Sabtu, 20 Maret 2010

masa depan adalah masa kini

Kunci Jawaban UN Dihargai Rp 70 Ribu
Untuk kunci jawaban tersebut, disebarkan melalui pesan singkat melalui ponsel.
SABTU, 20 MARET 2010, 15:56 WIB
Arry Anggadha

Ujian nasional (Unas) (Fiqih Arfani | Surabaya Post)
BERITA TERKAIT
Rp3,5 Miliar Untuk Mobdin Pejabat Probolinggo
Polisi Jaga Soal Ujian Nasional
Air Bengawan Solo Naik, Tuban Siaga Tiga
Pemantau Unas Bisa Masuk Ruang
Pasca Operasi Caesar, Koma 2 Tahun Lebih
Web Tools

SURABAYA POST - Berbagai cara dilakukan siswa agar lulus menghadapi Ujian Nasional (Unas). Mulai dari ikhtiar positif seperti menggiatkan belajar dengan mengikuti berbagai bimbingan belajar dan berdoa hingga cara-cara curang dan kotor. Kadang ada yang memilih salah satu dari cara tersebut, tapi tak sedikit juga yang melakukan keduanya.

Seperti yang dilakukan Ani (bukan nama sebenarnya) mantan siswi SMA Negeri di daerah Surabaya Selatan ini mengaku terang-terangan melakukan kedua cara, positif juga negatif. Gadis yang lulus SMA pada 2009 lalu ini mengaku tidak berhenti belajar menghadapi Unas. Selain tambahan pelajaran yang didapatnya dari sekolah, bimbingan belajar di luar sekolah pun tak lupa dilakoninya.

Meski demikian, gadis berambut pendek ini mengaku tidak mempunyai cukup nyali menghadapi Unas tahun lalu. Ketika seorang teman yang menuntut ilmu di sekolah yang sama menawari kunci jawaban yang diklaim asli, gadis manis ini pun langsung menyanggupi.

“Waktu itu saya ditawari teman kunci jawaban yang katanya akan dikirim melalui SMS saat ujian,” ujarnya. Ani pun langsung mengiyakan tawaran tersebut meski dia harus merogoh dana sekitar Rp 70 ribu.

Biaya yang harus dibayarkan sebesar Rp 70 ribu itu diakui Ani didapat dari pembagian jumlah total yang harus dibayar untuk bocoran soal tersebut. “Jadi ceritanya ada yang jual kunci jawaban itu, saya lupa tepatnya tapi kalau tidak salah harganya sekitar Rp 3 juta,” katanya.

Dari jumlah itu, dibagi per jurusan, IPA dan IPS, serta dibagi jumlah siswa yang mau ikut mendapatkan kunci jawaban tersebut.

“Dari jumlah itu, akhirnya didapat jumlah yang harus dibayarkan sekitar Rp 70 ribu per siswa per jurusan,” cerita Ani yang mengambil Jurusan IPA ini.

Untuk kunci jawaban tersebut, dikatakan Ani disebarkan melalui pesan singkat melalui ponsel. “Jadi sekitar 15 menit sebelum ujian dimulai, satu orang siswa yang dipercaya untuk masing-masing jurusan, mendapat kunci jawaban dari si sumber. Kunci jawaban itu lalu disebarkan ke teman yang lain,” urainya.

Cara penyebarannya pun cukup tradisional yakni kunci jawaban ditulis di selembar kertas.

Diakui Ani, meski sudah mendapat kunci jawaban, dirinya tidak serta merta menuliskannya di lembar jawaban ujian nasional (LJUN). “Ya saya coba kerjakan beberapa soal dulu tanpa melihat kunci, lalu saya cocokkan. Ternyata hasilnya banyak yang sama, “ujarnya.

Ani pun mengaku mendapat nilai total 48, untuk enam mata pelajaran. Cara-cara curang seperti yang dilakoni Ani tersebut masih dipercaya banyak orang akan kembali terjadi tahun ini. Meski demikian, Dinas Pendidikan (Dispendik) dan kepolisian menjamin tidak akan ada lagi kebocoran serupa.

“Semua celah yang bisa mengakibatkan kebocoran itu terjadi sudah kami tutup dan kami yakin Unas tahun ini akan jauh lebih bersih,” kata Kadispendik Jatim, Suwanto.

Mantan Kepala Dinas Infokom Jatim itu sudah menyiapkan sanksi tegas bagi siapa pun yang mencoba mencurangi pelaksanaan Unas. Dia juga menegaskan bila ada kunci jawaban beredar sebelum Unas selesai, bisa dipastikan kunci jawaban tersebut adalah palsu.

Namun justru ‘kunci jawaban palsu’ inilah yang diakui Ani dan banyak kawan-kawannya meloloskan mereka dari lubang jarum Unas tahun lalu. Apakah ‘kunci’ itu juga yang akan meloloskan adik-adik mereka? Tak ada yang tahu.


Laporan: Denny Sagita

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar