Kamis, 10 Maret 2011

the aged secrets

Pasca WikiLeaks, Presiden Dikabarkan Tak Sehat
Jum'at, 11 Maret 2011 | 14:01 WIB



TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah pemberitaan dua koran Australia The Age dan Sidney Morning Herald yang mengutip bocoran WikiLeaks, kondisi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan kurang sehat. Hari ini, Jumat 11 Maret 2011, Presiden juga dikabarkan tidak mengikuti salat Jumat seperti biasanya yang digelar di Masjid Baitul Rahi, Komplek Istana Kepresidenan.

Meski begitu, Presiden pagi tadi sempat menerima delegasi Tun Musa Hitam, Utusan Khusus Perdana Menteri Malaysia dan Ketua World Islamic Economic Forum (WIEF) di Kantor Presiden. Presiden, bahkan terlihat berjalan dari Istana Negara menuju kantor Presiden dan berbincang dengan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.

Ditemui terpisah, Sudi Silalahi membenarkan kondisi Presiden. " Ya, Presiden kurang sehat," kata Sudi, Jumat (11/3).

Menurut Sudi, kesehatan Presiden sedang kurang baik. Apalagi, kegiatan Presiden selama beberapa pekan terakhir sangat padat dan tanpa istirahat sehingga mempengaruhi kesehatannya. "Kadang-kadang kita pahami bagaimana kegiatan enggak ada istirahatnya hanya kita abdikan untuk kemaslahatan bangsa dan negara," katanya.

Seperti diberitakan, berita utama kedua koran itu mengutip bocoran Wikileaks yang secara eksklusif menceritakan penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Yudhoyono.

Dalam berita itu, disebutkan Yudhoyono, menurut sumber-sumber diplomat Amerika Serikat di Indonesia pada Desember 2004 memerintahkan Hendarman Supandji, waktu itu Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus untuk menghentikan penyidikan kasus korupsi yang melibatkan Taufiq Kiemas, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat yang juga suami mantan presiden Megawati.

Berita juga menyebut keluarga Yudhoyono, khususnya Ibu Negara memanfaatkan posisi politiknya untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Menurut Sudi, Presiden terpukul dengan pemberitaan itu. Begitu membaca koran itu, Presiden, langsung mengurut dada. "Nauzubillah Min Dzalik, itu tidak kita lakukan, tapi itu dikatakan kita lakukan," kata Sudi mengutip perkataan Presiden.

Ibu Negara, Kristiani Herawati juga menangis mendengar kabar itu karena tidak ada secuil yang dituduhkan itu benar.

Sudi mengatakan Ibu negara secara transparan kegiatan itu dilakukan, mulai dari kegiatan pendidikan, sosial, penghijauan dan lingkungan hidup. "Itu yang dilakukan beliau dan transparan," ujarnya.


EKO ARI WIBOWO

AS Pastikan Informasi Soal SBY Masih Mentah
Headline
Oleh: MA Hailuki
Nasional - Jumat, 11 Maret 2011 | 15:06 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta tidak bisa memastikan keaslian kawat diplomatik tentang Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang dibocorkan Wikileaks sebagaimana pemberitaan media masa Australia, The Age.

"Kami tidak dapat berbicara tentang keaslian dokumen yang tersebar di media, tetapi kami dapat berbicara praktik penulisan kawat di komunitas diplomatik. Pada dasarnya, laporan lapangan ke Washington adalah apa adanya dan biasanya masih informasi mentah," terang pihak Kedubes dalam rilis yang diterima INILAH.COM, Jumat (11/3/2011).

Kedubes memastikan informasi kawat diplomatik tersebur masih sangat prematur dan belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dokumen-dokumen tersebut juga tidak bisa mewakili sikap resmi atau kebijakan pemerintah AS.

"Laporan tersebut masih prematur, dan umumnya belum lengkap dan yang belum dibuktikan kebenarannya. Laporan tersebut bukan ekspresi kebijakan, juga tidak selalu dijadikan keputusan kebijakan akhir. Dokumen-dokumen tersebut tidak bisa dilihat secara berdiri sendiri atau mewakili kebijakan AS."

Sebagaimana diberitakan, The Age memberitakan secara ekslusif telah menerima bocoran dari Wikileaks tentang kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Dalam kawat itu dikatakan bahwa Presiden SBY telah melakukan rekayasa hukum dan politik untuk melindungi para politisi korup.

"Kawat (diplomatik) itu mengatakan Dr Yudhoyono telah secara pribadi campur tangan untuk mempengaruhi jaksa dan hakim untuk melindungi tokoh politik korup dan tekanan lawannya, dengan menggunakan Badan Intelijen Indonesia (BIN) untuk memata-matai saingan politik, setidaknya pada seorang menteri senior di pemerintahannya sendiri," begitu tertulis dalam headline The Age edisi Jumat (11/3/2011). [mah]

Jumat, 11/03/2011 11:27 WIB
Istana: SBY Kaget & Sangat Takut Baca Artikel The Age
Rachmadin Ismail - detikNews



Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kaget dan sangat takut setelah membaca headline "Yudhoyono Abused Power" yang ditampilkan media Australia, The Age. SBY menyesalkan tidak validnya berita tersebut.

"Presiden sangat keget. Kita tidak tahu motif berita itu apa. Jadi yang disesalkan adalah ketidakvalidan data," kata Juru Bicara Presiden SBY Bidang Dalam Negeri, Julian Pasha, saat ditanya reaksi Presiden pertama kali saat membaca berita The Age itu.

Hal ini disampaikan Julian dalam jumpa pers di kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2011).

Menurut dia, Presiden SBY sangat kaget dan tidak menyangka. "Kami juga kesulitan karena tidak dilengkapi data. Banyak nama, bukan hanya Presiden SBY dan Ibu Negara yang disebutkan. Beliau kaget dan sangat takut apakah itu beritanya nemu di jalan atau bagaimana," papar Julian dengan mimik serius.

Dikatakan dia, Presiden SBY telah membaca berita yang 'menggempur' dirinya sejak semalam itu. "Semalam sudah baca berita yang dirilis dan diangkat. Pemberitaan yang menyebutkan Presiden SBY dan Ibu Ani tidak berdasarkan fakta," kata Julian.

Headline koran The Age pagi ini memuat judul "Yudhoyono Abused Power'. Di artikel tersebut, dibeberkan tentang penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden SBY. Tidak hanya itu, koran yang mengambil bahan berita dari kawat diplomatik Wikileaks itu, juga membeberkan dugaan korupsi penting SBY.

Pihak Istana membantah keras tudingan yang dimuat koran The Age yang menyatakan bahwa Presiden SBY telah menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Tudingan itu bahkan dianggap sebagai sampah.

(aan/asy)

Jumat, 11/03/2011 11:16 WIB
The Age: Tomy Winata Punya Koneksi ke Ibu Ani
Fitraya Ramadhanny - detikNews

The Age: Tomy Winata Punya Koneksi ke Ibu Ani


Melbourne - Bukan hanya Presiden SBY saja yang dituding harian The Age berhubungan khusus dengan pengusaha Tomy Winata. Bahkan The Age juga menyebutkan kalau Tomy punya koneksi dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Harian The Age edisi Jumat (11/3/2011) merilis berita utama 'Yudhoyono 'abused power'' dan artikel yang lebih mendalam 'Bambang Thank You Ma'am'. Mereka menuding Presiden SBY menyalahgunakan kekuasaanya.

Salah satunya adalah hubungan khusus keluarga SBY dengan pengusaha Tomy Winata, Bos Artha Graha. Kawat diplomatik Kedubes AS yang dibocorkan Wikileaks menyebutkan keluarga SBY menerima gelontoran dana dari Tomy Winata lewat perantara TB Silalahi.

Namun, Ibu Ani juga punya hubungan dengan Tomy. The Age menyebutkan Kedubes AS mendapatkan informasi ini melalui pejabat senior Badan Intelijen Negara (BIN) bernama Yahya Asagaf.

"Pejabat senior BIN juga mengatakan pada Kedubes AS, Tomy mencoba meningkatkan pengaruh dengan menggunakan seorang pembantu presiden sebagai channel ke Ibu Negara Kristiani Herawati," demikian tulisan The Age.

Lantas apa tanggapan Istana? Atas pemberitaan The Age, pihak Istana membantah keras tudingan yang dimuat koran The Age yang menyatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Tudingan itu bahkan dianggap sebagai sampah.

"Kita membantah keras artikel tersebut, bagi kita itu sampah karena tidak ada nilai kebenarannya," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, saat dihubungi detikcom, Jumat (11/3/2011).

(fay/nwk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar