Selasa, 25 Mei 2010

satu keanehan jaman posmo: SEJOLI

Sabtu, 29/05/2010 12:52 WIB
Remaja di Twitter Rindukan Pasangan Seperti Habibie
Gagah Wijoseno - detikNews
Jakarta - Cinta BJ Habibie dan almarhumah istrinya Hasri Ainun Habibie kembali ramai di situs mikro blogging twitter. Para pengguna twitter yang umumnya remaja banyak menuliskan kekaguman hubungan cinta kedua pasangan itu.

Pantauan detikcom, Sabtu (29/5/2010) nama Habibie kembali bertengger di daftar trending topic (TT). Daftar trending ini merupakan, tema yang paling banyak dibicarakan pengguna twitter yang mencapai puluhan juta di dunia.

Beragam komentar pujian mengalir dari remaja atau biasa dipanggil anak baru gede (ABG) kepada Habibie. Umumnya, para remaja putri ini ingin punya suami seperti sosok Habibie.

"Pengen punya suami yang kesetiaan-nya kayak Bapak BJ Habibie," tulis seorang berakun @khaennisa.

Kecintaaan Habibie yang akan menziarahi makam istrinya selama 40 hari juga jadi dasar kekaguman mereka. "Terharu liat Pak Habibie tiap hari menziarahi makam istrinya," tulis @Fitri_nurianti.

"Bapak BJ Habibie, setia banget. Kagum sama sosoknya," tulis @thataeve.

Sebelumnya, nama Habibie dan Ainun juga sempat jadi TT di twitter saat pemakaman pada Selasa lalu. Kisah cinta keduanya menjadi inspirasi banyak orang sehingga dibahas di twitter.

(ndr/ken)

Pengaruh Ainun di Kehidupan Habibie
Selasa, 25 Mei 2010 - 13:44 wib

Hen Hen - Okezone

Habibie saat mendampingi Ainun di rumah sakit. (Foto: dok Habibie Center)
JAKARTA - Mendiang mantan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie merupakan sosok yang berpengaruh di keluarga. Pengaruh ini sangat terasa, terutama ketika mendampingi suaminya saat menjabat sebagai Presiden dalam masa transisi orde baru ke orde reformasi.

Hal tersebut dituturkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jimly Asshiddiqie usai prosesi pemakaman Ainun di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/5/2010).

Saat kepemimpinan Habibie di masa reformasi, banyak sekali hal yang tidak mengenakkan bagi Habibie yang saat itu menjabat Presiden. Terutama ketika dia menghadiri Sidang Umum MPR untuk menyampaikan pertanggungjawabannya.

Pada saat itu, Jimly memaparkan, para anggota MPR sudah berdiri dari kursinya sambil berteriak-teriak. "Tentu saja, Pak Habibie pada saat itu harus tegar. Tapi perasaan dia sangat berkecamuk. Yang menenangkan dia, tentu Bu Ainun. Kalau tidak ada Bu Ainun tentu susah juga," ceritanya.

Saat itu, Jimly tetap mendampingi Habibie dan istri hingga pukul 01.00 WIB, untuk menunggu keputusan MPR menanggapi laporan pertanggungjawabab Presiden. "Begitu mendengar keputusan terakhir (MPR tolak LPJ Presiden), dia (Habibie) merasa terpukul. Di situ Bu Ainun, berfungsi sekali sebagai penenang. Sehingga Pak Habibie bisa menerima realita yang ada dan sebagai pemimpin dapat tabah," tuturnya.

Banyak sekali peranan Ainun dalam mendampingi, membantu, dan mendukung Habibie sukses dalam karirnya. Ainun juga memiliki kepribadian yang baik. "Lembut, tidak pernah marah, ngomongnya juga pelan halus, sehingga semua orang merasa senang saat di dekat dia," katanya.

"Beliau sangat berpengaruh dalam keluarga. Tapi beliau tak pernah mencampuri urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab suaminya," tambahnya.(hri)(mbs)
Selasa, 25/05/2010 18:42 WIB
Thareq Habibie: Papa Berikrar Tidak Akan Keluar RS Tanpa Mama
Lia Harahap - detikNews

Jakarta - Selama dua bulan menjalani perawatan di rumah sakit di Munich, Jerman, ibu Ainun Habibie selalu didampingi oleh suami tercinta BJ Habibie. Ternyata, Habibie melakukan itu atas ikrarnya pada almarhumah.

"Bapak itu punya janji, ada ikarar. Kata bapak, saya (Habibi) hanya akan keluar rumah sakit ini dengan mama (Ainun), dan itu sudah bapak katakan dari awal ibu masuk rumah sakit. Makanya saya setuju kalau mereka ini dua sejoli," kata putra bungsu Habibi,Thareq Kemal Habibie, di kediamannya Jl Patra Kuningan XIII No 3, Jakarta, Senin (25/5/2010).

Putra bungsu Habibie ini pun menceritakan kondisi ibunya yang terus menurun setiap menjalani operasi. Namun bagitu dia tidak merasa kecewa dengan pihak medik karena dianggap telah berusaha semaksimal mungkin.

"Jadi selama disana kondisi ibu terus menurun. Setiap habis operasi malah stuck. 5 minggu di rumah sakit ibu menjalani operasi sebanyak 12 kali, dimana 4 minggu awal ibu harus menjalani operasi sebanyak 2 kali sehari. Pada saat yang sama dokter bilang ibu harus direhabilitasi, bagaimana mungkin orang tua diusia 73 bisa direhabilitasi dengan kondisi lemah, dan tanpa jeda," kisahnya.

Dia mengatakan, banyaknya operasi yang dijalani sang ibunda akibat penyakit kangker yang diderita menyebar ke seluruh tubuh. "Fokusnya di perut, terus menyebar ke paru-paru, liver, empedu dan ususnya, belum lagi kalau selesai operasi ada yang infeksi, jaitan harus dibukan lagi," terangnya.

Dia menambahkan, saat suasana sangat sepi ketika menjelang perginya ibu Ainun. Dia pun sangat mengerti bagaimana rasa kehilangan sang ayah yang di matanya kedua orang tuanya selalu bersama dalam setiap kesempatan.

"Suasana saat itu sunyi,sepi, kita hanya bisa diam saat ibu menghembuskan nafas terakhir. Saat itu yang ada disamping ibu ada saya dan istri, Ilham dan istri serta bapak pastinya, dan kita membimbing ibu dalam sakaratul mautnya," katanya dengan mata berbinar-binar.

Saat ini di rumah duka sendiri mulai datang para peserta tahlilan, baik dari keluarga maupun tetangga. Tahlilan ini direncanakan akan terus dilakukan hingga 40 hari kedepan.

(lia/Rez)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar