Merdeka.com - Jika Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memiliki
hasil hitung cepat (quick count) yang tidak jauh berbeda dengan Komisi
Pemilihan Umum (KPU), maka sebaliknya dengan quick count yang dimiliki
Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). Lembaga
yang dipimpin Husin Yazid ini justru memenangkan pasangan Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa dengan selisih yang sangat jauh.
Hasil tersebut sempat menimbulkan polemik di masyarakat, sebab hitung cepat yang mereka terbitkan berbanding terbalik dengan quick count dari 8 lembaga survei lainnya. Akibatnya, Puskaptis pun dikeluarkan dari keanggotaan mereka di Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).
Dalam hitung cepat Puskaptis, Prabowo-Hatta mendapatkan 52,03% suara dan Jokowi-Jusuf Kalla meraih 47,97% suara. Sedangkan hasil resmi yang ditetapkan KPU, Prabowo-Hatta memperoleh 46,85 persen, sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla mendapat 54,95 persen.
Seperti diketahui, KPU telah menetapkan hasil rekapitulasi nasional sekaligus menetapkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Pasangan ini mendapat 46,85 persen, sedangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya memperoleh 5 suara.
Rekapitulasi KPU tingkat provinsi telah digelar selama dua hari. Dengan hasil itu, Jokowi akan menjadi presiden RI ke-7 dan akan dilantik pada 20 Oktober mendatang.
Berikut lembaga survei dengan hasil hitung cepat yang paling meleset jauh:
1. Puskaptis: Prabowo-Hatta 52,03%, Jokowi-Jusuf kalla 47.97%;
2. IRC: Prabowo-Hatta 51,11%, Jokowi 48,89%.
3. JSI: Prabowo-Hatta 50,16%, Jokowi-JK 49,84%; dan,
4. LSN: Prabowo-Hatta 50,56%, Jokowi 49,44%.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil hitung cepat Pusat
Kajian dan Pengembangan Strategis (Puskaptis) menyatakan Prabowo meraup
52,05
persen sehingga mengalahkan Jokowi yang memperoleh 47,95 persen. Hasil tersebut sempat menimbulkan polemik di masyarakat, sebab hitung cepat yang mereka terbitkan berbanding terbalik dengan quick count dari 8 lembaga survei lainnya. Akibatnya, Puskaptis pun dikeluarkan dari keanggotaan mereka di Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).
Dalam hitung cepat Puskaptis, Prabowo-Hatta mendapatkan 52,03% suara dan Jokowi-Jusuf Kalla meraih 47,97% suara. Sedangkan hasil resmi yang ditetapkan KPU, Prabowo-Hatta memperoleh 46,85 persen, sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla mendapat 54,95 persen.
Seperti diketahui, KPU telah menetapkan hasil rekapitulasi nasional sekaligus menetapkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Pasangan ini mendapat 46,85 persen, sedangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya memperoleh 5 suara.
Rekapitulasi KPU tingkat provinsi telah digelar selama dua hari. Dengan hasil itu, Jokowi akan menjadi presiden RI ke-7 dan akan dilantik pada 20 Oktober mendatang.
Berikut lembaga survei dengan hasil hitung cepat yang paling meleset jauh:
1. Puskaptis: Prabowo-Hatta 52,03%, Jokowi-Jusuf kalla 47.97%;
2. IRC: Prabowo-Hatta 51,11%, Jokowi 48,89%.
3. JSI: Prabowo-Hatta 50,16%, Jokowi-JK 49,84%; dan,
4. LSN: Prabowo-Hatta 50,56%, Jokowi 49,44%.
[did]
Hasil itu bertolak belakang dari hasil hitung cepat lembaga-lembaga survei yang mengambil data dari 2.000 sampai 4.000 tempat pemungutan suara (TPS).
Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi) menyatakan, perbedaan hasil quick count atau hitung cepat dalam Pilpres 2014 bisa saja dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk merusak proses demokrasi pilpres.
Menurut Persepi, apabila mengikuti metode pengumpulan data yang melandaskan diri pada kaidah metodologis yang benar, maka hasil hitung cepat dari berbagai lembaga penelitian menghasilkan perhitungan yang kurang lebih sama.
Namun, karena adanya perbedaan signifikan dari sejumlah lembaga survei pada hasil hitung cepat pada Pilpres 2014 kali ini, Persepi akan mememinta pertanggungjawaban dan akan melakukan audit menyeluruh terhadap lembaga survei yang berada di bawah Persepi, dalam hal ini Peskaptis.
"Penilaian kami lebih konsen pada, bagaimana metodologinya, apa prosesnya sudah benar. Tentu soal lain, apakah ada keterkaitan dengan pihak stasiun televisi tersebut," kata anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk, di Jakarta, Rabu (9/7/2014).
Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yazid, santai saja menanggapi permintaan tanggung jawab dan rencana audit tersebut. Malah, ia menantang pelaksanaan audit.
"Nggak apa-apa diaudit, kami akan buktikan lembaga mana yang benar dan paling jujur dan lembaga mana yang tidak benar dan tidak jujur," ujar Husin di Jakarta, Rabu (9/7/2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar