Minggu, 08 Agustus 2010

kekerasan agamais

Minggu, 08/08/2010 18:37 WIB
Insiden Penyerangan Jemaat HKBP
Setara Institute Desak Polisi Bertindak Tegas Hentikan Kekerasan
Irwan Nugroho - detikNews
Jakarta - Setara Institute menyesalkan terjadinya aksi penyerangan kepada jemaat HKBP di Pondok Timur, Bekasi, Jawa Barat, pagi tadi. Polisi diminta bertindak tegas dalam menghentikan aksi kekerasan tersebut.

"Polri harus menghentikan aksi anarkis massa dan memberikan perlindungan penuh pada setiap kegiatan ibadah," kata Manajer Program Setara, Ismail Hasani, dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (8/8/2010).

Menurut Ismail, saat terjadi pengejaran dan pemukulan terhadap jemaat HKBP, polisi tidak memberikan perlindungan yang memadai. Dengan jumlah 100-an aparat di bawah komando Kapolresta Bekasi, semestinya polisi mampu menghalau serangan massa yang berjumlah sekitar 150-an orang.

"Tidak ada alasan bahwa aparat tidak mencukupi dalam peristiwa ini. Yang jelas pendeta dan sekitar 11 jemaat mendapati serangan dalam bentuk pemukulan dan pengejaran dari warga," katanya.

Ismail mengaku heran bagaimana mungkin penyelenggara negara tunduk pada penghakiman massa kecil yang anarkis dan membiarkan warga negara tidak bisa melakukan ibadah. Hukum harus bekerja dan memaksa setiap orang yang melakukan kekerasan ditindak sehingga menimbulkan efek jera.

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas serangan dalam kelompok massa yang telah berulang kali melakukan kekerasan di Bekasi," imbaunya.
(irw/fay)
FPI Bantah Serang Jemaat HKBP Bekasi
Selama Ramadhan tidak ada instruksi dari pusat ke daerah-daerah untuk melakukan aksi.
MINGGU, 8 AGUSTUS 2010, 13:01 WIB Amril Amarullah

FPI melakukan konvoi dengan kendaraan bermotor. (www.fpi.or.id)
BERITA TERKAIT
Kehadiran Fauzi Bowo di Milad FPI Disesalkan
FPI: Tuntaskan Century, Bubarkan Ahmadiyah
Rizieq: Tak Ada Sweeping FPI Selama Ramadan
Rizieq: FPI Bukan Musuh Polisi dan Pemerintah
Foke: FPI Tak Perlu Razia Tempat Hiburan
VIVAnews - Front Pembela Islam (FPI) menyatakan dengan tegas, aksi penyerangan terhadap jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Indah Timur, di Kampung Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, bukan dilakukan anggotanya.
Menurut Habib Noval, yang benar adalah penyerangan dilakukan oleh warga, bukan FPI. "Tidak ada dari FPI. Tidak benar kabar tersebut. Itu masyarakat biasa," ujar Habib Noval, Sekretaris FPI Jakarta kepada VIVAnews, Minggu 8 Agustus 2010.

Apalagi, menurutnya, selama Ramadan, tidak ada instruksi dari pusat ke daerah-daerah untuk melakukan aksi baik itu penggerebekan, penyerangan atau aksi lainnya. FPI, lanjut Noval, berusaha mengikuti instruksi pemerintah dan tidak akan melakukan razia apapun.

"Selama Ramadan saya tegaskan, termasuk hari ini atas nama FPI seluruh Indonesia tidak akan turun, dan mengikuti instruksi pemerintah," tuturnya. Jadi, lanjut dia, kalau ada kabar yang mengatakan bahwa aksi di Bekasi dilakukan oleh FPI adalah berita bohong.

Sementara Rumadi, peneliti dari Wahid Institute menerima laporan bahwa para jemaat HKBP ini didatangi oleh sekelompok orang saat menjalankan ibadah pagi ini, tetapi sempat dihalau oleh polisi.

"Hari ini, mereka diintimidasi kembali," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, Minggu, 8 Agustus 2010. Rumadi bersama rekan-rekan yang aktif di kebebasan beragama mengaku terus memantau perkembangan kasus ini.

Menurut Rumadi, sesungguhnya intimidasi kegiatan beragama sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Ketika itu, jemaat HKBP yang berjumlah sekitar 100 orang melaksanakan kegiatan ibadah di Pondok Indah Timur di Bekasi. Kemudian, karena tidak nyaman, mereka membeli tanah dan pindah menjalankan ibadah di lokasi tersebut. (hs)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar