasiswa berprestasi di bidang hapal Al Quran minimal lima juzz, olahraga, seni, budaya, sains, teknologi dan komunikasi dibuktikan dengan sertifikat dari pihak berwenang.” Persyaratan hapal Al Quran itu yang ramai dituding diskriminatif.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, beasiswa itu diberikan pada calon penerima yang dinilai memiliki prestasi. “Diskriminasi kalau yang hafal Al Quran saja yang diberi beasiswa, ini mah dari sejumlah prestasi yang dihargai, salah satunya yang di apresiasi adalah hafalan Al Quran,” kata dia.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Menurut dia, salah satu alasan mencantumkan penghafal Al Quran sebagai “prestasi” karena sulit menghafalnya. “Itu hanya salah satu kriteria, ada prestasi di bidang seni, olahraga, dan di bidang akademik sendiri diberi penghargaan beasiswa,” kata Aher.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Bagaimana dengan agama lainnya? “Masalahnya hapalan Bible kan gak ada, kalau ada, kita hargai juga sama,” kata Aher.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Aher mengatakan, beasiswa pada penghafal Al Quran yang digunakan Jawa Barat saat ini diklaimnya bukan yang pertama. Universitas Padjadjaran terhitung baru. “Ada enam sampai sepuluh perguruan tinggi negeri yang sudah melakukan itu, Unpad baru mau. Pertanyaannya kenapa diributin, ributin tuh yang sepuluh yang sudah. Salah satunya UIN, UNS, ada daftarnya. Jabar karek erek geus ribut,kalau yang lain geus, teu ribut-ribut,” kata dia.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Menurut Aher, dari semua penerima beasiswa pemerintah Jawa Barat untuk program S1, S2, dan S3 hanya sedikit yang lolos karena hafalan Al Quran. “Kemarin hampir 6 ribuan yang diberi beasiswa tahun 2015, yang hafal Al Quran paling 6 orang,” kata dia.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Aher mengatakan, beasiswa yang diberikan sebelumnya bukan permanen, tahun depan penerima belum tentu menerima lagi beasiswa itu. “Mulai tahun ini kita ingin lebih fokus beasiswanya. Kita ingin memberi beasiswa satu siklus, sampai tamat, makanya kita pilih betul, orientasinya betul-betul prestasi,” kata dia.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;">Menurut Aher, kemungkinan penerima beasiswa bakal anjlok jumlahnya mulai tahun ini. Penilaian prestasi yang jadi pertimbangan penerima beasiswa juga akan lebih ketat. “Kalau kemarin sampai 6 ribu orang, tahun ini mungkin hanya seribu orang atau 500 orang,” kata dia.</span><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><br style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; font-weight: normal;" /><strong style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px;">AHMAD FIKRI</strong></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span></div>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;"><br /></span>
<span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Bisnis.com</span>, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa insiden pemukulan di bus Transjakarta yang dialami seorang warga bernama Andrew Budikusuma adalah bentuk teror.</div>
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
Oknum yang telah melakukan pemukulan tersebut sebelumnya meneriakkan nama Ahok, panggilan akrab Basuki.</div>
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
Andrew adalah warga yang mengaku mendapat perlakuan rasial dan kekerasan fisik.</div>
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
"Mereka kalau ketemu saya, dia mana berani gebukin saya gitu lho? Itu namanya teror saja. Coba dia berani ngulang lagi enggak? Itu kan cuma cara teror yang kampungan, orang-orang pengecut yang munafik, tahu enggak," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8/2016).</div>
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
Menurut Ahok, sebelumnya pihaknya sudah terbiasa menerima berbagai bentuk teror.</div>
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
"Mau ke sini , tapi takut. Jadi cuma mau teror di luar, itu cuma orang pengecut saja. Iya dong, jelas itu manggil Ahok.. Ahok, padahal tampangnya beda kok," kata Ahok.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px;">
Kisah Andrew yang dipukuli oleh orang tak dikenal di halte transjakarta JCC arah Pluit menjadi viral di media sosial. Saat ini, dia berencana melaporkan kasusnya kepada Polda Metro Jaya dengan mengantongi barang bukti berupa rekaman CCTV serta hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Siloam.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: whitesmoke; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: OpenSans-Regular, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 28px; margin-bottom: 25px; text-align: center;">
<br /></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Jajaran Subdit IV Cyber Crime Dit Reskrimsus <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/polda-metro-jaya/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Polda Metro Jaya">Polda Metro Jaya</a> telah menangkap AT (41), pelaku penyebaran ujaran kebencian di media sosial, Facebook, terkait insiden di <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a>, Sumatera Utara, pada Sabtu (30/7/2016).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Berdasarkan pengakuan pelaku, dia menyebarkan ujaran kebencian itu karena merasa kecewa terhadap pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/joko-widodo/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Joko Widodo">Joko Widodo</a>.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Dari hasi pemeriksaan yang bersangkutan alasanya memang selama ini tidak puas dengan pemerintahan yang ada. Kondisi ekonomi dan harga-harga naik," ujar Kabid Humas <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/polda-metro-jaya/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Polda Metro Jaya">Polda Metro Jaya</a>, Kombes Awi Setiyono, kepada wartawan, Selasa (2/8/2016).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
AT teridentifikasi menyebarkan ujaran kebencian di media sosial, Facebook, terkait insiden di <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a>, Medan, Sumatera Utara, pada Sabtu (30/7/2016).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Atas perbuatan itu, dia ditangkap di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Selasa (2/8/2016).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Penangkapan AT dilakukan setelah, aparat kepolisian melakukan penyelidikan melalui media internet (Cyber Patrol).</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Pelaku menulis informasi di akun Facebook yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau pemusuhan.<br />
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Pelaku membuat akun Facebook menggunakan handphone dengan nama AT.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Pelaku menulis informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan (sara).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Pelaku menyebutkan "Tanjung Balai Medan Rusuh 30 Juli 2016 6 Vihara dibakar buat Saudara Muslimku mari rapatkan barisan... Kita buat tragedi 98 terulang kembali Allahu Akbar...".</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Atas perbuatan itu, pelaku telah diamankan. Dia diduga melanggar Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (2) dan atau Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (1) UU RI No. 11 Tahun 2008 tentang ITE dan atau Pasal 156 KUHP dan atau 160 KUHP.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Pelaku diancam pidana Pasal 45 ayat (2) pidana penjara paling lama 6 (enam) Tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1000.000.000,00 (satu miliyar rupiah).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Pasal (1) pidana penjara paling lama 6 (enam) Tahun dan/atau denda banyak Rp. 1000.000.000,00 (satu miliyar rupiah).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Selain mengamankan pelaku, aparat kepolisian turut menyita barang bukti berupa satu buah Laptop, dua buah Handphone, dan satu buah Tab.</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3CXVgUyYu3AsA3VGWpGyKD_xtSnydoJdO-6DnOKaX-hvEQOkRSafN2TRSOIZk1KyReJEK-nMWMNjxgbt3NjEnjCxLdV5i36nIMTTq_Cuc0XC8TIMNTV94Gi1aYc-u4d4RjkZbIzDGxhE/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px; text-align: center;">
<br /></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - </strong>Pimpinan Pusat Pemuda <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/muhammadiyah/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Muhammadiyah">Muhammadiyah</a> menyesalkan terjadinya kerusuhan yang bernuansa SARA di di <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a>, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a>, Jumat (29/7/2016) malam.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Apalagi tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat pemuda<a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/muhammadiyah/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Muhammadiyah">Muhammadiyah</a> <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/dahnil-anzar-simanjuntak/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Dahnil Anzar Simanjuntak">Dahnil Anzar Simanjuntak</a>, kerusuhan tersebut berujung terhadap pembakaran sejumlah Vihara.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Apapun alasannya pembakaran Rumah Ibadah adalah tindakan yang tidak bisa ditolerir dan merusak tatanan keberagaman Indonesia khususnya, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a>," ujar Dahnil ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (30/7/2016).</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Untuk itu sebagai pimpinan Dahnil pun langsung meminta anggotanya Pemuda <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/muhammadiyah/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Muhammadiyah">Muhammadiyah</a> di daerah <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a>dan sekitarnya untuk ikut menjaga kondusivitas.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Bukan itu saja, Pemuda <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/muhammadiyah/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Muhammadiyah">Muhammadiyah</a> akan menjaga dialog yang intensif dengan berbagai kelompok untuk mencegah terjadinya kekerasan dan kerusuhan bernuansa SARA.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Sebagai putra daerah <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a>, Dahnil mengajak berbagai tokoh lintas etnis dan agama untuk aktif menenangkan dan memberikan pemahaman kepada semua kelompok bahwasanya kekuatan sejati masyarakat Sumut adalah penghormatan terhadap keberagaman dan toleransi.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Lebih lanjut kata dia, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a> selama ini dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi dan menghormati keberagaman.<br />
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Untuk itu dia mendorong aparatur hukum harus bertindak tegas terhadap siapa saja yang berusaha merusak keberagaman dan toleransi tersebut.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Dia juga mengingatkan sikap saling menghormati antar sesama pemeluk agama dan etnis harus terus dirawat.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Dan sikap arogansi etnisitas tidak punya tempat di Indonesia termasuk <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a>," tegasnya.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting meminta seluruh masyarakat diTanjung Balai, Asahan, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a> tetap tenang dan menjaga kondusivitas pascakericuhan, Jumat (29/7/2016) malam.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Rina meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Jika ada informasi-informasi mengenai kerusuhan ini, janganlah sampai kembali melakukan perusakan. Kita semua harus sama-sama menjaga kondusifitas di <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a>," ungkap Rina, Sabtu (30/7/2016) siang.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Ia menjelaskan, seluruh elemen masyarakat diminta bekerjasama meredam situasi. Rina meminta agar kasus ini tidak terlalu dikembang-kembangkan, serta dibumbui dengan isu yang bukan-bukan.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Selama ini Kota <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a> dikenal sebagai kota yang kondusif. Di sana, adalah kota yang heterogen dengan berbagai suku budaya," ujarnya.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Sebelumnya, kericuhan yang nyaris berujung SARA ini bermula dari keluhan seorang warga etnis Tionghoa bernama Meliana (41) warga Jl Karya Kelurahan <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a> Kota, Kecamatan <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a> Selatan Kota, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/tanjung-balai/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Tanjung Balai">Tanjung Balai</a>, <a class="blue" href="http://www.tribunnews.com/tag/sumatera-utara/" style="color: rgb(1, 111, 186) !important; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a> terhadap suara azan yang dikumandangkan di Masjid Al Maksum Jl Karya.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Sebelum kericuhan meledak, Meliana mendatangi nazir masjid meminta agar suara azan tidak dikumandangkan begitu keras.</div>
<div style="font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Atas keluhan ini, jamaah masjid protes dan didengar warga hingga terjadilah kerusuhan dan pembakaran vihara.</div>
</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN</strong> - Kerusuhan di Tanjungbalai, Jumat (29/7/2016) malam, menyebabkan satu vihara dan empat kelenteng hangus terbakar.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Persoalan bermula dari adanya keluhan seorang warga etnis tionghoa bernama Meliana (41), warga Jalan Karya Kelurahan Tanjungbalai Kota I, terhadap suara azan yang dikumandangkan di Masjid Al Maksum di dekat rumahnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Meliana mendatangi nazir masjid dan menyampaikan keluhan. Ia merasa terganggu dengan suara azan yang dikumandangkan pihak masjid.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Setelah oknum tadi menyampaikan keluhan, pihak masjid kemudian mendatangi kediaman wanita bernama Meliana (setelah salat Isya). Lalu, karena timbul keributan, pihak kepala lingkungan dan kelurahan setempat yang kooperatif kemudian membawa masing-masing pihak ke polsek setempat untuk dimediasi," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting, Sabtu (30/7/2016).</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Di tengah mediasi, warga yang mendapat informasi lantas berkumpul di depan polsek. Jumlah warga semakin bertambah dan bergerak ke Vihara Juanda yang berjarak sekitar 500 meter dari Jalan Karya dan kemudian melakukan pengerusakan.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
"Dari informasi sementara, vihara di Pantai Amor terbakar. Kemudian, turut dibakar tiga unit kelenteng serta tiga unit mobil dan tiga unit sepeda motor," kata Rina.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Selain itu, sambung Rina, ratusan warga turut merusak barang-barang di dalam kelenteng Jalan Sudirman. Kemudian, di Jalan Hamdoko barang di dalam kelenteng dirusak dan praktek pengobatan tionghoa dihancurkan serta satu unit motor nyaris dibakar.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Di Jalan KS Tubun, massa merusak barang-barang yang ada dalam <a href="http://medan.tribunnews.com/tag/klenteng/" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="klenteng">klenteng</a> dan satu unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jalan Nuri. Di Jalan Imam Bonjol masyarakat membakar barang-barang yang ada dalam satu vihara.</div>
<div style="background-color: white; color: #323233; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 17px; font-weight: normal; line-height: 27.2px; padding: 0px 0px 25px;">
Kemudian, di Jalan WR Supratman massa merusak isi bangunan yayasan sosial dan merusak tiga unit mobil. Di Jalan Ahmad Yani, massa merusak pagar vihara. Serta di Jalan Ade Irma, massa membakar barang-barang yang ada dalam satu unit <a href="http://medan.tribunnews.com/tag/klenteng/" style="color: #016fba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="klenteng">klenteng</a>.<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">(ray/tribun-medan.com)</strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><br /></strong></div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"><span style="color: #555555; font-family: "droid sans" , sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: 19.5px;">TANJUNGBALAI, SUMUTPOS.CO - Amuk massa berujung kerusuhan terjadi di Kota Tanjungbalai. Gara-gara ditegur soal volume speaker mikrofon masjid, massa yang didominasi kaum pemuda Islam membakar dan merusak 6 tempat ibadah umat Budha berupa Vihara dan klenteng, Jumat (29/7/2016) sekira pukul 23.00 Wib.</span></strong><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Informasi dihimpun Sumut Pos dari sumber di kepolisian menyebutkan, awalnya seorang warga etnis Tionghoa inisial Mel (41), warga Jalan Karya Kel TB Kota I Kec Tj Balai Selatan Kota Tj Balai meminta seorang nazir masjid Almaksum di Jalan Karya, dengan maksud agar mengecilkan volume speaker mikrofon yang ada di masjid. Menurut Nazir Masjid, permintaan tersebut telah diungkapkan beberapa kali.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Pada Jumat malam sekira pukul 20.00 Wib usai salat isha, jamaah dan nazir masjid menjumpai Mel ke rumahnya. Pertemuan memanas hingga Kepling mengamankan Mel dan suaminya ke Kantor Lurah dan selanjutnya ke Polsek Tj Balai Selatan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Setibanya di Polsek, selanjutnya dilakukan pertemuan dengan melibatkan Ketua MUI, Ketua FPI, Camat, Kepling dan tokoh masyarakat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Pada saat bersamaan, massa mulai banyak berkumpul yang dipimpin oleh kelompok elemen mahasiswa dan melakukan orasi di depan kantor polisi. Selanjutnya, massa diimbau dan sempat membubarkan diri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Namun pada pukul 22.30 Wib, konsentrasi massa kembali berkumpul, diduga setelah mendapat informasi melalui media sosial (facebook) yang diposting oleh salah seorang aktivis atas nama Andian Sulin SH.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Selanjutnya, massa kembali mendatangi rumah Mel di Jalan Karya dan berupaya hendak membakar rumah Mel. Namun upaya itu gagal dilarang oleh warga sekitar yang khawatir kebakaran merembet ke rumah sekitar.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Namun massa semakin banyak dan semakin emosi. Selanjutnya massa bergerak menuju Vihara Juanda yg berjarak sekitar 500 meter dari Jalan Karya dan berupaya membakarnya. Untunglah upaya mereka dihadang oleh personil Polres Tj Balai. Massa melampiaskan emosi dengan melempari vihara dengan batu hingga vihara mengalami kerusakan.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Selanjutnya massa bergerak ke Pantai Amir dan merusak serta membakar satu unit vihara dan 3 unit klenteng serta 3 unit mobil dan 3 unit sepeda motor dan 1 unit betor. Kemudian di Jalan Sudirman, massa merusak satu unit klenteng.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Jalan Hamdoko merusak 1 unit klenteng dan 1 unit praktek pengobatan Tionghoa serta 1 unit sepeda motor<br />
Di Jalan KS Tubun, massa merusak 1 unit klenteng dan satu unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jl Nuri.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Di Jalan Imam Bonjol, massa membakar 1 unit Vihara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Dj Jalan WR Supratman massa merusak isi bangunan Yayasan Sosial dan merusak 3 unit mobil.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Di Jakan Ahmad Yani, massamerusak pagar Vihara.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Di Jalan Ade Irma, massa membakar 1 unit klenteng.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Mengatasi kerusuhan tersebut, Polresta Tanjungbalai melakukan koordinasi dengan aparat keamanan terkait termasuk dengan Polres terdekat. Juga berkoordinasi dengan Muspida, tokoh agama dan tokoh masyarakat.</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Polisi juga mengimbau dan menghalau massa agar membubarkan diri. Serta berjaga di berbagai vihara dan klenteng.</div>
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;"></strong><br />
<div style="box-sizing: border-box; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px;">
Sekira pukul 04.30 pagi, konsentrasi massa akhirnya mulai membubarkan diri. (me)</div>
</div>
</h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9yatHFiSjKqtIb-106TjoWOe-aOvHzDm6LgIcXwkyuZ7lm25an5pa0P5yYeKE4FxUyv7YQU6-oYm3hgH6CM-SyYiy0GihAiD_KZnAnwTAwbSwAghUm_NsXPfwI1ZoIrY0pKma5XNzvQ/s1600/cross+heart+icon.jpg" /></a></div>
<h1 style="font-family: "helvetica neue", helvetica, arial, sans-serif; font-size: 38.5px; line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center;">
</h1>
<h1 style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 38.5px; line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
</h1>
<h1 style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 38.5px; line-height: 40px; margin: 0px; padding: 0px; text-rendering: optimizeLegibility;">
Berlebihannya Tokoh dan Parpol Hadapi Ahok</h1>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px; text-align: center;">
<strong>Berlebihannya Para Tokoh dan Parpol Hadapi Ahok</strong></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px; text-align: center;">
Penulis: Robigusta Suryanto</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
<em>Assalamua'laikum. Wr. Wb.</em></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
<em>Bismillahirrohmanirrohim</em></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada untuk DKI Jakarta masih terbilang jauh. Namun gegap gempita penyambutannya luar biasa. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok saja sudah melakukan kejut gerilya di setiap-setiap wilayah Ibukota melalui sikapnya. Bahkan ada tim yang dinamakan 'Teman Ahok' untuk mewadahi suara. Tim Ahok ini bertugas melakukan safari "liar", propaganda ke mall-mall. Entah ini bagian pelanggaran atau tidak. Tetapi yang jelas bagi penulis ini merupakan bagian dari kampanye terselubung. Namun Ahok sebagai Gubernur bisa saja mengatakan bahwa itu bukan dari usul dirinya. Benar. Karena Ahok sendiri tidak langsung turun ke jalan.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Kembali ke tim. Tim Ahok ini melakukan demikian (baca: manuver) sudah terbilang cukup lama. Tepatnya tahun lalu. Aktivitas mereka pun sudah diketahui banyak publik. Mulai dari pengumpulan <em>copy</em>-an Kartu Tanda Penduduk (KTP) hingga penyuluhan 'mengapa memilih Ahok kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta'. Alasan Tim ini simpel: karena Ahok dinilai tegas dan tidak korupsi.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Tim ini "menjajakan" dirinya dengan membangun stand atau tempat "suara" dukungan untuk Ahok.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Tim Ahok ini tidak hanya memperluas jaringannya melalui dunia nyata. <em>Face to face</em>. Akan tetapi Tim ini pun juga bergerak ke hampir setiap lini jaringan media sosial, salah satunya Twitter. Dalam jaringan Twitter mereka begitu massif menggelontorkan sisi positif Ahok. Nyaris tanpa kelemahan sama sekali. Dan itu sebetulnya tidak sehat. Karena yang kita tahu manusia pastilah ada sisi buruknya. Namun Tim ini seakan menutupinya. Sebut saja dugaan terindikasinya Ahok melakukan korupsi terhadap rumah sakit Sumber Waras. Atau juga dugaan ia bermain terhadap pengadaan UPS.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Untuk indikasi pengadaan RS Sumber Waras, misalnya jika dilihat dan dinilai cukup senyap dari pemberitaan. Kasus yang lama dan ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuanga (BPK) ini tidak kunjung "dieksekusi". Entah apa masalahnya. Padahal bukti dari BPK, lembaga yang mempunyai kredibel dan keadilan telah cukup memadai. Bahkan ormas yang peduli akan nasib Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah datang berkali-kali agar Ahok diperiksa. Namun hingga saat ini belum ada tindakan nyata.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
KPK sebagai lembaga antirasuah memang pernah mengeluarkan pernyataan bahwa akan memanggil Ahok untuk dimintai keterangan. Akan tetapi hingga saat ini, Mantan Bupati Bangka Belitung tidak kunjung dipanggil. Masih samar.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
<strong>Jangan Berlebihan Menghadapi Ahok</strong></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Kemarin, tepatnya hari Jum'at (12/02/2016) di salah satu hotel di kawasan Jakarta Pusat sedang berlangsung "penyaringan" untuk Calon Gubernur. Acara ini digawangi oleh partai Gerindra. Dan hadir pula beberapa tokoh di sana. Dari sekian banyaknya tokoh sebagaimana yang terdapat dalam undangan, ada salah satu orang yang telah mendeklarasikan ia sebagai calon Gubernur, yaitu Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Adyaksa Dault.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Adyaksa baru saja mendeklarasikan dirinya tahun lalu. Meski dikatakan teralalu cepat, namun jika dilihat gegap gempitanya pemilihan tahun depan tentunya sah-sah saja. Karena proses untuk mengenal diri lebih jauh dibutuhkan sejak dini.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Mantan Menpora ini pada waktu mendeklarasikan dirinya didukung oleh berbagai tokoh dan aktivis pergerakan. Namun yang menurut penulis kurang hingga saat ini ia belum dapat dukungan resmi dari partai politik, khususnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pernah menaunginya.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Setelah didaulatnya Adyaksa ternyata tidak membuat sebagain tokoh ataupun aktivis pergerakan puas. Dalam pertemuan yang dipelopori Gerindra tersebut, misalnya ada beberapa orang yang hadir. Ada yang berlatarbelakang pengusaha, pakar hukum dan lain-lain. Acara tersebut dimaksudkan memilih calon dari <em>rating </em>yang ada. Hal ini terlihat tersirat penulisan nama-nama tokoh yang terdapat dalam undangan. Di sisi lain tidak lama ini telah ada pula dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mendaulat musisi Ahmad Dhani sebagai calon Gubernur. Tetapi hal ini belum final karena dari DPP PKB sendiri belum mengeluarkan pernyataan dukungannya secara resmi.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Silahkan saja banyak calon untuk memimpin Jakarta. Hanya saja enulis melihat, apa yang dilakukan beberapa tokoh dan partai merupakan bagian dari intrik untuk memecah belah suara, khsususnya suara umat Islam. Umat dibuat linglung, "kepada siapa mereka dapat dituntun?"</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Jakarta, walau ditinggali oleh bermacam suku atau etnis dan agama tetapi umat Islam adalah sasaran utamanya dari intrik ini. Suara yang dapat dimainkan ini dimaksudkan untuk membuyarkan suara mayoritas terhadap banyak calon (nantinya). Sehingga nanti pada hari 'H' suara mengecil karena terbagi-bagi. Sedangkan 'Teman Ahok' yang saat ini telah didukung partai Nasdem, juga sejak awal telah gerilya akan mendapatkan suara besar karena secara otomatis suaranya akan mengerucut. Merek SATU. Suara besar ini didapat karena tidak seperti "kita" yang cuma sibuk membentuk nafsu kebenaran sendiri. Tidak melihat sisi positif besar ke depan umat, yang selama Ahok menjabat jauh dari prestasi atau gebrakan. Banjir dan macet salah satu dari sekian warna kesemrautan Jakarta. Dan itu tidak cukup membuat tokoh-tokoh Islam atau nasionalis menyadarinya.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Umat butuh bimbingan. Umat butuh persatuan. Dan umat tidak butuh sikap ababil para tokoh ataupun aktivis Islam, serta nasionalis. Tentunya Gerindra tahu (sebagai partai nasionalis) jika melihat Ahok. Karena Ahok mantan anggota dari partai besutan Prabowo Subianto tersebut. Dan kemungkinan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama (baca: membesarkan anak macan).</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Gerindra ataupun partai lain (khusus berbasis agama Islam) harus satu suara jika ingin dapatkan kemenangan. Singkirkan ego atau merasa benar sendiri. Ingat, masa depan Jakarta lima tahun ke depan!</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
Saran penulis, dahulukan untuk kebaikan bersama daripada untuk kelompok atau golongan. Untuk aktivis Islam mari bersatu ke partai yang telah jelas "memusuhi" Ahok. Jangan membuat kembali garis lain untuk menjadi rival. Selain itu tetap hati-hati dengan penyusup yang datangnya tidak diduga-duga. Karena penyusup ini tidak akan bisa diam melihat umat Islam mempunyai pemimpin yang jauh lebih baik dari saat ini.</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.6px; padding: 0px;">
<em>Wallahua'alam bishawab</em>.</div>
<div style="clear: both; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; height: 20px; line-height: 15.6px;">
</div>
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><span style="color: black; font-family: "helvetica neue" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 12px; font-weight: normal; line-height: 15.6px;">- See more at: http://www.voa-islam.id/read/opini/2016/02/14/42280/berlebihannya-tokoh-dan-parpol-hadapi-ahok/#sthash.VH6lNZ7F.dpuf</span></strong><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></strong>
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">TEMPO.CO</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">, </span><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Jakarta</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"> - Bukan pertama kali ini insiden di Papua menyeret Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Lima tahun lalu, tepatnya 17 Maret 2010, seorang pendeta sidang gereja GIDI Toragi, Distrik Tinggi Nambut, bernama Kinderman Gire tewas setelah dianiaya anggota Tentara Nasional Indonesia. Warga Puncak Jaya itu ditangkap karena dicurigai sebagai bagian kelompok bersenjata di wilayah itu. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Atas kasus ini, pada Agustus 2011, Pengadilan Militer Jayapura menghukum tiga tersangka, yakni Prajurit Satu Hasirun (6 bulan penjara), Prajurit Dua Hery Purwanto (15 bulan), dan Sersan Satu Saut Sihombing (7 bulan). Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sempat memprotes putusan tersebut lantaran TNI tak mengusut peristiwa pembunuhan, melainkan hanya menerapkan sangkaan melanggar perintah. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Inilah sepenggal riwayat GIDI:</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- 1955: Misionaris gereja pertama kali tiba di Tolikara pada 25 Maret 1955.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- 1962: Jemaat pertama yang dibaptis terdiri atas sembilan orang. </span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- 1963: Gereja dinamai Gereja Injili Irian Barat (GIIB) pada 12 Februari 1963.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- 1971: GIIB berganti nama menjadi Gereja Injili Irian Jaya (GIIJ). </span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- 1988: GIIJ berganti nama menjadi Gereja Injili di Indonesia. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Perintis: </strong><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Organisasi misionaris asal Australia, yaitu Unevangelised Fields Mission (UFM) dan The Asia-Pacific Christian Mission (APCM)</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Wilayah: </strong><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Delapan wilayah pelayanan, yakni Bogo, Toli, Yamo, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Pantai Utara, Pantai Selatan, dan Jasumbas.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Aset: </strong><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- Dua rumah sakit swasta, yaitu Klinik Kalvari di Wamena dan Rumah Sakit Immanuel di Mulia.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- Sekolah: TAKIN, SAID. </span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- Perguruan tinggi: STT GIDI di Sentani. </span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- Sekolah Alkitab berbahasa daerah (lokal): tujuh.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- TK-PAUD: lima.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">- SMP dan SMA: sembilan.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Semuanya tersebar di seluruh wilayah GIDI</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Status hukum:</strong><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Terdaftar di Kementerian Agama melalui ketetapan nomor E/Ket/385-1745/76, yang kemudian diperbarui melalui ketetapan F/Ket/43-642/89 pada 1989.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Anggota jemaat:</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"> 976.000 jiwa </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;" />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">Kerja sama dengan Gereja Injili di luar negeri</strong><span style="color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">: Israel, Papua Nugini, Palau, Belanda, Aboriginal, Yunani, Pakistan, dan Etiopia.</span><br />
<strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;"><br /></strong><strong style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px;">EVAN | AGOENG WIJAYA | Sumber: Diolah GIDI Indonesia</strong><br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
INILAHCOM,
Jakarta - Sebuah Gereja Baptis Indonesia Saman yang terletak di Dusun
Saman, Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul dibakar orang tak dikenal pada
Senin (20/7/2015) dini hari.<br />
<br />
Berdasarkan keterangan dari
Kapolres Bantul, AKBP Dadiyo menceritakan peristiwa ini terjadi sekitar
pukul 02.30 WIB, pelaku meletakkan ban yang telah tersulut api di pintu
masuk gereja. "Jadi bakarnya pakai ban," ujarnya, Selasa (21/7/2015).<br />
<br />
Dirinya
meminta kepada masyarakat untuk tidak mudah tersulut provokasi.
Untungnya kobaran api tidak sampai melahap seluruh bangunan gereja,
karena tetangga setempat yang beragama Muslim sudah terlebih dulu
berupaya memadamkan api.<br />
<br />
Hingga kini pihak kepolisian masih
melakukan penyelidikan siapa pelaku pembakaran tersebut. "Kami belum
mengetahui siapa pelaku penyerangan ini, karena masih diselidiki,"
tambahnya.<br />
<br />
Otoritas pemilik gereja juga telah diperiksa mengenai
kasus kebakaran tersebut. Ia juga meminta semua pihak tidak mudah
tersulut provokasi atas hal-hal berbau konflik keagamaan. [ton]<br />
- See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/2223529/pintu-gereja-baptis-di-bantul-dibakar#sthash.0FLR0j5F.dpuf
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<b>TEMPO.CO</b>, <b>Kediri</b> - Kepolisian Resor
Kota Kediri membatasi kegiatan peribadatan umat Nasrani di dalam
gereja. Mereka bermaksud mengantisipasi dampak yang tak diinginkan atas
peristiwa di Tolikara, Papua. <br />
<br />
Pembatasan itu diinstruksikan
dalam rapat bersama puluhan pendeta di Kota Kediri di Gereja Getsmany,
Selasa siang, 21 Juli 2015. Mereka merundingkan kegiatan peribadatan
umat pascakerusuhan yang terjadi di Papua, Jumat pekan lalu. <br />
<br />
“Kami mengimbau kepada seluruh umat kristiani dan pengurus gereja untuk
membatasi kegiatan ibadah di dalam gereja atau gedung saja,” kata
Kapolresta Kediri Ajun Komisaris Besar Bambang Widjanarko, Selasa, 21
Juli 2015.<br />
<br />
Selain itu, Bambang juga meminta kepada setiap
pengurus gereja untuk menjadi polisi dalam gereja. Tak hanya membantu
kegiatan peribadatan, pengurus juga harus memantau situasi keamanan
jemaat dan segera melaporkan ke polisi jika terjadi ancaman. “Kami juga
tempatkan personel 24 jam dalam sehari di lingkungan gereja,” kata
Bambang.<br />
<br />
Pendeta Gereja Getsmany, Timotius Kabul, berterima
kasih atas perhatian polisi terhadap jemaat gereja. Pengawasan ini,
menurutnya, memberi rasa aman dalam beribadah meski sebenarnya dia tak
terlalu khawatir adanya ancaman tersebut di Kediri. “Setidaknya jemaat
merasa aman,” katanya.<br />
<br />
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
Kota Kediri Achmad Subakir juga menganggap pengamanan polisi itu
berlebihan. Sebagai warga asli Kediri yang sudah lama berinteraksi
dengan tokoh-tokoh agama, dia menilai tak ada yang perlu dikhawatirkan
tentang sikap toleransi beragama di Kediri. <br />
<br />
Bakir khawatir
sikap berlebihan polisi ini justru akan memancing pihak tertentu untuk
melakukan upaya provokasi. Jika jemaat gereja merasa ketakutan dan
terancam, dia juga mempersilakan warga meminta bantuan Banser untuk
membantu pengamanan peribadatan mereka. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<b>HARI TRI WASONO</b><br />
<div class="side-article txt-article mb20 helvetica">
<strong>TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</strong> - Saat berkunjung ke Kabupaten <a href="http://www.tribunnews.com/tag/tolikara/" title="Tolikara">Tolikara</a>, Papua, Menteri Dalam Negeri <a href="http://www.tribunnews.com/tag/tjahjo-kumolo/" title="Tjahjo Kumolo">Tjahjo Kumolo</a> meresmikan pembangunan rumah ibadah pascainsiden yang terjadi bertepatan di Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.<br />
"Tadi pagi saya meletakkan batu pertama dimulainya pembangunan kembali musala bertempat di halaman kantor Koramil di <a href="http://www.tribunnews.com/tag/tolikara/" title="Tolikara">Tolikara</a> bersama tokoh agama, Pangdam dan Bupati," ujar Tjahjo dalam keterangannya, Selasa (21/7/2015).<br />
Selain meresmikan pembangunan rumah ibadah, Tjahjo mengatakan
pihaknya telah melakukan rapat bersama instansi terkait agar segera
memulihkan kecemasan masyarakat dan ekonomi di Papua.<br />
"Membangun segera dengan bakti karya TNI dan Pemda untuk pembangunan kios-kios yang terbakar, atau rusak terbakar," kata Tjahjo.<br />
Tjahjo juga meminta kepada Gubernur Papua untuk segera turun ke warga
Papua. Selain itu, dia juga meminta TNI dan Polri untuk membangun posko
penjagaan sementara di batas masuk Kabupaten <a href="http://www.tribunnews.com/tag/tolikara/" title="Tolikara">Tolikara</a> agar warga di luar Kabupaten bisa terpantau.<br />
Tjahjo mengatakan saat ini situasi di <a href="http://www.tribunnews.com/tag/tolikara/" title="Tolikara">Tolikara</a> aman dan tenang. Bahkan warga dan TNI bergotong-royong membersihkan reruntuhan puing-puing kios dan musala yang terbakar.<br />
"Saya minta Bupati dan DPRD <a href="http://www.tribunnews.com/tag/tolikara/" title="Tolikara">Tolikara</a> mencari arsip apakah benar ada Perda tentang ibadah agama tertentu yang boleh di Kabupaten <a href="http://www.tribunnews.com/tag/tolikara/" title="Tolikara">Tolikara</a>. Kalau perlu DPRD bahas kembali Perda tersebut kalau pernah ada," kata Tjahjo.</div>
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;"> </b><b>Jakarta detik</b> - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengunjungi
Karubaga, Tolikara, Papua guna melihat langsung kondisi Tolikara pasca
insiden yang terjadi saat hari raya Idul Fitri. Pembangunan musala dan
kios yang terbakar pun dimulai.<br />
<br />
Mendagri dan rombongan tiba di
Tolikara, Selasa (21/7/2015) sekitar pukul 08.00 WIT langsung melakukan
rapat dengan Muspida kabupaten Tolikara di kediaman Bupati Tolikara
sekitar 1 jam. Politisi PDIP itu kemudian melanjutkan peninjauan ke
lokasi kejadian di jalan Irian dan kompleks Koramil Tolikara, kemudian
bertemu dengan pengungsi.<br />
<br />
Usai dialog dengan korban kebakaran,
Mendagri juga menyerahkan 100 buah kitab suci Alquran kepada para umat
muslim yang berada di tempat pengungsian.<br />
<br />
Warga meminta kepada
Mendagri agar pemerintah segera membangun kembali tempat tinggal dan
musala yang terbakar. Mendagri mengatakan pemerintah akan segara
membangun kembali rumah-rumah dan musala yang terbakar tersebut. <br />
<br />
"Akan dilakukan pembangunan rumah dan musala yang terbakar kembali," katanya.<br />
<br />
Kemudian
Mendagri ke lokasi kebakaran yang sejak pagi telah dilakukan
pembersihan oleh anggota TNI dan Polri, dan melakukan peletakan batu
pertama pembangunan kembali rumah, toko dan musala yang terbakar.<br />
<br />
Saat
peletakan batu pertama, Tjahjo didampingi Bupati Tolikara, Pangdam
XVII/ Cenderwasih dan Muspida Tolikara serta tokoh agama muslim dan
kristen. <br />
<br />
Usai meletakkan batu pertama di lokasi kebakaran,
Mendagri mengunjungi salah satu korban penembakan yang berada di Rumah
Sakit Tolikara bernama Lenis Wandikbo yang kena luka serpihan peluru. <br />
<br />
Mendagri
Tjahjo Kumolo punya penilaian sendiri terkait insiden yang terjadi saat
hari raya Idul Fitri itu. Tjahjo meyakini masalah ini bukanlah
persoalan suku, ras dan agama (SARA), melainkan hanya masalah emosional
warga.<br />
<br />
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo dan rombongan sekitar
pukul 12.00 WIT meninggalkan Tolikara menggunakan pesawat Caravan PK-DLY
menuju Sentani, Jayapura.
<br />
<b>(mad/mad)</b>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;"> </b><b>Jakarta</b> detik - Pasca penyerangan terhadap puluhan umat Islam yang
sedang melaksanakan salat Idul Fitri di Karubaga, Tolikara, Papua pada
Jumat pagi (17/7/2015), terjadi pembakaran pintu gereja di Purworejo,
Jawa Tengah pada Senin dinihari (21/7/2015). Polisi agar segera mengusut
tuntas kejadian tersebut. Mengungkap pelakunya dan melokalisir sehingga
kasusnya tidak melebar ke daerah lain.<br />
<br />
Terkait dengan kejadian
itu agar umat beragama di seluruh Indonesia tidak terprovokasi. Jangan
sampai terpancing yang akhirnya merugikan banyak pihak dan memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa.<br />
<br />
"Kejadian di Purworejo itu sangat
disayangkan. Apa pun alasannya tidak dapat dibenarkan. Mengusik
ketenangan yang selama ini warganya selalu hidup rukun dan saling bantu
membantu meskipun beda agama," ujar pengamat kepolisian Aqua Dwipayana
saat diminta tanggapannya tentang ini pada Selasa (21/7/2015).<br />
<br />
Pakar
komunikasi ini berharap agar polisi dapat segera mengungkap dengan
tuntas kasusnya. Sehingga tidak menimbulkan keresahan pada umat kristen
yang biasanya menggunakan gereja tersebut sebagai tempat beribadah.<br />
<br />
Selain
itu, ungkap Aqua, agar tidak menimbulkan rasa saling curiga antar umat
beragama di sekitar gereja tersebut. Jangan sampai kejadian itu membuat
hubungan antar umat beragama di sana jadi renggang.<br />
<br />
Seperti
diberitakan kepolisian menangani kasus pembakaran pintu gereja yang
terjadi di Purworejo, Jawa Tengah. Namun Polda Jateng mengimbau agar
masyarakat tetap menjaga kerukunan umat beragama.<br />
<br />
Dari informasi
yang dihimpun, peristiwa diketahui hari Senin (20/7) sekira pukul 05.30
tepatnya di Gereja Kristen Jawa Tlepok, Desa Tlepok Wetan, RT 01, RW 01,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.<br />
<br />
Saat itu
saksi Ibnu Prabowo (57) yang juga merupakan pendeta di sana sedang
pulang dari jalan sehat kemudian mencium aroma bensin dan mendapati
pintu bagian depan sudah terbakar. Bersama tiga saksi lainnya, Ibnu
melihat lokasi dan ternyata pintu depan dan sebelah Barat sudah terbakar
separuh.<br />
<br />
Di pojok kiri pintu depan, saksi menemukan kertas
bertuliskan, "Pesan atas tragedi Papua, Papua bakar gereja se Jawa".
Kemudian saksi Ibnu dilaporkan ke Kades setempat dan Polsek Grabag
Polres Purworejo.<br />
<br />
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol A Liliek Darmanto mengatakan kejadian tersebut hanya percobaan.<br />
<br />
"Tidak perlu diperbesar, itu percobaan. Yang kena pintunya" kata Liliek saat dihubungi wartawan, Senin (20/7/2015).<br />
<br />
Ia juga menegaskan masyarakat agar tetap menjaga kerukunan beragama sementara pihak kepolisian tetap menangani kasus tersebut.<br />
<br />
"Kami tentu tidak diam (Polda Jateng dan Polres Purworejo) soal adanya kejadian itu. Tetep ditangani," tegasnya.<br />
<br />
Dari
peristiwa tersebut, ada tiga saksi lain yang diperiksa yaitu Kustantia
Prabaningtyas (22), Eni tri mulatsih (48), dan Wiyoto (45). Sedangkan
barang bukti yang diamankan adalah secarik kertas, 7 batang korek yaitu
yang berada di depan pintu 5 batang, dan 2 batang di depan pintu
sebelah barat gereja. Selain itu ada sisa arang dan abu bekas pintu
terbakar <br />
<br />
Aqua menambahkan jajaran Polres Purworejo dibantu dari
Polda Jawa Tengah hendaknya fokus, serius, dan sungguh-sungguh menangani
kasus tersebut. Meskipun yang dibakar pintu gereja namun perbuatan
orang yang tidak bertanggung jawab itu sangat meresahkan terutama di
kalangan masyarakat yang tinggal di sekitar gereja tersebut.<br />
<br />
Dengan
berhasil mengungkap pelakunya, kata mantan wartawan harian Jawa Pos dan
Bisnis Indonesia ini akan diketahui motifnya melakukan pembakaran dan
menulis ancaman di dekat pintu tersebut. Bisa jadi itu perbuatan orang
atau sekelompok orang yang ingin memperkeruh suasana.<br />
<br />
"Dalam
situasi sekarang ini semua umat beragama di Tanah Air harus waspada,
mawas diri, dan hati-hati. Jangan mudah terpancing, terprovokasi, dan
dipecah belah. Justru harus berusaha sebaliknya yakni meningkatkan
soliditas dan bersama-sama menghadapi ancaman teror. Tunjukkan bahwa
kebersamaan selama ini efektif menghadapi sekelompok orang yang berniat
jahat," ungkap anggota Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh
Indonesia (Apkasi) ini.<br />
<br />
Pasca penyerangan umat Islam yang sedang
melaksanakan salat Idul Fitri di Karubaga, Tolikara, Papua, Aqua
memperkirakan ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memancing di air
keruh. Memanfaatkan situasi yang tidak kondusif tersebut.<br />
<br />
Terkait
dengan itu, kata Aqua, selain masyarakat sama-sama meningkatkan
soliditasnya, aparat keamanan termasuk intelijen agar lebih
mengintensifkan kepekaannya. Sekecil apa pun laporan kasus mencurigakan
yang diterima agar jangan dianggap enteng. Segera ditindaklanjuti dan
dituntaskan.<br />
<br />
"Selama ini sebagian besar rakyat Indonesia sudah
hidup damai berdampingan dengan sesama umat beragama. Situasi yang
kondusif tersebut harus terus dijaga. Jangan sampai pengalaman masa lalu
dipecah belah yang akhirnya menimbulkan banyak korban jiwa dan harta
benda terulang kembali," pungkas Aqua.
<br />
<b>(gah/mok)</b><br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<b style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;">Jakarta detik</b><span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;"> - Surat edaran dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang melarang warga Tolikara, Papua, menggelar Salat Id diduga memicu penyerangan umat muslim. Aparat kepolisian terus mengusut kebenaran surat itu.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;">Berdasarkan informasi yang diterima kepolisian saat ini menyebut bahwa ada dua surat dari GIDI. Surat pertama dikirim ke Pemda dan Polres Tolikara pada 11 Juli 2015. Isi surat itu adalah larangan digelarnya Salat Id. Setelah dilakukan koordinasi dengan Pemda dan Polres, surat kemudian direvisi pada tanggal 15 Juli 2015.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;">Dalam surat yang kedua ada perbaikan. GIDI tidak melarang digelarnya salat Id oleh umat Muslim. Namun diminta agar salat Id tidak dilakukan di halaman atau ruang terbuka melainkan di Musala. GIDI juga meminta agar ibadah salat Id tidak menggunakan pengeras suara dengan volume yang kencang. Alasannya karena hari itu bertepatan dengan digelarnya seminar internasional GIDI yang dihadiri perwakilan dari seluruh Indonesia.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;">Namun pada Jumat (17/7) polisi tidak mengakomodir permintaaan GIDI. Polisi/TNI tetap mengamankan jalannya ibadah salat Id hingga akhirnya terjadi penyerangan pada pukul 07.10 WIT. Penyerang lantas membakar rumah sekaligus kios hingga api merembet ke musala.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;">Wapres Jusuf Kalla meminta kepolisian mengecek kebenaran surat edaran itu. JK yang mengaku sudah membaca surat tersebut menilai bahwa melarang umat muslim menggelar Salat Id adalah tindakan tidak benar. Dia pun menilai bahwa surat edaran tersebut aneh dan janggal.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;">Sementara itu, Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pendeta Dorman Wandikmbo, meminta maaf kepada umat muslim atas insiden penyerangan di Karubaga, Tolikara saat digelarnya Salat Id. Ia menegaskan tidak ada larangan umat Islam menunaikan salat Id, hanya menyarankan agar salat Id tidak dilaksanakan di lapangan terbuka menyusul adanya acara seminar internasional GIDI.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: Helvetica, Arial; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;" />
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;">Kini, aparat kepolisian masih kerja keras menyelidiki surat edaran dan alasan diterbitkannya surat tersebut. Sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan untuk mengungkap kebenaran. Mediasi antarumat terus dilakukan demi terwujudnya kerukunan beragama lagi di Tolikara.</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #2d2d2d; font-family: "helvetica" , "arial"; font-size: 16px; line-height: 22.3999996185303px;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></span></div>
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span> -Jakarta- Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia, Ronny Mandang membenarkan ada surat edaran salah satu anggota gerejanya, Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), di Tolikara, Papua. Menurut dia, surat itu memang dikeluarkan oleh GIDI Tolikara sebagai imbauan untuk warga setempat.<br />
<br />
"Surat memang dibuat oleh sinode GIDI Tolikara dalam rangka kegiatan gereja," kata Ronny di Jakarta Sabtu, 18 Juli 2015.
<br />
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<br /></div>
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Ronny mengaku baru menerima dan membaca surat edaran itu setelah bentrok itu terjadi. Surat itu berisi larangan untuk tidak melakukan kegiatan lebaran karena bertepatan dengan kegiatan seminar internasional yang diselenggarakan GIdI. "Setelah terjadi baru kami dapat surat. Jadi kami baru tahu setelah kejadian itu," kata Ronny.</div>
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<br /></div>
<br style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br />
<div style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
Menurut Ronny, PGLII tak menyetujui isi surat edaran tersebut karena melarang kegiatan ibadah umat lain. " Kami tidak setuju karena rentan konglik. Itu bukanlah seruan apalagi tidak ada koordinasi dengan kami," kata Ronny Mandang.<br />
<br />
"Tapi surat itu beredar dan seakan-akan mewakili kami. Surat itu bukan suara PGLII dan tidak mewakili umat Kristen," imbuhnya.<br />
<br />
Ronny mengatakan, pihak keamanan semestinya bisa mencegah bentrok terkait surat yang berisi larangan berlebaran yang telah beredar di Tolikara. "Jika sudah ada surat edaran pada 11 Juli, seharusnya dapat dicegah sejak awal sehingga tidak sampai terjadi keributan," imbuhnya.<br />
<br />
Ronny mengatakan, larangan ini sebenarnya adalah bentuk antisipasi agar speaker masjid tak menganggu jalannya acara GIDI. Surat ini pun sudah ditembuskan ke bupati, DPRD, Kapolres, hingga Danramil setempat.<br />
<br />
Adapun, kerusuhan terjadi di Kaburaga, Kabupaten Tolikara, Papua, tepat pada perayaan Idul Fitri 1436 Hijriah, Jumat, 17 Juli 2015. Sekelompok warga Tolikara membakar kios, rumah, dan Musala Baitul Mutaqin yang terletak di dekat tempat penyelenggaraan Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Injili Pemuda.<br />
<br />
Para pelaku pembakaran sempat melempari musala dengan batu sambil melarang pelaksanaan salat Idul Fitri. Saat kebakaran meluas, warga muslim Tolikara langsung membubarkan diri. Salat terpaksa dibatalkan. Enam rumah, sebelas kios, dan satu musala ludes terbakar.<br />
<br />
YOLANDA RYAN ARMINDYA<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
</div>
<h1 class="entry-title">
</h1>
<h1 class="entry-title">
Jaga Toleransi, Sering Bantu Tetangga yang Beragama Islam</h1>
<div class="entry-meta">
<span class="entry-comment">Madura Terkini:</span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Bangkalan merupakan kabupaten yang
mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, tidak menutup mata terhadap
warga lain yang berkeyakinan di luar Islam. Bahkan, toleransi terlihat
jelas dalam setiap kehidupan sosial. MESKI Bangkalan adalah Kota Santri
dengan penduduk mayoritas muslim, namun itu bukan alasan untuk tidak
toleran terhadap keyakinan dan agama lain. Termasuk, bagi mereka yang
sedang melaksanakan peribadatan sesuai keyakinannya.</div>
<div style="float: right; margin: 10px 0 10px 10px;">
<br />
<ins id="aswift_1_expand" style="background-color: transparent; border: none; display: inline-table; height: 280px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 336px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="background-color: transparent; border: none; display: block; height: 280px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 336px;"></ins></ins></div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah Romo Eli Hariyanto, salah satu
pastor di Gereja Katolik Maria Fatima Bangkalan yang merasakan toleransi
itu. Romo Eli -sapaan akrabnya-cukup bersyukur ketika harus
bertugas membimbing umat Nasrani di Bangkalan sejak enam tahun
silam. Dulu, ketika belum memasuki Bangkalan, dirinya cukup ketir-ketir
lantaran Kota Salak adalah kabupaten yang memiliki nilai historis yang
sangat kental terhadap Islam. Bahkan, beberapa pemuka Islam di
Bangkalan diakui secara nasional sebagai rahim yang melahirkan ulama
besar di Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu pula dengan asumsi-asumsi negatif
yang sering dibangun tentang budaya kekerasan di Madura. Namun,
kenyataannya itu sama sekali tidak terbukti bagi Romo Eli. Masyarakat
Bangkalan di sekitar kediamannya di Jalan Letnan Mestu, Kelurahan
Keraton, Bangkalan, termasuk masyarakat yang menyenangkan. ”Kita saling
menjaga. Meskipun umat Nasrani minoritas, mereka menghargai
kami selayaknya. Setiap kegiatan kampung kami diundang,” ungkap lelaki
asal Probolinggo tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Romo Eli pun mengaku setiap kali
menjelang Hari Raya Idul Fitri, Gereja Katolik Maria Fatima memberikan
parcel kepada tetangga sekitar. Tidak ada tujuan lain, melainkan
hanya menyambung tali silaturahmi antartetangga. ”Setiap Idul Fitri kita
memberikan bingkisan ke tetangga sekitar untuk membangun interaksi
dengan mereka,” imbuhnya. Toleransi antarumat beragama pun ditunjukkan
dengan baik oleh Jumiati, pemilik toko yang berada tepat di
depan gerbang Gereja. Jumiati mengakui sosok Romo Eli adalah pribadi
yang santun dan menghormati orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jumiati pun mengaku tidak terganggu sama
sekali dengan kehadiran Gereja di depan rumahnya, meskipun ia
berbeda keyakinan. ”Kita tidak keberatan, dulu bahkan waktu mengajukan
pembangunan Gereja kan minta tanda tangan seluruh warga. Romo Eli
juga tidak sungkan datang ke toko saya untuk sekadar membeli sabun
cuci,” timpalnya. Pun demikian halnya dengan ketua RT sekitar Gereja,
Suharleni. Dia mengakui, bahwa urusan agama itu urusan masing- masing
individu dengan Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Soal sosok Romo Eli, menurutnya, adalah
pastor yang sangat toleran dan menjaga hubungan baik dengan semua
warga. ”Bahkan, kalau warga meninggal dan tahlilan, beliau
datang meskipun hanya berdiri di luar,” paparnya. Ditambahkan, setiap
kegiatan sosial seperti peringatan 17 Agustus, Romo Eli meski tidak bisa
datang, tidak pernah lupa untuk ikut berpartisipasi. Yakni, memberikan
sumbangan untuk pelaksanaan momen peringatan kemerdekaan tersebut.
(radar)<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
</div>
<br />
<b>TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA</b> - Polda Metro Jaya telah beberapa kali memberikan rekomendasi ke Kemendagri menyoal ulah ormas <a href="http://www.tribunnews.com/tag/front-pembela-islam-fpi/">Front Pembela Islam (FPI)</a> yang kerap berujung ricuh.<br />
Kapolda Metro Jaya, <a href="http://www.tribunnews.com/tag/irjen-pol-unggung-cahyono/">Irjen Pol Unggung Cahyono</a> mengatakan pihaknya sudah dua kali memberikan rekomendasi pada Kemendagri.<br />
"Pembubaran
itu bukan ranah polisi. Itu ranah Kemendagri. Kami sudah dua kali
menyampaikan rekomendasi ke Kemendagri," ujar Unggung, Kamis (9/10/2014)
di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.<br />
Lebih lanjut, Kabid Humas Polda
Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan sepengetahuannya FPI
terdaftar di Banglimas Kemendagri.<br />
Dan berkaitan dengan perilaku
massa FPI yang kerap kali berunjuk rasa berujung anarkis, pihak
Kemendagri sudah dua kali memberikan peringatan.<br />
"Rekomendasi
Polda jadi bahan evaluasi Kemendagri. Tapi semua kembali dalam
kewenangan Mendagri. Kita dimintakan memberikan input, kami berikan
menyoal bagaimana selama ini FPI dalam berunjuk rasa selalu berbuat
anarkisme," tambah Rikwanto.<br />
<div style="text-align: center;">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfTz5p-0_zFzT1ln9Cc38WySFPPw4l4LIglZN2IO9C9ImEJ3RXpBDWG-L6BwSDFjrSAE-nWWg8fddbK67wtcL4UeTPlwrxcwGrobOiChmr3P3lO4SXBWPzUOxndYM4kXQk8_-rYMlVNvA/s1600/bird.png" /></div>
<br />
<b>TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -</b> Pemungutan
suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar Panitia
Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (26/7)
sore.
Sekitar 500 sampai 1.000 pemilih mengamuk, merobohkan pagar TPS
karena panitia telah menutup TPS padahal mereka belum melaksanakan hak
mencoblos.<br />
Keributan pun terjadi karena celetukan seorang oknum panitia yang
hanya membolehkan pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa masuk mencoblos.<br />
Para pengantre yang di urutan belakang tidak bisa memperhatikan
kondisi di depan. Ketika di depan ada teriakan, ayo masuk, sebab TPS
akan ditutup, orang-orang yang antre di belakang tidak sadar kalau akan
ditutup.<br />
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba
pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih
adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi...
Jokowi...," kata Arista Devi, seorang WNI yang ikut mencoblos di
Hongkong, dalam perbincangan melalui telepon dengan Tribunnews.com,
Minggu malam.<br />
Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan
hak pilihnya memprotes pihak PPLN Hongkong dan Konsulat Jenderal RI di
Hongkong.<br />
"Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk,
tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk. Dan
ucapan itu memicu suasana memanas. Pengunjuk rasa marah dan merobohkan
pagar," kata Arista Devi.<br />
"Apakah sudah teridentifikasi sumber suara, yang mengucapkan hanya
pemilih Prabowo-Hatta yang bisa mencoblos," tanya Tribun kepada Devi.<br />
"Mereka semua bilang dari pihak panitia. Masalahnya massa tidak bisa
membedakan siapa panitia. Mana yang Bawaslu, PPLN, atau relawan," kata
Devi.<br />
Devi melanjutkan, dia melihat panitia kurang antisipatif terhadap
kondisi. Sebab sejak awal, tidak memperhitungkan peningkatan jumlah
pemilih yang mencapai 114 ribu orang. Jumlahnya meningkat dibandingkan
Pileg 9 April lalu.<br />
"Antisipasi penitia Pilpres kali beda dibandingkan pileg 9 April
lalu. Kali ini panitia mematok TPS buka sampai jam 17.00. Tetapi pemilih
rupanya banyak sekali, sampai-sampai mengantre mengular,
berkelok-kelok. Panjang antrean sekitar 500 meter. Jumlah pemilih yang
antre antara 500-1.000 orang," kata Devi.<br />
Informasi kericuhan pencoblosan di Hongkong ini pun segera beredar
memalui sosial media, termasuk Facebook. Arista Devi pun mengunggah
foto-foto pencoblosan dan dan unjuk rasa melalui facebooknya. Lalu,
beragam tanggapan bermuculan.<br />
"Saya juga menjadi saksi, bahwa KJRI kurang siap dalam mengantisipasi
membludaknya pemilih yang ingin berpesta Demokrasi!!! Suara mereka
harus tetap di dengungkan!!!," tulis pemilik akun Laras Wati.<br />
Seorang lainnya berkomentar, "Mbak tadi saya mendengar dari salah
satu Bara JP Hongkong, katanya panitia mau membuka kembali TPS asalkan
mencoblos no 1. Bukankah ini satu bentuk kecurangan," ujar seorang WNI.<br />
Pemilik akun Facebook Amooy Luph'e Tyan Classic'er Wah menulis, "saya
aja standby pagi sampe jam 2.30. Sayang sekali suara yang sia-sia."<br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;"><b><b>Jakarta, GATRAnews</b> - Presiden Partai keadilan
Sejahtera (PKS) Anis Matta mengungkapkan banyak mendapatkan sindiran
ketika partainya memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra pada
pilpres tahun ini. Sindiran-sindiran tersebut menurutnya lebih mengarah
kepada ideologi partai yang sudah identik didalamnya.
</b></span></b><br />
<br />
"Ketika PKS memutuskan berkoalisi, di luar sana banyak isu beredar.
Ini koalisi antar seorang tentara dan islam fundamentalis," kata Anis
saat pidato di acara 'Kebaktian Kebangunan Rohani dan Perayaan Kenaikan
Isa Almasih dan Pentakosta' di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (3/7) malam.<br />
<br />
Terkait hal tersebut, Anis mengaku sudah pernah berbicara langsung
dengan Prabowo. Ia pun terkejut dengan jawaban yang dilontarkan oleh
mantan danjen Kopasus itu. "Saya bilang, Mas (Prabowo) kira-kira orang
di luar sana khususnya barat, kalau lihat kita koalisi, komentarnya <i>gimana?</i>" tanya Anis.<br />
<br />
"Kira-kira ultra-nasionalis dan Islam fundamentalis," ujar Anis
menirukan jawaban Prabowo. Ultra-nasionalis sendiri mempunyai makna
hampir sama dengan ideologi fasisme, dimana kepentingan negara merupakan
yang utama dibandingkan dengan kepentingan lain dengan sidikit
embel-embel SARA.<br />
<br />
Namun Anis membantah hal ini terjadi dalam koalisi yang dibentuk
bersama Gerindra. "Tapi saudara semua, masyarakat Kristiani pendukung
prabowo disini. Jadi ini panggung baik mengklarifikasi banyak hal,
saling mencintai. Dulu sebelum saya lahir, saya tidak ditanya Tuhan
Allah, mau lahir sebagai ras apa, di negeri mana, mau lahir dari orang
tua siapa, tiba-tiba lahir sebagai orang Indonesia. Percaya, menjadi
orang Indonesia takdir. Menjadi muslim atau Kristen pilihan. Jadi tidak
ada yang perlu kita pertentangkan," katanya.<br />
<hr />
<b>Penulis:Wanto </b><br />
<b>Editor: Nur Hidayat</b><br />
<br />
<b><span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span> - Sutradara film <i>Jagal</i> (<i>The Act of Killing</i>)
meraih nominasi film dokumenter terbaik Oscar, Joshua Oppenheimer
menorehkan perhatiannya pada pemilihan presiden Indonesia dengan membuat
surat terbuka kepada masyarakat Indonesia. Surat terbuka itu juga di-<i>posting</i> di laman Facebook milik Joshua, Jumat, 27 Juni 2014.<br /><br />"Saya
setuju dan bangga pernyataan saya 'Mengapa Saya Peduli dengan Pemilihan
Presiden Indonesia' diterbitkan," kata Joshua kepada <i>Tempo</i>, Jumat sore, 27 Juni 2014.<br /><br />Joshua
dalam pernyataan terbukanya, antara lain mengatakan sisi gelap
Indonesia dan secara umum sisi gelap kemanusiaan ini mewujudkan dalam
satu calon presiden, Prabowo Subianto. "Sekalipun Prabowo sendiri tidak
muncul dalam film <i>Jagal</i>," kata Joshua.<br /><br />Berikut surat pernyataan terbuka Joshua yang diterbitkan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris:<br /><br />Film <i>Jagal</i> (<i>The Act of Killing</i>)
memaparkan suasana hari ini yang dihantui korupsi, ketakutan, dan
premanisme, kesemuanya dilandaskan pada impunitas atas pelanggaran berat
hak asasi manusia berikut kejahatan terhadap kemanusiaan.<br /><br />Film <i>Jagal</i>
menggambarkan para oligarki yang menjarah sebuah bangsa yang bergelut
dengan trauma, yang mengipasi kebencian rasis anti-Tionghoa, yang
mengutus para preman untuk melaksanakan pekerjaan kotor mereka—termasuk
membunuh dalam skala besar—untuk memperkaya diri mereka sendiri, dan
untuk terus menggenggam kekuasaan.<br /><br />Sisi gelap Indonesia dan
secara umum sisi gelap kemanusiaan ini mewujud dalam satu calon
presiden, Prabowo Subianto, sekalipun Prabowo sendiri tidak muncul dalam
film <i>Jagal</i>.<br /><br />Oleh karena itu saya berharap Jokowi akan
terpilih sebagai presiden pada 9 Juli mendatang. Jokowi bukanlah seorang
oligarki. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia telah menunjukkan
kepeduliannya pada problema rakyat kebanyakan, mungkin jauh lebih peduli
daripada politisi yang manapun sejak genosida 1965, ketika Soeharto dan
para kroninya mengubah pemerintahan menjadi kleptokrasi yang bertahan
hingga hari ini. Kita bisa, setidaknya, berharap bahwa Jokowi akan
membawa perjalanan politik nasional ke arah yang baru. Kita tak mungkin
menggantungkan harapan seperti ini pada Prabowo.<br /><br />Di atas
segalanya, saya berharap Jokowi menang karena, tidak seperti pesaingnya,
Jokowi tidak pernah melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Jokowi
tidak pernah menculik atau membunuh manusia lain, dan tidak pernah
dituduh berbuat demikian.<br /><br />Beberapa hari terakhir ini, banyak yang
bertanya, mengapa saya peduli. Seringkali, pertanyaan tersebut diikuti
dengan pertanyaan lanjutan: mengapa saya tidak memusatkan perhatian pada
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah negara
saya sendiri, Amerika Serikat? Pada pertanyaan kedua, jawaban saya
sederhana: Itulah yang sedang saya lakukan. Pemerintah negara saya juga
adalah pelaku genosida 1965 di Indonesia, dan pelaku berbagai kejahatan
di seluruh dunia.<br /><br />Saya malu akan hal ini, demikian juga
seharusnya warga Amerika Serikat yang lain. Dan kalau kita tidak
munafik, kita harus menuntut penghentian impunitas di Tanah Air, bukan
hanya di luar negeri. Lima puluh tahun terlalu lama untuk menyangkal
bahwa sebuah genosida adalah ‘genosida.’ Sudah waktunya bagi Amerika
Serikat, Inggris Raya, dan negara-negara lain yang mendukung genosida
(juga pelanggaran HAM selanjutnya yang dilakukan rezim Orde Baru)
mengakui peran mereka di dalam berbagai kejahatan ini, dan menjelaskan
kepada publik rincian peran serta mereka. Seperti pemerintah Indonesia,
pemerintah negara saya pun harus bertanggung jawab sepenuhnya atas
perannya dalam pembantaian tersebut.<br /><br />Tetapi saya peduli dengan
hak-hak asasi manusia di Indonesia lebih karena alasan pribadi—lebih
pribadi daripada karena saya telah menghabiskan 13 tahun bekerja dengan
para penyintas dan pelaku pembunuhan massal 1965. Saya peduli karena
saya percaya bahwa semua pelanggaran hak asasi manusia, semua kejahatan
terhadap kemanusiaan, adalah kejahatan terhadap seluruh umat manusia di
mana pun. Alasan yang sebaiknya juga melandasi kepedulian Anda.<br /><br />Semua
orang Indonesia, dan semua manusia di mana pun, harus mencegah seorang
pelanggar HAM seperti Prabowo Subianto menjadi presiden.<br /><br />Joshua Oppenheimer<b><br /><br />Sutradara film Jagal l The Act of Killing</b><b><br /><br />MARIA RITA</b><br /> </b><br />
<br />
<br />
<b> </b><span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span>
- Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
mengaku heran atas penolakan beberapa masjid di Jakarta terhadap
kunjungannya. Menurutnya, penolakan ini jauh berbeda saat ia menjabat
Bupati Belitung Timur.<br />
<br />
"Di Jakarta, masih ada masjid yang tak
mau menerima saya," kata Basuki di Pondok Pesantren Khairul Ummah Masjid
At-Taqwa di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarya Utara, Rabu, 2 Juli 2014.
Hanya saja, Ahok menolak menyebut pengurus masjid mana saja yang
menolak kedatangannya.<br />
<br />
Ahok menuturkan, penolakan tersebut
lantaran agama yang dianutnya. Beberapa masjid menolak kedatangan Ahok
dalam rangka safari Ramadan. Padahal saat menjadi Bupati, kata dia,
sebanyak 93 persen warga Belitung Timur beragama Islam.<br />
<br />
Di
Belitung Timur, ia mengisahkan, warga menjunjung tinggi persatuan tanpa
membedakan agama. Ia berharap, kunjungannya ke Pesantren Khairul Ummah
dapat membuka jalan silaturahmi dengan masjid dan pesantren lain.
"Silaturahmi sangat penting meski kita berbeda keyakinan," ujarnya di
hadapan hadirin.<br />
<br />
Ahok mengisi Ramadan kali ini dengan bersafari
ke sepuluh masjid di Ibu Kota. Dia akan blusukan ke masjid untuk
berbuka puasa bersama dengan warga. Selain bersama warga, Ahok pun
dijadwalkan berbuka puasa dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di
lima kantor wali kota. <br />
<br />
<b>LINDA HAIRANI</b><br />
<br />
<b>TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -</b> Kicauan 'sinting' anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah, untuk calon presiden <a href="http://www.tribunnews.com/tag/joko-widodo/">Joko Widodo</a>
terkait penetapan Hari Santri Nasional, dinilai melecehkan kaum santri
yang memiliki peran besar atas berdirinya negara Indonesia.<br />
Hal tersebut diungkapkan Ketua Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU),
Sultonul Huda menanggapi pernyataan anggota Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) yang dianggap melecehkan capres Jokowi dan melukai kelompok
santri.<br />
"Pernyataan Fahri itu, membuktikan dia tidak paham peran sejarah
berdirinya bangsa Indonesia yang melibatkan kaum santri dari
prakemerdekaan dan mengisi kemerdekaan sampai sekarang. Kami akan
melawan sampai titik darah penghabisan ucapan jorok Fahri itu ," ujar
Sulton dalam rilisnya, Selasa (1/7/2014).<br />
Menurut Sulton, santri yang pada waktu itu dikomando KH Hasyim Asyari
mencetuskan resolusi jihad sebagai awal embrio dari perjuangan dan
kemerdekaan Indonesia.<br />
"Jadi wajar jika Jokowi menghargai peran santri dengan menetapkan tanggal satu Muharram sebagai hari santri nasional," tegasnya.<br />
KBNU yang mempunyai jaringan santri di seluruh Indonesia, semakin
yakin bahwa pasangan Prabowo-Hatta memang tidak mempunyai keberpihakan
terhadap kelompok santri.<br />
"Ini bukti jelas, bahwa Prabowo dan PKS antiterhadap kelompok santri," tegasnya.<br />
<br />
<br />
<b>Jakarta - </b>
Wasekjen PKS Fahri Hamzah dilaporkan ke Bawaslu gara-gara
kicauannya di twitter yang menyebut capres Joko Widodo 'sinting'. Fahri
pun siap mengikuti prosesnya nanti.<br />
<br />
"Kita ikuti saja prosesnya," kata Fahri yang juga tim sukses Prabowo-Hatta ini kepada detikcom, Selasa (7/1/2014).<br />
<br />
Fahri
berkilah apa yang disampaikannya bukan bentuk penghinaan. "Kata sinting
itu kritik, kritik saya terhadap janji-janji Jokowi yang tidak
dipenuhi. Itu kritik, bukan penghinaan," kata Fahri.<br />
<br />
Fahri juga enggan meminta maaf terkait hal ini, meski kubu Jokowi-JK mengultimatum Fahri untuk meminta maaf dalam 3x24 jam.<br />
<br />
"Kalau
pengkritik Jokowi harus minta maaf maka semua yang pernah mengkritik
Jokowi harus minta maaf. Dan kalau saya harus minta maaf maka harus
berapa kali? Karena saya sejak awal mengkritik Jokowi," pungkasnya.<br />
<br />
Tim
kampanye Jokowi-JK melaporkan Fahri ke Bawaslu lantaran dianggap
merendahkan capres Joko Widodo. Mereka melaporkan kicauan Fahri di
twitter yang menyebut Jokowi 'sinting'.<br />
<br />
Kicauan itu dilontarkan
Fahri melalui akun twitternya @fahrihamzah pada 27 Juni 2014 sekitar
pukul 10.40. "Jokowi janji 1 Muharram hari Santri. Demi dia terpilih,
360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" kicau Fahri.<br />
<br />
Kicauan
Fahri itu menanggapi janji Jokowi atas tuntutan santri di Pondok
Pesantren Babussalam, Banjarejo, Malang, Jawa Timur, agar menjadikan 1
Muharam sebagai hari santri nasional.<br />
<br />
Kini Bawaslu bersiap
memanggil Fahri dalam waktu dekat. Akankah politisi dari partai dakwah
itu mendapat teguran keras dari Bawaslu? <br />
good fruit and vegetables: Prabowo Subianto stands on stage in his beige safari suit, pounds the
podium and shouts to a 100,000-strong crowd that they are nothing more
than lackeys. <br />
"Every year the wealth of Indonesia has been
flowing out … the wealth of Indonesians has been stolen, stolen, stolen
from the people," bellows the man who has a real prospect of becoming
the next Indonesian president. <br />
"All of us, all of the Indonesian people, do forced labour. We're the lackeys of other countries." <br />
The
fire-breathing May Day speech was typical of Prabowo on the stump:
portraying a man of the people, a friend to the poor, and the scourge of
foreign thieves and the "neoliberal economic system". <br />
<blockquote class="tr_bq">
But the
man who launched his presidential campaign with the aid of a helicopter,
a $300,000 horse and the trappings of Javanese royalty, is from one of
the country's richest families, with<span style="background-color: #f6b26b;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: x-large;"><b> interests in the international
trade in oil and gas, pulp and paper, and palm oil. </b></span></span></span></blockquote>
Prabowo has
spent most of his adult life in the public eye, first as an army
strongman and then, for the past 12 years, as a permanent candidate for
Indonesia's presidency. And yet it remains unclear what exactly he
stands for. <br />
He expresses commitment to freedom of religion, but
his platform says the state must "manage" religions to ensure their
"purity" and his campaign has dallied with violent Islamic hardliners.
<br />
He rails against corruption, but his coalition includes a brace
of corrupters – a "tactical compromise", according to billionaire
brother Hashim Djojohadikusumo. And he is an international trader and
business magnate who spouts anti-capitalist slogans, implying (then
later denying) that he'd nationalise foreign mining companies. <br />
What
Prabowo truly believes, though, is secondary to his real pitch, which
can be described by a simple Indonesian word: "tegas" – firmness. <br />
"His
political philosophy from the 1990s … to the present consists of
essentially a single point," says academic John Roosa, from the
University of British Columbia in Canada. "Indonesia needs a strong
leader." It resonates with many Indonesians, but deeply worries those
who remember Indonesia's repressive past. Australian National University
academic Ed Aspinall fears Prabowo poses "a significant threat of a
reversal towards authoritarianism". <br />
Prabowo was born in 1951
to an elite family that traces its lineage back to Java's sultans. When
he was seven, his father, Dutch-educated economist Sumitro
Djojohadikusumo, was exiled by Indonesia's founding president, Sukarno,
for collaborating with the CIA in an attempted coup. <br />
For a
decade – Prabowo's formative years – the family shifted from Singapore
to Kuala Lumpur, Hong Kong, London and Zurich. When they returned under
the new president, Suharto, in 1968, Prabowo was 17. He spoke fluent
English, but had to apply himself to relearn his own language. <br />
Suharto
made Prabowo's father his trade minister, from which position Sumitro
mentored the so-called "Berkeley Mafia" of US-trained economists. They
courted the very international businesses Prabowo now decries, opening
up Indonesia by auctioning off its natural resources. Prabowo himself
did what ambitious youngsters did under Suharto: he joined the army. <br />
High-born,
foreign educated, intelligent and energetic, he became one of the
army's brightest stars. US General Wayne Downing, who trained him at
Fort Bragg in the United States, described Prabowo as one of the best
he'd seen. <br />
In 1983 Prabowo boosted his career in a less
conventional way, marrying Suharto's second daughter Siti Hediati
Hariyadi. Senior sources say this union accelerated his rise and
encouraged a growing tendency to act outside the chain of command. <br />
In
the 1970s and '80s, ambitious young officers had plenty of separatist
conflicts to cut their teeth on, from Aceh to West Papua. But it was in
East Timor, where Prabowo served several tours with the notorious
special forces group, Kopassus, that, according to author Joseph Nevins,
he "developed his reputation as the military's most ruthless field
commander". <br />
One of the young officer's acknowledged talents was setting up and training local militias and death squads. <br />
"The
concept of militia, the concept of local self-defence forces is an
age-old concept," Prabowo told the ABC in 2009. "That's a part of the
Indonesian national defence concept." <br />
In 1978, he was involved
in the capture and killing of Fretilin leader Nicolau Lobato. In 1983,
Prabowo was said to have been a commander at the massacre of 530 or more
people around Kraras, since known as "the village of widows". However,
hard evidence of his involvement is thin and Prabowo calls the stories
"unproven allegations, innuendos and third-hand reports". The same year,
at 32, he was promoted from captain to major. <br />
In the
separatist province of West Papua in 1996, Prabowo, by now a general,
personally led a controversial military mission, strafing a village
using a Red Cross helicopter, to save a group of Western hostages. Eight
villagers were killed and all but two of the hostages rescued. <br />
This
history is little known within Indonesia, but Prabowo is infamous for
other things: his fiery, sometimes violent, temper and his role in
events surrounding the downfall of Suharto in 1998. Details are murky
and have never been subject to an open judicial process, but the stories
persist. <br />
Prabowo is accused of, and denies, using civil
militias to foment anti-Chinese riots in which perhaps 1000 died and 168
women were raped. He likewise denies a story that he attempted a coup
against Suharto's successor, B.J. Habibie. <br />
He admits, though,
that during student protests, his unit "detained" nine pro-democracy
activists (the more commonly used word "kidnapped" angers him) and
tortured them. Thirteen other activists disappeared and one died during
the unrest, but Prabowo denies any knowledge of them. <br />
Of the
nine, Prabowo denies ordering their torture and insists he was only
following orders. His line has been undermined, however, by the recent
leak of the military inquiry decision into the abductions, which
concluded he was to blame and, in fact, was guilty of indiscipline and
failing to follow orders. <br />
In August 1998, a military commission
sacked him and he went to live in Jordan. Two years later, Prabowo
became the first person denied entry into the United States under the UN
Convention on Torture. That ban still stands, though the US ambassador
has made it clear that, should Prabowo become Indonesia's president, it
would be reversed. <br />
In 2001, he divorced Suharto's daughter and
has been single since. Politics, though, was harder to let go. Watching
Indonesia's fledgling democracy from afar in 2002, Prabowo decided that
the country needed saving and that he was the man for the job. <br />
Twelve
years later, there is no doubting his determination. Rejected as a
candidate by the Golkar party in 2004, Prabowo set up his own, Gerindra,
from scratch. He remade himself as a populist, likening himself to the
Kennedys: "They come also from a very rich family, but they were always
fighting for the poor"; and to Nelson Mandela: "blacklisted from the US
at one time – am I not in good company?". <br />
The July 9
presidential election is Prabowo's best and last chance. His pitch is
mainstream economic nationalism with a lacing of xenophobia. He promises
a strong, better managed, protectionist economy, the end of corruption
and to redistribute wealth from the rich and the central to the poor and
the remote. <br />
The pace of his campaign has been furious, its
messages focused and its funding enormous, care of his brother, two
media moguls and other Indonesian tycoons. His less-articulate opponent
Joko Widodo has been caught flat-footed and has also been damaged by a
well-organised "black" campaign of racial and religious slurs that
resembles the "birther" movement against Barack Obama. <br />
Joko's
lead of more than 20 points in the polls earlier this year had, by last
week, narrowed to single digits. ANU's Aspinall thinks Prabowo may win.
<br />
Questions over his human rights record and evidence of his
explosive temper – such as being caught on video seemingly punching a
man outside the election commission – seem only to have added to his
strongman image. <br />
But his record is something Prabowo remains
acutely sensitive about. He was visibly irritated when asked about it in
a presidential debate. <br />
"Do you think the Indonesian people are
stupid?" he has said. "I've been campaigning … for 15 years; this is my
third general election. Let the Indonesian people … scrutinise the
past. Let them decide." <br />
One important figure from his past has
very publicly done just that. General Luhut Pandjaitan, Prabowo's
commanding officer for six years in the 1980s and subsequently his
business partner, is now working hard for his opponent, Joko. <br />
"It's based on my experience [of Prabowo] … over many years," Luhut said. "I think he is not fit to be president."
<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b> </b></span><b>TRIBUNNEWS.COM, BANGKA-</b>-Pimpinan Gereja Katolik
Keuskupan Pangkalpinang, Mgr Hilarius Moa Nurak SVD, mengucapkan selamat
menjalankan ibadah puasa kepada seluruh umat Islam di Bangka Belitung.<br />
<br />
"Umat
Islam mulai hari ini dan besok kembali akan memasuki bulan suci
Ramadan. Itulah satu jenjang ujian yang harus dilalui sebelum mampu
meraih apa yang diidam-idamkan sebagai manusia, yakni kesucian dan
kefitrahan diri.<br />
<br />
Saya bersama seluruh umat Katolik di Propinsi
Babel mengucapkan selamat menjalakan ibadah puasa, turut mendoakan agar
ibadah puasa dapat terlaksana dengan baik," ungkap Mgr Hilarius Moa
Nurak, kepada bangkapos.com (Tribunnews.com Network), Sabtu (28/6/2014).<br />
<br />
Mgr
Hilarius Moa Nurak pun menghimbau agar seluruh umat Katolik mendukung
pelaksanaan ibadah puasa, menjaga keamanan dan ketertiban, menjunjung
tinggi sikap saling menghormati dan menghargai.<br />
<br />
"Semangat
kerukunan dan persaudaran yang sudah terbina selama ini, kiranya semakin
terjaga selama bulan suci ramadhan," harap Mgr Hilarius Moa Nurak.<br />
<br />
Mgr
Hilarius mengharapkan agar Ramadan yang datang di tengah suasana
persiapan pilpres mesti disambut dengan semangat memperbaiki diri,
semangat perubahan.<br />
<br />
"Semangat puasa kiranya bisa menghindarkan
kita dari sifat pragmatisme dan keinginan berbuat curang, melempar
fitnah dan kebohongan. Semoga puasa mampu mengembalikan dan
mempertahankan wajah bumi Serumpun Sebalai yang ramah, toleran, dan
kekeluargaan. Selamat berpuasa," harap Mgr. Hilarius Moa Nurak.<br />
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span>
- Sekitar tiga ratus orang menghadiri doa dan dialog dengan Wakil Ketua
Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Hashim Djojohadikusumo di
Balai Kartini, Selasa, 17 Juni 2014, malam. <br />
<br />
Mereka merupakan
pendukung calon presiden Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden
tanggal 9 Juli 2014. Pendeta Gilbert Lumiondong membawakan kotbah di
acara yang bertajuk Doa Bagi Bangsa. Usai doa bersama, Hashim
mengadakan sesi dialog untuk mengklarifikasi isu-isu negatif tentang
Prabowo maupun untuk menjelaskan program kerja prioritas Prabowo jika
terpilih jadi presiden. <br />
<br />
Menurut Hashim, tidak benar isu yang
menyatakan Prabowo yang beragama Islam akan menyingkirkan umat Kristen
jika nanti dia terpilih sebagai presiden. "Itu bohong," kata dia.
Sebaliknya, menurut Hasim, Prabowo penyokong utama Bhinneka Tunggal
Ika. (Baca:<a href="http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/02/269581798">Video-Hashim-Serang-PKS-Gaet-3000-Lebih-Penonton</a>)<br />
<br />
Hashim mengaku sempat tidak sejalan dengan Prabowo saat abangnya
menerima dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera yang dianggap selama
ini tidak toleran kepada umat nonmuslim. Hashim sebagai penganut Kristen
memiliki rasa khawatir yang sama dengan umat nonmuslim lainnya. "Saya
sempat mengatakan, akan memilih pulang ke London," ujar Hashim. <br />
<br />
Namun,
ia kemudian berbalik mendukung Prabowo setelah mendengarkan alasan
abangnya menerima PKS masuk dalam koalisi dengan Gerindra termasuk
kemudian menerima dukungan dari Front Pembela Islam. "Mereka memberikan
dukungan, ya kita terima tanpa syarat," kata Hashim menirukan ucapan
Prabowo. <br />
<br />
Prabowo kemudian mengutip ayat di Alkitab tentang
Daniel yang dilempar ke kandang singa namun tak satupun dari singa-singa
itu memangsanya karena Tuhan melindunginya. Para peserta bertepuk
tangan dan mengucapkan "Amin." <br />
<br />
Lebih dari itu, Hashim mengaku
punya alasan pribadi. Sebagai penganut Kristen, ujarnya, ia memegang
perintah Tuhan untuk mengampuni siapa saja yang memusuhi dirinya. "Kita
harus merangkul musuh-musuh kita, merangkul lawan-lawan kita. Sekarang
mereka saudara saya," ujarnya. Penjelasan Hashim kembali disambut
tepuk tangan dan ucapan "Amin" dari para peserta.<br />
<br />
Saat sesi mengajukan pertanyaan, seorang perempuan mengenakan
kerudung berdiri. "Saya Ahmadiyah," ujarnya. Ia kemudian menanyakan
komitmen Prabowo dalam melindungi kelompok minoritas termasuk Ahmadiyah.
(Baca:<a href="http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/02/269581854/">Gerindra Hapus Manifesto Pemurnian Agama</a>)<br />
<br />
Hashim
memastikan Prabowo pendukung sepenuhnya keberagamanan yang tumbuh di
masyarakat. Prabowo, ujar Hashim, sudah berjanji, jika terpilih sebagai
presiden, semua penganut agama mendapat perlakuan yang sama dan adil.
"Umat Budha Hindu, akan hidup tenang jika Prabowo terpilih jadi
presiden," kata Hashim sambil menyapa beberapa peserta dialog beragama
Hindu dan Budha. <br />
<br />
Acara doa dan dialog yang berlangsung sekitar
dua jam itu, diakhiri dengan doa bersama. Hashim kemudian melanjutkan
dialog dengan para difabel di ruangan yang sama. <br />
<br />
<b>MARIA RITA</b><br />
<br />
<b>detik Jakarta</b> - Berkaca dari kasus penyerangan di Sleman dan
Yogyakarta terhadap jemaat yang tengah melakukan ibadah, Kapolri
berharap tidak ada lagi rumah yang dijadikan tempat ibadah.<br />
<br />
"Rumah
dijadikan tempat ibadah tidak boleh. Itu ketentuan!" ujar Kapolri
Jenderal Sutarman dalam paparan di hadapan ratusan Pamen dan Pati Polri
di Gedung PTIK, Jl Tirtayasa, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2014).<br />
<br />
Sutarman mengatakan, kegiatan keagamaan diperbolehkan dilakukan di rumah apabila tidak dilakukan rutin.<br />
<br />
"Bukan
dalam artian rutin mingguan. Itu tidak boleh. Kalau rumah dijadikan
tempat solat Jumat itu tidak boleh, kebaktian setiap minggu itu tidak
boleh, " tegas Sutarman.<br />
<br />
Dia meminta jajarannya untuk
berkoordinasi dengan Pemda setempat terkait permasalahan tersebut.
Namun, apabila terjadi pelanggaran hukum maka menjadi tugas Polri dalam
penegakan hukumnya.<br />
<br />
"Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri," imbau Sutarman.<br />
<br />
Mengutip
laporan dari jajarannya di Yogyakarta, bahwa lokasi kejadian di Sleman
pernah dijerat Tindak Pidana Ringan (Tipiring) pada Januari lalu. Namun,
dia menyayangkan apa yang telah dijeratkan tersebut terulang kembali.<br />
<br />
"Yang di Yogya jangan terulang, jangan terjadi di tempat lain," tegas Sutarman.<br />
<br />
<br />
<b> (ahy/fjp)</b><br />
detik <b>Jakarta</b> - Anies Baswedan menyinggung adanya cara
berpikir yang tidak tepat menyikapi pluralitas masyarakat Indonesia.
Padahal pola pikir ini menjadi penting sebagai pijakan mengambil
keputusan di pemerintahan.<br />
<br />
"Penegakan hukum harus ada ketegasan,
tapi mindset juga harus tegas. Kita jangan ikut-ikutan dengan
terminologi yang tidak tepat kita adopsi," kata Anies berbicara dalam
seminar bertajuk "Pluralitas Masyarakat Menuju Indonesia Satu" di Gedung
Yustinus, Kampus Unika Atmajaya, Jakarta, Selasa (3/6/2014).<br />
<br />
Menurutnya,
pemerintah wajib memberi perlindungan kepada setiap warga negara tanpa
terkecuali. "Indonesia tidak dirancang untuk melindungi minoritas,
Indonesia tidak dirancang untuk melindungi mayoritas. Tapi Indonesia
dirancang untuk melindungi setiap warga negara," tutur Anies.<br />
<br />
Konstitusi
lanjut Anies secara tegas menyatakan perlindungan terhadap keberagaman
latar belakang masyarakat. Karena itu perlu cara pandang benar terhadap
keberagaman.<br />
<br />
"Kalau kita tidak jaga kebhinekaan dengan ketegasan hukum maka ancaman benar-benar di depan mata," imbuh Anies.<br />
<br />
Baginya,
dunia pendidikan penting untuk kembali membangun semangat kebhinekaan.
Pendidikan seharusnya menopang bertumbuhnya sikap toleran. "Kalau di
dunia pendidikan dihomogenkan, kapan melatih berinteraksi," kata dia.<br />
<br />
Sementara
itu Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf mengingatkan pentingnya sikap
toleransi di masyarakat. "Kita memiliki dasar negara yang menghimpun
pluralitas. NKRI itu diberikan Tuhan, jadi jangan memaksa (kehendak).
Dalam kondisi plural, penyeragaman tidak dapat dilakukan," ujarnya.<br />
<br />
Slamet
Effendi juga menyesalkan penyerangan gereja di Sleman. Polisi diminta
memproses hukum para pelaku. "Tidak boleh peristiwa-peristiwa di
Yogyakarta terjadi lagi. Peristiwa itu adalah penyimpangan," tegasnya.<br />
<br />
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mohamad Sohibul Iman mengatakan, kampanye dengan menonjolkan sentimen perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan tidak dapat dihindari dalam politik.
"PKS tidak akan terpancing isu-isu tersebut," katanya ketika dihubungi pada Senin, 2 Juni 2014, soal pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Hashim Djojohadikusumo yang menyinggung PKS. Namun, Sohibul tak menjelaskan mengapa dia menganggap serangan menggunakan SARA adalah hal yang lumrah.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini menjelaskan, dirinya belum menyaksikan video yang direkam pada Juli 2013 itu. PKS, menurut dia, akan melakukan klarifikasi apabila video tersebut mengandung pesan negatif terhadap partainya. "Apabila mengada-ada maka itu adalah fitnah." Sohibul memastikan, PKS tidak akan membalas kampanye hitam dengan cara yang sama.
PKS adalah salah satu partai yang digandeng oleh Gerindra dalam pemilihan presiden yang akan dihelat pada 9 Juli nanti. Partai pengusung Prabowo-Hatta Rajasa selain Gerindra dan PKS adalah Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, dan Partai Bulan Bintang. Partai Demokrat disebut-sebut segera bergabung mendukung Prabowo.
Pernyataan Hashim yang menyinggung PKS disampaikannya dalam forum The United States-Indonesia Society (Usindo) di Washington, DC, Amerika Serikat, pada Juli 2013. Hashim berbicara untuk menyampaikan visi-misi Gerindra dan calon presiden Prabowo Subianto. (Baca: Hashim: Prabowo Bersahabat dengan Amerika)
Ia mengatakan, masih terjadi intoleransi di Indonesia. Ia lantas mencontohkan, sudah 73 pegawai beragama Kristen yang dipecat di Kementerian Pertanian dalam sembilan tahun terakhir. Hashim pun mengatakan, Kementerian Pertanian selama ini dipimpin kader PKS.
Pidato adik Prabowo ini diunggah di situs YouTube.com oleh akun Maulana Syuhada dan Dwiko Sulistyo pada 1 Juni 2014. Akun Maulanda mengunggah cuplikan pidato berdurasi 3 menit 11 detik yang mencakup tiga substansi. Sampai Senin siang, 2 Juni 2014, sekitar pukul 13.00 WIB, video berjudul 'Pidato Hashim Djojohadikusumo di Washington' tadi diakses lebih dari 3.000 kali.
Tiga substansi itu adalah pengakuan Hasyim bahwa Prabowo sangat menyukai Amerika dan berjanji memberikan perlakuan istimewa jika menjadi presiden; pengakuan perbedaan agama yang dipeluk oleh keluarga Prabowo; dan intoleransi yang dilakukan oleh kader PKS di Kementerian Pertanian. (Baca: Gerindra Hapus Manifesto Pemurnian Agama)
DINI PRAMITA
<br />
<span style="color: #666666;"><b><b><b>Yogyakarta</b> - Cawapres nomor urut 2 Jusuf Kalla
menjenguk korban penyerangan dan penganiayaan oleh sekelompok orang,
Julius Felicianus. JK menegaskan tidak ada unsur politik dalam
kunjungannya tersebut.<br /><br />"Saya datang bukan karena politik," kata JK di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, Senin (2/6/2014).<br /><br />JK
menjelaskan, kedatangannya karena ada unsur pelanggaran keras.
"Pengalaman saya, ada satu titik pecah dibiarkan, bisa menimbulkan pecah
di mana-mana," jelasnya.<br /><br />JK menegaskan hukum harus menindak
tegas kasus kekerasan ini. "Julius itu sudah memaafkan secara pribadi
tapi secara hukum tidak boleh. Kalau sekali dibiarin nanti akan terulang
lagi, dan Sri Sultan sudah mengambil tindakan pra hukum kepada pelaku
kekerasan," jelasnya.<br /><br />Kamis (29/5/2014), sekelompok orang
menyerang rumah Julius di Sleman, Yogyakarta. Saat itu tengah digelar
doa rosario. Julius dan sejumlah perempuan terluka akibat penyerangan
tersebut. Kemarin, massa menyerbu gereja di Sleman. Belum diketahui
pelaku dan motif aksi brutal tersebut. </b></b></span><br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b><b>detik Yogyakarta</b> - Puluhan orang tak dikenal melakukan
perusakan sebuah gereja di Sleman, Minggu (1/6/2014). Massa menganggap
gereja Kristen yang ada di wilayah Panggukan, Desa Tridadi, Kecamatan
Sleman tidak berizin.<br /><br />Perusakan terjadi seusai kebaktian yang
dilakukan pagi hari. Massa dari luar wilayah kecamatan Sleman datang
menggunakan sepeda motor. Mereka memprotes rumah milik pendeta NL yang
digunakan tempat kebaktian itu tidak berizin.<br /><br />Berdasarkan
keterangan yang dihimpun di lapangan, gereja yang berada di halaman
pendeta itu sudah diprotes warga sejak tahun 2012. Bahkan pada tahun
lalu pemerintah kabupaten Sleman telah menyegelnya. Namun kemudian
digunakan kebaktian lagi. Beberapa orang yang tergabung dalam ormas
Islam menyatakan protes.<br /><br />"Ini sudah diprotes lama tapi digunakan lagi sejak awal tahun lalu," kata salah satu saksi mata Dullah.<br /><br />Setelah
jemaat pergi meninggalkan lokasi, gereja kemudian dijaga aparat
kepolisian resor Sleman bersama Kodim Sleman. Namun kemudian puluhan
massa yang sebagian besar mengenakan penutup wajah seperti kain kafiyeh
itu datang lagi sekitar pukul 13.30 WIB. Mereka langsung memasuki
halaman gereja dan melakukan perusakan.<br /><br />Beberapa orang massa ada
yang terlihat membawa senjata tajam dan pentungan. Namun tidak ada
tindakan dari aparat keamanan. Saat aparat keamanan mau masuk halaman
justru dihalang-halangi oleh massa yang berjaga-jaga. Beberapa orang
massa sempat melakukan perusakan dengan memecah kaca jendela dan pintu
dengan palu dan batu. <br /><br />Rumah pendeta NL yang berada di samping
gereja yang telah kosong ditinggal pemiliknya itu rusak. Saat kejadian
bupati Sleman, Sri Purnomo juga tiba di lokasi namun tidak mampu
menghentikannya.<br /> </b></span><br />
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Yogyakarta</b></span>
- Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane menilai kasus
penyerangan terhadap rumah milik penerbit Galangpress, Julius
Felicianus, Kamis malam, 29 Mei 2014, lebih kental unsur politis
ketimbang unsur agama. Meski saat penyerangan itu sedang berlangsung
kegiatan ibadah Rosario ke-29. "Bukan soal SARA, tetapi kental
politisnya," ujar Neta di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, saat
menjenguk Julius, Sabtu, 31 Mei 2014.<br />
<br />
Menurut dia, jika karena
beribadah di rumah, hal itu sudah sering dilakukan. “Dan tidak terjadi
apa-apa,” kata Neta. Saat penyerangan berlangsung sebanyak 14 orang yang
terdiri dari tiga lelaki dewasa, dan sisanya kaum perempuan dan
anak-anak.<br />
<br />
Julius memang saat ini menjadi salah satu penggerak
untuk kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla maju menjadi calon presiden dan
calon wakil presiden. Bahkan, ia menyediakan tempat sebagai markas
Sekretariat Jangkar (Jaringan Kerja Relawan) Jokowi-JK. Yaitu di Jalan
Mawar Tengah Nomor 72, Baciro,Yogyakarta. “Dukungan kepada salah satu
pasangan salon ini menjadi unsur politis yang sangat kental,” kata Neta.<br />
<br />
Menurut
dia, gerakan politik Julius mendukung pasangan Jokowi-Kalla itu bisa
menjadi penyulut adanya penyerangan ke rumah dia saat ada peribadatan
Rosario. Apalagi, ujarnya, jika penyerang yang jumlahnya belasan orang
itu mengaku suruhan Ustad Ja'far Umar Tholib, bekas komandan Laskar
Jihad. “Rekam jejak Jak'far salah satunya adalah dipelihara para
jenderal tentara saat ada Laskar Jihad di Ambon beberapa tahun lalu,”
ujar Neta.<br />
<br />
Adapun Julius yang masih terbaring di Rumah Sakit
Panti Rapih, Yogyakarta, menyatakan kasus penyerangan itu jika
dihubungkan dengan unsur politis ada benarnya. Sebab, dia saat ini getol
melakukan gerakan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Kalla. "Kalau
politis ya benar juga," kata dia.<br />
<br />
<b>MUH. SYAIFULLAH</b><br />
<br />
<b>Bisnis.com</b>, JAKARTA -- Gerakan Kebhinekaan Untuk
Pemilu Berkualitas (GKPB) mengecam tindakan Pemerintah Kota Bekasi
beserta aparat kepolisian dan TNI dari Kodim Bekasi karena menggembok
Mesjid Al Misbah Jatibening, Bekasi, Jawa Barat.<br />
Tindakan
penggembokan itu adalah yang kedua kalinya dilakukan Pemkot Bekasi.
Sebelumnya, 8 Maret 2013 Pemkot Bekasi melakukan penggembokan dan 4
April pemasangan seng di Mesjid Al Misbah tersebut.<br />
Sebelum
penggembokan, Jumat (16/5/2014), segerombolan masyarakat tak dikenal
melakukan intimidasi terhadap Jemaah Ahmadiyah Indonesia yang sedang
melaksanakan ibadah di Mesjid Al Misbah dan menghalangi JAI saat menuju
mesjid.<br />
Aktivis GKPB Uli Parulian Sihombing mengatakan intimidasi
dan penggembokan masjid, merupakan perlakuan tidak adil yang diterima
masyarakat minoritas, yang didahului tekanan dari kelompok massa,
sehingga Pemkot Bekasi tidak bisa berbuat adil.<br />
Kasus penggembokan
dan pemasangan seng di Mesjid Al Misbah Jatibening terjadi pada saat
proses hukum di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sedang berjalan.<br />
Pihak
JAI memang dikalahkan di dalam kasus penggembokan di PTUN Bandung,
tetapi di dalam kasus pemasangan seng pihak JAI dimenangkan juga di PTUN
Bandung.<br />
Bahkan, di dalam substansi putusan PTUN Bandung dalam
kasus penggembokan awal, secara tegas dinyatakan bahwa hak ibadah JAI
tidak boleh dilanggar walaupun sedang ada proses hukum.<br />
Dari hal ini, sangat jelas Pemkot Bekasi, Polres dan Kodim Bekasi tidak menghormati upaya hukum yang ada. <br />
“Tindakan
melakukan penggembokan yang kedua kalinya ini merupakan bentuk
pelecehan atas upaya hukum yang sedang berjalan,” tulis Uli Parulian
dalam siaran resmi yang diterima Bisnis, Minggu (18/5/2014).<br />
<br />
<div class="entry-editor">
Editor : Saeno</div>
<br />
MINGGU, 20 APRIL 2014 | 14:37 WIB
4 Poin Deklarasi Anti-Syiah di Bandung
TEMPO.CO, Bandung - Isi Deklarasi Aliansi Nasional Anti-Syiah berisi empat poin komitmen dan tekad untuk menghadang ajaran Syiah di Indonesia. Deklarasi di Jalan Cijagra, Bandung, Jawa Barat, Ahad, 20 April 2014, itu dihadiri 500 orang lebih.
Poin pertama deklarasi yakni menjadikan aliansi tersebut sebagai wadah dakwah amar ma'ruf nahi munkar. Kedua, memaksimalkan upaya preventif, antisipatif, serta proaktif membela dan melindungi umat dari berbagai upaya penyesatan akidah dan syariat yang dilakukan kelompok Syiah di Indonesia.
Ketiga, menjalin ukhuwah islamiyah dengan berbagai organisasi dan gerakan dakwah di Indonesia untuk mewaspadai, menghambat, dan mencegah pengembangan ajaran Syiah. Keempat, mendesak pemerintah agar segera melarang penyebaran paham dan ajaran Syiah, serta mencabut izin seluruh organisasi, yayasan, dan lembaga yang terkait dengan ajaran Syiah di seluruh Indonesia.
Ketua Pengurus Harian Aliansi Nasional Anti-Syiah Athian Ali M. Dai mengatakan deklarasi tersebut digelar karena telah terjadi keresahan di masyarakat atas ajaran Syiah. Langkah aksi setelah deklarasi hari ini yaitu menjadikan masjid-masjid sebagai penampung laporan keresahaan warga atas Syiah. "Pemerintah harus melarang kegiatan Syiah. Kami tidak melarang mereka punya keyakinan (Syiah)," ujarnya seusai acara.
Dia pun meminta umat non-Syiah agar tidak terpancing provokasi dari pihak mana pun. Aliansi akan terus bergerak agar pemerintah pusat melarang penyebarluasan Syiah di Indonesia. "Aturan itu kami minta dari pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah," ujarnya.
Penyelenggara deklarasi juga mengundang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Namanya tercantum pada baliho besar acara di depan Masjid Al-Fajr milik Ketua FUUI Athian Ali M. Dai, yang menjadi tempat deklarasi sekaligus orasi sejumlah ulama. Namun, hingga acara usai, kader PKS yang biasa disebut Kang Aher itu tak tampak.
Abdi M. Soeherman, juru bicara komunitas Syiah Al-Muntazar, mengatakan deklarasi tersebut tidak layak digelar karena melanggar hukum, UUD 1945, serta nilai dan semangat Pancasila. "Karena semuanya memiliki hak beragama," kata Abdi dalam pernyataan tertulisnya.
Selain itu, ujar Abdi, pernyataan antiagama atau mazhab tertentu yang dilakukan secara luas di hadapan publik merupakan pelanggaran hukum dalam kategori pidana kebencian yang dapat menyebabkan pelakunya ditindak secara hukum.
ANWAR SISWADI
SENIN, 30 SEPTEMBER 2013 | 06:47 WIB
Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan
TEMPO.CO, Jakarta - Depok- Mantan Wakil Presiden, Muhammad Jusuf Kalla angkat bicara soal penolakan masyarakat Lenteng Agung terhadap penempatan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah dengan alasan berbeda agama. Jusuf Kalla mengaku tidak sepakat jika penempatan seorang pejabat dinilai dari asal usulnya. (Baca: Pendemo Lurah Susan Bukan Warga Lenteng Agung?)
"Pejabat itu harus (dinilai) berdasarkan kemampuan, bukan asal usulnya," kata JK-sapaan akrabnya, ditemui di Hotel Bumi Wiyata, Ahad, 29 September 2013. (Baca:Jokowi Tak Akan Pindahkan Lurah Susan)
Menurut JK, selama prosedur penempatan dan kinerja seorang pejabat itu benar, maka tidak ada alasan untuk melakukan penolakan. Dalam kasus Lurah Susan, masyarakat seharusnya melihat bagaimana lurah itu dipilih dan di tempatkan di Lenteng Agung. Bukan malah menolak karena agama yang berbeda. "Jadi kalau dia cara pemilihnya benar, kapasitas bagus, ya harus didukung," kata JK. (baca:Ditegur Mendagri, Ahok: Cuekin Saja)
Ratusan warga Lenteng Agung telah dua kali unjuk rasa menolak penempatan Lurah Susan. Aksi terakhir pada 26 September 2013 disertai pengumpulan tanda tangan dan hadiah keranda mayat di depan Kantor Kelurahan Lenteng Agung. JK menyayangkan gelombang protes itu dilakukan sebelum mengetahui kapasitas sang lurah. (Baca: dan Provokator Demo Lurah Susan Ketahuan)
ILHAM TIRTA
Romo Benny: Mendagri tak Miliki Sifat Negarawan
Minggu, 29 September 2013 12:25 WIB
Laporan Wartawan Tribunnews.com Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, terus menuai kritik setelah meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memutasikan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli.
Termutakhir, rohaniawan sekaligus tokoh masyarakat Romo Benny Susetyo ikut menyangkan pernyataan Gamawan Fauzi tersebut.
<br />
"Harusnya sebagai pemimpin, (Gamawan) mendidik rakyatnya menaati konsitusi. Bukan sebaliknya, tunduk pada kepentingan sempit," ujar Romo Benny dalam pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (29/9/2013).
<br />
Menurutnya, pernyataan Gamawan Fauzi itu menunjukan sang menteri bukanlah seorang negarawan.
<br />
<blockquote>
"Anjuran itu sebenarnya kurang tepat. Ini menunjukkan pemimpin tidak memiliki sifat negarawan, selalu berpikir pragmatis. Ini berbahaya bagi upaya untuk membangun bangsa yang rasional," tuturnya.</blockquote>
Sebaliknya, Romo Benny justru menyanjung sikap Jokowi yang mempertahankan Susan sebagai Lurah Lenteng Agung.
"Menurut saya, Jokowi teguh pada konsitusi karena ujian seorang pemimpin berjiwa negarawan. Saya yakin, Jokowi akan berpegang teguh prinsip konsitusi dengan tidak mengikuti anjuran Mendagri," katanya.
<br />
<div>
Sebelumnya diberitakan, Mendagri Gamawan Fauzi menyarankan Jokowi menggantikan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli, agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik.</div>
Lurah Susan didemo oleh segelintir orang, diduga berlatar belakang sentimen agama.(*)
RABU, 25 SEPTEMBER 2013 | 11:30 WIB
Lurah Susan Didemo, Grace Tiaramudi Dipuji Warga
Lurah Susan Didemo, Grace Tiaramudi Dipuji Warga
Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat berbincang dengan media yang ditemui di ruangannya, Jakarta (26/8). Ahok menegaskan tidak akan mengganti Lurah ini hanya karena permintaan subjektif warga. Tempo/Aditia Noviansyah
Berita Terkait
Lurah Susan Didemo Warga Lenteng Agung Lagi
Publik Dukung Lurah Susan
<br />
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, terus menolak Lurah Susan Jasmine Zulkifli. Hari ini saja, 700-an warga berunjuk rasa hingga membuat jalan Lenteng Agung macet. Warga menolak Susan lantaran keyakinan yang berbeda. <br />
Hal ini sangat kontras dengan yang dialami Lurah Grace Tiaramudi, 45 tahun. Grace merupakan Lurah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mayoritas warga Pejaten juga muslim. Namun mereka tetap menerima kehadiran Grace yang terpilih sebagai lurah, meski beda keyakinan. ”Kinerjanya di sini bagus, kami tak mempermasalahkan (beda keyakinan) itu," kata Hamjali, Ketua RT 09 RW 11, kepada Tempo, awal September 2013.
<br />
Grace Tiaramudi terpilih dalam lelang jabatan akhir Juni lalu. Dia memang non-muslim. Tapi Hamjali menyatakan pelayanan Grace bagus. "Pelayanan administrasi bagus, rajin juga ke lapangan," ujar tokoh masyarakat yang menjabat ketua RT sejak 20 tahun lalu ini. "Kalau bagus (kerjanya), buat apa menolak."
<br />
Warga Lenteng Agung membahas penolakan terhadap Lurah Susan sejak akhir Juni lalu. Namun Jokowi tetap menegaskan tak akan merotasi Lurah Susan. Penolakan berlanjut hingga warga penolak berdemo di depan kantor kelurahan. (Baca lengkap: Lurah Lenteng Agung)
<br />
M. ANDI PERDANA
SENIN, 23 SEPTEMBER 2013 | 19:09 WIB
Komnas HAM Kecam Penyegelan Gereja St. Bernadette
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siti Noor Laila mengecam penyegelan gereja St. Bernadette di Bintaro, Tangerang Selatan, yang terjadi pada Minggu 22 September 2013. Ia menilai kasus penyegelan rumah ibadah berulang akibat ketidaktegasan aparat penegak hukum. "Para pelaku intoleransi beragama itu tak pernah mendapat hukuman yang membuat jera, kejadian serupa kerap berulang," katanya kepada Tempo, Senin 23 September 2013. (Baca: Gereja St Bernadette Didemo, Pintu Digembok)
Kasus terakhir melanda Gereja Pariko St Bernadette di Bintaro, Tangerang Selatan. Gereja itu didemo massa yang mengatasnamakan warga sekitar pada Ahad 22 September 2013, sekitar pukul 8.00 hingga 11.00 WIB. Massa lalu menggembok gereja tersebut dari luar dan meminta pembangunan gereja dihentikan. Ini bukan kali pertama kalinya ada penolakan pembangunan tempat ibadah. Sejumlah tempat peribadatan lain juga beberapa kali mendapat perlakuan serupa. "Penegakan hukumnya masih tidak tegas, seharusnya tidak boleh ada bias penegak hukum kepada kelompok mayoritas," kata Siti.
Dia meminta aparat penegak hukum seperti polisi dan jaksa menegakkan aturan yang seimbang. "Peraturan kan hanya ada satu, jangan malah mendukung tirani mayoritas," ujar Siti. Apalagi, saat ini semakin banyak kelompok fanatik yang muncul dan pada akhirnya main hakim sendiri. Siti menyayangkan berulangnya kasus penyegelan terhadap rumah ibadah di Indonesia. Komnas HAM akan terus memantau kasus ini dan mencari tahu penyebab konflik.
ANGGRITA DESYANI
<br />
<div id="fixed" style="color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; margin: 0px auto; padding: 0px; text-align: center; width: 960px;">
<div id="page" style="background-image: none; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-size: 0.75em; line-height: 1.333em; margin: 2px 0px 0px; padding: 0px; text-align: left; width: 960px;">
<div id="main" style="background-color: white; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 10px; border-top-right-radius: 10px; border: 10px solid rgb(255, 255, 255); margin: 0px; min-height: 800px; overflow: hidden; padding: 0px; width: 940px;">
<div id="column-konten" style="float: left; margin: 0px; padding: 0px;">
<br />
<div id="konten-kanan" style="float: left; margin: 0px; padding: 0px; width: 340px;">
<div id="div-gpt-ad-1365476353906-2" style="height: auto; margin: 0px; padding: 0px; width: 336px;">
<iframe frameborder="0" height="280" id="google_ads_iframe_/14056285/Konten_Metro_336x280_1_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="google_ads_iframe_/14056285/Konten_Metro_336x280_1_0" scrolling="no" style="border-width: 0px; vertical-align: bottom;" width="336"></iframe></div>
<div class="box" style="margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; width: auto;">
<ul id="tabMenu" style="color: #bbbbbb; font-size: 13px; list-style: none; margin: 0px 3px 0px 0px; padding: 0px;"><br /></ul>
<div class="boxBody" style="color: #2981c4; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="show parent" style="margin: 0px; padding: 0px;">
<ul style="list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;"></ul>
</div>
</div>
<div class="boxBottom" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; height: 2px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="margin: -15px 0px 15px; padding: 0px;">
<br />
<div id="blok-topik-terhangat" style="background-image: url(https://www.tempo.co/co4/images/garing.png); background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; margin: -40px 0px 0px; overflow: hidden; padding: 0px;">
<div style="margin: 8px; padding: 50px 0px 0px;">
<ul class="blok-terhangat" style="list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li style="border-top-color: rgb(242, 242, 242); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; font-size: 15px; font-weight: 800; list-style: none outside none; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; text-align: center;"><span style="background-color: transparent;"><br />SENIN, 23 SEPTEMBER 2013 | 17:58 WIB
Kata Gus Solah Soal Penyegelan Gereja
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Salahuddin Wahid, meminta pemerintah Tangerang Selatan ikut menyelesaikan masalah penyegelan Gereja Paroki Santa Bernadette di Bintaro, Tangerang Selatan. Pria yang akrab disapa Gus Solah itu meminta Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany ikut melihat penyebab disegelnya rumah ibadah tersebut.
"Wali Kota harus berkoordinasi dengan kapolres, camat, lurah, serta tokoh masyarakat," ujar adik mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu ketika dihubungi, Senin, 23 September 2013.
Masalah intoleransi beragama seperti ini, kata dia, tak boleh dibiarkan berlarut-larut. "Kalau pemerintah diam saja, apa gunanya ada pemerintah?" kata dia. Gus Solah mengatakan pemerintah harus melindungi kebebasan warganya untuk beribadah tanpa memandang status mayoritas atau minoritas.
Menurut dia, tindakan massa menggembok gereja merupakan sebuah pelanggaran hukum. "Seharusnya yang bisa menyegel hanya aparat pemerintah, itu pun kalau tak ada izin," katanya.
Gus Solah mengatakan masalah perizinan tempat ibadah memang harus diselesaikan. Gus Solah menganggap seluruh tempat ibadah memang harus memiliki izin. Akan tetapi, penyelesaian masalahnya tak boleh dilakukan sendiri oleh warga di sekitar tempat ibadah.
Penyegelan terjadi di Gereja Pariko St Bernadette di Bintaro, Tangerang Selatan. Gereja itu didemo massa yang mengatasnamakan warga sekitar pada Ahad, 22 September 2013, sekitar pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Massa lalu menggembok gereja tersebut dari luar dan meminta pembangunan gereja dihentikan.
ANGGRITA DESYANI</span></li>
</ul>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Ahok: Orang Tua Susan Jasmine Zulkifli Itu Muslim Lho!
Senin, 26 Agustus 2013 , 17:22:00 WIB
Laporan: Elitha Tarigan
RMOL. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama mengingatkan jangan sampai nasib dan karir seseorang atau pegawai ditentukan berdasarkan alasan-alasan primordial, termasuk terkait agama.
Wagub yang disapa Ahok ini pun kembali menegaskan, pihaknya tidak akan menghiraukan tuntutan sebagian warga yang meminta agar Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli yang beragama Kristen diganti.
Makanya, dia meminta warga tidak menyebarkan isu berbau SARA kepada Susan. Karena Susan saat ini tengah menjalankan tugasnya. Agama, tegas Ahok, tidak menjamin kinerja seseorang.
Apalagi, dari hasil penyelidikan Ahok, ternyata ayah Susan beragama Islam. Justru Ahok menilai Susan tumbuh di lingkungan yang memiliki prinsip demokrasi yang tinggi.
“Malah bapaknya Susan itu Muslim lho. Saya pernah cek itu. Jadi jangan tentukan karir orang berdasarkan hal itu. Ya kalau ada petisi dari satu juga orang DKI dikumpulin bisa, dan cukup. Tapi apakah seperti itu? Kan tidak bisa. Kita sudah pilih prinsip demokrasi untuk itu. Kalau mau terbuka ya lakukan sistem seperti ini,” papar Ahok di kantornya, Jakarta (Senin, 26/8).<br />
<br />
[zul]<br />
<div class="submitted" style="background-color: white; color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px; text-transform: uppercase;">
SELASA, 09 APRIL 2013 | 15:26 WIB</div>
<h1 class="title" style="background-color: white; color: #111111; font-family: georgia, 'times new roman', times, serif; font-weight: 200; margin: 0px 0px 20px; padding: 0px;">
Kalau Lihat IMB, Banyak Rumah Ibadah Dibongkar</h1>
<div class="artikel" style="background-color: white; color: #111111; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.984375px; margin: 0px 0px 20px; padding: 0px;">
<div id="inside-160" style="float: right; margin: 0px 0px 10px 20px; padding: 0px; width: 160px;">
<div class="block-inner low" style="border-top-color: rgb(255, 0, 0); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; float: left; margin: 10px 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<h2 class="block-title" style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', 'times new roman', 'Book Antiqua', Palatino, serif; font-size: 22px; font-weight: 200; letter-spacing: -0.5px; line-height: normal; margin: 0px 0px 5px; min-height: 10px; padding-bottom: 2px !important; padding-left: 0pt; padding-right: 0pt; padding-top: 2px;">
<span style="background-color: transparent;"><br />SELASA, 27 AGUSTUS 2013 | 22:55 WIB
Warga Penolak Lurah Susan Juga Akan Demo Jokowi
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Lenteng Agung berencana menggelar aksi unjukrasa di Kantor Kelurahan setempat, Rabu 28 Agustus 2013. Mereka akan menyampaikan penolakan mereka atas penempatan Lurah Susan Jasmine Zulkifli di wilayah mereka.
Selain mendemo Lurah Susan, warga penolak juga berencana menggelar aksi unjukrasa di kantor Gubernur Jakarta Joko Widodo di Balai Kota DKI. "Kami memberi batas waktu hingga Senin, 26 Agustus agar Balai Kota menyatakan pendapatnya soal tuntutan kami. Jika tidak ditanggapi, kami juga akan berdemo di Balai Kota," ujar juru bicara Forum Warga Lenteng Agung, Mochamad Rusli, Selasa 27 Agustus 2013.
Sejauh ini, Kepolisian Sektor Jagakarsa sudah memberi izin aksi unjuk rasa yang akan digelar esok hari di Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. "Sudah ada laporannya ke Polsek," ujar Camat Jagakarsa Asril Rizal lewat pesan singkat.
Kapolsek Jagakarsa Kompol Herawati belum merespon pertanyaan Tempo soal berapa banyak personil yang akan diturunkan untuk mengawal demo warga.
Lurah Susan sendiri tak mau berkomentar banyak soal penolakan ini. "Kalau soal itu, saya no comment," ujarnya.
M. ANDI PERDANA
Ahok Tak akan Ganti Lurah Lenteng Agung
TEMPO.COTEMPO.CO – Jum, 23 Agu 2013
TEMPO.CO , Jakarta:</span></h2>
<div class="content clearfix" style="margin: 0px; padding: 0px;">
<ul class="tempolist" style="list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li style="border-top-color: rgb(246, 246, 246); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; clear: both; list-style: none outside none; margin: 0px; padding: 3px 0px;"> </li>
</ul>
</div>
</div>
<div class="block-inner low" style="border-top-color: rgb(255, 0, 0); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; float: left; margin: 10px 0px; padding: 0px; width: 160px;">
<h2 class="block-title" style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', 'times new roman', 'Book Antiqua', Palatino, serif; font-size: 22px; font-weight: 200; letter-spacing: -0.5px; line-height: normal; margin: 0px 0px 5px; min-height: 10px; padding-bottom: 2px !important; padding-left: 0pt; padding-right: 0pt; padding-top: 2px;">
</h2>
</div>
</div>
<div class="zoom-font" style="font-size: 11px; margin: 10px 0px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
</div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 10px; margin-top: 5px; padding: 0px;">
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span> - Wakil Ketua I Komnas HAM Imdadun Rahmat mengatakan, apabila pembongkaran rumah ibadah mengacu pada IMB (izin mendirikan bangunan), akan ada banyak rumah ibadah yang bisa dibongkar.<br />
<br />
"Perlu kalian ketahui, 85 persen rumah ibadah di Indonesia itu tak berizin. Mayoritas adalah masjid dan musala. Kalau pakai IMB sebagai acuan, <i>siapin</i> saja buldozer yang banyak," kata Imdadun kepada <i>Tempo</i>, Selasa, 9 April 2013.<br />
<br />
Imdadun mengatakan, kebanyakan rumah ibadah dibangun tanpa IMB karena mengacu pada kebutuhan umat beragama di wilayah terkait. Jika dirasa perlu ada rumah ibadah sesegera mungkin, rumah ibadah itu langsung dibangun. (Baca: <a href="http://www.tempo.co/read/news/2013/03/07/214465727/Komnas-HAM-Penyegelan-Gereja-Ini-Tidak-Tepat" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" target="_blank">Komnas HAM: Penyegelan Gereja Ini Tidak Tepat)</a><br />
<br />
Imdadun sendiri menambahkan, apabila mengacu pada Surat Keterangan Bersama Tiga Menteri (Agama, Dalam Negeri, dan Hukum-HAM), rumah ibadah tanpa IMB bisa dipertahankan. Asal, memang diperlukan umat beragama di daerah tersebut.<br />
<br />
"Kalau punya unsur historis, juga bisa tak dibongkar. Jadi, rumah ibadah itu tak bisa disamakan dengan bangunan biasa, tanpa IMB langsung dibongkar," ujar Imdadun.<br />
<br />
Kalaupun sebuah rumah ibadah tanpa IMB tetap ingin dibongkar, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan, seperti musyawarah warga, mediasi oleh pemda, hingga menyerahkannya pada putusan pengadilan.<br />
<br />
"Hal ini berlaku untuk kasus HKBP Setu di Bekasi," ujar Imdadun. Sebagaimana diketahui, tanggal 22 Maret 2013 lalu, HKBP Setu di Bekasi disegel karena tak memiliki IMB. Selengkapnya soal berita <a href="http://www.tempo.co/topik/masalah/1121/PelaranganPenutupan-Gereja" style="color: #2981c4; text-decoration: none;" target="_blank">penyegelan gereja klik di sini.</a><br />
<br />
<b>ISTMAN MP</b></div>
</div>
Wakil Gubernur DKI jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tak akan mengganti Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli meski diprotes warga. Keyakinan tak boleh menjadi alas an seseorang diganti dari jabatannya. "Tidak ada urusannya menolak karena berbeda agama," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2013. "Kalau dia nyolong atau tidak mau melayani warga itu baru masalah." <br />
Ahok mengatakan pengumpulan Kartu Tanda Penduduk tak akan digubris pemerintah. Alasannya, pemimpin tak harus didukung oleh semua warganya. Dia mencontoh dirinya dan Gubernur Jokowi yang hanya mendapat 52 persen suara pada pemilihan Gubernur. "Itu kan berarti ada lebih dari 40 persen warga Jakarta yang tidak mau saya pimpin, tapi ya enggak ada urusan," katanya.
<br />
Namun berdasarkan Undang-undang, jumlah suara itu sudah cukup bagi pasangan Jokowi-Ahok untuk memimpin Jakarta. Basuki mengatakan, pemerintah hanya mengikuti aturan dalam konstitusi dalam menjalankan pemerintahan "Bukan taat pada konstituen," katanya.<br />
Sebelumnya, warga Lenteng Agung pernah datang ke balai Kota DKI untuk menyerahkan 2.300 nama dan sekitar 1.500 KTP sebagai dukungan mencopot Susan. Mereka beralasan, mereka tak nyaman dipimpin oleh Susan yang tak beragama Islam.
ANGGRITA DESYANI
===
<br />
<div class="wrap padding-left-big" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 10px; margin: 0px; padding: 0px 15px;">
<div class="articleHeadlineBox headlineType-newswire" style="font-size: 1em; margin: 0px; padding: 8px 0px; zoom: 1;">
<ul class="cMetadata metadataType-articleStamp " style="color: #999999; list-style: none; margin: 0px 0px 4px; padding: 0px; zoom: 1;">
<li class="dateStamp first" style="border: none; float: left; font-size: 1em; letter-spacing: 0px; line-height: 0.9em; margin: 0px 1.5em 0px 0px; padding: 0px;"><small style="color: #666666; font-size: 1em; line-height: 1em;">30. May 2013, 14:35:12 SGT</small></li>
</ul>
<h1 style="font-family: Georgia, 'Century Schoolbook', 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 3.5em; font-weight: normal; line-height: 1em; margin: 0px; padding: 0px; width: auto;">
</h1>
<h1 style="font-family: Georgia, 'Century Schoolbook', 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 3.5em; font-weight: normal; line-height: 1em; margin: 0px; padding: 0px; width: auto;">
Penghargaan Presiden SBY Menuai Kecaman</h1>
</div>
</div>
<div class="art_tabbed_nav" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(112, 120, 124); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 4px; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 10px; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px; zoom: 1;">
<ul class="tab" id="articleTabs" style="float: left; list-style: none; margin: 0px; padding: 0px;">
<li class="selected" style="border-left-color: rgb(112, 120, 124); border-left-width: 1px; border-style: none none none solid; float: left; font-size: 1.3em; font-weight: bold; margin: 0px 4px -4px 0px; padding: 0px; position: relative;"><a class="article" href="http://indo.wsj.com/posts/2013/05/30/penghargaan-presiden-sby-menuai-kecaman/" style="background-image: url(http://s.wsj.net/img/NAV_tabBG-selected.gif) !important; background-position: 100% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: black; display: block; outline: none; padding: 21px 0px 12px; text-align: center; text-decoration: none; width: 114px;">Artikel</a></li>
<li class="deselected" style="border-left-color: rgb(112, 120, 124); border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(112, 120, 124); border-right-width: 1px; border-style: solid solid none; border-top-color: rgb(112, 120, 124); border-top-width: 1px; float: left; font-size: 1.2em; font-weight: bold; margin: 6px 4px 0px 0px; padding: 0px;"><a class="comments" href="http://indo.wsj.com/posts/2013/05/30/penghargaan-presiden-sby-menuai-kecaman/tab/comments/" rel="nofollow" style="background-image: none; color: #093d72; display: block; outline: none; padding: 14px 0px 9px; text-align: center; text-decoration: none; width: 114px;">Komentar</a></li>
</ul>
</div>
<div class="mastertextCenter" style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10px; height: 2394.078125px; line-height: 10px; margin: 0px; padding: 15px 0px;">
<div class="padding-left-big" style="font-size: 1em; margin: 0px; padding: 0px 0px 0px 15px;">
<div class="col6wide colOverflowTruncated" style="float: left; font-size: 1em; margin: 0px; padding: 0px; width: 571px;">
<div class="article story" style="font-size: 1em; margin: 0px; padding: 11px 0px 0px;">
<div class="articlePage" style="font-size: 1em; margin: 0px; padding: 0px;">
wsj<br />
<h3 class="byline" style="color: #333333; font-size: 1.2em; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0px 0px 0.583em; padding: 0px 0px 0px 8px;">
oleh Andreas Ismar</h3>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan ini dijadwalkan akan menerima penghargaan dari sebuah organisasi antar agama di Amerika Serikat, The Appeal of Conscience Foundation. Hal tersebut mengundang hujan kritik dari aktivis hak asasi manusia yang berpandangan Presiden SBY khususnya telah gagal dalam melindungi kaum minoritas beragama.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
The Appeal of Conscience Foundation menganugerahkan World Statesman Award bagi SBY atas “upaya mewujudkan perdamaian dan membawa Indonesia menjadi negeri yang demokratis dan menentang ekstremisme,” demikian pernyataan organisasi tersebut.</div>
<div class="mceTemp" style="clear: both; font-size: 1em; margin: 0px; padding: 0px;">
<dl class="wp-caption alignleft caption-alignleft " style="float: left; margin: 0px 27px 12px 8px; padding: 0px; width: 262px;">
<dt class="wp-caption-dt" style="margin: 0px; padding: 0px;"><img alt="" class="size-full wp-image-5" height="174" src="https://s.wsj.net/public/resources/images/OB-XQ716_indoaw_D_20130529235758.jpg" style="border: none; margin: 8px 0px 0px;" width="262" /></dt>
<dd class="wp-caption-dd wp-cite-dd" style="color: #666666; font-size: 1em; line-height: normal; margin: 2px 0px; padding: 2px 0px 0px; text-align: right;">Agence France-Presse/Getty Images</dd><dd class="wp-caption-dd" style="color: #333333; font-size: 1.1em; line-height: normal; margin: 0px; padding: 2px 0px 0px;">Seorang aktivis berbaring saat melontarkan protes atas pemberian penghargaan terhadap SBY.</dd></dl>
</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Penghargaan yang rencananya akan diterima SBY secara pribadi di New York, Amerika Serikat, Kamis malam, merupakan “dorongan untuk memajukan hak asasi manusia, kebebasan beragama dan kerjasama antaragama– tujuan inti Appeal of Conscience Foundation di seluruh dunia,” tulis organisasi itu melalui sebuah email.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
East Timor and Indonesia Action Network (ETAN), organisasi berbasis di Amerika Serikat, berencana melakukan protes di luar gedung tempat berlangsungnya acara pemberian penghargaan tersebut. Sementara itu, dua petisi online yang memprotes pemberian penghargaan itu telah mendapat lebih dari 10 ribu tanda tangan.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
“Presiden Yudhoyono tidak boleh memoles citra di tengah meningkatnya pelbagai insiden intoleransi beragama,” kata koordinator ETAN, John Miller.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Presiden SBY menyadari banyaknya kritikan yang ditujukan kepadanya. Menurutnya ia menghargai perbedaan pendapat serta akan berupaya lebih keras untuk mendorong toleransi di Indonesia.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
“Masih ada sejumlah kejadian yang belum mencerminkan kerukunan hidup beragama, itu saya akui,” ujar Presiden. Menurutnya hal itu justru harus membuat kita bekerja lebih keras, lebih serius dan lebih efektif untuk memperbaki hal yang belum berjalan dengan baik di negeri kita.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Ia menambahkan alasan pemberian penghargaan lebih ditujukan bagi kemajuan demokrasi, membangun dialog serta komitmennya sebagai presiden dalam membangun proses perdamaian.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Sejumlah tokoh penerima penghargaan sebelumnya mencakup tokoh-tokoh dunia seperti mantan perdana menteri Inggris, Gordon Brown, mantan presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak dan perdana menteri Kanada saat ini, Stephen Harper.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Menjelang masa jabatan sembilan tahun, SBY telah dipuji atas upayanya memerangi terorisme dan membantu menciptakan stabilitas politik menyusul penggulingan Suharto pada 1998. Pemerintahan SBY turut serta mengakhiri konflik separatis yang telah terjadi bertahun-tahun di Aceh. Presiden SBY pun dipuji atas kepemimpinannya di wilayah Asia Tenggara, contohnya, dalam memungkinkan adanya solusi damai atas perselisihan wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja pada 2011.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Sementara aktivis setempat memuji langkah-langkah SBY, mereka mengatakan Presiden SBY belum melakukan upaya yang cukup dalam melindungi hak-hak semua warga, khususnya mengenai masalah perbedaan-perbedaan antar umat beragama.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Kekerasan beragama masih sering terjadi di Indonesia. Mereka merujuk kepada insiden seperti yang terjadi pada Februari 2011, di mana ratusan orang, beberapa diantaranya membawa golok, menyerang rumah seorang pemuka agama Ahmadiyah, yang dianggap oleh kelompok Islam tertentu sebagai aliran sesat. Saat itu, polisi tak terlihat di lapangan. Kepala kepolisian Cikeusik beserta dua anggota senior lainnya dipecat seminggu setelah insiden tersebut. Tiga orang dinyatakan bersalah dalam aksi penyerangan tersebut, dijatuhkan hukuman penjara selama 3,5 tahun.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Sementara itu, sekelompok orang juga dinyatakan bersalah karena menyerang dan membakar rumah-rumah komunitas Syiah di Madura pada tahun 2011 dan 2012. Mereka dijatuhi hukuman penjara antara 8 sampai 10 bulan.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Banyak orang yang menganggap hukuman tersebut terlalu ringan, terutama jika dibandingkan hukuman bagi jenis kejahatan “minor” lainnya, seperti hukuman penjara 5 tahun bagi pencuri sendal jepit di Palu, Sulawesi Tengah.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat sebelumnya juga pernah menyuarakan pandangan yang serupa dengan kelompok HAM.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Menurut Hendardi, ketua Setara Institute, mayoritas penduduk Muslim di Indonesia masih moderat, sementara konflik-konflik yang terjadi disebabkan oleh sekelompok kecil Musim bergaris keras.</div>
<div style="font-size: 1.5em; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 8px; margin-right: 8px; padding: 0px;">
Namun, tambahnya, jumlah konflik beragama semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena pemerintah dinilai gagal mengambil langkah yang tegas. Jumlah konflik beragama di Indonesia naik menjadi 264 pada tahun 2012, dari 135 pada tahun 2007, menurut data Setara Institute.</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
SENIN, 03 JUNI 2013 | 13:16 WIB
Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100
<br />
TEMPO.CO, Washington DC - Pada Kamis malam, 30 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima penghargaan “World Statesman Award” atau “Anugerah Negarawan Dunia” dari The Appeal of Conscience Foundation di Hotel Pierre, New York. SBY mendapat penghargaan atas upaya menggalang perdamaian dan memimpin Indonesia menjadi masyarakat demokratis yang menolak ekstremisme.
<br />
Di luar hotel, sekitar 60 orang menyambut kedatangan Presiden SBY dengan melambai-lambaikan bendera merah-putih dan bertepuk tangan sambil bersorak. Sumber Tempo menyebutkan, acara penyambutan ini tidak dilakukan dengan cuma-cuma.
<br />
"Kami diberi US$ 100 per orang," ujar seorang pemuda yang turut menyambut Presiden SBY ketika itu. Sayangnya pemuda ini menolak menyebutkan namanya. Dia juga tak mau menceritakan siapa yang menawarkan uang itu kepadanya dan bagaimana uang itu dibagikan. Pemuda itu hanya menjelaskan bahwa banyak temannya menolak tawaran itu karena kesibukan di tempat kerja masing-masing.
<br />
Selain mendapat uang, kata pemuda itu, para pendukung World Statesman Award untuk Presiden SBY juga mendapat fasilitas antar-jemput dari kediaman ke Hotel Pierre. Tapi lagi-lagi, pemuda itu tak menjelaskan berapa orang yang dijemput ke hotel mewah itu dan naik mobil apa.
<br />
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tenne, mengatakan kabar dukungan berbayar itu tidak benar. "Itu hanya rumor, tidak benar," kata Tenne ketika dihubungi Sabtu, 1 Juni 2013. Dia mengatakan, tidak ada perintah dari Kementerian Luar Negeri untuk mengerahkan orang Indonesia di Amerika.
<br />
VICTORIA SIDJABAT (WASHINGTON DC) | SUNDARI (JAKARTA)
<br />
<h1>
<span style="background-color: white; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 24px;">SBY Khusnul Khatimah Kalau Tolak Penghargaan ACF</span></h1>
<span style="background-color: white; color: #009900; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: x-small; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Minggu, 02 Juni 2013 , 22:58:00 WIB</span><br />
<div align="left" style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">Laporan: Ihsan Dalimunthe</span></div>
<br style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;" />
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: white; color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; width: 110px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;" width="100"><div align="center" class="captionnews" style="color: red; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 9px; line-height: 1em; margin: 0px; padding: 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"></b></b></div>
</td><td style="margin: 0px; padding: 0px;" width="10"> </td></tr>
<tr height="12" style="margin: 0px; padding: 0px;"><td colspan="2" style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<table align="right" cellpadding="10" cellspacing="10" style="background-color: white; color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 0.8em; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">RMOL. </b>Presiden SBY gagal mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penghargaan negarawan dunia yang diterimanya dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) atas penilaian mampu menjaga toleransi dalam berbangsa dan bernegara hanyalah lelucon yang mengerikan.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Demikian disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens kepada wartawan di Restaurat Pulau Dua, Jakarta, Minggu (2/6).<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Alasannya menurut Boni, pada saat yang bersamaan saat penghargaan itu diberikan di Indonesia masih terjadi perusakan, pembakaran, diskriminasi bahkan pembunuhan terhadap muslim Ahmadiyah, Syiah, dan pengrusakan gereja-gereja. Seharusnya menurut dia, sebagai presiden yang memang punya jiwa refleksi, SBY menolak penghargaan dengan mengatakan bahwa dirinya gagal mengawasi situasi toleransi di Indonesia.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Seharusnya dia bilang, 'Saya lemah mengawasi, saya nyatakan kepada seluruh dunia, demi Indonesia saya tidak pantas menerima penghargaan ini. Tapi saya berjanji akan membuat Indonesia makin toleran ke depan'," ujar Boni.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Namun, apalah daya SBY tetap menerima penghargaan itu. Padahal kata Boni, seandainya SBY melakukan pengakuan seperti tadi, otomatis SBY akan mengakhiri jabatan dengan khusnul khatimah dan baik buat Partai Demokrat.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Lebih lanjut Boni mengatakan tidak ada kata terlambat dengan waktu tinggal setahun menjelang 2014. SBY diharapkan Boni harus gentle mengakui dosa-dosa dan ketidakmampuannya kepada bangsa Indonesia.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"SBY harus berani bilang 'Saya berdiri di awal 2004 mimpi besar bangun Indonesia baik. Tapi ternyata saya gagal untuk merubah sistem yang masih tidak terbangun dengan baik. Saya akui 10 tahun belum behasil menepati janji Indoneisa bebas atas korupsi, mohon dimaafkan segala dosa saya karena tidak bisa membuat menteri-menteri bebas dari korupsi. Saya harap figur baru di 2014 mampu membangun sitem yang sempurna untuk Indonesia lebih baik'," ucap Boni menirukan.<b style="margin: 0px; padding: 0px;">[dem]</b></div>
<h1>
<span style="background-color: white; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large; line-height: 24px;">Rektor Paramadina Sebut SBY Layak Dapatkan Penghargaan dari AS</span></h1>
<span style="background-color: white; color: #009900; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: x-small; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">Minggu, 02 Juni 2013 , 21:06:00 WIB</span><br />
<div align="left" style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: blue; margin: 0px; padding: 0px;">Laporan: Widian Vebriyanto</span></div>
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: white; color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px; width: 110px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td align="center" style="margin: 0px; padding: 0px;" width="100"><br /></td><td style="margin: 0px; padding: 0px;" width="10"> </td></tr>
<tr height="12" style="margin: 0px; padding: 0px;"><td colspan="2" style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<table align="right" cellpadding="10" cellspacing="10" style="background-color: white; color: black; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 0px;"><tbody style="margin: 0px; padding: 0px;">
<tr style="margin: 0px; padding: 0px;"><td style="margin: 0px; padding: 0px;"></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: 0.8em; line-height: 1.4em; padding: 0px 20px 8px 0px;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">RMOL.</b> Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang layak mendapatkan 2013 World Statesman Award dari yayasan nirlaba Amerika Serikat, The Appeal of Conscience Foundation (ACF).<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Ia tidak mau mengatakan pengahargaan itu layak atau tidak, karena faktanya Presiden SBY sudah menerima itu. Artinya, kata Anis, secara tersirat SBY dipandang AFC sudah layak untuk mendapatkan penghargaan itu.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Sudah diberikan. Itu fakta. Sekarang adalah tunaikan apa yang menjadi apresiasi disitu," kata dia kepada wartawan usai menghadiri acara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Perpustakaan Negara, Jakarta. (Minggu,2/6).<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
Ia hanya berharap presiden bisa mempraktekkan penghargaan itu, yaitu dengan membuat kebijakan yang mampu menyelesaikan konflik kebebasan beragama di Indonesia.<br />
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />
"Ya, mudah-mudahan beliau kemudian mempraktekkan dalam pemerintahannya ke depan," tandasnya.<b style="margin: 0px; padding: 0px;"> [ian]</b></div>
<div class="story">
<h1>
Minority groups ask Yudhoyono to turn down religious freedom award</h1>
<div class="byline">
Ina Parlina, The Jakarta Post, Jakarta | National | Sat, May 11 2013, 8:56 AM </div>
<br />
<div class="teaser">
<span class="inline inline-none"><span class="caption" style="width: 510px;"><b>Call for change: </b>People
claiming to be victims of religious discrimination stage a peaceful
rally in front of the Presidential Advisory Council in Jakarta on
Friday. They said the country was failing to protect religious
minorities. <b>(Antara/Yudhi Mahatma)</b></span></span><br />
A
coalition of minority groups, who have long suffered persecution, are
calling on President Susilo Bambang Yudhoyono to end their plight before
accepting an award from a US-based group for upholding religious
freedom. <br />
<br />
A New York-based interfaith organization, Appeal of
Conscience Foundation (ACF), is planning to present Yudhoyono with the
World Statesman Award on May 30 in New York, when the President will be
on a working visit, in recognition of his work in supporting human
rights and religious freedom.<br />
<br />
The coalition, which includes
followers of the Shia and Ahmadiyah minority sects, members of
indigenous faith Sunda Wiwitan, as well as congregations from the Yasmin
Indonesian Christian Church (GKI) and the Filadelfia Batak Christian
Protestant Church, met with Albert Hasibuan, the presidential advisor on
human rights, on Friday to convey their message to the President.<br />
<br />
The
coalition also staged a rally in front of the United States Embassy in
Jakarta on Monday to protest the ACF’s choice of Yudhoyono for the 2013
award. The coalition requested that the US Embassy relay their message
to President Barack Obama and the ACF.<br />
<br />
“Before you are given the
award, you should be able to act decisively to uphold religious freedom
in Indonesia as stipulated in the 1945 Constitution,” Bona Sigalingging
of GKI Yasmin said as he read a statement to Albert in front of his
office on Friday.<br />
<br />
Local rights groups, including the National
Alliance of Unity in Diversity (ANBTI), the Setara Institute and the
Wahid Institute, also joined the move, saying the award was an insult to
victims of religious persecution.<br />
<br />
ANBTI coordinator Nia
Sjarifudin called on Yudhoyono to be honest on the international stage.
“We would appreciate it if the President no longer turned a blind eye to
our plight. The world has acknowledged the religious persecution in
Indonesia. Settle the matter with dignity, not by accepting some
international award,” she said.<br />
<br />
The President, critics have said, has yet to be effective in addressing the growing intolerance in the country. <br />
<br />
In
his closing speech during a Cabinet meeting at the Presidential Office
on Wednesday, Yudhoyono repeated his statement that the government
wanted to intensify measures to handle such conflicts and he admitted
that “there are still social conflicts [in the country]”. However, he
also said he wanted regional administrations “to be at the forefront in
handling such issues” and “not to deny such responsibility”.<br />
<br />
On
Tuesday, Yudhoyono said he had instructed administrations to settle such
incidents swiftly. “Don’t create an impression of omission; everyone
must be responsible and take action until the problems are solved.”<br />
<br />
The
Wahid Institute, which promotes pluralism and peaceful Islam, revealed
that religious intolerance in the country had grown steadily in the last
four years. Its report shows that religious intolerance cases in 2012
stood at 274, up from 267 in 2011. In 2010, the institute recorded 184
cases and 121 cases in 2009.<br />
<br />
In a separate report released in
late February, New York-based Human Rights Watch (HRW) said Yudhoyono
had been inconsistent in defending religious freedom, and that the
government had been complicit in the persecution of religious minorities
by failing to enforce laws and issuing regulations that breached
minority rights.<br />
<br />
Building permit issues have been the most cited
reasons to justify discrimination against religious minorities, while
blasphemy has often been used against Islamic minorities, such as
Shiites and the Ahmadis.<br />
<br />
The Bogor administration ignored a
Supreme Court ruling that stipulated that the building permit for GKI
Yasmin’s church was legal and ordered the Bogor administration to reopen
the building.<br />
<br />
Followers of nondenominational faiths have also
said they could not obtain identity cards due to their faith and,
therefore, could not apply for work.<br />
<br />
“I will convey the message to the President soon,” Albert said.</div>
</div>
<div class="submitted">
Selasa, 25 Desember 2012 | 14:57 WIB</div>
<h1 class="title">
SBY Tak Hadiri Misa Natal Filadelfia dan Yasmin </h1>
<div class="zoom-font">
<a class="fontBesar" href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/25/173450305/SBY-Tak-Hadiri-Misa-Natal-Filadelfia-dan-Yasmin#" title="Perbesar huruf"></a><br /></div>
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span>
- Jemaat dari dua gereja di Bogor dan Bekasi, Selasa, 25 Desember 2012,
siang tadi menggelar misa Natal di depan Istana Presiden. Hal ini
mereka lakukan setelah tempat ibadahnya disegel oleh pemerintah
daerahnya. <br />
<br />
Dalam misa di bawah terik mentari itu, panitia misa
menyediakan kursi dan meja untuk Presiden SBY dan istri. Sayangnya saat
misa berakhir, Presiden dan Ibu Negara tidak tampak di depan jemaat
gabungan dari <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/25/173450303/Filadelfia-dan-Yasmin-Rayakan-Natal-di-Depan-Istana" target="_blank">Gereja GKI Taman Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Tambun, Bekasi</a>. <br />
<br />
Sekitar
150 peserta misa mengaku kecewa atas ketidakhadiran SBY. "Kami sudah
kirim undangan resmi ke Presiden SBY. Tadi pagi di Gereja dia juga tak
datang. Siang ini juga tak tampak batang hidungnya," kata Bonar
Sigalingging, juru bicara YKI Yasmin.<br />
<br />
Misa Natal yang berlangsung
di depan Istana ini merupakan kali ketiga mereka lakukan. Dua tahun
sebelumnya, menurut Bonar, mereka terpaksa melakukan hal serupa karena
adanya larangan beribadah oleh pihak Pemkot Bogor. Dalam misa Natalnya,
jemaat juga membawa spanduk besar bertuliskan "Save Pacefull Indonesia
Pray With GKI Yasmin for Unity in Diversity".<br />
<br />
"SBY sebagai orang yang memiliki kewenangan besar seharusnya dapat menjadikan<a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/24/173450159/Komnas-HAM-Dukung-Ibadah-Natal-GKI-Yasmin" target="_blank"> Natal tahun ini</a>
sebagai simbol kebebasan beribadah bagi setiap warganya," kata Bonar di
sela-sela misa Natal yang dipimpin oleh Pendeta Filadelfia HKBP, Falti
Panjaitan.<br />
<br />
Muhammad Subhi Azhari, kepala program advokasi Wahid
Institute, meminta pemerintah untuk bijak dalam melihat persoalan antara
Jemaat dari dua gereja dan pemerintah daerah di Bogor dan Bekasi.
Kepada jemaat, Subhi Azhari meminta mereka tetap solid dalam
memperjuangan hak-hak kebebasan beragama. <br />
<br />
"Kami sudah dua tahun
mendampingi mereka, sayangnya belum ada titik terang. Kita tidak boleh
menyerah, kita tunggu hingga pergantian pemerintahan," ujarnya, di
hadapan jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia. <br />
<br />
Jemaat
Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin untuk ketiga kalinya tak bisa
menjalankan misa Natal di bangunan gereja mereka yang berdiri di Jalan
KH Abdullah bin Nuh Nomor 31, Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor
Barat, Jawa Barat. Mereka terpaksa menunaikan ibadah di salah satu rumah
anggota jemaat.<br />
<br />
Adapun masalah bangunan gereja antara jemaat GKI
Yasmin dengan Wali Kota Bogor hingga kini belum tuntas. Penyebabnya,
Wali Kota tak mau mematuhi putusan Mahkamah Agung dan Komisi Ombudsman
RI atas bangunan gereja. Hingga kini bangunan gereja masih disegel
Pemerintah Kota Bogor.<br />
<br />
Wali Kota Bogor justru memberi usul
relokasi bangunan gereja ke Jalan Doktor Sumeru 33, Kota Paris, Bogor.
Atas sikap Wali Kota ini, jemaat tidak bisa melaksanakan ibadah Natal di
gereja mereka sejak 2010 lalu. <br />
<br />
<b>PARLIZA HENDRAWAN</b><br />
<div class="submitted">
Selasa, 25 Desember 2012 | 09:10 WIB</div>
<h1 class="title">
Untuk GKI Yasmin, Jawa Barat Siapkan Rp 10 Miliar </h1>
<div class="zoom-font">
<a class="fontBesar" href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/25/058450264/Untuk-GKI-Yasmin-Jawa-Barat-Siapkan-Rp-10-Miliar#" title="Perbesar huruf"></a><br /></div>
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span style="color: #666666;"><b>Bandung - </b></span>Gubernur Jawa Barat <a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/742/Ahmad-Heryawan" target="_blank">Ahmad Heryawan</a> mengatakan penanganan masalah <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/01/24/173379395/Masalah-GKI-Yasmin-Jadi-Catatan-Dunia" target="_blank">Gereja Kristen Indonesia Yasmin</a>
kini dilakukan Kementerian Dalam Negeri. Namun begitu, ia memastikan
Provinsi Jawa Barat siap membantu penanganan lewat dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013 <br />
<br />
"Konspep penanganan
gereja Yasmin secara permanen sudah ditangani Kemendagri bukan oleh
provinsi lagi. Tapi Provinsi siap backup Rp 10 miliar untuk penyelesaian
tahun 2013 nanti," kata Heryawan di sela kunjungan ke sejumlah gereja
di Kota Bandung Senin malam, 24 Desember 2012. <br />
<br />
Dana sebesar itu,
lanjut dia, dapat digunakan untuk pengadaan lahan pembangunan gereja
yang baru. Selain dari Provinsi, Heryawan menambahkan bantuan dana
relokasi juga akan dipasok Pemrintah Kota Bogor, sekitar Rp 2 miliar.<br />
<br />
Adapun soal <a href="http://www.tempo.co/read/news/2011/12/13/083371489/Dua-Alasan-GKI-Yasmin-Tolak-Relokasi" target="_blank">keinginan jemaat Gereja Kristen Indonesia Yasmin Kota Bogor untuk tetap menggunakan bangunan gereja Jalan KH Abdullah bin Nuh 31</a>, ia serahkaan kepada Walikota Bogor dan aparat kemanan.<br />
<br />
Sebelumnya, Komnas HAM melayangkan surat rekomendasi yang meminta Wali
Kota Bogor, Diani Budiarto, mengizinkan jemaat GKI Yasmin untuk
menjalankan ibadah Natal 25 Desember 2012 di bangunan gereja Jalan KH
Abdullah bin Nuh Nomor 31, Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat.
Surat ini ditembuskan antara lain kepada Gubernur Jawa Barat. <br />
<br />
<b>ERICK P. HARDI</b> <br />
<br />
<b></b><br />
<div id="blok-share">
<div class="twitter-share">
</div>
<div class="twitter-share">
<div class="fb-share-button fb_iframe_widget" data-type="button_count">
<span style="height: 18px; width: 88px;"></span></div>
</div>
<div class="fb-share" style="float: left;">
<div class="fb-like fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" data-href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/25/058450264/Untuk-GKI-Yasmin-Jawa-Barat-Siapkan-Rp-10-Miliar" data-layout="button_count" data-send="true" data-show-faces="true" data-width="125">
<span style="height: 20px; width: 126px;"></span></div>
</div>
<div class="google-share">
</div>
</div>
<div id="div-gpt-ad-1345104493804-1" style="height: auto; width: 336px;">
</div>
<br />
<div class="banner clearfix" id="banner-bawah">
<div class="block-inner" id="banner-bawah-inner">
<div id="div-gpt-ad-1344932689699-1" style="height: auto; width: 940px;">
</div>
</div>
</div>
<div class="submitted">
Selasa, 25 Desember 2012 | 10:19 WIB</div>
<h1 class="title">
Malam Natal, GKI Yasmin Diawasi Preman Berjubah</h1>
<div class="zoom-font">
<a class="fontBesar" href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/25/078450272/Malam-Natal-GKI-Yasmin-Diawasi-Preman-Berjubah#" title="Perbesar huruf"></a><br /></div>
<span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <b>Bogor</b> - Meski sudah menggelar kebaktian malam Natal, Selasa, 24 Desember 2012, di rumah seorang warga secara sembunyi-sembunyi, <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/01/24/173379395/Masalah-GKI-Yasmin-Jadi-Catatan-Dunia" target="_blank">jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin belum juga bisa menunaikan ibadah</a> dengan tenang. Misa mereka tetap diawasi sekelompok orang dengan tindak-tanduk mencurigakan. <br />
<br />
Reporter <i>Tempo</i>
turut menghadiri misa Natal GKI Yasmin di sebuah rumah yang
dirahasiakan di kawasan Bogor, bersama sejumlah jurnalis lain. Sejumlah
pegiat hak asasi manusia juga hadir. Tampak <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/24/173450159/Komnas-HAM-Dukung-Ibadah-Natal-GKI-Yasmin" target="_blank">Komisioner Komisi Nasional Perempuan Andy Yentriani dan Direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Febionesta</a>. <br />
<br />
"Tadi
ada sekelompok orang berjubah yang lewat di depan rumah," kata seorang
jemaat GKI Yasmin, Jayadi Damanik, di lokasi kebaktian. Keempat orang
berjubah itu mengendarai dua sepeda motor. Mereka memperlambat laju
kendaraan persis di depan rumah tempat kebaktian.<br />
<br />
<a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/12/24/173450192/Wahid-Institute-Minta-Wali-Kota-Jamin-GKI-Yasmin" target="_blank">Sejak bangunan gereja disegel Pemerintah Kota Bogor</a>,
jemaat GKI Yasmin memang harus menggelar kebaktian mingguan di rumah
warga. Itu pun tak terbebas dari intimidasi. Kadang, massa anti-GKI
Yasmin berhasil menemukan lokasi mereka. "Kadang mereka berhasil
mendeteksi, kadang tidak," kata Jayadi.<br />
<br />
Pada misa malam Natal,
ada 70 jemaat yang terlihat khusyuk beribadah selama kurang lebih dua
jam. Kebaktian malam Natal dipimpin Penatua Alexander Paulus. <br />
<br />
<b>PRIHANDOKO</b><br />
<div class="date pb5">
Selasa, 25/12/2012 19:48 WIB </div>
<h1 class="l_blue2_detik">
Menag: GKI Yasmin & HKBP Filadelfia Itu Masalah Hukum </h1>
<div class="author">
<b>Pandu Triyuda</b> - detikNews</div>
<div>
</div>
<div class="leftside">
<div class="banner_inside_article">
<div class="banner_reg">
<ins style="border: none; display: inline-table; height: 600px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="border: none; display: block; height: 600px; margin: 0; padding: 0; position: relative; visibility: visible; width: 160px;"></ins></ins><div id="beacon_cf6cfbac57" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=30555&campaignid=4402&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http://news.detik.com/read/2012/12/25/194812/2126463/10/menag-gki-yasmin-hkbp-filadelfia-itu-masalah-hukum?9922032&referer=http://www.detik.com/&cb=cf6cfbac57" style="height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
<div class="googleads">
</div>
</div>
</div>
<div class="pic_artikel">
</div>
<b>Jakarta</b> - Menteri Agama Suryadharma
Ali menegaskan bahwa permasalahan yang dialami GKI Yasmin dan HKBP
Filadelfia adalah permasalahan hukum. Menanggapi aksi jemaat keduanya di
depan Istana Merdeka Jakarta, Suryadharma menanggapi bahwa permasalahan
tersebut tidak perlu dibawa ke ranah politik.<br />
<br />
"Kalau
persoalannya hukum harus ke hukum. Jangan masalah-masalah rumah ibadah
dibawa ke ranah politik," kata Suryadharma usai menjenguk cucu Presiden
SBY di RS Pondok Indah, Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan,
Selasa (25/12/2012).<br />
<br />
Siang tadi, jemaah GKI Yasmin Bogor dan HKBP
Filadelfia Bekasi melakukan misa Natal di depan Istana Merdeka, Jl
Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Mereka melakukan aksi tersebut
karena tidak bisa beribadah di gereja mereka masing-masing. Suryadharma
menilai bahwa permasalahan yang mereka alami sesungguhnya adalah perkara
Izin Mendirikan Bangunan (IMB).<br />
<br />
"Seperti bang Faridz (Djan
Faridz, Menpera-red) ini pengurus NU di Jakarta, beliau semisalnya belum
dapat izin mendirikan masjid, tapi nggak demo di Istana. Itu masalah
IMB. Kalau IMB-nya belum terpenuhi, selesaikanlah permasalahannya secara
administrasi," kata Suryadharma yang didampingi Menteri Perumahan
Rakyat Djan Faridz. <br />
<br />
Menteri Agama yang juga Ketum PPP ini
mengimbau agar permasalahan ini segera diselesaikan agar tidak menjadi
berlarut-larut. Namun demikian, dia menyarankan bahwa permasalahan ini
jangan ditarik ke ranah politik.<br />
<br />
"Jangan dipolitisasikan. Pemerintah tidak membiarkan itu terjadi," pungkasnya.<br />
<br />
<b> (rmd/nwk)</b><br />
<h1>
Masyarakat Indonesia Makin Tidak Toleran?</h1>
<h3>
Survei mengungkap banyak warga tak nyaman bertetangga beda agama.</h3>
<div class="date">
Minggu, 21 Oktober 2012, 18:23
Bayu Galih, Alfin Tofler </div>
<div class="content-images-details">
</div>
<div class="others-menu">
<div class="title">
BERITA TERKAIT</div>
<div class="others-menu-image">
</div>
</div>
<div id="vivafbfanpage">
<div id="fbfanpage" style="margin: 0 0 0 0;">
<div class="fb-like fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" data-href="http://www.facebook.com/VIVAnewscom" data-layout="button_count" data-send="false" data-show-faces="false" data-width="45">
<span style="height: 20px; width: 71px;"></span></div>
</div>
<div id="twitterfanpage" style="margin: -20px 0 0 100px;">
</div>
</div>
<div class="isiberita">
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
<b>VIVAnews</b>
-Lingkaran Survei Indonesia dan Yayasan Denny JA mengungkap hasil
survei mengejutkan mengenai kehidupan antar-umat beragama di Indonesia.
Survei itu mengatakan mayoritas masyarakat di Indonesia merasa tidak
nyaman jika hidup berdampingan, dan bertetangga dengan yang berbeda,
baik itu beda agama juga beda orientasi seksual.<br />
<br />
Sebanyak 15,1
persen responden mengaku tidak nyaman hidup berdampingan dengan tetangga
berbeda agama. Angka intoleran terhadap aliran yang dianggap sesat
lebih tinggi lagi. Sebanyak 41,8 persen mengaku tak nyaman bertetangga
dengan aliran Syiah. Sedangkan 46,6 persen mengatakan tak nyaman dengan
Ahmadiyah.</div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
Tapi angka intoleransi
terbesar adalah terhadap komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan
Transgender). "Yang paling tinggi, terhadap homoseksual yang mencapai
80,6 persen," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, saat merilis hasil survei
ini di Jakarta, Minggu, 21 Oktober 2012.<br />
<br />
Secara umum, angka
tingkat intoleransi ini meningkat dibanding tahun lalu. Mulai dari
berbeda agama (dari 8,2 menjadi 15,1 persen), penganut Syiah (dari 26,7
menjadi 41,8 persen), penganut Ahmadiyah (dari 39,1 persen menjadi 46,6
persen), dan komunitas LGBT (dari 64,7 persen menjadi 80,6 persen).<br />
<br />
Selain
angka tersebut Sopa lebih lanjut menjelaskan toleransi masyarakat
terhadap penggunaan kekerasan sebagai salah satu cara dalam menegakkan
prinsip agama juga meningkat. Tahun 2005 tercatat penggunaan kekerasan
hanya diterima oleh 9,8 persen, tapi kini menjadi 24 persen pada tahun
2012.<br />
<br />
Sedangkan Direktur Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar,
menyatakan berdasarkan data dari Wahid Institute jumlah kekerasan atas
nama agama juga semakin meningkat dari tahun 2010 ke 2011 dari 62
menjadi 92 kasus.<br />
<br />
<b>Pendidikan rendah</b><br />
Ardian
Sopa mengungkapkan, pengambilan data untuk survei ini dilakukan pada
tanggal 1 - 8 Oktober 2012 dengan jumlah responden sebanyak 1200.
Survei, dijelaskan Sopa, menggunakan metode wawancara melalui tatap muka
dan <i>margin of error</i> diperkirakan sekitar plus minus 2,9 persen. <br />
<br />
Menariknya,
hasil survei juga mengungkap sikap intoleran juga dipengaruhi dengan
tingkat pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan orang Indonesia
maka ia akan cenderung mempunyai sikap toleransi yang rendah, dan yang
berpendidikan tinggi cenderung lebih toleran.<br />
<br />
Dari survei
tersebut penduduk dengan pendidikan SMA ke bawah tidak merasa nyaman
bertetangga dengan orang yang berbeda agama sebesar 67,8 persen, dengan
aliran Syiah sebesar 61,2 persen, dengan penganut Ahmadiyah sebesar 63,1
persen, dan dengan homoseksual sebesar 65,1 persen. <br />
<br />
Sedangkan mereka yang berpendidikan tinggi atau minimal pernah kuliah angkanya di bawah 35 persen untuk tiap kategori.<br />
<br />
Tinggi
dan rendahnya penghasilan responden juga diketahui memiliki pengaruh ke
sikap intoleransi. Tercatat responden dengan penghasilan di bawah 2
juta, angka penolakan terhadap mempunyai tetangga yang berbeda agama
sebesar 63,4 persen, penganut Syiah sebesar 57,8 persen, penganut
Ahmadiyah sebesar 61,2 persen, dan homoseksual sebesar 59,1 persen.<br />
<br />
"Dari
survei ini juga terlihat laki-laki dalam semua perbedaan yang disurvei,
cenderung lebih intoleran dibandingkan dengan perempuan," kata Ardian.<br />
<b><br />Peringatan</b><br />
<br />
Menanggapi
hasil survei ini, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim
menyatakan prihatin atas tingginya angka intoleransi terhadap perbedaan.
Menurut Ifdhal, hasil riset pun bisa dijadikan peringatan agar sikap
intoleransi tak tumbuh di Indonesia.<br />
<br />
"Kondisi semakin
memprihatinkan karena sikap intoleransi itu juga disertai dengan
kekerasan. Hasil riset ini bisa dijadikan peringatan bagi pengambil
kebijakan," ucap Ifdhal, saat dihubungi VIVAnews, Minggu, 21 Oktober
2012.<br />
<br />
Hasil survei juga mengungkap bahwa responden mengaku tidak
puas dengan kinerja Presiden, pemerintah, politisi, juga polisi, dalam
kasus terkait perbedaan paham agama. "Mayoritas responden, bahkan lebih
dari 50 persen, mengaku tidak puas dengan kinerja presiden, politisi dan
polisi dalam memberikan perlindungan keamanan dan hak azasi
masyarakat," ucap Direktur Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar.<br />
<br />
Menanggapi
itu, Ifdhal pun memahami jika banyaknya terjadi kasus kekerasan juga
dianggap sebagai bentuk kegagalan pemerintah. Ifdhal kemudian
mengatakan, butuh kerjasama semua pihak menumbuhkan toleransi beragama
di Indonesia. "Agar tidak ada yang menyederhanakan masalah dan
menciptakan situasi kondusif bagi sikap toleransi terhadap perbedaan,"
ujar Ifdhal.<br />
<br />
<b>Tantangan pemerintah</b></div>
<div style="font-size: 14px; line-height: 21px;">
Wakil Menteri Agama
Nasarudin Umar bahwa hasil survei ini akan jadi tantangan bagi
pemerintah. "Tantangan yang patut dijawab dengan kematangan dalam
kehidupan beragama," ucap Wamenag, saat dihubungi <i>VIVanews</i>, Minggu, 21 Oktober 2012.<br />
<br />
Meski
begitu, Nasarudin juga mengatakan agar semua pihak introspeksi jika
terjadi kasus kekerasan dalam beragama. Sebab kekerasan itu ada sebab
dan akibatnya.<br />
<br />
Hasil survei pun, menurut Nasarudin, ikut
dipengaruhi kondisi tertentu di masyarakat dan tak mencerminkan
masyarakat Indonesia secara umum. "Ini fluktuatif, tergantung keadaan.
Tapi ini memang tantangan," ucapnya.(np)</div>
</div>
Christy Jesusyhttp://www.blogger.com/profile/02508706310941291868noreply@blogger.com0